SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI PERILAKU KEKERASAN DI PUSKESMAS NANGGALO PADANG OLEH : Kelompok D Ivanny Leoni Elsa Nowesti Hayatunnupus Haqiqi Dhira Andriani Dwi Puji Setia Ningsih Sarah Nikita Nepu Dini Nasrilla Desi Oktavia Rini Refi Iqbal 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA
YANG MENGALAMI PERILAKU KEKERASAN
DI PUSKESMAS NANGGALO PADANG
OLEH :
Kelompok D
Ivanny Leoni
Elsa Nowesti
Hayatunnupus Haqiqi
Dhira Andriani
Dwi Puji Setia Ningsih
Sarah Nikita Nepu
Dini Nasrilla
Desi Oktavia Rini
Refi Iqbal
PRAKTEK D III KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
MEI 2015
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang
Mengalami Perilaku Kekerasan
Hari/Tangal : Kamis, 21 Mei 2015
Pukul : 08.00-08.30 WIB
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Nanggalo Padang
Tempat : Ruang Pelayanan Puskesmas Nanggalo Padang
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada
fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses
Association) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku
manusia sebagai ilmunya dan menggunakan diri yang bermanfaat sebagai
kiatnya (Stuart & Sundeen, 1995).
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa
merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin
tidak dapat dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang
memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian
masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala
yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat
menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk
berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Keliat, 2005).
Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada
beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya saja kualitas
sumber daya manusia dalam mengawasi emosional. Lalu aspek sosial yakni
kejadian di lingkungan yang berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan
2
kekerasan dan merasa tidak nyaman, selain itu juga aspek gangguan jiwa itu
sendiri.
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998),
perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri
sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah
tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak
bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari
gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk,
2008).
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan
seseorang stress berat membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol
kesadaran diri, misalnya: memaki-maki orang di sekitarnya, membanting–
banting barang, menciderai diri sendiri dan orang lain, bahkan membakar
rumah, mobil dan sepeda motor.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke
rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai
bentakan dan “pengawalan” oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak
alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling
banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh
keluarga belum memadai sehingga selama perawatan klien seyogyanya
sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
(manajemen perilaku kekerasan).
Pada studi terbaru WHO di 14 negara menunjukaan bahwa pada
negara-negara berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa tergolong
parah dan tidak dapat pengobatan apapun. Dari 150 juta populasi orang
dewasa Indonesia, berdasarkan data Depertemen Kesehatan (Depkes), ada
1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4% dari
jumlah tersebut terlambat berobat. Tanda-tanda perilaku kekerasan yang
3
ditemukan pada klien diantaranya rasa khawatir pada diri sendiri, menarik diri
dari realitas serta gangguan berhubungan yang disebabkan oleh perasaan
tidak berharga.
Sedangkan kunjungan pukesmas tahun 2012 sebanyak 1.434.894
kunjungan, terdiri dari 313.480 kunjungan baru dan 1.121.414 kunjungan
lama, sementara yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 8.914 kunjungan,
artinya 0.006% dari total kunjungan adalah dengan gangguan kejiwaan.
Kunjungan pasien jiwa tahun 2014 sebanyak 726, jumlah pasien jiwa
sebanyak 77 orang terdiri dari : skizofenia, depresi, GAB, neuro,
retradasimental, kesehatan anak, epilepsi.
Oleh karena itu dalam praktek Keperawatan Jiwa I, kami akan
melakukan penyuluhan mengenai asuhan keperawatan pada pasien perilaku
kekerasan di Puskesmas Nanggalo Padang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien, keluarga, dan
masyarakat dapat memahami informasi yang diberikan dalam penyuluhan dan
dapat berguna dalam kehidupan sehari hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat dan keluarga
mampu:
a. Menyebutkan pengertian perilaku kekerasan
b. Menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan
c. Menyebutkan penyebab terjadinya perilaku kekerasan
d. Menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan
e. Menyebutkan cara mengatasi perilaku kekerasan
f. Menyebutkan cara mencegah perilaku kekerasan
g. Menyebutkan peran keluarga dalam penanganan perilaku kekerasan
4
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Yang Mengalami
Prilaku Kekerasan
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Nanggalo Padang.
Target : Keluarga / masyarakat yang mempunyai anggota keluarga
dengan perilaku kekerasan yang berkunjung ke
Puskesmas Nanggalo Padang, sekitar 10 orang
3. Metode
a)Ceramah
b)Tanya jawab / diskusi
4.Media dan alat
a) LCD
b) Laptop
c) Power Point
d) Leaflet
e) Microphone
f) Wireless
5.Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Kamis / 21 Mei 2015
Waktu : 08.00 WIB s.d 08.30 WIB
Tempat : Ruang Pelayanan
6.Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Dini Nasrilla
2. Moderator : Ivanny Leoni
3. Presenter : Hayatunnupus Haqiqi
4. Observer : Elsa Nowesti
5. Fasilitator : - Dhira Andriani
- Refi Iqbal
- Sarah Nikita Nepu
5
- Dwi Puji Setia Ningsih
- Desi Oktavia Rini
7. Tugas Pengorganisasian
1) Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2) Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
c. Menjelaskan tujuan dan topik
d. Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
f. Mengarahkan alur diskusi
g. Memimpin jalannya diskusi
3) Presenter
a. Menyampaikan materi
b. Bersama leader bekerja sama dalam kelancaran acara
c. Membuat materi penyuluhan
4) Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta
c. Membuat absensi
d. Memfasilitasi kegiatan
e. Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan
5) Observer
a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Menilai dan mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta
c. Membuat laporan penyuluhan
6
6. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator : Pembimbing
: Media : Observer
: Presenter : Fasilitator
: Peserta
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Audience
1. 5 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menetapkan waktu
5. Menetapkan bahasa
6. Mempersilahkan
presenter menyampaikan
penyuluhan
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
dan mendengarkan
dengan baik
7
2 15 menit Menyampaikan
Materi
1. Menggali pengetahuan
audience tentang
pengertian perilaku
kekerasan
2. Memberi reinforcement
positif
3. Menjelaskan pengertian
perilaku kekerasan
4. Menggali pengetahuan
audience tentang tanda
dan gejala perilaku
kekerasan
5. Memberi reinforcement
positif
6. Menjelaskan tentang
tanda dan gejala perilaku
kekerasan
7. Menggali pengetahuan
audience tentang
penyebab prilaku
kekerasan
8. Memberi reinforcement
positif
9. Menjelaskan penyebab
prilaku kekerasan
10. Menggali pengetahuan
audience tentang akibat
dari prilaku kekerasan
11. Memberi reinforcement
12. Menjelaskan tentang
akibat dari prilaku
1. Memperhatikan
dan mendengarkan
dengan baik
2. Memberikan
umpan balik
3. Mengemukakan
pendapat
8
kekerasan
13. Menggali pengetahuan
audience tentang cara
mengatasi prilaku
kekerasan
14. Memberi reinforcement
positif
15. Menjelaskan tentang
cara mengatasi perilaku
kekerasan
16. Menggali pengetahuan
audience tentang cara
mencegah perilaku
kekerasan
17. Memberi reinforcement
positif
18. Menjelaskan tentang
cara mencegah perilaku
kekerasan
19. Menggali pengetahuan
audience tentang hal – hal
yang dapat di lakukan
keluarga ketika terjadi
prilaku kekerasan
20. Mememberi
reinforcement positif
21. Menjelaskan tentang hal
– hal yang dapat di
lakukan keluarga ketika
terjadi prilaku kekerasan
22. Menggali pengetahuan
9
audience tentang peran
keluarga dalam
penanganan prilaku
kekerasan
23. Memberi reinforcement
poditif
24. Menjelaskan tentang
peran keluarga dalam
penanganan prilaku
kekerasan
3. 5 menit Tanya jawab 1. Mempersilahkan peserta
bertanya
2. Menjawab pertanyaan
Memberikan
pertanyaan
4 5 menit Penutup 1. Menyimpulkan materi
penyuluhan bersama
audience
2. Menutup penyuluhan
3. Salam penutup
Ikut serta dalam
menyimpulkan
E. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Diharapkan jumlah peserta yang hadir sesuai dengan perencanaan (10
peserta)
2. Diharapkan waktu dan tempat sesuai perencanaan
3. Diharapkan tugas dan peran mahasiswa sesuai perencanaan
4. Diharapkan media dan alat penyuluhan sesuai rencana
b. Evaluasi proses
1. Diharapkan moderator dapat membuka dan menutup acara dengan baik
2. Diharapkan presenter dapat menguasai materi dengan baik
3. Diharapkan fasilitator berperan aktif dalam berjalan nya penyuluhan
10
4. Diharapkan peserta berperan aktif selama kegiatan
5. Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
6. Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi hasil
Diharapkan 80% peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian perilaku kekerasan dengan bahasanya sendiri
dengan benar.
2. Menyebutkan tanda dan gejala dengan bahasanya sendiri dengan benar.
3. Menyebutkan bagaimana penyebab perilaku kekerasan dengan
bahasanya sendiri dengan benar.
4. Menjelaskan cara mengatasi dan perawatan dengan bahasanya sendiri
dengan benar.
11
F. Penutup
a. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk
melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998),
perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri,
peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah
tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak
bermoral).
b. Saran
Diharapkan setelah melakukan penyulahan keluarga mampu membina