SATUAN ACARA PENYULUHANMANAGEMENT STRESS DAN PROGRAM PERAWATAN
KESEHATAN DI RUMAH UNTUK PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUTPokok
bahasan: Infark Miokard AkutSub pokok bahasan: Management Stress
dan Program Perawatan Kesehatan di
Rumah untuk Pasien dengan Infark Miokard AkutHari/Tanggal
: Senin, 17 januari 2014Waktu
: 45 menitPenyuluh
: Mahasiswa PSIK Semester IV Fakultas Kedokteran Universitas
UdayanaTempat: Ruang Cempaka RSUD Bangli
A. LATAR BELAKANGInfark miokard akut (IMA) adalah salah satu
penyakit jantung koroner yang menjadi masalah kesehatan di
Indonesia pada dekade akhir-akhir ini. Menurut WHO, pada tahun
2002, 12,6% kematian di dunia disebabkan oleh IMA. Penyakit ini
menduduki urutan ketiga penyebab kematian di negara berkembang
(WHO, 2004). Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30%,
dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai
rumah sakit. Walaupun laju mortalitas menurun sebesar 30% dalam dua
dekade terakhir, sekitar 1 di antara 2 pasien yang tetap hidup pada
perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA (Idrus
Alwi, 2006).
IMA disebabkan oleh nekrosis iskemik pada miokard akibat
sumbatan akut pada arteri koroner (Davey, 2005). Predisposisi
penyakit ini antara lain: usia tua, jenis kelamin di mana pria
lebih cenderung terkena penyakit ini, hiperkolestrolemia, diabetes,
hipertensi, dan obesitas (WHO, 2004). Diagnosis IMA ditegakkan bila
terdapat dua dari tiga kriteria gejala IMA yaitu, nyeri dada lebih
dari 30 menit yang mengarah kepada IMA, perubahan EKG, serta
parameter biokimiawi seperti enzim AST, LDH, CK dan CK-MB. Pada
kriteria IMA berdasarkan gejala klinik merupakan dasar diagnosis
yang sangat penting, namun berdasarkan data statistik, gejala
klinik IMA sering tidak spesifik, yaitu kurang lebih terdapat pada
sepertiga jumlah penderita IMA, terutama pada penderita diabetes
dan lansia. Gejala iskemik pada penderita diabetes dan lansia tidak
khas. Kriteria kedua, yaitu IMA dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran EKG, dimana terdapat gelombang QRS yang abnormal dan ada
tidaknya ST elevasi. Pemerikasaan EKG untuk mendiagnosa IMA
mempunyai sensitivitas yang rendah, yaitu hanya 50 %. Kriteria
ketiga untuk menegakkan diagnosa IMA berdasarkan adanya peningkatan
penanda biokimia, biasanya peningkatan CK dan CK-MB, namun
spesifisitasnya juga terbatas (Elias Tarigan, 2003).
B. TUJUAN
1) Tujuan UmumSetelah diberikan penyuluhan, sasaran diharapkan
mampu mengetahui dan memahami tentang penyakit infark miokard akut,
mengetahui cara untuk memanajemen stress, serta mengetahui program
perawatan kesehatan di rumah.2) Tujuan Khusus Setelah diberikan
penyuluhan selama 45 menit, sasaran diharapkan mampu :
a) Mengetahui pengertian infark miokard akutb) Mengetahui
penyebab terjadinya infark miokard akutc) Mengetahiu gejala-gejala
infark miokard akut d) Mengetahui cara untuk memanajemn stress yang
dialaminyae) Mengetahui program perawatan kesehatan di rumah untuk
pasien dengan infark miokard akutC. SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien infark miokard akut
dan keluarga pasien yang menunggui di ruang Cempaka RSUD
Bangli.
D. GARIS BESAR MATERI
1. Pengertian infark miokard akut2. Factor penyebab terjadinya
infark miokard akut3. Tanda dan gejala dari infark miokard akut4.
Management stress pada penderita infark miokard akut
5. Program Perawatan Kesehatan di Rumah untuk Pasien dengan
Infark MiokardE. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Acara
NoKegiatan PenyuluhKegiatan AudienWaktu
1Pembukaan :
1. Menyampaikan salam
2. Menjelaskan tujuan
3. Apersepsi (menanyakan)1. Membalas salam
2. Mendengarkan dengan aktif
3. Mendengarkan dan memberi respon5 menit
2Pelaksanaan :1. Pengertian infark miokard akut
2. Factor penyebab terjadinya infark miokard akut
3. Tanda dan gejala dari infark miokard akut
4. Management stress pada penderita infark miokard akut
5. Program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan
infark miokard
1. Mendengarkan, memperhatikan
2. Menanyakan hal-hal yang belum jelas25 menit
31. Evaluasi2. Memberikan kesempatan kepada audiens untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
penyuluhMengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh penyuluh10 menit
4Terminasi :1. Menyimpulkan hasil penyuluhan2. Memberi salam1.
Aktif bersama dalam menyimpulkan
2. Membalas salam5 menit
TOTAL WAKTU45 menit
2. Setting Tempat DENAH TEMPAT
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawabG. MEDIA
1. Leafleat
H. PENGORGANISASIAN
1. Penyaji
: Ni Made Ari Laksminingsih2. Moderator: Ni Made Marchanti
Dewinda
3. Observer
: I Wayan Sudiartawan
4. Fasilitator: Ni Wayan Sarah Sarswati
I Putu Edi Darmawan
I Putu Angga Darmawan
I Gede Bagus Satria Waskita
Ni Made Angga Agustini
I Gusti Ayu Diah Restiana Putri
Ni Nengah Vera Sekarendra
Rincian tugas1) Moderator :
a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan di berikane) Memimpin jalannya
penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f) Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi
materi
h) Mengatur waktu penyuluhan
2) Penyajia) Menggali pengetahuan pasien tentang pengertian
infark miokard akutb) Menjelaskan materi mengenai management stress
dan program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark
miokard
c) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
3) Fasilitator
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhanb)
Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan dimulaic) Memotivasi
keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan, seprti
mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan
bertanyad) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
e) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4) Observer
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktura. Persiapan MediaMedia yang digunakan dalam
penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan,
yaitu: leflat
b. Persiapan MateriMateri disiapkan dalam bentuk makalah dan
dibuat leaflat dengan ringkas, menarik, lengkap, dan mudah
dimengerti oleh sasaran penyuluhan.
c. Persiapan PesertaPenyuluhan pengenai management stress dan
program perawatan kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark
miokard akut diberikan kepada pasien infark miokard akut dan
keluarga pasien yang menunggui di ruang Cempaka RSUD Bangli.
Peserta telah diinformasikan sebelumnya akan diadakan penyuluhan.2.
Evaluasi Prosesa. Proses penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
dan peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang
diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 60% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.3.
Evaluasi Hasila. Evaluasi StrukturPengorganisasian dari penyajib.
Evaluasi ProsesPeserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan
antusias
c. Evaluasi HasilPeserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang
telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam
bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa
pertanyaan yang akan diberikan:1) Apa pengertian dari infark
miokard akut?
2) Sebutkan factor penyebab terjadinya infark miokard akut?
3) Sebutkan tanda dan gejala dari infark miokard akut?
4) Sebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memanajemen
sress yang dialaminya?5) Sebutkan dan jelaskan program perawatan
kesehatan di rumah untuk pasien dengan infark miokard?J.
MATERITerlampir
DAFTAR PUSTAKASchafer, Walt. 2000. Stress Management For
Wellness: Fourth Edition. United States of
America: Wadsworth.Solichatun, Yulia. 2011. Stres dan Strategi
Coping Pada Anak Didik di Lembaga
Pemasyarakatan Anak. Jurnal Psikologi Islam, (Online), Vol.8
No.1 Tahun 2011,
(http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/psiko/article/view/1544),
diakses 25 November
2012.Tanti, Rias. 2007. Stress dan Kehidupan Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, (Online), Vol. 1 No.
2, Oktober 2007,Taylor, Shelley. 2003. Health Psychology:
International Edition. New York: McGrawHill.Lazarus, R.S., &
Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. New York:
Springer.LAMPIRAN MATERI1. PENGERTIAN IMAInfark miokardium mengacu
pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner
& Sudarth, 2002). Infark miokard akut dikenal juga dengan suatu
serangan jantung (heart attack), merupakan keadaan nekrosis atau
matinya otot jantung akibat sumbatan berupa bekuan darah pada
arteri coronaria (Kulick Daniel dan Lee Dennis, 2010). Sumbatan
pada arteri koronaria mengganggu aliran darah dan oksigen ke otot
jantung sehingga menyebabkan injuri pada otot jantung. Jika aliran
darah ke otot jantung tidak lancar dalam 20 sampai 40 menit, akan
terjadi kematian jantung ireversibel. Selanjutnya otot jantung akan
mati dalam enam sampai delapan jam yang menyebabkan serangan
jantung (heart attack).2. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA IMATerjadinya
Infark miokard akut biasanya dikarenakan aterosklerosis pembuluh
darah koroner. Nekrosis miokard akut terjadi akibat penyumbatan
total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak
aterosklerosis yang tidak stabil. Ini semua juga sering mengikuti
ruptur plak pada arteri koroner dengan stenosis ringan. Penurunan
aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragic.
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard
merupakan dasar dari terjadinya proses iskemik tersebut. Pada
kondisi yang jarang, IMA dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri
koroner yang disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas
congenital, spasme koroner, dan berbagai penyakit inflamasi
sistemik.Etiologi terjadinya infark miokard akut menurut Kasuari
(2002), yaitu :1) Berkurangnya aliran oksigen ke miokard yang
disebabkan oleh 3 faktor, yaitu:a) Faktor Pembuluh Darah
Aterosklerosis Spasme
Arthritis
b) Faktor Sirkulasi
Hipotensi
Stenosis aorta
Insufisiensi
c) Faktor darah
Anemia
Hipoksemia
Polisitemia
2) Curah jantung yang meningkat
a) Aktivitas yang berlebihan
b) Makan terlalu banyak
c) Emosi
d) Hipertiroidisme
3) Kebutuhan oksigen miokard meningkat, pada kondisi:a)
Kerusakan miokard
b) Hipertropi miokard
c) Hipertensi diastolik3. TANDA DAN GEJALA IMAKeluhan yang khas
adalah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,
ditusuk, panas atau ditindih barang berat. Nyeri dapat menjalar ke
lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan
epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris dan
tak responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang, terutama pada
pasien diabetes dan orang tua, tidak ditemukan nyeri sama sekali.
Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing, keringat
dingin, berdebar-debar atau sinkope. Pasien sering tampak
ketakutan.
Kelainan pada pemeriksaan fisik tidak ada yang spesifik dan
dapat normal. Dapat ditemui bunyi jantung S2 yang pecah, paradoksal
dan irama gallop. Adanya krepitasi basal menunjukkan adanya
bendungan paru-paru. Takikardia, kulit yang pucat, dingin dan
hipotensi ditemukan pada kasus yang relatif lebih berat,
kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak atau berada
di dinding dada pada IMA inferior. Pada EKG ditemukan adanya
elevasi segmen ST4. MANAGEMENT STRESS PADA PENDERITA IMAManajemen
stress adalah suatu program untuk melakukan pengontrolan atau
pengaturan stres dimana bertujuan untuk mengenal penyebab stress
dan mengetahui teknik-teknik mengelola stres, sehingga orang lebih
baik dalam menguasai stress dalam kehidupan daripada dihimpit oleh
stress itu sendiri (Schafer, 2000: 18). Manajemen stres lebih
daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya
secara adaptif dan efektif (Margiati, 1999: 76). Manajemen stres
menurut Taylor (2003) meliputi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap pertama: partisipan mempelajari apakah stres itu dan
bagaimana mengidentifikasi stresor dalam kehidupan mereka
sendiri.
b. Tahap kedua: mereka memperoleh dan mempraktekan ketrampilan
untuk mengatasi (koping) stres.
c. Tahap terakhir: partisipan mempraktekkan teknik manajemen
stres mereka yang ditargetkan situasi penuh stres mereka dan
memonitor efektivitas teknik itu.
Dalam melakukan manajemen stres terdapat beberapa cara yang
digunakan untuk dapat mengelola stres. Berikut ini adalah beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stress, yaitu:a. Strategi
Fisik
Cara yang paling cepat untuk mengatasi tekanan fisiologis dari
stres adalah dengan menenangkan diri dan mengurangi rangsangan
fisik tubuh melalui meditasi atau relaksasi. Menurut Scheufele,
relaksasi progresif adalah belajar untuk secara bergantian menekan
dan membuat otot-otot menjadi santai, juga menurunkan tekanan darah
dan hormon stres (Wade dan Tavris, 2007: 302).
b) Strategi Emosional
Merupakan suatu strategi yang berfokus pada emosi yang muncul
akibat masalah yang dihadapi, baik marah, cemas, atau duka cita.
Beberapa waktu setelah bencana atau tragedi adalah hal yang wajar
bagi individu yang mengalaminya untuk merasakan emosi-emosi
tersebut. Pada tahap ini, orang sering kali butuh untuk
membicarakan kejadian tersebut secara terus-menerus agar dapat
menerima, memahami, dan memutuskan akan melakukan hal apa setelah
kejadian tersebut selesai. Emotion focused coping adalah sebuah
strategi koping stres yang lebih menekankan pada usaha untuk
menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah
atau tekanan, dan mengalihkan perhatian dari masalah (Tanti,
2007).
c) Strategi Kognitif
Dalam strategi kognitif yang dapat dilakukan adalah menilai
kembali suatu masalah dengan positif (positive reappraisal
problem). Strategi positive reappraisal yaitu merupakan usaha
kognitif untuk menganalisa dan merestrukturisasi masalah dalam
sebuah cara yang positif sambil terus melakukan penerimaan terhadap
realitas situasi (Solichatun, 2011).
Menurut Lazarus dan Folkman (1984) mengatakan bahwa appraisal
merupakan reaksi terhadap stres yang sangat tergantung pada
bagaimana individu itu menafsirkan atau menilai (secara sadar atau
tidak sadar) arti dari peristiwa yang mengancam atau menantang
dirinya. Masalah dapat diubah menjadi tantangan dan kehilangan
dapat diubah menjadi keuntungan yang tidak terduga.
Selain itu teknik lain yang dapat digunakan untuk mengubah
kognitif adalah dengan afirmasi positif. Afirmasi adalah cara yang
paling mudah dan sederhana untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar
seseorang. Afirmasi adalah sejumlah kalimat yang positif disusun
baik itu hanya sebatas pikiran, atau dituangkan kedalam tulisan,
diucapkan dengan cara berulang-ulang. Afirmasi ini berupa
pernyataan pendek dan sederhana yang disampaikan terus menerus dan
berulang-ulang kepada diri sendiri. Pada saat melakukan afirmasi,
sesungguhnya seseorang sedang mempengaruhi keadaan pikiran bawah
sadar. Afirmasi harus bersifat positif dan diwujudkan dengan
kata-kata yang singkat.
d) Strategi Sosial
Dalam strategi sosial seorang individu untuk menurunkan stres
dapat melakukan hal berikut ini, seperti mencari kelompok dukungan.
Kelompok dukugan (support group) terutama sangat membantu, karena
semua orang dalam kelompok pernah mengalami hal yang sama dan
memahami apa yang dirasakan. Kelompok dukungan dapat memperlihatkan
kepedulian dan kasih sayang. Mereka dapat membantu seseorang
menilai suatu masalah dan merencanakan hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya. Mereka merupakan sumber kelekatan dan hubungan
yang dibutuhkan oleh setiap orang sepanjang hidup. Memiliki teman
adalah hal yang menyenangkan dan hal ini bahkan dapat meningkatkan
kesehatan seseorang.5. PROGRAM PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH UNTUK
PASIEN DENGAN INFARK MIOKARDa. Penyesuaian kegiatan selama masa
penyembuahn sampai benar-benar sembuh.
1) Masa penyembuhan penyakit jantung berbeda-beda, biasanya 6
sampai 8 minggu.
2) Infark miokardium biasanya memerlukan berbagai penyesuaian
gaya hidup, adaptasi terhadap serangan jantung merupakan proses
yang terus berlangsung. Adapun penyesuaian gaya hidup yang perlu
dilakukan adalah :
a) Menghindari aktivitas yang menyebabkan nyeri dada, dispneu,
atau kelelahan yang luar biasa
b) Menghindari panas dan dingin yang berlebihan dan berjalan
melawan angin
c) Menurunkan berat badan bila perlu
d) Berhenti merokok
e) Aktivitas harus diselingi dengan istirahat yang cukup.
Kelelahan yang ringan itu normal dan biasa dijumpai pada masa
penyembuhan
f) Menggunakan kekuatan diri untuk melakukan kompensasi terhadap
keterbatasan
g) Mengembangkan pola makan yang teratur
Menghindari makan besar dan makan tergesa-gesa
Membatasi minuman yang mengandung kafein, karena kafein dapat
mempengaruhi jantung, irama, dan tekanan darah
Mematuhi diit yang dianjurkan, menyesuaikan kalori, lemak dan
natrium sesuai yang dianjurkan
h) Berusaha mematuhi aturan pengobatan, khususnya dalam hal
minum obat
i) Melakukan aktivitas yang dapat membebaskan dari tekanan
b. Pasien menjalani program yang teratur dalam meningkatkan
aktivitas dan latihan untuk rehabilitasi jangka panjang
1) Melakukan penyesuaian fisik dengan peningkatan bertahap
tingkat aktivitas sesuai peraturan
a) Berjalan-jalan setiap hari, dengan meningkatkan jarak dan
lamanya sesuai yang dianjurkan
b) Memantau denyut nadi selama aktivitas fisik sampai tercapai
tingkat aktivitas maksimal
c) Menghindari aktivitas yang menegangkan otot; latihan
isometrik, angkat berat, setiap aktivitas yang memerlukan energi
mendadak
d) Menghindari latihan fisik segera setelah makan
e) Menyingkat waktu kerja saat pertama kali kembali ke
pekerjaan
2) Berpartisipasi dalam program latihan harian yang dapat
dilanjutkan ke program latihan teratur selama hidup
c. Menangani timbulnya gejala
1) Melaporkan diri ke fasilitas darurat terdekat bila terasa
tekanan atau nyeri dada yang tidak hilang setelah 15 menit dengan
nitrogliserin
2) Menghubungi dokter bila terjadi yang berikut :
a) Napas pendek
b) Pingsan
c) Denyut jantung yang cepat atau lambat
d) Bengkak pada kaki atau tumit (Brunner & Suddart,
2002)Moderator
PENYULUH
Pasien di tempat tidur
Pasien di tempat tidur
Fasit 5
Fasit 3
Keluarga
Fasit 6
Keluarga
Fasit 1
Fasit 7
Keluarga
Fasit 4
Fasit 2
Keluarga
Observer