Top Banner
S A R S ( Severe Acute Respiratory Syndrome) I. PENDAHULUAN SARS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menunjukan adanya gangguan pernapasan akut. Penyakit ini diduga berasal dari penyebaran oleh virus dari golongan coronavirus, yang kemudian disebut dengan SARS CO-v. SARS diduga berasal dari Propinsi Guangdong di Cina daratan, muncul dan menyerang manusia sekitar bulan November 2002. Pada bulan Juli 2003 Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di 6 wilayah yaitu : Kanada, Cina daratan (yang berasal dari Guangdong kemudian menyebar ke beberapa kota besar, Taiwan dan Hongkong), Singapura dan Vietnam. Setelah itu SARS diketahui menyebar ke lebih dari 20 tempat lain di dunia mengikuti rute penerbangan. 1,2 Penyebaran terutama terjadi dirumah sakit dan keluarga yaitu menyebar kepada mereka yang merawat penderita SARS. Penularan terjadi karena kontak yang sangat dekat dengan penderita. 1 Gejala SARS dimulai dengan demam dengan suhu 38 0 C atau sekitar 100,4 0 F. Biasanya berlangsung selama 7 hari setelah seseorang terinfeksi dengan virus SARS, meskipun demikian perlangsungannya juga dapat berlangsung selama 10 hari. 2 Gejala yang 1
38

SARS

Dec 24, 2015

Download

Documents

SARS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SARS

S A R S

( Severe Acute Respiratory Syndrome)

I. PENDAHULUAN

SARS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menunjukan adanya

gangguan pernapasan akut. Penyakit ini diduga berasal dari penyebaran oleh

virus dari golongan coronavirus, yang kemudian disebut dengan SARS CO-v.

SARS diduga berasal dari Propinsi Guangdong di Cina daratan, muncul dan

menyerang manusia sekitar bulan November 2002. Pada bulan Juli 2003

Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di 6 wilayah yaitu : Kanada, Cina daratan

(yang berasal dari Guangdong kemudian menyebar ke beberapa kota besar,

Taiwan dan Hongkong), Singapura dan Vietnam. Setelah itu SARS diketahui

menyebar ke lebih dari 20 tempat lain di dunia mengikuti rute penerbangan.1,2

Penyebaran terutama terjadi dirumah sakit dan keluarga yaitu

menyebar kepada mereka yang merawat penderita SARS. Penularan terjadi

karena kontak yang sangat dekat dengan penderita.1

Gejala SARS dimulai dengan demam dengan suhu 380C atau sekitar

100,40 F. Biasanya berlangsung selama 7 hari setelah seseorang terinfeksi

dengan virus SARS, meskipun demikian perlangsungannya juga dapat

berlangsung selama 10 hari.2 Gejala yang pertama muncul umumnya

diketahui berupa anorexia, mialgia, demam dan dengan cepat diikuti gejala

pernafasan berupa batuk kering yang ditandai dengan kesulitan bernafas.3

Spektrum gejala klinis dan perjalanan penyakit SARS sangat

bervariasi dan diduga berkaitan dengan faktor-faktor imunologis yang sampai

saat ini belum diketahui dengan pasti. Dari telah yang dilakukan terhadap

penderita-penderita probable, tiba-tiba mereka mengalami dyspnoe dan

kadang-kadang mengalami kegagalan nafas yang memerlukan ventilator;

89% penderita ini sembuh, 11% meninggal (CFR = 11%). Pengalaman yang

didapatkan pada waktu terjadi wabah SARS, berat ringannya penyakit

1

Page 2: SARS

nampaknya berkaitan dengan karakteristik penderita seperti usia dan adanya

penyakit-panyakit lain yang mendasari.1

II. INSIDEN

SARS (Severe acute respiratory Syndrome) adalah sebuah jenis

penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di

Provinsi Guangdong, Tiongkok. Diikuti dengan Hongkong.SARS telah

dilaporkan oleh 30 negara dan telah menginfeksi lebih dari 6.583 orang.4

Dari pengamatan terhadap penderita dalam jumlah yang masih terbatas

ditemukan bahwa CFR kurang dari 1% pada penderita usia ≤ 24 tahun, 6%

pada penderita usia 25 – 44 tahun, 15% pada penderita usia 45 – 64 tahun dan

> 50% pada penderita usia ≥ 65 tahun.5

III. EPIDEMIOLOGI

Severe acute respitratory syndrome (SARS) adalah adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus coronavirus yang kemudian disebut dengan

SARS Co-V. Setelah WHO mengumumkan pada dunia tentang ancaman

SARS pada maret 2003 tentang penyebaran SARS dan selama periode

tersebut telah dilaporkan kurang dari 4 bulan telah dilaporkan 8473 kasus, 813

orang meninggal dan 29 negara termasuk dalam ancaman SARS, khususnya

negara asia dan sebagian besar dari wilayah Toronto, Canada.6

Pada saat itu virus diketahui menyebar ke lebih dari 20 lokasi didunia

yaitu di beberapa tempat di Afrika, Amerika, Asia, Australia, Eropa, Timur

tengah dan daerah Pasifik. Pada tanggal 5 Juli 2003, WHO melaporkan bahwa

tidak ditemukan lagi penularan dari orang ke orang diseluruh wilayah

(kejadian luar biasa) KLB SARS, namun WHO menyarankan agar kegiatan

surveilans yang intensif harus dilanjutkan. Dengan kegiatan surveilans yang

tetap intensif akan diketahui apakah SARS menjadi endemis disuatu wilayah

ataukah tidak, apabila SARS muncul kembali didaerah tersebut akan dengan

mudah dan cepat diketahui.1

IV. ANATOMI

2

Page 3: SARS

Pulmo adalah parenkim yang berada bersama-sama dengan bronkus

dan percabangannya, dibungkus oleh pleura, mengikuti gerakan dinding

thorax pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Dibagi atas 2 yaitu :

Pulmo dextra terdiri atas tiga buah lobus, yaitu (1) lobus superior, (2)

lobus medius dan (3) lobus inferior, yang dibagi oleh dua buah incisurae

interlobares. Fissura horinzontalis memisahkan lobus superior daripada lobus

medius, terletak horizontal, ujung dorsal bertemu dengan fissura oblique,

ujung ventral terlentak setinggi pars cartilaginis costa IV dan pada facies

mediastinalis fissura tersebut melampaui bagian dorsal hilus pulmonis. Lobus

medius adalah yang terkecil daripada lobus lainnya dan berada di bagian

ventro caudal.7

Gambar 1. Pulmo dextra tampak medial

(Dikutip dari kepustakaan 8)

Pulmo sinistra terdiri atas dua buah lobus, yaitu (1) lobus superior

dan (2) lobus inferior, yang dipisahkan oleh fissure obliqua, (= incisura

interlobis); fissura tersebut meluas dari facies costalis sampai pada facies

mediastinalis, baik disebelah  cranial maupun di sebelah caudal hilus

pulmanis. Fissura obliqua dapat diikuti mulai dari hilus, berjalan ke dorso-

3

Page 4: SARS

cranial, menyilang margo posterior kira-kira 5 cm dari apex pulmonis, lalu

berjalan ke arah caudo-ventral facies costalis menyilang margo inferior, dan

kembali menuju ke hilus pulmonis. Dengan demikian maka pada lobus

superior apex pulmonis, margo anterior, sebagian dari facies costalis dan

sebagian besar dari facies mediastinalis. Lobus inferior lebih besar daripada

lobus superior, dan meliputi sebagian besar dari facies costalis, hampir

seluruh facies diaphragmatica dan sebagian dari facies mediastinalis

(bagian dorsalnya).7

Gambar 2. Pulmo Sinistra tampak medial

(Dikutip dari kepustakaan 8)

Suplai Darah

1. arteri pulmonalis

4

Page 5: SARS

2. arteri bronkialis

Innervasi

1. Parasimpatis melalui nervus vagus

2. Simpatis melalui truncus simpaticus

Sirkulasi Pulmonal

Paru-paru mempunyai 2 sumber suplai darah, dari arteri bronkialis dan

arteri pulmonalis. Darah di atrium kanan mengair ke ventrikel kanan melalui

katup AV lainnya, yang disebut katup semilunaris (trikuspidalis). Darah keluar

dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis,

kedalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang menjadi arteri

pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir keparu kanan dan kiri.

Di paru arteri pulmonalis bercabang-cabang berkali-kali menjadi arteriole dan

kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada saluran pernapasan,

melalui sebuah alveolus, semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula

dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis

yang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri

untuk menyelesaikan siklus aliran darah. Jantung, sirkulasi sistemik dan sirkulasi

paru. Tekanan darah pulmoner sekitar 15 mmHg. Fungsi sirkulasi paru adalah

karbondioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen diserap, melalui siklus darah

yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan paru, maka suplai oksigen dan

pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.7

Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-

paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam

rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru

kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan

paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus

oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriole, venula,

bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.7

5

Page 6: SARS

Pembagian segmen paru didasarkan sesuai dengan percabangan bronchus

yang terletak pada lobus pulmonalis.

Lobus superior dextra dibagi atas :

- Segmen apical

- Segmen posterior

- Segmen anterior

Lobus medius dextra dibagi atas :

- Segmen lateral

- Segmen medial

Lobus inferior dextra dibagi atas :

- Segmen apical

- Segmen mediobasalis

- Segmen anterobasalis

- Segmen laterobasalis

- Segmen posterobasalis

Lobus superior sinistra dibagi atas 2 bagian, yaitu bagian superior dan

bagian inferior.

Bagian superior dibentuk oleh

- Segmen apicoposterior

- Segmen anterior

Bagian inferior dibentuk oleh :

- Segmen lingualis superior

- Segmen lingualis posterior

Lobus inferior terdiri atas :

- Segmen apical

- Segmen anteromediobasalis

- Segmen laterobasalis

- Segmen postorelateralis.6

6

Page 7: SARS

V. ETIOLOGI

Saat ini penyebab SARS telah diketahui penyebabnya, yaitu berupa

infeksi virus yang tergolong dalam genus Coronavirus( CO-V).9

Genus Coronavirus berasal dari ordo Nidavirales yaitu golongan virus

yang memiliki selubung kapsul dan genom RNA rantai tunggal. Menurut

berbagai penelitian yang telah dilakukkan Co-V SARS memiliki reaktivitas

silang dengan anti serum yang diproduksi oleh CoV 229E. Namun pada

analisa sequences genom, CoV SARS memiliki perbedaan genom dengan

CoV yang ada, sehingga disimpulkan bahwa CoV yang muncul ini dan

menimbulkan outbreak SARS pada tahun 2003 lalu adalah jenis baru yang

sama sekali belum pernah muncul sebelumnya (novel coronavirus).9

VI. PATOFISIOGI

SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari coronavirus.

Coronavirus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang.

SARS menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan dengan menghirup

tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Hal tersebut bisa juga menyebar

dengan terkena ludah orang yang tertular dan kemudian memegang hidung,

mulut, atau mata. Kebanyakan yang tertular adalah orang yang berhubungan

dekat dengan orang yang tertular : perawat kesehatan, anggota keluarga, atau

orang yang berada di sekitar penderita ketika duduk di pesawat atau tempat

tidur di rumah sakit. Meskipun begitu, beberapa orang yang menderita SARS

bisa belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular dan banyak

orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular tidak terkena. Virus

juga terdapat di tinja dan beberapa orang telah tertular setelah terkena

langsung dengan persediaan air yang tercemari oleh kotoran.10

Masa inkubasi dari SARS berlangsung 2 – 7 hari, pada umumnya 2-6

hari. Gejala awal yang muncul hampir sama dengan gejala flu yaitu berupa

demam, sakit kepala, mialgia, menggigil, anoreksia, dan diare yang

berlangsung selama 3-7 hari. Efek yang muncul pada paru-paru akan tampak

setelah beberapa hari yang ditandai dengan batuk kering dan munculnya

7

Page 8: SARS

dypsnoe. Pemeriksaan pada hari ke 7 akan menunjukan adanya penyebaran

bintik dari daerah kongesti interstitial dengan peningkatan hipoksia yang

meningkat dengan cepat. simphophenia dan trombositopeni cukup jarang,

sama halnya dengan peningkatan C-reaktif protein. Peningkatan enzim hati

dapat kita temukan pada banyak kasus dan akan timbul karena kerusakan hati

yang disebabkan oleh virus.11,12

VII. DIAGNOSA

a. Gambaran klinis

Tidak ada petunjuk spesifik dari laboratorium atau klinik yang

dapat membedakan bentuk SARS yang disertai dengan pneumonia

dengan bentuk pneumonia yang lain. Umumya pengenalan awal SARS

berdasarkan tingginya indeks yang terpapar berdasakan data klinik dan

faktor epidemiologi. Meskipun belum dapat didiagnosa, pada

pemeriksaan laboratorium ada beberapa kelainan yang dapat dilihat pada

penderita SARS, yaitu berupa limphophenia dengan leukosit yang

meningkat atau normal, peningkatan enzim hati, peningkatan kreatinin

kinase, peningkatan dehidrogenasi laktat, peningkatan laju endap darah.

Untuk diagnosa pasti dari SARS perlu dilakukan pemeriksaan specimen

dari saluran pernapasan dan sputum.Selain itu dapat juga dilakukan

pemeriksaan darah dan beberapa alat yang dicurigai pernah terpapar oleh

virus SARS.9

Untuk mempermudah tenaga medis dalam menjaring kasus SARS,

WHO pada tahun 2003 mengeluarkan kategori yang harus dipenuhi dalam

kasus suspek SARS, yaitu demam tinggi dengan suhu > 38 °C atau 100

°F, dan satu atau lebih keluhan pernapasan, termasuk batuk, sesak, dan

kesulitan bernapas, disertai dengan satu atau lebih keluhan berikut,kontak

dekat dengan orang yang didiagnosa suspek atau sangat mungkin SARS

dalam 10 hari terakhir, riwayat perjalanan ke tempat/negara yang terkena

wabah SARS dalam 10 hari terakhir, bertempat tinggal/pernah tinggal di

tempat/negara yang terjangkit wabah SARS.9,12,13

8

Page 9: SARS

b. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah perifer lengkap untuk menilai komposisi sel

darah dan pemeriksaan SGOT/SGPT sebagai cerminan dari fungsi hati,

dapat berguna dalam menunjang tegaknya diagnosis. Untuk pemeriksaan

spesifik CoV SARS, yang dapat digunakan ialah pemeriksaan RT-PCR

pada spesimen dahak, feses dan darah perifer pasien, pemeriksaan

deteksi antigen serum dan kultur virus. Uji deteksi antibodi dapat

dilakukan dengan teknik indirect immunofluorescent assay (IFA) dan

Enzyme immunoassay (EIA).9

c. Gambaran radiologi

1. Pemeriksaan Foto Thorax

Pemeriksaan gambaran radiologi memperlihatkan adanya

gambaran opak, yang dibatasi oleh airspace yang disebut juga ground

glass appearance. Ground glass apperance memperlihatkan adanya

perselubungan putih pada daerah sekitar paru yang dicurigai

terinfeksi oleh virus SARS 5

Penyebaran pada daerah paru dikategorikan sebagai unifokal

yaitu jika hanya satu bagian saja yang tampak memperlihatkan adanya

gambaran opak, dan multifocal jika lebih dari tempat yang

memperlihatkan adanya gambaran opak atau juga biasa disebut

dengan pola difus, yaitu jika hampir dari setengah paru-paru

memperlihatkan gambaran opak.5,14

Tiap bagian paru yang terkena dapat divisualisasikan dengan

adanya system skor, yaitu mulai dari 1 – 10, yaitu :

- 0 artinya gambaran paru dianggap normal

- 1 artinya 10 % dari bagian paru menunjukan adanya gambaran

opak.

- 2 artinya 20 % gambaran paru telah memperlihatkan gambaran

opak

9

Page 10: SARS

dan seterusnya. Jika 10 artinya seluruh bagian paru telah menunjukan

gambaran opak.5

Berdasarkan gambaran radiologinya, paru kiri dan kanan dibagi

dalam 3 bagian, yaitu apex, middle, dan basis dimana setiap bagian

meliputi sepertiga panjang craniocaudal paru. Distribusi lesi SARS

diklasifikasikan dalam 6 kategori berdasarkan jumlah bagian paru yang

terinfeksi.6

Gambar 3. Lesi SARS kategori I

Gambaran radiologi pada orang dewasa 26 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 5)

Gambar 4. Lesi SARS kategori I

Gambaran radiologi pada orang dewasa 26 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 5)

10

Keterangan :

Pada foto thorax yang

diperoleh 2 hari setelah 2 hari

demam tampak adanya

nodular radioopak (anak

panah)

Keterangan :

Foto thorax PA yang diperoleh

7 hari kemudian,

memperlihatkan penyebaran

lesi opacites yang cukup

progressif

Page 11: SARS

Gambar 5. Gambaran radiologi pada wanita umur 28 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 5)

Gambar 6. Lesi SARS kategori III-VI

(Dikutip dari kepustakaan 5)

Terdapat korelasi kuat antara distribusi lesi pada paru dengan

mortalitas dan survival rate pada penderita. Kategori I-III umumnya

11

Keterangan :

Foto thorax PA yang

diperoleh setelah onset demam

6 hari

Tampak perselubungan

radiopak fokal interstitial pada

1/3 lobus inferior paru kiri

(lesi SARS kategori II )

Gambaran radiologi yang

diperoleh setelah 5 hari

Keterangan :

Foto thorax PA pada laki-laki

umur 45 tahun dengan SARS

Foto diambil 2 hari setelah

onset demam, menunjukan

adanya perselungan radiopak

interstitial yang mengenai 1/3

dari kedua lobus medial paru

dan lobus apeks paru kiri

Gambaran radiologi setelah 3

hari, diperoleh penyebaran lesi

yang progerssif pada kedua

paru, yaitu 2/3 lobus medial

Page 12: SARS

proses penyembuhannya baik, sedangkan kategori IV-VI angka

kematiannya tinggi. Namun, seringkali ditemukan angka kematian

yang tinggi pada kategori III bila disertai dengan proses keganasan,

seperti pleural mesothelioma ataupun bronchogenic carcinoma.6

Beberapa gambaran foto thorax yang dapat ditemukan :

Gambar 7. Gambaran radiologi pada foto thorax PA wanita umur 52 tahun dengan

SARS

(Dikutip dari kepustakaan 5 & 15)

Gambar 8. Gambaran radiologi pada wanita umur 29 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 16)

12

Keterangan :

Tampak airspace opacitas lobus inferior (panah) pada paru kanan bawah

Keterangan :

Pada foto thorax memperlihatkan adanya ground glass opacitas pada lobus medial paru kanan

Page 13: SARS

Gambar 9. Gambaran radiologis pada wanita 29 tahun dengan SARS.

(Dikutip dari kepustakaan 16)

Gambar 10. Foto Thorax PA pada wanita 29 tahun dengan SARS setelah

hari terpapar oleh SARS

(Dikutip dari kepustakaan 17)

13

Keterangan :

Gambaran yang diperoleh setelah 24 jam dicurigai SARS memperlihatkan fokal konsolidasi pada lobus inferior paru kanan

Keterangan :

Tampak adanya konsolidasi pada lobus inferior yang makin meluas

Page 14: SARS

Gambar 11. Foto Thorax PA pada wanita 29 tahun dengan SARS 5 hari

setelah foto pertama diambil

(Dikutip dari kepustakaan 17)

Gambar 12. Gambaran radiologi pada

wanita umur 24 dengan SARS. Pada

foto 24 jam setelah

dicurigai SARS

(Dikutip dari

kepustakaan 16)

14

Keterangan :

Tampak perselubungan yang

makin meluas dan densitas

yang makin meningkat.

Setelah 13 hari kemudian foto

thorax tampak normal kembali

Keterangan :

Menunjukan adanya

konsolidasi / bercak berawan di

kedua lobus inferior paru

Page 15: SARS

Gambar 13. Foto thorax PA pada wanita 44 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 17)

15

Keterangan :

Tampak airspaces opacitas

pada daerah tepi lobus medial

kedua paru yang mengikuti

fissura horizontal. Tidak ada

nampak kavitas, limphadenopati

atau efusi pleura

Page 16: SARS

Gambar 14 Foto thorax PA pada pria berumur 44 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 17)

2. CT Scan

Kelainan atau abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan

CT Scan yaitu adanya konsolidasi focal sub pleura dengan air

bronchogram dan ground glass opacities. Lobus inferior lebih sering

terkena, khususnya pada stadium awal. Pasien dengan kasus yang

16

Keterangan :

Tampak Multifocal diffuse air

space opacities pada kedua

lobus medius dan lobus inferior

Page 17: SARS

lebih berat menunjukkan gambaran kelainan bilateral. Lesi mengenai

bagian perifer dan lebih kecil menunjukkan stadium awal dari

penyakit. Pada kasus berat, kelainan tersebut meliputi bagian tengah

paru, perihilar dengan lesi lebih dari 3 cm. Lesi yang sering

ditemukan berupa ground glass opacification dengan atau tanpa

konsolidasi, penebalan intralobular, penebalan septum interlobular,

gambaran yang tidak teratur, dan bronkiektasis. Dilatasi bronchial

pada umumnya tidak ditemukan.16

Gambaran abnormal dari pemeriksaan CT Scan pada anak

yang menderita SARS pada umumnya sangat kecil. Gambaran

abnormal yang persisten lebih sering ditemukan pada pasien yang

lebih tua dan dengan penyakit yang lebih berat. Indikator utama

gangguan paru kronik ditentukan dengan menilai derajat limphopenia

dan luasnya lesi pada paru.16

Gambar 15. CT scan thorax pada anak perempuan 14 tahun dengan

SARS.

(Dikutip dari kepustakaan 16)

17

Keterangan :

Pada potongan tranversa

tampak ground glass

opacitas antara pertautan

pada segmen posterior lobus

apeks paru kanan adan

segmen apikal padu lobus

inferior paru kanan

Page 18: SARS

Gambar 16. Gambaran radiologi

CT scan pada anak perempuan 15 tahun dengan

SARS.

(Dikutip dari kepustakaan 18)

Pada pasien yang sudah tidak menunjukkan gejala klinis

SARS dan tidak dikarantina lagi, pada pemeriksaan CT Scan

seringkali masih dapat ditemukan adanya air trapping, ground glass

opacity, reticulation, parenchymal bands, bronchiectasis, konsolidasi

dan honeycomb appearance.18

Ground glass opacity menunjukkan peningkatan atenuasi

parenkim paru yang tidak menutupi gambaran vaskuler. Retikulasi

didiagnosa bila ditemukan garis kasar atau perselubungan berbentuk

kurva atau ditemukannya retikulasi subpleural tanpa adanya ground

glass opacity. Adanya parenchymal bands, tepi irregular, atau distorsi

arsitektural menjadi tanda positif parenchymal scar. Bronkhiektasis

didiagnosa bila didapatkan bronchus lebih luas dibandingkan arteri

pulmonalis. Penebalan dinding bronchus digambarkan bila dinding

bronchus terlihat sebagai struktur yang terpisah pada distal parenkim

paru. Diagnosis focal air trapping bila ditemukan focal area dengan

18

Keterangan :

Pada CT scan yang

diperoleh setelah 6 bulan

didiagnosa dengan SARS

tampak adanya bekas

ground glass oppacitas

pada lobus inferior paru

kiri.

Page 19: SARS

atenuasi kurang dari parenkim paru pada inspirasi dan tampak

berlebihan pada ekspirasi.18

Beberapa gambaran CT Scan yang dapat ditemukan pada

orang dewasa.

Gambar 17. CT Scan thorax pada pria 48 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 16)

Gambar 18. CT scan Thorax pada pria 27 tahun dengan SARS.

(Dikutip dari kepustaakaan 16)

19

Keterangan :

Tampak gambaran ground

glass opacitas pada

kedua lapang paru yaitu

distal dari trachea dan

bronchus intermedius.

Tampak batas yang tegas

antara parenkim paru

normal dan parenkim

paru yang mengalami

perselubungan

Keterangan :

Pada HRCT menunjukan

adanya konsolidasi pada

lobus inferior dengan

disertai gambaran

ground glass opacitas

yang berbatas tegas.

Page 20: SARS

Gambar 19 : Gambaran CT axial pada pasien laki-laki 38 tahun dengan SARS

yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, pada fota radiografi tidak

menunjukan adanya kelainan.

(Dikutip dari kepustakaan 19)

20

Keterangan :

Pada CT axial pada hari

kedua setelah terpapar

oleh

SARS,memperlihatkan

adanya gambaran

ground glass opacitas

yang meluas dengan

penebalan ruang

Page 21: SARS

Gambar 20 : CT scan axial pada wanita 46 tahun dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 19)

Gambar 21. CT scan pada wanita 46 tahun

dengan SARS

(Dikutip dari kepustakaan 19)

Kesimpulan yang dapat

diperoleh adalah diagnosis SARS

dapat dilakukan berdasaran adanya

demam dan gejala gangguan sistem

pernapasan pada individu yang telah

terpapar oleh virus SARS-coV. Pada

pemeriksaan foto dengan X-ray adanya airspace consolidation dapat

di curigai sebagai kemungkinan SARS. Meskipun pada foto dengan

X-ray didapatkan kurang lebih 20 % normal, namun pada

pemeriksaan CT scan thorax lebih banyak akan menggambarkan

21

Keterangan :

Pada CT

memperlihatkan adanya

airbronchogram sign

Keterangan :

Tampak menunjukan

adanya multifocal

opacitas,tampak pada

paru kiri penyebarannya

lebih meluas

Page 22: SARS

adanya konsolidasi airspace. CT scan dapat menampilkan dengan

jelas dengan cara yang lebih aman, atau dengan HRCT (high

resolution CT) dengan sehingga penggunaan radiasi dapat

diminimalisir. Foto thorax yang diperoleh dari pasien dengan SARS

dapat melihat mulai adanya kelainan sampai dengan adanya

progressifitas penyakit yang dapat diperlihatkan dengan foto thorax

berseri.17

Dari hasil otopsi yang diperoleh 2 pasien yang meninggal

karena SARS selama masa penyebaran SARS di rumah sakit Hong

Kong ditemukan adanya kerusakan alveolar yang menyebar dan juga

ditemukan sejumlah infiltrat limfosit yang ditemukan pada interstisial.

Pada radiografi dan CT scan ditemukan adanya gambaran ground

glass opacitas atau konsolidasi pada kedua lapang paru yang terlihat

sangat progressif pada beberapa pasien yang dipastikan dengan acute

respiratory distress syndrome.16

VIII. DIAGNOSA BANDING

Diagnosa penyakit yang sangat mirip dengan penyakit SARS adalah

penyakit pneumonia. Salah satu cara untuk menunjukan adanya perbedaan

penyakit SARS dengan pneumonia adalah dengan pemeriksaan sel Limfosit T.

pada penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit Ditan, Beijing pada Maret

hingga Juni 2003. Dari 100 pasien yang didiagnosa dengan penyakit SARS

pasien diamati kurang lebih selama 3 minggu. Pasien tersebut diamati selama

3 minggu, kemudian pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pasein yang

dicurigai dengan SARS dan pasien yang dicurigai sebagai atypical pneumonia.

of non-SARS patients were normal. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah

adalah dengan pengobatan obat glukokortikoid jumlah CD3+, CD4+, CD8+

limfosit-T sangat penting diperiksa pada awal dan lebih menunjukan adanya

perbedaan antar pasien yang dicurigai SARS dengan pasien pneumonia. 17

22

Page 23: SARS

Dari beberapa pengalaman yang didapatkan, umumnya pasien yang

diduga SARS memiliki gambaran radiologi yang hampir sama dengan

penyakit Pneumonia pada saat didiagnosa. Adanya gambaran airspace pada

unilateral adalah gambaran abnormalitas yang sering ditemukan. Pada

beberapa pasien yang secara klinik meskipun dicurigai sebagai SARS

kadang- kadang memberikan gambaran radiologi pada foto thorax yang

normal. Yang mungkin menunjukan perbedaan diantaranya adalah dengan

pemeriksaan CT atau Highresulotion CT. seperti yang ditunjukan pada gambar

berikut

Gambar 22. Gambaran HRCT pada pasien SARS yang mirip pneumonia

(Diambil dari kepustakaan 20)

23

Keterangan :

Tampak gambaran

konsolidasi multifokal pada

kedua apeks paru dan kedua

lobus inferior paru.

Gambaran ini menunjukan

pola yang sama dengan

bronchiolitis yang

disebabkan oleh pneumonia

Page 24: SARS

IX. PENGOBATAN

a. Penatalaksanaan kasus suspek SARS

1. Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai

masker N95). Untuk segera dikirim ke ruangan pemeriksaan atau

bangsal yang sudah disiapkan.

2. Berikan masker bedah pada penderita.

24

Page 25: SARS

3. Petugas yang masuk ke ruangan pemeriksaan sudah memakai

penggunaan alat proteksi perorangan (PPAP).

4. Catat dan dapatkan keterangan rinci mengenai tanda klinis, riwayat

perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan

pernapasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya.

5. Pemeriksaan fisis.

6. Lakukan pemeriksaan foto toraks dan darah tepi lengkap.

7. Bila foto thorax normal, lihat indikasi rawat atau tetap di rumah,

anjurkan untuk melakukan kebersihan diri, tidak masuk kantor/sekolah

dan hindari menggunakan angkutan umum selama belum sembuh.

8. Pengobatan di rumah, simptomatik, antibiotik bila ada indikasi,

vitamin dan makanan bergizi.

9. Bila foto thorax menunjukkan gambar infiltrat satu sisi atau dua sisi

paru dengan atau tanpa infiltrat interstisial lihat penatalaksanaan kasus

sangat mungkin SARS.1

b. Penatalaksanaan kasus sangat mungkin SARS

1. Rawat di Rumah Sakit dalam ruang isolasi dengan kasus sejenis.

2. Pengambilan darah untuk darah tepi lengkap, fungsi hati, kreatinin

fosfokinase, urea, elektrolit, dan C reaktif protein.

3. Pengambilan sampel untuk membedakan dari kasus pneumonia

tipikal/atipikal lainnya :

- Pemeriksaan usap hidung dan tenggorokan

- Biakan darah, serologi

- Urine.

4. Pemantauan darah 2 hari sekali.

5. Foto thorax diulang sesuai indikasi klinis.

6. Pemberian pengobatan lihat penatalaksanaan terapi kasus SARS.1

c. Pedoman penatalaksanaan terapi SARS

1. Suspek SARS

a) Observasi 2 x 24 jam, perhatikan :

1) Keadaan Umum

25

Page 26: SARS

2) Kesadaran

3) Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu)

b) Terapi suportif

c) Antibiotik

2. Sangat mungkin SARS

a) Ringan/Sedang

1) Terapi suportif

2) Antibiotik

b) Berat

1) Terapi suportif

2) Antibiotik

3) Kortikosteroid

4) Ribavirin9

d. Penanganan untuk pasien SARS pediatrik

Untuk pasien yang diagnosa dengan SARS pada awal dapat

diberikan Cefotaxime intravena, clarithomicin oral, dan ribavirin oral

dengan dosis 40 mg/kg bb.

Untuk pasien SARS dengan demam lebih dari 2 hari dapat

diberikan prednisolon dengan dosis 0,5 kg bb/hari.

Untuk pasien yang disertai dengan demam yang fluktuatif disertai

malaise dapat diberikan ribavirin intravena 20 mg/kgbb/hari dan

hidocortison setiap 6 jam.

Pasien dengan demam yang menetap disertai hasil pemeriksaan

klinik dan radiologi methylprednisolon 10 -20 mg /kg.21

X. PROGNOSIS

a. Kelangsungan Organ

10-20% penderita SARS keadaannya akan memburuk dan

mengalami gangguan pernapasan sehingga memerlukan bantuan

ventilator mekanik. SARS bisa berakibat fatal pada kasus yang berat

26

Page 27: SARS

dan akan menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung dan

kerusakan hati.9

b. Kelangsungan Hidup

Tingkat kematian penderita SARS yaitu sekitar 3-15%. WHO

membaginya berdasarkan tingkatan umur penderita, yaitu < 1% pada

penderita berumur sampai dengan 24 tahun, 6% pada penderita

berumur 25-44 tahun, 15% penderita berumur 45-64 tahun, dan >

50% pada penderita yang berumur lebih dari 65 tahun.5

27