5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
1/44
BAB I
PENDAHULUAN
Ensefalopati Bilirubin (Kern ikterus) merupakan suatu sindroma kerusakan otak yang
ditandai dengan athetoid cerebral palsy, gangguan pendengaran hingga ketulian, gangguan
penglihatan, dan mental retardasi yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin indirek/tak
terkonjugasi dalam sel otak.1, 2
ada beberapa bayi baru lahir, hati memproduksi pigmen kuning yang disebut bilirubin
yang berlebihan, sehingga mengakibatkan kulit dan sklera mata berubah !arna menjadi kuning.
Keadaan ini disebut dengan ikterus. Beberapa bayi, keadaan ini bisa hilang sendiri, tetapi pada
beberapa bayi lainnya bila tidak ditangani dengan "epat dan benar maka bisa menyebabkan kadar
bilirubin menjadi sangat tinggi yang bersifat toksik dan dapat merusak otak.
#aisels (1$$$) melaporkan hasil penelitiannya antara kadar bilirubin indirek dengan
kejadian kern ikterus yaitu kadar bilirubin indirek %&'& mg/dl, 2'2$ mg/dl, 1$'2 mg/dl dan
kadar 1&'1* mg/dl, berturut'turut kejadian kern ikterus +%, %%, *, dan &.%
Ensefalopati bilirubin klinis terdiri dari 2 tahap yaitu fase akut dan fase kronis. ada fase
a!al dan intermediatedari fase akut bersifat reversible(sementara) yang masih aman jika segera
diterapi (transfusi ganti dan foto terapi). -ase lanjut dan kronis bersifat irreversible (menetap)
yang berakhir dengan gejala sisa neurologis/bersifat fatal, biarpun dilakukan transfusi ganti dan
foto terapi. Ensefalopati bilirubin sebagian besar bersifatpreventable, apabila tenaga kesehatan
dan rumah sakit mau mengikuti rekomendasi petunjuk tatalaksana ikterus neonatorum se"ara
benar.
1
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
2/44
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kern ikterus adalah sindroma neurologik yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin
indirek/tak terkonjugasi dalam sel otak.1,2 Ensefalopati bilirubin merupakan manifestasi klinis
dari efek toksis bilirubin di , sedangkan istilah kern ikterus didefinisikan sebagai suatu
perubahan neuropatologi yang ditandai deposisi pigmen pada beberapa daerah di otak terutama
ganglion basalis, pons dan "erebellum. #enurut pinger (2&&), kern ikterus merupakan
diagnosis patologi anatomi. ngka kematian akibat kern ikterus %,+, angka morbiditas
(termasuk gejala sisa) *0, seperti tampak pada gambar 1.
Gambar 1 Kern kterus
2
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
3/44
2.2 EPIDEMIOLOGI
Kern ikterus terjadi di semua bagian dunia akan tetapi yang berhubungan akibat dari
defisiensi enim Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (304) adalah lebih banyak daripada
penyebab lain. 5umlah tersebut menurun pada dekade 1$+& dan 1$*&, selanjutnya pada dekade
1$$& meningkat lagi. Keadaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan Bayi 6ukup Bulan
(B6B) dipulangkan lebih dini, sehingga follo! up B6B kurang terutama bayi dengan risiko lahir
sangat ke"il.07ntuk beberapa tahun terakhir dokter anak mempertimbangkan bah!a mereka
meningkatkan kemampuan life savingterhadap Bayi Baru 8ahir (BB8) dan kehamilan lebih dini,
yang menghasilkan ketidakmampuan mengatasi morbiditas dalam kelangsungan hidupnya.
9ampaknya sebagai penyebabnya adalah multifaktorial.+ 4i merika, ikterus neonatorum
"enderung meningkat. ebagian besar neonatus pada minggu pertama terjadi peningkatan
bilirubin indirek. Kejadian ikterus neonatorum meningkat pada BB8 di sia 9imur, ndian
merika dan :unani. Bayi frika merika lebih sedikit daripada BB8 kulit putih. 9ahun 1$*
dilaporkan ikterus neonatorum bayi sia 9imur $, dan merika kulit putih 2&, merika
frika 12. #aisels (1$$$) melaporkan hasil penelitiannya antara kadar bilirubin indirek
dengan kejadian kern ikterus yaitu kadar bilirubin indirek %&'& mg/dl, 2'2$ mg/dl, 1$'2
mg/dl dan kadar 1&'1* mg/dl, berturut'turut kejadian kern ikterus +%, %%, *, dan &.%
9erdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan meningkatnya kasus kern ikterus, yaitu;
1. ara orang tua tidak mengetahui tanda'tanda ikterus sehingga mereka tidak segera
menghubungi dokter
2. Banyaknya bayi baru lahir yang segera meninggalkan
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
4/44
%. 4okter yang hanya mengandalkan penglihatan dalam menilai derajat kuningnya kulit
akibat ikterus yang mana rentan terhadap kesalahan terutama pada kasus yang berat dan
tidak adanya informasi kepada para orang tua untuk memperhatikan kualitas kuningnya
kulit pada bayi mereka
. Beberapa bayi baru lahir pulang dari
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
5/44
selama tahap sebelumnya. ekuele jangka panjang bisa men"akup; spastisitas,
atetosis, tuli parsial/komplit, retardasi mental, paralisis bola mata ke atas, displasia
mental.1
2.! ETIOLOGI
enyebab kern ikterus adalah dikarenakan kadar bilirubin indire"t yang sangat tinggi yang dapat
men"apai tingkat toksik sehingga merusak sel'sel otak.
Kadar bilirubin yang tinggi merupakan kelanjutan dari ikterus neonatorum yang disebabkan
oleh;
kterus -isiologis;
1. eningkatan jumlah bilirubin yang masuk ke dalam sel hepar
2. 4efek pengambilan bilirubin plasma
%. 4efek konjugasi bilirubin
. Ekskresi bilirubin menurun
kterus atologis;
1. nemia hemolitik; isoimunisasi, defek eritrosit, penyakit hemolitik ba!aan,
sekunder dari infeksi, dan mikroangiopati
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
6/44
2. Ekstra>asasi darah; hematoma, ptekie, perdarahan paru, otak, retroperitoneal dan
sefalhematom
%. olisitemia
. irkulasi enterohepatik berlebihan; obstruksi usus, stenosis pilorus, ileus mekonium,
ileus paralitik, dan penyakit hirs"hprung
. Berkurangnya uptakebilirubin oleh hepar; gangguan transportasi bilirubin, obstruksi
aliran empedu.1,2,*
2.!.1 Fa"t#r $%&i"#
-aktor
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
7/44
1.
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
8/44
A 7sia kehamilan %'%0 minggu
A audara sebelumnya mendapat terapi sama
A efalhematom atau memar hebat
A eksklusif, terutama bila pera!atan tak baik dan terjadi penurunan berat badan
A
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
9/44
ada umumnya ikterus terjadi pada minggu pertama kehidupan, hal ini berhubungan dengan
beberapa faktor, yaitu ;
1. eningkatan produksi bilirubin sebagai akibat turn o>er "ell darah merah yang lebih
tinggi dan penurunan rentang masa hidup eritrosit
2. enurunan ekskresi bilirubin sebagai akibat penurunan uptake dalam hati, penurunan
konjugasi oleh hati, dan peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik. ada umumnya
ekskresi bilirubin membaik setelah usia 1 minggu.12,'1%
Keadaan'keadaan yang memperberat ensefalopati bilirubin (kern ikterus) adalah asidosis, obat'
obatan yang melepas ikatan albumin'bilirubin (sulfonamide dan peni"illin), hipoalbumin,
hipoglikemia, dan hipotermia.
2.- PATOFISIOLOGI
2.-.1 P%mb%(tu"a( Biirubi(
Bilirubin adalah pigmen kristal ber!arna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir
dari peme"ahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi'reduksi. 8angkah oksidasi
yang pertama adalah bili>erdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan heme oksigenase yaitu
suatu enim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain. ada reaksi tersebut
juga terbentuk besi yang digunakan kembali untk pembentukan hemoglobin dan karbon
monoksida (6=) yang dieksresikan kedalam paru. Bili>erdin kemudian akan direduksi menjadi
bilirubin oleh enim bili>erdin reduktase. Bili>erdin bersifat larut dalam air dan se"ara "epat
akan diubah mejadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase. Berbeda dengan bili>erdin,
bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hidrogen serta pada p@ normal bersifat tidak larut.
$
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
10/44
5ika tubuh mengeksresikan, diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin, seperti
tampak pada gambar 2.
Gambar 2 #etabolisme Bilirubin
ada bayi baru lahir, + produksi bilirubin berasal dari katabolisme heme hemoglobin
dari eritrosit sirkuasi. atu gram @b akan menghasilkan % mg bilirubin dan sisanya 2 disebut
early labelled bilirubin yang berasal dari pelepasan @b karena eritropoesis yang tidak efektif
didalam sumsum tulang, jaringan yang mengandung heme (mioglobin, sitorom, katalase,
peroksidase) dan heme bebas.
1&
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
11/44
Bayi baru lahir akan memproduksi *'1& mg/kgBB/hari, sedangkan orang de!asa %'
mg/kgBB/hari. eningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan masa hidup
eritrosit bayi lebih pendek (+&'$& hari) dibandingkan dengan orang de!asa (12& hari),
peningkatan degradasi heme, turn o>er sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin
dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik).1*
2.-.2 Tra(&/#rta&i Biirubi(
embentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan
ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan
plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendah dan kapasitas
ikatan molar yang kurang. Bilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan at non
polar dan tidak larut dalam air dan kemudian ditransportasikan ke sel hepar.
Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susunan saraf pusat dan
bersifat non toksik. elain itu, albumin mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat'obatan
yang bersifat asam seperti penisilin dan sulfonamid. ehingga obat'obatan tersebut dapat
menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat kompetitor serta
dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin, seperti tampak pada gambar %.1*
11
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
12/44
Gambar 3 kema eningkatan Kadar Bilirubin pada Bayi Baru 8ahir10
ada BKB ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya komplikasi dari
hipoalbumin, hipoksia, hipoglikemi, asidosis, hipotermia, hemolisis, dan septikemi. ehingga
akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko nerotoksisitas oleh
bilirubin. Bilirubin dalam serum terdapat dalam bentuk yag berbeda yaitu;
a. Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar
bilirubin tak terkonjugasi dalam serum
b. Bilirubin bebas
". Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal atau sistem
billier
d. Bilirubin terkonjugasi yang terikat dengan albumin serum (D'bilirubin)
12
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
13/44
e. ada 2 minggu pertama kehidupan, D'bilirubin tidak akan tampak. eningakatan kadar D'
bilirubin se"ara signifikan dapat ditemukan pada bayi baru lahir normal yang lebih tua
dan pada anak.1*
2.-.3 A&u/a( Biirubi( atau Biirubi( I(ta"%
ada saat kompleks bilirubin'albumin men"apai membran plasma hepatosit, albumin
akan terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang
berikatan dengan ligandin (protein :), mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya.
Berkurangnya kapasitas pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan
berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis.1*
2.-.! K#(u)a&i
Bilirubin yang tak terkonjugasi dikon>ersikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut
dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enim uridine diphosphate glu"oronosyl
transferase (743'9). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu.
edangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum endoplasmik
untuk rekonjugasi berikutnya.1*
2.-.- E"&r%&i Biirubi(
etelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung
empedu, kemudian memasuki saluran "erna dan diekskresikan melalui fe"es. etelah berada
dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat direabsorbsi, ke"uali
dikon>ersikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enim beta'glukoronidase yang
1%
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
14/44
terdapat dalam usus.
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
15/44
perlu dikha!atirkan, karena bayi dibekali "adangan lemak "oklat, glikogen, dan "airan yang
dapat mempertahankan metabolisme selama +2 jam. alaupun demikian keadaan ini dapat
memi"u terjadinya hiperbilirubinemia, yang disebabkan oleh peningkatan sirkulasi
enterohepatik akibat kurangnya asupan . kterus pada bayi ini tidak selalu disebabkan
oleh breastfeeding jaundi"e, karena dapat saja merupakan hiperbilirubinemia fisiologis
2. Breast-milk jaundice(B#5) adalah ikterus yang disebabkan oleh . nsidens pada bayi
"ukup bulan berkisar 2'. ada sebagian besar bayi, kadar bilirubin turun pada hari ke',
tetapi pada breast-milk jaundice, bilirubin terus naik, bahkan dapat men"apai 2&'%& mg/dl
pada usia 1 hari. Bayi menunjukkan pertambahan berat badan yang baik, fungsi hati normal,
dan tidak terdapat bukti hemolisis. Breast-milk jaundice dapat berulang (+&) pada
kehamilan berikutnya. #ekanisme sesungguhnya yang menyebabkan breast-milk jaundice
belum diketahui, tetapi diduga timbul akibat terhambatnya uridine diphosphoglucoronic acid
glucoronyl transferase (743) oleh hasil metabolisme progesteron, yaitu pregnane--
alpha-!-beta-diolyang ada di dalam sebagian ibu.22
2. PATOGENESIS
a!ar darah otak (blood brain barrier) adalah suatu lapisan yang terdiri dari pembuluh darah
kapiler yang mempunyai sel endotel dengan tight jun"tion khas yang berfungsi membatasi serta
mengatur pergerakan molekul antara darah dan . ada kondisi sa!ar darah otak normal yang
dapat menembus barier ini adalah bilirubin indirek bebas (yang tidak terikat albumin). ada
kondisi abnormal adanya brain injury (trauma serebral) diperberat keadaan hipoksemia,
a"idemia, hiperkapnia, hipoalbumin, bilirubin yang terikat pun dapat mele!ati/menembus sa!ar
darah otak, seperti tampak pada gambar .
1
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
16/44
Gambar ! atogenesis Ensefalopati Bilirubin / Kern kterus12,1%
2..1 M%"a(i&m% Biirubi( Ma&u" "% daam Su&u(a( S'ara4 Pu&at *SSP,
#ekanisme Bilirubin #asuk ke dalam usunan yaraf usat (), sebagai berikut;
1. Bilirubin ndirek Bebas yang Bersifat 8ipofilik
Bilirubin indirek bebas yang bersifat lipofilik dapat menembus sa!ar darah otak dan
masuk ke sel neuron otak, selanjutnya terjadi presipitasi dalam memran sel syaraf.
Keadaan asidosis, hipo'albulminemia akan meningkatkan jumlah bili'rubin bebas ke
dalam jaringan otak
2. Bilirubin ndirek dalam Bentuk #onoanion
Bilirubin indirek dalam plasma berikatan dengan albumin dalam bentuk di'anion setelah
disosiasi dengan 2 ion @ (hidrogen). uasana asam bilirubin indirek "enderung
membentuk mono'anion (bilirubin acid) serta menyebabkan penurunan afinitas albumin'
bilirubin indirek. ada bentuk tersebut akan meningkatkan presipitasi didalam jaringan
serta dapat menembus sa!ar otak
10
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
17/44
%. Kerusakan a!ar =tak
Kadar 'glikoprotein ('gp) adalah suatu substrat dalam sa!ar darah otak yang dapat
membatasi masuknya bilirubin ke dalam . ada kerusakan sa!ar otak, at tersebut
mengalami penurunan sehingga bilirubin indirek bebas dapat menembus sa!ar otak yang
mengakibatkan presipitasi bilirubin indirek di dalam , seperti tampak pada gambar
.%,
Gambar - #ekanisme 4eposisi sam Bilirubin ada 8apisan 8ipid #embran el dan
#ekanisme #asuknya Bilirubin #enembus a!ar 4arah =tak ke dalam el
yaraf
2..2 Dam/a" T#"&i" Biirubi( t%r+ada/ S% S'ara4
1+
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
18/44
Berdasarkan temuan histologi dan biofisika penelitian mekanisme toksisitas bilirubin
terhadap sel syaraf adalah sebagai berikut;
Bilirubin masuk ke dalam sel'sel neuron sehingga menyebabkan ;
1. ertukaran ?a F K berkurang
2. kumulasi "airan sel syaraf meningkat
%. embengkakan akson syaraf
. #enurunkan potensial membran dan potensial aksi
. #engurangi aktifitas auditory brain stem responses
0. #engurangi fosforilasi protein kinase dan synapstosis. erta mengurangi tyrosin
uptakesintesis dopamin
+. #engurangi uptake methioninedan thymidine
*. #erusak mitokondria
$. ada penelitian memakai isotop %1p se"ara invitro maupun invivo bilirubin dapat
menyebabkan perubahan metabolisme energy sel syaraf
3angguan neurotransmisi merupakan tahap a!al dan toksisitas bilirubin yang bersifat
reversibelpada aktifitas auditory brain stem responses
#ekanisme penting terhadap toksisitas bilirubin adalah menghambat enim fosforilase
sinapsis 1 dan reseptor non "hannel ?'methyl'4'aspartate yang berfungsi untuk
pelepasan neurotransmiter
enumpukan bilirubin akan menimbulkan perubahan potensial membran dan potensial
aksi yang akan mempengaruhi transmisi neurotransmiter sinaps
1*
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
19/44
@al yang esensial pada patogenesis ensefalopati bilirubin dan ire>ersibel adalah
kerusakan mitokondria sebagai akibat dari presipitasi bilirubin a"id dalam membran
fosfolipid, sehingga menyebabkan disfungsi mitokondria, seperti tampak pada tabel 2.
Tab% 2 atofisiologi Efek 9oksik Bilirubin
L#"a&i u/ta"% biirubi( E4%" /ada &% &'ara4 Dam/a" *dura&i,
gregasi bilirubin indirekpada sel syaraf terminal
#enurunkan potensial aksi ersibel (sementara)
Bilirubin indirek terikat pada
komponen sel
3angguan transfer at,
sintesis neurotransmitter,fungsi mitokondria
ementara, dapat di"egah
dengan eGui>alen albumin
estibulokokhlearis, okulomotorius, dan fasialis),
nukleus "erebralis, serebelum.
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Ensefalopati bilirubin adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh kelainan/kerusakan
susunan syaraf pusat akibat toksisitas bilirubin.$Ensefalopati bilirubin terjadi sebagai akibat
kadar total serum bilirubin melebihi infantHs neuroprote"ti>e defenses yang menyebabkan
1$
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
20/44
kerusakan sel syaraf pusat terutama di daerah ganglia basalis, korteks serebri, syaraf
pendengaran serebral dan perifer, hippo"ampus, diensefalon, nukleus subthalamikus, batang otak
(midbrain), "erebellum, pons, batang otak untuk fungsi okulomotor dan respirasi, neurohormonal
serta regulasi elektrolit.%
5ohnson I Bro!n (1$$$) dan @ansen (2&&&) mengatakan bah!a gambaran klasik kern
ikterus timbul bila kadar bilirubin total serum antara 20'& mg/dl. 0,+,$tako!ski (2&&2) dengan
"ut off point bilirubin serum J%& mg/dl, sedangkan #aisels (2&&1) menulis apabila bilirubin
darah men"apai 2'%& mg/dl.
Kepekaan terhadap toksisitas bilirubin ber>ariasi dipengaruhi oleh jenis/tipe sel,
maturitas , metabolisme . ada yang sedang dalam proses diferensiasi "enderung
lebih rentan terhadap bilirubin, hal ini terjadi pada BKB.
#anifestasi klinis ensefalopati bilirubin terdiri dari 2 tahapan sesuai dengan proses
perjalanan penyakit. Berikut ini adalah manifestasi klinis dari ensefalopati bilirubin yaitu;
2.5.1 E(&%4a#/ati Biirubi( A"ut
a. Fa&% A6a *early phase,
9imbulnya beberapa hari pertama kehidupan. Klinis BB8 tampak ikterus berat (lebih dari
Kramer %). 9erjadi penurunan kesadaran, letargi, mengisap lemah dan hipotonia. 9erapi dini dan
tepat akan memberikan prognosis lebih baik.
b. Fa&% I(t%rm%diat% *intermediate phase,
#erupakan lanjutan dari fase a!al, tindakan terapi transfusi tukar emergensi dapat
mengembalikan perubahan susunan syaraf pusat dengan "epat. -ase ini ditandai stupor yang
moderat/sedang, ireversibel, hipertonia dengan retro"ollis otot'otot leher serta opistotonus otot'
2&
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
21/44
otot punggung, panas, tangis melengking (high-pitched cry) yang berlanjut berubah menjadi
mengantuk dan hipotonia.
7. Fa&% La(ut *advanced phase,
-ase ini terjadi pada BB8 setelah usia 1 minggu kehidupan yang ditandai dengan retro"ollis dan
opistotonus yang lebih berat, tangisnya melengking, tak mau minum/ menetek, apnea, panas,
stupor dalam sampai koma, kadang'kadang kejang dan meninggal. 4alam fase ini kemungkinan
kerusakan ire>ersibel/menetap.
2.5.2 E(&%4a#/ati Biirubi( Kr#(i& *chronic bilirubin encephalopathy/kern icterus,
Ensefalopati bilirubin kronis disebut juga kernikterus. erjalanan penyakit berlangsung lamban
setelah bentuk akut terjadi a!al tahun pertama kehidupan. e"ara klinis dibedakan dalam 2 fase.
-ase a!al, terjadi dalam tahun pertama kehidupan dengan gejala klinis hipotonia, hiperefleksi,
keterlambatan perkembangan motorik milestone dan timbulnya refleks tonik leher. -ase setelah
tahun pertama kehidupan. 3ejala klinis refleks tonik leher (tonic-neck refle") menetap setelah
tahun pertama kehidupan terjadi ;
1. 3angguan ekstrapiramidal, koreoathetosis merupakan kelainan umum yang nampak.
Ekstremitas atas biasanya lebih berat daripada ekstremitas ba!ah. Keadaan tersebut
disebabkan adanya kerusakan pada ganglia basalis yang mana merupakan gambaran
klasik/khas dari ensefalopati bilirubin kronis
2. 3angguan penglihatan, gerakan bola mata terganggu, paralisis dari up!ard gae.
Kelainan tersebut sebagai akibat dari kerusakan nu"leus ner>us kranialis di batang otak
21
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
22/44
%. 3angguan pendengaran, kelainan pendengaran merupakan kelainan yang menetap dan
paling berat ditemukan, tuli pendengaran terhadap frekuensi tinggi, baik derajat ringan
sampai berat. Kelainan ini disebabkan kerusakan nukleus kokhlearis di batang otak serta
nervus auditoriusyang sangat peka terhadap toksisitas bilirubin indirek !alaupun pada
kadar yang relatif rendah. 9ampak se"ara klinis keterlambatan perkembangan bi"ara, oleh
sebab itu pemeriksaan fungsi pendengaran harus dilakukan se"epat mungkin pada bayi
berisiko tinggi terhadap ensefalopati bilirubin kronis
. 3angguan pada gigi, dapat dijumpai adanya displasia dental'enamel setelah usia bayi
bulan ke'$
. 3angguan/defek kognitif, pada kern ikterus tidak men"olok atetosis atau korea dengan
defek pendengaran yang terjadi dapat memberikan impresi salah dari gangguan mental
(mental retardasi).1&,1%,1
2.8 DIAGNOSIS
2.8.1 Krit%ria Dia)(#&i&
e"ara umum, ditandai dengan athetoid cerebral palsy, gangguan pendengaran hingga
ketulian, gangguan penglihatan, dan mental retardasi.
9anda'tanda dan gejala'gejala kern ikterus biasanya mun"ul 2' hari sesudah lahir pada
bayi "ukup bulan dan paling lambat hari ke'+ pada bayi prematur, tetapi hiperbilirubinemia dapat
menyebabkan sindroma setiap saat selama masa neonatus. 9anda'tanda a!al bisa tidak terlihat
jelas dan tidak dapat dibedakan dengan sepsis, asfiksia, hipoglikemia, pendarahan intrakranial
dan penyakit sistemik akut lainnya pada bayi neonatus. lesu, nafsu makan jelek dan hilangnya
refleks #oro merupakan tanda'tanda a!al yang laim. elanjutnya, bayi dapat tampak sangat
22
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
23/44
sakit, tidak berdaya disertai refleks tendon yang menjadi negatif dan kega!atan pernapasan.
=pistotonus, dengan fontanela yang men"embung, muka dan tungkai berkedut, dan tangisan
melengking bernada tinggi dapat menyertai. ada kasus yang lanjut terjadi kon>ulsi dan spasme,
kekakuan pada bayi dengan lengan yang terekstensi dan berotasi ke dalam serta tangannya
menggenggam. ulsi "enderung kambuh. ada tahun ke'2 opistotonus dan kejang
mereda, tetapi gerakan'gerakan yang tidak teratur dan tidak disadari, rigiditas otot atau pada
beberapa bayi, hipotonia bertambah se"ara teratur. ada umur % tahun sering tampak sindrom
neurologis yang lengkap terdiri atas koreotetosis dengan spasme otot in>olunter, tanda'tanda
ekstrapira'midal, kejang defisiensi mental, !i"ara disartrik, kehilangan pendengaran terhadap
frekuensi tinggi, strabismus dan gerakan mata ke atas tidak sempurna.
9anda'tanda piramidal, hipotonia, atau ataksia terjadi beberapa bayi. ada bayi yang
terkenanya ringan sindrom ini hanya dapat ditandai melalui inkoordonasi neoromuskular ringan
sampai sedang, ketilian parsial, atau disfungsi otak minimal yang terjadi sendiri atau bersamaan,
masalah ini mungkin tidak tampak sampai anak masuk sekolah.
2%
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
24/44
2.8.2 P%m%ri"&aa( P%(u(a()
emeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut;
1. emeriksaan kadar bilirubin
Bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas
kadar bilirubin yang sangat tinggi.
2. emeriksaan fungsi otak; EE3
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi
%. 4arah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
. enentuan golongan darah dan
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
25/44
2.19 PENATALAKSANAAN
2.19.1 A)#ritm% Ma(a%m%(
emua bayi baru lahir di klinik maupun di rumah sakit harus mengikuti alur manajemen/tata
laksana ikterus neonatorum untuk bayi baru lahir di ruang pera!atan bayi, seperti tampak pada
gambar 0. Berikut ini adalah alur tata laksana ikterus neonatorum untuk bayi baru lahir di ruang
pera!atan bayi;
1. etiap neonatus dinilai adakah ikterus pada usia *'12 jam setelah lahir
2. 5ika ada ikterus "ukup berat se"ara >isual sebelum usia 2 jam periksa 9B atau 96B
%. 7kur 9B/96B dan e>aluasi setiap jam
. 5ika 9B/96B di atas $& persentil, penyebab ikterus terapi, bila memenuhi kriteria
ulang 9B setiap 2 jam
. 5ika tidak melebihi $ persentil, e>aluasi 9B, masa gestasi, usia dalam jam postnatal,
dan terapi jika memenuhi kriteria
0. 5ika fasilitas laboratorium ada, lakukan pemeriksaan ;
A bilirubin total serum dan bilirubin direk
A golongan darah B=,
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
26/44
Gambar lgoritme #anajemen/9atalaksana kterus ?eonatorum (di
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
27/44
2.19.2 P%(ataa"&a(aa(
9ata laksana umum meliputi, hidrasi pemberian "airan sesuai dengan berat badan dan usia
postnatal, fenobarbital, pemberian timah (n)'protoporfirin, fototerapi dan tranfusi tukar.11,1,10,1+
2.19.2.1 F#t#t%ra/i
-ototerapi terapi intensif adalah fototerapi dengan menggunakan sinar blue'green spe"trum
(panjang gelombang %&'$& nm) dengan kekuatan paling kurang %& u/"m2. (diperiksa dengan
radiometer, atau diperkirakan dengan menempatkan bayi langsung di ba!ah sumber sinar dan
kulit bayi yang terpajan lebih luas), seperti tampak pada gambar +.
Bila konsentrasi bilirubin tidak menurun atau "enderung naik pada bayi'bayi yang
mendapat fototerapi intensif, kemungkinan besar terjadi proses hemolisis.11
Gambar 5 Bayi di Ba!ah 8ampu 9erapi inar
2+
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
28/44
2.19.2.1.1 I(di"a&i F#t#t%ra/i
#enurunkan kadar bilirubin direk pada bayi dengan hiperbilirubinemia/ ikterus non fisiologis.
Beberapa keadaan yang mempengaruhi pemberian terapi sinar antara lain; masa gestasi, berat
lahir, umur bayi, faktor risiko (hipoksia, asidosis, sepsis, kelainan hemolisis). anduan terapi
sinar berdasarkan masa gestasi menurutAmerican Academy of Pediatrics, seperti tampak pada
gambar *.
Gambar 8anduan -ototerapi pada Bayi 7sia Kehamilan J % minggu
-aktor risiko; isoimune hemolytic disease, defisiensi 304, asfiksia, letargis, suhu tubuh
tidak stabil, sepsis, asidosis, atau kadar albumin L % g/d8
ada bayi dengan usia kehamilan %'%+ 0/+ minggu diperbolehkan untuk melakukan
fototerapi pada kadar bilirubin total sekitar medium risk line. #erupakan pilihan untuk
melakukan inter>ensi pada kadar bilirubin total serum yang lebih rendah untuk bayi'bayi
yang mendekati usia % minggu dan dengan kadar bilirubin total serum yang lebih tinggi
untuk bayi yang berusia mendekati %+ minggu
2*
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
29/44
4iperbolehkan melakukan fototerapi baik di rumah sakit atau di rumah pada kadar bilirubin
total 2'% mg/d8 di ba!ah garis yang ditunjukkan, namun pada bayi'bayi yang memiliki
faktor risiko fototerapi sebaiknya tidak dilakukan di rumah.2%
Berikut ini anduan 9erapi inar berdasarkan 7sia Bayi, seperti tampak pada tabel % dan tabel .
Tab% 3ndikasi -ototerapi Berdasarkan 9B
(#enurut @=)
Tab% ! etunjuk enatalaksanaan @iperbilirubinemia pada Bayi ehat 6ukup Bulan
2$
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
30/44
Berikut ini anduan 9erapi inar Berdasarkan Berat Badan Bayi, seperti tampak pada tabel dan
tabel 0.
Tab% -ndikasi -ototerapi BB8
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
31/44
2. Bayi dengan hemolitik isoimun dengan fototerapi intensif 9B meningkat diperlukan
transfusi tukar. pabila memungkinkan berikan imunoglobulin &, F 1 gr/kg J 2 jam,
ulangi dalam 12 jam bila perlu
%. pabila berat badan turun J12, dehidrasi berikan formula/ peras/"airan intra>ena
(kristaloid)
. pabila 9B tidak menurun, atau 9B berubah pada kadar transfusi tukar, atau rasio
9B/albumin melebihi pertimbangkan transfusi tukar
. 9ergantung penyebab hiperbilirubinemia, setelah terapi sinar distop dan setelah pulang,
periksa 9B setelah 2 jam kemudian.2%
2.19.2.1.2 K#(tra I(di"a&i F#t#t%ra/i
Berikut ini adalah kontra indikasi dari foto terapi ;
1. @iperbilirubin 4irek/ Konjugasi
2. hofiria Kongenital.1*
2.19.2.1.3 E4%" Sam/i() F#t#t%ra/i
da beberapa efek samping dari penggunaan fototerapi seperti tampak pada tabel +, yaitu;
Tab% 5Efek amping enggunaan -ototerapi
E4%" Sam/i() P%ruba+a( S/%&i4i" Im/i"a&i "i(i&
P%ruba+a( &u+u da(
m%tab#i" ai(('a
eningkatan suhu
lingkungan dan tubuheningkatan konsumsi
oksigeneningkatan laju respirasi
eningkatan aliran darah ke
kulit
4ipengaruhi oleh kematangan,
asupan kalori (eneri untuk meresponperubahan suhu), adekuat atau
tidaknya penyesuaian terhadap suhupada unit fototerapi, jarak dari unit ke
bayi dan inkubator(berkaitan dengan
aliran udara dan kehilangan udara
pada radiant !armer), penggunaanser>o"ontrol
%1
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
32/44
P%ruba+a(
"ardi#:a&7uar
erubahan sementara "urah
jantung dan penurunan
"urah >entrikel kiri
9erbukanya kembali duktus
arteriosus kemungkinan karena
fotorelaksasi, biasanya tidaksignifikan terhadap hemodinamik.
erubahan hemodinamik terlihat pada
12 jam pertama fototerapi, setelah itukembali ke a!al atau meningkat
Statu& 7aira( eningkatan aliran darah
perifer
eningkatan insensible
!ater loss
#eningkatkan kehilangan "airan ,
dapat mengubah keperluanpemakaian medikasi intramus"ular
4isebabkan oleh kehilangan "airan
melalui e>aporasi, metabolik, dan
respirasi4ipengaruhi oleh lingkungan (aliran
udara, kelembaban, temperature),
karakteristik unit fototerapi,
perubahan suhu, perubahan suhu kulitdan suhu inti bayi, denyut jantung,
laju respirasi, laju metabolik, asupankalori, bentuk tempat tidur
(meningkat dengan penggunaan
radiant !armer dan inkubator)
Fu()&i &aura(
7%r(a
eningkatan jumlah dan
frekuensi buang air besar
-eses "air, ber!arna hijau
ke"oklatanenurunan !aktu transitusus
enurunan absorpsi, retensi
nitrogen, air dan elektrolit
erubahan aktifitas laktosa,
ribofla>in
Berkaitan dengan peningkatan aliran
empedu yang dapat menstimulasi
akti>itas saluran "erna#eningkatkan kehilangan "airan
melalui feses#eningkatkan kehilangan "airanmelalui feses dan resiko dehidrasi.
erubahan mendadak pada "airan
elektrolit
ntoleransi sementara laktosa dengan
penurunan laktase pada silia epitel
dan peningkatan frekuensi BB dankonsistensi air pada feses.
P%ruba+a( a"ti4ita& 8etargis dan gelisah 4apat mempengaruhi hubungan
orangtua dan bayiP%ruba+a( b%rat
bada(
enurunan nafsu makan
enurunan pada a!alnyanamun terkejar dalam 2'
minggu
#enyebabkan perubahan asupan
"airan dan kalori
4isebabkan oleh pemberian asupanmakanan yang buruk dan peningkatan
kehilangan melalui saluran "erna
E4%" #"u%r 9idak ada penelitian pada
manusia, namun perlu
#enurunnya input sensoris dan
stimulasi sensoris
%2
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
33/44
perhatian antara efek
"ahaya dibandingkan
dengan efek penutup mata
enutup mata meningkatkan risiko
infeksi, aberasi kornea,
peningkatan tekanan intrakranial(jika terlalu ken"ang)
P%ruba+a( "uit 9anning
iolet
4isebabkan oleh "edera pada sel mast
kulit dengan pelepasan histamine,eritema dari sinar ultra>iolet
4isebabkan oleh pemaparan yang
berlebihan dari emisi gelombang
pendek sinar fluores"ent4isebabkan oleh interaksi fototerapi
dan ikterus kolestasis, mengahasilkan
pigmen "oklat (bilifus"in) yang
me!arnai kulit, dapat pulih dalamhitungan bulan
P%ruba+a( %(d#"ri( erubahan kadargonadotropin serum
(peningkatan 8@ dan -@)
Belum diketahui se"ara pasti
P%ruba+a(
+%mat##)i
eningkatan turno>ertrombosit
6edera pada sel darah
merah dalam sirkulasidengan penurunan kalium
dan peningkatan aktifitas9
#erupakan masalah bagi bayi dengantrombosit yang rendah dan yang
dalam keadaan sepsis.
#enyebabkan hemolisis,
meningkatkan kebutuhan energi
P%r+atia( t%r+ada/
/%ria"u /&i"##)i&
solasi
erubahan status organisasi
dan manajemen perilaku
Efek diatasi oleh pera!atan yang baik
4apat diatasi dengan interaksi
orangtua'bayi4apat mempengaruhi ritme kardiak
2.19.2.1.- K#m/i"a&i F#t#t%ra/i
da beberapa ma"am komplikasi yang sering terjadi setelah dilakukannya fototerapi, yaitu ;
1. Kerusakan retina
2. Kelainan kulit ; hiperpigmentasi, ruam, eritema, luka bakar
%. 4ehidrasi
. 4iare
%%
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
34/44
. @ipertermi
0. Brone baby syndrome2%
2.19.3 Tra(&4u&i Tu"ar
9ransfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan
berulang'ulang sampai sebagian besar darah pasien tertukar (-ried, 1$*2). ada pasien
hiperbilirubinemia, tindakan tersebut bertujuan men"egah ensefalopati bilirubin dengan "ara
mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi, seperti tampak pada gambar $. ada bayi
hiperbilirubinemia karena isoimunisasi, transfusi tukar mempunyai manfaat lebih karena akan
membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi darah neonatus. @al tersebut akan
men"egah terjadinya hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki kondisi anemianya.
Gambar 0 anduan 9ransfusi 9ukar
%
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
35/44
3aris putus'putus pada 2 jam pertama menunujukan keadaan tanpa patokan pasti karena
terdapat pertimbangan klinis yang luas dan tergantung respon terhadap fototerapi
4irekomendasikan transfusi tukar segera bila bayi menunjukan gejala enselofalopati akut
(hipertoni, ar"hing, retro"olis, opistotonus, high pitch cry, demam) atau bila kadar
bilirubin total J mg/dl diatas garis patokan
-aktor resiko ; penyakit autoimun, defisiensi 304, asfiksia, letargis, suhu tidak stabil,
sepsis, asidosis
eriksa kadar bilirubin dan hitung rasio bilirubin total /albumin
ebagai patokan adalah bilirubin total
ada bayi sehat dan usia kehamilan %'%+ minggu (risiko sedang) transfusi tukar dapat
dilakukan bersifat indi>idual berdasarkan kadar bilirubin total sesuai usianya.
2.19.3.1 I(di"a&i Tra(&4u&i Tu"ar
Berikut ini adalah indikasi dari transfusi tukar;
A 3agal dengan intensif fototerapi
A Ensefalopati bilirubin akut (fase a!al, intermediate, lanjut/ad>an"ed) yang ditandai gejala
hipertonia, melengkung, retro"olli, opistotonus, panas, tangis melengking.
A Berdasarkan usia bayi dan berat badan bayi, seperti tampak pada tabel * dan tabel $
%
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
36/44
Tab% 8 ndikasi 9ransfusi 9ukar berdasarkan 9B
(#enurut @=)
Tab% 0ndikasi 9ransfusi 9ukar pada BB8ena lebih
berbahaya daripada manfaat transfusi tukar. da beberapa kontra indikasi lainnya, yaitu;
1. Emboli (emboli, bekuan darah), trombosis
2. erforasi pembuluh darah
%. 3angguan pembekuan karena pemakaian heparin
%0
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
37/44
2.19.3.3 Dara+ D#(#r u(tu" Tra(&4u&i Tu"ar
4arah donor yang digunakan untuk transfusi tukar, yaitu;
1. 4arah yang digunakan golongan =
2. 3unakan darah baru (usia L + hari), #hole blood
%. ada penyakit hemolitik
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
38/44
2.19.3.! K#m/i"a&i Tra(&4u&i Tu"ar
da beberapa komplikasi dari transfusi tukar, yaitu sebagai berikut;
1. @ipokalsemia dan hipomagnesia
2. @ipoglikemia
%. 3angguan keseimbangan asam basa
. @iperkalemia
. 3angguan kardio>as"ular, seperti aritmia atau arrest
0. endarahan
+. nfeksi
*. @emolisis
$. 3raft >ersus host desease
1&. 8ain'lain ; hipotermia, hipertemia, dan kemungkinan terjadinya enterokolitis
nekrotikans.1+
2.19.! F%(#barbita
-enobarbital memperbesar konjugasi dan eksresi bilirubin. emberiannya akan
membatasi perkembangan ikterus fisiologis pada bayi baru lahir bila diberikan pada ibu
dengan dosis $&mg/2jam sebelum persalinan atau pada bayi saat lahir dengan dosis
1&mg/kg/2jam. #eskipun demikian, fenobarbital tidak se"ara rutin dianjurkan untuk
mengobati ikterus pada bayi neonatus, (1) karena pengaruhnya pada metabolisme
bilirubin biasanya tidak terlihat sebelum men"apai beberapa hari pemberian, (2) karena
efektifitas obat ini lebih ke"il daripada fototerapi dalam menurunkan bilirubin, dan (%)
%*
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
39/44
karena dapat mempunyai pengaruh sedatif yang tidak menguntungkan serta () tidak
menambah respon terhadap fototerapi.
2.19.- P%mb%ria( *S(,;Pr#t#/#r4iri( atau Tima+ M%/#r4iri(
9elah diusulkan untuk mengurangi kadar bilirubin timah tersebut dapat menghambat
kon>ersi bili>erdin menjadi bilirubin melalui heme oksigenase. alaupun kadar
bilirubin dapat turun, pengaruhnya tidak lebih besar daripada yang di"apai dengan
fototerapi. Komplikasinya meliputi eritema sementara jika bayi sedang menjalani
fototerapi. 4iperlukan lebih banyak data mengenai kemanjuran dan toksisitasnya
sebelum senya!a ini dapat dianjurkan sebagai terapi hiperbilirubinemia.
2.11 P$OGNOSIS
9anda'tanda neurologis yang jelas mempunyai prognosis yang jelek, ada + atau lebih
bayi'bayi yang demikian meninggal, dan *& yang bertahan hidup menderita koreoatetosis
bilateral dengan spasme otot in>olunter.
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
40/44
9erdapat 2 ma"am pen"egahan, yaitu sebagai berikut;
1. P%(7%)a+a( Prim%r
#enganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit *'12 kali perhari untuk
beberapa hari pertama
9idak memberikan "airan tambahan rutin seperti desktrose atau air pada bayi yang
mendapatkan dan tidak mengalami dehidrasi
2. P%(7%)a+a( S%"u(d%r
@arus melakukan penilaian sistematis terhadap risiko kemungkinan terjadinya
hiperbilirubinemia berat, selama periode neonatal
emua !anita hamil harus diperiksa golongan darah B= dan rhesus serta
penyaringan serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa
Bila golongan darah ibu tidak diketahui atau ital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap *'12 jam
rotokol untuk penilaian ikterus harus melibatkan seluruh staf pera!atan yang
dituntut untuk dapat meriksa tingkat bilirubin se"ara transkutaneus atau
memeriksakan bilirubin se"ara total.1*
&
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
41/44
BAB III
KESIMPULAN
Kern ikterus merupakan suatu sindroma kerusakan otak yang diakibatkan oleh tingginya
kadar bulirubin sehingga bersifat toksik terhadap otak, ditandai dengan athetoid cerebral palsy,
gangguan pendengaran hingga ketulian, gangguan penglihatan, dan mental retardasi.
Kern ikterus timbul terutama pada bayi'bayi ikterus yang tidak ditangani dengan baik.
enanganan ikterus harus mengikutsertakan semua aspek se"ara menyeluruh , mulai dari peran
orang tua, tenaga medis, maupun sarana kesehatan dalam rangka men"egah timbulnya kern
ikterus serta rehabilitasi pas"a kern ikterus.
1
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
42/44
DAFTA$ PUSTAKA
1. bdura"hman ukadi, li 7sman, yarief @idayat Efendi. 2&&2. kterus ?eonatorum.
erinatologi. Bandung. Bagian/#- lmu Kesehatan nak -K7/isited; ediatri" 2&& 5une 11 1+;+'%
*. 3arna @erry, dkk. 2&&&. kterus ?eonatorum. edoman 4iagnosis dan 9erapi lmu
Kesehatan nak. Edisi kedua. Bagian/#- lmu Kesehatan nak -K7/
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
43/44
11. meri"an "ademy of ediatri"s. #anagement of hy'perbilirubinemia in the ne!born
infant O % !eeks of gestation, 6lini"al ra"ti"e 3uideline, ub"ommittee an
@yperbilirubinemia. ediatri"s 2&& 11;2$+'%10
12. 5ayashree. ?eonatal hyperbilirubinemia. 4alam; ?eo' natal !orkshop. 74.
3eorgeto!n 7ni>ersity @ospital. 2&&0
1%. Bodersen e @ealth and
5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS
44/44
21. 3ourley 3ie!s. 2&&&
1;2'%1
22. udjiadi @, @egar B, @andryastuti , dkk. +iperbilirubinemia& 4alam; Pedoman
Pelayanan ,edis katan Dokter ndonesia .disi . 5akarta; katan 4okter ndonesia.
2&11 h.11'22
2%. Bag"hi . hototheraphy. 4alam; #" 4onald #3,