Top Banner

of 44

sarpus anak KERNIKTERUS

Oct 18, 2015

Download

Documents

YES !
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    1/44

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ensefalopati Bilirubin (Kern ikterus) merupakan suatu sindroma kerusakan otak yang

    ditandai dengan athetoid cerebral palsy, gangguan pendengaran hingga ketulian, gangguan

    penglihatan, dan mental retardasi yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin indirek/tak

    terkonjugasi dalam sel otak.1, 2

    ada beberapa bayi baru lahir, hati memproduksi pigmen kuning yang disebut bilirubin

    yang berlebihan, sehingga mengakibatkan kulit dan sklera mata berubah !arna menjadi kuning.

    Keadaan ini disebut dengan ikterus. Beberapa bayi, keadaan ini bisa hilang sendiri, tetapi pada

    beberapa bayi lainnya bila tidak ditangani dengan "epat dan benar maka bisa menyebabkan kadar

    bilirubin menjadi sangat tinggi yang bersifat toksik dan dapat merusak otak.

    #aisels (1$$$) melaporkan hasil penelitiannya antara kadar bilirubin indirek dengan

    kejadian kern ikterus yaitu kadar bilirubin indirek %&'& mg/dl, 2'2$ mg/dl, 1$'2 mg/dl dan

    kadar 1&'1* mg/dl, berturut'turut kejadian kern ikterus +%, %%, *, dan &.%

    Ensefalopati bilirubin klinis terdiri dari 2 tahap yaitu fase akut dan fase kronis. ada fase

    a!al dan intermediatedari fase akut bersifat reversible(sementara) yang masih aman jika segera

    diterapi (transfusi ganti dan foto terapi). -ase lanjut dan kronis bersifat irreversible (menetap)

    yang berakhir dengan gejala sisa neurologis/bersifat fatal, biarpun dilakukan transfusi ganti dan

    foto terapi. Ensefalopati bilirubin sebagian besar bersifatpreventable, apabila tenaga kesehatan

    dan rumah sakit mau mengikuti rekomendasi petunjuk tatalaksana ikterus neonatorum se"ara

    benar.

    1

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    2/44

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DEFINISI

    Kern ikterus adalah sindroma neurologik yang disebabkan oleh menumpuknya bilirubin

    indirek/tak terkonjugasi dalam sel otak.1,2 Ensefalopati bilirubin merupakan manifestasi klinis

    dari efek toksis bilirubin di , sedangkan istilah kern ikterus didefinisikan sebagai suatu

    perubahan neuropatologi yang ditandai deposisi pigmen pada beberapa daerah di otak terutama

    ganglion basalis, pons dan "erebellum. #enurut pinger (2&&), kern ikterus merupakan

    diagnosis patologi anatomi. ngka kematian akibat kern ikterus %,+, angka morbiditas

    (termasuk gejala sisa) *0, seperti tampak pada gambar 1.

    Gambar 1 Kern kterus

    2

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    3/44

    2.2 EPIDEMIOLOGI

    Kern ikterus terjadi di semua bagian dunia akan tetapi yang berhubungan akibat dari

    defisiensi enim Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (304) adalah lebih banyak daripada

    penyebab lain. 5umlah tersebut menurun pada dekade 1$+& dan 1$*&, selanjutnya pada dekade

    1$$& meningkat lagi. Keadaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan Bayi 6ukup Bulan

    (B6B) dipulangkan lebih dini, sehingga follo! up B6B kurang terutama bayi dengan risiko lahir

    sangat ke"il.07ntuk beberapa tahun terakhir dokter anak mempertimbangkan bah!a mereka

    meningkatkan kemampuan life savingterhadap Bayi Baru 8ahir (BB8) dan kehamilan lebih dini,

    yang menghasilkan ketidakmampuan mengatasi morbiditas dalam kelangsungan hidupnya.

    9ampaknya sebagai penyebabnya adalah multifaktorial.+ 4i merika, ikterus neonatorum

    "enderung meningkat. ebagian besar neonatus pada minggu pertama terjadi peningkatan

    bilirubin indirek. Kejadian ikterus neonatorum meningkat pada BB8 di sia 9imur, ndian

    merika dan :unani. Bayi frika merika lebih sedikit daripada BB8 kulit putih. 9ahun 1$*

    dilaporkan ikterus neonatorum bayi sia 9imur $, dan merika kulit putih 2&, merika

    frika 12. #aisels (1$$$) melaporkan hasil penelitiannya antara kadar bilirubin indirek

    dengan kejadian kern ikterus yaitu kadar bilirubin indirek %&'& mg/dl, 2'2$ mg/dl, 1$'2

    mg/dl dan kadar 1&'1* mg/dl, berturut'turut kejadian kern ikterus +%, %%, *, dan &.%

    9erdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan meningkatnya kasus kern ikterus, yaitu;

    1. ara orang tua tidak mengetahui tanda'tanda ikterus sehingga mereka tidak segera

    menghubungi dokter

    2. Banyaknya bayi baru lahir yang segera meninggalkan

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    4/44

    %. 4okter yang hanya mengandalkan penglihatan dalam menilai derajat kuningnya kulit

    akibat ikterus yang mana rentan terhadap kesalahan terutama pada kasus yang berat dan

    tidak adanya informasi kepada para orang tua untuk memperhatikan kualitas kuningnya

    kulit pada bayi mereka

    . Beberapa bayi baru lahir pulang dari

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    5/44

    selama tahap sebelumnya. ekuele jangka panjang bisa men"akup; spastisitas,

    atetosis, tuli parsial/komplit, retardasi mental, paralisis bola mata ke atas, displasia

    mental.1

    2.! ETIOLOGI

    enyebab kern ikterus adalah dikarenakan kadar bilirubin indire"t yang sangat tinggi yang dapat

    men"apai tingkat toksik sehingga merusak sel'sel otak.

    Kadar bilirubin yang tinggi merupakan kelanjutan dari ikterus neonatorum yang disebabkan

    oleh;

    kterus -isiologis;

    1. eningkatan jumlah bilirubin yang masuk ke dalam sel hepar

    2. 4efek pengambilan bilirubin plasma

    %. 4efek konjugasi bilirubin

    . Ekskresi bilirubin menurun

    kterus atologis;

    1. nemia hemolitik; isoimunisasi, defek eritrosit, penyakit hemolitik ba!aan,

    sekunder dari infeksi, dan mikroangiopati

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    6/44

    2. Ekstra>asasi darah; hematoma, ptekie, perdarahan paru, otak, retroperitoneal dan

    sefalhematom

    %. olisitemia

    . irkulasi enterohepatik berlebihan; obstruksi usus, stenosis pilorus, ileus mekonium,

    ileus paralitik, dan penyakit hirs"hprung

    . Berkurangnya uptakebilirubin oleh hepar; gangguan transportasi bilirubin, obstruksi

    aliran empedu.1,2,*

    2.!.1 Fa"t#r $%&i"#

    -aktor

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    7/44

    1.

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    8/44

    A 7sia kehamilan %'%0 minggu

    A audara sebelumnya mendapat terapi sama

    A efalhematom atau memar hebat

    A eksklusif, terutama bila pera!atan tak baik dan terjadi penurunan berat badan

    A

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    9/44

    ada umumnya ikterus terjadi pada minggu pertama kehidupan, hal ini berhubungan dengan

    beberapa faktor, yaitu ;

    1. eningkatan produksi bilirubin sebagai akibat turn o>er "ell darah merah yang lebih

    tinggi dan penurunan rentang masa hidup eritrosit

    2. enurunan ekskresi bilirubin sebagai akibat penurunan uptake dalam hati, penurunan

    konjugasi oleh hati, dan peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik. ada umumnya

    ekskresi bilirubin membaik setelah usia 1 minggu.12,'1%

    Keadaan'keadaan yang memperberat ensefalopati bilirubin (kern ikterus) adalah asidosis, obat'

    obatan yang melepas ikatan albumin'bilirubin (sulfonamide dan peni"illin), hipoalbumin,

    hipoglikemia, dan hipotermia.

    2.- PATOFISIOLOGI

    2.-.1 P%mb%(tu"a( Biirubi(

    Bilirubin adalah pigmen kristal ber!arna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir

    dari peme"ahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi'reduksi. 8angkah oksidasi

    yang pertama adalah bili>erdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan heme oksigenase yaitu

    suatu enim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain. ada reaksi tersebut

    juga terbentuk besi yang digunakan kembali untk pembentukan hemoglobin dan karbon

    monoksida (6=) yang dieksresikan kedalam paru. Bili>erdin kemudian akan direduksi menjadi

    bilirubin oleh enim bili>erdin reduktase. Bili>erdin bersifat larut dalam air dan se"ara "epat

    akan diubah mejadi bilirubin melalui reaksi bilirubin reduktase. Berbeda dengan bili>erdin,

    bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan hidrogen serta pada p@ normal bersifat tidak larut.

    $

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    10/44

    5ika tubuh mengeksresikan, diperlukan mekanisme transport dan eliminasi bilirubin, seperti

    tampak pada gambar 2.

    Gambar 2 #etabolisme Bilirubin

    ada bayi baru lahir, + produksi bilirubin berasal dari katabolisme heme hemoglobin

    dari eritrosit sirkuasi. atu gram @b akan menghasilkan % mg bilirubin dan sisanya 2 disebut

    early labelled bilirubin yang berasal dari pelepasan @b karena eritropoesis yang tidak efektif

    didalam sumsum tulang, jaringan yang mengandung heme (mioglobin, sitorom, katalase,

    peroksidase) dan heme bebas.

    1&

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    11/44

    Bayi baru lahir akan memproduksi *'1& mg/kgBB/hari, sedangkan orang de!asa %'

    mg/kgBB/hari. eningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan masa hidup

    eritrosit bayi lebih pendek (+&'$& hari) dibandingkan dengan orang de!asa (12& hari),

    peningkatan degradasi heme, turn o>er sitokrom yang meningkat dan juga reabsorpsi bilirubin

    dari usus yang meningkat (sirkulasi enterohepatik).1*

    2.-.2 Tra(&/#rta&i Biirubi(

    embentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan

    ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bayi baru lahir mempunyai kapasitas ikatan

    plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendah dan kapasitas

    ikatan molar yang kurang. Bilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan at non

    polar dan tidak larut dalam air dan kemudian ditransportasikan ke sel hepar.

    Bilirubin yang terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susunan saraf pusat dan

    bersifat non toksik. elain itu, albumin mempunyai afinitas yang tinggi terhadap obat'obatan

    yang bersifat asam seperti penisilin dan sulfonamid. ehingga obat'obatan tersebut dapat

    menempati tempat utama perlekatan albumin untuk bilirubin sehingga bersifat kompetitor serta

    dapat melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin, seperti tampak pada gambar %.1*

    11

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    12/44

    Gambar 3 kema eningkatan Kadar Bilirubin pada Bayi Baru 8ahir10

    ada BKB ikatan bilirubin akan lebih lemah yang umumnya komplikasi dari

    hipoalbumin, hipoksia, hipoglikemi, asidosis, hipotermia, hemolisis, dan septikemi. ehingga

    akan mengakibatkan peningkatan jumlah bilirubin bebas dan berisiko nerotoksisitas oleh

    bilirubin. Bilirubin dalam serum terdapat dalam bentuk yag berbeda yaitu;

    a. Bilirubin tak terkonjugasi yang terikat dengan albumin dan membentuk sebagian besar

    bilirubin tak terkonjugasi dalam serum

    b. Bilirubin bebas

    ". Bilirubin terkonjugasi yaitu bilirubin yang siap dieksresikan melalui ginjal atau sistem

    billier

    d. Bilirubin terkonjugasi yang terikat dengan albumin serum (D'bilirubin)

    12

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    13/44

    e. ada 2 minggu pertama kehidupan, D'bilirubin tidak akan tampak. eningakatan kadar D'

    bilirubin se"ara signifikan dapat ditemukan pada bayi baru lahir normal yang lebih tua

    dan pada anak.1*

    2.-.3 A&u/a( Biirubi( atau Biirubi( I(ta"%

    ada saat kompleks bilirubin'albumin men"apai membran plasma hepatosit, albumin

    akan terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang

    berikatan dengan ligandin (protein :), mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya.

    Berkurangnya kapasitas pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan

    berpengaruh terhadap pembentukan ikterus fisiologis.1*

    2.-.! K#(u)a&i

    Bilirubin yang tak terkonjugasi dikon>ersikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut

    dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enim uridine diphosphate glu"oronosyl

    transferase (743'9). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu.

    edangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum endoplasmik

    untuk rekonjugasi berikutnya.1*

    2.-.- E"&r%&i Biirubi(

    etelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung

    empedu, kemudian memasuki saluran "erna dan diekskresikan melalui fe"es. etelah berada

    dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat direabsorbsi, ke"uali

    dikon>ersikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi oleh enim beta'glukoronidase yang

    1%

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    14/44

    terdapat dalam usus.

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    15/44

    perlu dikha!atirkan, karena bayi dibekali "adangan lemak "oklat, glikogen, dan "airan yang

    dapat mempertahankan metabolisme selama +2 jam. alaupun demikian keadaan ini dapat

    memi"u terjadinya hiperbilirubinemia, yang disebabkan oleh peningkatan sirkulasi

    enterohepatik akibat kurangnya asupan . kterus pada bayi ini tidak selalu disebabkan

    oleh breastfeeding jaundi"e, karena dapat saja merupakan hiperbilirubinemia fisiologis

    2. Breast-milk jaundice(B#5) adalah ikterus yang disebabkan oleh . nsidens pada bayi

    "ukup bulan berkisar 2'. ada sebagian besar bayi, kadar bilirubin turun pada hari ke',

    tetapi pada breast-milk jaundice, bilirubin terus naik, bahkan dapat men"apai 2&'%& mg/dl

    pada usia 1 hari. Bayi menunjukkan pertambahan berat badan yang baik, fungsi hati normal,

    dan tidak terdapat bukti hemolisis. Breast-milk jaundice dapat berulang (+&) pada

    kehamilan berikutnya. #ekanisme sesungguhnya yang menyebabkan breast-milk jaundice

    belum diketahui, tetapi diduga timbul akibat terhambatnya uridine diphosphoglucoronic acid

    glucoronyl transferase (743) oleh hasil metabolisme progesteron, yaitu pregnane--

    alpha-!-beta-diolyang ada di dalam sebagian ibu.22

    2. PATOGENESIS

    a!ar darah otak (blood brain barrier) adalah suatu lapisan yang terdiri dari pembuluh darah

    kapiler yang mempunyai sel endotel dengan tight jun"tion khas yang berfungsi membatasi serta

    mengatur pergerakan molekul antara darah dan . ada kondisi sa!ar darah otak normal yang

    dapat menembus barier ini adalah bilirubin indirek bebas (yang tidak terikat albumin). ada

    kondisi abnormal adanya brain injury (trauma serebral) diperberat keadaan hipoksemia,

    a"idemia, hiperkapnia, hipoalbumin, bilirubin yang terikat pun dapat mele!ati/menembus sa!ar

    darah otak, seperti tampak pada gambar .

    1

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    16/44

    Gambar ! atogenesis Ensefalopati Bilirubin / Kern kterus12,1%

    2..1 M%"a(i&m% Biirubi( Ma&u" "% daam Su&u(a( S'ara4 Pu&at *SSP,

    #ekanisme Bilirubin #asuk ke dalam usunan yaraf usat (), sebagai berikut;

    1. Bilirubin ndirek Bebas yang Bersifat 8ipofilik

    Bilirubin indirek bebas yang bersifat lipofilik dapat menembus sa!ar darah otak dan

    masuk ke sel neuron otak, selanjutnya terjadi presipitasi dalam memran sel syaraf.

    Keadaan asidosis, hipo'albulminemia akan meningkatkan jumlah bili'rubin bebas ke

    dalam jaringan otak

    2. Bilirubin ndirek dalam Bentuk #onoanion

    Bilirubin indirek dalam plasma berikatan dengan albumin dalam bentuk di'anion setelah

    disosiasi dengan 2 ion @ (hidrogen). uasana asam bilirubin indirek "enderung

    membentuk mono'anion (bilirubin acid) serta menyebabkan penurunan afinitas albumin'

    bilirubin indirek. ada bentuk tersebut akan meningkatkan presipitasi didalam jaringan

    serta dapat menembus sa!ar otak

    10

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    17/44

    %. Kerusakan a!ar =tak

    Kadar 'glikoprotein ('gp) adalah suatu substrat dalam sa!ar darah otak yang dapat

    membatasi masuknya bilirubin ke dalam . ada kerusakan sa!ar otak, at tersebut

    mengalami penurunan sehingga bilirubin indirek bebas dapat menembus sa!ar otak yang

    mengakibatkan presipitasi bilirubin indirek di dalam , seperti tampak pada gambar

    .%,

    Gambar - #ekanisme 4eposisi sam Bilirubin ada 8apisan 8ipid #embran el dan

    #ekanisme #asuknya Bilirubin #enembus a!ar 4arah =tak ke dalam el

    yaraf

    2..2 Dam/a" T#"&i" Biirubi( t%r+ada/ S% S'ara4

    1+

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    18/44

    Berdasarkan temuan histologi dan biofisika penelitian mekanisme toksisitas bilirubin

    terhadap sel syaraf adalah sebagai berikut;

    Bilirubin masuk ke dalam sel'sel neuron sehingga menyebabkan ;

    1. ertukaran ?a F K berkurang

    2. kumulasi "airan sel syaraf meningkat

    %. embengkakan akson syaraf

    . #enurunkan potensial membran dan potensial aksi

    . #engurangi aktifitas auditory brain stem responses

    0. #engurangi fosforilasi protein kinase dan synapstosis. erta mengurangi tyrosin

    uptakesintesis dopamin

    +. #engurangi uptake methioninedan thymidine

    *. #erusak mitokondria

    $. ada penelitian memakai isotop %1p se"ara invitro maupun invivo bilirubin dapat

    menyebabkan perubahan metabolisme energy sel syaraf

    3angguan neurotransmisi merupakan tahap a!al dan toksisitas bilirubin yang bersifat

    reversibelpada aktifitas auditory brain stem responses

    #ekanisme penting terhadap toksisitas bilirubin adalah menghambat enim fosforilase

    sinapsis 1 dan reseptor non "hannel ?'methyl'4'aspartate yang berfungsi untuk

    pelepasan neurotransmiter

    enumpukan bilirubin akan menimbulkan perubahan potensial membran dan potensial

    aksi yang akan mempengaruhi transmisi neurotransmiter sinaps

    1*

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    19/44

    @al yang esensial pada patogenesis ensefalopati bilirubin dan ire>ersibel adalah

    kerusakan mitokondria sebagai akibat dari presipitasi bilirubin a"id dalam membran

    fosfolipid, sehingga menyebabkan disfungsi mitokondria, seperti tampak pada tabel 2.

    Tab% 2 atofisiologi Efek 9oksik Bilirubin

    L#"a&i u/ta"% biirubi( E4%" /ada &% &'ara4 Dam/a" *dura&i,

    gregasi bilirubin indirekpada sel syaraf terminal

    #enurunkan potensial aksi ersibel (sementara)

    Bilirubin indirek terikat pada

    komponen sel

    3angguan transfer at,

    sintesis neurotransmitter,fungsi mitokondria

    ementara, dapat di"egah

    dengan eGui>alen albumin

    estibulokokhlearis, okulomotorius, dan fasialis),

    nukleus "erebralis, serebelum.

    2.5 MANIFESTASI KLINIS

    Ensefalopati bilirubin adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh kelainan/kerusakan

    susunan syaraf pusat akibat toksisitas bilirubin.$Ensefalopati bilirubin terjadi sebagai akibat

    kadar total serum bilirubin melebihi infantHs neuroprote"ti>e defenses yang menyebabkan

    1$

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    20/44

    kerusakan sel syaraf pusat terutama di daerah ganglia basalis, korteks serebri, syaraf

    pendengaran serebral dan perifer, hippo"ampus, diensefalon, nukleus subthalamikus, batang otak

    (midbrain), "erebellum, pons, batang otak untuk fungsi okulomotor dan respirasi, neurohormonal

    serta regulasi elektrolit.%

    5ohnson I Bro!n (1$$$) dan @ansen (2&&&) mengatakan bah!a gambaran klasik kern

    ikterus timbul bila kadar bilirubin total serum antara 20'& mg/dl. 0,+,$tako!ski (2&&2) dengan

    "ut off point bilirubin serum J%& mg/dl, sedangkan #aisels (2&&1) menulis apabila bilirubin

    darah men"apai 2'%& mg/dl.

    Kepekaan terhadap toksisitas bilirubin ber>ariasi dipengaruhi oleh jenis/tipe sel,

    maturitas , metabolisme . ada yang sedang dalam proses diferensiasi "enderung

    lebih rentan terhadap bilirubin, hal ini terjadi pada BKB.

    #anifestasi klinis ensefalopati bilirubin terdiri dari 2 tahapan sesuai dengan proses

    perjalanan penyakit. Berikut ini adalah manifestasi klinis dari ensefalopati bilirubin yaitu;

    2.5.1 E(&%4a#/ati Biirubi( A"ut

    a. Fa&% A6a *early phase,

    9imbulnya beberapa hari pertama kehidupan. Klinis BB8 tampak ikterus berat (lebih dari

    Kramer %). 9erjadi penurunan kesadaran, letargi, mengisap lemah dan hipotonia. 9erapi dini dan

    tepat akan memberikan prognosis lebih baik.

    b. Fa&% I(t%rm%diat% *intermediate phase,

    #erupakan lanjutan dari fase a!al, tindakan terapi transfusi tukar emergensi dapat

    mengembalikan perubahan susunan syaraf pusat dengan "epat. -ase ini ditandai stupor yang

    moderat/sedang, ireversibel, hipertonia dengan retro"ollis otot'otot leher serta opistotonus otot'

    2&

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    21/44

    otot punggung, panas, tangis melengking (high-pitched cry) yang berlanjut berubah menjadi

    mengantuk dan hipotonia.

    7. Fa&% La(ut *advanced phase,

    -ase ini terjadi pada BB8 setelah usia 1 minggu kehidupan yang ditandai dengan retro"ollis dan

    opistotonus yang lebih berat, tangisnya melengking, tak mau minum/ menetek, apnea, panas,

    stupor dalam sampai koma, kadang'kadang kejang dan meninggal. 4alam fase ini kemungkinan

    kerusakan ire>ersibel/menetap.

    2.5.2 E(&%4a#/ati Biirubi( Kr#(i& *chronic bilirubin encephalopathy/kern icterus,

    Ensefalopati bilirubin kronis disebut juga kernikterus. erjalanan penyakit berlangsung lamban

    setelah bentuk akut terjadi a!al tahun pertama kehidupan. e"ara klinis dibedakan dalam 2 fase.

    -ase a!al, terjadi dalam tahun pertama kehidupan dengan gejala klinis hipotonia, hiperefleksi,

    keterlambatan perkembangan motorik milestone dan timbulnya refleks tonik leher. -ase setelah

    tahun pertama kehidupan. 3ejala klinis refleks tonik leher (tonic-neck refle") menetap setelah

    tahun pertama kehidupan terjadi ;

    1. 3angguan ekstrapiramidal, koreoathetosis merupakan kelainan umum yang nampak.

    Ekstremitas atas biasanya lebih berat daripada ekstremitas ba!ah. Keadaan tersebut

    disebabkan adanya kerusakan pada ganglia basalis yang mana merupakan gambaran

    klasik/khas dari ensefalopati bilirubin kronis

    2. 3angguan penglihatan, gerakan bola mata terganggu, paralisis dari up!ard gae.

    Kelainan tersebut sebagai akibat dari kerusakan nu"leus ner>us kranialis di batang otak

    21

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    22/44

    %. 3angguan pendengaran, kelainan pendengaran merupakan kelainan yang menetap dan

    paling berat ditemukan, tuli pendengaran terhadap frekuensi tinggi, baik derajat ringan

    sampai berat. Kelainan ini disebabkan kerusakan nukleus kokhlearis di batang otak serta

    nervus auditoriusyang sangat peka terhadap toksisitas bilirubin indirek !alaupun pada

    kadar yang relatif rendah. 9ampak se"ara klinis keterlambatan perkembangan bi"ara, oleh

    sebab itu pemeriksaan fungsi pendengaran harus dilakukan se"epat mungkin pada bayi

    berisiko tinggi terhadap ensefalopati bilirubin kronis

    . 3angguan pada gigi, dapat dijumpai adanya displasia dental'enamel setelah usia bayi

    bulan ke'$

    . 3angguan/defek kognitif, pada kern ikterus tidak men"olok atetosis atau korea dengan

    defek pendengaran yang terjadi dapat memberikan impresi salah dari gangguan mental

    (mental retardasi).1&,1%,1

    2.8 DIAGNOSIS

    2.8.1 Krit%ria Dia)(#&i&

    e"ara umum, ditandai dengan athetoid cerebral palsy, gangguan pendengaran hingga

    ketulian, gangguan penglihatan, dan mental retardasi.

    9anda'tanda dan gejala'gejala kern ikterus biasanya mun"ul 2' hari sesudah lahir pada

    bayi "ukup bulan dan paling lambat hari ke'+ pada bayi prematur, tetapi hiperbilirubinemia dapat

    menyebabkan sindroma setiap saat selama masa neonatus. 9anda'tanda a!al bisa tidak terlihat

    jelas dan tidak dapat dibedakan dengan sepsis, asfiksia, hipoglikemia, pendarahan intrakranial

    dan penyakit sistemik akut lainnya pada bayi neonatus. lesu, nafsu makan jelek dan hilangnya

    refleks #oro merupakan tanda'tanda a!al yang laim. elanjutnya, bayi dapat tampak sangat

    22

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    23/44

    sakit, tidak berdaya disertai refleks tendon yang menjadi negatif dan kega!atan pernapasan.

    =pistotonus, dengan fontanela yang men"embung, muka dan tungkai berkedut, dan tangisan

    melengking bernada tinggi dapat menyertai. ada kasus yang lanjut terjadi kon>ulsi dan spasme,

    kekakuan pada bayi dengan lengan yang terekstensi dan berotasi ke dalam serta tangannya

    menggenggam. ulsi "enderung kambuh. ada tahun ke'2 opistotonus dan kejang

    mereda, tetapi gerakan'gerakan yang tidak teratur dan tidak disadari, rigiditas otot atau pada

    beberapa bayi, hipotonia bertambah se"ara teratur. ada umur % tahun sering tampak sindrom

    neurologis yang lengkap terdiri atas koreotetosis dengan spasme otot in>olunter, tanda'tanda

    ekstrapira'midal, kejang defisiensi mental, !i"ara disartrik, kehilangan pendengaran terhadap

    frekuensi tinggi, strabismus dan gerakan mata ke atas tidak sempurna.

    9anda'tanda piramidal, hipotonia, atau ataksia terjadi beberapa bayi. ada bayi yang

    terkenanya ringan sindrom ini hanya dapat ditandai melalui inkoordonasi neoromuskular ringan

    sampai sedang, ketilian parsial, atau disfungsi otak minimal yang terjadi sendiri atau bersamaan,

    masalah ini mungkin tidak tampak sampai anak masuk sekolah.

    2%

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    24/44

    2.8.2 P%m%ri"&aa( P%(u(a()

    emeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut;

    1. emeriksaan kadar bilirubin

    Bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang masih akan timbul akibat toksisitas

    kadar bilirubin yang sangat tinggi.

    2. emeriksaan fungsi otak; EE3

    Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan otak yang telah terjadi

    %. 4arah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi

    . enentuan golongan darah dan

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    25/44

    2.19 PENATALAKSANAAN

    2.19.1 A)#ritm% Ma(a%m%(

    emua bayi baru lahir di klinik maupun di rumah sakit harus mengikuti alur manajemen/tata

    laksana ikterus neonatorum untuk bayi baru lahir di ruang pera!atan bayi, seperti tampak pada

    gambar 0. Berikut ini adalah alur tata laksana ikterus neonatorum untuk bayi baru lahir di ruang

    pera!atan bayi;

    1. etiap neonatus dinilai adakah ikterus pada usia *'12 jam setelah lahir

    2. 5ika ada ikterus "ukup berat se"ara >isual sebelum usia 2 jam periksa 9B atau 96B

    %. 7kur 9B/96B dan e>aluasi setiap jam

    . 5ika 9B/96B di atas $& persentil, penyebab ikterus terapi, bila memenuhi kriteria

    ulang 9B setiap 2 jam

    . 5ika tidak melebihi $ persentil, e>aluasi 9B, masa gestasi, usia dalam jam postnatal,

    dan terapi jika memenuhi kriteria

    0. 5ika fasilitas laboratorium ada, lakukan pemeriksaan ;

    A bilirubin total serum dan bilirubin direk

    A golongan darah B=,

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    26/44

    Gambar lgoritme #anajemen/9atalaksana kterus ?eonatorum (di

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    27/44

    2.19.2 P%(ataa"&a(aa(

    9ata laksana umum meliputi, hidrasi pemberian "airan sesuai dengan berat badan dan usia

    postnatal, fenobarbital, pemberian timah (n)'protoporfirin, fototerapi dan tranfusi tukar.11,1,10,1+

    2.19.2.1 F#t#t%ra/i

    -ototerapi terapi intensif adalah fototerapi dengan menggunakan sinar blue'green spe"trum

    (panjang gelombang %&'$& nm) dengan kekuatan paling kurang %& u/"m2. (diperiksa dengan

    radiometer, atau diperkirakan dengan menempatkan bayi langsung di ba!ah sumber sinar dan

    kulit bayi yang terpajan lebih luas), seperti tampak pada gambar +.

    Bila konsentrasi bilirubin tidak menurun atau "enderung naik pada bayi'bayi yang

    mendapat fototerapi intensif, kemungkinan besar terjadi proses hemolisis.11

    Gambar 5 Bayi di Ba!ah 8ampu 9erapi inar

    2+

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    28/44

    2.19.2.1.1 I(di"a&i F#t#t%ra/i

    #enurunkan kadar bilirubin direk pada bayi dengan hiperbilirubinemia/ ikterus non fisiologis.

    Beberapa keadaan yang mempengaruhi pemberian terapi sinar antara lain; masa gestasi, berat

    lahir, umur bayi, faktor risiko (hipoksia, asidosis, sepsis, kelainan hemolisis). anduan terapi

    sinar berdasarkan masa gestasi menurutAmerican Academy of Pediatrics, seperti tampak pada

    gambar *.

    Gambar 8anduan -ototerapi pada Bayi 7sia Kehamilan J % minggu

    -aktor risiko; isoimune hemolytic disease, defisiensi 304, asfiksia, letargis, suhu tubuh

    tidak stabil, sepsis, asidosis, atau kadar albumin L % g/d8

    ada bayi dengan usia kehamilan %'%+ 0/+ minggu diperbolehkan untuk melakukan

    fototerapi pada kadar bilirubin total sekitar medium risk line. #erupakan pilihan untuk

    melakukan inter>ensi pada kadar bilirubin total serum yang lebih rendah untuk bayi'bayi

    yang mendekati usia % minggu dan dengan kadar bilirubin total serum yang lebih tinggi

    untuk bayi yang berusia mendekati %+ minggu

    2*

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    29/44

    4iperbolehkan melakukan fototerapi baik di rumah sakit atau di rumah pada kadar bilirubin

    total 2'% mg/d8 di ba!ah garis yang ditunjukkan, namun pada bayi'bayi yang memiliki

    faktor risiko fototerapi sebaiknya tidak dilakukan di rumah.2%

    Berikut ini anduan 9erapi inar berdasarkan 7sia Bayi, seperti tampak pada tabel % dan tabel .

    Tab% 3ndikasi -ototerapi Berdasarkan 9B

    (#enurut @=)

    Tab% ! etunjuk enatalaksanaan @iperbilirubinemia pada Bayi ehat 6ukup Bulan

    2$

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    30/44

    Berikut ini anduan 9erapi inar Berdasarkan Berat Badan Bayi, seperti tampak pada tabel dan

    tabel 0.

    Tab% -ndikasi -ototerapi BB8

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    31/44

    2. Bayi dengan hemolitik isoimun dengan fototerapi intensif 9B meningkat diperlukan

    transfusi tukar. pabila memungkinkan berikan imunoglobulin &, F 1 gr/kg J 2 jam,

    ulangi dalam 12 jam bila perlu

    %. pabila berat badan turun J12, dehidrasi berikan formula/ peras/"airan intra>ena

    (kristaloid)

    . pabila 9B tidak menurun, atau 9B berubah pada kadar transfusi tukar, atau rasio

    9B/albumin melebihi pertimbangkan transfusi tukar

    . 9ergantung penyebab hiperbilirubinemia, setelah terapi sinar distop dan setelah pulang,

    periksa 9B setelah 2 jam kemudian.2%

    2.19.2.1.2 K#(tra I(di"a&i F#t#t%ra/i

    Berikut ini adalah kontra indikasi dari foto terapi ;

    1. @iperbilirubin 4irek/ Konjugasi

    2. hofiria Kongenital.1*

    2.19.2.1.3 E4%" Sam/i() F#t#t%ra/i

    da beberapa efek samping dari penggunaan fototerapi seperti tampak pada tabel +, yaitu;

    Tab% 5Efek amping enggunaan -ototerapi

    E4%" Sam/i() P%ruba+a( S/%&i4i" Im/i"a&i "i(i&

    P%ruba+a( &u+u da(

    m%tab#i" ai(('a

    eningkatan suhu

    lingkungan dan tubuheningkatan konsumsi

    oksigeneningkatan laju respirasi

    eningkatan aliran darah ke

    kulit

    4ipengaruhi oleh kematangan,

    asupan kalori (eneri untuk meresponperubahan suhu), adekuat atau

    tidaknya penyesuaian terhadap suhupada unit fototerapi, jarak dari unit ke

    bayi dan inkubator(berkaitan dengan

    aliran udara dan kehilangan udara

    pada radiant !armer), penggunaanser>o"ontrol

    %1

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    32/44

    P%ruba+a(

    "ardi#:a&7uar

    erubahan sementara "urah

    jantung dan penurunan

    "urah >entrikel kiri

    9erbukanya kembali duktus

    arteriosus kemungkinan karena

    fotorelaksasi, biasanya tidaksignifikan terhadap hemodinamik.

    erubahan hemodinamik terlihat pada

    12 jam pertama fototerapi, setelah itukembali ke a!al atau meningkat

    Statu& 7aira( eningkatan aliran darah

    perifer

    eningkatan insensible

    !ater loss

    #eningkatkan kehilangan "airan ,

    dapat mengubah keperluanpemakaian medikasi intramus"ular

    4isebabkan oleh kehilangan "airan

    melalui e>aporasi, metabolik, dan

    respirasi4ipengaruhi oleh lingkungan (aliran

    udara, kelembaban, temperature),

    karakteristik unit fototerapi,

    perubahan suhu, perubahan suhu kulitdan suhu inti bayi, denyut jantung,

    laju respirasi, laju metabolik, asupankalori, bentuk tempat tidur

    (meningkat dengan penggunaan

    radiant !armer dan inkubator)

    Fu()&i &aura(

    7%r(a

    eningkatan jumlah dan

    frekuensi buang air besar

    -eses "air, ber!arna hijau

    ke"oklatanenurunan !aktu transitusus

    enurunan absorpsi, retensi

    nitrogen, air dan elektrolit

    erubahan aktifitas laktosa,

    ribofla>in

    Berkaitan dengan peningkatan aliran

    empedu yang dapat menstimulasi

    akti>itas saluran "erna#eningkatkan kehilangan "airan

    melalui feses#eningkatkan kehilangan "airanmelalui feses dan resiko dehidrasi.

    erubahan mendadak pada "airan

    elektrolit

    ntoleransi sementara laktosa dengan

    penurunan laktase pada silia epitel

    dan peningkatan frekuensi BB dankonsistensi air pada feses.

    P%ruba+a( a"ti4ita& 8etargis dan gelisah 4apat mempengaruhi hubungan

    orangtua dan bayiP%ruba+a( b%rat

    bada(

    enurunan nafsu makan

    enurunan pada a!alnyanamun terkejar dalam 2'

    minggu

    #enyebabkan perubahan asupan

    "airan dan kalori

    4isebabkan oleh pemberian asupanmakanan yang buruk dan peningkatan

    kehilangan melalui saluran "erna

    E4%" #"u%r 9idak ada penelitian pada

    manusia, namun perlu

    #enurunnya input sensoris dan

    stimulasi sensoris

    %2

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    33/44

    perhatian antara efek

    "ahaya dibandingkan

    dengan efek penutup mata

    enutup mata meningkatkan risiko

    infeksi, aberasi kornea,

    peningkatan tekanan intrakranial(jika terlalu ken"ang)

    P%ruba+a( "uit 9anning

    iolet

    4isebabkan oleh "edera pada sel mast

    kulit dengan pelepasan histamine,eritema dari sinar ultra>iolet

    4isebabkan oleh pemaparan yang

    berlebihan dari emisi gelombang

    pendek sinar fluores"ent4isebabkan oleh interaksi fototerapi

    dan ikterus kolestasis, mengahasilkan

    pigmen "oklat (bilifus"in) yang

    me!arnai kulit, dapat pulih dalamhitungan bulan

    P%ruba+a( %(d#"ri( erubahan kadargonadotropin serum

    (peningkatan 8@ dan -@)

    Belum diketahui se"ara pasti

    P%ruba+a(

    +%mat##)i

    eningkatan turno>ertrombosit

    6edera pada sel darah

    merah dalam sirkulasidengan penurunan kalium

    dan peningkatan aktifitas9

    #erupakan masalah bagi bayi dengantrombosit yang rendah dan yang

    dalam keadaan sepsis.

    #enyebabkan hemolisis,

    meningkatkan kebutuhan energi

    P%r+atia( t%r+ada/

    /%ria"u /&i"##)i&

    solasi

    erubahan status organisasi

    dan manajemen perilaku

    Efek diatasi oleh pera!atan yang baik

    4apat diatasi dengan interaksi

    orangtua'bayi4apat mempengaruhi ritme kardiak

    2.19.2.1.- K#m/i"a&i F#t#t%ra/i

    da beberapa ma"am komplikasi yang sering terjadi setelah dilakukannya fototerapi, yaitu ;

    1. Kerusakan retina

    2. Kelainan kulit ; hiperpigmentasi, ruam, eritema, luka bakar

    %. 4ehidrasi

    . 4iare

    %%

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    34/44

    . @ipertermi

    0. Brone baby syndrome2%

    2.19.3 Tra(&4u&i Tu"ar

    9ransfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah darah pasien yang

    dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan

    berulang'ulang sampai sebagian besar darah pasien tertukar (-ried, 1$*2). ada pasien

    hiperbilirubinemia, tindakan tersebut bertujuan men"egah ensefalopati bilirubin dengan "ara

    mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi, seperti tampak pada gambar $. ada bayi

    hiperbilirubinemia karena isoimunisasi, transfusi tukar mempunyai manfaat lebih karena akan

    membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi darah neonatus. @al tersebut akan

    men"egah terjadinya hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki kondisi anemianya.

    Gambar 0 anduan 9ransfusi 9ukar

    %

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    35/44

    3aris putus'putus pada 2 jam pertama menunujukan keadaan tanpa patokan pasti karena

    terdapat pertimbangan klinis yang luas dan tergantung respon terhadap fototerapi

    4irekomendasikan transfusi tukar segera bila bayi menunjukan gejala enselofalopati akut

    (hipertoni, ar"hing, retro"olis, opistotonus, high pitch cry, demam) atau bila kadar

    bilirubin total J mg/dl diatas garis patokan

    -aktor resiko ; penyakit autoimun, defisiensi 304, asfiksia, letargis, suhu tidak stabil,

    sepsis, asidosis

    eriksa kadar bilirubin dan hitung rasio bilirubin total /albumin

    ebagai patokan adalah bilirubin total

    ada bayi sehat dan usia kehamilan %'%+ minggu (risiko sedang) transfusi tukar dapat

    dilakukan bersifat indi>idual berdasarkan kadar bilirubin total sesuai usianya.

    2.19.3.1 I(di"a&i Tra(&4u&i Tu"ar

    Berikut ini adalah indikasi dari transfusi tukar;

    A 3agal dengan intensif fototerapi

    A Ensefalopati bilirubin akut (fase a!al, intermediate, lanjut/ad>an"ed) yang ditandai gejala

    hipertonia, melengkung, retro"olli, opistotonus, panas, tangis melengking.

    A Berdasarkan usia bayi dan berat badan bayi, seperti tampak pada tabel * dan tabel $

    %

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    36/44

    Tab% 8 ndikasi 9ransfusi 9ukar berdasarkan 9B

    (#enurut @=)

    Tab% 0ndikasi 9ransfusi 9ukar pada BB8ena lebih

    berbahaya daripada manfaat transfusi tukar. da beberapa kontra indikasi lainnya, yaitu;

    1. Emboli (emboli, bekuan darah), trombosis

    2. erforasi pembuluh darah

    %. 3angguan pembekuan karena pemakaian heparin

    %0

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    37/44

    2.19.3.3 Dara+ D#(#r u(tu" Tra(&4u&i Tu"ar

    4arah donor yang digunakan untuk transfusi tukar, yaitu;

    1. 4arah yang digunakan golongan =

    2. 3unakan darah baru (usia L + hari), #hole blood

    %. ada penyakit hemolitik

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    38/44

    2.19.3.! K#m/i"a&i Tra(&4u&i Tu"ar

    da beberapa komplikasi dari transfusi tukar, yaitu sebagai berikut;

    1. @ipokalsemia dan hipomagnesia

    2. @ipoglikemia

    %. 3angguan keseimbangan asam basa

    . @iperkalemia

    . 3angguan kardio>as"ular, seperti aritmia atau arrest

    0. endarahan

    +. nfeksi

    *. @emolisis

    $. 3raft >ersus host desease

    1&. 8ain'lain ; hipotermia, hipertemia, dan kemungkinan terjadinya enterokolitis

    nekrotikans.1+

    2.19.! F%(#barbita

    -enobarbital memperbesar konjugasi dan eksresi bilirubin. emberiannya akan

    membatasi perkembangan ikterus fisiologis pada bayi baru lahir bila diberikan pada ibu

    dengan dosis $&mg/2jam sebelum persalinan atau pada bayi saat lahir dengan dosis

    1&mg/kg/2jam. #eskipun demikian, fenobarbital tidak se"ara rutin dianjurkan untuk

    mengobati ikterus pada bayi neonatus, (1) karena pengaruhnya pada metabolisme

    bilirubin biasanya tidak terlihat sebelum men"apai beberapa hari pemberian, (2) karena

    efektifitas obat ini lebih ke"il daripada fototerapi dalam menurunkan bilirubin, dan (%)

    %*

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    39/44

    karena dapat mempunyai pengaruh sedatif yang tidak menguntungkan serta () tidak

    menambah respon terhadap fototerapi.

    2.19.- P%mb%ria( *S(,;Pr#t#/#r4iri( atau Tima+ M%/#r4iri(

    9elah diusulkan untuk mengurangi kadar bilirubin timah tersebut dapat menghambat

    kon>ersi bili>erdin menjadi bilirubin melalui heme oksigenase. alaupun kadar

    bilirubin dapat turun, pengaruhnya tidak lebih besar daripada yang di"apai dengan

    fototerapi. Komplikasinya meliputi eritema sementara jika bayi sedang menjalani

    fototerapi. 4iperlukan lebih banyak data mengenai kemanjuran dan toksisitasnya

    sebelum senya!a ini dapat dianjurkan sebagai terapi hiperbilirubinemia.

    2.11 P$OGNOSIS

    9anda'tanda neurologis yang jelas mempunyai prognosis yang jelek, ada + atau lebih

    bayi'bayi yang demikian meninggal, dan *& yang bertahan hidup menderita koreoatetosis

    bilateral dengan spasme otot in>olunter.

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    40/44

    9erdapat 2 ma"am pen"egahan, yaitu sebagai berikut;

    1. P%(7%)a+a( Prim%r

    #enganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit *'12 kali perhari untuk

    beberapa hari pertama

    9idak memberikan "airan tambahan rutin seperti desktrose atau air pada bayi yang

    mendapatkan dan tidak mengalami dehidrasi

    2. P%(7%)a+a( S%"u(d%r

    @arus melakukan penilaian sistematis terhadap risiko kemungkinan terjadinya

    hiperbilirubinemia berat, selama periode neonatal

    emua !anita hamil harus diperiksa golongan darah B= dan rhesus serta

    penyaringan serum untuk antibodi isoimun yang tidak biasa

    Bila golongan darah ibu tidak diketahui atau ital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap *'12 jam

    rotokol untuk penilaian ikterus harus melibatkan seluruh staf pera!atan yang

    dituntut untuk dapat meriksa tingkat bilirubin se"ara transkutaneus atau

    memeriksakan bilirubin se"ara total.1*

    &

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    41/44

    BAB III

    KESIMPULAN

    Kern ikterus merupakan suatu sindroma kerusakan otak yang diakibatkan oleh tingginya

    kadar bulirubin sehingga bersifat toksik terhadap otak, ditandai dengan athetoid cerebral palsy,

    gangguan pendengaran hingga ketulian, gangguan penglihatan, dan mental retardasi.

    Kern ikterus timbul terutama pada bayi'bayi ikterus yang tidak ditangani dengan baik.

    enanganan ikterus harus mengikutsertakan semua aspek se"ara menyeluruh , mulai dari peran

    orang tua, tenaga medis, maupun sarana kesehatan dalam rangka men"egah timbulnya kern

    ikterus serta rehabilitasi pas"a kern ikterus.

    1

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    42/44

    DAFTA$ PUSTAKA

    1. bdura"hman ukadi, li 7sman, yarief @idayat Efendi. 2&&2. kterus ?eonatorum.

    erinatologi. Bandung. Bagian/#- lmu Kesehatan nak -K7/isited; ediatri" 2&& 5une 11 1+;+'%

    *. 3arna @erry, dkk. 2&&&. kterus ?eonatorum. edoman 4iagnosis dan 9erapi lmu

    Kesehatan nak. Edisi kedua. Bagian/#- lmu Kesehatan nak -K7/

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    43/44

    11. meri"an "ademy of ediatri"s. #anagement of hy'perbilirubinemia in the ne!born

    infant O % !eeks of gestation, 6lini"al ra"ti"e 3uideline, ub"ommittee an

    @yperbilirubinemia. ediatri"s 2&& 11;2$+'%10

    12. 5ayashree. ?eonatal hyperbilirubinemia. 4alam; ?eo' natal !orkshop. 74.

    3eorgeto!n 7ni>ersity @ospital. 2&&0

    1%. Bodersen e @ealth and

  • 5/28/2018 sarpus anak KERNIKTERUS

    44/44

    21. 3ourley 3ie!s. 2&&&

    1;2'%1

    22. udjiadi @, @egar B, @andryastuti , dkk. +iperbilirubinemia& 4alam; Pedoman

    Pelayanan ,edis katan Dokter ndonesia .disi . 5akarta; katan 4okter ndonesia.

    2&11 h.11'22

    2%. Bag"hi . hototheraphy. 4alam; #" 4onald #3,