Pokok Bahasan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN STROKE BERULANGPokok Bahasan: Sistem Kardiovaskular
Sub Pokok Bahasan: Pencegahan Stroke BerulangSasaran: Pasien Tn.NC
dan keluargaHari/ Tanggal: Kamis, 05 Januari 2012Waktu
: 11.00-11.30 WitaTempat : Jalan Singosari Gang Gadung No 3,
Banjar Tagtag Kaja, Desa Peguyangan, Denpasar UtaraI. Latar
BelakangThe World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) tahun
2007, memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya
bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian
dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan.
Berdasarkan SDKI tahun 2007, hanya 32 % bayi dibawah 6 bulan
mendapatkan ASI eksklusif. Jika dibandingkan dengan SDKI tahun
2003, proporsi bayi dibawah enam bulan yang mendapatkan ASI
esklusif menurun sebanyak 6 poin. Rata-rata, bayi Indonesia hanya
disusui selama 2 bulan pertama, ini terlihat dari penurunan
prosentase SDKI 2003 yang sebanyak 64% menjadi 48% pada SDKI 2007.
Sebaliknya, sebanyak 65 % bayi baru lahir mendapatkan makanan
selain ASI selama tiga hari pertama.
Memang sebagai ibu pasti memiliki kodrat dan naluri untuk
menyusui anaknya. Namun, jangan pernah melupakan kendala selama
menyusui yang bisa saja dihadapi oleh para ibu sehingga mutlak
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari orang-orang
terdekat ibu. Minimnya dukungan keluarga dan suami membuat ibu
sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada bayinya.Selain
kesadaran untuk menyusui dan menjaga kualitas ASI, satu hal penting
yang harus diperhatikan dalam memberikan ASI adalah cara menyusui
yang benar. Masih banyak ditemukan ibu ibu yang tidak paham tentang
cara menyusui yang baik dan benar sehingga manfaat dari ASI tidak
sepenuhnya dirasakan oleh sang bayi. Bila cara menyusui tidak benar
maka akan mengakibatkan puting lecet, ibu jadi tidak nyaman dan
kesakitan dalam menyusui, dan bisa menyebabkan rasa enggan dan
takut menyusui. Cara menyusui yang benar berhubungan dengan
pelekatan / lacth on yang benar juga. Pelekatan yang dimaksud
adalah cara menempelnya mulut bayi ke daerah aerola (bagian yang
berwana gelap disekitar puting) pada payudara ibu. Bila mulut bayi
hanya melekat pada puting saja, bisa dipastikan puting akan lecet
dan luka. Persepsi bahwa menyusui hanya melalui puting saja
sehingga bagi ibu dengan puting datar (nipple flat) tidak bisa
menyusui harus diluruskan. Kata lain dari menyusui adalah breast
feeding, bukan nipple feeding. Jadi ibu dengan puting datar akan
tetap bisa menyusui walaupun memerlukan usaha ekstra baik bagi ibu
maupun bayi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik untuk
memberikan penyuluhan mengenai cara menyusui yang benar kepada
pasien atau penunggu pasien di Ruang bakung timur RSUP
Sanglah..
II. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit,
diharapkan peserta penyuluhan diharapkan mampu memahami tentang
pengertian cara menyusui yang benar, posisi cara menyusui yang
benar, hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui.III. Tujuan
KhususSetelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian cara meyusui yang benar.2. Menyebutkan
berbagai macam posisi menyusui yang benar3. Menyebutkan hal-hal
yang harus diperhatikan saat menyusuiIV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Study caseV. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet4. Lembar pertanyaanVI. Isi Materi
(Terlampir)VII. Proses Pelaksanaan
NoWaktuKegiatanSasaran
PenyajiPeserta Penyuluhan
1.5 menitPembukaana. Salam pembukab. Perkenalan
c. Menyampaikan tujuan
d. Kontrak waktu
e. Melakukan apersepsi
Menyampaikan salam pembuka, maksud dan tujuan serta kontrak
waktu pelaksanaan kegiatan kepada peserta penyuluhan dengan bahasa
yang sopan dan jelas serta penggunaan kata yang efisien. Menanyakan
beberapa pertanyaan seputar opini peserta mengenai topik
penyuluhan. Menjawab salam Memperhatikan dan mengikuti
penyuluhan
2.20 menitKegiatan Intia. Penyampaian materi
Pengertian cara menyusui yang benar Berbagai macam posisi
menyusui yang benar Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui
Menyampaikan materi dengan jelas dan tepat sesuai dengan metode
yang dipilih
Menyampaikan materi dengan efisien mencegah kekurangan waktu
Memanfaatkan semua media yang tersedia untuk menyampaikan materi
dengan baik. Menyimak dan memperhatikan penyuluhan dengan baik dan
antusias.
3.15 menitPenutupa. Sesi tanya jawab
b. Melakukan evaluasi
c. Menyimpulkan materi yang didiskusikan
d. Mengakhiri kegiatan dengan salam Melalukan dialog interaktif
dengan peserta penyuluhan. Menanyakan beberapa pertanyaan singkat
kepada pasien tentang materi penyuluhan untuk mengetahui feed back.
Misalnya dengan memberikan studi kasus dan hadiah kepada peserta
yang bisa menjawab dengan benar.
Menyampaikan kesimpulan dengan singkat dan jelas.
Menyampaikan salam penutup dan ucapan terimakasih dengan sopan
dan jelas. Peserta penyuluhan bertanya dan berdialog tentang materi
penyuluhan. Menyimpulkan materi.
Mengerti dan mempunyai pengetahuan baru tentang materi
penyuluhan ditandai dengan hampir keseluruhan peserta dapat
menjawab studi kasus.
VIII. Setting Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di Ruang Bakung timur RSUP Sanglah.
IX. Pengorganisasian
1. Ketua
: Ni Made Juliana Dewi
2. Moderator: Kadek Ayu Windasari3. Penyaji
: Ni Luh Putu Sriniti Adnyani
4. Sekretaris: Lidya Paskalina D.5. Observer
: Ni Made Dewi Antari
6. Fasilitator: Ni Putu Yuristia S.
Ni Luh Putu Novita D.
X. Evaluasi1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap 1 minggu sebelum penyuluhan.
b. Media (Laptop, LCD, Leaflet dan Lembar pertanyaan) dan tempat
sudah siap
c. Pengorganisasian sudah tersusun.
d. Penyaji sudah menyiapkan mater dan study case.
e. Moderator dan sekretaris sudah siap.
f. Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan sindroma karies
botol (SKB)cara menyusui yang benar berlangsung lancar dan peserta
mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan.
b. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi
yang positif antara penyuluh dengan masyarakat, ditandai dengan
keaktifan peserta dalam bertanya dan adanya kemauan masyarakat
untuk mendengarkan dengan baik.c. Kehadiran peserta diharapkan
tidak kurang dari 80%, masyarakat hadir tepat waktu dan tidak
meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
A. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 80% dari semua materi
yang telah disampaikan dengan kriteria:
a. Menjelaskan kembali pengertian cara menyusui yang benar.
b. Menyebutkan berbagai macam posisi menyusui yang benar
c. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusuiB.
Jangka Panjang
a. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat
tentang pentinnya pemberian ASI dan cara meyusui yang benar,
berbagai macam posisi menyusui yang benar, hal-hal yang harus
diperhatikan saat menyusui sehingga diharapkan dapat menurunkan
Angka Kematian Bayi dan Angka Kesakitan Bayi.XI. Referensi
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta :
EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan
Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29.
Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65.
Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Varney, Helen et all. 2007. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan.
Hal 8. Jakarta : EGC
. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat
depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.htm
http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf
http://www.detikhealth.com/read/2010/11/11/144815/1492291/764/sri-lanka-terbaik-dalam-menyusui-indonesia-urutan-30
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/04/04/asi-eksklusif-dan-cara-menyusui-yang-benar/LAMPIRAN
I (MATERI PENYULUHAN)
1. PENGERTIANASI atau Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang
disekresi oleh kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan
bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya
memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain
selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir
kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau
makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping
yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan
ke atas).
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak
kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan
refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.Teknik
Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia,
1994).Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah
gizi terbaik untuk bayi.. Para pakar masih memperdebatkan seberapa
lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko
penggunaan susu formula.Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya
sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat diperah dan diberikan
melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok,
atau pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak
bisa atau memilih untuk tidak menyusui, namun para ahli sepakat
bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI [5]. Di banyak
negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi
akibat diare [6], tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan
hati-hati menggunakan air bersih, pemberian susu formula cukup
aman. 2. MANFAAT MENYUSUI ASI EKLUSIF PADA 6 BULAN PERTAMAPedoman
internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi
semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6
bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang
disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti
diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan
membantu menjarangkan kelahiran.
Keunggulan dan manfaat menyusui lainnya dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek
psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek
penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi
Manfaat kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum
harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar
yang berwarna hitam kehijauan)
Komposisi ASI
ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan
antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan
casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu
sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu
sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga
tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa
defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina
mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang
diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA
dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan
kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu
masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam
linoleat).
b. Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas
kontaminasi
Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup
tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri
petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.
Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak daripada susu sapi
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000
sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated
Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara
ibu.
Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan
c. Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya
akan meningkatkan produksi ASI
Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik
bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha
dikenal sejak bayi masih dalam rahim
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat
meningkatkan kecerdasan bayi
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6
point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi
pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASIe.
Aspek Neurologis
Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
f. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu
formula dan peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi
(MAL)
3. CARA MENYUSUI YANG BENARTujuan menyusui yang benar adalah
untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.
Untuk dapat menyusui dengan benar ada beberapa hal yang perlu
diketahui, diantaranya:a. Persiapan memperlancar pengeluaran
ASI
1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga
epitel yang lepas tidak menumpuk.
2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol
untuk memudahkan isapan bayi.
3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau
dengan jalan operasi.
b. Persiapan sebelum menyusui1) Cuci tangan anda untuk
menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh mencuci puting anda
dengan air.
2) Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika
posisi duduk anda enak, anda akan menjadi rileks dan turunnya ASI
(letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang
barangkali anda bisa coba:
Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan
banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini,
sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya
dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini,
paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat
sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda.
Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
Duduk di kursi goyang.
Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi
rebah), dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam
posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di
malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.
3) Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi,
mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang,
refleks turunnya susu bisa terhalangi.
c. Berbagai macam posisi menyusui
Posisi menyusui yang benar merupakan faktor penentu sukses
menyusui. Posisi menyusui yang tepat akan membantu perlekatan
(latch on) bayi di mana perlekatan yang benar akan membantu bayi
mengisap ASI secara efektif dan mencegar terjadinya puting lecet
atau luka.
Penyebab utama puting luka adalah posisi bayi yang salah pada
saat menyusui. Menyusui bayi dapat dilakukan dalam beberapa posisi
yang berbeda. Posisi yang paling umum digunakan adalah posisi tidur
atau posisi duduk. Posisi tidur merupakan posisi yang sangat
membantu khususnya pada masa-masa awal menyusui yang umumnya sangat
melelahkan. Selain itu tujuan menyusui yang benar adalah untuk
merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi. Berikut
adalah beberapa macam posisi menyusui:
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia,
1994)
Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia,
1994)
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia,
1994)
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang
perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah
dan pasca pembedahan (Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia,
2004)
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
(Perinasia, 2004)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam posisi menyusui
adalah:
1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar
kepala
3) Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu
5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
6) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu
garis dengan leher dan lengan bayi
7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi apa pun yang akan digunakan, pilihlah posisi yang paling
nyaman bagi ibu dan bayi. Punggung, lengan dan kaki juga perlu
disangga dengan baik. Dan jangan lupa: gendong bayi ke arah
payudara dan bukan membawa payudara ke arah bayi!
Gambar 9: Posisi Menyusui Yang Benar
Pada akhirnya kita akan mampu mengetahui apakan bayi telah
berada pada posisi yang tepat ketika lehernya lurus atau agak
tengadah, tubuhnya menghadap tubuh Ibu (perut bayi bertemu perut
Ibu), tubuhnya menempel ke tubuh Ibu dan tersangga dengan baik.
Kepala bayi, bahu, dan badannya harus berada pada garis lurus. Bayi
harus dapat melekat ke payudara Ibu tanpa ia harus menengadah,
mengulet, atau melintir.
d. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu1. Keluarkan ASI sedikit
oleskan pada puting susu dan areola
2. Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C
yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang
lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting
susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti
gunting) dibelakang areola
3. Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks
(refleks menghisap)
4. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur
kebawah
5. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan
bahu belakang bayi bukan belakang kepala
6. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan
berhadap-hadapan dengan hidung bayi.
7. Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit
mulut bayi
8. Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
9. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar
10. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
11. Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini
tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan
cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
12. Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus
bayi
Gambar 10: Posisi perlekatan yang benar
Gambar 11: Posisi Perlekatan Yang Benar
e. Tanda-tanda posisi menyusu bayi yang baik
1. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
2. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara
(payudara bagian bawah)
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan
bayi
5. Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6. Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara
ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya
puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
8. Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar
10. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan
kadang-kadang disertai berhenti sesaat
11. Terkadang terdengar suara bayi menelan
12. Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
13. Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
f. Tanda-tanda posisi menyusu bayi yang salah
1. Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada
payudara
2. Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi
berputar
3. Sebagian besar daerah areola masih terlihat
4. Bayi menghisap sebentar-sebentar
5. Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
6. Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
7. Puting susu ibu lecet dan sakit
4. TANDA ASI CUKUP / PENATALAKSANAAN MENYUSUI YANG OPTIMAL1.
Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai
kuning muda
2. BAB bayi berwarna kekuningan berbiji 2x atau lebih dalam
sehari
3. Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi
melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah
pertanda baik
4. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai
menyusui
6. Berat badan bayi bertambah
5. LAMA DAN FREKUENSI MENYUSUISebaiknya dalam menyusui bayi
tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap
saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu kemudian. Menyusui yang
dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan
agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.
Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa
kosong, agar payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui
sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga
payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
Bila bayi puas menyusu,bayi akan tertidur pulas. Ketika bayi
tertidur dalam keadaan masih menyusu,untuk melepaskan putting dari
mulut bayi ibu dapat memasukkan jari tangan secara perlahan kedalam
mulut bayi menyusuri putting susu.Dengan demikian, bayi masih dapat
merasa ada sesuatu yang di isap.Kemudian dengan perlahan lepaskan
putting susu dari mulut bayi, hal ini untuk menghindari lecet
akibat gesekan yang kuat dan bayi tidak terkejut.
Menyusui harus bergantian diantara dua payudara bila payudara
pertama yang disusui masih ada , hendaknya dikeluarkan dengan
memasase payudara kearah putting susu sampai payudara tidak lagi
mengeluarkan ASI lagi. Hal ini akan memperlancar pengeluaran ASI
berikutnya dan pengeluaran berikutnya akan lebih banyak. Bila
terdapat sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu, tetapi
bila masih biarkan saja dan untuk menyusui berikutnya di mulai pada
payudara yang mengandung ASI sebelumnya.
ASI dapat disimpan dalam suhu ruang sampai 8 jam dan 2 kali 24
jam, bahkan dalam frezer dapat bertahan sampai 6 bulan.Wadah yang
direndam kedalam air hangat (suhu lebih kurang lebih 50 derajat
celcius).Hindari menggunakan air panas atau merebus agar berbagai
jenis nutrisi, sel-sel hidup, maupun factor-faktor yang ada di ASI
tidak rusak.
LAMPIRAN II ( LEMBAR PERTANYAAN)
1. Apa sajakah efek fisiologis yang menguntungkan dari menyusui?
Sebutkan minimal 2! Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa
ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk
bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap
bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik
bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha
dikenal sejak bayi masih dalam rahim2. Apa sajakah persiapan
sebelum mulai menyusui? Sebutkan minimal 2!1) Cuci tangan anda
untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh mencuci puting
anda dengan air.
2) Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika
posisi duduk anda enak, anda akan menjadi rileks dan turunnya ASI
(letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang
barangkali anda bisa coba:
Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan
banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini,
sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya
dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini,
paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat
sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda.
Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
Duduk di kursi goyang.
Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi
rebah), dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam
posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di
malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.
3) Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi,
mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang,
refleks turunnya susu bisa terhalangi.
3. Apa sajakah hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusui?
Sebutkan minimal 2! Ibu harus duduk atau berbaring dengan
santai
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat
bayi dengan lengan ibu bagian dalam4. Bagaimana posisi perlekatan
yang benar? Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang
keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum
molle)
5. Bagaimana tanda menyusui yang salah? Sebutkan minimal 2!
Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi
berputar
Sebagian besar daerah areola masih terlihat
Bayi menghisap sebentar-sebentar
Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
Puting susu ibu lecet dan sakit
Peserta
Fasilitator
Fasilitator
Observer
Penyaji
Layar LCD
Peserta
Observer
LCD + Laptop
PAGE 1