SATUAN ACARA PENYULUHAN DUKUNGAN KELUARGA BAGI PASIEN DALAM MENCIPTAKAN USAHA MANDIRI DI RUMAH POLI JIWA RSJD SAMBANG LIHUM Disusun Oleh : Kelompok A NOOR LATIFAH, S.Kep I4B111019 BERNADINO O M, S.Kep I4B111209 LOLA ILLONA ELFANI K, S.Kep I4B111210 MIFTAHUL ZANNAH, S.Kep I4B111213
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
- Peserta : pengunjung poli jiwa RSJD Sambang Lihum (keluarga
pasien)
- Jumlah : minimal 10 orang
5. Strategi Penyuluhan
Dengan memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga pasien.
6. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya
jawab.
7. Media dan Sumber Bahan
1. Media : Leaflet
2. Laptop dan LCD
8. Rencana Penyuluhan
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pembukaan
dan salam
Menyampaikan
salam
Menjelaskan tujuan
Menjawab
salam
3 menit
2. Penyampaian
materi
Menyampaikan
materi:
Pengertian usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah
Tujuan usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah
Jenis dan usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah
Pentingnya dukungan keluarga terhadap klien
Mendengarkan
Memperhatikan
Memberi
respon
20 menit
3. Penutup dan
salam
Menyimpulkan hasil
materi
Tanya jawab
Menyampaikan
salam
Mendengarkan
Menanyakan
hal yang belum
dimengerti,
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
Menjawab
salam
7 menit
1. SETTING TEMPAT
1. Peserta duduk di kursi tunggu
2. Penyaji didepannya
2. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Miftahul Zannah, S.Kep
2. Penyaji : Lola Illona Elfani Kausar, S.Kep
3. Observer : Noor Latifah, S.Kep
4. Fasilitator : Bernadino O Manembu, S.Kep
3. RENCANA PELAKSANAAN
a. Persiapan
- Membuat satuan acara penyuluhan (3 hari sebelum pendidikan
kesehatan).
- Mempersiapkan bahan yang akan disampaikan (1 hari sebelum
pendidikan kesehatan).
- Mempersiapkan alat media yang akan dipakai.
- Membuat kontrak dengan sasaran penyuluhan.
b. Proses
- Membuka acara dengan mengucapkan salam kepada sasaran.
- Menyampaikan topik dan tujuan penyuluhan.
- Menjelaskan materi penyuluhan kepada sasaran.
- Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti dari materi yang dijelaskan penyuluh.
- Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang sudah
disampaikan penyuluh.
POLI JIWA
audience
WHITE SCREEN
APOTIK
audience
audience
penyaji
- Memberikan reinforcement kepada sasaran yang aktif.
- Menyimpulkan materi penyuluhan yang sudah disampaikan kepada
sasaran.
- Menutup acara dengan mengucapkan salam kepada sasaran.
c. Evaluasi
1) Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penyuluhan
dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut:
Pengertian usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah Tujuan usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah Jenis dan manfaat usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah Pentingnya dukungan keluarga terhadap klienKriteria evaluasi
a) Evaluasi struktur
Menyiapkan SAP
Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan.
Kontrak waktu dengan sasaran
b) Evaluasi proses
Acara diharapkan mulai tepat waktu dan sasaran sesuai target.
Sasaran diharapkan memperhatikan dan mendengarkan selama
pendidikan keseshatan berlangsung.
Sasaran diharapkan aktif dalam berdiskusi.
Sasaran diharapkan mengajukan pertanyaan jika ada hal yang
belum dimengerti.
Sasaran diharapkan memberi jawaban atas pertanyaan pemberi
materi.
Sasaran diharapkan tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan
berlangsung.
c) Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 50% dari peserta mampu:
Menyebutkan pengertian usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah
Menyebutkan tujuan usaha mandiri pada pasien jiwa dirumah
Menyebutkan jenis dan manfaat usaha mandiri pada pasien jiwa
dirumah
Daftar Pustaka
Stuart & Sundeen. 1998. Keparawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Riyadi S, Teguh P. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Made D, Ni Ketut AM, I Nengah B. Pengaruh terapi okupasi kerja berkebun terhadap hubungan interpersonal pada klien isolasi sosial. Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen 2014; 1(2): 112-119
Anonim. 1990. Rehabilitasi. Jakarta: EGC.
Maramis WE. 1989. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: FK Airlangga.
Harmaizar Z. 2002. Menangkap Peluang Usaha. Bekasi: CV Dian Anugerah Prakasa.
Anonim. 2009. Budidaya Sayur Organik dan Pupuk Organik. Surabaya: CV Bina
Mandiri.
Lampiran Materi
Dukungan Keluarga Bagi Pasien dalam Menciptakan Usaha Mandiri di Rumah
A. Pengertian Usaha Mandiri
Usaha dalam kehidupan sehari-hari bisa diartikan sebagai upaya manusia
untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Usaha mandiri adalah
usaha yang berkemampuan berdiri sendiri dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dengan cara berinisiatif dan bekerja keras dalam mengurus dan
mengembangkan usaha, mengambil keputusan dan mempertanggung
jawabkannya berdasarkan percaya kepada kemampuan diri sendiri. Usaha mandiri
yang disediakan atau diberikan kepada pasien dengan gangguan jiwa adalah jenis
usaha sedernaha yang dapat dilakukan pasien sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya, sehingga psien dapat melakukan kegiatan usaha secara bertangguang
jawab dan percaya diri.
B. Tujuan Usaha Mandiri bagi Pasien Gangguan Jiwa
Adapun tujuan dari diberikannya kegiatan (usaha mandiri) bagi pasien gangguan
jiwa adalah:
a. Menciptakan kondisi tertentu sehingga pasien dapat mengembangkan
kemampuan atau keahliannya (hobi),
b. Membantu melepaskan dorongan emosi secara wajar dengan melakukan
kegiatan positif,
c. Membantu menemukan kegiatan sesuai bakat dan kondisinya,
d. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan gerak,
sendi, otot dan koordinasi gerakan (usaha mandiri seperti berkebun,
berternak),
e. Membantu pasien menyesuaikan diri dengan tugas rutin serta bertangguang
jawab terhadap tugas atau usaha yang dilakukannya,
f. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan
yang dimiliki,
g. Mengarahkan minat dan hobi untuk dapat digunakan setelah pasien kembali
di lingkungan masyarakat,
h. Mendapatkan reward atau keuntungan dari hasil usaha mandiri yang
dilakukan,
i. Berinteraksi sosial kembali dimasyarakat sehingga menghilangkan stigma
masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa.
C. Macam dan Manfaat Usaha Mandiri bagi Pasien Gangguan Jiwa
Contoh usaha mandiri yang dapat dilakukan oleh pasien gangguan jiwa setelah
kembali ke masyarakat adalah:
- Berkebun,
- Berternak,
- Membuat kerajinan tangan (menjahit, merajut, kerajinan keramik,
kerajinan guci dari tanah liat, kerajinan dari barang bekas) dan lain-lain.
Salah satu intervensi psikososial berupa terapi kerja berkebun, berternak
yang merupakan salah satu bentuk terapi psikologis di bidang kesehatan dengan
menggunakan aktivitas yang dilakukan untuk membangkitkan minat dan
kesehatan pasien. Usaha mandiri sebagai terapi dapat meningkatkan minat,
kegiatan seperti berkebun, berternak mampu menciptakan kondisi tertentu
sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya, selain itu dapat membatu pasien
dalam menemukan kegiatan sesuai dengan bakat dan kondisinya (Riyadi dan
Purwanto, 2009). Usaha mandiri seperti berkebun, berternak ataupun kerajinan
yang diberikan dapat memberikan kesempatan untuk pasien agar dapat saling
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Memberikan aktifitas yang dikenal oleh
pasien membuat pasien merasa ikut bertanggung jawab terhadap aktifitas atau
usaha tersebut. Keluarga memberikan dukungan kepada pasien dalam
menciptakan usaha mandiri adalah salah satu terapi yang dapat diterapkan
keluarga untuk memberikan kegiatan kepada pasien gangguan jiwa yang sudah
pulang ke masyarakat. Hal tersebut membantu pasien sedikit demi sedikit
terhindar dari stigma masyarakat tentang orang dengan gangguan jiwa. Dalam hal
ini dukungan keluargalah yang sangat penting bagi pasien, dimana keluarga harus
mampu terus memotivasi pasien apabila dalam masyarakat tidak mudah untuk
menerima pasien kembali.
D. Penatalaksaan oleh Keluarga
Penatalaksaan secara nyata yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk pasien
gangguan jiwa yang sudah kembali kerumah/ masyarakat adalah menciptakan
kegiatan untuk pasien. Kegiatan yang diberikan oleh keluarga hendaknya selain
sesuai hobi dan kemampuan pasien juga dapat menghasilakan keuntungan (uang)
bagi pasien sehingga pasien merasa dapat menghasilkan uang sendiri, sehingga
pasien merasa mandiri dan tidak ketergantungan dengan keluarga.
Kegiatan ataupun usaha mandiri dirumah yang dapat dilakukan oleh pasien
beberapa contohnya seperti:
- Berkebun, dalam menciptakan usaha mandiri berkebun, keluarga terlebih
dahulu menyediakan lahan untuk pasien berkebun, dalam hal ini lahan
yang dimaksud tidak perlu lahan yang luas, cukup halaman depan rumah
atau tanah kosong dibelakang rumah, keluarga juga menyiapkan bibit-bibit
tanaman (cukup tanaman yang sederhana seperti sayuran atau buah-
buahan (cabe rawit, tomat, bayam, terong, buah semangka dsb). Keluarga
juga menyipakan pupuk kompos/alami dari kotoran hewan seperti sapi.
Biasanya pasien sebagian dirumah sakit sudah mendapatkan pengetahuan
tentang cara berkebun, sehingga keluarga hanya perlu sedikit mengajarkan
kembali, selebihnya dipercayakan seluruh kegiatan untuk pasien yang
melakukan sendiri, termasuk mengatur keuangan hasil penjualan apabila
sudah panen nanti.
- Berternak, dalam menciptakan usaha mandiri berternak, keluarga terlebih
dahulu menyiapkan tempat untuk ternak, seperti halaman belakang rumah
untuk tempat ternak atau kandang ternak. Keluarga juga menyiapkan
hewan ternak dapat seperti ayam, bebek, ikan. Setelah itu usaha beternak
bisa dilakukan keseluruhan oleh pasien, mulai dari memberi makan hingga
menjual hewan ternak apabila sudah semakin banyak.
Contoh diatas adalah beberapa usaha mandiri yang dapat dilakukan oleh
pasien gangguan jiwa dirumah, selain keluarga menciptakan kegiatan untuk
pasien, juga menciptakan usaha mandiri yang dapat menimbulkan rasa tanggung
jawab dan kemandirian pasien sehingga pasien dapat percaya terhadap dirinya
sendiri dan pasien dapat mandiri untuk memenuhi kebutuhannya, tidak
ketergantungan penuh dengan keluarga. Dalam hal ini, dukungan keluarga lah
yang paling diperlukan oleh pasien untuk dapat terus mengembangkan usahanya.