STIKES RS. BAPTIS KEDIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kurangnya pengetahuan yang berhubunga dengan proses penyakit Sub Pokok Bahasan : Penyakit Leptospirosis Sasaran : Pasien, Keluarga, dan Masyarakat Hari/Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014 Waktu : 09.00 WIB – 10.30 WIB Tempat : Aula Kecamatan Bangsal Penyaji : Sdri. Witaning Indri Hapsari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Kurangnya pengetahuan yang
berhubunga dengan proses penyakit
Sub Pokok Bahasan : Penyakit Leptospirosis
Sasaran : Pasien, Keluarga, dan Masyarakat
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014
Waktu : 09.00 WIB – 10.30 WIB
Tempat : Aula Kecamatan Bangsal
Penyaji : Sdri. Witaning Indri Hapsari
I. Latar Belakang
Leptospirosis merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara-
negara yang beriklim tropis dan subtropis. WHO
menyebutkan kejadian Leptospirosis di negara
subtropis berkisar antara 0,1 – 1,0 kejadian tiap
100.000 penduduk setiap tahun. Sedangkan di negara
tropis berkisar antara 10,0 – 100,0 kejadian tiap
100.000 penduduk setiap tahun. Tingginya curah
hujan menyebabkan penularan Leptospirosis lebih
cepat terjadi di negara beriklim tropis (WHO,
2003) .
Widarso HS dan Wilfried (2002) menyebutkan
bahwa Indonesia merupakan negara tropis dengan
angka mortalitas tinggi, yaitu peringkat ketiga
dunia setelah China dan India. Secara umum angka
kematian Leptospirosis di Indonesia mencapai 2,5 -
16,5 persen pertahun. Sedangkan pada usia lebih
dari 50 tahun angka kematian mencapai 56,0 persen
dari total angka kematian Leptospirosis setiap
tahunnya.
Di Indonesia, Leptospirosis tersebar antara
lain di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit
yang bersumber dari tikus. Penyakit ini juga
tergolong dalam emerging disease yang erat
hubungannya dengan meningkatnya populasi global,
frekuensi perjalanan dan mudahnya transportasi
domestik dan mancanegara, perubahan teknologi
kesehatan dan produksi makanan, perubahan pola
hidup dan tingkah laku manusia, pengembangan
daerah baru sebagai hunian manusia dan munculnya
patogen baru akibat mutasi dan sebagainya.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri
Leptospira interrogans yang patogen pada manusia dan
hewan. Penyakit ini juga telah menjadi penyakit
endemik di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kejadian
Leptospirosis berkaitan dengan faktor lingkungan,
baik lingkungan abiotik maupun biotik. Komponen
lingkungan abiotik yang diduga merupakan faktor
risiko kejadian Leptospirosis antara lain adalah
indeks curah hujan, suhu udara, kelembaban udara,
intensitas cahaya, pH air, pH tanah, badan air
alami, riwayat banjir dan riwayat rob. Sedangkan
lingkungan biotik yang diduga merupakan faktor
risiko kejadian Leptospirosis di Indonesia antara
lain adalah vegetasi, keberhasilan penangkapan
tikus (trap succes) dan prevalensi Leptospirosis
pada tikus.
Namun, pola perilaku masyarakat merupakan
faktor lain yang tidak dapat diabaikan karena
mendukung peningkatan kasus leptospirosis. Tipe
agent, host, lingkungan, dan karakteristik kasus
Leptospirosis sifatnya bervariasi di setiap
daerah. Oleh karena itu diperlukan metode khusus
dan sistem kewaspadaan dini untuk mencegah
penularan leptospirosis di lingkungan outbreak
Leptospirosis.
II. Tujuan Umum
Diharapkan setelah penyuluhan, pasien dan
keluarga serta masyarakat mengerti tentang
penyakit Leptospirosis
III. Tujuan Khusus
1. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan pengertian penyakit
Leptospirosis
2. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan penyebab dari penyakit
Leptospirosis
3. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan tanda dan gejala
penderita penyakit Leptospirosis
4. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan klasifikasi penyakit
Leptospirosis
5. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan pencegahan serta
pemberantasan penyebab penyakit Leptospirosis
6. Pasien dan keluarga serta masyarakat mengerti
dan mampu menjelaskan cara-cara pengobatan
penyakit Leptospirosis
IV. Materi
(Terlampir )
V. Metode
Ceramah, Demonstrasi, Audio Visual, Tanya-Jawab
VI. Media
LCD, Laptop, Leaflet
VII. Rencana Kegiatan Penyuluhan
NO Tahap Kegiatan Kegiatan Media
.Kegiata
n penyaji Peserta
1
Pembuka
an
(10
Menit)
Perkenalan Tim
Penyuluhan,
Doa Pembukaan
Perkenalan
dengan Tim
Penyuluhan, Doa
Pembukaan
-
2 Penyaji
an
(60Meni
t)
o Menjelaskan
tentang
pengertian
penyakit
Leptospiros
is
o Menjelaskan
tentang
penyebab
penyakit
Leptospiros
is
o Menjelaskan
tentang
tanda dan
gejala
penderita
penyakit
o Mendengark
an
penjelasan
tentang
pengertian
penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
penjelasan
tentang
penyebab
penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
LCD
Lapto
p
Leafl
et
Leptospiros
is
o Menjelaskan
tentang
klasifikasi
penyakit
Leptospiros
is
o Menjelaskan
tentang
pencegahan
serta
pemberantas
an penyakit
Leptospiros
is
o Menjelaskan
tentang
cara
mengobati
penyakit
Leptospiros
is
penjelasan
tentang
tanda dan
gejala
penderita
penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
penjelasan
tentang
klasifikas
i penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
penjelasan
tentang
pencegshsn
serta
pemberanta
o Menjawab
pertanyaan
dari
pasien,
keluarga
serta
masyarakat
mengenai
penyakit
Leptospiros
is.
san
penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
penjelasan
tentang
cara
mengobati
penyakit
Leptospiro
sis
o Bertanya
mengenai
penyakit
Leptospiro
sis
3 Penutup
(30
Menit)
o Memberikan
pertanyaan
pemantap
kepada
pasien,
keluarga
o Menjawab
pertanyaan
pemantap
kepada
pasien,
keluarga
serta
masyarakat
mengenai
penyakit
Leptospiros
is
o Memberikan
Kesimpulan
serta
masyarakat
mengenai
penyakit
Leptospiro
sis
o Mendengark
an
Kesimpulan
VIII. Evaluasi
Pasien, keluarga serta masyarakat menjadi
lebih tau apa itu leptospirosis. Mereka pun
menjadi mengerti tentang ciri dan gejala penderita
penyakit Leptospirosis, mengerti tentang
klasifikasi penyakit Leptospirosis, mengerti
tentang cara pencegahan dan cara membasmi penyakit
yang disebabkan oleh strain Leptospira. Penyakit ini
paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika
orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak
dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air
kencing hewan - bakteri juga dapat memasuki tubuh
melalui mata atau selaput lendir. Hewan yang umum
menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang,
opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang
lainnya. Karena sebagian besar di Indonesia Penyakit
ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus.
Meskipun lebih umum di daerah tropis, daerah
perkotaan non-tropis dengan tingkat sanitasi rendah
juga menemui lebih banyak kasus, terutama selama bulan-
bulan musim panas dan musim gugur. Sebagian besar
daerah perkotaan yang terkena merupakan kota-kota besar
di negara berkembang.
o Apa penyebab Leptospirosis?
Leptospira, golongan bakteri, dapat hidup dalam
tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing,
serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Mereka
mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan tersebut
buang air kecil, dan menginfeksi tanah atau air.
Kontaminasi tersebut dapat bertahan dalam tanah atau
air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi melalui:
Minum air yang terkontaminasi
Melakukan kontak dengan air atau tanah yang
tercemar dan memiliki luka terbuka di kulit
Mata, hidung atau mulut melakukan kontak dengan
air atau tanah yang tercemar
Melakukan kontak dengan darah hewan yang
terinfeksi (kurang umum)
Manusia tidak umum terinfeksi Leptospira, akan tetapi umumnya wabah dapat muncul ketika ada banjir. Manusia jarang menginfeksi manusia lain, tetapi mungkinmelakukannya selama hubungan seksual atau menyusui.
o Apa saja tanda dan gejala Leptospirosis?
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan dapat
digambarkan oleh pasien, seperti nyeri, sedangkan tanda
adalah sesuatu yang orang lain bisa deteksi, seperti
ruam.
Tanda-tanda dan gejala Leptospirosis biasanya
muncul tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari setelah
seseorang terinfeksi, dan dalam beberapa kasus, tanda
dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau
sesudahnya.
o Tanda dan gejala Leptospirosis ringan:
Menggigil
Batuk
Diare
Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
Demam tinggi
Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan betis
Mual
Hilang nafsu makan
Mata merah dan iritasi
Nyeri Kulit
Pasien biasanya membaik dalam waktu satu minggu
tanpa pengobatan. Sebagian kecil dari mereka tidak
membaik, dan akan menderita Leptospirosis berat.
Tanda dan gejala Leptospirosis berat
Tanda dan gejala ini akan muncul beberapa hari
setelah gejala Leptospirosis ringan telah menghilang.
Tanda dan gejala tergantung pada organ vital yang telah
terpengaruh.
o Tanda dan gejala ketika jantung, hati dan
ginjal yang terkena
Kelelahan
Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
Nyeri otot
Mual
Mimisan
Nyeri di dada
sesak nafas
Hilang nafsu makan
Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Pasien yang tidak diobati bisa mengalami gagal
ginjal yang mengancam jiwa.
o Tanda dan gejala ketika otak yang terkena
Meningitis mengacu pada infeksi pada lapisan luar
otak, sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi
jaringan otak. Tanda-tanda dan gejala bagi meningitis
dan ensefalitis adalah serupa, dan dapat mencakup:
Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan,
tidak berubah warna atau memudar
Kebingungan atau disorientasi
Mengantuk
Kejang
Demam tinggi
Mual
Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
Masalah dengan gerakan fisik
Leher kaku
Pasien tidak dapat berbicara
Muntah
Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati
dapat mengakibatkan kerusakan otak serius, dan dapat
mengancam nyawa.
o Tanda dan gejala ketika paru-paru yang terkena
Tanda dan gejala ini adalah yang paling serius dan
mengancam nyawa. Hilangnya fungsi paru-paru, ketika
pasien tidak bisa bernapas adalah kondisi fatal.
Tanda dan gejalanya dapat meliputi:
Demam tinggi
Sesak nafas
Batuk darah - dalam kasus yang parah, akan
ada begitu banyak darah sehingga menyebabkan
pasien tersedak.
o Jenis Leptospirosis
Ada dua jenis utama Leptospirosis:
Leptospirosis ringan - pasien mengalami nyeri
otot, menggigil dan mungkin sakit kepala. 90% dari
kasus Leptospirosis tergolong jenis ini.
Leptospirosis berat - dapat mengancam jiwa. Ada
risiko kegagalan organ dan pendarahan internal. Jenis
Leptospirosis ini terjadi ketika bakteri menginfeksi
ginjal, hati dan organ utama lainnya. Para ahli tidak
yakin mengapa beberapa pasien terserang bentuk yang
parah sementara yang lain tidak. Pada beberapa kasus,
orang yang sudah sangat sakit, seperti mereka yang
menderita pneumonia, anak-anak balita, dan orang lanjut
usia lebih cenderung untuk menderita Leptospirosis yang
parah.
Dimana Leptospirosis terjadi?
Seperti disebutkan di atas, Leptospirosis lebih
umum terjadi di daerah tropis, tetapi juga dapat
terjadi di pemukiman miskin di kota-kota besar negara
berkembang yang tidak berada di daerah tropis. Ketika
kasus Lepospirosis terjadi, biasanya cenderung bersifat
sporadis.
Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi
lebih sering terjadi pada daerah tropis dan subtropics,
Karen bakteri tumbuh subur di lingkungan panas dan
lembab.
Berikut adalah area/negara/benua yang dikenal
memiliki insiden tertinggi Leptospirosis: Afrika,
India, Cina, Amerika Tengah, Brasil, Karibia, Asia
Tenggara, dan Rusia Selatan. Kasus infeksi juga
dilaporkan di beberapa hotspot wisata berikut: Selandia
Baru, Australia, Hawaii, dan Barbados.
Setelah banjir, wabah besar Leptospirosis sering
muncul. Menurut WHO (World Health
Organization), sekitar 10 juta orang diperkirakan
terserang Leptospirosis setiap tahun. Tingkat kematian
penyakit ini sulit untuk dihitung, karena Leptospirosis
cenderung terjadi di beberapa bagian dunia dengan
pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat mendasar
yang tidak secara rutin melaporkan banyak penyebab
kematian.
Perubahan iklim, termasuk meningkatnya kejadian
banjir di seluruh dunia, membuat kemungkinan kejadian
Leptospirosis global akan meningkat. WHO percaya angka
kematian Leptospirosis mungkin antara 5% sampai 25%
dari pasien yang terinfeksi. Ini tidak berarti bahwa
orang yang terinfeksi dengan akses ke pelayanan
kesehatan yang tepat memiliki risiko kematian yang