Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA UTARA Puji dan syukur kita persembahkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 dapat disajikan sebagai implementasi dari kewenangan Gubernur untuk menyajikan data kependudukan berskala Provinsi yang berasal dari data kependudukan yang telah dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini disusun untuk dipergunakan sebagai sumber data kependudukan untuk semua keperluan seperti pelayanan publik, alokasi anggaran, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal serta evaluasi hasil pembangunan. Kepastian data dan informasi adalah suatu keniscayaan dalam perencanaan pembangunan, oleh karena itu stakeholder dan pengambil kebijakan harus menjadikan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini sebagai basis data kependudukan yang pasti untuk memilih alternatif kebijakan khususnya untuk peningkatan pengentasan kemiskinan, pembangunan pendidikan, penyediaan lapangan kerja, peningkatan kualitas ketenagakerjaan, peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan serta sebagai data acuan untuk membangun desa dan menata kota dalam rangka mencapai Visi dan Misi Gubernur Sumatera Utara 2019-2023 yaitu “Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat”. Saya mengapresiasi atas terselenggaranya penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini. Semoga dengan tersusunnya Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan data kependudukan yang baik dan benar dalam berbagai keperluan semakin meningkat. Mari kita wujudkan “Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat”, dimulai dari peningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan data yang baik dan benar secara terukur. Demikian saya sampaikan, semoga buku ini bermanfaat sebagaimana maksud dan tujuan penerbitannya. i
116
Embed
SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA UTARAdisdukcapil.sumutprov.go.id/download/file/profil_perkembangan... · diselenggarakan lebih efektif dan efisien untuk mewujudkan visi dan misi Sumatera
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Buku Profil Perkembangan Kependudukan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
SAMBUTAN GUBERNUR SUMATERA UTARA
Puji dan syukur kita persembahkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya Buku Profil Perkembangan
Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 dapat disajikan sebagai
implementasi dari kewenangan Gubernur untuk menyajikan data kependudukan
berskala Provinsi yang berasal dari data kependudukan yang telah
dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2018 ini disusun untuk dipergunakan sebagai sumber data kependudukan untuk
semua keperluan seperti pelayanan publik, alokasi anggaran, perencanaan
pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan
kriminal serta evaluasi hasil pembangunan.
Kepastian data dan informasi adalah suatu keniscayaan dalam
perencanaan pembangunan, oleh karena itu stakeholder dan pengambil kebijakan
harus menjadikan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2018 ini sebagai basis data kependudukan yang
pasti untuk memilih alternatif kebijakan khususnya untuk peningkatan
pengentasan kemiskinan, pembangunan pendidikan, penyediaan lapangan kerja,
peningkatan kualitas ketenagakerjaan, peningkatan kesejahteraan petani dan
nelayan serta sebagai data acuan untuk membangun desa dan menata kota dalam
rangka mencapai Visi dan Misi Gubernur Sumatera Utara 2019-2023 yaitu
“Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat”.
Saya mengapresiasi atas terselenggaranya penyusunan Buku Profil
Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini. Semoga
dengan tersusunnya Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2018 ini, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
data kependudukan yang baik dan benar dalam berbagai keperluan semakin
meningkat. Mari kita wujudkan “Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan
Bermartabat”, dimulai dari peningkatan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan data yang baik dan benar secara terukur.
Demikian saya sampaikan, semoga buku ini bermanfaat sebagaimana
maksud dan tujuan penerbitannya.
i
Buku Profil Perkembangan Kependudukan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
SAMBUTAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA UTARA
Assalamualaikum wr.wb, salam sejahtera bagi kita sekalian.
Alhamdulillah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi
Sumatera Utara telah menyelesaikan Penyusunan Buku Profil Perkembangan
Kependudukan Sumatera Utara tahun 2018. Buku ini sangat strategis untuk
memberikan data dan informasi terkini tentang perkembangan kependudukan
berskala Provinsi yang berasal dari data kependudukan yang telah
dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 58 ayat (4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
mengamanatkan bahwa “Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri
merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penyusunan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik menyangkut kependudukan, potensi sumber daya daerah maupun informasi lainnya tentang wilayah. Selain itu, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan informasi kependudukan dan keluarga. Data dan informasi tersebut wajib digunakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelengaraan dan pembangunan (Pasal 49).
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mengamanatkan bahwa data Kependudukan yang dihasilkan oleh Sistem Infomasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan (Pasal 83). Pentingnya penyajian data perkembangan kependudukan tersebut kemudian diperkuat dalam Pasal 58 ayat (4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa “Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan seperti: pelayanan publik, alokasi anggaran, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal”. Hal tersebut mendasari pentingnya penyajian data perkembangan kependudukan dan telah ditindaklanjuti dengan Permendagri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai data kependudukan, perlu disusun dalam bentuk Profil Perkembangan Kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Penyusunan Profil Kependudukan Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kependudukan di Provinsi Sumatera Utara. Di sisi lain penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan merupakan wujud pemanfaatan data kependudukan yang tersebar di berbagai instansi.
Data dan informasi kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan ini bersumber dari hasil registrasi penduduk dan pencatatan sipil. Elemen data hasil registrasi kependudukan yang dipergunakan dalam penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan dan Pencatatan Sipil meliputi data yang berhubungan dengan kuantitas penduduk, kualitas penduduk, mobilitas penduduk dan kepemilikan dokumen kependudukan.
Penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 disusun untuk dimanfaatkan oleh berbagai pihak seperti OPD, perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan Stakeholder lainnya.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
2
1.1. Tujuan
Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 disusun untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan sebagai salah satu informasi yang digunakan untuk semua keperluan seperti pelaksanaan pelayanan publik, pengalokasian anggaran, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal dan evaluasi hasil-hasil pembangunan.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini adalah:
1. Kuantitas penduduk, meliputi konsentrasi dan persebaran penduduk.
2. Kualitas penduduk meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sosial.
3. Mobilitas penduduk meliputi mobilitas permanen, mobilitas non permanen dan urbanisasi.
4. Kepemilikan dokumen kependudukan.
1.3. Sumber Data
Sumber Data yang dipergunakan dalam penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 ini berasal dari registrasi penduduk dan pencatatan sipil melalui Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Kabupaten/Kota yang telah dikonsolidasikan oleh Kementerian Dalam Negeri. Data lainnya berasal dari 4 (empat) Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara.
1.4. Pengertian Umum
1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
2. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobiltas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.
3. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (undang-undang nomor 24 tahun 2013).
4. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013);
5. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
3
dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
6. Data kependudukan adalah data perorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran pendudukan pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
7. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
8. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau Surat Keterangan Kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
9. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
10. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-el, adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi chip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
11. Petugas Registrasi adalah pegawai yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan di Desa/Kelurahan atau nama lainnya (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
12. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memafaaatkan teknologi informasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
13. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan pindah tempat tinggal (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera).
14. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktifitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak (UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga).
15. Profil Perkembangan Kependudukan adalah kemampuan data dan informasi tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaaan penduduk yang meliputi kualitas, kuantitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
4
16. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau Surat Keterangan Kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat serta tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006).
17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013).
18. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik).
19. Rasio jenis kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu.
20. Perkembangan Kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan (UU No 52 Tahun 2009).
21. Mobilitas penduduk permanen (migrasi) adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/Negara (migrasi internasional).
22. Mobilitas penduduk non permanen adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-aling melaju dan menginap/mondok.
23. Penduduk musiman merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun dan dilakukan secara berulang.
24. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi.
25. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi perkotaan, baik secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial, maupun perilaku masyarakatnya.
26. Penduduk Usia Kerja (Produktif) adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
27. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja yang bekerja terhadap penduduk usia kerja.
28. Pengangguran adalah orang yang termasuk angkatan kerja, namun pada saat pendataan, survey atau sensus tidak bekerja dan sedang mencari kerja.
29. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
5
30. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke bawah dan penduduk berusia 64 tahun ke atas.
31. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot.
32. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.
33. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Rate (CBR) adalah banyaknya kelahiran hidup pada tahun tertentu tiap 1.000 penduduk.
34. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR) adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun.
35. Angka Partisipasi Kasar/APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tempat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
36. Angka Partisipasi Murni/ APM adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut.
37. Pemanfaatan Data Kependudukan adalah pemanfaatan data kependudukan Kementerian Dalam Negeri yang merupakan satu-satunya data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan seperti: pelayanan publik, alokasi anggaran, perencanaan pembangunan, pembangunan demokrasi, penegakan hukum dan pencegahan kriminal.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
6
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI PROVINSI SUMATERA UTARA
2.1. Letak Geografis Daerah
Aspek geografi Provinsi Sumatera Utara meliputi gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah.
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Karakteristik lokasi dan wilayah Provinsi Sumatera Utara menggambarkan luas dan batas wilayah administrasi, letak dan kondisi geografis, topografi, geologi, hidrologi, dan klimatologi.
1. Luas Wilayah dan Batas Wilayah Administrasi
Provinsi Sumatera Utara memiliki luas wilayah kurang lebih 182.414,25 km² yang terdiri dari luas daratan kurang lebih 72.981,23 km² dan luas lautan kurang lebih 109.433,02 km². Berdasarkan luas wilayah kabupaten/kota yang mempunyai luas wilayah terbesar di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Langkat dengan luas 6.262,00 km², atau sekitar 8,58 persen dari total luas wilayah Sumatera Utara, diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.134,00 km² atau 8,40 persen, dan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 6.030,47 km² atau sekitar 8,26 persen. Sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kota Tebing Tinggi dengan luas 31,00 km² atau sekitar 0,04 persen.
Perkembangan wilayah administrasi Provinsi Sumatera Utara mengikuti dinamika kehidupan sosial ekonomi dan perpolitikan di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2017, secara administratif wilayah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota, 444 Kecamatan, 5.417 Desa dan 693 Kelurahan. Selanjutnya rincian kode dan luas wilayah kabupaten/kota se Sumatera Utara Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
7
Tabel 2.1 Kode dan Luas Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KODE WILAYAH LUAS WILAYAH
DARATAN ( )
1 2 3 4
12 Sumatera Utara 72.981,23
1 12.01 Tapanuli Tengah 2.188,00
2 12.02 Tapanuli Utara 3.791,64
3 12.03 Tapanuli Selatan 6.030,47
4 12.04 Nias 1.842,51
5 12.05 Langkat 6.262,00
6 12.06 Karo 2.127,00
7 12.07 Deli Serdang 2.241,68
8 12.08 Simalungun 4.369,00
9 12.09 Asahan 3.702,21
10 12.10 Labuhanbatu 2.156,02
11 12.11 Dairi 1.927,80
12 12.12 Toba Samosir 2.328,89
13 12.13 Mandailing Natal 6.134,00
14 12.14 Nias Selatan 1.825,20
15 12.15 Pakpak Bharat 1.218,30
16 12.16 Humbang Hasundutan 2.335,33
17 12.17 Samosir 2.069,05
18 12.18 Serdang Bedagai 1.900,22
19 12.19 Batu Bara 922,20
20 12.20 Padang Lawas Utara 3.918,05
21 12.21 Padang Lawas 3.892,74
22 12.22 Labuhanbatu Selatan 3.596,00
23 12.23 Labuhanbatu Utara 3.570,98
24 12.24 Nias Utara 1.202,78
25 12.25 Nias Barat 473,73
26 12.71 Kota Medan 265,00
27 12.72 Kota Pematangsiantar 55,66
28 12.73 Kota Sibolga 41,31
29 12.74 Kota Tanjung Balai 107,83
30 12.75 Kota Binjai 59,19
31 12.76 Kota Tebing Tinggi 31,00
32 12.77 Kota Padangsidempuan 114,66
33 12.78 Kota GunungSitoli 280,78
Sumber : Permendagri No. 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
8
Berikut ini adalah daftar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara beserta ibukota dan Nama–nama Kepala Daerahnya :
Tabel 2.2 Daftar Tabel Bupati/Walikota se Sumatera Utara
Tahun 2018
NO NAMA KAB / KOTA PUSAT PEMERINTAHAN BUPATI / WALIKOTA
20 Padang Lawas Utara Gunung Tua Andar Amin Harahap
21 Padang Lawas Sibuhuan Ali Sutan Harahap
22 Labuhanbatu Selatan Kota Pinang Wildan Aswan Tanjung
23 Labuhanbatu Utara Aek Kanopan Kahirudin Syah Sitorus
24 Nias Utara Lotu Marselinus Ingati Nazara
25 Nias Barat Lahomi Faduhusi Daely
26 Kota Medan Medan Dzulmi Eldin
27 Kota Pematangsiantar Pematangsiantar Hefriansyah Noor
28 Kota Sibolga Sibolga Syafri Hutahuruk
29 Kota Tanjung Balai Tanjung Balai M. Syahrial
30 Kota Binjai Binjai Muhammad Idaham
31 Kota Tebing Tinggi Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan
32 Kota Padangsidimpuan Padangsidempuan Irsan Efendi Nasution
33 Kota GunungSitoli Gunung Sitoli Lakhomizaro Zebua
Sumber : Permendagri No. 137 Tahun 2017 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
9
Peta Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Sumber : Perda No.2 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017-2037
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi
Batas-batas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
o Sebelah Utara : Provinsi Aceh o Sebelah Barat : Samudera Hindia o Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Sumatera Barat o Sebelah Timur : Selat Malaka
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
10
2. Letak dan Kondisi Geografis
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, terletak pada 1°-4° Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur.
Provinsi Sumatera Utara memiliki 213 pulau yang telah memiliki nama, dengan 6 pulau di wilayah Pantai Timur termasuk Pulau Berhala sebagai pulau terluar yang berbatasan dengan Selat Malaka dan sisanya 207 pulau di wilayah Pantai Barat dengan Pulau Wunga dan Pulau Simuk sebagai pulau terluar di wilayah Pantai Barat. Secara regional pada posisi geografisnya, Provinsi Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.
3. Topografi
Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur di tengah-tengah dari Utara ke Selatan. Kemiringan tanah antara 0–12 persen seluas
47.810 Km2, antara 12–40 persen seluas 6.305 Km2 dan di atas 40 persen
seluas 17.719 Km2. Ketinggian lahan di Provinsi Sumatera Utara bervariasi mulai dari 0–2.200m dpl dan terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu bagian Timur dengan keadaan relatif datar, bagian tengah bergelombang sampai berbukit dan bagian Barat merupakan dataran bergelombang. Wilayah Pantai Timur
yang merupakan dataran rendah seluas 24.921,99 Km2 atau 34,77 persen dari luas wilayah Sumatera Utara adalah daerah yang subur, kelembaban tinggi dengan curah hujan relatif tinggi. Wilayah dataran tinggi dan wilayah Pantai
Barat seluas 46.758,69 Km2 atau 65,23 persen dari luas wilayah Sumatera Utara, sebagian besar merupakan pegunungan, memiliki variasi dalam tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi dan kontur serta daerah yang struktur tanahnya labil. Beberapa danau, sungai, air terjun dan gunung berapi dijumpai di Sumatera Utara serta sebagian wilayahnya tercatat sebagai daerah gempa tektonik dan vulkanik.
4. Geologi
Secara geologis, wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki struktur dan batuan yang kompleks dan telah beberapa kali mengalami tumbukan dari proses tektonik karena posisinya terletak pada pertemuan lempeng Euroasia di sebelah Timur dan lempeng Australia di sebelah Barat. Hal ini menyebabkan terbentuknya rangkaian jalur patahan, rekahan dan pelipatan disertai kegiatan vulkanik. Jalur patahan tersebut melewati jalur Sumatera Utara mulai dari segmen Alas-Karo dan sepanjang kurang lebih 390 km merupakan sumber bencana alam geologi berupa pusat-pusat gempa di darat, tsunami dan pemicu terjadinya letusan gunung berapi dan tanah longsor. Jalur patahan (subduction) di Pantai Barat sepanjang kurang lebih 250 km merupakan pusat-pusat gempa di dasar laut.
Kondisi struktur geologi yang kompleks yang dicirikan oleh bentuk bentang alam perbukitan, terlipat dengan patahan selain merupakan jalur gempa juga potensial menimbulkan tanah longsor terhadap sekitar 40-50 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
11
5. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Provinsi Sumatera Utara terdiri dari air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan air bawah tanah dimana secara keseluruhan wilayah terbagi atas 71 DAS. Jumlah induk sungai di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 99 buah, anak sungai sebanyak 783 buah, ranting sungai 659 buah, anak ranting sungai 342 buah.
6. Klimatologi
Iklim di Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin Passat dan angin Muson. Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim Pancaroba.
Curah hujan relatif cukup tinggi yaitu berkisar 1.431-2.265 mm per tahun atau rata-rata 2.100 mm per-tahun, dengan jumlah hari hujan rata-rata sebesar 173-230 hari per tahun. Pada wilayah kering, curah hujan tahunan rata-rata kurang dari 1.500 mm yang tercatat di beberapa bagian wilayah Simalungun, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Utara, sedang curah hujan tinggi berkisar antara 2.000 sampai 4.500 mm berlangsung sepanjang tahun di wilayah Kabupaten Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhanbatu, Langkat, Nias, Tapanuli Tengah, dan sebagian besar Kabupaten Tapanuli Selatan. Musim kemarau pada umumnya terjadi pada Juni sampai September dan musim penghujan terjadi pada bulan November sampai Maret. Kondisi ini perlu diantisipasi dengan membangun sistem penanggulangan bencana yang efektif.
2.2. Kondisi Demografis Daerah
Kondisi Demografi menggambarkan kondisi penduduk secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu. Gambaran kondisi aspek demografi antara lain mencakup jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan komposisi penduduk. Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara 12.982.204 jiwa dengan kepadatan penduduk 188 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun, dan pada kurun waktu tahun 2000-2010 menjadi 1,22 persen per tahun. Pada tahun 2018 Penduduk Sumatera Utara berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB) semester II Tahun 2018 berjumlah 14.874.889 jiwa.
Berdasarkan data dari Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri yang telah dibersihkan dan dikonsolidasikan, penduduk Sumatera Utara didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 7.486.118 jiwa dan perempuan sebanyak 7.388.771 jiwa.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
12
2.3. Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi sumber daya alam Provinsi Sumatera Utara cukup berlimpah, diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata.
2.3.1. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Potensi Provinsi Sumatera Utara di antaranya adalah sayuran, jeruk dan buah-buahan yang sebagian besar telah dipasarkan dengan baik dan sudah di ekspor ke luar negeri maupun provinsi lain. Komoditi pertanian dataran tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, seperti jagung, kentang, kopi, bawang merah dan sebagainya, juga berpotensi untuk dikembangkan.
Dalam kondisi laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, sektor pertanian mencatat pertumbuhan dengan laju positif. Sektor pertanian sendiri pada kenyataannya didukung oleh pertanian rakyat. Namun aktifitas sektor pertanian rakyat belum mampu menggerakkan proses pertambahan nilai untuk menambah sumber pendapatan masyarakat secara lokal, sehingga masalah yang dihadapi adalah kondisi tak berkaitan (mismatch) antara sektor tersebut dengan sektor sekunder yang cenderung memperoleh bahan bakunya dari luar Sumatera Utara. Kebutuhan yang utama adalah terbentuknya tata kaitan (linkage) antara sektor pertanian rakyat dengan sektor sekunder (agroindustri) dan tersier (agrobisnis) yang saling menguntungkan. Hal tersebut dibuktikan dari kontribusi nyata sektor pertanian sebesar 37,89 Triliun Rupiah atau mencapai 21,09 terhadap total angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Sumatera Utara tahun 2018.
2.3.2. Perkebunan
Luas areal perkebunan adalah 2.167.671,49 HA atau 11,88 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara atau sebesar 29,7 persen dari total daratan Provinsi Sumatera Utara dengan produksi sebesar ± 20.318.622,73 ton untuk 23 komoditi diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau dan kelapa. Rata-rata pertambahan luas lahan perkebunan sebesar 0,31 persen dan pertumbuhan produksi sebesar 5,21 persen selama 5 (lima) tahun terakhir. Sektor ekonomi perkebunan rakyat telah mengambil peran yang sangat penting, dimana untuk luas dan produksi beberapa komoditi penting bahkan melampaui perkebunan milik PTP/PNP maupun swasta.
2.3.3. Peternakan
Berdasarkan hasil analisis, di semua kabupaten/kota di Sumatera Utara diperoleh informasi bahwa wilayah potensial bagi pengembangan sapi, untuk sapi potong di Sumatera Utara berturut - turut adalah di Kabupaten Langkat, Labuhanbatu Utara, Asahan, Simalungun, Batu Bara, Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Sementara itu pengembangan sapi perah, berada di Kabupaten Karo. Pengembangan kerbau potensial dilakukan di Kabupaten Samosir, Toba Samosir dan Padang Lawas, Dairi, Humbang Hasundutan. Sedangkan ternak kuda direkomendasikan dilakukan di Kabupaten Samosir dan Humbang Hasundutan. Ternak kecil seperti kambing potensial diarahkan pemeliharaannya di Kabupaten Langkat, Serdang Bedagai, Labuhanbatu Utara, dan Asahan,
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
13
domba potensi dikembangkan di Kabupaten Langkat, Labuhanbatu Utara, dan Serdang Bedagai.
Pengembangan ternak unggas seperti ayam buras potensial dikembangkan di Kabupaten Mandailing Natal, Dairi, Serdang Bedagai, dan Pakpak Bharat. Ayam pedaging berpotensi dikembangkan di Kabupaten Serdang Bedagai, Asahan, Langkat, Deli Serdang dan Kota Binjai. Kemudian, ayam petelur berpotensi dikembangkan di Kota Binjai, Kabupaten Asahan, Deli Serdang, Langkat, dan Serdang Bedagai. Ternak itik berpotensi dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir, Mandiling Natal, Dairi, Nias, dan Serdang Bedagai.
2.3.4. Perikanan
Potensi perikanan laut Selat Malaka (Pantai Timur) sebesar 276.030 ton pertahun dan sudah dimanfaatkan sekitar 90,75 persen, sedangkan potensi Samudera Hindia atau Pantai Barat sebesar 1.076.960 ton per tahun, baru dimanfaatkan 8,79 persen. Potensi Pantai Barat ini perlu dikembangkan mengingat tingkat pemanfaatannya masih rendah. Pengembangan perikanan laut wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pulau terluar, dengan luas laut Sumatera Utara 110.000 km², panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km dan Pantai Barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), Jumlah pulau sebanyak 213 sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap produk kelautan dan perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi perikanan tangkap dunia.
Provinsi Sumatera Utara juga mempunyai potensi Sumber Daya Ikan (SDI) yang meliputi perikanan tangkap dan budidaya perikanan, baik di perairan laut maupun perairan darat dan perairan umum seperti sungai, danau, tambak. Di kawasan Pantai Barat, antara lain Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Tapanuli Tengah, Nias dan Nias Selatan, Kota Sibolga, Kota Padangsidimpuan, hasilnya mencapai 1.076.960 ton/tahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, teri dan ikan hias (tingkat pemanfaatan baru sekitar 8,79 persen). Budidaya kelautan antara lain adalah teripang, rumput laut serta potensi terumbu karang.
Potensi Sumber Daya Ikan (SDI) di Kawasan Pantai Timur yang meliputi Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Asahan, Tanjung Balai, Batubara, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Langkat dan Kota Medan, mencapai 276.030 ton/tahun dengan potensi jenis ikan unggulan di laut pesisir seperti, tuna, tongkol, cakalang, kerapu, kakap, kembung, tenggiri, baronang, japuh, biji nangka, senangin, teri dan pari (tingkat pemanfaatan baru sekitar 90,75 persen). Sementara potensi Sumber Daya Ikan (SDI) di bagian tengah yang meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan, Kota Pematangsiantar, Tebing Tinggi dan Binjai memiliki potensi jenis ikan unggulan seperti ikan mas, nila, mujair, gurame, lele dumbo dan udang galah.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
14
2.3.5. Pariwisata
Sumatera Utara juga memiliki berbagai tempat pariwisata yang patut dikunjungi para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Berdasarkan jenis wisata yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara antara lain wisata alam, wisata kebudayaan, dan wisata minat khusus.
1. Wisata Alam
Wisata alam merupakan jenis wisata yang mengandalkan daya tarik keindahan bentukan alam, berupa pantai, laut, danau, pegunungan, flora, fauna, dan lain sebagainya. Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata alam yang menjadi andalan dalam menarik wisatawan, diantaranya, yaitu:
a. Kawasan Danau Toba, dimana Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir dan sekeliling pantai kawasan Danau Toba terdapat pantai tepi danau dan pemukiman tradisional yang beragam termasuk pantai Haranggaol Kabupaten Simalungun, serta arahan ke depan Kawasan Danau Toba sebagai Taman Bumi (Geopark) yang direncanakan titik pusatnya di Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir;
b. Pemandian air panas Pangururan, Pusuk Buhit, Danau Sidihoni, Tomok, Tuktuk, Aek Sipitudai, Kebun Raya Simanindo;
c. Berastagi, air terjun Sipiso-piso, pemandian air panas Rajaberne, Taman Hutan Rakyat Bukit Barisan, Kawasan Wisata Alam di Kecamatan Merek Kabupaten Karo;
d. Paropo di Kabupaten Dairi;
e. Pegunungan di Kabupaten Pakpak Bharat;
f. Parapat, Haranggaol, Salbe, Silau Ulu, Nagori Sibaganding Kecamatan Girsang, Nagori Sinar Naga Mariah Kecamatan Pamatang Silimakuta, Dolok Simarsolpah Kecamatan Raya Kahean, Dataran Tinggi Simarjarunjung-Tanjung Unta di Kecamatan Dolok Pardamean, dan air panas Tinggi Raja di Kecamatan Purba di Kabupaten Simalungun;
g. Air terjun, Desa Sipinsur Paranginan di Kabupaten Humbang Hasundutan;
h. Ajibata, Agrowisata Taman Eden 100, Bukit Gibeon di Kecamatan Lumban Julu, Dolok Tolong, Lumban Pea, Lumban Bulbul , Lumban Silintong di Balige Kabupaten Toba Samosir;
i. Air Panas Sipoholon, Muara, Hutan Rakyat Bukit Barisan di Kabupaten Tapanuli Utara;
j. Danau Siombak Kota Medan;
k. Pantai Klang, Pantai Cermin, Pulau Berhala di Kabupaten Serdang Bedagai;
l. Pantai Perupuk, Pantai Sejarah di Kabupaten Batubara;
m. Sibolangit, Pulau Siba Kecamatan Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang;
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
15
n. Bahorok, Bukit Lawang di Kabupaten Langkat;
o. Lagundri, Sorake, Pantai Moale, pulau-pulau Batu di Kabupaten Nias Selatan;
p. Air panas Bombo Aukhu, Pantai Bozihona dan Kawasan Onolimbu di Kabupaten Nias;
q. Pulau Asu dan Kepulauan Hinako, di Kabupaten Nias Barat;
r. Air Terjun dan Pantai Lahewa di Kabupaten Nias Utara;
s. Pulau Mursala, Pulau Pandan, Pulau Poncan di Kabupaten Tapanuli Tengah;
t. Pantai Natal, Mandailing Natal;
u. Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan;
2. Wisata Kebudayaan
Jenis wisata ini mengandalkan daya tarik budaya, dapat berupa peninggalan jaman dahulu, bangunan dan kawasan permukiman yang masih memelihara tradisi. Di wilayah Sumatera Utara terdapat beberapa objek wisata budaya di antaranya:
a. Istana kerajaan dan rumah kediaman Istana Maimun, Mesjid Raya, Mesjid Osmani, Kawasan Kesawan, Kediaman Chong A Fie, Rumah Dinas Walikota dan Gedung Pusat AVROS/BKS PPS, situs bersejarah kota Cina di Kota Medan;
b. Stasiun Kereta Api Binjai;
c. Kawasan situs bersejarah religi Islam di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah;
d. Kawasan situs bersejarah kota Rantang di Kabupaten Deli Serdang;
e. Istana Kota Pinang di Kabupaten Labuhanbatu Selatan;
f. Peninggalan Sultan Labuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara;
g. Peninggalan situs candi/biara di Kabupaten Padanglawas, Padanglawas Utara dan Mandailing Natal;
h. Situs Benteng Portugis, Gua Jepang dan Gua Portugis di Kabupaten Mandailing Natal;
i. Bangunan Cagar Budaya di Kota Sibolga;
j. Makam Raja Simalungun Pematang Purba, Situs Batu Gajah di Kabupaten Simalungun;
k. Makam Nommensen di Sigumpar Kabupaten Toba Samosir;
l. Makam Sisingamangaraja XII di Sopasurung Balige Kabupaten Toba Samosir;
m. Istana Sisingamangaraja XII di Bakkara, Tempat Gugurnya Sisingamangaraja XII Desa Sionom Hudon di Kabupaten Humbang Hasundutan;
n. Batu Hobon, Makam Sidabutar Tomok, Makam Siallagan Ambarita, Rumah Tradisionil Simanindo, Perkampungan Tua Suku Batak Harian Boho di Kabupaten Samosir;
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
16
o. Situs Batu Sumbang, Batu Mejan di Kabupaten Dairi;
p. Rumah tradisionil di Kabupaten Phakpak Bharat;
q. Pemukiman tradisional Desa Lingga, Desa Dokan, Peceren, perkampungan Tradisionil di Kabupaten Karo;
r. Istana Lima Laras, Meriam Kuno di Kabupaten Batubara;
s. Situs Istana Kota Galuh di Kabupaten Serdang Bedagai;
t. Gua Kemang di Kabupaten Deli Serdang;
u. Mesjid Azizi, rumah peninggalan Sultan Siak;
v. Komplek Istana Sultan Aziz di Kabupaten Langkat;
w. Makam bersejarah Nias di Desa Ono Namolo I Lot dan Peninggalan Megalit di Kota Gunungsitoli;
x. Peninggalan Megalit Kecamatan Gomo, Kampung Tradisionil dan Lompat Batu di Bawomatoluwo, Silima Ewali Majingo di Kabupaten Nias Selatan;
y. Peninggalan Megalit Kecamatan Idanogawo, Gido dan Sogae’adu di Kabupaten Nias;
z. Peninggalan Megalit dan rumah adat tradisional Kecamatan Mandrehe dan Lahomi di Kabupaten Nias Barat.
3. Wisata Minat Khusus
Wisata minat khusus merupakan wisata dengan daya tarik aktifitas tertentu seperti wisata kuliner, pendidikan, belanja, konvensi dan lain sebagainya. Di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dapat dikategorikan wisata minat khusus antara lain:
a. Museum dan kebun binatang di Kota Medan dan Kota Pematangsiantar;
b. Arung Jeram di Sungai Asahan-Tobasa dan Sungai Binge, Sungai Wampu di Langkat;
c. Olah raga air di Sorake, Lagundri, Sigolong Golong, Teluk Dalam, Wisata menyelam di Perairan Pulau-pulau Batu di Nias Selatan;
d. Olah raga air di Pulau Asu, Nias Barat;
e. Olah raga Paralayang di Sitopsi;
f. Wisata Rohani Salib Kasih di Kabupaten Tapanuli Utara;
g. Taman Wisata Iman di Kabupaten Dairi;
h. Kawasan rekreasi pantai di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai;
i. Rekreasi pegunungan dan taman hiburan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang;
j. Museum pusaka Nias di Kota Gunungsitoli;
k. Museum Batak di Balige Kabupaten Toba Samosir
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
17
2.3.6. Bandar Udara
Di Sumatera Utara terdapat 8 bandar udara, terdiri dari 2 bandar udara berstatus internasional dan 6 bandara domestik, seperti berikut ini :
1. Bandar Udara Internasional Kuala Namu Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 Km arah Timur pusat Kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar di Indonesia (setelah bandara Soekarno Hatta-Jakarta dan bandara yang baru Kertajati di Majalengka Jawa Barat.
2. Bandar Udara Internasional Sisingamangaraja XII Bandara ini sebelumnya terkenal dengan nama Bandar Udara Internasional Silangit terletak di Siborong-Borong, Kabupaten Tapanuli Utara – Sumatera Utara.
3. Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing Bandar Udara ini terletak di Kecamatan Pinang Sori, Kabupaten Tapanuli Tengah – Sumatera Utara.
4. Bandar Udara Soewondo Pangkalan Udara ini sebelumnya adalah Bandara Udara Internasional Polonia yang tertelak sekitar 2 Km dari pusat Kota Medan, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan – Sumatera Utara.
5. Bandar Udara Binaka Bandar Udara ini terlatak di Kecamatan Gunung Sitoli, Kota Gunung Sitoli - Sumatera Utara.
6. Bandar Udara Lasondre Bandar Udara ini terletak di ujung Utara Pulau Tanah Masa Kecamatan Pulau-Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan – Sumatera Utara.
7. Bandar Udara Sibisa: Bandar Udara ini terletak di Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa – Sumatera Utara
8. Bandar Udara Aek Godang di Padang lawas Utara
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
18
2.4. Lambang Provinsi Sumatera Utara
Gambar 2.2 Lambang Provinsi Sumatera Utara
Makna lambang Provinsi Sumatera Utara di atas adalah :
1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialis atau kolonialisme, feodalisme dan komunisme.
2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila.
3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi, dan tulisan “Sumatera Utara” melambangkan daerah yang indah permai masyur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah.
4. Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Ketiga simbol ini berikut tongkat di bawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta, pembela dan keadilan.
5. Bukit Barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, kegotongroyongan yang dinamis.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
19
BAB III PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
3.1. Kuantitas Penduduk
3.1.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keempat berpenduduk terbanyak di Indonesia dan terbesar di luar Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Sumatera Utara memiliki wilayah daratan seluas 72.981,23 Km² didiami penduduk sebanyak 14.874.889 jiwa pada tahun 2018. Penduduk Sumatera Utara tersebar di 33 kabupaten/kota, 443 kecamatan, 692 kelurahan dan 5.418 desa. Jumlah penduduk tersebut mengalami pertambahan dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 14.753.286 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Medan sebanyak 2.502.092 jiwa (16,82%) sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat sebanyak 53.832 jiwa (0,36%). Selama satu tahun jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebanyak 121.603 jiwa.
a. Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari proporsi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dengan kategori jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tujuannya adalah untuk menyediakan berbagai sarana dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan jenis kelamin dari penduduk yang ada. Tabel 3.1 di bawah ini memperlihatkan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kabupaten/Kota se Sumatera Utara Tahun 2018.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
20
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2018
NO NAMA KAB/KOTA LAKI – LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tapanuli Tengah 182.828 1,23 179.173 1,20 362.001 2,43
2 Tapanuli Utara 157.898 1,06 158.049 1,06 315..947 2,12
3 Tapanuli Selatan 156.193 1,05 154.081 1,04 310.274 2,09
22 Labuhanbatu Selatan 165.032 1,11 156.342 1,05 321.374 2,16
23 Labuhanbatu Utara 199.978 1,34 191.751 1,29 391.729 2,63
24 Nias Utara 75.179 0,51 75.208 0,51 150.387 1,01
25 Nias Barat 46.368 0,31 48.962 0,33 95.330 0,64
26 Kota Medan 1.249.745 8,40 1.252.347 8,42 2.502.092 16,82
27 Kota Pematangsiantar 141.473 0,95 143.155 0,96 284.628 1,91
28 Kota Sibolga 47.559 0,32 46.817 0,31 94.376 0,63
29 Kota Tanjung Balai 88.474 0,59 86.355 0,58 174.829 1,18
30 Kota Binjai 141.399 0,95 141.198 0,95 282.597 1,90
31 Kota Tebing Tinggi 85.435 0,57 86.118 0,58 171.553 1,15
32 Kota Padangsidempuan 112.788 0,76 112.747 0,76 225.535 1,52
33 Kota GunungSitoli 68.174 0,46 71.371 0,48 139.545 0,94
Sumatera Utara 7.486.118 50,33 7.388.771 49,67 14.874.889 100
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 3.1 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan penduduk berjenis kelamin perempuan di Provinsi Sumatera Utara cenderung berimbang. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 7.486.118 jiwa (50,33%), sementara jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 7.388.771 jiwa 49,67%. Dengan demikian terdapat perbedaan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin sebesar 97.347 jiwa.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
21
Perbedaan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 yang berjumlah 133.914 jiwa. Walaupun demikian, secara persentasi proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin ini tidaklah mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 berjumlah 14.753.286 jiwa dengan proporsi laki-laki 7.443.600 jiwa (50,45%) dan perempuan sebanyak 7.309.686 jiwa (49,55%). Sementara itu persentasi jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2016 sebesar 50,43%, sementara perempuan 49,57%.
b. Kepadatan Penduduk
Secara umum, tingkat kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk di suatu wilayah/area umumnya mengalami perubahan dari tahun ke tahun baik secara alami maupun karena perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya. Tabel 3.2 di bawah ini memperlihatkan Kepadatan Penduduk di Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara dengan luas 72.981,23 km² dihuni oleh 14.874.889 jiwa.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
22
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO WILAYAH JUMLAH
PENDUDUK
LUAS
WILAYAH
KEPADATAN PENDUDUK
(JIWA/KM²)
1 2 3 4 5
Sumatera Utara 14.874.889 72.981,23 203,82
1 Tapanuli Tengah 362.001 2.188,00 165,45
2 Tapanuli Utara 315.947 3.791,64 83,33
3 Tapanuli Selatan 310.274 6.030,47 51,45
4 Nias 153.417 1.842,51 83,27
5 Langkat 1.043.249 6.262,00 166,60
6 Karo 405.162 2.127,00 190,49
7 Deli Serdang 1.815.357 2.241,68 809,82
8 Simalungun 1.030.832 4.369,00 235,94
9 Asahan 782.250 3.702,21 211,29
10 Labuhanbatu 501.388 2.156,02 232,55
11 Dairi 315.330 1.927,80 163,57
12 Toba Samosir 211.042 2.328,89 90,62
13 Mandailing Natal 484.787 6.134,00 79,03
14 Nias Selatan 364.606 1.825,20 199,76
15 Pakpak Bharat 53.832 1.218,30 44,19
16 Humbang Hasundutan 199.424 2.335,33 85,39
17 Samosir 142.812 2.069,05 69,02
18 Serdang Bedagai 656.419 1.900,22 345,44
19 Batu Bara 365.515 922,20 396,35
20 Padang Lawas Utara 266.864 3.918,05 68,11
21 Padang Lawas 260.406 3.892,74 66,90
22 Labuhanbatu Selatan 321.374 3.596,00 89,37
23 Labuhanbatu Utara 391.729 3.570,98 109,70
24 Nias Utara 150.387 1.202,78 125,03
25 Nias Barat 95.330 473,73 201,23
26 Kota Medan 2.502.092 265,00 9.441,86
27 Kota Pematangsiantar 284.628 55,66 5.113,69
28 Kota Sibolga 94.376 41,31 2.284,58
29 Kota Tanjung Balai 174.829 10,83 1.621,34
30 Kota Binjai 282.597 59,19 4.774,40
31 Kota Tebing Tinggi 171.553 31,00 5.533,97
32 Kota Padangsidempuan 225.535 114,66 1.966,99
33 Kota GunungSitoli 139.545 280,78 496,99
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen dukcapil Kemendagri
Sesuai Tabel 3.2, dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat kepadatan penduduk di Sumatera Utara adalah sebesar 203,82 jiwa/ Km². Jika dilihat per kabupaten/kota, Kota Medan (9.441,86 jiwa/Km²), Tebing Tinggi (5.533,97 jiwa/km²), Pematangsiantar (5.113,69 jiwa/km²) dan Binjai (4.774,40 jiwa/ km²) merupakan wilayah yang terpadat di Provinsi Sumatera Utara. Sementara wilayah dengan tingkat kepadatan paling rendah terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat (44,19 jiwa/km²), Tapanuli Selatan (51,45 jiwa/km²), Padang Lawas (66,90 jiwa/km²), Padang Lawas Utara (68,11 jiwa/km²), Samosir (69, 02 jiwa/km²). Kepadatan Penduduk di daerah perkotaan khususnya Kota
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
23
Medan, Tebing Tinggi, Pematangsiantar dan Binjai perlu diperhatikan terutama dari sisi perencanaan persebaran penduduk dan tata ruang. Jika hal ini tidak diperhatikan, ke depannya dikhawatirkan keempat Kota ini akan mengalamai permasalahan kependudukan antara lain penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Selain itu, efek samping terkait dengan permasalahan kependudukan juga memungkinkan munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni, tingginya kompetisi di dunia kerja, turunnya kualitas lingkungan termasuk terganggunya stabilitas keamanan.
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan pertumbuhan penduduk per tahun. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen demografi, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Selisih antara fertilitas dan mortalitas disebut perubahan reproduktif (reproductive change) atau alamiah (natural growth), sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (net migration). Secara kontiniu jumlah penduduk Indonesia akan dipengaruhi oleh banyaknya bayi yang lahir, tetapi disisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua kelompok umur.
Laju pertumbuhan penduduk merupakan perbandingan penduduk yang ada dalam suatu daerah dalam beberapa tahun. Laju pertumbuhan penduduk akan terlihat jika ada perbedaan jumlah penduduk antara tahun yang satu dibandingkan dengan tahun lainnya. Perbedaan tersebut dapat berupa penambahan atau pengurangan jumlah penduduk dalam satu daerah.
Demikian juga dengan laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dengan membandingkan jumlah penduduk dalam beberapa tahun. Tabel 3.3. adalah data jumlah penduduk Sumatera Utara dalam 5 (lima) tahun terakhir. Data disajikan mulai 2014 yakni sejak program perekaman KTP elektronik (KTP-el) secara massal yang dilakukan pemerintah pusat berakhir di tahun 2014. Adanya program KTP-el ini dengan perekaman data, menghasilkan data kependudukan yang lebih akurat karena terjadi pemadanan data terhadap data perekaman pada server Automated Biometric Identification System (ABIS) yang menjamin identitas seseorang.
Perekaman KTP-el ini mendorong data kependudukan yang ada menjadi lebih akurat dan mencegah terjadinya penghitungan ganda karena setiap penduduk hanya mempunyai satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Adanya perekaman KTP-el menjadikan data kependudukan yang dihasilkan daerah menjadi lebih terpercaya dan akurat -walau sampai saat ini perekaman KTP-el belum mencapai hasil maksimal, karena masih ada penduduk yang belum melakukan perekaman. Data akurat ini menjadikan berbagai permasalahan administrasi kependudukan yang selama ini terjadi sedikit demi sedikit mulai terurai dan dapat teratasi.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
24
Tabel 3.3 Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara 5 Tahun Terakhir
Tahun 2014-2018
NO KABUPATEN/KOTA
PERTUMBUHAN PENDUDUK
TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
33 Kota Gunung Sitoli 137.104 137.824 0,52 138.941 0,81 141.145 1,58 139.545 1,13
JUMLAH 14.551.960 14.609.569 0,39 14.682.260 0,49 14.753.286 0,48 14.874.889 0,83
Sumber : DKB Semester II Tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara meningkat setiap tahunnya dan bertambah 322.929 jiwa dalam jangka waktu lima tahun dengan rata-rata pertumbuhan 64.586 jiwa/tahun. Untuk kurun waktu 5 tahun, walaupun demikian, terdapat dua daerah yang jumlah penduduknya
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
25
berkurang, yakni Kota Sibolga (dari 94.971 jiwa tahun 2014 menjadi 94.376 tahun 2018) serta Padangsidempuan (dari 225.544 jiwa tahun 2014 menjadi 225.535 tahun 2018). Selain kedua daerah tersebut, beberapa daerah juga mengalami penurunan jumlah penduduk di tahun 2018 dibandingkan di tahun 2017 seperti yang terjadi di Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Padang Lawas Utara, Samosir dan Labuhanbatu. Hal ini dikarenakan adanya perpindahan penduduk dari daerah-daerah tersebut ke daerah lainnya dan adanya pembersihan data ganda dan data anomali.
3.1.2. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Demografi
3.1.2.1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing masing. Kebutuhan yang berkaitan dengan umur dan jenis kelamin mencakup kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan sebagainya. Dalam bidang kesehatan, setiap kelompok umur memiiki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan masukan gizi yang baik dan perawatan kesehatan sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih intensif.
Tabel 3.4 Penduduk Sumatera Utara berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2018
KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
TOTAL 7.486.118 50,3 7.388.771 49,7 14.874.889
00-04 479.319 6,40 441.906 5,98 921.225
05-09 745.579 9,96 697.548 9,44 1.443.127
10-14 781.199 10,44 732.661 9,92 1.513.860
15-19 741.591 9,91 703.694 9,52 1.445.285
20-24 669.301 8,94 641.103 8,68 1.310.404
25-29 626.875 8,37 602.063 8,15 1.228.938
30-34 613.633 8,20 596.392 8,07 1.210.025
35-39 603.315 8,06 592.253 8,02 1.195.568
40-44 493.235 6,59 497.031 6,73 990.266
45-49 446.196 5,96 460.606 6,23 906.802
50-54 374.738 5,01 401.517 5,43 776.255
55-59 313.199 4,18 339.391 4,59 652.590
60-64 247.319 3,30 261.989 3,55 509.308
65-69 158.265 2,11 170.674 2,31 328.939
70-74 81.825 1,09 104.294 1,41 186.119
>-75 110.529 1,48 145.649 1,97 256.178
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
26
Dari Tabel 3.4 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sumatera Utara, paling banyak berada di kelompok umur 10-14 tahun yaitu sejumlah 1.513.860 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sejumlah 37.051 jiwa dibandingkan dengan tahun 2017. Secara persentase jumlah penduduk dalam rentang usia 10-14 mengalami kenaikan dari 10,01% menjadi 10,17%.
Lebih lanjut, apabila dilihat dari kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun), jumlah penduduk yang masuk kelompok tersebut pertahun 2018 adalah 10,225.441 jiwa (68,74%). Jumlah penduduk usia produktif di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 10.327.403 jiwa (70%).
a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
Rasio Jenis Kelamin (RJK) menggambarkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap setiap 100 orang penduduk perempuan. Rasio Jenis Kelamin berguna untuk melihat proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan untuk berbagai perencanaan kegiatan seperti penyediaan Rumah Sakit Bersalin, penyediaan ragam pendidikan dan lain sebagainya.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
27
Tabel 3.5 Rasio Jenis Kelamin Per Kabupaten/Kota Sumatera Utara
Tahun 2018
NO
NAMA KAB/KOTA
LAKI -LAKI PEREMPUAN
JUMLAH
RJK
1 2 3 4 5 7
1 Tapanuli Tengah 182.828 179.173 362.001 102
2 Tapanuli Utara 157.898 158.049 315.947 100
3 Tapanuli Selatan 156.193 154.081 310.274 101
4 Nias 75.497 77.920 153.417 97
5 Langkat 530.695 512,554 1.043.249 104
6 Karo 201.316 203.846 405.162 99
7 Deli Serdang 913.184 902.173 1.815.357 101
8 Simalungun 520.687 510.145 1.030.832 102
9 Asahan 397.804 384.446 782.250 103
10 Labuhanbatu 255.104 246.284 501.388 104
11 Dairi 158.188 157.142 315.330 101
12 Toba Samosir 105.332 105.710 211.042 100
13 Mandailing Natal 243.639 241.148 484.787 101
14 Nias Selatan 184.250 180.356 364.606 102
15 Pakpak Bharat 27.074 26.758 53.832 101
16 Humbang Hasundutan 100.132 99.292 199.424 101
17 Samosir 71.432 71.380 142.812 100
18 Serdang Bedagai 331.706 324.713 656.419 102
19 Batu Bara 183.675 181.840 365.515 101
20 Padang Lawas Utara 136.339 130.525 266.864 104
21 Padang Lawas 131.541 128.865 260.406 102
22 Labuhanbatu Selatan 165.032 156.342 321.374 106
23 Labuhanbatu Utara 199.978 191.751 391.729 104
24 Nias Utara 75.179 75.208 15.387 100
25 Nias Barat 46.368 48.962 95.330 95
26 Kota Medan 1.249.745 1.252.347 2.502.092 100
27 Kota Pematangsiantar 141.473 143.155 284.628 99
28 Kota Sibolga 47.559 46.817 94.376 102
29 Kota Tanjung Balai 88.474 86.355 174.829 102
30 Kota Binjai 141.399 141.198 282.597 100
31 Kota Tebing Tinggi 85.435 86.118 171.553 99
32 Kota Padangsidempuan 112.788 112.747 225.535 100
33 Kota GunungSitoli 68.174 71.371 139.545 96
Sumatera Utara 7.486.118 7.388.771 14.874.889 101
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Rasio Jenis Kelamin Provinsi Sumatera Utara sebesar 101 yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 tidak berubah dibandingkan dengan tahun 2017. Rasio penduduk berdasarkan jenis kelamin ini tidak berubah disebabkan:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
28
a. Pertumbuhan penduduk di Provinsi Sumatera Utara relatif sama antara pertumbuhan penduduk jenis kelamin laki-laki dengan perempuan.
b. Rasio berdasarkan jenis kelamin untuk tiap kelompok umur relatif sama.
Berdasarkan Tabel 3.5 di atas juga terlihat bahwa di sebagian daerah kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk paling mencolok terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (106%), yang berarti bahwa setiap 100 perempuan terdapat 106 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Demikian juga halnya dengan kondisi yang terdapat pada Kabupaten Labuhanbatu Utara (104%), Padang Lawas Utara (104%), Labuhanbatu (104%), Langkat (104%). Di sisi lain, Tabel 3.5 di atas juga menunjukkan daerah-daerah yang memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding laki-laki seperti yang terdapat pada Kabupaten Nias Barat (95%), Nias (97%), Karo (99%) serta Kota Gunung Sitoli (96%), Tebing Tinggi (99%), Pematangsiantar (99%), dan Medan (99%).
b. Piramida Penduduk
Piramida penduduk menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang disajikan dalam bentuk grafik. Sumbu horizontal (dasar piramida) menunjukkan jumlah penduduk (dalam hal ini diwakili dengan pesentase jumlah penduduk), sumbu vertikal menunjukkan kelompok umur 5 tahunan. Dasar piramida dimulai dengan umur termuda hingga ke puncak kelompok umur tertua. Bagian kiri piramida adalah penduduk laki-laki dan bagian kanan untuk penduduk perempuan.
Struktur piramida Provinsi Sumatera Utara menunjukan bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Hal ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini.
Piramida penduduk Provinsi Sumatera Utara juga dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan dalam jangka panjang. Dengan piramida lebih banyak di kelompok usia 0-4 tahun dan 5-9 tahun maka dalam jangka 15 sampai 20 tahun pemerintah harus mampu merencanakan lapangan pekerjaan bagi penduduk tersebut yang telah menjadi kelompok penduduk yang produktif.
Piramida penduduk ini juga dapat digunakan untuk kepentingan pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum. Dalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun akan ada banyak pemilih pemula yang harus mendapatkan sosialisasi dalam hal demokrasi. Gambar 3.1. memperlihatkan piramida penduduk Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
29
Gambar 3. 1 : Grafik Piramida Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Dari bentuk piramida di atas, dapat dipastikan Sumatera Utara masih didominasi penduduk usia belum produktif, khususnya kelompok umur 10-14 tahun menempati urutan pertama yakni 10,17% atau sebanyak 1.513.860 jiwa. Di sisi lain kelompok 0-4 tahun mulai berkurang, diduga kecenderungan angka kelahiran mulai menurun, sedangkan kelompok 5-9 tahun lebih banyak dibanding dengan kelompok di bawahnya. Dapat dikatakan angka kematian bayi di Sumatera Utara pun memiliki kecenderungan menurun. Namun hal ini perlu didukung dengan data yang lebih akurat mengingat pelaporan lahir mati masih cenderung kecil. Selain itu yang perlu dicermati adalah kelompok usia sekolah menengah dari mulai 10-14 tahun dan 15-19 tahun yang merupakan aset Sumatera Utara untuk menjawab tantangan pembangunan 5 atau 10 tahun kedepan. Perlu persiapan yang komprehensif antara sektor pendidikan dan ketenagakerjaan agar tidak menjadi beban pembangunan di masa yang akan datang.
c. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio/DR)
Rasio Ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar menunjukan keadaan ekonomi suatu negara, apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Angka DR merupakan salah satu indikator demografi yang penting, semakin tinggi angka DR menunjukan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif (usia 15-64 tahun) untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) dan tidak produktif lagi (usia 65 tahun ke atas). Sebaliknya, semakin rendah Dependency Ratio (DR) menunjukkan semakin rendahnya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif secara hitungan ekonomi global.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
30
Tabel 3.6 Pengelompokan Umur Muda, Produktif dan Tua
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Tabel 3.6 di atas menggambarkan komposisi penduduk produktif dan non produktif sebagai dasar perhitungan DR Provinsi Sumatera Utara, yang akan dimasukkan pada formula di bawah ini:
DR = ((Penduduk Usia Muda + Penduduk Usia Tua) / Usia Produktif) x 100
Maka berikut ini adalah angka DR Provinsi Sumatera Utara 2018 :
DR = ((3.879.237 + 761.739) / 10.233.913) x 100 = 45,34
Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Demikian juga halnya kelompok penduduk berusia 65 tahun ke atas yang juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja.
Rasio ketergantungan Sumatera Utara secara umur sebesar 45,34 artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif Sumatera Utara menanggung 45 orang usia non produktif baik anak-anak maupun manula. Angka ini terbilang cukup rendah karena masih di bawah penduduk tua (>65 tahun) secara presentase terhadap jumlah penduduk di Sumatera Utara kecil hanya (4,8%). Selain rasio ketergantungan pada level provinsi, Tabel 3.7 di bawah ini memperlihatkan rasio ketergantungan per kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
31
Tabel 3.7 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Per Kabupaten/Kota
Tahun 2018
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
22 Labuhanbatu Selatan 92.913 220.764 7.697 45,57%
23 Labuhanbatu Utara 110.127 266.956 14.646 46,74%
24 Nias Utara 42.549 101.702 6.136 47,87%
25 Nias Barat 28.683 62.782 3.865 51,84%
26 Kota Medan 580.848 1.777.035 144.209 40,80%
27 Kota Pematangsiantar 63.473 200.649 20.506 41,85%
28 Kota Sibolga 25.614 65.004 3.758 45,18%
29 Kota Tanjung Balai 49.636 117.905 7.288 48,28%
30 Kota Binjai 69.065 198.764 14.768 42,18%
31 Kota Tebing Tinggi 44.766 117.537 9.250 45,96%
32 Kota Padangsidempuan 59.705 155.328 10.502 45,20%
33 Kota GunungSitoli 41.650 91.466 6.429 52,56%
Sumatera Utara 3.878.212 10.225.438 771.236 45,47%
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
32
Dari Tabel 3.7 di atas, dapat dilihat kabupaten/kota yang memiliki angka DR tertinggi adalah Kabupaten Humbang Hasudutan (59,66%), yakni setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung ± 60 orang penduduk usia non produktif. Kondisi yang hampir sama juga terdapat di Kabupaten Samosir (56.69%), Tapanuli Utara (56.62%) dan Pakpak Bharat (55,56%). Kabupaten/Kota yang mengalami rasio ketergantungan terendah yaitu Kabupaten Langkat (38,42%), yakni setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Langkat menanggung ± 38 orang penduduk usia non produktif. Angka DR yang dicapai Kabupaten Langkat ini merupakan angka terendah seperti tahun sebelumnya.
3.1.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan
Pada Tabel 3.8 di bawah terlihat bahwa penduduk Provinsi Sumatera Utara yang sudah kawin adalah sebesar (43,05%). Jika dilihat berdasarkan Kabupaten/Kota, di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu, dan Kota Medan penduduknya di dominasi oleh penduduk yang statusnya belum kawin.
Namun demikian kiranya perlu diperdalam lagi informasi tentang perkawinan terkait dengan kepemilikan akta perkawinan/surat nikah. Ketiadaan surat nikah sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan akta kelahiran seorang anak. Kebanyakan penduduk tidak mendaftarkan perkawinannya ke kantor Urusan Agama setempat sehingga tidak memiliki surat nikah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain masih rendahnya tingkat kesadaran penduduk, masih kurangnya pengetahuan dan informasi serta kesulitan pembiayaan untuk mengurus.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
33
Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin Sumatera Utara
Tahun 2018
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Data Tabel 3.8 di atas menegaskan bahwa berdasarkan status perkawinan, komposisi penduduk Sumatera Utara didominasi penduduk berstatus belum kawin 52,57%, dibanding status kawin 43,05%. Persentase penduduk yang berstatus cerai terlihat pada umumnya jumlah cerai mati (3,81%) lebih besar dari pada cerai hidup (0,56%). Selain itu terdapat dua kabupaten yang persentase penduduk yang sudah
NO
NAMA KAB/KOTA BELUM KAWIN KAWIN CERAI HIDUP CERAI MATI TOTAL
Sumatera Utara 7.820.328 52,57 6.403.724 43,05 83.423 0.56 567.414 3.81 14.874.889 100
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
34
kawin lebih tinggi dari yang belum kawin, yaitu Kabupaten Langkat dan Batubara. Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, maka Kota Medan merupakan daerah dengan presentase status perkawinan tertinggi yakni 7,31%, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Pakpak Bharat (0,14%). Selain itu, kabupaten/kota yang memiliki status cerai hidup tertinggi adalah Kota Medan (0,1%).
Status perkawinan dari penduduk menjadi penting karena berkaitan dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah. Selain itu dengan status perkawinan yang dikaitkan dengan usia subur dari pasangan tersebut maka dapat direncanakan kebutuhan penduduk tersebut seperti rumah sakit bersalin, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sebagainya. Tabel 3.9. Memperlihatkan status perkawinan dari penduduk Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:
Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Status Kawin
Tahun 2018
NO GOL. BELUM KAWIN KAWIN CERAI HIDUP CERAI MATI JUMLAH PENDUDUK
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan kelompok umur, dari Tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar penduduk yang berusia 15-24 tahun di Provinsi Sumatera Utara belum melaksanakan perkawinan. Sebaliknya, pada penduduk berusia 25-44 sebagian besar telah melaksanakan perkawinan. Selain itu, data Tabel 3.9 juga menunjukkan bahwa ada sebanyak 11.958 penduduk usia anak-anak berusia 15-19 tahun (0.2 % dari total penduduk) yang telah melaksanakan perkawinan. Data ini perlu diperhatikan mengingat konsensus global tentang perlunya penghapusan perkawinan dini dan perkawinan usia anak semakin mengemuka dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merekomendasikan target khusus dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pasca 2015 untuk menghapus perkawinan usia anak. Rekomendasi ini didukung oleh 116 negara anggota, termasuk Indonesia. Hasil-hasil kajian di Indonesia telah menegaskan adanya beberapa faktor penyebab perkawinan dini, di antaranya: rendahnya tingkat pendidikan, kebutuhan ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang diatur, seks bebas pada remaja dan kehamilan
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
35
diluar nikah. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk penurunan prevalensi perkawinan anak ini, di antaranya: (1) meningkatkan intervensi untuk perlindungan anak perempuan usia 15-19 tahun; (2) Melakukan kajian mengenai norma sosial dan budaya yang menerima atau melestarikan praktik tersebut dengan orang tua, guru, keluarga besar, dan tokoh agama; (3) menangani kerentanan akibat kemiskinan dengan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak perempuan untuk mengakses pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan, ekonomi, dan; (4) menargetkan upaya-upaya penurunan prevalensi perkawinan anak.
Sementara itu di Provinsi Sumatera Utara juga masih ada kelompok umur 30 tahun ke atas (sebanyak 8.9 %) yang belum kawin. Masih adanya penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang belum kawin pada umur yang telah cukup kemungkinan disebabkan:
1. Faktor terbukanya akses terhadap pendidikan. Saat akses pendidikan terbuka secara inklusif, perempuan berpendidikan rendah maupun tinggi berperilaku serupa untuk penundaan pernikahan, meski lama penundaannya tetap berbeda. Terdapat keinginan yang cukup besar untuk menyelesaikan pendidikan, menjajaki kariernya dan sekaligus menunda usia perkawinan.
2. Faktor penundaan perkawinan karena tekanan atau keadaan tertentu baik dalam bentuk kebiasaan (budaya) maupun alasan pribadi. Di Provinsi Sumatera Utara, umpamanya, ada kebiasaan menunda pernikahan bukan karena tidak ingin, tapi tidak punya cukup uang untuk membiayai upacara pernikahan yang umumnya mahal karena anggapan status sosial, hingga keinginan untuk hidup mandiri tanpa tinggal di rumah orangtua, dan menafkahi keluarga sendiri. Faktor yang memungkinkan lainnya khususnya yang secara psikologis mulai lahir di wilayah perkotaan- adalah adanya persepsi bahwa pernikahan dianggap sudah terlalu umum, sehingga ditunda pun tidak terlalu bermasalah. Bagi kelompok ini, ada ketertarikan mengunjungi tempat-tempat baru, melakukan aktivitas atau hobi baru, yang bagi mereka sama berharganya dengan menikah atau mengelola rumah tangga.
Data Tabel 3.9 di atas juga menunjukkan bahwa penduduk yang mempunyai status cerai hidup paling banyak pada kelompok umur 35-39 tahun merupakan kelompok umur mapan baik secara psikologis maupun ekonomi. Kemandirian ini menjadikan ketergantungan kepada pasangan menjadi lebih kecil akibatnya hubungan di antara pasangan menjadi lebih renggang dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.
Penduduk yang mempunyai status cerai mati 567.415 jiwa, terutama berada di kelompok umur yang sudah tidak produktif yakni di atas 65 tahun. Selain itu di Provinsi Sumatera Utara masih terdapat penduduk yang mempunyai status cerai mati pada usia muda khususnya yang terjadi di kelompok umur 35-49 tahun, yang kemungkinan disebabkan beberapa faktor di antaranya:
1. Kesehatan:
a. Tidak meratanya akses terhadap pelayanan kesehatan bagi sebagian penduduk di Provinsi Sumatera Utara. Akses ini tidak hanya berkaitan dengan jarak geografis melainkan juga dengan akses ekonomi. Selain itu, terdapat juga faktor
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
36
mahalnya biaya untuk memperoleh layanan kesehatan khususnya layanan kesehatan spesialis.
b. Masih terbatasnya akses penduduk kepada asuransi kesehatan khususnya yang dikelola oleh swasta. Sementara itu di sisi lain asuransi yang dikelola oleh pemerintah pada layanan kesehatan tertentu juga terbatas.
2. Selain sarana kesehatan, faktor penyebab lainnya adalah tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara. Faktor yang harus diperbaiki ke depan di bidang ini adalah: peningkatan sarana dan prasarana transportasi, pengawasan terhadap kelaikan kendaraan dan izin mengemudi serta sosialisasi kepada masyarakat.
3.1.2.3. Rata-rata Umur Kawin Pertama (Singulate Mean Age at Marriage)
Rata-rata umur kawin pertama atau Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) adalah perkiraan rata-rata umur kawin pertama berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang (belum kawin). Tersedianya indikator ini akan memudahkan para penentu kebijakan dan perencana pembangunan untuk mengembangkan program pemberdayaan terutama terhadap penduduk kelompok umur muda untuk menunda perkawinan dan agar dapat menyelesaikan pendidikan miniman pendidikan 9 tahun. Selain itu, umur kawin pertama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas. Umur kawin pertama mempunyai korelasi negatif dengan tingkat fertilitas seorang perempuan, artinya semakin tua umur kawin pertama perempuan, maka semakin sedikit pula jumlah anak yang akan dilahirkannya. Hal ini terjadi karena semakin tinggi umur kawin pertama seorang perempuan, maka semakin pendek pula masa usia suburnya dan pada akhirnya akan menurunkan tingkat fertilitas perempuan tersebut.
Tabel 3.10 :
Persentase Perempuan Lajang Berdasarkan Kelompok Umur Sebagai Bahan
Perhitungan SMAM
KELOMPOK UMUR
BELUM KAWIN TOTAL % LAJANG
PEREMPUAN
15-19 692.919 703.694 98,47
20-24 509.615 641.103 79,49
25-29 253.658 602.063 42,13
30-34 117.530 596.392 19,71
35-39 66.820 592.253 11,28
40-44 35.721 497.031 7,19
45-49 22.901 460.606 4,97
50-54 14.548 401.517 3,62
Jumlah Persentase Single Umur 15-49 263,24
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
37
Untuk menjelaskan tabel tersebut, berikut uraian mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penghitungan SMAM yaitu sebagai berikut :
1 Diasumsikan Terdapat 100 orang Penduduk (Belum Kawin dibawah usia 15 Tahun) (100 x 15 Tahun)
1.500 Tahun
2 Jumlah Persentase Kelompok Umur 15-49 Tahun (dikalikan dengan 5)
1.316,2 Tahun
3 Jumlah Tahun Kelangsungan Hidup Melajang sebelum umur 50 Tahun (Point 1 tambah point 2)
5 Tahun Hidup Melajang sampai tepat 50 tahun (hasil poin 5) x 50)
215 Tahun
6 Jumlah Keluarga hidup penduduk kawin s.d umur 50 tahun (Point 3 kurang point 5)
2.601,2 Tahun
7 Jumlah persentase penduduk sintesis yang menikah s.d tepat 50 tahun (100-(hasil poin 4))
95,7 Persen
8 Disimpulkan bahwa dari 95,7 % penduduk sintesis yang menikah s.d tepat berumur 50 tahun mempunyai 2.601,2 tahun kelangsungan hidup melajang
9 Angka SMAM 27,18 Tahun
Interpretasi Angka SMAM 27 Tahun
Sumber : Permendagri 65 Tahun 2010
Kegunaan tersedianya indikator rata-rata umur kawin pertama dengan metode SMAM akan memudahkan para penentu kebijakan dan perencanaan pembangunan untuk mengembangkan program pemeberdayaan pemuda agar meneruskan sekolah dan bagi yang terpaksa putus sekolah di pendidikan keterampilan agar tidak segera memasuki jenjang perkawinan. Program untuk pendewasaan usia perkawinan bagi perempuan juga dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah masing-masing.
Dari langkah perhitungan SMAM di atas, dihasilkan angka 27,18 yang diinterpretasikan bahwa rata-rata usia kawin pertama 27 Tahun.
3.1.2.4. Keluarga
a. Jumlah Keluarga dan Rata-rata Jumlah Anggota Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga dibentuk dari kekerabatan karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi seperti penanganan kemiskinan, keluarga berencana dan lain sebagainya. Keluarga terbagi menjadi dua yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga luas (extended family) sekelompok orang yang terkait dan mempunyai hubungan
Besarnya jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota keluarga diasumsikan akan sermakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Jumlah keluarga di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 3.935.295 kepala keluarga. Besarnya jumlah keluarga juga menginformasikan bahwa laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah juga tinggi. Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena dalam jangka waktu tertentu penduduk
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
38
tersebut memerlukan berbagai sarana dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sarana kesehatan, sarana pendidikan, sampai penyediaan lapangan pekerjaan akan semakin banyak.
Banyaknya anggota keluarga juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat menjadi bonus demografi atau bahkan bumerang bagi kemajuan suatu daerah. Pesatnya pertumbuhan penduduk jika dibarengi dengan perencanaan pembangunan yang mengacu pada peningkatan kualitas penduduk tentunya menjadi bonus demografi. Akan tetapi jika pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan perencanaan pembangunan yang baik justru bonus demografi tersebut menjadi hal yang tidak menguntungkan. Akan muncul tingkat ketergantungan penduduk khususnya penduduk usia produktif sehingga menjadi beban bagi pemerintah. Tabel 3.11 memperlihatkan rata-rata anggota keluarga sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
39
Tabel 3.11: Jumlah Rata – Rata Anggota Keluarga Di Kabupaten/Kota
Tahun 2018
NO WILAYAH JUMLAH
PENDUDUK JUMLAH KK
RATA-RATA JUMLAH
ANGGOTA KELUARGA
1 2 3 4 5
Sumatera Utara 14.874.889 3.935.295 4
1 Tapanuli Tengah 362.001 83.976 4
2 Tapanuli Utara 315.947 78.449 4
3 Tapanuli Selatan 310.274 75.051 4
4 Nias 153.417 31.025 5
5 Langkat 1.043.249 325.619 3
6 Karo 405.162 120.966 3
7 Deli Serdang 1.815.357 498.597 4
8 Simalungun 1.030.832 280.108 4
9 Asahan 782.250 211.003 4
10 Labuhanbatu 501.388 131.709 4
11 Dairi 315.330 76.514 4
12 Toba Samosir 211.042 53.097 4
13 Mandailing Natal 484.787 118.386 4
14 Nias Selatan 364.606 74.238 5
15 Pakpak Bharat 53.832 12.662 4
16 Humbang Hasundutan 199.424 48.096 4
17 Samosir 142.812 35.789 4
18 Serdang Bedagai 656.419 182.957 4
19 Batu Bara 365.515 111.316 3
20 Padang Lawas Utara 266.864 70.402 4
21 Padang Lawas 260.406 60.379 4
22 Labuhanbatu Selatan 321.374 78.990 4
23 Labuhanbatu Utara 391.729 96.154 4
24 Nias Utara 150.387 31.508 5
25 Nias Barat 95.330 20.056 5
26 Kota Medan 2.502.092 656.548 4
27 Kota Pematangsiantar 284.628 77.450 4
28 Kota Sibolga 94.376 24.781 4
29 Kota Tanjung Balai 174.829 45.896 4
30 Kota Binjai 282.597 83.237 3
31 Kota Tebing Tinggi 171.553 49.623 3
32 Kota Padangsidempuan 225.535 57.543 4
33 Kota GunungSitoli 139.545 33.170 4
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Jumlah rata-rata anggota keluarga dapat mengukur keberhasilan program Keluarga Berencana atau dalam menyusun perencanaan di bidang pemukiman di kabupaten/kota ataupun provinsi. Bidang pemukiman menentukan ukuran rumah dengan berbagai tipe agar dapat lahan perumahan bagi masyarakat, dalam bidang tata guna lahan digunakan untuk membangun fasilitas dan layanan umum seperti Rumah Sakit, Taman Bermain.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
40
b. Keluarga Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Keadaan keluarga tentunya tidak akan terlepas dari ada tidaknya seorang kepala keluarga. Tabel 3.12 di bawah menunjukkan bahwa terdapat 3.294.714 kepala keluarga di Provinsi Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki, dan 640.581 kepala keluarga berjenis kelamin perempuan. Angka ini, jika dibandingkan dengan tahun 2017 menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2017, Provinsi Sumatera Utara memiliki sebanyak 3.894.854 kepala keluarga, dan dari jumlah tersebut sebanyak 3.262.433 orang (83,76%) adalah kepala keluarga laki-laki dan sebanyak 632.421 orang (16,24%) adalah kepala keluarga perempuan. Tabel 3.12 memperlihatkan rata-rata jumlah kepala keluarga berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 3 12: Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin
Per Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KEPALA
KELUARGA
1 Tapanuli Tengah 68.829 15.147 83.976
2 Tapanuli Utara 61.725 16.724 78.449
3 Tapanuli Selatan 61.114 13.937 75.051
4 Nias 25.525 5.500 31.025
5 Langkat 274.193 51.426 325.619
6 Karo 95.399 25.567 120.966
7 Deli Serdang 430.585 68.012 498.597
8 Simalungun 233.140 46.968 280.108
9 Asahan 182.860 28.143 211.003
10 Labuhanbatu 113.942 17.767 131.709
11 Dairi 60.779 15.735 76.514
12 Toba Samosir 42.370 10.727 53.097
13 Mandailing Natal 96.650 21.736 118.386
14 Nias Selatan 64.462 9.776 74.238
15 Pakpak Bharat 10.366 2.296 12.662
16 Humbang Hasundutan 38.213 9.883 48.096
17 Samosir 27.159 8,630 35.789
18 Serdang Bedagai 158.541 24.416 182.957
19 Batu Bara 92.242 19.074 111,316
20 Padang Lawas Utara 59.348 11.054 70.402
21 Padang Lawas 52.561 7.818 60.379
22 Labuhanbatu Selatan 71.737 7.253 78.990
23 Labuhanbatu Utara 84.988 11.166 96.154
24 Nias Utara 26.856 4.652 31.508
25 Nias Barat 16.377 3.679 20.056
26 Kota Medan 544.183 112.365 656,548
27 Kota Pematangsiantar 61.591 15.859 77.450
28 Kota Sibolga 19.779 5.002 24.781
29 Kota Tanjung Balai 36.913 8.983 45.896
30 Kota Binjai 68.613 14.624 83.237
31 Kota Tebing Tinggi 39.682 9.941 49.623
32 Kota Padangsidempuan 47.738 9.805 57.543
33 Kota GunungSitoli 26.254 6.916 33.170
Sumatera Utara 3.294.714 640.581 3.935.295
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
41
Masih adanya kepala keluarga perempuan dalam jumlah yang cukup banyak di Provinsi Sumatera Utara kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
1. Keluarga tersebut terpisah dari laki-laki yang seharusnya menjadi kepala keluarga, yang mungkin terjadi karena mempunyai tempat tinggal yang jauh sehinggga membentuk keluarga sendiri-sendiri. Selain itu, faktor perpisahan juga dapat terjadi karena perceraian baik pisah cerai hidup maupun cerai mati sehingga perempuan mengambil alih peran sebagai kepala keluarga.
2. Di Provinsi Sumatera Utara sebagai tujuan dari para pendatang memungkinkan seorang perempuan merantau sendiri, baik sebagai tenaga kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan dan pada gilirannya mempunyai keluarga sendiri. Dengan demikian seorang perempuan yang merantau menjadi kepala keluarga.
Kondisi-kondisi tersebut sangat memungkinkan seorang perempuan mengambil alih peran sebagai kepala keluarga. Selain itu secara tidak nyata tentunya masih banyak keluarga yang dikepalai oleh seorang perempuan. Di Provinsi Sumatera Utara masih ada daerah yang menjadi daerah tempat tenaga kerja untuk mencari pekerjaan. Bekerja di luar daerah atau luar negeri tentunya akan meninggalkan keluarga dalam jangka waktu yang lama. Dengan kondisi demikian peran kepala keluarga diambil alih oleh perempuan. Selain dilihat berdasarkan jenis kelamin, kepala keluarga juga dapat dilihat dari kelompok umur.
Tabel 3 13: Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2018
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
15-19 2.550 62,32 1.542 37,68 4.092 100
20-24 50.629 84,26 9.459 15,74 60.088 100
25-29 224.473 91,27 21.466 8,73 245.939 100
30-34 405.749 93,21 29.569 679 435.318 100
35-39 494.877 93,02 37.159 6,98 532.036 100
40-44 445.062 91,32 42.327 8,68 487.389 100
45-49 421.412 88,48 54.883 11,52 476.295 100
50-54 362.052 83,74 70.275 16,26 432.327 100
55-59 306.330 78,96 81.624 21,04 387.954 100
60-64 243.035 73,94 85.674 26,06 328.709 100
65-69 155.308 68,08 72.803 3192 228.111 100
70-74 79.548 59,96 53.115 40,04 132.663 100
>-75 103.689 56,24 80.685 43,76 184.374 100
Total 3.294.714 83,72 640.581 16.28 3.935.295 100
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
42
Kelompok umur laki-laki yang menjadi kepala keluarga berada pada kelompok usia 35-39 tahun yang mencapai 494.877. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak 510.518 jiwa. Kelompok usia tersebut memperlihatkan bahwa laki-laki yang menjadi kepala keluarga di Provinsi Sumatera Utara merupakan usia produktif yang cenderung berada pada fase kematangan.
Berdasarkan data tersebut juga terlihat bahwa masih ada laki-laki yang menjadi kepala keluarga pada kelompok usia yang masih muda yaitu dibawah usia 20 tahun. Laki-laki yang menjadi kepala keluarga di bawah 20 tahun berjumlah 2.550 orang. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan data tahun 2017 yang berjumlah 2.621 orang. Penurunan ini terjadi karena terjadinya pergeseran penduduk dari kelompok umur dibawah 20 tahun menjadi bagian dari kelompok umur 25 tahun. Sementara di sisi lain kelompok umur di bawahnya tidak ada perkawinan baru atau menjadi kepala keluarga.
Masih adanya kepala keluarga yang berusia di bawah 20 tahun dapat disebabkan beberapa hal:
1. Orang tua dari anak-anak tersebut sudah tidak ada, baik karena kedua orang tuanya meninggal dunia atau berada ditempat lain dikarenakan sudah berpisah.
2. Kedua orang tua tidak diketahui keberadaannya, sementara tidak ada orang dewasa yang bertanggung jawab kepada anak-anak tersebut. Hal ini menjadikan anak yang paling tua yang berjenis kelamin laki-laki dijadikan kepala keluarga.
3. Kedua orang tua tidak berada dekat dengan anak-anak tetapi ada anggota keluarga dekat yang tidak satu rumah atau dapur. Hal ini mengakibatkan anak-anak mempunyai dapur sendiri dan membentuk keluarga yang terpisah dengan keluarga besarnya.
4. Ada sebagian kecil anak laki-laki yang masih dibawah umur tetapi sudah melangsungkan pernikahan sehingga membentuk keluarga sendiri, anak tesebut merantau dan berpisah dengan keluarga dan membentuk keluarga sendiri.
c. Kepala Keluarga Berdasarkan Status Kawin
Infomasi tentang karakteristik kepala keluarga merupakan infomasi penting terutama dalam program pengentasan kemiskinan, pendidikan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Tabel 3.14 di bawah menunjukan jumlah dan proporsi kepala keluarga menurut status kawin dan jenis kelamin. Umumnya kepala keluarga di Provinsi Sumatera Utara berstatus kawin yakni 3.249.049 jiwa (82,56%), dimana proporsi kepala keluarga laki-laki berstatus kawin lebih tinggi daripada kepala keluarga perempuan, untuk kepala keluarga laki-laki yang berstatus kawin ada sebanyak 3.138.527 jiwa (79,75%) dan kepala keluarga perempuan 110.522 jiwa (2,8%) . Di samping itu, terlihat pula adanya kepala keluarga yang berstatus belum kawin (lajang) sebanyak 115.510 jiwa (2,93%). Proporsi kepala keluarga laki-laki yang belum kawin adalah 64.528 jiwa (1,64%) lebih tinggi daripada kepala keluarga perempuan yaitu 50.982 jiwa (1.30%). Biasanya kepala keluarga berstatus belum kawin merupakan anggota keluarga yang menggantikan orang tua yang meninggal, atau memang tidak memiliki anggota keluarga dalam Kartu Keluarga yang didaftarkannya.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
43
Tabel 3 14: Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Kawin dan Jenis Kelamin Tahun 2018
STATUS KAWIN
KEPALA KELUARGA
LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
TOTAL 3.294.714 83,72 640.581 16,28 3.935.295 100.00
BELUM KAWIN 64.528 1,64 50.982 1,30 115.510 2,94
KAWIN 3.138.527 79,75 110.522 2,8 3.249.049 82,56
CERAI HIDUP 21.388 0,54 52.725 1,34 74.113 1,88
CERAI MATI 70.271 1,79 426.352 10,83 496.623 12,62
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
d. Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan
Hal lain yang menarik untuk dicermati adalah status kepala keluarga dikaitkan dengan pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang dicapai kepala keluarga merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia dan dapat digunakan untuk menunjukan status sosial dan kesejahteraan seseorang. Asumsinya adalah semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang kepala keluarga diharapkan semakin tinggi pula kesejahteraan dari orang yang bersangkutan maupun anggota keluarganya.
Tabel 3.15 di bawah menyajikan jumlah dan persentase kepala keluarga menurut pendidikan yang ditamatkan. Dari tabel tersebut tampak komposisi yang paling tinggi untuk pendidikan akhir yang dicapai kepala keluarga adalah tamat SLTA/sederajat dengan angka 37,29% dari seluruh kepala keluarga yang ada di Sumatera Utara. Urutan kedua adalah tamat SD/Sederajat (27,59%) dan ketiga adalah SLTP/Sederajat (21,04%).
Tabel 3 15 : Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin Tahun
2018
NO PENDIDIKAN
KEPALA KELUARGA
LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
TOTAL 3.294.714 83,72 640.581 16,28 3.935.295 100,00
1 TIDAK/BELUM SEKOLAH 49.027 1,24 29.473 0,74 78.500 1,99
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 108.638 2,7 46.750 1,19 155.388 3,95
8 DIPLOMA IV/STRATA I 201.524 5,11 19.377 0,50 220.901 5,61
9 STRATA II 15.639 0,39 1.264 0,03 16.903 0,43
10 STRATA III 803 0,02 95 0,002 898 0,02
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
44
Jika dilihat dari jumlah kepala keluarga dengan tingkat pendidikan rendah (tamat SD ke bawah), maka jumlahnya mencapai 1.319.766 orang (33,53%). Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kepala keluarga di Provinsi Sumatera Utara masih sangat rendah.
3.1.2.4. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Sosial
a. Jumlah Penduduk berdasarkan pendidikan
Tabel 3.16 Jumlah Penduduk Sumatera Utara Berdasarkan Pendidikan Akhir
Tahun 2018
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Jika diperhatikan menurut pendidikan yang ditamatkan, penduduk Provinsi Sumatera Utara umumnya ada pada pendidikan rendah, yaitu setingkat SMP ke bawah sebesar 69,19%. Sementara penduduk dengan pendidikan SMA sebesar 25,60%. sisanya penduduk yang berpendidikan tinggi sebesar 5,22%.
Kualitas SDM sudah semestinya mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena jumlah Sumber Daya Manusla (SDM) yang besar jika tidak dibarengi dengan kualitas yang mumpuni akan berdampak buruk terhadap pembangunan daerah. Persaingan untuk memperoleh kesempatan kerja semakin ketat, peningkatan pendidikan perlu dilakukan mengingat bahwa sebagian besar peluang kerja membutuhkan tenaga terdidik yang memiliki keterampilan khusus.
b. Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk akan berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi pada umumnya akan menduduki jabatan yang relatif tinggi juga. Dengan demikian penghasilan juga akan lebih tinggi. Selain itu, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka kreatifitas penduduk juga relatif tinggi. Dengan demikian penduduk dapat membuka lapangan pekerjaan yang pada akhirnya mempunyai penghasilan sendiri.
TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
TOTAL 7.486.118 100,00 7.388.771 100,00 14.874.889 100.00
TIDAK/BELUM SEKOLAH 1.748.714 23,36 1.664.180 22,52 3.412.894 2,94
BELUM TAMAT SD/ SEDERAJAT 951.996 12,72 938.393 12,70 1.890.389 12,71
TOTAL 271.777 1,83 561.444 3,77 1.934.456 13,00 1.961.910 13,19 4.729.58
7
31,8
0
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan data di atas, penduduk Provinsi Sumatera Utara di usia produktif banyak yang hanya lulusan SD/sederajat (13 %) dan SMP/sederajat (13,19%). Data ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Sumatera Utara yang berada pada usia produktif masih mempunyai kualitas pendidikan yang masih rendah. Pada akhirnya pekerjaan dan kedudukan juga rendah. Pada akhirnya penghasilan yang didapat pun tidaklah terlalu tinggi yang tentunya akan mempengaruhi kesejahteraan penduduk itu sendiri, Untuk itu diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi penduduk usia produktif dimaksud dalam bentuk pelatihan.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama kepada semua orang, masing-masing menurut agama atau keyakinan sendiri. Konstitusi juga menetapkan bahwa negara Indonesia didasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian setiap penduduk Indonesia dibebaskan memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana ibadah serta penguatan program atau kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama.
Selain itu informasi penduduk berdasarkan agama juga dapat digunakan untuk melihat kerukunan kehidupan beragama dalam satu daerah. Dengan adanya data jumlah penduduk berdasarkan agama maka dapat dibuat perencanaan pembangunan kerukunan antar umat beragama.
Tabel 3.18 memperlihatkan data penduduk berdasarkan agama yang dipeluknya sebagai berikut :
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
46
Tabel 3.18 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Per Kabupaten/Kota
Tahun 2018
NO NAMA KAB/KOTA ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDDHA KONG
JUMLAH TOTAL PENDUDUK 9.761.182 4.078.655 649.015 16.393 363.373 560 5.711 14.874.889
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Jumlah pemeluk agama Islam, Kristen, Katolik dan Konghuchu mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017. Perkembangan pemeluk agama Islam naik pada tahun 2018 menjadi 9.761.182 jiwa dari jumlah sebelumnya yaitu 9.654.172. sementara pemeluk agama Katolik dari 644.494 pada tahun 2018 naik menjadi 649.015 jiwa, dan pemeluk agama Konghuchu dari 493 pada tahun 2018 menjadi 560 pemeluk. Peningkatan jumlah pemeluk agama tersebut dipengaruhi oleh, jumlah kelahiran, pendatang yang merantau ke Provinsi Sumatera Utara maupun perpindahan agama karena perkawinan, maupun hal lainnya. Khusus untuk pemeluk agama Konghuchu,
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
47
perkembangan yang cukup besar ini juga dipengaruhi dengan semakin terbukanya komunitas pemeluk agama Konghuchu untuk memperlihatkan dirinya sebagai pemeluk agama tersebut setelah agama tersebut diakui secara resmi di Indonesia. Sementara itu untuk agama Kristen, Hindu, Budha, dan kepercayaan lainnya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017. Penurunan ini dipengaruhi oleh perpindahan penduduk pemeluk agama tersebut dari Provinsi Sumatera Utara. Khusus untuk aliran kepercayaan, jumlahnya semakin sedikit karena beralih menjadi pemeluk agama lain.
Tabel 3.19 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Jenis Kelamin Se Sumatera Utara
Tahun 2018
NO AGAMA LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 ISLAM 4.942.215 33,23 4.818.967 32,40 9.761.182 65,62
2 KRISTEN 2.030.421 13,65 2.048.234 13,77 4.078.655 27,42
3 KATHOLIK 324.883 2,18 324.132 2,18 649.015 4,36
4 HINDU 7.640 0,05 8.753 0,06 16.393 0,11
5 BUDHA 177.794 1,20 185.579 1,25 363.373 2,44
6 KONGHUCU 292 0,00 268 0,002 560 0,00
7 KEPERCAYAAN 2.873 0,02 2.838 0,02 5.711 0,04
TOTAL 7.486.118 50,33 7.388.771 49,67 14.874.889 100,00
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 3.19 di atas terlihat bahwa setiap penduduk pada umumnya memeluk agama yang sama dengan anggota dalam satu keluarga. Pernikahan beda agama sangat jarang terjadi di Sumatera Utara. Hal ini terjadi karena ada anggapan untuk memudahkan mendidik anak-anaknya dikemudian hari. Selain itu agama bagi penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah sangat sakral, jadi tidak bisa dicampur aduk dengan ajaran agama lainnya. Kondisi inilah yang menyebabkan perkawinan penduduk di Provinsi Sumatera Utara harus dilakukan dalam satu agama. Dengan demikian komposisi pemeluk agama di Provinsi Sumatera Utara relatif sama dengan jumlah keluarga dan anggota keluarga.
d. Jumlah Penduduk Penyandang Disabilitas
Istilah Penyandang Disabilitas, sebelumnya dikenal dengan istilah penyandang cacat. Namun perkembangan terakhir Komnas HAM dan Kementerian Sosial memandang bahwa istilah penyandang cacat dalam perspektif bahasa Indonesia mempunyai makna yang berkonotasi negatif dan tidak sejalan dengan prinsip utama hak asasi manusia sekaligus bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu disepakati bahwa istilah Penyandang cacat diganti dengan istilah penyandang disabilitas. Hal ini juga telah didukung dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016, yang dimaksud penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Penyandang
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
48
disabilitas merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban, serta peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya dalam kehidupan dan penghidupannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kebijakan pemerintah yang memperhatikan dan mewadahi hak penyandang disabilitas dalam kegiatan kehidupannya dalam masyarakat.
Tabel 3.20 berikut memperlihatkan jumlah penduduk disabilitas per kabupaten/kota sebagai berikut:
Tabel 3.20 Jumlah Penduduk Berdasarkan Disabilitas Per Kabupaten/Kota
Tahun 2018
NO NAMA KAB/KOTA CACAT FISIK
NETRA RUNGU MENTAL FISIK
MENTAL LAINNYA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tapanuli Tengah 217 72 185 120 68 88 750
2 Tapanuli Utara 76 11 34 49 18 26 214
3 Tapanuli Selatan 82 29 55 47 34 27 274
4 Nias 108 53 44 46 31 186 468
5 Langkat 194 38 87 90 46 53 508
6 Karo 17 8 7 22 9 12 75
7 Deli Serdang 249 130 204 172 106 190 1.051
8 Simalungun 342 120 237 325 215 115 1.354
9 Asahan 133 44 90 95 66 47 475
10 Labuhanbatu 45 29 48 42 31 61 256
11 Dairi 114 16 51 22 27 37 267
12 Toba Samosir 19 3 13 15 12 4 66
13 Mandailing Natal 45 8 20 37 11 6 127
14 Nias Selatan 137 38 41 20 17 36 289
15 Pakpak Bharat 37 21 27 25 12 7 129
16 Humbang Hasundutan 33 14 25 29 15 8 124
17 Samosir 101 24 38 59 20 18 260
18 Serdang Bedagai 203 89 116 103 44 31 586
19 Batu Bara 91 31 52 25 7 28 234
20 Padang Lawas Utara 47 26 33 10 8 12 136
21 Padang Lawas 70 30 52 23 20 24 219
22 Labuhanbatu Selatan 23 11 27 12 12 24 109
23 Labuhanbatu Utara 44 11 28 16 6 22 127
24 Nias Utara 138 72 63 54 30 43 400
25 Nias Barat 108 48 32 45 24 105 362
26 Kota Medan 577 62 64 115 41 59 918
27 Kota Pematangsiantar 39 17 28 23 14 31 152
28 Kota Sibolga 23 6 27 24 23 10 113
29 Kota Tanjung Balai 44 15 46 36 15 15 171
30 Kota Binjai 85 30 56 69 29 31 300
31 Kota Tebing Tinggi 67 29 67 65 26 28 282
32 Kota Padangsedimpuan 32 10 17 19 14 7 99
33 Kota GunungSitoli 126 52 81 53 25 52 389
JUMLAH 3.666 1.197 1.995 1.907 1.076 1.443 11.284
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
49
Berdasarkan Tabel 3.20 di atas, penduduk penyandang disabilitas berjumlah 11.284 orang atau sekitar 0.08 % dari seluruh penduduk Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk penyandang disabilitas ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017, yang mencapai 12.364 jiwa. Adanya penduduk penyandang disabilitas di seluruh kabupaten/kota perlu mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sebagai bagian dari warga Negara Indonesia, maka penyandang disabilitas secara konstitusional mempunyai hak dan kedudukan yang sama di depan hukum dan pemerintahan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan tentang penyandang disabilitas yang dapat diimplementasikan pada sarana dan prasarana untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi.
Bentuk perhatian lainnya adalah mengenai aksessibilitas yakni kemudahan yang disediakan bagi semua orang termasuk penyandang disabilitas dan lansia guna mewujudkan kesamaan, kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Setiap penyandang disabilitas berhak memperoleh akses terhadap prasarana dan sarana pelayanan umum, sehingga para penyandang disabilitas mampu melakukan segala aktivitasnya seperti orang normal. Penyediaan aksessibilitas tersebut dapat berbentuk fisik dan non fisik. Penyediaan aksessibilitas yang berbentuk fisik dilaksanakan pada sarana dan prasarana umum meliputi aksessibilitas pada bangunan umum, aksessibilitas pada jalan umum, aksessibilitas pada pertamanan, serta aksessibilitas pada angkutan umum. Sedangkan penyediaan aksessibilitas yang berbentuk non fisik, meliputi pelayanan informasi dan pelayanan khusus.
e. Jumlah penduduk berdasarkan Golongan Darah
Golongan darah merupakan aspek penting yang melekat pada diri seseorang, Setiap manusia mempunyai golongan darah tertentu. Data golongan darah yang dicantumkan pada KTP sangat penting untuk mengetahui dengan cepat golongan darah seseorang tanpa harus dicek dahulu. Namun sangat disayangkan saat pendaftaran penduduk melalui SIAK, kerap kali diabaikan dalam mengisi kolom golongan darah ini sehingga data mengenai golongan darah masih banyak yang tidak diketahui. Tabel 3.21 dibawah memperlihatkan penduduk berdasarkan golongan darah yang dimilikinya sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
50
Tabel 3.21 Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Darah dan Jenis Kelamin
Se Sumatera Utara Tahun 2018
NO KODE
WILAYAH
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 A 246.031 1,65 259.143 1,74 505.174 3,40
2 B 257.172 1,73 284.184 1,91 541.356 3,64
3 AB 124.023 0,83 123.405 0,83 247.428 1,66
4 O 1.034.597 6,96 953.659 6,41 1.988.256 13,37
5 A PLUS (+) 10.571 0,07 10.694 0,07 21.265 0,14
6 A MIN(-) 338 0,00 367 0,00 705 0,00
7 B PLUS (+) 2.344 0,02 2.275 0,02 4.619 0,03
8 B MIN (-) 392 0,00 431 0,00 823 0,01
9 AB PLUS (+) 1.925 0,01 1.864 0,01 3.789 0,03
10 AB MIN (-) 1.788 0,01 1.858 0,01 3.646 0,02
11 O PLUS (+) 6.243 0,04 5.516 0,04 11.759 0,08
12 O MIN (-) 12.729 0,09 12.784 0,09 25.513 0,17
13 TIDAK TAHU 5.787.965 38,91 5,732.591 38,54 11.520.556 77.45
TOTAL 7.486.118 50,33 7.388.771 49,67 14.874.889 100,00
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 3.21 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 77.45% penduduk Sumatera Utara yang tidak diketahui golongan darahnya. Keadaan ini kemungkinan disebabkan faktor kebiasaan penduduk yang tidak pernah atau jarang melakukan pemeriksaan golongan darah dan hanya melakukannya pada waktu atau keadaan yang diperlukan. Kondisi ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat informasi golongan darah penduduk memiliki keterkaitan khususnya dengan aspek kesehatan penduduk. Data golongan darah penduduk, menjadi penting karena dengan diketahuinya golongan darah maka akan diketahui tindakan medis apa yang dapat dilakukan segera jika penduduk tersebut memerlukan tindakan medis. Selain itu juga golongan darah berkaitan dengan penyediaan bank darah yang diperlukan untuk tindakan medis.
3.2. Kualitas Penduduk
3.2.1. Indikator Kesehatan
Dalam menentukan arah kebijakan dibidang kesehatan setidaknya dibutuhkan data mengenai angka kelahiran kasar, angka kelahiran umum, angka kelahiran total, angka kelahiran menurut umur, rasio anak dan perempuan, angka kematian bayi dan balita dan angka kematian ibu.
3.2.1.1 Kelahiran (Fertilitas)
a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/ CBR)
Angka Kelahiran Kasar (CBR) adalah banyaknya kelahiran hidup pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk. Angka kelahiran hidup ini juga dapat menunjukkan tingkat kelahiran hidup dari suatu daerah. Selain itu angka kelahiran hidup kasar juga dapat digunakan untuk menilai berhasil tidaknya pembangunan dalam bidang
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
51
kesehatan. Hal ini berhubungan dengan kesehatan yang dimiliki oleh ibu dan bayi sewaktu dilahirkan. Kelahiran hidup dari 1000 penduduk ini memperlihatkan bahwa dengan kesehatan yang baik maka bayi akan lahir hidup. Akan tetapi di sisi lain, tingginya angka kelahiran hidup juga berhubungan dengan perencanaan pembangunan yang harus dilakukan baik di bidang penyediaan sarana kesehatan untuk bayi-bayi yang dilahirkan, sarana pendidikan, sampai dengan lapangan pekerjaan.
Tabel 3.22 Jumlah Kelahiran Per Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara
Tahun 2018
WILAYAH JUMLAH
KELAHIRAN JUMLAH PENDUDUK
PERTENGAHAN TAHUN ANGKA KELAHIRAN
KASAR (CBR) NO
1 2 3 4 5
SUMATERA UTARA 342.439 14.874.889 23,02
1 Tapanuli Tengah 10.035 362.001 27,72
2 Tapanuli Utara 7.954 315.947 25,18
3 Tapanuli Selatan 7.750 310.274 24,98
4 Nias 4.020 153.417 26,20
5 Langkat 26.622 1.043.249 25,52
6 Karo 10.311 405.162 25,45
7 Deli Serdang 19.221 1.815.357 10,59
8 Simalungun 20.537 1.030.832 19,92
9 Asahan 19.629 782.250 25,09
10 Labuhanbatu 13.640 501.388 27,20
11 Dairi 7.366 315.330 23,36
12 Toba Samosir 4.914 211.042 23,28
13 Mandailing Natal 12.596 484.787 25,98
14 Nias Selatan 8.960 364.606 24,57
15 Pakpak Bharat 1.770 53.832 32,88
16 Humbang Hasundutan 5.351 199.424 26,83
17 Samosir 3.513 142.812 24,60
18 Serdang Bedagai 15.509 656.419 23,63
19 Batu Bara 11.015 365.515 30,14
20 Padang Lawas Utara 8.505 266.864 31,87
21 Padang Lawas 8.555 260.406 32,85
22 Labuhanbatu Selatan 9.944 321.374 30,94
23 Labuhanbatu Utara 10.241 391.729 26,14
24 Nias Utara 3.789 150.387 25,19
25 Nias Barat 2.499 95.330 26,21
26 Kota Medan 53.398 2.502.092 21,34
27 Kota Pematangsiantar 5.702 284.628 20,03
28 Kota Sibolga 2.459 94.376 26,06
29 Kota Tanjung Balai 5.335 174.829 30,52
30 Kota Binjai 7.373 282.597 26,09
31 Kota Tebing Tinggi 4.479 171.553 26,11
32 Kota Padangsidempuan 5.463 225.535 24,22
33 Kota GunungSitoli 3.984 139.545 28,55
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
52
Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) dapat di bedakan menjadi tiga macam yaitu:
CBR < 20, termasuk kriteria rendah CBR antara 20-30, termasuk kriteria sedang CBR > 30, termasuk kriteria tinggi
Dengan demikian CBR kabupaten/kota di Sumatera Utara rata-rata masuk dalam kategori yang sedang. Namun Kabupaten Pakpak Bharat (32,88), Kabupaten Padang Lawas Utara (32,85), dan Kabupaten Padang Lawas (32,85) masing - masing masuk dalam kategori yang tinggi.
Secara agregat Provinsi Sumatera Utara pun masih dalam kategori yang sedang. Angka kelahiran kasar dalam kategori sedang dapat digunakan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran penduduk akan kesehatannnya khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi.
2. Meningkatkan kesadaran penduduk untuk membatasi anak yang dilahirkan karena dengan semakin sedikit bayi yang dilahirkan maka keberhasilan keluarga berencana semakin baik.
3. Bagi daerah yang mempunyai angka kelahiran bayi hidup yang tinggi menjadi salah satu indikator adanya tingkat kesadaran ibu akan kesehatan bayinya dan adanya sarana kesehatan yang memadai yang memungkinkan ibu dan bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
4. Demikian juga sebaliknya angka kelahiran bayi hidup bisa jadi sebagai salah satu indikator kesadaran akan kesehatan masih kurang serta sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan bayi belum maksimal.
b. Angka kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
Angka GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun. Berikut adalah rumus menghitung angka kelahiran Umum:
GFR = Jumlah Kelahiran
X 1000 Penduduk Wanita 15-49 Thn
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
53
Tabel 3.23 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2018
KELOMPOK UMUR
LAKI-LAKI % PEREMPUAN % JUMLAH %
TOTAL 7.486.118 50,33 7.388.771 49,67 14.874.889 100
00-04 479.319 3,22 441.906 2,97 921.225 6,19
05-09 745.579 5,01 697.548 4,69 1.443.127 9,70
10-14 781.199 5,25 732.661 4,93 1.513.860 10,18
15-19 741.591 4,99 703.694 4,73 1.445.285 9,72
20-24 669.301 4,50 641.103 4,31 1.310.404 8,81
25-29 626.875 4,21 602.063 4,05 1.228.938 8,26
30-34 613.633 4,13 596.392 4,01 1.210.025 8,13
35-39 603.315 4,06 592.253 3,98 1.195.568 8,04
40-44 493.235 3,32 497.031 3,34 990.266 6,66
45-49 446.196 3,00 460.606 3,10 906.802 6,10
50-54 374.738 2,52 401.517 2,70 776.255 5,22
55-59 313.199 2,11 339.391 2,28 652.590 4,39
60-64 247.319 1,66 261.989 1,76 509.308 3,42
65-69 158.265 1,06 170.674 1,15 328.939 2,21
70-74 81.825 0,55 104.294 0,70 186.119 1,25
>-75 110.529 0,74 145.649 0,98 256.178 1,72
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Dari Tabel 3.23 di atas dapat dilihat bahwa :
- Jumlah Kelahiran = 342.439 Jiwa - Penduduk Wanita 15-49 Tahun = 4.093.142
Sehingga apabila dimasukkan dalam rumus akan didapat GFR sebagai berikut:
GFR = 357.294
X 1000 = 83 4.151.071
Tabel ini berarti bahwa tiap 1000 wanita yang berusia 15-49 Tahun terdapat kelahiran sebanyak ± 83 orang. Angka ini cukup tinggi karena dalam 1000 perempuan akan ada bayi yang dilahirkan 83 orang.
c. Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)
Rasio anak dan perempuan adalah perbandingan antara anak di bawah lima tahun dengan jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-49 tahun) di suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Rasio anak dan perempuan biasa digunakan untuk melihat jumlah kelahiran yang terjadi selama 5 (lima) tahun yang lalu. Rasio anak dan perempuan merupakan salah satu ukuran kelahiran yang sederhana yang datanya didapat dari hasil sensus penduduk. Makin besar angka rasio anak dan perempuan memberikan gambaran semakin tinggi tingkat kelahiran.
Rasio anak dan perempuan juga dapat dijadikan sebagai dasar bagi permerintah untuk menyediakan berbagai sarana yang diperlukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, rasio anak dan perempuan ini juga dapat digunakan untuk
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
54
perencanaan pembangunan kependudukan bagi suatu daerah. Jika angka rasio tinggi diperlukan perencanaan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di daerah tersebut. Sebaliknya jika rasio anak dengan perempuan rendah diperlukan perencanaan pembangunan kependudukan untuk mempertahankan rasio.
Tabel 3.24 Rasio Anak Dan Perempuan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun
Tahun 2018
WILAYAH
PENDUDUK
UMUR 0 - 4
TAHUN
PEREMPUAN
UMUR 15 - 64
TAHUN
RASIO ANAK DAN PEREMPUAN (CWR) NO
1 2 3 4 5
Sumatera Utara 921.225 10.225.438 9,01
1 Tapanuli Tengah 19.453 245.525 7,92
2 Tapanuli Utara 20.664 201.726 10,24
3 Tapanuli Selatan 20.464 206.811 9,90
4 Nias 7.836 100.847 7,77
5 Langkat 62.070 753.524 8,24
6 Karo 23.591 273.644 8,62
7 Deli Serdang 126.055 1.242.682 10,14
8 Simalungun 55.611 713.666 7,79
9 Asahan 51.604 536.583 9,62
10 Labuhanbatu 31.484 344.918 9,13
11 Dairi 16.408 213.348 7,69
12 Toba Samosir 12.315 139.023 8,86
13 Mandailing Natal 32.550 324.325 10,04
14 Nias Selatan 16.369 254.627 6,43
15 Pakpak Bharat 4.571 34.606 13,21
16 Humbang Hasundutan 11.836 124.905 9,48
17 Samosir 9.746 91.141 10,69
18 Serdang Bedagai 38.855 447.368 8,69
19 Batu Bara 26.982 251.780 10,72
20 Padang Lawas Utara 16.042 175.606 9,14
21 Padang Lawas 16.845 172.891 9,74
22 Labuhanbatu Selatan 20.753 220.764 9,40
23 Labuhanbatu Utara 25.441 266.956 9,53
24 Nias Utara 6.706 101.702 6,59
25 Nias Barat 5.542 62.782 8,83
26 Kota Medan 148.676 1.777.035 8,37
27 Kota Pematangsiantar 15.137 200.649 7,54
28 Kota Sibolga 6.365 65.004 9,79
29 Kota Tanjung Balai 13.561 117.905 11,50
30 Kota Binjai 20.631 198.764 10,38
31 Kota Tebing Tinggi 12.634 117.537 10,75
32 Kota Padangsidempuan 14.618 155.328 9,41
33 Kota GunungSitoli 9.810 91.466 10,73
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
55
Tabel 3.24 di atas menegaskan bahwa rasio anak dengan perempuan di Sumatera Utara adalah 9,01 bila digenapkan maka menjadi 9. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam 100 perempuan berusia produktif terdapat 9 anak berusia dibawah lima tahun. Dengan demikian setiap 100 orang perempuan di Provinsi Sumatera Utara harus menanggung 9 orang anak di bawah lima tahun. Data tersebut juga menunjukkan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat dan Kota Tanjung Balai merupakan daerah yang mempunyai rasio anak dengan perempuan yang tertinggi di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa di kedua daerah tersebut tingkat kelahiran dalam lima tahun terakhir paling tinggi di Provinsi Sumatera Utara. Bagi Kabupaten Pakpak Bharat dan Kota Tanjung Balai dari saat ini harus memikirkan berbagai pelayanan yang harus disiapkan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dalam menyongsong pertambahan penduduk yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Sementara itu Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara, Dairi, Nias dan Simalungun merupakan daerah-daerah yang mempunyai rasio anak dengan perempuan paling kecil di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini menunjukkan bahwa di kedua daerah tersebut tingkat kelahiran dalam lima tahun terakhir cukup rendah dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Sumatera Utara.
Rasio anak dengan perempuan pada tahun 2018 ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2017. Pada tahun 2018 rasio sebesar 9,01 sementara rasio pada tahun 2017 sebesar 15,98. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir angka kelahiran di Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan. Demikian juga dengan daerah yang mempunyai rasio tertinggi pada tahun 2017 ditempati oleh Nias Utara dan Kabupaten Nias Utara. Bahkan rasio kedua daerah tersebut mencapai 15,6 dan 15,2. Sementara pada tahun 2018 tidak ada daerah yang mempunyai rasio lebih tinggi dari 15. Hal ini menunjukkan bahwa rasio anak dan perempuan di Provinsi Sumatera Utara mengalami pemerataan.
Data yang dihimpun pada tahun 2018 ini belum dapat memperlihatkan Angka Kelahiran Total (TFR) dan Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR), karena setidaknya data yang dibutuhkan harus dapat menunjukkan jumlah kelahiran bayi yang dilahirkan oleh wanita pada rentang usia 15-49 tahun.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
56
3.2.1.2. Kematian (Mortalitas)
a. Jumlah Kematian Ibu Hamil berdasarkan kelompok umur
Tabel 3.25
Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan Kelompok Umur Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH LAHIR
HIDUP
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL (A) JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN (B) JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS (C) TOTAL KEMATIAN IBU (A+B+C)
Sumber: Database Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
57
Tabel 3.25 di atas menggambarkan data jumlah lahir hidup dan jumlah kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara. Data di atas menjelaskan bahwa terdapat 280.066 lahir hidup yang dilaporkan di Sumatera Utara. Terdapat tiga daerah yang memiliki jumlah lahir hidup yang terbanyak yakni Kabupaten Deli Serdang 44.500 lahir hidup, Kota Medan 37.918 jiwa dan Kabupaten Langkat 20.711 jiwa. Sementara itu, data lain juga menjelaskan kabupaten/kota dengan jumlah lahir hidup yang kecil seperti Pakpak Bharat 1008 lahir hidup, Nias Barat 1620 lahir hidup, Sibolga 1862 lahir hidup, Gunung Sitoli 1939 lahir hidup dan Samosir 1944 lahir hidup.
Baik Badan Pusat Statistik (BPS) maupun World Health Organization (WHO) mendefenisikan Maternal Mortality Ratio sebagai Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2004; BPS, 2014). Rasio ini dihitung berdasarkan banyaknya kematian pada saat kehamilan/selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya. Berdasarkan konsep ini, dalam Tabel 3.25 ditegaskan bahwa AKI Propinsi Sumatera Utara yang dilaporkan tahun 2018 adalah sebesar 60,34/100.000 kelahiran hidup. Angka AKI yang dilaporkan ini berdasarkan panduan/target AKI yang dicanangkan yakni sebesar 102/100 ribu kelahiran masih tergolong rendah. Rasio AKI ini, walaupun demikian, masih perlu terus ditekan terutama mengingat penurunan AKI memungkinkan berimplikasi positif kepada turunnya kematian neonatal. Selain itu, dari 169 AKI di Sumatera Utara, 79 kasus terjadi pada saat bersalin. Dengan demikian, penekanan angka ini bisa diprioritaskan, misalnya dengan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dan siap sedia serta kebijakan/manejemen yang mendukung di bidang kesehatan.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
58
b. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita
Tabel 3.26 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESM
AS
JUMLAH KEMATIAN
LAKI – LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL BALITA
NEONATAL BALITA NEONATAL BALITA
BAYIa ANAK BALITA
JUMLAH TOTAL
BAYIa ANAK BALITA
JUMLAH TOTAL
BAYIa ANAK
BALITA JUMLAH TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sumber: Database Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
59
Tabel 3.26 di atas menjelaskan bahwa terdapat 958 kematian bayi yang dilaporkan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2018, dan 734 di antaranya adalah kematian neonatal. Angka kematian bayi tahun 2018 ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yakni 1062 jiwa. Daerah dengan jumlah kematian bayi tertinggi yang tercatat adalah Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang, Mandailing Natal, Labuhanbatu dan Padang Sidempuan..
Rasio angka kematian neo natal yang dilaporkan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 adalah 2,6/1000 kelahiran. Rasio Angka Kematian Neo natal ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan nasional yaitu 12/1000 kelahiran. Angka kematian neo natal adalah kematian sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rasio angka kematian neo natal ini diperlukan untuk menyusun program-program yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, program imunisasi, penyuluhan gizi dan makanan sehat pada bayi serta peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
60
3.2.1.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan
TABEL 3.27
Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
No Kabupaten / Kota Pemerintah Swasta Total
1 Nias 1 0 1
2 Mandailing Natal 2 1 3
3 Tapanuli Selatan 1 0 1
4 Tapanuli Tengah 1 0 1
5 Tapanuli Utara 1 0 1
6 Toba Samosir 1 1 2
7 Labuhanbatu 1 6 7
8 Asahan 1 14 15
9 Simalungun 3 5 8
10 Dairi 1 0 1
11 Karo 2 4 6
12 Deli Serdang 2 20 22
13 Langkat 1 9 10
14 Nias Selatan 1 1 2
15 Humbang Hasundutan 1 0 1
16 Pakpak Barat 1 0 1
17 Samosir 1 0 1
18 Serdang Bedagai 1 5 6
19 Batu Bara 2 1 3
20 Padang Lawas Utara 2 1 3
21 Padang Lawas 1 1 2
22 Labuhanbatu Selatan 1 2 3
23 Labuhanbatu Utara 1 5 6
24 Nias Utara 0 0 0
25 Nias Barat 0 0 0
26 Sibolga 1 1 2
27 Tanjung Balai 1 1 2
28 Pematangsiantar 2 5 7
29 Tebing Tinggi 2 6 8
30 Medan 9 65 74
31 Binjai 2 7 9
32 Padangsidempuan 2 2 4
33 Gunung Sitoli 0 1 1
J U M L A H 49 164 213
RSU PEMERINTAH : ( TDD: KEMENKES, PEMPROV, PEMKAB, TNI/POLRI, BUMN)
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
61
Dari Tabel 3.27 di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 terdapat 213 Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 49 Rumah Sakit Pemerintah dan 164 Rumah Sakit Swasta. Jumlah rumah sakit di Provinsi Sumatera Utara belum menyebar secara merata. Sebagian terbesar (35 %) Rumah Sakit, baik pemerintah maupun swasta berada di Kota Medan. Daerah-daerah lain dengan jumlah Rumah Sakit terbanyak adalah Kabupaten Deli Serdang, Asahan, Langkat serta Kota Binjai, Tebing Tinggi dan Pematangsiantar. Selain itu, seluruh wilayah perkotaan di Sumatera Utara telah memiliki Rumah Sakit dan sebaliknya terdapat dua kabupaten yang belum mempunyai rumah sakit yakni Kabupaten Nias Barat dan Nias Utara.
3.2.2. Indikator Ekonomi
3.2.2.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja
a. Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja (Manpower)
Kelompok usia produktif merupakan kelompok usia yang dikategorikan sebagai tenaga kerja. Tenaga Kerja (Manpower) adalah seluruh penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang dianggap mempunyai potensi untuk bekerja secara produktif menghasilkan barang dan jasa.
Indikator ini berguna bagi pengambilan kebijakan dalam menyusun rencana ketenagakerjaan. Di samping itu, juga untuk mengetahui berapa banyak tenaga kerja (penduduk usia kerja) potensial. Penghitungan persentase tenaga kerja dihitung dengan membandingkan antara jumlah penduduk usia 15 tahun keatas (usia kerja) dengan jumlah penduduk keseluruhan. Tabel 3.28.1 di bawah ini memperlihatkan penduduk berdasarkan pekerjaan sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
62
Tabel 3.28.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA BELUM/ TIDAK
BEKERJA
MENGURUS RUMAH TANGGA
PELAJAR MAHASISWA
PENSIUNAN PNS
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tapanuli Tengah 90.986 29.656 94.536 1.145 6.781
2 Tapanuli Utara 66.267 9.152 91.977 2.250 6935
3 Tapanuli Selatan 125.337 18.367 37.011 1.187 3.262
4 Nias 52.860 4.139 32.456 103 1.434
5 Langkat 317.973 253.819 119.597 5.259 12.148
6 Karo 72.788 9.077 102.110 2.475 7.523
7 Deli Serdang 472.823 391.113 367.404 9.619 25.358
20 Padang Lawas Utara 101.554 22.750 39.821 633 3.703
21 Padang Lawas 107.255 22.721 35.973 531 3.622
22 Labuhanbatu Selatan 108.889 60.922 56.931 456 2.669
23 Labuhanbatu Utara 137.637 74.104 62.118 918 3.918
24 Nias Utara 42.485 5.392 39.223 192 2.213
25 Nias Barat 28.442 2.138 23.570 121 1.675
26 Kota Medan 629.512 483.777 471.231 21.500 50.112
27 Kota Pematangsiantar 58.563 47.811 69.565 4.007 8.965
28 Kota Sibolga 26.964 17.211 21.206 568 2.827
29 Kota Tanjung Balai 48.461 32.823 40.242 688 3.641
30 Kota Binjai 77.172 62.180 48.985 2.586 7.497
31 Kota Tebing Tinggi 54.491 35.562 26.124 1.576 4.125
32 Kota Padangsidempuan 77.879 28.016 36.703 1.523 9.213
33 Kota GunungSitoli 45.713 11.475 28.512 673 5.675
JUMLAH 4.244.392 2.349.416 2.827.842 87.476 248.667
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
63
Dari Tabel 3.28.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan per kabupaten/kota se Sumatera Utara Tahun 2018 adalah sebagai berikut : yang belum/tidak bekerja sebanyak 4.244.392 orang, mengurus rumah tangga adalah 2.349.416 orang, yang masih pelajar/mahasiswa adalah sebanyak 2.827.842 orang dan jumlah penduduk yang sudah pensiunan sebanyak 87.476 orang serta yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 248.667 jiwa.
Tabel 3.28.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA TNI POLRI PERDAGANGAN PETANI
PEKEBUN PETERNAK
(6) (7) (8) (9) (10)
1 Tapanuli Tengah 456 289 485 70.818 49
2 Tapanuli Utara 269 293 530 94.368 61
3 Tapanuli Selatan 88 162 1.015 88.008 34
4 Nias 42 47 108 54.038 39
5 Langkat 1.696 811 640 83.084 84
6 Karo 430 529 759 126.678 58
7 Deli Serdang 3.388 2.546 1.311 69.509 190
8 Simalungun 1.524 836 1.251 147.662 159
9 Asahan 916 962 1.183 31.522 101
10 Labuhanbatu 557 783 773 43.058 38
11 Dairi 361 314 1.246 96.425 57
12 Toba Samosir 216 214 56 56.631 7
13 Mandailing Natal 267 338 2.315 95.514 66
14 Nias Selatan 72 91 404 110.469 522
15 Pakpak Bharat 25 52 39 15.931 3
16 Humbang Hasundutan 75 148 252 63.080 21
17 Samosir 40 97 42 42.756 7
18 Serdang Bedagai 542 510 890 48.085 63
19 Batu Bara 242 248 307 21.256 31
20 Padang Lawas Utara 241 124 534 63.074 48
21 Padang Lawas 120 111 960 55.297 46
22 Labuhanbatu Selatan 133 261 1.436 36.888 12
23 Labuhanbatu Utara 323 247 1.285 44.315 68
24 Nias Utara 71 49 115 50.030 27
25 Nias Barat 23 23 43 32.459 61
26 Kota Medan 6.244 5.438 808 4.931 62
27 Kota Pematangsiantar 1.284 941 359 4.052 13
28 Kota Sibolga 314 196 47 138 3
29 Kota Tanjung Balai 128 301 404 676 8
30 Kota Binjai 1.350 1.030 775 1.732 37
31 Kota Tebing Tinggi 220 756 580 783 35
32 Kota Padangsidempuan 564 625 1.073 14.896 27
33 Kota GunungSitoli 180 234 274 28.563 39
JUMLAH 22.401 19.606 22.299 1.696.726 2.076
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
64
Dari Tabel 3.28.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebanyak 22.401 orang, polisi ada 19.606 orang, pedagang sebanyak 22.299 jiwa, petani/pekebun ada sebanyak 1.696.726 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai peternak sebanyak 2.076 orang.
Tabel 3.28.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA NELAYAN PERIKANAN INDUSTRI KONSTRUKSI TRANSPORTASI KARYAWAN
SWASTA
(11) 12) 13) (14) (15)
1 Tapanuli Tengah 9.317 10 19 151 7.546
2 Tapanuli Utara 28 185 28 118 4.926
3 Tapanuli Selatan 42 19 26 88 4.709
4 Nias 511 0 4 22 387
5 Langkat 11.563 38 43 86 16.872
6 Karo 15 34 36 125 5.600
7 Deli Serdang 4.109 174 313 766 112.890
8 Simalungun 123 98 126 266 27.002
9 Asahan 5.666 43 62 180 15.588
10 Labuhanbatu 3.674 21 65 325 14.822
11 Dairi 35 36 37 158 5.099
12 Toba Samosir 20 2 5 5 3.868
13 Mandailing Natal 1.475 51 12 89 3.962
14 Nias Selatan 3.916 16 7 26 1.398
15 Pakpak Bharat 0 0 1 6 477
16 Humbang Hasundutan 9 3 10 21 2.061
17 Samosir 46 3 5 8 2.115
18 Serdang Bedagai 4.910 39 77 123 17.147
19 Batu Bara 10.834 14 56 175 8.624
20 Padang Lawas Utara 12 7 14 38 8.182
21 Padang Lawas 19 7 17 66 3.426
22 Labuhan Batu Selatan 40 9 10 125 16.770
23 Labuhan Batu Utara 1.275 21 34 120 12.263
24 Nias Utara 2.103 2 3 3 389
25 Nias Barat 231 1 1 1 337
26 Kota Medan 9.043 83 330 866 228.488
27 Kota Pematangsiantar 9 9 16 50 12.733
28 Kota Sibolga 4.448 2 8 200 2.213
29 Kota Tanjung Balai 4.919 9 24 397 1.814
30 Kota Binjai 23 42 53 254 10.857
31 Kota Tebing Tinggi 23 20 34 249 5.667
32 Kota Padangsidempuan 15 8 26 252 3.392
33 Kota GunungSitoli 1.522 6 17 45 1.527
JUMLAH 79.975 1.012 1.519 5.404 563.151
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
65
Dari Tabel 3.28.3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan perikanan sebanyak 79.975 orang, yang pekerjaannya di bidang industri ada 1.012 orang, yang bekerja di bidang konstruksi sebanyak 1.519 orang di bidang transportasi ada sebanyak 5.404 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 563.151 orang.
Tabel 3.28.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA KARYAWAN
BUMN
KARYAWAN
BUMD
KARYAWAN
HONORER
BURUH HARIAN
LEPAS
BURUH TANI
PERKEBUNAN
(16) (17) (18) (19) (20)
1 Tapanuli Tengah 335 82 1.745 5.135 3.131
2 Tapanuli Utara 312 70 1.368 258 208
3 Tapanuli Selatan 1.209 43 1.299 516 2.615
4 Nias 15 8 253 207 1.401
5 Langkat 9.340 126 646 9.793 3.556
6 Karo 408 98 938 1.648 2.211
7 Deli Serdang 8.065 408 2.353 65.224 3.327
8 Simalungun 19.153 405 2.381 12.780 6.412
9 Asahan 8.847 389 1.024 4.979 4.323
10 Labuhanbatu 4.771 144 1.207 5.026 3.517
11 Dairi 210 116 997 825 2.863
12 Toba Samosir 312 35 438 207 87
13 Mandailing Natal 2.230 729 3.751 1.355 5.686
14 Nias Selatan 55 28 885 881 2.210
15 Pakpak Bharat 18 9 383 49 45
16 Humbang Hasundutan 131 14 536 133 115
17 Samosir 83 18 943 98 52
18 Serdang Bedagai 8.473 156 1.076 9.122 8.047
19 Batu Bara 1.181 661 877 2.305 1.666
20 Padang Lawas Utara 83 16 1.140 1.760 1.778
21 Padang Lawas 1.322 29 844 770 2.873
22 Labuhanbatu Selatan 5.815 59 879 3.402 2.218
23 Labuhanbatu Utara 2.765 35 1.064 3.064 2.244
24 Nias Utara 15 7 378 155 657
25 Nias Barat 6 1 299 283 870
26 Kota Medan 9.097 1.578 2.799 15.225 299
27 Kota Pematangsiantar 1.227 370 874 2.291 274
28 Kota Sibolga 207 74 628 4.297 73
29 Kota Tanjung Balai 187 166 779 4.231 201
30 Kota Binjai 1.278 220 895 2.949 651
31 Kota Tebing Tinggi 1.269 122 861 6.032 195
32 Kota Padangsidempuan 613 130 1.694 1.278 1.606
33 Kota GunungSitoli 192 66 738 1.199 873
JUMLAH 89.224 6.412 36.972 167.477 66.284
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai Karyawan BUMN ada sebanyak 89.224 orang, Karyawan BUMD sebanyak 6.412 orang, yang pekerjaannya sebagai Karyawan Honorer sebanyak 36.972 orang, Buruh Harian Lepas ada sebanyak 167.477 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai Buruh Tani Perkebunan sebanyak 66.284 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
66
Tabel 3.28.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA BURUH
NELAYAN PERIKANAN
BURUH PETERNAK
AN
PEMBANTU RUMAH TANGGA
TUKANG CUKUR
TUKANG LISTRIK
(21) (22) (23) (24) (25)
1 Tapanuli Tengah 650 39 96 14 21
2 Tapanuli Utara 6 3 3 2 5
3 Tapanuli Selatan 13 5 15 6 12
4 Nias 60 2 9 8 4
5 Langkat 397 125 253 12 17
6 Karo 5 12 27 15 12
7 Deli Serdang 264 638 282 93 154
8 Simalungun 53 89 660 57 36
9 Asahan 1.497 96 292 25 21
10 Labuhanbatu 376 21 211 28 50
11 Dairi 3 8 48 8 29
12 Toba Samosir 7 0 7 1 1
13 Mandailing Natal 155 120 47 6 21
14 Nias Selatan 278 34 142 21 17
15 Pakpak Bharat 0 1 11 4 3
16 Humbang Hasundutan 1 1 0 1 3
17 Samosir 6 0 0 0 2
18 Serdang Bedagai 711 62 321 30 31
19 Batu Bara 1.674 10 143 24 17
20 Padang Lawas Utara 2 5 11 3 16
21 Padang Lawas 14 7 20 12 10
22 Labuhanbatu Selatan 14 7 50 12 13
23 Labuhanbatu Utara 98 10 73 20 24
24 Nias Utara 32 0 12 2 1
25 Nias Barat 3 0 7 3 1
26 Kota Medan 390 12 1.003 59 132
27 Kota Pematangsiantar 6 5 78 4 11
28 Kota Sibolga 1.494 5 47 14 7
29 Kota Tanjung Balai 3.743 12 116 15 9
30 Kota Binjai 9 23 241 33 48
31 Kota Tebing Tinggi 3 8 316 31 40
32 Kota Padangsidempuan 5 13 48 12 22
33 Kota GunungSitoli 93 4 54 19 13
JUMLAH 12.062 1.377 4.643 594 803
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.5 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai buruh nelayan perikanan ada sebanyak 12.062 orang, buruh peternakan sebanyak 1.377 orang, pembantu rumah tangga sebanyak 4.643 orang, yang pekerjaannya sebagai tukang cukur ada sebanyak 594 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai tukang listrik sebanyak 803 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
67
Tabel 3.28.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA TUKANG
BATU TUKANG
KAYU TUKANG SOL
SEPATU TUKANG LAS PANDAI BESI
TUKANG JAHIT
(26) (27) (28) (29) (30)
1 Tapanuli Tengah 65 132 4 79 194
2 Tapanuli Utara 20 19 1 9 101
3 Tapanuli Selatan 26 51 1 71 71
4 Nias 36 108 2 13 79
5 Langkat 145 87 7 57 86
6 Karo 30 23 3 35 99
7 Deli Serdang 1.733 526 53 383 468
8 Simalungun 320 148 8 137 384
9 Asahan 186 134 16 110 154
10 Labuhanbatu 182 101 5 128 161
11 Dairi 45 71 3 62 172
12 Toba Samosir 2 5 0 1 25
13 Mandailing Natal 32 92 1 25 75
14 Nias Selatan 100 357 6 26 260
15 Pakpak Bharat 3 5 0 2 19
16 Humbang Hasundutan 10 10 0 3 32
17 Samosir 13 9 0 4 29
18 Serdang Bedagai 137 90 9 58 128
19 Batu Bara 75 61 4 83 163
20 Padang Lawas Utara 17 15 0 18 30
21 Padang Lawas 23 59 1 45 59
22 Labuhanbatu Selatan 35 24 0 56 85
23 Labuhanbatu Utara 67 52 12 70 115
24 Nias Utara 24 65 1 3 61
25 Nias Barat 25 46 0 8 37
26 Kota Medan 1.217 302 39 373 514
27 Kota Pematangsiantar 82 38 2 24 81
28 Kota Sibolga 19 26 6 17 60
29 Kota Tanjung Balai 50 71 3 39 90
30 Kota Binjai 592 293 27 83 249
31 Kota Tebing Tinggi 387 149 15 96 170
32 Kota Padangsidempuan 114 97 7 49 152
33 Kota GunungSitoli 208 266 7 30 209
JUMLAH 6.020 3.532 243 2.197 4.612
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.6 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai tukang batu ada sebanyak 6.020 orang, tukang kayu sebanyak 3.532 orang, tukang sol sepatu sebanyak 243 orang, tukang las pandai besi ada sebanyak 2.197 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai tukang jahit sebanyak 4.612 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
68
Tabel 3.28.7
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA TUKANG
GIGI PENATA
RIAS PENATA BUSANA
PENATA RAMBUT
MEKANIK
(31) (32) (33) (34) (35)
1 Tapanuli Tengah 2 18 1 21 191
2 Tapanuli Utara 1 19 4 10 27
3 Tapanuli Selatan 0 16 1 9 109
4 Nias 1 0 2 3 12
5 Langkat 1 17 3 21 161
6 Karo 3 11 6 12 99
7 Deli Serdang 12 100 14 98 1.148
8 Simalungun 8 77 7 54 390
9 Asahan 14 21 4 35 205
10 Labuhanbatu 4 29 1 29 400
11 Dairi 6 36 3 30 122
12 Toba Samosir 0 2 0 1 3
13 Mandailing Natal 3 2 0 9 85
14 Nias Selatan 0 6 2 12 37
15 Pakpak Bharat 0 3 0 2 12
16 Humbang Hasundutan 1 4 0 0 9
17 Samosir 0 0 0 3 10
18 Serdang Bedagai 3 20 4 23 187
19 Batu Bara 3 36 1 29 212
20 Padang Lawas Utara 2 1 1 1 73
21 Padang Lawas 3 1 1 10 128
22 Labuhanbatu Selatan 3 16 1 10 285
23 Labuhanbatu Utara 5 21 1 8 251
24 Nias Utara 0 2 0 0 7
25 Nias Barat 0 0 0 1 5
26 Kota Medan 11 84 12 144 1.052
27 Kota Pematangsiantar 3 22 1 13 74
28 Kota Sibolga 0 3 0 14 46
29 Kota Tanjung Balai 1 12 1 21 57
30 Kota Binjai 1 20 3 35 166
31 Kota Tebing Tinggi 2 26 3 48 209
32 Kota Padangsidempuan 2 12 3 22 98
33 Kota GunungSitoli 2 6 1 21 44
JUMLAH 97 643 81 749 5.914
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.7 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai tukang gigi ada sebanyak 97 orang, penata rias ada sebanyak 643 orang, penata busana sebanyak 81 orang, penata rambut sebanyak 749 orang dan yang pekerjaannya sebagai mekanik ada sebanyak 5.914 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
69
Tabel 3.28.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA SENIMAN TABIB PARAJI PERANCANG
BUSANA PENTER - JEMAH
(36) 37) (38) (39) (40)
1 Tapanuli Tengah 10 6 2 1 0
2 Tapanuli Utara 6 0 0 1 1
3 Tapanuli Selatan 8 3 0 4 1
4 Nias 1 0 1 1 1
5 Langkat 7 8 4 2 6
6 Karo 15 2 1 1 0
7 Deli Serdang 72 26 3 5 3
8 Simalungun 45 19 7 5 9
9 Asahan 11 8 4 2 4
10 Labuhanbatu 24 9 2 0 1
11 Dairi 20 4 2 4 1
12 Toba Samosir 1 0 0 0 1
13 Mandailing Natal 9 1 7 2 0
14 Nias Selatan 2 1 13 3 1
15 Pakpak Bharat 1 3 0 1 0
16 Humbang Hasundutan 5 0 0 0 0
17 Samosir 5 0 0 0 1
18 Serdang Bedagai 14 10 8 2 1
19 Batu Bara 10 6 2 1 1
20 Padang Lawas Utara 3 2 0 1 3
21 Padang Lawas 11 3 3 4 2
22 Labuhanbatu Selatan 6 1 2 2 0
23 Labuhanbatu Utara 12 8 2 3 4
24 Nias Utara 1 0 3 2 0
25 Nias Barat 0 1 0 0 0
26 Kota Medan 118 28 7 9 9
27 Kota Pematangsiantar 8 0 0 0 0
28 Kota Sibolga 5 0 0 0 0
29 Kota Tanjung Balai 3 1 0 1 0
30 Kota Binjai 15 13 2 0 2
31 Kota Tebing Tinggi 10 6 1 0 0
32 Kota Padangsidempuan 14 6 2 2 2
33 Kota GunungSitoli 3 1 1 3 0
JUMLAH 475 176 79 62 54
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.8 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai seniman sebanyak 475 orang, tabib sebanyak 176 orang, paraji ada sebanyak 79 orang, perancang busana sebanyak 62 orang dan yang pekerjaannya sebagai penterjemah sebanyak 54 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
70
Tabel 3.28.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA IMAM
MESJID PENDETA PASTOR WARTAWAN
USTADZ MUBALIGH
(41) 42) (43) (44) (45)
1 Tapanuli Tengah 14 182 21 46 15
2 Tapanuli Utara 0 326 2 55 1
3 Tapanuli Selatan 17 65 1 22 22
4 Nias 0 187 4 7 0
5 Langkat 10 95 0 57 16
6 Karo 0 658 15 29 14
7 Deli Serdang 29 583 14 184 31
8 Simalungun 23 737 68 98 13
9 Asahan 27 139 2 84 16
10 Labuhanbatu 27 99 1 92 25
11 Dairi 5 272 11 74 11
12 Toba Samosir 0 281 4 21 2
13 Mandailing Natal 7 14 0 64 28
14 Nias Selatan 1 412 25 29 3
15 Pakpak Bharat 3 51 0 7 1
16 Humbang Hasundutan 0 142 6 18 0
17 Samosir 0 81 18 16 0
18 Serdang Bedagai 25 89 0 46 21
19 Batu Bara 22 98 0 46 23
20 Padang Lawas Utara 10 7 0 20 16
21 Padang Lawas 13 7 0 28 29
22 Labuhanbatu Selatan 18 78 1 32 12
23 Labuhanbatu Utara 12 100 2 46 17
24 Nias Utara 1 167 7 16 2
25 Nias Barat 0 90 4 3 0
26 Kota Medan 21 879 45 362 48
27 Kota Pematangsiantar 0 409 52 68 3
28 Kota Sibolga 3 48 28 16 4
29 Kota Tanjung Balai 2 47 0 36 3
30 Kota Binjai 10 42 0 41 22
31 Kota Tebing Tinggi 5 52 2 43 9
32 Kota Padangsidempuan 9 40 2 73 14
33 Kota GunungSitoli 2 372 13 28 2
JUMLAH 316 6.849 348 1,807 423
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.9 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang pekerjaannya sebagai imam mesjid ada sebanyak 316 orang, pendeta sebanyak 6.849 orang, pastor ada sebanyak 348 orang, wartawan ada sebanyak 1.807 orang, yang memiliki pekerjaan sebagai ustadz mubaligh sebanyak 423 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
71
Tabel 3.28.10
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA JURU
MASAK PROMOTOR
ACARA ANGGOTA
DPR RI ANGGOTA
DPD ANGGOTA
BPK
(46) (47) (48) (49) (50)
1 Tapanuli Tengah 3 0 0 0 0
2 Tapanuli Utara 0 0 0 0 0
3 Tapanuli Selatan 5 0 1 0 0
4 Nias 3 0 0 0 0
5 Langkat 3 0 1 1 2
6 Karo 4 1 0 1 2
7 Deli Serdang 26 1 0 0 3
8 Simalungun 8 0 1 0 5
9 Asahan 5 1 0 0 1
10 Labuhanbatu 6 0 0 0 0
11 Dairi 1 0 0 0 0
12 Toba Samosir 0 0 0 0 0
13 Mandailing Natal 5 1 0 1 2
14 Nias Selatan 6 0 0 0 0
15 Pakpak Bharat 0 0 0 0 0
16 Humbang Hasundutan 1 0 0 0 0
17 Samosir 1 0 0 0 0
18 Serdang Bedagai 11 0 0 0 0
19 Batu Bara 7 0 0 0 0
20 Padang Lawas Utara 2 1 0 1 1
21 Padang Lawas 8 0 0 2 1
22 Labuhanbatu Selatan 2 1 0 0 3
23 Labuhanbatu Utara 4 0 0 0 0
24 Nias Utara 0 1 0 0 1
25 Nias Barat 1 0 0 0 0
26 Kota Medan 51 4 5 1 2
27 Kota Pematangsiantar 4 0 0 1 0
28 Kota Sibolga 1 1 0 0 0
29 Kota Tanjung Balai 6 0 0 0 0
30 Kota Binjai 15 0 1 0 0
31 Kota Tebing Tinggi 8 1 0 0 0
32 Kota Padangsidempuan 4 0 0 0 0
33 Kota GunungSitoli 8 0 0 0 0
JUMLAH 209 13 9 8 23
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.10 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang bekerja sebagai juru masak sebanyak 209 orang, promotor acara ada sebanyak 13 orang, anggota dpr ri sebanyak 9 orang, anggota dpd ada sebanyak 8 orang dan yang bekerja sebagai anggota bpk ada sebanyak 23 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
72
Tabel 3.28.11
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PRESIDEN WAKIL
PRESIDEN
ANGGOTA MAHKAMAH KONSTITUSI
ANGGOTA KABINET
KEMENTERIAN
DUTA BESAR
(51) (52) (53) (54) (55)
1 Tapanuli Tengah 0 0 0 0 0
2 Tapanuli Utara 0 0 0 0 0
3 Tapanuli Selatan 0 0 0 0 0
4 Nias 0 0 0 0 0
5 Langkat 0 0 0 0 0
6 Karo 0 0 0 0 1
7 Deli Serdang 0 0 0 0 0
8 Simalungun 0 0 0 0 1
9 Asahan 0 0 0 0 0
10 Labuhanbatu 0 0 0 0 0
11 Dairi 0 0 0 0 0
12 Toba Samosir 0 0 0 0 0
13 Mandailing Natal 0 0 0 0 1
14 Nias Selatan 0 0 0 0 1
15 Pakpak Bharat 0 0 0 0 0
16 Humbang Hasundutan 0 0 0 0 0
17 Samosir 0 0 0 0 0
18 Serdang Bedagai 0 0 0 0 0
19 Batu Bara 0 0 0 0 0
20 Padang Lawas Utara 0 0 0 0 0
21 Padang Lawas 0 0 0 0 0
22 Labuhanbatu Selatan 0 0 0 0 0
23 Labuhanbatu Utara 0 0 0 0 0
24 Nias Utara 0 0 0 0 0
25 Nias Barat 0 0 0 0 0
26 Kota Medan 0 0 1 0 2
27 Kota Pematangsiantar 0 0 0 0 0
28 Kota Sibolga 0 0 0 0 0
29 Kota Tanjung Balai 0 0 0 0 0
30 Kota Binjai 0 0 1 0 0
31 Kota Tebing Tinggi 0 0 0 0 0
32 Kota Padangsidempuan 0 0 0 0 1
33 Kota GunungSitoli 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 2 0 7
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.11 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai anggota Mahkamah Konstitusi ada 2 orang dan Duta Besar ada sebanyak 7 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
73
Tabel 3.28.12
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA GUBERNUR WAKIL
GUBERNUR BUPATI
WAKIL BUPATI
WALIKOTA
(56) (57) (58) (59) (60)
1 Tapanuli Tengah 0 0 1 0 0
2 Tapanuli Utara 0 0 1 0 0
3 Tapanuli Selatan 0 0 0 0 0
4 Nias 0 0 1 1 0
5 Langkat 0 0 0 0 0
6 Karo 0 0 1 0 0
7 Deli Serdang 0 0 1 2 0
8 Simalungun 0 0 1 1 0
9 Asahan 1 0 1 1 1
10 Labuhanbatu 0 0 1 1 0
11 Dairi 0 0 1 0 0
12 Toba Samosir 0 0 1 0 0
13 Mandailing Natal 0 0 1 0 2
14 Nias Selatan 0 0 1 2 0
15 Pakpak Bharat 0 0 1 0 0
16 Humbang Hasundutan 0 0 1 1 0
17 Samosir 0 0 0 1 0
18 Serdang Bedagai 0 0 1 1 0
19 Batu Bara 0 0 1 0 0
20 Padang Lawas Utara 0 0 1 0 0
21 Padang Lawas 0 0 1 1 0
22 Labuhanbatu Selatan 0 0 1 0 0
23 Labuhanbatu Utara 0 0 1 2 0
24 Nias Utara 0 0 0 1 0
25 Nias Barat 0 0 1 1 0
26 Kota Medan 2 0 1 1 1
27 Kota Pematangsiantar 0 0 0 0 1
28 Kota Sibolga 0 0 0 0 1
29 Kota Tanjung Balai 0 0 0 0 1
30 Kota Binjai 0 0 0 0 0
31 Kota Tebing Tinggi 0 0 0 0 1
32 Kota Padangsidempuan 0 0 0 1 2
33 Kota GunungSitoli 0 0 1 0 1
JUMLAH 3 0 23 18 11
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.12 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai Gubernur ada 3 orang, Bupati ada sebanyak 23 orang, Wakil Bupati sebanyak 18 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai Walikota ada sebanyak 11 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
74
Tabel 3.28.13
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA WAKIL
WALIKOTA
ANGGOTA DPRD
PROVINSI
ANGGOTA DPRD KABUPATEN
KOTA DOSEN GURU
(61) (62) (63) (64) (65)
1 Tapanuli Tengah 0 0 24 35 1.926
2 Tapanuli Utara 0 2 33 55 1.608
3 Tapanuli Selatan 1 0 15 67 1.161
4 Nias 0 0 10 6 222
5 Langkat 0 2 10 146 4.847
6 Karo 0 1 9 51 1.392
7 Deli Serdang 1 3 22 999 11.420
8 Simalungun 0 2 24 162 5.216
9 Asahan 0 2 34 212 4.492
10 Labuhanbatu 0 0 20 167 2.952
11 Dairi 0 0 17 35 1.455
12 Toba Samosir 0 0 15 42 961
13 Mandailing Natal 0 0 20 61 2.851
14 Nias Selatan 0 1 26 73 1.332
15 Pakpak Bharat 0 0 10 3 109
16 Humbang Hasundutan 0 0 17 26 784
17 Samosir 0 0 17 9 597
18 Serdang Bedagai 0 0 24 60 3.452
19 Batu Bara 0 0 30 39 2.979
20 Padang Lawas Utara 0 0 16 28 1.210
21 Padang Lawas 0 0 13 43 1.252
22 Labuhanbatu Selatan 0 0 17 35 2.035
23 Labuhanbatu Utara 0 2 32 53 2.461
24 Nias Utara 0 0 16 11 240
25 Nias Barat 0 1 13 12 319
26 Kota Medan 0 14 17 3.715 17.193
27 Kota Pematangsiantar 1 0 19 330 3.270
28 Kota Sibolga 1 0 16 34 548
29 Kota Tanjung Balai 1 0 13 31 824
30 Kota Binjai 0 0 14 193 2.120
31 Kota Tebing Tinggi 1 1 13 62 1.408
32 Kota Padangsidempuan 2 0 31 336 1.263
33 Kota GunungSitoli 1 0 23 53 357
JUMLAH 9 31 630 7.184 84.256
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.13 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai Wakil Walikota ada sebanyak 9 orang, Anggota DPRD Provinsi ada 31 orang, Anggota DPRD Kab/Kota ada sebanyak 630 orang, dosen ada sebanyak 7.184 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai guru sebanyak 84.256 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
75
Tabel 3.28.14
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PILOT PENGACARA NOTARIS ARSITEK AKUNTAN
(66) (67) (68) (69) (70)
1 Tapanuli Tengah 0 6 3 3 2
2 Tapanuli Utara 0 18 1 1 4
3 Tapanuli Selatan 0 1 0 0 1
4 Nias 0 3 0 0 0
5 Langkat 0 11 4 2 3
6 Karo 0 17 10 3 4
7 Deli Serdang 4 101 28 28 7
8 Simalungun 0 36 11 4 8
9 Asahan 0 45 15 3 0
10 Labuhanbatu 0 24 17 10 4
11 Dairi 0 7 4 4 2
12 Toba Samosir 1 8 2 0 0
13 Mandailing Natal 0 5 4 3 0
14 Nias Selatan 1 3 3 8 2
15 Pakpak Bharat 0 1 0 0 0
16 Humbang Hasundutan 1 7 3 0 0
17 Samosir 1 4 1 2 0
18 Serdang Bedagai 0 10 4 6 3
19 Batu Bara 0 9 2 3 1
20 Padang Lawas Utara 1 5 2 2 0
21 Padang Lawas 0 7 1 1 1
22 Labuhanbatu Selatan 0 4 5 1 1
23 Labuhanbatu Utara 0 16 2 3 2
24 Nias Utara 0 7 0 0 1
25 Nias Barat 0 1 0 0 0
26 Kota Medan 5 410 244 68 47
27 Kota Pematangsiantar 0 32 19 2 4
28 Kota Sibolga 0 5 4 4 0
29 Kota Tanjung Balai 0 3 6 1 1
30 Kota Binjai 0 29 10 5 8
31 Kota Tebing Tinggi 0 15 11 1 2
32 Kota Padangsidempuan 0 26 8 1 3
33 Kota GunungSitoli 0 6 4 1 0
JUMLAH 14 882 428 170 111
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.14 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara Tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai pilot ada sebanyak 14 orang, pengacara ada 882 orang, notaris ada sebanyak 428 orang, arsitek ada sebanyak 170 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai akuntan sebanyak 111 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
76
Tabel 3.28.15
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA KONSULTAN DOKTER BIDAN PERAWAT APOTEKER
(71) (72) (73) (74) (75)
1 Tapanuli Tengah 5 51 385 184 3
2 Tapanuli Utara 6 54 474 184 4
3 Tapanuli Selatan 6 19 405 136 2
4 Nias 0 3 43 43 1
5 Langkat 7 140 821 612 3
6 Karo 9 77 327 97 6
7 Deli Serdang 46 470 1.242 1.384 65
8 Simalungun 18 139 1,103 737 37
9 Asahan 12 170 847 596 21
10 Labuhanbatu 11 184 711 490 16
11 Dairi 8 32 262 178 6
12 Toba Samosir 2 45 280 137 5
13 Mandailing Natal 7 70 707 249 13
14 Nias Selatan 6 46 356 390 2
15 Pakpak Bharat 2 14 66 24 1
16 Humbang Hasundutan 2 22 173 48 3
17 Samosir 1 22 178 63 2
18 Serdang Bedagai 4 52 721 373 8
19 Batu Bara 13 61 509 277 10
20 Padang Lawas Utara 8 28 444 112 8
21 Padang Lawas 3 40 525 142 10
22 Labuhanbatu Selatan 4 124 476 241 9
23 Labuhanbatu Utara 9 88 659 525 14
24 Nias Utara 4 6 53 44 0
25 Nias Barat 0 4 84 84 2
26 Kota Medan 155 4.934 1.162 2.385 152
27 Kota Pematangsiantar 13 224 312 437 18
28 Kota Sibolga 2 37 113 69 2
29 Kota Tanjung Balai 4 32 123 176 7
30 Kota Binjai 17 181 250 247 13
31 Kota Tebing Tinggi 12 79 200 180 14
32 Kota Padangsidempuan 19 101 353 95 3
33 Kota GunungSitoli 11 43 152 101 3
JUMLAH 426 7.592 14.516 11,040 463
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.15 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara Tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai konsultan ada 426 orang, dokter ada sebanyak 7.592 orang, bidan ada sebanyak 14.516 orang, perawat sebanyak 11.040 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai apoteker ada sebanyak 463 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
77
Tabel 3.28.16
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PSIKIATER PSIKOLOG
PENYIAR TELEVISI
PENYIAR RADIO
PELAUT PENELITI
(76) (77) (78) (79) (80)
1 Tapanuli Tengah 0 0 3 111 2
2 Tapanuli Utara 1 0 1 21 5
3 Tapanuli Selatan 0 0 3 13 3
4 Nias 0 0 0 5 2
5 Langkat 0 0 1 74 10
6 Karo 0 0 1 28 16
7 Deli Serdang 3 4 4 123 24
8 Simalungun 0 0 8 95 49
9 Asahan 0 0 3 136 37
10 Labuhanbatu 5 1 4 22 6
11 Dairi 0 0 5 11 11
12 Toba Samosir 0 0 0 6 6
13 Mandailing Natal 0 0 0 9 17
14 Nias Selatan 0 0 0 52 5
15 Pakpak Bharat 0 0 0 0 1
16 Humbang Hasundutan 2 0 1 1 2
17 Samosir 0 0 0 2 0
18 Serdang Bedagai 0 1 0 34 8
19 Batu Bara 1 2 2 34 8
20 Padang Lawas Utara 0 0 0 5 6
21 Padang Lawas 1 1 0 5 5
22 Labuhanbatu Selatan 0 1 0 4 2
23 Labuhanbatu Utara 0 0 2 33 10
24 Nias Utara 0 0 0 29 6
25 Nias Barat 0 0 0 1 2
26 Kota Medan 17 2 13 564 29
27 Kota Pematangsiantar 0 1 2 28 9
28 Kota Sibolga 0 0 2 50 1
29 Kota Tanjung Balai 0 0 1 247 3
30 Kota Binjai 1 1 1 31 8
31 Kota Tebing Tinggi 2 0 2 11 7
32 Kota Padangsidempuan 0 0 0 6 4
33 Kota GunungSitoli 0 0 7 27 2
JUMLAH 33 14 66 1.818 306
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.16 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara Tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai psikiater psikolog ada 33 orang, penyiar televisi ada sebanyak 14 orang, penyiar radio sebanyak 66 orang, pelaut ada sebanyak 1.818 orang, dan yang memiliki pekerjaan sebagai peneliti ada sebanyak 306 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
78
Tabel 3.28.17
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA SOPIR PIALANG PARANORMAL PEDAGANG
(81) (82) (83) (84)
1 Tapanuli Tengah 1.890 1 4 1.956
2 Tapanuli Utara 582 0 1 212
3 Tapanuli Selatan 721 0 2 584
4 Nias 73 0 0 72
5 Langkat 1.659 3 1 1.112
6 Karo 722 2 1 972
7 Deli Serdang 6.525 13 16 6.824
8 Simalungun 3.108 11 13 1.646
9 Asahan 1.134 10 10 1.047
10 Labuhanbatu 918 1 6 2.260
11 Dairi 1.028 3 1 862
12 Toba Samosir 192 0 0 293
13 Mandailing Natal 769 2 0 1.123
14 Nias Selatan 195 2 6 198
15 Pakpak Bharat 98 0 0 96
16 Humbang Hasundutan 162 0 0 86
17 Samosir 102 1 1 386
18 Serdang Bedagai 1.802 5 6 929
19 Batu Bara 1.121 2 3 1.769
20 Padang Lawas Utara 296 0 2 483
21 Padang Lawas 397 3 1 491
22 Labuhanbatu Selatan 665 1 3 716
23 Labuhanbatu Utara 628 2 5 762
24 Nias Utara 32 0 4 63
25 Nias Barat 27 0 0 22
26 Kota Medan 4.023 4 12 12.149
27 Kota Pematangsiantar 849 3 0 1.640
28 Kota Sibolga 291 1 0 1.045
29 Kota Tanjung Balai 297 2 2 1.179
30 Kota Binjai 905 2 3 958
31 Kota Tebing Tinggi 1.009 6 1 2.351
32 Kota Padangsidempuan 1.160 1 1 1.312
33 Kota GunungSitoli 226 0 1 188
JUMLAH 33.606 81 106 45.786
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.17 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara Tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai sopir ada sebanyak 33.606 orang, pialang ada sebanyak 81 orang, paranormal sebanyak 106 orang dan yang pekerjaannya sebagai pedagang ada sebanyak 45.786 orang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
79
Tabel 3.28.18
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA PERANGKAT
DESA KEPALA DESA BIARAWATI WIRASWASTA LAINNYA
(85) (86) (87) (88) (89)
1 Tapanuli Tengah 115 104 91 30.593 4
2 Tapanuli Utara 64 105 17 32.259 9
3 Tapanuli Selatan 115 98 1 21.323 5
4 Nias 169 28 12 4.102 3
5 Langkat 89 32 1 184.617 267
6 Karo 38 58 69 66.565 10
7 Deli Serdang 556 123 93 236.466 924
8 Simalungun 394 164 137 137.295 111
9 Asahan 375 93 14 146.630 41
10 Labuhanbatu 56 11 5 58.971 18
11 Dairi 138 71 12 21.057 13
12 Toba Samosir 26 28 36 34.369 59
13 Mandailing Natal 72 93 0 50.526 9
14 Nias Selatan 125 88 75 9.191 9
15 Pakpak Bharat 77 35 0 5.319 6
16 Humbang Hasundutan 39 54 33 18.454 9
17 Samosir 110 54 30 19.594 3
18 Serdang Bedagai 347 65 3 86.227 27
19 Batu Bara 291 75 11 60.807 9
20 Padang Lawas Utara 104 100 0 18.218 11
21 Padang Lawas 94 96 3 20.737 19
22 Labuhanbatu Selatan 43 17 0 18.274 2
23 Labuhanbatu Utara 54 28 8 37.448 25
24 Nias Utara 71 12 16 5.850 1
25 Nias Barat 43 53 6 3.825 9
26 Kota Medan 59 12 258 481.524 24.561
27 Kota Pematangsiantar 5 2 506 62.474 25
28 Kota Sibolga 7 0 34 8.598 23
29 Kota Tanjung Balai 12 1 5 27.413 6
30 Kota Binjai 11 0 3 55.017 16
31 Kota Tebing Tinggi 8 2 1 25.758 31
32 Kota Padangsidempuan 30 18 8 40.376 17
33 Kota GunungSitoli 42 14 69 9.272 7
JUMLAH 3.779 1.734 1.557 2.039.149 26.289
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Dari Tabel 3.28.18 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara Tahun 2018 yang memiliki pekerjaan sebagai Perangkat Daerah ada sebanyak 3.779 orang, Kepala Desa ada sebanyak 1.734 orang, Biarawati ada sebanyak 1.557 orang dan Wiraswasta ada sebanyak 2.039.149 orang, dan pekerjaan lainnya ada sebanyak 26.289 orang.
Berdasarkan tabel-tabel tersebut terlihat bahwa penduduk Provinsi Sumatera Utara mempunyai pekerjaan yang beragam. Akan tetapi pekerjaan penduduk Provinsi Sumatera Utara paling banyak adalah wiraswasta. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan di Provinsi Sumatera Utara sangat dimungkinkan dibuka oleh swasta.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
80
Provinsi Sumatera Utara merupakan kawasan pertanian dan perkebunan ditambah dengan banyaknya penduduk yang mempunyai usaha sendiri, juga mendorong penduduk lainnya bekerja sebagai petani dan pekebun, penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani dan pekebun ini menjadi pekerjaan yang hanya dilakukan oleh penduduk Provinsi Sumatera Utara setelah wiraswasta. Tingginya jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani dan pekebun menunjukkan luasnya lahan pertanian dan perkebunan di Provinsi Sumatera Utara, Sementara itu penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai buruh terbagi dalam beberapa kategori, pertama buruh yang bergerak di sektor pertanian atau sering disebut sebagai buruh tani, kedua buruh yang bergerak di sektor bangunan yaitu pekerja bangunan dan buruh serabutan yang bekerja tergantung kepada ada tidaknya pekerjaan yang memerlukan tenaganya.
Pekerjaan lainnya yang cukup menarik di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai PNS/TNI/POLRI, secara jumlah memang tidak terlalu besar tetapi jika dibandingkan dengan daerah lainnya jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI cukup besar. Tingginya penduduk Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI dikarenakan lapangan pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI merupakan pekerjaan yang cukup menarik perhatian masyarakat Sumatera Utara.
Selanjutnya penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai pekerjaan lainnya merupakan penduduk yang saat ini tidak bekerja atau bekerja serabutan. Penduduk yang baru berhenti bekerja, sedang mencari pekerjaan baru, sebagai pekerja lainnya. Penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan tetap mencantumkan status pekerjaannya.
Tabel 3.29
Proporsi Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2018
UMUR LAKI - LAKI
% PEREMPUAN % JUMLAH %
15-19 9.698 0,20 7.736 0,16 17.434 0,36
20-24 105.577 2,16 55.036 1,13 160.613 3,29
25-29 358.974 7,35 165.907 3,40 524.881 10,75
30-34 534.072 10,94 229.875 4,71 763.947 15,64
35-39 577.761 11,83 225.218 4,61 802.979 16,44
40-44 484.227 9,92 185.588 3,80 669.815 13,72
45-49 441.754 9,05 171.935 3,52 613.689 12,57
50-54 372.032 7,62 160.547 3,29 532.579 10,91
55-59 308.780 6,32 142.446 2,92 451.226 9,24
60-64 235.327 4,82 111.021 2,27 346.348 7,09
TOTAL 3.428.202 70,20 1.455.309 29,80 4.883.511 100,00
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Lebih lanjut, berikut cara perhitungan tabel proporsi tenaga kerja sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
81
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa proporsi tenaga kerja Provinsi Sumatera Utara mencapai angka 33% . Jika dilihat perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan, maka dapat diketahui bahwa penduduk usia kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk Usia kerja perempuan, yakni 3.428.202 orang berbanding 1.455.309 orang.
b. Proporsi Penduduk Angkatan Kerja
Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang aktif secara ekonomi (terkecuali ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa dan pensiunan) angkatan kerja dibagi menjadi 2 (dua) yaitu penduduk bekerja (employed) dan mencari kerja/menganggur (unemployed). Tabel berikut ini memperlihatkan penduduk Provinsi Sumatera Utara berdasarkan angkatan kerja.
Tabel 3.30 Proporsi Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2018
UMUR LAKI - LAKI % PEREMPUAN % JUMLAH %
15-19 731.892 13,70 695.958 13,03 1.427.850 26,73
20-24 563.724 10,55 586.067 10,97 1.149.791 21,52
25-29 267.901 5,02 436.156 8,16 704.057 13,18
30-34 79.561 1,49 366.517 6,86 446.078 8,35
35-39 25.554 0,48 367.034 6,87 392.588 7,35
40-44 9.008 0,17 311.443 5,83 320.451 6,00
45-49 4.442 0,08 288.671 5,40 293.113 5,49
50-54 2.706 0,05 240.970 4,51 243.676 4,56
55-59 4.419 0,08 196.944 3,69 201.363 3,77
60-64 11.992 0,22 150.968 2,83 162.960 3,05
TOTAL 1.701.199 31,85 3.640.728 68,15 5.341.927 100,00
Sumber Data : DKB Semester II Tahun 2018 Ditjen DUKCAPIL Kemendagri
Penduduk tidak bekerja adalah angkatan kerja yang mencari kerja/menganggur. Tabel 3.30 di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk tidak bekerja di Sumatera Utara adalah sejumlah 1.142.803 orang atau 11,06% dari total angkatan kerja di Sumatera Utara.
Proporsi Tenaga Kerja (Man Power) = 4.883.511
X 100 = 33% 14.874.889
Proporsi Tenaga Kerja (Man Power) =
X 100%
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
82
3.2.3. Indikator Pendidikan
3.2.3.1 Jumlah Siswa Putus Sekolah SMA/SMK/MA
Angka Putus Sekolah dapat di defenisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid putus sekolah dengan total jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu, yang dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi angka persentase putus sekolah berarti semakin banyak siswa yang putus sekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada suatu wilayah. Tabel 3.31 menunjukkan bahwa terdapat 667.420 jumlah siswa pada jenjang SMA/SMK/MA di Sumatera Utara tahun 2018, dengan jumlah siswa putus sekolah 4.870 siswa. Dengan demikian Angka Siswa Putus Sekolah Provinsi Sumatera Utara, adalah 0,73 %.
TABEL 3.31 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
No Nama Kab/Kota Jumlah Siswa pada Jenjang
SMA/SMK/MA
Jumlah Siswa Putus Sekolah pada Jenjang
SMA/SMK/MA
%
1 2 3 4 5(4/3x100%)
1 Kab. Tapanuli Tengah 14.874 104 0,70
2 Kab. Tapanuli Utara 19.429 100 0,51
3 Kab. Tapanuli Selatan 8.679 63 0,72
4 Kab. Nias 6.822 38 0,55
5 Kab. Langkat 38.143 306 0,80
6 Kab. Karo 16.670 101 0,60
7 Kab. Deli Serdang 74.315 772 1,03
8 Kab. Simalungun 31.707 308 0.97
9 Kab. Asahan 26.911 219 0,81
10 Kab. Labuhanbatu 21.491 109 0,50
11 Kab. Dairi 16.388 101 0,61
12 Kab. Toba Samosir 13.493 141 1,04
13 Kab. Mandailing Natal 13.592 107 0,78
14 Kab. Nias Selatan 20.441 389 1,90
15 Kab. Pakpak Bharat 2.746 11 0,40
16 Kab. Humbang Hasudutan 12.895 39 0,30
17 Kab. Samosir 7.934 13 0,16
18 Kab. Serdang Bedagai 23.604 293 1,24
19 Kab. Batubara 14.746 161 1,09
20 Kab. Padang Lawas utara 5.640 29 0,51
21 Kab. Padang Lawas 7.305 35 0,47
22 Kab. Labuhanbatu Selatan 10.226 14 0,13
23 Kab. Labuhanbatu Utara 13.740 176 1,28
24 Kab. Nias Utara 7.998 44 0,55
25 Kab. Nias Barat 5.718 29 0,50
26 Kota Medan 132.060 649 0,49
27 Kota Pematangsiantar 27.583 90 0,32
28 Kota Sibolga 7.665 33 0,43
29 Kota Tanjung Balai 9.175 28 0,30
30 Kota Binjai 19.476 146 0,74
31 Kota Tebing Tinggi 12.282 70 0,56
32 Kota Padangsidempuan 14.205 111 0,78
33 Kota Gunungsitoli 9.467 41 0,43
Sumatera Utara 667.420 4.870 0,73
Sumber: Database Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
83
3.2.3.2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C
Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
APK digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah.
Nilai APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. APK SMA/SMK/MA/Paket C berdasarkan jumlah penduduk menurut umur 16-18 tahun dapat dlihat pada Tabel 3.32 di bawah ini.
Tabel 3.32 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C Berdasarkan Jumlah Penduduk
Menurut Umur 16-18 Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
No Wilayah P 16-18 SMA SLB MA SMK Paket C Ulya Jumlah APK
Sumatera Utara 800.900 368.508 320 86.103 302.544 20.303 188 777.966 97,14
Sumber: Database Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
84
Berdasarkan Tabel 3.32 diketahui bahwa APK Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 adalah 97,14%. Hal ini berarti bahwa terdapat 97,14% penduduk yang berusia 16-18 tahun di Sumatera Utara bersekolah Di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C. Angka APK ini bervariasi di tingkat kabupaten/kota. Beberapa daerah memiliki APK di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C yang lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Utara, terutama di Kabupaten Labuhanbatu, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematangsiantar, dan Kota Binjai. Beberapa daerah masih memiliki APK di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C lebih rendah dari Provinsi terutama di Kabupaten Nias Barat, Labuhanbatu Selatan dan Tapanuli Selatan.
3.2.3.3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C
Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari partisipasi penduduk menurut partisipasi sekolah. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Kriterianya adalah semakin tinggi persentase APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah sesuai usia resmi di jenjang pendidikan tertentu. Nilai ideal APM adalah 100%. APM SMA/SMK/MA/Paket C berdasarkan jumlah penduduk menurut umur 16-18 tahun dapat dlihat pada Tabel 3.32 di bawah ini.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
85
TABEL 3.33 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/PAKET C Berdasarkan Jumlah
Penduduk Menurut Umur 16-18 Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
No
Wilayah P 16-18 SMA SLB MA SMK Paket C Ulya Jumlah APM
Sumatera Utara 800.900 267.219 0 70.467 228.380 4.016 72 570.154 71,19
Sumber: Database Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 3.32 diketahui bahwa APM Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 adalah 71.19 %. Hal ini berarti bahwa terdapat 71.19% penduduk yang berusia 16-18 tahun di Sumatera Utara bersekolah Di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C. Angka APM ini bervariasi di tingkat kabupaten/kota. Beberapa daerah memiliki APM di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C yang lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Utara, terutama di Kabupaten Dairi, Labuhanbatu, Kota Tanjung Balai, dan Kota Padangsidempuan. Beberapa daerah masih memiliki APM di jenjang SMA/SMK/MA/PAKET C lebih rendah dari Provinsi terutama di Kabupaten Batubara, Labuhanbatu Selatan, Padang Lawas Utara, Nias Utara, Simalungun dan Tapanuli Selatan.
3.3. Mobilitas Penduduk (Migrasi)
Migrasi penduduk atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah administratif ke wilayah administratif lainnya. Migrasi penduduk dapat merefleksikan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Migrasi penduduk ini dapat berupa migrasì masuk ke daerah tertentu atau migrasi ke luar dari satu daerah ke daerah lainnya.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
86
3.3.1. Migrasi Masuk
Berikut tabel Mutasi masuk Antar Kabupaten/Kota yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.34.
Mutasi Masuk (Datang) Antar Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
No NAMA KABUPATEN/KOTA LAKI – LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 2 3 4 5
1 Tapanuli Tengah 1.526 1.782 3.308
2 Tapanuli Utara 932 1.250 2.182
3 Tapanuli Selatan 1.370 1.708 3.078
4 Nias 504 709 1.213
5 Langkat 3.085 3.353 6.438
6 Karo 1.614 1.775 3.389
7 Deli Serdang 6.289 7.161 13.450
8 Simalungun 4.634 5.166 9.800
9 Asahan 3.187 3.487 6.674
10 Labuhanbatu 2.097 2.366 4.463
11 Dairi 1.275 1.621 2.896
12 Toba Samosir 817 1.061 1.878
13 Mandailing Natal 1.051 1.202 2.253
14 Nias Selatan 1.190 1.375 2.565
15 Pakpak Bharat 259 315 574
16 Humbang Hasundutan 636 912 1.548
17 Samosir 573 707 1.280
18 Serdang Bedagai 3.200 3.642 6.842
19 Batu Bara 1.891 2.087 3.978
20 Padang Lawas Utara 1.573 1.991 3.564
21 Padang Lawas 560 699 1.259
22 Labuhanbatu Selatan 1.962 2.148 4.110
23 Labuhanbatu Utara 2.233 2.404 4.637
24 Nias Utara 430 577 1.007
25 Nias Barat 236 391 627
26 Kota Medan 8.806 9.201 18.007
27 Kota Pematangsiantar 1.717 1.918 3.635
28 Kota Sibolga 736 802 1.538
29 Kota Tanjung Balai 852 1.070 1.922
30 Kota Binjai 1.496 1.667 3.163
31 Kota Tebing Tinggi 874 999 1.873
32 Kota Padangsidempuan 1.146 1.456 2.602
33 Kota GunungSitoli 474 636 1.110
TOTAL 59.225 67.638 126.863
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Migrasi masuk yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara antar kabupaten/kota dalam tahun 2018 berjumlah 126.863 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahun 2018 ada 126.863 jiwa penduduk yang masuk ke kabupaten/kota. Sementara kabupaten/kota yang mengalami migrasi masuk tinggi berada di daerah Kota Medan sebanyak 18.007 dan Kabupaten Deli Serdang Sebanyak 13.450 pendatang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
87
Tabel 3.35 Migrasi Masuk (Datang) Antar Provinsi
Tahun 2018
No NAMA KABUPATEN/KOTA LAKI – LAKI PEREMPUA
N TOTAL
1 2 3 4 5
1 Tapanuli Tengah 2.941 2.750 5.691
2 Tapanuli Utara 1.867 1.751 3.618
3 Tapanuli Selatan 2.290 2.250 4.540
4 Nias 1.117 1.030 2.147
5 Langkat 1.902 1.738 3.640
6 Karo 3.001 2.800 5.801
7 Deli Serdang 2.866 2.780 5.646
8 Simalungun 1.802 1.632 3.434
9 Asahan 901 779 1.680
10 Labuhanbatu 687 698 1.385
11 Dairi 307 283 590
12 Toba Samosir 644 582 1.226
13 Mandailing Natal 234 206 440
14 Nias Selatan 157 143 300
15 Pakpak Bharat 349 363 712
16 Humbang Hasundutan 1.120 1.118 2.238
17 Samosir 228 213 441
18 Serdang Bedagai 102 80 182
19 Batu Bara 18 19 37
20 Padang Lawas Utara 30 25 55
21 Padang Lawas 40 41 81
22 Labuhanbatu Selatan 38 24 62
23 Labuhanbatu Utara 23 16 39
24 Nias Utara 51 37 88
25 Nias Barat 30 32 62
26 Kota Medan 6.689 6.535 13.224
27 Kota Pematangsiantar 1.989 1.791 3.780
28 Kota Sibolga 934 860 1.794
29 Kota Tanjung Balai 835 775 1.610
30 Kota Binjai 1.685 1.659 3.344
31 Kota Tebing Tinggi 482 398 880
32 Kota Padangsidimpuan 136 122 258
33 Kota GunungSitoli 146 131 277
TOTAL 35.641 33.661 69.302
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Migrasi masuk yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara antar provinsi dalam tahun 2018 berjumlah 69.302 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahun 2018 ada 69.302 jiwa penduduk yang masuk ke Provinsi Sumatera Utara dari luar daerah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi yang menarik bagi para pendatang. Sementara kabupaten/kota yang mengalami migrasi masuk tinggi berada di Kota Medan sebanyak 13.224 pendatang dan Kabupaten Karo Sebanyak 5.801 pendatang.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
88
3.3.2. Migrasi Keluar
Tabel 3.36
Mutasi Keluar (Pindah) Antar Kabupaten/Kota se Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
NO NAMA KABUPATEN/KOTA LAKI – LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 2 3 4 5
1 Tapanuli Tengah 1.526 1.784 3.310
2 Tapanuli Utara 927 1.248 2.175
3 Tapanuli Selatan 1.373 1.710 3.083
4 Nias 503 707 1.210
5 Langkat 3.089 3.354 6.443
6 Karo 1.608 1.769 3.377
7 Deli Serdang 6.299 7.172 13.471
8 Simalungun 4.646 5.182 9.828
9 Asahan 3.193 3.494 6.687
10 Labuhanbatu 2.097 2.366 4.463
11 Dairi 1.273 1.619 2.892
12 Toba Samosir 818 1.063 1.881
13 Mandailing Natal 1.044 1.197 2.241
14 Nias Selatan 1.191 1.378 2.569
15 Pakpak Bharat 256 313 569
16 Humbang Hasundutan 634 913 1.547
17 Samosir 572 705 1.277
18 Serdang Bedagai 3.200 3.643 6.843
19 Batu Bara 1.895 2.091 3.986
20 Padang Lawas Utara 1.573 1.991 3.564
21 Padang Lawas 560 699 1.259
22 Labuhanbatu Selatan 1.962 2.149 4.111
23 Labuhanbatu Utara 2.244 2.413 4.657
24 Nias Utara 430 578 1.008
25 Nias Barat 236 392 628
26 Kota Medan 8.821 9.218 18.039
27 Kota Pematangsiantar 1.716 1.916 3.632
28 Kota Sibolga 734 800 1.534
29 Kota Tanjung Balai 852 1.070 1.922
30 Kota Binjai 1.494 1.666 3.160
31 Kota Tebing Tinggi 874 999 1.873
32 Kota Padangsidempuan 1.148 1.458 2.606
33 Kota GunungSitoli 474 635 1.109
TOTAL 59.262 67.692 126.954
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Selama tahun 2018 ada 126.954 penduduk Provinsi Sumatera Utara yang meninggalkan kabupaten/kota dan berpindah ke kabupaten/kota lain. Sementara ditinjau dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi keluar antar kabupaten/kota adalah kota Medan Sebanyak 18.038 Jiwa dan Deli serdang sebanyak 13.471 Jiwa.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
89
Tabel 3.37 Mutasi Keluar antar Provinsi
Tahun 2018
No NAMA
KABUPATEN/KOTA LAKI - LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 2 3 4 5
1 Tapanuli Tengah 1.607 1.532 3.139
2 Tapanuli Utara 1.771 1.625 3.396
3 Tapanuli Selatan 1.586 1.657 3.243
4 Nias 425 399 824
5 Langkat 3.974 3.680 7.654
6 Karo 1.271 1.208 2.479
7 Deli Serdang 4.443 4.233 8.676
8 Simalungun 4.592 4.256 8.848
9 Asahan 3.193 3.034 6.227
10 Labuhanbatu 1.913 1.757 3.670
11 Dairi 1.507 1.356 2.863
12 Toba Samosir 1.192 1.105 2.297
13 Mandailing Natal 2.079 2.158 4.237
14 Nias Selatan 2.910 2.563 5.473
15 Pakpak Bharat 202 181 383
16 Humbang Hasundutan 1.252 1.184 2.436
17 Samosir 962 859 1.821
18 Serdang Bedagai 2.395 2.156 4.551
19 Batu Bara 1.652 1.555 3.207
20 Padang Lawas Utara 1.366 1.285 2.651
21 Padang Lawas 728 697 1.425
22 Labuhanbatu Selatan 2.057 1.919 3.976
23 Labuhanbatu Utara 2.279 2.071 4.350
24 Nias Utara 746 620 1.366
25 Nias Barat 1.181 1.094 2.275
26 Kota Medan 6.668 6.801 13.469
27 Kota Pematangsiantar 1.164 1.158 2.322
28 Kota Sibolga 372 367 739
29 Kota Tanjung Balai 401 375 776
30 Kota Binjai 1.038 988 2.026
31 Kota Tebing Tinggi 580 547 1.127
32 Kota Padangsidempuan 907 943 1.850
33 Kota GunungSitoli 449 396 845
TOTAL 58.862 55.759 114.621
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Selama tahun 2018 ada 114.621 penduduk Provinsi Sumatera Utara yang meninggalkan Provinsi Sumatera Utara dan menetap di provinsi lain. Sementara ditinjau dari kota/kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara yang tertinggi keluar antar provinsi adalah kota Medan Sebanyak 513,469 Jiwa.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
90
BAB IV DOKUMEN KEPENDUDUKAN
Dokumen kependudukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia. Dokumen tersebut selain sebagai bukti status legal seseorang, juga berfungsi sebagai alat untuk memperoleh pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, perbankan, pertanahan, program bantuan pemerintah dan lain-lain. Bagi pemerintah, penerbitan dokumen kependudukan merupakan kewajiban negara untuk memberikan status sipil sekaligus legitimasi hukum bagi warganya. Melalui penertiban adminstrasi kependudukan dengan penerbitan dokumen kependudukan yang benar, akan menyempurnakan data kependudukan yang akan menjadi data dasar bagi perencanaan pembangunan.
Dewasa ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota sebagai Instansi Pelaksana yang diamanatkan Undang-Undang Administrasi Kependudukan, tengah berupaya maksimal untuk melaksanakan fungsi stelsel aktif petugas dalam melayani masyarakat sebagai warga negara untuk memiliki dokumen kependudukan. Adapun dokumen kependudukan yang diterbitkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku adalah: Biodata Penduduk, Kartu Keluarga, KTP-el, Surat Keterangan Pindah/Datang bagi penduduk yang pindah domisili dan Akta-akta pencatatan sipil (Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, dll).
4.1 Kepemilikan Kartu keluarga
Kartu Keluarga merupakan salah satu dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh setiap keluarga, Kartu Keluarga (KK) merupakan kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah/keluarga tersebut. Setiap Kartu Keluarga diberi Nomor Kartu Keluarga, Nomor Kartu Keluarga dimaksud diterbitkan melalui SIAK yang terdiri atas komposisi: 6 digit awal merupakan kode wilayah domisili, 6 digit berikutnya tanggal pembuatan KK, dan 4 digit terakhir adalah nomor penerbitan di hari yang sama. Sebagai contoh Nomor KK : 1208172509120005, ini berarti:
120817: Provinsi Sumatera Utara, Kab. Simalungun, Kecamatan Dolok Batu Nanggar;
250912: Tanggal 25 Bulan September Tahun 2012;
0005 : Urutan yang terbentuk otomatis oleh sistem (urutan ke-5).
Tabel 4.1. memperlihatkan kepemilikan kartu keluarga oleh keluarga sebagai berikut:
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
91
Tabel 4. 1
Jumlah keluarga yang sudah terdaftar (Pemilik Kartu Keluarga)
Tahun 2018
NO KABUPATEN/KOTA
KEPALA KELUARGA JUMLAH KEPALA
KELUARGA LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 Tapanuli Tengah 68.829 15.147 83.976
2 Tapanuli Utara 61.725 16.724 78.449
3 Tapanuli Selatan 61.114 13.937 75.051
4 Nias 25.525 5.500 31.025
5 Langkat 274.193 51.426 325.619
6 Karo 95.399 25.567 120.966
7 Deli Serdang 430.585 68.012 498.597
8 Simalungun 233.140 46.968 280.108
9 Asahan 182.860 28.143 211.003
10 Labuhanbatu 113.942 17.767 131.709
11 Dairi 60.779 15.735 76.514
12 Toba Samosir 42.370 10.727 53.097
13 Mandailing Natal 96.650 21.736 118.386
14 Nias Selatan 64.462 9.776 74.238
15 Pakpak Bharat 10.366 2.296 12.662
16 Humbang Hasundutan 38.213 9.883 48.096
17 Samosir 27.159 8.630 35.789
18 Serdang Bedagai 158.541 24.416 182.957
19 Batu Bara 92.242 19.074 111.316
20 Padang Lawas Utara 59.348 11.054 70.402
21 Padang Lawas 52.561 7.818 60.379
22 Labuhanbatu Selatan 71.737 7.253 78.990
23 Labuhanbatu Utara 84.988 11.166 96.154
24 Nias Utara 26.856 4.652 31.508
25 Nias Barat 16.377 3.679 20.056
26 Kota Medan 544.183 112.365 656.548
27 Kota Pematangsiantar 61.591 15.859 77.450
28 Kota Sibolga 19.779 5.002 24.781
29 Kota Tanjung Balai 36.913 8.983 45.896
30 Kota Binjai 68.613 14.624 83.237
31 Kota Tebing Tinggi 39.682 9.941 49.623
32 Kota Padangsidempuan 47.738 9.805 57.543
33 Kota GunungSitoli 26.254 6.916 33.170
SUMATERA UTARA 3.294.714 640.581 3.935.295
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah kepala keluarga di Provinsi Sumatera Utara yang telah memiliki Kartu Keluarga pada tahun 2018 sebanyak 3.935.295 keluarga. Jumlah kepemilikan Kartu Keluarga ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017 yang berjumlah 3.894.854 kepala keluarga. Meningkatnya jumlah kepala keluarga yang mempunyai Kartu Keluarga di Provinsi Sumatera Utara dikarenakan:
1. Meningkatnya kesadaran penduduk untuk memiliki Kartu Keluarga sebagai bukti legalitas keluarga.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
92
2. Keberhasilan pemerintah untuk mensosialisasikan dan mendorong penduduk untuk memiliki Kartu Keluarga.
Sementara dilihat dari jenis kelamin, kepala keluarga yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 3.294.714 angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu 3.262.433. kepala keluarga. Sementara Kepala Keluarga yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 640.581. Jumlah kepala keluarga berjenis kelamin perempuan mengalami kenaikan dari tahun 2017 yaitu 632.421 kepala keluarga.
4.2. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el)
Setelah diberlakukannya Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2013 tentang perubahan masa berlaku Kartu Tanda Penduduk (KTP), maka terhitung sejak tanggal 1 Januari 2015 KTP yang berlaku adalah KTP elektronik (KTP-el) yang berarti KTP Konvensional sudah tidak berlaku lagi. Program KTP- el dimulai tahun 2011 melalui perekaman data diri penduduk beserta biometriknya meliputi sidik jari dan iris mata, sehinggga dapat dipastikan ketunggalannya. KTP-el yang sangat erat kaitannya dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau nomor KTP yang akan mengantarkan masyarakat untuk memiliki identitas tunggal. Semboyan yang diusung sejak awal program KTP-el adalah 1 (satu) KTP, 1 (satu) Identitas, di dunia internasional dikenal dengan istilah Single Identity Number (SIN).
Pelayanan kepada masyarakat akan semakin efektif dan efisiennya jika seluruh penduduk memiliki KTP-el dan seluruh pelayanan publik mewajibkan NIK KTP–el sebagai Identitas Tunggal Pelayanan sebagaimana yang telah dilakukan lebih dari 75 Kementerian dan Lembaga di Indonesia diantaranya adalah KPU, KPK, Perbankan, Perpajakan, Jaminan Sosial (BPJS) baik kesehatan maupun Ketenagakerjaan. Kedepannya data kependudukan dapat menjadi Backbone Data Nasional yang terintegrasi melalui NIK. Berikut data perekaman tiap kabupaten/kota.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
93
Tabel 4. 2 Perekaman & Kepemilikan KTP-el Kabupaten/Kota Se Sumatera Utara
Tahun 2018
No Kab/Kota3 Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk Wajib KTP
Perekaman Kepemilikan KTP-El
Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8=7/4x100
1 Tapanuli Tengah 362.001 248.290 205.081 82,60 201.191 81,03
2 Tapanuli Utara 315.947 211.776 189.103 89,29 183.009 86,42
3 Tapanuli Selatan 310.274 208.839 183.733 87,98 177.460 84,97
22 Labuhanbatu Selatan 321.374 216.065 181.576 84,04 169.931 78,65
23 Labuhanbatu Utara 391.729 267.027 215.068 80,54 203.435 76,19
24 Nias Utara 150.387 100.631 76.236 75,76 69.763 69,33
25 Nias Barat 95.330 62.487 48.365 77,40 44.092 70,56
26 Kota Medan 2.502.092 1.845.997 1.647.155 89,23 1.535.507 83,18
27 Kota Pematangsiantar 284.628 212.114 185.141 87,28 181.898 85,75
28 Kota Sibolga 94.376 65.091 61.328 94,22 60.158 92,42
29 Kota Tanjung Balai 174.829 118.617 112.487 94,83 108.160 91,18
30 Kota Binjai 282.597 205.802 198.756 96,58 190.342 92,49
31 Kota Tebing Tinggi 171.553 121.509 118.661 97,66 117.864 97,00
32 Kota Padangsidempuan 225.535 157.741 134.871 85,50 129.916 82,36
33 Kota GunungSitoli 139.545 92.539 82.484 89,13 81.897 88,50
Sumatera Utara 14.874.889 10.480.807 9.197.459 87,76 8.684.137 82,86
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa cakupan perekaman di Provinsi Sumatera Utara sudah mencapai 9.197.459 jiwa atau 87,76% dari 10.480.807 WKTP dapat dikategorikan belum baik.
Berdasarkan Tabel 4.2. terlihat bahwa penduduk yang sudah memiliki KTP-el di Provinsi Sumatera Utara adalah 8.684.137 atau 82,86% dari 10.480.807 jumlah penduduk wajib KTP (WKTP). Selain itu, perekaman dan kepemilikan KTP-el di Provinsi Sumatera Utara belum merata. Hal ini terlihat dari perbedaan yang cukup jauh dari satu kabupaten/kota satu dengan lainnya.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
94
BELUM MEMILIKI KTP-EL
MEMILIKI KTP-EL
Gambar 4.1 Kepemilikan KTP-EL Se Sumatera Utara Tahun 2018
4.3 Kepemilikan Akta
Akta merupakan dokumen legal untuk menunjukan hubungan kepadataan seseorang dengan orang-orang lain. Jenis-jenis akta antara lain:
4.3.1 Akta Kelahiran
Akta Kelahiran memperlihatkan identitas awal yang dimiliki oleh seseorang dan menjadi dasar hukum hubungan keperdataan seseorang dengan orang tuanya.
Kepemilikan akta kelahiran di Provinsi Sumatera Utara dapat terlihat dari Tabel 4.3 berikut:
83%
17%
Grafik Kepemilikan KTP-EL Kab/Kota Se
Sumatera Utara Tahun 2018
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
95
Tabel 4.3 Jumlah Kepemilikan Akta Kelahiran 0-18 Tahun Per Kabupaten/Kota
Tahun 2018
NO NAMA
KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH ANAK USIA 0-18 TAHUN
KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
BELUM MEMILIKI AKTA LAHIR
Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tapanuli Tengah 68.132 64.108 132.240 79.761 60,32 52.479 39,68
2 Tapanuli Utara 61.255 57.561 118.816 72.470 60,99 46.346 39,01
3 Tapanuli Selatan 60.141 56.178 116.319 88.780 76,32 27.539 23,68
22 Labuhanbatu Selatan 62.680 58.413 121.093 82.898 68,46 38.195 31,54
23 Labuhanbatu Utara 73.896 69.810 143.706 107.938 75,11 35.768 24,89
24 Nias Utara 30.827 28.018 58.845 43.674 74,22 15.171 25,78
25 Nias Barat 19.608 18.592 38.200 27.391 71,70 10.809 28,30
26 Kota Medan 389.661 363.833 753.494 516.779 68,58 236.715 31,42
27 Kota Pematangsiantar 43.394 40.935 84.329 66.737 79,14 17.592 20,86
28 Kota Sibolga 17.390 16.140 33.530 29.786 88,83 3.744 11,17
29 Kota Tanjung Balai 33.120 31.207 64.327 58.692 91,24 5.635 8,76
30 Kota Binjai 45.616 41.992 87.608 69.806 79,68 17.802 20,32
31 Kota Tebing Tinggi 29.468 27.594 57.062 56.436 98,90 626 1,10
32 Kota Padangsidempuan 40.133 38.093 78.226 60.225 76,99 18.001 23,01
33 Kota GunungSitoli 27.718 25.849 53.567 46.641 87,07 6.926 12,93
Sumatera Utara 2.603.186 2.437.367 5.040.553 3.519.127 69,82 1.521.426 30,18
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa cakupan kepemilikan Akta Kelahiran Anak Usia 0-18 Tahun di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018 mencapai 69,82%. Angka kepemilikan akta kelahiran meningkat tajam dibandingkan dengan tahun 2017. Di akhir tahun 2017 mencapai 63,11%, angka tersebut naik signifikan dari akhir tahun 2016 yang hanya 60,58% yang berarti naik terus setiap tahun, atau dengan kata lain kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota di Sumatera Utara mampu meningkatkan cakupan kepemilikan akta kelahiran. Peningkatan jumlah pemilik akta kelahiran ini disebabkan karena :
1. Kesadaran penduduk yang semakin baik akan perlunya akta kelahiran sebagai legalitas anggota keluarga.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
96
2. Keberhasilan pemerintah dalam mensosialisasikan dan mempermudah untuk memperoleh Akta Kelahiran bagi penduduk Provinsi Sumatera Utara.
3. Adanya keharusan dari beberapa program bantuan maupun persyaratan masuk sekolah yang mensyaratkan penduduk melampirkan Akta Kelahiran. Akta Kelahiran dapat digunakan untuk mendapatkan pelayanan pendidikan, kesehatan maupun layanan lainnya. Dengan rendahnya kepemilikan Akta Kelahiran menunjukkan masih rendahnya kesadaran penduduk untuk mengurus Akta Kelahiran.
4. Semakin membaiknya pelayanan administrasi kependudukan di kabupaten/kota
4.3.2 Akta Perkawinan
Akta Perkawinan merupakan identitas atas penduduk yang berstatus kawin sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Akta Perkawinan hanya diberikan kepada penduduk Non Muslim, sedangkan penduduk Muslim menggunakan Buku Nikah sebagai bukti legal perkawinan mereka. Karena perbedaan tersebut, maka jumlah persentase penduduk yang memiliki Akta Perkawinan sangat kecil. Penduduk Non Muslim pun belum seluruhnya mendaftarkan perkawinannya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota karena merasa cukup dengan dicatatkan berdasarkan agama masing-masing.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
97
Tabel 4.4. Cakupan Kepemilikan Akta Perkawinan Per Kabupaten/Kota
se Sumatera Utara Tahun 2018
NO KAB/KOTA
SEMESTER II TAHUN 2018
JUMLAH PENDUDUK
STATUS KAWIN
JUMLAH MEMILIKI
AKTA
JUMLAH TIDAK
MEMILIKI
CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA PERKAWINAN (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)="(4)/(3)*100
1 Tapanuli Tengah 134,907 23.392 111.515 17,34
2 Tapanuli Utara 118.649 48.379 70.270 40,77
3 Tapanuli Selatan 120.556 29.055 91.501 24,10
4 Nias 49.277 19.369 29.908 39,31
5 Langkat 524.905 47.007 477.898 8,96
6 Karo 180.539 35.086 145.453 19,43
7 Deli Serdang 836.620 208.160 628.460 24,88
8 Simalungun 446.069 157.474 288.595 35,30
9 Asahan 354.280 38.212 316.068 10,79
10 Labuhanbatu 219.525 41.594 177.931 18,95
11 Dairi 116.893 24.574 92.319 21,02
12 Toba Samosir 82.213 38.002 44.211 46,22
13 Mandailing Natal 186.677 10.279 176.398 5,51
14 Nias Selatan 126.208 49.712 76.496 39,39
15 Pakpak Bharat 20.272 9.412 10.860 46,43
16 Humbang Hasundutan 76.879 16.695 60.184 21,72
17 Samosir 50.841 23.059 27.782 45,36
18 Serdang Bedagai 311.418 67.927 243.491 21,81
19 Batu Bara 179.621 24.693 154.928 13,75
20 Padang Lawas Utara 111.054 22.980 88.074 20,69
21 Padang Lawas 102.868 47.372 55.496 46,05
22 Labuhanbatu Selatan 140.313 38.969 101.344 27,77
23 Labuhanbatu Utara 166.089 27.859 138.230 16,77
24 Nias Utara 53.389 21.572 31.817 40,41
25 Nias Barat 32.263 16.413 15.850 50,87
26 Kota Medan 1.087.037 142.760 944.277 13,13
27 Kota Pematangsiantar 116.154 38.151 78.003 32,85
28 Kota Sibolga 36.558 22.340 14.218 61,11
29 Kota Tanjung Balai 69.726 35.106 34.620 50,35
30 Kota Binjai 132.965 86.853 46.112 65,32
31 Kota Tebing Tinggi 75.933 47.776 28.157 62,92
32 Kota Padangsidempuan 92.423 22.354 70.069 24,19
33 Kota GunungSitoli 50.603 28.393 22.210 56,11
Sumatera Utara 6.403.724 1.510.979 4.892.745 23,60
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa kepemilikan Akta Perkawinan per kabupaten/kota se Sumatera Utara Tahun 2018 ada sebanyak 1.510.979 jiwa dari 6.403.724 jiwa penduduk yang berstatus sudah kawin sehingga yang tidak memiliki Akta Perkawinan masih ada sebanyak 4.892.745 jiwa. Banyaknya penduduk yang tidak memiliki Akta Perkawinan disebabkan karena masih rendahnya kesadaran penduduk untuk mengurus Akta Perkawinan dan melaporkan perkawinannya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota setelah melakukan perkawinan.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
98
4.3.3 Akta Perceraian
Akta Perceraian merupakan identitas sebagai dasar hukum seseorang yang telah berpisah dengan pasangan resmi suami/isteri. Dengan akta ini masing-masing suami/istri yang telah bercerai tidak dapat lagi saling menuntut satu sama lain berkaitan dengan hak dan kewajiban Suami Isteri.
Kepemilikan Akta Perceraian di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Cakupan Kepemilikan Akte Perceraian Per Kabupaten/Kota Semester II
Sumber : DKB Semester II Tahun 2018, Ditjen Dukcapil Kemendagri
Dari Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa dari 83.423 penduduk yang bercerai, yang memiliki Akta Perceraian hanya sebanyak 24.775 orang atau 29,70%.
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
99
BAB V KESIMPULAN & PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Perencanaan dan implementasi pembangunan suatu daerah tidak dapat dilepaskan dari aspek penduduk dan kependudukan. Perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik menyangkut kependudukan, potensi sumber daya daerah maupun informasi tentang wilayah lainnya tentang wilayah. Kesalahan atas data tersebut akan berakibat fatal bahkan dapat menyebabkan kegagalan dalam pembangunan.
Tingkat kepadatan penduduk di Sumatera Utara adalah sebesar 203,82 jiwa/ Km². Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi umumnya terjadi di daerah perkotaan, seperti di Kota Medan, Tebing Tinggi, Pematangsiantar dan Binjai. Kepadatan Penduduk di daerah perkotaan perlu diperhatikan terutama dari sisi perencanaan persebaran penduduk & tata ruang, daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Ada sebanyak 11.958 penduduk usia anak berusia 15-19 tahun (0.2 % dari total penduduk) yang telah melaksanakan perkawinan. Untuk itu diperlukan program penurunan prevalensi perkawinan anak ini, seperti: (1) meningkatkan intervensi untuk perlindungan anak perempuan usia 15-17 tahun; (2) melakukan kajian mengenai norma sosial dan budaya yang menerima atau melestarikan praktik tersebut dengan orang tua, guru, keluarga besar, dan tokoh agama; (3) menangani kerentanan akibat kemiskinan dengan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak perempuan untuk mengakses pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan ekonomi.
Ada sebanyak 31,8 % penduduk usia produktif Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di usia produktif ini perlu mendapat perhatian melalui kegiatan penguatan kompetensi sumber daya produktif seperti pendidikan karakter seperti pelatihan soft skill, life skill dan etos kerja.
Penduduk penyandang disabilitas berjumlah 11.284 orang atau sekitar 0.08% dari total penduduk Provinsi Sumatera Utara. Adanya penduduk penyandang disabilitas di seluruh kabupaten/kota perlu mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara khususnya mengenai aksesibilitas terhadap sarana dan prasarana pelayanan umum meliputi bangunan umum, jalan umum, pertamanan, serta aksessibilitas pada angkutan umum. Sedangkan penyediaan aksessibilitas yang berbentuk non fisik, meliputi pelayanan informasi dan pelayanan khusus.
Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar Provinsi Sumatera Utara sebesar 23.02 dan termasuk dalam kategori sedang. Selain itu, rasio anak dengan penduduk berjenis kelamin perempuan di Sumatera Utara adalah 9 yang mengindikasikan bahwa dari 100 perempuan berusia produktif terdapat 9 anak-anak berusia dibawah lima tahun.
Proporsi tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara mencapai angka 33%. Jika dilihat perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan, maka dapat diketahui bahwa penduduk usia kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia kerja
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
100
perempuan. Selain itu, proporsi penduduk tidak bekerja adalah sejumlah 1.142.803 orang atau 11,06% dari total angkatan kerja di Sumatera Utara.
5.2. PENUTUP
Data Kependudukan dapat memberikan gambaran mengenai status kependudukan yang ada di Provinsi Sumatera Utara termasuk kesenjangan pembangunan. Gambaran tersebut dapat memberikan sejumlah rekomendasi untuk menyusun kebijakan daerah, penelitian dan sebagai dasar bagi pendataan yang lain. Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini dapat digunakan oleh Instansi Pemerintah/Swasta maupun Stakeholder lain yang membutuhkan. Data yang disajikan dalam buku ini berasal dari data kependudukan yang diolah dari registrasi kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota dan telah dikonsolidasikan oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri.
Selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi penduduk dan permasalahannya maka Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara ini akan disajikan secara rutin setiap tahunnya. Pada Profil mendatang akan dilakukan berbagai upaya untuk menyajikan data yang lebih akurat dan valid. Data yang valid dan akurat juga sangat tergantung pada karakter dan perilaku masyarakat sendiri, sehingga diharapkan masyarakat dapat melakukan registrasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota, mengisi biodatanya dengan benar dan lengkap serta tidak terlambat melakukan registrasi apabila terjadi peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian dan pindah datang. Kami menyadari bahwa buku Profil Perkembangan Kependudukan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran untuk perbaikan Profil Perkembangan Kependudukan mendatang baik dari pengguna data maupun pemerhati Kependudukan sangat kami harapkan.
Akhirnya semoga Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018 ini dapat memenuhi kebutuhan Stakeholder akan data Kependudukan Provinsi Sumatera Utara.
Penyusun
Disdukcapil Provsu
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
101
DOKUMENTASI KEGIATAN RAPAT PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN
BUKU DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN (DAK) PER SEMESTER DALAM PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK)
T.A. 2019 DI HOTEL MADANI, TANGGAL 27 S/D 28 JUNI 2019 – KOTA MEDAN
REGISTRASI PESERTA
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
102
PEMBUKAAN ACARA
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
103
FOTO BERSAMA SESI PEMBUKAAN ACARA
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
104
PENYAMPAIAN DRAFT BUKU PROFIL DUKCAPIL PROVSU OLEH TIM
AHLI PENYUSUNAN PROFIL DINAS DUKCAPIL PROVSU
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
105
PENYAMPAIAN MATERI KE-I (NARASUMBER PERTAMA)
OLEH DITJEN DUKCAPIL KEMENDAGRI
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
106
PENYAMPAIAN MATERI KE-II (NARASUMBER KEDUA)
OLEH DITJEN DUKCAPIL KEMENDAGRI
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
107
PENYAMPAIAN MATERI KE-II (NARASUMBER KEDUA)
OLEH DITJEN DUKCAPIL KEMENDAGRI
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
108
PENUTUPAN ACARA
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
109
FOTO BERSAMA SESI PENUTUPAN ACARA
Buku Profil Perkembangan Kependudukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018