-
SALINAN
P U T U S A N
Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya
disebut Komisi yang
memeriksa Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 telah mengambil Putusan
tentang Dugaan
Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya disebut
Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999”) juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2010 tentang
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham Perusahaan yang
dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
(“selanjutnya disebut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010”)
terkait
Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilan Saham PT HD Finance,
Tbk. oleh PT Tiara
Marga Trakindo, yang dilakukan oleh:
-------------------------------------------------------------------
PT Tiara Marga Trakindo (“selanjutnya disebut Terlapor”),
berkedudukan di Gedung
TMT 1, Lantai 19, Jalan Cilandak KKO Nomor 1, Jakarta 12560,
Indonesia; ---------------------
Majelis Komisi;
---------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan;
--------------------------------------------
Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan
Keterlambatan Pemberitahuan; -------
Setelah mendengar keterangan para Ahli;
----------------------------------------------------------------
Setelah mendengar keterangan Terlapor;
-----------------------------------------------------------------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator;
---------------------------------
Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor;
-------------------------------------
Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara
ini; ---------------------------
TENTANG DUDUK PERKARA
1. Menimbang, bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan
penyelidikan terhadap
keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD Finance,
Tbk. oleh
Terlapor;
------------------------------------------------------------------------------------------------
-
halaman 2 dari 110
SALINAN
2. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan,
Sekretariat Komisi
mengidentifikasi adanya keterlambatan pemberitahuan
pengambilalihan saham PT HD
Finance, Tbk. oleh Terlapor;
------------------------------------------------------------------------
3. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan,
Sekretariat Komisi menyusun
Laporan Keterlambatan Pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD
Finance, Tbk.
oleh Terlapor;
------------------------------------------------------------------------------------------
4. Menimbang, bahwa Laporan Keterlambatan Pemberitahuan telah
disampaikan dan
disetujui dalam Rapat Komisi pada tanggal 11 Maret 2014 (vide
bukti I19); ----------------
5. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan, Ketua Komisi
menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan dengan menerbitkan Penetapan
Komisi Nomor
16/KPPU/PEN/III/2014 tanggal 28 Maret 2014 tentang Pemeriksaan
Pendahuluan
Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 (vide bukti A1);
----------------------------------------------
6. Menimbang, bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan
Pendahuluan tersebut, Ketua
Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan
Komisi Nomor
39/KPPU/Kep/III/2014 tanggal 28 Maret 2014 tentang Penugasan
Anggota Komisi
sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara
Nomor 07/KPPU-
M/2014 (vide bukti A2);
------------------------------------------------------------------------------
7. Menimbang, bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor
07/KPPU-M/2014
menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor
18/KMK/Kep/IV/2014 tanggal 2
April 2014 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara
Nomor 07/KPPU-
M/2014 yang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja
terhitung sejak tanggal 8 April 2014 sampai dengan tanggal 17
April 2014 (vide bukti
A6);
------------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan
Pemberitahuan Pemeriksaan
Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan
Surat Keputusan
Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan
Surat Panggilan
Sidang Majelis Komisi I kepada Terlapor (vide bukti A8 , A5, A7,
A9); --------------------
9. Menimbang, bahwa pada tanggal 8 April 2014, Majelis Komisi
melaksanakan Sidang
Majelis Komisi I yang dihadiri oleh Investigator dan Terlapor
dengan agenda (vide
bukti B1):
-----------------------------------------------------------------------------------------------
9.1 Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan;
-------------------------------------
9.2 Penyerahan dan/atau Pembacaan Tanggapan Laporan
Keterlambatan
Pemberitahuan dari Terlapor;
----------------------------------------------------------------
9.3 Penyerahan daftar saksi dan/atau ahli beserta alat bukti
dari Investigator dan
Terlapor kepada Majelis Komisi;
------------------------------------------------------------
-
halaman 3 dari 110
SALINAN
10. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 8 April
2014, Investigator
membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada
pokoknya berisi hal-hal
sebagai berikut (vide bukti B1):
---------------------------------------------------------------------
10.1 Dasar:
--------------------------------------------------------------------------------------------
10.1.1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
---------------------------------
10.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang
Penggabungan atau
Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan
yang
dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan
Persaingan
Usaha Tidak Sehat;
-----------------------------------------------------------------
10.1.3 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun
2010
tentang Tata Cara Penanganan Perkara;
-----------------------------------------
10.1.4 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 10 Tahun
2010
tentang Formulir Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan
Badan
Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan;
-------------------------------
10.1.5 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun
2012
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pengawas
Persaingan
Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham
Perusahaan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli
dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
---------------------------------------------------
10.1.6 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun
2012
tentang Pedoman Pengenaan Denda Keterlambatan Pemberitahuan
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham
Perusahaan;
--------------------------------------------------------------------------
10.2 Terlapor dalam perkara ini adalah PT Tiara Marga Trakindo,
yang beralamat di
Gedung TMT 1, Lantai 19, Jalan Cilandak KKO Nomor 1, Jakarta
12560; ----------
10.3 Obyek perkara ini adalah Keterlambatan Pemberitahuan
Pengambilalihan Saham
PT HD Finance Tbk. oleh PT Tiara Marga Trakindo;
-----------------------------------
10.4 Terlapor diduga melanggar Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 juncto
Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010;
-----------------------------------
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999----------------------------------
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset
dan atau
nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan
kepada
-
halaman 4 dari 110
SALINAN
Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
tanggal
penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut.
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai
penjualan serta tata
cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dalam
Peraturan
Pemerintah.-----------------------------------------------------
Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2010---------------------------
(1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai
asset
dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib
diberitahukan
secara tertulis kepada Komisi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak
tanggal Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha atau
Pengambilalihan saham perusahaan---------------------
10.5 Bahwa dugaan pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 jo.
Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010 yang dilakukan oleh Terlapor
adalah sebagai
berikut:
------------------------------------------------------------------------------------------
10.5.1 KPPU telah menerima Pemberitahuan dari PT Tiara Marga
Trakindo
yang melakukan pengambilalihan Saham (akuisisi) PT HD Finance
Tbk.
pada tanggal 24 Juni 2013 (vide I11);
--------------------------------------------
10.5.2 Pemberitahuan tersebut dicatat oleh KPPU dengan nomor
register
A13613 (vide I11);
------------------------------------------------------------------
10.5.3 Berdasarkan pemberitahuan tersebut diketahui dalam
pemberitahuan
tersebut diketahui nilai aset hasil penggabungan adalah
Rp.30.891.691.813.936 (vide I11);
-----------------------------------------------
2012
PT. Tiara Marga Trakindo (dalam USD) 3,009,779,951
PT. HD Finance (dalam Rupiah) 1.588.474.211.000
Selanjutnya setelah dilakukan konversi nilai mata uang yang
berdasarkan
kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11 Maret 2013 adalah untuk
setiap
USD 1 sama dengan Rp.9.736 maka diperoleh nilai aset PT. Tiara
Marga
Trakindo adalah Rp.29.303.217.602.936 sehingga nilai aset
hasil
penggabungan adalah
Rp.30.891.691.813.936;---------------------------------
10.5.4 Bahwa dalam pemberitahuan tersebut diketahui nilai
penjualan hasil
penggabungan adalah Rp.24.518.222.785.456 (vide I11);
--------------------
2012
PT. Tiara Marga Trakindo (dalam USD) 2,410,536,648
-
halaman 5 dari 110
SALINAN
PT. HD Finance (dalam Rupiah) 1.049.238.000.000
Selanjutnya setelah dilakukan konversi nilai mata uang yang
berdasarkan
kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11 Maret 2013 adalah untuk
setiap
USD 1 sama dengan Rp.9.736 maka diperoleh nilai penjualan PT.
Tiara
Marga Trakindo adalah Rp.23.468.984.785.456 sehingga nilai
penjualan
hasil penggabungan adalah Rp.24.518.222.785.456.
10.6 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah Badan Usaha
Pengambilalih; ---------------
10.6.1 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah pelaku usaha selaku
Badan
Usaha Pengambilalih;
--------------------------------------------------------------
10.6.2 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo didirikan pada tahun 1970
dengan
nama PT Trakindo Utama berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi,
S.H.,
No. 55 tanggal 23 Desember 1970. Akta Pendirian tersebut
telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
Surat
Keputusan No. J.A.5/115/1 tanggal 31 Juli 1971;
------------------------------
10.6.3 Bahwa Akta Pendirian tersebut telah mengalami beberapa
kali perubahan
dan dengan Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.
16
tanggal 16 Agustus 2000 mengenai perubahan nama perusahaan dari
PT
Trakindo Utama menjadi PT Tiara Marga Trakindo. Perubahan nama
ini
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C-125.HT.01.04.TH2001
tanggal 4 Januari 2001;
-------------------------------------------------------------
10.6.4 Bahwa Perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Mala
Mukti,
S.H.,LL..M, No. 79 tanggal 18 April 2012 mengenai perubahan
susunan
Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri
Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No.
AHU-AH.01.10-18565 tanggal 24 Mei 2012;
----------------------------------
10.6.5 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah perseroan yang
bergerak di
bidang perdagangan, pemborongan (kontraktor), pengangkutan,
industri,
percetakan, perwakilan dan/atau peragenan, pekerjaan teknik,
jasa atau
pelayanan, pemukiman dan pertanian. PT Tiara Marga Trakindo
merupakan holding company yang memiliki beberapa anak
perusahaan; --
10.6.6 Bahwa pemegang saham PT Tiara Marga Trakindo adalah
sebagai
berikut (vide I11):
-------------------------------------------------------------------
No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)
1. Achmad Hadiat Hamami 99,40%
-
halaman 6 dari 110
SALINAN
2. Achmad Ridwan Hamami 0,60%
10.6.7 Bahwa nilai penjualan dan aset Terlapor dalam kurun waktu
3 (tiga)
tahun terakhir adalah (vide I11);
--------------------------------------------------
Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset
2010 USD 1.327.301.087 USD 1.329.061.371
2011 USD 2.352.388.452 USD 2.311.119.805
2012 USD 2.410.536.646 USD 3.009.779.951
10.7 PT HD Finance, Tbk. adalah Badan Usaha yang diambil alih;
-------------------------
10.7.1 Bahwa PT HD Finance, Tbk. adalah pelaku usaha sebagai
Badan Usaha
yang diambilalih;
--------------------------------------------------------------------
10.7.2 Bahwa PT HD Finance, Tbk. merupakan suatu perseroan
terbatas yang
didirikan berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku
di
Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, beralamat di
Jalan
Lingkar Luar Barat Kav. 35-36 Kelurahan Rawa Buaya
Cengkareng
Jakarta Barat;
------------------------------------------------------------------------
10.7.3 Bahwa PT HD Finance, Tbk. didirikan berdasarkan Akta
Notaris F.A.
Tumbuan No. 41 tanggal 20 September 1972 dengan nama PT
Indonesia
Lease Corporation;
------------------------------------------------------------------
10.7.4 Bahwa PT HD Finance, Tbk. beberapa kali mengalami
perubahan nama
yaitu menjadi PT Mitra Pradityatama Leasing berdasarkan Akta
Notaris
Jacinta Susanti, S.H. No. 27 tanggal 17 Juni 1988 sebagaimana
diubah
dengan Akta Jacinta Susanti, S.H. No. 19 tanggal 10 Maret
1989.
Kemudian berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 37
tanggal
19 Juni 1995 nama perseroan berubah menjadi PT Niaga Leasing
Corporation dan pada tahun 2000 diubah kembali menjadi PT
Niaga
Leasing berdasarkan Akta Notaris Siti Rahyana, S.H. sebagai
Notaris
pengganti dari Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti, S.H. No. 51
tanggal 12
September 2000. Perseroan mengubah nama kembali berdasarkan
Akta
Notaris Irawan Soerodjo, S.H. No. 16 tanggal 5 Desember 2001 jo.
Akta
Notaris Irawan Soerodjo, S.H. No. 13 tanggal 5 Pebruari 2002
menjadi
PT Niaga Indovest Finance. Terakhir perseroan mengubah nama
menjadi
PT HD Finance berdasarkan Akta Notaris Eliwaty Tjitra, S.H. No.
39
tanggal 13 Desember 2005;
--------------------------------------------------------
10.7.5 Bahwa pada tahun 2011, PT HD Finance, Tbk. melakukan
penawaran
umum perdana atas saham perseroan sebagaimana telah disetujui
oleh
pemegang saham perseroan berdasarkan Akta Notaris Doktor
Irawan
-
halaman 7 dari 110
SALINAN
Soerodjo, S.H., Msi. No. 31 tanggal 12 Januari 2011, serta
mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada bulan Mei 2011;
--------------------
10.7.6 Bahwa PT HD Finance, Tbk. memiliki 31 kantor cabang yang
tersebar di
Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur,
Bekasi,
Tambun, Tangerang, Serpong, Serang, Cikupa, Ciledug, Depok,
Bogor,
Cileungsi, Cikarang, Karawang, Bandung, Cimahi, Semarang,
Surabaya,
Sidoarjo, Madiun, Tulungagung, Gresik, Kediri, Malang, Medan,
Binjai,
Palembang, Betung dan Pekanbaru;
----------------------------------------------
10.7.7 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar PT HD
Finance,
Tbk. maksud dan tujuan PT HD Finance, Tbk. adalah bergerak
dalam
bidang pembiayaan termasuk pembiayaan sesuai dengan Prinsip
Syariah;
10.7.8 Bahwa pemegang saham PT HD Finance, Tbk sebelum
pengambilalihan
adalah sebagai berikut (vide I11);
------------------------------------------------
No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)
1. Wealth Paradise Holdings
Limited
48,70%
2. PT HD Corpora 21,43%
3. Soeharto Djojonegoro 0,0000065%
4. Publik 29,87%
10.7.9 Bahwa nilai penjualan dan asset PT HD Finance, Tbk dalam
kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir adalah (vide I11);
----------------------------------------
Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset
2010 Rp. 568.353.000.000 Rp. 764.434.000.000
2011 Rp.1.028.822.000.000 Rp.1.241.206.378.000
2012 Rp.1.049.238.000.000 Rp.1.588.474.211.000
10.8 Bahwa terkait transaksi dapat diuraikan sebagai berikut:
--------------------------------
10.8.1 Bahwa pada tanggal 8 Maret 2013 Terlapor mengambilalih
693.000.000
saham atau setara dengan 45% saham PT HD Finance, Tbk. milik
Wealth
Paradise Holdings Limited dan PT HD Corpora;
------------------------------
10.8.2 Bahwa berdasarkan ketentuan Angka 4 huruf a butir 5
Peraturan
Bapepam-LK No. IX.H.1, pada tanggal 13 April sampai dengan 12
Mei
2013 Terlapor melakukan tender offer. Hasil pelaksanaan tender
offer
tersebut, Terlapor memperoleh 172.571.500 saham atau setara
dengan
11,21% saham yang telah diterbitkan PT HD Finance, Tbk.; (vide
I3); ----
10.8.3 Bahwa dalam rangka untuk menyesuaikan dengan rencana
investasi awal
Terlapor pada HD Finance, pada tanggal 14 Juni 2013,
Terlapor
-
halaman 8 dari 110
SALINAN
melakukan penjualan saham HD Finance sebanyak 6.223.833 saham
atau
setara 0,43% total saham HD Finance yang telah diterbitkan.
Dengan
demikian kepemilikan saham Terlapor pada HD Finance adalah
sebesar
55,81%. (vide I5);
-------------------------------------------------------------------
10.8.4 Bahwa berdasarkan surat yang disampaikan Terlapor kepada
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) No. TMT-LGL/129/LL/DIR/III/2013 perihal
Pengumuman Pengambilalihan HD Finance oleh PT Tiara Marga
Trakindo, pengambilalihan saham HD Finance efektif secara
yuridis pada
tanggal 11 Maret 2013; (vide I4);
-------------------------------------------------
10.8.5 Bahwa kronologis pengambilalihan saham HD Finance oleh
Terlapor
adalah sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------
10.9 Bahwa analisa pemberlakuan kewajiban menyampaikan
pemberitahuan secara
tertulis oleh Terlapor dapat diuraikan sebagai
berikut:-----------------------------------
10.9.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun
2010 diatur
bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
tidak
berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan
Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
antarperusahaan
yang terafiliasi;
----------------------------------------------------------------------
10.9.2 Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun
2010, yang
dimaksud dengan “terafiliasi” adalah:
-------------------------------------------
14 JANUARI 2013
Konsultasi terkait Rencana
Pengambilalihan (Akuisisi)
Saham Perusahaan PT HD
Finance Tbk
27 FEBRUARI 2013
KPPU mengeluarkan
Pendapat terhadap
Konsultasi terkait Rencana
Pengambilalihan (Akuisisi)
Saham Perusahaan PT HD
Finance Tbk
8 MARET 2013
TMT melakukan
pengambilalihan saham
terhadap 693.000.000
saham setara 45% saham
PT HD Finance Tbk dari PT
HD Corpora dan Wealth
Paradise Holdings Limited
11 MARET 2013
1. Pengumuman
pengambilalihan
45% saham PT HD
Finance Tbk di Surat
Kabar Bisnis
Indonesia
2. Menyampaikan
pemberitahuan
kepada OJK terkait
Pengumuman
Keterbukaan
Informasi
Pengambilalihan
Saham PT HD
Finance
13 APRIL s.d
12 MEI 2013
Pelaksanaan
Tender Offer
27 MEI 2013
Pemberitahuan
kepada OJK terkait
Laporan Hasil
Penawaran Wajib
(Tender Offer)
21 JUNI 2013
1. Pemberitahuan
kepada OJK mengenai
Keterbukaan Informasi
terkait Perubahan
Jumlah Kepemilikan
Saham PT HD Finance
TBK
2. Kepemilikan saham
TMT pada PT HD
Finance Tbk adalah
sebesar 55,81%
24 JUNI 2013
TMT menyampaikan
Pemberitahuan
kepada KPPU terkait
pengambilalihan
saham PT HD
Finance Tbk
-
halaman 9 dari 110
SALINAN
(1) hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak
langsung,
mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
------
(2) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan,
baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
---------
(3) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama;
-------------
10.9.3 Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk
diuraikan apakah
ketentuan kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
ini
berlaku atau tidak bagi PT Tiara Marga Trakindo;
----------------------------
10.9.4 Bahwa pemegang saham PT Tiara Marga Trakindo adalah
sebagai
berikut;
--------------------------------------------------------------------------------
No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)
1. Achmad Hadiat Hamami 99,40%
2. Achmad Ridwan Hamami 0,60%
dan pemegang saham PT HD Finance, Tbk sebelum
pengambilalihan
adalah sebagai berikut (vide
I11);------------------------------------------------
No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)
1. Wealth Paradise Holdings
Limited
48,70%
2. PT HD Corpora 21,43%
3. Soeharto Djojonegoro 0,0000065%
4. Publik 29,87%
10.9.5 Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut diatas, Terlapor
tidak terafiliasi
dengan PT HD Finance (vide I11);
-----------------------------------------------
10.9.6 Bahwa dengan demikian maka kewajiban menyampaikan
pemberitahuan
secara tertulis kepada KPPU berlaku bagi Terlapor;
---------------------------
10.10 Bahwa analisa pemenuhan unsur pasal dugaan pelanggaran
yang dilakukan oleh
Terlapor dapat diuraikan sebagai berikut:
--------------------------------------------------
10.10.1 Bahwa ketentuan Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999,
menyatakan:
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya
melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi,
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut.
-
halaman 10 dari 110
SALINAN
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai
penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan Pemerintah
10.10.2 Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun
1999 tersebut
adalah sebagai berikut;
-------------------------------------------------------------
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau
pengambilalihan
saham;---------------------------------------------------------------------------
(2) nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu;-------
(3) wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30
(tiga
puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau
pengambilalihan
tersebut;----------------------------------------------------
10.10.3 Bahwa unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha,
atau
pengambilalihan saham” diuraikan sebagai berikut:
---------------------------
(1) Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung
“atau”;-------------------
(2) Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa
Indonesia
memiliki arti kata penghubung untuk menandai pilihan di
antara
beberapa hal (pilihan)
(http://kbbi.web.id/);------------------------------
(3) Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah
satu
dari: “penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau
“pengambilalihan saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur
ini;
(4) Bahwa pada tanggal 24 Juni 2013, KPPU menerima
pemberitahuan
dari PT Tiara Marga Trakindo yang melakukan pengambilalihan
saham (akuisisi) PT HD Finance,
Tbk.;-----------------------------------
(5) Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah
terpenuhi;----------------------------------------------------------------------
10.10.4 Bahwa unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya
melebihi jumlah
tertentu” diuraikan sebagai berikut:
----------------------------------------------
(1) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU No.
5/1999,
diatur bahwa Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau
nilai
penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) tersebut diatas, diatur dalam Peraturan
Pemerintah;
(2) Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UU
No.
5/1999 tersebut diatas, Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor
57
Tahun 2010 yang didalamnya memuat mengenai nilai aset dana
atau
nilai penjualan yang melebihi jumlah
tertentu;---------------------
-
halaman 11 dari 110
SALINAN
(3) Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah
tertentu
diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 yang
menentukan:
-----------------------------------------------------------------
(a) nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun
lima
ratus miliar rupiah);
dan/atau-----------------------------------------
(b) nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima
triliun
rupiah);
------------------------------------------------------------------
(4) Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 tersebut
diatas
dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai
penjualan dari:
---------------------------------------------------------------
(a) Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil
Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham
perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan
--------
(b) Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil
Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan
Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan
Usaha yang diambilalih;
----------------------------------------------
(5) Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan
tersebut
diatas untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai
penjualan
melebihi jumlah tertentu;
---------------------------------------------------
(6) Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi
hal
menentukan apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk
melaporkan ke KPPU;
------------------------------------------------------
(7) Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki
arti
sifat kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa
keduanya
atau salah satunya;
----------------------------------------------------------
(8) Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur
ini
adalah melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang
telah
ditentukan tersebut di atas;
-------------------------------------------------
(9) Bahwa berdasarkan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset
dan/atau
nilai penjualan Terlapor dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir
adalah (vide dokumen I11):
------------------------------------------------
Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset
2010 USD 1.327.301.087 USD 1.329.061.371
-
halaman 12 dari 110
SALINAN
2011 USD 2.352.388.452 USD 2.311.119.805
2012 USD 2.410.536.646 USD 3.009.779.951
dengan mengingat bahwa penghitungan nilai aset dan/atau nilai
penjualan
dilakukan dengan mata uang Rupiah, maka dilakukan konversi nilai
mata
uang yang berdasarkan kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11
Maret
2013 adalah untuk setiap USD1 sama dengan Rp.9.736 maka
diperoleh
nilai sebagai
berikut:---------------------------------------------------
Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset
2010 Rp 12.922.603.383.032 Rp 12.939.741.508.056
2011 Rp 22.902.853.968.672 Rp 22.501.062.421.480
2012 Rp 23.468.984.785.456 Rp 29.303.217.602.936
dan nilai penjualan dan aset PT HD Finance, Tbk. dalam kurun
waktu 3
(tiga) tahun terakhir adalah:
------------------------------------------------------
Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset
2010 Rp 568.353.000.000 Rp 764.434.000.000
2011 Rp 1.028.822.000.000 Rp 1.241.206.378.000
2012 Rp 1.049.238.000.000 Rp 1.588.474.211.000
(10) Bahwa bila digabungan Nilai Penjualan dan Nilai Aset
Terlapor
pada tahun 2012 dengan Nilai Penjualan dan Nilai Aset PT HD
Finance, Tbk pada tahun 2012 akan menjadi sebagai berikut:
--------
Tahun 2012 Nilai Penjualan Nilai Aset
PT Marga
Tiara Trakindo
Rp. 23.468.984.785.456 Rp. 29.303.217.602.936
PT HD Finance,
Tbk
Rp. 1.049.238.000.000 Rp. 1.588.474.211.000
Total Rp. 24.518.222.785.456 Rp. 30.891.691.813.936
(11) Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh PT
Tiara
Marga Trakindo untuk nilai aset telah melebihi jumlah
tertentu
sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010;
-------
(12) Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu” telah
terpenuhi;---------------
-
halaman 13 dari 110
SALINAN
10.10.5 Bahwa unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi
selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan
atau
pengambilalihan” diuraikan sebagai berikut:
-----------------------------------
(1) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor 57
Tahun
2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan
lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya
melebihi
jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada
KPPU
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah
berlaku
efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan
Badan
Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; --------------
(2) Bahwa ketentuan tersebut dipertegas kembali oleh Komisi
dalam
Pasal 2 ayat (1) Perkom No. 4/2012 yang berbunyi:
------------------
“ Badan usaha yang melakukan Penggabungan atau Peleburan
Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan wajib
menyampaikan Pemberitahuan kepada Komisi paling lama 30
(tiga puluh) hari kerja sejak tanggal Penggabungan atau
Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham
Perusahaan telah berlaku efektif secara
yuridis.”----------------
(3) Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan
wajib
dilakukan:
--------------------------------------------------------------------
(a) secara tertulis;
----------------------------------------------------------
(b) paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif;
----------
(c) berlaku efektif secara yuridis;
---------------------------------------
(4) Bahwa PT Tiara Marga Trakindo memberitahukan secara
tertulis
pada tanggal 24 Juni 2013 yang tercatat di KPPU;
---------------------
(5) Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Perkom No. 4/2012
tanggal
telah berlaku efektif secara yuridis adalah:
------------------------------
(a) Bahwa untuk Badan Usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 133 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“selanjutnya disebut UU No. 40 Tahun 2007”) pada bagian
penjelasan adalah tanggal: ---------------------
i. Persetujuan Menteri atas perubahan anggaran dasar dalam
hal terjadi Penggabungan; dan
----------------------------------
-
halaman 14 dari 110
SALINAN
ii. Pemberitahuan diterima Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia baik dalam hal terjadi
perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007 maupun yang
tidak disertai perubahan Anggaran Dasar; dan ---------------
iii. Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia atas Akta Pendirian perseroan dalam
hal terjadi Peleburan;
---------------------------------------------
(b) Jika salah satu pihak yang melakukan Penggabungan,
Peleburan, dan Pengambilalihan adalah Perseroan Terbatas dan
pihak lain adalah perusahaan non-Perseroan Terbatas, maka
pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal ditandatanganinya pengesahan Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun
tanggal pengesahan adalah tanggal efektif suatu badan usaha
bergabung atau melebur dan beralihnya kepemilikan saham di
perusahaan yang diambil alih (closing date); atau
----------------
(c) Khusus untuk Pengambilalihan Saham yang terjadi di bursa
efek, maka pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal Surat Keterbukaan Informasi
Pengambilalihan Saham Perseroan Terbuka;
----------------------
(6) Bahwa pengambilalihan Saham PT HD Finance, Tbk oleh PT
Tiara
Marga Trakindo merupakan Pengambilalihan Saham yang terjadi
di
bursa efek, sehingga berlaku ketentuan Pasal 5 ayat (2) huruf
c
Perkom No. 4/2012 yaitu dilakukan paling lambat 30 (tiga
puluh)
hari sejak tanggal Surat Keterbukaan Informasi
Pengambilalihan
Saham Perseroan Terbuka;
-------------------------------------------------
(7) Bahwa berdasarkan surat yang disampaikan Terlapor kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. TMT-LGL/129/LL/DIR/III/2013
perihal Pengumuman Pengambilalihan HD Finance oleh Terlapor,
pengambilalihan saham HD Finance efektif secara yuridis pada
tanggal 11 Maret 2013 (vide I4); ---------
(8) Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan
pada
Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012,
-
halaman 15 dari 110
SALINAN
Nomor SKB.06/MEN/VII/2012, Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2013;
-------------------
(9) Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki
arti
penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal
pemberitahuan;
--------------------------------------------------------------
(10) Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel di bawah
ini: -----
Hari ke Tgl/bln Hari ke Tgl/bln Hari ke Tgl/bln
1 13/03 11 27/03 21 11/04
2 14/03 12 28/03 22 12/04
3 15/03 13 01/04 23 15/04
4 18/03 14 02/04 24 16/04
5 19/03 15 03/04 25 17/04
6 20/03 16 04/04 26 18/04
7 21/03 17 05/04 27 19/04
8 22/03 18 08/04 28 22/04
9 25/03 19 09/04 29 23/04
10 26/03 20 10/04 30 24/04
(11) Bahwa berdasarkan tanggal efektif yuridis yaitu sejak
tanggal 11
Maret 2013, maka Terlapor memiliki kewajiban untuk
memberitahukan kepada KPPU paling lambat dalam waktu 30
(tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal berlaku efektif yuridis, yaitu
pada
tanggal 24 April 2013;
------------------------------------------------------
(12) Bahwa berdasarkan Formulir Pemberitahuan A1 dan Tanda
Terima
Pemberitahuan, Terlapor menyampaikan Pemberitahuan pada
tanggal 24 Juni 2013 (vide I11);
------------------------------------------
(13) Bahwa dengan demikian Terlapor terlambat menyampaikan
Pemberitahuan Pengambilalihan Saham PT HD Finance, Tbk
kepada KPPU selama 41 (empat puluh satu) hari kerja;
---------------
(14) Bahwa jika digambarkan kronologis keterlambatan
pemberitahuan
pengambilalihan saham PT HD Finance, Tbk oleh PT Tiara Marga
Trakindo kepada KPPU adalah sebagai berikut:
------------------------
11 MARET 2013
TMT Menyampaikan
pemberitahuan kepada
OJK terkait Pengumuman
Keterbukaan Informasi
Pengambilalihan Saham
PT HD Finance Tbk
24 APRIL 2013
Batas akhir kewajiban TMT
untuk menyampaikan
pemberitahuan terkait
pengambilalihan saham PT
HD Finance Tbk kepada
KPPU
24 JUNI 2013
TMT menyampaikan
Pemberitahuan
kepada KPPU terkait
pengambilalihan
saham PT HD
Finance Tbk
Lama Keterlambatan
41 Hari
-
halaman 16 dari 110
SALINAN
11. Menimbang, bahwa pada tanggal 14 April 2014 Terlapor
menyerahkan Tanggapan
terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya
berisi hal-hal
sebagai berikut (T-2):
---------------------------------------------------------------------------------
11.1 Bahwa Terlapor menyusun Tanggapan terhadap Laporan
Keterlambatan
Pemberitahuan dengan sistematika sebagai berikut:
------------------------------------
11.1.1 Formil Acara;
-----------------------------------------------------------------------
11.1.2 Materiil Acara. Sebelum memberikan tanggapan, Terlapor
menjelaskan
mengenai (1) Alur Transaksi serta Konsultasi dan Pemberitahuan
ke
KPPU dan (2) Peraturan Pengambilalihan yang Berlaku di Pasar
Modal.
Selanjutnya Terlapor memberikan tanggapan dalam 6 (enam)
poin
sebagaimana diuraikan pada butir 11.5 sampai dengan 11.10;
--------------
11.1.3 Kesimpulan;
-------------------------------------------------------------------------
11.2 Formil Acara. Bahwa Terlapor menyatakan tidak terdapat
dasar hukum untuk
dilakukannya Pemeriksaan Pendahuluan karena Petikan Penetapan
Pemeriksaan
Pendahuluan, Petikan Penetapan Jangka Waktu Pemeriksaan
Pendahuluan, Surat
Panggilan dan Surat Pemberitahuan diterbitkan tanpa dasar hukum;
----------------
(1) Bahwa Terlapor menerima Surat-Surat KPPU dan Laporan
Keterlambatan
Pemberitahuan pada tanggal 2 April 2014. Pada halaman terakhir
Laporan
Keterlambatan Pemberitahuan, terdapat penulisan tanggal 8 April
2014 dan
ditandatangani oleh Manaek SM Pasaribu, S.H., LL.M., Yoza
Wirsan
Armanda, S.H., M.H., dan M. Gadmon Kaisar, S.H.,
M.H;----------------------
Dalam kebiasaan surat-menyurat diketahui hubungan antara tanggal
dan
tanda tangan tersebut diartikan bahwa surat tersebut dikeluarkan
dan
ditandatangani pada tanggal sebagaimana dimaksud dalam surat,
dalam hal
ini adalah tanggal 8 April 2014;
------------------------------------------------------
(2) Bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) jo. ayat (3) Peraturan
Komisi Pengawas
Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengenaan
Denda
Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan Badan
Usaha
dan Pengambilalihan Saham Perusahaan (selanjutnya disebut
“Peraturan
-
halaman 17 dari 110
SALINAN
KPPU No. 4/2012”), diketahui bahwa Laporan Keterlambatan
Pemberitahuan yang disiapkan oleh unit kerja yang menangani
Pemberitahuan untuk disampaikan dalam Rapat Komisi dan menjadi
dasar
bagi Ketua Komisi untuk menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan.
Bunyi ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan KPPU No. 4/2012
adalah “Unit
kerja yang menangani monitoring dan/atau Pemberitahuan
Penggabungan
atau Peleburan Badan Usaha, dan Pengambilalihan Saham
Perusahaan,
menyampaikan laporan Keterlambatan Pemberitahuan dalam Rapat
Komisi.
Bunyi ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan KPPU No. 4/2012
adalah
“Berdasarkan laporan keterlambatan sebagaimana dimaksud ayat
(1),
Ketua Komisi menetapkan Pemeriksaan
Pendahuluan.”-------------------------
Berdasarkan ketentuan yang tercantum pada pasal tersebut di
atas, dapat
disimpulkan bahwa Laporan Keterlambatan Pemberitahuan menjadi
dasar
bagi Ketua Komisi untuk menetapkan Pemeriksaan
Pendahuluan;--------------
(3) Bahwa, penetapan Pemeriksaan Pendahuluan dituangkan dalam
Petikan
Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tertanggal 28 Maret 2014.
Sementara
itu, Laporan Pemberitahuan Keterlambatan tertanggal 8 April
2014. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penetapan Pemeriksaan
Pendahuluan
yang dituangkan dalam Petikan Penetapan Pemeriksaan
Pendahuluan,
berikut Petikan Penetapan Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan,
Surat
Pemberitahuan dan Surat Panggilan yang masing-masing tertanggal
2 April
2014, diterbitkan tanpa dasar hukum, karena penerbitan
dokumen-dokumen
tersebut seharusnya didahului terbitnya Laporan
Pemberitahuan
Keterlambatan, bukan
sebaliknya;----------------------------------------------------
11.3 Materiil Acara, (1) Alur Transaksi serta Konsultasi dan
Pemberitahuan ke
KPPU;
-----------------------------------------------------------------------------------------
(1) 27 Desember 2012, Terlapor selaku calon pengendali PT HD
Finance Tbk,
melakukan pengumuman rencana pengambilalihan PT HD Finance
Tbk
melalui Surat Kabar Bisnis Indonesia. Dalam pengumuman
tersebut
disampaikan bahwa transaksi pengambilalihan saham PT HD Finance
Tbk
dari pengendali saat itu dengan target pengambilalihan dari
pemegang
saham pengendali saat itu sebesar maksimum 51% (lima puluh satu
persen)
yang akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, sebagai
berikut:--------------------
a. Pembelian 45% (empat puluh lima persen) saham PT HD Finance
Tbk
dari pemegang saham pengendali saat itu yaitu PT HD Corpora
dan
Wealth Paradise Holdings Limited;
--------------------------------------------
-
halaman 18 dari 110
SALINAN
b. Pembelian 6% (enam persen) saham PT HD Finance Tbk dari PT
HD
Corpora dan Wealth Paradise Holdings Limited, apabila setelah
proses
Penawaran Tender Wajib kepemilikan saham Terlapor pada PT HD
Finance Tbk tidak mencapai 51% (lima puluh satu
persen);----------------
(2) 11 Januari 2013, Terlapor berdasarkan keinginan sendiri
serta dengan
itikad baik melakukan Konsultasi rencana pengambilalihan PT HD
Finance
Tbk ke KPPU, serta menyampaikan sejumlah dokumen terkait
yang
dimintakan oleh KPPU;
------------------------------------------------------------
(3) 27 Februari 2013, KPPU menerbitkan Pendapat Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha Nomor 04/KPPU/PDPT/II/2013 tentang
Konsultasi
Pengambilalihan Saham (Akuisisi) Saham Perusahaan PT HD Finance
Tbk
Oleh PT Tiara Marga Trakindo (“Pendapat KPPU Atas
Konsultasi”).
Pendapat KPPU Atas Konsultasi tersebut adalah komisi sebagai
berikut:
“Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat tidak
terdapat
dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat
yang
diakibatkan oleh pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk oleh
PT
Tiara Marga Trakindo;
-------------------------------------------------------------
(4) 8 Maret 2013, Terlapor melaksanakan jual beli atas 45%
(empat puluh lima
persen) saham PT HD Finance Tbk melalui Pasar Negosiasi di Bursa
Efek
Indonesia. Pelaksanaan jual beli tersebut merupakan satu
kesatuan proses
pelaksanaan pengambilalihan PT HD Finance Tbk untuk mencapai
target
perolehan saham PT HD Finance Tbk dari pengendali saat itu
maksimum
sebesar 51% (lima puluh satu persen). Dimana pengambilalihan
terhadap
45% (empat puluh lima persen) tersebut telah diumumkan Terlapor
melalui
surat kabar Bisnis Indonesia tanggal 11 Maret 2013;
---------------------------
(5) 14 Maret 2013, Terlapor menyampaikan Pernyataan Penawaran
Tender
Wajib ke Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) yang merupakan satu
kesatuan
proses yang tidak boleh terputus dengan jual beli sebagaimana
diuraikan
butir 4 di atas dan wajib dilaksanakan oleh Terlapor berkenaan
dengan
pengambilalihan PT HD Finance Tbk oleh Terlapor;
---------------------------
(6) 11 April 2013, OJK memberikan izin kepada Terlapor untuk
melaksanakan
keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender Wajib.
Keterbukaan informasi tersebut dilakukan oleh Terlapor
melalui
pengumuman dalam surat kabar Bisnis Indonesia tanggal 12 April
2013; ---
(7) 13 April – 12 Mei 2013, Periode Penawaran Tender Wajib yaitu
periode
dimana para pemegang saham publik berhak untuk menjual sahamnya
pada
-
halaman 19 dari 110
SALINAN
PT HD Finance Tbk kepada Terlapor, dan Terlapor wajib
melakukan
pembelian atas saham tersebut. Atas pembelian tersebut, Terlapor
wajib
menyelesaikan pembayaran harga saham kepada para pemegang
saham
publik paling lambat 22 Mei 2013;
------------------------------------------------
(8) 27 Mei 2013, Terlapor menyampaikan laporan keterbukaan
informasi
kepada OJK atas penyelesaian Penawaran Tender Wajib berikut
jumlah
saham yang diperoleh oleh Terlapor;
----------------------------------------------
(9) 24 Juni 2013, Terlapor menyampaikan Pemberitahuan kepada
KPPU atas
hasil pengambilalihan dan jumlah akhir kepemilikan saham PT HD
Finance
Tbk oleh Terlapor sebagai pengendali baru;
---------------------------
(10) 4 September 2013, KPPU menerbitkan Surat KPPU Nomor
103/K/IX/2013, Hal: Surat Tidak Melakukan Penilaian Ulang
Pengambilalihan Saham, tertanggal 4 September 2013 ("Surat
Tanggapan
KPPU Atas Pemberitahuan Pengambilalihan"). Dalam surat tersebut
KPPU
menegaskan “Atas dasar pertimbangan tersebut, Komisi tidak
melakukan
Penilaian Ulang terhadap Pemberitahuan dengan Nomor
Registrasi
A13613 dan Pendapat Komisi tetap mengacu pada hasil
Penilaian
Konsultasi yang dikeluarkan pada tanggal 27 Februari 2013, yaitu
Tidak
Ada Dugaan Praktik Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak
Sehat
yang diakibatkan Pengambilalihan (Akuisisi) Saham PT HD Finance
Tbk
oleh PT Tiara Marga Trakindo;
---------------------------------------------------
(11) 3 Desember 2013, Terlapor menerima Surat KPPU No.
1040/SJ/P/XII/2013 tanggal 3 Desember 2013 Perihal: Surat
Panggilan,
yang isinya memanggil Terlapor untuk menghadap dan
memberikan
keterangan kepada Tim Penyidik KPPU tanggal 11 Desember 2013
terkait
dengan dugaan pelanggaran UU Anti Monopoli dan Persaingan
Usaha
Tidak Sehat sehubungan dengan pengambilalihan saham PT HD
Finance
Tbk oleh Terlapor. Atas panggilan tersebut, Terlapor hadir
dan
memberikan keterangan kepada Tim Penyidik KPPU pada tanggal
11
Desember 2013. Keterangan yang diberikan oleh Terlapor
dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan ditandatangani oleh Terlapor;
---------
11.4 Materiil Acara, (2) Peraturan Pengambilalihan yang Berlaku
di Pasar Modal; --------
(1) PT HD Finance Tbk, merupakan suatu perseroan terbatas yang
bersifat
terbuka karena telah melakukan Penawaran Umum Terbatas dan
mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu,
pelaksanaan
Pengambilalihan PT HD Finance Tbk selain tunduk atas ketentuan
Bab VIII
-
halaman 20 dari 110
SALINAN
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(selanjutnya
disebut “UUPT”), harus tunduk juga atas ketentuan di bidang
Pasar Modal.
Hal tersebut sebagaimana ditegaskan pada Pasal 137 UUPT, yang
berbunyi
sebagai berikut “Dalam hal peraturan perundang-undangan di
bidang
pasar modal tidak mengatur lain, ketentuan sebagaimana
dimaksud
dalam Bab VIII berlaku juga bagi Perseroan
Terbuka.”----------------------
Dari ketentuan tersebut, diketahui secara tegas bahwa ketentuan
di bidang
Pasar Modal bersifat lex specialis khususnya dalam
Pengambilalihan suatu
Perseroan Terbuka;
---------------------------------------------------------------------
(2) Mengenai Pengambilalihan Perseroan Terbuka, diatur dalam
Peraturan No.
IX.H.1. yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-264/BL/2011 tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut
“Peraturan
Bapepam-LK No. IX.H.1”);
------------------------------------------------------------
(3) Bahwa, Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. memuat isi dengan
sistematika
sebagai berikut:
--------------------------------------------------------------------------
a. Angka 1: Ketentuan Umum
b. Angka 2: Negosiasi Dalam Rangka Pengambilalihan
c. Angka 3: Pengambilalihan Perusahaan Terbuka
d. Angka 4: Pelaksanaan Penawaran Tender Wajib
e. Angka 5: Kewajiban Pengalihan Kembali Saham
f. Angka 6: Pengecualian
g. Angka 7: Ketentuan Penutup
(4) Berdasarkan ketentuan Angka 3 huruf a butir 2 Peraturan
Bapepam-LK No.
IX.H.1. diatur bahwa Pihak yang melakukan Pengambilalihan
wajib
melakukan Penawaran Tender Wajib. Adapun yang dimaksud
Penawaran
Tender Wajib menurut ketentuan Angka 1 butir e Peraturan
Bapepam-LK No.
IX.H.1. adalah sebagai berikut “Penawaran Tender Wajib adalah
penawaran
untuk membeli sisa saham Perusahaan Terbuka yang wajib dilakukan
oleh
Pengendali
baru”------------------------------------------------------------------------
(5) Penawaran Tender Wajib merupakan penerapan dari prinsip
perlindungan hak
pemegang saham minoritas pada perusahaan terbuka, dimana
apabila
pemegang saham minoritas (dalam hal ini pemegang saham publik)
tidak
menyetujui terjadinya perubahan pengendali maka pemegang saham
tersebut
berhak untuk meminta agar sahamnya dibeli oleh pengendali baru
dengan
-
halaman 21 dari 110
SALINAN
harga sebagaimana perhitungannya diatur dalam Peraturan
Bapepam-LK No.
IX.H.1.
------------------------------------------------------------------------------------
Penawaran Tender Wajib sebagai bentuk perlindungan terhadap
hak
pemegang saham minoritas dikarenakan dalam pengambilalihan
saham
perusahaan terbuka tidak dipersyaratkan adanya persetujuan dari
Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu. Hal tersebut
sebagaimana
ditegaskan pada ketentuan Angka 3 huruf b Peraturan Bapepam-LK
No.
IX.H.1., yang berbunyi sebagai
berikut:----------------------------------------------
“Perusahaan Terbuka yang diambil alih tidak wajib memperoleh
persetujuan
dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
kecuali
apabila persetujuan tersebut dipersyaratkan oleh peraturan
perundang-
undangan yang khusus mengatur bidang usaha Perusahaan Terbuka
yang
diambil
alih.”-----------------------------------------------------------------------------
(6) Dalam perusahaan tertutup, bentuk perlindungan pemegang
saham minoritas
tercermin dari ketentuan Pasal 126 ayat (2) jo. Pasal 62 UUPT
yang mengatur
sebagai
berikut:---------------------------------------------------------------------------
Pasal 126 ayat (2) UUPT:
--------------------------------------------------------------
“Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS
mengenai
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya boleh menggunakan haknya
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62.”
------------------------------------------------------------
Pasal 62 ayat (1) UUPT:
---------------------------------------------------------------
“Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang
bersangkutan
tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang
saham
atau Perseroan, berupa:
--------------------------------------------------------------
a. perubahan anggaran dasar;
----------------------------------------------------
b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang
mempunyai
nilai lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih
Perseroan;
atau
----------------------------------------------------------------------------------
c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan
-----------
(7) Prosedur pelaksanaan Penawaran Tender Wajib diatur pada
ketentuan Angka
4 Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1., yang antara lain mengatur
bahwa
pengumuman keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender
Wajib
dilakukan setelah diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa
Keuangan
(selanjutnya disebut “OJK”, dahulu Bapepam-LK) dan Penawaran
Tender
-
halaman 22 dari 110
SALINAN
Wajib dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari setelah pengumuman.
Setelah
pelaksanaan Tender Wajib diselesaikan, wajib dilaporkan kepada
OJK paling
lambat 5 (lima) hari kerja setelah penyelesaian;
-------------------------------------
(8) Berdasarkan uraian di atas, Penawaran Tender Wajib merupakan
rangkaian
proses dalam pengambilalihan suatu perusahaan terbuka, dan
sifatnya wajib
dilaksanakan serta tidak dapat dipisahkan. Adapun jumlah saham
perusahaan
terbuka yang dikendalikan oleh pengendali baru, baru dapat
diketahui pada
saat berakhirnya proses Penawaran Tender Wajib dan wajib
dilaporkan
kepada OJK dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah penyelesaian
Penawaran
Tender Wajib;
----------------------------------------------------------------------------
(9) Dalam hal Penawaran Tender Wajib tidak dilaksanakan, maka
berdasarkan
ketentuan Angka 7 huruf d butir 1 Peraturan Bapepam-LK No.
IX.H.1., OJK
dapat mengenakan sanksi. Berikut bunyi ketentuannya:
---------------------------
“Pelanggaran atas ketentuan angka 3 huruf a butir 2), dapat
dikenakan:------
a. pembatalan transaksi dan mewajibkan Pengendali baru
untuk:-------------
(1) membayar denda; dan
-----------------------------------------------------
(2) mengembalikan saham kepada Pihak yang menjadi lawan
transaksi
dan mengganti kerugian yang timbul; atau -----------------
b. denda dan kewajiban melakukan Penawaran Tender Wajib
-----------------
11.5 Materiil Acara, Tanggapan, I. Bahwa Penerapan Pasal 29 UU
Anti Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta Pasal 5 PP No. 57/2010
Tidak Dapat
Diterapkan Secara Terpisah Tanpa Melihat Dasar Pembentukannya;
---------------
(1) Bahwa UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
diterbitkan
dengan salah satu pertimbangan sebagai berikut:
---------------------------------
“c. bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada
dalam
situasi persaingan yang sehat dan wajar, sehingga tidak
menimbulkan
adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha
tertentu,
dengan tidak terlepas dari kesepakatan yang telah dilaksanakan
oleh
negara Republik Indonesia terhadap perjanjian-perjanjian
internasional.”
---------------------------------------------------------------------
Lebih lanjut ditegaskan juga dalam Alinea 6 Penjelasan Umum UU
Anti
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, sebagai berikut:
----------------
“Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut di atas, menuntut
kita untuk
mencermati dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia, agar
dunia
usaha dapat tumbuh serta berkembang secara sehat dan benar,
sehingga
tercipta iklim persaingan usaha yang sehat, serta terhindarnya
pemusatan
-
halaman 23 dari 110
SALINAN
kekuatan ekonomi pada perorangan atau kelompok tertentu, antara
lain
dalam bentuk praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
yang
merugikan masyarakat, yang bertentangan dengan cita-cita
keadilan
sosial.”
----------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan
UU Anti
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ditujukan untuk
mencegah
terjadinya Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;
-------------
(2) Bahwa, salah satu tindakan yang dilarang oleh UU Anti
Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah penggabungan, peleburan
usaha atau
penambilalihan yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktek
Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (vide Pasal 28 UU Anti Monopoli
dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat);
-----------------------------------------------------
Adapun sebagai tolak ukur untuk menilai apakah suatu
tindakan
penggabungan, peleburan usaha atau penambilalihan dapat
menimbulkan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, ditentukan
lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah dan wajib diberitahukan kepada
Komisi
dalam waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UU Anti Monopoli
dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat;
------------------------------------------------------
(3) Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (3) dan
Pasal 29 ayat (2)
UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dibentuklah
PP No.
57/2010;
----------------------------------------------------------------------------
(4) Bahwa, berdasarkan Alinea 3 Penjelasan Umum PP No. 57/2010,
disebutkan
sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------------------
“Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka upaya penciptaan
iklim
dunia usaha yang sehat dan efisien tidak boleh mengarah
kepada
penguasaan sumber ekonomi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada
suatu
kelompok atau golongan tertentu. Oleh karena itu, tindakan
Penggabungan
(merger), Peleburan (konsolidasi), dan Pengambilalihan
(akuisisi) yang
dapat mengendalikan dan mendorong ke arah terjadinya Praktik
Monopoli
dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat harus dihindari sejak
dini, dengan
kata lain tindakan Penggabungan, Peleburan, atau
Pengambilalihan
hendaknya tetap memperhatikan kepentingan konsumen dan Pelaku
Usaha
lainnya.”
--------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya, disebutkan juga dalam Alinea 5 Penjelasan Umum PP
No.
57/2010, disebutkan bahwa:
---------------------------------------------------------
-
halaman 24 dari 110
SALINAN
“Adapun materi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini
meliputi
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha, dan Pengambilalihan
saham
yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan
Persaingan
Usaha Tidak Sehat, tata cara penyampaian pemberitahuan,
penilaian
Komisi, dan konsultasi;
---------------------------------------------------------------
(5) Bahwa untuk menghindari atau mencegah terjadinya Praktik
Monopoli atau
Persaingan Usaha Tidak Sehat akibat dari penggabungan, peleburan
dan
pengambilalihan saham, PP No. 57/2010 mengatur mekanisme
sebagai
berikut:
----------------------------------------------------------------------------------
a. Konsultasi;
-------------------------------------------------------------------------
b. Pemberitahuan.
--------------------------------------------------------------------
(6) Bahwa, mengenai Konsultasi diatur dalam Pasal 10 PP No.
57/2010, sebagai
berikut:
----------------------------------------------------------------------------------
“(1) Pelaku Usaha yang akan melakukan Penggabungan Badan
Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan
lain
yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi
jumlah
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat
(3)
dapat melakukan konsultasi secara lisan atau tertulis kepada
Komisi.
(2) Konsultasi secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
dilakukan dengan mengisi formulir dan menyampaikan dokumen
yang
disyaratkan oleh Komisi.”
------------------------------------------------------
Mengacu pada ketentuan tersebut di atas, Konsultasi tidak wajib
dilakukan
oleh pelaku usaha yang akan melakukan penggabungan, peleburan
atau
pengambilalihan;------------------------------------------------------------------------
(7) Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) PP
No. 57/2010,
diatur bahwa:
---------------------------------------------------------------------------
“(1) Berdasarkan formulir dan dokumen yang diterima oleh
Komisi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), Komisi
melakukan
penilaian.
-------------------------------------------------------------------------
(2) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Komisi
memberikan saran, bimbingan, dan/atau pendapat tertulis
mengenai
rencana Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha,
atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain kepada Pelaku
Usaha.”--------
Dari ketentuan tersebut, diketahui bahwa KPPU melakukan
penilaian atas
formulir dan dokumen yang disampaikan kepada KPPU pada saat
Konsultasi;
------------------------------------------------------------------------------
-
halaman 25 dari 110
SALINAN
(8) Bahwa, mengenai Pemberitahuan diatur dalam Pasal 5 ayat (1)
PP No.
57/2010, sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------
“Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau
Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset
dan/atau
nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan
secara
tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak tanggal
telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan
Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan.”
---------------------
Adapun berdasarkan Pasal 8 ayat (1) dan ayat (3) PP No. 57/2010,
diatur
bahwa Pemberitahuan secara tertulis dilakukan dengan cara
mengisi formulir
yang ditetapkan oleh KPPU dengan melampirkan dokumen pendukung
yang
berkaitan dengan penggabungan, peleburan atau pengambilalihan;
------------
(9) Bahwa, berdasarkan Pasal 9 ayat (1) PP No. 57/2010 diatur
sebagai berikut:
“Berdasarkan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Komisi melakukan penilaian
untuk
memberikan pendapat terhadap ada atau tidaknya dugaan Praktik
Monopoli
dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat akibat dari Penggabungan
Badan
Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
perusahaan”
(10) Bahwa berdasarkan uraian butir 6 sampai dengan butir 9 di
atas, diketahui
bahwa fungsi dari Konsultasi dan Pemberitahuan sama, yaitu
menjadi dasar
bagi KPPU untuk melakukan penilaian. Hal tersebut ditegaskan
dalam
ketentuan Bab IV butir C yang merupakan Lampiran dari Peraturan
KPPU
Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Komisi
Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Pedoman
Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha
dan
Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan
Terjadinya
Praktik Monopoli dan Persaigan Usaha Tidak Sehat (“Peraturan
KPPU No.
3/2012”), yang berbunyi sebagai berikut:
------------------------------------------
“Penilaian yang diberikan oleh Komisi terhadap Konsultasi
Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan tidak menghapuskan kewenangan
Komisi
untuk melakukan penilaian setelah Penggabungan, Peleburan
dan
Pengambilalihan. Namun, untuk menghindari redudansi penilaian
terhadap
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan yang sama
melalui
Konsultasi dan Pemberitahuan, Komisi berkomitmen untuk hanya
melakukan satu kali penilaian terhadap satu peristiwa
Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan, selama tidak ada perubahan
material atas
-
halaman 26 dari 110
SALINAN
data yang disampaikan oleh pelaku usaha pada saat Konsultasi
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan atau perubahan
kondisi
pasar yang material pada saat pemberitahuan. Dalam hal
terdapat
perubahan material atas data yang disampaikan oleh pelaku usaha
atau
kondisi pasar, maka Komisi akan menggunakan kewenangannya
untuk
melakukan penilaian ulang terhadap Pemberitahuan setelah
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan dilaksanakan.”
-------------
Dengan demikian, ketentuan Pemberitahuan tidak dapat dilihat
secara parsial
manakala Konsultasi telah dilakukan sebelumnya;
-------------------------------
(11) Bahwa berdasarkan uraian di atas, Terlapor berdasarkan
keinginannya
sendiri dan dengan itikad baik telah melakukan Konsultasi
tertulis sebelum
Terlapor melakukan transaksi pengambilalihan saham PT HD Finance
Tbk
dari PT HD Corpora dan Wealth Paradise Holdings Limited
selaku
pengendali saat itu. Atas Konsultasi tertulis tersebut, Terlapor
telah
memperoleh hasil penilaian KPPU melalui Pendapat KPPU Atas
Konsultasi,
yang pada intinya menyatakan tidak terdapat dugaan praktek
monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh
pengambilalihan saham
PT HD Finance Tbk oleh Terlapor;
-------------------------------------------------
Lebih lanjut, Terlapor juga telah menyampaikan Pemberitahuan
setelah
menyelesaikan satu kesatuan proses pengambilalihan saham PT HD
Finance
Tbk, dimana atas Pemberitahuan tersebut KPPU tidak melakukan
penilaian
ulang dan tetap mengacu pada pendapat KPPU pada tanggapan
Konsultasi;-
(12) Berdasarkan uraian di atas, terbukti demi hukum bahwa KPPU
tidak
melakukan penilaian atas Pemberitahuan secara terpisah dari
penilaian atas
Konsultasi yang dilakukan sebelumnya oleh Terlapor. Karenanya,
ketentuan
pelaksanaan Pemberitahuan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari tidak
dapat
dilihat secara terpisah oleh KPPU manakala Konsultasi telah
dilakukan oleh
Terlapor, karena penilaian atas isi Pemberitahuan pada
prinsipnya telah
dilakukan oleh KPPU pada saat Terlapor melakukan Konsultasi,
dimana
Konsultasi dilakukan dengan pemenuhan penyampaian data, dokumen
dan
keterangan yang sama dengan data, dokumen dan keterangan
dalam
Pemberitahuan dan KPPU menyatakan tidak terdapat perubahan data
yang
signifikan;
-------------------------------------------------------------------------------
11.6 Materiil Acara, Tanggapan, II. Bahwa Penerapan Ketentuan
Pengenaan Sanksi
Denda Terhadap Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan,
Peleburan Badan
Usaha atau Pengambilalihan Saham Perusahaan Sebagaimana Diatur
Dalam
-
halaman 27 dari 110
SALINAN
Peraturan Komisi No. 4/2012, Demi Hukum Wajib Didasarkan
Pada
Pertimbangan Adanya Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat;-----
(1) Bahwa atas kewajiban Pemberitahuan terjadinya penggabungan,
peleburan
atau pengambilalihan yang diatur dalam Pasal 5 ayat (1) PP No.
57/2010,
terdapat ketentuan sanksi dalam hal terjadi pelanggaran
sebagaimana diatur
dalam Pasal 6 PP No. 57/2010, yang berbunyi sebagai
berikut:-----------------
“Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan
tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku
Usaha
dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar
Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) untuk setiap hari keterlambatan, dengan
ketentuan
denda administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah);
--------------------------
(2) Bahwa untuk mengatur secara khusus mengenai mekanisme
pengenaan
sanksi terkait dengan pelanggaran kewajiban Pemberitahuan yang
diatur
dalam Pasal 6 PP No. 57/2010, diterbitkan Peraturan KPPU Nomor 4
Tahun
2012 tentang Pedoman Pengenaan Denda Keterlambatan
Pemberitahuan
Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham
Perusahaan (“Peraturan KPPU No. 4/2012”);
-----------------------------------
(3) Bahwa, Peraturan KPPU No. 4/2012 tersebut diterbitkan dengan
salah satu
pertimbangan sebagai berikut:
-------------------------------------------------------
“a. bahwa untuk mendukung efektifitas pelaksanaan
Pemberitahuan
Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan
Saham Perusahaan, perlu mengatur pelaksanaan pengenaan Denda
Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan
Badan
Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha
tidak
sehat.”
----------------------------------------------------------------------
Dari pertimbangan tersebut, diketahui bahwa pengenaan sanksi
denda
ditujukan atas keterlambatan Pemberitahuan tindakan
penggabungan,
peleburan atau pengambilalihan yang dapat mengakibatkan
terjadinya
praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Karenanya,
pengenaan
sanksi denda tidak dapat semata-mata dilihat secara
administratif dari adanya
keterlambatan, melainkan harus dilihat ada tidaknya akibat
dari
keterlambatan Pemberitahuan tersebut serta apakah tindakan
pengambilalihan yang terlambat diberitahukan tersebut dapat
mengakibatkan
terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat;
-----------------
-
halaman 28 dari 110
SALINAN
(4) Bahwa besarnya nilai sanksi denda administratif yang dapat
dikenakan atas
keterlambatan Pemberitahuan sangat signifikan, yaitu
Rp1.000.000.000,00
per hari keterlambatan dan maksimum sebesar
Rp25.000.000.000,00.
Besarnya jumlah denda administratif tersebut dapat dipahami
manakala
pelaku usaha melakukan penggabungan, peleburan atau
pengambilalihan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan
persaingan usaha
tidak sehat. Karena sepanjang Pemberitahuan belum dilakukan, dan
KPPU
belum mengetahui kondisi tersebut, pelaku usaha dimaksud
dapat
memperoleh keuntungan dari praktik monopoli yang dilakukannya.
-----------
Namun demikian, apabila denda keterlambatan hanya semata-mata
ditujukan
sebagai denda administratif tanpa melihat adanya akibat hukum
yang
ditimbulkan dari keterlambatan Pemberitahuan atau transaksi
yang
dilakukan, besarnya denda administratif tersebut adalah tidak
wajar. Berikut
beberapa contoh pengenaan denda administratif:
---------------------------------
Ketentuan Angka 7 huruf d butir 2 Peraturan Bapepam-LK No.
IX.H.1.:
“Pelanggaran atas keterlambatan menyampaikan informasi
sebagaimana
dimaksud dalam angka 2 huruf b, angka 3 huruf a butir 1), angka
4 huruf a
butir 1), angka 4 huruf a butir 3), angka 6 huruf c, dan angka 6
huruf d
dikenakan sanksi administratif berupa denda Rp100.000,00
(seratus ribu
rupiah) atas setiap hari keterlambatan.”
-----------------------------------------
Ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2008
Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi
Undang-
Undang (selanjutnya disebut “UU KUP”):
-----------------------------------------
“Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka
waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu
perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (4), dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan
Masa
Pajak Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk Surat
Pemberitahuan Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 (satu
juta
rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib
Pajak badan serta sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi.”
Penjelasan ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU KUP:
---------------------------------
-
halaman 29 dari 110
SALINAN
“Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana
diatur
pada ayat ini adalah untuk kepentingan tertib administrasi
perpajakan dan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan;
----------------------------------------------
(5) Bahwa, dalam kasus Terlapor, KPPU telah menyampaikan
penilaiannya
melalui Pendapat KPPU Atas Konsultasi bahwa tidak terdapat
dugaan
praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang
diakibatkan oleh
pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk oleh Terlapor. Hal
mana
ditegaskan kembali dalam Surat Tanggapan KPPU Atas
Pemberitahuan
Pengambilalihan;
-----------------------------------------------------------------------
(6) Quod non, apabila diasumsikan Terlapor dikategorikan telah
terlambat
melakukan Pemberitahuan pengambilalihan kepada KPPU, transaksi
yang
dilakukan Terlapor terbukti tidak mengakibatkan dan/atau
sepatutnya diduga
dapat mengakibatkan adanya praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak
sehat. Hal mana secara tegas dapat dibuktikan dari hasil
penilaian KPPU
yang dituangkan dalam Pendapat KPPU Atas Konsultasi dan
Surat
Tanggapan KPPU Atas Pemberitahuan Pengambilalihan;
-----------------------
(7) Berdasarkan uraian di atas, demi hukum ketentuan Pasal 6 PP
No. 57/2010
tidak dapat diterapkan dalam perkara a quo karena Terlapor
telah
menyampaikan informasi transkasi pengambilalihan yang akan
dilakukan
melalui Konsultasi dan KPPU telah menyampaikan penilaian bahwa
tidak
terdapat dugaan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat terhadap
transaksi yang akan dilakukan oleh Terlapor. Pendapat mana
ditegaskan
kembali dalam Surat Tanggapan KPPU Atas Pemberitahuan
Pengambilalihan, dimana KPPU tidak melakukan penilaian ulang;
------------
11.7 Materiil Acara, Tanggapan, III. Bahwa Ketentuan Sanksi
Denda Administratif
Pasal 29 UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Merupakan
Sanksi Yang Dikenakan Dalam Hal Tidak Menyampaikan
Pemberitahuan; -------
(1) Berdasarkan Bab II Lampiran Peraturan KPPU Nomor 3 Tahun
2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan KPPU Nomor 13 Tahun 2010
tentang
Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan
Usaha
dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat
Mengakibatkan
Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
(selanjutnya
disebut “Peraturan KPPU No. 3/2012”), diketahui tujuan
dibentuknya
Pedoman Penggabungan, Peleburan atau Pengambilalihan sebagai
berikut: --
-----------------------------------------------------------------------
-
halaman 30 dari 110
SALINAN
a. Agar terdapat kesamaan penafsiran terhadap Pasal 28 dan Pasal
29 UU
No.5/1999 dan PP No.57/2010, sehingga terdapat kepastian hukum
dan
dapat menghindari terjadinya kekeliruan atau sengketa dalam
penerapannya.
---------------------------------------------------------------------
b. Agar Pasal 28 dan Pasal 29 UU No.5/1999 dan PP No.57/2010
dapat
senantiasa diterapkan secara konsisten, tepat, dan adil.
---------------------
c. Menjaga agar penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan
senantiasa meningkatkan efisiensi perekonomian sebagai salah
satu
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional.
-------------------------
d. Mencegah praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak
sehat oleh
pelaku usaha sebagai akibat dari penggabungan, peleburan
atau
pengambilalihan.
------------------------------------------------------------------
e. Mendorong penggabungan, peleburan atau pengambilalihan
yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
kegiatan
usaha.
-------------------------------------------------------------------------------
(2) Bahwa, dalam Bab VIII Peraturan KPPU No. 3/2012 mengatur
tentang
Aturan Sanksi, yang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Sanksi pelanggaran Pasal 28 UU Anti Monopoli dan Persaingan
Usaha
Tidak Sehat;
-----------------------------------------------------------------------
b. Sanksi tidak menyampaikan Pemberitahuan (Pasal 29 UU Anti
Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat;
---------------------------------
(3) Dalam uraian mengenai sanksi tidak menyampaikan
Pemberitahuan,
diketahui bahwa Komisi berwenang menjatuhkan sanksi vide Pasal 6
PP No.
57/2010 dalam hal Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban
untuk
menyampaikan Pemberitahuan secara tertulis atas Penggabungan,
Peleburan
dan Pengambilalihan.
------------------------------------------------------------------
Lebih lanjut diuraikan bahwa KPPU akan melakukan kegiatan
monitoring
dari waktu ke waktu dan bekerja sama dengan instansi terkait
untuk dapat
mengidentifikasi Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan
yang
memenuhi syarat namun dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kerja tidak
menyampaikan Pemberitahuan Penggabungan, Peleburan dan
Pengambilalihannya kepada KPPU;
-------------------------------------------------
(4) Senada dengan hal tersebut di atas, pada alinea berikutnya
(alinea ketiga)
disebutkan bahwa dalam hal Pengambilalihan asing telah memenuhi
syarat
untuk dilakukan Pemberitahuan kepada KPPU namun dalam jangka
waktu
30 (tiga puluh) hari kerja tidak menyampaikan Pemberitahuan
-
halaman 31 dari 110
SALINAN
Pengambilalihannya kepada KPPU, maka denda keterlambatan
akan
dibebankan kepada bagian dari kelompok usahanya yang berada
di
Indonesia.
-------------------------------------------------------------------------------
(5) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengenaan sanksi
denda administratif menurut Pasal 29 UU Anti Monopoli dan
Persaingan
Usaha Tidak Sehat dilakukan kepada pelaku usaha yang memenuhi
syarat
wajib melakukan Pemberitahuan namun tidak melakukan
Pemberitahuan,
dan hal tersebut diketahui oleh KPPU dari pelaksanaan kegiatan
monitoring;
11.8 Materiil Acara, Tanggapan, IV. Bahwa Tidak Ada
Keterlambatan Pemberitahuan
Transaksi Pengambilalihan Oleh Terlapor Dengan Memperhatian
Berlakunya
Ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1.;
----------------------------------------
(1) Bahwa pada saat Konsultasi Terlapor telah menyampaikan
kepada KPPU
mengenai target kepemilikan saham PT HD Finance Tbk yang
diinginkan
oleh Terlapor adalah minimum 51% (lima puluh satu persen).
Dimana untuk
perolehannya, Terlapor akan mengambilalih 45% (empat puluh lima
persen)
saham dari pengendali saat itu, yaitu PT HD Corpora dan Wealth
Paradise
Holdings Limited, dan tambahan sebanyak maksimum 6% (enam
persen)
apabila dari pelaksanaan Penawaran Tender Wajib, kepemilikan
saham
Terlapor belum mencapai 51% (lima puluh satu
persen).-------------------------
(2) Bahwa, berdasarkan kronologis yang disampaikan Terlapor pada
butir B.1.,
ketika transaksi pembelian saham PT HD Finance Tbk pada tahap
pertama
dilaksanakan, kepemilikan saham PT HD Finance Tbk oleh Terlapor
baru
sebesar 45% (empat puluh lima persen) dan belum mencapai
target
minimum pengendalian yang direncanakan oleh Terlapor, yaitu
sebanyak
51% (lima puluh satu
persen).--------------------------------------------------------
(3) Bahwa, PT HD Finance Tbk yang menjadi target pengambilalihan
adalah
perusahaan terbuka. Berdasarkan ketentuan Angka 3 huruf a butir
2
Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. sebagaimana diuraikan pada
butir B.2.,
pihak yang melakukan pengambilalihan saham memiliki kewajiban
untuk
melakukan Penawaran Tender Wajib kepada seluruh pemegang
saham
publik (minoritas).
---------------------------------------------------------------------
Kewajiban untuk melaksanakan Penawaran Tender Wajib tersebut
merupakan satu kesatuan proses dan tidak boleh terputus yang
terjadi dalam
hal dilakukannya Pengambilalihan Perusahaan Terbuka,
sebagaimana
pengaturannya dilakukan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1.
yang
mengatur tentang Pengambilalihan Perusahaan
Terbuka.-------------------------
-
halaman 32 dari 110
SALINAN
(4) Bahwa, mengacu pada ketentuan Angka 3 huruf a butir 2
Peraturan
Bapepam-LK No. IX.H.1. tersebut di atas, Terlapor sebagai pihak
yang
melakukan pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk selaku
perusahaan
terbuka memiliki kewajiban untuk melakukan Penawaran Tender
Wajib.
Karenanya, proses transaksi pengambilalihan PT HD Finance Tbk
oleh
Terlapor secara keseluruhan tidak bisa dilepaskan dari proses
Penawaran
Tender Wajib. Dimana kepemilikan saham final oleh Terlapor
selaku
pengendali baru belum dapat ditentukan pada saat pembelian 45%
(empat
puluh lima persen) saham, melainkan setelah diselesaikannya
proses
Penawaran Tender Wajib yang merupakan kewajiban sebagaimana
diatur
dalam ketentuan Peraturan Bapepam-LK No.
IX.H.1-----------------------------
(5) Berdasarkan uraian dalam huruf B.2 di atas mengenai
transaksi
pengambilalihan Perseroan Terbuka di lingkungan Pasar Modal,
dapat
disimpulkan bahwa pendapat investigator yang mengasumsikan
kewajiban
Pemberitahuan Terlapor atas pengambilalihan yang dilakukannya
terhadap
PT HD Finance Tbk terjadi sejak keterbukaan informasi yang
dilaksanakan
Terlapor saat Terlapor melakukan pembelian atas 45% saham PT
HD
Finance Tbk adalah sangat keliru dan tidak tepat, karena
penyelesaian
transaksi pengambilalihan dan jumlah pengendalian saham secara
final baru
terjadi secara efektif setelah diselesaikannya Penawaran Tender
Wajib.
Apabila Terlapor tidak melakukan Penawaran Tender Wajib
setelah
melakukan pembelian 45% saham dalam HD Finance Tbk, maka
otoritas
pasar modal berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat
membatalkan
pembelian 45% saham dimaksud dan mewajibkan Terlapor
mengembalikan
saham kepada Pihak yang menjadi lawan transaksi dan bahkan
mengganti
kerugian yang timbul. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
pengambilalihan yang dilakukan baru memperoleh kepastiannya
dan
dianggap efektif sejak selesainya proses Penawaran Tender Wajib
dan
kemudian diikuti dengan pengumuman keterbukaan informasi
atas
pelaksanaan Penawaran Tender Wajib, sehingga kewajiban
pemberitahuan
mengenai pengambilalihan kepada KPPU mulai diperhitungkan
sejak
disampaikannya laporan penyelesaian Penawaran Tender Wajib
kepada
OJK.
-------------------------------------------------------------------------------------
(6) Bahwa, keterbukaan informasi atas penyelesaian Penawaran
Tender Wajib
disampaikan oleh Terlapor kepada OJK pada tanggal 27 Mei 2013
melalui
surat No. TMT-LGL/250/LL/DIR/V/2013 perihal: Laporan Hasil
-
halaman 33 dari 110
SALINAN
Penawaran Tender Wajib Atas Saham PT HD Finance Tbk oleh PT
Tiara
Marga Trakindo, dimana dalam pemberitahuan tersebut telah
diketahui
jumlah akhir saham yang dikendalikan oleh Terlapor sebagai
pengendali
baru PT HD Finance Tbk. Oleh karena itu, apabila batas waktu
Pemberitahuan mengacu pada tolak ukur penyelesaian satu
kesatuan
transaksi pengambilalihan, yaitu tanggal surat keterbukaan
kepada OJK
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pemberitahuan
yang
dilakukan oleh Terlapor masih dalam kurun waktu yang
ditetapkan,
mengingat faktanya laporan pemberitahuan yang dilakukan Terlapor
kepada
KPPU mengenai pengambilalihan saham dalam PT HD Finance Tbk
pada
tanggal 21 Juni 2013 adalah tidak terlambat dan masih memenuhi
syarat 30
(tiga puluh) hari kerja sejak kewajiban pelaporan pemberitahuan
tersebut
timbul pada tanggal 27 Mei
2013.----------------------------------------------------
(7) Berdasarkan uraian tersebut di atas, demi hukum terbukti
bahwa tidak
terdapat keterlambatan Pemberitahuan pengambilalihan saham PT
HD
Finance Tbk oleh Terlapor karena Pemberitahuan dilakukan masih
dalam
kurun waktu dari penyelesaian keseluruhan transaksi
Pengambilalihan yang
diatur menurut Peraturan Bapepam-LK No.
IX.H.1.------------------------------
11.9 Materiil Acara, Tanggapan, V. Bahwa Pelaksanaan
Pemberitahuan Oleh
Terlapor ke KPPU Dilakukan Berdasarkan Hasil Diskusi Dengan KPPU
Pada
Periode Konsultasi;
-------------------------------------------------------------------------
(1) Bahwa, pada bulan Januari 2013 Terlapor menemui KPPU
untuk
mengadakan Konsultasi rencana pengambilalihan saham PT HD
Finance
Tbk oleh Terlapor, dimana Konsultasi tersebut dimungkinkan
sebagaimana
diatur dalam Pasal 10 PP No. 57/2010, yang berbunyi sebagai
berikut: -------
“(1) Pelaku Usaha yang akan melakukan Penggabungan Badan
Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan
lain
yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi
jumlah
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan