Top Banner
SALINAN P U T U S A N Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 telah mengambil Putusan tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999”) juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya disebut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010”) terkait Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilan Saham PT HD Finance, Tbk. oleh PT Tiara Marga Trakindo, yang dilakukan oleh: ------------------------------------------------------------------- PT Tiara Marga Trakindo (“selanjutnya disebut Terlapor”), berkedudukan di Gedung TMT 1, Lantai 19, Jalan Cilandak KKO Nomor 1, Jakarta 12560, Indonesia; --------------------- Majelis Komisi; --------------------------------------------------------------------------------------------- Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan;-------------------------------------------- Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; ------- Setelah mendengar keterangan para Ahli; ---------------------------------------------------------------- Setelah mendengar keterangan Terlapor; ----------------------------------------------------------------- Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; --------------------------------- Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor; ------------------------------------- Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; --------------------------- TENTANG DUDUK PERKARA 1. Menimbang, bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan terhadap keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD Finance, Tbk. oleh Terlapor; ------------------------------------------------------------------------------------------------
110

SALINAN - KPPU · 2020. 6. 30. · SALINAN P U T U S A N Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang memeriksa

Oct 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • SALINAN

    P U T U S A N

    Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia selanjutnya disebut Komisi yang

    memeriksa Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 telah mengambil Putusan tentang Dugaan

    Pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“selanjutnya disebut Undang-Undang Nomor

    5 Tahun 1999”) juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang

    Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang

    dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

    (“selanjutnya disebut Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010”) terkait

    Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilan Saham PT HD Finance, Tbk. oleh PT Tiara

    Marga Trakindo, yang dilakukan oleh: -------------------------------------------------------------------

    PT Tiara Marga Trakindo (“selanjutnya disebut Terlapor”), berkedudukan di Gedung

    TMT 1, Lantai 19, Jalan Cilandak KKO Nomor 1, Jakarta 12560, Indonesia; ---------------------

    Majelis Komisi; ---------------------------------------------------------------------------------------------

    Setelah membaca Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; --------------------------------------------

    Setelah membaca Tanggapan Terlapor terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; -------

    Setelah mendengar keterangan para Ahli; ----------------------------------------------------------------

    Setelah mendengar keterangan Terlapor; -----------------------------------------------------------------

    Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Investigator; ---------------------------------

    Setelah membaca Kesimpulan Hasil Persidangan dari Terlapor; -------------------------------------

    Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini; ---------------------------

    TENTANG DUDUK PERKARA

    1. Menimbang, bahwa Sekretariat Komisi telah melakukan penyelidikan terhadap

    keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD Finance, Tbk. oleh

    Terlapor; ------------------------------------------------------------------------------------------------

  • halaman 2 dari 110

    SALINAN

    2. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan, Sekretariat Komisi

    mengidentifikasi adanya keterlambatan pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD

    Finance, Tbk. oleh Terlapor; ------------------------------------------------------------------------

    3. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Penyelidikan, Sekretariat Komisi menyusun

    Laporan Keterlambatan Pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD Finance, Tbk.

    oleh Terlapor; ------------------------------------------------------------------------------------------

    4. Menimbang, bahwa Laporan Keterlambatan Pemberitahuan telah disampaikan dan

    disetujui dalam Rapat Komisi pada tanggal 11 Maret 2014 (vide bukti I19); ----------------

    5. Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan, Ketua Komisi

    menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan dengan menerbitkan Penetapan Komisi Nomor

    16/KPPU/PEN/III/2014 tanggal 28 Maret 2014 tentang Pemeriksaan Pendahuluan

    Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014 (vide bukti A1); ----------------------------------------------

    6. Menimbang, bahwa berdasarkan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tersebut, Ketua

    Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan Komisi Nomor

    39/KPPU/Kep/III/2014 tanggal 28 Maret 2014 tentang Penugasan Anggota Komisi

    sebagai Majelis Komisi pada Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 07/KPPU-

    M/2014 (vide bukti A2); ------------------------------------------------------------------------------

    7. Menimbang, bahwa Ketua Majelis Komisi Perkara Nomor 07/KPPU-M/2014

    menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 18/KMK/Kep/IV/2014 tanggal 2

    April 2014 tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 07/KPPU-

    M/2014 yang dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja

    terhitung sejak tanggal 8 April 2014 sampai dengan tanggal 17 April 2014 (vide bukti

    A6); ------------------------------------------------------------------------------------------------------

    8. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Pemberitahuan Pemeriksaan

    Pendahuluan, Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan, Petikan Surat Keputusan

    Majelis Komisi tentang Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, dan Surat Panggilan

    Sidang Majelis Komisi I kepada Terlapor (vide bukti A8 , A5, A7, A9); --------------------

    9. Menimbang, bahwa pada tanggal 8 April 2014, Majelis Komisi melaksanakan Sidang

    Majelis Komisi I yang dihadiri oleh Investigator dan Terlapor dengan agenda (vide

    bukti B1): -----------------------------------------------------------------------------------------------

    9.1 Pembacaan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan; -------------------------------------

    9.2 Penyerahan dan/atau Pembacaan Tanggapan Laporan Keterlambatan

    Pemberitahuan dari Terlapor; ----------------------------------------------------------------

    9.3 Penyerahan daftar saksi dan/atau ahli beserta alat bukti dari Investigator dan

    Terlapor kepada Majelis Komisi; ------------------------------------------------------------

  • halaman 3 dari 110

    SALINAN

    10. Menimbang bahwa pada Sidang Majelis Komisi tanggal 8 April 2014, Investigator

    membacakan Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal

    sebagai berikut (vide bukti B1): ---------------------------------------------------------------------

    10.1 Dasar: --------------------------------------------------------------------------------------------

    10.1.1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; ---------------------------------

    10.1.2 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau

    Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang

    dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat; -----------------------------------------------------------------

    10.1.3 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 2010

    tentang Tata Cara Penanganan Perkara; -----------------------------------------

    10.1.4 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 10 Tahun 2010

    tentang Formulir Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan Badan

    Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan; -------------------------------

    10.1.5 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2012

    tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pengawas Persaingan

    Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan

    Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

    Perusahaan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan

    Persaingan Usaha Tidak Sehat; ---------------------------------------------------

    10.1.6 Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun 2012

    tentang Pedoman Pengenaan Denda Keterlambatan Pemberitahuan

    Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

    Perusahaan; --------------------------------------------------------------------------

    10.2 Terlapor dalam perkara ini adalah PT Tiara Marga Trakindo, yang beralamat di

    Gedung TMT 1, Lantai 19, Jalan Cilandak KKO Nomor 1, Jakarta 12560; ----------

    10.3 Obyek perkara ini adalah Keterlambatan Pemberitahuan Pengambilalihan Saham

    PT HD Finance Tbk. oleh PT Tiara Marga Trakindo; -----------------------------------

    10.4 Terlapor diduga melanggar Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto

    Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010; -----------------------------------

    Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999----------------------------------

    (1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau

    nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada

  • halaman 4 dari 110

    SALINAN

    Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

    penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut.

    (2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata

    cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam

    Peraturan Pemerintah.-----------------------------------------------------

    Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010---------------------------

    (1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha atau

    Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai asset

    dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan

    secara tertulis kepada Komisi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak

    tanggal Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha atau

    Pengambilalihan saham perusahaan---------------------

    10.5 Bahwa dugaan pelanggaran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 jo.

    Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010 yang dilakukan oleh Terlapor adalah sebagai

    berikut: ------------------------------------------------------------------------------------------

    10.5.1 KPPU telah menerima Pemberitahuan dari PT Tiara Marga Trakindo

    yang melakukan pengambilalihan Saham (akuisisi) PT HD Finance Tbk.

    pada tanggal 24 Juni 2013 (vide I11); --------------------------------------------

    10.5.2 Pemberitahuan tersebut dicatat oleh KPPU dengan nomor register

    A13613 (vide I11); ------------------------------------------------------------------

    10.5.3 Berdasarkan pemberitahuan tersebut diketahui dalam pemberitahuan

    tersebut diketahui nilai aset hasil penggabungan adalah

    Rp.30.891.691.813.936 (vide I11); -----------------------------------------------

    2012

    PT. Tiara Marga Trakindo (dalam USD) 3,009,779,951

    PT. HD Finance (dalam Rupiah) 1.588.474.211.000

    Selanjutnya setelah dilakukan konversi nilai mata uang yang berdasarkan

    kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11 Maret 2013 adalah untuk setiap

    USD 1 sama dengan Rp.9.736 maka diperoleh nilai aset PT. Tiara Marga

    Trakindo adalah Rp.29.303.217.602.936 sehingga nilai aset hasil

    penggabungan adalah Rp.30.891.691.813.936;---------------------------------

    10.5.4 Bahwa dalam pemberitahuan tersebut diketahui nilai penjualan hasil

    penggabungan adalah Rp.24.518.222.785.456 (vide I11); --------------------

    2012

    PT. Tiara Marga Trakindo (dalam USD) 2,410,536,648

  • halaman 5 dari 110

    SALINAN

    PT. HD Finance (dalam Rupiah) 1.049.238.000.000

    Selanjutnya setelah dilakukan konversi nilai mata uang yang berdasarkan

    kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11 Maret 2013 adalah untuk setiap

    USD 1 sama dengan Rp.9.736 maka diperoleh nilai penjualan PT. Tiara

    Marga Trakindo adalah Rp.23.468.984.785.456 sehingga nilai penjualan

    hasil penggabungan adalah Rp.24.518.222.785.456.

    10.6 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah Badan Usaha Pengambilalih; ---------------

    10.6.1 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah pelaku usaha selaku Badan

    Usaha Pengambilalih; --------------------------------------------------------------

    10.6.2 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo didirikan pada tahun 1970 dengan

    nama PT Trakindo Utama berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi, S.H.,

    No. 55 tanggal 23 Desember 1970. Akta Pendirian tersebut telah

    disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

    Keputusan No. J.A.5/115/1 tanggal 31 Juli 1971; ------------------------------

    10.6.3 Bahwa Akta Pendirian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan

    dan dengan Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No. 16

    tanggal 16 Agustus 2000 mengenai perubahan nama perusahaan dari PT

    Trakindo Utama menjadi PT Tiara Marga Trakindo. Perubahan nama ini

    telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-125.HT.01.04.TH2001

    tanggal 4 Januari 2001; -------------------------------------------------------------

    10.6.4 Bahwa Perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Mala Mukti,

    S.H.,LL..M, No. 79 tanggal 18 April 2012 mengenai perubahan susunan

    Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum

    dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

    AHU-AH.01.10-18565 tanggal 24 Mei 2012; ----------------------------------

    10.6.5 Bahwa PT Tiara Marga Trakindo adalah perseroan yang bergerak di

    bidang perdagangan, pemborongan (kontraktor), pengangkutan, industri,

    percetakan, perwakilan dan/atau peragenan, pekerjaan teknik, jasa atau

    pelayanan, pemukiman dan pertanian. PT Tiara Marga Trakindo

    merupakan holding company yang memiliki beberapa anak perusahaan; --

    10.6.6 Bahwa pemegang saham PT Tiara Marga Trakindo adalah sebagai

    berikut (vide I11): -------------------------------------------------------------------

    No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

    1. Achmad Hadiat Hamami 99,40%

  • halaman 6 dari 110

    SALINAN

    2. Achmad Ridwan Hamami 0,60%

    10.6.7 Bahwa nilai penjualan dan aset Terlapor dalam kurun waktu 3 (tiga)

    tahun terakhir adalah (vide I11); --------------------------------------------------

    Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset

    2010 USD 1.327.301.087 USD 1.329.061.371

    2011 USD 2.352.388.452 USD 2.311.119.805

    2012 USD 2.410.536.646 USD 3.009.779.951

    10.7 PT HD Finance, Tbk. adalah Badan Usaha yang diambil alih; -------------------------

    10.7.1 Bahwa PT HD Finance, Tbk. adalah pelaku usaha sebagai Badan Usaha

    yang diambilalih; --------------------------------------------------------------------

    10.7.2 Bahwa PT HD Finance, Tbk. merupakan suatu perseroan terbatas yang

    didirikan berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku di

    Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan

    Lingkar Luar Barat Kav. 35-36 Kelurahan Rawa Buaya Cengkareng

    Jakarta Barat; ------------------------------------------------------------------------

    10.7.3 Bahwa PT HD Finance, Tbk. didirikan berdasarkan Akta Notaris F.A.

    Tumbuan No. 41 tanggal 20 September 1972 dengan nama PT Indonesia

    Lease Corporation; ------------------------------------------------------------------

    10.7.4 Bahwa PT HD Finance, Tbk. beberapa kali mengalami perubahan nama

    yaitu menjadi PT Mitra Pradityatama Leasing berdasarkan Akta Notaris

    Jacinta Susanti, S.H. No. 27 tanggal 17 Juni 1988 sebagaimana diubah

    dengan Akta Jacinta Susanti, S.H. No. 19 tanggal 10 Maret 1989.

    Kemudian berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 37 tanggal

    19 Juni 1995 nama perseroan berubah menjadi PT Niaga Leasing

    Corporation dan pada tahun 2000 diubah kembali menjadi PT Niaga

    Leasing berdasarkan Akta Notaris Siti Rahyana, S.H. sebagai Notaris

    pengganti dari Bandoro Raden Ayu Mahyastoeti, S.H. No. 51 tanggal 12

    September 2000. Perseroan mengubah nama kembali berdasarkan Akta

    Notaris Irawan Soerodjo, S.H. No. 16 tanggal 5 Desember 2001 jo. Akta

    Notaris Irawan Soerodjo, S.H. No. 13 tanggal 5 Pebruari 2002 menjadi

    PT Niaga Indovest Finance. Terakhir perseroan mengubah nama menjadi

    PT HD Finance berdasarkan Akta Notaris Eliwaty Tjitra, S.H. No. 39

    tanggal 13 Desember 2005; --------------------------------------------------------

    10.7.5 Bahwa pada tahun 2011, PT HD Finance, Tbk. melakukan penawaran

    umum perdana atas saham perseroan sebagaimana telah disetujui oleh

    pemegang saham perseroan berdasarkan Akta Notaris Doktor Irawan

  • halaman 7 dari 110

    SALINAN

    Soerodjo, S.H., Msi. No. 31 tanggal 12 Januari 2011, serta mencatatkan

    sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada bulan Mei 2011; --------------------

    10.7.6 Bahwa PT HD Finance, Tbk. memiliki 31 kantor cabang yang tersebar di

    Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi,

    Tambun, Tangerang, Serpong, Serang, Cikupa, Ciledug, Depok, Bogor,

    Cileungsi, Cikarang, Karawang, Bandung, Cimahi, Semarang, Surabaya,

    Sidoarjo, Madiun, Tulungagung, Gresik, Kediri, Malang, Medan, Binjai,

    Palembang, Betung dan Pekanbaru; ----------------------------------------------

    10.7.7 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar PT HD Finance,

    Tbk. maksud dan tujuan PT HD Finance, Tbk. adalah bergerak dalam

    bidang pembiayaan termasuk pembiayaan sesuai dengan Prinsip Syariah;

    10.7.8 Bahwa pemegang saham PT HD Finance, Tbk sebelum pengambilalihan

    adalah sebagai berikut (vide I11); ------------------------------------------------

    No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

    1. Wealth Paradise Holdings

    Limited

    48,70%

    2. PT HD Corpora 21,43%

    3. Soeharto Djojonegoro 0,0000065%

    4. Publik 29,87%

    10.7.9 Bahwa nilai penjualan dan asset PT HD Finance, Tbk dalam kurun waktu

    3 (tiga) tahun terakhir adalah (vide I11); ----------------------------------------

    Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset

    2010 Rp. 568.353.000.000 Rp. 764.434.000.000

    2011 Rp.1.028.822.000.000 Rp.1.241.206.378.000

    2012 Rp.1.049.238.000.000 Rp.1.588.474.211.000

    10.8 Bahwa terkait transaksi dapat diuraikan sebagai berikut: --------------------------------

    10.8.1 Bahwa pada tanggal 8 Maret 2013 Terlapor mengambilalih 693.000.000

    saham atau setara dengan 45% saham PT HD Finance, Tbk. milik Wealth

    Paradise Holdings Limited dan PT HD Corpora; ------------------------------

    10.8.2 Bahwa berdasarkan ketentuan Angka 4 huruf a butir 5 Peraturan

    Bapepam-LK No. IX.H.1, pada tanggal 13 April sampai dengan 12 Mei

    2013 Terlapor melakukan tender offer. Hasil pelaksanaan tender offer

    tersebut, Terlapor memperoleh 172.571.500 saham atau setara dengan

    11,21% saham yang telah diterbitkan PT HD Finance, Tbk.; (vide I3); ----

    10.8.3 Bahwa dalam rangka untuk menyesuaikan dengan rencana investasi awal

    Terlapor pada HD Finance, pada tanggal 14 Juni 2013, Terlapor

  • halaman 8 dari 110

    SALINAN

    melakukan penjualan saham HD Finance sebanyak 6.223.833 saham atau

    setara 0,43% total saham HD Finance yang telah diterbitkan. Dengan

    demikian kepemilikan saham Terlapor pada HD Finance adalah sebesar

    55,81%. (vide I5); -------------------------------------------------------------------

    10.8.4 Bahwa berdasarkan surat yang disampaikan Terlapor kepada Otoritas

    Jasa Keuangan (OJK) No. TMT-LGL/129/LL/DIR/III/2013 perihal

    Pengumuman Pengambilalihan HD Finance oleh PT Tiara Marga

    Trakindo, pengambilalihan saham HD Finance efektif secara yuridis pada

    tanggal 11 Maret 2013; (vide I4); -------------------------------------------------

    10.8.5 Bahwa kronologis pengambilalihan saham HD Finance oleh Terlapor

    adalah sebagai berikut: -------------------------------------------------------------

    10.9 Bahwa analisa pemberlakuan kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara

    tertulis oleh Terlapor dapat diuraikan sebagai berikut:-----------------------------------

    10.9.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010 diatur

    bahwa kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis tidak

    berlaku bagi Pelaku Usaha yang melakukan Penggabungan Badan Usaha,

    Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham antarperusahaan

    yang terafiliasi; ----------------------------------------------------------------------

    10.9.2 Bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 7 PP Nomor 57 Tahun 2010, yang

    dimaksud dengan “terafiliasi” adalah: -------------------------------------------

    14 JANUARI 2013

    Konsultasi terkait Rencana

    Pengambilalihan (Akuisisi)

    Saham Perusahaan PT HD

    Finance Tbk

    27 FEBRUARI 2013

    KPPU mengeluarkan

    Pendapat terhadap

    Konsultasi terkait Rencana

    Pengambilalihan (Akuisisi)

    Saham Perusahaan PT HD

    Finance Tbk

    8 MARET 2013

    TMT melakukan

    pengambilalihan saham

    terhadap 693.000.000

    saham setara 45% saham

    PT HD Finance Tbk dari PT

    HD Corpora dan Wealth

    Paradise Holdings Limited

    11 MARET 2013

    1. Pengumuman

    pengambilalihan

    45% saham PT HD

    Finance Tbk di Surat

    Kabar Bisnis

    Indonesia

    2. Menyampaikan

    pemberitahuan

    kepada OJK terkait

    Pengumuman

    Keterbukaan

    Informasi

    Pengambilalihan

    Saham PT HD

    Finance

    13 APRIL s.d

    12 MEI 2013

    Pelaksanaan

    Tender Offer

    27 MEI 2013

    Pemberitahuan

    kepada OJK terkait

    Laporan Hasil

    Penawaran Wajib

    (Tender Offer)

    21 JUNI 2013

    1. Pemberitahuan

    kepada OJK mengenai

    Keterbukaan Informasi

    terkait Perubahan

    Jumlah Kepemilikan

    Saham PT HD Finance

    TBK

    2. Kepemilikan saham

    TMT pada PT HD

    Finance Tbk adalah

    sebesar 55,81%

    24 JUNI 2013

    TMT menyampaikan

    Pemberitahuan

    kepada KPPU terkait

    pengambilalihan

    saham PT HD

    Finance Tbk

  • halaman 9 dari 110

    SALINAN

    (1) hubungan antara perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung,

    mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; ------

    (2) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik

    langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau ---------

    (3) hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama; -------------

    10.9.3 Bahwa dengan demikian perlu terlebih dahulu untuk diuraikan apakah

    ketentuan kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ini

    berlaku atau tidak bagi PT Tiara Marga Trakindo; ----------------------------

    10.9.4 Bahwa pemegang saham PT Tiara Marga Trakindo adalah sebagai

    berikut; --------------------------------------------------------------------------------

    No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

    1. Achmad Hadiat Hamami 99,40%

    2. Achmad Ridwan Hamami 0,60%

    dan pemegang saham PT HD Finance, Tbk sebelum pengambilalihan

    adalah sebagai berikut (vide I11);------------------------------------------------

    No. Pemegang Saham Komposisi Kepemilikan (%)

    1. Wealth Paradise Holdings

    Limited

    48,70%

    2. PT HD Corpora 21,43%

    3. Soeharto Djojonegoro 0,0000065%

    4. Publik 29,87%

    10.9.5 Bahwa berdasarkan kepemilikan tersebut diatas, Terlapor tidak terafiliasi

    dengan PT HD Finance (vide I11); -----------------------------------------------

    10.9.6 Bahwa dengan demikian maka kewajiban menyampaikan pemberitahuan

    secara tertulis kepada KPPU berlaku bagi Terlapor; ---------------------------

    10.10 Bahwa analisa pemenuhan unsur pasal dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh

    Terlapor dapat diuraikan sebagai berikut: --------------------------------------------------

    10.10.1 Bahwa ketentuan Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999, menyatakan:

    (1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau

    pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya

    melebihi jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi,

    selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

    penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut.

  • halaman 10 dari 110

    SALINAN

    (2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai

    penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana

    dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan Pemerintah

    10.10.2 Bahwa unsur-unsur Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1999 tersebut

    adalah sebagai berikut; -------------------------------------------------------------

    (1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan

    saham;---------------------------------------------------------------------------

    (2) nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu;-------

    (3) wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya 30 (tiga

    puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau

    pengambilalihan tersebut;----------------------------------------------------

    10.10.3 Bahwa unsur “Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau

    pengambilalihan saham” diuraikan sebagai berikut: ---------------------------

    (1) Bahwa dalam unsur ini terdapat kata hubung “atau”;-------------------

    (2) Bahwa kata hubung “atau” berdasarkan kamus bahasa Indonesia

    memiliki arti kata penghubung untuk menandai pilihan di antara

    beberapa hal (pilihan) (http://kbbi.web.id/);------------------------------

    (3) Bahwa dengan demikian, maka dalam unsur ini, cukup salah satu

    dari: “penggabungan”, atau “peleburan badan usaha”, atau

    “pengambilalihan saham” terpenuhi, maka telah terpenuhi unsur ini;

    (4) Bahwa pada tanggal 24 Juni 2013, KPPU menerima pemberitahuan

    dari PT Tiara Marga Trakindo yang melakukan pengambilalihan

    saham (akuisisi) PT HD Finance, Tbk.;-----------------------------------

    (5) Bahwa dengan demikian unsur pengambilalihan saham telah

    terpenuhi;----------------------------------------------------------------------

    10.10.4 Bahwa unsur “nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi jumlah

    tertentu” diuraikan sebagai berikut: ----------------------------------------------

    (1) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (2) UU No. 5/1999,

    diatur bahwa Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai

    penjualan serta tata cara pemberitahuan sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) tersebut diatas, diatur dalam Peraturan Pemerintah;

    (2) Bahwa sebagai peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 29 UU No.

    5/1999 tersebut diatas, Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 57

    Tahun 2010 yang didalamnya memuat mengenai nilai aset dana atau

    nilai penjualan yang melebihi jumlah tertentu;---------------------

  • halaman 11 dari 110

    SALINAN

    (3) Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan melebihi jumlah tertentu

    diatur dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 yang

    menentukan: -----------------------------------------------------------------

    (a) nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima

    ratus miliar rupiah); dan/atau-----------------------------------------

    (b) nilai penjualan sebesar Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun

    rupiah); ------------------------------------------------------------------

    (4) Bahwa nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 5 ayat (2) PP Nomor 57 Tahun 2010 tersebut diatas

    dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai

    penjualan dari: ---------------------------------------------------------------

    (a) Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil

    Peleburan, atau Badan Usaha yang mengambilalih saham

    perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih; dan --------

    (b) Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung

    mengendalikan atau dikendalikan oleh Badan Usaha hasil

    Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan

    Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan

    Usaha yang diambilalih; ----------------------------------------------

    (5) Bahwa penghitungan nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut

    diatas untuk mengetahui apakah nilai aset dan atau nilai penjualan

    melebihi jumlah tertentu; ---------------------------------------------------

    (6) Bahwa nilai aset dan atau nilai penjualan tersebut menjadi hal

    menentukan apakah Pelaku Usaha wajib atau tidak wajib untuk

    melaporkan ke KPPU; ------------------------------------------------------

    (7) Bahwa dengan adanya frasa kata hubung “dan atau” memiliki arti

    sifat kumulatif maupun sifat fakultatif yang berati bisa keduanya

    atau salah satunya; ----------------------------------------------------------

    (8) Bahwa dengan demikian, yang menjadi faktor utama dari unsur ini

    adalah melebihi atau tidak melebihi jumlah tertentu yang telah

    ditentukan tersebut di atas; -------------------------------------------------

    (9) Bahwa berdasarkan diperoleh fakta-fakta bahwa nilai aset dan/atau

    nilai penjualan Terlapor dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir

    adalah (vide dokumen I11): ------------------------------------------------

    Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset

    2010 USD 1.327.301.087 USD 1.329.061.371

  • halaman 12 dari 110

    SALINAN

    2011 USD 2.352.388.452 USD 2.311.119.805

    2012 USD 2.410.536.646 USD 3.009.779.951

    dengan mengingat bahwa penghitungan nilai aset dan/atau nilai penjualan

    dilakukan dengan mata uang Rupiah, maka dilakukan konversi nilai mata

    uang yang berdasarkan kurs Jual Bank Indonesia pada tanggal 11 Maret

    2013 adalah untuk setiap USD1 sama dengan Rp.9.736 maka diperoleh

    nilai sebagai berikut:---------------------------------------------------

    Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset

    2010 Rp 12.922.603.383.032 Rp 12.939.741.508.056

    2011 Rp 22.902.853.968.672 Rp 22.501.062.421.480

    2012 Rp 23.468.984.785.456 Rp 29.303.217.602.936

    dan nilai penjualan dan aset PT HD Finance, Tbk. dalam kurun waktu 3

    (tiga) tahun terakhir adalah: ------------------------------------------------------

    Tahun Nilai Penjualan Nilai Aset

    2010 Rp 568.353.000.000 Rp 764.434.000.000

    2011 Rp 1.028.822.000.000 Rp 1.241.206.378.000

    2012 Rp 1.049.238.000.000 Rp 1.588.474.211.000

    (10) Bahwa bila digabungan Nilai Penjualan dan Nilai Aset Terlapor

    pada tahun 2012 dengan Nilai Penjualan dan Nilai Aset PT HD

    Finance, Tbk pada tahun 2012 akan menjadi sebagai berikut: --------

    Tahun 2012 Nilai Penjualan Nilai Aset

    PT Marga

    Tiara Trakindo

    Rp. 23.468.984.785.456 Rp. 29.303.217.602.936

    PT HD Finance,

    Tbk

    Rp. 1.049.238.000.000 Rp. 1.588.474.211.000

    Total Rp. 24.518.222.785.456 Rp. 30.891.691.813.936

    (11) Bahwa dengan demikian pengambilalihan saham oleh PT Tiara

    Marga Trakindo untuk nilai aset telah melebihi jumlah tertentu

    sebagaimana diatur dalam Pasal 5 PP Nomor 57 Tahun 2010; -------

    (12) Bahwa dengan demikian unsur “nilai aset dan atau nilai

    penjualannya melebihi jumlah tertentu” telah terpenuhi;---------------

  • halaman 13 dari 110

    SALINAN

    10.10.5 Bahwa unsur “wajib diberitahukan kepada Komisi selambat-lambatnya

    30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penggabungan, peleburan atau

    pengambilalihan” diuraikan sebagai berikut: -----------------------------------

    (1) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) PP Nomor 57 Tahun

    2010 diatur bahwa pemberitahuan Penggabungan Badan Usaha,

    Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan

    lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi

    jumlah tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada KPPU

    paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal telah berlaku

    efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan

    Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan; --------------

    (2) Bahwa ketentuan tersebut dipertegas kembali oleh Komisi dalam

    Pasal 2 ayat (1) Perkom No. 4/2012 yang berbunyi: ------------------

    “ Badan usaha yang melakukan Penggabungan atau Peleburan

    Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan wajib

    menyampaikan Pemberitahuan kepada Komisi paling lama 30

    (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal Penggabungan atau

    Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

    Perusahaan telah berlaku efektif secara yuridis.”----------------

    (3) Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemberitahuan wajib

    dilakukan: --------------------------------------------------------------------

    (a) secara tertulis; ----------------------------------------------------------

    (b) paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak berlaku efektif; ----------

    (c) berlaku efektif secara yuridis; ---------------------------------------

    (4) Bahwa PT Tiara Marga Trakindo memberitahukan secara tertulis

    pada tanggal 24 Juni 2013 yang tercatat di KPPU; ---------------------

    (5) Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Perkom No. 4/2012 tanggal

    telah berlaku efektif secara yuridis adalah: ------------------------------

    (a) Bahwa untuk Badan Usaha yang berbentuk Perseroan

    Terbatas, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 133 Undang-

    Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

    (“selanjutnya disebut UU No. 40 Tahun 2007”) pada bagian

    penjelasan adalah tanggal: ---------------------

    i. Persetujuan Menteri atas perubahan anggaran dasar dalam

    hal terjadi Penggabungan; dan ----------------------------------

  • halaman 14 dari 110

    SALINAN

    ii. Pemberitahuan diterima Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia baik dalam hal terjadi

    perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 21 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007 maupun yang

    tidak disertai perubahan Anggaran Dasar; dan ---------------

    iii. Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia atas Akta Pendirian perseroan dalam

    hal terjadi Peleburan; ---------------------------------------------

    (b) Jika salah satu pihak yang melakukan Penggabungan,

    Peleburan, dan Pengambilalihan adalah Perseroan Terbatas dan

    pihak lain adalah perusahaan non-Perseroan Terbatas, maka

    pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari

    sejak tanggal ditandatanganinya pengesahan Penggabungan,

    Peleburan dan Pengambilalihan oleh para pihak. Adapun

    tanggal pengesahan adalah tanggal efektif suatu badan usaha

    bergabung atau melebur dan beralihnya kepemilikan saham di

    perusahaan yang diambil alih (closing date); atau ----------------

    (c) Khusus untuk Pengambilalihan Saham yang terjadi di bursa

    efek, maka pemberitahuan dilakukan paling lambat 30 (tiga

    puluh) hari sejak tanggal Surat Keterbukaan Informasi

    Pengambilalihan Saham Perseroan Terbuka; ----------------------

    (6) Bahwa pengambilalihan Saham PT HD Finance, Tbk oleh PT Tiara

    Marga Trakindo merupakan Pengambilalihan Saham yang terjadi di

    bursa efek, sehingga berlaku ketentuan Pasal 5 ayat (2) huruf c

    Perkom No. 4/2012 yaitu dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh)

    hari sejak tanggal Surat Keterbukaan Informasi Pengambilalihan

    Saham Perseroan Terbuka; -------------------------------------------------

    (7) Bahwa berdasarkan surat yang disampaikan Terlapor kepada

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. TMT-LGL/129/LL/DIR/III/2013

    perihal Pengumuman Pengambilalihan HD Finance oleh Terlapor,

    pengambilalihan saham HD Finance efektif secara yuridis pada

    tanggal 11 Maret 2013 (vide I4); ---------

    (8) Bahwa penghitungan 30 (tiga puluh) hari kerja didasarkan pada

    Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012,

  • halaman 15 dari 110

    SALINAN

    Nomor SKB.06/MEN/VII/2012, Nomor 02 Tahun 2012 tentang

    Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2013; -------------------

    (9) Bahwa dengan adanya frasa kata “sejak” maka memiliki arti

    penghitungan 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal

    pemberitahuan; --------------------------------------------------------------

    (10) Bahwa penghitungan tersebut tampak dalam tabel di bawah ini: -----

    Hari ke Tgl/bln Hari ke Tgl/bln Hari ke Tgl/bln

    1 13/03 11 27/03 21 11/04

    2 14/03 12 28/03 22 12/04

    3 15/03 13 01/04 23 15/04

    4 18/03 14 02/04 24 16/04

    5 19/03 15 03/04 25 17/04

    6 20/03 16 04/04 26 18/04

    7 21/03 17 05/04 27 19/04

    8 22/03 18 08/04 28 22/04

    9 25/03 19 09/04 29 23/04

    10 26/03 20 10/04 30 24/04

    (11) Bahwa berdasarkan tanggal efektif yuridis yaitu sejak tanggal 11

    Maret 2013, maka Terlapor memiliki kewajiban untuk

    memberitahukan kepada KPPU paling lambat dalam waktu 30 (tiga

    puluh) hari kerja sejak tanggal berlaku efektif yuridis, yaitu pada

    tanggal 24 April 2013; ------------------------------------------------------

    (12) Bahwa berdasarkan Formulir Pemberitahuan A1 dan Tanda Terima

    Pemberitahuan, Terlapor menyampaikan Pemberitahuan pada

    tanggal 24 Juni 2013 (vide I11); ------------------------------------------

    (13) Bahwa dengan demikian Terlapor terlambat menyampaikan

    Pemberitahuan Pengambilalihan Saham PT HD Finance, Tbk

    kepada KPPU selama 41 (empat puluh satu) hari kerja; ---------------

    (14) Bahwa jika digambarkan kronologis keterlambatan pemberitahuan

    pengambilalihan saham PT HD Finance, Tbk oleh PT Tiara Marga

    Trakindo kepada KPPU adalah sebagai berikut: ------------------------

    11 MARET 2013

    TMT Menyampaikan

    pemberitahuan kepada

    OJK terkait Pengumuman

    Keterbukaan Informasi

    Pengambilalihan Saham

    PT HD Finance Tbk

    24 APRIL 2013

    Batas akhir kewajiban TMT

    untuk menyampaikan

    pemberitahuan terkait

    pengambilalihan saham PT

    HD Finance Tbk kepada

    KPPU

    24 JUNI 2013

    TMT menyampaikan

    Pemberitahuan

    kepada KPPU terkait

    pengambilalihan

    saham PT HD

    Finance Tbk

    Lama Keterlambatan

    41 Hari

  • halaman 16 dari 110

    SALINAN

    11. Menimbang, bahwa pada tanggal 14 April 2014 Terlapor menyerahkan Tanggapan

    terhadap Laporan Keterlambatan Pemberitahuan yang pada pokoknya berisi hal-hal

    sebagai berikut (T-2): ---------------------------------------------------------------------------------

    11.1 Bahwa Terlapor menyusun Tanggapan terhadap Laporan Keterlambatan

    Pemberitahuan dengan sistematika sebagai berikut: ------------------------------------

    11.1.1 Formil Acara; -----------------------------------------------------------------------

    11.1.2 Materiil Acara. Sebelum memberikan tanggapan, Terlapor menjelaskan

    mengenai (1) Alur Transaksi serta Konsultasi dan Pemberitahuan ke

    KPPU dan (2) Peraturan Pengambilalihan yang Berlaku di Pasar Modal.

    Selanjutnya Terlapor memberikan tanggapan dalam 6 (enam) poin

    sebagaimana diuraikan pada butir 11.5 sampai dengan 11.10; --------------

    11.1.3 Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------

    11.2 Formil Acara. Bahwa Terlapor menyatakan tidak terdapat dasar hukum untuk

    dilakukannya Pemeriksaan Pendahuluan karena Petikan Penetapan Pemeriksaan

    Pendahuluan, Petikan Penetapan Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, Surat

    Panggilan dan Surat Pemberitahuan diterbitkan tanpa dasar hukum; ----------------

    (1) Bahwa Terlapor menerima Surat-Surat KPPU dan Laporan Keterlambatan

    Pemberitahuan pada tanggal 2 April 2014. Pada halaman terakhir Laporan

    Keterlambatan Pemberitahuan, terdapat penulisan tanggal 8 April 2014 dan

    ditandatangani oleh Manaek SM Pasaribu, S.H., LL.M., Yoza Wirsan

    Armanda, S.H., M.H., dan M. Gadmon Kaisar, S.H., M.H;----------------------

    Dalam kebiasaan surat-menyurat diketahui hubungan antara tanggal dan

    tanda tangan tersebut diartikan bahwa surat tersebut dikeluarkan dan

    ditandatangani pada tanggal sebagaimana dimaksud dalam surat, dalam hal

    ini adalah tanggal 8 April 2014; ------------------------------------------------------

    (2) Bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) jo. ayat (3) Peraturan Komisi Pengawas

    Persaingan Usaha Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengenaan Denda

    Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha

    dan Pengambilalihan Saham Perusahaan (selanjutnya disebut “Peraturan

  • halaman 17 dari 110

    SALINAN

    KPPU No. 4/2012”), diketahui bahwa Laporan Keterlambatan

    Pemberitahuan yang disiapkan oleh unit kerja yang menangani

    Pemberitahuan untuk disampaikan dalam Rapat Komisi dan menjadi dasar

    bagi Ketua Komisi untuk menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan.

    Bunyi ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan KPPU No. 4/2012 adalah “Unit

    kerja yang menangani monitoring dan/atau Pemberitahuan Penggabungan

    atau Peleburan Badan Usaha, dan Pengambilalihan Saham Perusahaan,

    menyampaikan laporan Keterlambatan Pemberitahuan dalam Rapat Komisi.

    Bunyi ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan KPPU No. 4/2012 adalah

    “Berdasarkan laporan keterlambatan sebagaimana dimaksud ayat (1),

    Ketua Komisi menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan.”-------------------------

    Berdasarkan ketentuan yang tercantum pada pasal tersebut di atas, dapat

    disimpulkan bahwa Laporan Keterlambatan Pemberitahuan menjadi dasar

    bagi Ketua Komisi untuk menetapkan Pemeriksaan Pendahuluan;--------------

    (3) Bahwa, penetapan Pemeriksaan Pendahuluan dituangkan dalam Petikan

    Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan tertanggal 28 Maret 2014. Sementara

    itu, Laporan Pemberitahuan Keterlambatan tertanggal 8 April 2014. Dengan

    demikian, dapat disimpulkan bahwa penetapan Pemeriksaan Pendahuluan

    yang dituangkan dalam Petikan Penetapan Pemeriksaan Pendahuluan,

    berikut Petikan Penetapan Jangka Waktu Pemeriksaan Pendahuluan, Surat

    Pemberitahuan dan Surat Panggilan yang masing-masing tertanggal 2 April

    2014, diterbitkan tanpa dasar hukum, karena penerbitan dokumen-dokumen

    tersebut seharusnya didahului terbitnya Laporan Pemberitahuan

    Keterlambatan, bukan sebaliknya;----------------------------------------------------

    11.3 Materiil Acara, (1) Alur Transaksi serta Konsultasi dan Pemberitahuan ke

    KPPU; -----------------------------------------------------------------------------------------

    (1) 27 Desember 2012, Terlapor selaku calon pengendali PT HD Finance Tbk,

    melakukan pengumuman rencana pengambilalihan PT HD Finance Tbk

    melalui Surat Kabar Bisnis Indonesia. Dalam pengumuman tersebut

    disampaikan bahwa transaksi pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk

    dari pengendali saat itu dengan target pengambilalihan dari pemegang

    saham pengendali saat itu sebesar maksimum 51% (lima puluh satu persen)

    yang akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, sebagai berikut:--------------------

    a. Pembelian 45% (empat puluh lima persen) saham PT HD Finance Tbk

    dari pemegang saham pengendali saat itu yaitu PT HD Corpora dan

    Wealth Paradise Holdings Limited; --------------------------------------------

  • halaman 18 dari 110

    SALINAN

    b. Pembelian 6% (enam persen) saham PT HD Finance Tbk dari PT HD

    Corpora dan Wealth Paradise Holdings Limited, apabila setelah proses

    Penawaran Tender Wajib kepemilikan saham Terlapor pada PT HD

    Finance Tbk tidak mencapai 51% (lima puluh satu persen);----------------

    (2) 11 Januari 2013, Terlapor berdasarkan keinginan sendiri serta dengan

    itikad baik melakukan Konsultasi rencana pengambilalihan PT HD Finance

    Tbk ke KPPU, serta menyampaikan sejumlah dokumen terkait yang

    dimintakan oleh KPPU; ------------------------------------------------------------

    (3) 27 Februari 2013, KPPU menerbitkan Pendapat Komisi Pengawas

    Persaingan Usaha Nomor 04/KPPU/PDPT/II/2013 tentang Konsultasi

    Pengambilalihan Saham (Akuisisi) Saham Perusahaan PT HD Finance Tbk

    Oleh PT Tiara Marga Trakindo (“Pendapat KPPU Atas Konsultasi”).

    Pendapat KPPU Atas Konsultasi tersebut adalah komisi sebagai berikut:

    “Berdasarkan kesimpulan di atas, Komisi berpendapat tidak terdapat

    dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat yang

    diakibatkan oleh pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk oleh PT

    Tiara Marga Trakindo; -------------------------------------------------------------

    (4) 8 Maret 2013, Terlapor melaksanakan jual beli atas 45% (empat puluh lima

    persen) saham PT HD Finance Tbk melalui Pasar Negosiasi di Bursa Efek

    Indonesia. Pelaksanaan jual beli tersebut merupakan satu kesatuan proses

    pelaksanaan pengambilalihan PT HD Finance Tbk untuk mencapai target

    perolehan saham PT HD Finance Tbk dari pengendali saat itu maksimum

    sebesar 51% (lima puluh satu persen). Dimana pengambilalihan terhadap

    45% (empat puluh lima persen) tersebut telah diumumkan Terlapor melalui

    surat kabar Bisnis Indonesia tanggal 11 Maret 2013; ---------------------------

    (5) 14 Maret 2013, Terlapor menyampaikan Pernyataan Penawaran Tender

    Wajib ke Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) yang merupakan satu kesatuan

    proses yang tidak boleh terputus dengan jual beli sebagaimana diuraikan

    butir 4 di atas dan wajib dilaksanakan oleh Terlapor berkenaan dengan

    pengambilalihan PT HD Finance Tbk oleh Terlapor; ---------------------------

    (6) 11 April 2013, OJK memberikan izin kepada Terlapor untuk melaksanakan

    keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender Wajib.

    Keterbukaan informasi tersebut dilakukan oleh Terlapor melalui

    pengumuman dalam surat kabar Bisnis Indonesia tanggal 12 April 2013; ---

    (7) 13 April – 12 Mei 2013, Periode Penawaran Tender Wajib yaitu periode

    dimana para pemegang saham publik berhak untuk menjual sahamnya pada

  • halaman 19 dari 110

    SALINAN

    PT HD Finance Tbk kepada Terlapor, dan Terlapor wajib melakukan

    pembelian atas saham tersebut. Atas pembelian tersebut, Terlapor wajib

    menyelesaikan pembayaran harga saham kepada para pemegang saham

    publik paling lambat 22 Mei 2013; ------------------------------------------------

    (8) 27 Mei 2013, Terlapor menyampaikan laporan keterbukaan informasi

    kepada OJK atas penyelesaian Penawaran Tender Wajib berikut jumlah

    saham yang diperoleh oleh Terlapor; ----------------------------------------------

    (9) 24 Juni 2013, Terlapor menyampaikan Pemberitahuan kepada KPPU atas

    hasil pengambilalihan dan jumlah akhir kepemilikan saham PT HD Finance

    Tbk oleh Terlapor sebagai pengendali baru; ---------------------------

    (10) 4 September 2013, KPPU menerbitkan Surat KPPU Nomor

    103/K/IX/2013, Hal: Surat Tidak Melakukan Penilaian Ulang

    Pengambilalihan Saham, tertanggal 4 September 2013 ("Surat Tanggapan

    KPPU Atas Pemberitahuan Pengambilalihan"). Dalam surat tersebut KPPU

    menegaskan “Atas dasar pertimbangan tersebut, Komisi tidak melakukan

    Penilaian Ulang terhadap Pemberitahuan dengan Nomor Registrasi

    A13613 dan Pendapat Komisi tetap mengacu pada hasil Penilaian

    Konsultasi yang dikeluarkan pada tanggal 27 Februari 2013, yaitu Tidak

    Ada Dugaan Praktik Monopoli dan atau Persaingan Usaha Tidak Sehat

    yang diakibatkan Pengambilalihan (Akuisisi) Saham PT HD Finance Tbk

    oleh PT Tiara Marga Trakindo; ---------------------------------------------------

    (11) 3 Desember 2013, Terlapor menerima Surat KPPU No.

    1040/SJ/P/XII/2013 tanggal 3 Desember 2013 Perihal: Surat Panggilan,

    yang isinya memanggil Terlapor untuk menghadap dan memberikan

    keterangan kepada Tim Penyidik KPPU tanggal 11 Desember 2013 terkait

    dengan dugaan pelanggaran UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha

    Tidak Sehat sehubungan dengan pengambilalihan saham PT HD Finance

    Tbk oleh Terlapor. Atas panggilan tersebut, Terlapor hadir dan

    memberikan keterangan kepada Tim Penyidik KPPU pada tanggal 11

    Desember 2013. Keterangan yang diberikan oleh Terlapor dituangkan

    dalam Berita Acara Pemeriksaan dan ditandatangani oleh Terlapor; ---------

    11.4 Materiil Acara, (2) Peraturan Pengambilalihan yang Berlaku di Pasar Modal; --------

    (1) PT HD Finance Tbk, merupakan suatu perseroan terbatas yang bersifat

    terbuka karena telah melakukan Penawaran Umum Terbatas dan mencatatkan

    sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, pelaksanaan

    Pengambilalihan PT HD Finance Tbk selain tunduk atas ketentuan Bab VIII

  • halaman 20 dari 110

    SALINAN

    Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya

    disebut “UUPT”), harus tunduk juga atas ketentuan di bidang Pasar Modal.

    Hal tersebut sebagaimana ditegaskan pada Pasal 137 UUPT, yang berbunyi

    sebagai berikut “Dalam hal peraturan perundang-undangan di bidang

    pasar modal tidak mengatur lain, ketentuan sebagaimana dimaksud

    dalam Bab VIII berlaku juga bagi Perseroan Terbuka.”----------------------

    Dari ketentuan tersebut, diketahui secara tegas bahwa ketentuan di bidang

    Pasar Modal bersifat lex specialis khususnya dalam Pengambilalihan suatu

    Perseroan Terbuka; ---------------------------------------------------------------------

    (2) Mengenai Pengambilalihan Perseroan Terbuka, diatur dalam Peraturan No.

    IX.H.1. yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

    Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-264/BL/2011 tentang

    Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut “Peraturan

    Bapepam-LK No. IX.H.1”); ------------------------------------------------------------

    (3) Bahwa, Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. memuat isi dengan sistematika

    sebagai berikut: --------------------------------------------------------------------------

    a. Angka 1: Ketentuan Umum

    b. Angka 2: Negosiasi Dalam Rangka Pengambilalihan

    c. Angka 3: Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

    d. Angka 4: Pelaksanaan Penawaran Tender Wajib

    e. Angka 5: Kewajiban Pengalihan Kembali Saham

    f. Angka 6: Pengecualian

    g. Angka 7: Ketentuan Penutup

    (4) Berdasarkan ketentuan Angka 3 huruf a butir 2 Peraturan Bapepam-LK No.

    IX.H.1. diatur bahwa Pihak yang melakukan Pengambilalihan wajib

    melakukan Penawaran Tender Wajib. Adapun yang dimaksud Penawaran

    Tender Wajib menurut ketentuan Angka 1 butir e Peraturan Bapepam-LK No.

    IX.H.1. adalah sebagai berikut “Penawaran Tender Wajib adalah penawaran

    untuk membeli sisa saham Perusahaan Terbuka yang wajib dilakukan oleh

    Pengendali baru”------------------------------------------------------------------------

    (5) Penawaran Tender Wajib merupakan penerapan dari prinsip perlindungan hak

    pemegang saham minoritas pada perusahaan terbuka, dimana apabila

    pemegang saham minoritas (dalam hal ini pemegang saham publik) tidak

    menyetujui terjadinya perubahan pengendali maka pemegang saham tersebut

    berhak untuk meminta agar sahamnya dibeli oleh pengendali baru dengan

  • halaman 21 dari 110

    SALINAN

    harga sebagaimana perhitungannya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No.

    IX.H.1. ------------------------------------------------------------------------------------

    Penawaran Tender Wajib sebagai bentuk perlindungan terhadap hak

    pemegang saham minoritas dikarenakan dalam pengambilalihan saham

    perusahaan terbuka tidak dipersyaratkan adanya persetujuan dari Rapat Umum

    Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu. Hal tersebut sebagaimana

    ditegaskan pada ketentuan Angka 3 huruf b Peraturan Bapepam-LK No.

    IX.H.1., yang berbunyi sebagai berikut:----------------------------------------------

    “Perusahaan Terbuka yang diambil alih tidak wajib memperoleh persetujuan

    dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kecuali

    apabila persetujuan tersebut dipersyaratkan oleh peraturan perundang-

    undangan yang khusus mengatur bidang usaha Perusahaan Terbuka yang

    diambil alih.”-----------------------------------------------------------------------------

    (6) Dalam perusahaan tertutup, bentuk perlindungan pemegang saham minoritas

    tercermin dari ketentuan Pasal 126 ayat (2) jo. Pasal 62 UUPT yang mengatur

    sebagai berikut:---------------------------------------------------------------------------

    Pasal 126 ayat (2) UUPT: --------------------------------------------------------------

    “Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai

    Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) hanya boleh menggunakan haknya sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 62.” ------------------------------------------------------------

    Pasal 62 ayat (1) UUPT: ---------------------------------------------------------------

    “Setiap pemegang saham berhak meminta kepada Perseroan agar

    sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan

    tidak menyetujui tindakan Perseroan yang merugikan pemegang saham

    atau Perseroan, berupa: --------------------------------------------------------------

    a. perubahan anggaran dasar; ----------------------------------------------------

    b. pengalihan atau penjaminan kekayaan Perseroan yang mempunyai

    nilai lebih dari 50 % (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan;

    atau ----------------------------------------------------------------------------------

    c. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan -----------

    (7) Prosedur pelaksanaan Penawaran Tender Wajib diatur pada ketentuan Angka

    4 Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1., yang antara lain mengatur bahwa

    pengumuman keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender Wajib

    dilakukan setelah diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan

    (selanjutnya disebut “OJK”, dahulu Bapepam-LK) dan Penawaran Tender

  • halaman 22 dari 110

    SALINAN

    Wajib dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari setelah pengumuman. Setelah

    pelaksanaan Tender Wajib diselesaikan, wajib dilaporkan kepada OJK paling

    lambat 5 (lima) hari kerja setelah penyelesaian; -------------------------------------

    (8) Berdasarkan uraian di atas, Penawaran Tender Wajib merupakan rangkaian

    proses dalam pengambilalihan suatu perusahaan terbuka, dan sifatnya wajib

    dilaksanakan serta tidak dapat dipisahkan. Adapun jumlah saham perusahaan

    terbuka yang dikendalikan oleh pengendali baru, baru dapat diketahui pada

    saat berakhirnya proses Penawaran Tender Wajib dan wajib dilaporkan

    kepada OJK dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah penyelesaian Penawaran

    Tender Wajib; ----------------------------------------------------------------------------

    (9) Dalam hal Penawaran Tender Wajib tidak dilaksanakan, maka berdasarkan

    ketentuan Angka 7 huruf d butir 1 Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1., OJK

    dapat mengenakan sanksi. Berikut bunyi ketentuannya: ---------------------------

    “Pelanggaran atas ketentuan angka 3 huruf a butir 2), dapat dikenakan:------

    a. pembatalan transaksi dan mewajibkan Pengendali baru untuk:-------------

    (1) membayar denda; dan -----------------------------------------------------

    (2) mengembalikan saham kepada Pihak yang menjadi lawan transaksi

    dan mengganti kerugian yang timbul; atau -----------------

    b. denda dan kewajiban melakukan Penawaran Tender Wajib -----------------

    11.5 Materiil Acara, Tanggapan, I. Bahwa Penerapan Pasal 29 UU Anti Monopoli

    dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta Pasal 5 PP No. 57/2010 Tidak Dapat

    Diterapkan Secara Terpisah Tanpa Melihat Dasar Pembentukannya; ---------------

    (1) Bahwa UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat diterbitkan

    dengan salah satu pertimbangan sebagai berikut: ---------------------------------

    “c. bahwa setiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam

    situasi persaingan yang sehat dan wajar, sehingga tidak menimbulkan

    adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu,

    dengan tidak terlepas dari kesepakatan yang telah dilaksanakan oleh

    negara Republik Indonesia terhadap perjanjian-perjanjian

    internasional.” ---------------------------------------------------------------------

    Lebih lanjut ditegaskan juga dalam Alinea 6 Penjelasan Umum UU Anti

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, sebagai berikut: ----------------

    “Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut di atas, menuntut kita untuk

    mencermati dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia, agar dunia

    usaha dapat tumbuh serta berkembang secara sehat dan benar, sehingga

    tercipta iklim persaingan usaha yang sehat, serta terhindarnya pemusatan

  • halaman 23 dari 110

    SALINAN

    kekuatan ekonomi pada perorangan atau kelompok tertentu, antara lain

    dalam bentuk praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang

    merugikan masyarakat, yang bertentangan dengan cita-cita keadilan

    sosial.” ----------------------------------------------------------------------------------

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan UU Anti

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ditujukan untuk mencegah

    terjadinya Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; -------------

    (2) Bahwa, salah satu tindakan yang dilarang oleh UU Anti Monopoli dan

    Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah penggabungan, peleburan usaha atau

    penambilalihan yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktek Monopoli dan

    Persaingan Usaha Tidak Sehat (vide Pasal 28 UU Anti Monopoli dan

    Persaingan Usaha Tidak Sehat); -----------------------------------------------------

    Adapun sebagai tolak ukur untuk menilai apakah suatu tindakan

    penggabungan, peleburan usaha atau penambilalihan dapat menimbulkan

    Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, ditentukan lebih

    lanjut dalam Peraturan Pemerintah dan wajib diberitahukan kepada Komisi

    dalam waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UU Anti Monopoli dan

    Persaingan Usaha Tidak Sehat; ------------------------------------------------------

    (3) Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (3) dan Pasal 29 ayat (2)

    UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dibentuklah PP No.

    57/2010; ----------------------------------------------------------------------------

    (4) Bahwa, berdasarkan Alinea 3 Penjelasan Umum PP No. 57/2010, disebutkan

    sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------------

    “Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka upaya penciptaan iklim

    dunia usaha yang sehat dan efisien tidak boleh mengarah kepada

    penguasaan sumber ekonomi dan pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu

    kelompok atau golongan tertentu. Oleh karena itu, tindakan Penggabungan

    (merger), Peleburan (konsolidasi), dan Pengambilalihan (akuisisi) yang

    dapat mengendalikan dan mendorong ke arah terjadinya Praktik Monopoli

    dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat harus dihindari sejak dini, dengan

    kata lain tindakan Penggabungan, Peleburan, atau Pengambilalihan

    hendaknya tetap memperhatikan kepentingan konsumen dan Pelaku Usaha

    lainnya.” --------------------------------------------------------------------------------

    Selanjutnya, disebutkan juga dalam Alinea 5 Penjelasan Umum PP No.

    57/2010, disebutkan bahwa: ---------------------------------------------------------

  • halaman 24 dari 110

    SALINAN

    “Adapun materi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi

    Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha, dan Pengambilalihan saham

    yang dapat mengakibatkan terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat, tata cara penyampaian pemberitahuan, penilaian

    Komisi, dan konsultasi; ---------------------------------------------------------------

    (5) Bahwa untuk menghindari atau mencegah terjadinya Praktik Monopoli atau

    Persaingan Usaha Tidak Sehat akibat dari penggabungan, peleburan dan

    pengambilalihan saham, PP No. 57/2010 mengatur mekanisme sebagai

    berikut: ----------------------------------------------------------------------------------

    a. Konsultasi; -------------------------------------------------------------------------

    b. Pemberitahuan. --------------------------------------------------------------------

    (6) Bahwa, mengenai Konsultasi diatur dalam Pasal 10 PP No. 57/2010, sebagai

    berikut: ----------------------------------------------------------------------------------

    “(1) Pelaku Usaha yang akan melakukan Penggabungan Badan Usaha,

    Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain

    yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah

    tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3)

    dapat melakukan konsultasi secara lisan atau tertulis kepada Komisi.

    (2) Konsultasi secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan mengisi formulir dan menyampaikan dokumen yang

    disyaratkan oleh Komisi.” ------------------------------------------------------

    Mengacu pada ketentuan tersebut di atas, Konsultasi tidak wajib dilakukan

    oleh pelaku usaha yang akan melakukan penggabungan, peleburan atau

    pengambilalihan;------------------------------------------------------------------------

    (7) Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) PP No. 57/2010,

    diatur bahwa: ---------------------------------------------------------------------------

    “(1) Berdasarkan formulir dan dokumen yang diterima oleh Komisi

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), Komisi melakukan

    penilaian. -------------------------------------------------------------------------

    (2) Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Komisi

    memberikan saran, bimbingan, dan/atau pendapat tertulis mengenai

    rencana Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau

    Pengambilalihan saham perusahaan lain kepada Pelaku Usaha.”--------

    Dari ketentuan tersebut, diketahui bahwa KPPU melakukan penilaian atas

    formulir dan dokumen yang disampaikan kepada KPPU pada saat

    Konsultasi; ------------------------------------------------------------------------------

  • halaman 25 dari 110

    SALINAN

    (8) Bahwa, mengenai Pemberitahuan diatur dalam Pasal 5 ayat (1) PP No.

    57/2010, sebagai berikut: -------------------------------------------------------------

    “Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau

    Pengambilalihan saham perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau

    nilai penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan secara

    tertulis kepada Komisi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal

    telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha, Peleburan

    Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan.” ---------------------

    Adapun berdasarkan Pasal 8 ayat (1) dan ayat (3) PP No. 57/2010, diatur

    bahwa Pemberitahuan secara tertulis dilakukan dengan cara mengisi formulir

    yang ditetapkan oleh KPPU dengan melampirkan dokumen pendukung yang

    berkaitan dengan penggabungan, peleburan atau pengambilalihan; ------------

    (9) Bahwa, berdasarkan Pasal 9 ayat (1) PP No. 57/2010 diatur sebagai berikut:

    “Berdasarkan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Komisi melakukan penilaian untuk

    memberikan pendapat terhadap ada atau tidaknya dugaan Praktik Monopoli

    dan/atau Persaingan Usaha Tidak Sehat akibat dari Penggabungan Badan

    Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan”

    (10) Bahwa berdasarkan uraian butir 6 sampai dengan butir 9 di atas, diketahui

    bahwa fungsi dari Konsultasi dan Pemberitahuan sama, yaitu menjadi dasar

    bagi KPPU untuk melakukan penilaian. Hal tersebut ditegaskan dalam

    ketentuan Bab IV butir C yang merupakan Lampiran dari Peraturan KPPU

    Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi

    Pengawas Persaingan Usaha Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman

    Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan

    Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya

    Praktik Monopoli dan Persaigan Usaha Tidak Sehat (“Peraturan KPPU No.

    3/2012”), yang berbunyi sebagai berikut: ------------------------------------------

    “Penilaian yang diberikan oleh Komisi terhadap Konsultasi Penggabungan,

    Peleburan dan Pengambilalihan tidak menghapuskan kewenangan Komisi

    untuk melakukan penilaian setelah Penggabungan, Peleburan dan

    Pengambilalihan. Namun, untuk menghindari redudansi penilaian terhadap

    Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan yang sama melalui

    Konsultasi dan Pemberitahuan, Komisi berkomitmen untuk hanya

    melakukan satu kali penilaian terhadap satu peristiwa Penggabungan,

    Peleburan dan Pengambilalihan, selama tidak ada perubahan material atas

  • halaman 26 dari 110

    SALINAN

    data yang disampaikan oleh pelaku usaha pada saat Konsultasi

    Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan atau perubahan kondisi

    pasar yang material pada saat pemberitahuan. Dalam hal terdapat

    perubahan material atas data yang disampaikan oleh pelaku usaha atau

    kondisi pasar, maka Komisi akan menggunakan kewenangannya untuk

    melakukan penilaian ulang terhadap Pemberitahuan setelah

    Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan dilaksanakan.” -------------

    Dengan demikian, ketentuan Pemberitahuan tidak dapat dilihat secara parsial

    manakala Konsultasi telah dilakukan sebelumnya; -------------------------------

    (11) Bahwa berdasarkan uraian di atas, Terlapor berdasarkan keinginannya

    sendiri dan dengan itikad baik telah melakukan Konsultasi tertulis sebelum

    Terlapor melakukan transaksi pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk

    dari PT HD Corpora dan Wealth Paradise Holdings Limited selaku

    pengendali saat itu. Atas Konsultasi tertulis tersebut, Terlapor telah

    memperoleh hasil penilaian KPPU melalui Pendapat KPPU Atas Konsultasi,

    yang pada intinya menyatakan tidak terdapat dugaan praktek monopoli dan

    persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh pengambilalihan saham

    PT HD Finance Tbk oleh Terlapor; -------------------------------------------------

    Lebih lanjut, Terlapor juga telah menyampaikan Pemberitahuan setelah

    menyelesaikan satu kesatuan proses pengambilalihan saham PT HD Finance

    Tbk, dimana atas Pemberitahuan tersebut KPPU tidak melakukan penilaian

    ulang dan tetap mengacu pada pendapat KPPU pada tanggapan Konsultasi;-

    (12) Berdasarkan uraian di atas, terbukti demi hukum bahwa KPPU tidak

    melakukan penilaian atas Pemberitahuan secara terpisah dari penilaian atas

    Konsultasi yang dilakukan sebelumnya oleh Terlapor. Karenanya, ketentuan

    pelaksanaan Pemberitahuan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari tidak dapat

    dilihat secara terpisah oleh KPPU manakala Konsultasi telah dilakukan oleh

    Terlapor, karena penilaian atas isi Pemberitahuan pada prinsipnya telah

    dilakukan oleh KPPU pada saat Terlapor melakukan Konsultasi, dimana

    Konsultasi dilakukan dengan pemenuhan penyampaian data, dokumen dan

    keterangan yang sama dengan data, dokumen dan keterangan dalam

    Pemberitahuan dan KPPU menyatakan tidak terdapat perubahan data yang

    signifikan; -------------------------------------------------------------------------------

    11.6 Materiil Acara, Tanggapan, II. Bahwa Penerapan Ketentuan Pengenaan Sanksi

    Denda Terhadap Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan, Peleburan Badan

    Usaha atau Pengambilalihan Saham Perusahaan Sebagaimana Diatur Dalam

  • halaman 27 dari 110

    SALINAN

    Peraturan Komisi No. 4/2012, Demi Hukum Wajib Didasarkan Pada

    Pertimbangan Adanya Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;-----

    (1) Bahwa atas kewajiban Pemberitahuan terjadinya penggabungan, peleburan

    atau pengambilalihan yang diatur dalam Pasal 5 ayat (1) PP No. 57/2010,

    terdapat ketentuan sanksi dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana diatur

    dalam Pasal 6 PP No. 57/2010, yang berbunyi sebagai berikut:-----------------

    “Dalam hal Pelaku Usaha tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (3), Pelaku Usaha

    dikenakan sanksi berupa denda administratif sebesar Rp1.000.000.000,00

    (satu miliar rupiah) untuk setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan

    denda administratif secara keseluruhan paling tinggi sebesar

    Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); --------------------------

    (2) Bahwa untuk mengatur secara khusus mengenai mekanisme pengenaan

    sanksi terkait dengan pelanggaran kewajiban Pemberitahuan yang diatur

    dalam Pasal 6 PP No. 57/2010, diterbitkan Peraturan KPPU Nomor 4 Tahun

    2012 tentang Pedoman Pengenaan Denda Keterlambatan Pemberitahuan

    Penggabungan Atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

    Perusahaan (“Peraturan KPPU No. 4/2012”); -----------------------------------

    (3) Bahwa, Peraturan KPPU No. 4/2012 tersebut diterbitkan dengan salah satu

    pertimbangan sebagai berikut: -------------------------------------------------------

    “a. bahwa untuk mendukung efektifitas pelaksanaan Pemberitahuan

    Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan

    Saham Perusahaan, perlu mengatur pelaksanaan pengenaan Denda

    Keterlambatan Pemberitahuan Penggabungan atau Peleburan Badan

    Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang dapat

    mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak

    sehat.” ----------------------------------------------------------------------

    Dari pertimbangan tersebut, diketahui bahwa pengenaan sanksi denda

    ditujukan atas keterlambatan Pemberitahuan tindakan penggabungan,

    peleburan atau pengambilalihan yang dapat mengakibatkan terjadinya

    praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Karenanya, pengenaan

    sanksi denda tidak dapat semata-mata dilihat secara administratif dari adanya

    keterlambatan, melainkan harus dilihat ada tidaknya akibat dari

    keterlambatan Pemberitahuan tersebut serta apakah tindakan

    pengambilalihan yang terlambat diberitahukan tersebut dapat mengakibatkan

    terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat; -----------------

  • halaman 28 dari 110

    SALINAN

    (4) Bahwa besarnya nilai sanksi denda administratif yang dapat dikenakan atas

    keterlambatan Pemberitahuan sangat signifikan, yaitu Rp1.000.000.000,00

    per hari keterlambatan dan maksimum sebesar Rp25.000.000.000,00.

    Besarnya jumlah denda administratif tersebut dapat dipahami manakala

    pelaku usaha melakukan penggabungan, peleburan atau pengambilalihan

    yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha

    tidak sehat. Karena sepanjang Pemberitahuan belum dilakukan, dan KPPU

    belum mengetahui kondisi tersebut, pelaku usaha dimaksud dapat

    memperoleh keuntungan dari praktik monopoli yang dilakukannya. -----------

    Namun demikian, apabila denda keterlambatan hanya semata-mata ditujukan

    sebagai denda administratif tanpa melihat adanya akibat hukum yang

    ditimbulkan dari keterlambatan Pemberitahuan atau transaksi yang

    dilakukan, besarnya denda administratif tersebut adalah tidak wajar. Berikut

    beberapa contoh pengenaan denda administratif: ---------------------------------

    Ketentuan Angka 7 huruf d butir 2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1.:

    “Pelanggaran atas keterlambatan menyampaikan informasi sebagaimana

    dimaksud dalam angka 2 huruf b, angka 3 huruf a butir 1), angka 4 huruf a

    butir 1), angka 4 huruf a butir 3), angka 6 huruf c, dan angka 6 huruf d

    dikenakan sanksi administratif berupa denda Rp100.000,00 (seratus ribu

    rupiah) atas setiap hari keterlambatan.” -----------------------------------------

    Ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009 tentang Penetapan

    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008

    Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

    Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-

    Undang (selanjutnya disebut “UU KUP”): -----------------------------------------

    “Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu

    perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 3 ayat (4), dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar

    Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa

    Pajak Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat

    Pemberitahuan Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta

    rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib

    Pajak badan serta sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat

    Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.”

    Penjelasan ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU KUP: ---------------------------------

  • halaman 29 dari 110

    SALINAN

    “Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diatur

    pada ayat ini adalah untuk kepentingan tertib administrasi perpajakan dan

    meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban

    menyampaikan Surat Pemberitahuan; ----------------------------------------------

    (5) Bahwa, dalam kasus Terlapor, KPPU telah menyampaikan penilaiannya

    melalui Pendapat KPPU Atas Konsultasi bahwa tidak terdapat dugaan

    praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh

    pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk oleh Terlapor. Hal mana

    ditegaskan kembali dalam Surat Tanggapan KPPU Atas Pemberitahuan

    Pengambilalihan; -----------------------------------------------------------------------

    (6) Quod non, apabila diasumsikan Terlapor dikategorikan telah terlambat

    melakukan Pemberitahuan pengambilalihan kepada KPPU, transaksi yang

    dilakukan Terlapor terbukti tidak mengakibatkan dan/atau sepatutnya diduga

    dapat mengakibatkan adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak

    sehat. Hal mana secara tegas dapat dibuktikan dari hasil penilaian KPPU

    yang dituangkan dalam Pendapat KPPU Atas Konsultasi dan Surat

    Tanggapan KPPU Atas Pemberitahuan Pengambilalihan; -----------------------

    (7) Berdasarkan uraian di atas, demi hukum ketentuan Pasal 6 PP No. 57/2010

    tidak dapat diterapkan dalam perkara a quo karena Terlapor telah

    menyampaikan informasi transkasi pengambilalihan yang akan dilakukan

    melalui Konsultasi dan KPPU telah menyampaikan penilaian bahwa tidak

    terdapat dugaan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat terhadap

    transaksi yang akan dilakukan oleh Terlapor. Pendapat mana ditegaskan

    kembali dalam Surat Tanggapan KPPU Atas Pemberitahuan

    Pengambilalihan, dimana KPPU tidak melakukan penilaian ulang; ------------

    11.7 Materiil Acara, Tanggapan, III. Bahwa Ketentuan Sanksi Denda Administratif

    Pasal 29 UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Merupakan

    Sanksi Yang Dikenakan Dalam Hal Tidak Menyampaikan Pemberitahuan; -------

    (1) Berdasarkan Bab II Lampiran Peraturan KPPU Nomor 3 Tahun 2012 tentang

    Perubahan Kedua atas Peraturan KPPU Nomor 13 Tahun 2010 tentang

    Pedoman Pelaksanaan tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha

    dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan

    Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya

    disebut “Peraturan KPPU No. 3/2012”), diketahui tujuan dibentuknya

    Pedoman Penggabungan, Peleburan atau Pengambilalihan sebagai berikut: --

    -----------------------------------------------------------------------

  • halaman 30 dari 110

    SALINAN

    a. Agar terdapat kesamaan penafsiran terhadap Pasal 28 dan Pasal 29 UU

    No.5/1999 dan PP No.57/2010, sehingga terdapat kepastian hukum dan

    dapat menghindari terjadinya kekeliruan atau sengketa dalam

    penerapannya. ---------------------------------------------------------------------

    b. Agar Pasal 28 dan Pasal 29 UU No.5/1999 dan PP No.57/2010 dapat

    senantiasa diterapkan secara konsisten, tepat, dan adil. ---------------------

    c. Menjaga agar penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan

    senantiasa meningkatkan efisiensi perekonomian sebagai salah satu

    upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional. -------------------------

    d. Mencegah praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat oleh

    pelaku usaha sebagai akibat dari penggabungan, peleburan atau

    pengambilalihan. ------------------------------------------------------------------

    e. Mendorong penggabungan, peleburan atau pengambilalihan yang

    bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

    usaha. -------------------------------------------------------------------------------

    (2) Bahwa, dalam Bab VIII Peraturan KPPU No. 3/2012 mengatur tentang

    Aturan Sanksi, yang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

    a. Sanksi pelanggaran Pasal 28 UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha

    Tidak Sehat; -----------------------------------------------------------------------

    b. Sanksi tidak menyampaikan Pemberitahuan (Pasal 29 UU Anti

    Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat; ---------------------------------

    (3) Dalam uraian mengenai sanksi tidak menyampaikan Pemberitahuan,

    diketahui bahwa Komisi berwenang menjatuhkan sanksi vide Pasal 6 PP No.

    57/2010 dalam hal Pelaku Usaha tidak memenuhi kewajiban untuk

    menyampaikan Pemberitahuan secara tertulis atas Penggabungan, Peleburan

    dan Pengambilalihan. ------------------------------------------------------------------

    Lebih lanjut diuraikan bahwa KPPU akan melakukan kegiatan monitoring

    dari waktu ke waktu dan bekerja sama dengan instansi terkait untuk dapat

    mengidentifikasi Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan yang

    memenuhi syarat namun dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja tidak

    menyampaikan Pemberitahuan Penggabungan, Peleburan dan

    Pengambilalihannya kepada KPPU; -------------------------------------------------

    (4) Senada dengan hal tersebut di atas, pada alinea berikutnya (alinea ketiga)

    disebutkan bahwa dalam hal Pengambilalihan asing telah memenuhi syarat

    untuk dilakukan Pemberitahuan kepada KPPU namun dalam jangka waktu

    30 (tiga puluh) hari kerja tidak menyampaikan Pemberitahuan

  • halaman 31 dari 110

    SALINAN

    Pengambilalihannya kepada KPPU, maka denda keterlambatan akan

    dibebankan kepada bagian dari kelompok usahanya yang berada di

    Indonesia. -------------------------------------------------------------------------------

    (5) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengenaan sanksi

    denda administratif menurut Pasal 29 UU Anti Monopoli dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat dilakukan kepada pelaku usaha yang memenuhi syarat

    wajib melakukan Pemberitahuan namun tidak melakukan Pemberitahuan,

    dan hal tersebut diketahui oleh KPPU dari pelaksanaan kegiatan monitoring;

    11.8 Materiil Acara, Tanggapan, IV. Bahwa Tidak Ada Keterlambatan Pemberitahuan

    Transaksi Pengambilalihan Oleh Terlapor Dengan Memperhatian Berlakunya

    Ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1.; ----------------------------------------

    (1) Bahwa pada saat Konsultasi Terlapor telah menyampaikan kepada KPPU

    mengenai target kepemilikan saham PT HD Finance Tbk yang diinginkan

    oleh Terlapor adalah minimum 51% (lima puluh satu persen). Dimana untuk

    perolehannya, Terlapor akan mengambilalih 45% (empat puluh lima persen)

    saham dari pengendali saat itu, yaitu PT HD Corpora dan Wealth Paradise

    Holdings Limited, dan tambahan sebanyak maksimum 6% (enam persen)

    apabila dari pelaksanaan Penawaran Tender Wajib, kepemilikan saham

    Terlapor belum mencapai 51% (lima puluh satu persen).-------------------------

    (2) Bahwa, berdasarkan kronologis yang disampaikan Terlapor pada butir B.1.,

    ketika transaksi pembelian saham PT HD Finance Tbk pada tahap pertama

    dilaksanakan, kepemilikan saham PT HD Finance Tbk oleh Terlapor baru

    sebesar 45% (empat puluh lima persen) dan belum mencapai target

    minimum pengendalian yang direncanakan oleh Terlapor, yaitu sebanyak

    51% (lima puluh satu persen).--------------------------------------------------------

    (3) Bahwa, PT HD Finance Tbk yang menjadi target pengambilalihan adalah

    perusahaan terbuka. Berdasarkan ketentuan Angka 3 huruf a butir 2

    Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. sebagaimana diuraikan pada butir B.2.,

    pihak yang melakukan pengambilalihan saham memiliki kewajiban untuk

    melakukan Penawaran Tender Wajib kepada seluruh pemegang saham

    publik (minoritas). ---------------------------------------------------------------------

    Kewajiban untuk melaksanakan Penawaran Tender Wajib tersebut

    merupakan satu kesatuan proses dan tidak boleh terputus yang terjadi dalam

    hal dilakukannya Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, sebagaimana

    pengaturannya dilakukan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. yang

    mengatur tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.-------------------------

  • halaman 32 dari 110

    SALINAN

    (4) Bahwa, mengacu pada ketentuan Angka 3 huruf a butir 2 Peraturan

    Bapepam-LK No. IX.H.1. tersebut di atas, Terlapor sebagai pihak yang

    melakukan pengambilalihan saham PT HD Finance Tbk selaku perusahaan

    terbuka memiliki kewajiban untuk melakukan Penawaran Tender Wajib.

    Karenanya, proses transaksi pengambilalihan PT HD Finance Tbk oleh

    Terlapor secara keseluruhan tidak bisa dilepaskan dari proses Penawaran

    Tender Wajib. Dimana kepemilikan saham final oleh Terlapor selaku

    pengendali baru belum dapat ditentukan pada saat pembelian 45% (empat

    puluh lima persen) saham, melainkan setelah diselesaikannya proses

    Penawaran Tender Wajib yang merupakan kewajiban sebagaimana diatur

    dalam ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1-----------------------------

    (5) Berdasarkan uraian dalam huruf B.2 di atas mengenai transaksi

    pengambilalihan Perseroan Terbuka di lingkungan Pasar Modal, dapat

    disimpulkan bahwa pendapat investigator yang mengasumsikan kewajiban

    Pemberitahuan Terlapor atas pengambilalihan yang dilakukannya terhadap

    PT HD Finance Tbk terjadi sejak keterbukaan informasi yang dilaksanakan

    Terlapor saat Terlapor melakukan pembelian atas 45% saham PT HD

    Finance Tbk adalah sangat keliru dan tidak tepat, karena penyelesaian

    transaksi pengambilalihan dan jumlah pengendalian saham secara final baru

    terjadi secara efektif setelah diselesaikannya Penawaran Tender Wajib.

    Apabila Terlapor tidak melakukan Penawaran Tender Wajib setelah

    melakukan pembelian 45% saham dalam HD Finance Tbk, maka otoritas

    pasar modal berdasarkan ketentuan yang berlaku dapat membatalkan

    pembelian 45% saham dimaksud dan mewajibkan Terlapor mengembalikan

    saham kepada Pihak yang menjadi lawan transaksi dan bahkan mengganti

    kerugian yang timbul. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    pengambilalihan yang dilakukan baru memperoleh kepastiannya dan

    dianggap efektif sejak selesainya proses Penawaran Tender Wajib dan

    kemudian diikuti dengan pengumuman keterbukaan informasi atas

    pelaksanaan Penawaran Tender Wajib, sehingga kewajiban pemberitahuan

    mengenai pengambilalihan kepada KPPU mulai diperhitungkan sejak

    disampaikannya laporan penyelesaian Penawaran Tender Wajib kepada

    OJK. -------------------------------------------------------------------------------------

    (6) Bahwa, keterbukaan informasi atas penyelesaian Penawaran Tender Wajib

    disampaikan oleh Terlapor kepada OJK pada tanggal 27 Mei 2013 melalui

    surat No. TMT-LGL/250/LL/DIR/V/2013 perihal: Laporan Hasil

  • halaman 33 dari 110

    SALINAN

    Penawaran Tender Wajib Atas Saham PT HD Finance Tbk oleh PT Tiara

    Marga Trakindo, dimana dalam pemberitahuan tersebut telah diketahui

    jumlah akhir saham yang dikendalikan oleh Terlapor sebagai pengendali

    baru PT HD Finance Tbk. Oleh karena itu, apabila batas waktu

    Pemberitahuan mengacu pada tolak ukur penyelesaian satu kesatuan

    transaksi pengambilalihan, yaitu tanggal surat keterbukaan kepada OJK

    tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pemberitahuan yang

    dilakukan oleh Terlapor masih dalam kurun waktu yang ditetapkan,

    mengingat faktanya laporan pemberitahuan yang dilakukan Terlapor kepada

    KPPU mengenai pengambilalihan saham dalam PT HD Finance Tbk pada

    tanggal 21 Juni 2013 adalah tidak terlambat dan masih memenuhi syarat 30

    (tiga puluh) hari kerja sejak kewajiban pelaporan pemberitahuan tersebut

    timbul pada tanggal 27 Mei 2013.----------------------------------------------------

    (7) Berdasarkan uraian tersebut di atas, demi hukum terbukti bahwa tidak

    terdapat keterlambatan Pemberitahuan pengambilalihan saham PT HD

    Finance Tbk oleh Terlapor karena Pemberitahuan dilakukan masih dalam

    kurun waktu dari penyelesaian keseluruhan transaksi Pengambilalihan yang

    diatur menurut Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1.------------------------------

    11.9 Materiil Acara, Tanggapan, V. Bahwa Pelaksanaan Pemberitahuan Oleh

    Terlapor ke KPPU Dilakukan Berdasarkan Hasil Diskusi Dengan KPPU Pada

    Periode Konsultasi; -------------------------------------------------------------------------

    (1) Bahwa, pada bulan Januari 2013 Terlapor menemui KPPU untuk

    mengadakan Konsultasi rencana pengambilalihan saham PT HD Finance

    Tbk oleh Terlapor, dimana Konsultasi tersebut dimungkinkan sebagaimana

    diatur dalam Pasal 10 PP No. 57/2010, yang berbunyi sebagai berikut: -------

    “(1) Pelaku Usaha yang akan melakukan Penggabungan Badan Usaha,

    Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan lain

    yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah

    tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan