STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH RISIKO/ PSIKOSOSIAL Masalah risiko/ psikososial merupakan area keperawatan jiwa yang menjadi perhatian penting bagi seorang spesialis keperawatan jiwa. Pada bab ini akan dibahas sebelas diagnosa risiko/ psikososial yang sering ditemukan baik di seting rumah sakit umum maupun diseting komunitas. Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) masalah risiko/ psikososial ini merujuk pada diagnosa Nanda (2005), NIC dan NOC dengan pertimbangan pelaksanaannya lebih aplikatif dan professional bagi seorang spesialis keperawatan jiwa. A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman 2. Tanda dan Gejala Respons fisik yang mungkin ditemukan: a. Sering napas pendek b. Nadi dan tekanan darah naik c. Mulut kering d. Anoreksia e. Diare/konstipasi f. Gelisah | SAK Risiko
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
MASALAH RISIKO/ PSIKOSOSIAL
Masalah risiko/ psikososial merupakan area keperawatan jiwa yang menjadi perhatian
penting bagi seorang spesialis keperawatan jiwa. Pada bab ini akan dibahas sebelas
diagnosa risiko/ psikososial yang sering ditemukan baik di seting rumah sakit umum
maupun diseting komunitas. Penyusunan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) masalah
risiko/ psikososial ini merujuk pada diagnosa Nanda (2005), NIC dan NOC dengan
pertimbangan pelaksanaannya lebih aplikatif dan professional bagi seorang spesialis
keperawatan jiwa.
A. Ansietas
1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman
2. Tanda dan Gejala
Respons fisik yang mungkin ditemukan:
a. Sering napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Mulut kering
d. Anoreksia
e. Diare/konstipasi
f. Gelisah
g. Berkeringat
h. Tremor
i. Sakit kepala
j. Sulit tidur
Respons Kognitif
a. Lapang persepsi menyempit
b. Tidak mampu menerima rangsang luar
| SAK Risiko
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
Respons Perilaku dan Emosi
a. Gerakan tersentak-sentak
b. Bicara berlebihan dan cepat
c. Perasaan tidak aman
3. Intervensi Generalis
Individu
a. Tujuan
1) Pasien mampu mengenal ansietas
2) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
3) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
b. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Bantu pasien mengenal ansietas:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
b) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
3) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri:
a) Pengalihan situasi
| SAK Risiko
37
b) Latihan relaksasi:
(1) Tarik napas dalam
(2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
4) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul
Keluarga
a. Tujuan
1) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
2) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
4) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan ansietas
5) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
3) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
4) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
tehnik relaksasi :
a) Mengalihka situasi
b) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
c) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
5) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien
6) Terapi Aktivitas Kelompok
4. Intervensi Spesialis
a. Terapi individu: Deep breathing, relaksasi progresif, meditasi, visualisasi,
penghentian pikiran
b. Terapi Keluarga : triangle terapi, terapi komunikasi
c. Terapi kelompok : Logoterapi, terapi supportif
d. Terapi komunitas : Psikoedukasi
| SAK Risiko
38
B. Harga Diri Rendah Situasional
1. Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah perasaan dri/ evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri
seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
2. Tanda dan Gejala
a. Data Subyektif
1) Mengungkapkan rasa malu/ bersalah
2) Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
3) Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya,
ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan)
b. Data Obyektif
1) Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup
yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
2) Mengevaluasi diri seperti tidak mampu untuk mengatasi
permasalahan/situasi
3) Kesulitan dalam membuat keputusan
3. Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum
Klien mampu mencapai kembali harga diri terdahulu yang positif.
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara
harga diri dan pemecahan masalah yang efektif
2) Klien dapat melakukan ketrampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri
3) Klien dapat melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik
yang efektif
4) Klien dapat menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan
kesehatan fisik
| SAK Risiko
39
c. Intervensi Keperawatan
1) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan
pemecahan masalah yang efektif dengan cara:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri
b) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi
diri yang positif yang terdahulu
c) Eksplorasi bersama pasien lingkngan organisasi pekerjaan (kestabilan
organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini)
d) Bantu pasien mengkaji pilihan yang realistik terhadap diri di dalam
organisasi yang telah ada dan kemungkinan kesempatan kerja lain,
dalam jangka panjang atau jangka pendek.
e) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi
tujuan yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk
memenuhi tujuan)
2) Berikan dorongan pada ketrampilan perawatan diri untuk meningkatkan
harga diri dengan cara :
a) Bersama pasien meninjau kelompok masyarakat yang dapat membantu
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
b) Tawarkan pasien bahan-bahan bacaan yang mungkin membantu dalam
pemecahan masalah
c) Ajarkan klien akibat negatif membicarakan hal-hal yang negatif
d) Ajarkan keterampilan resolusi konflik
e) Ajarkan pasien pertahanan melawan serangan orang lain
f) Rujuk sumber-sumber yang tersedia dalam mengidentifikasi
kesempatan untuk bekerja
3) Bentuk lingkungan yang emberikan dukungan berdasarkan realitas untuk
pemecahan masalah dan umpan balik yang efektif
a) Bantu pasien dalam menggambarkan tingkat penampilan kerja saat ini
dan dampaknya terhadap aspek lain dalam kehidupan shari-hari
b) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan,
keterbatasan serta potensi yang dimiliki
c) Tawarkan harapan bahwa situasi akan dapat diatasi dengan
menggambarkan orang lain yang mempunyai masalah yang sama
| SAK Risiko
40
d) Sarankan pasien untuk selalu menyimpan bacaan agar dapat membantu
dalam pemecahan masalah dan mendapatkan umpan balik
e) Berikan dukungan terhadap upaya pembuatan keputusan
4) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan yang positif antara harga diri dan
kesehatan fisik
a) Kaji status kesehatan fisik dan perasaan positif terhadap diri
b) Ajarkan pasien tentang hubungan antara kesehatan fisik dengan
perasaan positif tentang diri
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan
kesehatan dan ketenangan
d) Berikan penghargaan terhadap praktek peningkatan kesehatan seperti
latihan relaksasi, aktivitas diversional
4. Intervensi Spesialis
b. Terapi individu dapat dilakukan : terapi kognitif. terapi aktivitas
c. Terapi keluarga : Terapi komunikasi, Famili psikoedukasi
d. Terapi Kelompok : Supportif terapi
e. Terapi Komunitas : Multisistemik terapi
| SAK Risiko
41
C. Berduka Antisipasi
1. Pengertian
Respons intelektual dan emosional serta perilaku oleh individu, keluarga dan
komunitas yang merupakan proses modifikasi dari konsep diri yang didasari oleh
persepsi potensial kehilangan (Nanda, 2005).
2. Tanda dan Gejala
a. Marah
b. Menolak potensial kehilangan
c. Menolak kehilangan yang signifikan
d. Mengekspresikan distress dari potensial kehilangan
e. Rasa bersalah
f. Perubahan kebiasaan, makan, pola, tidur, pola mimpi
g. Perubahan tingkat aktivitas
h. Perubahan pola komunikasi
i. Perubahan libido
j. Tawar menawar
k. Kesulitan mengatakan yang baru atau peran yang berbeda
l. Potensial kehilangan objek yang signifikan (misal orang, hak milik, pekerjaan,
status, rumah, bagian dan proses tubuh)
m. Berduka cita
3. Intervensi Generalis
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengatasi rasa berduka yang dialaminya
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu mengenal kehilangan yang dialaminya
2) Klien mampu mengatasi rasa kehilangan atau berduka yang dialami
c. Intervensi Keperawatan
1) Kaji pengalaman masa lalu klien terhadap kehilangan, keberadaan support
system dan kegiatan berduka yang biasa dilakukan
| SAK Risiko
42
2) Jelaskan karaktersistik yang normal dan abnormal dari berduka
3) Diskusikan perbedaan pola individu terhadap berduka (misalnya antara
laki-laki dan perempuan)
4) Dukung klien untuk memverbalisasi ketakuan dan berkonsentrasi pada
potensial kehilangan, termasuk konflik dalam keluarga
5) Bantu klien unutk sharing rasa takut, rencana dan harapan terhadap
anggota keluarga yang lain.
6) Pada klien anak bantu untuk mengklarifikasi konsep yang salah tentang
kematian atau kehilangan
7) Grieve Work Fasilitation
a) Identifikasi tentang kehilangan klien
b) Jelaskan tentang tahapan proses berduka dan beri dukungan
c) Dukung klien untuk mengidentifikasi kehilangan objek atau orang
d) Beri dukungan untuk mengekspresikan perasaan terhadap kehilangan
e) Beri dukungan untuk mengidentifikasi ketakutan yang besar yang
menyertai kehilangan
f) Beri dukungan klien untuk mengimplementasikan budaya, religius dan
sosial dan kehilangan
g) Gunakan kata-kata yang jelas seperti “kematian” atau meninggal dari
euphemisme (peristilahan)
h) Pada klien anak : beri dukungan untuk mengekspresikan rasa nyaman
seperti menulis, menggambar atau bermain
8) Anticipatory Guidance
a) Latih teknik koping untuk perkembangan atau situasi krisis dengan
klien
b) Lengkapi dengan informasi yang realistis yang berhubungan dengan
perilaku klien
c) Beri buku dan literatur untuk dibaca klien sebagai dukungan
d) Lengkapi klien dengan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk
memberikan dukungan, jika klien mengalami kesulitan
e) Buat jadwal follow up untuk mengevaluasi keberhasilan klien atau
untuk kebutuhan reinforcement
| SAK Risiko
43
9) Kolaborasi
a) Rujuk pada sumber daya yang sesuai seperti keompok pendukung,