Top Banner
30

Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

Mar 08, 2016

Download

Documents

Apakah Anda merindukan suatu kedalaman dan perubahan mendasar dalam kehidupan Anda dengan Tuhan? Apakah Anda juga merindukan suatu relasi yang begitu intim bersama Tuhan? Disiplin rohani adalah sebuah aktifitas yang membuka diri kita bagi transformasi kasih Allah dan perubahan yang hanya dapat diberikan oleh Allah dalam hidup kita.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Page 2: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

Literatur Perkantas Jawa timur

Page 3: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Page 4: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

SACRED RHYTHMS (Irama Kudus)

Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

oleh Ruth Haley Barton

Originally published by InterVarsity Press asSacred Rhythms by Ruth Haley Barton

Copyright © 2006 by Ruth Haley BartonTranslated and printed by permission of InterVarsity PressP.O. Box 1400, Downers Grove, IL 60515-1426, USA

Alih Bahasa: Paksi Ekanto PutroEditor: Milhan K. Santoso, Bayu Pandu Purwadianto

Penata Letak: Milhan K. SantosoDesain Sampul: Meliana S. Dewi

Hak cipta terjemahan Indonesia:Literatur Perkantas Jawa Timur

Tenggilis Mejoyo KA-10, Surabaya 60292Telp. (031) 8413047, 8435582; Faks. (031) 8418639

E-mail: [email protected]

Literatur Perkantas Jatim adalah sebuah divisi pelayanan literatur di bawah naungan Persekutuan

Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jawa Timur. Perkantas Jawa Timur adalah sebuah kegerakan

yang melayani siswa, mahasiswa, dan alumni di sekolah dan universitas di Jawa Timur.

Perkantas Jatim adalah bagian dari Perkantas Indonesia. Perkantas sendiri adalah anggota dari

pergerakan International Fellowship of Evangelical Students (IFES). Untuk informasi lebih lanjut

mengenai kegiatan yang ada secara lokal maupun regional di Jawa Timur dapat menghubungi melalui

e-mail: [email protected], atau mengunjungi Website Perkantas Jatim di www.perkantasja-

tim.org

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

ISBN: 978-602-18547-4-7

Cetakan Pertama: April 2013

Hak cipta di tangan penerbit. Seluruh atau sebagian dari isi buku ini tidak boleh diperbanyak, disimpan dalam bentuk yang dapat dikutip, atau ditransmisi dalam bentuk apa pun seperti elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dlsb. tanpa ijin dari penerbit.

Page 5: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Page 6: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

D A F TA R I S I

Kata Pengantar ........................................................................ 7

1 KERINDUAN AKAN SESUATU YANG LEBIH: Sebuah Undangan Menuju Transformasi Rohani ..................... 17

2 SOLITUDE: Menyediakan Ruang bagi Allah .......................... 29

3 KITAB SUCI: Menjumpai Allah Melalui Lectio Divina ............ 47

4 DOA: Memperdalam Keintiman dengan Allah ........................ 65

5 MENGHORMATI TUBUH: Kerohanian Darah dan Daging .... 83

6 PEMERIKSAAN DIRI: Membawa Seluruh Hidup di Hadapan Allah ................................................................. 97

7 PENCARIAN HIKMAT: Mengenali dan Merespons Hadirat Allah ....................................................................... 119

8 SABAT: Menjaga Keseimbangan Irama Kerja dan Istirahat ..... 141

9 ATURAN HIDUP: Menumbuhkan Irama bagi Terjadinya Transformasi Rohani ............................................ 159

Sebuah Catatan Ucapan Syukur ............................................... 181

Lampiran A: Menempuh Perjalanan Bersama ........................... 183

Lampiran B: Memimpin Sebuah Kelompok Pengalaman ........... 198

Lampiran C: Memilih Disiplin Rohani yang Sesuai dengan Kebutuhan Kita ............................. 201

Catatan .................................................................................... 204

Page 7: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Page 8: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

K ATA P E N G A N TA R

Seseorang dapat memulai pencarian (rohani) dengan menemukan hasrat

hatinya, baik secara personal maupun komunal. Roh mengungkapkan diri

melalui harapan kita yang tulus bagi diri kita sendiri dan dunia. Seberapa

besarkah nyala api dari hasrat akan hubungan kasih dengan Tuhan,

dengan orang lain, dengan dunia? Apakah kita sadar bahwa mengingini

dan mencari Tuhan adalah sebuah pilihan yang selalu tersedia bagi kita?

E L I Z A B E T H D . R E Y E R

Bertahun-tahun yang lalu, saya hadir di sebuah rapat staf sebuah gereja

yang saya layani; tujuan dari rapat itu adalah membahas bagaimana kami

bisa menarik lebih banyak orang masuk ke dalam gereja. Pada satu titik,

seseorang mengukur persyaratan keanggotaan gereja yang sudah diper-

siapkan dan mengajukan penemuan yang mengejutkan di mana jumlah

kehadiran antara lima sampai sembilan kali per minggu menjadi syarat

bagi mereka yang ingin menjadi anggota gereja!

Secara lahiriah, saya berupaya mendukung tujuan rapat itu, tetapi se-

cara batiniah saya menjerit, Siapa yang mau mendaftar untuk ini? Saya sa-

dar akan SKK (Sindrom Kelelahan Kristen) dalam hidup saya sendiri dan

tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika hal yang sama terjadi

pada orang lain.

Kesadaran yang menyeruak pada saat itu membuat saya mulai lebih

Page 9: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

8 | S AC RED RH Y T H M S

jujur tentang betapa hidup kekristenan saya telah tereduksi. Sementara

saya berusaha lebih keras dan melakukan lebih banyak, ternyata ada ke-

hampaan menganga di dalam batin di mana tak satu pun aktivitas, baik

kristiani maupun sekuler, yang bisa mengisinya. Sama sekali tidak ada be-

danya bahwa saya sudah menjadi orang Kristen selama hidup saya, bahwa

saya sudah bergabung dalam pelayanan Kristen sejak saya memasuki usia

dewasa awal, atau bahwa saya selama ini sibuk melayani di setiap kesem-

patan yang dianugerahkan Allah demi tujuan mulia. Semakin saya meno-

lak mengakui kerinduan akan suatu hal yang lebih, semakin mendalam

dan meluaslah kekosongan itu jadinya—hingga hampir menelan saya.

Di tengah-tengah segala kekeringan itu, sulit bagi saya membayangkan

apa yang Yesus maksudkan ketika Ia berfirman, “Aku datang, supaya me-

reka memunyai hidup, dan memunyainya dalam segala kelimpahan.”

(Yoh. 10:10b). Tanggapan terbaik saya atas semua khotbah dan renungan

yang memakai ayat ini adalah bersikap sinis. Bagi saya, hidup kekristenan

rasanya jauh dari itu.

Sulit untuk tahu kepada siapa harus berbicara tentang realitas yang

menggelisahkan ini. Kehidupan di dalam dan di sekitar komunitas Kris-

ten kurang membantu kita memerhatikan kerinduan-kerinduan sema-

cam ini, untuk percaya bahwa jauh di kedalaman batin ada sesuatu

yang harus didengar. Atau, untuk memberi harapan bahwa kerinduan

terdalam semacam ini bisa membawa kita ke suatu tempat yang baik.

Pada satu waktu, kerinduan batin kita yang terdalam dienyahkan seba-

gai sebuah idealisme belaka—perkara semacam itu ada di luar jangkauan

wilayah yang nyaman. Di waktu lain, kecemasan atau ketidaknyamanan

terselubung muncul dalam bentuk ekspresi-ekspresi kemanusiaan kita.

Penekanan pada kejatuhan manusia oleh banyak kalangan agama mem-

buat kita sulit mengerti apakah ada sesuatu di dalam diri kita yang masih

bisa dipercaya.

Terkadang, bahasa yang menggambarkan kerinduan hati digunakan

untuk mengaduk-aduk emosi orang banyak, tetapi seringkali apa yang di-

berikan berlimpah pada awalnya justru ditemukan kosong pada akhirnya.

Kerinduan kita akan kasih dipenuhi dalam hubungan yang bersifat saling

Page 10: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KATA P EN G A N TA R | 9

mengambil untung dan berisiko hancur berantakan di bawah tekanan.

Kerinduan kita akan kesembuhan dan transformasi dipenuhi dengan

pesan-pesan motivasi pengembangan diri yang membuat kita terinspirasi

sejenak, tetapi terbebani oleh tekanan untuk mencoba memperbaiki diri

dengan teknik atau keterampilan baru. Kerinduan kita akan pandangan

hidup yang efektif seringkali dipenuhi dengan makin banyaknya aktivi-

tas, yang sayangnya menjadi penyebab dari banyak tekanan dan kereng-

gangan yang terjadi di budaya Barat.

Respons awal saya terhadap kesadaran akan kerinduan ini adalah de-

ngan mencoba memperbaiki jadwal, yaitu belajar berkata tidak dengan

lebih tegas dan mengadopsi alat manajemen waktu terbaru. Tetapi, ada

saatnya ketika hasrat begitu mendalam sehingga memperbaiki jadwal saja

tidak cukup. Akhirnya, saya melepaskan semua upaya itu. Saya membuat

pilihan untuk secara radikal menyusun ulang hidup demi mendengar

kerinduan batin terdalam dan mengatur hidup bagi pencarian rohani. Ini

adalah saat-saat mengungkapkan keterbukaan, saat-saat mempertanyakan

hampir segala hal, saat-saat membiarkan berbagai perangkap hidup—teru-

tama hidup rohani saya—berguguran sampai terlihat kerinduan terdalam,

yang tertanam di dalam esensi kemanusiaan kita, mulai terungkap dalam

segala keindahan dan kekuatan murninya. Kerinduan akan makna, kerin-

duan akan kasih, kerinduan akan perubahan yang mendalam dan funda-

mental, kerinduan akan pandangan hidup yang efektif, kerinduan untuk

berhubungan secara nyata, dan bahkan naluriah, dengan Pribadi yang

melampaui diri kita—kerinduan-kerinduan inilah yang mengarahkan saya

untuk mencari praktik-praktik rohani dan membangun irama kehidupan

yang menjanjikan sesuatu yang lebih.

MEMBUKA MISTERI TRANSFORMASI ROHANI

Mungkin salah satu hal paling mendasar yang perlu kita pahami tentang

transformasi rohani bahwa hal itu penuh misteri. Kita terbuka untuk

mengalaminya tetapi kita tidak bisa melakukannya sendiri. Paulus me-

nyinggung hal ini dalam surat-suratnya dengan menggunakan dua meta-

fora. Yang pertama adalah proses di mana embrio terbentuk di dalam

Page 11: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

10 | S AC RED RH Y T H M S

rahim ibunya: “Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit ber-

salin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” (Gal. 4:19).

Keajaiban dari pemahaman tentangnya, pembentukan dari embrio dan

proses kelahiran itu sendiri bersifat alami tetapi juga penuh misteri. Meski

saya pernah mengandung dan melahirkan tiga anak, meski saya mengagu-

mi foto-foto embrio yang terbentuk di rahim ibunya, meski saya berpikir

bahwa saya banyak mengerti fakta-fakta kehidupan, namun ada sesuatu

yang berada di sepanjang proses itu akan tetap menjadi misteri bagi saya,

sesuatu yang tidak bisa saya kendalikan atau ciptakan. Keajaiban proses

persalinan selalu adalah sebuah mujizat. Itu adalah pekerjaan Tuhan. Se-

tiap detiknya.

Hal yang sama terjadi pada proses metamorfosis. Dalam Roma 12:2a,

Paulus mengacu pada proses ini ketika ia berkata, “Janganlah kamu

menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah (metamorphoo) oleh

pembaruan budimu…” Kata Yunani metamorphoo berarti “metamorfosis”:

sebuah proses di mana seekor ulat memasuki gelapnya kepompong, ke-

mudian muncul dan berubah menjadi sesuatu yang hampir tidak bisa

dikenali lagi. Perubahan ini begitu agung, di mana si ulat melampaui

eksistensi sebelumnya untuk mengambil bentuk yang sama sekali lain

dan dengan kapasitas yang sama sekali berbeda. Saya ragu apakah si ulat

memiliki pemahaman tentang proses itu atau tentang produk akhirnya.

Sesuatu yang bersifat jauh lebih mendasar sedang bekerja. Sesuatu yang

berada di dalam esensi makhluk kecil ini berkata, Sekaranglah waktunya.

Dan si ulat menuruti desakan batin yang tak terjelaskan itu, lalu masuk

ke dalam kepompong.

Kedua metafora ini menempatkan proses transformasi rohani tepat

dalam kategori yang kita sebut misteri: sesuatu yang berada di luar jang-

kauan aktivitas manusia normal dan pemahaman yang hanya dapat di-

mengerti melalui wahyu ilahi dan dikerjakan oleh aktivitas ilahi.

Apa artinya hal ini bagi kita yang rindu mengalami proses transfor-

masi rohani yang lebih penuh dan konkret? Artinya, entah apapun yang

kita pikir bahwa kita mungkin mengetahuinya, keputusan memberi diri

untuk mengalami transformasi rohani membawa kita ke ujung dari segala

Page 12: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KATA P EN G A N TA R | 11

hal yang kita ketahui dan berhadapan dengan apa yang tidak kita ketahui.

Meskipun wajar bagi setiap orang yang telah ditebus untuk mengalami

transformasi rohani, namun hal tersebut akan selalu menjadi misteri bagi

kita. Adalah satu hal untuk mampu memperbaiki dan mengendalikan

perilaku eksternal; tetapi, mengalami pergeseran dahsyat secara internal

yang mengubah cara saya hidup di dalam dunia adalah hal yang sama

sekali berbeda—dari seekor ulat yang merayap di atas perut saya, menjadi

kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya menuju ke langit. Itu adalah

jenis perubahan yang hanya sanggup dilakukan oleh Allah.

Pada akhirnya, ini adalah hal yang paling bisa kita katakan tentang

transformasi rohani: Saya tidak bisa mengubah diri saya sendiri, atau diri

siapa pun. Apa yang bisa saya lakukan adalah menciptakan kondisi di

mana transformasi rohani dapat terjadi, yaitu dengan mengembangkan

dan mempertahankan irama praktik rohani yang membuat saya terbuka

dan tersedia bagi Allah.

SEBUAH PERJALANAN PENCARIAN

Ketika kita terhubung dengan kerinduan terdalam kita (bukan sekadar

terusik oleh manifestasi di permukaannya), serangkaian pilihan yang ber-

beda terbuka. Lebih dari sekadar termotivasi oleh rasa bersalah atau kewa-

jiban—seperti “Saya harus melakukan saat teduh” atau “Saya harus lebih

banyak berdoa”—kita justru terdorong untuk mencari cara hidup yang

sesuai dengan hasrat terdalam kita. Terkadang, hal ini terasa berisiko dan

seringkali membuka serangkaian pertanyaan baru tetapi inilah arti se-

sungguhnya dari transformasi rohani: memilih cara hidup yang membuka

diri bagi kehadiran Allah pada tempat di mana hasrat paling murni dan

kerinduan paling dalam kita berada. Penemuan-penemuan ini terbuka

bagi kita ketika kita jujur dalam menyatakan hal-hal yang tidak efektif,

sehingga kita dapat menyusun cara hidup yang lebih cocok dengan hasrat

terdalam kita.

Perjalanan dimulai ketika kita belajar untuk memerhatikan hasrat kita

di hadapan Allah, membiarkan hasrat itu menjadi dorongan untuk mem-

perdalam perjalanan rohani kita. Ini adalah substansi dari bab pertama

Page 13: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

12 | S AC RED RH Y T H M S

dan tidak boleh dianggap remeh atau dibaca dengan cepat sebagai penda-

hulu dari disiplin-disiplin sesudahnya. Jika kita melewatkan bagian dari

proses ini, usaha kita tidak akan lebih dari sekadar sebuah program yang

berlandaskan dorongan eksternal atau motivasi yang dangkal. Tetaplah

bergumul dengan bab ini selama yang Anda perlukan untuk memba-

ngun dasar yang kokoh di dalam diri Anda, untuk menemukan apa yang

sungguh-sungguh Anda inginkan. Baru setelah kita memiliki hasrat yang

kokoh dan menyatakannya di hadirat Allah, kita siap dibimbing masuk

ke dalam praktik-praktik rohani yang akan membuka diri kita untuk

menerima apa yang dirindukan hati kita.

Pergerakan dari hasrat batin menjadi disiplin rohani adalah penting:

Hal yang membentuk tindakan kita pada dasarnya juga membentuk hasrat

kita. Hasrat batin membuat kita bertindak dan ketika kita bertindak maka apa

yang kita lakukan akan mengarahkan kita, entah pada integrasi atau disinte-

grasi yang lebih besar dalam kepribadian, pikiran, dan tubuh kita—dan pada

penguatan atau penghancuran hubungan kita dengan Allah, orang lain, serta

dunia. Kebiasaan dan disiplin yang kita gunakan untuk membentuk hasratlah

yang menjadi dasar bagi kerohanian kita.1

Setiap bab berikutnya memberi panduan praktis untuk memasuki

berbagai disiplin utama dari iman Kristen, sehingga semuanya terkait

dengan hasrat paling konsisten dan kuat dari jiwa manusia. Pada akhir

setiap bab terdapat bagian praktik yang memberi panduan konkret untuk

mengalami masing-masing disiplin, sehingga Anda bisa mulai menerap-

kannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda adalah jenis orang yang

tidak bisa membaca seluruh isi buku, silahkan saja; namun, faedah terbe-

sar akan datang ketika Anda membaca kembali seluruh bagian perlahan-

lahan dan benar-benar mempraktikkan setiap disiplin selama yang Anda

perlukan sampai terasa nyaman dengan disiplin itu dan mengalaminya

sebagai ekspresi alami dari keintiman Anda dengan Tuhan.

Buku ini bukan, juga tidak akan bisa menjadi, sebuah kitab lengkap

dari segala jenis disiplin rohani yang telah digunakan para pencari rohani

di sepanjang sejarah umat manusia. Disiplin rohani yang dieksplorasi di

Page 14: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KATA P EN G A N TA R | 13

sini adalah disiplin paling mendasar dan paling dibutuhkan sebagai lang-

kah awal—seperti langkah-langkah dasar sebuah tarian atau melodi dasar

sebuah lagu. Setelah menjelajahi gerakan-gerakan dasar ini dalam hubungan

kita dengan Allah, bab sembilan memberi kesempatan untuk menem-

patkannya bersama-sama secara khusus, sehingga kita bergerak melebihi

pendekatan yang acak dan serampangan dalam kehidupan rohani. Dalam

tradisi Kristen, pengaturan terstruktur dari praktik rohani ini disebut se-

bagai “aturan hidup.” Aturan hidup adalah cara menyusun hidup di seki-

tar nilai-nilai, praktik-praktik, dan hubungan-hubungan yang membuat

kita tetap terbuka dan tersedia bagi karya transformasi rohani yang hanya

sanggup dikerjakan oleh Allah. Singkatnya, aturan hidup menyediakan

struktur dan ruang bagi pertumbuh-

an kita.

Ungkapan “irama rohani” adalah

cara lain dalam membantu mem-

bahas konsep penting ini, karena

memberi kelegaan atas beberapa

pendekatan kehidupan rohani yang

berat dan kaku seperti yang dialami

banyak orang. Istilah ini mengacu

pada kesan irama alami dari cip-

taan: peristiwa pasang dan surut

gelombang laut, yang terus datang

dan pergi tetapi penuh variasi dan

kreativitas tak terbatas. Ketetapan

pergantian musim, sekaligus kein-

dahan dan variasi baru yang meme-

sona kita setiap saat. Irama yang

indah, yang membuat musik dan

tarian menjadi suatu pengalaman

paling menyenangkan dan spontan yang kita nikmati, meskipun pengua-

saan tangga nada dan gerakan dasar tetap diperlukan jika kita ingin benar-

benar menikmatinya.

Seekor ulat harus menyerahkan

kehidupan yang selama ini ia kenal

dan berserah pada misteri dalam

transformasi. Hal ini lahir dari proses

perubahan bentuk, dengan sayap-

sayap yang memberinya kebebasan

untuk terbang.... Aturan hidup

memberi kita jalan untuk masuk ke

dalam proses transformasi pribadi

seumur hidup. Disiplin rohaninya

membantu kita melepaskan “manusia

lama” yang sudah akrab tetapi

membatasi, dan memungkinkan

“manusia baru” kita di dalam Kristus

untuk dibentuk—yaitu, manusia sejati

yang secara alami tertarik kepada

terang Allah.

MARJORIE THOMPSON, SOULFEAST

Page 15: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

14 | S AC RED RH Y T H M S

Disiplin rohani adalah komponen dasar dari irama keintiman dengan

Tuhan, yang memelihara dan merawat jiwa, membuat kita tetap terbu-

ka dan tersedia bagi inisiatif Allah yang mengejutkan dalam hidup kita.

Setelah mempelajari disiplin-disiplin itu, ada kreativitas tak terbatas dalam

menempatkannya bersama-sama dalam sebuah irama yang cocok bagi kita

dan kebebasan untuk menambahkan disiplin serta elemen kreatif lainnya.

SEBUAH AJAKAN BAGI KOMUNITAS

Meskipun penekanan buku ini adalah pada disiplin rohani pribadi, na-

mun perjalanan rohani tidak pernah dimaksudkan untuk dijalani sen-

dirian. Kitab Suci menjelaskan hal ini, tetapi kehidupan Yesus secara

khusus memberi kita teladan menakjubkan. Pada awal pelayanan Yesus,

setelah berdoa dan mendengarkan Allah sepanjang malam, Ia memben-

tuk sebuah komunitas kecil yang terdiri dari dua belas murid—“…orang-

orang yang dikehendaki-Nya…” demikian kata Kitab Suci. Ia memilih

mereka pertama-tama “…untuk menyertai Dia…” (Mrk. 3:13-14) dan

kemudian, untuk melakukan pelayanan. Ajakan Yesus bagi mereka per-

tama-tama adalah untuk berada bersama dengan-Nya dalam komunitas,

dibentuk oleh pengajaran dan kepemimpinan-Nya, dan Ia pun tetap setia

terhadap hubungan ini sampai akhir hidup-Nya.

Komitmen kita pada komunitas dan persahabatan rohani di dalam

komunitas adalah sebuah disiplin yang sangat penting bagi kehidupan ro-

hani. Persahabatan rohani bukanlah hubungan sosial yang tercipta demi

acara makan siang atau bermain golf. Bukan hubungan rekan sejawat

yang berfokus utama pada masalah pekerjaan atau proyek pelayanan.

Ini bukan hubungan swadaya yang berfokus pada pemecahan masalah

atau membangun akuntabilitas. Bahkan, bukan pula kelompok belajar

Alkitab. Relasi ini terutama berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan

dalam konteks hasrat kita akan Dia. Dengan teman seperjalanan semacam

itu, kita berbagi hasrat terdalam hati kita, sehingga kita bisa menopang

satu sama lain dalam mengatur kehidupan dengan cara yang sesuai de-

ngan apa yang paling diinginkan oleh hati kita. Bersama-sama, kita meng-

hormati cara Tuhan mempertemukan kita dalam konteks praktik rohani

Page 16: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KATA P EN G A N TA R | 15

yang membantu kita untuk menemukan-Nya.

Komunitas adalah sebuah unsur penting dari proses pembentukan

yang akan dibahas sebagai tema di sepanjang buku ini. Selain itu, Anda

juga diajak untuk mengalami komunitas dengan memilih seorang atau

dua orang teman atau bahkan sebuah kelompok kecil dengan siapa Anda

menempuh perjalanan ini, dengan menggunakan panduan yang diberi-

kan dalam lampiran “Menempuh Perjalanan Bersama.” Lampiran ini akan

memandu Anda dalam mengalami setiap disiplin rohani bersama-sama

orang lain dan menyediakan pertanyaan untuk membantu mendiskusi-

kan pengalaman Anda. Dengan demikian, disiplin rohani membentuk

dasar bagi interaksi Anda dengan orang lain dalam komunitas. Dan ke-

hidupan Anda dalam komunitas menjadi tempat yang aman untuk mela-

tih pola dan perilaku yang membawa perubahan yang sesungguhnya. Jika

Anda memiliki teman-teman yang terlihat memiliki kapasitas dan hasrat

yang sama untuk memasuki perjalanan rohani lebih dalam, ajaklah me-

reka bergabung dengan Anda sehingga tak seorang pun dari Anda harus

menempuh perjalanan ini sendirian.

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita berseru dalam hati, Aku tidak

peduli apa yang orang lain katakan; kehidupan Kristen pasti lebih dari ini!

Buku ini adalah untuk Anda yang berada pada saat-saat hidup seperti itu.

Ini adalah tentang mendengar Yesus berbicara langsung pada saat-saat

seperti itu dengan bisikan penuh pengertian dan harapan: “Ada hasrat

di dalam dirimu yang begitu dalam, murni, dan terhubung pada siapa

arti dirimu sesungguhnya; itu adalah hasrat yang ingin Kupenuhi—dan

bukan hanya secukupnya, tetapi berlimpah-limpah.”

Biarlah Yesus Kristus sendiri yang menemui kita di tempat pencarian

rohani kita.

Page 17: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani
Page 18: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

1

K E R I N D U A N A K A N S E S U AT U YA N G L E B I H

Sebuah Undangan Menuju Transformasi Rohani

Alasan kita tidak dapat melihat Tuhan adalah karena lemahnya

kerinduan kita.

M E I S T E R E C K H A RT

Salah satu hal yang masih mengejutkan saya, dalam hidup saya sejauh

ini adalah bagaimana, kapan, serta dengan kuasa apa kerinduan hati saya

teraduk. Pada waktu-waktu tertentu, hal itu dapat diprediksi—waktu di

mana saya lelah karena perjalanan dan merindukan rumah serta keluarga,

waktu di mana saya terlalu sibuk dan rindu berada bersama Allah dan

hanya untuk Allah itu sendiri, dan waktu di musim liburan ketika saya

lapar akan pengalaman yang lebih mendalam tentang makna dari segala

sesuatu ini. Pada beberapa hal, saya sudah terbiasa dengan kerinduan

semacam ini dan tahu apa yang harus dilakukan terhadapnya. Tetapi, ada

saat-saat lain ketika kerinduan menyergap saya dengan satu kekuatan

yang tampaknya lebih dari segala sesuatu yang ada pada saat itu; keadaan

itu mencetuskan kesadaran saya bahwa sesuatu yang ada di dalam diri

saya menuntut perhatian saya. Meski pengalaman kerinduan dan has-

Page 19: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

18 | S AC RED RH Y T H M S

rat itu seringkali terasa pahit sekaligus manis, hal itu mengingatkan saya

bahwa saya hidup dengan cara yang saya ingini.

Beberapa tahun lalu, putri kami Bethany merayakan ulang tahunnya

yang kelima belas. Saat itu bulan September pada tahun pertamanya di

sekolah menengah dan ia ingin mengadakan pesta bersama lima puluh

sahabat terdekatnya. (Itu setelah ia dengan cermat dan saksama menyisir

serta memilah dari daftar tujuh puluh lima orang!) Sementara memang

agak menakutkan berpikir tentang mengadakan pesta pertama di tahun

itu untuk lima puluh anak seusia sekolah menengah pertama, itu adalah

apa yang Bethany inginkan oleh karena itu seluruh keluarga kami berlom-

ba-lomba membantunya. Kakak Bethany, Charity (yang duduk di bangku

sekolah menengah atas waktu itu), menghimpun teman-temannya untuk

mengatur dan menjadi juri kompetisi karaoke. Sangat keren. Saya mem-

persiapkan dan menyajikan makanan. Suami saya, Chris, berpatroli di

seluruh ruangan untuk mencegah para tamu membawa obat terlarang

di dalam pesta. Si bungsu, Haley, hanya berusaha untuk menjauh atau

mengacaukan pesta.

Pada suatu waktu di malam itu, saya terjaga pada kenyataan bahwa

sesuatu yang penting sedang terjadi, sesuatu yang terhubung dengan ke-

rinduan terdalam hati saya. Ketika anak-anak sedang berbaris di jalur an-

trean makanan dan mengambil hamburger serta hot dog, mereka semua

sangat sopan. Tetapi, ada seorang anak muda yang ekspresi rasa hormat-

nya begitu tulus sampai-sampai saya berhenti dari apa yang saya lakukan

dan memerhatikannya. Ia berkata, “Terima kasih karena mengizinkan

kami berpesta di sini, Nyonya Barton. Ini sangat menyenangkan!”

Saya mendongak, menatap matanya, dan berkata, “Terima kasih kem-

bali. Kami benar-benar senang menyambut kalian!”

Dia berhenti menuangkan saus, membalas tatapan saya, dan berkata

dengan ragu, “Benarkah?” Seolah-olah ia tidak terbiasa disambut dengan

hangat.

Tanggapan yang polos digabung dengan ketidakpercayaan dan ke-

takjuban itu begitu manis hingga membuat saya terkesiap oleh kesadaran

dan tiba-tiba saya melihat hidup saya dengan cara yang belum pernah

Page 20: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KERi N D uA N A KA N S ES uAT u YA N G LEb i H | 19

saya lihat sebelumnya. Sesuatu yang ada di dalam diri saya bangkit berdi-

ri dan berkata, “Inilah arti hidupku.” Inilah bagaimana rasanya berada

di sini daripada selalu merindukan sesuatu yang lain di sana. Inilah arti

hidupku yang kuhidupi di dalam Allah.

Momentum itu berlalu secepat kedatangannya, salah satu dari sekian

banyak hal yang membuat malam itu menyenangkan. Seluruh keluarga

kami telah bersatu untuk melakukan sesuatu yang istimewa bagi salah

seorang dari kami dan rasanya menyenangkan. Ketika pesta berakhir,

kami merebahkan diri di ruang keluarga, benar-benar kelelahan, dan me-

renungkan kembali malam itu. Kami tertawa tentang kontes karaoke itu

dan memberi komentar siapa yang bisa menyanyi dan siapa yang tidak.

Kami melihat-lihat sekilas pada kado-kado yang diterima Bethany. Kami

berbincang tentang bagaimana bersukacitanya semua orang dan bagaima-

na mereka menunjukkan penghargaan juga kesantunan. Dan pikiran itu

datang lagi: Inilah diriku yang terbaik. Inilah diri yang kuinginkan untuk

semakin menjadi lebih dan lebih lagi, oleh kasih karunia Allah. Inilah

saat-saat yang ingin kuingat di ranjang kematianku sambil berkata, “Itu-

lah alasan mengapa aku diciptakan.”

Kemudian, hal itu menyergap saya—yaitu, kerinduan saya. Sebuah

doa yang menggenang dari kedalaman diri saya, sebuah doa yang begitu

penuh hasrat sampai hampir tak sanggup terkatakan: “Ya Allah, berilah

aku saat-saat seperti ini lagi—saat-saat ketika aku sepenuhnya hadir bagi-

Mu dan orang lain dalam kasih. Saat-saat di mana aku terhubung dengan

apa yang paling murni dan paling autentik di dalam diriku dan mampu

merespons kehadiran-Mu di tempat itu. Aku ingin menjalani hidupku

dengan cara di mana ada lebih banyak lagi hal seperti ini!”

Ada saat-saat lain juga, ketika kerinduan teraduk-aduk. Pernah ada

musim panas yang menakutkan ketika saya berusia empat puluh tahun.

Ketika hari ulang tahun saya hampir tiba dan pesta sedang direncanakan,

saya sadar bahwa saya tidak ingin pesta di mana semua orang berkeliling

sambil memegang minuman dan berbasa-basi. Kali ini, kerinduan akan

kasihlah yang mengejutkan saya. Ketika saya sungguh-sungguh mende-

ngarkan, saya menyadari bahwa yang paling saya inginkan adalah mem-

Page 21: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

20 | S AC RED RH Y T H M S

beri dan menerima kasih—sungguh—pada hari itu. Saya ingin berada

bersama teman-teman dan keluarga. Saya ingin punya waktu. Saya ingin

berbagi dari hati terdalam, dan mengetahui bahwa kami saling melihat

dan saling mendengar serta menyatakan lewat kata-kata betapa kami ber-

arti bagi satu sama lain. Betapa mengejutkannya melihat bahwa di balik

segala kebisingan dan aktivitas “dewasa” saya, keinginan yang sederhana

dan lembut itu terus teraduk.

Dan itulah yang kami lakukan. Kami membatalkan pestanya dan se-

bagai gantinya saya memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu

sepanjang hari secara pribadi dengan orang-orang yang paling berharga

bagi saya: sarapan, makan siang, makan malam, dan semua waktu di sela-

selanya! Betapa indah hari itu—satu hari penuh akan kasih yang diberi-

kan dan diterima.

Lalu, ada saat-saat ketika saya sadar akan kehancuran saya dan suatu

kerinduan akan perubahan mendasar yang nyata merintih di dalam diri

saya. Dalam satu musim hidup saya, saya mengalami pengkhianatan yang

begitu mendalam hingga untuk beberapa lama saya hampir tidak sang-

gup berhubungan dengan siapa pun di luar lingkaran paling intim saya,

yaitu keluarga dan teman. Sementara saya mengalami perasaan marah

dan dendam, sedih dan duka, ternyata ada kerinduan yang lebih men-

dalam—kerinduan untuk dipulihkan. Saya sadar bahwa saya telah ber-

paling ke dalam diri dan menutup hati. Ketidakpercayaan dan kecurigaan

telah membuat saya berhati keras dan menarik diri dari pergaulan sosial.

Saya mendapati diri saya sedang menangis dan meminta Tuhan untuk

mengerjakan sesuatu di dalam saya yang tidak bisa saya kerjakan bagi diri

saya sendiri. Sesuatu yang akan memampukan saya lagi, sekali lagi, untuk

memberi diri kepada Allah dan kepada orang lain—sejenis kepercayaan

yang saya kenal sebelum terjadinya pengkhianatan itu.

Terlepas dari rasa pedih yang saya alami, saya tidak ingin hidup sela-

manya dalam keadaan keras hati dan rusak. Untuk pertama kalinya, doa

si pemungut cukai—yang diucapkan oleh seseorang yang hancur hati di

hari-hari Kristus di bumi—mulai terucap doa dengan sendirinya di dalam

diri saya tanpa diminta: Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku orang ber-

Page 22: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KERi N D uA N A KA N S ES uAT u YA N G LEb i H | 21

dosa ini. Aku tahu bahwa segala hal yang perlu dibereskan dalam diriku,

Tuhan akan membereskannya, karena aku tidak mampu membereskan-

nya sendiri.

MENAMAI HASRAT KITA DALAM HADIRAT KRISTUS

Kapankah terakhir kali Anda merasakannya—maksudnya, kerinduan

Anda sendiri? Kerinduan Anda akan kasih, kerinduan Anda akan Allah,

kerinduan Anda untuk menjalani hidup sebagaimana dimaksudkan un-

tuk dihidupi di dalam Allah? Kapankah terakhir kalinya Anda merasakan

kerinduan akan pemulihan dan perubahan mendasar yang merintih di

dalam diri Anda?

Jangan terburu-buru melewatkan pertanyaan ini; ini mungkin per-

tanyaan paling penting yang pernah Anda tanyakan. Tetapi, saya tahu ini

sulit. Dalam lingkup kehidupan rohani, kita lebih terbiasa membungkam

hasrat dan menjauhkan diri darinya, karena kita curiga dan takut pada

kekuatannya. Bukankah ada sesuatu yang lebih baik yang bisa saya laku-

kan dengan waktu saya? Demikian kita bertanya kepada diri sendiri. Se-

suatu yang kurang berbahaya dan lebih bisa dipastikan? Sesuatu yang ti-

dak mementingkan diri sendiri dan lebih rohani? Selain itu, hasrat adalah

sesuatu yang mudah berubah-ubah. Bukankah hasrat saya mengarah

langsung pada dusta manusia dan dorongan dosa? Bagaimana jika hasrat

itu menguasai saya dan mendorong saya ke jalan di mana saya tidak se-

harusnya berada? Lebih parah lagi, bagaimana jika saya memerhatikan kerin-

duan dan hasrat dalam diri saya, lalu membiarkan diri saya benar-benar

menyelaminya, hanya untuk menemukan bahwa keinginan-keinginan itu

tidak dapat dipenuhi? Lalu, apa yang akan saya lakukan? Bagaimana saya

bisa hidup dengan hasrat yang terjaga dan hidup daripada hasrat yang

tertidur dan ditekan?

Ini adalah beberapa pertanyaan terdalam dari jiwa manusia dan per-

tanyaan-pertanyaan ini menolak segala jawaban yang terlalu menyeder-

hanakan. Di tengah-tengah rasa tidak nyaman saya sendiri terhadap per-

tanyaan-pertanyaan tajam seperti itu, saya mendapati secara mengejutkan

sekaligus meneguhkan. Ketika kita masuk ke dalam cerita Alkitab dan me-

Page 23: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

22 | S AC RED RH Y T H M S

nemukan bahwa Yesus sendiri secara rutin mengajukan pertanyaan kepada

orang-orang di mana pertanyaan tersebut akan menolong mereka untuk

berhubungan dengan hasrat mereka dan menamai hasrat itu di hadapan-

Nya. Dia sering mencetuskan fokus dan kejelasan dalam interaksinya de-

ngan orang-orang yang lapar rohani dengan bertanya kepada mereka, “Apa

yang kau inginkan? Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”

Pertanyaan semacam itu memiliki kuasa untuk menarik refleksi yang sangat

jujur dan men dalam dari orang-orang yang mendapat pertanyaan-perta-

nyaan tersebut, serta membuka jalan bagi Kristus untuk memimpin mereka

ke tingkat kebenaran rohani dan pemulihan yang lebih dalam.

Dalam kisah perjumpaan Yesus dengan Bartimeus yang buta di jalan-

an kota Yeriko, misalnya, pertanyaan tentang kerinduan menjadi titik

pusatnya. Kita tidak tahu berapa lama Bartimeus sudah menghabiskan

hari-harinya mengemis di pinggir jalan, tetapi pada hari itu Bartimeus

mendengar bahwa Yesus lewat dan dia merasakan adanya kemungkinan

pembaruan rohani yang baru. Mungkin Yesus dapat berbuat sesuatu ba-

ginya yang tidak bisa diperbuat orang lain. Mungkin Yesus bisa melaku-

kan apa yang ia sudah harapkan dan mimpikan sekian lama.

Tapi, pada hari itu kota begitu bising dan ramai. Pasti akan sulit untuk

mendapatkan perhatian siapa pun, apalagi Orang sesibuk dan sepenting

Guru muda yang sedang populer ini yang tampaknya selalu dikelilingi

oleh murid-murid dan para penanya. Untuk mendapatkan perhatian Ye-

sus dari segala hiruk-pikuk kerumunan, Bartimeus harus menjangkau

jauh ke dalam, menjamah tempat kebutuhan dan hasrat terdalam manu-

sia, lalu menjerit dari tempat itu. “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”

Dan Yesus mendengarnya pada hari itu, lebih dari semua suara lain

yang juga berteriak-teriak demi mendapatkan perhatian-Nya. Kejujuran,

keputusasaan, dan kemanusiawian dari jeritan itu benar-benar merebut

perhatian. Orang-orang di sekelilingnya malu oleh ekspresi jujur akan

kebutuhan semacam itu dan berusaha membungkamnya, tetapi tangisan

jiwa Bartimaeus begitu menarik perhatian Yesus sampai-sampai meng-

hentikan-Nya di tengah jalan. Dia berhenti di tengah jalan dan memang-

gil Bartimeus. Saat mereka berdiri berhadapan, Yesus mengajukan perta-

Page 24: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KERi N D uA N A KA N S ES uAT u YA N G LEb i H | 23

nyaan yang meminta Bartimeus untuk menamai keinginannya: “Apa yang

kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”

Sekarang, seandainya saya ada di posisi Bartimaeus, saya mung-

kin tidak sabar dengan pertanyaan yang jawabannya begitu jelas. “Apa

maksud-Mu, ‘Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?’ Bu-

kankah sudah jelas? Selain itu, ini mulai terdengar agak pribadi, bukan?

Kita belum seakrab itu!”

Tetapi di tingkat berbeda, tingkat di mana perjalanan rohani sedang

tersingkap, itu adalah pertanyaan yang menembus ke inti keberadaan

kita. Dan itu memang sangat, sangat pribadi. Pertanyaan itu membawa

kita berhadapan muka dengan muka dengan sisi manusiawi kita, keren-

tanan kita, dan kebutuhan kita. Jika kita mengizinkannya, pertanyaan

itu akan menelanjangi lapisan kepura-puraan dan kedangkalan kita demi

mengungkap apa yang paling sejati di dalam diri kita. Dan itu adalah

tempat yang sangat lembut.

Hasrat Anda untuk lebih lagi menikmati Allah daripada saat ini, ke-

rinduan Anda akan kasih, kebutuhan Anda akan tingkat transformasi ro-

hani yang lebih dalam daripada yang Anda alami sejauh ini adalah hal yang

paling sejati tentang Anda. Anda mungkin berpikir bahwa luka atau dosa

Anda adalah hal paling sejati tentang diri Anda. Atau mungkin berpikir

bahwa bakat Anda, tipe kepribadian Anda, jabatan karir Anda, identitas

Anda sebagai suami atau istri, ibu atau ayah, entah bagaimana, mendefinisi-

kan diri Anda. Namun dalam kenyataannya, hasrat Anda akan Allah dan

kapasitas Anda untuk menjangkau lebih lagi Allah daripada yang ada saat

inilah yang merupakan esensi terdalam diri Anda. Ada sebuah tempat di

dalam setiap kita yang hakikatnya bersifat rohani, tempat di mana Roh Al-

lah dan roh kita menyaksikan tentang identitas paling sejati dari diri kita. Di

sinilah Roh Allah tinggal bersama roh kita dan di sinilah hasrat paling sejati

kita dikenali. Dari tempat inilah kita berseru kepada Allah akan perseku-

tuan yang lebih mendalam dengan Dia dan orang lain.

HASRAT MANUSIA SEBAGAI AWAL PERJALANAN ROHANI

Ketika kita memerhatikan kerinduan kita dan mengizinkan pertanyaan-per-

Page 25: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

24 | S AC RED RH Y T H M S

tanyaan tentang kerinduan kita mengupas lapisan luar definisi diri kita,

kita memasuki dinamika terdalam kehidupan rohani. Proses teraduk-

aduknya hasrat rohani menunjukkan bahwa Roh Allah telah bekerja di

dalam kita, yang menarik kita kepada-Nya. Kita mengasihi Allah karena

Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Kita merindukan Allah karena Ia

terlebih dahulu merindukan kita. Kita menjangkau Allah karena Ia ter-

lebih dahulu menjangkau kita. Tidak ada apa pun dalam kehidupan ro-

hani yang berasal dari diri kita. Semuanya berasal dari Allah.

Jadi, kehidupan rohani berawal dari tempat yang paling tidak disang-

ka-sangka ini. Kehidupan rohani dimulai dengan kerinduan yang meng-

aduk-aduk di dalam batin kita, di lapisan bawah kebisingan, aktivitas,

dan dorongan kehidupan kita. Tetapi tidaklah selalu nyaman untuk meng-

akui kerinduan semacam itu. Dan arah ke mana pengakuan semacam itu

akan membawa kita, adalah berbeda-beda bagi setiap orang.

Ketika Yakobus dan Yohanes (dan kemudian ibu mereka) menjawab

pertanyaan Yesus tentang keinginan mereka supaya mereka diberi po-

sisi penting di Kerajaan-Nya—yang seorang di sebelah kanan-Nya dan

seorang lagi di sebelah kiri-Nya—jawaban itu mengemukakan ambisi

palsu yang merusak mereka dan komunitas para murid. Demikian pula,

ada hasrat dalam diri kita yang berlawanan dengan kehidupan Roh di

dalam diri kita—hasrat-hasrat yang berakar pada ambisi egois, kesom-

bongan, nafsu, rasa takut, pengasingan diri, dan banyak lagi motif yang

tak terdeteksi. Hasrat-hasrat ini mengintai di dalam setiap diri kita dan

itulah alasan mengapa memberi perhatian terhadap hasrat rasanya seperti

membuka kotak Pandora. Tetapi adalah lebih berisiko untuk menolak

mengakui apa yang nyata terjadi di dalam batin kita. Karena entah kita

mengakuinya atau tidak, dinamika ini sedang bekerja memegang kendali

bawah sadar kita. Semakin lama kita membungkamnya, kekuatannya jus-

tru bertambah kuat. Betapa jauh lebih aman bagi kita dan semua orang di

sekitar kita, jika kita membuka hasrat-hasrat kita di hadapan Yesus dan

membiarkan-Nya menolong kita untuk memilah-milahnya.

Sebagaimana demikian mengganggu karena dipaparkan dengan cara

semacam ini, terkadang justru inilah yang kita butuhkan. Sehingga Yesus

Page 26: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KERi N D uA N A KA N S ES uAT u YA N G LEb i H | 25

dapat dengan lembut menanggalkan apa yang salah dan apa yang meru-

sak di dalam hasrat kita dan mengobarkan hasrat-hasrat yang baik dan

benar.

Dengan mendengarkan respons Yesus pada Yakobus dan Yohanes,

Anda dapat merasakan belas kasih dan cinta-Nya bagi mereka. “Kamu ti-

dak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang

harus Kuminum?” (Mat. 20:22). Kemampuan para murid untuk menjadi

jujur seperti ini terhadap Yesus mengenai dinamika batin yang teraduk

dalam diri mereka adalah jenis keintiman baru yang membuka jalan bagi-

Nya untuk memulai proses mengarahkan ke dalam kebenaran dari apa

yang tidak benar dalam diri mereka. Seseorang bisa melihat bahwa ko-

mentar dan pertanyaan tajam seperti itu mulai melepaskan murid-murid

dari keinginan yang tidak sejati. Jika mereka tidak pernah jujur dengan

Yesus tentang apa yang terjadi di dalam batin, hasrat-hasrat mereka yang

gelap akan bekerja di bawah tanah dan mungkin akan menghancurkan

hubungan mereka dengan murid-murid lain serta pelayanan mereka.

Membuka hasrat kita di hadapan Allah—bahkan ketika kita tidak ya-

kin mana yang benar dan mana yang salah—adalah menghinakan diri,

tetapi hal itu akan memberi Allah kesempatan untuk menolong kita me-

milah semuanya itu. Ada kemungkinan lain. Terkadang, ketika membu-

ka hasrat kita di hadapan Kristus, kita mendapati bahwa diri kita perlu

membedakan yang mana bagian kita dan yang mana bagian Allah dalam

proses menjalani hidup sesuai dengan hasrat terdalam hati kita. Ketika

Yesus bertemu dengan orang lumpuh di Kolam Betesda, pertanyaan-Nya

tentang hasrat manusia bahkan lebih runcing. Ia bertanya dalam Yohanes

5:6: “Maukah engkau sembuh?” Dengan kata lain, Seberapa besar kau

menginginkannya? Apakah kau begitu menginginkannya sehingga berse-

dia melakukan sesuatu untuk memperolehnya?

SEBERAPA BESAR KAU MENGINGINKANNYA?

Saya telah menghabiskan banyak waktu di pinggir lapangan sepak bola

anak-anak dan menyaksikan segala macam kejengkelan para orang tua.

Tetapi, begitu seringnya sekelumit kebenaran menampakkan diri di tempat

Page 27: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

26 | S AC RED RH Y T H M S

tak terduga ini. Suatu hari, seorang ayah yang sombong berteriak pada

dua anak perempuan kelas empat sekolah dasar yang sedang berebut

bola demi tim mereka. Dalam upayanya untuk memotivasi, ia berteriak

(di antara berbagai hal lain yang ia lakukan), “Seberapa besar kau meng-

inginkan bolanya? Kau harus benar-benar menginginkannya!”

Meskipun saya merasa terganggu dengan emosi tak terkendali dari

seorang dewasa dalam permainan anak-anak, saya terpana oleh kebenaran

yang terkandung dalam pernyataannya. Kedalaman dari sebuah hasrat

berhubungan erat dengan hasil yang kita peroleh dalam hidup. Sering-

kali, orang-orang yang meraih apa yang mereka inginkan dalam hidup

bukanlah mereka yang paling berbakat, paling pandai, atau yang memi-

liki peluang paling besar. Seringkali, yang berhasil adalah mereka yang

paling merasakan sebesar apa mereka menginginkan apa pun yang mereka

inginkan; mereka adalah orang-orang yang secara konsisten menolak un-

tuk dihalangi oleh rintangan-rintangan, di mana banyak dari kita meng-

izinkannya untuk menjadi alasan.

Orang lumpuh itu punya banyak alasan: “Tuhan, tidak ada orang yang

menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan

sementara aku menuju ke kolam itu,

orang lain sudah turun mendahului

aku.” Kata Yesus kepadanya: “Ba-

ngunlah, angkatlah tilammu dan

berjalanlah.” (Yoh. 5:7,8). Kemu-

dian orang lumpuh itu menjangkau

ke dalam dirinya di mana hasrat dan

iman yang mendalam berada, lalu

melakukan apa yang diperintahkan

kepadanya. Dan kebersediaannya un-

tuk mengikuti hasrat hatinya membuka jalan baginya untuk mengalami

kuasa penyembuhan Yesus.

Interaksi Yesus dengan orang-orang yang berelasi dengan-Nya selama

keberadaan-Nya di bumi, menjelaskan bahwa hasrat dan kemauan untuk

menamai hasrat itu di hadapan Kristus adalah unsur pencetus kehidupan

Semakin autentik hasrat-hasrat kita,

semakin mereka menyentuh identitas

kita dan juga realitas Allah di jantung

keberadaan kita. Hasrat paling

autentik kita bersumber dari sumur

batin terdalam di mana kerinduan

akan Allah mengalir dengan bebas.

PHILLIP SHELDRAKE, BEFRIENDING OUR DESIRES

Page 28: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

KERi N D uA N A KA N S ES uAT u YA N G LEb i H | 27

rohani. Ini adalah salah satu motivator terkuat bagi hidup yang kon-

sisten dijalani secara sadar dan terfokus. Lebih dari itu, kemauan untuk

membuka wilayah yang lembut dan terkadang bergejolak ini di hadapan

Kristus adalah bagian dari keintiman yang kita cari. Hal ini menciptakan

kemungkinan bagi Kristus untuk berada bersama-sama kita dengan cara

yang memenuhi kebutuhan paling sejati kita. Hal ini memampukan kita

untuk bangkit dari tempat kita di pinggir jalan, menjadi berada tepat di

jalan menuju transformasi rohani dan mengikuti Kristus.

PRAKTIK

Duduklah dalam posisi nyaman yang memungkinkan Anda tetap terja-

ga. Tariklah napas dalam-dalam pada saat ini sebagai cara melepaskan

ketegangan yang mungkin menggenggam Anda dan sadarilah kehadiran

Allah, yang lebih dekat daripada napas Anda sendiri. Izinkan diri Anda

menikmati kehadiran Allah dalam keheningan selama beberapa saat.

Ketika Anda merasa siap, bayangkan diri Anda berada dalam kisah

Bartimeus seperti yang ada di Markus 10:46-52 atau bayangkan diri Anda

berada di wilayah kebutuhan Anda sendiri. Bacalah cerita itu perlahan-la-

han, sambil melihat diri Anda sebagai orang yang membutuhkan sesuatu

dari Kristus dan berteriak memanggil-Nya dari kerumunan yang ramai.

Bagaimana Anda mendekati-Nya atau berupaya mendapatkan perhatian-

Nya? Kata-kata apa yang Anda gunakan? Emosi apa yang Anda rasakan?

Bayangkan bahwa dalam menanggapi seruan Anda, Yesus berpaling

kepada Anda. Sekarang Anda saling berhadapan satu sama lain. Biarkan

diri Anda menyadari sepenuhnya bahwa Anda mendapatkan perhatian

sempurna dari Yesus (karena Anda memang mendapatkannya!) dan men-

dengar pertanyaan-Nya tertuju kepada Anda: “Apa yang kau kehendaki

supaya Aku perbuat bagimu?”

Jangan takut akan adanya emosi; penting bagi Anda membiarkan diri

merasakan seberapa dalam kerinduan Anda. Anda mungkin perlu duduk

merenungkan pertanyaan itu dan respons Anda selama beberapa saat

sebelum Anda sepenuhnya berhubungan dengan hasrat hati Anda atau

sepenuhnya sanggup mengungkapkannya. Ulangi pertanyaan ini dan

Page 29: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani

28 | S AC RED RH Y T H M S

jawabannya selama waktu yang Anda butuhkan. Anda mungkin ingin

pergi berjalan-jalan dulu dengan pertanyaan ini, rebahan di atas rum-

put dan merasakan kehangatan matahari, meringkuk di bawah selimut,

mencatat tanggapan Anda dalam jurnal, atau terlibat penuh dalam tulis-

menulis ataupun melakukan ekspresi artistik.

Jika Anda memilih mencatatnya ke dalam jurnal, mungkin membantu

kalau memulai dengan pernyataan “Tuhan, yang paling aku butuhkan/

inginkan dari-Mu saat ini adalah…”dan biarkan pikiran Anda mengalir.

Dengarkan respons Kristus.

Jangan merasa seolah-olah Anda harus melakukan sesuatu; cukuplah

menikmati keintiman dan kekayaan yang menghampiri, ketika kita mam-

pu menjadi “apa adanya” di hadapan Allah.

Page 30: Sacred Rhythms - Irama Kudus : Mengarahkan Hidup Kita Bagi Transformasi Rohani