perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VIII DI SMP N 1 SAWAHAN MADIUN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : ITA WIDYAWATI K7407186 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
106
Embed
S KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INGGRIS KELAS VIII DI SMP N 1 SAWAHAN MADIUN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Oleh :
ITA WIDYAWATI
K7407186
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ita Widyawati. “ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VIII DI SMP N 1 SAWAHAN
MADIUN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010-2011”. Skripsi,
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret,
Desember 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar
dalam memahami menyelesaiakan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris
dilihat dari aspek Reading, Listening, Structure dan Writing yang dialami siswa
kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun, (2) Mengetahui penyebab kesulitan belajar
siswa dalam mempelajari konsep dan kosakata yang dialami siswa kelas VIII
SMP N 1 Sawahan Madiun, (3) Mengetahui upaya-upaya pemecahan masalah
dalam kesulitan belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun.
Metode penelitian yang digunakan ini adalah Metode Deskriptif Kualitatif.
Subyek penelitian adalah siswa dan guru kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun
tahun ajaran 2010/2011. Strategi Penelitian yang digunakan penelitian ini adalah
Tunggal Terpancang. Sumber Data yang digunakan adalah Informan, Tempat dan
Peristiwa serta Dokumen dan Arsip.Teknik sampling yang digunakan adalah
Teknik sampel tujuan (purpose sampling). Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah Wawancara, Observasi, dan Analisis dokumen. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Teknis Analisis Interaktif.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Jenis-jenis kesulitan belajar yang
dialami siswa dalam menyelesaiakan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris
dilihat dari aspek Reading, Listening, Structure, dan Writing yaitu memahami
konsep dan kosakata, (2) Yang menjadi faktor-faktor penyebab siswa mengalami
kesulitan belajar berupa aspek kognitif yaitu kemampuan keterampilan
menghafal, kemampuan penguasaan materi dan kebiasaan belajar yang salah.
Untuk aspek afektif yang menjadi faktor penyebab siswa kesulitan dalam belajar
adalah kurang minat terhadap tugas sekolah, kurang memusatkan perhatian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
menghindari tanggung jawab, malas belajar dan sering bolos. Untuk aspek
psikomotorik yang berupa terganggunya alat-alat indra penglihatan dan
pendengaran adalah menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar.
Lingkungan keluarga yang menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan
belajar adalah fasilitas meja belajar dan ruang untuk belajar. Untuk lingkungan
sekolah yang menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar adalah
perhatian guru kepada siswa, hubungan guru dengan siswa, cara mengajar guru
dan fasilitas belajar di sekolah, (3) Upaya-upaya yang dilakukan guru oleh siswa
kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun adalah dengan menggunakan pengajaran
perbaikan. Bentuk pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk pengajaran yang
sifatnya memperbaiki. Bentuk perbaikan yang digunakan guru adalah berupa
diskusi dan tugas kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv
HALAMAN REVISI…………………………………………………………. v
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………… vi
HALAMAN ABSTACT……………………………………………………… viii
HALAMAN MOTTO………………………………………………………… x
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… xi
KATA PENGANTAR………………………………………………………... xii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xviii
DAFTAR BAGAN…………………………………………………………... xx
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….…………… xxi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………… 8
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 8
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 10
1. Tinjauan Tentang Belajar…….………………………………. 10
2. Tinjauan Tentang Metode Mengajar………..………………... 18
3. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ……………………….…... 25
4. Tinjauan Tentang Upaya Meningkatkan Presatasi Belajar
Siswa …………..……………….……………………………. 27
5. Tinjauan Tentang Kesulitan …………………………………. 29
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………. 32
C. Kerangka Pemikiran ……………………………………………... 35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 38
1. Tempat Penelitian …………………………………………… 38
2. Waktu Penelitian ……………………………………………. 38
B. Bentuk dan Strategi Penelitian …………………………………. 38
1. Bentuk Penelitian …………………………………………… 38
2. Strategi Penelitian …………………………………………… 39
C. Sumber Data …………………………………………………….. 40
D. Teknik Sampling ………………………………………………… 41
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
F. Validitas Data …………………………………………………... 45
G. Teknik Analisis Data …………………………………………..... 45
H. Prosedur Penelitian ……………………………………………… 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………….. 49
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian …………………………….. 64
C. Temua Studi yang dihubungkan dengan Kajian Teori ………… 85
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………………... 94
B. Implikasi ………………………………………………………... 95
C. Saran ……………………………………………………………. 96
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 98
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
pembelajaran, suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sendiri (Muhibbin Syah, 2006). Pendidikan selalu
mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem
pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara
lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta
didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan nasional di Indonesia
tidak hanya bertugas membentuk warga negara yang baik, tetapi juga bertugas
mencerdaskan bangsa secara terus menerus, khusus untuk kepentingan generasi muda
di seluruh Indonesia. Menurut UUD 1945 pasal 31 dijelaskan bahwa pendidikan atau
pengajaran merupakan hak dari tiap-tiap warga Negara, tidak ada pihak yang dapat
melarang tiap-tiap warga Negara untuk mendapatkan pengajaran. Pemerintah
membuat sistem pengajaran nasional yang dalam pelaksanaannya sudah diatur
dengan Undang-undang.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia melalui tiga jalur, yaitu pendidikan
formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal
merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah yang berjenjang dan
berkelanjutan. Pendidikan non formal merupakan jalur pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang tidak terlalu sistematis dan terencana,
sedangkan pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang dilakukan
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar maupun tidak sadar dari
seseorang lahir hingga meninggal dunia. Pendidikan yang dilakukan di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merupakan wujud penyelenggaraan pendidikan formal, proses belajar mengajar di
sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara guru dan siswa.
SMP N 1 SAWAHAN merupakan sekolah negeri yang mempunyai input atau
masukan siswa dengan prestasi belajar yang bervariasi, Prestasi belajar yang
bervariasi ini menjadikan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas
menjadi berbeda. Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas,
dalam hal ini dapat berarti segala kegiatan yang dilakukan guru dan anak didiknya di
suatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas mencakup interaksi
guru dan siswa, teknik dan strategi belajar mengajar dan implementasi kurikulum
serta evaluasinya. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Menurut Syaiful Bahri Djamarah,
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor.
Proses belajar yang dilakukan siswa SMP meliputi berbagai mata pelajaran
salah satunya adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
yang diselenggarakan di sekolah pada umumnya sulit untuk dimengerti. Banyak
siswa yang beranggapan bahwa pelajaran Bahasa Inggris itu membosankan. Sehingga
pada waktu proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris banyak yang tidak
memperhatikan penjelasan guru. Pelajaran Bahasa Inggris tidak diminati para siswa,
karena siswa beranggapan bahwa pelajaran Bahasa Inggris menegangkan sehingga
siswa menjadi tegang dan akhirnya mengganggu konsentrasi belajar. Selain itu dalam
proses belajar mengajar guru tidak menggunakan metode mengajar yang bervariasi
dan menggunakan media pengajaran yang tidak menarik. Hal tersebut menyebabkan
proses belajar mengajar Bahasa Inggris menjadi pasif serta tidak merangsang
terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Selain itu guru dalam mengajar kurang
mengalokasikan waktu untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
materi ke dalam kegiatan tatap muka seperti tujuan yang diharapkan, sehingga
menjelang ujian banyak bahan yang belum terselesaikan dan guru harus mengejar
untuk menyelesaikannya dan hal ini menyebabkan siswa tidak siap untuk menerima
materi pelajaran yang banyak dalam waktu yang singkat. Seharusnya pada saat proses
belajar mengajar pelajaran Bahasa Inggris berlangsung, siswa memperhatikan
penjelasan dari guru, tidak bicara sendiri atau tiduran dikelas. Di samping itu guru
dalam penggunaan media atau metode pembelajaran harus bervariasi supaya dapat
menciptakan suasana belajar yang baik, siswa akan lebih aktif pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Tapi kenyataannya, berdasarkan wawancara dengan
beberapa siswa kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun menyatakan bahwa pada saat
proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris berlangsung, siswa tersebut
tidak memperhatikan penjelasan dari guru, mereka cenderung melihat guru yang
sedang berbicara tetapi mereka tidak menyerap materi yang disampaikan guru
tersebut. Selain itu guru dalam memberikan pelajaran cenderung membosankan
karena tidak menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga membuat
suasana belajar menjadi pasif sehingga tidak menimbulkan interaksi antar guru dan
siswa.
Menurut Jerome S. Bruner dalam Muhibbin Syah (1999:109) siswa
menempuh 3 tahap dalam proses belajar yaitu (1). Tahap Informasi (tahap
penerimaan materi) (2). Tahap Transformasi (Tahap pengubahan materi) (3). Tahap
Evaluasi (Tahap penilaian ). Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam proses
belajar mengajar dikelas disebut sebagai kesulitan belajar siswa dalam mempelajari
konsep Bahasa Inggris yang akan dipelajari oleh siswa VIII ada tiga konsep, yaitu
Reading, Structure, dan Listening. Konsep-konsep tersebut harus dipelajari dalam
waktu 2 semester, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa konsep tersebut
tidak dipelajari secara mendalam sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam
mempelajarinya. Kesulitan belajar pada peserta didik dapat terjadi pada siswa yang
berkatagori “di luar rata-rata“ (sangat pintar dan sangat bodoh) yang dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasan, pengetahuan, bakat, kepribadian, sikap, kebiasaan, sifat dan latar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
belakang kehidupan keluarga, sosial dan emosional. Kesulitan belajar dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari
psikofisik dan psikologis. Faktor eksternalnya terdiri dari lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat dsb. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mempelajari
konsep Bahasa Inggris dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka guru sebagai
seorang pendidik haruslah berupaya agar kesulitan-kesulitan belajar tersebut dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan. Upaya yang dilakukan guru dapat berhasil apabila
ada kerjasama yang harmonis antara guru dan siswa, sehingga siswa dapat mencapai
prestasi belajar yang diharapkan.
Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas
dan wawancara dengan guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII di SMP N 1
Sawahan Madiun tahun ajaran 2010-2011 semester genap menunjukkan bahwa
pencapaian kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris siswa belum semuanya sesuai
dengan KKM yaitu 65.
Tabel 1 : Daftar Rata-rata Nilai ujian Semester Genap Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kelas VIII SMP N 1 Sawahan Madiun Tahun Ajaran 2010-2011.
Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F
Nilai
rata-rata
80 75 78 76 75 74
Sumber : Daftar nilai Ujian Semester Genap siswa kelas VIII Mata Pelajaran Bahasa Inggris.
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa siswa kelas VIII F nilai
rata-ratanya paling rendah dibandingkan dengan nilai rat-rata siswa kelas VIII yang
lain. Sedangkan untuk presentase ketuntasan belajar siswa kelas VIII dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2: Daftar ketuntasan Belajar siswa kelas VIII F SMP N 1 Sawahan Madiun
pada mata pelajaran Bahasa Inggris Tahun Ajaran 2010-2011.
Kriteria Jumlah siswa Persantase
Tuntas 10 35,71%
Tidak tuntas 18 64,28%
Jumlah 28 100% Sumber : Daftar nilai Semester Genap kelas VIII F Mata Pelajaran Bahasa Inggris .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Untuk meningkatkan kualitas pada bidang pendidikan dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti kualitas masukan pendidikan, kualitas sumber daya pendidikan
serta kemampuan pengelola pendidikan untuk mengantisipasi dan menangani
berbagai pengaruh lingkungan dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling.
Syahril (1991 : 45) mengemukakan bahwa “Diagnosis kesulitan belajar itu
merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan
menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan "Menurut Burton, seorang siswa
dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan
menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya.
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance ) yang memuaskan. Namun dari
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa sistem itu memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antar seorang siswa dengan
siswa lainnya. Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya prestasi belajar. Menurut Mulyono (1999:9) anak berkesulitan belajar
memperoleh prestasi belajar jauh di bawah potensi yang dimilikinya. Atau menurut
Burton (1952) dalam Abin Syamsudin (2003:307), siswa diduga mengalami kesulitan
belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Menurut Mulyono Abdurrahman (1999:11) secara
garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yaitu: (1).
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan ( developmental learning
disabilities ), kesulitan belajar ini mencakup gangguan motorik & persepsi, kesulitan
belajar bahasa & komunikasi, serta kesulitan belajar dalam penyelesaian perilaku
sosial (2). Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities), kesulitan
belajar ini menunjuk pada adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang
sesuai dengan kapasitas yang di harapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar
akademik, karena adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan dalam mata pelajaran. Kegagalan ini karena adanya faktor-
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep Bahasa
Inggris. Kesulitan belajar yang dirasakan siswa bermacam-macam dapat di lihat dari
segi kesulitan belajar, dari segi mata pelajaran yang dipelajari, dari segi sifat
kesulitannya, dan dari segi faktor penyebab. Kesulitan belajar (learning difficulty)
terjadi karena siswa tidak mendapat kesempatan dalam mempelajari Bahasa Inggris
yang bersumber pada :
1. Kesulitan membaca kalimat dan kosa kata yaitu Kesulitan membaca terutama
bila kalimat itu merupakan kalimat pasif, kalimat aktif lebih mudah di mengerti
oleh siswa. Pengertian istilah menurut kamus bahasa Inggris adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan sesuatu makna konsep,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Seringkali siswa tidak
memahami benar istilah yang digunakan. Beberapa siswa hanya menghafal saja
tanpa memahami apa maksud sebenarnya. Misalnya dari segi aspek listening,
grammer.
2. Kesulitan memahami konsep yaitu dalam Bahasa Inggris banyak ditemukan
banyak konsep, Konsep adalah gagasan mengenai materi yang dapat dinyatakan
dengan kata atau istilah. Sedangkan pengertian teori menurut kamus Bahas
Inggris adalah asas-asas dan hukum-hukum yang menjadi dasar sesuatu ilmu
pengetahuan. Misalnya dari segi aspek Structure, reading.
Menurut Muhibbin Syah (2006:173) faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar meliputi :
1. Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa,
misalnya rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa, labilnya emosi dan
sikap dan tertanggungnya alat-alat indera penglihatan dan pendengar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
a. Lingkungan Keluarga, contohnya : ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan Perkampungan/masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan
kumuh (slum area), dan teman sepermainan yang nakal.
c. Lingkungan Sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
Model pelayanan berkesulitan belajar pada umumnya dan anak berkesulitan
belajar pada khususnya dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu (1) lingkungan belajar
(2) program penempatan (3) jenis guru yang menangani (Anton Sukarno, 1999).
Pelayanan anak berkesulitan belajar ditinjau dari lingkungan belajar dapat dibedakan
menjadi tiga lingkungan belajar yaitu sistem integrasi, segregasi, dan campuran (JM
Kauffman, 1988). Pelayanan anak berkesulitan belajar ditinjau dari program
penempatan terdapat tiga model yaitu kelas regular, kelas khusus dan sekolah khusus
(Cecil D Mercer,1983). Pelayanan anak ditinjau dari jenis guru yang menangani ada
model guru sebagai berikut (1) guru kelas (2) guru kunjung (3)guru khusus (4)
konsultan dan tutor. Dalam kesempatan penelitian ini dibatasi model pelayanan
dengan program penempatan kelas khusus, kelas regular dan kelas konvensional.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VIII DI SMP N 1
SAWAHAN MADIUN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010-2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Jenis-jenis kesulitan belajar apakah yang dialami siswa kelas VIII dalam
memahami menyelesaiakan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris dilihat
dari aspek Reading, Listening, Structure?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kesulitan belajar siswa kelas VIII
dalam memahami menyelesaikan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris
dilihat aspek Reading, Listening, Structure?
3. Bagaimana upaya-upaya pemecahan masalah dalam kesulitan belajar siswa
kelas VIII dalam memahami menyelesaikan materi pada mata pelajaran
Bahasa Inggris dilihat dari aspek Reading, Listening, Structure ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar siswa dalam memahami
menyelesaiakan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris dilihat dari aspek
Reading, Listening, Structure.
2. Untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami
menyelesaiakan materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris dilihat dari aspek
Reading, Listening, Structure.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya pemecahan masalah dalam kesulitan belajar
siswa kelas VIII dalam memahami menyelesaikan materi pada mata pelajaran
Bahasa Inggris dilihat dari aspek Reading, Listening, Structure.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan
ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi
belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Sekolah
Sebagai masukan kepada siswa, guru, kepala sekolah, dan staf lainnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan pembelajaran yang sesuai
dengan materi pelajaran.
b. Bagi Guru
Memberikan berbagai manfaat pembelajaran dalam meningkatkan peran
serta siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Bagi Siswa
Untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan perbaikan
pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima dibangku
perkuliahan yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan Bahasa
Inggris. Sebagai calon guru, belajar untuk menerapkan pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Mengkaji teori-teori yang relevan dalam suatu penelitian sangat diperlukan.
Kajian teoritis pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah
yang sudah ada. Hal yang dikaji dapat berupa teori-teori berbentuk suatu konsep,
hukum dan prinsip yang relevan dengan masalah yang dirumuskan pada langkah awal
untuk mencari jawaban atas permasalahan tersebut.
1. Tinjauan tentang Belajar
a. Pengertian Belajar
Pendidikan sebagai indikator kemajuan bangsa yang dipandang sangat penting
dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu, perlu adanya penyempurnaan terus-
menerus dan berkesinambungan agar kualitas pendidikan semakin meningkat.
Pendidikan harus dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan para peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh
kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab sehingga bermanfaat bagi diri sendiri
dan masyarakat pada umumnya. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus-menerus ini menuntut
perlunya peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur
kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya
tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para
pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan
Nasional di Indonesia tidak hanya bertugas membentuk warga negara yang baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tetapi juga bertugas mencerdaskan bangsa secara terus menerus, khusus untuk
kepentingan generasi muda di seluruh Indonesia. Menurut UUD 1945 pasal 31
dijelaskan bahwa pendidikan atau pengajaran merupakan hak dari tiap-tiap warga
Negara, tidak ada pihak yang dapat melarang tiap-tiap warga Negara untuk
mendapatkan pengajaran. Pendidikan disini merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan pembelajaran, suasana belajar dan proses belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sendiri.
Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang
menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang
dilakukannya. Di dalam kenyataan perubahan dalam bentuk respon-respon sebagai
hasil belajar ada yang mudah terlihat tetapi juga yang sifatnya potensial, artinya tidak
tepat.
Slameto (2003:2) menyatakan bahwa “Belajar ialah proses usaha yang di
lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
“James O.Whittaker mengemukakan bahwa, “ Belajar adalah proses di mana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. “Belajar adalah suatu
usaha untuk menguasai suatu kecakapan, baik jasmaniah maupun rohaniah dengan
jalan mengorganisasikan atau mereorganisasikan materi, hingga menjadi milik orang
yang belajar dan mengubah tingkah laku yang lebih baik”.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha untuk mendapat suatu kecakapan,
kepandaian atau pengertian dimana individu berubah perilakunya sebagai akibat dari
pengalaman yang dikaitkan dengan materi yang sudah dimiliki oleh individu.
Perubahan yang dialami individu banyak sekali, namun tidak setiap perubahan itu
sebagai kegiatan belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan,
pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam arti belajar.
Belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil, oleh karena itu belajar berlangsung
secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mencapai suatu tujuan. Dengan demikian terdapat ciri-ciri khusus sehingga
perubahan tingkah laku itu disebut belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo (1991:
121-122) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, yaitu :
1. Perubahan yang terjadi secara sadar.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
b. Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara
guru dengan siswa atau peserta didik itu sendiri, hal ini mengakibatkan suasana kelas
menjadi kondusif dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan
prestasi. Dalam memasuki proses belajar tidak mungkin seorang tidak mempunyai
pengetahuan awal yang telah didapat dari proses belajar sebelumnya. Jadi tidak
pernah ada seorang pelajar yang bisa disamakan dengan kertas putih tanpa isi.
Dengan demikian, proses belajar adalah suatu proses konstruksi dan rekonstruksi.
Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien mengenai pada tujuan yang diharapkan. Satu langkah untuk
memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik atau metode mengajar.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada
faktor guru saja, tetapi berbagai faktor yang lainnya juga berpengaruh untuk
menghasilkan keluaran atau output proses pengajaran yang bermutu. Namun pada
hakikatnya guru tetap merupakan unsur kunci utama dalam sistem pendidikan yang
sangat mempengaruhi pendidikan. Disini dalam proses belajar mengajar guru
diharapkan untuk memilih metode-metode untuk mencapai tujuan instruksional.
Tujuan instruksional merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran
serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
menggunakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
siswanya. Kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu perubahan positif dalam diri siswa yang sedang menuju kearah
kedewasaan. Di dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi yang terjadi antara guru
dan siswa sangat penting, di samping unsur-unsur yang lain yaitu kurikulum, bahan
ajar, evaluasi, interaksi dan prestasi. Guru sebagai seorang pengajar memiliki tugas
sebagai perancang dari peristiwa pengajaran yang juga sekaligus sebagai penilai
terhadap belajar siswa. Guru sebagai perancang kegiatan pengajaran, memiliki
peranan dalam membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan pemusatan
perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu di antaranya guru
harus dapat memilih suatu metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang
akan diajarkan. Apabila metode yang diterapkan kurang sesuai, akan terjadi suatu
bentuk kebosanan dari siswa dan cenderung untuk mengabaikan pelajaran yang
diberikan guru yang pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh kurang sesuai dengan
harapan.
Hasil belajar dalam pendidikan di sekolah biasanya diukur melalui prestasi
belajar yang dicapai siswa setelah siswa tersebut menempuh atau mengikuti suatu
proses belajar. Hasil belajar berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pengajaran dan sebagai bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar.
Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mengikuti proses belajar akan timbul, hal
ini ditandai adanya suatu prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa tidak sama.
Sekolah juga mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa. Peranan sekolah tersebut dapat ditujukkan melalui penyediaan sarana
dan prasarana sekolah maupun pengelolaan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap sekolah berbeda-beda,
sehingga setiap sekolah mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam mengelola
sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik dan efesien.
Selama ini proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Sawahan Madiun
khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris menggunakan metode ceramah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Penggunaan metode tersebut kurang berjalan secara maksimal. Proses belajar
mengajar yang terfokus pada guru menyebabkan kurangnya peran serta siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Rata-rata siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa cenderung tidak banyak bertanya dan menggali informasi dari guru maupun
sumber belajar lain. Siswa hanya menerima pengetahuan yang ada sehingga memiliki
prestasi belajar yang rendah. Prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1
Sawahan Madiun belum dapat maksimal karena penggunaan metode belum semuanya
dilaksanakan secara optimal dan masih banyak siswa yang perolehan nilainya belum
mencapai target yang diinginkan sekolah. Penetapan target nilai tersebut bertujuan
untuk memacu kompetitif belajar siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
Adapun salah satu upaya yang perlu dilakukan guru di kelas VIII SMP Negeri 1
Sawahan Madiun untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan
menggunakan metode yang bervariasi supaya siswa tidak jenuh dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Menurut
Etzioni dalam Cepi Ryana (2006:http://cepiriyana.blogspot.com/hakikat-kualitas-
pembelajaran.htm), secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas ini sesungguhnya
merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun
di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi
produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap
orangnya. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya
atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang akan dicapai. Dengan demikan,
yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut Cepi Ryana (2000) dapat dikemukan aspek-aspek efektivitas belajar
sebagai berikut : (1). Peningkatan pengetahuan, (2). Peningkatan ketrampilan, (3).
Perubahan sikap, (4). Perilaku, (5). Kemampuan adaptasi, (6). Peningkatan integrasi,
(7). Peningkatan partisipasi, dan (8). Peningkatan interaksi kultur.
Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas didalam
pembelajaran yang meliputi faktor internal dan eksternal diwujudkan sebagai
indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar dan partisipasi siwa
dalam kegiatan pembelajaran dan penguasaan konsep siswa”. Penilaian terhadap
proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat
perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Nana Sudjana (2008:56)
menyatakan bahwa “Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya berorientasi pada
hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap
hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Suatu proses belajar
mengajar dikatakan baik bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar
yang efektif.
Dalam hal ini perlu disadari masalah yang menentukan bukan kolot atau
modernnya pengajaranan, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran,
tetapi pengukuran suksesnya pengajarannya. Syarat utama adalah hasilnya. Dalam
menilai atau mendiskripsikan hasil di sinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan
memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan
berkreatifitas. Proses yang tidak baik atau benar akan menghasilkan capaian yang
tidak baik juga atau bisa dikatakan capaian yang semu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan sikap yang meliputi
motivasi belajar dan partispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam penelitian
ini, indikator pencapaian kualitas pembelajaran antara lain : (1). Keaktifan siswa saat
mengikuti kegiatan apersepsi dan kegiatan dalam proses pembelajaran, (2). Ketelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal, (3). Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70).
d. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Pengertian
tolok ukur dan tingkat keberhasilan belajar mengajar menurut Moh Uzer dan Lilis
Setyawati dalam Dyah Rahayu Widiarni (2008) dikemukakan sebagai berikut:
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filososfi. Untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum
yang berlaku saat ini, bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus
(TIK), guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu
satuan bahasan kepada siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran atau yang
sudah umum dikenal dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar di bawah bimbingan guru
dalam situasiyang kondusif. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pengertian TIU menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.8/U/1975 yaitu tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada
program pengajaran suatu bidang pelajaran. Sedangkan menurut Dick dan Carey
dalam Sardiman (2007), TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai
mengikuti suatu pengajaran.
Briggs dalam Sadirman menyatakan bahwa TIU adalah pernyataan umum
mengenai tujuan akhir dari program pengajaran. Biasanya menggunakan kata-kata
yang dapat menunjukkan keumuman, misalnya: memahami, mengetahui,
menghayati dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai
penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TIK lebih bersifat khusus dan konkret,
dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya. Biasanya menggunakan kata-
kata yang menunjukkan pada sifat khusus atau dapat diamati, misal: menjelaskan,
menunjukkan, menerangkan dsb.
Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil menurut Dyah Rahayu Widiarni
(2008) adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran (TIK) telah dicapai siswa.
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan dari keduanya
adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.
Salah satu indikator tercapainya kualitas pembelajaran adalah apabila
pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara aktif dan efektif. Pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk
interaksi antar peserta didik maupun dengan guru dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, ataupun
menerapkan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada
dalam kehidupan nyata. Dengan adanya pembelajaran aktif maka dapat dikatakan
bahwa pembelajaran tersebut efektif. Menurut Raiser Robert dalam Dian
Hermawati (2009) pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Tinjauan Tentang Metode Mengajar
a. Pengertian Metode Mengajar
Metode secara harfiah berarti “cara” yang dalam pemakaian umum diartikan
sebagai untuk melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Mengajar itu sendiri
menurut Moh Uzer Usman (2006:6) menyatakan bahwa, ”Mengajar merupakan suatu
usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar”. Sehingga metode mengajar
adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut Sardiman A.M (2001 :46) mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar. Sedangkan menurut T. Raka
Joni dalam Mulyani Sumantri (2001:21) merumuskan pengertian mengajar sebagai
pencipta dan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Mengajar merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,
ketrampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah aktivitas membimbing anak dan menciptakan system lingkungan yang
mendukung proses belajar mengajar sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Metode mengajar adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk mencipatakan situasi
pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses
belajar dan tercapainya prestasi belajar siswa yang memuaskan (Sunaryo dalam
Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001:114). Jadi metode mengajar merupakan
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.
Ketepatan metode mengajar dalam proses belajar mengajar sangat penting
karena setiap metode mengajar mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memberikan hasil memuaskan apabila diterapkan dalam strategi belajar mengajar
yang cocok. Jadi seorang pendidik dituntut untuk memilih metode mengajar yang
lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dalam tujuan pembelajaran,
sehingga perancangan dan pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar harus
dilandasi oleh pengetahuan, pemahaman,dan ketrampilan penggunaan metode
mengajar yang memadai. Karena penggunaan metode belajar disini juga merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
b. Macam-macam Metode Mengajar
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Proses belajar mengajar yang baik
hendaknya menggunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian”. Tugas
guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar
mengajar yang baik dan benar. Metode mengajar dapat berfungsi secara maksimal
jika didukung oleh pengadaan fasilitas atau alat-alat yang memadai. Guru tidak dapat
memilih dan melaksanakan metode mengajar tertentu tanpa memperhatikan alat bantu
mengajar. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung pada
tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Nana Sudjana (2005: 55), beberapa metode mengajar yang sering
digunakan oleh guru antara lain sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Tugas Belajar
5. Metode Kerja Kelompok
6. Metode Demonstrasi
7. Metode Eksperimen
8. Metode Simulasi
9. Metode Inquiri
10. Metode Pengajaran Unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Berdasarkan beberapa metode mengajar yang sering digunakan oleh guru di
atas dapat dijelasakan antara lain sebagai berikut :
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode Ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Metode ceramah
merupakan metode yang paling popular dan banyak dilakukan guru. Selain
mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media.
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar
mengajar melalui transaksi dua arah atau two way traffics dari guru ke peserta
didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi
melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
3. Metode Diskusi (Discussion Method)
Metode Diskusi adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah,
dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
4. Metode Pemberian Tugas (Recitation Method)
Metode Pemberian Tugas adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai dengan adaya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah
ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok.
5. Metode Kerja Kelompok
Metode Kerja Kelompok adalah suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas
dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari beberapa siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah
atau melaksanakan tugas tertentu untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
6. Metode Demonstrasi (Demonstration Method)
Metode Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instrumen atau tim
guru menunjukkan/memperlihatkan sesuatu proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
7. Metode Eksperimen (Experimental Method)
Metode Eksperimen atau percobaan adalah salah satu cara mengajar dimana siswa
melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.
8. Metode Simulasi (Simulation Method)
Metode Simulasi adalah cara pengajaran dengan menggunakan suatu tiruan untuk
menggambarkan situasi sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat
suatu konsep, prinsip atau ketrampilan tertentu.
9. Metode Inkuiri (Inquiri Method)
Metode Inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang member kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru yang
melibatkan peserta didik dalam proses mental dalam rangka penemuannya.
10. Metode Pengajaran Unit
Metode Pengajaran Unit adalah pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta
didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumuskan dahulu secara bersama-
sama. Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
c. Prinsip-prinsip Metode Mengajar
Menurut Nasution (2005 : 73), metode mengajar didasarkan atas prinsip-
prinsip yang sama dengan pengajaran individual lainnya, yaitu:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-
masing.
2. Membuka kemungkinan bagi siswa untuk mencapai penguasaan penuh atas bahan
yang dipelajari.
3. Mendorong siswa untuk menjalankan metode problem solving, jadi pemikiran
dalam melakukan tugas-tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Mengembangkan kesanggupan untuk mempunyai inisiatif dan mengatur diri
sendiri dalam belajar.
5. Memupuk kebiasaan untuk menilai diri sendiri dan mempertinggi motivasi untuk
belajar.
6. Menentukan dengan teliti taraf pengetahuan siswa sebelum diberikan tugas atau
kontrak tertentu.
7. Memberikan evaluasi yang sering secara individual untuk mengetahui dengan
segera hasil yang dicapai sebagai reinforcement bagi pelajar maupun guru, akan
tetapi juga untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh murid,
maupun kelemahan-kelemahan tugas itu sendiri.
Adapun prinsip-prinsip metode mengajar menurut Slameto (2003:35) adalah:
1. Perhatian
Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa terhadap
pelajaran yang akan diberikan oleh guru.
2. Aktifitas
Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktifitas siswa dalam
berfikir maupun berbuat. Yang dimaksud berbuat disini siswa dapat menjelaskan
tugas, perintah dan sebagainya.
3. Appersepsi
Guru yang mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan
kepada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa.
4. Peragaan
Waktu guru mengajar didepan kelas, harus menunjukkan benda-benda yang asli.
Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan dal
lain-lain.
5. Repetisi
Repetisi adalah pengulangan. Penjelasan materi perlu diulang, penjelasan yang
diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan tidak mudah untuk dilupakan
siswa.
6. Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar
setiap pelajaran, begitu juga kenyataan hidup ilmu pengetahuan itu saling
berkaitan.
Sedangkan menurut Mussel dalam Slameto (2003:40), prinsip-prinsip metode
mengajar yaitu:
1. Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks itu sendiri. Situasi
problematis mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam
kerangka konteks yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan yang
melibatkan dia menjadi peserta yang aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Fokus
Dalam proses belajar mengajar perlu diorganisasikan bahan yang penting, artinya
harus menjumpai kunci dan pembuktian yang diperlukan. Belajar yang penuh
makna harus diorganisasikan pada suatu fokus.
3. Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kelompok diskusi,
mereka bertanggungjawab atas proses pemecahan masalah.
4. Individualisasi
Dalam mengorganisasikan belajar mengajar, guru memperhatikan taraf
kesanggupan siswa.
5. Evaluasi
Evalusai dilaksanakan untuk menelitri hasil dan proses belajar siswa untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam mengajar guru
harus dapat membangkitkan perhatian dan motivasi siswa untuk melaksanakan
berbagai aktivitas seperti pemberian tugas. Dengan adanya perhatian terhadap
aktivitas yang akan dilakukan maka siswa akan lebih mudah memahami apa yang
harus dikerjakan, lalu melakukan appersepsi yaitu menghubungkan materi dengan
pengalaman siswa. Disamping itu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi, guru diharapkan menunjukkan benda asli atau contoh, sehingga akan timbul
ketrampilan terhadap materi pelajaran serta melakukan repetisi atau pengulangan
terhadap materi dan memberikan materi sesuai dengan urutan tertentu. Didalam
mengajar guru juga harus memperhatikan adnya perbedaan siswa supaya dapat
membantu siswa jika mengalami kesulitan. Untuk mengukur sejauh mana kemajuan
belajar siswa dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu metode pengajaran
maka guru harus mengadakan evaluasi, baik sumatif maupun formatif.
d. Pengajaran yang Efektif
Menurut Suryosubroto (1997 : 9-10), dalam proses pengajaran, efektivitas
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Mengajar guru. Menyangkut sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan dapat terlaksana.
2. Belajar siswa. Menyangkut sejauh mana tujuan pengajaran yang diinginkan dapat
tercapai melalui kegiatan belajar-mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1993 :25), pengajaran yang
efektif dapat ditinjau dari :
1. Cara mengajar guru. Meliputi sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang
direncanakan dapat terlaksana.
2. Cara belajar siswa. Meliputi sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan dapat
tercapai.
Jadi dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengajaran yang efektif dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Cara mengajar guru
Sebelum mengajar guru harus merencanakan dengan sebaik-baiknya apa yang
hendak di sampaikan kepada siswanya, kemudian pada akhir pelajaran baru dapat
diketahui sejauh mana rencana tersebut dapat tercapai.
2. Cara belajar siswa
Taraf pencapaian tujuan pengajaran merupakan petunjuk praktis tentang sejauh
manakah interaksi belajar mengajar harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
akhir pengajaran.
Dalam efektivitas mengajar, tentunya tidak terlepas dari aspek-aspek yang
terdapat dalam pengajaran yang efektif, hal ini menyangkut berbagai aspek
kemampuan yang harus di kuasai guru dalam mengajar serta mengenai cara belajar
siswa yang baik dalam kegiatan belajar mengajar. Efektivitas mengajar adalah sejauh
mana siswa dapat menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru sehingga tujuan
instruksional yang diinginkan dapat tercapai. Untuk itulah dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, posisi guru sebagai tenaga pengajar sangat diperlukan agar kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan secara efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhasilan belajar dan keberhasilan
pendidikan. Prestasi belajar terdiri dari dua rangkaian kata-kata yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi berasal dari bahas Belanda “prestatie” yang artinya hasil usaha.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1993 : 768) prestasi berarti hasil yang telah dicapai
atau dilakukan.
Prestasi belajar menurut W.J.S. Poerwadarminta (1993:768) adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
yang lazim ditunjukkan dengan nilai angka yang diberikan oleh guru. Sedangkan
menurut Sutratinah Tirtonegoro (1994:43) bahwa prestasi belajar adalah hasil
pengukuran serta penilaian yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil pengukuran dan penilaian tentang tingkat penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang diperoleh melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dengan
simbol, angka atau huruf yang diberikan oleh guru.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena
mempunyai fungsi utama, antara lain menurut Zainal Arifin (1990 : 3) yaitu:
1. Prestasi belajar sebagai kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai
anak didik.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan
atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk
kebutuhan anak didik dalam suatu program.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya
adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan sebagai umpan balik
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu instansi pendidikan. Asumsinya adalah
bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik dimasyarakat. Asumsinya
adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
pembangunan masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap gaya serap anak didik. Dalam
proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama
karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
c. Penentuan Prestasi Belajar
Penentuan prestasi belajar bukanlah merupakan hal yang baru dikalangan
dunia pendidikan. Masalah ini sudah ada sejak orang mengenal pendidikan. Orang
menentukan prestasi belajar mulai dari yang paling sederhana, dimana hasilnya tidak
perlu dicatat dan dimasukkan dalam skor sampai pada penentuan prestasi belajar yang
sangat kompleks yang hasilnya perlu diolah dan dikembangkan lagi.
Berdasarkan berbagai bentuk penentuan prestasi belajar yang ada sebenarnya
mempunyai kesamaan dalam tujuan, yaitu untuk memperoleh data perkembangan
anak didiknya. Dalam suatu pendidikan formal yang lebih dikenal dengan proses
belajar mengajar hasil penentuan prestasi belajar merupakan cermin dari kemajuan
yang telah dicapai oleh anak didiknya.
Menurut Nana Sudjana (2005 : 111), untuk dapat menentukan tercapai
tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penilaia atau evaluasi. Penilaian dan evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan tau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa disekolah merupakan ukuran terhadap
penguasaan materi yang diberikan oleh guru disekolah. Prestasi belajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik intern maupun ekstern. Menurut M. Ngalim Purwanto
(2002 : 107), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1. Faktor ekstern, meliputi:
a) Lingkungan, meliputi alam dan sosial seperti cuaca, tempat, pribadi guru
mengajar, sikap orang tua terhadap anak sedang belajar, dan lain-lain.
b) Instrumental, yaitu kurikulum atau bahan pelajaran, guru, saran serta fasilitas
dan adminstrasi.
2. Faktor Intern meliputi:
a) Fisiologi, meliputi kondisi fisik panca indra.
b) Psikologi, meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan
kognitif.
4. Tinjauan tentang Upaya meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Ace Suryadi (1990) berpendapat tentang upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah sebagai berikut :
a. Peningkatan Mutu Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan akibat langsung dari tinggi rendahnya keinginan untuk
belajar sebagai bentuk terpenting dari hasil pendidikan. Keinginan belajar adalah
keinginan siswa untuk selalu terlibat secara aktif dalam mempelajari suatu
konsepsi termasuk perubahan-perubahannya yang mungkin terjadi dalam
konsepsi tersebut. Kemampuan belajar adalah kemampuan yang dijadikan sebagai
dasar untuk belajar secara berkelanjutan baik disekolah yang lebih tinggi maupun
dalam kehidupannya. Keinginan dan kemampuan belajar itu harus ada dalam diri
siswa sampai dengan lulus ujian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Peningkatan Mutu Pengajaran
Suatu sekolah menciptakan mutu pengajaran yang tinggi, maka harus mampu
menciptakan mutu pengajaran yang tinggi. Faktor untuk meningkatkan mutu
pengajaran adalah :
1). Peningkatan Mutu Guru
Peningkatan mutu guru dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a) Guru harus memiliki kemampuan professional yang tinggi seperti
intelegensi, sikap dan penguasaan ilmu.
b) Guru senantiasa berupaya secara profesional yaitu kemampuan guru
dalam menerapkan kemampuan profesinya menjadikan tindakan seperti
mengajar.
c) Guru mencurahkan waktu sebanyak mungkin untuk melaksanakan upaya
profesionalnya yaitu semakin banyak waktu guru mengajar, maka semakin
banyak waktu murid belajar.
2). Peningkatan Mutu Pengelolaan
Proses pengelolaan adalah proses pemanfaatan masukan-masukan pendidikan
termasuk sarana prasarana untuk menunjang proses pengajaran, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Peningkatan mutu
pengelolaan dapat dinilai dari kemampuan sekolah dalam menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dengan baik. Kegiatan tersebut
perlu adanya dukungan dalam penyediaan fasilitas belajar yang dapat
memberikan kemudahan siswa untuk belajar.
3). Peningkatan Mutu siswa
Mutu siswa dapat dinilai dari segi ciri-ciri yang dimiliki oleh siswa secara
individual. Ciri-ciri tersebut terdiri dari fisik dan kesehatan serta ciri
intelegensi yang dimiliki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
5. Tinjauan tentang Kesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari
kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa sistem itu memiliki perbedaan dalam hal
kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antar seorang siswa dengan
siswa lainnya.
Kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya prestasi
belajar. Menurut Mulyono (1999:9) anak berkesulitan belajar memperoleh prestasi
belajar jauh di bawah potensi yang dimilikinya. Atau menurut Burton (1952) dalam
Abin Syamsudin (2003:307), siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang
bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-
tujuan belajarnya.
Kesulitan belajar (Abu Ahmadi dan widodo supriyono, 1991:88) adalah suatu
kondisi proses belajar yang ditandai hambata-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Kesulitan belajar merupakan tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda.
Ada yang ringan, sederhana atau simpel sifat dan rumit atau kompleks. Kompleksitas
kasus kesulitan belajar (Ishak dan Warji,1987:69) itu antara lain:
a. Jenis-jenis dan sifat kesulitan belajar itu sendiri.
b. Jenis-jenis dan faktor penyebab kesulitan belajar.
b. Jenis-jenis kesulitan belajar
Kesulitan belajar (learning difficulty) terjadi karena siswa tidak mendapat
kesempatan dalam mempelajari Bahasa Inggris yang bersumber pada :
1) Kesulitan membaca kalimat dan kosa kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kesulitan membaca terutama bila kalimat itu merupakan kalimat pasif, kalimat
aktif lebih mudah di mengerti oleh siswa. Pengertian kosa kata menurut para ahli
adalah gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan sesuatu makna
konsep, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Seringkali siswa
tidak memahami benar istilah yang digunakan. Beberapa siswa hanya menghafal
saja tanpa memahami apa maksud sebenarnya.
2) Kesulitan memahami konsep
Dalam Bahasa Inggris banyak ditemukan konsep, Konsep adalah gagasan
mengenai materi yang dapat dinyatakan dengan kata atau istilah. Sedangkan
pengertian teori menurut pendapat para ahli adalah asas-asas dan hukum-hukum
yang menjadi dasar sesuatu ilmu pengetahuan.
Menurut Mulyono Abdurrahman (1999:11) secara garis besar kesulitan
belajar dapat diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yaitu: (1). Kesulitan belajar yang
berhubungan dengan perkembangan ( developmental learning disabilities ), kesulitan
belajar ini mencakup gangguan motorik & persepsi, kesulitan belajar bahasa &
komunikasi, serta kesulitan belajar dalam penyelesaian perilaku sosial (2). Kesulitan
belajar akademik (academic learning disabilities), kesulitan belajar ini menunjuk
pada adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah
saja tetapi juga pada siswa berkemampuan rata-rata (normal) bahkan siswa dengan
kemampuan tinggi. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat
tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Menurut Muhibbin Syah
(2006:173) faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar meliputi :
1. Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa,
yakni :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual / intelegensi siswa.
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), anatara lain seperti labilnya emosi dan
sikap.
c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti tertanggungnya
alat-alat indera penglihatan dan pendengar.
2. Faktor ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang
tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat di bagi menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Lingkungan Keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan Perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan
kumuh (slum area), dan teman sepermainan yang nakal.
c. Lingkungan Sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
d. Hambatan-hambatan kesulitan belajar
Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki hambatan-hambatan yang
berdampak langsung maupun tidak langsung dalam bentuk tingkah laku. Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo (1991:89) beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan
gelaja kesulitan belajar antara lain :
1. Menunjukkan prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh
kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,berpura-
pura,dusta dan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti mudah tersinggung, murung,
pemarah, selalu sedih dan sebagainya.
e. Langkah-langkah untuk memecahkan kasus kesulitan belajar
Kesulitan belajar yang dialami siswa harus segera diketahui sedini mungkin,
sehingga tidak menghambat tercapainya tujuan belajar. Untuk menangani atau
memecahkan kasus kesulitan belajar menurut C.Ross dan J. Stenley (Ischak dan
Warji, 1987:2 ) dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Diagnosis yang berisi tentang identifikasi kasus, lokalisasi jenis dan sifat
kesulitan dan menetapkan faktor penyebab kesulitan belajar.
2. Prognose, yaitu mengadakan estimasi tentang kesulitan belajar.
3. Terapi, yaitu menentukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan
kesulitan, proses pemberian bantuan.
B. Penelitian yang Relevan
Nunik Lestio Rini (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
kesulitan belajar dalam mengerjakan soal-soal serta materi Pada pelajaran Bahasa
Inggris ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik di SMA N Batik 2
Surakarta tahun ajaran 2010-2011” menunjukkan bahwa analisis regresi memperoleh
persamaan garis regresi: Y = 30,410 + 1,148.X1 + 0,766.X2 + 0,723.X3. Persamaan
menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa dalam mengerjakan soal-soal pada mata
pelajaran Bahasa Inggris dipengaruhi oleh aspek kognitif, aspek afektif, aspek
psikomotorik. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah: 1) Aspek
kognitif berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa. Terbukti dari hasil uji t sebesar
5,360 lebih besar dari ttabel (1,980) pada taraf signifikansi 5%; 2) Aspek afektif
berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa. Terbukti dari hasil uji t sebesar 3,258
lebih besar dari ttabel (1,980) pada taraf signifikansi 5%; 3) Aspek psikomotorik
berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa. Terbukti dari hasil uji t sebesar 3,970
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
lebih besar dari tabel (1,980) pada taraf signifikansi 5%; 4) Aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik berpengaruh terhadap kesulitan mengerjakan soal
pada siswa kelas X SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Sedangkan dalam penelitian Catherine McBride (2011) yang berjudul “Model
pelayanan berkesulitan belajar pada umumnya dan anak berkesulitan belajar pada
khususnya” menunjukkan bahwa Pelayanan anak berkesulitan belajar ditinjau dari
program penempatan terdapat tiga model yaitu kelas regular, kelas khusus dan
sekolah khusus. Pelayanan anak ditinjau dari jenis guru yang menangani ada model
guru sebagai berikut (1) guru kelas (2) guru kunjung (3)guru khusus (4) konsultan
dan tutor. Dalam kesempatan penelitian ini dibatasi model pelayanan dengan program
penempatan kelas khusus, kelas regular dan kelas konvensional. Dalam model
pelayanan ini anak berkesulitan belajar ringan dan anak normal ditempatkan dalam
satu kelas, mendapat pelayanan belajar yang sama oleh guru kelas yang telah dilatih
sesuai dengan prinsip falsafah normalisasi. Pelayanan kelas regular memberikan
kemudahan tumbuhnya kepribadian yang utuh dan penuh baik bagi anak normal
maupun anak berkesulitan belajar.
Pelayanan kelas khusus merupakan sistem pelayanan campuran antara system
integrasi dan sistem segresi. Anak berkesulitan belajar dilayani bersama anak normal,
tetapi pada waktu tertentu dilayani terpisah dengan anak normal. Pelayanan di kelas
khusus cocok untuk menangani kasus-kasus sulit yang ditangani dalam kelas regular,
kondisi lingkungan kelas khusus cocok untuk menangani anak berkesulitan belajar
ringan dan berat, kelas khusus dapat menguatkan harga diri dan tanggung jawab,
Guru dapat memusatkan perhatiannya secara penuh terhadap kebutuhan anak
berkesulitan belajar yang berbeda-beda.
Menurut Abu Ahmad dan Widodo (1991:89-91) untuk mengetahui adanya
kemungkinan siswa mengalami kesulitan belajar diadakan penyelidikan antara lain
dengan:
1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek
(siswa).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Interview, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap siswa yang di selidiki
atau terhadap orang lain yang dapat memberikan informasi tentang siswa yang di
selidiki.
3. Tes diagnostic, yaitu tes untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Tes ini dapat berupa tes buatan guru (teacher made test).
4. Dokumentasi, yaitu melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pelajaran dapat diidentifikasi
dengan dasar prinsip belajar tuntas. Di SMP N 1 SAWAHAN MADIUN, siswa
dikatakan telah mencapai pengusaan tuntas apabila telah mencapai pemahaman
minimal 60%-80% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan siswa yang
belum mencapai tahap tersebut akan termasuk siswa yang mengalami kesulitan
belajar dan memerlukan pengajaran remidiasi. Namun pada penelitian ini nanti, siswa
yang dikatakan sudah memperoleh ketuntasan belajar secara langsung adalah siswa
yang telah mencapai pemahaman 65%-90%.
Siswa yang dikatakan mengalami kesulitan belajar dapat diidentifikasi dari
nilai hasil evaluasi belajar yang kurang baik. Nilai yang kurang baik ini mungkin
disebabkan karena siswa mengalami kesulitan belajar atau mungkin karena siswa
tidak siap dalam menghadapi evaluasi tersebut (Muhibbin syah,2004:172). Siswa
mengalami kesulitan bisa dilihat dari faktor intern dan ekstern dalam proses belajar,
dari situ guru mencari solusi atau upaya untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak
didik. Upaya atau pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak
didik antara lain dengan adanya pengadaan perbaikan atau remidiasi, program
pengayaan, pengajaran individual dan sebagainya. Dari upaya-upaya yang dilakukan
oleh guru untuk memecahkan masalah dalam kesulitan belajar maka prestasi siswa
akan meningkat sesuai harapan yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kesulitan belajar dapat dikurangi dengan adanya upaya yang dilakukan guru
dengan cara pengajaran perbaikan, program pengayaan dan pengajaran individual.
Upaya yang dilakukan dapat berhasil apabila adanya kerjasama yang baik antara guru
dan siswa, sehingga akan berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar yang
maksimal. Untuk memperjelas alur pikiran diatas maka dapat disusun bagan kerangka
pikiran sebagai berikut:
Bagan 1 : Kerangka Pemikiran
Peningkatan Prestasi Belajar
Upaya untuk mengatasi Kesulitan Belajar
Faktor Intern Faktor Ekstern
Kesulitan Belajar
siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan penelitian merupakan upaya-upaya yang dikatakan oleh peneliti
dimulai sejak pencarian masalah, perumusan masalah, sampai pada penarikan
kesimpulan. Menurut Lexy J. Moleong (2007:6) mengatakan bahwa ”Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Pada dasarnya untuk mendapatkan kebenaran dari suatu penelitian
diperlukan adanya metodologi. Metodologi merupakan suatu pola yang berfungsi
untuk mengarahkan proses berfikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang
obyektif dan dapat menghantarkan peneliti ke arah tujuan yang diinginkan yaitu hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Beni Ahmad Saebani (2009:41) mengatakan bahwa “Penelitian adalah
merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui seluk beluk sesuatu.
Kegiatan ini biasanya muncul dan dilakukan karena ada suatu masalah yang
memerlukan jawaban atau ingin membuktikan sesuatu yang telah dialami selama
hidup atau mengetahui berbagai latar belakang terjadinya sesuatu”. Sedangkan
menurut Sigit Santoso (2011:25) “Metodologi penelitian adalah strategi umum yang
diikuti dalam pengumpulan dan analisis data dalam upaya menjawab suatu
pertanyaan”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa untuk menjawab
suatu pertanyaan dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode penelitian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu ilmu mengenai cara atau jalan
yang digunakan untuk menguji suatu kebenaran pada kegiatan penelitian serta
mencari solusi yang tepat untuk masalah yang diteliti dengan menerapkan prosedur-
prosedur yang tepat sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di
SMP N 1 SAWAHAN MADIUN, yang beralamat di Jl. Barat no 63 no.telp
(0351) 451107 Sawahan Madiun. Alasan pemilihan SMP N 1 SAWAHAN
MADIUN kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2010-2011 untuk
dilaksanakannya penelitian adalah:
1. Karena terdapat permasalahan kesulitan belajar yaitu rendahnya prestasi belajar
siswa kelas VIII pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris.
2. Tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Sekolah belum pernah digunakan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari
kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai disetujuinya penyusunan proposal sampai
dengan selesainya penyusunan laporan dalam bentuk skripsi yaitu pada bulan April
2011 sampai dengan Januari 2012 lihat tabel di lampiran 4.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian Deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif menurut Sanapiah Faisal (2001:20) adalah Penelitian yang dimaksudkan
eksporasi dan klarifikasi menurut sesuatu kenyataan sosial dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti. Sedangkan Sigit Santoso (2011:59) berpendapat bahwa “Metode penelitian
Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berlangsung”. Jadi penelitian deskriptif tidak menggunakan dan tidak melakukan
pengujian hipotesis, berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teori.
Penelitian Kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2000:3) dalam Bogdan dan
Taylor adalah sebagai berikut “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati”. Metode ini lebih bersifat naturalistik yang lebih mampu
mengungkap hubungan antara peneliti dengan responden dan keduanya mempunyai
pengaruh analisis kualitatif dengan metode deskriptif.
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,
dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja dan pengumpulan data yang lebih
terarah berdasarkan tujuan mengenai peranan seorang guru dalam mengatasi kesulitan
belajar pada anak didik. Penelitian ini memfokuskan pada masalah faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar dan upaya guru untuk mengatasi kesulitan belajar
dalam mempelajari konsep Bahasa Inggris yang dialami siswa kelas VIII SMP N 1
Sawahan Madiun Semester Genap Tahun Ajaran 2010-2011.