i KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 SKRIPSI Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia OLEH : SITI SOLEKAH NPM 07410509 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2010
97
Embed
S K R I P S I - · PDF fileVariabel terikat (X) ... BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... Lampiran 14.Soal Tes Kemampuan Membaca
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
S K R I P S I
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang untuk memenuhisalah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OLEH :
SITI SOLEKAHNPM 07410509
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIIKIP PGRI SEMARANG
2010
ii
PERSETUJUAN
SKRIPSI
KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA DENGANKEMAMPUAN MENGARANG PADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI TEGOWANU 3KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Yang disusun dan diajukan oleh :
Siti SolekahNPM 07410509
Telah disetujui oleh Pembimbinguntuk diajukan kehadapan Dewan Penguji
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIIKIP PGRI SEMARANG
2010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.
(HR. Bukhori)
2. Semua permasalahan adalah bagian dari kehidupan, dan kehidupan akan terus
bergulir. Menyalahkan adalah tindakan yang tidak membangun, lebih baik
cari cara untuk menyelesaikan permasalahan.
(Steven J. Stein)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Bapak dan ibuku tercinta
2. Kakak, adik dan keponakanku tersayang.
3. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan
4. Masku tercinta yang selalu memberi semangat
dalam mengerjakan Skripsi
v
ABSTRAK
Siti Solekah, 2004. “Korelasi antara Kemampuan Membaca denganKemampuan Mengarang pada Siswa Kelas VI SD Negeri Tegowanu 03Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. SkripsiPembimbing I Dra. Ngatmini, M.Pd, Pembimbing II Dra. Asrofah, M.Pd.
Siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 Kecamatan KarangawenKabupaten Demak cenderung melakukan teknik membaca secara monoton, tanpamemperhatikan adanya intonasi dan jeda sehingga belum mampu menyerapinformasi bacaan secara optimal. Hal ini berdampak terhadap kemampuanmerangkai kalimat menjadi paragraf utuh dalam kegiatan mengarang.Kemampuan membaca diduga menjadi salah satu faktor yang berkorelasi dengankemampuan mengarang.
Permasalahan di dalam penelitian yaitu adakah korelasi yang positif dansignifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang padasiswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 Kecamatan Karangawen KabupatenDemak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Tujuan penelitian ini mendeskripsi adatidaknya korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengankemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 KecamatanKarangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Populasi dalampenelitian ini sebanyak 169 orang dan sampel dengan teknik purposive sampleatau sampel bertujuan berjumlah 28 orang siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
Pendekatan yang digunakan kuantitatif jenis penelitian ex-postfacto.Variabel terikat (X) adalah kemampuan membaca, dan variabel bebas (Y) adalahkemampuan mengarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik teskemampuan membaca pemahaman dan tes mengarang satu paragraf. Instrumentes telah diuji validitasnya yaitu r hitung 0,4593 > r tabel 0,374 (ts 5%) dan 0,478(ts 1%) dan uji reliabelitas diperoleh r hitung 0,629.
Uji lilifors untuk normalitas X2 hitung -0,424 < 2 tabel 0,161 danvariabel Y2 hitung -0,424 < 2 tabel 0,161. Homogenitas menggunakan ujiBartlett 2 diperoleh 0,1714 < 21,0 . Uji hipotesis Korelasi Product Moment rxy0,682 > r tabel 0,374 (ts 5%) dan 0,478 (ts 1%) sehingga hipotesis yang diajukanditerima dan taraf sangat signifikan.
Simpulan penelitian adalah rata-rata skor membaca 7,68 berada di atasstandar ketuntasan belajar dan rata-rata skor mengarang 7,43 berada di bawahstandar ketuntasan belajar 7,50. Ada korelasi positif yang signifikan antarakemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SDNegeri Tegowanu 03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran2010 / 2011.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca dan kemampuan mengarang,guru perlu memberi latihan secara intensif agar siswa mampu membaca danmemahami isi bacaan secara cepat.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan selesainya skripsi ini, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir batin dan melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya.
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, rintangan
dan kesulitan. Namun berkat bantuan berbagai pihak terutama Pembimbing,
akhirnya hal tersebut dapat diatasi. Karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada :
1. Muhdi. S.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang berkenan memohonkan
izin penelitian.
2. Dra. Suciati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Semarang.
3. Drs. Harjito, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP PGRI Semarang.
4. Dra. Ngatmini, M.Pd., selaku pembimbing I yang selalu memberikan saran
perbaikan dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Asrofah, M.Pd., selaku pembimbing II yang berkenan memberikan
dukungan dan arahan.
6. Seluruh dosen IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan bekal ilmu.
7. Bapak Suradi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tegowanu 03 yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vii
8. Ibu Munjaenah, selaku guru pengajar kelas VI SD Negeri Tegowanu 03 yang
telah memberikan masukan, arahan dan saran selama penelitian.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil.
Kritik dan saran yang bersifat konstruktif diharapkan dari semua pihak,
sehingga karya ini bermanfaat bagi pengembangan Bahasa Indonesia bagi siswa,
guru dan praktisi pendidikan.
Semarang, 25 Agustus 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Membaca ................................................................. 8
B. Tujuan Membaca ....................................................................... 9
ix
C. Kemampuan Membaca .............................................................. 11
D. Penilaian Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar ................. 13
E. Hakekat Mengarang .................................................................. 15
F. Kegiatan Pembelajaran Mengarang .......................................... 17
G. Unsur-unsur Mengarang ............................................................ 19
H. Hubungan antara Membaca dengan Mengarang ....................... 30
I. Kerangkan Berpikir ................................................................... 31
J. Hipotesis .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 33
B. Variabel Penelitian .................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
E. Teknik Analisa Data .................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Variabel ............................................................ 42
1. Kemampuan Membaca (X) ................................................. 42
2. Kemampuan Mengarang (Y) ............................................... 44
petik tunggal, (14) tanda garis miring, dan (15) tanda penyingkat.
Khusus dalam pemakaian bahasa pada karangan siswa, yang perlu
mendapat pertimbangan dalam kelima aspek tersebut adalah:
1) Isi Karangan meliputi: (1) kesesuaian isi dengan topik meliputi
relevansi dengan topik yang ditanyakan, (2) isi logis dan masuk akal,
30
dan (3) pengembangan isi mengikuti aspek kesistematisan penulisan
yaitu kesatuan paragraf, kepaduan paragraf dan pengembangan
kalimat.
2) Organisasi meliputi : (1) gagasan diungkapkan dengan jelas, (2)
susunan gagasan tertata dengan urutan yang baik, dan (3) terdapat
hubungan antarkalimat
3) Bahasa terdiri dari : (1) Pemilihan kata, (2) susunan kalimat, (3)
ungkapan, dan (4) struktur kalimat
4) Kosakata terdiri dari : (1) menggunakan pilihan kata dalam kalimat
dengan tepat dan benar, (2) menggunakan bentuk kata yaitu kata dasar
dan kata bentukan dengan tepat, dan (3) menggunakan kata
penghubung, kata depan, dan kata tugas yang tepat.
5) Ejaan terdiri dari : (1) penggunaan huruf kapital untuk nama diri dan
bukan nama diri dengan tepat, (2) penggunaan tanda baca dengan
tepat, dan (3) penggunaan kata depan, kata ulang, kata berimbuhan,
gabungan kata, singkatan, penyukuan atau pemisahan kata dengan
tepat.
Dari uraian tersebut di atas dapat disampaikan bahwa dalam
penelitian ini difokuskan pada kemampuan siswa menulis meliputi aspek
kebahasaan yaitu isi karangan, organisasi, bahasa, kosakata dan ejaan.
H. Hubungan antara Membaca dengan Mengarang
Untuk dapat mengarang seseorang harus mempunyai ide yang
31
dituangkan kedalam karangan. Ide ini tidak datang dengan sendirinya tetapi
harus senantiasa diupayakan. Salah satu upaya yaitu dengan banyak membaca.
Dengan membaca anak dapat mengetahui pikiran pengarang sambil
merangsang imajinasinya. Di samping itu bacaan yang baik, susunan kalimat,
serta gaya penyajian yang menarik akan menambah perbendaharaan kosa kata.
Tarigan (1994 : 4) menjelaskan bahwa antara menulis dan membaca
terdapat hubungan yang sangat erat. Bila menulis sesuatu, maka pada
prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca orang. Dengan demikian
hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara
penulis dan pembaca.
I. Kerangka Berpikir
Pada hakekatnya kemampuan berbahasa diperoleh melalui praktek
dan latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan
berpikir. Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir, dengan sendirinya
memiliki kemampuan membaca sehingga mudah menyerap hal-hal baru yang
diperoleh melalui kegiatan membaca. Di dalam kegiatan membaca, siswa akan
memperoleh wawasan baru berupa perbendaharaan kosakata, kalimat-kalimat
yang menarik sehingga merangsang untuk meningkatkan kemampuan
mengarang yang optimal. Yang terdapat antara kemampuan membaca dengan
kemampuan menulis yaitu bahwa bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan
pikirannya. Kemampuan menulis atau mengarang tidak lepas dari kemampuan
32
membaca, karena dari kegiatan membaca akan memperjelas pikiran tentang
hal-hal yang semula belum diketahuinya. Keterampilan membaca dan menulis
siswa yang diperoleh dari kegiatan di sekolah merupakan satu kesatuan. Dari
uraian tersebut, keterampilan membaca dan menulis diperoleh dari kegiatan
yang saling melengkapi di antara keduanya.
J. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis yang diajukan adalah
terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan
kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2009/2010.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan berturut-turut pendekatan penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisa data. Uraian selengkapnya sebagaimana dipaparkan berikut ini.
A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan data penelitian, pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data penelitian akan diwujudkan
dalam bentuk angka-angka dengan statistik. Pengumpulan data sebanyak-
banyaknya mengenai faktor yang berhubungan dengan objek penelitian
dipergunakan untuk mendeskripsikan bahan kajian (Arikunto, 1992 : 82).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Selain itu digunakan pendekatan korelasional untuk mencari kepastian
apakah hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti/
meyakinkan/tidak signifikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian expostfacto
yaitu penelitian yang dilakukan “dari apa dikerjakan sesudah kejadian”
(Sukardi, 2003 : 165).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif untuk mendeskriptifkan atau menjelaskan data-data yang
diperoleh dalam penelitian dan menunjukkan adanya korelasi positif yang
signifikan antara kemampuan membaca dan dengan kemampuan mengarang
34
pada siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak
Desain penelitian adalah menggunakan desain hubungan tunggal
dengan dua variabel yang divisualisasikan sebagai berikut :
X Y
X : kemampuan membaca
Y : kemampuan mengarang
B. Variabel Penelitian
Didalam penelitian terdapat dua variabel bebas adalah variabel
penyebab (X) atau variabel independ dan variabel terikat adalah variabel
akibat (Y) atau variabel dependen. Variabel di dalam penelitian ini adalah
kemampuan membaca sebagai variabel bebas dan kemampuan mengarang
sebagai variabel terikat.
C. Populasi dan Sampel
Populasi siswa SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak tahun 2009/2010 berjumlah 169 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak tahun Pelajaran 2009/2010 berjumlah 28
orang. Teknik penentuan sampel disesuaikan dengan tujuan untuk mengetahui
adanya korelasi kemampuan membaca dan kemampuan mengarang pada
35
siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak tahun Pelajaran 2009 / 2010.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian ini adalah hasil evaluasi kemampuan
membaca dan hasil evaluasi kemampuan mengarang pada siswa kelas VI SD
Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
Pelajaran 2009/2010. Objek sasaran penelitian adalah kemampuan membaca
dan kemampuan mengarang.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah teknik tes. Teknik tes adalah teknik yang berupa serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan intelegensi, atau bakat yang dimiliki
individu (Arikunto, 1998 : 139).
Teknik yang digunakan untuk mendapatkan data berupa kemampuan
membaca dan kemampuan mengarang adalah :
a. Tes Kemampuan Membaca
Jenis tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membaca
dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca tingkat pemahaman
(Nurgiantoro, 2001 : 257). Pengukuran kemampuan membaca dilakukan
dengan menjawab pertanyaan soal yang berbentuk pilihan ganda
berjumlah 25 butir soal.
36
Tabel 1. Kisi-kisi soal kemampuan membaca
No Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah
1 Sinonim Mengetahui sinonim dalambacaan
4 1
2 Antonim Mengetahui antonim dalambacaan
5 1
3 Arti kata Mengetahui arti kata umumdan kata khusus dalambacaan.
1,2,3,6,7 5
4 Tokoh dalambacaan
Menemukan tokoh dalambacaan
10,11,12,13,16 5
5 Simpulanbacaan
Membuat simpulanberdasarkan bacaan
8,9 2
6 Pemahamaninterprestasi
Mampu menghubungkan ataumenggeneralisasikan konsepmasalah, atau pendapat dalambacaan
14,17,18,19,20,21,24,25
8
7 Gagasan dalam Mampu menemukan gagasandalam bacaan
22,23 2
Jumlah 25
Perhitungan skor akhir-akhir kemampuan membaca dengan rumus :
10025
xskorPerolehan
akhirNilai
b. Tes kemampuan mengarang
Tes kemampuan menulis yang disajikan dalam bentuk tes. Tes
kemampuan mengarang yang dijadikan sasaran penelitian ini adalah
pengekspresian ide dan gagasan melalui karangan satu paragraf,
konteksnya berupa kalimat-kalimat pengembangan dari kalimat utama
menjadi kalimat-kalimat penjelas.
Siswa yang dijadikan sampel penelitian mendapatkan tugas untuk
melakukan mengarang (menulis) dengan tema yang sudah ditentukan.
37
Jumlah atau panjang tulisan (karangan) minimal setengah halaman folio
bergaris.
Tabel 2. Kisi-kisi soal kemampuan mengarang
No Indikator Deskriptor Jumlah
1 Kesesuaianjudul dengan isi
Judul sesuai dengan isi karangan.Judul sesuai dengan sebagian isi karangan.Judul tidak sesuai dengan isi ka angan
210
2 Koherensi antarkalimat
Semua kalimat berkoherensi.Sebagian besar kalimat berkoherensi.Lebih dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Kurang dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Sebagian kecil kalimat berkoherensi.Tidak ada kalimat yang berkoherens
543210
3 Koherensi antarparagraf
Semua paragraf berkoherensi.Sebagian besar paragraf berkoherensiLebih dari setengah jumlah paragraf berkoherensi.Kurang dari setengah jurnlah paragraf berkoherensi.Sebagian kecil paragraf berkoherensi.Tidak ada paragraf yang berkoherensi.
543210
4 Diski (pilihankata)
Semua pilihan kata tepat.Sebagian besar pilihan kata tepat.Lebih dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Kurang dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Sebagian keel! pilihan kata tepat.Tidak ada pilihan kata yang tepat.
543210
5 Ejaan Tidak ada kesalahan ejaan.Ada sebagian kecil kesalahanAda kurang dari setengah jumlah ejaan salahAda lebih dari setengah jumlah ejaan salahSebagian besar ejaan salahSemua ejaan salah
543210
6 Kerapian Karangan terbaca, bebas coretan, tata letak rapi.Karangan terbaca, tata letak rapi, tetapi ada coretanKarangan terbaca, tata letak, tidak rapi, dan terdapatcoretan.Karangan kurang terbaca, tata letak tidak rapi dan adacoretan.
321
0
(Mendiknas, 2006 : 2)
38
Perhitungan skor akhir kemampuan menulis dengan rumus :
Nilai akhir = 10040
xDCBAskorPerolehan
Beberapa aspek tersebut menurut Djiwandono (1996:130) diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Kesesuaian judul dengan isi, yaitu aspek yang memfokuskan terhadap isi
tulisan. Isi atau tema pokok yang diungkapkan dalam tulisan memiliki
kesejajaran dengan judul tulisan atau karangan;
b. Koherensi antar kalimat, yaitu hubungan antar kalimat dengan kalimat
yang lain, hubungan antar frase, kesejajaran kalimat, dan kesamaan tema;
c. Koherensi antar paragraf, yaitu hubungan antara satu paragraf dengan
paragraf lain yang koheren atau memiliki kesejajaran akan membentuk
wacana yang utuh;
d. Diksi/pilihan kata, yaitu menempatkan pilihan kata yang tepat dalam
konteks kalimatnya, memiliki keragaman dalam penggunaan sinonim,
berkemampuan menempatkan keragaman kata, dan memiliki kemampuan
dalam menggunakan berbagai makna dalam kalimat;
e. Ejaan, yaitu penggunaan kaidah-kaidah penulisan huruf kapital, tepat
dalam menggunakan penulisan ejaan yang lain, tepat dalam penggunaan
setiap tanda baca dan mampu menggunakan tanda baca untuk membantu
pembaca memahami isi karangan (tulisan/cerita); dan
f. Kerapian, yaitu tulisan mudah dibaca, tulisan tidak banyak coretan yang
dapat mengganggu proses pembacaan karangan, dan tata letaknya rapi.
39
Agar butir-butir soal tersebut memenuhi syarat untuk di jadikan
instrumen penelitian maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas
a. Uji validitas
Untuk menjaga validitas dan reliabilitas dilakukan uji coba (tryout)
terhadap 28 orang siswa kelas VI SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak tahun Pelajaran 2009/2010. Validitas
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Sebuah instrumen (tes) dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto,
1992 : 136).
Validitas suatu tes dinyatakan dengan koefisien korelasi untuk
validitas konstruksi dapat ditentukan dengan rumus korelasi Product
Moment.
b. Realiabilitas
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mempunyai atau
dapat memberikan hasil yang tepat dan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas adalah rumus Spearman Born.
E. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis secara kuantitatif dan diwujudkan dalam bentuk
angka dengan menggunakan rumus statistik. Untuk mengetahui korelasi
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
40
Pelajaran 2009/2010. Langkah yang digunakan dalam menganalisis data
penelitian adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal
siap dilanjutkan dengan perlakuan pada sampel. Dalam penelitian ini
digunakan uji Liliefors (Sudjana, 1984:450) dengan kriteria uji normalitas
sebagai berikut:
Ho : sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha : sampel diambil tidak dari populasi yang berdistribusi normal.
Kriteria pengujian:
Jika x hitung > x tabel maka Ho ditolak, sebaliknya
jika x hitung < x tabel, maka Ho diterima.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diperoleh mencerminkan populasi yang homogen, sehingga
hasil analisis menjadi terpercayai. Uji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Barlett dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Varians gabungan sampel, dihitung dengan rumus:
)(
)1( 2
2
ini
iSniS gab
2) Harga satuan B, dihitung dengan rumus:
B = (log S2gab) (ni – i)
3) Uji Barlet dengan menggunakan rumus uji x2, dihitung dengan rumus:
41
4) x2 = (ln 10) {(B– [(ni–i) log S2i]}
5) Mencari x2 tabel dengan peluang (1 – α) dan dk = (k – 1).
6) Kriteria pengujian
Jika x2 hitung < x2 tabel berarti data mempunyai varians yang
homogen, sebaliknya jika x2 hitung > x2 tabel berarti data mempunyai
varians yang tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang dipergunakan untuk membuktikan
hipotesis adalah teknik korelasi untuk menentukan besarnya hubungan
antara dua variabel yang ada, yaitu kemampuan membaca dengan
kemampuan mengarang. Uji korelasi menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Person dengan angka kasar, yang dipandang
lebih mudah dan menghindari angka-angka pecahan (Arikunto, 1944 : 58).
)})(()({(
))((r
2222xy
yyNNxXN
YXXYN
Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara x dan y
xy = Product moment x kali y
X = Variabel X
Y = Variabel Y
N = Jumlah sample penelitian
X2 = Variabel x kuadrat
Y2 = Variabel y kuadrat
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Variabel
Data variabel yang dideskripsi dalam penelitian ini adalah (1) data
variabel bebas yaitu kemampuan membaca (X) dan (2) data variabel terikat
yaitu kemampuan mengarang (Y). Gambaran umum yang disajikan untuk
masing-masing variabel mencakup modus, medium, rata-rata, variansi,
simpangan baku, dan distribusi frekuensi yang disertai histogram.
1. Kemampuan Membaca (X)
Instrumen kemampuan membaca secara teoretis mempunyai skor
terendah 0 dan skor tertinggi 100. Berdasarkan data penelitian ini untuk
instrumen kemampuan membaca skor rata-rata dari dari pengamat I dan
pengamat II terendah 52 dan skor tertinggi 100 dan rentangan sebesar 48.
Selain itu, diperoleh modus 60, 76, 80, 84, dan 92, median 76, rata-rata
76,8.
Distribusi skor kemampuan membaca ini disajikan pada Tabel 1
berikut ini.
43
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
No. Kelas IntervalBatas Frekuensi
Bawah Atas Absolut Relatif Relatif (%)
1 52 – 59 51,5 59,5 2 0,072 7,20
2 60 – 67 59,5 67,5 5 0,179 17,90
3 68 – 75 67,5 75,5 3 0,107 10,70
4 76 – 83 75,5 83,5 8 0,286 28,60
5 84 – 91 83,5 91,5 4 0,142 14,20
6 92 – 99 91,5 99,5 5 0,178 17,80
7 100 – 107 99,5 107,5 1 0,036 3,60
Jumlah 28 1 100
Penyebaran data penelitian pada Tabel l di atas menunjukkan
akumulasi terdapat pada kelompok responden yang memiliki kemampuan
membaca cukup, yaitu pada kelompok skor antara 76 – 83 (28,60 %).
Responden yang memiliki kemampuan membaca paling rendah, berada
pada kelompok skor 52 - 59 (7,20 %), dan responden yang memiliki
kemampuan membaca paling tinggi berada pada skor 100 – 107 (3,60 %).
Dengan demikian data penelitian ini memiliki kecenderungan sebaran
yang relatif normal, seperti tergambar pada Diagram 1 histogram frekuensi
berikut ini.
Gambar 1. Diagra
2. Kemampuan Mengarang (Y)
Instrumen kemampuan mengarang secara teor
skor terendah 0 dan skor
untuk instrumen kemampuan membaca skor rata
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
Distribusi skor kemampuan
berikut ini.
Gambar 1. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
Kemampuan Mengarang (Y)
Instrumen kemampuan mengarang secara teore
skor terendah 0 dan skor tertinggi 100. Berdasarkan data penelitian ini
untuk instrumen kemampuan membaca skor rata-rata dari pengamat I dan
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
Distribusi skor kemampuan mengarang disajikan pada
44
Histogram Frekuensi Kemampuan Membaca (X)
etis mempunyai
sarkan data penelitian ini
rata dari pengamat I dan
pengamat II terendah 58 dan skor tertinggi 90 dan rentangan sebesar 32.
disajikan pada Tabel 2
45
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengarang (Y)
No. Kelas IntervalBatas Frekuensi
Bawah Atas Absolut Relatif Relatif (%)
1 58 – 62 57,5 62,5 3 0,107 10,20
2 63 – 67 62,5 67,5 4 0,142 14,20
3 68 – 72 67,5 72,5 4 0,142 14,20
4 73 – 77 72,5 77,5 8 0,285 28,50
5 88 – 82 77,5 82,5 3 0,107 10,70
6 83 – 87 82,5 87,5 3 0,107 10,70
7 87 – 92 87,5 92,5 3 0,107 10,70
Jumlah 28 1 100
Penyebaran data penelitian pada Tabel 2 di atas menunjukkan
akumulasi pada kelompok responden yang memiliki kemampuan
mengarang cukup, yaitu pada kelompok skor antara 79 – 77 (28,50 %).
Responden yang memiliki kemampuan mengarang paling rendah, berada
pada kelompok skor 58 – 62 (10,70 %), dan responden yang memiliki
kemampuan mengarang paling tinggi berada pada skor 88 – 92 (10,70 %).
Dengan demikian data penelitian ini memiliki kecenderungan sebaran
yang relatif normal, seperti tergambar pada Diagram 2 histogram frekuensi
berikut ini.
Gambar 2. Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang
3. Pengujian Persyaratan
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
berdistribusi normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
yang homogen, dan (3) memiliki keberartian korelasi.
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
taksir X – Y berdistribusi normal
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampe
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang
Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
ogen, dan (3) memiliki keberartian korelasi.
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
Y berdistribusi normal
Uji Normalitas
Untuk mengetahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
46
Diagram Histogram Frekuensi Kemampuan Mengarang (Y)
Pengujian persyaratan analisis ini meliputi: (1) setiap kelompok harga
prediktor X yang diberikan dan respons Y bersifat independen dan
normal, (2) setiap kelompok X yang diketahui memiliki variansi
Pengujian persyaratan analisis dilakukan pada persyaratan pertama dan
kedua, yaitu kelompok X yang memiliki variansi yang homogen dan galat
l yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, dilakukan uji normalitas Teknik analisis yang
47
digunakan untuk pengujian normalitas distribusi populasi dari data sampel
penelitian ini adalah uji Chi Kuadrat. Hipotesis not pengujian ini
menyatakan terdapat kesesuaian antara distribusi sampel dengan teori
tertentu, dalam hal ini adalah distribusi normal, melawan hipotesis
tandingan populasi berdistribusi tidak normal.
Kriteria pengujian ini adalah hipotesis nol diterima jika
penyimpangan terbesar memiliki kemungkinan akan terjadi lebih kecil dari
harga kritis pada taraf signifikansi.
1) Uji Normalitas Sebaran Data X
Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data X didapat harga
X2 hitung = -0,4438 lebih kecil dari pada X2 tabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,161. Hal ini berarti hipotesis nol diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan membaca
(X) adalah berdistribusi normal. Simpangan baku variabel X yaitu
171,95. F (Zi) – S (Zi) terakhir yaitu 0,4483. Dikonsultasikan dengan
tabel uji lilifours (N = 28 ) yaitu 0,161. Perhitungan secara rinci terdapat
pada lampiran 6.
2) Uji Normalitas Sebaran Data Y
Hasil perhitungan uji normalitas sebaran data X didapat harga X2
hitung = -0,4246 lebih kecil dari pada X 2 tabel pada taraf signifikansi
5% sebesar 0,161. Hal ini berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan membaca (X) adalah
berdistribusi normal. Simpangan baku variabel Y yaitu 79,10. F (Zi) –
48
S(Zi) terakhir yaitu -0,4246. Dikonsultasikan dengan tabel uji lilifours
(N = 28 ) yaitu 0,161. Perhitungan secara rinci terdapat pada Lampiran
9.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Menggunakan X2
Variabel N dk x 2 hitung x 2 tabel Normalitas
X 28 5 0, 448 0,161 Normal
Y 28 5 0, 424 0,161 Normal
b. Uji Homogenitas
Homogenitas variansi Y berdasarkan prediktor X dilakukan
menggunakan uji Bartlett. Hipotesis nol dalam pengujian ini adalah
terdapat kesamaan variansi melawan hipotesis tanding tidak terdapat
kesamaan variansi. Secara statistik hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut: Ho: Variansi kelompok Y berdasarkan kelompok X homogen
melawan HI : Varians kelompok Y berdasarkan kelompok X tidak
homogen. Kriteria dalam pengujian ini adalah tolak hipotesis nol jika x 2
hitung > x 2 (1- (x) (k-1).
Hasil perhitungan uji homogenitas data Y atas kelompok X
menunjukkan bahwa x 2 hitung yang diperoleh sebesar 4,3730 lebih kecil
dari x 2 tabel pada = 0.05 dk = 9 sebesar 19,7. Hal ini berarti hipotesis
nol diterima. Dengan demikian varians antar kelompok Y berdasarkan X
adalah homogen. Karena x = hitung yaitu 16,3949 < x Z tabel yaitu 19,7
maka Ho diterima, berarti kelompok X homogen.
49
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dari hipotesis yaitu korelasi antara
kemampuan membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y) benar-
benar berarti. Berikut ini secara berturut-turut disajikan hasil pengujian
hipotesis.
Hipotesis yang diajukan adalah korelasi antara kemampuan
membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y) benar-benar berarti.
Dari hasil penghitungan diperoleh bentuk korelasi untuk hubungan kedua
variabel yaitu r hitung 0,682 > r tabel taraf signifikansi 5 % yaitu 0,374
dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,478. Perhitungan secara rinci terdapat
pada lampiran 9. Korelasi sangat signifikan r hitung = 0,682 > r tabel =
0,374 (ts 5 %) dan 0,478 (ts l %).
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa korelasi sangat signifikan dan
bentuk hubungannya linier. Korelasi ini diartikan bahwa setiap kenaikan
unit skor variabel prediktor kemampuan membaca (X) diikuti oleh
kenaikan skor variabel respons kemampuan mengarang. Selanjutnya
kekuatan hubungan antara variabel prediktor kemampuan membaca (X)
dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y) dilihat pada Gambar
1 berikut ini.
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
prediktor kemampuan membaca
mengarang ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
rinci terdapat
analisis signifikansi korelasi rxy dipaparkan pada
Tabel 4. Analisis Product MomentMembaca (X) dengan Kemampuan Mengarang (Y)
E SkorX
E SkorY
2.150 2.080
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
lni menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
penguasaan kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
Gambar 3. Grafik Korelasi X dan Y
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
kemampuan membaca (X) dengan variabel respons kemampuan
ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
rinci terdapat pada lampiran 9. Hal ini ternyata sangat signifikan. Hasil
analisis signifikansi korelasi rxy dipaparkan pada Tabel 4 berikut ini.
Analisis Product Moment untuk Korelasi antara KemampuanMembaca (X) dengan Kemampuan Mengarang (Y)
E X2 E Y2 XY r
Hitung169.392 157.405 1162.120 0,682
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
50
Hasil perhitungan mengenai kekuatan hubungan antara variabel
(X) dengan variabel respons kemampuan
ditunjukkan dengan korelasi rxy 0,682. Perhitungan secara
nyata sangat signifikan. Hasil
4 berikut ini.
untuk Korelasi antara Kemampuan
r tabel0,05 0,010,374 0,478
Hasil uji signifikansi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan.
dan signifikan antara
kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).
51
Hal ini berarti makin tinggi penguasaan kosakata makin tinggi pula
kemampuan membaca pemahaman.
Untuk menentukan penafsiran rxy sebesar 0,682 lebih besar dari
r tabel taraf signifikansi 5 % yaitu r hitung 0,682 > r tabel taraf
signifikansi 5 % yaitu 0,374 dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,478.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa hubungan antara faktor
kemampuan membaca dengan faktor kemampuan mengarang sangat
positif dan signifikan. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa faktor kemampuan membaca memberikan kontribusi dalam
hubungannya dengan kemampuan mengarang.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang kemampuan membaca diperoleh data yaitu
siswa yang memperoleh skor 52 – 59 sejumlah 2 orang ( 7,20 %), skor 60 – 67
sejumlah 5 orang (17,90 %), skor 68 – 75 sejumlah 3 orang (10,70 %), skor 76
– 83 sejumlah 8 (28,60 %), skor 84 – 91 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor 92
– 99 sejumlah 5 orang (17,80 %), dan skor tertinggi dicapai oleh 1 orang
(3,60%). Dengan demikian perolehan skor rata-rata kemampuan membaca
7,68 termasuk kategori baik karena iebih dari standar ketuntasan belajar yang
dibakukan yaitu 7,50.
Hasil penelitian tentang kemampuan mengarang diperoleh data yaitu
siswa yang memperoleh skor 58 – 62 sejumlah 3 orang ( 10,80 %), skor 63 –
67 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor 68 – 72 sejumlah 4 orang (14,20 %), skor
73 – 77 sejumlah 8 (28,40 %), skor 78 – 82 sejumlah 3 orang (10,80 %), skor
52
83 – 87 sejumlah 3 orang (10,80 %), dan skor tertinggi skor 88 – 92 sejumlah
3 orang (10,80 %). Dengan demikian perolehan skor rata-rata kemampuan
mengarang 7,43 termasuk kategori sedang karena hanya terdapat selisih angka
yang kecil dari standar ketuntasan belajar yang dibakukan yaitu 7,50.
Dari uji statistik dengan teknik korelasi product moment, hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan "Ada korelasi positif yang signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun
2009/2010 diterima. Kekuatan korelasi antara variabel prediktor kemampuan
membaca (X) dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y)
ditunjukkan korelasi rxy sebesar 0,682.
Hasil uji signifikansi korelasi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan mengarang (Y) sebesar 0,682 adalah signifikan. Ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor kemampuan
membaca (X) dengan kemampuan mengarang (Y). Hal ini berarti makin
tinggi kemampuan membaca makin tinggi pula kemampuan mengarang.
Melalui kegiatan membaca, siswa akan menambah perbendaharaan kosakata
yang pada akhirnya akan meningkatkan keterampilan merangkai kalimat yang
diperlukan dalam kegiatan mengarang.
Untuk menjawab permasalahan apakah korelasi antara kemampuan
membaca dengan kemampuan mengarang benar-benar positif dan signifikan,
digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan angka
kasar, yang dipandang lebih mudah dan menghindari angka-angka pecahan
(Arikunto, 1994 : 58)
53
Setelah dilakukan analisis, untuk menentukan koefisien korelasinya
diperoleh r hitung 0,682. Untuk selanjutnya setelah dikonsultasikan dengan
r tabel pada taraf signifikansi 5 % dengan N = 28 diperoleh angka 0,374
artinya r hitung 0,682 > r tabel 0,374. Dengan demikian koefisien korelasinya
signifikan. Begitu pula setelah dikonsultasikan dengan r tabel taraf
signifikansi 1 % diperoleh angka 0,478. Dalam hal ini r hitung o,682 > r tabel
0,478. Dengan demikian koefisien korelasinya sangat signifikan.
Dari uji statistik dengan teknik korelasi product moment, hipotesis
kerja (Ha) yang menyatakan “Ada korelasi positif yang signifikan antara
kemampuan membaca dengan kemampuan mengarang pada siswa kelas VI
SD Tegowanu III Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran
2009/ 2010 diterima”. Kekuatan korelasi antara variabel prediktor kemampuan
membaca (X) dengan variabel respons kemampuan mengarang (Y)
ditunjukkan korelasi rxy sebesar 0,682.
Hasil uji signifikansi korelasi antara kemampuan membaca (X) dengan
kemampuan mengarang (Y) r hitung sebesar 0,682 > r tabel 0,474 taraf
signifikansi 5% dan 0,478 taraf sigbnifikansi 1 %, menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara faktor kemampuan membaca
(X) dengan kemampuan mengarang (Y). Hal ini berarti makin tinggi
kemampuan membaca makin tinggi pula kemampuan mengarang. Melalui
kegiatan membaca, siswa akan menambah perbendaharaan kosakata dan
terampil merangkai kalimat menjadi suatu paragraf yang utuh.
54
BAB V
P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dikemukakan
simpulan sebagai berikut.
Rata-rata skor kemampuan membaca 7,68 berada di atas standar
ketuntasan belajar yaitu 7,50 dapat dinyatakan termasuk kategori baik.
Sedangkan rata-rata skor kemampuan mengarang 7,43 tidak berbeda jauh dari
standar ketuntasan belajar yaitu 7,50 sehingga termasuk kategori cukup.
Makin tinggi skor kemampuan membaca, semakin tinggi pula skor
kemampuan mengarang yang dicapai oleh siswa.
Setelah dilakukan uji korelasi, ternyata kemampuan membaca
berkorelasi dengan kemampuan mengarang. Hal ini ditunjukkan dengan basil
korelasi yang diperoleh yaitu r hitung 0,682. Hasil analisis ini sangat
signifikan apabila dikonsultasikan dengan tabel nilai kritis r product moment
dengan N = 28 adalah 0, 478 untuk taraf signifikansi 1 %.
Dengan demikian r hitung 0,682 > r tabel 0,478 sehingga hipotesis
diterima yaitu secara nyata kemampuan membaca berkorelasi positif dan
sangat signifikan dengan kemampuan mengarang.
55
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, secara umum
penulis menyampaikan saran sebagai berikut.
Guru hendaknya memacu siswa untuk gemar membaca, karena
membaca merupakan jalan untuk menyerap ilmu pengetahuan. Tugas-tugas
membaca yang diberikan oleh guru diberikan kepada siswa, akan memacu
kreativitas dan memupuk kemampuan berpikir secara kritis.
Perpustakaan sekolah hendaknya lebih ditingkatkan dan sisi
pengadaan buku bacaan maupun kegiatan gemar membaca di kalangan siswa.
Hai ini akan menunjang sebagai sumber bacaan siswa. Kegiatan mengarang di
sekolah perlu ditingkatkan melalui pembinaan secara efektif dari guru.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain
yang diduga berkorelasi dengan kemampuan mengarang.
56
DARTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis 1. Jakarta : Universitas Terbuka.
I. Isi : Skor Maximum 30a. Relevan dengan topikb. Isi Logika masuk akalc. Pengembangan isid. Kesatuan paragrafe. Kepaduan paragraf
II. ORGANISASI : Skor Maximum 20a. Tulisanb. Kerapianc. Kejelasan tulisand. Susunan kalimat
III.BAHASA : Skor Maximum 25a. Gayab. Bahasa baku
IV KOSA KATA : Skor Maximum 20I. Pemilihan kata
II. Penggunaan kata penghubungV. EJAAN : Skor Maxirnun 5
a. Penulisan ejaanb. Pemakaian tanda bacaj. Jumlah
Tingkatan Skala penilaian :0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
76
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN MEMBACA
No Indikator Deskriptor No. Soal Jumlah
1 Sinonim Mengetahui sinonim dalambacaan
4 1
2 Antonim Mengetahui antonim dalambacaan
5 1
3 Arti kata Mengetahui arti kata umumdan kata khusus dalambacaan.
1,2,3,6,7 5
4 Tokoh dalambacaan
Menemukan tokoh dalambacaan
10,11,12,13,16 5
5 Simpulanbacaan
Membuat simpulanberdasarkan bacaan
8,9 2
6 Pemahamaninterprestasi
Mampu menghubungkan ataumenggeneralisasikan konsepmasalah, atau pendapat dalambacaan
14,17,18,19,20,21,24,25
8
7 Gagasan dalam Mampu menemukan gagasandalam bacaan
22,23 2
Jumlah 25
77
Lampiran 13
KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN MENGARANG
No Indikator Deskriptor Jumlah
1 Kesesuaianjudul dengan isi
Judul sesuai dengan isi karangan.Judul sesuai dengan sebagian isi karangan.Judul tidak sesuai dengan isi ka angan
210
2 Koherensi antarkalimat
Semua kalimat berkoherensi.Sebagian besar kalimat berkoherensi.Lebih dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Kurang dari setengah jumlah kalimat berkoherensi.Sebagian kecil kalimat berkoherensi.Tidak ada kalimat yang berkoherens
543210
3 Koherensi antarparagraf
Semua paragraf berkoherensi.Sebagian besar paragraf berkoherensiLebih dari setengah jumlah paragraf berkoherensi.Kurang dari setengah jurnlah paragraf berkoherensi.Sebagian kecil paragraf berkoherensi.Tidak ada paragraf yang berkoherensi.
543210
4 Diski (pilihankata)
Semua pilihan kata tepat.Sebagian besar pilihan kata tepat.Lebih dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Kurang dari setengah jumlah pilihan kata tepat.Sebagian keel! pilihan kata tepat.Tidak ada pilihan kata yang tepat.
543210
5 Ejaan Tidak ada kesalahan ejaan.Ada sebagian kecil kesalahanAda kurang dari setengah jumlah ejaan salahAda lebih dari setengah jumlah ejaan salahSebagian besar ejaan salahSemua ejaan salah
543210
6 Kerapian Karangan terbaca, bebas coretan, tata letak rapi.Karangan terbaca, tata letak rapi, tetapi ada coretanKarangan terbaca, tata letak, tidak rapi, dan terdapatcoretan.Karangan kurang terbaca, tata letak tidak rapi dan adacoretan.
321
0
78
Lampiran 14
SOAL TES KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENGARANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPROPINSI JAWA TENGAH
TES KEMAMPUAN DASARTAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Satuan Pendidikan : SD / MIMateri : Membaca dan MengarangKelas : VIHari, Tanggal : Jum’atWaktu : Pukul 07.30 – 09.30 WIB.Alokasi Waktu : 120 MenitJumlah Soal : 25 butir dan MengarangBentuk Soal : I. Pilihan Ganda
II. Mengarang
I. Kemampuan Membaca
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d untuk jawaban yang palingtepat pada lembar jawaban yang disediakan !
Bacaan untuk soal nomor 1 s.d. 5
Seno rajin merawat tanaman. Tanaman hias di halaman rumah, bunga ditaman, baik yang di pot maupun di tanah ia rawat dengan baik. Seno jugamerawat tanaman hidroponik. Tanaman ini membutuhkan perawatan lebih,sebab tanaman hidroponik tidak menggunakan tanah.
Anak semata wayang dari Pak Sastro dan Harni itu benar-benar terampilmerawat tanaman. Selain terampil, Seno juga memiliki jiwa pengabdian yangluar biasa.
1. Apakah arti kata terampil dalam bacaan di atas ?a. cakap dalam bekerjab. selalu ingin bekerjac. memiliki kebanggan bekerjad. tidak pernah diam
79
2. Istilah hidroponik dalam bacaan di atas berarti ?a. taman di halamanb. tanaman di tanahc. bertanam tanpa tanahd. bertanam bunga indah
3. Apakah arti ungkapan anak semata wayang dalam bacaan di atas ?a. anak kesayanganb. anak laki-lakic. anak pertamad. anak tunggal
4. Kata merawat dalam bacaan di atas bersinonim dengan kata ....a. menaarib. memeliharac. menemukand. menyirami
5. Lawan kata rajin dalam bacaan di atas yaitu ….a. pandaib. malasc. segand. sungkan
Perhatikan !
Bacaan untuk nomor 6 s.d. 9
Cara Penggunaan Obat
Obat batuk ABG manjuruntuk segala usia.Dosis pemakaian :
a. Dewasa (di atas 15 tahun)3 x 2 sendok teh sehari.
b. Anak-anak (10 - 15 tahun)3 x 1 sendok teh sehari.
c. Anak-anak di bawah 10 tahun.3 x ½ sendok teh sehari.Setelah 1 minggu batuk berlanjuthubungi dokter.
80
6. Apakah arti kata dosis dalam bacaan di atas ?a. diukurb. daftarc. takarand. resep
7. Kata manjur dalam kalimat di atas artinya sama dengan ....a. mujarabb. kuatc. berkhasiatd. cocok
8. Pernyataan di bawah.ini yang sesuai dengan petunjuk penggunaan obat diatas yaitu ....a. Orang dewasa harus minum obat batuk ABG setiap hari.b. Orang dewasa harus minum ABG 3 sendok teh setiap hari.c. Anak-anak di atas 10 tahun dranjurkan minum 3 sendok teh setiap kali
minumd. Adi berumur 7 tahun, maka ia minum ABG 3 x ½ sendok makan per
hari
9. Manakah yang merupakan simpulan bacaan di atas ?a. Obat batuk ABG menjamin kesembuhan penderita batuk yang
mentaati aturan.b. Obat batuk ABG harus diminum sesuai petunjuk dan dalam jangka
waktu tertentu.c. Semua jenis batuk dapat diatasi dengan minum ABG secara rutin
selama satu minggu.d. Obat batuk ABG tidak menimbulkan efek samping bagi penderita baik
dewasa maupune. anak-anak.
Bacaan untuk soal nomor 10 s.d. 15
Rajin Belajar
Hamid kelas 3 SD. Waktu kelas 2 ia jarang sekali belajar. Membaca bukujuga tidak pernah ia lakukan. Ia hanya belajar kalau dipaksa oleh orangtuanya. Itu sebabnya waktu kelas 2 Hamid tidak pandai.
Semenjak kelas 3, Hamid rajin belajar. Tiap hari ia membaca bukupelajaran. Ia juga tidak segan-segan bertanya pada guru, orang tua, dan kepadatemannya yang pandai. Toni dan Faisal merupakan teman Hamid yang seringmembantu belajar. Selain Toni, sesekali Risda juga membantu Hamid.
81
Keuletan Hamid makin hari makin kuat. Di perpustakaan ia membacabuku. Di kelas ia belajar bersama kawan. Di rumah ia belajar dibantu olehorang tua. Tidak heran kalau pada tes semesteran ia mendapat nilai amatbagus.
10. Siapa yang berubah dari malas belajar menjadi rajin belajar ?a. Tonib. Risdac. Hamidd. Faisal
11. Di mana Hamid memperkaya ilmunya ?a. di perpustakaanb. di rumahc. di kelasd. di sekolah
12. Berapa kawan Hamid yang sering membantu belajar ?a. 1 orangb. 2 orangc. 3 orangd. 4 orang
13. Mengapa waktu kelas dua Hamid tidak pandai ?a. karena Hamid masih kecilb. sebab Hamid sering membacac. karena Hamid malas belajard. sebab Hamid malas menulis
14. Manakah pertanyaan yang sesuai dengan isi cerita di atas ?a. Bagaimana cara Hamid belajar ?b. Di mana Hamid membeli jajanan ?c. Apakah ayah Hamid masih hidup ?d. Kapan Hamid meminjam buku teman?
15. Jawaban Hamid belajar bersama kawannya di dalam kelas.Pertanyaan :a. Berapa teman Hamid belajar ?b. Mengapa Hamid belajar ?c. Ke mana Hamid belajar ?d. Di mana Hamid belajar ?
82
Bacaan untuk soal nomor 16 s.d. 19
Murid Baru
Toni baru pindah dari kota lain. Di SD Harapan Toni merasa senang. Iatidak takut bergaul dengan anak-anak lain.
Kebetulan sekali anak-anak SD Harapan memiliki sikap ramah. Merekamau menerima Toni dengan senang hati. Anak-anak kelas 3, semua senangmendapat kawan baru. Ani, Dodi, Neni, dan Fikar adalah anak-anak kelas 3yang pertama akrab dengan Toni.
"Hai, siapa kamu?" tanya Bogi, anak kelas VI kepada Toni."Toni,"jawab Toni." Toni siapa ? " Bogi bertanya lagi."Toni Very Sanjaya," jawab Toni."Anak baru ya ? " Bogi agak terkejut.Toni menganggukkan kepala. Bogi merasa tidak enak bersikap galak.
Buru-buru ia meminta maaf kepada Toni.............................................................................................................................................................................................................................................................
16. Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....a. Bogib. Tonic. Dodid. Ani
17. Urutan cerita di atas secara ringkas yaitu ....a. - Di sekolah baru
- Murid sekolah baru ramah-ramah- Berkenalan dengan anak kelas VI
b. - Sekolah baru- Berkenalan dengan murid baru- Anak baru yang baik hati
c. - SD Harapan- Bertemu dengan Doni- Murid baru di sekolahku.
d. - Berkenalan dengan murid baru- Taman-teman yang ramah- Mengenal anak baru
18. Kalimat yang dapat digunakan untuk mengawali cerita di atasa. Toni murid SD Harapan yang ramah.b. Toni sudah lama bersekolah di SD Harapan.c. Toni adalah murid baru di SD Harapan.d. SD harapan sangat terkenal di daerahku.
83
19. Manakah kalimat yang dapat dipakai untuk melanjutkan cerita di atas ?a. Toni tidak lagi malas belajar bersama teman.b. Toni dengan senang hati memaafkan Bogi.c. Di sekolah itu Toni memiliki banyak teman.d. Teman-teman mengejek anak yang baru itu.
20. Perhatikan !1) Setelah menyapu halaman, Anita segera mandi.2) Anita selalu bangun pagi hari.3) Anak kelas tiga itu menyapu halaman.4) Ia segera mengambil sapu lidi.
Supaya menjadi bacaan yang runtut kalimat-kalimat di atas harusdiurutkan menjadi ....a. 2 – 3 – 4 – 1b. 2 – 4 – 3 – 1c. 2 – 4 – 1 – 3d. 4 – 3 – 1 – 2
21. Perhatikan1) Bahkan gedung cor pun roboh oleh kedahsyatan angin itu.2) Angin bertiup sangat kencang.3) Banyak pohon ditumbangkan.4) Kekuatannya sangat besar.Jika diurutkan menjadi paragraf, kalimat yang semestinya berada di bagianawal yaitu kalimat bernomor ....
a. 1b. 2c. 3d. 4
Perhatikan !
Bacaan untuk saat nomor 22 s.d. 23
Anita rajin menabung. Tiga kali sebulan ia menabung di bank. Anitabukan orang kaya. Uang yang ditabung itu sebenarnya uang saku sekolahyang dihemat.
22. ….., yang rajin menyisihkan uang saku ?a. apab. berapac. siapad. kapan
84
23. Anita dikatakan anak rajin ?a. siapab. di manac. kapand. mengapa
24.
Kata-kata di atas dapat disusun menjadi kalimat bermakna yaitu ..a. Adi menggambar bunga anggrek.b. Adi anggrek menggambar bunga.c. Anggrek Adi menggambar bunga.d. Bunga anggrek menggambar Adi.
25. Adi - di - mengapa - menangis - dalam - kelas ?Susunan kalimat tanya di atas seharusnya ....a. Mengapa di menangis Adi dalam kelas ?b. Mengapa Adi menangis di dalam kelas ?c. Adi di mengapa dalam kelas menangis ?d. Mengapa dalam di kelas Adi menangis ?
II. MengarangBuatlah cerita berdasarkan gambar di di bawah ini !.Tulislah dengan tulisan bersambungPanjang cerita lebih kurang ½ halaman folio.