perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur Disusun Oleh : NURJAMILAH TIKAS FITRIANIDO I0207071 PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
175
Embed
digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
RUSUNAWA KALIGAWE
Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan
Pendekatan Eko-Arsitektur
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :
NURJAMILAH TIKAS FITRIANIDO
I0207071
PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
Rumah Susun Sederhana Sewa Kaligawe
Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang
Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
1.2. SATUAN PENGERTIAN JUDUL
· Rumah Susun Sederhana Sewa
Pengertian Rusunawa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No. 18/PERMEN/M/2007 adalah bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun
dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya
sebagai hunian.
· Kaligawe
Kaligawe merupakan salah satu kelurahan di Kota Semarang yang
termasuk dalam BWK (Bagian Wilayah Kota) V dengan perencanaan
wilayah sebagai pemukiman, perdagangan dan jasa, perguruan tinggi,
Industri, dan Transportasi. ( RDTRK BWK V, 2004:9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 2
· Eko-arsitektur
Eko-arsitektur atau Ekologi arsitektur merupakan pembangunan
secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang
memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai
proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya. Eko-arsitektur
mencakup keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya. (Frick,
1998:39)
Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa “Rusunawa Kaligawe
sebagai altenatif keberlanjutan hunian layak huni di kota Semarang dengan
pendekatan Eko-Arsitektur” merupakan rumah susun beserta fasilitas
pendukungnya yang menerapkan sistem sewa di Kaligawe, Semarang
dengan Penerapan Konsep Eko-Arsitektur
1.3. LATAR BELAKANG
1.3.1. Krisis Alam Nasional
Populasi manusia meningkat dengan cepat disertai dengan kemajuan
teknologi yang meningkat pesat, maka terjadilah pemanfaatan sumber daya
alam secara besar-besaran dengan teknologi yang paling ekonomis, sehingga
menimbulkan dampak yang tidak semuanya bisa diterima oleh alam.
Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan
dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan.
Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan
mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama
meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan
merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.
Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu
pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua
siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam
tanah juga terganggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 3
Menurut Green Peace, akibat pemanasan global akan mencairkan es
di kutub, yang diperkirakan pada tahun 2050, kemungkinan 2000 pulau di
Indonesia akan tenggelam. Semua kondisi ini diawali oleh kerusakan
ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya sumber daya alam yang
tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya alam lainnya. Kondisi ini
merupakan suatu bencana ekologis yang akan mengancam kualitas hidup
manusia karena merupakan penunjang kehidupan manusia.
Gambar 1.1. Grafik kenaikan kadar CO2
Sumber: Raupach et al. 2007
1.3.2. Kerusakan alam Kota Semarang
Peningkatan kegiatan industri dan transportasi juga menjadi
penyebab terjadinya kerusakan alam dan lingkungan. Kerusakan alam salah
satunya ditandai oleh Kualitas udara. Kualitas udara ambien Kota Semarang
masuk kategori sedang. Artinya, udara tidak berpengaruh pada kesehatan
manusia atau hewan, tapi pada tumbuhan dan nilai estetika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 4
Kategorisasi itu berdasarkan indeks standar pencemar udara atau
ISPU. ISPU menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan
waktu tertentu, yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia,
nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. ISPU Kota Semarang diperoleh
dari hasil pantauan stasiun pemantau di Tugu, Banyumanik, dan
Pedurungan. Dalam lima tahun terakhir, ISPU rata-rata per tahun mencapai
angka 55,54. (Kompas edisi 01 September 2006).
Kualitas udara tidak sehat jika ISPU menunjukkan angka lebih dari
100. Meski demikian, tidak berarti masyarakat boleh bernapas lega.
Pasalnya, ada waktu di mana pencemaran mencapai puncaknya, terutama
saat transportasi padat. Bahkan, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional memasukkan Semarang dalam enam kota di Indonesia dengan
kualitas udara mengkhawatirkan. Udara bersih hanya dapat dinikmati antara
22 sampai 62 hari dalam setahun. Pencemar udara terbesar dari sektor
transportasi dan industri. Jumlah kendaraan bermotor sebanyak 780.000 unit
dan tingkat pelanggaran penanganan cerobong asap di 2.600 industri relatif
tinggi. Semua ini tidak sebanding dengan kemampuan alam menetralisasi
racun di udara. (Kompas edisi 01 September 2006)
Gambar 1.2 Penyumbang Polusi udara di Semarang
Sumber: kompas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 5
1.3.3. Fenomena Rob Kota Semarang
Banjir di Kota Semarang merupakan tradisi tahunan yang disebabkan
oleh tidak terkendalinya aliran sungai, kenaikan debit, pendangkalan dasar
badan sungai dan penyempitan sungai karena sedimentasi, adanya kerusakan
lingkungan pada daerah hulu (wilayah atas kota Semarang) atau daerah
tangkapan air (recharge area) serta diakibatkan pula oleh ketidakseimbangan
input – output pada saluran drainase kota. Selain itu juga disebabkan oleh
intrusi air laut yang masuk kedaratan sampai kurang lebih sejauh 6 km dari
garis pantai. Penyebab intrusi di Kota Semarang disebabkan adanya muka
tanah yang lebih rendah dari muka air laut, penyedotan air bawah tanah yang
berlebihan serta karena kerusakan lingkungan kawasan pesisir. (RPJPD Kota
Semarang Tahun 2005-2025)
Kondisi lingkungan kota Semarang telah mengalami penurunan
kualitas angka pasang surut dari tahun 1991 setinggi 0,87 m menjadi 0,97 m
pada tahun 1994 (laporan dari JICA- Japan International Corporation
Agency, 1994). Kenaikan tinggi pasang surut ini berdampak pada rob
dikawasan Semarang Utara, Semarang Tengah, Gayamsari, dan Genuk.
Kawasan pantai yang terkena rob khususnya di kecamatan Semarang Utara,
Semarang Tengah, dan Gayamsari dipengaruhi oleh adanya penurunan muka
tanah dengan laju 2-8 cm/ tahun (Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan).
Gambar 1.3 Rob di Stasiun Tawang, Semarang
Sumber: Dokumentasi Garna Raditya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 6
Salah satu penyebabnya adalah pemanasan global yang
menyebabkan terjadinya kenaikan muka laut. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh CCROM IPB, sejauh ini sampai dengan tahun 2000
diperkirakan telah terjadi kenaikan muka air laut setinggi 2 cm di Semarang,
dan akan mengalami kenaikan yang semakin tinggi akibat pertambahan
emisi.
Kenaikan muka laut tersebut juga diperparah dengan terjadinya
penurunan muka tanah di Semarang sehingga dalam kurun waktu ±25 tahun
terakhir, kawasan pesisir Semarang sering terjadi banjir rob saat air laut
pasang. Akibat dari naiknya muka air laut tersebut yang menggenangi
daerah-daerah yang lebih rendah dari muka air laut saat pasang tertinggi
(HWL).
0
10
20
30
40
50
60
2000 2025 2050 2100
kenaikan air laut
kenaikan air laut
Gambar 1.4 Grafik kenaikan air laut
Sumber: penelitian IPB (Bintari.org)
Inilah yang sedang terjadi di Semarang. Rob (naiknya permukaan air
laut) cukup mengancam kelangsungan hidup warganya dari berbagai aspek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 7
Walaupun rob adalah fenomena yang bersifat alami, tetapi meminimalisasi
dampak merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dalam berbagai wujud
kegiatan. Secara umum, adanya rob menyebabkan kerusakan materi, seperti
· Meminimalisasi cut n fill dengan mengguanakansistem struktur
ruamh pangguang atau sistema kantilever
· Memeprtahankan pohon-pohon besar yang dapat digunakan
sebagai shading/ peneduh, barier debu, dan pembentuk ruang
· Daur ulang sampah menjadi kompos
4.3.2. Perencanaan Lansekap
a. Tapak
Melakukan perubahan kecil yang tidak signifikan namun tetap
memeprtahankan kondisi tapak eksisting. Serta menyesuaikan
zona-zona berdasarkan kondisi tapak.
Perencanaan tata ruang taoak didasarkan kepada tujuan untuk:
- Menciptakan rusunawa yang dapat mengakomodasi secara
optimal aktivitas didalamnya.
- Menciptakan rusunawa sebagai lingkungan terbangun yang
sekaligus berfungsi sebagai media pembelajaran tentang
keutuhan anatara manusia dan lingkungan.
b. Ruang terbuka
Pengadaan ruang terbuka pada kawasan rusunwa yang
direncanakan terdiri dari:
- Ruang terbuka
- Ruang terbuka public, terdiri dari: pedestrian, plaza (ruang
komunal), lapangan, parkir, dan ruang terbuaka antar
bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 6
c. Pedestrian
- Dalam master plan rusunawa diterapkan konsep
pedestrialisasi. Kendaraan bermontor hanya dapat mengakses
jalur terbatas.
- Setiap bangunan langsung dapat diakses oleh pejalan kaki.
Parkir tidak ditempatkan se
- Pedestrian area rusunawa direncanakan sebagai salah satu
ruang public yang menjadi ruang social dan generator
aktivitas public bagi lingkungan sekitar, sekaligus menjadi
ruang kontrol dalam lingkungannya.
- Untuk kenyamanan pejalan kaki/pedestrian direncanakan
secara kontinyu, dengan pola perkerasan yang menarik,
cukup lebar (minimal 2m), dengan landscaping yang
memberikan suasana yang menyenangkan.
4.3.3. Efisiensi Energi
· Penghematan pemakaian listrik dan bahan bakar
· Optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami
· Penggunaan energy yang terbarukan seperti solar energi,
mikrohidro, biogas, dll dalam kehidupan aktivitas sehari-hari
4.3.4. Konservasi Air
· Menerpakan system daur ulang air
4.3.5. Konservasi Lahan
Koservasi lahan dilakukan agar bangunan dapat bertahan pada
lahan yang kurang baik misalnya lahan rob yang menjadi lokasi
rusunawa ini. Konservasi lahan juga menjadi salah satu untuk
mempertahankan ekologi wilayah tersebut. Dengan sesedikit
mungkin merusak alam dan bersinergi dengan alam akan mejadikan
rusunawa ini menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 7
4.3.6. Pemanfaatan Energi Surya
Pada prinsipnya hampir semua energy yang tersedia adalah
energy surya. Energy surya diperoleh dari sinar radiasi matahari.
Matahari juga member enrgi untuk fotosintesis yang memungkinkan
tumbuhan menghasilkan biomassa, biogas kayu dan sebagainya.
Oleh penghangatan permukaan bumi akan terjadi gerak angin, arus
laut, dan penguapan air yang menghasilkan hujan. Sebenarnya
energy fosil seperti minyak bumi dan batu bar juga merupakan
penampungan anergi surya yang berumur jutaan tahun.
Intensitas matahari disebabkan oleh keadaan dalam atmosfir dan
kondisi setempat yang berbeda meskipun berada pada garis lintang
dan ketinggian yang sama, serta dipengaruhi oleh bermacam-macam
pemantulan, absorbs, dan disperse (penyebaran) radiasi.
4.3.7. Menciptakan Ruang Dalam yang Sehat
· Optimalisasi day lighting untuk proses kehiduapan cross
ventilation
· System struktur dan konstruksi bangunan kering
· Penataan tanaman yang dapat mengurangi pengaruh buruk
debu udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 1
BAB V
ANALISIS PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai analisa perencanaan dan perancangan
Rusunawa di Kaligawe yang meliputi analisa kegiatan, tata ruang, pemilihan site,
pengolahan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola tata massa,
tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, serta utilitas yang kesemuanya
memperhatikan aspek eko-arsitektur.
5.1. ANALISIS PERUANGAN
5.1.1. Penghuni
a. Sasaran Penghuni
Target pasar yang akan ditampung oleh rumah susun dengan
penghuni sebagian besar merupakan penduduk kota Semarang pada
umumnya yang memerlukan rumah layak huni dengan strata ekonomi
menengah ke bawah. Selain itu penghuni juga berasal dari penduduk Kota
Semarang yang huniannya mengalami penggusuran pada proyek
normalisasi Sungai besar di Semarang untuk penangan rob seperti kali
Tenggang, Kali Banjir Kanal Barat, dan masyarakat yang terpaksa pindah
karena hunian mereka tergenang oleh rob.
b. Kondisi Ekonomi Sasaran Penghuni
Pembangunan rusun kaligawe diperuntukkan bagi masyarakat
dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. Golongan ekonomi ini
bukan mereka yang yang tidak mempunyai pekerjaan namun masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 2
yang bermata pencaharian dari sektor informal seperti pedagang, buruh
industri, pekerja pelabuhan, pegawai negeri sipil dan lain sebagainya. Hal
ini didasarkan pada kedekatan lokasi dengan kawasan industri, pelabuhan,
dan pusat kota.
c. Fenomena Perilaku Penghuni
Perilaku masyarakat bawah berbeda dengan keseharian masyarakat
golongan menengah ke atas. Masyarakat bawah masih mempunyai sifat
kegotongroyongan dan kekeluargaan yang erat. Hubungan sosial yang
terjalin begitu erat sehingga membuat tetangga bebas keluar masuk
kedalam rumah lainnya. Kekerabatan sosial inilah yang memberikan
keunikan pada perilaku penghuni rumah susun sehingga diperlukan desain
yang memenuhi kebutuhan penghuni bukan untuk mengubah penghuni.
5.1.2. Analisis Kegiatan
Kegiatan yang akan diwadahi sesuai dengan kelompok sasaran
yaitu kelompok keluarga menengah ke bawah di kota Semarang, yaitu:
1. Kegiatan utama
Pelaku
Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat
Bapak-bapak Rutin
05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah
08.00-16.00 Bekerja Pelabuhan, pabrik,
kota
12.00-13.00 Istirahat Di luar/rumah
16.00-19.00 Sosialisasi Di luar rumah
19.00-22.00 Bersantai / kegiatan
warga
Rumah, komunal,
r. serbaguna
22.00-15.00 Tidur Rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 3
Temporer
07.00-09.00 Kerja Bakti Lingkungan RW,
16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan
20.00-22.00 Pengajian, pertemuan
warga
Masjid,
R. Serbaguna
Ibu-Ibu Rutin
04.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah
05.00-08.00 Memasak, membersihkan
rumah
Rumah
06.00-07.00 Belanja Pasar/warung
08.00-15.00 Bekerja Pabrik, kota
17.00-21.00 Bersantai, bersosialisasi Didalam / di luar
rumah
22.00-04.00 Tidur Rumah
Temporer
07.00-09.00 Kerja bakti Lingkungan RW,
kebun
19.00-11.00 Olahraga volley Lapangan PW
16.00-17.00 Pertemuan PKK RT/RW Rumah warga
secara bergiliran
16.00-17.00 pengajian Masjid
Remaja Rutin
05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah
07.00-16.00 Belajar Sekolah
16.00-22.00 Sosialisasi/ tinggal di
rumah
Di luar/ di dalam
rumah
22.00-05.00 Tidur Rumah
Temporer
16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 4
19.00-21.00 Pertemuan remaja r. serbaguna
Anak-anak 05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah
07.00-12.00 Belajar sekolah
13.00-15.00 bermain Di luar rumah
19.00-21.00 Belajar Rumah
21.00-05.00 Tidur rumah
Tabel 5.1 Analisis Kegiatan Utama
Sumber : Dokumen Pribadi
2. Kegiatan Pendukung
Pelaku Waktu Kegiatan Tempat
Penghuni 08.00-16.00 Berjualan warung
Memelihara,
panen
Tambak
berkebun Kebun buah
Pengunjung 16.00-18.00 Memancing Tambak
Tabel 5.2 Analisis Kegiatan Pendukung
Sumber : Dokumen Pribadi
3. Kegiatan pengelolaan
Dalam perancangan eko-arsitektur yang belum populer untuk
membiasakan penghuni sangat dibutuhkan kegiatan mengatur,
malayani, memelihara.
5.1.3. Analisa Kebutuhan Unit Hunian
Berdasar data statistik kota Semarang pada tahun 2009 jumlah
penduduk Semarang tercatat sebesar 1.506.924 jiwa dengan
pertumbuhan penduduk 1,71% per-tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 5
Dari jumlah tersebut persentase terbanyak terdapat pada buruh
industri dan pekerja sektor informal dengan perincian buruh industri
25% dan pekerja sektor informal 12%. Sedangkan untuk penduduk
miskin di Semarang selama kurun waktu 5 tahun (2005-2009)
mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, namun tahun 2009 menurun
menjadi sebesar 26,41%. Sebagian besar dari penduduk miskin tersebut
menghuni bantaran sungai di Semarang dan area dekat dengan industri.
5.1.4. Analisa Tipologi Unit Hunian
Dasar Pertimbangan dalam manentukan tipologi ruang pada unit
hunian rumah susun adalah:
· Jumlah kebutuhan unit yang diperuntukkan
· Struktur ekonomi masyarakat
· Mampu menampung rata-rata jumlah anggota yaitu 2-4 orang.
Tipe unit hunian yang direncanakan
· Untuk menentukan banyaknya tipe digunakan studi banding
terhadap luas lahan antara lain
- Rusun Pekunden, Semarang: luas lahan ±1ha terdiri dari 3 tipe.
- Rusun Pulo Mas, Jakarta : luas lahan 5ha terdiri dari 2 tipe.
· Penentuan unit hunian juga didasarkan pada struktur ekonomi
calon penghuni
PEKERJAAN KARAKTERISTIK
· Buruh industri
· Buruh pelabuhan
· Pegawai Negeri Sipil
· Berangkat pagi, pulang sore.
Interaksi sosial hanya terjadi pada
sore hingga malam hari
· Berangkat pagi pulang sore
· Berangkat pagi pulang sore
Tabel 5.3 Struktur Ekonomi
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 6
· Tipe didasarkan kebutuhan rata-rata calon penghuni, yaitu mampu
menampung 2-4 orang sehingga direncanakan 3 tipe:
- Tipe 1 : mampu menampung hingga 2 orang dengan 1 ruang
tidur
- Tipe 2 : mampu menampung hingga 3 orang dengan 2 ruang
tidur
- Tipe 3 : mampu menampung hingga 4 orang dengan 2 ruang
tidur
· Tipe yang direncanakan
UNIT KAPASITAS STANDAR PERHITUNGAN LUAS
TIPE
KECIL
- Tempat tidur
besar
- Terima tamu
- Kamar mandi
- dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 3,3 + 2,25 +
2,25 + flow 80%
=26,87 m²
Tipe 27
TIPE
SEDANG
- Tempat tidur
besar
- Tempat tidur
kecil
- Berkumpul
keluarga
- Terima tamu
- Kamar mandi
- dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 0,9 x 2 = 1,8
- 2,7 x 2,2 = 5,94
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 1,8 + 5,94 +
3,3 + 2,25 + 2,25 +
flow 80%
=35,96 m²
Tipe 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 7
TIPE
BESAR
- Tempat tidur
besar
- Tempat tidur
kecil
- Meja makan
- Berkumpul
keluarga
- Terima tamu
- Kamar mandi
- Dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 0,9 x 2 = 1,8
- 1,8 x 1,2 = 2,16
- 2,7 x 2,2 = 5,94
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 1,8 + 2,16 +
5,94 + 3,3 + 2,25 +
2,25 + flow 100%
=44,72 m²
Tipe 45
Tabel 5.4 Tipe yang Direncanakan
Sumber : Analisis Pribadi
5.1.5. Analisis Kebutuhan Ruang
a. Analisis Kebutuhan Ruang dalam hunian
KEGIATAN SIFAT KEBUTUHAN RUANG
Tidur Tenang, privasi Ruang Tidur
Bersih diri Private, segar, lembab KM/WC
Makan Bersih, terang, akrab Ruang Makan
Belajar Tenang, privasi, terang Ruang Keluarga
Berkumpul Akrab, intim semi
publik
Ruang Keluarga
Terima Tamu Terang, bersih, publik Ruang Tamu
Memasak Sehat, noise, panas Dapur
Mencuci dan Jemur Lembab, berair Tempat cuci dan jemur
Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 8
b. Analisis Kebutuhan fasilitas
· Kepengurusan RW
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
rapat Pengurus RW
masyarakat
Balai RW Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 5.6 Analisis Kegiatan Kepengurusan RW
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kepengurusan RT
Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RT
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Rapat Pengurus RT
dan
masyarakat
Balai RT Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 5.7 Analisis Kegiatan Kepengurusan RT
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kepengurusan Karang Taruna
Tabel kebutuhan ruang kepengurusanKarang Taruna
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Rapat Ruang rapat Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 5.8 Analisis Kegiatan Karang Taruna
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 9
· Kesehatan (Puskesmas)
Tabel kebutuhan ruang kesehatan
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Menunggu Pasien Ruang tunggu Menampilkan
kesan terbuka
Mengesankan
bersih
Praktik Dokter ,
asisten
dokter,
pasien
Ruang praktik Bersifat private
Tenang
Bersih/hygeinis
Menyimpan
obat dan
peralatan
Dokter,
asisten
dokter
Ruang
penyimpanan
Private
Bersih
Tabel 5.9 Analisis Kegiatan Puskesmas
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan taman baca dan TK paud
Tabel kebutuhan ruang taman baca
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang Kebutuhan ruang
Memilih
buku
Masyarakat Etalase buku Tenang
Rapi
Bersih
Nyaman
Meminjam
buku
Masyarakat
dan
pengelola
Peminjaman Berkesan
menerima dan
hanggat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 10
Membaca
buku
masyarakat Ruang baca Terbuka
Nyaman
Tenang
Tabel 5.10 Analisis Kegiatan Taman Baca
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel kebutuhan ruang TK paud
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang Kebutuhan ruang
Menunggu Masyarakat
(ibu-ibu
pengantar)
Ruang
tunggu
Hangat
Nyaman
Bersih
Bersifat
kekeluargaan
Belajar Murid dan
guru Paud
Ruang
belajar
Edukatif
Bersih
Nyaman
Bermain Murid dan
guru Paud
Taman
bermain
Terbuka
Nyaman
Edukatif
Rekreatif
Beribadah Murid dan
guru Paud,
masyarakat
Musholla Edukatif
Tenang
Rileks
Tabel 5.11 Analisis Kegiatan TK. Paud
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 11
· Kegiatan agama Islam
Tabel kebutuhan ruang Kegiatan Agama Islam
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Sholat Pria Tempat
sholat pria
Tenang
Terbuka
Suci
Wanita Entrance Tenang
Terbuka
Suci
TPA Anak-anak Serambi
/ruang TPA
Terbuka
Atraktif
Edukatif
Suci
Pengajian Warga
masyarakat
beragama
islam
Tempat
sholat dan
serambi
musholla
Terbuka
Tenang
Suci
Rapat
pengurus
masjid
Takmir,
warga
Tempat
sholat
Tenang
Suci
Wudhu dan
KM/WC
Pria Tempat
wudhu dan
KM/WC pria
Private
Suci
Bersih
Utilitas yang
baik
Wanita Tempat
wudhu dan
KM/WC
wanita
Private
Suci
Bersih
Utilitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 12
baik
Menyimpan
barang
Pengguna
mushola
Tempat
penyimpanan
Tidak
lembab,kering
Tabel 5.12 Analisis Kegiatan Agama Islam
Sumber : Dokumen Pribadi
· Keamanan
Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RW
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
berjaga Warga
masyarakat
Pos ronda Terbuka
Tabel 5.13 Analisis Kegiatan Keamanan
Sumber : Dokumen Pribadi
· Olah raga
Tabel kebutuhan ruang olah raga
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Senam,
bulu
tangkis,
voli, sepak
bola,
bersepada
Masyarakat Lapangan
olah raga
Terbuka
Cahaya baik
Penghawaan
baik
Tabel 5.14 Analisis Kegiatan Olah Raga
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 13
· Kegiatan berkebun
Tabel kebutuhan ruang Berkebun
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan
Kebutuhan
Ruang
Kebutuhan
Ruang
Becocok Tanam Penghuni Kebun Bersifat privat
terbuka
Bertanam Pengelola Kebun Luar Terbuka
Mudah
diakses
Pengkomposan Penghuni,
Pengelola
Kebun Luar Mudah
diakses
Terisolasi
Tabel 5.15 Analisis Berkebun
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan komersial wirausaha (kuliner)
Tabel kebutuhan ruang wirausaha
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Berjualan penghuni toko Mudah
diakses
Terjangkau
bagi
masyarakat
sekitar
Terbuka/open
space dengan
penghijauan
Terekspos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 14
Ruang
makan
Masyarakat
rusunawa
dan
masyarakat
sekitar
Kantin
Openspace
Ruang
makan
Mudah
diakses
Terbuka
Rekreatif
Openspace
dengan
penghijauan
pemancingan penghuni toko Mudah
diakses
Terbuka
Rekreatif
Openspace
Usaha
tambak
Pengelola Koperasi Mudah
diakses
Tidak
menggangu
kegiatan
penghuni
Metabolisme Masyarakat WC/KM Private
Tabel 5.16 Analisis Kegiatan Wirausaha
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan penunjang
Tabel kebutuhan ruang penunjang
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Sampah Penghuni,
pengelola,
pengunjung
Jaringan
pembuangan
sampah/shaft
Aksesibel
Terisolasi
Dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 15
sampah terakses
untuk
perawatan
Listrik Penghuni,
pengelola,
Jaringan
listrik /shaft
listrik
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Air Penghuni,
pengelola
Jaringan air
bersih dan
kotor/shaft
air bersih
dan kotor
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Treatment air Pengelola, Kolam
treatmen air,
Jaringan
treatmen air
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Daur ulang Penghuni,
pengelola
Kebun,
ruang daur
ulang
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Menyelamatkan
diri ketika
bencana
Penghuni,
pengelola
Tangga
darurat
Mempunyai
struktur
terpisah
Berada
dengan
jarak 20 m
Terlihat
jelas dari
penghuni
rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 16
Memenuhi
standar
keselamatan
Bongkar muat
barang
Penghuni,
pengelola,
Loading
dock
Aksesibel
Parkir Penghuni,
pengelola
Parkir
sepeda,
motor,
mobil,
gerobak, dan
becak
Aksesibel
Aman
Tabel 5.17 Analisis Kegiatan Ruang Penunjang
Sumber : Dokumen Pribadi
5.1.6. Pola Hubungan Ruang
a. Hubungan ruang unit hunian
Diagram 5.1 Unit Hunian
Sumber : Analisis Pribadi
cuci Balkon
dapur KM/WC R. tidur
R. Keluarga R. makan R. tidur
R. tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 17
b. Hubungan antar hunian pada kompleks rusun
Diagram 5.2 Hubungan antar hunian pada kompleks rusun
Sumber : Analisis Pribadi
c. Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial
Diagram 5.3 Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial
Sumber : Analisis Pribadi
r. pendaftaran
r. tunggu
r. konsultasi
r. periksa
apotek
lavatori
Unit hunian Court coridor
utilitas
Unit hunian
Unit hunian
Unit Hunian
Unit hunian
Unit hunian
utilitas Sirkulas Sirkulasi
Sirkulas Sirkulas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 18
d. Hubungan ruang pengelola dan koperasi
Diagram 5.4 Hubungan ruang pengelola dan koperasi
Sumber : Analisis Pribadi
e. Hubungan ruang balai pertemuan
Diagram 5.5 Hubungan ruang balai pertemuan
Sumber : Analisis Pribadi
hall
audience
stage
r.ganti lavatori
r. penjaga
gudang
r.staff
r. pertemuan
gudang
r. pimpinan r.tamu
lavatori
r. administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 19
f. Hubungan ruang fasilitas perdagangan
Diagram 5.6 Hubungan ruang fasilitas perdagangan
Sumber : Analisis Pribadi
5.1.7. Analisis Besaran Ruang
Tujuan:
Menentukan besaran ruang sesuai kebutuhan, menentukan tinggi
bangunan, dan luas lantai setiap bangunan.
Dasar Perhitungan
Perhitungan Standar
a. Neufert architect data (NAD) b. Time saver standard for building types (TSS)
Perhitungan asumsi · Survey · Pertimbangan lain
Perhitungan
· Kelompok Unit Hunian
Ruang Flow Perhitungan Luas asumsi flow 30% ( )
Ruang keluarga
Standart (NAD) 2 kursi, meja, televisi, kabinet
Standart (NAD) =3(0,7x0,85)+(1,3x0,8)+ (0,6x1,2)
=(1,8+1,04+0,72)
=5,36
6
Gudang Lavatori
Kios
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 20
Kamar tidur utama
Standart (NAD) double bed, lemari, meja
Standart (NAD) =(1,45x1,95)+(0,8x1,5)
=(3,83+0,72) =8,72
9
Kamar tidur anak
Standart (NAD) 1 bed tingkat, 2 meja, lemari
Standart (NAD) =(0,8x1,92)+!0,7x1,3) +(0,6x1,2)
=(3,4+0,9) =5,303
6
Dapur Standart (NAD) meja kerja, tempat sampah
Standart (NAD) =(0,4x0,6)+(0,5x0,5)
=(2+0,09) =2.58
3
KM/WC Kamar mandi dengan perhitungan instalasi
Standart (NAD) =(2,05x1,4) =2,87
3
Tempat jemur
Asumsi Asumsi =(1 x 2) =2 2
Kebun Asumsi =(1 x 2) =2 2
Tabel 5.18 Analisis Perhitungan Unit Rumah Sumber : Analisis Pribadi
Ruang Tipe Kecil Tipe Sedang Tipe Besar Ruang Tamu 4 5 7 Ruang keluarga 4 6 10 Kamar tidur utama 9 9 9 Kamar tidur anak - 6 9 Dapur 3 3 3 KM/WC 3 3 3 Tempat jemur 2 2 2 Kebun 2 2 2 Luas ruangan 27 36 45
Tabel 5.19 Analisa Perhitungan Unit Rumah
Sumber : Analisis Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 21
· Kelompok Fasilitas
Ruang Keterangan
Perhitungan Luas hasil perhitungan
Balai Rw dan RT 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
13
Karang taruna 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
18
Klinik kesehatan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
Penyimpanan =12
144
Taman bacaan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
Penyimpanan =12
18
TK/Paud 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
Penyimpanan =12
162
Balai pertemuan (ruang serba guna)
200 Area duduk 1,5x2,0=3 /orang,
stage 30 , gudang
12 , KM/WC=3
198
Musholla/langgar 1. Tempat sholat pria
2. tempat sholat wanita
3. serambi musholla
4. ruang takmir
5. tempat wudhu pria
6.tempat wudhu wanita
500 Standart (NAD)
1. orang sholat =1,2x0,8 =0,96x100 orang = 96
2. termasuk diatas
3. ruang takmir (asumsi) =9
169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 22
7.gudang 4. tempat wudhu pria (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25
5. tempat wudhu wanita (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25
8. gudang (asumsi) =6
Lapangan olah raga Bulu tangkis
Voli
Sempak bola
Standart (NAD)
Bulu tangkis dan voli =18x9 =162
Sempak bola 2x lapangan voli 2x162 =324
Jumlah =162+162+324 =648
648
kebun Asumsi 384
Jumlah 1750
Tabel 5.20 Analisis Perhitungan Ruang Fasilitas
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 23
· Kegiatan penunjang Tabel besaran ruang penunjang
Ruang Perhitungan Hasil luas perhitungan
Mekanikal dan elektrikal
Ruang genset =54
Ruang MEE =28,7
Ruang pompa =20
Ruang tangki =15
=terdapat 2tangki, tangki atsa dan bawah =2x15=30
Water treatment =64
Kolam Penampungan = 1250
Gudang =10
Flow 20%
1747
Loading dock Tambak
Asumsi 2 Mobil
Standart (NAD)
1 Mobil = 30
2 mobil= 30 x 2= 60
60
Parkir
mobil =10 buah
motor =360 buah penguhuni +40buah pengunjung =400 buah
Standart (NAD)
mobil =3,00x5,00=15x10 =150
motor =1,6 x2,00=3,2x400 =1280
1270
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 24
Jumlah =150+1120 =1270
Jumlah 3077
Tabel 5.21 Analisis Perhitungan Ruang Kegiatan Penunjang
Sumber : Dokumen Pribadi
· Ruang Terbuka Hijau
Menurut UU No.26 Tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang ideal adalah 10% dari Luas Kawasan. Selain itu, Karena
Rusunawa ini mengambil konsep eko-arsitektur sebagai
keberlanjutan arsitektur bangunan maka BC yang dipakai
cukup 40% (BC terendah). Kawasan Rusunawa yang
direncanakan adalah sebagai berikut:
Luas Site: ± 48000 m² (± 4,8 Ha)
RTH : 10%x48000 = 4800 m²
BC: 40%x48000 = 19200 m²
· Ketinggian Bangunan
Menurut UU Rumah Susun Ketinggain bangunan Rumah
susun dapat berjumlah > 5 lantai dengan ketentuan dan syarat
bangunan gedung berlanyai banyak. Namun menurut pengalaman
dan tuntutan eko-arsitektur membatasi rumah susun maksumal 4
lantai. Hal ini untuk mengurangi tingakt kepadtan dalam bangunan.
5.2. Analisis Pengolahan Site
5.2.1. Analisis Site
Dalam perencanaan dan perancangan rusunawa Kaligawe, faktor
standar urban design dalam pemilihan site antara lain:
1. Kapasitas : Kapasitas berdasar sensitifitas sumber alam yang terdapat
di site.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 25
2. Kepadatan : Artinya daya dukung lahan masih dimungkinkan
pembangunan baru.
3. Iklim : Karakter iklim spesifik sesuai fungsi sehingga pengguna
merasa aman dan nyaman terhadap berbagai gejala dan gangguan
alam.
4. Kemiringan : Bangunan pada site miring dibuat berjenjang untuk
mencegah erosi, rusaknya tanaman, mengurangi volume air tanah dan
merusak ekosistem laut.
5. Vegetasi : Vegetasi alami dijadikan objek dan bagian dari bangunan.
6. Akses : Sarana pendukung berupa alat transportasi yang aman dan
nyaman menjadi pertimbangan para konsumen dalam menentukan
lokasi tempat tinggal.
7. Energi dan Utilitas : Lokasi dengan sarana infrastruktur kota yang
lengkap memiliki nilai lebih daripada lokasi dengan infrastruktur yang
tidak memadai.
Site berada di Kawasan Pasar Waru, Kaligawe dengan batas site
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Sawah Besar 4
Sebelah Selatan : SDN 1 Kaligawe, perumahan
Sebelah Barat : Kelurahan Kaligawe
Sebelah Timur : Jalan Tol Muktiharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 26
Gambar 5.1 Peta Lokasi Site
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Site terletak lebih rendah dari jalan raya, -0,5 m
5.2.2. Analisis Pencapaian
Tujuan:
· Mendapatkan pencapaian site yang baik sesuai dengan fungsi
bangunan.
Jalan Sawah Besar 4
Pasar Waru
SDN 1 Kaligawe
Jalan Lingkungan
Jalan Sawah Besar 5
Pemukiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 27
Dasar Pertimbangan:
· Kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan dari site
· Kondisi dan pola sirkulasi di sekitar site
· Pengelompokan kegiatan yang diwadahi
Analisis:
· Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui jalan yang
merupakan jalur (berdasarkan tata ruang wilayah Semarang) yang
langsung dapat mengakses ke dalam site.
· Alternatif pencapaian:
Alternatif Pola Sirkulasi
Bangunan Terhadap Tapak Analisa
Pencapaian Frontal
Sistem pencapaian yang memberi arah
yang jelas dan langsung tetapi kurang
memberi peralihan ruang.
Pencapaian Samping
Pencapaian yang memberi pengarahan
tidak langsung, pencapaian dapat
dibelokkan beberapa kali untuk
memberikan suatu peralihan dalam
menonjolkan objek.
Pencapaian Memutar
Pencapaian dengan memberikan suatu
peralihan, serta memberi kejutan dan
menjaga privasi bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 28
Gambar 5.2 Analisis Pencapaian ME
Sumber: Analisis Pribadi
Menuju kota 15 menit
Site berjarak 5-7 menit dari jl. Raya Kaligawe
Ke arah industri 5-15 menit
Tol Muktiharjo
Jalan dua arah
Jalan Lingkungan lebih rendah dari site 0.5 m sehingga sering menjadi genangan rob
Jl. Sawah Besar 4 dengan ground cover berupa paving. Merupakan jalan dua arah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 29
Hasil Analisa:
Gambar 5.3 Hasil Analisis Pencapaian ME
Sumber: Analisis Pribadi
5.2.3. Analisis Noise
Dasar Pertimbangan:
· Arah datang sumber bunyi
· Untuk kegiatan yang membutuhkan tingkat privasi dan konsentrasi
yang tinggi
Analisa:
· Tingkat kebisingan cukuo tinggi berasal dari
· Tingkat kebisingan sedang
· Tingkat kebisingan rendah
Ø Aspek Eko-Arsitektur:
· Penggunaan barier tanaman sebagai pereduksi suara
Main Entrance diletakkan pada area Jalan sawah besar 4. Merupakan jalan Lingkungan yang aman bagi keluar masuk kendaraan
Main entrance hanya disediakan satu area untuk keamanan dan kenyamanan penghuni sehingga orang yang keluar masuk kawasan dapat dikontrol oleh petugas keamanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 30
Gambar 5.4 Analisis Noise
Sumber: Analisis Pribadi
· Noise Pada Site berasal dari jalan tol, pasar waru, dan pemukiman.
· Noise paling tinggi berasal dari jalan tol yang berada di sebelah timur site dan
noise dari pasar waru yang berada di sebelah barat site.
· Noise juga berasal dari pemukiman yang berada di sekitar pemukiman karena
diantara pemukiman terdapat industri seperti tempat pengumpulan barang
bekas.
Bising dari Jalan Tol Muktiharjo terjadi sepanjang hari sehingga diperlukan barier untuk meredam suara bising.
Noise dari pasar waru terjadi setiap hari dari pukul 03.00-15.00. diperlukan barier atau menjauhkan area privat dari pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 31
Hasil Analisis:
Gambar 5.5 Hasil Analisis Noise
Sumber: Analisis Pribadi
Keterangan
Tanaman Sebagai Barier Noise
Area Transisi Area Servis
5.2.4. Analisis Klimatologis
Tujuan:
· Menghasilkan desain dengan kenyamanan thermal dan
kenyamanan pencahayaan alami
Menjauhkan bising pasar dengan penempatan area Servis dan pengelola rusunawa.
Barier berupa tanaman dan area transisi yang berfungsi sebagai area pedestrian dan kebun sehingga dapat meredam bising karena jarak jalan tol ke hunian ± 100m
Area Transisi sebagai jalan pedestrian untuk anak sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 32
Dasar Pertimbangan:
· Arah datang sinar matahari
· Arah angin
· Kecepatan angin
· Fungsi ruang
5.2.4.a. Analisis Matahari
Gambar 5.6 Analisis Matahari
Sumber: Analisis Pribadi
· Cahaya matahari pagi bersifat menyehatkan. Dapat dimanfaatkan
untuk ruang-ruang yang membutuhkan matahari pagi, seperti aarea
olahraga, kamar, dsb. Sehingga ruangan tidak lembab dan dapat
menghemat biaya penggunaan lampu/penerangan buatan.
· Cahaya matahari siang dan sore bersifat silau dan mempunyai efek
yang kurang baik untuk kesehatan. Menghindari penempatan
ruang-ruang yang membutuhkan kenyamanan thermal di sisi
Site mendapat penyinaran matahari mulai pukul 08.00-15.30
· Site mendapat penyinaran matahari sekaligus glare dari pukul 14.30-15.30
· Glare didapat karena site langsung menghadap ke laut Jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 33
sebelah barat. Pada area ini dapat ditempatkan ruang-ruang yang
kurang memerlukan sinar, seperti ruang janitor, KM/WC, dsb.
· Keadaan site mendapatkan pencahayaan yang terus menerus secara
continue, karena tidak ditemukan potensi bangunan atau alam yang
dapat mempengaruhi pencahayaan pada site.
· Sistem Pencahayaan Alami
Analisis:
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah system
pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari yang
dipadukan dengan lampu listrik. Lampu listrik hanya digunakan
pada malam hari, saat kondisi langit mendung dan pada area-area
ruangan yang tingkat keterangannya kurang (sesuai kebutuhan).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan
menggunakan daylighting:
· Perbandingan luas bukaan 20% dari luas lantai
· Perbandingan tinggi jendela dengan kedalaman ruang
· Perencanaan sunshading dan skylighting yang tepat.
1. Analisis Shading pada Bangunan:
Bukaan mengatasi permasalahan temperatur dan
kelembaban udara sering mendatangkan masalah baru saat hujan
(tampias) dan panas matahari yang masuk dalam ruang secara
berlebihan. Shading digunakan di kulit bangunan untuk
mengurangi penetrasi sinar matahari langsung pada interior
bangunan sekaligus menghindari tampias.
Secara umum, pada sisi panas bangunan diperlukan shading
device agar sunlight tidak langsung masuk ke dalam bangunan.
Secara garis besar ada Tiga tipe shading device:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 34
· Reflective glass
Sinar matahari yang menerpa bidang kaca akan dipantulkan
kembali sehingga ruangan terhindar dari radiasi langsung sinar
matahari.
Gambar 5.6 Reflective glass
Sumber: www.vuewindows.com.au, 18-10-2011
· Internal shade
Sinar matahari yang masuk akan dihalau oleh shading yang
dipasang di dalam ruangan.
Gambar 5.7 Internal shade
Sumber: www.smarthp.com.au, 18-10-2011
· Eksternal shade
Penggunaan eksternal shade lebih menguntungkan dibanding
dengan internal shade karena sinar matahari tidak sempat
memasuki ruangan.
Gambar 5.8 Eksternal shade
Sumber: www.innovativeopenings.com, 18-10-2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 35
v Jenis-jenis eksternal shade:
a. Vertical shade
Di daerah tropis elemen shading vertikal digunakan
untuk perlindungan terhadap sinar matahari rendah yaitu sinar
matahari pagi dan sore hari. Elemen shading vertikal ini
ditempatkan pada fasade timar dan barat. Beberapa
karakteristik dari vertical shade:
· Sirip-sirip vertikal cocok untuk melindungi sisi barat.
· Sirip-sirip vertikal yang miring akan menghasilkan
perlindungan yang asimetris. Pemisahan dari dinding
menghindari transmisi panas.
· Sirip-sirip yang dapat digerakkan mampu melindungi
dinding keseluruhan atau dapat dibuka dengan arah berbeda
· Pohon dengan kanopi tinggi dan pergola dinding /jendela
menyediakan naungan dan mengurangi kelebihan panas.
· Tanaman rambat seluruh dinding dan semak yang tinggi sebelah
dinding berfungsi sebagai shadding juga mengurangi kecepatan
angin.
· Tanaman rimbun dekat bangunan dapat mengurangi temperature
udara kulit bangunan dan mengurangi konduktif dan infiltrasi
pertumbuhan panas.
· Penutup tanah dengan tanaman sekitar bangunan mengurangi
pemantulan radiasi panas dan radiasi gelombang panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 42
5.2.5.a. Hard Landscape
Hard landscape merupakan bahan-bahan konstruksi yang
digunakan untuk meningkatkan lanskap pada desain. Pemanfaatan hard
landscape sebagai pendukung kegiatan seperti pedestrian. Penggunaan
hard landscape juga dapat sebagai area tangkapan hujan. Berbagai
macam bahan dapat digunakan, seperti batu bata, batu kerikil, atau
batu, beton, kayu, aspal, kaca, logam, paving, dll juga dapat
menggambarkan outdoor furniture dan produk lanskap lainnya.
· Batu bata, digunakan sebagai elemen vertikal seperti pembatas
tanaman maupun pemisah area taman. Material ini memiliki daya
serap air hujan yang cukup baik.
· Batu kerikil, dapat digunakan sebagai penutup tanah dengan tekstur
kasar. Material ini memiliki daya serap yang cukup baik terhadap
air hujan
· Beton, digunakan sebagai perkerasan jalur kendaraan dengan
beban berat seperti truk dengan daya serap air hujan yang sangat
kecil.
· Kayu, dapat digunakan sebagai penutup tanah untuk jalur
pedestrian maupun sebagai elemen vertikal pada lansekap. Material
ini mempunyai daya serap air yang cukup baik
· Pavinggrass, dapat digunakan sebagai perkerasan pedestrian dan
juga dapat menyerap air hujan dengan baik.
· Aspal, digunakan sebagai perkerasan untuk jalur kendaraan dengan
daya serap air hujan yang kecil.
· Paving, baik digunakan sebagai jalur pedestrian maupun kendaraan
dengan daya serap air hujan yang cukup baik.
· Logam, digunakan sebagai elemen vertikal lansekap seperti
fountain, sculpture, dll. Tidak dapat menyerap air hujan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 43
· Hasil Analisis
Gambar 5.16 Hasil Analisis Hard landscape
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan :
· Jalan aspal
· Paving block
· Paving gras
· Jalan kerikil
· Biopori
- Jalur kendaraan menggunakan aspal atau paving
- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/ pavinggrass
sehingga air hujan dapat masuk ketanah.
Material Paving gras pada jalur pedestrian sebagai jalur penghubung antara bangunan.
Material paving blok pada area transisi sebagai jalur pedestrian
Jalan aspal digunakan sebagai jalur kendaraan.
Penggunaan jalan kerikil sebagai area open space, komunal, dan pedestrian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 44
Gambar 5.17 Paving grass
Sumber: us.fotolia.com
- Pada plasa penghubung antar bangunan menggunakan berbagai
variasi material yaitu batu-bata, pavinggrass, paving sehingga
air hujan dapat meresap dengan baik
- Street furniture yang digunakan memiliki fungsi ganda seperti
pembatas sekaligus tempat duduk sehingga efisien dalam
pengerjaan. Selain itu dipilih material reuse seperti batu-bata
sekam, kayu bekas yang dapat menampilkan konsep eko pada
desain.
- Penggunaan biopori dan sumur resapan untuk mempermudah
peresapan air hujan dan sebagai usaha konservasi air.
5.2.5.b. Softscape Landscape
Softscape landscape merupakan elemen vegetasi/tanaman.
Bahan Soft landscape meliputi setiap lapisan dari urutan ekologi:
tanaman air, tanaman semi-akuatik, tanaman lapangan lapisan
(termasuk rumput dan tanaman herba) semak dan pohon. Tanaman
mempunyai berbagai fungsi seperti relaksasi, perkuatan tanah,
penyerap polusi udara, dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 45
Nama Stratifikasi Toleran terhadap
cahaya langsung
Siklus
Hidup
Amanilis Herba √ Dua musim
Anggrek Herba √ Tahunan
Anyelir Herba √ Semusim
Aster Penutup tanah √ Tahunan
Azela Perdu √ Tahunan
Bambu-bambuan Perdu √ Tahunan
Bayam merah Herba - Semusim
Bunga sepatu perdu √ Tahunan
Cemara-cemaraan Pohon √ Tahunan
Filea Penutup tanah √ Dua musim
Hemigrafis Penutup tanah - Tahunan
Jengger ayam Herba - Semusim
Jeruk keprok Perdu √ Tahunan
Kenari Pohon √ Tahunan
Krokot Penutup tanah √ Semusim
Lantana Penutup tanah √ Tahunan
Liliparis Penutup tanah √ Tahunan
Mangga Pohon Tahunan
Maranta Herba √ Tahunan
Merrygold Herba √ Tahunan
Monstera liana √ Tahunan
Palm-palman Pohon/perdu - Tahunan
Pinus-pinusan pohon √ Tahunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 46
Rumput Bermuda Penutup tanah √ Tahunan
Sawo pohon √ Tahunan
Skindapsus Liana - Tahunan
Sikas Perdu √ Tahunan
Soka Perdu √ Tahunan
Tapak dara Herba √ Tahunan
Suplir Herba - Tahunan
Sutera bombai Penutup tanah √ Semusim
Terang bulan Perdu √ Tahunan
Wali songo Perdu / pohon √ Tahunan
Tabel 5.24 Jenis tanaman Tropis
Sumber : Arifin, Nurhayati HS. Taman Dalam Ruang. Hal. 71
· Tanaman pohon buah-buahan yang dianjurkan untuk pengawetan
tanah dan air
Tabel 5.25 Pohon Pengawetan Tanah dan Air
Sumber : Rachman, Encep. Perencanaan penanaman rehabilitasi hutan
dan lahan terdegradasi di Jawa Barat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 47
· Tanaman sebagai pengendali erosi
Tabel 5.26 Tanaman Pengendali Erosi
Sumber : Rachman, Encep. Perencanaan penanaman rehabilitasi hutan dan lahan
terdegradasi di Jawa Barat
Hasil Analisis:
Gambar 5.18 Hasil Analisis Soft Landscape
Sumber: Analisis Pribadi
Tanaman Buah Sebagai konservasi air sekaligus sebagai peneduh, penghasil
Tanaman peneduh untuk open space, area komunal, dan area olahraga
Tanaman sebagai pengendali erosi karena site dikelilingi lahan rob sehingga diperlukan tanaman penguat
Tanaman Pengarah Kendaraan sekaligus sebagai peneduh trotoar (pedestrian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 48
Keterangan :
· Tanaman Pengarah
· Tanaman penguat tanah
· Tanaman buah
· Tanaman Peneduh
5.2.6. Analisis Sirkulasi
5.2.6.a. Sirkulasi Vertikal
Transportasi dalam bangunan menggunakan tangga. Diantaranya
bentuk tangga dan efisiensi ruang yang dicapai adalah :
Gambar 5.19 Bentuk Tangga dan Efisiensi
Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek Jilid 2 Hal.175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 49
5.2.6.b. Sirkulasi Horisontal
Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem
sirkulasi yang baik. Sistem sirkulasi dalam bangunan akan
menentukan pola-pola ruang yang ada, sehingga pola sirkulasi
merupakan pembentukan dari ruang itu linier.
◘ Pola Linier:
Merupakan deretan ruang-ruang yang
berjajar, dihubungkan oleh suatu jalan
lurus sebagai penghubung antar ruang,
sekaligus sebagai unsur pembentuk
ruang. Aplikasi pada bangunan: unit
penjualan, unit hunian.
◘ Pola radial
Biasanya berupa ruang-ruang terpola
dalam bentuk yang memusat atau
menyebar sehingga bentuk radial ini
mempunyai jalan yang berkembang
dari atau menuju sebuah titik pusat.
Aplikasi pada : hall, unit penjualan,
hunian, fasilitas bersama, dll.
◘ Pola terpusat
Satu pusat ruang, dimana sejumlah
ruang sekunder dikelompokkan.
Aplikasi pada bangunan : hall,main
hall, Community center,Open space,
dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 50
◘ Pola Grid
Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk
grid tertentu, yang dihubungkan
dengan pola jalan linier yang saling
bersilangan. Aplikasi pada : unit
penjualan, unit hunian.
◘ Pola Clutser
Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara bersama/berhubungan. Aplikasinya pada: fitnes center, squash court, swimming pool, play ground.
Sirkulasi yang dikembangkan adalah sirkulasi yang
memudahkan kendaraan dapat menjangkau semua tempat tetapi
tidak mengganggu jalan pedestrian yang disediakan. Penghuni
dapat berjalan atau menggunakan kendaraan untuk moving dari
tempat satu ke tampat lain.
Site merupakan lahan dengan kondisi rawan banjir sehingga
diperlukan adanya peninggian jalan terutama jalan kendaraan
sehingga di waktu banjir penghuni masih dapat melalui site dengan
aman. Jalan lingkungan telah dinaikkan 50cm. jalan site dinaikkan
50 cm lagi.
5.2.6.c. Sirkulasi Difabel
The American with Disabilities Act (ADA) tahun 1990
adalah undang-undang hak azasi warga sipil yang memuat panduan
aksesibitas atau akses ke tempat-tempat umum dan komersial yang
dioperasikan oleh swasta. Dibawah ini adalah standarisasi fasilitas
yang harus dipenuhi sebuah bangunan untuk difabel :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 1
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai analisa perencanaan dan perancangan
Rusunawa di Kaligawe yang meliputi konsep lokasi, kegiatan, tata ruang,
pemilihan site, pengolahan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola
tata massa, tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, dan utilitas yang
semua aspek analisa memperhatikan aspek eko-Arsitektur.
6.1. KONSEP PERUANGAN
6.1.1. Penghuni
a. Sasaran Penghuni
Target pasar yang akan ditampung oleh rumah susun dengan penghuni
sebagian besar merupakan penduduk kota Semarang pada umumnya yang
memerlukan rumah layak huni dengan strata ekonomi menengah ke
bawah. Selain itu penghuni juga berasal dari penduduk Kota Semarang
yang huniannya mengalami penggusuran pada proyek normalisasi Sungai
besar di Semarang untuk penangan rob seperti kali Tenggang, Kali Banjir
Kanal Barat, dan masyarakat yang terpaksa pindah karena hunian mereka
tergenang oleh rob.
b. Kondisi Ekonomi Sasaran Penghuni
Pembangunan rusun kaligawe diperuntukkan bagi masyarakat
dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. Golongan ekonomi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 2
bukan mereka yang yang tidak mempunyai pekerjaan namun masyarakat
yang bermata pencaharian dari sektor informal seperti pedagang, buruh
industri, pekerja pelabuhan, pegawai negeri sipil dan lain sebagainya. Hal
ini didasarkan pada kedekatan lokasi dengan kawasan industri, pelabuhan,
dan pusat kota.
c. Fenomena Perilaku Penghuni
Perilaku masyarakat bawah berbeda dengan keseharian masyarakat
golongan menengah ke atas. Masyarakat bawah masih mempunyai sifat
kegotongroyongan dan kekeluargaan yang erat. Hubungan sosial yang
terjalin begitu erat sehingga membuat tetangga bebas keluar masuk
kedalam rumah lainnya. Kekerabatan sosial inilah yang memberikan
keunikan pada perilaku penghuni rumah susun sehingga diperlukan desain
yang memenuhi kebutuhan penghuni bukan untuk mengubah penghuni.
6.1.2. Konsep Kegiatan
Kegiatan yang akan diwadahi sesuai dengan kelompok sasaran
yaitu kelompok keluarga menengah ke bawah di kota Semarang, terbagi
atas :
1. Kegiatan utama
Pelaku Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat
Bapak-bapak Rutin
05.00-06.00 Bangun tidur,
sholat
Rumah
08.00-16.00 Bekerja Pelabuhan, pabrik, kota
12.00-13.00 Istirahat Di luar/rumah
16.00-19.00 Sosialisasi Di luar rumah
19.00-22.00 Bersantai / kegiatan
warga
Rumah, komunal, r.
serbaguna
22.00-15.00 Tidur Rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 3
Temporer
07.00-09.00 Kerja Bakti Lingkungan RW,
16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan
20.00-22.00 Pengajian,
pertemuan warga
Masjid,
R. Serbaguna
Ibu-Ibu Rutin
04.00-06.00 Bangun tidur,
sholat
Rumah
05.00-08.00 Memasak,
membersihkan
rumah
Rumah
06.00-07.00 Belanja Pasar/warung
08.00-15.00 Bekerja Pabrik, kota
17.00-21.00 Bersantai,
bersosialisasi
Didalam / di luar
rumah
22.00-04.00 Tidur Rumah
Temporer
07.00-09.00 Kerja bakti Lingkungan RW,
kebun
19.00-11.00 Olahraga volley Lapangan PW
16.00-17.00 Pertemuan PKK
RT/RW
Rumah warga secara
bergiliran
16.00-17.00 pengajian Masjid
Remaja Rutin
05.00-06.00 Bangun tidur,
sholat
Rumah
07.00-16.00 Belajar Sekolah
16.00-22.00 Sosialisasi/ tinggal
di rumah
Di luar/ di dalam
rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 4
22.00-05.00 Tidur Rumah
Temporer
16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan
19.00-21.00 Pertemuan remaja r. serbaguna
Anak-anak 05.00-06.00 Bangun tidur,
sholat
Rumah
07.00-12.00 Belajar sekolah
13.00-15.00 bermain Di luar rumah
19.00-21.00 Belajar Rumah
21.00-05.00 Tidur rumah
Tabel 6.1 Konsep Kegiatan
Sumber : Dokumen Pribadi
2. Kegiatan Pendukung
Pelaku Waktu Kegiatan Tempat
Penghuni 08.00-16.00 Berjualan warung
Memelihara,
panen
Tambak
Pengunjung 16.00-18.00 Memancing Tambak
Tabel 6.2 Konsep Kegiatan
Sumber : Dokumen Pribadi
3. Kegiatan pengelolaan
Dalam perancangan eko-arsitektur yang belum populer untuk
membiasakan penghuni sangat dibutuhkan kegiatan mengatur,
malayani, memelihara.
6.1.3. Konsep Tipologi Unit Hunian
Dasar Pertimbangan dalam manentukan tipologi ruang pada unit
hunian rumah susun adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 5
· Jumlah kebutuhan unit yang diperuntukkan ( berdasarkan analisa
peta wilayah)
· Struktur ekonomi masyarakat
· Mampu menampung rata-rata jumlah anggota yaitu 3-5 orang
Tipe unit hunian
· Tipe didasarkan kebutuhan rata-rata calon penghuni, yaitu mampu
menampung 2-4 orang sehingga direncanakan 3 tipe:
· Tipe 1 : mampu menampung hingga 2 orang dengan 1 ruang tidur
· Tipe 2 : mampu menampung hingga 3 orang dengan 2 ruang tidur
· Tipe 3 : mampu menampung hingga 4 orang dengan 2 ruang tidur
· Tipe unit yang direncanakan:
UNIT KAPASITAS STANDAR PERHITUNGAN LUAS
TIPE
KECIL
- Tempat tidur
besar
- Terima tamu
- Kamar mandi
- dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 3,3 + 2,25 +
2,25 + flow 80%
=26,87 m²
Tipe 27
TIPE
SEDANG
- Tempat tidur
besar
- Tempat tidur
kecil
- Berkumpul
keluarga
- Terima tamu
- Kamar mandi
- dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 0,9 x 2 = 1,8
- 2,7 x 2,2 = 5,94
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 1,8 + 5,94 +
3,3 + 2,25 + 2,25 +
flow 80%
=35,96 m²
Tipe 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 6
TIPE
BESAR
- Tempat tidur
besar
- Tempat tidur
kecil
- Meja makan
- Berkumpul
keluarga
- Terima tamu
- Kamar mandi
- Dapur
- 2,1 x 2,1 = 4,41
- 0,9 x 2 = 1,8
- 1,8 x 1,2 = 2,16
- 2,7 x 2,2 = 5,94
- 1,5 x 2,2 = 3,3
- 1,5 x 1,5 = 2,25
- 1,5 x 1,5 = 2,25
4,41 + 1,8 + 2,16 +
5,94 + 3,3 + 2,25 +
2,25 + flow 100%
=44,72 m²
Tipe 45
Tabel 6.3 Tipe yang Direncanakan
Sumber : Dokumen Pribadi
6.1.4. Konsep Kebutuhan Ruang
a. Konsep Kebutuhan Ruang dalam hunian
KEGIATAN SIFAT KEBUTUHAN RUANG
Tidur Tenang, privasi Ruang Tidur
Bersih diri Private, segar, lembab KM/WC
Makan Bersih, terang, akrab Ruang Makan
Belajar Tenang, privasi, terang Ruang Keluarga
Berkumpul Akrab, intim semi
publik
Ruang Keluarga
Terima Tamu Terang, bersih, publik Ruang Tamu
Memasak Sehat, noise, panas Dapur
Mencuci dan Jemur Lembab, berair Tempat cuci dan jemur
Tabel 6.4 Kebutuhan Ruang Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 7
b. Analisa Kebutuhan fasilitas
· Kepengurusan RW
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
rapat Pengurus RW
masyarakat
Balai RW Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 6.5 Kegiatan Kepengurusan RW
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kepengurusan RT
Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RT
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Rapat Pengurus RT
dan
masyarakat
Balai RT Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 6.6 Kegiatan Kepengurusan RT
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kepengurusan Karang Taruna
Tabel kebutuhan ruang kepengurusanKarang Taruna
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Rapat Ruang rapat Manampilkan
kesan terbuka
Tabel 6.7 Kegiatan Karang Taruna
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 8
· Kesehatan (Puskesmas)
Tabel kebutuhan ruang kesehatan
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Menunggu Pasien Ruang tunggu Menampilkan
kesan terbuka
Mengesankan
bersih
Praktik Dokter ,
asisten
dokter,
pasien
Ruang praktik Bersifat private
Tenang
Bersih/hygeinis
Menyimpan
obat dan
peralatan
Dokter,
asisten
dokter
Ruang
penyimpanan
Private
Bersih
Tabel 6.8 Kegiatan Puskesmas
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan taman baca dan TK paud
Tabel kebutuhan ruang taman baca
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Memilih
buku
Masyarakat Etalase buku Tenang
Rapi
Bersih
Nyaman
Meminjam
buku
Masyarakat
dan
pengelola
Peminjaman Berkesan
menerima
dan hanggat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 9
Membaca
buku
masyarakat Ruang baca Terbuka
Nyaman
Tenang
Tabel 6.9 Kegiatan Taman Baca
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel kebutuhan ruang TK paud
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Menunggu Masyarakat
(ibu-ibu
pengantar)
Ruang
tunggu
Hangat
Nyaman
Bersih
Bersifat
kekeluargaan
Belajar Murid dan
guru Paud
Ruang
belajar
Edukatif
Bersih
Nyaman
Bermain Murid dan
guru Paud
Taman
bermain
Terbuka
Nyaman
Edukatif
Rekreatif
Beribadah Murid dan
guru Paud,
masyarakat
Musholla Edukatif
Tenang
Rileks
Tabel 6.10 Kegiatan TK. Paud
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 10
· Kegiatan agama Islam
Tabel kebutuhan ruang Kegiatan Agama Islam
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Sholat Pria Tempat
sholat pria
Tenang
Terbuka
Suci
Wanita Entrance Tenang
Terbuka
Suci
TPA Anak-anak Serambi
/ruang TPA
Terbuka
Atraktif
Edukatif
Suci
Pengajian Warga
masyarakat
beragama
islam
Tempat
sholat dan
serambi
musholla
Terbuka
Tenang
Suci
Rapat
pengurus
masjid
Takmir,
warga
Tempat
sholat
Tenang
Suci
Wudhu dan
KM/WC
Pria Tempat
wudhu dan
KM/WC pria
Private
Suci
Bersih
Utilitas yang
baik
Wanita Tempat
wudhu dan
KM/WC
wanita
Private
Suci
Bersih
Utilitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 11
baik
Menyimpan
barang
Pengguna
mushola
Tempat
penyimpanan
Tidak
lembab,kering
Tabel 6.11 Analisa Kegiatan Agama Islam
Sumber : Dokumen Pribadi
· Keamanan
Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RW
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
berjaga Warga
masyarakat
Pos ronda Terbuka
Tabel 6.12 Kegiatan Keamanan
Sumber : Dokumen Pribadi
· Olah raga
Tabel kebutuhan ruang olah raga
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Senam,
bulu
tangkis,
voli, sepak
bola,
bersepada
Masyarakat Lapangan
olah raga
Terbuka
Cahaya baik
Penghawaan
baik
Tabel 6.13 Kegiatan Olah Raga
Sumber : Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 12
· Kegiatan berkebun
Tabel kebutuhan ruang Berkebun
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan
Kebutuhan
Ruang
Kebutuhan
Ruang
Becocok Tanam Penghuni Kebun Bersifat privat
terbuka
Bertanam Pengelola Kebun Luar Terbuka
Mudah
diakses
Pengkomposan Penghuni,
Pengelola
Kebun Luar Mudah
diakses
Terisolasi
Tabel 6.14 Kegiatan Berkebun
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan komersial wirausaha (kuliner)
Tabel kebutuhan ruang wirausaha
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Berjualan penghuni toko Mudah
diakses
Terjangkau
bagi
masyarakat
sekitar
Terbuka/open
space dengan
penghijauan
Terekspos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 13
Ruang
makan
Masyarakat
rusunawa
dan
masyarakat
sekitar
Kantin
Openspace
Ruang
makan
Mudah
diakses
Terbuka
Rekreatif
Openspace
dengan
penghijauan
pemancingan penghuni toko Mudah
diakses
Terbuka
Rekreatif
Openspace
Usaha
tambak
Pengelola Koperasi Mudah
diakses
Tidak
menggangu
kegiatan
penghuni
Metabolisme Masyarakat WC/KM Private
Tabel 6.15 Kegiatan Wirausaha
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan penunjang
Tabel kebutuhan ruang penunjang
Macam
kegiatan
Pelaku
kegiatan
Kebutuhan
ruang
Kebutuhan
ruang
Sampah Penghuni,
pengelola,
pengunjung
Jaringan
pembuangan
sampah/shaft
Aksesibel
Terisolasi
Dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 14
sampah terakses
untuk
perawatan
Listrik Penghuni,
pengelola,
Jaringan
listrik /shaft
listrik
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Air Penghuni,
pengelola
Jaringan air
bersih dan
kotor/shaft
air bersih
dan kotor
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Treatment air Pengelola, Kolam
treatmen air,
Jaringan
treatmen air
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Daur ulang Penghuni,
pengelola
Kebun,
ruang daur
ulang
Dapat
diakses
untuk
perawatan
Menyelamatkan
diri ketika
bencana
Penghuni,
pengelola
Tangga
darurat
Mempunyai
struktur
terpisah
Berada
dengan
jarak 20 m
Terlihat
jelas dari
penghuni
rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 15
Memenuhi
standar
keselamatan
Bongkar muat
barang
Penghuni,
pengelola,
Loading
dock
Aksesibel
Parkir Penghuni,
pengelola
Parkir
sepeda,
motor,
mobil,
gerobak, dan
becak
Aksesibel
Aman
Tabel 6.16 Kegiatan Ruang Penunjang
Sumber : Dokumen Pribadi
6.1.5. Pola Hubungan Ruang
a. Hubungan ruang unit hunian
Diagram 6.1 Unit Hunian
Sumber : Dokumentasi Pribadi
cuci Balkon
dapur KM/WC R. tidur
R. Keluarga R. makan R. tidur
R. tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 16
b. Hubungan antar hunian pada kompleks rusun
Diagram 6.2 Hubungan antar hunian pada kompleks rusun
Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial
Diagram 6.3 Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial
Sumber : Dokumentasi Pribadi
r. pendaftaran
r. tunggu
r. konsultasi
r. periksa
apotek
lavatori
Unit hunian Court coridor
utilitas
Unit hunian
Unit hunian
Unit Hunian
Unit hunian
Unit hunian
utilitas Sirkulas Sirkulasi
Sirkulas Sirkulas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 17
d. Hubungan ruang pengelola dan koperasi
Diagram 6.4 Hubungan ruang pengelola dan koperasi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
e. Hubungan ruang balai pertemuan
Diagram 6.5 Hubungan ruang balai pertemuan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
hall
audience
stage
r.ganti lavatori
r. penjaga
gudang
r.staff
r. pertemuan
gudang
r. pimpinan r.tamu
lavatori
r. administrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 18
f. Hubungan ruang fasilitas perdagangan
Diagram 6.6 Hubungan ruang fasilitas perdagangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
6.1.6. Analisa Besaran Ruang
· Kelompok Unit Hunian
Ruang Flow Perhitungan Luas asumsi flow 30% ( )
Ruang keluarga
Standart (NAD) 2 kursi, meja, televisi, kabinet
Standart (NAD) =3(0,7x0,85)+(1,3x0,8)+ (0,6x1,2)
=(1,8+1,04+0,72)
=5,36
6
Kamar tidur utama
Standart (NAD) double bed, lemari, meja
Standart (NAD) =(1,45x1,95)+(0,8x1,5)
=(3,83+0,72) =8,72
9
Kamar tidur anak
Standart (NAD) 1 bed tingkat, 2 meja, lemari
Standart (NAD) =(0,8x1,92)+!0,7x1,3) +(0,6x1,2)
=(3,4+0,9) =5,303
6
Dapur Standart (NAD) meja kerja, tempat sampah
Standart (NAD) =(0,4x0,6)+(0,5x0,5)
=(2+0,09) =2.58
3
Gudang Lavatori
Kios
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 19
KM/WC Kamar mandi dengan perhitungan instalasi
Standart (NAD) =(2,05x1,4) =2,87
3
Tempat
jemur
Asumsi Asumsi =(1 x 2) =2 2
Kebun Asumsi =(1 x 2) =2 2
Tabel 6.17 Perhitungan Unit Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi
Ruang Tipe Kecil Tipe Sedang Tipe Besar Ruang Tamu 4 5 7 Ruang keluarga 4 6 10 Kamar tidur utama 9 9 9 Kamar tidur anak - 6 9 Dapur 3 3 3 KM/WC 3 3 3 Tempat jemur 2 2 2 Kebun 2 2 2 Luas ruangan 27 36 45
Tabel 6.18 Analisa Perhitungan Unit Rumah
Sumber : Dokumentasi Pribadi
· Kelompok Fasilitas
Ruang Keterangan
Perhitungan Luas hasil perhitungan
Balai Rw dan RT 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
13
Karang taruna 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
18
Klinik kesehatan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 20
Penyimpanan =12
Taman bacaan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
Penyimpanan =12
18
TK/Paud 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13
Penyimpanan =12
162
Balai pertemuan (ruang serba guna)
200 Area duduk 1,5x2,0=3 /orang,
stage 30 , gudang
12 , KM/WC=3
198
Musholla/langgar 1. Tempat sholat pria
2. tempat sholat wanita
3. serambi musholla
4. ruang takmir
5. tempat wudhu pria
6.tempat wudhu wanita
7.gudang
500 Standart (NAD)
1. orang sholat =1,2x0,8 =0,96x100 orang = 96
2. termasuk diatas
3. ruang takmir (asumsi) =9
4. tempat wudhu pria (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25
5. tempat wudhu wanita (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25
8. gudang (asumsi) =6
169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 21
Lapangan olah raga Bulu tangkis
Voli
Sempak bola
Standart (NAD)
Bulu tangkis dan voli =18x9 =162
Sempak bola 2x lapangan voli 2x162 =324
Jumlah =162+162+324 =648
648
kebun Asumsi 384
Jumlah 1750
Tabel 6.19 Perhitungan Ruang Fasilitas
Sumber : Dokumen Pribadi
· Kegiatan penunjang
Tabel besaran ruang penunjang
Ruang Perhitungan Hasil luas perhitungan
Mekanikal dan elektrikal
Ruang genset =54
Ruang MEE =28,7
Ruang pompa =20
Ruang tangki =15
=terdapat 2tangki, tangki atsa dan bawah =2x15=30
Water treatment =64
Kolam Penampungan =
1747
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 22
1250
Gudang =10
Flow 20%
Loading dock Tambak
Asumsi 2 Mobil
Standart (NAD)
1 Mobil = 30
2 mobil= 30 x 2= 60
60
Parkir
mobil =10 buah
motor =360 buah penguhuni +40buah pengunjung =400 buah
Standart (NAD)
mobil =3,00x5,00=15x10 =150
motor =1,6 x2,00=3,2x400 =1280
Jumlah =150+1120 =1270
1270
Jumlah 3077
Tabel 6.20 Perhitungan Ruang Kegiatan Penunjang
Sumber : Dokumen Pribadi
· Ruang Terbuka Hijau
Menurut UU No.26 Tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
yang ideal adalah 10% dari Luas Kawasan. Selain itu, Karena
Rusunawa ini mengambil konsep eko-arsitektur sebagai
keberlanjutan arsitektur bangunan maka BC yang dipakai
cukup 40% (BC terendah). Kawasan Rusunawa yang
direncanakan adalah sebagai berikut:
Luas Site: ± 48000 m² (± 4,8 Ha)
RTH : 10% x 48000 = 4800 m²
BC: 40% x 48000 = 19200 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 23
· Ketinggian Bangunan
Menurut UU Rumah Susun Ketinggain bangunan Rumah
susun dapat berjumlah > 5 lantai dengan ketentuan dan syarat
bangunan gedung berlanyai banyak. Namun menurut pengalaman
dan tuntutan eko-arsitektur membatasi rumah susun maksumal 4
lantai. Hal ini untuk mengurangi tingakt kepadtan dalam bangunan.
6.2. Konsep Pengolahan Site
6.2.1 Site
Site berada di Kawasan Pasar Waru, Kelurahan Kaligawe yang
termasuk dalam BWK V Kota Semarang.
Gambar 6.1 Peta Lokasi Site
Sumber : Dokumentasi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 24
Batas - batas site sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Sawah Besar 4
Sebelah Selatan : SDN 1 Kaligawe, perumahan
Sebelah Barat : Kelurahan Kaligawe
Sebelah Timur : Jalan Tol Muktiharjo
Gambar 6.2 Batas Site Sumber : Dokumentasi Pribadi
Site terletak lebih rendah dari jalan raya, -0,5 m
Jalan Sawah Besar
Pasar Waru
SDN 1 Kaligawe
Jalan Lingkungan
Jalan Sawah Besar
Pemukiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 25
faktor standar urban design dalam pemilihan site antara lain:
1. Kapasitas : Kapasitas berdasar sensitifitas sumber alam yang terdapat di
site.
2. Kepadatan : Artinya daya dukung lahan masih dimungkinkan
pembangunan baru.
3. Iklim : Karakter iklim spesifik sesuai fungsi sehingga pengguna merasa
aman dan nyaman terhadap berbagai gejala dan gangguan alam.
4. Kemiringan : Bangunan pada site miring dibuat berjenjang untuk
mencegah erosi, rusaknya tanaman, mengurangi volume air tanah dan
merusak ekosistem laut.
5. Vegetasi : Vegetasi alami dijadikan objek dan bagian dari bangunan.
6. Akses : Sarana pendukung berupa alat transportasi yang aman dan
nyaman menjadi pertimbangan para konsumen dalam menentukan lokasi
tempat tinggal.
7. Energi dan Utilitas : Lokasi dengan sarana infrastruktur kota yang
lengkap memiliki nilai lebih daripada lokasi dengan infrastruktur yang
tidak memadai.
6.2.2. Konsep Pencapaian
Gambar 6.3 Konsep Pencapaian Sumber: Dokumen Pribadi
Main Entrance diletakkan pada area Jalan sawah besar 4. Merupakan jalan Lingkungan yang aman bagi keluar masuk kendaraan
Main entrance hanya disediakan satu area untuk keamanan dan kenyamanan penghuni sehingga orang yang keluar masuk kawasan dapat dikontrol oleh petugas keamanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 26
6.2.3. Konsep Sirkulasi
Dari hasil pencapaian site, diperoleh konsep sirkulasi
sebagai berikut:
Gambar 6.4 Konsep Sirkulasi
Sumber: Dokumen Pribadi
· Jalur sirkulasi dibuat satu jalur agar tidak mengganggu kegiatan
penghuni rumah susun.
· Pemisahan area masuk dan keluar untuk menghindari crowded
kendaraan yang melalui area ini.
Parkir Penghuni
MAIN ENTRANCE
Pasar Waru
Pemukiman
TAMBAK
Pemukiman
Parkir Pengunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 27
6.2.4. Konsep Noise
Gambar 6.5 Konsep Noise
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
Tanaman Sebagai Barier Noise
Area Transisi
Area Servis dan Pengelola
Menjauhkan bising pasar dengan penempatan area Servis dan pengelola rusunawa.
Barier berupa tanaman dan area transisi yang berfungsi sebagai area pedestrian dan kebun sehingga dapat meredam bising karena jarak jalan tol ke hunian ± 100m
Area Transisi sebagai jalan pedestrian untuk anak sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 28
6.2.5. Konsep Klimatologis
6.2.5.a. Sistem Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan yang digunakan adalah system
pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari yang
dipadukan dengan lampu listrik.
Bangunan yang berada di sekitar site merupakan pemukiman
dengan tipe bangunan rendah sehingga matahari dapat menyinari site
sepanjang hari tanpa ada halangan.
Alternatif solusi untuk penanganan matahari dan
pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
· Orientasi massa bangunan
Sesuai dengan garis edar matahari, orientasi massa bangunan
memanjang dari timur ke barat dengan bukaan berada disisi utara-
selatan.
Gambar 6.6 Orientasi massa
Sumber: Dokumen Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 29
· Bukaan
Bukaan dimaksimalkan pada sisi utara. Bukaan pada sisi selatan
sebaiknya dihindari khusunya pada permukaan yang selalu terkena
radiasi matahari pada saat intensitas tinggi.
Penggunaan sun shading pada bukaan sehingga matahari tidak
diterima secara langsung oleh bangunan.
Gambar 6.7 Sun Shading
Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 2011
· Barier
Barier Berupa vegetasi ataupun bangunan dan pagar sebagai
penghalang sinar matahari yang kurang menguntungkan.
Gambar 6.8 Barier Tanaman
Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 30
· Material
Penggunaan material sebagai solusi permasalahan denga sinar
matahari, dimana material berperan sebagai filter sinar dan
mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.
6.2.5.b. Konsep Penghawaan Alami
Dalam kaitannya dengan sistem penghawaan dalam
bangunan, standar luasan bukan minimal dalam bangunan
asalah 1/3 luas lantai atau sesuai dengan perhitungan
menggunakan rumus.
· Natural Ventilation
Gambar 6.9 Natural Ventilation
Sumber: www.wiki.aia.org, 2011
· Vegetation Cooling
Gambar 6.10 Vegetation Cooling
Sumber: www.aila.org.au, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni
di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur
Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 31
· Water Cooling
Gambar 6.11 Water Cooling
Sumber: www.property96.com, 2011
6.2.6. Lansekap
Lansekap efektif untuk memodifikasi lingkungan thermal. Faktor
perancangan yang mempengaruhi kontribusi kenyaman indoor dan outdoor
antara lain :
- lebar area tertanaman sekitar bangunan
- tipe tanaman : semak, pohon. rumput, bunga, anggur rambat, pergola
dan lain sebagainya
Kualitas kontribusi perencanaan area hijau lingkungan urban
ditentukan oleh :
- ukuran total open space yang tersedia dengan populasi
- pembagian kedalam persil individual dan lokasi dalam hubungan area