RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR ANDI FADLIA HAMMA 105831105816 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR
CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR
ANDI FADLIA HAMMA
105831105816
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
RUMAH SAKIT JANTUNG TERPADU DENGAN KONSEP HEALING ARCHITECTURE DI KOTA MAKASSAR
CARDIAC HOSPITAL CENTER WITH HEALING ARCHITECTURE CONCEPT IN MAKASSAR
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan oleh
ANDI FADLIA HAMMA
105831105816
PADA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah atas Kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyusun proposal tugas akhir yang
berjudul “Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep Healing
Architecture di Kota Makassar” dengan baik.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat akademik yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan
Program Studi pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Adapun penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis
sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan baik dari segi
penulisan maupun pengolahan data. Oleh karena, itu penulis dengan
kerendahan dan senang hati menerima kritik dan saran demi
penyempurnaan proposal ini agar kelak dapat bermanfaat.
v
Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dorongan, bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu dengan ketulusan hati dan
tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih
juga penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Rahman Rahim, M.M. sebagai Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, S.T., M.T. sebagai Dekan Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Irnawaty Idrus, S.T., M.T. sebagai Ketua Prodi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.Si. sebagai pembimbing I dan Ibu
Citra Amalia Amal, S.T., M.T. sebagai pembimbing II yang telah
dengan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan selama
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Tata Usaha pada Fakultas
Teknik atas segala waktunya yang telah memberi arahan dan
melayani penulis selama mengikuti proses belajar mengajar di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Kedua orang tua penulis dan keluarga , penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, limpahan
vi
kasih sayang, doa dan pengorbanannya terutama dalam bentuk
materi dalam menyelesaikan kuliah ini.
7. Kakak-kakak Senior Fakultas Teknik terutama jurusan Arsitektur
yang selama ini banyak membantu baik dalam memberikan
informasi dan membimbing dalam penyelesaian tugas-tugas.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas teknik terkhusus Angkatan 2016.
9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Fakultas Teknik jurusan
Arsitektur angkatan 2016, khususnya kelas B yang saling
mendukung dan menolong satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
10. Teman-teman ber 10 perempuan di Arsitektur 2016 B yang selalu
memberi warna bahagia, sedih, tawa, tangis dan senyum sudah
dilewati bersama, saling mendukung, saling support, saling
merangkul satu sama lain. Sri Rahayu yang selalu ingin dikatakan
cantik dengan tingkah kocak dan lucunya, Lulu yang selalu menjadi
google nya anak-anak, paling cepat memberi informasi terkait
apapun, Asni yang super duper baik hati dan cat lover, Mita yang
paling pendiam, Rahma yang sudah di juluki sebagai Mis Typo,
Ayutri yang selalu ada waktu buat ngumpul, Ayu Hot yang selalu
pake baju kantor kalau lagi ngumpul plus jago dance dan make-up,
indra yang hobynya mendaki gunung, dan Pute yang sering spam
sticker lucu di grup.
vii
Semoga semua pihak tersebut di atas mendapat pahala yang
berlipat ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa
dan Negara. Amin.
Makassar, 21 November 2020
ANDI FADLIA HAMMA
viii
ABSTRAK
ANDI FADLIA HAMMA. Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep
Healing Architecture di Kota Makassar. Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
Analisis Pengolahan Tapak didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
berikut:
a. Lingkungan
Tapak diolah dengan mempertimbangkan keadaan
lingkungan sekitar tapak.
b. Ukuran, luas, garis sempadan
Tapak berada pada jalan Provinsi yang berada di Kota
Makassar, oleh karena itu, dalam penentuan garis sempadan perlu di
pertimbangkan sesuai dengan peraturan yang ada.
c. Topografi
Tapak yang dipilih merupakan lahan kosong. Tapak terletak
di jalan Provinsi, topografi tapak memiliki permukaan yang
cenderung bergelombang dengan kondisi tapak yang dipenuhi
rumput dan pohon yang tidak terurus, sehingga perlu dilakukan
perataan terlebih dahulu.
69
d. Analisis Sirkulas
Tabel 9. Analisis Sirkulasi
Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis sirkulasi pada tapak:
Analisis Sirkulasi
a. Jl. Metro Tanjung Bunga merupakan satu satunya jalur untuk dapat mengakses tapak juga sebagai jalur utama dengan lebar 11 m setiap jalurnya.
b. Sirkulasi kendaraan pada Jl. Metro Tanjung Bunga adalah 2 jalur dan 2 arah dengan tiap jalur terdapat 3 lajur.
Solusi
a. Jalur masuk dan keluar kendaraan dipisah.
b. Tanda panah warna biru sebagai jalur masuk kendaraaan.
c. Tanda panah warna putih sebagai jalan keluar kendaraan.
d. Tanda panah warna kuning sebagai sirkulasi kendaraan.
e. Untuk jalur pejalan kaki dan pengendara sepeda akan dibuatkan jalur pedestrian dan jalur sepeda pada setiap sisi jalan.
f. Untuk jalur disabilitas akan dibuatkan pada tempat-tempat tertentu, karena jalur ini merupakan paling utama dalam RS itu sendiri, bagi orang yang keterbatasan fisik.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
70
e. Analisis View
Tabel 10. Analisis View
Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis view pada tapak:
Analisis View
Eksisting tapak merupakan lahan kosong yang tidak terawat, dimana: a. View dari dalam tapak ke arah
selatan merupakan lahan kososng. b. View dari dalam tapak ke arah utara
merupakan lahan kosong dan danau. c. View dari dalam tapak ke arah barat
merupakan pantai Tanjung Gazali. d. View dari dalam tapak ke arah timur
merupakan danau Tanjung Bunga dan jalan utama (jl. Metro Tanjung Bunga).
Solusi
a. View dari dalam tapak ke arah barat yaitu ke arah pantai Tanjung Gazali merupakan view yang baik dengan suasana laut yang memeberi kesan tenang dan fresh sesuai dengan tema healing architecture sehingga dapat membantu dalam penyembuhan pasien.
b. View dari dalam tapak ke arah timur merupakan view yang terbaik karena berhadapan langsung dengan jalan utama yaitu jl. Metro Tanjung Bunga sekaligus mengarah ke danau Tanjung Bunga dengan pemandangan yang luas. Serta pada setiap sisi bangunan akan di tambahkan elemen-elemen vegetasi agar view bangun dari luar ataupun kedalam membuat suasana tentram dan damai, dimana kita lihat bahwa tapak ini masing kurangnya vegetasi di sekitarnya.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020
71
f. Analisis Pergerakan Matahari
Tabel 11. Analisis Pergerakan Matahari
Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis pergerakan matahari
pada tapak:
Analisis Pergerakan Matahari
Kondisi tapak berada di daerah lahan pengembangan, dimana belum ada bangunan tinggi di sekitar lokasi sehingga menyebabkan tapak terkena cahaya langsung dari semua arah pergerakan matahari.
Solusi
Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang berlebihan, makadari itu pada setiap sisi tapak diberi area vegetasi untuk meminimalisir panas matahari langsung pada tapak. Vegetasi atau pohon yang digunakan pada sekeliling tapak merupakan pohon yang menunjang kesehatan.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
72
g. Analisis Pergerakan Angin
Tabel 12. Analisis Pergerakan Angin
Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis pergerakan angin
pada tapak:
Analisis Pergerakan Angin
Tapak berada di daerah lahan pengembangan sekaligus berada dekat dengan pantai, sehingga arah datangnya angin yaitu dari barat daya serta lawannya angin darat. Karena tapak berada dekat dengan bibir pantai, maka angin juga berasal dari angin laut.
Solusi
Bangunan di bagi menjadi 2 bagian untuk memanfaatkan penghawaan alami, dan perlunya pohon sebagai elemen pereduksi angin pada bangunan. Dimana nantinya pada atap bangunan menggunakan konsep Roof Garden yang berfungsi untuk meningkatan kualitas udara yang baik kedalam bangunan dan berfungsi sebagai penyaring udara kotor dari luar dan berfungsi sebagai peredam suara kebisingan dari luar.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
73
h. Analisis Kebisingan
Tabel 13. Analisis Kebisingan
Berikut adalah analisis serta solusi pada analisis kebisingan pada
tapak:
Analisis Kebisingan
Tapak terletak di jalan provinsi sebagai pusat kebisingan yang tinggi, dan berada dekat dengan pantai yang menimbulkan suara ombak laut.
Solusi
Untuk mengurangi kebisingan pada tapak, diperlukan elemen pereduksi kebisingan seperti memberi vegetasi atau memaksimalkan RTH dengan pohon, dan menempatkan bangunan jauh dari jalan utama. Tapak juga berada dekat dengan pantai yang menimbulkan suara ombak laut, namun suara deburan ombak dapat memberi efek menenangkan pada jiwa seseorang sehingga membuat perasaan menjadi tenang yang berfungsi untuk kesehatan mental pasien.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
74
B. Analisis Penerapan Healing Architecture
Tabel 14. Penerapan Healing Architecture pada Perencanaan Bangunan
Rumah Sakit Jantung
Sesuai yang disebutkan tentang garus besar penerapan healing
architecture pada bab 2, maka penjelasan dan penerapannya pada
perencanaan rumah sakit jantung ini adalah sebagai berikut:
Elemen Penerapan pada RS Warna Warna yang digunakan pada perancangan bangunan RS
Jantung ini sebagian besarnya menggunakan warna Putih dan Hijau. Warna putih memberi kesan bersih, suci, ringan dan terang, juga diyakini memiliki kekuatan untuk mengurangi rasa sakit. Sedangkan warna hijau yang berasal dari tanaman dan pepohonan memberi kesan segar, damai,hingga efek relaksasi bagi seseorang, sehingga kedua warna tersebut dapat mendukung pemulihan kesehatan bagi pasien.
Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami dapat diperoleh dari jendela maupun dinding yang terbuat dari kaca juga atap sehingga berhadapan langsung dengan pemandangan lansekap dan view sekitar untuk memberikan kesan tenang dan nyaman, sekaligus memberi pencahayaan pada taman yang ada di dalam bangunan.
Bentuk Bentuk bangunan yang digunakan adalah persegi, dimana bentuk persegi terdiri atas gabungan garis lurus dan horizontal yang dapat memberikan kesan tenang, istirahat dan relax, sehingga bentuk bangunan yang dipilih yaitu kubus atau kotak.
Pengaturan Kebisingan
Bangunan RS terletak agak kedalam tapak dimana bagian depannya difungsikan sebagai taman dan parkir sehingga meminimalisir kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan, namun pada bagian belakang bangunan berhadapan dengan pantai, sebaliknya suara deburan ombak laut memberikan kesan tenang, berdampak positif untuk menunjang kesehatan mental pasien, sehingga dibuatkan taman pada bagian belakang bangunan untuk bersantai dan menikmati angin laut yang memberi kesan rileks bagi pengunjung, juga memberi balkon-balkon di sekeliling bangunan untuk menyimpan tanaman hijau sekaligus menikmati angin laut.
75
Penghawaan Sistem penghawaan alami pada rumah sakit ini menggunakan jendela sebagai bukaan dan balkon sebagai tempat tanaman hijau, juga menggunakan ruang terbuka hijau dan desain taman atau lansekap yang ada didalam bangunan, sehingga memungkinkan pertukaran udara kotor dan udara bersih pada ruangan.
Lanskap Lanskap/taman merupakan salah satu bagian penting dalam merancang suatu bangunan yang mendukung proses pemulihan pasien. Laskap/taman pada rumah sakit jantung ini dirancang pada luar dan dalam bangunan yang di desain dengan menambahkan elemen air dan bertujuan sebagai pertukaran udara yang baik juga tempat untuk merelaksasi pikiran.
Privasi
Bangunan rumah sakit jantung ini menggunakan sistem bangunan bermassa dua yang dimana bangunan dipisah berdasarkan fungsinya, yaitu bangunan massa 1 digunakan untuk medik dan bangunan massa 2 digunakan sebagai non medik/ perkantoran.
Terapi Menyediakan kolam renang khusus untuk terapi penyembuhan penyakit jantung pada roof top di lantai 3 bangunan. Olahraga renang sangat dianjurkan untuk kesehatan jantung baik sebagai kesehatan primer terhadap penyakit jantung ataupun sekunder. Pencegahan sekunder maksudnya adalah pada pasien yang sudah dideteksi ada penyakit jantung agar tidak terjadi serangan ulang ataupun pemburukan dari level penyakitnya.
Sirkulasi Sirkulasi dan pencapaian yang mudah di mengerti serta peletakan zoning.
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
C. Analisis Fungsi dan Kebutuhaan Ruang
1. Fungsi
Fungsi utama dari perencanaan Rumah Sakit Jantung Terpadu
yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan jantung, serta digunakan
sebagai tempat untuk kegiatan penelitian dibidang kesehatan.
2. Pengguna dan Aktivitas
a. Pengguna
Pengguna pada Rumah Sakit Khusus Jantung terdiri dari:
76
1. Pengunjung
a) Pasien
Pasien merupakan seseorang yang menderita
penyakit dan memerlukan perawatan medis.
b) Pendamping Pasien
Pendamping pasien biasanya adalah orang yang
mendampingi pasien saat sedang menjalani proses
perawatan di rumah sakit. Adapun aktivitas pendamping
pasien antara lain yaitu, menunggu pasien, mengurus
administrasi, dan melakukan konsultasi dengan dokter
ataupun perawat.
c) Pengunjung Pasien
Pengunjung pasien adalah keluarga, kerabat, dan
orang terdekat pasien, yang datang untuk mengunjungi
pasien yang sedang di rawat inap.
2. Pengelola
Pengelola pada rumah sakit diantaranya yaitu:
a) Tenaga Medis
Tenaga medis atau dokter adalah orang yang telah
mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan, berusaha
sebaik mungkin untuk membantu mengobati dan
menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit.
77
b) Paramedis
Paramedis merupakan orang yang bekerja dalam
lingkup kesehatan dan memiliki tugas sebagai pembantu
dokter dalam penanganan terhadap pasien, seperti perawat.
c) Staff
Staff adalah menjalankan tugas pelayanan non-medik,
seperti:
Pimpinan atau pun kepala rumah sakit.
Bagian pengelola administrasi
Bagian servis bertugas dalam pelayanan servis rumah
sakit.
b. Skema aktivitas pengguna
1. Pengunjung
a) Pasien
78
b) Pendamping Pasien
c) Pengunjung Pasien
2. Pengelola
a. Tenaga Medis
79
3. Kebutuhan Ruang
Dari hasil analisis fungsi dapat diketahui bahwa ruang-ruang yang
dibutuhkan yaitu:
1. Ruang Primer
Ruang primer terdiri dari fungsi utama bangunan seperti
fungsi pengobatan, pemulihan, dan penelitian terhadap jantung,
yaitu:
1) Ruang rawat darurat/Instalasi gawat darurat (IGD)
2) Ruang rawat jalan
3) Ruang rawat inap
4) Ruang operasi
5) Ruang perawatan Intensif (ICU, ICCU)
6) Ruang farmasi
7) Ruang gizi
8) Radiologi
9) Laboratorium
10) Klinik
11) Ruang optik
12) Bank darah
13) Ruang rekam medik
14) Ruang pemeliharaan
15) Ruang sterilisasi
80
16) Ruang kolam terapi
17) Ruang pemusalaraan jenazah
18) Ruang pendidikan, penelitian, dan pelatihan
19) Ruang rumah dinas
2. Ruang Sekunder
Ruang Sekunder yaitu ruang dengan fungsi komersil dan informasi:
1) Ruang kantor dan administrasi
2) Ruang rapat
3) Penginapan (Hotel)
4) Kafetaria
5) Minimarket
6) Perpustakaan
7) Bank
3. Penunjang
Penunjang yaitu ruang yang terdiri dari:
1) Ruang tunggu
2) Taman
3) Ruang ibadah/mushollah
4) Pantry
5) Laundry
6) Lavatory
7) Pengelolaan sampah
8) Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)
81
9) Ruang mekanik
10) Pos keamanan
11) Parkir
4. Besaran Ruang
Standar besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan ini
mengacu pada standar luasan ruang yang berlaku, antara lain:
1) NAD : Neufert Architect Data
2) PKKRI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
3) Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Kelas B Kemenkes RI
4) PPU : Permen PU 30/PRT/M/2006
5) SRP : Satuan Ruang Parkir
6) Asumsi
82
Tabel 15. Besaran Ruang Rawat Jalan
Adapun besaran ruang rawat jalan adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2)
1 Lobi 1000 10% jumlah orang NAD 100 2 Administrasi -
Area Informasi - Area Pendaftaran Pasien - Area Pembayaran
20 5 m2/petugas PTBRS Meja, kursi, lemari berkas telepon dan safety box
100
3 Ruang Rekam Medis 5000 16 m2/1000 kunjungan pasien/hari
PTBRS meja, kursi, lemari arsip Komputer 80
4 Ruang Tunggu Poli Jantung 300 1,5 m2/orang PTBRS Kursi, televisi, AC 450 5 Ruang Periksa & Konsultasi
Adapun besaran ruang rawat inap adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (M2)
1 Ruang Rawat Inap Meja, kursi, lemari bekas 275 Kelas 3 6 7,2 m2/TT PTBRS 43,2
6 0,18 m2 NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18
1,08
7 TT/KM 42 45,36 kelas 2 4 10 m2/TT PTBRS 40
4 0,18 m2/cabinet NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18
0,72
7 4 TT/KM 28 20,16 Kelas 1 2 12 m2/TT PTBRS 24
2 0,18 m2/cabinet NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18
0,36
8 2 TT/KM 16 5,76 VIP 1 18 m2/TT PTBRS 18
1 0,18 m2/TT NAD Cabinet 0,40 x 0,45 = 0,18
0,18
1 0,33 m2/kulkas NAD Kulkas 0,55 x 0,6 = 0,33 0,33 1 0,5 m2/lemari NAD Lemari 0,5 x 1 = 0,5 0,5 1 1,05 m2/sofa NAD Sofa 0,7 x 1,5 = 1,05 1,05 2 0,3 m2/kursi NAD Kursi 0,5 x 0,6 = 0,3 0,6 1 0,7 m2/meja NAD Meja 0,7 x 1 = 0,7 0,7
D Ruang Khusus 13 Ruang Plester 1 12 m2 PTBRS TT Pasien, monitor set,
tiang infus, infusion set, oksigen
12
E Ruang Penunjang Medis 14 Ruang Alat Medis 2 8 m2 PTBRS Lemari Instrumen 16 15 Ruang Farmasi 4 3 m2 PTBRS Lemari obat 12 16 Ruang Linen Steril 3 4 m2 PTBRS Lemari 12 17 Ruang Gas Medis 2 3 m2/ruang PTBRS Gas medis, Sentral Gas
20 Ruang Loker 2 9 m2 PTBRS Loker 18 21 Ruang Brankar 5 3 m2 PTBRS TT Pasien, monitor set,
tiang infus 15
Subtotal 808,4 Sirkulasi 30% 242,52
Total 1050,92 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 18. Besaran Ruang Perawatan Intensif
Adapun besaran ruang perawatan intensif adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2)
A Daerah Rawat Ruang Intensif Care Unit (ICCU)
1 Daerah rawat pasien non isolasi
6 12 m2/TT PTBRS & AS Peralatan ICCU lengkap 72
2 Daerah rawat pasien isolasi 4 16 m2/TT belum PTBRS & AS Peralatan ICCU lengkap 64 B Daerah Rawat Ruang
Intensif Care Unit (HCU)
3 Daerah rawat pasien non isolasi
6 12 m2/TT PTBRS & AS Peralatan ICU lengkap 72
4 Daerah rawat pasien isolasi 4 16 M2/TT belum PTBRS & AS Peralatan ICU lengkap 64 5 Sentral monitoring/nurse
station 4 10 m2 PTBRS & AS Kursi, meja, lemari obat,
lemari barang habis pakai, komputer, printer, ECG,
16
87
Monitoring system, central patient vital sign.
6 Ruang administrasi 2 4 m2/petugas PTBRS & AS Meja kerja, lemari arsip, telepon, komputer, printer dan perlengkapan kantor lain
8
7 Gudang kotor 3 5 m2 PTBRS & AS Kloset leher angsa, keran air
15
8 Ruang cleaning service/ Janitor
1 5 m2 PTBRS & AS Lemari/rak 5
9 Toilet (petugas, Pengunjung) 3 2,5 m2 PTBRS & AS 7,5 10 Ruang parkir brankar 6 3 m2 PTBRS & AS Brankar 18 11 Ruang penyimpanan silinder
gas medik 1 6 m2 PTBRS & AS Tabung gas medik 6
Subtotal 347,5 Sirkulasi 30% 104,25
Total 451,75 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 19. Besaran Ruang Operasi
Adapun besaran ruang operasi adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang pendaftaran 2 5 m2 PTBRS & AS Alat kantor set 10 2 Ruang tunggu 10 1,5 m2 Kursi, meja, tv, dan alat
pengondisian udara (AC) 15
3 Ruang ppersiapan (preparation room)
1 9 m2 PTBRS & AS Alat cukur, oksigen, linen, brankar, thermometer, tiang infus, sphygmomsnometer
9
88
4 Ruang cuci tangan 1 3 m2 PTBRS & AS Thermometer, tiang infus wastafel 2 keran dan perlengkapan cuci tangan
3
5 Ruang induksi/anestesi 1 9 m2 PTBRS & AS Suction unit, sphygmomsnometer
9
6 Ruang operasi minor 1 40 m2 PTBRS & AS Alat Operasi minor set 40 7 Ruang operasi Umum 1 50 m2 PTBRS & AS Alat operasi umum set 50 8 Ruang operasi besar (mayor) 1 60 m2 PTBRS & AS Alat operasi mayor set 60 9 Ruang tindakan jantung 1 40 m2 PTBRS & AS Peralatan cathlab 40 10 Ruang pemulihan (PACU) 2 10 M2 PTBRS & AS TT pasien, monitor set,
oksigen, tiang infus, infusion set.
20
11 Sphoolholc 1 5 m2 PTBRS & AS Kloset leher angsa, keran air
5
12 KM/WC (petugas/pengunjung)
1 3 m2 PTBRS & AS Kloset , wastafel, bak air 3
Subtotal 264 Sirkulasi 30% 79,2
Total 343,2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 20. Besaran Ruang Radioterapi
Adapun besaran ruang rawat radioterapi adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang Penerimaan,
pendaftaran pembayaran dan pengambilan hasil
2 5 m2 PTBRS & AS Rak/lemari berkas, meja, kursi, peralatan kantor lainnya.
10
89
2 Ruang administrasi dan rekam medis
2 5 m2 PTBRS & AS Loket, faksimili, alat tulis, meja
10
3 Ruang tunggu pasien 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, tv, telepon umum
15
4 Ruang fisikawan medik 4 4 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 16 5 Ruang tunggu pasien tirah
baring 2 7,5 m2 PTBRS & AS Brankar/TT pasien 15
6 Ruang Petugas 6 4 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 24 7 KM/WC 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3
Subtotal 93 Sirkulasi 30% 27,9
Total 120,9 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 21. Besaran Ruang Radiodiagnostik
Adapun besaran ruang radiodiagnostik adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Ruang Luasan (M2) 1 Ruang tunggu pasien &
pengantar pasien 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, tv, telepon
umum 15
2 Ruang administrasi dan rekam medis
2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10
3 Loket pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil
2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10
Ruang Pemeriksaan 4 Ruang tomografi 1 12 m2 PTBRS & AS x-ray tomografi unit 12 5 Ruang general 1 12 m2 PTBRS & AS General x-ray unit 12
90
6 Ruang fluoroskopi 1 12 m2 PTBRS & AS x-ray fluoroskopi unit 12 7 Ruang ultra sonografi (USG) 1 9 m2 PTBRS & AS general USG unit 9 8 Ruang MRI (Magnetic
Resonance Imaging) 1 18 m2 PTBRS & AS MRI, meja pasien 18
9 Ruang angiografi 2 9 m2 PTBRS & AS x-ray angiografi unit 18 Ruang-ruang Penunjang
11 Ruang operator/panel kontrol
1 4 m2 PTBRS & AS Meja kontrol, komputer 4
12 Ruang mesin 1 4 m2 PTBRS & AS transformator/generator/Cpu tomografi unit
4
13 Ruang ganti pasien 1 4 m2 PTBRS & AS Lemari baju bersih, kontainer baju kotor, kaca, hanger
4
14 KM/WC pasien 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 15 KM/WC petugas 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3
Subtotal 134 Sirkulasi 30% 40,2
Total 174,2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 22. Besaran Ruang Laboratorium
Adapun besaran ruang laboratorium adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Ruang Luasan (m2) A Laboratorium Patologi
Klinik
1 Ruang administrasi dan rekam medis
2 5 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 10
2 Ruang tunggu pasien dan 10 1,5 m2 PTBRS & AS Tempat duduk, TV, 15
91
pengantar pasien telepon umum
3 KM/WC pasien 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 4 KM/WC petugas 1 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 3 5 Ruang pengambilan dan
penyimpanan bahan/sampel 1 45 m2 PTBRS & AS 45
6 Bank darah 1 101 m2 PTBRS & AS 101,4 7 Ruang konsultasi 2 10 m2 PTBRS & AS Kursi Dokter, Meja
Konsul 2 kursi hadap, lemari alat periksa, tangga roolstool, dll
20
8 Laboratorium pengecekan gula darah
2 3 2
2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari
NAD NAD NAD
Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2
12,5
9 Laboratorium pengecekan darah
2 3 2
2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari
NAD NAD NAD
Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2
12,5
10 Laboratorium rontgen 3 5 3
2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari
NAD NAD NAD
Meja 3 x2 m2 = 6 m2 kursi 5 x 1,5 m2 = 7,5 m2 lemari 3 x 2 m2 = 6 m2
19,5
11 EKG (Electro Kardiography)
2 3 2
2 m2/meja 1,5 m2/kursi 2 m2/lemari
NAD NAD NAD
Meja 2 x2 m2 = 4 m2 kursi 3 x 1,5 m2 = 4,5 m2 lemari 2 x 2 m2 = 4 m2
12,5
12 Ruang penyimpanan bio material
1 25 m2 PTBRS & AS 25
13 Gudang regensia dan bahan habis pakai
2 15 m2 PTBRS & AS 30
14 Ruang cuci peralatan 1 20 m2 PTBRS & AS Wastafel set 20 15 Ruang diskusi dan Istirahat
personil 1 30 m2 PTBRS & AS 30
16 Ruang kepala laboratorium 1 25 m2 PTBRS & AS 25
92
17 Ruang petugas laboratorium 1 45 m2 PTBRS & AS 45 18 Ruang ganti/loker 5 9 m2 PTBRS & AS 45 19 Dapur kecil (pantry) 1 9 m2 PTBRS & AS 9
Subtotal 483,4 Sirkulasi 30% 145,02
Total 628,42 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 23. Besaran Ruang Farmasi (Apotik)
Adapun besaran ruang rawat farmasi adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang Farmasi
Apotik 10 Meja etalase 2 set x 2 m2 =4 m2
NAD Meja etalase, kursi 18,7 m2
Kursi 2 set x 1,5 m2 = 3 m2
NAD
Subtotal 18,7 m2 Sirkulasi 30% 5,61 m2
Total 24,31 m2 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
93
Tabel 24. Besaran Ruang Bank Darah
Adapun besaran ruang bank darah adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Kebutuhan Fasilitas Luasan (m2) 1 Ruang administrasi loket
1 18 m2 PTBRS & AS Alat upacara keagamaan, shower dan sink, brankar, lemari, alat dekontaminasi perlengkapan pemusalaraan
18
6 Laboratorium otopsi 1 24 m2 PTBRS & AS Perlengkapan otopsi 24 7 Ruang pendingin jenazah 1 21 m2 PTBRS & AS Lemari pendingin jenazah,
wastafel, brankar 21
8 Ruang kepala instansi pemusalaraan jenazah
1 6 m2 PTBRS & AS Peralatan kantor set 6
9 Ruang jemur alat 1 12 m2 PTBRS & AS rak, wastafel 12 10 Gudang instalasi fornsik 1 9 m2 PTBRS & AS lemari/ rak 9 11 KM/WC
petugas/pengunjung 2 3 m2 PTBRS & AS Kloset, wastafel, bak air 6
Subtotal 171 Sirkulasi 30% 51,3
Total 222,3 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 26. Besaran Ruang Kantor
Adapun besaran ruang kantor adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) 1 Ruang direksi 1 30 m2 PTBRS 30 2 Ruang sekretaris direktur 2 10 m2 PTBRS 20 3 Ruang rapat dan diskusi 1 45 m2 PTBRS 45
4 Ruang kepala komite medis 1 10 m2 PTBRS 10
95
5 Ruang komite medis 3 8 m2 PTBRS 24 6 Ruang kepala bagian keperawatan 1 10 m2 PTBRS 10
7 Ruang bagian keperawatan 5 5 m2 PTBRS 25 8 Ruang kepala bagian pelayanan 1 10 m2 PTBRS 10 9 Ruang bagian Pelayanan 6 5 m2 PTBRS 30
10 Ruang kepala bagian keuangan dan program
1 10 m2 PTBRS 10
11 Ruang bagian keuangan dan program 8 3 m2 PTBRS 24 12 ruang kepala bagian pelayanan penunjang
medik 1 10 m2 PTBRS 10
13 Ruang bagian pelayanan penunjang medik 6 5 m2 PTBRS 30 14 Ruang kepala bagian Pendidikan dan
pelatihan 1 10 m2 PTBRS 10
15 Ruang bagian pendidikan dan pelatihan 1 45 m2 PTBRS 45 16 Ruang kepala bagian SDM 1 10 m2 PTBRS 10 17 Ruang bagian SDM 8 5 m2 PTBRS 40 18 Ruang kepala bagian kesekretariatan dan
Adapun besaran ruang kafetaria adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)
1 Hall 100 0,9 m2 NAD 90 2 Ruang makan 200 1,2 m2 NAD 240 3 Dapur 1 30 % R. Makan BPDS 72 4 Pantry 1 25 % R. Makan BA 60 5 Counter 1 12 % R. Makan BA 28,8 6 Gudang1 1 50 % R. Makan BA 30 7 Toilet 2
Adapun besaran ruang penunjang medik adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A CSSD 1 Administrasi, loket & pencatatan 1 25 m2 PTBRS 25
97
2 Ruang dekontaminasi 1 30 m2 PTBRS 30 3 Ruang pengemasan alat 1 9 m2 PTBRS 9 4 Ruang produksi 1 16 m2 PTBRS 16 5 Gudang steril 1 25 m2 PTBRS 25 6 Gudang barang/linen 1 16 m2 PTBRS 16 7 Ruang dekontaminasi kereta/troli a. Area cuci 1 6 m2 PTBRS 6 b. Area pengeringan 1 6 m2 PTBRS 6 8 R. Pencucian perlengkapan 1 6 m2 PTBRS 6 9 Steril 1 20 m2 PTBRS 20 10 R. Kepala Instansi CSSD 1 6 m2 PTBRS 6 11 R. Ganti petugas (loker) 1 9 m2 PTBRS 9 12 R. Staff/petugas 2 9 m2 PTBRS 18 13 Pantry 1 6 m2 PTBRS 6 14 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6 B Dapur dan Gizi Klinik 15 R. Penerimaan dan penimbangan bahan
makanan 1 16 m2 PTBRS 16
16 R. Penyimpanan bahan makanan basah 3 6 m2 PTBRS 18 17 R. Penyimpanan bahan makanan kering 3 9 m2 PTBRS 27 18 R. Area persiapan 1 18 m2 PTBRS 18 19 R. Pengolahan/masak 2 18 m2 PTBRS 36 20 R. Pembagian penyajian makanan 2 9 m2 PTBRS 18 21 Dapur susu/laktasi bayi 1 4 m2 PTBRS 4 22 Ruang cuci 1 9 m2 PTBRS 9 23 Ruang Penyimpanan troli gizi 2 6 m2 PTBRS 12 24 R. Penyimpanan peralatan troli gizi 2 6 m2 PTBRS 12 25 R. Ganti alat pelindung diri (APD dan 1 6 m2 PTBRS 6
98
loker) 26 R. Administrasi 2 5 m2 PTBRS 10 27 R. Kepala Instansi Gizi 1 9 m2 PTBRS 9 28 Janitor 2 3 m2 PTBRS 6 29 R. Pengaturan/manifold uap 2 3 m2 PTBRS 6 30 R. Panel listrik 1 3 m2 PTBRS 3 31 R. Pengaturan/manifold gas elpiji 1 5 m2 PTBRS 5
32 R. Penyimpanan gas elpiji 1 3 m2 PTBRS 3 33 Gudang alat 1 16 m2 PTBRS 16 34 Ruang PKL 1 32 m2 PTBRS 32 35 R. Petugas jaga dapur 1 12 m2 PTBRS 12 36 R. Nutrisionis 1 10 m2 PTBRS 10 37 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6 C Laundry/Pencucian Linen PTBRS 38 R. Administrasi 2 5 m2 PTBRS 10 39 R. Kepala laundry 1 10 m2 PTBRS 10 40 R. Penerimaan dan sortir 1 12 m2 PTBRS 12 41 R. Dekontaminasi/perendaman 1 20 m2 PTBRS 20 42 R. Cuci dan pengeringan linen 1 16 m2 PTBRS 16 43 R. Setrika dan lipat linen 1 30 m2 PTBRS 30 44 R. Perbaikan linen 1 8 m2 PTBRS 8 45 R. Penyimpanan linen 1 20 m2 PTBRS 20 46 R. Dekontaminasi troli 1 6 m2 PTBRS 6 47 R. Penyimpanan troli 1 8 m2 PTBRS 8 48 Gudang bahan kimia 1 8 m2 PTBRS 8 49 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6
99
D IPAL 50 R. Kerja dan arsip 2 5 m2 PTBRS 10 51 R. Laboratorium kesehatan lingkungan 15 1,5 m2 PTBRS 22,5 52 Area pengolahan air limbah 1 25 m2 AS 25 53 Area Incenerator 1 15 m2 AS 15 54 Area TPS 1 10 m2 AS 10 55 Km/Wc 2 3 m2 PTBRS 6
Subtotal 767,5 Sirkulasi 30% 230,25
Total 997,75 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 29. Besaran Ruang Non-Medik
Adapun besaran ruang non-medik adalah sebagai berikut:
10 Rg. Elektrikal/ Audio 5 2 m2 NAD 10 11 Gudang 6 AS 12 B. Perpustakaan 12 Lobby 20 0,9 m2 NAD 18 13 Rg. Baca 250 1, 92 m2 AS 390 14 Rg. Koleksi 10.000 45 15 Rg. Katalog 3 1 m2 AS 3 16 Rg. Administrasi 8 3 m2 NAD 24 17 Rg. Fotocopy AS 5 18 Gudang Arsip 1 25 m2 NAD 25
Subtotal 951,03 Sirkulasi 40% 380,412
Total 1331,442 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 30. Besaran Ruang Penginapan (Hotel)
Adapun besaran penginapan/hotel adalah sebagai berikut:
No. Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)
1 Kamar Hotel Type Standard Room 58 Kamar
1 tempat tidur : 1,6 x2 = 3,2 m2 1 almari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 1 meja : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 meja samping tempat tidur : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x4 = 0,80 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 2 = 0,96 m2
NAD 5,92
101
`2 Kamar Hotel Type Suite room 12 Kamar
1 meja : 0,6 x 0,4 = 0,24 x2 = 0,48 m2 1 tempat tidur : 1,6 x2 = 3,2 m2 1 almari : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 1 meja samping tempat tidur : 0,6 x 0,4 = 0,24 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x4 = 0,80 m2 1 coffe table : 0,5 x 0,4 = 0,20 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 2 = 0,96 m2
NAD 6,36
3 Mushallah 1 ruang 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 m2 x 30 = 14,4 m2 2 rak : 0,6 x 2 = 1,2 m2 x2 = 2,4 m2
NAD 16,8
4 Lobby 1 ruang 1 meja: 0,4 x 0,4 = 0,16 x 3 = 0,48 m2 1 kursi 0,5 x 0,4= 0,2 x 8 = 0,16 m2 1 orang 0,6 x 0,8 = 0,48 x 50= 24
NAD 24,64
5 Resepsionis 1 ruang 1 rak : 0,8 x 0,6 = 0,48 m2 1 orang : 0,6 x 0,8= 0,48 x 4 = 1,92 m2
NAD 2,4
6 Gudang 1 ruang 1 Meja: 0,6 x 3 = 1,8 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x20 = 9,6
NAD 11,4
7 Loker Pekerja 1 ruang 1 kursi: 0,5 x 0,4 = 0,2 x 30 = 6 m2 1 almari: 0,4 x 0,6 = 0,24 x 15 = 3,6 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 10 = 4,8
NAD 14,4
8 Kantor Pemasaran 1 ruang
1 meja : 0,6 x 0,5 = 0,3 x 2 = 0,6 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,2 x 6 = 1,2 1 lemari : 0,4 x 0,6= 0,24 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 5 = 2,4 m2
NAD 4,44
9 Restaurant 1 ruang 1 meja : 0,6 x 2 = 1,2 x 10 = 12 m2 1 kursi : 0,5 x 0,4 = 0,20 x 50 = 10 m2
NAD 22
102
10 Dapur 1 ruang
1 lemari es : 0,5 x 0,6 = 0,3 x2 = 0,6 m2 1 kitchen set : 0,5 x 0,6 = 0,3 x 1 = 0,3 m2 1 tempat cuci : 0,4 x 0,8 = 0,32 m2 1 rak 0,8 x 1,5 = 1,2 x 2 = 2,4 m2 1 orang : 0,6 x 0,8 = 0,48 x 10 = 4,8 m2
NAD 8,2
Subtotal 116,56 Sirkulasi 40% 46,624
Total 163,184
[Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 31. Besaran Ruang Service
Adapun besaran ruang service adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A. Service 1 Rg. Genzet AS 30 2 Rg. Pompa AS 30 3 Tandon Air AS 30 4 Rg. Trafo Listrik AS 30 5 Gudang 2 15 m2 NAD 30
Subtotal 150 Sirkulasi 30% 45
Total 195 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
103
Tabel 32. Besaran Pos Keamanan
Adapun besaran ruang pos keamanan adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2) A. Pos Keamanan 1 Pos Pusat 5 5 m2 AS 25 2 Pos Penjaga 5 5 m2 AS 25
Subtotal 50 Sirkulasi 30% 15
Total 65 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Tabel 33. Besaran Ruang Parkir
Adapun besaran ruang parkir adalah sebagai berikut:
No Ruang Kapasitas Standar Sumber Luasan (m2)
A. Parkir 111 111 / 150 TT SRP 1 Mobil 12,5 m2/mobil SRP 1387,5 2 Motor 2,1 m2/motor SRP 233,1
Subtotal 1620,6 Sirkulasi 30% 486,18
Total 2106,78 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
104
Tabel 34. Total Besaran Ruang
Adapun total standar besaran ruang adalah sebagai berikut:
No. Ruang Luasan (m2) 1 Rawat Jalan 1.435,34 2 Rawat Inap 1.528,55 3 Ruang Gawat Darurat 1.050,92 4 Ruang Intensif 451,75 5 Ruang Operasi 343,2 6 Ruang Radioterapi 120,9 7 Radiodiagnostik 174,2 8 Laboratorium 628,42 9 Apotik 24,31
10 Bank Darah 101,4 11 Pemusalaraan Jenazah 222,3 12 Kantor 627,9 13 Kantin/kafetaria 747 14 Penunjang Medik 958,8 15 Penunjang non Medik 1.331,42 16 Penginapan (Hotel) 163,184 16 Service 195 17 Pos Keamanan 65 18 Parkir 2.106,80
Total 12.276394 [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
105
5. Organisasi Ruang
Gambar 22. Diagram Pola Organisasi Ruang
[Sumber: Analisa Penulis, 2020]
Gambar 23. Hubungan Ruang
[Sumber: Analisa Penulis, 2020]
106
D. Analisis Bentuk Bangunan
Rumah sakit jantung terpadu adalah sarana dalam bidang kesehatan
yang khusus menangani penyakit jantung dengan menerapkan konsep healing
architecture. Sesuai dengan konsep healing architecture yang berarti konsep
dengan mengedepankan arsitektur rumah sakit yang mendukung serta
berperan dalam penyembuhan pasien, maka secara umum bentuk bangunan
yang digunakan adalah persegi, dimana bentuk persegi terdiri atas gabungan
garis lurus dan horizontal yang dapat memberikan kesan tenang, istirahat dan
relaks, sehingga bentuk bangunan yang dipilih yaitu kubus atau kotak.
Pada perancangan Rumah Sakit Khusus Jantung ini menggunakan
jenis bangunan dengan massa majemuk, yaitu menggunakan 2 massa yang
dihubungkan dengan jembatan sehingga 2 bangunan menjadi bangunan massa
tunggal. Massa tersebut dibagi berdasarkan fungsinya, dimana massa yang
pertama difokususkan untuk medik, dan massa kedua difokuskan untuk
perkantoran dan non medik.
Transformasi bentuk bangunan yang mengambil bentuk awal bangunan berbentuk persegi adalah sebagai berikut:
Gambar 24. Eksplorasi Bentuk [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
107
Tampilan bentuk akhir bangunan adalah sebagai berikut:
Gambar 25. Bentuk akhir bangunan [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
E. Analisis Tata Ruang luar
Taman pada rumah sakit jantung dapat berfungsi sebagai sarana
sarana penyembuhan dan tidak hanya memperhatikan keindahan secara visual
tetapi juga kenyamanan pengguna, seperti dimensi, tekstur permukaan, dan
kemiringan jalan pada taman.
Rumah sakit jantung ini juga menggunakan perancangan “Green Roof
Garden” yaitu suatu perancangan taman yang berfungsi untuk mengurangi
efek radiasi panas dari matahari terhadap bangunan.
108
Lapisan greenroof pada atap bangunan adalah sebagai berikut:
Gambar 26. Sistem Roof Garden
[Sumber: www.rudydewanto.com diakses tanggal 3 April 2020]
F. Analisis Struktur Bangunan
Pada sistem struktur pada bangunan akan dibagi menjadi 2 bagian
yaitu sub struktur dan upper struktur.
1. Sub Struktur
Sub struktur adalah struktur bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah yang berfungsi untuk menerima atau menahan beban
yang disalurkan dari beban struktur atas, kemudian ke pondasi. Pada
perancangan rumah sakit jantung ini menggunakan pondasi tiang
pancang atau pile cap.
Gambaran detail struktur pondasi pile cap pada bangunan adalah sebagai berikut:
Gambar 27. Pondasi Pile Cap (Tiang Pancang) [Sumber: borpile.info/2015/07/mengenal-jenis-pondasi-strauss-
gizi, scrub up, dan unit khusus = Pipa pengumpul, pipa pengolahan, pipa
pembuangan = Sistem Penangkapan lemak, sistem netralisasi deterjen,
sistem IPAL/IPLC
Drainase = Talang, roofdrain = Saluran primer, saluran sekunder,
saluran tersier =Run off sungai atau saluran kota
Listrik = PLN, genset = Saluran listrik (kabel jaringan), Peralatan listrik
(transformator, switchboard, panel board, sistem pentanahan) = Peralatan
(equipment) medis atau non medis
Penangkal petir = Sistem penangkap petir = Penghantar = Elektroda
pentanahan
Pemadam kebakaran = Ground tank pemadan = Pipa distribusi fire
fighting, pipa drain = Sprinkler, hydrant, box indoor dan outdor
4. Material
Material yang digunakan pada lantai kamar ruang rawat inap
yaitu menggunakan bahan vinyl dipadukan dengan gaya modern.
Warna yang digunakan pada bangunan yaitu warna dasar putih dan
hijau, baik dari segi arsitektur dan maupun hijau dari landscape dalam
dan luar bangunan.
125
Berikut merupakan gambar interior kamar VIP:
Gambar 42. Interior Kamar VVIP [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Berikut merupakan gambar interior Lobby:
Gambar 43. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
126
Gambar 44. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Gambar 45. Interior Lobby [Sumber: Analisis Penulis, 2020]
Golongan warna dingin hijau dan biru memberi pengaruh
psikologis menenangkan, damai(Pile, 1995 dan Birren, 1961). Untuk
warna putih memberi pengaruh bersih, terbuka dan terang (Pile, 1995
dan Birren, 1961).
127
SBAB V
PENUTUP
Pada akhir perancangan ini, penulis menyimpulkan bahwa perancangan
yang berjudul Rumah Sakit Jantung Terpadu dengan Konsep Healing
Architecture di Kota Makassar ini merupakan sebuah bangunan yang dirancang
khusus untuk penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah, menyediakan
fasilitas dan pelayanan kesehatan, pemulihan, pelatihan yang berhubungan dan
berfokus dengan penyakit jantung, dengan menerapkan konsep Healing yang
bertujuan untuk bagaimana bangunan dan lingkungan rumah sakit dapat ikut
berperan dalam penyembuhan pasien terutama dalam segi psikologis.
128
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Makassar. (2015). Perda RTRW Kota Makassar 2015 - 2034. 1–182.
Depkes RI. (2002), Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Dirjend PPM & PLP, dan Dirjend Pelayanan Medik, Jakarta.
Hernowo, S. (2003), Incenerator dana Penanganan Limbah Gas Rumah Sakit. Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
http://docplayer.info/70724429-Penerapan-healing-environmentpada-perancangan-sekolah-dasar-luar-biasa-bagiantunalaras.html (diakses tanggal 9 Maret 2020)
https://media.neliti.com/media/publications/71428-ID-konsep-arsitektur-islami-sebagai-solusi.pdf (diakses tanggal 8 April 2020)
Neufert, Ernst, terjemahan oleh Sjamsu Amril, Data Arsitek 2 Edisi 33. Jakarta : Erlangga
Paramita, N. (2007), Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jurnal PRESIPITASI, Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X.