Top Banner
1 Rumah diksi buletin Edisi #8/ April 2012
24

Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

Mar 28, 2016

Download

Documents

http://rumahdiksibuletin.blogspot.com/
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

1Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Page 2: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

2Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Barangkali kita lupa untuk mengingat bagaimana pernah terjadi sesua-tu. Walaupun sesungguhnya kita akan benar-benar meninggalkan sesuatu yang pernah terjadi itu jika kita benar-benar sudah tak mau mengingat. Seumpama dalam hal mengenang, dalam sekolah pun kita diajarkan un-tuk sedikit mengulang kenangan-kenangan yang terjadi dalam negara kita. Entah itu hari-hari besar nasional atau bahkan hari ulang tahun masing-masing dari kita. Begitulah kenangan, yang akan selalu kita ingat setiap saat. Tak pernah akan lupa sebelum kita benar-benar lupa ingatan. (Red.)

Pengetuk

Pintu #8

Rumah Diksi Buletin dikelola Rumah Diksi Art Creative

(Setia Naka Andrian, Anggi Priyani dan Ruwaida)Tabag Masjid RT 01/ RW 07, Desa Kertomulyo,

Kec. Brangsong, Kab. Kendal, Jawa Tengah, 51371.Sering digarap sambil ngekos di Gang Langgar Sari

No. 12, RT 05/ RW 06, Gayamsari 4, Semarang, 50191.

Rumah Diksi Buletin menerima kiriman karya berupa puisi, cerpen, esai sastra/ budaya, catatan kegiatan dan atau pertunjukan seni, dll.Email: [email protected] ini dapat dikunyah secara gratis dengan mengunduh di: http://www.rumahdiksibuletin.blogspot.com serta group facebook: Rumah Diksi Buletin.

Gambar: Akar Jerami

Page 3: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

3Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

EMANSIPASI WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM

Emansipasi wanita, dewasa ini sedang ra-mai dibicarakan di se-luruh dunia sebagai kajian yang tak pernah kandas. Berbagai sudut padang dan disiplin ilmu tercurahkan untuk mencari pembenaran tentang emansipasi se-hingga muncul ide-ide baru yang memiliki multidemensional, pal-ing tidak wanita mem-punyai peran tiga hal yaitu:peran domestik, produktif dan sosial. Berkembangnya tuntu-tan persamaan wanita itu sendiri tentu belum kongkret dan membin-gungkan karena belum ketemu formatnya. Akan tetapi secara biologis wanita tidak bisa menghindari kodratnya.

Seperti tercantum dalam GBHN dijelaskan bahwa tidak ada diskriminasi antara wanita dan laki-laki. Masing-masing memiliki kesempatan dan mengembangkan kemampuannya berdasarkan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan lingkungannya.

Dulu pada masa Jahiliyah bangsa Arab, wanita tidak mempunyai daya kekuatan bahkan terus ditin-das dan diperlakukan secara tak manusiawi. Untuk mengkaji keberadaan manusia, konon pada tahun 586 M di Roma pernah terselenggara pertemuan akbar yang secara khusus membicarakan masalah wanita. Apakah wanita itu manusia?ataukah sek-edar mahluq yang menyerupai wanita?

Terasa sekali betapa wanita sangat diragukan keeksistensinya dan kemampuan padanya. Terle-bih lagi forum memutuskan bahwa wanita bina-tang najis, kotor tak bernyawa dan tak kekal di akh-irat. Mereka dilarang makan daging, tidak boleh tertawa dan bercakap-cakap dengan sesamanya.

Menghadapi sejarah yang menindas wanita di

bangsa Arab mun-cul pembebasan yang mendobrak dari kung-kungan yang telah lama membelenggung mereka. Gerakan tersebut menamakan-nya Emansipasi Wani-ta, dengan misi utama yaitu persamaan hak antara wanita dengan laki-laki.

Jika pria boleh men-untut ilmu mengapa wanita tidak? Jika pria boleh menguasai teh-nologi, kenapa wanita tidak? Alhasil wanita tidak harus berbeda dengan pria, itulah yang dikehendaki oleh Emansipasi Wanita

yang pertama kali muncul di Eropa pada abad XIX.

Melihat fenomena yang komplek dan san-gat sulit untuk dipecahkan maka perlu dicari alternatifnya. Bagaimana menurut pandangan Islam?

Dalam terminologi agama Islam, istilah emansipasi tak pernah ada. Akan tetapi ini bu-kanlah barang baru karena sejak semula Islam telah membebani kepada wanita sebagaimana diberikan atau diwajibkan pada pria. Dalam kaitannya wanita karier, Islam telah menegas-kan bahwa yang bertanggung jawab menafkahi adalah pria bukan wanita tetapi wanita boleh mencari nafkah asal saja wanita mendapat izin dari suaminya.

Jadi pada prinsipnya emansipasi wanita itu tidak diharamkan hanya saja harus tahu batasannya. Mana yang diperbolehkan dijalan-kan dan mana yang harus ditinggal, wajib dit-inggalkan. Pokoknya harus ingat kodrat mas-ing-masing sehingga dengan demikian dapat diharapkan keharmonisan pria dan wanita.

Oleh: Naelur Rohmah

Naelur Rohmah,Alumni IKIP PGRI Semarang.

Page 4: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

4Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

STAND UP COMEDYGuetuhbingungbri’Guetuh,.lagi di kejar deadlineCeritanya, ginineh,…Guetuh, kudu nge-deal-in kerjasamadengansuatuperusahaan,..ya,..katakanlahnamaperusahanny-atuh,..AP,…Seeetttt…settt,..denganpedenyaguetumeluncurkeperusahaantersebut,..sambilbawasemnagat 28 alias sumpahpemuda….plus suratkerjasama dong,..Glahhhh..glehhh..lah…glehhh,…nyampejuganeh,…ketujuan…asyek…Baruaja,..nyampekantor,..belum, ngambilnafas,..ehhh,..tau-tau,..darikejauhankulihatbeberapacewek,.lagiasyikngegosip..cewek yang pertamabilang;“Wah,…gila, gueditolakmentah-mentah,..matubossialan…”Cewek yang satu,..nerocos kayak air ledeng, bilang;“Ter…angggaja,..lha,…perform and style loedi depanempunyaperusahaanstandargitu?” “Hahahah.”“Aprit(asem)…loe,..sekate-kate, …”Guengeliatintingkahmerekasetengah, kayak sapiompong alias bengong…Jalantuhguesampemasukkeruangutamakantor.Gueliat, adakursi,…lhaguelangsungduduk lah,….tar kalaugueberdiriterus, ya kayak security jadinya.Lagiasyiknyaduduk,..ehhh, tiba-tiba,..gueliat,..adacewek …setttt,..kelyardariruangansibosdeh,..waduh,..napatuhmukaya???? Bingung tau???...merahpadam kayak abiskebakaran…..bakar-bakardi-manaya?...plakkkTuhcewek,..ngome-ngome (ngedumel) sendiri…kayak lagidapetaja???Cantikseh,..tucewek!....Ehhh,..enakaja,..jangansalahkira,..guebilangcantikkarenaemanggitu-mataguengeliatnya….gue,..teteppecintacowoksetengahcewekkok,…apa????gadeng,..cowoktulenaja-deh…(apaseh,..gajelas)Thekkk…thehkkk…thekkk…Sudahterasa lama rupanya,…lhawongudah 40 menitan,..dudukdisitu.Dari tadi,..guengerasaboring bri’momaenanhape,..walah dah basi!...monyambimakanminum,..ehh,..manaattitudesampean???..janganbodel (bodohdehloe)Chetak..chetok,…weissss…..suittt…suittt,..adacewektuh..Jalankeluardariruangansibos….Cantik,…seksipakebajunyakerenbri’ (rok mini plus baju minim)…wusss,..untunggaadaangin,..bisakebukatuhbajuWehhh,..kenapalagi??????Tiba-tibatuhcewek,..nyamperin security,…Trus???????Bilangkeras-keras ma security(satpamnyacewek) sambilnunjuk-nunjuk,,,Jantunggueampe kudu senamlebihcepetlagi…“Eh, mbak…,..bilang ma bosloeya,…udahbutakaleya? Mo kerjasamaaja,..susahnyakayak mongla-hirin,..susahamat. “Udah, guebelainpakebaju kayak gini,..tetepaja,…gamau…dasarya,..boseror…kantorgila!” “Dalamhatiguebilang,..salahsendiri,..sapa yang suruhpakebaju kayak gitu????Haaaaaa???????Stresbarang kali tucewek, gila! Ksesurupanasetanmanaya????Atolepasdarikandangmacanmungkin??? (oupsss)…abisnyamarahgajelasgitu??? Apacoba?Security Cumatersenyum en bilang,..;“Maaf.”Ckckck…busyet! Kasihapplausebuattucewek!Samagilanya kali ya????Orang dimaki-maki, begituhebohnya,..ehhhbisa-bisanyatetepmesemdoang. Minumobat anti marah,.mungkin?Guepikirmakingilakalauguedisini.gue kudu minumobatgila,.kalaubeginicaranya. Mungkingudangnya

Komedi NOISIA “HANIF’ HIMALAYA

Page 5: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

5Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

orang gawaras kali neh???Lagisibuk, membati,..ehhhtiba-tiba…Dari dalamruangan,..general manager,…keluarlah,….Tereng……tereng……tereng….lha???????Nggambosssssikkkkkkk????Nggaplek i?????Ihhhhhh, kok????taugabri’ pokok e apritwes…tenanwesSi Boskeluardariruangannya,..ehhh,…diaitugasendiriantapi ma cowok…apacowokbri’? bayangin-coba???Rangkulansisan…walahdadiki?Jalanbegitusantainyapenuhsenyumdankemesraan! Lhakantoropotempatopoki???Jangankannyapague,….orang ngeliatinmukagueajaga! Lhopadahalgue kana adajanjianjuga ma dia??????????????Ajibbbbbbwes….males geu! Bengongdeh! Sumpah!Abis Si Bospergi ma siapatuh????Gapenting!Security itunyamperingue,Bilang;“Maaf,…mbakjugamaumenawarkankerjasamadenganBos kami?Guejawab;“Iyambak!Dalamhatiguebilang,..yaiyalahmbakngapaindaritadiguebengongdisinibertapadisnikalaukagakmona-warinkerjasama!!Si Security ngomonglagituh;“Mending mbakbatalinaja, keemju ma bos kami!”Guenerocospake nada cukuptinggilah.’“Lhokokgitu??? “Gabisagitru dong mbak???“Alasannyaapa? “Bosnyakanbelumbilangmembatalkan?”“Iyambak,” begitu kata security.Lanjutnya;“Seperti yang mbakliattadi,…”“Guebilang;“Apaseh??? “Gamudengdeh!”“Bos kami tu,..anti….”Anti????????Maksudnya???????“Maksudnyambak ?”“Iya,..bos kami anti …cewek,..tapi pro danberaninya ma cowokaja…yasepertibausan yang mbak-liat.” “Cowokmetroseksual,…putihtinggipokoknyagitulah.”“Wahhhmbak,…guekokjadibingungginiya?????????“Mungkinkalaurekancowokmbak yang kayak tadi yang barengbos kami,…bos kami bakalmauaja.”Dalamhatiguetreak…..Apaaaaaaa??????????”Gila???????Stresssdehguedikantorini….pulanggggggggggg…“Yaudahmbak,..guebalikajadeh.”“Okembak!” kata si security bukainpintubuatgueHaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhKantor gaganep! “Orangnyajuga !Apalagibosnya!Dan gialnaytenencowokgue yang kudajaditumpalseksgawarasdari sang bosperusahaan AP….Payahhhhhhh…..Huftttttttt…………….Ohhhhh…ternyatabosnya gay……….

NOISIA “HANIF’ HIMALAYA([email protected] / najwahanifhima)

Page 6: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

6Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Perempuan meru-pakan sosok manusia yang tak perlu men-untut ilmu, toh akh-irnya harus kembali ke dapur, membakar trasi dan harus berge-lut dengan arang hitam. Perempuan tak perlu ikut bicara tentang pendidikan, politik dan pemerintah. Yang pent-ing bagaimana ia me-nyiapkan tempat tidur serapi mungkin untuk suaminya. Perempuan tak perlu ikut datang ke pertemuan-pertemuan, toh ia akan membikin fitnah dan onar saja.

Itulah ungkapan-ungkapan dari orang-orang zaman “bahula” yang ban-yak menyisihkan hak-hak perempuan. Melainkan tidak lebih dari boneka hidup yang mesti taat kepada tuannya sang laki-laki. Perempuan adalah dewi-dewi tolol yang terkurung dalam terali-terali emas dan penghuni gubug berdinding bambu.

Tapi apa kenyataannya kemudian? Sama sekali tak benar. Perempuan punya dorongan, keinginan dan po-tensi yang sama dengan kaum laki-laki dan perempuan juga punya hak untuk mencapai keinginan tersebut. Mungkin kita sering mendengar ungkapan bahwa “Sur-ga dibawah telapak kaki ibu”, bukankah ibu itu seorang perempuan…? Perempuan adalah tiangnya negara, ini berarti perempuan tak bisa dianggapa remeh, tak dapat disia-siakan.

Sejalan dengan roda dunia, perempuan telah mem-peroleh titik-titik terang dalam kegelapannya. Hal itu telah ditandai oleh beberapa peristiwa penting seperti pemikiran Kartini.

Kartini, tokoh nasional yang tak asing lagi bagi orang Indonesia. Dia dikatakan sebagai pelopor kema-juan perempuan Indonesia. Pada saat wanita Indonesia masih terbelenggung oleh adat lama yang memingit mereka dirumah, Kartini muncul dengan pemikiran baru.

Menurut Kartini, perempuan Indonesia harus men-dapatkan pendidikan seperti kaum pria. Itu harus karena mereka akan menjadi ibu. Ibu akan mendidik anak-anaknya. Bagaimana anak akan menjadi manusia

DASAR-DASAR PEMIKIRAN KARTINIyang pandai, berguna bagi masyarakat kalau ibu yang mengasuhnya hanyalah ibu yang bo-doh? Pendidikan anak mula-mula didapat dirumah, terutama dari ibunya. Oleh karena itu pendidikan keluarga sangat menentukan bagi kehidupan sese-orang kelak. Kemudian kalau anak itu berang-kat besar, dia akan me-nerima pendidikan di sekolah.

Pendidikan dalam keluarga menanamkan pendidikan budi peker-ti, sedangkan pendidi-kan sekolah adalah pen-

didikan kecerdasan. Pendidikan di rumah dalam keluarga membentuk watak anak, sedang pendidikan di sekolah memberi-kan ilmu pengetahuan kepada anak untuk menghadapi kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu pendidikan di rumah dan di sekolah harus saling mengisi. Agar pen-didikan di rumah berhasil, seorang perem-puan yang akan menjadi ibu haruslah se-orang yang terdidik pula, yang mempunyai pandangan luas. Dia harus dapat membaca buku-buku untuk menambah pengetahuan juga dapat bertukar pikiran dengan sua-minya tentang berbagai hal yang menyang-kut pendidikan anak-anak mereka. Alhasil, muncullah gerakan yang menamakannya “Emansipasi Perempuan” yang membawa misi persamaan hak-hak antara laki-laki dan perempuan dengan tidak mengurangi kodratnya masing-masing.

R.A. Kartini dilahirkan di Mayong, Jepa-ra tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Rembang pada tanggal 17 September 1904. Dia mendapat pendidikan di sekolah Belan-da. Kartini menikah pada tahun 1903 den-gan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Joyohadiningrat. Sebelum meninggal Kar-tini telah sempat membuka sebuah sekolah untuk gadis-gadis Jawa.

Oleh: Naelur Rohmah

Page 7: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

7Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Udara berbau embun menghembus dingin di in-dra penciumanku. Mata yang biasanya sulit dibuka karena sering menatapkan hari libur sekolah, seka-rang telah siap siaga menyambut hari pertama masuk sekolah, yaitu sekolah menengah pertama atau (SMP) . Aku adalah gadis berusia 12 tahun, berambut panjang hitam lebat, berkulit sawo ma-tang dan berpostur tinggi kurus, dan namaku adalah “Amida Neby” , yang sering dipanggil Neby. Hari pertama masuk sekolah ini rasanya sungguh aneh bagiku. Karena dulu pakaian sekolahku berseragam putih merah sekarang berganti putih biru dan ber-tambah dasi berbordir nama sekolahku yaitu SMP 2 BINAMADA. Sungguh terheran, namun ada juga rasa bahagia, takut, dan penasaran yang telah me-nyelubungi pikiran ini. Rasa akan ingin mendapat-kan pengetahuan, teman baru, dan wawasan baru disekolah ini juga telah menancap dihati ini. Apalagi sekolah baruku ini merupakan sekolah favorit di ko-taku, juga merupakan sekolah yang “Berbasis Iptek Dan Berwawasan Imtaq”. Dan tercapailah keingi-nanku untuk menjadi siswa di sekolah ini. Senang rasanya.

“Neby sarapan dulu ya?” ajak kakakku dengan suara lembutnya.

“Iya kak “ jawabku.Kami satu keluarga menikmati hidangan sarapan

pagi buatan ibuku. Setelah selesai sarapan langkahku selanjutnya menuju ruang garasi untuk mengambil sepatu dan juga tidak lupa mengambil sepeda putih kesayanganku. Hari pertama ini aku berangkat se-kolah bersama empat teman sekolah dasarku yang kini bertemu kembali di sekolah menengah pertama ini. Mereka telah menghampiriku terlebih dahulu, mereka juga menaiki sepeda sama sepertiku, mere-ka berempat adalah Aina, Nevha, Fia, dan Diki.

“ Ayo berangkat ! “ ajak mereka serentak.“ Baik!” jawabku.Setelah berpamitan dengan kedua orangtuaku

aku berangkat menuju sekolah dengan mengayuh sepeda bersama kawanku ini. Jalanan sekitar dua kilo meter aku tempuh. Peluh lelahpun tidak tam-pak diwajah kami, bahkan tawa, senyum riang me-lukiskan perjalanan pertama ke sekolah kami. Lima belas menit waktu yang kami tempuh , tidak terlalu lama dan juga tidak sebentar bagiku.

“ Wah.. kita telah sampai “ kata Nevha.

“Iya nih” jawabku.Hanya senyum malu menggambarkan ek-

spresi kami saat ini. Kami berempat memas-uki gerbang sekolah, tidak sedikit orangtua menghantarkan anaknya ke sekolah ini. Mak-lum, sifat-sifat anak-anak Sekolah Dasar pasti masih menyelubungi diri kami dan teman-teman baru kami yang masih di hantarkan oleh orangtuanya. Aku juga berharap bertemu kawan lamaku dulu sewaktu pernah mengikuti lomba-lomba semasa SD dulu.

“Tet..Tet..Teeettt” dering bel sekolah pertanda sudah masuk.

Sungguh capeknya baru sekitar lima menit melepas lelah sekarang sudah siap-siap untuk upacara, dengan cepat aku letakkan tasku di bawah pagar tembok dekat dengan salah satu ruang di sekolah ini, begitu juga dengan te-manku. Siswa-siswa yang lain juga cepat-cepat berhamburan menuju lapangan untuk mengi-kuti upacara tersebut.

“Lho.. itu seperti Ita?” tanyaku dalam hati. Ita adalah temanku sewaktu SD, dia memi-

liki postur pendek, cantik dan juga sifat yang cerewet dan yang pastinya memiliki suara in-dah. Karena kami dulu berkenalan sewaktu mengikuti lomba menyanyi.

“Wah..itu pasti dia. Akan aku sapa setelah selesai upacara ini!” yakinku lebih mantap lagi.

Setelah bertanya-tanya didalam pikiranku sendiri aku langsung mengambil tempat un-tuk upacara. Aku juga masih bersama taman-temanku SD ini, karena aku juga masih malu untuk berkenalan. Berbanjar-banjar barisan telah diatur, dan akhirnyapun upacara dimulai. Pembacaan tata acara telah dibaca, hingga pe-manggilan pemimpin upacara.

“Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara” suara protokol pembawa upacara.

Setelah pemimpin upacara memasuki lapa-

KUNCI HATIOleh: Een Ayu Arfianti*

Cerita

Page 8: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

8Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

ngan, aku malah tersenyum-senyum malu. Seakan ada perasaan mengidolakan walaupun belum men-genalnya.

“Wah..siapa ya nama anak laki-laki berkacamata itu? Keren banget.” tanyaku lagi dengan tambah penasaran. Namun sedikit berbeda penasaranku kali ini. Sepertinya aku ingin sekali mengenalnya. Aku mengamati tugasnya sebagai pemimpin upac-ara, lama sekali, hingga upacarapun selesai. Tanpa ku sadari aku telah mengamati anak laki-laki itu. Tahun pelajaran ini tidak ada Masa Orientasi Siswa atau MOS. Karena sekarang banyak terjadi tindak kekerasan dan juga di khawatirkan disini walaupun belum pernah terjadi disekolah ini. Siswa-siswa bergegas berlarian mencari kelas masing-masingn-ya setelah diberi pengarahan tadi pagi sawaktu upacara berlangsung. Begitu juga dengan aku, setelah lama mencari-cari dan akhirnyapun aku mendapatkan kelas 7C.

“Ita...” sapaku kepadanya sambil berlari meng-hmpirinya.

“Siapa ya ? Neby?” tanyanya padaku dengan heran.

“Iya.. kamu juga di 7C ya? Duduk dengan aku saja ya?” ajakku sambil tersenyum

‘Yeee Neby. Baiklah . Aku sangat merindukan-mu kawan” katanya.

“Aku juga” jawabku dengan senyum senang.Kami duduk satu bangku dikelas 7C ini. Hingga

akhirnya salah satu guru masuk yang artinya juga wali kelasku. Karena hari pertama ini adalah in-struksi dan bimbingan dari wali kelas. Bu guru Ismadanti S.pd namanya. Beliau adalah wali ke-lasku, juga teman ayahku. Aku mengetahui karena ayahku dulu pernah bercerita tentangnya padaku, aku masih teringat cerita dari ayahku, benar Bu Isma memakai kacamata ditambah dengan keru-dungnya. Lama dan sangat lama aku mendengar-kan kata-kata dari Bu Isma. Dan akhirnya jam is-tirahatpun telah tiba.

“Ta.. tadi yang jadi pemimpin upacara namanya siapa? Aku penasaran. Habis keren sih.” Kataku kepada Ita.

“Oohh.. itu sih Kak Tio. Dia kakak kelsku se-waktu di SD dulu. Kenapa? Kamu naksir ya?” tanya Ita dengan tanya menggoda.

“Sedikit..haha.” jawabku dengan tertawa khas ku.

“Mau titip salam? Atau nanti mau kerumahn-ya?” tanya Ita.

“Ahh enggak ah! Aku Cuma tanya saja kok. Aku minta nomer handphone nya saja.” jawabku.

”Oke.. Nanti aja ya” jawab Ita.

Setelah lama bercerita dan makan makanan kecil, bel masuk berdering. Sepertinya waktu istirahat ini sangat sebentar bagiku. Lalu kami masuk ke dalam kelas. Dan masih juga pem-bimbingan wali kelas disaat ini. Namun aku jala-ni dengan senang hati, karena nampaknya aku sedang merasakan suatu perasaan kepada Kak Tio walaupun aku belum mengenalnya. Terasa aneh nampaknya, namun aku masih terheran. Kudengarkan semua kata-kata dari Bu Isma. Dan juga terkadang membayangkan wajah dari sosok Kak Tio. Hingga bel pulang sekolah pun berbunyi, tanpa terasa telah lamanya aku ada di sekolah ini, lalu aku cepat-cepat pulang sekolah. Karena aku sudah tidak sabar untuk makan siang, istirahat dirumah dan ingin mengirim pesan SMS pertama kepada Kak Tio untuk berkenalan.

“Aku pulang” kataku dari depan rumah sam-bil menuntun sepedaku.

“Neby sudah pulang ya.. ayo masuk nak” jawab ibuku dari depan pintu garasi dengan se-nyum penuh rasa kasih sayang.

“Iya ibu” jawabku kembali.Sungguh capeknya badan ini. Semua kegiatan

telah aku lalui. Dan juga aku lalui dengan hati senang dan ikhlas pastinya. Dan akhirnya tiba saatnya aku akan berkenalan dengan Kak Tio. Aku telah mengirim pesan kepadanya, lalu diba-las dengan ramah dan akhirnya dia menanyakan siapa namaku. Sungguh senangnya hati ini. Be-nar kata teman-temanku tadi. Kak Tio adalah anak yang cerdas dan juga baik hati.

“Sepertinya aku mulai jatuh cinta” kataku didalam hati.

Lama dan lama aku bersekolah di SMP 2 BINAMADA, dan sudah lama juga aku men-genal Kak Tio. Aku sering meminta tolong ke-pada Kak Tio untuk membantu mengerjakan PR Matematika ku. Karena Kak Tio adalah anak yang pernah mengikuti lomba Olimpiade Matematika dan juga sering menjuarainya. Dia senang hati mengajari ku. Rumah Kak Tio den-ganku juga tidak terlau jauh. Jadi dia juga tidak kecapean saat datang kerumahku. Senangnya aku bisa mendapatkan taman yang baik dan cerdas. Setaip hari aku bercerita kepada kedua sahabatku, yaitu Ita dan Mea. Aku telah lama bersahabat denan Ita dan juga Mea. Mea adalah anak yang baik menurutku. Dan juga sangat ma-nis karena dia memiliki lesung di pipinya. Na-mun keesokan harinya ada suatu hal yang tidak aku harapkan bagiku pun datang. Ternyata Mea

Cerita

Page 9: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

9Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

juga jatuh hati kepada Kak Tio. Memang perasaan yang kami pendam bukanlah perasaan yang benar-benar. Namun rasa suka atau Cinta Monyet.

“Neby.. kamu jahat!” kata Mea dengan aneh dari depan kelas

“Jahat kenapa Mea?” tanyaku kebingungan.“Apa kamu tidak tahu aku juga mengidolakan

Kak Tio? Memang aku tidak pernah cerita kepad-amu. Namun aku selalu bercerita kepada Ita. Aku ingin bercerita kepadamu, tapi aku takut kamu ma-rah. Sering responku tersenyum paku saat kamu bercerita juga tentang Kak Tio. Memang kamu su-dah akrab dengannya. Tapi setidaknya kamu tahu aku juga menidolakanya. Lama aku memendam ini” kata terus terang dari Mea.

“Aku tidak tahu kalau kamu mengidolakanya. Pantas saja senyummu tanpa respon selalu ada ke-tika aku bercerita tentang Kak Tio. Kita telah ber-sahabat lama sobat. Hampir 7 bulan. Saharusnya kamu bercerita dari awal Mea. Kamu tidak terbuka ataupun jujur kepadaku!” jawabku.

Lalu Mea lari kedalam kelas dan menjauhi ku. Aku lebih baik diam saja menunggu Ita berang-kat sekolah. Aku butuh banyak penjelasan darinya. Agar tidak terjadi perpecahan diantara kami.

“Ita.. Aku ingin bertanya” aku menghampirinya yang baru akan masuk ke dalam kelas.

“Tanya apa Neby?” jawab Ita.“Ada apa dengan Mea? Apa dia benar mengidol-

akan Kak Tio? Kenapa kamu tidak pernah bercer-ita kepadaku?” tanyaku.

Lalu Ita menjelaskan semuanya kepadaku. Dan dia juga meminta maaf telah merahasiakan hal ini. Akupun memahaminya dan memaafkanya. Me-mang Mea anak yang penakut tapi dia akan berter-us terang jika memang sudah tersakiti.

“Oh begitu. Baiklah. Maafkan aku jika aku salah. Aku tidak ingin kita terpecah. Aku akan meminta maaf kepada Mea” kataku kepada Ita.

“Bagus sobat. Maafkan aku juga” jawabnya,.Aku menghampiri Mea yang sedang duduk

sendirian di pojok bangku kelas, namun Mea malah pergi keluar kelas. Aku dan Neby pergi menghampirinya.

”Mea maafkan aku. Mungkin aku tidak menya-dari nya kalau kamu mengidolakan Kak Tio. Kita kurang komunikasi. Dan kamu juga pasi takut aku marah. Akhirnya kamu seperti ini. Maafkan aku. Aku tidak ingin kita berpisah” kataku kepadanya.

“Iya Mea maafin Neby. Aku juga salah, tidak menceritakanya kepada Neby tentang itu. Aku jaga takut. Jangan sedih lagi ya? Kan kita bertiga bersa-habat!” saut Ita. Namun Mea masih diam terpaku.

Wajah nya memancarkan rasa sedih dan kesal.“Ayolah Mea.. Maafkan aku. Kenapa kamu

jadi seperti ini? Kamu mau persahabatan kita yang sudah lama kita jalani ini menjadi terpecah gara-gara kurang keterbukaan hati ini?” ucapku kepadanya.

Kemudian Mea menatap mata ku dan juga Ita dan akhirnya berkata “ Iya. Maafkan aku juga. Kita saling memaafkan saja. Mungkin aku yang aneh dan juga penakut. Jujur aku juga tidak mau kita berpisah kok. Kita sudah lama bersahabat dan juga telah banyak kenangan. Hanya gara-gara hal seperti ini aku marah dan sedih. Maaf ya sobat” kata Mea dengan tersenyum ditambah lesum pipi manisnya.

“Wah.. terimakasih Mea. Benar katamu tadi itu, sebaiknya kita saling memaafkan Oke. Aku sayang kalian Mea, Ita” jawabku dengan hati lega dengan senyum riang.

“Ye.. akhirnya kita bersama akur kembali. Jadikan pembelajaran buat kita ya. Kita harus terbuka dengan sahabat sendiri. Jangan meny-embunyikan hal sekecil apapun, dan jika ada masalah kita share dan minta pendapat dengan baik. Oke” kata Ita.

“Oke” jawab senyum Mea dan Neby. Lalu mereka berpelukan dengan rasa kasih sayang. Bercerita kembali, dan bercanda tawa kembali.

“Tet.. tet.. “ bel masuk berdering. Mereka ber-tiga memasuki kelas dengan hati tenang penuh dengan rasa pembelajaran pengalaman. Mereka sadar, bahwa masalah sekecil apapun apalagi soal cinta tidak boleh dijadikan masalah besar yang dapat merusak tali persahabatan. Sekarang mere-ka lalui hari-hari dengan penuh keterbukaan dan senyuman riang juga dengan kasih sayang, saran indah yang telah merubah mereka menjadi sa-habat akrab yang saling menyayangi dan terbuka. Dan benar keterbukaan hati adalah kuncinya.

Cerita

*penulis adalah siswa SMP N 1 Weleri, Kab. Kendal

Page 10: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

10Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012Sajak-Sajak: Matroni el-Moezany*

Sujud Bening Sungai BaiSujudmu mematikan ikan-ikan. Biru pohon kau anggap mati.Akar yang menahan luka mendiami waktu, me-melihara semak-semak. Kau hancurkan

Tak cukup kau santri jika ‘peduli’ kau bakar men-jadi kesombongan

Mulutmu penuh qur’an dan sunnah, tapiJejakmu melukai semesta

Banjar Barat. 2011

Pacar Pocok Kaki memulai waktuMenapaki biru langit yang selesai di tepi lahatRumah-rumah menggemaMenitipkan api pada baraKulewati jalan sunyi, kau tulis di plang langitBamboo memberimu senja. Pada setapak tanah yang selesai kau bajak

Selokan menipis, air kecil memilukan. Tak ada banjir meluka. Tak sayur terjualLayaknya pasar-pasar globalIa hanya bayang-bayang semu yang ditulis waktu

Banjar Timur. 2011

Bunga Merah di Tepi Gajah WongMata melambung mendekati pusaran. Lekuk pintu di ubun bumi meneriak lubang-lubang rasa.

Suara air gembira memerah bunga senja. Aku melihat dari bukit langit. Ditemani museum Af-fandi.

Tak meluka senja lapar. Penyair tahu aku akan kaya. Karya-karyaku akan terbang menjadi kata yang diwahyukan.

Layaknya Affandi terbang di kanvas jemari. Walau kubawa kertas sejati di dalam diri, tapi kedamaian kubeli dari hati. Kupu-kupu pun terbang di jiwa, mencari bunga yang belum kubeli dari sejati.

Jogja, 2011

*Penyair, lahir di desa Banjar Barat, Gapura, Sumenep, Madura. Alumni Al-in’Am. Alumni MA Al-Karimiyyah dan Fakultas Ushuluddin UIN Suka Jogja. Buku antologi bersamanya adalah “Puisi Menolak Lupa” (2010) “Madzhab Kutub” (2010) dan Antologi Puisi Festival Bulan Pur-nama Majapahit Trowulan 2010 Dewan Kesenian Jatim. Kini berdomisili di: Jl. Gang Par-ahyangan, Pengok PJKA Blok K GK 1/748 Demangan Gondoku-suman Yogyakarta 55221. Hp; 085233199668

Panggilan Sia-SiaJika korupsi seringkali terjadi maka aku berharap bangsa hancur sampai koruptor berteriak, meminta tolong, aku tidak akan me-nolong, biarkan koruptor mati berkalang tahi.Biarkan dia, mencari sisa nyawanya sendiri, biarkan cari tempat sendiri, biarkan dia pergi ke luar negeri, mencari ketenangan, aku tetap tak akan menolong koruptor. Aku ingin koruptor menjadi penjual tahi, yang menghabiskan uang pergi ke luar negeri, dan hari-harinya berisi tahi, sambil berteriak meminta membersihkan tahi, aku tetap tidak akan menolong, biarkan saja mereka makan tahinya sendiri.Ia bekerja sewenang-wenang, mengotori rumahnya dengan tahi, menjemur bajunya di bawah tangisan rakyatnya, kehujanan tak ada yang menolong warganya, aku akan menolong warganya, biarkan koruptor mati kehujanan. Aku ingin koruptor menjadi anjing, di pelihara oleh rakyatnya, jika malam harus tidur, di mandiin, bakar jika mau, dibiarkan kelaparan jika mau. Aku ingin koruptor seperti anjing kelaparan. Aku ingin koruptor menjadi tahi, berjalan tak dihiraukan, malam-malam meminta, sedang aku duduk tak memberinya, hahahahahahaha-hahahahahahahaha.

Yogyakarta, 2011

Page 11: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

11Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

“Bangsa Indonesia sebagian besar didominasi oleh orang-orang tiong-hoa, yaitu orang-orang Indonesia yang berasal dari keturunan cina yang mayoritas berasal dari Cina se-latan dan mereka disebut sebagai orang Tang.”

Tionghoa adalah salah satu etnis di Indonesia. Etnis tionghoa sendiri terbagi atas Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Tionghoa atau tionghwa, adalah istilah yang dibuat sendiri oleh orang keturunan Cina di Indo-nesia, yang berasal dari kata zhong-hua dalam Bahasa Mandarin.

Orang-orang Tionghoa di Indo-nesia umumnya berasal dari teng-gara Cina yang terdiri dari suku-suku Hakka, Hainan, Hokkiens, Kantonis, Hokchia, Tiochiu. Dan sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap dipulau Jawa.

Mayoritas orang-orang Tionghoa me-meluk agama Konghucu, sedangkan agama Konghucu adalah istilah yang mun-cul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Konghucu sebelum masa reformasi memanglah belum di-anggap sebagai sebuah agama, melainkan tradisi. Pada zaman orde baru pemerin-tah melarang segala bentuk aktivitas yang berbau tradisi dan kebudayaan Tionghoa di Indonesia. Oleh sebab inilah mengapa Konghucu tidak dianggap agama dari lima agama yang diakui. Agar tidak dianggap se-bagai atheis orang-orang Tionghoa harus diwajibkan memeluk satu kepercayaan atau agama yang diakui oleh Negara. Maka mayoritas orang-orang Tionghoa menjadi pemeluk agama Kristen dan Budha, seh-ingga Klenteng yang tadinya merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional orang Tionghoa menjadi berubah fungsi sebagai tempat beribadah orang-orang yang beragama Budha atau yang disebut Vihara.

Pada zaman reformasi barulah agama Konghucu diakui oleh negara, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai bisa diakui identitas mereka sejak UU NO 1/ Pn.Ps/ 1965 yang menyatakan bahwa

agama-agama yang ban-yak pemeluknya di Indo-nesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu.

Bicara tentang kultur Tionghoa tidak luput dari yang bernama Klenteng, yang merupakan tempat peribadatan dan pemu-jaan dewa-dewi dalam ke-percayaan atau agama Tri Dharma (Tao-Konfusius-Budha), yang dianut oleh kepercayaan tradisional tionghoa di Indonesia pada umumnya. Selain itu klenteng juga berfungsi sebagai media ekspresi

untuk menampilkan eksistensi budaya Cina. Saat ini Klenteng bukan lagi milik dari marga, suku dan agama tetapi sudah menjadi tempat umum yang dipakai ber-sama. Klenteng dapat dikatakan bukan milik Konghucu namun milik orang keturunan Cina. Jadi ajaran yang dia-jarkan di Klenteng bisa saja berupa ajaran budha, TAO, ataupun Konghucu itu sendiri.

Tidak lepas dari itu semua Tahun Baru Imlek meru-pakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa, sebuah perayaan tahun baru yang dimulai di hari pertama bu-lan pertama “zheng yue” dalam penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap GO Meh, pada tanggal kelima belas atau pada saat bulan purnama malam tahun baru Imlek dikenal sebagai Chuxi yang berati “malam pergan-tian tahun”. Selama tahun baru Imlek lampion merah di gantung sebagai makna keberuntungan.

Kebiasaan unik orang Tionghoa ialah meminum teh, kebiasaan minum teh di berbagai tempat berbeda. Kare-na setiap daerah memiliki kebiasaan meminum teh yang tidak sama. Maka jenis teh yang di minumnya juga lain, dan tata cara meminumnya pun tidak luput dari keber-bedaan. Kebiasaan meminum teh dilakukan setiap hari raya seperti tahun baru atau festival dengan tujuan se-bagai penjamuan, teh telah membentuk satu gejala yang unik bagi orang-orang tionghoa.***

MENAPAK TILAS TENTANG SOSIAL KULTUR ETNIS TIONGHOAOleh: Anggi Priyani

*penulis adl mahasiswa IKIP PGRI Semarang, keturunan Tionghoa

Page 12: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

12Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Memperbincangkan gerakan seni di kota Sema-rang tidaklah mudah. Tidak mudah karena selama bertahun-tahun yang dihadapi adalah asumsi, mi-tos, desas, desus,dan gossip. Begitu banyak cerita namun ketika diverivikasi sangatlah sulit dilacak keabsahannya. Bukan berarti bahwa semua de-sas-desus, gossip dan segala macam cerita yang berkembang tidak benar. Melainkan sulitnya men-gakses data-data konkret ini.

Tulisan ini tidak akan menyorot gerakan seni dalam artian dalam konteks yang luas. Tetapi lebih pada gerakan seni yang berkembang di kalangan anak-anak muda, musik misalnya. Kita selalu ber-hadapan dengan berbagai asumsi yang mengata-kan sebuah gerakan itu mandul, mandeg, bahkan dekaden atau malah sebaliknya penuh dengan pro-gresivitas.

Asumsi-asumsi inilah yang kemudian dijadikan basis banyak orang untuk kemudian dijadikan pemahaman yang sangat sulit ditelisik kebenarann-ya. Karena asumsi orang berbeda dan menjadikan

bisa dalam penilaian. Untuk itu menakar sebuah gerakan, apapun itu, tentu diperlukan sebuah parameter. Tanpa parameter, para stake holder ini hanya berkutat pada dugaan-dugaan.

Setelah ditentukan parameternya barulah sebuah gerakan bisa dianalisis dan diuukur se-jauh apa progresivitasnya. Sayangnya biasanya komunitas-komunitas semacam ini sering lalai untuk melakukan evaluasi dan mengukur sejauh apa kemajuan yang dicapai.

Untuk mengukur semua itu tentunya sebuah data menjadi sangat berharga untuk disimpan. Tidak hanya sebagai rekam jejak tetapi juga alat untuk belajar dari sejarah. Dari data-data itulah nanti akan bisa dipetakan minimal intensitas se-buah acara dan pelan-pelan dapat mendata ke-butuhan mendatang.

Sayangnya tidak semua pelaku seni di Se-marang, mempunyai kesadaran terhadap pen-garsipan. Belum lagi ketiadaan lembaga arsip yang bisa diakses secara mudah oleh publik.

Gerakan Sub Kultur Anak Muda di Semarang dan Minimnya Tradisi Evaluatif

Oleh: Adin

Page 13: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

13Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Ini semua menjadikan seluruh gerak di kota ini sulit untuk dipetakan dan diana-lisis. Dalam konteks yang lebih luas ini pemetaan ini sangat penting, terutama bagi para stake holder untuk menyusun program berdasar kebutuhan kota. Bagi pihak internal kelompok data-data inilah yang bisa dipergunakan untuk mengin-ventarisir kebutuhan kelompok serta me-nyusun langkah strategis dan taktis bagi kelompoknya.

Mengingat sampai hari ini belum ada lembaga arsip yang mengurus aktivitas pengarsipan sub kultur, sudah sewajarnya para aktivis ini mengembangkan metoden-ya sendiri untuk menyelamatkan datanya. Sudah saatnya tidak hanya menyalahkan pemerintah. Tetapi tidak lantas pemerintah lepas tangan begitu saja, harus ada sinergi keduanya. Memang tidak mudah tetapi itu perlu dicoba dan dimediasikan secara terus menerus.Kebudayaan sebagai Pola

Kalau mau membaca sejarah, dapat dilihat bah-wasanya Belanda tidak akan mungkin menakluk-kan Aceh tanpa riset Snouck Hurgronje. Buku terbitan Snouck yang berisi himbauan untuk menaklukkan Aceh dituruti oleh pemerintah saat itu. Snouck yang bertahun-tahun melakukan riset terhadap Islam dan Aceh pelan-pelan berhasil melihat pola yang berkembang di masyarakat. Snouck lah yang menyarankan pengawasan terha-dap aktivitas haji mengingat pada saat it di Mekah gelombang pan Islamisme berkembang pesat dan banyak orang yang membicarakan perihal perang Aceh. Dia pula yang menyarankan untuk memukul gerakan Aceh dengan pukulan yang keras. Saranan itu ia berikan setelah bertahun-tahun bergaul dan mempelajari masyarakat Aceh.

Pangemanan, salah satu tokoh dalam Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer juga mel-akukan analisis lama untuk mematahkan benih-benih nasionalisme di Hindia Belanda. Minke, tokoh utama dalam novel ini, ditangkap juga atas saran Pangemanan. Dari serangkaian data yang dikumpulkan ia bisa memetakan mana gerakan yang berbahaya dan mana yang lunak. Keduanya percaya bahwa data-data ini sangat penting untuk memetakan pola relasi dalam masyarakat. Ketika pola ini berhasil dipetakan tentunya kebijakan-kebijakan yang diambil juga akan lebih tepat.

Demikian pula dalam kasus Semarang. Jarangn-ya komunal maupun gerakan sub kultur yang be-lajar pola dan berstrategi menjadikan kebanyakan gerakan lebih terdengar sebagai mitos dan desas-

desus daripada sebuah pergerakan yang diinisia-si oleh orang-orang berkesadaran budaya yang cerdas. Jarang sekali teman-teman melakukan evaluasi atas capaian mereka. Hasrat berkegiatan lebih banyak didominasi oleh hasrat untuk ter-us bergerak semata, tanpa mengukur kapasitas dan kebutuhan. Banyak pula yang melandaskan diri bergerak secara intuitif, tanpa mereka sadar bahwa seni juga ilmiah dan kebudayaan itu bisa didesain.

Tentu tidak lantas ini menjadi satu-satunya alasan kenapa gerakan sub kultur di Semarang kurang berkembang pesat. Bagaimanapun leda-kan populasi anak muda di kota lunpia ini, den-gan indikasi banyaknya tempat nongkrong yang selalu semarak, patut untuk dipertimbangkan. Betapa banyak anak muda yang menghabiskan waktu dan mencari kegiatan untuk menyalurkan energi mereka yang meluap-luap. Bayangkan jika pasar potensial ini habis untuk kegiatan-kegiatan yang tidak kreatif bahkan kontraproduktif, akan sangat sayang bukan?

Untuk itu penting kiranya bagi para pelaku seni hari ini untuk bergerak lebih evaluatif su-paya asumsi ‘begini-begini saja’ tidak terdengar seperti himne tahunan. Harus jelas parameter dan alat penguji sebuah gerakan itu dinilai ber-hasil atau tidak. Kalau tidak kira akan terjebak pada asumsi dan desas-desus ini hingga tahun –tahun mendatang.

Kesadaran itu bisa dilakukan dengan seder-hana, misalnya melakukan aktivitas pengarsipan. Minimal jika eksponen gerakan anak muda hari ini gagal suatu saat bisa belajar dari sejarah dari para pendahulunya. Tidak lantas meraba terus-menerus dan tidak tahu kenapa semua berjalan seperti ini. Kelak dari data-data inilah kita bisa belajar banyak hal dan lebih pentingnya lagi tidak terjebak pada lubang yang sama.

*penulis adalah direktur Hysteria, lembaga seni yang bergerak di bi-dang pemberdayaan anak muda berbasis komunitas.

Page 14: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

14Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan yang sama. Ia hadir pertama kali ke dunia dalam ketidakberdayaan. Untuk pertama kalinya pula, ia harus selalu dibantu untuk melakukan ini itu. Lalu dalam perkembangannya, ia mulai menemukan arti kemandirian. Ia mulai keluar dari lingkungan kelu-arga. Ia mulai masuk ke sebuah gelang-gang, sebuah pen-empaan: lingkungan masyarakat.

Di ling-kungan masyarakat manusia mulai mengenal arti per-bedaan sesungguhn-ya. Manusia mulai belajar tentang bagaimana sajakah yang dikehendaki oleh masyarakat. Dan ia pun mulai menyesuaikan diri dengan sistem yang berlaku di san. Lalu, muncullah doron-gan pada dirinya untuk mengada. Un-tuk diakui. Salah sa-tunya adalah melalui prestasi.

S e o r a n g pengarang pada mu-lanya juga demikian. Ketika untuk pertama kali muncul di dunia ka-rang-mengarang, ia tidak berdaya tanpa adanya seorang mentor. Hadirnya mentor memberinya suatu cermin, pun memberi motivasi baginya. Lama-kelamaan, pengarang akan berlepas dari mentor. Ia akan bergelut dengan proses kreatifnya sendiri sebagai perjalanan selanjutnya dalam rang-ka mengada.

Hasrat PenciptaanOleh: J. Btara Kawi

Dalam proses inilah, seorang penga-rang mulai mencari titik kreasi yang bisa ia mas-uki. Pengarang mulai mencari celah yang belum dimasuki pengarang lain agar karyanya variatif, memiliki ciri khas. Dan tentu pula, agar kary-

anya tampil dengan lebih segar diband-ing pengarang-pen-garang sebelumnya. Maka dari itu, se-orang pengarang diharuskan untuk terus menulis. Ka-rena seperti yang dikatakan A.S. Lak-sana dalam akun fa-cebook-nya bahwa tetaplah menulis agar ketika ide da-tang kita tidak cang-gung( kaku) dalam menuliskannya.

Alih-alih sam-bil mencari celah kreatif yang bisa dimasuki seorang pengarang, hadirnya berbagai kompetisi ikut membantu se-orang pengarang untuk terus menu-lis. Karena memang terkadang, semangat itu fluktuatif—naik turun. Oleh karena itu, adanya kompeti-

si-kompetisi tersebut tentunya sangat memban-tu pengarang untuk terus mencipta, untuk tetap memiliki semangat bersaing.

Sekarang ini, lomba-lomba semakin sering dihadirkan. Pun halnya dengan antologi. Semisal di jejaring sosial macam facebook. Da-pat kita lihat banyaknya lomba dengan batas pengiriman tanggal sekian dan hadiahnya seki-

Page 15: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

15Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

an. Lalu juga, proyek antologi dengan deadline tanggal sekian dan tema yang sudah ditentukan oleh panitia.

Melihat hal demikian, pengarang san-gat diuntungkan. Apa sebab? Pertama, penga-rang jadi belajar disiplin. Seperti yang diungkap oleh Arswendo Atmowiloto—dalam Mengarang itu Gampang (2003)—bahwa dengan mengikuti lomba-lomba maka pengarang akan belajar ten-tang disiplin karena tak mungkin ia mengabaikan tenggat yang telah ditentukan. Artinya, pengarang di sini harus pandai mengatur waktu, tenaga dan segala macam daya kreatifnya secara efektif dan efisien.

Hal kedua yang menjadi keuntungan seorang pengarang dengan mengikuti lomba ada-lah melatih mental. Di dalam suatu lomba mau-pun antologi, pengarang akan dihadapkan dengan saingan/lawan yang beragam. Mungkin suatu kali muncul di pikirannya, “ah, pasti si X, Y, atu Z ikut proyek antologi ini. Mereka ‘kan pengarang terkenal.” Nah, dalam hal inilah mental pengarang diuji. Akan mundur atau tetap majukah ia dalam berbagai kemungkinan itu?

Dan jangan lupakan juri. Setiap juri mempunyai selera yang berbeda-beda. Jadi, se-orang pengarang dalam hal ini juga dilatih untuk tidak langsung kecewa begitu saja. Kecewa lalu malas mencipta lagi. Pelajaran yang perlu diambil adalah: jalan kepengarangan masih panjang. Masih ada khalayak umum. Juri bukanlah penentu akhir riwayat dari sebuah karya.

Akan tetapi, perlu ditekankan dalam hal ini, bahwa pengarang jangan hanya menggantung-kan harapan pada proyek lomba maupun proyek antologi. Seorang pengarang perlu memacu dirin-ya sendiri agar mampu menciptakan suatu karya yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Pada dasarnya, ciptaannya hanyalah suatu checkpoint dalam penciptaan. Karya tersebut nantinya akan menjadi sebuah penanda agar karya selanjutnya lebih mampu, atau katakanlah lebih matang dalam pencapaiannya. Dan pada akhirnya, totalitas pengarang dalam mencipta akan sangat berpengaruh terhadap karya-karyanya. Akankah karya hanya jadi pembuktian mengada atau—leb-ih—sebagai pertaruhan kreatif ?

J. Btara KawiLahir di Cilacap 19 April 1990. Saat ini kuliah jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Universitas Negeri Yogyakarta. Karya-karyanya berupa puisi, esai, dan geguri-tan dimuat di Kompas Cyber Media (KCM), Majalah Banyumasan ANCAS, Suara Ungu FBS UNY, Pewara Dinamika UNY, Antologi Puisi Bersama Segitiga Biru Kasih: Tanah, Air, Udara (2010), Antologi Puisi 50 Penyair Membaca Yogya (2011), Antologi Geguritan Pasewakan (Konggres Sastra Jawa 3, 2011), dan Antologi Puisi Pendhapa 13: Dongeng tentang Batu (Taman Budaya Jawa Tengah, 2012) serta di berbagai majalah berbahasa Jawa.Alamat: Jalan Asti 92 Kuningan Blok F18A Sleman YogyakartaNo HP: 085643393468

Page 16: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

16Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Hujan rintik-rintik mengguy-ur malam bulan Maret. Udara tambah din-gin dibuatnya, seakan mata ini tidak dapat aku tahan lagi. S a y u p - s a y u p terdengar suara binatang malam di kegelapan malam yang kian mencekam. Saat aku mencoba m e m e j a m k a n mata ini dari ba-lik gulingku terdengar dering Kring…. Kring…. Ternyata, ada SMS masuk.

Dari : Ilham Kekasihku.-Malem dek ? Lagi ngapain nich, su-

dah tidur belum ?Untuk : Ilham-Malem juga kak. Aku lagi tidur nich,

kenapa ?-Tidur kok bisa bales SMS kakak, He..

He.. Dek.. dek, ada-ada aja kamu ini.-Iya, just kidding (hanya bercanda)

kok kak..Balas aku balik nyandain Ilham-Owh ya.., kakak lagi apa ya ? kalau

boleh tau !. Tambahku.-Nich dek, kakak lagi ngelamunin

adek. Rayuanya padaku.-Kakak bisa aja gombalnya He.. he...-Emb.. dek. Ngomong-ngomong

kakak boleh atau tidak main ke hatimu ?-Boleh, kak. Tapi aku maunya main ke

hati kakak.-Iya dek, boleh saja. Diskon 100%

malahan.-Berarti gratis dong kak ?-Iya dek. Untuk adekku tersayang gra-

tis.Deg.. ! Jantungku berdegup kencang

mendengar kata-katanya. Terlihat dari

sorotan matan-ya yang penuh dengan cinta dan adanya se-buah ketulusan hati serta kasih sayang yang membuat aku bak terbang me-layang tak tahu mau kemana.. hehehe.

“ H a y o . . Lagi smsan sama siapa sich adekku ini, kok senyum-senyum sendiri begitu

?”. Kudengar Kak Fira bertanya padaku sambil mencubit pipi kananku.

“Apa sich kak ? temen kok”. Aku berbohong.“Halah Fit.. Fit, ngaku aja dech. Pasti dia itu pacar

kamu kan ?” Kata kak Fira sanbil menyanggah ucapanku.“Hahaha.. Iya kak.. dia kekasihku, namanya Ilham

kak”. Jelasku pada kak Fira.“Emm.. begitu rupanya. Remaja jaman sekarang

itu suka main rayuan gomabal dek, jadi Kakak saranin jangan terlalu percaya padanya. Tapi itu sich tergantung orangnya juga, bagaimana pola berpikir dia terhadap pa-sangannya. Paham dek ?” nasehat Kakak kepadaku.

“Iya kak, Aku paham. Ya sudah.. ini kan sudah malem, Aku tidur dulu ya kak, good night kak ?” Ajak ku pada kakak sambil kupakai selimut dan kurebahkan badanku ke tempat tidur.

“Good night too, moga mimpi indah ya ? jangan lupa baca do’a dulu lho sebelum tidur !” Sapa Kakakku meng-ingatkan Aku.

“He’em..”. kataku sambil aku membaca do’a dan segera kupejamkan mataku.

Dinginnya malam menyelimuti tidurnya. Mimpi men-jadi bunga tidur dan menyejukkan hati insane yang se-makin larut dalam kegelapan malam. Seakan tak menden-gar lagi suara binatang malam yang mengusik jiwa dalam remang-remang malam dibalut hitam pekat.

Terdangar lantunan ayat suci Al-Qur’an di masjid. Adzan akan segera dikumandangkan dan ayam berkokok tanda hari telah pagi.

TERSAMBUT MAAF UNTUK CINTAOleh: Aprillia Galuh Saputri

Page 17: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

17Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

“Fit.. Fitri, bangun sudah adzan”. Terdangar suara kakak ku yang mencoba membangunkanku.

“Iya kak, sudah adzan ya kak ?” Jawab-ku seraya badan yang masih lesu dan mata yang sedikit mengantuk.

“Iyalah. Sudah sana wudhu dan sholat. Keburu waktunya habis lho”. Perintahnya. Tanganku dia tarik dan Aku bergegas sha-lat subuh.

Pagi buta setelah aku mandi, Aku menghampiri Ayah Ibu dan Kakakku di meja makan. Ayah bergeleng-geleng kepa-la melihat tingkahku.

“Fit, kok buru-buru begitu. Ayo makan dulu dong !” Perintah Ayahku. Ibu pun menyahut perkataan Ayah.

“Fit.. Fir, makan dulu walaupun hanya roti untuk mengisi perut kanu yang ko-song itu. Agar tidak sakit”. Ajak ibu pada Aku dan Kak Fira.

Roti aku makan dengan lahap dan ber-pamitan pada Ayah dan Ibuku. Begitu pula kakak ku.

Satu persatu kami menyalami tangan mereka.

“Kami berangkat dulu ya Bu.. Yah..” Kata kak Fira.

“Kok tidak salam dulu”. Kata Ibu mengingatkan kami.

“Hehehehe. Iya. Assalamu’alaikum”. Kata kak Fira sambil bercanda.

“Wa’alaikumsalam”. Jawab mereka.Dikampus aku bertemu dengan Ryan

sahabatku. Saat aku sedang jalan berdamp-ingan dengannya, dari belakang terdengar suara orang memanggilku.

“Dek.. Tungguin !” Setelah Aku tengok ternyata Kak Ilham.

“Pagi Dek.. Pagi Yan”. Sapanya pada kami.

“Pagi juga”. Jawabku hampir bersa-maan dengan Ryan.

Aku begitu paham dengan sifat kekasi-hku ini.

Dia tidak cemburuan, mampu menger-ti Aku.

Itu semua karna dia sayang padaku, begitu juga denganku yang sangat menyay-anginya.

Ketika aku di kantin bersama teman-teman. Ada SMS masuk dari Ryan.

From : Ryan-Fit.. kamu harus tahu bahwa sejak

dulu Aku memendam perasaan ini ke Kamu. Aku mencintaimu.

Aku seakan tak percaya dengan apa yang ia katakan.

Hatiku hancur saat mendengarnya. Mengapa dia sa-habatku telah mengkhianati persahabatan kami ?.

Ya.. Allah mengapa ?. Bisikku dalam hati.Ku raih Hapeku dan segera kubalas.-Mengapa ?Hanya itu yang aku tanyakan. Tak pernah kusangka

sebelumnya dia akan berkata berkata seperti itu ka-padaku.

Aku berlari meninggalkan teman-tamanku.Di taman dekat kampus lah aku menangis sepuas

hatiku.Ketika ku tengah di taman dekat kampus. Kak Il-

ham datang menghampiriku dan secepat mungkin aku hapus air mata ini karena tak ingin kak Ilham tahu apa yang terjadi.

“Kenapa kamu sendirian disini dek. Kok sendirian, yang lain mana ?” Tanyanya.

Aku sedikit tenang karena ia tidak mengetahui hal ini.

Tapi aku bimbang. Haruskah aku menutupi hal ini, atau memberitahukannya ? Aku benar-benar bimbang.

Dalam keteganganku terdengar dering SMS dari Hapeku. Belum sempat aku membacanya kak Ilham segera meraihnya dari tanganku.

“SMS dari siapa sich dek ?” katanya sembari mem-buka inbox dan ternyata dari Ryan.

Deg..! Jantungku bergedup kencang.Aku tidak tahu harus bagaiman lagi. Aku pasrah saja

pada apa yang akan terjadi nantinya. “Maksudnya apa ni dek ?” kata-katanya menahan

emosi dan meminta penjelasan dari ku.“Aku juga tidak tahu apa maksudnya kak. Mengapa

Ryan bisa bilang begitu sama aku “.Jawabku apa adanya karena ku tak mampu berkata

lagi.“Sudahlah dek tidak usah pura-pura. Kamu bilang

kamu sayang dan cinta sama aku. Tapi mengapa ada orang ke-3 dibalik hubungan kita. Lebih baik sekarang kita putus. Kakak kecewa sama adek mengapa adek tega mengkhianati cinta kita”. Jelas dia sambil berlari meninggalkanku.

“Kak..”. aku memanggil dari belakang dan kukejar dia. Namun dia sudah terlanjur marah sama aku.

Betapa hancur hatiku saat itu. Mengapa ini semua ini terjadi padaku ya Allah ? jeritku dalam hati, aku menan-gis tak tahu harus bagaimana lagi.

“Mengapa aku buat dia sakit dan balik membenci-ku”. Gumamku dalam ketidakberdayaan ini. Kini hanya penyesalan yang ada. Orang yang sangat aku sayang dan aku cintai kini telah tiada. Dia telah pergi meninggal-kanku.

Di kamar aku menangis tersedu-sedu mengingat kepergiannya.

Page 18: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

18Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

“Kenapa kamu menangis dek ?” ter-dengar kakak ku bertanya padaku apa yang terjadi.

“kak..” hanya itu yang bisa aku kata-kan.

Aku peluk kak Fira dalam-dalam tan-pa kuberitahu. Seakan dia mengerti apa maksudku dan apa yang terjadi padaku.

“Sudahlah dek.. kamu jangan berse-dih lagi. Lihat mata kakak. Suatu saat dia akan kembali lagi dan dia akan memaaf-kanmu”. Kakakku mencoba meyakin-kanku.

1 bulan kemudian.Hari-hari kujalani dengan senyukm

keceriaan.Walaupun dalam hatiku pedih ketika

teringat dia.Menyendiri dan menatap penuh dan-

gan kesedihan.Bahkan hanya penyesalan yang hing-

gap dalam hatiku.Saat aku tengah duduk di taman.

Ku lihat dari kejauhan nampak seorang laki-laki tengah berlari menghampiriku. Sosoknya kian mendekatiku. Ketika ku tatap wajahnya ternyata dia “Kak Ilham” mantan kekasihku. Dia berjalan dengan tergesa-gesa tanpa mempedulikan ke-beradaanku.

Hatiku bertanya-tanya “Apakah dia masih membenciku dan akankah dia me-maafkanku ?”

Aku berlari mengejarnya.“Kak.. Kak Ilham tunggu sebentar

aku maungomong”. Kataku setengah berlari aku berusaha mengejarnya. Akh-irnya dia berhenti juga.

“Kenapa ?” tanya dia padaku.“By the way, apa kakak masih marah

sama aku ?” tanyaku, wajahku memelas berharap dia mau memaafkanku.

“Marah. Emang kamu siapa. Lagian kita kan sudah tidak ada hubungan lagi “. Jawabnya membuatku tersentak. Tapi aku mencoba bersabar karena aku pun tahu semua ini adalah kesalahanku.

“Aku tahu kak, aku memang salah. Aku sudah tega menyakiti hati kakak dan mengkhianati cinta kita. Selama ini aku berusaha untuk melupakanmu. Tapi aku tidak bisa jalani hidup tanpamu. Maukah kakak memaafkanku dan menerima aku kembali ?” kataku mengharap ketulusan dan pengertian darinya.

“Emb.. ya sudahlah dek aku mau memaafkanmu tapi dengan satu syarat

kamu hanya “Untukku”. Jawabnya memberi pertim-bangan kepadaku.

“Iya, aku berjanji aku hanya “Untukmu” kak, dan aku tak akan mengulangi untuk ke-2 kalinya”. Ucapku. Air mata tidak dapat aku tahan lagi. Aku menangis ka-rena bahagia bisa bersatu lgi dengannya. Dia mengusap air mataku.

Dari kejauhan nampak laki-laki menghampiri kami. Dia adalah Ryan. “Fit, maukah kalian memaafkanku dan meneriama menjadi sahabat kalian lagi ?”. Dia tersa-dar akan apa yang dulu ia lakukan.

“Iya Yan.. kita bersahabat kembali. Aku dan Fitri su-dah memaafkanmu”. Jawa kak Ilham.

Terlihat senyum indah memancar dari wajah kami bertiga. “Alahamdullillah, ternyata dibalik kejadian ini kita bisa mengambil hikmahnya bahwa ketulusan hati didapatkan dari pengertian dan tumbuhnya resa saling percaya diantara kita. Maka semua akan menjadi indah”.

Hari yang sangat ceria dalam hidupku. Kami bergan-dengan tangan dan mengucapkan janji suci. Semoga saja kita akan tetap bersatu selamanya.

(Kisah ini aku tulis ketika aku sedang dilanda kesedi-han yang mendalam. Kucurahkan kata hati lewat jemari manisku ini. Hehe..)

Aprillia Galuh SaputriTempat dan tanggal lahir: Kendal, 13 April 1996Pelajar kelas X MA Muhammadiyah 01 WeleriAlamat: Desa Jatipurwo RT 01/ Rw 05 Rowosari Kendal

Page 19: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

19Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Please MOM PISetengah gila aku harus berfikirLidahku beku sedingin es batu Kepalaku manastisi, meradang percaya diri

Semuanya ibarat pisau yang menikamku Tak hayal rasanya mati konyolTanpa sadar rasio ku caci

Orang disekitarku, menelanjangi harga dirikuMakian akhirnya jadi gamankuMeski itu bukan iconku

Aku mencintai cinta kasih sayang Tapi semua itu fakta morganaPelarian dengan banyak bunga menjadi titik klimakskuDengan berbagai strategi gadis mana yang tak tundukTipu rayukuSetiap kata manis meluncur dengan indah ditelinga merekaPadahal semua itu hanya bunga bibirkuTanpa cinta aku jalani dengan gadis gadisku

Dalam notebookku, cinta hanya perhiasan belakaIni sebuah pelariankuDari role hidup tak tentukuPlease Mom and Papi bawa aku pergiDari jerat rasa sayang palsuAku inginkan kalian menabur kasih sayang Tanpa topeng baja yang kalian pakaiStop...Please Mom PiCintai aku...Aku anakmu...Aku bukan cowok / pria cengeng...Peminta dan pengemis cintaTapi, aku seorang anak yang rindu kaih sayang...

Zahra Sativa Kendal, 6 April 2011

Puisi-puisiNOISIA “HANIF’ HIMALAYA

REALITA REALITYTerjebak, tersedak, terdesak, sikon hidupWa ao...wa ao...wa ooo...Oh tidakBerhenti berarti tamat....wasalam...,Mati!KekkkqqqqSatu babak tersudahi...Sepahit apapun....ihhhhhSemanis madu, oh yee?Rijen...rijen hidup...Realita reality...mas bro...Oh ya?Gitu kah?Siiip....Maju tanpa pamrihMundur kamu kalah jeck...Berkelit, mainkan strategi taktik jitu,Sarapanmu...breakfast dong?Coffe breaknya mana?Sante, my man? Percaya diri, kunci utama, Peka jadi dinner hidupmu..Absent teman setia,...Bukan setia pada isi dompet, atau kenyang perutSetia pada isi kepala, visi dan misimu...Pandangi mereka, berkata tegas bak militer...Kuatkan komitmen bersama...Beri ultimatumKau bilang:”Bersamaku bukan urusan libido dan tipu muslihat...kejujuran yang utama”Bersamaku, bukan menikamku dari belakang”Jika ada niat jadi penghianat, hengkang sendiri ato ku kebiri harga dirimu, nanti...Hey...ya...hey...yo...kawan...Itu hanya saranku...nasehat darikuYang aku tau dari realita reality yang ku terima dalam matakuTelingaku tak tuliMataku tak butaHatiku tak matiMengetahui realita reality yang busuk dan buruk dimasyarakatBerhati hatilah disekitarmu...Kenali penjilat, penghasut , pemitnah disekitarmuItulah realita...reality....hidup my man...Lagu ini universal untuk semua..yang masih buta akan hidup

Zahra Sativa, Kendal, 6 April 2011

Page 20: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

20Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

SOK ISENGDari bilik sebuah tempat tongkronganKulihat sosok molek berjalan tanpa seganTanpa jaim, berjalan didepan para jejakaYang ku tau para kumbang nakalKu tau, pasti....Membawa setumpuk buku ditangan...Berbalut kaos putih bertuliskan move overBercelana hitam setinggi lutut...Tersenyum ramah

Suit...suit...suit...Para jejaka liar memanggil menggoda manjaSang gadis terus melenggangSampai duduk disebuah kursi bambu dekat gardu

Glah gleh glah gleh...Tiba tiba secara spontan para cowok cowok iseng mendekatiMerajuk dan bertanya nakalOwa aooo...Wotaaaaa...Prak...Buk..Pakkk..Sebuah bodem menghantam, pipi ketiga cowok iseng...Respon itulah yang ditunjukan sang gadis...

Sorry jeck...ku bukan cewek begituan...Jangan sok iseng....Dasar gubrak...Kata sang gadis sambil, ngeloyor pergiKetiga cowok yang ditinjunya....

Ketiganya hanya bisa terbengong kayak sapi ompongElah...ladalah...ceweknya wonder women to?Kata salah satu jejaka

Apesss….Kata yang lainnya

Hey, buat cowok cowokJangan sok iseng ngerjain cewekLihat dulu, Jangan maen goda, siul siul menyebalkan....

Zahra Sativa, Kendal 7 April 2011

BROEKEN HOMEBanyak yang bilang aku trouble makerTemen temen menjuluki trouble is friendsTato biang kerok, julukankuSebelah mata mereka melihatkuDasar sintingApa yang ada di otak merekaSeburuk itukah brandingku bagi orang lainBanyak cowok, terlebih cewekJauh makin jauh dengan hidupkuJangankan berteman, pacaran saja gadis ogahLiar, nakal brutal katanyaDasar sok tau orang-orangMereka pikir, paling benar Ga tau apa yang terjadiEmang aku mau seperti iniDiisolasiDi anggap bak virus masyarakatBakteri kehidupanAku korban anak broeken homeKeluargaku hancurKasih sayang mati binasaCinta beku membiruKisah pelampiasan duka dukakuJijik mereka menatapkuAku bagai lintah dimata orang tuakuTubuhku bagai tersengatHatiku bagai teracuni Broeken home...Broeken home...BroekenHidupku hancur myman...Hidupku lebur...Tuhan tolong....selamatkan aku....hambaMU...

Zahra Sativa, Kendal, 8 April 2011

NOISIA “HANIF’ HIMALAYA([email protected] / najwahanifhima)

Puisi-puisiNOISIA “HANIF’ HIMALAYA

Page 21: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

21Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Demak, KotakuBarangkali kau meneriaki kotaku dengan kota KaliAtau kala kau mengejek kotaku kering kala kemarau dan becek kala musim hujanNamun apakah kau tak mengerti tentang peradaban agama kalianAtau kala menyinggung keramat pada Auliya’ yang sering kalian puja-puja

Untuk kawanku sekota Demak;Kenapa kalian malu tentang kota kita, sehingga kau nebeng kota tetanggaKalian bilang aku anak Jepara, aku anak Kudus dan aku anak Semarang atau anak PatiNamun aku akan bersumpah pada Tuhan bahwa aku orang Demak

Untuk kalian yang tak suka dengan kotaku;Tentunya kalian tahu tentang jangongannya para WaliAtau tentang Raden Fatah, Kangmas Kalijaga, Sultan Trenggono, Siti Jenar bahkan Ki Ageng SelaYang mengukir kisah di tanah Demak, hingga sejarah berkata Demak kota Wali

Demak kotakuTempatku bernaungIbundaku dan ayahandaku terlahirAku takkan pernah malu dengan Demak, kotakuMeski kalian bilang Kota Kali, atau tanggul terpanjangBahkan nek ketigo rak iso cewok, nek rendeng rak iso ndodokNamun Demak tetap kotaku, kotaku, dan kotaku

Syawwal 1432 H

Yah,…Mungkinkah kau mengingat saat kita tertawa bersamaMerangkai alunan nada yang indah untuk kita jadikan album kenangan bersamaHingga ku lewatkan kemesraanku bersama kekasihku, dan ku buang semua gaun persaudaraan nasabkuNamun kau malah seperti anjing, yang hanya pintar tanpa punya hati tuk merasa

Kaulah yang mengajariku tentang arti mencumbu, tentang arti ini dan ituHingga ku terlelap dalam alunan nada kebersamaan denganmu, dan kau hancurkan aku dengan seribu penyesalan diujung kegelisahanAtau saat kau mengajariku tentang arti menjamahmu, hingga ku lupakan hakikat darahku dengan mentuhankanmu

Apakah kau tak ingat saat kita berikrar tentang arti kebersamaan yang akan terjalin meski di neraka atau surga?Ataukah kala kau mengajariku tentang arti menghancurkan aku, dalam bahasa surgawi dan duniawiNamun kau lari terbirit-birit seperti maling dalam kandangkuDan kau mengelak tentang itu di depan polisi

Ingin rasanya ku membunuhmu….Hingga kau lenyap dimuka ini, dan kau binasaNamun setetes noktah terhapus kala kau sucikanku dari komeng, pak yusuf, kak hamun, mbak uyun mbak risah yang telah membingkai aku dalam kegelapanYah,… asalkan kau selalu ingat siapakah aku dan bagaimana aku

Syawwal 1432 H

Puisi-puisiArafat AbdulHadi Choliel

bisa disapa di facebook:Arafat AbdulHadi Choliel

Page 22: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

22Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012

Page 23: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

23Rumah diksi buletin

Edisi #8/

April 2012

Page 24: Rumah Diksi Buletin #8 (April 2012)

24Rumah Diksi Buletin

Edisi #8/

April 2012