-
I. LATAR BELAKANG Undang-undang SJSN dan BPJS mengamanatkan
kepada kita
semua komunitas kesehatan untuk dapat menyediakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh
masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sampai ke daerah terpencil dan
penduduk miskin.
Di sisi lain, saat ini jangkauan pelayanan kesehatan belum
merata, terutama di DTPK dan miskin. Sistem rujukan pasien
dirasakan
menjangkau pelayanan kesehatan. Akibatnya, terjadi penumpukan
pasien yang luar biasa di rumah sakit besar tertentu,
Oleh karena itu, harus dikembangkan sistem rujukan yang lebih
baik, yaitu dengan mengembangkan sistem rujukan regional, yang
terstruktur dan berjenjang.
SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG DALAM RANGKA
MENYONGSONG JAMINAN KESEHATAN NASIONAL(REGIONALISASI SISTEM
RUJUKAN)
II. REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG 1.
Pengertian
Regionalisasi sistem rujukan adalah pengaturan sistem rujukan
dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan
kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang terstuktur sesuai dengan kemampuan, kecuali dalam
kondisi emergensi.
-DQJNDXDQ\DQNHVEHOXPPHUDWDterutama di DTPK dan daerah miskin
5XMXNDQSDVLHQEOPHIHNWLIGDQHVLHQ
3HQXPSXNDQSDVLHQ\DQJOXDUbiasa di RS besar
Pelayanan kesehatan (akses dan mutu) terganggu
Penataan dgn Regionalisasi system rujukan yang
terstruktur dan berjenjang
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
-
2. Tujuan
0HQJHPEDQJNDQUHJLRQDOLVDVLVLVWHPUXMXNDQEHUMHQMDQJGL3URYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWD
0HQLQJNDWNDQMDQJNDXDQSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQ56
0HQLQJNDWNDQSHPHUDWDDQSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQVDPSDLNHGDHUDKWHUSHQFLOGDQGDHUDK
miskin
0HPSHUWDKDQNDQGDQPHQLQJNDWNDQPXWXSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQ56
3. Manfaat 3DVLHQWLGDNEHUNXPSXOGDQPHQXPSXNGL56EHVDUWHUWHQWX
3HQJHPEDQJDQVHOXUXK56GL3URYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWDGDSDWGLUHQFDQDNDQVHFDUDVLVWHPDWLV
HVLHQGDQHIHNWLI
3HOD\DQDQUXMXNDQGDSDWOHELKGHNDWNHGDHUDKWHUSHQFLOPLVNLQGDQGDHUDKSHUEDWDVDQNDUHQDSXVDW
rujukan lebih dekat
5HJLRQDOLVDVL5XMXNDQGDSDWGLPDQIDDWNDQXQWXNSHQGLGLNDQWHQDJDNHVHKDWDQWHUXWDPDSDGD56
Pusat Rujukan Regional
4 Alur si tem rujukan regionala. Pelayanan kesehatan rujukan
menerapkan
pelayanan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas
C, kelas D selanjutnya RS kelas B dan akhirnya ke RS kelas A.
b. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan
dan rawat inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari
dokter disertai surat rujukan, dilakukan atas pertimbangan tertentu
atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga
pasien.
F
56NHODV&'GDSDWPHODNXNDQUXMXNDQNH56NHODV%DWDX56NHODV$DQWDUDWDXOLQWDVNDEXSDWHQNRWDyang
telah ditetapkan
Yang dimaksud denganantar
NDEXSDWHQNRWDDGDODKSHOD\DQDQNH56.DEXSDWHQ.RWD\DQJPDVLKGDODPVDWXregion
yang telah ditetapkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan
OLQWDVNDEXSDWHQNRWDDGDODKSHOD\DQDQNH56.DEXSDWHQ.RWDGLOXDUZLOD\DKregion
yang telah ditetapkan. Misalnya, RS A merujuk pasiennya ke RS B
karena pertimbangan waktu, jarak atau karena pertimbangan lainnya
yang disepakati antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga
pasien.
Berikut contoh pelaksanaan pengembangan upaya regionalisasi
VLVWHPUXMXNDQGL3URYLQVL6XODZHVLSelatan:
-
III. PENETAPAN REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN Perencanaan kegiatan
harus mempehitungkan waktu yang ada,usahakan sebelum pemberlakukan
Jaminan Kesehatan Nasional1 januari 2014, regionalisasi sistem
rujukan sudah selesai,untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah
kunjungan.
10 Langkah yang harus dipersiapkan yaitu:
1. Pemetaan sarana kesehatan : Gate keeper (Praktek dokter/ drg
pelayanan Primer), puskemas, Klinik Pratama, RS dan faskes lainnya
per provinsi
2. Pemetaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan yang ada.3.
Menetapkan RS pusat rujukan regional .4.
kewilayahan, dan diutamakan untuk kemudahan akses terhadap
pelayanan medik dasar, spesialistik dan subspesialistik yang
bermutu.
Regionalisasi sistem rujukan1. Kab/kota dibagi dalam
beberapa
wilayah rujukan/region, berdasar hasil mapping sarpras, SDM
dan
2. Setiap wilayah mempunyai pusat rujukan
0HQHWDSNDQNDENRWDVHEDJDLSXVDWUXMXNDQUHJLRQDOGDULEHEHUDSDVDUDQDNHVHKDWDQGLVHNLWDUQ\D5.
Melakukan ujicoba kewilayahan melalui Workshop Sistem Rujukan di
pusat rujukan regional, bersama
Tim Koordinasi Sistem Rujukan Tingkat Pemerintah Daerah, yang
terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan
3URYLQVL.DEXSDWHQGDQ.RWD7LP3URIHVL$KOL5XPDK6DNLW8PXP'DHUDKGDQ$VNHV\DQJDNDQbertransformasi
menjadi BPJS Kesehatan Daerah.
6. Mengadakan pelatihan bagi tenaga dokter puskesmas, dokter
keluarga mitra Askes dari wilayah tersebut untuk penatalaksanaan
kasus-kasus yang dirujuk dari Puskesmas terutama pada 4 bagian
besar (Obgyn, Penyakit Dalam, Anak dan Bedah), dengan kegiatan
teknis sebagai berikut : D
'LODNXNDQ0RQLWRULQJVHODPDEXODQGDQGLHYDOXDVLGHQJDQPHOLEDWNDQ565XMXNDQ5HJLRQDO'LQDV
.HVHKDWDQ3URYLQVLGDQ2UJDQLVDVL3URIHVLWXUXQODQJVXQJNH3XVNHVPDV'LQDV.HVHKDWDQGDQRSUD
di wilayah ujicoba
b. Penyusunan SK Kepala Dinas Kesehatan tentang Tim Koordinasi
Sistem Rujukan yang terdiri dari
.HSDOD'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL'LUHNWXU8WDPD56.HWXD'3037$VNHV'LUHNWXU37$VNHV5HJLRQDOGDQSHMDEDW6WUXNWXUDOGLOLQJNXQJDQ'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL'DODP7LPWHUVHEXWWHUGLULdari
2 POKJA yaitu Pokja Teknis Medis dan POKJA Konseling Sistem
Rujukan.
7. Penyusunan 4 Buku Pedoman Sistem Rujukan :a. Bersama RS, FK,
DPM PT Askes, PT Askes Persero regional, dan 10 Organisasi Profesi
yang terdiri
dari PAPDI, POGI, IDAI, IKABI, PERDAMI, PERHATI-KL, PERDOSI,
PERDOSKI, PDSKJI, PDGIb. Buku Pedoman Terdiri dari :
3HGRPDQ6WDQGDU3HQJHORODDQ3HQ\DNLW%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ7LQJNDW3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL
3DQGXDQ6WDQGDU3HPHULNVDDQ3HQXQMDQJ'LDJQRVWLN%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL
3HGRPDQ6WDQGDU2EDW2EDWDQ%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL
3DQGXDQ6WDQGDU0LQLPDO$ODW.HVHKDWDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL8.
Penyusunan Peraturan Gubernur
D
3HQ\XVXQDQ3HUGDWHQWDQJ3HQ\HOHQJJDUDDQ.HVHKDWDQGLZLOD\DK3URYLQVL\DQJGLNHWXDLROHK*XEHUQXUGLVXVXQEHUVDPD:DOLNRWDGDQ%XSDWL.HSDOD'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL.DEXSDWHQGDQKota,
beserta DPRD Propinsi serta unsur terkait, dengan menyebutkan bahwa
:
8SD\D.HVHKDWDQGLODNVDQDNDQVHFDUDEHUNHVLQDPEXQJDQWHUSDGXGDQSDULSXUQDPHODOXLVLVWHP
rujukan
5XMXNDQXSD\DNHVHKDWDQKDUXVVHFDUDWHUVWUXNWXUGDQEHUMHQMDQJVHVXDLNHEXWXKDQPHGLVGDQ
kesehatan.
-
5XMXNDQNHVHKDWDQPDV\DUDNDWGLVHOHQJJDUDNDQXQWXNPHQJDWDVLSHUPDVDODKDQNHVHKDWDQ\DQJWLPEXODNLEDWNRQGLVLVDUDQDWHQDJDLOPXSHQJHWDKXDQGDQWHNQRORJLVHUWDNRQGLVLJHRJUDV
0HODNXNDQSHQHWDSDQ:LOD\DK\DQJPHQMDGL5XMXNDQ5HJLRQDOGDQ5XPDK6DNLW3XVDW5XMXNDQRegional
b. Penyusunan Pergub Rujukan dengan melibatkan Organisasi
Profesi, RS, FK, DPM PT Askes, PT
$VNHV3HUVHURUHJLRQDO3UDNWLVL+XNXPSHUZDNLODQGDUL568'GDQ'LQDV.HVHKDWDQ.DEXSDWHQKota.
F
3URVHVSHQ\XVXQDQ3HUJXEPHODOXL%LUR+XNXP6HWGD3URYLQVLXQWXNVHJHUDGLWHWDSNDQd.
Termasuk Keputusan Gubernur tentang Uji Coba Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan di wilayah uji
coba yang telah ditetapkan9. Lakukan Pembagian Peran untuk
mewujudkan Regionalisasi Sistem Rujukan, sebagai berikut :
D 3HUDQ'LQDV.HVHKDWDQWHULQWHJUDVL3URYLQVL.DEXSDWHQGDQ.RWD
0HQHWDSNDQOHYHOSHOD\DQDQGDQMHQLVSHOD\DQDQSDGDVHWLDSOHYHO33.3ULPHU33.6HNXQGHU
dan PPK Tersier) dalam peraturan Gubernur tentang Sistem Rujukan
Regional Pelayanan Kesehatan .
3HQHWDSDQSHUDQGDQWDQJJXQJMDZDEVWDNHKROGHUNXQFLWHUNRRUGLQDVLGDODPVHEXDK7LP
3HQHWDSDQSHGRPDQUXMXNDQDQWDUOHYHOUXMXNDQ
3HQHWDSDQNHELMDNDQSURWRNROGDQSHGRPDQDGPLQLVWUDWLIUXMXNDQXQWXNPHQGXNXQJVLVWHP
rujukan.
0HQHWDSNDQLPSOHPHQWDVLVLVWHPPRQLWRULQJVXSHUYLVLGDQHYDOXDVLNXDOLWDVSHOD\DQDQVLVWHP
rujukan serta mekanisme pendukungnya.
0HQ\LDSNDQVDUDQD6'0\DQJPDPSXGDODPLPSOHPHQWDVLVLVWHPUXMXNDQ
0HPIDVLOLWDVLSHPHQXKDQVWDQGDUVDUDQDSUDVDUDQDGDQDODWNHVHKDWDQPHQHWDSNDQDNUHGLWDVL
VHUWDVHUWLNDVLEDJL56GDQ3.0b. Peran Rumah Sakit
3HPELQDDQ56GDODPUXMXNDQUHJLRQDOEHUGDVDUNDQZLOD\DKDGPLQLVWUDVLSHPHULQWDKDQ3.0
0HQJLQWHJUDVLGDODPH0HGLFDO5HFRUG
3HQJDWXUDQ5XMXN%DOLNGHQJDQVXSHUYLVL'RNWHU6SHVLDOLVNH3.0VHWHPSDW
%HUNRRUGLQDVLGHQJDQ3URYLGHUSHPELD\DDQNHVHKDWDQVHFDUDEHUNHVLQDPEXQJDQ
c. Peran Fakultas Kedokteran dan institusi lainnya
3HQHPSDWDQWHQDJDUHVLGHQGDQWHQDJDNHVHKDWDQODLQQ\DSDGD56NDE.RWDGDQ3XVNHVPDV
3HQHWDSDQSURWRNROSHQDQJDQDQNDVXVVWDQGDU
3HODWLKDQGUGUVSHVLDOLVVHEDJDLSHPELPELQJGL563.0
Lakukan Sosialisasi dan Monev ketat terhadap usaha yang telah
dilakukan , termasuk Kendali Mutu dan Biaya dengan Pemanfaatan
Sistem Informasi dan Teknologi.
IV. TATA LAKSANA HUBUNGAN ANTAR DAERAH 1.
Kerja sama dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama.
V. PENUTUPJaminan Kesehatan Nasional akan mulai di tetapkan 1
Januari 2014, yang diselenggarakan oleh BPJS.
Seluruh stakeholder terkait harus mempersiapkan diri
sebaik-baiknya, termasuk pembentukan regionalisasi sistem rujukan.
Diharapkan seluruh Provinsi sudah dapat menyusun dan melaksanakan
sistem regionalisasi sistem rujukan sebelum 1 Januari 2014
'DODPUDQJNDPHODNVDQDNDQUHJLRQDOLVDVLUXMXNDQSURYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWDKDUXVPHQJDGDNDQNHUMDVDPDGHQJDQGDHUDKODLQ\DQJGLGDVDUNDQSDGDSHUWLPEDQJDQHVLHQVLGDQHIHNWLYLWDVpelayanan
kesehatan rujukan.
2.