Top Banner
RUANG TERBUKA HIJAU Keterpaduan Ruang Terbuka Hijau Dengan Laju Infiltrasi Sebagai Artificial Recharge Fungsi hidrologis terkadang banyak dilupakan dalam menata ruang terbuka hijau, fungsi hidrologis suatu taman adalah dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi yang merupakan alternatif artificial recharge bagi peningkatan cadangan air tanah (groundwater). Daerah resapan di perkotaan termasuk Bandung semakin terdesak oleh berbagai ‘pertumbuhan’ diantaranya pertumbuhan penduduk, polusi, mental dan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true experiment) dengan cara mencoba berbagai parameter infiltrasi secara variatif kemudian dikaji- banding pada kondisi eksisting taman kota/taman hutan kota. Mempelajari hubungan sebab akibat antara parameter infiltrasi- estetika-vegetal cover untuk memperoleh pola taman yang memenuhi fungsi estetika dan hidrologis. Unsur estetika dengan mempelajari jenis tanaman yang biasa dipakai sebagai penutup taman kota sedangkan aspek hidrologis dengan melakukan pengukuran laju infiltrasi pada taman-taman yang sudah ada dan model taman yang direkayasa untuk mendapatkan taman yang multipurpose. Komposisi campuran tanah : pasir : abu sekam padi dengan rasio 1:1:2 memberikan laju infiltrasi yang optimum sebesar 13.624 cm/jam kondisi non-vegetasi dan 21.39 cm/jam setelah diberi vegetasi jenis rerumputan (rumput peking dan rumput gajah). Diameter rerata menengah butiran untuk komposisi ini sebesar 1.32 mm dengan Cu = 9.00 yang dideskripsikan sebagai butiran dengan gradasi baik. Peningkatan laju infiltrasi dari non-vegetasi ke vegetasi sebesar 57%, artinya cukup signifikan sebagai salah satu upaya meningkatkan artificial recharge pada musim hujan dalam rangka mencadang air tanah, yang dikaitkan dengan fungsi ruang terbuka hijau. Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau , Laju Infiltraasi , Artificial Recharg e
10

RUANG TERBUKA HIJAU

Feb 25, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RUANG TERBUKA HIJAU

RUANG TERBUKA HIJAUKeterpaduan Ruang Terbuka Hijau Dengan Laju Infiltrasi SebagaiArtificial Recharge

Fungsi hidrologis terkadang banyak dilupakan dalam menataruang terbuka hijau, fungsi hidrologis suatu taman adalahdapat meningkatkan kapasitas infiltrasi yang merupakanalternatif artificial recharge bagi peningkatan cadangan airtanah (groundwater). Daerah resapan di perkotaan termasukBandung semakin terdesak oleh berbagai ‘pertumbuhan’diantaranya pertumbuhan penduduk, polusi, mental dan sosial.

Metode penelitian yang digunakan adalaheksperimen murni (true experiment) dengan cara mencobaberbagai parameter infiltrasi secara variatif kemudian dikaji-banding pada kondisi eksisting taman kota/taman hutan kota.Mempelajari hubungan sebab akibat antara parameter infiltrasi-estetika-vegetal cover untuk memperoleh pola taman yangmemenuhi fungsi estetika dan hidrologis. Unsur estetika denganmempelajari jenis tanaman yang biasa dipakai sebagai penutuptaman kota sedangkan aspek hidrologis dengan melakukanpengukuran laju infiltrasi pada taman-taman yang sudah ada danmodel taman yang direkayasa untuk mendapatkan taman

yang multipurpose.

Komposisi campuran tanah : pasir : abu sekampadi dengan rasio 1:1:2 memberikan laju infiltrasi yangoptimum sebesar 13.624 cm/jam kondisi non-vegetasi dan 21.39cm/jam setelah diberi vegetasi jenis rerumputan (rumput pekingdan rumput gajah). Diameter rerata menengah butiran untukkomposisi ini sebesar 1.32 mm dengan Cu = 9.00 yangdideskripsikan sebagai butiran dengan gradasi baik.Peningkatan laju infiltrasi dari non-vegetasi ke vegetasisebesar 57%, artinya cukup signifikan sebagai salah satu upayameningkatkan artificial recharge pada musim hujan dalam rangkamencadang air tanah, yang dikaitkan dengan fungsi ruangterbuka hijau.

Kata kunci : Ruang Terbuka Hijau, Laju Infiltraasi, Artificial Recharge

Page 2: RUANG TERBUKA HIJAU
Page 3: RUANG TERBUKA HIJAU
Page 4: RUANG TERBUKA HIJAU

RUANG TERBUKA NON – HIJAUSaat ini pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) masih

belum sesuai dengan harapan yakni terwujudnya ruang yang nyaman,produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman dikawasan tersebut bisa dilihat dari kualitas ruang terbuka publikmengalami penurunan yang sangat signifikan atau semakin hilangnyaruang terbuka (Open space) di permukiman. Sebagai wadah interaksisosial, RTNH ini diharapkan dapat mempertautkan seluruh anggotawarga masyarakat di kawasan perumahan tersebut, tanpa membedakanlatar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. biasanya, dengan kondisiseperti inilah unsur manipulasi terhadap alih pemanfaatan fungsiruang dapat terjadi.

Studi ini mengkaji Efektifitas Pemanfaatan Ruang Terbuka NonHijau (RTNH) Olahraga berskala lingkup Rukun Tetangga (RT) dikawasan hunian pada perumahan Perumnas Toddopuli di wilayahkecamatan Panakkukang, kawasan jasa dan perdagangan kedua terbesarsetelah kota Makassar (Secondary CBD). Tidak efektifnya ketersediaanwadah RTNH di kawasan perumahan Perumnas Toddopuli ini belumtermanfaatkan dengan baik, sehingga menimbulkan permasalahan sepertiterjadinya alih fungsi lahan RTNH menjadi ruang terbangun publik danruang terbangun private pada kawasan perumahan tersebut.

Page 5: RUANG TERBUKA HIJAU

Metode penelitian yang digunkan dalam penelitian ini,menggunakan metode penelitian kualitatif naturalistik karenapenelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),biasa disebut juga sebagai metode Etnographi. Dalam penelitian ini,membandingkan antara standar dan atau teori dengan fakta wadahketersediaan RTNH di perumahan tersebut dengan menggunakan alatanalisis (Sentripetal theory). Dari hasil analisis di dapatkanbahwa, ketersediaan wadah RTNH Lapangan Olahraga di perumahanPerumnas Toddopuli kota Makassar dikaitkan dari sisi pemanfaatan,maupun segi aksesibilitas radius pencapaian terhadap RTNH, unsur(Comfortable, Relaxation, Passive and Active engagement, Discovery),maupun ketersediaan sarana dan prasarana penunjang memang masih jauhdari standar dan kelayakan untuk wadah sebuah RTNH Lapangan Olahragadi kawasan hunian Perumnas Toddopuli di kota Makassar.

Pengefektifan kembali fungsi dan hakikat keberadaan RTNH yangsudah ada di kawasan perumahan Toddopuli Perumnas Panakkukang Permaiini untuk menjadi lebih baik dibutuhkan kerjasama dari berbagaipihak. Tidak hanya dari disiplin ilmu arsitektur dan “urbanplanner”, namun juga dari pengelola, pemerintah dan masyarakatnya.

Kata kunci : efektivitas, RTNH, permukiman.

Page 6: RUANG TERBUKA HIJAU
Page 7: RUANG TERBUKA HIJAU

STUDIO PERANCANGAN PERMUKIMAN I

Page 8: RUANG TERBUKA HIJAU

ISRA NONGKAF 221 12 016

TEKNIK ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

Page 9: RUANG TERBUKA HIJAU

GSB (Garis Sepadan Bangunan): Secara umum GSB adalahgaris imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadapruas jalan. Kita dilarang keras membangunan melibihi batas GSByang sudah ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung dari besarjalan yang ada di depannya. Jalan yang lebar tentu sajamempunyai GSB yang lebih besar dibandingkan jalan yangmempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarag GSB iniadalah 3 s.d 5 m. Untuk lebih pastinya saya sarankan tanyaterlebih dahulu ke pihak developer atau tata kota setempat.

 KDB (Koefisien Dasar Bangunan): KDB dapat dimengertisecara sederhana adalah nilai persen yang didapat denganmembandingkan luas lantai dasar dengan luas kavling. kalaukita mempunyai lahan 300 m2 dan KDB yang ditentukan 60% makaareal yang dapat kita bangun hanya 60% x 300 m2 = 180 m2.Kalai lebih dari itu artinya kita melebihi KDB yangditentukan. Kurangi lagi ruang yang dianggap tidak terlaluperlu. Sisa lahan digunakan untuk ruang terbuka hijau yangberfungsi sebagai area resapan air.

 KLB (Koefisien Luas Bangunan): Kalau KDB hanyamelibatkan luas lantai dasar, maka KLB melibatkan seluruhlantai yang kita desain termasuk lantai dasar itu sendiri.Cara perhitungannya tetap sama yauitu membandingkan luasanseluruh lantai dengan luas kavling yang ada.

SOAL 1

Mencari KDB, KLB dan Jumlah Lantai :

Diketahui :Luas Lahan = 100 m2

KDB = 40 %KLB = 2 %

Ditanya :Berapa KDB ?Berapa KLB ?

Berapa JM (Jumlah Lantai) ?Jawab :

Tanah 10x10 (100 m2)

Page 10: RUANG TERBUKA HIJAU

Kamar 3x4 (2 unit) = 14 m2Ruang tamu 3x5 = 15 m2

Toilet/wc 3x5 = 6 m2________+KDB = 51 m2 = 51%

RTH = 49 m2

Luas Lahan x KDB = Luas Dasar Bangunan100 m2 x 51%5.100 m2

KLB x Luas = LahanLuas Lantai bangunan2 x 100 m2

200 m2

KLB / KDB = Jumlah Lantai200 m2 / 100 m22 = 2 Lantai