PROGRAM STl'DI MAGlSTER 11.1\flJ LINGKUNGAN PROGRUI PASCASARJANA
UN1VERS1TAS PADJADJARAN BA1'l>UNG
2009
Unnak nicm•nhi sebh .. cu sy1ra1 ujian 911na incmpcnldl cetar Magittcr Sain llmu L1Dgk11.,pn (1\LSi)
l'regram Sllldi ID&15ttr Dlftu U..glcllnpP f'rog,.m P .. ca SarJa•a 1!'.n1WOntr.,.1 l!'ere11canun Ptogtlolfdtll S..111ller Daya Al1111 du Lingkuapa lfld11p
TIS IS
Oteh : TITIS ERNINGSJJt
N'Pl'lt.2505-2~7015
MODEL REKLAMASI LABAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAR HIT AM
(St11di Kasus di ~agari K.ta Nopan Kecamalan Rao Utara KabuJ)Btm Pasaman Provinsi Sumatera Barat)
Prof. t>r. Errl N. ant.are
Ketua Tim Pemblmblng
Parikeslt, MSc., Ph.D Anggota Tim Pemblmblng
Pemblmblng
Bandung,
Untuk memenuhl ,.lah Ht• sya'11t ujian guna men.,eroldl gd•r Ma9!9t« Sein llmu Liag!Qln9an (M.Si)
Prooram Studl Maglsmr 11mu l.illglllln~n Program 'l'il5Cll 51ria1111 T4!hth 41$etujul lllell Tim Penlbimblnt pecll tall!l9JI
S.rll ~di INwah inl
TESIS
Oleh: rrns ERNINGSIH
NPM, 2505-2008•7015
MODEL REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH HITAM
(Studl Kasus di Naprl Kota Nopan K«amatan Rao Utara Kabupaten Pasaman Provins; Sunuitera 811111t)
Pembimbing II Pembimbing I
Parikt:siL MSc.,Ph.D egantara
Mengctahui:
Banduog. 01<.tober
4 Ors. Achmad S afiudin MS
2 Dr.Tu. 'Benito A K.umani Ir. Di .EST
I Prof. Oekan S Abdoellah MA. Ph.D
TANDA TANOAN NAMA NO.
TELAH DIRf!VISI, DISETIJJUI OLEH TIM PENELAAH!rlM PEMBIM01NU OAN DIPERKENANKAN UNTl JK DIPl:iRBANY AK I DICET AK
TGL. UJIAN NAMA NPM PROGRAM STUD! BKU nJDUL
: 5 Sept.ember 2009 : Titis Smingsih : 250520087015 : Magister llmu Lingkungan : Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Alam & LH : Model Rcldama~ Lllhan Bebs Penambangan Timah Hit:ant
( Studl Kasus di Napri Kota .Nol"'o Kecamatan Rao Utara IUbupatell Pasain•n Provi:osl Sumate.ra narat )
----------·--------------------- LEMBAR PERSETUJUAN P.ERBAIKAN (REVISI)
UJIANT&:SJS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
1•110 Sc1a:1oa St!AwJ J, l!andWJ8 40132. n.1cpon. (1)22) 254l8871, F8".: (m) 25081171, B-mail: [email protected]
~'""" "" UP ;MM'f -!* ~ ¥'« 1'~ ~ ?tc-• "'- ~ 1).-n(J. (,41,...J """'Ma'-.~ ~"'111 J,1 ,,,., .. ~ / &« M'"f••
S-r Aft.,/, ... 1 f4*• - Mt:i"'4 ""'"- .-uwt·-., ......, ~.'.'.I'. I
~ .....
7"" ,..ttJ ""'4 t4t •"'9at '-td" ltl4f4-l. 'JIM t..t '1" •"-• ,...., ik ... ,.."9' 'tiu u. ~ ·
~ ~ ~""" *""" '$( 'Jt- «-ta ,(u ~. ~ ._,,. ,,....,, a.14/i. ~ 11r-J4i.t d.-, ""4 all< ~ ~owrvi, ",
p..tii _, '41.1 Cf.4f4 ~ •- "6 '''* rit.("o 1,,.. ..4l(,J led~ ii ~ _,_{4 ·.
Zart l#fM'. -- ..t. "'4, ,?'l/td, t 1•1Hf'M= wff' ·'s• llf,te4t
~~.~-.Id. ?KcM. -. ..... ,... loUJ _. k<flu¥' u ,,. iedl-*'i ~.t-'E..W}
~ ~ .,..6t(,,,""" .,,,,.A I"'~ it-Mid.~ ~ ""*· ...t- ..... f-4.t"" .•• .,tft. ,fi14J.tJ,u Otul) w. ?K...M. 4"" ""'"'•<Wt"* ~ 4 6-f'
,(u ku-e
""" """· AUJ. ~ ~·
SE6ALA PU.JI HANYA UNTUK ALLAH sWr DAN AASUL-N)'A
ll1
nns ERNINGSJH NPM. 250520087015
y~ rnembuat pemyarn, : '
Oklober 2009 Bandung,
4. Pernyataan ini saya buat denQall sesuigguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat ~nyimpangan dan ketidallbenaran dalam pemyataan ini, maka saya bersedia menenrna sanksi akademik beuoa pencebutan gelar yang telah diperolen kerena karya tufis ii, serta sanks1 lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tingggi ini.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditu!is atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas d•ca ntumkan sebagai arua n dalam llClSkah deng~ n disebutka n nama pengarang dan dicantumka n dalam daftar post.aka.
2. Karya tulis ini adalah adalah mumi gagas.m, nnnusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuen pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
Oengan ini seva menyatakan bahwa:
1. Karya tulis save, tess irn adalah ask clan be!um pernah diajukan untuk mendapatkao gelar akademik (sarjaua, majster, dan/ etau dolttor), baik. di Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.
. P£RNYATAAN
iv
KEVWORDS: en11ironmenral quality decreasing, reclamation of former mining land, direction, redernanon model
Till is the main natural potential resources of Nagari Kota Nopan in Nortn Rao Distnct Pasaman Rel)ency, West Sumatra. The exploitation of tin has been done by PT. Mranti Mas Pratama open pit mining system using side hlll method. The reclamation model that has been used was a universally applied model, viewed from biophysics, social-cultural, and economics aspect in the Nagari Kot.a No pan.
In this study, the method used is the dominant qualitative less dominant quantitctive. In order to collect the sample, use purposive sampling which use key Informant to get the information about model reclamation of tin ex-mining area in Nagari Kola Nopan. Interview in quantitative method use a questionnaire m all owners of public lands.
This research reveals that the reclamation model of tin ex-mining area in Nagari Kota Nopan is system agroforestry. This system was developed by vegetation of rubber {Hevea brasillensis Mue\t. Arg.) as the main aimponent. The rubber plants have some superiority compared to other comodltles: (1) its ability to grow in various kinds of conditions and land types, and it still yields evel'I in the infertile land (2) its abllity to form forest ecolOQy, which Qenerally exists in semi-arid area, thus the rubber plants has the ability to rehabilitate critical land. (3) its ab1lititv to provide income for the farmer ( 4) Its good prospect in market {price) sirn:e the global demand of rubber is increasing after China opened a new market for Indonesian rubber.
.Abstract
RECLAMATION MODEL OF FORMER MINING LAND PLUMBUM {case Studies in Nagari Kata Nopan
North Rao District Pasaman Regency West Sumatra Pl'O'llnce)
v
KATA KUNa : Penurunan Kualitas Ungkungan, Reklrimasi Lahan Bekas Tambang, Arahan, Model Reklamasi
Nagari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman Provlnsl Sumatera Barat memiliki potenSi sumber daya alam khususoya timah hitam yang ditambang oleh PT. Mranti Mas Pratama dengan sistem tambang terbuka (open pit minfnd) dengan menggunakan metode side hill melhod. Model reklamasi lahan bekas penamhangan timah hitam yang dil)llih merupakan p1lihan bentuk reldamasl yang dapat diterapkan di lahan bekas penambangan timah hrtam ditinjau dari sspek biofislk, sosial budaya dan ekonoml di Nagan Kata Nopan.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoc!e dominant QtliJ/itative less dominant quantif4tive. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpostve S11mpling yang melibatkan informan kund untuk mendapatkan informas1 tentang model reklam~i lahan bekas penambangan timah hit<m Nagarl Kota Nopan. Dalam rnetode kuantitatif dilakukan wawancara dengan menggunal<an kuesioner terhadap seluruh masyarakat pemilik tanah ulayat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model reklamasi lahan bekas penambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan adalah Sistem agroforest. Sistem ini disusun oleh vegetasi pohon karet (Hevea brasi#ensis Muell. Arg.) sebagai komponen utama. Tanaman karet mem1Hkl beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat tumbuh pada berbagai kondisl dan Jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya mesklpun pada tanah yang liclak subur, (2) pada umumnya terdapat pada daerah lahan kerlng beriklim basah, sehlngga karet cukup baik untuK menanggulangl lahan krltis, (3) dapat memberlkan pendapatan bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memlllkl prospek harga yang cukup bark, karena kebutuhan karet dun1a semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bag! karet Indonesia.
ABSTRAK
MODEL REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH HJTAM
(studi Ka1usdi Naaari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupatan Pasaman ProYlnsl Sumatera Barat)
vi
Alhamdulillah, penulis panjatlean kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, kemudahan, pertolongan dan ridha-Nya Penulls dapat
menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul "Model Reklamasi Lahan Bekas
Penambangan Timah Hitam (Di Nagari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara
Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat". Usulan penelitian ini membahas
pola reklamasi lahan bekas penambangan timah hitarn untuk menghasllkan
arahan reklamasi. Kegiatan pertambangan senngkali menyebabkan kerusakan
lingkungan sehingga menyebabkan penurunan mutu linglcungan. untuk 1tu
diperlukan adanya suatu kegiatan rehabllltasi sebagai upaya untuk
mengembalikan sebagian tungsi lingkungan. Salah satu kegtatan pengakhiran
tambang yaitu reklamasi. Reklamasi meNpakan usaha untuk memperbalkt atau
memullhkan ltembali lahan yang ru;ak sebagal aklbat keglatan u;aha
pertambangan, agar dapat berfungst secara optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, banyak plhak yang bsrperen,
memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan. Pada kesempatan lnl penulis
mengucapkan terirnakaslh kepada:
1. H. Yusuf Lubis Bupat1 Pasaman dan H. Hamdi Buman Wakil Bupati
Pasaman serta Syamsunzal 5ekretarls Daerah Kabupaten Pasaman.
2. Dr. Avip svaefullah, drg., M.Pd., Kepala Pusat Pembinaan Pendidlkan dan
Pelatihan Perencanaan • Badan Perenr.anaan Nasional {Pusbindiklatren -
KATA PENGANTAR
vii
Bappenas) beserta stat oan jaJarannya, atas pemblayaan per1<ullahan yang
telah penulis terima.
3. Prof. Dr. Ginanjar Kumia, DEA Rektor Unlversltas Padjadjaran Bandung.
4. Prof. Dr. Ir. H. Mahfud Arifin, MS., Direktur Program Pascasorjana
umversi~ Padjadjaran Bandung
s. Prof. Oekan S. Abdoellah, M.A.,Ph.D., Ketua Program Studi Maglster llmu
Ungkungan (PSMIL) Universitas Padjadjaran Bandung
6. Dr. Tb. Benito. A. Kumani, Ir., Dip. EST., 5ekretaris Program Studi Magi~r
Ilmu Lingkungan (PSMIL) Universitas Padjadjaran Bandung
7. Chay A$dak, Ir., MSc., Ph.D., Ketua Konsentrasi Perencanaan dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.
8. Prof. Dr. Erri N. Megantara, M.Sc., dan Parikestt, MSc., Ph. D, Tim KomiSi
Pembimbing yang telah membelikan bimbingan, saran dan mengarahkan
penulis setama penyusunan.
9. Ir. Rosben Aguswar., Kepala Dinas Energi dan S\lmber Daya Mineral
Kabupaten Pasaman atas perhatian, keperc:ayaan, rekomendas1 dan izinnya
kepada penulls untuk melanjutkan pendidikan S2 llmu Lingkungan di
Universitas Padjadjaran Bandung.
10. Seluruh Dosen clan Pegawal Program Studi Magisl:@r llmu Lingkungan,
Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung.
11. Semua teman senasib dan seperjuangan di Program Studi Magister llmu
Lingkungan, Program Pase.a Sarjana Vnivers1tas PadJadjaran Bandung
Tahun 2008-2009 (Program Bappenas Angkatan IV) at.as llantuan,
dukungan dan kerjasamanya selama ini.
vui
Penulls
Oldober 2009 Baf\O.Jng,
Penutls menyadari bahwa tesls lni masih banyak ll:ekurangan, kereoa
keterbatasan dan kemampuan penulis, seperti pepatah mengatakan "tidak atJa
{lading yang f.ilk retak'; untuk itu perulis mengharapkan saran dan kritik yaog
membangun demi perbaken sehlngga tests lnl menjadi tebih balk dan mendekati
sempurna.
45 45 47 47 47 48 48 49
8 8 8 10 16 17 18 22 23 38 40
1 l 6 7 7
xv
xiv
xii
Ki
ix
vi
v
IV
in
IX
3.3.2. Penentuan Key Informant dan Sampel .. 3.3.3. Operasional Variabel . 3.3.4. Teknik Pengumpulan Data .
3.3.1. Desain Penelitian .
3.1 Lokasi , , •••.••.•••....•.....•.........••••••.••.•••• 3.2 Objek PeneHtlan , . 3.3 Metode Penelitian , ..
BAB III METODE PENEUTIAN .
2.1.3. Karakter1stik Timah Hltam . 2.1.4. Dampak Kegiatan Pertambangan .. 2.1.5. Karaktenstik Lahan Pasca Peoambangan . 2.1.6. L..ahan Bek<ls Tambi:lng Sebagai Ekosistem Rusak .. 2.1.7. Reklamasi Lahan Bekas Tambang . 2.1.s. seseran dan Perencanaan Kegiatan Reklamasi Lahan ..
2.2 Kerangka Pemlkiran .
2.1.1. Pengertian, Tujuan (Ian Maksud Rektamasi . 2.1.2. Tahapan Reklamasi .
BAB II KAJIAN PUSfAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN . 2.1 KaJian Pustaka ..
TUJUan Penubsan u ~ .
Manfaat Penulisan ...............•.••.•........... u .
IcJentifikasi !Vlasalah , . latar Belakang u .
BAB I PENDAl-IULUAN . 1.1 1.2 1.3 1.4
OAFTAR LAMPIRAN •••••• , ••••••• , , , ••••
DAFrAR GRAAK .
DAFTAR GAMBAR u .
DAFT AR TABEL • ••••01ouo1 oouo100•1o••"'"u""1001100•uo100•• ••• ••• •••• • ••• •••• ••• ooouuono" o
DAFT'AR ISI .
KATA PENGANTAR .
ABST"RA.CT I' ' I '.
ABSTRAK , , .
Pf'RNYATAAN .... , •••••• •• • •• •• ••••••• , ••••••• , ••••..••••••..•••••.••••••••••••••••..•.. u ••••••••
DAFTARJSI
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
L.AMPIRAN.......................................................................................... 124
DAFTAR Pl.6TAKA I 119
116
74 77 92 92 93 95 98 106
59 59 59 59 61 63 66 68 70
51 55 58
KESIMPULAN DAN SARAN . BABV
4.6.3. Rencana Blay a Reklamasi . 4.6 Model Reklamasi L.ahan Bekas Penambangan Timah Hitam .....•••••••• 4. 7 Analisis s.Hcrr , , .
4.2.1. Topografl Lahan . 4.2.2. Tanatl . 4.2.3. Keadaan Geologi . 4.2.4. Status Kepemihkan Lahan . 4.2.5. lktim dan Curah Hujan .
4.3 Demografi, Ekonomi dan BUdaya Masyarakat . 4.4 Peran Pemda Kabupaten Pasaman dan P1hak Perusahaan dalam
Perencanaan Reldamas1 Lahan Bekas Penambangan Timah Hitam ..• 4.5 Tahap Pem1mbangan Timah Hitam PT. Mranti Mas Pratama . 4.6 Aspek Ekonom1 .
4.6.1. Pemasaran . 4.6.2. Investas; , , 0 •••••••••••
BAB IV HASIL DAN PEMSAHASAN . 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitic;11 H••························· 4.2 Aspek Biofisik Lokasi Penambangan ..
3.3.5. Pengumpulan Data dan Analisis , .. 3.3.6. Ranacangan Analisis Data . 3.3.7 Penyusunan KonSE!p .
Matriks faldor internal clan eksternal dalam analisis 109 SWOT ......
timah hitam .
ldentifikasi faktor internal dan faktor eksternal dalam 108 pembudldayaan karet pada lahan bekes penambangan
Data f<ill'(lkterisbk Komoditi Tanaman Untuk Reklamasl 98 Lahan Bekas Penambangan limah Hitam .
Pengh1tungan Biaya Reklamasi Kelapa Sawit:, Karet dan 96 Kakao , .
94 Cash flow usaha pertambangan timah hitam PT. Mranti Mas Pratama .
93 Rencana pemasaran dan harga pl!njualan raw material ti mah hltam PT. Mranti Mas Pratama .
62 Sifat clan karald:eristik tanah di wilayah rencana lzin usaha pertambangan (IUP) operasl produksi timah hitam PT. Mranti Mas Pratama .
61 Klasifikasi tanah yang terdapat di areal renmna lzin usaha pertambangan (IUP) operasi produksl timah hitam PT. Mranti Mas Pratama .
............................................................ 49 Data set
DAFTAR TABEL
Tabel4.8
Tabel4.8
Tabel4.7
Tabel4.6
Tabel 4.5
Tabel4.4
Tabel4.3
Tabel4.2
Tabel 3.1
xii
Gambar 4.3 Endapan alluvial oada Batang DAS Batang Lobu .. .. 64
Gambar 4.2 Sungai Lobu yang beracla di bagian utara wllayah 61 eksoloitasi , .
Gambar 4.1 SatlJan geomorfollk perbukitan pada daerah eksploitasi 60 yang didominasi oleh vegetasi penutup berupa kayu- kayuan yang merupakan hutan sekunder .
Gambar 3.3 Kerangka peneUtian 58
Gambar 3.2 Peta Lay OutTambang PT. Mranti Mas Prat.Cima............. 46
Gambar 3.1 Peta lolcasi kuasa pertambangan PT. Mrant1 Mas Pratama 45 dengan luas 153,6 ha .
Gambar 2.10 Skema keranglca pemikiran ... ...... .. ... ..... ...... .. .. ...... ...... .. 44
Gambar 2.9 Rcrabilitasi setelah empat be\as tahun 38
Gambar 2.6 Hasil reklamasi lahan bekas penambangan PT. Ant.am 37 Tbk. Unit pertambangan pasir beSi Cilacap berupa perkebunan kelapa, palawija, dan penghijauan pohon akasla dengan kolam penampung air .
Gambar 2. 7 Revegetasi lahan bekas tambang batubara 37 menggunal<an tanarnan jarak (PT. Berau Coal, 2007) .
Gambar 2.8 Rehabilitasi setelah satu tahun 38
Bint.an .
Gambar 2.5 Reklamasi lahan bekas tambang bauksit untuk 36 pemukiman dan pengembangan kota, Tanjungpinang,
Gambar 2.4 Bekas tambang emas diurug dan direvegetasi/ 25 dihutankan kembali, Halmahera Utara, Maluku Utara .....
Gambar 2.2 Lanan reklamasi bekas t.ambang timah, dtambang oleh 22 PEfl, tidak direklamasi kemball, Belitun9 ..
Gambar 2.3 Skema bentuk teras kebun dan 9uludan . . .. . .. . .. .. .. .. .. 25
Gambar 2.1 Keterkaitan antara perencanaan penambangan, 11 reklamasi dan penggunaan lahan .
DAFTAR GAMBAR
XIII
Gambar 4.10 Tumpukan raw material timah hitam yang akan diolah 84 menjadi ukuran tertentu . , , , .
Gambar 4.9 Penggallan over bvrden pada lokasi penambangan timah 78 hitam PT. Mranti Mas Pratama ..
menggunakan truk ,, , , , ...•. Gambar 4.8 Pengangkutan tanah maupun batuan dengan 18
Gambar 4. 7 Pemukiman di Nagari Kota Nopan yang berada di 71 sep;mjang jalan menuju wilayah eksploitasi Pf. Mranti Mas Pratama .
Gambar 4.6 Tanaman produktif berupa kulit manis, kemlri dan jenis 67 kayu-kayuan pada wilayah eksplo1tasi PT. Mranti Mas Pratama .
Gambar4.5 Singkapan batuan paslr yang berada di bagian timur 6S rencana penambangan .
Gambar 4.4 Singkapan batuan yang merupakan batuan kuarslt (a), 64 urat kuarsa dengan ketebalan :I: 70 an (c) dan urat mtnerahsasl galena (d, e, f) .
XI\'
Grafik 4.1 Grafik banyaknya hari hujan dan curah hujan tahun 2006... 68
DAFTAR GRAfIK
Lamp1ran 8 Bagan tanaman baris ganda (double rows)......................... 138
tampren 7 Cash Flow Usaha Ptrtambangan nmah Hitam PT. Mranti Mas Pratama 137
Lampiran 6 Peta geologi dan zona mineralisasi wilayah eksplorasi penambaogan t1mah hitam PT. Mranti Mas Pratama 136
Mas Prata.ma.uu~•·• .. . .. .. . .. .. . .. .. 13S
Lampiran 4 Peta lay out tambang wilayah rencana eksploitasi penambangan timah hitam PT. Mranti Mas Pratama 134
Lampiran 5 Peta Geologi Regional Eksplort:asl Tlmah Hitam PT. Mranti
Lampiran 3 Peta topografi wilayal't eksplorasi penambaogan timah hitam PT. Mra nti Mas Pratarrla .•• •.• •• • • . • • .• .. .. .. • • • .. • • .. . • .. • . . .. . •• . .. .. .. . .. 133
Lampiran 2 Panduan wawancara 128
Lamplran 1 Kuesioneru ..... u................................................................ 124
DAFTAR LAMPIRAN
l
1.1. Lat.ar Belakang
Sektor pertilmbangan sebagai pengguna sumber daya alam mineral dan
energi memilik1 c:iri-c1ri khusus yang memerlukan pendekat.3n sesual dengan
pengembangannya. Cirl khusus yang perlu diperhatikan dalam pembangunan
pe1t.1mbangan, antara lain sumber daya alam pertambangan menempati sebaran
11.1ang tertentu di dalam bumi dan dasar laut, terdapat dalam jumlah terbatas dan
pada umumnya tak terbarukan. Pengusahaannya mehbatkan investasi dan
kegiatan sarat ri$iko, yang seringkali harus padat modal dan teknologi. Proses
penambang.1n memiliki potensi daya ubah lingkungan yang tinggi. Hasil tambang
mineral dan energi mempunyal fung.si ganda, terutsma sebagai sumber bahan
baku industri dan energi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Usaha pertambangan mampu berperan sebagai penggerak mula dan ujung
tombak pembangunan daerah, d1 samping perannya dalam memenuhi hajat
hidup masyarakat luas.
Keglatan pertambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,
yaknl berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan
membahayakan kelangsongan hidup manusla itu sendiri. Akibat yang ditimbulkan
antara lain kondiS1 tistk, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti lapisan
tanah tidak berprofil, terjtdi bull< density (pemadatan}, kekl.l'angan unsur hara
yang penting, pH rendah, pencemaran deh togam-logam berat pada lahan bel<.as
tambang, serta penerunan populasi mikroba tanah (5abtanto, 2008). Sedangkan
BAB.I
PENDAHULUAN
menurut Lubis (1997), permasalahan degradasi kualitas llngkungan yang
diseoabkan oleh pertambangan, termasuk masalah melakukan reldamasi lahan
pasca penambangan sooah menjadi isU nasiooal. Salah satu hat penttng dalam
akl:lvltas lndustrl penambangan timah hitam dengan slstem tambang terbuka di
In<klnesla adalah bagaimana melakukan reldamasi lahan dan mengembalilcan
agar kelestorian lingkungan lelap tl!rjilga.
Salah satu bahan tambang di lndooesia yang sangat potenslal adalah
timah h1tam. Indonesia dlkenal sebagai negara yang memiliki kandungan bahan
tambang timah hltam yang besar, baik yang telah maupun yang belurn
ditambang. Provinsi Sumatera Barat tennasuk daerah penghas1I tlmah hitam.
Unit Bfsnis Pertambangan nmah Hitam d Nagarl Kota Nopan adalah salah satu
unit produksi dan pekerjaan penarnbangan yang dilaksanakan oleh PT. Mranti
Mas Pratama (PT. MMP) dengan status kawasan wilayah eksploitasinya dimllikl
oleh suatu kaum atau diSebut dengan tanah ulayat
Realisasi pemarfaatan potensi tambang timah hitam di Kenagarian Kota
Nopan telah dilaksanakan oleh PT. Mranti Mas Pratama berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Pasaman Nomor 188.45/749/Bup-Pao;/2007 tentang Kuasa
Pertambangan Eksploitasi Tlmah Hit;m yang berlalcu sejak tanggal 23 Juli 2007
sampai dengan 23 Juli 2017. luas ~ Pertambanoan PT. MMP eksplorasi
tlmah hitam seluas 598,8 Ha dengan hasil evaluasi direncanakan bukaan awal
until\\ kegiatan el<splOitaS1 adalah seluas 153,6 Ha dan untuk zone penambaroan
6,063% dari total luas eksplottasi. Sisanya untuk peruntukan lahan sarana can
prasarana serta buffer wne/ daerah penyangga. Jumlah sumberdaya timah
hltam dari hasil eksploltasi yang telah cllalwkan sebesar n9.718 ton untuk
2
seluas 9,3125 Ha dengan masa t.ambang tambang :t 10 (sepuluh) tahun. Pada
saat ini pada tahap I luas lahan tambang yang sedang ditambang seluas 1,5 Ha
<Ian llelum ada daerah yang d\~k\amast.
Tlmah httam yang terdapat di Nagarl Kot.a Nopan ini dijumpai banyak di
batuan slate dan per1ipatan batuan filil dan slate. Sistem pemmbangan yang
diterapkan oleh Pf. MMP adalah sistem tambang terbuka (open pit mininr/}
dengan mengg1.makan metode side hill method yaltu penambangan yang
dilakuk.an pada slSi atau lereng bukit dimana arah penambangan ke dalam lereng
sehingga kemajuan tambangnya ke arah kontur buklt yang lebih renden. Bukaan
lahan dilakukan secera berjenjang (bench system), dimulai dari area yang paling
tinggi (puncak bukit) dan kemajuan front penambangan menu)J ke arah bawah
sesuai dengan arah penyebaran urat timah hitam.
Metode penggalian dilakukan dengan caea membuat jenjang serta
membuang dan menimbun kemball laplsan penutup dengan cara bi1ck fll/lng dan
dengan sitat selective mining yang dlterapkan per blok penambangan serta
menyesuaikan kondisi penyebaran timah hitam. Sebaran timah hitam yang
berada dipermukaan digali dengan menggunakan excavator dan d1angkut untuk
ditempatkan di stock pile, sedangkan timah h1tam vang berada di bawah
permukaan teriebih dahulu di pecah dengan menggunakan breaker hydraulic
untuk mempermudah &l:'avatardalam melal<ukan penggalian.
Kegiatan penambangan yang ddakukan Pf. MMP ini terairi dari : land
ctearlnffi pengupasan dan pengamanan tanah pucuk (lop soi~; penggalian dan
pemindahan over burden, pembuatan saluran drainase; pembuatan chek dam;
penambangan llmah hitam; pengotahan; rekramasl. Ekstraksi bahan mineral
dengan slstem tambang terbuka sering menyebabk.an tl!rpotongnya puncak
3
bukit, seperti halnya pada tambang timah hltam, bffa tidak dllakukan reldamasi
lahan pasc.a penambangan malGI akan menghasi1kan relief rnorfologi yang
ekstrim, berupa bukit atau gundukan dan cekungan-cekungan besar. Dampak
negatif pasca penamt>angan timah Mam terhadap kondlsl ftslk permukaan bumi
tersebut bertolak belakang dengan kaidah-kaldah pembangunan berkelanjutan.
Reklamasi lahan pasca penambangan merupakan kegiatan yang
dlwajibkan dtatur datam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. ReldamaSi lahan pasca penamt>angan
merupakan baglan Integral~ usaha pertambangan mutlak diperlukan caiam
mencapai pembangunan yang berwawasan llngkurgan dan berkelan)Utan.
Reklarnasi lahan oasca penambangan pe!lu dirancang sebagai baglan
tidaK terpisankan dengan rancangan penambanQan. Dengan memadukan kedua
kegi.atan tersebut menjadl satu siStem kerja, kegiatan penambaOQa"I dapat dlatur
sedemik1an rupa sehlngga kegiatan reldamaSI pasca penambangan menjadi
efel<tif dan hemat biaya, karena sudah diantisipasi dan dltata seJak awal dan
kebutuhan reklamasi dapat dibataSi dan keglatannya men,Jadl leb1h sederhana
(Notohadiprawlro, 2006). Perusanaan pertambangan dapat melakukan reklamasi
lahan bekas tambang dengan cara revegetasi atau usaha/ kegiatan penanaman
kemball lanan bekas tambang. Misalnya kasus di daerah l<aledonia Baru,
kepulauan Paslfik Selatan yang memaiki nikel terbesar keempat di dunia, dengan
11 persen dari cadangan dunia. Daerah tersebet melakukan re'iegetasi dengan
biaya yang ren(jah untuk c!apat mengernbal~n keanekaragaman hayati asli.
~rusahaan me!al<sanakan l'e'legetasi dengan menggunakan acacias (akasia)
atau Graminae (rumput-rumputan) yang ceoat tumbuh dan murah yang akan
menahan erosi. (Sarrailh and Ayrault, 1997).
4
seberaoa penelitian tl!ntang ~ lal\an oasca penambangan te\ah
Clllakukan, ba1k oten pthak perusahaan, ~l<e/Jokler dan LSM. PT. Kaltlm Prima
Coal, Tbk menjalankan pemantauan ICondist lingkungan ekstenslf berdasarkan
rangkaian tolak ukur {udara, air, geokimia penutup) uen reklamasi dengan
penanaman kemball lahcm !)QS(.CI penarnb<n'lgan dengan menggunakan tanaman
tanaman hutan yang telah ada sebelurmya. Pemimpunan Ahli Pertambangan
Indonesia (PERHAPI, 2004}, pada loi<asi pases penambangan dengan
menggunakan tombang tertiuka dapat dilakukan beberapa metode reklamasi
sesuai dengan kondisi \apangan. Pertama dengan rnenirnbun kembali lokasl
pasca penambangan dan selan1utnya clilakukan menyebaran tanah pucuk
sebagai media penanaman kembali. Kedua adalah dengan melandaikan lereng
pasca penambangan dan selanjutnya penyebaran tanah pucuk dilakukan di
lereng den dengan demilrjan penanaman tumbuhan dilakukan di lereng pasca
penambangan. Hal inllah yang mendasari bahwa kerniringan lereng harus relatif
landai agar tanaman dapat tumbuh dengan bail
Metode lainnya adalah dengan menjadlkan pasca lokasi penarnbangan
sebagai kolam lXltuk budidaya ikan. Metode penerapan reldamasl dengan
penanaman kembali sangat bergantuog pada ketersed1aan top soi~ sedangkan
metode yang membentuk kolam tergantung pada kuallitas air (asam atau tidak,
ada tidaknya zet-zat berbctiaya atau iogam berat). Menurut Badri (2004),
karalcterlstik tanah, vegetasi dan air lcolong pasca penambangan terbeda
menurut sebaran umur penambangan. Kombmasi pemberian pupuk kandang,
inokulum mikorlza Clan tanaman famtoro merupakan telmik reklamaSI pasca
penamt>angan terbail<. Menurut penelitian Notohadiprawiro (2006), reklamasi
5
1.2. Identifikasi Perinasalahan
Sejalan dengan kemajuan kegiatan penambangan, reklamasi lahan bekas
tambang perlu dllakukan untuk menghindan kerusakan lahan bukaan. Reklamasi
lahan yang terkena buangan tambang clan yang terkena wesh, tidak saja sulit
akan tetapl juga sangat mahal dan memakan waktu lama.
Lubang bekas penambangan timah yang keberamanya cukup Jauh dari
pemukiman, dapat dlmanfaatk.an sebagal lahan reklC1masi dengan 1enis tanaman
perkebunan lalnnya, sepertl karet, kelapa sawit dan palawija. Alternatif !ainnya,
sebaga1 Tempat Pembuangan Akhir {TPA) semoah,
Me11urut YU5Uf (2008) k~ reklamasi sangat tergantung dari
sistem arahan pemerintah, kesaderan manajemen, kemampuan perusahaan dan
keterlibatan masyarakat. Di lain pihak kernampuan perusahaan sangat
tergantung pada banyak falctor, antara lain mnerel yang di gali, keadaan
setempat, faktor lingkungan, kelayakan ekonomls, serta tersedianya dana.
Semua faktor tersebut merupakan faktor perencanaan yang harus dituangkan ke
dalam suetu konsep reklamasi yang )elas dan dapat dllaksanakan. lmplementasi
kom;ep reklamas1 \ni memel'lul<an l(ebijallsal\aan dan program reklamasi
tersendiri agar tuiuan yang diin9nkao oleh pemerintah, pengusaha dan
masyarakat setempat dapat tercapai. Apablla kegiatan reklamasi yang tidak
memperhatikan keingman masyaral:at, melibatkan seluruh komponen
masyarakat, dan kepedulian dari rnasyarakat tentunya akan mendatangkan
kegagalan, begitu juga dalam penentuan model ret:lamasi rneuoon jenis
tanaman.
6
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penenttan tni diharapkan dapat bermanfaat :
• Bagi ilmu pengetahuan, penelitlan lni diharapkan dapat membertkan
sumbang pikiran dan sebagal bahan masukan baol Pemerintah Daerah
Kabupaten Pasaman daiam menentukan model reklamasi yang harus
dilakukan oleh PT. Mranti Mas Pratama.
• Bagi pembangunan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi semua stakeholders dalam pengelolaan maupun
pemanfaatan lahan pasca penambangan, sehingga aken tercapal
pengelolaan lmgkungan dan sumberdaya lahan secara lestari dan
berkelanJutan.
1.3. Tujuan Penelltlan
Tujuan darl penelttian ini adalah unruk menentukan pillhan bentuk
reklarnasi yano dapat diterapkan di iahao bekaS penambangan tlmah hit.am
ditlnjau darl aspek blofislk, soslal dan ekonoml di Nagarl Kota NoPan Kecamatan
Rao utara Kabupaten Pasaman.
dilakukan sesuai dengan peruntukkan lallan akhir yaitu penataan lahan untuk
dapat dimanfaatkan kembali sesuai daya dukung dan pemanfaatan yang relevan.
Oleh karena itu penelitian inl menoangkat permasalahan sebaga1 berikut : "Model
retlamasi seperti apa yang dapat diterapkan di tanan bekas penambangan tlmah
hltam ditinjau dari aspek bioflslk, sosial dan ekonomi di Nagari Kot.a Nopan
Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman?".
7
8
2.1. l<ajlan Pustalca
2.1.1. Pengertlan, Tujuan dan Maksm:I Reklamalii
Salah satu keg1atan pengakhiran tambang yaitu reldamasi, Peraturan
Menterl Energ1 Sumber Daya Mineral Nornor 18 Tahun 2008, reklamasi
merupakan kegiatan yang bertujuan memperbaiu atau menata kegunaan lahan
yang terganggu sebagai akibat kegrat:an usaha pertambangan agar dapat
berfungsi dan berdaya guna seseei pen1ntl..kannya. Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor 1211.K/008/M.PE/1995 yang dimaksud
reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaikl atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar
dapat betfu119si dan berdayaguna sesuai dengan peruntukkannya.
Menurut Suhartanto {2007), reldamasi laten odalah suatu upaya
pemanfaatan, perbaikan dan pening\(atan keSuburan lahan yang rusak secara
alami maupun pengaruh manusia melalui penerapan teknologi maupun
pemberdayaan masyarakat. Tujuan akhir raldamasi lahan pasca penambangan
adalah pillhan optimal dari berbagai keadaan dan kepentingan. 5elain ltu pertu
dllngat bahwa raklamasi merupakan kepentingan masyarakat banyak, sehingga
tujuan reklamasi tioak boleh hanya ditentu~kan senellri oleh perusahaan
pertambang,an yang bersangkutan. Penetapan tujuan reklamasi dipengaruhi oleh
falctor- faktor sebagai berikut :
BAB.II
KAJIAN PVSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
1) Jenis mineral yang di tambang.
2) Sistem penambangan yang dl~kan.
3) Keadaan lingkungan seternoet,
4) Keadaan dan kebutunan sosial-ekonomls masyarakat setempat.
5) Keekonomian investasl mJneral.
6) Perencanaan tata ruang yang t'elah ada.
Reklamas1 lahan pasca penambanoan dimalcsudkan untuk memperbaiki
atau memullhkan kemball lahan dan vegetasi lahan yang rusak agar ceoat
berfungsi secara optimal seseai dengan perurtukannya sesuai dengan
KE!mampuan teknis dan dena yang tersedia (Peraruran Pemerlntah Nomor 76
Tahun 2000). Keput:usan Menter! Kehut.anao oen Perkebunan Nomor H6/Kpts·
II/1999 tujuan dari reklamaSI lalw'I pasca penambangan adalah untuk
memullhkan kondisi kawasan hutHI yang rusak sebagal aklbat kegiatan usaha
pertambangan dan enel'(li sehingga kaWasan hutan yang dimakSud dapat
berfungsi kembal\ sesuai dengan peruntukanoya.
Tujuan jangka perulek reklamaSi adatah membentuk bentang alam yang
stabil terhaclap erosi Setain itu reklcroasi jOga bertujuan untuk mengembalikan
lokasi tambang ke kond1si yang memungkioon urtuk dlgunakan sebagal lahan
produl<bf. Bentuk lahan produktif yang akan acapai menyesuaiakan dengan
tataguna lahan pasca tambang. Penentuan tataguna lanan pasca tambang
sangat tergantung pada berbagal faktor antara lain potensi ekologis lokasi
tambang dan l<.einginan masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasl tambang
yang telah direklamasi nerus dipertahankan agar tetap terlntegrasi dengan
ekosistem bentang a\am sekitamya (sabtanto, 2006).
9
1. Perencanaan ( PMnning)
Menurut Ghazali (2003) perencanaan dalam artl luas adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiat.an-kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan lahan bekas
tambang, Wiriosudarmo (1997) menyatalcan bahwa agar kegiatan reklamaSi
pasca tambang menjadi efektif secara ekoriomis, perlu dilakukan perencanaan
secara din1 dan terpadu. Dengan perenncanaan yang baik, kewajiban reklamasi
lahan bekas tambang tidak perlu menjadi beban tambahan yang akan
membcralkan pengusaha pertambangan seeara ekonomis.
Lebih lanjJt Gandat.aruna dalam Sampumo (2005), menyatakan bahwa
pendekatan pelaksanaan reklamasi tambang adalah dengan mengikull dari awal
kegiatan penambangan serta searah dengan kemajuan penambangan yang
dilaksanalcan secara tepat sepanjang umur tambang, taniia mengganggu
kelancaran produksi. Kemud1an Ramani dan Oar dalam 5endlein, et al (1983)
menyatakan bahwa perencanaan sebelum pelaksanaan penambangan dari
perencanaan penggunaan lahan jangka panjang akan memoerkecil timbulnya
gangguan terhaclap lingkungan dan juga mengarahkan kegiatan rekJamasi sesuai
2.1.2. Tahapan Reklamasl
sesuai dengan aktivitas managemen oaoa umumnya, maka reklamasi
dapat dirinci meniadi empat tahapan, yaltu perencanaan (planning),
pengorganisasian ( organ121nd} dalam pelaksanaan relakmasl, pelaksanaan
(actuatlnd) reldamasi dan pengendalian (controling) atau monitoring & evaluasi
darl seluruh pelaksam1an tahapan rekJmasl.
10
merupakan suatu kegiatan yang terpadu dan seharusnya telah direncanakan
tambang, perencanaan reklamasi dan perencanaan penggunaan lahan
bekas tambang, maka perencanaan terintegrasi yang meliputi perencanaan
Dari pernyataan tersebut dan dikaitkan dengan kegiatan reklamasi lahan
Gambar 2.1 Keterkaitan antara perencanaan penambangan, reklamasi & penggunaan lahan
Peninjauan Slngkat Eksplorasi
Penyelidikan Lapangan
Pemerintah Daerah Perencanaan Tambang Pu sat
111' Terintegrasi Data Dasar & Zonasi Pertamba ngan, Keputusan
Ekosistem . • Perencanaan Tambang - Perizinan ,...--+ Akhir . p j. Pertambangan, • Perencanaan Reklamasi (Lolos lzin)
• Perencanaan Perizinan
Penggunaan Lahan Perhubungan, Kualitas Tinjauan Pustaka Airdll
& Penelitian ••
Penambangan Reklamasi
Kelompok Lingkungan - Reklamasi ~ Pertemuan Publik
Pemantauan &
Pendapat, Kritikan & Revisi I Evaluasi
r l Peruntukan
Pengguna Lahan
interaksi yang diberi ruang sebelum kegiatan penambangan dilaksanakan.
penggunaan lahan yang terintegrasi serta menunjukkan adanya interaksi-
tentang keterkaitan antara perencanaan penambangan, reklamasi dan
perencanaan penggunaan lahan pasca tambang. Pada Gambar. 2. 1, dijelaskan
11 -
sebelum dilaksanakan penambangan. Tujuannya adalah agar pelaksanaan
reklamas1 dapat dilakukan, terorganisir baik, efisien dan lceberhasilan
pelaksanaan reklamasi oepet tercapal sesoat rencana.
Dokumen UKL-UPL merupalcan salah satu svarat yang harus dipenuhi
dalam pengajuan tzin pertambangan can menjarli kewajiban pengusaha
pertambangan untuk melal<sanakan sesuai dengan rencana. Disamping
keuntungan·keuntungan adanya perencanaaan tersebut:. perencanaan
membutuhkan blaya yang besar. Menurut ferry yang dlalih-bahasakan oteh
Wlnardi (1986), salah satu keruglan-kerugian perencanaan adalah memerlukan
blaya vano besar. Kerugian-kerugtan lainnya adalah (1). Perencanaan mematikan
lnis1atif bani, {2). PerencaMan menyebabkan terlambatnya tindakan·tlodaxan
yang perlu dllakukan (dalam l<eadaan darurat), {3). Perencanaan men)ldl
terbatas karena ku-ang tepatnya keterangan·keterangan clan fakta-fakta masa
yang akao datang, (4). perencanaan mempunyal penghalang-ppengnalang
psikologis, (5). Perencanaan kadang-kadang dllakukan secara ber1ebthan oten
perencana, dan (6}. Perencarraan memtul<l rulat pral<tis vano teroetes.
Terkait dengan lmplementasl keglatan 11!klamasi, dan mengacu lcepada
kebijakan pernerintah sektor pertambangan maka biaya yang diper1ul\an dalam
teneo perencanaan ini adalah biaya pembuatan UKL-UPL yang disalamnya
memuat pereocanaan reklamasi berikUt ketengkapan oembuatan pets. Kegiatan
reklamasi yang terlntegrasi selama keglatan pertambangan berlangsung jelas
akan dapat menghemat balaya dan secara ekonomi tidak menambah beban yang
memberatkan penambang khususnya pelaku penambangan.
12
2. Pengorganisasian ( Orr;aniZln(IJ
Menurut Reksohadiprodjo (1980), perilaku manusia seoantiaSa C11arahkan
untuk mencapai rujuan tertentu. Tetalli l<ernampuan l<erta seeiap merusia
terbatas, baik flsik, daya plklr, waktU, temoat, pend!dlkan, clan t>anyok faktor lain
yang membatasl keglatan manusla. Keterbatasan ini menyebabkan manuSia tidak
dapat meocapal sebagian besar tujuannya tanp<1 melalul kerjaSama dengan
orang lain. Ha!· hal tersebut diatas merupakan dasar penting mengapa manusia
selalu hidup dalam berbagai macam Olga! lisasf,
Lebth lanjut Ernest Dale dalam Relc.sohadiprodjo (1900} memberikan
deflnisi bahwa organisasi sebagai suatu proses perencanaan yang rnellpun
penyusunan, pengembangan clan pemellharaan suatu struktur atau pola
hubungan-hubungan kerja dari orang-orang clalam suatu kelanpol< kerja. Jadi,
organisasi juga meru pakan kumpulan dari pera nan, hubunga n dan
tanggungjawab yang jelas dan tetap, paling tidak dalam jangka waktu penoek,
Organisasi disusun tidak hanya mengatUr orang-orangnya, tetapi juga
membentuk dan memodlfikasi strulaur dimana di da!amnya tersusun tugas
orang-orang tersebut.
Kemud1an SOffer dalam ReksohadprodJo (1980) memberikan definisi
organisasi yaitu perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan
teitentu dalam suatu sistem kerja, clan pembagian kerja caam pekerjaan it:u
d1pertnci menjadi tugas-tugas, dibagikan diantara pemegang peranan dan
kemud1an digabung ke c!alam beberapa bentuk hasil {organisasi sebagai suatu
slstem peranan ).
13
l. Pelaksanaan (At:twting)
Pelaksanaan reklamasi yang mengaCtJ pada Pedoman Tekms UKL·UPL
Departemen Pertambangan dan Energi Tahun 1994 mempunyai tujuan untuk
memperbaiki lahan bekas tarnbanQ agar kOndislnya arnan, stabll, dan tidak
mucan tererosl sehirn;iga dapat dimanfaatkan temball. Pedornan teknis tersebut
menguraikan jenis dan urutan penanganan reklamasl secara umum yalcni
Dan pemyataan-pemyataan tersebut diatas jelas bahwa dalam tahap
pengorganisasian yang terkait dengan implementasi kegiatan reklamasi, maka
organisasi pelaksana reklamasi seharusnya terdiri dari sekumpulan orang yang
telah memililti struktur kelembagaan yang }elas, memilil(i !>\stem l'-erja dal\
pembaglan kerja, memiliki ora~ yang kualifikasinya tepat dengan
perannya masing-maSing, terdapat anggotanya yang mempunyai pengetahuan
lingkungan rnernadat dan kelompok tersebUt mempunyai satu tujuan untul<
mencapai keberhasilan rekfamasi lahan belras tambang yang direncanakan.
Kemudian terkait clengan implementasi kegiatan reklamasi serta sesuai keoijakan
dt bidang peretambangan, maka dalam tahap pengorganisasian membutuhkan
persiapan biaya utul< tahap petal(sanaan keglatan reklamasi. Biava yang harus
disiapkan terseout meliputi : biaya langsuog yang akan timbuk atas kegiatan
pembongkaran fasilitas tambang, penylapan tanah pucu!C, penataan t.anah ateu
lahan, biaya tenaga kerja, blaya penggunaan alat berat. blaya penylapan
tanaman dalam ranoka penanaman kembali (revegetasi), oiaya penyularnan dan
pemeliharaan tanaman dan biaya·biaya tidak langsung lainnya, termasuk biaya
pelaporan secara berl<ala.
14
4. Monitoring dan Evaluasi
Menurut Subarsono (2005), monitoring adalah aktivftas yang ditujukan
untuk membenkan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang
sedang diim~ementasikan. Tujuanoya adalah: (1) menjaga agar kebijakan yang
sedang diimplernentasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran, (2) rnenemukan
kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar, dan (3)
melakukan tindakan modifikasi terhaaap ltebijajakan apabila hasil monitoring
mengharuskiln 1J1tuk itu. Kemudian Ghazali (2003), memberikan defirnsi bahwa
evaluasi adalah pengawasan yang (lllakukan dengan mengadakan pengulcuran
temadap keseluruhan penyele~ terutama setelah semuanya selesai
penataan lahan bekas tambang, penanganan kerusakan lahan secara vegetatlf
dan penanganan kerusakan lahan secara mekanis.
Penataan lahan meliputJ : (1) pengamanan lahan bekas tambang, (2)
pengaturan bentul< lahan (fan~ dan {3} pengelolaan taoah pocu~ (top
soil) dengan mengamankan dari erosi dan sedimentasi. Pencnganan secara
vegetatif adalah penaburan kembali tanah pucuk dan penanaman kembali
( rew:getot/orl'J, sedangkan penangaran secara mekanis merupakan penanganan
dalam rcmgkll membatasi/ mengurangi kecepatan air larian (run off) melalul ; (1}
pembuatan teras-teres, saluran pengelak, clan pengendali dan bangunan teknlk
sipll lainnya, (2} meningkatkan peresapan air (infltTatJon) melalul penggarukan
tanah searah dengan kontur, dan {3} pengelalaan air yang ketuar dari lokasi
reklamasi yang bertujuan unt\Jk meogurangi keceparan aliran permukaan dan
mengelola sedimen yang terangkut agar tidak rnenc:emari badan air.
15
2.1.1. Karakterlst:Jk Tlmah Hltam
Timah hitam atau disebut juga dengan timbal didapatkan can galena
(PbS) dengan proses pemanggangan. Angles.lte, cerussite, dan minim actalah
mineral-mineral tlmbal yang lazim ditemukan.
Timbal merupakan logam putih kebiru·blruan dengan pancaran yang
terang. Ia sangat lunak, mudah dibentuk, dlJctVe, dan bukan konduktor listrlk
yang balk. Ia memiliki resistasi tinggi terhadap korosi. Pipa-pipa timbal can
jarnan Romawi masih digunakan sampai sekarang. unsur ini juga di{O\Jnatcan
(complete accomplishment, total accomplishment), seianJutnya Subarsono
(2005), mengemukakan bahwa tujuan dari evaluasi adalah (1) mengetahui
tingkat efekt1vitas suatu kebijakan atau program, (2) mengetahui apakah suatu
kebijakan at.au program berhasil atau gagal, (J) memenuhi aspek akuntabilitas
publik, (4) menunjukkan pada stakeholder manfaat suatu kebijakan atau
program agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dan (5) memberi masukan
bagi proses pengambilan kebijakan yang akan datang yang leb1h baik.
Dari penyataan dan hasil penelitian tersebut, maka tahap monitoring dan
evaluasi dalam kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang menjadi sangat
penting karena tahap lni mengkaji kembali apakah pelaksanaan kebijakan atas
program dari pemerint.ah yang menJadi tanggungjawab peJaku penambangan
telah dilaksanakan sesua1 rencana sebelumnya yakni tahap perencanaan dan
pengorganlsasian yang telah dibuat. Evaluasi atas pelaksanaan reklamasi oleh
petaku penambangan tersEbut Juga menunjukkan apakah hasil pelaksanaan
reklamasl berhasil atau tidak.
16
2.1.4. Dampak Keglatan Pertambangan
Menurut Latifa (2003) salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber
daya alam adalah ICeQiatan pertambangan bahan galian yang hingga saat ini
merupakan salah satu sel<tOr penyumbang devisa negara yang terbesar. Namun
demikian kegiatan pertambangan apabila tldak dllaksanal<an secara tepat c!apat
menimbulkan dampak negatif terhada1> li09kungan terutama gangguan
keseimbangan permukaan tanah yang tul<ul> besar, Dampak linQkungan keglatan
pertambangan antara lain : penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah,
terjadirwa erosi clan sedlmentasl, tet1a(linya gerakan tanah etau longsoran,
terganggunya flora dan fauna, tet"Qanggunya keamaoan dan kesehatan
penduduk, serta perubahan lkllm mlkro.
dalam kontainer yang mengandung cairan korosif seperti asam sulfur dan dapat
dibuat tebih lwat dengan r.ara mencampurnya dengan antimonl atau logam
lainnya. Timbal alami adafah campuran 4 isotop: 2°"Pb (1.411%), .!06pb {2:1.6%),
20'Pb (22.6%) dan l<lOpb (52.3%). Isotop-lsotop timbal merupakan produk akhir
dari tiga seri unsur radioaktif alami: .2(6Pb untuk seri uranium, 207Pb untuk seri
aktinium, den 202Pb untuk seri torlum. Dua puluh tujuh isotop timbal lainnya
merupakan radioaktif (Mohsin, 2006)
Timbal etau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan
logam berat yang terdapat secera arami di dalam kerak bumi dan tersebar ke
alam daram jumlah kecil melalu1 proses alami
17
2.1.s. Karalctertstik Lahan Pasca Penambengan
Kegiatan pertambangan mempun)'ai karakteristil< lahan yang khas
dibandingkan dengan karakteristik kegiatan laimya, terutama menyangkut sifat,
.ienis dan tokasinya. Kegiatan pertambangan melibatkan ekSploitasi sumberdaya
alam yang tidak dapat diperbaharui dan sering ditemukan pada lokasi· lokasi
yang tErpencil. Kekurangan hara merupakan pembatas untuk pertumbuhan
tanaman padCI lahan pasca tambang. Menurut Powel et a/. (1977) cmfam Badri
(20();1), fosfor (P) tersedia sangat rendah untuk tanaman clan ini dapat diperbalki
den9an pembenan 56· 112 kg pupuk P per hektar yang diberikan sebelum
penanaman. Ketersediaanhara N pada tanah gusu-an tambang, umumnya sangat
rendah, walaupun pada beherapa tempat memilili:i jumlah N total yang relatif
tinggi. Penambangan mengakibatl<an hara tanah terganggu sedanglcan kelarutan
unsur-unsur yang meracun meningkat.
Setiadi (1999), mendefinisikM revegetasl sebagal suaru usaha manusia
untuk memulihkan lahan kntis di luar kawasan hutan dengan maksud agar Jahan
tersebut dapat kembali berfungsi secera norm11, sedangkan Parotta (1993)
Dampak negatif kegiatan pertlmbangan terhadap llngkungan tersebut
perlu d1kendalikan untuk mencegah keru>akan di luar batas kewajaran. PrinS1p
kegiatan Reklamasi adalah :
1) Kegiatan Reklamasl harus dlanggap sebaglli kesatuan yang utuh darl
lceglaum penambangan.
2} Keglatan Reklamasi harus dllalwklln sed1ni mungkin dan tidak hans
menunggu proses penambangan secara keseluruhan selesai dllalwkan.
18
1. Dampak terhadap Fisik Tanah
Menurut Yusuf (2008} berbagai aktivit.as dalam kegiatan penamt>angan
menyebabkan rusaknya struktur, tekstur, porositas dan /Julk density sebagai
karakter fisik tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Kondlsi tanah
dalam Latif a (2000), menyatakan bahwa reklamas1 dengan spesles·spesies pohon
dan tumbuhan bawah yang terpilih dapat member1kan peranan penUng dalam
mereklamasi hutan tTOl)ika. Reklamasl dengan jenis-jlmis lokal dan eksotik yang
telah beradaptasl dengan kondlsi tempat tumbuh yang terdegradasi dapat
memul1hkan kondlsl tanah dengan menstabilkan tanah, penambahan bahan
bahan organlk dan protluksi serasah yang dihasilkan sebagai mulsa untuk
memperba1k1 keseimbangan siklus hara dalam tanah reklamasi. Selanjunya
Setia~an (1993) dalam Latifa (2000), mengemukakan syarat-syarat tanaman
penghijauan atavn reklamasi sebagai berikut :
1) Mempunyai fungsi penyelamatan tanah dan air clengan persyaratan tumbuh
yang sesuai dengan keadaan lokasl, baik ilctim maupun tanahnya.
2) Mempunyai fungsi mereklamasi tanah.
3) Bernilai ekonomis baik dimasa yang akan datang dan disul<.ai masyarakat.
4) Hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kendala dalam rnelakukan aktivitas reklamasi Jahan pasca penambangan
adalah kondisi t.anah yang marginal bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini
secara langsung akan mempengan.di pertumbuhan tanaman. Terdapat tiga
pertimbangan yang han.is diperhabkan dalam melakukan reklamasi lahan, ya1tu
pertimbangan kimia tanah, fisik tanah dan topografi lahan.
19
2. Dampak terh8dap Kim la Tanah
Dalam proflf tanah yang normal lapiscl1 tanah atas merupakan sumber
unsur-unsur hara makro ad<!lah unsur hara yang dlpertukan dalam jumlah
banyak sepertl nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan belerang Clan mikro yaitu
mangan, boron. tembaga, besi, zeno serta molibdenum yang sangat esensial
yang kompak karena pemadatan menvebabkan buruknya Slstem tata air (water
;,,filtration and percolation) dan peredaran udara (aerasl) yang secara langsung
dapat membawa dampak negatlf tertladap fulgsi dan perkembangan akar. Akar
tidal< dapat berkembang dengan sempuma dan fungsinya sebagal alot absorpsi
unsur hara akan terganggu, akibctnya tanaman tidak dapat berkembang dengan
normal. RUS<lknya struktur dan tekstur Juga menyebabkan tanah tldak mampu
untuk menylmpan dan meresep air pada musim hujan, sehlngga aHran air
permukaan (swface run o~ menjadi tinggl. Sebafiknya tanah menjadl padat dan
keras pada musim kering sehingga sangat berat untuk diolah yang secara tidak
langsung berdampak pad.a k.ebutuhan tenaga kerja.
Masalah lain adalah berkaitan dengan sifat flSik tanah. Proses peleclal<an
batuan akan mengurangi 1umlah batuan karena berubah menjadi pasir dan debu
serta mengurangi jum!ah partll<el tanah karena berubah menjadi liat. Teknik
stepping menghasllkan pencampuran antara pasir, debu dan fiat. Pencampuran
akan menyebabkan terjadi atau tidakn)ta homogttas tanah buangan (Brown et al,
1986). lsu lain dari perubahan fisik tanah adalah gangg..ian terdapat aliran air
tanah.
20
bagi pertumbuhan tanaman (Soepar<li, 1983). 5elaln ltu Juga berfungsi sebogai
sumber bahan organik untuk menyokong kehldupan mlkroba.
Hllangnya lapisan tanah atas { top soi~ yang proses pembentukannya
memakan wakbJ ratusan tahun (Bradshaw, 1983) dalam Badri (2004}, dlanggap
sebagai penyebab utama buruknya tingkat kesuburan tanah peda lahan bekas
pertambangan. Kekahasan unsur hara esensial seperti nitrogen dan fusfor,
toksls1tas mineral dan kemasaman tanah (pH yang rendah) merupakan kendala
umum dim utama yang ditemul pada lahan pasca penambangan.
Lehan bekas tambang yang akan ditanami biasanya berupa campuran
dan berbagai bentuk bahen galian yang dilimbun satu sama lamnya secara tidak
beraturan dengan komposisi campurannva sangat berbeda satu tapak ke tapak
lainnya. Hal ini tentunya mengakibatkan sangat bervarlasinya reaksi tanah (pH)
dan kantlungan unsur hara pada areal-areal yang ditanami.
Secara kimia, terdapat dua problem berkaitan dengan spoil material yang
dlhasilkan akibat pertambangan terbuka yaib.l tanah peoutup terlalu basa
ataupun tanah terlalu asam. Tanah terlalu basa mengandung garam atau sodium
yang tinggi (saline spoils dan sodic spoi&'J. Pada daerah acid dan semi acid
dengan euran huJan rendah, ha! ini akan menjadi problem karena air tanah yang
mengandung garam tinggi akan menyebabkan air sulit menembus membran akar
tumbuhan sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Sedangkan tanah yang
mengandung sodium tinggi akan mengurangl ketersediaan air tanah bagi
tanaman. Problem yang lain adalah tanah terlalu asam. Tanah terlalu asam
menunjukkan teroapatnya lon-lon yang bersifat racun yang mengganggu
pertumbuhan tanaman (Brown et al, 1986).
21
ekosistem dikategorikan rnenjadi tiga, yaitu :
Menurut Jordan (1985) dalarn Rahrnawaty (2002), intensitas gangguan
Gambar 2.2 Lahan reklamasi bekas tambang timah, ditambang oleh Pm, tidak direklamasi kembali, Belitung.
alam lingkungan seperti terlihat pada Garnbar. 2.2.
tata air, pengatur cuaca, dan fungsi-fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan
dapat lagi menjalankan fungsinya secara optimal, seperti perlindungan tanah,
ekosistem. Ekosistem yang rusak diartikan sebagai suatu ekosistem yang tidak
Kegiatan pertambangan dapat berdampak pada perubahan/ rusaknya
2.1.6. Lahan Bekas Tambang sebagai Ekosistem Rusak
kemiringan lahan dari tanah overburden yang ditempatkan (Brown et al, 1986).
erosi dan kemerosotan hara. Beberapa negara menetapkan batas maksimal dari
tanaman perlu dipertimbangkan dalam kaitannya kemampuannya mengendalikan
menyebabkan masalah dalam melakukan revegetasi lahan. Jenis dan jumlah
Pertimbangan ketiga adalah topografi lahan. Kemiringan lahan akan
3. Topografi Lahan
22
2.1.7. Reklamasl Lahan Bekas Tambang
Menurut Sabtanto (2008} secara umum yang harus diperhatilcan dan
dilakukan dalam mereklamasi lahan belcas tambang yaitu dampak perubahan dari
keglatan pertambangan, rekonstruksi tanah, revegetasi, pencegahan air asam
tambang, pengaturan drainase, dan tataguna tahan pasca tambang.
Kegiatan pertambangan dclpat mengalabatl<an perubahan koodisi
lingkungan. Hal lni dapat dmhat deogan hilangnya funQSi proteksi terhadap
tanah, yang juga berakibat pada terganggunya fungsi-fungSi lainnya. DI samping
itu, juga dapc;: mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayatl, terjadinya
degradasl pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan, dan terlepasnya
logam-logam berat yang dapat masut ke lingkungan perairan.
1. Rmgan, apabila struktur daSar suatu ekosistem tidak terganggu, sebagal
conton jika sebatang pohon besar mati ateu kemudian robot\ yang
menyebabkan cobon lain rusak, atau penebangao llayu yang dllakukan
secara selektif oan hati-hat~
2. Menengah, apablfa struktur hutannya rusak beraVhi!ncur, nemm
produktlfitasnya tanahnya tidaK menurun, misalnya penebangan hutan
primer uotuk ditanami ienis tanaman lain seperti kopi, coklat, palawija dan
laln·lalnnya,
3. Berat., apabila struktur hutan rusak berat/haoos dan produkfitos tmahnya
menurun, contohnya terjadi alkan lava dari gunung berapi, penggunaan
perali!tan berat untuk membersihkan hutan, terrnasull dalam hal ini akibat
kegiatan pertambangan.
23
1. Rek.onstruksi Ta nah
Untuk mencapai tu)uan reklamasi per1u dilakukan upaya seperti
rekonstruks1 lahan can pengelolaan tanah pucult Pada keglatan inl, lahan yang
masth belum rata han.is ter1ebih daoolu dltata dengan pen!mbunan kembali (back
ntllfl(j) dengan memperhatlkan Jenls dan asal banen urugan, ketebalan, dan aoa
tldaknya sistem aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu.
Pengemballan bahan gallan ke asalnya dlupayakan mendekati keadaan as!inya.
Maksud dari Pengelolaan ~ p.iaJ< ("top soil'i untuk mengatur dan
memisahkan tlnah pucuk dengan laplsan tanah lain, Hal iru penting kareflil tal\ilh
merupakan media tumbuh bagi tonoman dan merupakan salah satu faktor
penting untuk keberhasilan pertumbohan tanaman pada kegiatan reklamasi. Hal
hal yang narus diperhatlkan dalam pengelolaan tanah pucuk adalah pengamatan
profrl tanah dan identifikasi perlapisan tanah tersebut sampai endapan bahan
galian, pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan
ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tlngkat lapisannya. Tirnbunan tanah
pucuk tidak melebihl dari 2 meter, pembentuld(an lahan sesuai dengan susunan
lapisan tanah semula. Tanah pucuk lfrtempatj(an paling atas deng<m ketebalan
minimal 0.15 rn, ketebaian timbl.lnan tanah pucuk pada tanah yang mengandung
racun dianjurkan mengisolasi dan memisahlcannya, tanah sebaiknya jangan
d1lakukan dalam keadaan basah ur\tUk meoghindari pemadatan dan rusaknya
struktur tanah, blla lapisan tanati pUOJk tipis (terbatas/sedikit}, per1u
diperti mbangkan.
Lereng dari bekas tambang dibuat bentuk teras, seam untuk menjaga
kestabHan lereng, diperuntukan juga bagi perempatan tanaman revegetasi
24
yang dijumpai dalam merestorasi lahan bekas tambang yaitu masalah fisik, kimia
pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur. Kendala
Perbaikan kondisi tanah meliputi perbaikan ruang tubuh, pemberian tanah
2. Revegetasi
Gambar 2.4. Bekas tambang emas diurug dan direvegetasi/dihutankan kembali, Halmahera Utara, Maluku Utara.
Sesudah reve etasi Sebelum reve etasi
Gambar 2.3. Skema bentuk teras kebun dan guludan (KPP Konservasi, 2006)
Kf8UN
lleterangen : ..;JP' A = lereng asli J•" B • urugen tanah .A...,~ A· c • selok«l'teras ~·~Ji' ,, Tumbuhen D • tanaman penutup . . ,, penguet ter89
lemplngan / + E • lubing t•nam•n B C -a F = gallan tanah ,J>'j,,. -: IC• m ~ ealur1111 llir " r .......... ,. = .: m-1
F besar , L.... •
t lerenu asll GlLUDAM
air seperti pada Gambar 2.4.
kestabilan lereng dan permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan
seperti pada Gambar 2.3. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing,
25
------·
(nutrients asn toxicitY), dan biologi. Masalah fisik tanah mencakup tekstur dan
struktur t.anah. Masalah kimia tanah berhubungan dengan reaksl tanah (pH),
kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity. Untuk mengatasi pH yang rendah
dapat dllakukan dengan cara penambahan kapur. Sedangkan kendala biologi
seperti tldak adanya penutupan vege~i dan tidak adanya mikroorganisme
potensisl dapat diatasi deng;m perbaikan kondisi tanah, pemilihan jenis pohon,
dan pemanfaatan mikroriza.
Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim
setempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlul<an pemilihiln spesies
yang cocok dengan kondis1 setempat, terutama untuk jenis-jenls yang cepat
tumbuh, misalnya sengon, yang tela" tErbukti a<laptif untuk tambang. Dengan
dtlakukannya penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada
Jahan bekas tambang tersebut.
Reklamasi lahan yang terkena buangan tambang yang mengandung
logam berat tidak saja sulit akan tetapi juga sangat mahal dan memakan waktu
lama. Reklamas1 pertama-tama ditujukan memant.apkan tlmbunan buangan
tambang agar tidal( bergerak meluas. Untuk itu digunakan vegetasi penutup
yang sekafigus dapat membangun kandungan bahan organik dalam buangan
tambang serta mengurangi kandungan logam berat den9an menyerapnya ke
dalam jaringan.
l<eberhasilan reveget.asi bergantung pada beberapa hal seperti :
PP.rsiapan penanaman, pemeliharaill tanaman serta pemantauan tanaman. Hal·
hal yang harus dipertiatikan dalam persiapan penanaman ant.ara lain sebagai
berikut:
26
Terdapat beberepa pilihan tentang metoda penanaman kembali dari
tumbuhan asll apabila diperlukan. Metoda penaoaman yang dipillh aken
bergantul"WJ pada ukuran dan sifat dari lokasi dan tersedlanya jenls t:anaman.
Beberapa menetapkan pilihan antara lain : penyemaian langsung,
penanaman semaian dan pencanokokan. Tlngkat keberhasllan dari semua
metoda penanaman akan berkurang blla tidal< dilakukan pemelfharaan yaog balk.
Untuk ltu perlu dllakuklln hal-hal berlkut :
1) Pemagaran atau perllnduogan tlap potion dperlukan tetapl tldak pada
penanaman skala besar. Pemagaran kelilino akan immbenltan perlln<!ungan
terhadap temak pemakan tunas, talu Hntas kendaraan dan pejalan kakl.
Pagar sementara kurang dapat memberikan perllndungan yang balk untuk
jangka waktu yang lama. Pemagaran kellling d1lengkapl dengan penahan
angin akan meningkatkan keberllasilan program revegetasi.
2) Hindarkan pengairan yang berlebihan pada daerah yang sudah ditabur
dengan biji sampai tiba musim hujan.
3) Penytraman sematan nans dikurangi sedikit demi sedikit untuk mencegah
ketergantungan yang berlebihan atau terjadinya akar perrnukaan.
4) Penggunaan pupuk, tambahan biji atau penyulaman penanaman.
1) Kegiatan pemupukan
2) Pemihhan jenis tumbuhan
3) Pengumpulan dan ekstraksi biji
4) Penyimpanan blJI
5) Persiapan pembenihan
27
5) Kerusakan akibat serangga dao kutu adalah hal biasa, khususnva bila
program revegetasi menghasilkan tanaman atau rumput-rumputan yang
jarang didapati dl daerah tersebut.
Menurut Rahmawaty (2002) untok meogevatuasl tlngk.at keberflasllan
pertumbuhan tanaman pada lahan bekas tamb<1ng, dapat ditentukan dari
persentasl daya tumbuhnya, persentasi penutupan tajuknya, pertumbuh<1nnya,
perkembangon akamya, penernoahan spesles psda lahan tersebut, peningkatan
humus, pengurangan erosl, den fungsi sebagai filter alam. Dengan cara tersebut,
maka dapet diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam
mereklamasi lahan bekas tambang.
Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan .sebagai tanam untuk
revegetasi lahan bekas penambangan timah hitam ant.ara lain ; kelapa sawit,
lc.aret dan kakao. Secara umum persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit, karet
dan kaka<J hampir sama yaitu pada zona dataran rendah beriklim basah. Namun
demikian tanaman karet lebih toleran terhadap pH rendah (keasaman tinggi)
disusut oleh kelapa sawit kemudian kakao. Tanaman karet memerlukan curah
hujan tahunan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman ke1apa sawit. Lahannya
beivariasi mulai dan dataran pantai, gambut, volkan, dan karst. Topogratinya
mulai dari datar, berombak, bergelombang sampai bsrbuklt. Tanah terbentuk
dari bahan alluvium, batuan sedimen masam, batuan volkan, dan babJ gamping,
sehingga tanahnya bervariasi.
Selaln jenls tanaman diatas yang dapat digunakan sehagai tanam untuk
reveoetas1 lallan bekas penambangan timah hitam adalah Agroforest k.aret
merupakan salah satu bentuk sistem wanatani komplekS berbasis pohon karet
28
(Hevea brasiliensiS Muell. Arg.) yang tumbuh bersame-sema dengan bert>agal
jenis tumbuhan lain yang berfung9 baik sebagat penghasil kayu oangunan,
penghasil buah, obat tradisiooat maupun berbagal hast! tuitan bulcan lcayu
latnnya. Secara keselurutlan ststern agroforest karet rnemiliki lcerniri!)Clfl dengan
tu.rum selw~r (Gouyon et al, 1993). Se!aio penampakan flsiognomi, <Jgroforest
llaret juga memililli struktur vegetasi yang berlapis clan siklus unsur hara Ya!l9
hsmpir tertutup sepert\ di hlltan ~am.
Menurut Ong et al. (2004) dalam Rasnovi (2006), dlbandingkan dengan
sistem pertanian satu jents ( mcnospede5), ada tiga potensi keuntungaan
agroekoslstem multl-Jenis (rnu/tispecieSJ seperti pada sistem wanatani yang
didapatkan oleh petani, yaitu dari segi prodlll«lfitas, stabiritas dan keberlanjutan.
Total prodt.Jlct;/itas sistern multi-jenis lebih tilggi karena produk bemilai ekonoml
yang dihasilkan per umt lahan dan tenaga kerja meningkat dengan turunnya
gangguan dari hama dan penyakit. Selain itu cara penggunaan sumberdaya juga
teblh baik dan efisien. Penggunaan sumbel'daya cahaya menjadi lebih optimal,
gulma menjadi berkurang, evaporasl yang terjadi langsung dari tanah menjadi
berkurang, meningkatnya pengambilan air dan unsur hara karena sseern
perakaran yang lebih dalam dan rapat, memperoa1ki karakt.enstik sifat fisik
tanah, mengurangi terjadinya erosi lahan serta memperbaiki aktifitls biologl
tanah dan sildus unsur hara. Potensi keuntungan kedua adalah menmgkatnya
st8bifitas dengan berkurangnya sensifitas terhadap fluktuasi jangka penclek
akibat berkurangnya resiko yang berasal dari hama dan penyalcit, dengan
membagl-bagl resiko tersebut pada keragaman jeniS ya11g aoa Selaln itu jika
satu komponen tumbuhan gagal berprodulesi, alean digantikan oleh produksi dari
29
jenis lain. Potensi keuntungan ketiga adaiah ke/JertqnjtJtan, yaitu produkafitas
dalam jangka waktu panjang. Hal ini dilakukan clengan cara melindungi
sumberdaya dasar, antara lain dengan mengurang1 erosi, menlngkatkan tlksasl
nitrogen secara blologl, mengangkat unsur hara ke lapisan tcinah ydng lebih
dangkal, clan mengurangi h1langnya urwr hara clengan mengurangi terjadinya
pencuclan (leachin[/}.
Slstem wanatani termasuk agroforest karet, adi!lah salah setu sstem
pertarnan yang telah diakui di dunla llmu pengetahuan merupakan sistem yang
berkelanJutan dan memilikl nilai kearifan dalam pengelolaan lahan dimana unsur
ekonomi dan ekologi dapat dlpadukan dengan harmonis. Jasa lingkungan yang
diberikan oleh sistem irn hampir sama dengan hutan sekunder. Sayangnya, mash
banyak kendala yang dihadapl oleh sistem ini antara lain :
Faktor pertama, berdasarkan kenyataan bahwa produktlvltas gel:ah
ogroforest karet per hektar rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan kebun
karet monokultur. Dari hasil penelitian yang dilakukan ICRAF, agroforest karet
mer.ghasilkan 500-650 kg/ha/tahun sedangkan kebun karet monokultur klon
seldtar 1000-1800 kg/haftahun, dalam 100% berat kering. Padahal \calau dilihat
nilai pendapatan per tenaga lcerja ~r hari sadap, kedua tipe perkebunan
tersebut rnenghasilkan nila1 yang relatlf sama (Wibawa et at., 2000).
Faktor lcedua adalah hadirnya pdihan-pilihan baru penggunaan lahan yang
lebih menguntungkan dari sisi ekonomi jangta pendek. Bentuk perkebunan
kelapa sawit adalah kompetitor yang paling kuat terhadap sistem agroforest
karet yang diikuti oieh bentuk per1<ebUnan karet monokultur. sarana transportasi
yang semakin baik dan lancar membuat pemasaran buah kelapa sawit menjadi
30
hampir sania mudahnya dengan pemasarao getah k.aret. Dltamball lagl del'lgan
harga yang kompetitif menjadikan sawit sebaQal primadOna baru bagl petani
yang punya modal besar.
Fal<l:Or yang ketlga berasal dari petani sendln, Umumnya petani yang
mempraktekkan s1stem agroforest karet adalah petan'1-petani miskin yang
keku-angan modal. Al<ses mereka terl13dap informasi juga sangat kurang
sehingga transfer teknik dan llmu pertanian clari luar menj&dl sangat lambat dan
berlaogsung dalam renta ng viaktu yang lama. Posisi ta war (bargaining position}
yang rendah petani qgroforest ~ret terhadap pengambil kebijalcan di tingkat
desa ataupun pada tingkat yang lebih tinggi, juga salah satu faktor yang
menyeebabkan turunnya popularitas slstem muttikulbJr karet di masyarakat.
Faktor keempat adalah belum adanya penga!ruan dari pemerintah sebagai
pengambil kebijakan untuk mengakul bahwa agroforest karet atau perkebunan
karet multikultur adalah salah satu pilihan bentuk penggunaan lahan sarna
halnya deogan perkebunan karet monolwltur ataupun perkebunan kelapa sawit.
Hal ini terlihat dengan jelas dalam laporan-laporan statlstika daerah yang Oda k
pemah mencantumkan data mengenal iJ!!IV{orest karet di daerahnya. Blasanya
agroforest karet muda dimasukkan ke dalam kelompok semak belukar,
agroforest karet yang baru disadap biasanya dimasu'Kkan ke dalam kelompok
perkebunan karet, sedangkan agroforest karet tua dimasukkan ke dalam
kelompok hut:an sekunder atau semak belukar (Elcae!inata ~ Vincent, 2003).
Oengan tidak adanva pengakuan dari pemerintah terhac!ap jenis penggunaan
lahan ini, petani agroforest karet tidak peroah dlberikan pematian yang
sepatutnya dalam lll¬ n gembanglcan ilg}oforest karet mereka. Anggapan yang
31
Upaya Pengembangan A,O'lvfolWtKaret
5ekarang in1 ada kecenderungan global untuk memperlakukan lingkungan
hldup dengan cara yang leblh bersahabat. SJstem wanatanl t.ermasuk agrotorest
karet, adalah salah saw sistem pertanlan yang telah dlakui di dunla Hmu
pengetahuan merupakan sistem yang l:Jerkelanjutan dan memil1ki nllai kearifan
dalam pengelolaan lahan dimana unsur ekonomi dan ekologi dapat dlpadukan
dengan harmorns. Jasa lingkungan yang diberikan oleh sstem ini llampir sama
dengan hutan sekunder. Sayangnya, masih banyak kendala yang dihadapi oleh
sistem ini antara lain seperti yong telah dijelaskl!n sebelumnya. Rekomendasi
1lmlah tentang keunggulan sistem agroforest darl berbagai lembaga penelitian
clalam maupun luar negeri, telah semakin membuet sistem perteruan ini menjadi
leblh dikenal terutama dikalangan akadem1si. Beberapa lembaga penelitian,
pendidikan dan lcmbaga non pemenntah dalam dan luar negeri yang pedui
terhadap perkembangan dan keberlanjutan sistem wanatani ini telah banyak
melakukan berbagai macam usaha. 6eberapa usaha tersebut antara lain dengan
melakulcan berbagai penelltian pada berbagai skala untu\( memahami sistem ini
sec:ara komprehensif, mengadakan seminar-seminar, lokakarya, publlkasi hasil
penelit1an, menjalin kel')a sama dengan berbagai pihak terka1t serta melakukan
berkembang adalah, agroforest karet merupakan lahan yang kurang produktif
dan harus segera diganti dengan perkebunan monokultur yang lebih "modern"
dan produktif (Van Noordwijk, 2005). Implikaslnya, s1stem penggunaan lahan irn
semakin tidak mendapat tempat di dalam kultur pertanian masyarakat.
32
inovasi teknologi tertiadap sistem agrotorest yang melfbatkan petanl secara
langsung.
Khususnya untuk agmforest~ setela/1 diketahui rnasalah utama yang
dihadapi petani adalah rendahnya produktMtas lahan, beberapa rekomeodasi
telan dl~rll(a n oleh lemba9(l-lembaga terlcait. Seberapa di antara rekornenclasi
tsrseout telah dilakul(an pengujian di lapongan dalam bent:uk on farm res&Jrc/l,
suatu bentuk penelitian yang dilakukan di Japaogan dengan melibatkan petani
secara partislpatif. Rekomendasi tersebut antara lain adalah dengan
men99unakan ienis karet klon yang telah diketahui lebih tinggl produktivites
karetnya dibandingkan dengan a~ karet alam, memperkaya dengan jenis
tanaman atau tumbuhan pohon lain yang bem~ai ekonornis (MPTs) dimana unsur
hara dan cahaya pada lahan pertanian dimanfaatkan secara optimal, dan
mempromosikan manfaat Clan kelebihan manajemen "sls1pan" yang selama ini
meman9 telah dikenal dan dipraktekkan olel'I sebagiao petani \okal. Pengayaan
jenis dengan jenis yang bemilai secara ekononu selain dilakukan urtuk
mempertinggi tingkat peodapatan petani, juga dimaksudkan untuk membuat
keragaman yang ada pada ~stem agn;lorest lcaret tidak bersifat insidental
seperti yang selama ini terjadi. Untuk mempercepat proses alih t.elcnologi bagi
petani, rembaga penelitian terkait memfasifitasi pembentukan beberepa
kelompok petani, memberil(an pelatihan dan kunjungan lapangan serta
membangun peltebunan entres desa yang dapat menyedlakan bahan tanaman
maupun bahan entres oklJ\asi.
Pada ti~kat yang lebih tinggi, kebi}a\can-keb!}akan yang terkait dengan
agroforest karet juga merupakan bidang yang cukup penting untuk dipertratikan.
33
J. Pananganan Pomnsl Air Asam T•mbltng
Pembentukan air asam cenderung intensif terjadi pada caeren
penambangan, hal 1ni dapat d1ce.gah den9an menghindari terpaparnya bahan
mengandung sulfida pada udara bebas
secara kimia kecepatan pembentukan asam tergantung pada l)H, sullu,
kadar oksigen udara dan air, l(ejenohan air, aktlfllas kimia Fel•, dan luas
permukaan dari mineral sulflda yang terpapar oada udara. Sementara kondlsi
fisika yang mempengaruhi kecepatan pembentukan asam, yaltu cuaca,
permeabllltas darl batuan, port-port batuan, tekanan air port, dim l;ondisi
hidrologi. Penanganan air asam tarnbang da\)at dil!lkukan dengan mencegah
Untuk mendapatkan pengakuan terlladap Sistsm pengelolaM lahan yang ramah
lingkungan ini, beberapa usalla yang <1ilakulcan ant.ara lain adalah dengan aktif
ikut serta dan melaksanakan lokakarya, seminar dan pameran baik tingl<at lokal,
nasional maupun intemasional, menerbltkan can menyebarluaskan bert>agai
macam publikasl mengenai wanatarl dan menjalin kerjasama dengan lembaga
lembaga pendidikan untuk memasuld<an pelajaran wanatani sebagal salah sat.u
mata ajaran di sekolah dan univelsitaS. Kebljakan dibidang deregulasi
perdagangan kayu yang berasal dari kebun wanatanl juga dlusahakan untuk
dlpert>a1ki karena akan meninglcatkan pendapatan pet.anl agroforest karet
d1sampinQ mengurangi ketergantungan lcayu Y(llg berasei darl hutan alam. Jasa
UngkunQan yang member1kan manfaat kepada keoentingan masyaralcat global
sepertl penyimpan C02 (carton~ dan keragaman llayatl telah clan sedang
dllaku'Uln kuantifikasi.
34
4. Pengaturan Dralnase
Drainase pada hngkungan pasca tambang dikelola secara seksama untuk
menghJndari efek pelarutan sulfida IOgam dan bencana banjir yang sangat
berbahava, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan penampung
taillng serta infrastru'aur lainnya. Kapasitas drainase harus memperhitungkan
iklim dalam jangka panjang, curah hujan maksimum, serta banjir besar yang
biasa ter1adi dalam kurun waktu tertentu baik periode waktu jang!ra panJang
maupun pendek.
pembentukannya dan menetralisir air asam yang tidak terhindarkan
terbentuk.
Pencegatlan pembentukan air asam tambang dengan melOkallsir sebarao
mineral sultlda sebagal bahan pOO!nSlal pembenU.Jk air asam dan menghindarkan
agar tidal< terpaper pada udara bebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahan
impermeable antara lain lempung, serta dihlodari lefjadinya proses pelarutan,
baik oleh air permukaan maupun air tanah.
Produksi air asam su1it untuk clihentikan same sekall, akan tetapl dapat
dit11ngani untuk mencegah dampak negatlf terhaclap lingkungan. Alr asam diolah
pada lnstalasi pengolah untuk mengha:silkan keluaran afr yang aman untuk
dibuang ke dalam baden air. Penanganan dapat dilakukan 1uga dengan bahan
penetral, umunnya menggunakan bat\Jgalnping, yaltu air asam diahrkan
melewati bahan penetral untuk menun.man tmgkat keasaman (Suprapto,
2006).
35
akasia, dengan kolam penampung air seperti pada Gambar 2.6.
Pasir Besi Cilacap berupa perkebunan kelapa, palawija dan penghijauan pohon
Hasil reklamasi lahan bekas penambangan PT. Antam Tbk. Unit Pertambangan
Garnbar 2.5. Reklarnasi lahan bekas tarnbang bauksit untuk pernukirnan dan pengernbangan kota, Tanjungpinang, Bintan
pengembangan kota Tanjungpinang seperti pada Gambar. 2.5.
tambang bauksit sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi
dipergunakan untuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas
Pekembangan suatu wilayah menghendaki ketersediaan lahan baru yang dapat
Hal ini tergantung pada penetapan tata guna lahan wilayah tersebut.
Lahan bekas tambang tidak selalu dikembalikan ke peruntukan semula.
s. Tataguna Lahan Pasca Tambang
potensial menghasilkan air asam tambang.
impermeabel. Hal ini untuk menghindarkan pelarutan sulfida logam yang
sulfida logam, perlu pelapisan pada badan alur drainase menggunakan bahan
Arah aliran yang tidak terhindarkan harus melewati zona mengandung
36
Gambar 2.7. Revegetasi lahan bekas tambang batubara menggunakan tanaman jarak (PT. Berau Coal, 2007)
energi terbarukan biodisel (Soesilo, 2007 dalam Ridwan, 2007).
lahan tambang dalam waktu singkat, tanaman ini juga menghasilkan sumber
(Gambar. 2. 7). Kelebihan jarak pagar adalah selain mampu mereklamasi bekas
tambang telah dicanangkan untuk program pengembangan bio-energi tersebut
tanaman jarak pagar untuk menghasilkan minyak. Sebagian lahan bekas
peluang untuk pengembangan bio-energi, diantaranya dengan pengembangan
tambang. Perkembangan harga minyak bumi akhir-akhir ini, memberikan
Pemilihan spesies untuk revegetasi terkait juga tataguna lahan pasca
Gambar. 2.6. Hasil reklamasi lahan bekas penambangan PT.Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap berupa perkebunan kelapa, palawija dan penghijauan
pohon akasia, dengan kolam penampung air
37
2.1.8. Sasaran dan Perencanaan Kegiatan Reklamasl Lahan
Penambangan dapat mengubah linglcungan tlsik, kimia dan biologi sepern
bentul: lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu, getara11, poJa
Gamoar. 2. 9. Rehabllltasl setelah empat betas tahun, Australia Barat - ALCOA.
Gambar. 2.8. RehabilitaSi setelah satu tahun, AUstralla Barat -ALCOA.
Oibawah ini merupakan cootoh lahan yang telatl l>erhaSil ddakul:an
rehabil1tasi pertambangan untuk memenuhi tujl.lan penggunaan lahan, yaitu
pertamba~an baukSit dl claerah huran ;mth Australia Barat terlitet pada
Gambar. 2.8, rehabilitaSi setelah satu tanun clan Gambar. 2.9, rehabilltasi setelah
empat belas tahun,
38
vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan·perubahan int rerus
diketola untuk menghindari dampak fingl(\Jll9an yang meruglkan sepertl erosi,
sedimentasi, drainase yang buruk. masuknya gulma/hama/penyakit tanaman,
pencemaran air perrnukaan/air tanah oleh bahan beracun can latn-lain.
Dalam keglatan reldamasi tenfiri dari dua kegiatan yaitu :
1) Pemulihan lahan bekas tarri>ang urtUc memperbaiki lahan yang terganggu
ekologlnya.
2) Mempersiapkan lahan bekas tambang ya~ sudah diperbaiki ekologinya
untuk pemanfaatannya selanjutnya.
untuk melakukan reklamasi tahan bekaS tambeng diperlukan
perenceneen yang baik agar da/am pelaksanaannya dapat terc.apai sasaran
sesuai yang dikehendaki. Hal-ha! yang haruS diperhatikan didalam perencanaan
reklamasi adalah sebagai berikut :
1) Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum oelaksanaan penambangan
ues areal yang direl<tamasikan sama denQan IUas areal penambangan.
2) Memindahkan dan menempatkan tanah pua.rk pacla terrcat tertentu dan
mengatur sedemlkl<in rupa urtuk keperluan revegetasi.
Mengembalikan/mempertlaiki pola drainase alam yang rusak.
3) Menghilangkan/memperkedl kaMungan (kadar) bahan beracun sampai
tlngkat yang aman sebelum dapat clibuang ke suatu tempat pembuangan.
4) Mengembalikan lahan seperti keatlaan semula dan/atau sesual dengan
tujuan penggunaannya.
S} Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi.
39
2.2. Kerangka Pemikiran
Kegiatan pertambangan seringl<ali menyebabkan kerusakan llngkungan,
sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, yakrn berupa kerusakan
ekosistem yang se\an)utnya mengancam dan membahayakan kelangsungan
hidup manusia itu sendlri. Akibat yang dltimbulkan antara laln kondisl fislk, kimia
dan biologis tanah menjadi buruk, seperti lapisan tanah tidak berprofil, terjadi
/Julk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah,
pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bel<:as t:ambang, serta
penurunan populasi mikroba tanah.
Salah satu kegiatan pengakhiran tambang yaitu reklamasi. Reklamasi
tersebut diharapkan akan mampu memperbalki atau memulihkan kembaU ianen
6) Memindahkan semua peralatan yang tidak diguna~an lagi dalam aktlfitas
penambangan.
7) permukaan yang padat harus digemburkan namun bila t1dak
memungkinkan agar dltanaml dengan tanaman plonlr yang akamya
mampu menemt>us tanah yang keras.
B) Setelah penambangan maka pada lahan bekas tambang yang
diperuntukkan ba9i revegetasi, segera ddakukan penanaman kembali
dengan jenis mnaman yang sesuai <lengan rencena rehabilitasl dan
Departemen Kehutal'll)n dan RKL yang dibuat.
9} Mencegah masuknya hama dan gulma yang l'Jerbahaya.
10) Memantau dan mengelola areal reklamasJ sesual dengan kondisi yang
diharapkan.
40
dan vegetasi lahan yang rusal< agar dapat berfungsi ser.ara optimal sesuai
dengan peruntukannya sesuai dengan kemampuan teknis dan dana yang
tersedia. Seyogyanya reklamasi lahan pasca penambangan perlu dlrancang
sebagai bagian tidak terpisahkan dengan rancangan penambangan. Den9an
memadukan kedua kegiatan tersebut menjadi satu sistem kerja, keglatan
penambangan dapat diatur sec!emikian rupa sehingga l<egiat.an reklamasi pasca
penambangan menjadi etekt.if ean hemat biaya, karena sudah diantisipasi dan
d1tata sejak awar dan kebutuhan reklamasl dapat dibatasi dan keg1atannya
menjadi lebih sederhana (Notohadiprawiro, 2006) yang pada akhirnya
kebemasilan pelaksanaan reklamasi akan tercapai.
Dalam me~ntukan suaru aratlan model reklamasi lahan bekas
penambangan timah hitam, perlu diperllatikan faktOr-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Faktor-taktor tersebut dan aspek biofisik seperti : topografi
lahan, tanan, kondisi komuni~ awal & sekitamya dan iklim a curah nu.ian;
aspek sosial budaya seperti : demografi, ekonomi dan budaya masyarakat Kota
Nopan; serta aspek ekonomi seperti : perhitungan ekonomi penamoangan can
biaya reldamasl. ~k. bloflSlk menunjang keberlanjutan aspek-aspek laimya
dalam menentukan keberlMjutan kehidupan masvarakat sekitar lahan bekas
penambangan tlmah hitam. Faktor·faktor tersebut diperkirakan memainkan
peran dalam penentuan model reklamasl lahan betas peoambangan.
Faktor tanan mempenqaruhi pertumbuhan tanaman yang akan mentadl
model reklamasi lahan bekas penamt>angan. FaktOr tanah yarig mempengaruhi
pertumbullan tanaman ditmjUkkan dergan sifat klmia dan fisika tanah. Sifat
kimia tanah ditunjukkan dengan kemasaman tanah yang dapat mempengaruhi
41
penyerapan unsur-unsur hara, kandungan banan organik yang mempengaruhi
ketersediaan unsur hara N, kandungan unsur hara makro seperti N, P dan K.
S1fat flsika tanah ditunjukkan dengan kemampuan tanah memperkolasikan tanah
(permeabilltas) dan kemantapan. Faktor tanah jUQa menentukan peruntukkan
lahan dalam model reklamasi lahan bekas penambangan timah hitam yang
ditunjukkan dengan kelerenQan lahan (slope).
Faktor kondisi komunitas awal dan sekitamya, yaitu vegetasi
mempengaruhi dalam menentukan model reklamasi lahan bekas penambangan
timah hit.am di Nagarl Kota Nopan dari segi tanaman yang ada di kawasan
tersebut sebagal pertimbangan dalam menentukan Jenls tanaman yang akan
dljadlkan arahan dalam menentukan suatu model reklamasl.
Faktor tkllm sangat berpengaruh adalah curiti hujan yang berkaltan
dengan masalah ketersediaan air dalam tanah. Jika curah huJan t:ahunan
termasuk tjnggl dan jumlah bulan basahnya dalam satu tahun banyak, kondlsl
kawasan tersebut JUga balk. Curah hujan dan j.Jmlah bulan basah juga
mempengaruhl model reklamasi yang akan dikembangkan.
Faktor sosial mempengaruhl dalam menentukan model reklamasi lahan
bekas penambangan timah hitam dari segl llngl<Ungan sosial. Adanya
penambangan timah hitam memberikan dampak baik secara langsung maupun
tldak langsung. Dengan melakU<an kaj1an di bidang sOSial dapat diketahui
PotenSi-potensi sosial yang dapat mendukung masalah sosial masvarakat.
Faktor ekonomi penaml>angan perusahaan untuk mengetahui
perhitungan ekonomi penambangan dan biaya reklamasi. Dengan mengetahui
ekorom1 pertambangan perusahaan tersebut dapat diketahui berupa keuntungan
42
perusahaan dalam melakukan penambangan selama sepuluh tahun dan biaya
reklamasi yang akan dikP.luarkan.
Dengan menggunakan analisis Si«>T dapat dibuat fangkah·langkah
strategl atau araban untuk menentuJcan model reldamasl fahan bekas
penambangan tlmah hitam. Sl:ema kerangka pemikiran secara sederhana
dltampilkan pada Gambar 2.10 di bawah ini:
43
Gambar 2.10. Skema Kerangka Pemikiran
Aspek Ekonomi • Perhitungan ekonomi
penambangan • Biaya reklamasi
I SWOT I
Aspek Sosial • Dem.ografi • Perekonomian masyarakat • Budaya masyarakat • Persepsi masyarakat
terhadap penambangan • Model reklamasi
Penmunan Kualitas Linglrungan
Lahan
Aspek Biofisik • Topografl lahan pra dan
pasca tambang • Tanah pra tambang • Kondisi komunitas awal
& sekitarnya • Iklim dan curah hujan
Aktivitas Penambangan TimahHitam
44
45
Gambar 3.1. Peta Lokasi Kuasa Pertambangan PT. MMP Dengan Luas 153,6 Ha
= Sungai
= Kontur Legenda : ~ = Lokasi KP PT. MMP luas 153,6 ha
- Jalan setapak
SUMA TERA BARAT l'ASAMAN KOTO NOPANIRAO UT ARA TIMAH HITAM Et<Sl'cOITASl 153,61£f<T AR
LOKASI KEOIAT~
Pro!*l~on Kon~oc-on Bonon Oolion Tohap Luaswley.,
PET A WI.AYAH KUASA PERT AAtlANGAN ~ll1Uld<on bogt PT MRANTl MAS PftATAMA Kodev.hyall 000271iM'
Pertambangan PT. Mranti Mas Pratama yang menjadi lokasi penelitian.
Provinsi Sumatera Barat. Pada Gambar 3.1. dapat dilihat lokasi Kuasa
2009 berlokasi di Nagari Kata Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman
Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni
3.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian
METODA PENELITIAN
BAB III
.ot.llvoO
liiliiliililiiliilii
~~~~~~~ e1:u:uurn~ IU!!!HI 8UA~dric
3333333 ~f!llllilllll ~~Z':!~~N
""""'*"" §HUH
Pada Gambar 3.2 dapat dilihat Peta Lay Out Tambang PT. MMP
46
3.3. Metoele Penelltlan
J .3 .1. DeSltl n Penel lt1a n
Metode penelitian yang sesuai digunakan adalah metode dominant
qtMlitiJtive less dominant qlliJntitlJtive (Creswel~ 2002). Metode ~ualitatif
dlgunakan untuk menentukan model reklamaSi lahan bekas penambangan timah
hitam dan memberikan gambaran secara jelas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi model reklamasi. Metode kuant11Btlf d1gunakan sebagai
pelengkap informasi yang di<lapat terutama da!am pencntuan model reklamasi
yang akan diiaksanakan.
Pendel<atan penelitian dengan metode kualitatlf dilaksanakan dengan cara
menggali informasi darf informan yang berasal dari instansi pemerintah terkalt,
perangkat Nagari Tokoh Masyarakat di tempat penelitlan dan perusahaan yang
melaksanakan penambaf19an. Pendekatan pene&tian dengan metode kuantitatif
digunakan untuk mengetahui manfaat: langsung adanya penambangan timah
hit.am dan mengetahui model reldamaSi yang alcan dilaksanakan.
Dasar pertimbangan pem~ihan metocle tersebut adalah memberikan
gambaran tentang model reklamasi lahan beW penambangan timah hltam
berdasarkan dari aspek biofisik, sasial btxlaya dan ekonomi usaha pertambangan
yan<;i dapat dilaksanakan sec.ara deS\:l lPtlf (kl.lal\talif). Cara l(uantitatlf dlgunakan
3.2. Objek Penelitlan
Objek penelitian yang cite!lti adalah lahan penambangan timah hitam di
Nagari Kota Nopan Kee. Rao Utara.
47
J.3.3. Operasionat Var1abel
Operasional variabel dibutuhkan untl.Jk memudahkan peneliti dalam
menentukan variabel-varlabel apa saja yang harus dicari untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metocle dominant ql.iillitative
Jess dominant QU(l()titative sehingga operasional variab~\ penelltian disajlkan
pada Tabel 3.1 sebagai bErikut:
J.3.2. ~entuan Key I1~ntdan Sensus
Key Informant dalam metode kualltatif dipllih secara sengCJja dari pihak
pihak yang berkompeten atau pacla pihilk-pihC!k yang terllart langsung dengan
reklamasi lahan bekas penamaanqan timah hltam. lnforman dalam penelitian rni
adalah aparat Pemerintah Kabupalten Pasaman (Kepala Dinas Energl Dan
Sumberdaya Mmeral, Kepela Dinas Pertaman Holtikultura, Kepala Dinas
Kehutanan, Kepala Kantor Ungkmgan Hldup dan Camat Rao Utara), aparat
kantor Wali Nagari, ninl!r 11/wnak dan tokoh rnasyarakat tempat dilaksanakan
penelltlan serta pihak perusahaan yang melaksanakan penambangan timah
hitam di Nagari Kota Nopan,
Dalam metode kuantitatif dilakul<an wawancara menggunakan kuesioner
terhada p sel u ru h masyara l<at pemrnk tanah ulayat yang lahannya difungsikan
sebagai tambang timah hitam di Nagari Kata Nopan, yaltu sebanyak 41 orang.
sebagai pelengkap dari informasi yang diSampail<an secara deskriptif dan untuk
menoerxuet argumentasl tentang pelaksanaan penelitian yang dflaltukan.
48
(em pat) macam, yaitu :
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada 4
1. Teknik Pengumpulan Data dengan Pendekatan Kualitatif.
3.3.4. Teknik Pengumpulan Data
No Sub Indikator Jenis Data Sumber Teknik SumberData Variabel Data Pengumpulan
MODEL REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN TIMAH HITAM
1. Biofisik Topografi Lahan a. Morfologl Sekunder Dokumentasi • UKL-UPL (pra dan pa sea b. Kelerengan Sekunder Dokumentasi • Dinas ESDM tambang)
Tanah a. Sifat fisik tanah Sekunder Dokumentasi • UKL-UPL (pra tambang) b. Sifat kimia tanah Sekunder Dokumentasi • Dinas ESDM
c. Kesuburan tanah Sekunder Dokumentasi • Pertanian & pucuk (jenis & Holtikultura struktur tanah) • PT. MMP
d. Volume tanah pucuk Sekunder Dokumentasi (ketebalan tanah penutup)
Kondisi Komunitas Jenis komunitas vegetasi Sekunder Dokumentasi • UKL-UPL Awai dan dan Observasi Sekitarnya
Iklim dan Cu rah a. Iklim Sekunder Dokumentasi • BPS 2007 Hujan b. suhu rata-rata Sekunder Dokumentasi • BPS 2007
c. intensitas cu rah Sekunder Dokumentasi • BPS 2007 hujan
2. Sosial Buday a a. Demografi Sekunder Dokumentasi • BPS 2007 Budaya b. Budaya Masayarakat Primer Kuesioner • Responden
c. Ekonomi masyarakat Primer Kues loner • Responden d. Model Reklamasi Primer Kuesioner & • Responden &
Wawancara Key Informan
3. Ekonomi Ekonomi Usaha a. Perhitungan Ekonomi Sekunder Dokumentasi • PT. MMP Pertambangan Penambangan
b. Biaya Reklamasi Sekunder Dokumentasi • PT. MMP
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
49
1) ObServasi
ObServasi ini dilakukan pada aspek b1ofJSik terhadap jenis komunitas
vegetasi untuk mengetahul ien1s tanaman yang sesuar untuk daerah lahan
bekas penambangan tlmah hltam. Hasll pengamatan dlcatat dalam buku
sena dldokumentaslkan hal·hal yang terkait dengan model reklamaSl lahan
bekas penambangan timal1 hitam.
2) Wawancara terstn.iktur (stfVCtllred interview metlJod}
Wawancara terstruldur adalah metode wawancara dengan menggunakan
alat berupa kuesooer, Kuesioner akan mencakup pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan pengetahuan dan faktor-faktOr yong mempengaruht
reklamaS4 (Lampiranl }. Wawancara dilakukan dengan cara interv1ew tatap
muka. Interview tatap muka mengharuskan pewawancara dan responden
bertemu untuk melakukan interview.
3) Wawancara semi terstruktur (semi-structured interview method).
Wawancara semi terstruktur artinya dilakukan secara bebas dan mendalam
(in-deph interview). Wawancara ini dilakukan terutama untuk menggali
informasl secara mendalam dari informan tentang model reklamasi lahan
bekas penambangan timah hitam dengan mempersiapkan topik·topik yang
akan ditanyakan (Lampiran 2). Wawancara tersebut dilakukan secara bebas
tetapi bP.rpegang pada panduan w;iwancara yang telall disusun. Paduan
wawancara adalah berupa claftar topik dan pertanva;in yang akan diajukan
kepada key informan dipergunakan dalam wawancara untuk mempermudah
jalannva pen~mpulan data dan memperoleh data yang luas.
50
1. Aspell BiOfisik
Pengamatan aspek biofisik mengamasti tentang karakterlstlk kawasan
dan sek1tarnva.
3.J.s. Pengumpulan Data clan Analisis
oalam petaksanaan penelitian ini dlfokuskan pada aspek bioftsik, aspek
sosial budaya dan aspek ekonomi Clengan data yang d1pergunakan, yaitu : data
primer dan data sel<under. Data Pr1mer merupakan data yang diperoteh secara
wawancara. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh darl laPoran, arsip
oen dokumentasi serta data lalnnya yang berhubungan dengan arahan reldamasi
lahan bekas penambangan timah h1tam.
2. Teknlk Pengumpulan Data dengan Pefldekatan Kuantltatlf
Teknik pengumpulan dat.a dengan metode kuantltatif ini digunakan
sebagai pelengkap informasi yang didapat terutama dalam penentuan model
reklamasi yang akan dilaksanakan. C.ara yang digunakan berupa seosus pada
masyarakat sellaga1 pemilik tahan pada lokaSi penelitian. Responden adalah
masvarakat Nagari Kota Nopan sebagai pemilik lahan.
4) Dokument.asi
Penelitlan mi ailaksanakan dengan menoumpulkan data-data yang
diperlukan baik yang berupa data sekunder dalam llentuk tul\san dari
instansHnst.ansa Clan perusahaan terkait maupun berupa foto-roto lokasi
kegiat.an dan kondlsi lahan penambangan timah hit.am.
51
1) Topografi Lahan pada saat pra dan pasca tambang.
Pada dokumen UKL-UPL dapat diketahui data morfologi dan kelerengan pada
saat pra tambang Clan pasca tambang, sehingga dapat diketanu1
persayaratan tumbuh vegetasi yang cocok dltanaml, mlsalnya tlnggl tempat,
kemirlngan lereng dan laln-laln.
2) Tanah pada saat pra tambang
Data berasal dari hasll analisis Labor a tori um terhadap sampel tan ah
berjumlah 2 titik sampel tanah diambil sampel tanahnya, sehlngga dapat
diketahui slfat frs'rk dan kimia tanah sarta kesuburan tanah pueuk pada lokasl
panelitian. Pengambilan sampel tanah untuk. parameter fisika dan kimia pada
kondisl tutupan lahan hutan alam dan semak. belukar. Data yang dlgunak<in
berupa data sekunder.
3) Kondisi komunitas awal dan sekitarnya.
Sumber data darl Dinas Pertanian dan Dokumen UKL-UPL usaha
pertambangan timah hitam PT. Mranti Mas Pratama, sehingga dapat
<liketahui jenis komunitas ¥@9etasl. Jenis komunitas vegetasl tersebut dapat
sebagal bahan pertlmbangan vegetasi apa yang c:ocok dilahan bekas
penambangan timah hltam.
4) lklim dan curah hUJan.
Sumber data dari BMG setempat, yaltU Stasuin Pernantau Rao sehingga
dapat diketatlUi curah i-,.,.jan, temperatur, penyinaran mataharl dan
kelembaban. Curah huJan yang linggi di daerah studi berhubungan erat
dengan frekuensi harl hujan yang sering terjadl. Frekuensi hari hU}an yang
semakin sering terjadl dalam sikllJS mUSim berakibat semakin rendahnya
52
2. Aspell SOsial
Aspek soslal mellputl tentang masyaraki3t sebagai pemi!ik tanah ulayat,
dan aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman.
l) Masyarakat sebagai pemilik tanah ulayat
Data yang diamb\l adalah jumlan penduduk dan budaya rnasyarnkat yang
berasal darl BPS Kabupaten Pasaman tahun 2007. Pengumpulan data
den9an menggunakan kuesloner terhadap masyarakat pemlfik tanah ulayat
sehin9ga dapat diketahui ekooomi masyarakat, Clem mOdel reldamasi yang
diinginkan masyarakat pada lahan bekas penambangan timah hitam.
2) Aparat Instansi Terka it
Data yang diambd ada!ah kegiatan penambangan clan perencan~
reldamasi lahan bekas penambangan timah hitam dengan menggunakan
wawancara temadap informan kunci darl aparat Pemerintah Kabupaten
Pasaman (Kepala Oinas Energi Dan Sumberdaya Mineral, Kepala Dinas
Pertanian Holtikultura, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Kantor Lingkungan
Hidup), aparat kantor Wali Naqari, nmik mamak dan tokoh masyarakat
tempat dilaksanak.an penelitlan serta pihak perusahaan yang rnelaksanakan
penambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan.
rata-rata frekuensi penvioaran matahari, di samping itu juga mengaklbatkan
semakin tingginya rsta-rata kelemba!lan uelara Clan rata-rata kecepatan
angtn yang datang per bulaonya.
53
2. Anallsis Data Kuantltatif
Analisis data dalam penelitian kuantltatlf dlgunakan untuk mengolah data
yang dldapat can wawancara terstru'dur (stroctured interview,, yaitU kuesioner
dengan jawaban tertutup dan terbuka. Kuesioner mencakup pertanyaan-
3.3.6. Rancangan Anallsls Data
1. Analisl1 Data Kualltatif
Analisls data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data llel\anosuno dan setelah selesai penoumpulan data dalam
penoce tertentu. Data yang diperoleh disusun, dlklasifrkasi dan kemudian
dilnterpretasi sehingga membentuk pola-pola tertentu yang dapat menjawab
masajah penelitian. Pada saat wawancara, 3uga dilakul<an analisis secara
langsung dengan melanjutkan pertanyaan yang diperlukan sampai dlperoleh data
yano dianogap telah memenuh1 untuk tujuan penelltian.
Data yang telah didapatkan dari wawancara key informan seranjutnya
disusun, diolah dan didesl(ripSikan. Menurut Miles dan Huberman dalam SUgiono
{2007) bahwa analisis data kualitalif dilakukan secara interaktit dan berlangsung
secara terus menerus hingga data yang dlperlukan terpenuhi. Analisa data
dilakukan secara siklik dimana pada saat pengumpulan data dapat lanosung
dilakukan analisis melalui langkah redukSi, display dan verifl~i data.
3. Aspek Ekonomi
Aspek ekonoml meliputi tentang perhltungan ekonomi penambangan
perusahaan dan rencana biaya reklamaSi.
54
3. Metode Anallshi SWOT
Salah satu tool a11<1/ysis yang dapat dlgunakan dalam memformulasikan
strategr adalah analisis SNOT. Ana/is1s SWOT (Streghts, W~
Opportunities, Threc'Jt'S) lalah identifikasi berbagai faktor secara Sistematis untuk
merumuskan strategl. Analisis ini diclasarkan pada loglka yang memaksimalkan
kekuatan (Streghts) dan peluang (Opportunities'" namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan ( WeitknesseS) dan aocaman ( ThreatS). Model
yang paling populer untuk. analisis s1tuaSi ialah anatisis SWOT (Rangkuti, 2005}.
Kinerja ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan ekstemal. Kedua
faktor ini harus dipertimbangkan ctalam analisis SWOT. Proses yang harus
dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih
tepat, yaitu (Marimin, 2004)
1) Tahap pengambilan data untuk faktor ekstemal dan internal
pertanyaan mengenai budaya, ekOnomi, persepsi masvarakat sebaga1 pemilik
tanah ulayat terhadap usttia penambangan dan dampak serta reklamasi lahan
bekas penambangan tirnah hitam. Pertanvaan tertutup diprosent.asikan dengan
menggunakan banyaknya pemllih jawaban untuk maSlng-maslng plllhan Jawaban
sedangkan jawal!an tel'tluka dllakukan dengan mengelompokkan jawaban
terleblh dahulu. Jawaban yang dlberikan oleh responden dari perlimyaan terbuka
dikelompokan sesuai dengan kesamaan jawaban yang dibertkan responden.
Perhitungan yang digunakan untuk menentukzm prosentasi jawaban clari setep
pertanyaan yang diberik;,n, Hasil proseotase yang dlbahas secara mendalam
dengan menggunakan informasi can lnforman kunci yang berprin.sip triangulas1.
55
Tahap pengambifan data untuk mengetllhui faktor-faktor yang menJadi
ketuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat dilakUkan dengan
wawancara atau analisis secara kuantit.atif. Dengan demlluan, diketahul
strategi yang dipil1h merupakan strategi yang paling tepat karena sessuai
dengan kondisl Internal dan el<sternal yang dimitiki seat ini.
2) Tahap analis1s ialah pembuatan matriks SNOT
MaO'ikS SNOT menggambarican peluang dan anc.aman ekstemar yang
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimillki. Matriks ini al<an
membentuk empat kemungklnan altematif stratei;li.
Diagram SWOT merupakan perpaduan antara perbandingan keltuatan (S)
dan kelemahan (W) dengan pert>andingan peluang (O) dan ancaman (T).
Dengan anal!Sis SWOT dapat ditentukan alternatif strategi kekuatan-peluang
(SO), strategi kekuat.an·ancaman (ST), strategi kelemahan-peluang (WO)
dan strategi kelemahan·ancaman (WT).
Menurut Slanipar, 2001, matfiks SWOT dapat digunakan set>agai sarana
dalam menyusun beberapa arahan utama pada empat kuadran yang saling
terl<ait, yaitu :
• Srategi SO (StrengfltlleSS"Opportuni#es Strate{M.
Termasuk strategi agresif, yang dibuat berdasarkan upaya memanfaatkan
seluruh kekuatan yang dimiliki, serta merebut dan menggunal<an seoesar
besar peluang yang ooa.
• Srategi WO ( WeaKness-O{JpoltUnitles strilte(TI).
56
3.3.7. Penyusunan Konsep
Oengan mengacu model-model reklamas! tahap pasca tambang yang
telah dllakukan di Indonesia, analisls SWOT digunatr.an dalam menyusun
strategi, dari altematif yang telah dsrJsoo selanjutflya dapat dibentuk strcngi
strategl yang oapat dipergunakan untuk membuat model relclamasl lahan bekas
tambang timah hitam.
Berdasarkan uralan diatas maka dapat dibuat kerangka penelltian seperti
terlihat pada gambar. 3.3 di bawah lni :
Termasuk strategi tum arround, yang dibuat berdasarkan upava
memanfaatkan sehesar-besar peluang yang ada dengan meminimaHcan
kelemahan yang d1mil1ki.
• Srateg1 ST ( Strenghtness-Threi1!.S Slnif:egYJ,
Men.Jpai<an strategl dl\lersltlkasl yang dlbuat berdasarkan penggunaan
seJuruh kekuatan yang ada untuk mengatasJ ancaman.
• Srategi wr ( Weakness-Tflreilts Strategy).
Merupakan strataj defensif, yakni berusaha meminimalkan kelemahan
yang dfmiiiki serta menghindari adanya ancaman.
Oengan mempertiml>anglam hasil analisls SWOT, pada tahap ini dapat
atetapkan model reklamasi pases tambang timah hitam yang alcan dilalcsclnakan
di Nagari Kota Nopan yang mencakup revegetasi (pembudidayaa tanaman
kelapa sawit, karet atau karet), peoghijauan (pohon akasla dan pohon jarak},
pembuatan danau/ waduk, Tempat alchir Pembuangan (TPA) sampah,
57
co LO
'6 0 c .s w
.¥ II) c. Ill
<(
e ID
:!::: ..c 12 c s: Ill fo
E ra 0 c E V) ro
RI ~ ..c :!:! ..¥ E J: c II)
mi c. .~ Al
s: <( c ro c II)
e m c c. I= ...0 ~ E e E ..... ::J :E ro Q. ro ii: ro c II) "C II) ..... QI) II) Ill ro c ..c m c: a. Qt)
c: s: II) II) ra s ro 0 U) Ill ..c E c: ..¥ ro a. E "Z ..J "C 0 :~ :Pi s: ::J Ill 0.. E ::J ,, "C .¥ Al Qi ·;;: ::::> .!!! Ill c c V) ::J c Cll ..c w ...!.i ro 1111 0 0 Ill -0
c, 5( ·;;; "C c: ~ ::..:: :~ e :::.c:: ro
Ill :0 ::::> ·v; > iij 0..
ro ro c: m ....J c ...:..: 3:: 0 E 0.. • • <( II) ::..:: ::::> al Rl m I
c m 32 ....J
ro c II) ~ s: e a:: ::::> .s m 'iii .....
(11 ro -a E ...:..: m ::J
32 Ill c (11 II) E ro ex: 1111 ... E c Cll ro :!:::!. II) ..c
ro ..... E Ill ...... i.ii ro ro 0 c:
II) a... ..::,,:
::J o QC ::J
Q. c: s: ro ...0 (0 c E c (IJ m fl :e ..... QI' a; ro E (.) c Ill ::J ro 0 (1) Q. .s: > a.. ~ m ~ ~ e c
~ s; c Ol a. ro ro ... c ..... c I+: ::J ro ::J ltl
~ ...... ..c ..... l'!! ::J ..... ::J ~ tlO .... ~ Ill 0 ti i.ii QI e, ::..: ('") 0 ('") I- • • • - .....
-"' c c (IJ
·;:;;; ro .!!! ..0
~ s: .. ~ E ~ Qi ltl
ii:i c c (.9 ..::,,: ro Cll QI bO Q..
a. c 'iii ~ fl ro ~ c 0 Cll ....J
al
59
4.2. Aspek Bioftslk Lokasl Penambangan
4.2.1. Topografi Lahan
Peta Topografi Wilayah Eksplorasi Penambangan limah Hitam Pf. Mranti
Mas Pratama dan Peta Lay Out Tambang Wilayah Rencana Eksplo1tasi
Untuk mencapai wilayah eksplorasl dapat ditempuh dari lbukota Kabupaten
Pasaman (Lubuk Sikaping) - Rao (jalan Provlns1 68 km) - Batang Samo (jalan
Kabupa~n 33 km) - Lokas! (jalan Tambang .:I: 5 km) deogan wal<tu rampuh
berkisar ± 3 jam.
Secara gengrafis wilayah penambangan berada pada koordmat 001° 47'
14,36. - 000° 48' 42,49w LU dan 099° 51' 32.11" - 101° 53' 09,22 BT, dengan luas
keseluruhan 598,8 Ha.
KP Eksplorasi PT. Bima Estetika Lestari Tangguh
KP Penyenyelldlkan Umum PT. Mranti Mas Pratama
KP Penyelldikan Umum PT. Mranti Mas Pratama
• Sebelah Timur
• Sebelah Selatan
• Sebelah Baral
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
secara administratif lokasi eksp!orasl ter!etak di Nagan Kota Nopan
Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pa.saman Provinsi Sumatera Barat dengarl
batas·bnlas sebagai berikut:
• Sebelah Utara KP Penyelldikan Umurn PT. Tubmas
BABIV
HASJL DAN PEMBAHASAN
4.2.
yang relatif sejajar mengalir menuju Batang Lobu, seperti terlihat pada gambar
eksploitasi mengalir relatif Barat Laut - Tenggara, dengan anak-anak sungainya
daerah eksploitasi dan Batang Lobu yang memotong pada bagian tengah daerah
berarah Barat Laut - Tenggara. Sungai Lamate berada pada bagian Timur Laut
aliran paralel, umumnya di kontrol oleh sistem Sesar Besar Sumatera yang
Pola aliran sungai yang berkembang di daerah eksploitasi berupa pola
Gambar 4.1. 5atuan Geomorfolik Perbukitan Pada Daerah Eksploitasi Yang Didomlnasi oleh Vegetasi Penutup Berupa Kayu-Kayuan
Yang Merupakan Hutan Sekunder
4.1.
598,8 ha dan terletak pada ketinggian berklsar antara 575 - 1.097 meter dari
muka laut dengan kemiringan lereng 25° - 45 °, seperti terlihat pada Gambar.
dan selatan Batang Lobu yang mencakup seluruh areal daerah eksplorasi seluas
geomorfologi perbukitan bergelombang, daerah ini menempati di bagian utara
Geomorfologi di daerah rencana eksploitasi termasuk ke dalam satuan
3 dan 4.
Penambangan Timah Hitam PT. Mranti Mas Pratama dapat dilihat pada lampiran
60
Sifat dan karakteristik tanah yang terdapat di lokasi penelitian pada Tabel 4.3.
kemiringan lereng bervariasi dari curam (30 - 45%) dan sangat curam (45-60%).
fisiolografis, tanah ini tersebar pada satuan fisiografi pegunungan dengan
bahan induk tanah berasal dari batuan sedimen (sedimen rock). Secara
Tanah Dystrudepts dan Kandihumults merupakan tanah mineral dengan
No Pusat Penelitian Soil Taxonomi FAQ-UNESCO Tanah (1983) (Soil Survey Staff. 2006) (1990)
1. Kambisol Dystrudepts Cambisols
2. Padsolik Kandihumults Acrisols
Tabel 4.2. Klasifikasi Tanah Yang Terdapat di Areal Rencana Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Timah Hitam PT. Mranti Mas Pratama
Taxonomy (2006) dan FAQ-UNESCO (1990) tertera pada Tabel 4.2.
Padsolik. Kesetaraan kedua macam tanah menurut Sistem Klasifikasi Tanah Soil
Di lokasi wilayah penelitian terdapat dua jenis tanah, yaitu Kambisol dan
4.2.2. Tanah
Gambar 4.2. Sungai Batang Lobu yang Berada di Bagian Utara Wilayah Eksploitasl
61
perenceneen rel<lamas1 lahan bekas penambangan dengan pernberian bahan
organil< ke dalam t.anah ditujukan untuk memperba1k.i sifat fi!>ika dao biologi
lempuog oasran yang merupakan haSil pelaptj(an granit dengan kar.ctungan
silika (Si02) mencapai 40,85% sehingga tingl(a{ kerekatan tanah sangat l<ecil.
Berdasarkan kondisi existing cliataS maka pertu dilakukan upava pada
terjadi eros, hal ini mengingat struktUr tanah yang didominasi oleh jenls tanah
tanah yang ada pada beberapa lokasi Mia merupakan ienis tanah yang mudah
kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah dan slat kimia tanah. Jenis
mempengaruhi keberlangsungan pertumbulwl tanaman yang tergantung pada
Faktor tanah mempengarun model reldamasi lahan bekas penamoangan
timah hitam dari seg1 kesuburan tanah dan kelerengan taneh, Kesuburan tanah
J
I
K.apaS!lllS l<abOn
6. 7.
Baik 2~,25 SEdang 2,0C>-6,25
: 3. , Tel<st1.1r Lempung RI! - Uat
( :: 1~•-a_na_h_~!--~-·-~-~---+--Oa-~_m_-1-_~_i_20_1-+-sa--=nga_t_·da_~--lm B. Sjfat Kim.a Dnah : 1. PH orgamic - 4,51)-5,50 ~ masam 4,50-5,50 5angat l 2. /, C·organik % 1.00-2.00 Rendah · 2,01·3,00 .,,asam '
~ 3. . Nitro;len t!Xal % 0,10-0,20 Rendall 0,21-0.50 Seclang 4. ' P,05 txXal mg/iOOg < 15 ~ngat l'ffidah ~I«> Se:ian~ 5. I<.<) total mg/lOOg < 10 I Sangat rendah 10·20 lllggi
bJl<ar ; mg/lOOg S-16 Reodah ' S·16 Rendah I % < 20 Sal1(Jat rEnclah < 20 Rendall
. Kejenunan base 1 Sangst i _,; _,_ _,___________ renelilh
Sumber : Pusat Penelltian Tanah dan ~ollmat Dalam Ookumen PT. MMP
Baik Selang
Stfat fts!k Tanah Dra1nase Tanah ?ermee blitils
llo Sifllt .. Karalctertstlk
Ta1111h A I. 2.
rabel 4.3. Sifat can KarakteriStik Tanah di Wilayah Rencana lzin Usaha Pertambangan (!UP) Operasi Ptoduksi Timah Hitam l'T. Mranti Mas Prat.ama
62
4.2.3. Keadaan Geo!ogl
Serdasarlcan data-dat.a litologi yang tersingkap di lapangan, stratlgrafi
daerah eksplorasl darl muda ke tua terdiri dat1 : alluvial (Al), sihapas batu pasir
kwarsa {Sbp), Batoht panyabungan (Mpip) dan kuantat (Puku).
1) Aluvial (Al)
Berdasarkan dokumen Studi Kelayakan PT. Mranti Mas Pratama Tahun
2006, pengupasan tanah pucuk {top soil) dilakukan pada areal penambangan
dengan ketebalan tanah pucuk bervariasi dari 10 - 30 an, setelah dikupas tanah
pucuk diangkut dan ditempatkan untuk dimanfaatkan kembali untk reldamasi.
Pertumpukan tanah pucuk dilakukan secara dumping dengan ketinggian tidak
lebih da!i 2 (dua) meter pada lahan seluas 10.000 m2, untuk mengurangi tingkat
erosi oleh air hujan maka pada tumpukan tanah pucuk dilakukan penanaman
tanaman land cover (lf)p (LCC} seperti jenis kacang-l:acangan, rurnput
rumputan, alang-alang, semak dan perdu.
t.anah selain itu juga ditujukan untuk membelikan tambahan unsur hara kedalam
tanah, terutama unsur Nitrogen (lgnatius, dkk. 2007). linclakan budidava yang
diperlukan untuk menjaga falctor penunjang tanah kUalitas tanah adalah dengan
cara mempertahankan bahan organlk tanah pada kadar lebih dan 3% dan
menlngkatkan ketersediaan basa-besa melalui pengapuran {setara leblh dari 10
ton dolomit/ ha). Pemberian pupuk P den K layak dlberikan menyokong
pertumbuhan tanaman setara 200 kg SP36/ ha dan 200 kg KC!/ ha (Suhendar.
2007)
63
Gambar 4.4 Singkapan Batuan Yang Merupakan Batuan Kuarsit (a), Filit (b), Urat Kuarsa Dengan Ketebalan ± 70 Cm (c) dan Urat Mineralisasi Galena (d,e,f).
Gambar 4.3 Endapan Alluvial Pada Batang DAS Batang Lobu.
yang merupakan batuan kuarsit.
batang DAS batang Lobu, sedangkan pada Gambar 4.4 singkapan batuan
berumur kwarter. Pada Gambar 4.3 dapat dilihat endapan alluvial pada
batu pasir, batuan filit, granit, kuarsit, berukuran pasir-boulder. Satuan ini
daerah limbah banjir, terdiri dari material lepas berbagai jenis batuan seperti
terendapkan pada batang DAS Batang Lobu (belokkan bagian dalam) dan
Batuan ini menempati pada bagian tengah wilayah eksplorasi dan
64
dilihat pada dilihat pada Lampiran 6.
izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi timah hitam PT. MMP.
Sedangkan peta geologi wilayah eksplorasi PT. Mranti Mas Pratama dapat
karbon. Pada Lampiran 5 dapat dilihat peta geologi regional wilayah rencana
Batusabak, kuarsit dan arenit metakuarsa, wake dan filit berumur perrno-
4) Kuantan (Puku)
dan diorit berumur permo-trias.
Granit, mikro granit, leuko granit, beberapa terfoliasi sampai bersifat genes
3) Batolit Panyabungan (MPIP)
Gambar 4.5 Slngkapan Batu Pasir Yang Berada Di Bagian Timur Rencana Penambangan
pasir yang berada di bagian timur rencana penambangan.
dan tersebar di sepanjang Sungai Lamate. Pada Gambar 4.5 singkapan batu
ini merupakan anggota formasi sihapas yang berumur miosen, tersingkap
eksplorasi terdiri dari batuan kuarsa, konglomerat dan batuan lanau. Satuan
Satuan ini menempati sebagian paling kecil di bagian Timur Laut dari wilayah
2) Sihapas batu pasir kwarsa (Sbp)
65
4.2.4. status Kepemillkan Lahan
Berdasarkan hasd soSialisasi yang telah dllakukan oleh pihak perusahaan,
yaitu Pf, Mranti Mas Pratama dan Dlnas Pertambangan dan Energl Kabupaten
Pasaman tentang kegiatan penambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan
Kecamatan Rao Utara sebaglan besar masyarakat menyetujui pinjam pakai lahan
yang d1tandatangarn oleh pemilik. lahan yang disetujui oleh Ahli Waris, Mamak
uan Ninilr Mamak. Pada prinsipnya masyarakat tidak merasa keberatan, harapan
masyarakat bahwa masyarak11t tidak dirugikan baik dan seg1 pemanfaatan lahan,
aspek llngkungan hidup baik fisik maupun sosial, tennasuk persoalan bag! hasil
dari aspek ekonomi. Pola kepemilikan dan penguasaan lahan Udak akan banyak
berubah karena merupakan tanah ulayat yang pada saat kegiatan usaha
pertambangan berakhir akan dikembalikan kepada masyarakat yang berhak.
Pada saat tahapan pelaksanaan penanaman tanaman produktif setelah 6· 10
bulan masa tanam tanaman ploner, diserahkan kemball kepada masvarakat
sebagai pemllik lahan untuk pemeliharaan.
Status kawasan wilayah eksploitasi merupakan kawasan APL yang
merupakan tanah ulayat oengan tataguna lahan sebagian besar merupakan
hutan sekunder (70% }, perladangan masyarakat berupa kebun karet, kopi dan
kayu manis (20%) dan sebagain kedl merupakan lahim kritis (10%) berupa
semak belukar, seperti terlihat oada gambar 4.6.
66
hutan lindung Kabupaten Pasaman akan menjadi 45 %. Lokasi penambangan
pemukiman, jalan raya dan lain-lain. Sesuai dengan revisi RTRW, maka kawasan
dari kawasan hutan lindung, dan hanya 18 % kawasan budidaya, termasuk
pembangunan yang akan dihadapi. Wilayah Kabupaten Pasaman 82 % terdiri
RTRW Kabupaten Pasaman yang ada tersebut tidak relefan lagi dengan tuntutan
tahun 2001, akan tetapi karena terjadinya pemekaran wilayah pada tahun 2003,
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasaman kali ini adalah merupakan revisi kedua
sejak dilakukannya penyusunan pada tahun 1992/1993. Revisi pertama dilakukan
direncanakan untuk masuk dalam RTRW Kabupaten. Kegiatan revisi Rencana
(wilayah usaha pertambangan) dan WPN (wilayah pecadangan nasional) dan
pertambangan telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah menjadi WUP
Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah
Garnbar 4.6. Tanarnan Produktif Berupa Kulit Manis, Kerniri dan Jenis Kayu-Kayuan pada Wilayah Eksplorasi PT. Mranti Mas Pratama
67
Catatan : O = Laporan tldak ada / tidak masuk Sumber Data : Pasaman Dalam Angka Tahun 2006
Grafik 4.1. Grafik Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan Tahun 2006.
r ~,- ·;:: ·;:: ~ ·;:: ·q;; ·c: ::; "' ~ .... .... ~ ::> (IJ Cl ro .... a. ~ ::> ~
~ .0 .0 .0 .0 ::> 2 ro <( ~ E .8 E E c ::?: ~ .0 co ~ -""- .... (IJ
(U <( 0 :> "' 0.. 0. 0 (IJ cu z a V'I
400 F __ 350 --- 300 --
-+-banyaknya hujan (hari)
---banyaknya CH (mm)
200 ~-~.&
150 100 so 0 i..=-1.._._ ............. ..l.""4~~+-::'.~::.+
merata sepanjang tahun.
Afa dicirikan dengan iklim hujan tropis (tropical rain forest) dengan curah hujan
(basah). Menurut sistem klasifikasi iklim Koppen termasuk pada tipe Afa. Tipe
Ferguson (1951), wilayah Kecamatan Rao utara tergolong pada tipe iklim B
sehingga tipe iklim berpedoman pada sistem klasifikasi iklim Schmidt dan
dan jumlah bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm/ bulan) adalah 1,
tersaji pada grafik 4.1. Jumlah bulan basah adalah 8 (lebih dari 100 mm/ bulan
pada bulan November yaitu 21 hari. Gambaran fluktuasi curah hujan bulanan
mm dan hari hujan rata-rata adalah 10,73 dengan hari hujan tertinggi terjadi
adalah 179 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan November yaitu 377
dalam Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2006 curah hujan rata-rata
Berdasarkan data yang tercatat dari Stasiun Pemantau Rao yang tertuang
4.2.5. Iklim dan Curah Hujan
yang menjadi bagian dalam revisi RTRW Kabupaten Pasaman.
timah hitam di Nagari Kota Nopan masuk dalam tata guna lahan pertambangan
68
Kondlsi cuaca sesaat, suhu udara, penguapan air dan kelembaban udara
suatu daerah salah satunya ditentukan oleh faktor lamanva mataharl bersinar di
daerah tersebut. Semakin lama waktu mataharl menyinarkan cahaya ke
permukaan bumi maka tingkat penguapan air semakin tinggi, kelembaban udara
semakin tinggi, suhu udara semakin tinggi dan bankan semakin tinggi pula
kemungkinan terjadinya hujan.
Daerah Kecamatan Rao utara suhu rata-rata bulanan 32,8°C, suhu udara
rata-rata maksirnum 34 °c dan subu rata-rata minimum 32 °C. l<elembaban udara
rata-rata bulanan 97%, penyinaran mataharl rata-rata bulanan 34%, dan
kecepatan angin rata-rata bulanan 70 km/ jam. Kecepatan angin tersebut
tergolong tinggi.
Faktor iklim dalam kaitannya dengan model reklamasi lahan bekas
penambangan limah hitam berhubungan dengan keberlangsungan hldupnya
tanaman yang akan ditanam1. Sebag1an besar tumbuhan sangat tergantung pada
ketersediaan air dalam tanah. Ketersedlaan air dalam tanah tergantung pada
curah hujan di lokasi penelltlan tersebut karena hujan merupakan faktor
pengendaU hldrnlog1.
Berd<1S3rkan pada penggolongan iklim zona agrohmat dalam An
Agrolimattc Map Of Sumatera yang dipublikilsikan oleh LR.Oldman Lasal Las dan
SN. Darwls (1979), daerah pemetean tennasuk zona agrolimat A. Zona agrollmat
A mempunyai bulan basah absolut {> 200 mm) selama leb1h dari 9 bulan
berturut-turut dan bulan kerlng absolut (> 100 mm) berturut-turut kurang dari 2
but an.
4.3. Demografi, Ekonoml dan Budaya Masvarakat
Penduduk Kabupaten Pasaman dengan luas wilayah 4.011,08 km2
menurut Pasaman Dalam Angka Tahun 2006 tierjumlah 256.060 jiwa dengan
komPoSiSi 126.911 jiwa laki-laki dan 129.149 jiwa perempuan. Ditinjau dari
jumlah penduduk dan luas daerahnya, Kecamatan Rao Utara termasuk salah satu
kecamatan yang kepadatan penduduknya tergolong jarang (17/ km2) di
Kabupaten Pasaman, yaltu luas daerah 716.80 km2 pada tahun 2006 clengan
jumlah penduduk 10.020 jiwa. Kecamatan Rao Utara mempunyal tiga nagari,
salah satunya adalah Nagari Kota Nopan sebagal lokasi penelitian dengan jumlah
penduduk 3.334 jiwa, Jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.703 jiwa lebih
besar dibandingkan lakHaki sebanyak 1.631 jlwa dengan usla produktif ( > 15-56
tahun) sebanyak 1.659 orang dengan luas wilayah 232,85 km2tergolong sebagai
daerah terluas clan kepadcitan penduduknya jarang.
Ditinjau dari potensi sumber daya manusia, penduduk Kenagarian Kota
Nopan seba91an besar berpendidikan SD sebanyak 209 org dan SLTP sebanyak
304 orang. Di sisi lain masyarakat Nagari Kota Nopan sebagian meninggatkan
daerahnya untuk melanjutkan pendidil<an di l<abupaten Pasaman atau Padang
(ibukota Provinsi Sumatera Barat) dengan alasan yang sedemana karena tidak
adanya fasilitas ke jenjang yang lebih tinggi dan ~bih balk.
Pusat pemuk.1man penduduk berada pada sek1tar wilayah Pemerintahan
Nagari yang berada pada jalur jalan k.abupaten menuju lokasi kegiatan
pertambangan timcih hitam, seperti terlihat pada Gambar 4. 7.
70
(suku) mandailing yang memiliki tatanan nilai adat Mandailing yang khas.
kekhasan etnis dan kultur dalam kehidupan sosial budayanya. Dominasi etnis
Penduduk asli Nagari Kata Nopan Kecamatan Rao Utara memiliki
diperhitungkan kontribusinya dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
kopi, kulit manis dan karet merupakan potensi ekonomi yang patut
tanaman perladangan atau perkebunan yang dikelola oleh masyarakat seperti
pemanfaatan lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat. Disamping itu, hasil
sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang cukup menonjol dalam
perkebunan adalah getah karet. Hasil tanaman padi dan palawija merupakan
Tanaman perladangan yang dikelola adalah kopi dan kulit manis, sedangkan hasil
bulan s/d 500.000,-/ bulan. Adapun lahan pertanian adalah padi dan palawija.
petani, peladang dan perkebunan dengan pendapatan sebulan sekitar 350.000,-/
Penduduk Nagari Kota Nopan sebagian besar mata pencaharian sebagai
sedangkan jarak datar atau horizontal sejauh 2,5 km.
berada pada Jorong Batang Lobu dengan jumlah rumah sebanyak 11 rumah
Pemukiman terdekat dari lokasi kegiatan penambangan timah hitam
Gambar 4.7. Pemuklman di Nagari Kota Nopan yang berada di sepanjang jalan menuju wilayah eksploitasi PT. Mranti Mas Pratama
71
Dikatakan khas, karena wilayah Nagari Kota Nopan berada dalam wilayah
Propinsi Sumatera Barat yang mayoritl!ls masyarakatnya beretnis Minangkabau
dengan khas kultur ft matriliniaf'. Kehldupan sosial booaya dari masyarakat Nagari
Kota Nopan yang "patrillntar tersebut diperkuat dengan mayoritas penduduk
yang beragama Islam, sehingga fllosofi nilai-nilai Minangkabau "Ad.Jt Basandi
Syarak, Syarak Basandl Klrabullah"pada dasarnya sudah menjadl bagian tatanan
nlla1 yang telah ber1alcu di dalam masyarakat. Kondisl ini diperkuat dengan
adanya fasilitas peribadatan berupa musholla yang sefalu ada pada Hap jorOO{l di
Nagari Kota Nopan.
Masyarakat Nagari Kota Kota Nopan sejalc lama telah terbuka dengan
kedatangan orang luar untuk berusaha di daerah inl. Masyarakat d sekltar
wllayah eksploitasl maslh menunjukkan homooenlt.as artlnya penduduk yang
berasal darl etnls lain maS1h sedikit sekall dan secera otomatis mereka juga leblh
domlnan dalam lingkungan budayanya. Homogenltas budaya inl menandai perlu
adanya pendekatan yang relevan dengan kondisl masyarakat sekltar. Kesalahan
pendekatan akan menlmbulkan penolakan dan antipatl yang tentunya akan
berpengaruh terhadap pola persepsl masvarakat.
Masyarakat sangat berharap dengan adanya keglatan penambangan
timah tutarn akan mt!mberikan peluang kerja dan usaha bagl masyarakat
setempat. Hal ini dlsebabkan karena tingkat pengangguran usa produktif cukup
tinggi, dari jumlah penduduk usta prOduktif ± berjumlah l.659 orang dari jumlah
penduduk 3.33"1 jwa sebagian besar adalah menganggur, selain itu diharapkan
keglatan penambangan oapat memacu tingkat perekonomian nagari dengan
adanya kontribusJ pertambangan dari hasil produksi.
72
Masvarakat sebagai pem11ik lahan 3uga tidak mengetahu1 adanya
perencanaan 1ahan bekas penambangan timah hitam, tetapi sebanyak 35 org
(85,4%) masyarakat menginginkan tanaman yang produktif saat di1akukan
reklamasi lahM pasca tambang. Sedangkan sisanva 15% masyarakat sebagai
pemilik lahan tidak mengetahui kegiatan pasca tambang yang akan dlterapkan
oleh perusahaan. Namun berdasarkan wawancara langsung rata-rata masyarakat
menginginkan tanaman yang produktif terutama pembud1dayaan karet. crengan
alasan : mudah dijual, tanaman yang jangka panjang, masyarakat sudah
rnempunyai pengalaman dalam pembudidayaan karet dan sebagainya.
Masyarakat yang mempunya1 pendidikan rendah hanya nsa mengharapkan
bagarmana nilal tambang tersebut dapat mensejahterakan masyarakat pada
umumnya clan pemilik lahan pada khususnya. Masvarakat hanya
mengkhawatirkan terjadinya pencemaran pada bacan air sunga1 pada Batang
Lobu dan tidak dilakukannya perbaikan llngkungan pada saat pasca
pertambangan lahan bekas timah hitam.
Masyarak.at mendukung dilakukannva kegiatan pertambangan nrnah
hitam terutama masyarakat sebagai pemilik lahan, tetapi datam jangka pendek
merel<a belum merasakan manfaat langsung dari usaha pertambangan sampai
t.ambang terseout memoen keuntungan dengan berbagi hasil terhadap
masyarakat sebagai pemflfk fahan, keuntungan bahan bal<u nman hltam yang
akan diterima masyarakat sebesar Rp. 75.000,- per ton. 5elama tambang tlmah
hit.am dibuka mereka sud<tl ttdak blsa lagi mendapatkan kayu dari lahan
tersebut, berbeda dengan sebelum daerah tersebut ditambang. Hanya sebagtan
keel! (0,12 %) can seluruh total masyaral<at sellagai pemlllk lahan yang bekerja
73
kelapa sawit, karet atau kakao yang oapat berproduktif bag1 masyarakat,
sedangkan daerah yang tldak memungl<inl<an untuk dilakukan revegetasi maka
d!buat menjadi danau buatan unwk menyimpan air yang berguria sebagai run
off. Lebih laniut Kusnadi (Z002) juQa menvatakan bahwa saen satu clukUnoan
lembaga yang berpengaruh terhadap kinelja adalah dana dan peralatan yang
memadai. Dalam perencanaan reldamasi, dana/ blaya yang harus dlSiapkan
dalam tahap reklamasi ini mehputi : biaya lanQSUlg yang akan timbu! atas
l<egiatan pembongl<aran fasilitas tambang, penyiapan ranah puwk, penataan
tanah atau lahan, biaya tenaga ketja, biaya penggunaan alat berat, biaya
tan;ihnya). Penanaman d1lakukan dengan beberapa 1enis tanaman mlsalnya
harapan masyarakat teta,oi tanaman tersebut juga cocok di k>lcasi (sesuai .ienis
Kabupaten Pasaman bahwa tanaman yang ditanami adalah yang sesuai dengan
Berdasarkan lnformasi kund dari Oinas Energi den Sumber Daya Mineral
wilay11h Kabupaten Pasaman.
ll!klamasi lahan bekas penambangan timah hitam al Nagari Kot:a Nopan karena
merupal<an pihak yang memberi konsesi temaoap PT. Mranti Mas Pratama di
Pemerintah Kabupaten Pasaman rnempengaruh1 c!alam penentuan model
4.4. Peran Pemda Kabupaten Pa nan den Plhak Perusahaan dalam Perencanaan Reldamasi Lahen Belcag Penambanpn Tlmah Hltam
dengan mendapatkan penghasilan tambahan sehingga dapat membell kebutullan
keluarga.
merasakan keuntungan dengan adanya tambang timah neem tersebut, ya1tu
di pertambangan. Bagi masyarakat yang bekerja di pertambangan sudah
74
penyiapan tanaman dalam rangka penanaman kembali (reveQetasi), blaya
pemeliharaan tanaman dan biaya-biaya tidak langsung lainnya, termasuk biaya
pelaporan secara berxala,
Terkait dengan oena yang ~n untuk pelaksanaan reklamasi,
umumnya telah direncanakan oleh pelaku penambangan plhak perusahaan.
eesarnya blaya untuk pelaksanaan reklamasi b~rvarlasi dan minimal telah
menyediakan untuk kegiatan pen1rnbunan kembali lubang bekas galian, pera1atan
lahan, penanaman dan pemeriharaan tanaman. Pen.isahaan PT. Mranti Mas
Pratama telah menyiapkan dana tilhap pasca tambaog sebesar Rp.
7.404.275.000,- dari dana tahap pasca tambang tersebut sekitar R.p.
132.000.000,- untu1< biaya rekl<imaSi.
Pemerintah juga memiftki peran dalam keberhasilan reldamasi yang akan
dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Di samping itu antara DESDM dengan Dir.as
Pertanian & Holtikulturo, Oinas Perkebunan, Oinas Kehutanan atau Kantor
L1ngkungan Hidup belum memmki koonfinasi yang baik. Maslh terdapat ego
sektoral dalam menjalankan program pembangunan sehingga pembangunan
bersifat parsial. Adanya koordinasi yang baik antar dinas terkait akan dapat
membenkan kemudahan pelaksanaan reklamasi yang dlbeotuk pihak perusahaan
untuk mencapai tujuan dan mening\(atkan kinerjanya.
Dalam penanganan tanah pucuk, sebaiknya peran pemerintah penting
dalam melakukan koordinasi dan pengawasan tentang pelaksanaan reKlamasi
utamanya adaiah penaburan tanah pucuk ~aimana seharusnya dflakukan
oleh pihak perusahaan. Pettu adanya kelja5ama dan koordmasi karena melalui
kerjasama akan memberikan dampak manfaat yang besar dan menjadikan
75
kinerja lebih produktif, efektif dan auggiao menjad1 lebfll efflsien. 5ebaga1mana
dinyatakan oleh Kusnadi (2002), bahwa manfaat yang dapat diambil dalam suatu
kerjasama dlantaranya dapat menaoro~ pihak-pihak yang bekerjasarna untuk
bekerja lebih produkt!f, efektif dan elflSien serta marnpu mendorong terclptanya
slnergl sehingga blaya operasonal darl kegtatan yang dllakukan oleh pihak yang
llrut bef<er]asama akan men)adi semakln rendah.
Dan hasit wawancara dengon beberapa infonnan, untuk mencapai
keberhasilan reklamasi dlperlukan a~ kesamaan persepsi dan koordinasi
yang balk areere masyoirakat, pelaw penambangan (pihak perusahaan) dan
aparat pemerintah {lnstansl terkait).
Apabila l(egiatan penambangan ctan reklamasi !anpa direncanakan secara
memadai maka akan menimbulkan dampak negatif ini terjadi karena
penambangan dilakukan tanpa rencana, penanganan tanah pucuk dan lain-lain
yang menjadi prioritas dalam pelaksanaar\ reklamasi diabaikan. Untuk tanah
pucuk pihak perusahaan sudali me~ pada tempat khusus, unt\J<
mengurangi tingkat erosi oleh air hujan maka pada tumpulcan tanah pucuk
dllakukan penanaman tanaman land aweraq?, apab1!a terjadi llekurangan maka
pihak perusahaan tidak mendatangkan tanah pucuk dan luar tetapl dlusahakan
dari daerah-daerah sekitarnya dan ticlak terjadi kekurangan over burden (OB)
pada daerah penelitian karena tambang timah hitam tersebut menggunakan
metode side hill methtxi, yitu penambangan yang dilalcukan pada sisi atau lereng
buldt dimana arah penambangan ke dalam lereng seh~ngga kemajuan
tambangnya ke arah kontur bultit yang lebill renclah, sehinooa bekas lubang
tambang akan menjadi lahan dengan tDpografi datar.
76
1. Penggalian dan Pemindahan Over Burden
Penggalian over burden baik berupa t:anah maupun batuan dilakukan
dengan menggunakan excavator yang berfungsi sebagai atat gali kemudian
diangkut dengan menggl.ltiakan truk diesel dan ditempatkan secara terpisah,
seperti terllhat pada Gambar 4.8. Volume over burden yang akan diplndahkan :t
25.000 m3, Penggalian over burdendapat dllihat pada Gambar 4.9
4.5. Tahap Penambengan Timah Hltam PT. Mrantl Mas Pratama
Keglatan-keglatan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan pada tahap
penambangan ti mah hitam antara lain : land dearing, pengupasan dan
pengamanan t.anah pucuk (top soil); penggalian Clan peminelahan over burderr;
pembuatan saluran drainase; pembUatan chelc dam; penaml>angan tJmah hltam;
pengolahan; rekla maSi.
Dan tlnjauau lapangan rencona keglatan tersebut diatas kegiatan tahapan
penambangan yang telah dilaksaflakan ada!ah 1"nd dearing, pengupasan Clan
pengamanan tanah pucuk (top soil). Sedangkan tahapim penambangan yang
sedang dan akan dilaksanakan adalah penggalian dan pemindahan oyer burden-,
pembuatan saluran dramese; pembwrtan chek dam; penamb;mgan timah hit:am;
pengolahan; reklamas1.
77
Penanggulangan Kerusakan Lingkungan
Kegiatan pertambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,
terutama kerusakan morfologi pada tanah. Kerusakan morfologi tanah tersebut
dapat ditanggulangi pada daerah dataran penambangan dilakukan secara
backfilling, dimana tanah galian langsung ditimbunkan pada bekas galiannya
begitu blok penambangan selesai dikerjakan, sehingga lubang bekas penggalian
akan rata kembali. Adapun untuk mencegah kerusakan struktur tanah khususnya
tanah penutup yang subur, maka tanah penutup tersebut dikumpulkan pada
Gambar 4.9. Penggalian over burden pada lokasi penambangan timah hitam PT. MMP
Gambar 4.8. Pengangkutan tanah maupun batuan dengan menggunakan truk
78
Rencana Pola Penanganan Kerusakan Lahan Bekas Tambang.
Berdasarkan tinjauan lapangan rencana pola penanganan kerusakan
lahan bekas penarnbangan timah hitam di Nagari t<Ota Nopan dilakukan dengan
kriteria pemmganan kenusakan pola penanganan secara vegetatif dan pora
penanganan secara mekanik (s1pil teknis). Menurut Somantri (2007) uraian pola
penanganan secara vegetatif dan pola penangaoan secara mel:anlk (slpll tekms)
sebagai beri'-ut:
1) Pola Penanganan Secara Vegetat1f
5et1ap akhir dari suatu keglatan penambangan, dilakukan reklamilSi clan
penataan kemball lahan bekas penambangan. Untuk menghlndal1 atau
suatu tempat tertentu, kemudian tanah penutup yang subur tersebut akan
ditel>arkan kembali pada bagian atas dari bekas galian yang telah diratakan.
Untuk menjaga kesuburan tnaah POOJk tersebut dllakukan penanaman tanaman
land cover crop seperti jenis kacang-kacangan, rumput-rumputan, alang-alang,
semak clan perdu. Tanaman ini berperan dalam menciptakan kondisi lingkungan
yang konduslf untuk pertecambahan biji can pertumbuhannya lebih lanjut.
Tanaman penutup berfungSi untuk meningkatkan kesuburan dan kelembaban
tanah, pengendali erosi, habitat awal fauna serta tempat tumbuh tanaman lain
yang bijinya terbawa oleh fauna,lbinatang (Ignatius, dkk. 2006), Dengan
demikian kesuburan tanah bekas daerah tarnbang dapat mendekati kesuburan
tanah semula. Adapun pencemaran debu penambangan diperk1rakan hanya
d1jumpai oada musim kemarau dan lokasi pencemaran hanya terbatas disekitar
daerah tambang saja.
79
mengurang1 dampak negatif dari kegiatan penambangan, maka reklamasl
dllaltukan mulai sejak awal, selama maupun setelah keglatan penambangan.
Sehingga reklamasi merupal<an suatu rangkaian keglatan yang tidak
terpisahkan dari kegiatan penambangan.
2) Pola Penanganan Secara Mekanik
Pola penanganan kerusakan lahan akibat kegiatan penambangan seeera
vegetatif dapat juga dilakukan dengal1 cera mekamk. Cara penanganan
kerusakan lahan akibat penal11Wngan dimaksudkan untuk memper1ambat
alir<n permukaan (run o,,,, menampung dan menyalurkan aliran permukaan
dengan kekuatan yang tidak merusak. Pola penanganan secara mekanik
dapat dilakukan dengan cera pengolahan tanah yang sesua1 dengan ka1dah
kaidah konservasi, pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan teras clan
perba1 ken drainase, sepertl di bawah 1111 :
a) Pengolahan tanah (tillage)
Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanik terhadap tanah yang
diperiukan untuk mendptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah
menyiapkan tempat penanaman menciptakan daerah perakaran yang
bail<, memanfaatkan siSCM;isa tanaman untuk menahan laju alrran
permukaan dan mernb@rarltas tanaman pengganggu. Dengan
pengolahan tanah, tanah menjadi gembur dan lebih cepat menyerap air
hujan sehingga mengurangl aliran permukaan. Tanah yaf)'J telah diolah
menjadi gembur dan lebih muoah tererosi, oten karooanya dipilh walml
80
yang tepat d<llam melakukan peogo!ahan tanah, misalnya tldak
dilakukan pada saat mUSim hujan.
b) Pengolahan tanah menun.t kontlK
Pengolanan tanah dengan ba]ak atDu cangkul tiingga terbentuk jalur
.)alur tumpukan tanah yang dbalik memanjang ke arah bawah lereng,
akan terjadi erosi yang cepat karena pada alur·alur terkumpul air yang
mengall r deng:in cepat ke bawah.
c) Pembuatan teres (terradnif)
Teras berfungsi mengurangi panjang lereng, sehingga mengurangi
kecepatan aliran permulraan dan memungkinkan penyerapan air oleh
tanah. Dengan clemikian, maka erosi berkurang dan menlngkatkan
resapan air ke dalam tanah.
d) Pembuatan saluran dralnase
Pembangunan fasilitas drainase dilakukan untuk pengaturan air
sehingga tanah lebih dapat memenuhi kebutuhan manusia sesuai
dengan dasar pengawetan tanah yaitu me~rlakukan tiap bidang
tanah sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat
dipergunakan dalam prodUksi dan tidak terjadi l<erusalcan tanah. Tu]Uan
drainase adalah membuang kelebihim air di alas permute~ tanah
secepat-cepatnya dan mempercepat gerakan allran air ke bawah di
<blam profit lonah sehingga permuk:aan air akan turun, Sistem dra inase
dapat berupa pembuatan saluran di permukaan tanah. Pembuatan
sstem drainase permukaan tanah Clllakukan dengan rara :
81
2. Pembuatan Sistem Drainase
Sistem drainase terpaclu dibuat agar air larlan {f/J/I off} dapat terilendati
dan diallrkan dalam suatu allran. Ststem draioase dibuat pada tepi dinding bena:
!Vf) SOil .storage dan over burden storage.
• Perataan tanah sebagai pelengl(ap bagi sistem drainase saluran
terbuka. Tujuannya untuk menghilangkan bagian-bagian yang tinggi
dan mengtSi tempat-tempat yang renoan sehingga terbentuk suatu
permukaan yang rata clengan lereng yang kontinyu. Semua operasi
pengolahan tanah dllakukan sejajar dengan garis tinggi (contou,,.
• Pembuatan guludan (beddinf/J, meruoakan suatu Sistem drainase
yang dibuat dengan menumpukkan tanah pada suaru jalur
memanjang searah lereno, sehingga di kiri kanan tumpukan
tersebut tetbentUk saluran-saluran mati. Untuk tanah
permeabihtasnya lebih tinggi dapat dibuat lebih lebar. Tlnggi
g..iludan yang diusulkan tergantuno darl permeabllltas tanah clan
cara pengolahan tanah, yaltu antara 20 - SO cm. Panjang guluclan
tidak tetap tergantung luas areal.
• Pembuatan saluran terbuka untuk membuang kelebihan air yang
berasal dan curah hujan ke saluran yang lebfh besar dan
meneruskannya ke saruran drainase alami at.au sungal.
82
s, Pengolahan
Pengertian pengolahan disinl adalah melak.ukan pemecahan batuan hasil
dari penambangan dengan stone chruser sarrca1 pada ukuran (mash) tertentu
untuk kemudian dilakukan pengantongan, seperti terlihat pada Gambar 4.10 raw
material timah hitam yang akan diolah.
4. Penambangan Timah Hitam
Kegiatan penambangan tlmah hltam dllakukan dengan sistem tambang
terbuka (open pit mining) dengan dengan menaounakan metooe Side hiH method
yaltu penambangan yang dilakukan pada sisl atau lereng bukit dimana arah
penambangai ke dalam leteng sehingga kemajuan tambangnya ke eran kontur
buklt yang lebih rendah. Sebaran tlmah hitam yang berada dipermukaan digali
dengan menggunakan excavator yang diangkut untuk ditempatkan di stockpile,
sedangkan timah hitam yang berada di bawah permukaan (insittl) terlebih dahulu
di pecah dengan menggunakan /Jreaker hydraulic untuk mempermudah
excavator dalam melaltukan penggalian.
3. Pembuatan Chi!ek Dam
Pembuatan Check Dem dilakukan pada a1ur-alur sungai yang berada d1
wilayah kegfatan untuk menghindari/ menvaring padatan tef'SIJSpensi (TSS) agar
tidak terus terbawa oleh arus sungal yang merupakan perairan umum.
83
6. Rencana Kegiatan Reklamasi Lahan
PT. Mranti Mas Pratama belum kepada tahap reklamasi, tetapi rnasth
dalam proses pembukaan over burden dan pengambilan raw material timah
hitam. Pada tahap pasca penambangan rencana kegiatan yang dilaksanakan
hanya pada reklamasi/ rehabilitasi lahan bekas penambangan dan pembongkaran
fasilitas tambang. Pada rencana kegiatan tersebut bahwa kegiatan reklamasi
tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan sudah akan
dilakukan pada saat kegiatan usaha pertambangan dimulai dan berakhir pada
saat pasca operasi. Dimana kegiatan reklamasl ini dilakukan sebelum pindah ke
zona penambangan selanjutnya. Pada tahap penambangan kegiatan reklamasi
dilakukan pada lahan bukaan yang di atasnya sudah tidak ada aktivitas
penambangan, meliputi penataan lahan, pengaturan sistem drainase dan
penghijauan (revegetasi) dengan tanaman pioner seperti akasia, sengon atau
cherry. Tanaman pioner tersebut merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan
berkembang pada kondisi lahan yang kritis sekalipun. Setelah tanaman pioner itu
Gambar 4.10 Tumpukan raw material timah hitam yang akan diolah
84
tumbuh 6 - 12 bulan, maka diselingi dengan tanaman produktif yang sesuai
dengan sifat fisik tanah oan kesepakatan dengan pemilik lahan.
Setlap lokasi pertambangan mempunyai kondiSi tertentu yang
mempengaruh1 pelaksanaan rel<Jamasl. Pelaksanaan reklamasi umumnya
merupakan gabungan dan pekerjaan teknik sipil Clan teknik vegetasi. Menurut
somantri {2007) pelaksanaan reklamasi meliputi llegiatan sebagai benkut :
perstapan lahan, pen11endat1an erosl dan sedlmentasi, pengelolaan teren pucuk
(top soil), penanaman kembati (reveget;ISt) dan/atau pemanfaatan lahan bekas
tambang untuk tujua n lainnya.
1) Persi apan Lahan
Dalam kegiatan osrslapan lallan inl llal·hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut : pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk
lahan (landscapifl{/),
a. Pengamanan latian bekas tambang, kegiatan pengarnanan 1n1 dapat
dilakukan dengan cara :
• Pembersihan peratatan dan prasarana yang terdapat pada Jahan
yang akan reklamasi.
• Penutupan bekas lubang bu1(aan tambang dalam secara aman dan
permanen, maupun peralatan lahan bekas penambangan.
• Melarang atau menurup Jalan rnasuk ke lahan bekas tambang yang
akan direklamast
b. Pengaturan bentuk lahan
Pengaturan bentuk Jahan diSeSUaikan dengan kondisi topogrtii dan
hidrologi setempat.
85
• Pengaturan bentuk lereng
Pengaturan bentuk lereng dimalrSUClkan untuk mengurangi
kecepatan auran permukaan atau air lanan (tun off), erosi dan
sedimentasi serta longsoran.
• Pengaturan saluran buangan air
Pengaturan sa/uran pembuangan air untuk mengatur air agar
mengalir peda tempat tertent:u dan depet mengurangi kerusakan
lahan akibat ercs.
2) Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Menurut Latifah (2003) pengendalian erosi merupakan kegiatnn yang mutlak
dilakukan selama kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi
mengak1batl<an berkurangnva kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur.
Untuk mengendalikan erosi dllakukan tlndakan konservasl tanah. Menurut
Somantri (2007) untuk mengendalikan erosl dan aliran air permukaan atau
air larian (run oll'} pada tahap reklamasi, yang dapat dilakukan sesual
keperluannva adalah sebagai berikut :
a. Memimmalkan areal terganggu.
b. Membatasi/ mengurangi keoepatan air larian dengan cara pembuatan
teras dan saluran pembuangan air.
c. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah)
Dilakukan dengan penggarukkan tanah searah kontur. Penggarukkan ini
dapat men9hindarlcan dari terjadinya pemadatan tanah sehingga tanah
menjadl gembur dan volume tanah menlngkat. Hal lni sangat berguna
sebagai media perakaran tanaman dan peresepan air.
86
d. PengelOlaan air yang keluar dan lokasi reklamasi
• Penyaluran air dari lokasi reklamasi ke perairan umum.
• Bila curah hujan !inggi perlu dibuat bend1.mgan yang kuat dan
permanen.
• Membuat bendungan untuk menampung air yang banyak
mengandung sedlmen.
e. Penutupan dan pera1atan lubang bekas tambang
Penambangan pada umumnya akan meningga/kan lubang atau
cek.ungan pada akhir penambangan. Terj!ldmya lubang atau ookungan
in1 dapat d1minimalkan apabila penimbunan kembatl tanah penutup
dilakukan dengan segEra sehlngga dapat d1lakukan penanaman
tanaman.
3) Pengelolaan Tanah Pucuk (Top Soil)
Menurut Lat1fah (2003) maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan
memisahkan tanah pucuk dengan lapisan t.anah laln. Hal ini penting karena
tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan saleh satu
faktor penting untuk kebemasllan pertumbuhan tanaman pada keg1atan
reklamas1, untuk mengurangi tingkat erosi oleh air hujan maka pada
tumpukan tanah pucuk dilakukan penanaman tanaman land cover crop
(LCC) seperti jenis kacang-kacangan, rumput-rumputan. Menurut Ignatius,
dkk (2006) tanaman LCC ini berperan dalam mel'lciptakan kondisi lingk.ungan
yang kondusif untuk perkecambahan biji dan pertumbuhannya lebih lanjut.
Tanaman penutup berfun9si untuk meningkatkan kesuburan dan
87
kelembaban tanah, pengendali erosi, habitat awal fauna serta tempat
tumbuh tanaman lain yang b1jinya tert>awa oleh fauna/binatang.
Hal·hal yang narus diperhatikM dalam pengelolaan tanah pucuk adalah :
• Pengamatan profll tanah dan identifikas; perlapisan tanah tersebut
sampai endapan bahan gallan.
• Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan·lapisan tanah dan
ditempatkon pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya. Timbunan
tanah pucuk tidak melebihi dan 2 meter.
• Pembelltuldcan lahan sesuai da'lgan susunan lapisan tanah semula.
Tanah pucuk ditempatkan paling ams dengan keteba1an minimal O. tsm.
• Ketebalan tlmbunan tanah pucuk pade tanah yang mengandung racun
dianjurkan mengisolasi dan memisahkannya,
• Tanah sebaiknya jangan dilakukan datam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
• Bila laplsan tanah pucuk tipis (terbatas/se<likit), perlu dipertimbangkan.
Menurut Lat1fa (2003) pengelolaan top soil digunakan untuk mengatur dan
memisahkan dengan lapisan tanah lain yang nantinya akan dlgunakan pada
saat revegetasi.
4) Kegiatan Revegetasl
Menurut Ralmawaty (2002) pertJaikan kondisi tanah meliputi pertaikan
ruang tubuh, pemberian tanah pucuk dan bahan organik serta pemupukan
oosar dan pemberian kapur. Kendala yang dijumpai dalam mereklamasl
lahan bekas tambang yaltu ma.sa!ah fisik, kimia (nutrten/s dan tOKicit>1), dan
biologl. Masalah fisik tanah mencakup tekstur clan struktur tanah. Masalah
88
kimia t.anah berhubungan dengan reakSi tanah (pH), kelmrangan unsur hara,
dan mif'IP.ral toxidty. UnbJk mengams1 pH yang rendah dapat dilakukan
dengan cara penambahan kapur. 5eclangkan kendala biologi sepern tidak
adanya penutupan vegetasi dan tldak adanya mikroorganisme potensial
dapat diatasi dengan perbaikan koodis/ tanah, pemllihan Jenis pohon, dan
pemanfaatan mikroriza. Menurut Ignatius, dkk (2006) tanaman yang
bermlkOriza (enoo-mikorlza} dapat menyerap pupuk P leblh tinggi (10-27%)
dibandingkan dengan tanaman yang tldak bennikoriza (0.4-13%). Penelltian
terakhir patia beberapa tanaman pertanian dapat menghemat penggunaan
pupuk Nitrogen SOo/o, pupuk phosfat 27% dan pupuk Kallum 20%.
Pemberian bahan Ol"Qanilc ke dalam tanah ditujul<:an untuk memperbaiki Sifat
fiSlka dan biologi tanah selain itu juga dituJukan untuk memberikan
tambahan unsur ~a kedalam tanah, terutama unsur Nitrogen .
Menurut Rahmawaty (2002) secara ekologi, untul( tumbuhan ploner spesies
tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidak untuk
kondisi tanah. Untuk ltu diperlukan pemilihan speSles yang cocok dengan
kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenls yang cepat tumbuh, misalnya
sengon dan akasia yang telah terbukti adaptif untuk tambang. Tumbuhan
pioner rnerupakan tanaman perintis yang mampu hidup dan toleran
terhadap kekurangan bahan organik selain ltu tumbuhan ploner berfungsi
unwk menambahkan kadar bahan organik. Dengan dilakukannya
penanaman sengon can akasla minimal Clapat mengubah lkllm mlkro pada
lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalam
mereklamasi lahan bekas tambang, maka dllakukan langkatHangkah seper\1
89
perba1kan lahan pra-tanam, pem1lihan spesies yang cocok, dan penggunaan
pupuk. Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman
pada lahan bekas tambang, dapat ditentukan darl persentasi daya
tumbuhnya, persentasi penutupan taJuknya, pertumbuhannya,
perkembangan akarnya, penambahan speses peda lahan tersebut,
penlngkatan humus, pengurangan erosi, dan fungsi sebagal filter alam.
Dengan cara tersebut, maka dapat diketahui sejauh mana ting!(at
keberhasilan yang dicapai dalam mereklamasi lahan bekas
t.ambang. Menunt latifah (2003) keberhasilan revegetasi bergantung pada
beberapa ha! seperti : persiapan penanaman, pemeliharaan tanaman serta
pemantauan tonaman. Hal-hal yang harus dipematlkan dalam persiapan
penanaman antara lain sebagal berikut : kegiatan pemupukan, pemilih!I\
jenis tumlluhan pengumpulan dan ekstraksi !liji, penyimpanan bijl, pe1Slapan
pembenihan.
Terdapat beberapa pilihan tentang metoda penanaman kembali dari
tum!whan asli apabila diperlukan. Metoda penanaman yang dipillh akan
bergantung pada ukuran clan sifat dari lokasi dan tersedianya jenis tanaman.
Beberapa menetapkan pillhan antara lain : Penyemaian langsurig,
penanaman semaian dan pencangk.okan. lingkat kebemasilan dari semua
rnetoda penanaman akan berkurang bila tidak dllakukan pemeliharaan yang
bail<. Untuk itu perlu dilakukan hal-hal berikut:
• Pemagarao atau per1indungan tiap pohon diperlukan tetapi tldak pada
penanaman skala besar. Pemagaran kellling ekan memberikan
pertrndungao terhadap ternak pemakan tunas, raru fintas kendaraan Clan
90
pejalan kaki. Paoar sementara kurang dapat memberikan perlindungan
yang baik untuk jangka waktu yang lama. Pemagaran kelll1ng dttengkap1
dengan penahan angin akan memnqkatl<an kebertlaSilan program
revegetaSi.
• Hlndarkan pengairan yang berleblhan pada oaeran yang sudah dlt.abur
deogan biji sampai tiba muslm hujan.
• Peoyiraman semaian harus dikurangi sed1klt demi sedikit untuk
mencegah ketergantungan yang berleb1han atau terjadlnya akar
permukaan.
• Penggunaan pupuk, tambahan biji atau penyulaman penareman,
• Kerusakan akibat serangga dan kutu adalah hal biasa, khususnya blla
program revegetasi menghasilkan tanaman atau rumput-rumputan yang
jarang didapati di daerall tersebut.
Menurut Anwar (2001) revegetasi untuk budidaya karet dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
• Jarak tanam 7 x 3 meter untuk lahan landai
• Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 60 cm.
• Sterilisasi lubang t.anam dengan cara membiarkannya selama seminggu
agar bebas dari penyakit.
• Pemberian pupuk organik dari kotoran sapi.
• Penanaman t.anaman.
• Pemeliharaan sesuai dengan tata cara pertanian yang benar.
Menurut L.atifah (2003) untuk melakukan reklamaSi lahan beka!> tambang
diperlukan perencansan yang bailc agar dalam pelaksanaannva dapat tercapal
91
4.6. A11pek Ekonoml
4.6.1. IPernuaran
Kegiatan usaha pertambangan timah hitam PT. Mrantl Mas Pratama di
Nagari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman dllalwkan untuk
memenuhl pennintaan pasar akan kebutuhan timah hitam yang akan dipasarkan
ke Negara China. Memenuhi kebutuhan tersebut dari hasil kegiatan eksplorasi
diperoleh sumber daya batuan pembawa timah hitam (raw material) sebanyak
9.600.000 ton yang merupakan estlmas1 sumber dava terunjuk dengan rencana
produksi sebesar 7 .680.000 ton.
sasaran sesual yang dikehendaki. Hal-hal yang harus diperhatikan didalam
perencanaan reklamasi adalah sellagai berlkut:
1) Memperslapkan rencana reklamasi sebelum pelaksanaan 1>enambangan
olakuran.
2) ues areal yang Olrelclamaslkan han.JS sama dengan luas areal
penambangan.
3) Memlndahkan clan menempatkan top soil pada tempet yang telah disediakan
dan digum1kan kembali pada saat reklamasl.
4) Memperbaikl pola penyaluran (dri!inage) alam yang rusak.
5) Memcegah atau memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi.
6) Mengerrbalikan lahan seperti keadaan semula sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
7) Penanaman kembali lahan bekas penambangan timah hitam.
92
Mranti Mas Ptatama dapat dilrhatTabel 4.5.
perflitungan kelayakan rencan;i investasl usaha pertambangan timah hitam PT.
Cash flow Usaha Pertambangan Tlmah Hitam pada lampiran 7 dan
4.6.2. lnvestasi
catatan1 1. Harga iual iaw mattrial bm&h hltam do patok pada RP. 250.000,-tton (naiga
<liteotul<an pada saat Studl Kelayal:On Oilluat). 2. Bulan efektlf daem satu tahun ad=llah sepuluh bulan
I Tahun P41111asaran I Nilai (Milyar) Volume lRibu Tonl r 1 ' - - 2 90 22.5 3 90 - " ·- - -1.?d.___. 4 750 187
I - 5 750 187 -· -· 6 1.000 250 7 I 1.000 i 250 B 1.000 I 250 g 1.000 250 10 1.000 250 11 1.000 250 R - - ·- ·'--·
lum.!!llh 7.680 1.92.0
Tabel 4.4. Rencana pemasaran dan harga penjualan raw material tlmah hltam PT. Mrantl Mas Pratama
seperti terlihat pada Tabel 4.4. (Studl Kelayakan Usaha Penambangan Tirnah
Hit.am PT. Mranti Mas Pratama).
dalam melakukan usaha pertambangan, sehingga akan diperoleh nlla1 penjualan
Rencana produksi tersebut tergolong tinggl dan akan menguntungkan
93
Untuk mengukur berapa tlngkat keuntungan rata-rata yang d1peroleh dari suatu
investasi, dengan angka-irlgka yang dipergunakan adalah laba setelah pa:iak
dlbandingkan dengan total atau average investment Hasil yang diperoleh
b. Pajak 11,50%
a. Operasional dan Penyusutan
8iaya-biaya :
1.920.000.000.000
1.353. 747.472.500
1.132.947.472.500
220.800.000.000
Penghasdan dari penjualan
Timah Hitam scbagai berikut:
Pada Tabel 4.6 Pertiitungan kelayakan rencana investaSi Usaha Pertambangan
I rahunl<e ca,h 111 Flow Cash Out Flow B"'to Ol•h Fluw l'MjHk Ntt Cash Flow
I -
I I (26 044 81!5 000) I 26.044 SSS,(JO!l (26 ()44 885.000} i SS 279 6SO 000 ! !
2 22 soc 000 000 (32 779 6SO.OOO) 2 SS7 S!!.itOOO {3~ 367 lSO 000) ·--~·--· I
3 22 .lOO 000000 ,0781316."67 (28.261316667) 2 ss1 .m1000 (30 868 816 6671
4 (87 SOO 000 000 I 106.023 316 "67 81 476 683333 21.502 5-00 000 ~? 9J4 UJ.333 I s 187.~00,0(1() 000 113.667 379 167 73 832 620.833 21 562.~00 000 52 :tlO 120,833
6 250 000 000 000 133 211 212.SOO l ;6,788 787 500 28 7SOOOOOOO 83 038 787 sco 7 25(1000.000000 . 128.&83 212.500 121116 787.500 28 750 000 000 92 366. 787 500 - 8 2S•J (l()(l 000.000 ; I 27 43S 71HOO 122 564.287.~00 . 28 7SOOOCIOOO ' 93 814 287 500
9 250 000 OJO 000 130 939 350 000 l; 9 OIU MO l)(Jl) 28 no ouo ooo 90 260 650 oco ·--- --- --·· JO 2SO l~lll.000 000 127 371 650 000 122 62K 1~0 (oOfo 2~ no ciClo •)00 93 878 350 0(10
' 22 1so.ooo.:m I l I . 250 000.000000 127 31165·) 000 122 62s Jso ooo I 93 H7H 350 000
12 5 &SS 137 500 r~.388 137 500'• (5 8881375,00)
.JUMLAfl I .920.000.000JIOO 1.1.U.947.472.501 7A7.ll!!U2'~ 787.llS1.527.4W 566.:!Sl.527.499
label 4.5. PertJitungan l<elayakan rencana investasi usaha pertamb<lngan timah hltcm
CASH FLOW
94
harga pekerjaan di lingkungan Kabupaten Pasaman, dapat dilihat pada Tabel 4.6.
untuk mereklamasi lahan seluas 9 ha yang didasarkan dart perhitungan standar
budidaya karet sebesar Rp. 131.232.500,- dan kakao sebesar Rp. 125.832.500,-
timah hitam, misalnya untuk budidaya kelapa sawit sebesar Rp. 190.632.500,-,
Besarnya biaya reklamasi untuk model reklamasi lahan bekas penambangan
pembuatan tanggul dan perbaikan fasilitas umum berupa jalan tambang.
perbaikan lahan berupa perubahan lahan yang telah berubah bentuk, revegetasi,
Rencana biaya reklamasi berdasarkan kebutuhan untuk melakukan
4.6.3. Rencana Biaya Reklamasi
ARR= 0,499S x 100%
566.252.52 7.499 ARR= x100%
1.132.947.472.500
~ata-rata setelah Pajak ARR= x 100%
RaLa - :·ala juve~Lasi
Perhitungan Average Rate Of Return (ARR) :
(Study Kelayakan Usaha Pertambangan PT. Mranti Mas Pratama).
49,98% yang artinya bahwa usaha pertambangan tersebut menguntungkan
diperoleh harga average rate of return (ARR) atas dasar investasi awal adalah
disyaratkan dikatakan tidak menguntungkan. Dari hasil perhitungan di bawah ini
menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang
tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usaha pertambangan dikatakan
tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 15%. Apabila lebih besar daripada
dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan dengan
95
Perh1tunaan Biava Reklamast Karet
No [ Uralan I Harga Slltuim
Jumlah Volume ; ··--· ,.
1 I 2 3 4 5 1. Pekenaan Tanah
a. PembUatan tan""' •I LS 20.000.000 0.000.000 b. p.....,nalian luballQ tanam 0.25 m3 x 40D bh x 9 ha 20.500 18.450.000
z. Penanaman .. ----- - ·-- - - ··-· a. 8lblt karet 400bhx9ha 3.500 12.600.000 -· b. O.nqkos een11naman 400bh )( 9 ha 500 1.800.000
3. Pemuowi;i
- . a. _ Pupuk ~_11dall!l_ ·- .250 w. x 9 .ha 500 1.125.000 b. Urea 250knx9~ 2.070 4.657.500 .... Onakos ""melharaan a. Pemu(!ul\an tanaman - 3hr X200"' 15.000 900.00() b. Pl!nvianoan tanaman 52hrx1snro 15-000 ' 11.700.000
11 c. l'efbatkan 1alan 4km 15.000.000 60.000.000 I Jumlah 131.232.500
Perhltungan Siaya Reldamasi Kelapa Sawit
No! Uraian Volume HaJga Sablan
lumlah >--·
tRnl .. -·· 1 2 3 4 5 1. Pekeriaan Tanah ·-·
~ Pem.!Juatan tmaaul .. LS 20.000.000 20.000.000 b. Penaaalian 11.lbllna tanam 025m3x400 bhx9ha 20.500 18.450.000
2. Penanama.n ; I
a. Bllit kela"" sawit '!00 bh x 9 ha - -- . -· 20.00Q... .. _72.000.000 - b. Onakos """anaman 400 llh x 9 ha 500 I 1.aoo.000 --- 3. Pemuoukan ' a. Punuk kandanti ; 250~nx9ha 500 \ 1.125.000 b. J,lrea - .. 1-- 2,50kax9 ha 2.070 4.657.500 --··
4. Onoko$ l'lll!meliharaan a . Pemuaul<an tsnaman 3hrx20o .... 15.000 900.000
. b. - Pen~angan tanaman 52hr x 15 orn 15.000 11.700.000 c. Perbalkan lalan I 4km I 15.000.000 60.000.000 -
Jumlah 190.632.500
label 4.6 Penghill.mgan B1aya Reldamasi Kelapa Sawit, Karet dan Kakao
96
kakao 2 ton per ha, maka unt\J< 9 ha sebanyak 18 ton. Harga jual kakao
bervariasi antara Rp. 20.000, - sehingga keuntungan yang diperoleh Rp. 360 jt
per tahun (30 jt per bulan).
rnenghas1lkan ± 2 ons getah, karet dengan luas lahan 9 ha mampu berproduksi
7,2 ton/ bulan sehin99a keuntungan yang diperoleh Rp 39,6 juta/
bulan.(menurut Kantor PDE dan Arslp Kah. Purbalin99a, 2006). Untult tanaman
per bulan, maka untuk 9 ha sebesar Rp. 35,595 juta per butan. Sedangkan
harga jl1Cl1 karet alam itu Rp 5.500 per kg. Setiap pohon yang disadap
Potensi sumber daya lahan y;rig mengandung tlmah hit.am akan
ditambang dengan umur tambang selama 10 tahun.
Produksi kelapa sawit untuk lahan seluas 1 ha sebesar Rp. 3.955.000,-
Perhitungan Biaya Reklamasi l<akao
No I Uraian I Volume [ H1rga satuan 11
lumlah
~ r .
-· -··· ·- - -- - - 1 2 I 3 4 5
1. Pekerlaan Tanah ! !
a. PP.mbuatan ta'lnnul lS ~ 20.000.000 20.000.000 . t>, _ Peoggalian lubang tanam..
I o,25 m3 x 400 bh x 9 na 20.500 18.450.000 ! ' 2. Penanaman a. Bl'blt kal<ao 400 bh x9 ha 2.000 7.200.000 b. Onokos """"naman ! 400bhx9ha 500 1.800.000 ' I
..1:. . Pe~kan -· ·- ·- ·-- I I a. Punuk kandano 250 ka x s ha 500 l.125.000 b. urea '· 250 '"' x 9 ha 2.070 4.657.500
4. ! 0!).9koS ~mellh11raan - a,_ Pem\!P,ukan tll@n:!an ·-·- ,_ 3 tlr x.20 twt 15.000 900.000 b. Penvla,..,en tana~n 52 hr x 15 om - 15.000 11.7M.OOO e, Perbaikan WAn 4km 15.000.000 60.000.()00
Ju m l a h rzs.sn.soo
97
Usaha penambangan timah h1t11m yang dllalcsanakan oleh PT. Mranti Mas
Pratama dserah operasi Nagari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumatera Barat telah berlangsung Tahun 2007. Luas kuasa
pertambangan eksploltasi adalah 153,6 ha dengan luas eksplorasi 598,8 ha. Pada
saat inl pada tahap I luas lenan tambang yang sedang ditambang seluos 1,5 Ha
dan belum ada daerah yang direklamasi. Rencana semua luas lahan tambang
4.7. Model Reklamasi Lahan Bellas Penambangan Timah Hit.am di Nagarl Kota Nopan.
KARAIUERJ511K lAHAH 0
.. I T I ~eaymata~
I WYA OJ rah [ Tingv1 Je>tiS tanah S<*im
"1 h.,.n ~p Kelemb Kee. R£1(LAMA$J tempat TOl)(l!lnlll Ikllm Angin
Of,tim mmJ thn Malahan ! ···-
Padsoli~ ' \Jltoso1
Hldr.>rnprf ;
Iii 40(>-
Tropll:a I 2z•- 5·7 5~6 1000 rf'-2'1' K~I I >81km i 5 _ 5,5 2000-2500 80% 190.632.SOO
I md~I btsah 33"<: jom/llo'rl I l(m/jam ; Ando$:11
I ' Tllnah AIU\lla• ' i Gimbut {:t
1m1 L...-...Ol
. 1··50() bin 24°- ! 5-7
t lll<IPI "5" l Padso11k 2-Jm 5-6 ~en~ 1500-3000 28"c iam/hart unggi 131.232.~UU
IBooh alluvlal ,i,2
I HOO -- 6· noplka I 1500-2soo 21"- - 2·5 0 rrMlol
40• Regooul >90cm 675 ~sah 32't 7!% >00% m/c1et 125.&ll.SllO
Tabel 4. 7 Data Karakteristik Komoditi Tana man Untuk Reklamasl
Perhitunoan b1aya reklamasi dari budidaya kelapa sawit, kakao dan karet
diatas maka dibuat data karakteristik budidaya tanaman untuk rekalamasi tahan
bekas penambangan yang drhubungkan dengan lcarakteristllc ketiga bUdldaya
tanaman tersebut, dapat !lilihat pada Tabel 4. 7.
Pengelolaan lahan pasca penambangan berbasis lingkungan dan
berkelanjutan yang dapat diimpleme11taSilcan oleh PT. Mranti Mas Pratama
dengan sistem tambang terbuka dlantBranya pembuatan terasering sebagai
upaya untuk menghindari terjadinya run off, saat menfmbun l<emball lapisan
penutup dengan c.ara back Riiing lapisan lD/1 SOJ7 berada diatas sub SOif sehlngga
tanaman yang akan direklamaSi tidak lrekurangan hara, tetapi allan lebih ba1k
akan d1reklamasi, karena bekas lubang tambang akan menjadi lahan dengan
topografi data r.
Aktivitas penambangan di Nagarl Kota Nopan dapat menyebabkan
terjadinya penmgkatan pendapat.ao ~· Hasil reklamasi lahan pesca
penambangan di Nagan Kota Nopan memang belurn dirasakan karena potensl
mineral yang ada belum sepenuhnya di ekploitasi. Untuk itu dengan berakhirnya
mesa penambangan nantioya, maka diperlukan model rel(lamasi lahan bekas
tambang timah hitam delam aspek bki'ISik yang berotientasl peoa aspek ekonomi
usaha penambangan yang mampu mernancing investor dalam membetdayakan
potensi daerah yang tereklamasi ~ agar roda perekonomian tetap
berlanjut
Upaya untuk mewujudlcan model reldamasi lahan bekas penambangan
timah hitam PT, Mranti Mas pratama di Nagari Kota Nopan harus dilak11kan
secara terpadu, dengan adanya dukungan dari berbagal perangkat hukum dan
peraturan perundang-undaogan yang secara efektif akan memberikan kepastian
hukum dalam aspek pengelolaan, ll!rmasuk aspek perencanaan dan
pemanfaatan bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat (Budiharsono,
2001).
99
sebelum dilakiJ<an reklarn<B tanan dlanalisiS terlebih dahulu agar diketahui Sifat
fistk. kimia dan biologi tanah.
Model reklamasi lahan bekas penambangan timah hitam di Nagan Kot.a
Nopan yang dapat diterapkan adalah mOdel pengembangan karet semi-intensif
dengan sistem ~rororeSlrikarena memlllkl keunggulan berupa masukan rendah
dan reslko kecil, dengan model tersebut produktiv1tas 1<.aret tidilk malls1mal,
tet<1pi pekebun memperoleh kompensas1 dari hasil tanaman penaung dan
kelangsungan usaha taninya 1eliih terjamln. Pola seperti ini sudah berkembang di
perkebunan rakyat Indonesia.
Pengembangan perkebunan dengan pola tersebut lazim disebut dengan
pola konservasi. Pola konservasi bertujuan uituk memperbaiki kondlsi fisik dan
daya dukung lahan. Dengan pola konservasi, budidaya tanarnan perkebunan
d1kombim1sikan dengan tanaman penyangga /ingkungan atau dengan pergiliran
tanaman kayu·kayuan yang bersifat fast growing (pertumbuhannya oepat} dan
memihl(i nilai ekonomi tinggi. 5alah satu bagan tata tanam yang blsa ditetapkan
di perkebunan agroforest karet dengan kakeo, pisang dan lamtoro dapat dilihat
pada Larnpiran B.
Menurut Wahyudi (2007} diversifikasi l<aret - kakao dengan pola tanam
yang tepat secara teknis clan ekonomis meningkatkan produktivitas lahan dan
pendapatan pekebun. Tanaman karet pada musim kemarau tidak menggugurkan
daunnya sehingga bisa dijadikan sebagai tanaman penaung yang efektif. D! lain
plhak, hasil lateks dapat diperoleh setiap harl selama perawatan dan pengaturan
penyadapan dilakukan sesuai dengan standar yang beoar.
100
Pola tanam diversifikasi karet - kakao yang dianjurkan adalah karet
dltanam pagar ganda dengan jarak tanam 3 x 3 x 21 m dan kakao ditanam
disela~lanya cencan iarak tanam 3 x 3 m. Arah barisan tanaman karet adalah
utara - selatan oan dlantara barisan karet yang panjangfT)'a 21 meter ditanaml
dengan penaung sementara berupa tanaman lamt.oro Clan plsang.
Kakao sebagal tananam yang dalam budidayanya rnemerlukan naungan,
maka walaupun telah d1peroleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao
tetap diperlukan persepan naungan. Tanpa perslapan naungan yang ba1k,
pengem ba ngan ta naman ka keo akan sulit diharapkan keberh11S~8n nya. Oleh
karena 1tu oersepen lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang
bernilai ekonomis sebagai penaung rnerupakan hal penting yang perlu
diperhatlkan datam budidaya kakao.
Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Indonesia (2007) pisang
sering dipi~h sebagai penaung taoaman kakao muda, bukan karena fungsi
penaungannya yang baik tetapi atas dasar tanaman ini sangat mudah dltanam
dan memberikan pendapatan yang tlnggi. Tanaman pisang akan memberikan
penaungan setelah berumur 6 - 9 bolan. Setelah berumur satu tahun tanaman
pisang mulai berbuah dan dapat memberikan produksl 1.000 tandan setiap
hektar selama setahun.
Dari aspek populasi, plsaig tidak menampakkan pengaruh yang ;etas
terhadap pertumbuhan kakao mtida. Namun dari aspek pendapatan, semaklt>
t1nggi populasi semcikin besar pendapatannya. Dengan mempert!mbangkan
teknis dan ekonomis, jarsk tanam plsang 3x6 m adalah paling optim..im unruk:
kakao yang }arak tanamnya adalah 3 x 3 rn,
101
Keuntungan lain yang penting adalatl batang pisang merupakan mulsa
yang efektlf dalarn mengkonservasi kelembaban tanah. Kadar air dalam batang
oaisu pisang 85,82 - 88,8/% cran dalam helai daun 73,80 - 82,23% bergantung
oaoa ku!tivamya. Selain metembabkan, Umbah tanaman ptsang juga
mengandung unsur hara. Pemak.aian Dmbah tanaman plsang sebagai mulsa
kakao merupakan upaya eflstensi dalam slklus ursur hara dan bahan organik.
Sampai saat lnl, pemakaian mulsa batang pisang tldak menimbulkan efek negabf
terneda p tanaman kakao.
Perencanaan model reklamasi lahi!n bekas penambangan timah hitam
diarahl<an pada konsep agroforestkzlret. Karet yang mEnjadi arahan yang terbaik
dengan elasan bahwa tanaman karet OJkup baik dikembangkan di daerah lahtin
kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitU: {1) dapat tumbuh pada berbagci
kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada
tanah yang tidak subur, {2) pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering
beriklim basah, sehingga karet cukup balk untuk menanggulangi lahan kritis, (3)
dapat memberlkan pendapat.an bagl petani yang mengusahakannya, dan (4)
memihki prospek harga yang rulwp baik, karena kebutuhan karet dunia semaktn
meningkat setelah China membuka pasar bal1.I bagi karet Indonesia.
Agroforest karet adalah salah satu bentuk wanatani komp!eks yang umum
dijumpal d1 Pulau Sumatera dan Kalimantan. Luas agrolorest karet di Indonesia
diperk1rakan lebih dan 2.5 juta ha dan mensuplal kira-bra 80% dari tot.al
produksl karet di Indonesia (GOlJliOfl, de Foresta dan Levang, 1993; Penot, 1999
dalam Rasnovi, 2006). Sistem ini cis11s11n oleh vegetasi ponon karet (Hevea
102
brasiliensiS Muell. Arg.). Secara umum SistEfll ini memilik1 karakter habitat, iklim
mikro, stl\Jktur serta formast tegakan yang hampir mirip dengan hutan alam
(Michon dan de Foresta, 1995).
Pada sistem agroforest terjadi perpaduan antara fungsl ekonomi dengan
fungSi ekOlogl. Telah banyak tullsan yang membahas keunggulan sistem
pertanian lnl dlbandlngkan dengan sistem pertanian lain khusosnya dali segi
fungsi ekologi dan penyediaan jasa lingkungan. Dalam hal penyednian jasa
llngkungan berupa konservasi jenis, slstem agrofon;st karet dilaporkan mampu
menampung keragaman hayati yong cukup tinggi di dalamnya (Gouyon, et ill.,
1993; Beukema dan van Noordwijk, 2004; Hend1rman, 2005; Prasetyo, 2005
dalam Rasnovi, 2006). Bahkan pada t1ngkat plot, kekayaan jenis tumbuhan bisa
mencapai setengah dari hutan alam (Joshi, et ol, 2001). Sedangkan secara
ekonomi sistem pertanian ini menyediakan kebutuhan pemni secara
berkelanjutan dan tldak bertumpu hanya pada satu jenls sumber pendapatan
saja. Wanatani atau agroforestli merupakan nama kolektif bagl sistem·sistem
dan teknologl penggunaan lahan dimana tumbuhan berkayu tahunan (pohon,
semek, palem, bambu dan laln·lain} dan tanaman pangan semusim dan/atau
hewan temak diusahakan pada unit lahan yang sama dalam beberapa bentuk
pengaturan ruang dan waktu (Nair, 1993). Ori khas wanatani adalah di dalamnya
terdapat interaksl antara komponen·komponen ekologi dan ekonomi. Agrolorest
karet merupakan salah satu bentuk sistem wanatani kompleks berbasis pohon
karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) yang rumbuh bersama-sama dengan
~erhagai jenls tumbuhan lain yang berfungsi baik setiagai penghaSil kayu
bangunan, penghasil bu!tl, obat trad1siona1 maupun berbagai hasil hutan bukan
103
Agrof'orest karet yang biasanya berfokasi bertlekatan dengan hutan atau
maslh berhubungan dengcn hutan (Ekadinata, 2003) dapat berfungsl sebagai
kawasan penyangga can juga sebagai penghubung ( comdol') antar ekeslstem
hutan yang terpisah ak11>at fragmentasJ. Michon dan de Foresta {2000)
mengatal<.an bahwa untuk daerah yang mengalami pemusoahan hutan alam
oengan cepat, agroforest dlperkirakan mampu mengurangi efek pemvsnahan
jenis akibat perusakan habitat serta dapat berperan sebagai wilayah penyangga
antara hutan dan pemukiman.
Elerdasarkan hasil anatisis aspek b1ofis1k, sosial dan ekonomr dapat Clibuat
suatu model lahan bekas penambangan timah hlram. Hasil analisis tersebut dari
masino-masino faktor dapat dtbuat langkah·langkah strategls yang merupakan
rangkah kebijakan yang dapat dtjadikan sebagai arahan.
Dari kajian aspek biofisik budidaya tanaman yang cocok pada lahan bekas
penambangan timah hitam di Nagan Kota Nopan adalah agroforest karet sebagai
komponen utama oan l<llkao sebagal komponen i:ienunjang serta p;sang dan
kayu lainnya. Secara keseluruhan s1stem agrotorest karet memiliki kemilipan
dengan hutan sekunder (Gouyon et JI., 1993). Selain penampakan fisiO{lnomi,
agroforest karet JUga memtllki struktl.lr vegetasi yang bertap1s can siklus unsur
hara yang hampir tertubJp seperti di hutan alam. Struktur vegetasi bertapis pad;i
agrofore5t karet, selain disebabkan oleh keragaman jenis tumbullan
penyusunnya, juga dlkarenakan umur tanaman karet yang tidak seragam karena
petani biasanya akan memelihara alakan karet yang tumbuh sendiri pada
tempat yang masih terbuka ataupun pada tempat bekas pohon karet yang telah
mati.
104
Jamtoro sebagai penaung sementara kal<ao. Budidaya karet dapat tumbuh pada
lahan yang kritis.
Kakao sebagai tananam yanQ dalam budidayanya memer1ukan naungan,
maka walaupun telah diperoleh tahan yang sesl.Jai, seoelum penanaman kakao
tetap dlperlukan persiapan naunQan. Tanpa perslapan naungan yang balk,
pengembangan tanaman kakao atan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh
karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang
bemilai e.\::onomls sebagai penaung merupakan hal penting yang pertu
diperhatikan dalam budldaya kakao.
Berdasarkan asoek soset sebelum merencanakan reklamasl lah.an bekas
penambangan timah hltam seballmya berkonsultasi dahulu cencan masvarakac
sebagal pemilik lahan karena lahan tersebut akan dikembalikan ke masyarakat.
Rata-rata masyarakat menglnginkan tanaman yang produkt1f saat dllakukan
reklamasl lahan bekas penambangan tlmah hitam terutama pembudidayaan
karet, dengcn alasan : mudah dl)Jal, tanaman yang .)angka panjang, masyarakat
sudah mempunya1 pengalaman dalam pembudidayaan karet dan sebagainya.
Dltambahkan lagi sesuai pendapat lnfonnan kund dari DESDM yang dltanaml
adalah yang sesuai dengan harapan masyarakat tetapi tanaman tersebut Juga
cocok d1 lokasi (sesuai jerus tanahnya). Penaoaman dilawkan dengan beberapa
jenis tanaman misafnya kelapa sawn:, karet atau kalcao yang dapat berproduktif
bagi masyarakat sedangkan daerah yarY;j tidak memungkinkan untuk dilakukan
revegetasi maka dibuat menjadi danaU buatan untuk menvimpan air yang
berguna sebagal run off.
105
4.8. Anallsis SWOT
Berdasari<an hasil anafisis aspek blofisik, sosial dan ekonom1 budidaya
tanam yang cocok untuk reklamasi lahan bekas penambangan timah hit.am
adaleh agroforest karet maka dapat dlbuat suatu arahan untuk menetapkan
langkah-langkah kebijakan. Hasil analisis tersebut dari masing-masing faktor
dapat d1buat langkah-langkah strategis yang merupakan langkah kebijakan yang
dapat d1jadikan sebagai arahan yang aG'l dianalisis dengan swcrr. Dalam
analisis SWOT, peneliti bdak melalwkan pemberian bobot atau bllangan
kuantifikasi. Dalam menetukan langkah-langkah strategis dipilih faktor-faktOr
yang menjadi faktor internal dan faktor eksb!rnal.
Faktor internal menggambarkan tentang kekuatan dan kelemahan can
organisasi. Faktor eksternal menggambarkan tentang faktor-faktor yang menjadi
l)eluani;i dan ancaman yang d1hadaoi oleh organisask Faktor internal terdlri atas
Sedangkan dari aspek ekonomi, data karakter1st11i: budidaya tanaman
untuk rekfamasi dapat dllihat pada tabel 4.8, dlUhat Clari dat.a tersebut ketingg1an
tempat topografi, jenis tanan, ikNm basah yang mempunyai bulan k.ering leb1h
kuraog dari 2 butan, kelembaban tinggi (rata-rata 97%) buddaya tanam yang
cocok untuk reklamasl lahan bekas penambangan timah hit.am adalah karet
sebagal penaung tetap tanaman kakao. Sedangkan biaya reklamasl yang
direncanaka n tidak terlalu ia uh bertleda dengan yang d ia nggarlcan oleh pihak
perusahaan. Dan diHhat dari kamtungan karet sangat menguntuo;ikcn dengan
data bahwa setiap bulan dapat menghasilkan getah karet Rp. 39,6 juta setep
bulannya dan kskao menghasilkan Rp. 30 juta setiap bulannya.
106
Kekuatan { Strengt/ts)
1) Topografi lahan yang ditempati lokaSI bekas penambangan merupakan lahan
datar dengan kemiringan O - 10%.
2) Latar belakany mata pencaharian penduduk adalah petani, petani l:ebun,
dan jumJah tenaga kerja produktif cukup besar.
3) Infrastruktur jalan beraspal cukup baik.
4) Luas lahan yang cukup tersedia
5) Banyak menyerap tenaga ke11a
6) Penga\aman masyarakBt dalam usaha pembudidayaan karet.
Kelemahan ( WNknes.r)
1) Tanah dilokasl pene~tian tergolong tidak cukup subur.
2) Koordinasi antar instansi atau lembaga pelaksana masih berada pada sisi
kelemahan karena kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan masih bersifat
sektoral dan .berjalan sendin-sendiri
3) Terbatasnya sarana can prasarana produks
4) Modal kerja terbatas
Peluang ( OJIPOffunitieiJ
1) Adanya pasokan clan rnformasi pembudidayaan karet
2) Kesadaran masyarakat dalam p@mbudlday11an karet
3) Kebljakan J)Emerirtah akan geralcan karet naslona/
kekuatan dipilihnya tanaman karet dan kelemahan yang dimiliki oleh mnaman
karet.
107
langkah strategis atau langl<ah-langkah kebijakan yang akan dilakukan seperti
terlihat pada Tabel 4.9.
diintegrasikan dalam matnk.s SWOT unt:uk mengetahui atau mengambrl langkah-
ldentifikas1 faktor Internal strategls don matnks faktor eksternal
I Kekuatan (Strength$) Kelemahan { Weafme#J ---i 11. Topografi lahan-Relatif datar. 1. Tanah kurang subur, top soil
2. Latar belakaog penduduk adalah ti pis. I petani dan berkebun. 2. Koordinasi antar instansi
3. lntrastruktur jalan beraspal cukup kurang. baik. 3. Terbatasnya sarana dan
4. tees lahan yang cukup ten;edia. prasarana produksi. 5. Tersedianya tenaga kerja yang cukup. 4. Modal kelja terbatas. 6. Pengalaman masyarakat dalam usaha
pembudidayaan karet. i >- - --
Peluang( OpportunltleS) Ancaman ( Threat:i) >- · 1 r 1. Adanya permint.aan pasar temadap 1. Serangan hama dan periyaklt.
karet. 2. Kenalkan blaya produksi. J
I 2. Keing1nan masyarakat dalam 3. Peningkatan peraturan. , pembudidayaan karet. 4. Adanya kompetit:Or dari daerah • ) 3. Kebljakan pemerint.ah akan gerakan lain.
karet Nasional. I ·.._
Tabet 4.8 Identitikasi faktor internal dan faktor eksternal dalam pembudidayaan k.aret paoa lahan bekas penambangan timah hitam.
Pada Tabel 4.8 berlkut dlsajikan identifikasi faktor inetmal dan ekstemal
dalam pembudidayaan karet pada lahan bekas penambangan timah hitam.
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah.
1) serangan hama dan penyakit
Z) 1Cena11<an braya prO<luksi
3) Peningkatan adanya peraturan pel\lndang-undangan sepertl Undan9-Undang,
Ancaman ( 7111Wt!r)
108
berdasarkan prioritas adalall :
Langkah-langkah strateg1s yang depet dilakvkan dari hasll analisis SWOT
Sos~llsasl dan penyu!uhan sektor ' pestanlan/ perkebunan Clan peraturan pert;imbang;m secara I terpadu.
Stretegi WT Blmbingan mengeoai reklamasl lahan bellas penambangan llmah hitam.
Memngkatkiln koordinasl pengelolaan SDA.
strategiWO Pengamanan tanah puwk (reklamasi).
Kelemaban (W) I Tanah kurang subur, top' soll tlpls • Koordinasl antar inStanSi kurang i
3. Terillltasnya sarana dan l prasarana produksi J
4. Modal kelja terbatas .
Anaiman(T) . 1. Serangan nama dan •
penyakft. 2. Kenalkan biaYll produksi.
, 3, Peningkatan l)Eraturan. 4. Adanya kompet:itX)r Clari I i daerah laln.
I •
SU allegl 51" Latar belakang da1 • perigalaman masyarakat selBgai petani dan pekeboo dalam menghadapi serangan [ hama dan peiwaklt tanaman.
Membina kerjasama dan / ' membangun jaringan , pemasaran.
! • Menlngkatl<an tlayi1 saing usana tani karet.
• Membangun wi~l'la di 1in!1tungan masyarakat dalam usaha tani !caret.
I KelWatan (S) · I ) • Topogrcifi lahan relallf datar. / 1.
, · • L.ablr belakang peroduduk . • adalah petani can berlcebun. 2. • Infrasbuktur Jal<1n beraspal
cukup balk. • Luas lahan yano cukup
tersedia. • Tersedlanya tenaga kerJa yang
cukup. • Pengalaman masyarakat
dalam usena pembudidayaan L__~----,-----,-~~-+--'ka""'-"ret~,~~--~-
Pelullng (0) Strategi SO l. Adanya permintaan pasar , • Pengembangan kawasan •
te.rllactap ksret. agroforest dengan tanaman / 2. Kein~nan masyarakat utama karet.
dalam pembudidayaan . 1 · k.an!I:. I • Kelnginan masyllrakat dalam
3. Kebijakan pemerintah
1.
usaha budldaya karet sebagai . akan gerakan karet langkah pemerintah dengan Nasional. • membuat kebljakan geralcari
karet N11sonal.
Tabel 4.9. Matliks faktor internal dan ekstemal strategis oa1am analisis SWOT
lodel Reklamasi I ':/OlbtettKam
I
109
1) Pengembangan kawasan pembudidayaan agt0fOlt'stde11Qan t.anaman utama
adalah karet dan kakao sebagai tanaman penaung tetap karet serta plsang
atau lamtoro sebagai penaung sementara kakao.
2) Pengalaman masyarakat dalam usaha blldldaya karet sebagal langkah
pemerintah dengan membuat k.ebljakan gerakan karet Nasional. Dengan
adanya pengalaman masyarakat oepat meningkatlc.an hasil produksi
agrofoteStteru!ilma budidcya karet dan kakao.
3} Dapal mernbangun wirausaha di lingkungan masyarakat dalam usaha tani
karet. sehingga dapat menciptakan masyerakat yang mandiri.
4) Pengamanan tanah pucuk. Pengelaaan tanah pucuk saogat penting dalam
reklamasi lahan bekas tambang untuk mengatur dan memisahkan dengan
lapisan tanah lain yang nantinya akan digunakan pada saat revegetasi.
S) Meningkatlcan koordinasi pengelolaan SDA. Kegiat.an-l<egiatan yang
dilaksanakan masih bersifat sektoral dan berjalan send1ri-sendiri.
6) Latar belakang dan pengalaman masyarakat sebagai petani dan pekebun
dalam menghadapi serangan hama dan penyaltit tanaman, sehingga akan
menghasilkan has1I produksi yang memuaskan.
7) Membina kerjasama dan membangun jaringan pemasaran dan
meningkatkan daya saing usaha tan karet.
8) Bimbingan mengenai reklamaSi lahan bekas tambang. Dengan bimbingan
tersebut dapat meninglcatkan pengetahuan masyarakat clan lembaga/
instansl terka1t tentang reldamasi Jahan bekas tambang
9) Sosialisasi dan penyuluhan sektor pertanianl perkebunan dan peraturan
pertambangan s.ecara terpadu.
110
Berdasarkan strategi yang ~ maka bentuk arahan model
reklamasl lahan bekas penambangan timah hitam yang sesual kordlsl bioflslk
dan budaya masvarakat di lokasi penekllan Olharapkan dapat memperbaikl atau
mengembalikan tanan bekas tambang tlmah hltam sesual peruntukkan sebagai
ienan pertanlan/ perkebunan. Bentuk Arahan tersebut sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dalam model reldamasi lahan bekes penambangan
timah hitam adalah mellputi : adanya koordinasi antara rnstans1 terkait
dengan masyarakat sebagai pernilik lahan tentang reocere pengguna lahan
yang berkelanjutan termasuk rencana peruntukkan lahan bekas tambang.
2. Pel'IQOrganisasia n
l<eg1atan perencanaan dalam model reklamasi lahan bekas penarnbangan
timah hltam adalah mellputi :
1) Pembentukan kelornpok-kelompok reklamasi seperti kelompok tani dan
sejenlsnya yang berada di bawah pengawasan instansi terl<ait atau
mengaktifl<an kelompok yang telah ada.
2) Peningkatan kapasitas aoggota kelompok reldamasi melalul penyuluhan
dan pelatihan tentang pengamanan tanah pucuk.
3. Pelaksanaan.
Keglatan pelaksanaan pernngaoan model reklamaSi lahan bekas
penambangan timah hitam adalah meliputi :
1} Penataan lahan, meHputi kl!gatan :
a. Penataa n permukaan lahan (regrad/r/fjj, yakn i :
111
• Melakukan penimbunan lubang-lubang belras galian dengan
tanah penutup yang kedudukan dalam profil berada di bawah
tanah puculc.
• Melakukan pemadatan can stabilrtasl t1rnbunan.
b, Peralatan atau penaburan tarah etes atau tanah puc:uk yang telah
dlamankan saat penambanga1l bertangsoog.
2) Pengendal1a11 eros
1<egiatan pengendalian erosl pada petaksanaan penanganan kerusakan
(reklamasi) lahan bekas tambang meliputi :
a. Pembuatan pematang-pematang atau guludan yang tujuannya
mengurangi erOSI dan limpasan air permulcaan.
b. Penanaman vegetasl yang clapat cepat menutup permukaan dan
meng urangi erosi jatuhan air hujan langsung ke perrrokaan.
3) Penanaman {revegetasi}, mefiputl pelaksanaan :
a. Pemakaian bit:Mt atau benih lokal yang pernah ada (tumbuh)
sebelum l<egiatan.
e. Pemakaian biblt atau benih sesuai keingfnan pernilik lahan dan/ atau
masyarakat taitu tanaman bud1daya tahunan lcornoditas perkebunan
seperti kela pa sawit, karet dan kak.ao.
c. Pemeliharaan tanaman yang mefiputi pekerjaan : penyiapan jenis
tanaman, pemupukan dengan pupuk kaodang, pemberian bantuan
pupuk organik/ kmia dan ~ndalian hama penyaklt.
112
4. Monitoring dan Evaf uasi
Monitoring dan evaluast dilaksanMan untuk melihat sejauhmana
pelaksanaan reklamasi berhasil dalam arti tanan bekas oenambangan ttmah
hitam dapat berfungsi kembati sesual peruntukkannva can memberi manfaat
ba91 masyarakat sebagai pemilik lahan. Monitoting dan evaluasi ini
melibatkan lembaga masyarakat yang berSifat partisipatif, yang difasilitasi
oleh aparat pemerintah terl(ait
Menyokong konsep pembangwlan berkelanjUtan yang berwawasan
lingkungan hidup, berbekal pengetaluln alam masyarakat lokal, can di dullung
ba1k o!eh PEMDA maupun perusahaan rnal(.a dlharapkan model reklamasi lahan
bekas penambangan ttmah h1tam yang bemilal ekologi dan ekonornts bagi
masyarakat setempat dapat diimplementasikan secara optimal !:arena
perekonomian masyarakat mengandalkan sumberdaya afam sebagai sumber
peny€dia bahan mentah untulc ketangsungan hidup. Meogacu naca sifat
sumllerdaya atam pertambangan yang tidal< dapat c:1l perbaharui maka reklamasi
dengan tanaman untul< memperbaiti kl)n(lsi ekologi perlu menjadi perhatian
awal. Disamping itu, keoijakan reklamasi haruS memperhatikan rercane kel)a
dari pemerintah setempat dalam ha1 penentJ.JaO model reklamasl lahan bekas
penambangan tlmah hitam agar sesuai ~ tata ruang dan peruntukannva.
Partisipasi masyaral<at aatam meneotukal1 model reklamasi Jahan bekas
penambangan nman hitam penu dllit>atkan karena subjek rediStribusl lahan
pasca penambangan adalah masyarakat itu sel'ldhi. Dengan mempertlmbangkan
potensi pertanlan dan perkebunan serta so.stat masyarakat maka alternatlf
113
pengembanQan yang menQgabungkan aspek ekologi dan e1tonDm1 di lokasi lahan
oekas penambangan timah hitam di Nagar1 Kota Nopan adalah :
l) Menanam komoditi perkebunan berbasls sumberdaya lokal yang bemilai
ekonomi.
2) Peningakatan nilal tambah hasll-hasil alam (produk pertanlan dan
perkebunan) dengan melakukan pengo!ahan pasca panen/tangkap contohnya
pembangunan /lome im:lustry,
Menunjang alternatif peng6Tlbangan tersebut, maka iangkah kongkrit
strategi kebljakan mcdel reklamasi lllhM bek8s penambangan timah hitam dalam
aspek ekologi yang dapat d1lakukan adalah :
1) Melaksanakan forum}pelatihan clalam rangka pengelolaan lahan pasca
penambangan antar stakeholders bertujuan untuk mengembangkangkan
kesepakatan dan kesepahaman ~ dalam pengelolaan alternatif
potensl alam pasca penambangan.
2) Pembatasan pemberian KP kepada investor untuk menoegah eksploitasi
sumberdaya alam yang berlebihan clan penoemaran lingkungan hidup,
khususnya di kawasan pengembangan.
3) Pemberdayaan rnasyarakat dalam pengelolaan lahan yang telah direldamasi,
yang dipandu oleh tim f~lisator.
Selanjutnya langkah konkrit sttategi kebljakan dari aspek ekonomi untuk
menunjang alternat1f pengembaogao diatas dlarahkan untuk meninglcatkan
keterampilan, pengembangan usaha, dan penguatan keberdayaan masyarakat
Langkah kongkrit yang dapat dilaku1.<an adalah :
114
i) Mengembangkan home industr)'untuk memberi nilai tambah hasil-hasU aam
{produk peltanian dan perkebunan).
2) Reformasi perizinan investasi, misalnva adanya sstem satu atap datern hal
Jegalitas/pemberian izin usaha/keglatan.
3) Penlngakatan paltisipasi masvarakat Clan petani dalam UTBANG,
pelatihan/semmar untuk pengelolaan usaha yang berkelanjutan.
115
116
Mempertimbangkan potens1 pertanian, perkebunan dan snsial masyarakat
maka altematif pengembangan yang menggabungkan aspek ekolog1 dan
ekonomi di lokasi lahan bekas penambangan timah hitam di Nagari Kot:a Nopan
adalah : menanam komoditi perkebunan berbasis sumberdaya lokal, seperti
slstem agroforest. Sistem ini disusun oleh vegetasl pohon karet ( HevetJ
brasiflensls Muell. Arg.} sebagai komponen utama. Tanaman karet memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan komodltas lainnya, yaitu: (1) dapat
tumbuh pada berbagal kondisi dan jenis lahan, serta maslh mampu dipanen
hasilnya meskipun pada tanah yang tidal< subur, (2) pada umunnya terdapat
pada daerah lahan kenng beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk
menanggulangi lahiln kritis, (3} dapat memberikan pendapatan bagi petani yang
mengusahakannya, dan (4) memiliki prospek harga yang cukup balk. Untuk
5.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasll analisis,
maka kesimpulan yang depet diambil dari hasil pe11efit1an irn adalah dengan
adanya kegiatan eksplOitasi penambangan timah hit.am oleh PT. Mranti Mas
Pratama di Nagari Kota Nopan Kecamatan Rao Utara Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumatera Barat dengan sistem lllmbang terbuka dengan menggunakan
metode Side hill method, setelah pasca penambangan mengakibal:kan degradasi
ekologi, ekonomi dan sosial, namun d1 sisi lain meningkatllan pendapatan
daerah.
BABY
SIMPULA'N DAN SARAN
5.2. saran
Berdasartlan hasll penelltian dan pernbahasan mak.a dapat dlsarankan hal
hal sebagai berikut :
i. Pelaksanaan reklamasi lahan umumnya merupak.an gabungan dar1 pekerjaan
tf!lcrnk s1pit clan teknik veQetasl. Perencanaan dan pelaksanaan reklamasl
lahan tambang yang dilakuk.an secara tepat dlharapkan oapat memperoleh
hasil yang optimal. Pengelolaan sumberdaya atam tldak dapat dilakUkan
secara sektoral, tetapi harus dilakukan secara terkoordinasi lintas sektoral
antara lembaoa/ instansi terkail
2. Untuk penelltlan setanjutnya d'rsarankan perlu dilakulcan penelitian terhadap
kandungan logam berat pada sedimen dan kolam pengendapan (sett/Ing
pond) dan pada biota a(r yang hidup di dalamnya serta dilakukan
pemantauan kualitas air sungai yang ada di sekitar lokasi ianan bekas
penambangan timah hitam PT. Mranti Mas Pratama di Nagari Kota Nopan.
3. Dalam penentuan model reklamasi Jahan bekas penambangan timah hitam,
empat pnontas aspek den terdapat empat altematif ya1tu melakUkan
re!<lamaSi lahan bek.as penambangan timah hltam yang bemlal ekonomis
bagi masyarci<at setempat, pengelOlaan lahan beltas penambangan berbasis
menunjang alternatif pengembanoan tersebut, meka langkah kongkrit strategi
kebijakan pengelolaan reklamas lahan pasca penambangan dalam aspek eltologi
diarahkan untuk menjaga kelestartan sumberdaya alarn dan langkah konkrit
strateg1 keblj!lkan dari aspek ekonomi dlarahk.an untuk meningkatkan
keterampllan, pengembangan usana dan penguatan pemberdayaan masyarakat.
117
/ingkungan dan bence!an,itJtan, relclamasi harus memperhalikan rencana
kerja dari pemerintah setempat dalam hal penentuan model reklamaSl lahan
bekas penamban9an timah hltam can partis1pasi masyarakat catam
menentukan mo<Jel reklamasi lahan bekas penambangan tlmah hltam.
Diharapkan dari penelitian lni dapat dl)adlkan sebagal bahan pert1mbaf19an
bagl semua p1hak-plhak terkalt dalam penentuan model reklamasi lahan
bekas penambang;sn timah hit.am maupun pemanfciatannya, sehingga akan
tercapai pengelolaan llngkungan dan sumberdaya lahan seeera lestari dan
berkelanjutan.
118
Michon, G. oen H. de Foresta. 2000. f'erctfliJ(I Petani d81ilm Pelest11rian SumberdayP Hulan Alam. Dalam de Foresta, H., A. Kusworo, G. Michon dan W.A. Djatmlko. Editor. Ketlki1 Kebun 8el'upiJ HufiJn: Agroforest Khi1$ Indonesl;; Sel>tmh Sumbangan Masyara}(;lt.
Mcirsti, W.M. 1983. Landscape Planning: EnvironmentiJI Application. John Willey and Sons. Inc. canada.
Lu bis, M. 1997. l7'Je oeve!opment of lndooesia's Nike/ and coal Supply Industry Trade sna Investment issues. Paper Presented at APEC Ni'kel and Coal Trade and Investment LiberaliZ.
Kar1iansyah, M.R., 2001. Aspek Lingkungan [)a!;;m AMDA.L Bidang Pertambang.m. Pusat Pengembangan can Pel ierapan AMDAL Jakarta
Kustiawan, W. 2.001. Perkembangan Vegetas; clan Kondisi Tarrah sertfJ Revegetasi pada Laflan BekilS Ga/Jan Tilmbang &tubara di Kalimanldn Timur. J, llmiah Kehutanan "Rimba Kalimantan". Vol 5. No. 2
Irwan, Z.D. 1992. Tantangan Lingbin(;Jn dan l..andskap Hutan Kota. Bumi Aksara. Jakarta.
L.at1fah, S. 2003. Kegiatan Rek/amasi la/Ian PtJ(Ja Bekas Tam/Jang. Program llmu Kehutanan Jurusan Manajemen Hutan UnivetSitas Sumatera Utara.
Joshi, L., G.Wibawa, G.Vincent, D.Boutln, R. Akiefnawab, G. manurung dan M. van Noordwljk. 2001. walliltani !<ompleks BerlJa5i5 Kafet; Tantaogan untuk Pengembangan. !CR.AF. Bogor. Indonesia.
Ghazalt, H.A., 2003. Perencanaan. Yayasan Perguruan Tinggl lskandar Muda Nanggroe Aceh Darussalam, PT. Trias Munarta.
Gardner, J, Rehabilitating Mimes To Meet land IJse otJjectfve : BiJWdte Mining In The Jarrah Forest Of W5tem Aisttalla. Manager For Mining, Alcoa Worid.
Brown, O dan G.R. Hallman. 1986. Reclamation and Vegetative Restoration Of Problem SOil and Oisturbed l.iJl1(fs. Noyes Data Corporation. New Jersey, USA.
Creswel. 2002. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. KIK Press. Jakarta
BUKU:
DAfTM PUSTAKA
119
Sarrallh, JM and Aynsult, N. 1997. Rehabilitation Of Nickel Mining Sites In New Cdledonla
5etiad1, Y. 1999. Status Penelitian Dan Pemanfaa~n cendawan Mikorlza Atbuskula Dan Rizobium Untuk Merehabilitasl Lahan Terdegradasi. Makalah Seminar Nasional Mlkoriza I, tanggal 15-16 November. Bogor.
Sianipar dan Entang {2001). Teknik-teknik Analisa Manajemen. Bahan Dlklatpim III. Lembaga Administrasi Negara (LAN). Jakarta
Nair, P .K.R. 1993. An Int!Oduction ro Agrcforestry. Kluwer Academic Publisher and ICRAF. DOl'drecf\t, The Netherlaiid.
Notohadiprawiro, T. 2006. Pengefofi1iln liJhan Dan Lingkung<m Pasca Penamb8n(Ji111. Ilmu Tanah. UGM-Yogyakart.a.
Pusat Sumber Daya Geologi • 2006. lnventorisasi Bahiln Galian Pada Bekas Tam/Jang di Pulau Bintan Provinsi Kepu/Quan Ria11, Bandung.
Rahmawaty, 2002. RestDrilSi Lahan Bekas TamtJ.Jng iJerdiJSilrkan Kaldah Ekolog4 Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera utara, Medan.
Rusman, 8. 2004. Konservasi Tanah dan Air. Program Pascasarjana Universitas ,i1,nda\a5. Padang.
Sabtanto JS. 2008. Tinjauan Reklamasi lah;m Bekas Tambang Dan Aspek Konservasi Bdhan Gillian. Kelompok Program Penelltlan Konservasl - Pusat Sumller Daya Geotogi.
Salim, HS. 2005. ff(lkum Petffimbangan di Indonesia. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Motloch. J.S. 1993. Agriculture and The European Community. London. Prederick A. Preager Pubhsher.
Michon, G. and H. de Foresta. 1993. Indigenous Agroforest 1r1 Indonesia: Complex Agroforestrv System for Future Development. Makalah disampaikan pada Intem<Jti()f1a/ Training C.ou!Se on " SIJS!4inable Lilnd Use Systems and Agroforestry Research for Humic Tropics of Asi<"" 26 April - 15 May 1993, ICAAF and BIOTROP, Begor.
Mintzberg, Henry. 1997. St!aregy Concept!: Five Ps for stmtegy and Strategy Concept Ii : A(l()ther Look ilt Why Organizations Need Strategies. Adelaide University Union Bookshop.
Michon. G. and H. de Fo~. 1995. The Indonesian Agro-Forest Model. Forest Resource Management and Biodiversity Conservation. Dalam Halladay, P. and A. Gilmour. Editors. Consetvill{J BiOdiVersity OUISide prol!Cted Areas the Role of Traditional Agro-Ecosystems. IUCN.
120
Suhendar. 2006. Arahan Perencanaan Kaw8S8n KeJJun Raya Kuningan Jawa Boral Program Pasca 5arjana Universlt.as Padjadjaran Bandung.
Yusuf, B. 2008. Af(J/Tan strategi Ke/JijWJn Reldamasl La/l<tn Pasca Pe11i1mban~n. Tess Sekolah Pascasarjana. IPB Bogor.
Somantri ND. 2007. ValuaSi Ekonomi Sumber Daya uhan Yang Mengandung Tras dan BiJl;uof)uny. Program Pasta Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung.
Aisyah, s. 2006. Ana/isis Keberflasilan Rehabilil:asi Lah.m Bek85 Tam/Jang Batu/Jara remadiJp PerbiJikan KesutJ11nJn Till1ilh (Studi Kasus PT. Allied lndo Coal di Ka/Jupaten SaW4hlunto SijtJnjung dan Kofa Sawahlunto). Program Studi Ilmu Ungkungan Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
Badri, N. L. 2004. Karakteristil< tanah, vegef;;Jsi dan air kolong pvsca tambang timah dan teknik rehabllltasl lahan untuk keperluan reveget,as1 (Studi kasus lahan pasca tambang timah DalJo Singkep) Tesis Sekolah Pascasar,Jana. IPB·Bogor.
Latifa, s. 2000. Kffil{JiJIJfl Aa:~ MangiUm Wild Pada Lahan Betas Tam/Jilng Tlmah (Stt.Jdi kasus di areal PT. Tlm8h). Tesis Sekolah Pascasarjana. IPB Bogor.
Rasnovi. S, 2006. Ekologi Regenerasf Tumbuhan 6erl:ayu PadiJ Sfstem Agroforest Karet. 5ekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor
TESlS:
Wahyudl., T. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Niaga Swadaya
Sitorus, S.R.P. 2000. PengembiJngan Sumberdaya Tanah Berkelanjut,an. Jurusan TaMh. Fakultas pertanian. IPB. Bogor.
_____ 2004. Pengelo/aan Sllmberdaya TaniJh !Jertekmjufi1n. Edisi III. Laboratonum perencanaan pengemhangan sumberdaya tanah. Jurusan tanah. Fakultas pertaninn. IPB. Bogor.
Suhala, S, A. F. Yoesoef dan Muta'alim. 1995. Teknologi Pertambangan JndoneSta. Pusat Penelman Dan Pengembangan Teknologl Mineral. Direktorat Jendral Pertambangao Umum Departemen Pertambangan Dan Energi. Jakarta.
121
Suprapto, S.J. 2006. PemanfaatJJn dan Petmasa!ahan Endapan Mineral Su/Rda PiJ{la Kegial:iJn Pertambangan. Buletin Sumber Da~ Geologi. Vol. l Nomor2.
BULmN:
Wiriosudarmo, R. 1997. Kerangka Acuan Pembangunan Berkelanfuliln Selctor Pertambang.m clan cnergi. Environmental Issue Papers : Yayasao EcomJne Nua testan,
Suhartanto. 2007. Pedoman Teknis Reklamasi uban. Bahan seminar Nasional Reklamast L.ahan. Jakarta.
Perhimpunan Ahli Pertambangan Incones1a (PERHAPI). 2004. Prosiding Perencenean Reklamasi LBhan Bekus Tambang. Jakarta.
Ignatius. R dkk. 2006. PertamfJengan Terb11ka dtm Reklam8$1 lahan Petfambafl{Jfin. Jakarta.
PROSIOING:
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). 2008. Kuasa Pertam/Jangan Pengolahan dan Pemumi8n PT. Mehad /nrer Buaflil Kabupaten Passman. Pusat Studl Llngkungan Hidup Universitas Andalas.
Departemen Pert.anlan, Direktorat Pengelolaan Lahan Dlrektorat Jenderal Pengelolaan Lahan Dan Air. 2008. Pedoman Teknis Reklamasi !ahan l'a5ca Penam!JiJ!7fl4n. Jakarta
Direk.torat Jenderal Rehabllitasi Hutan dan Lahan Departemen Kehutanan, 1997
Dokumen Upaya Pengeloiaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL). 2007. Usaha Pelt3m/Jangan /TT. Mranti Mas Pratama Nagati Ko~ Nopan Kee. Rao UliJra Kah. l'aS<Jtni1n Provins/ Sumatera 88rat Penyusun Tegar Alam Perkasa. Padang. Sumatera Barat.
Ekadlnata, A. and G. Vincent. 2003. Indentificalion of Rubber Agroforest m Bwgo Distric, Jambi. Working Report. Submitted to ICRAF.
Ekadlnata, A., 2003. Assessing Land Cover Dynamics ill Muara Bungo Jambi Using Multitemporal Satellite Image. Jntemal Working Report. Submitted to ICRAF.
DOKUMEN:
122
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.
Kepmen Pertambangan dan Energi. No. 1211. K/008/M.PE/1995 Pencegahan Dan Penanggulangan Perusakan Dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum. 1995. Departemen pertambangan dan energi.
PERUNDANG-UNDANGAN:
Inonu, I. 2008. Pemanfaatan Lahan Pase.a Tambang Timah. Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung Indonesia
123
9. Berapakah penghasilan rata-rata 8apak/Ibu/5audara setiap bulannya? a. 5 Rp. 200.000,- b. Antara Rp. 201.000,- s/d Rp. 350.oOO,- c. Antara Rp. 351.000,- s/d Rp. 500.000,- d. Antara Rp. 501.000,- s/d Rp. 650.000,- e. Antara Rp. 651.000,- s/d Rp. 750.000,- f. Antara Ro. 751.000,- s/d Rp. 850.000,- g. Antara Rp. 851.000,- s/d Rp. 1.000.000,- h. ~ Rp. 1.000.000,-
B. Apabila jawaban pertanyaan di at.as ada1al'I ada, apa pekerjaan tersebut? a. BuruhTani b. Buruh tambang (, TukangOjek d. Berdagang e. Lain-lain, ---
7. Disamp1ng pekerjaan pokok diatas, adakah pekerjaan sampingan untuk menambah pendapaten keluarga? a. Ada b. TidakAda c lain-lain,-----------------
II. Pekerjaan pokok dan penghasilan setiap bulan
I. Identitas responden
1. Nama responden
2. Umur
3. Jenis kelamln
4. Jumlah anggota keluarga
5. Pendid1kan terakhir
6. Pekerjaan pokok
Kuesioner Untuk Masyarabt Pemililc Lahan di Nagari Kota Nopan
l.ampiran 1. Kuesioner
124
15. Jika ya, ape usaha tersebot? a. Buruh tani b. Berdagang c. Tidal< tahu d. Lain-lain,------------------
14. Apakan Bapak/IbU/SaudcrrJ mempunyai usena lain selain bel<erja di tambang timah hitam? a. Ya b. Tidak c, Tidak tenu d. Lain-lain,------------------
13. Apakah Bapak{lbu/Sau<lara dengan bekerja di tambarig timah hitam dapat memberikan kesejal)teraan bagi keluarga ? a. Ya, alasannya _ b. Tldak, alasannya _ c. Tidak tahu d. Lain-lain,----------------
12. Apabila jawaban pertanyaari diatas adal.lh tidak, berapa !tali dalam seminggu Bapak/Ibu/Saudara bekerja di pertambangan? a. s 2 x dalam seminggu b. 3 x dalam semtnggu c. 4 x dalam seminggu d. S x dalam semingQu e. ;?; 5 x dalam seminggu
11. Apaltah Bapa~Jbu/Saudara bekerja di pertambangan lni setfap hari? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu d, Lain-lain,------------------
m, Pertanyaan yang berkaitan dengan keqiatan pertambangan timah hitam
10. Sudah berapa lama Bapak/lbu/Saudara muai lterja Cli tambang tlmah hitam? a. s 1 bulan b, 2 bulan s{d 6 bulan c. 6 bulan s/ d 1 tahun o, l tahun s/d 1,5 tahun e. <!: 1,5 tahun f. La1n-laln, -----------------
125
22. Apablla jawaban pertanyaan diatas adalah ya, apakah Bapak/Ibu/Saudara dapat menjelaskan secara terin(fi' a. Ya b. Tldak c. T1aak tahu d, Lain-lain, _
21. Apakah Bapak/lbu/Saudara mef19etahui rencana akhir penambangan yang akan c11 terapkan di Nagar1 Kot.a Nopan Kecamatan Rao Utara saat 1ni, a. Ya b. lidak c, Tidaktahu d. Lain-lain,-----------------
20. Jlka tidak setuju apa alasannya ? a. Lahan dapat dimanfaatkan b. Tldak mempunyal pengetahuan temadap usaha pertambangan c. Tidak tahu d. Lain-lain,------------------
19. Apakah dengan adanya penambangan akan merusak lingkungan? a. Ya, merusak lingkungan b. Tidak selalu merusak c. T1dak tahu d. La1n·lain, ------------------
18. Apabila jawaban pertanyaan diatas adalah iya, apa manfaat tersebut ? a. Sebagai tambahan penghasilan b. Oapat menyekolahkan anak c. Dapat membeli kebutuhan keluarga d. Lain-lain,------------------
17. Apakah Bapak/Ibu/5audara merasakan manraat dengan adanva pertambangan timah hitam ifli di Nagali Kota Nopan ? a. Ya b. Tidak c Tidak t.ahu d. Lain-lam,------------------
16. Apakah Bapak/IbU/5audara tahu timah hitam ? a. Ya, tahu b. Tidak tahu c. Perrlah mendengar d. Lam-lain, -·
126
26. ApaMa jawaban pertanyaan <fiatas adalah ya, menurut Bapak/Ibu/Soudara keg\atan akhlr pertambangan apakah yang c.ocok dilakukan di Nagari Kota Nopan? a. Pembudldayaan kelapa sawtt, karet atau kakao b. Peoghijauan (pohon ak.asia atau .>aral() c, Pembuatan danau/ wadUk d. Tempat Akhir Pemlluangan Sampah (TPA) e, Lam-lain,-----------------
25. Apabila reklamasi lahan bek.as penambangan tlmah hftam tersebut telah selesai dilakukan, apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui kegiatan akhir pertambangan seperti ape yang akan diterapkan oleh Perusahaan? a. Ya b, Tidak c. Tidak tahu d. Laifl-!ain, _
24. Apabila jawaban pertanyaan diatas adalah ya, apakah Bapak/lbU/Saudara mengetahui dampak ternacap masyarakat set<itar? a. Terjadinya erosi dan loogsof b. Terganggunya keamanan clan k.esehaton penduduk e, Terjadinya perubahan lklcm mikro d, Lam-lain,-----------------
23. Apat<ah Bapak,I lbu mengetahui dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakullan perbaikan lahan bekas penambangan timah hitam tersebut pasca penambangao timah hitam terhadap lahan dan masyaraka sekitar? a. Ya e, T1dak c, ndak tanu cl. Lain-lain,-----------------
127
6. Apal<ah Bapak/ Ibu mengetahui da~k yang akan terjadi apabila tidak dilakul<an reklamasi lahan bekas penambangan limah hit.am tersebut pasca penambangan terhadap lahan dsn masyarakat sekitar?
7. Apakah perusahaan penambangan sebe!um menambang telah membuat rencena kegiatan reklamasi? Apakah ada dokumennya?
3. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui tentang perencanaan reklamasi lahan bekas penambangan timah hitam tersebut yang akan di terapkan pasca penambangan ? Jika Ya, tolong Bapak/ lbu Jelaskan secara nnci.
4. Apakah di Dinas/ Instal\Sl Bapak/ lbu mengetahu1 perencanaan model reklamasi yang a~ di terapkan pada lahan bekas penambangan timah hitam tersebut pasca penambangan?
5. Apakah perencanaan model reklamasi yanq akan di terapkan pada lahan bekas penambangan timah hitam tersebut sudah ada dalam Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten Pasaman?
2. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui tenblng pe.cencanaan reklamasi penambangan tlmah hitam tersebut7 Jlka Ya, tolong Bapak/ Ibu jelaskan secara rinci!
1. Apakah Bapak/ lbu mengetahui lc.apan dimulai kegiatan pertambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan?
Nama Jabatan Nama Dinas/ Instansi
A. Untuk lnforman Kunci dari Dinas/ lnstansl Terkait
MODEL REKLAMASI I.AKAN BEKAS PENAMBAHGAN TIMAH HlTAM
(studi Kasus PT. Mranti Mas Pratama di Nagari Kot.a Nopan Kec:amatan Rao Utara Kilbupatan Paseman Provlnsi Sumatera Barat)
Larnpiran 2. Panduan Wawancara
128
14. ApabWa tanah penutup pada lahan bekas penambangan tlmah hltam tersebut mencukup1, selanjutnya henclak di.}lldikan apa lahan tersebut? Apabila hendak ditanaml, sebaiknya dttanaml apa?
1s. Apa Bapak/ !bu menget;ihui jenis tanam apa pada saat pra tambang? Apablla mengetahul totong Bapak/ Ibu jelasl<an!
16. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui model reklamasi apa yang cocok dilakukan di lahan bekes penambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan?
17. Bagaimana dengan model reklamasl pembudidayaan kelapa sawit, karet atau kakao; penghijauan (pohoo akasia atau jarak); pembuatan danau/ waduk; Tempat Akh1r Pembuangan (TPA) sampah?
11. Asiakah lubang bekes penambangan timah h1tam tersebut di tutup kembali dengan tanah penutup (OB)? To/ong Bapak/ Ibu je/askan!
12. Bila jawaban no. 15 ada\ah Tidak, rrenurut Bapak/ Ibu tanan tersebut akan dijadikan apa?
13. Bila pihak perusahaaan k.ekurangan tanah penutup {OB), darimana pihak perusahaan mengusahakan OB tambahan, dari lokaSi setecnpat atau pihak perusahaan mendatangkan dari daerah lain'
ta. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui perusahaan melakukan pengamanan tanah pucuk?
9. Apak.ah Bapak/ Ibu mengetahul rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman setelah lahan bekas penambangan timah hitam berakhir? Jika ya, tolong Bapak/Ibu/Saudara jelaskanl
8. Apakah diperlukan keter1ibatan masyarakat dalam penataan kembali lahan bekes penambangan timah hitam teisebut? Bagaimana menurut pendapat Bapak/ Ibu?
129
8. Bagaimana dengan bentuk pemanfaatan lahan pasca penambangan dengan pembudidayaan kelapa sawit, karet atau kakao; penghljauan (pohon akasia atau jarak}; pembuatan danau/ waduk; Tempat Akhir Pembuangan (TPA) sampan?
9. Apal(ah Bapak/lbu/Saudara meogetah1.11 rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman atau perusanaan setelah lahan bellas penambangan tlmah hltam beraktiir? Jil\a ya, tolong Bapak/IbuJsaudara jelaskanl
1. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara? Selain pekerjaan utama tersebut, apakah Bapak/lbu/Saudara memiliki pekerjaan sampin9an?
2. Apakah Rapak/lbu/Saudara mengetahui penggunaan latlan sebetum dijadikan penambangan timah hi13m? Jika ya, tolong Bapak/lbu/Saudara Jelaskan?
3. Apakah pembukaan lahan penambangan tlmah hitam tersebut yang dibuka sekarang memberikan keuntungan bagl usaha masyarakat terutama usaha Bapak/Ibu/saudata lakukan? Jika ya, sebutkan?
4. Apakah pembuk.aan lahan penambangan timah hitam tersebut yang dibuka sekarang memberikan kerugian bagi usaha masyarakat terutama usaha Bapak/Ibu/Saudara lakukan? Jika ya, jelaskan dan apakah narapan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengatasl hal tersebut?
5. Apakah Bapak/lbu/Saudara mengetahui dampak negatif pembukaan lahan penambangan timah hitam terhallap lingkungan? Jika ya, tolong Bapak/lbu/Saudara jelaskan d<m apakah harapan 'Bapak/lbu/Saudara untuk mengatasi hal tersebut?
6. l1ka penambangan selesai, menurut Bapak/lbu/Saudara aaa pertu dilakukan perbaikan Jahan agar dapat dipergunakan kembali?
7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui .setelah penambangan berakhir bentul< pemanfaatan lahan apa yang coooe dilakukan di lahan bekac; penambangan llmah hllam tersebut?
Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan
8. Untuk InfOnnan Kunel dart Tol<Oh Nfnik Namak daft Tokoh Masyarakat
130
10. Bila pihak perusahaaan kel<urangan taoah penutu11 (OB}, darimana pihak perusahaan meogusahakan 06 tarnbahan, dari lokasi setempat atau pihak perusahaan mendatangl(;m dari daerah lain?
11. Apabila tanah penutup pada lahan bekas penambangan timah hitam terseout mencukupi, selanjutnya hendak dijadll<an apa lahan tersebut? Apabila hendak dltanaml, sebaiknya ditanaml apa?
7. Adakah perusahean menga!Tla{lkan dao menempatkan tanah paling etas ya119 dlkeruk? Dan berapa ketebala!\ lanah pucuk tersebut?
8. Apakah lubang bekas penamban{Jan timah hitam tersebut di tutup kembali dengan tanah penutup {OB)" Toloog Bapak/ Ibu jelaskan!
9. Bila jaweben no. 12 adalah Trda~ menurut Bapak/ lbu lahan tersebut akan dijadikan apa?
5. Apakah Bapakf lbu mengetahui dampalt yang akan terjadi apabila tidak dilakukan reklamasi lahan bel(as penambangan timah hitam tsrsebut pasca penambangan terhadap lahan clan masyarakat? Jlka mengetahuJ tolong Bapak/ Ibu jelaskan?
6. Apakah ada rencaoa perusahaan PT. MMP setelah lahan bekas penambangan ttmah hitam berakhir? Jika ada, tolong Bapa.k/ Ibu jelaskan rencana tersebut!
3. Pemahkan Sapak/ !bu menylapkan dana untuk persepen pelaksanaan reklamasi? Kalau ya, berapa?
4. Mohon Bapak,llbu jelaskan berapa perhitungan elconomi penambangan tlmah hitam tersebut (cost bEnefit)? Apailah dengan keuntungan tersebut dapat dilaksanakan reklamasi?
1. Mengapa Bapak/ !bu tertarik melallukan penambangan timah hitam di Nagari Kota Nopan?
2. Apakah Bapak/ I bu mE!l1<,jetahui tentang rek!amasi lahan bekas penambangan tifnah hitam?
Nama Jabatan Nama Dinas/ InstanSi
C. Untuk lnforman Kunci mti Perusahaan
131
15. Bagaimana dengan mOdel reldamasi pembudidayaan kelapa sawit, karet atau k.akao; penghijauan (pohoo al<asla atau jarak); pemb\Jatan danau/ waduk; Tempat Akhlr Pembuangan (TPA) sampah?
12. Apakah tanaman tersebut coco!< dengan topografi lahal\ keadaan tanah dan iklim di Nagari Kota Nopan? Apabila cocok, apa dasarnya?
13. Apa Bapak/ lbu menget.ahui Jenis tanam apa pada saat pra tambang? Apabila mengetahui tolong Bapak/ !bu jelaskanl
14. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui model reklamasi apa yang c.oook dilakukan di lahan bekas penambangan timah hltam di Nagari Kota Nopan'>
132
,O£J.v.o .1111.0 .OC.9!>.0
t E J!I :C ..c ro E i= c ro O> c: ro
.0 E ro c Q) a...
"iii ~ 0 0.. gJ UJ (0 c (3 c Q) er:: .c ro >- ~ 3 O> c ~ E ro I- .... ::J 0 >- .s J!I Q)
0.... 0
~ ~ .. c Ill
0
~ Cl Cl
·o. E ~
~ i I ~ ~Ii . 'I I l, 'Ii hl~~.UHU l
I & w
,. 1111 ~ .... A. I £ J
J: i
! h I I I u~ J: " i r~ i
e ;8 i
1 I i ~ dd ~ ! ~ ~I ~ .. 3 ! . ~~ i I I II ~ V- h J
(0
E .!9 !:. /ti
!" ._ i 0... VI
OI'
(0 ~ :p c ~ ~
• 1 ! i ' I . I ' r I ' I 11 l 'i r I I §'~ §' 1~· 11 l I rs . . I I . I l \ ,, 1 I I I I , ·~ i' . ~l ~\~ ~\ I ~l I ! . I ' :,
"~ \ II II : ' I I ·1 1- ! 51 ,11 . ::1 I ii I ' I ; , • o I ' I o I
~ i. I I I 1. ·11 I ' . ' i • I~ ~! ~\ ~~·§I I~ • • • I ~ ~ t I I I . . l,'I I · 1· . \ 1~1§11 ~· !1~1~1 ~I I I I ~
• • ~ 1 , • • 1 1 1 ~19.1 1 r · ~ - 1~1 1 1 1 1 1 ~ I I I I ! I 1' I I ' '. I I I ! l I I I I
i I i ' . ' I
! ~ 11 . I '. I . . I 1 II ! ! I§§ §.g §1~1§1 I I !§ s § §!~· g • I I ·1 I I I i ' . . . I l ~l~ g\~ ~ ~1~' I . !§ ~ i ~ !i' ~
• ~ I I I I . . . I I 1· I ~ s I' i::" ~ ?.1 I '8 § .. ,~ ~1 f. • a · 1 ' • I 1 . 1 ! ~ ·• ·11 ~ I • .. I I ' I ' I ' i ! ! I I I . I I ' l I ! ! i -
! 11 11 II ; 1 i 1 i 1 1 1
~ 1
1 '1 · ~1~111~111 1111 1 • ' ;
1 ; r
e I f I l I I i I I . I I I I ii~ ~ i1" l;I I I ! • I I I " • . I I I I ii I \ I I . ~;· l~I i! 1~11 I I I I I . !; I I I I I • I I ' ' I I I . . ' i
I I j l 11 I 1 . I I I ' , l 11 l ·.~ I I i I 1~'~·~1~1~1~1 ~ I I I . . . 1 '1 I '1 I I \ i : . ' :~ I I I I I~ 1$ ~ 1~ j§ l~I ' I I l \ ! I I . : I I \ i .. l . ! I ' . "I I I I -
•
•
0
~ Karet dengan jarak ~ double rows (3 x 3 01) x 21 m, popula.-i 264 pohoo/ ha
= Kakao denganjarak l!ID8lll 3 x 3 m, populasi 792 pohon/ ha
~ Pisang dengaa jarak tan.am 3 x 6 m. populasi 264 pobonl ha ~ Lamtom dengan jarak tanam 3 x 6 m, populasi 396 pobon/ha
+
Kererangan ; x
IX • + • + • x 0 l Q I 0
x 'o I i 0 ) • •
'o 0 0 x
'x !u \o .,. I •
0 x I 0 x
Lampiran 8 · Tanaman baris ganda (dwble rows)
138
TK Gunung Sitoli - Nias
SD Tunas Kartika II Medan
S:MP Negeri 16 Medan
SMA Tunas Kartika Il Medan
Pendidikan Ahli Madya Sanitasi Kesehatan Lingkungan (P AMSKL) Kabanjahe Provinsi Sumatera Utara
Teknik Lingkungan Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) Jakarta
Jin. Jend A Yani No. 23 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman
Islam
0812 1974 288
Jorong Sungai Talang Kenagarian Sungai Talang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
Titis Erningsih lahir dari pasangan Nasri Nawawi dan (aim) Deswarti di Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 28 Juli 1974. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada unit kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat sejak tahun 2005 sampai sekarang.
6. Tahun 1997 - 2000
1. Tahun 1980 - 1981
2. Tahun 1981 - 1987
3. Tahun 1987 - 1990
4. Tahun 1990- 1993
5. Tahun 1993 - 1996
IL Riwayat Pendidikan
Agama
Telepon/ HP
b. Kantor
Alamat
a. Rumah
I. Data Pribadi
DAFTARRIWAYATHIDUP