Top Banner
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) “SISTEM IMMUN” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd Disusun Oleh Nama : Lilis Agustina NIM : 14121610742 Kelas : Biologi C/6 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
16

RPP SISTEM IMUN

Mar 30, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RPP SISTEM IMUN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

“SISTEM IMMUN”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS

Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd

Disusun Oleh

Nama : Lilis Agustina

NIM : 14121610742

Kelas : Biologi C/6

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

Page 2: RPP SISTEM IMUN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/2

Tahun Ajaran : 2014/2015

Mata Pelajaran : Biologi

Topik : Sistem Imun Manusia

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

1. Kompetensi Inti

1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

1.3 Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

1.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar Dan Indicator Pencapaina Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 1.1 Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan tuhan

tentang struktur dan fungsi DNA,

1.1.1 Menunjukan kekaguman

terhadap keteraturan dan

kompleksitas system regulasi

Page 3: RPP SISTEM IMUN

gen dan kromosom dalam

pembentukan dan pewarisan sifat

serta pengaturan proses.

pada manusia.

2 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,

jujur sesuai data dan fakta,

disiplin, tanggung jawab,dan

peduli dalam observasi dan

eksperimen, berani dan santun

dalam mengajukan pertanyaan

dan berargumentasi, peduli

lingkungan, gotong royong,

bekerjasama, cinta damai,

berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif

dalam dalam setiap tindakan dan

dalam melakukan pengamatan

dan percobaan di dalam

kelas/laboratorium maupun di

luar kelas/laboratorium.

2.1.1 Mampu berdiskusi dan

bekerja sama dengan teman

kelompok mengenai tugas

komponen penyusun darah

dan proses pembekuan darah.

2.1.2 Berani mengajukan

pertanyaan dan argumentasi

mengenai persentasi tugas dari

kelompok lain tentang system

imun

3 3.14Mengaplikasikan pemahaman

tentang prinsip-prinsip sistem

immun untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia dengan

kekebalan yang dimilkinya

melalui program immunisasi

sehingga dapat terjaga proses

fisiologi di dalam tubuh.

3.14.1 Membedakan antigen dan

antibodi

3.14.2 Menjelaskan proses

mekanisme pertahanan tubuh

terhadap benda asing

3.14.3 Memprediksi dampak yang

terjadi jika pertahanan tubuh

lemah

4 4.16Menyajikan data jenis-jenis

imunitas (aktif dan pasif) dan

jenis penyakit yang

4.16.1 Mempresentasikan hasil

analisis mengenai penyebab,

dan dampak kelainan pada

Page 4: RPP SISTEM IMUN

dikendalikannya.

system imun

3. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan sebagai

berikut:

3.1 Membedakan antigen dan antibody

3.2 Menjelaskan antigen dan antibody

3.3 Menjelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing

3.4 Memprediksi dampak yang terjadi jika pertahanan tubuh lemah.

4. Materi Pembelajaran

A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh

Setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke

dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang berlapis-

lapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi

serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya sistem

pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi

sakit.

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu

organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja

dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,

serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika

sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga

berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan

flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan

terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun

telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

B. Komponen Sistem Kekebalan Tubuh

Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung

pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang

merupakan agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan

bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan

dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia

lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen

Page 5: RPP SISTEM IMUN

sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel

pengangkut antigen, dan antibodi.

1) Makrofag

Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan

fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-

bahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi

dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen

tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk

mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag

juga mempunyai peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini

makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan

oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. Makrofag

dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag

terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan

dengan aliran darah atau dunia luar, misalnya di daerah paru-paru yang

enerima udara dari luar.

2) Limfosit

Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk

mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit

dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat

yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut

limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui

darah dan cairan tubuh lain.

Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang

disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara

langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada

bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel

T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel

limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah

bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansi-

substansi penyerbu secara terus-menerus.

3) Reseptor Antigen

Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan

spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh

Page 6: RPP SISTEM IMUN

hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah dewasa limfosit akan

memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada

bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang

spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai dengan struktur antigen seperti

kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor

antigen.

4) Sel-Sel Pengangkut Antigen

Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul

pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke

permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini

disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal dengan molekul

MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi

sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II

sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu.

5) Antibodi

Zat antibodi merupakan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja

dengan cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit

B. Antibodi terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya

terdapat tempat pengikatan antigen spesifik.

Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk

sebagai respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang

dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan

antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama terhadap antibodi adalah

pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi

tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE.

C. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh

Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan

penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua

bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat

beragam. Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan

mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun

kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara

membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

1) Kekebalan Aktif

Page 7: RPP SISTEM IMUN

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam

tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat

terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural

immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang

sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah

terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan

terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang

terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang.

Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.

Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan.

Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni

setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses

memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi

sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman

penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya

bagi tubuh.

Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan

memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi

pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris.

Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap

antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin,

misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi

mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari

spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada

individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.

2) Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari

antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja.

Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan

buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari

tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi

yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi

mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian

Page 8: RPP SISTEM IMUN

setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses

menyusui.

Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh

dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini

mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara,

sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.

Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS

(Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).

D. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen,

yaitu respons humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan

humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam

plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus

yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau

kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing

atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan

sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular

ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan

hasil transplantasi.

Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi

utama sebagai berikut :

1) Pengenalan

Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk

ke dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem

kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis

organisme secara spesifik.

2) Reaksi

Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi

dengan mempersiapkan respons humoral dan selular.

3) Pembuang

Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam

tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi

maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara

efektif, antigen akan hancur dan dibuang.

Page 9: RPP SISTEM IMUN

Kekebalan Humoral

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan

aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah

dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja

melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk

melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan

berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori.

Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000

molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari. Antibodi memiliki

dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat

membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga

membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan

antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi

sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan.

Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan

“instruksi” kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk

mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein

bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan

oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan

memberi sinyal kimiawi untuk menarik sel-sel fagosit agar

menghancurkannya.

Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein

dalam darah atau protein komplemen. Ketika protein komplemen ini

bertemu dengan antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein

tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori.

Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah).

Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari

sel-sel tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut

respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan

sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang

maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel

plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu

menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi, gejala penyakit tersebut

akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan

Page 10: RPP SISTEM IMUN

oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen

yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat

(2–7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini

dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini

sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita

pernah terserang cacar air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.

Kekebalan Selular

Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung

terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini

merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel

T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan

selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T

supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen pada permukaan

sel asing, sel T sitotoksik akan aktif untuk menyerang dan

menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun

fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan

memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi.

Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani.

Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T

pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang

sel B dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons

kekebalan.

Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh

virus. Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi

tidak dapat menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T

sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang

terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan

menginfeksi sel-sel yang lain.

E. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh

Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang

ringan seperti alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ,

difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun.

1) Alergi

Page 11: RPP SISTEM IMUN

Alergi disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen.

Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal

sebagai alergen (penyebab alergi).

2) Penolakan Transplantasi

Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara

normal berbeda denga unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur

yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan.

Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan

hiperakut, akut, dan kronis.

3) AIDS (Acquired Immunodeficiencyn Syndrome)

Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal

adalah HIV (Human Immunodefiency Virus). Virus tersebut menyebabkan

kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T

penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh.

AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).

4) Defisiensi Imun

Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan.

Defisiensi imun yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan

pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga dihasilkan makrofag

yang tidak mampu mencerna dan menhancurkan organisme penyerbu,

contohnya adalah severe Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita

SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T sehingga harus tinggal

dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi.

5) Penyakit Autoimun

Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan

menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah merek adalah unsur

asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam

rematik.

5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan: Saintific

Model: Cooperative Learning

Metode: Diskusi, kerja kelompok, Tanya jawab

6. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media

Page 12: RPP SISTEM IMUN

Media flash

Lks

Power point (Terlampir)

Komik (Terlampir)

Alat

LCD

White Board

Spidol

Laptop

Sumber belajar

Buku paket Biologi kelas XI

Buku Campbell

7. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Tingkah laku Alokasi

waktu Guru Siswa

Kegiatan Awal

Fase 1:

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru

menyampaikan

semua tujuan

pembelajaran

Guru memberikan

apersepsi

“apakah kalian

pernah terkena

penyakit cacar?

Mengapa bisa

terjadi?”

Siswa

mendengarkan

dan mencatat

tujuan

pembelajaran

Siswa menjawab

pertanyaan guru

dengan

mengaitkan

peristiwa yang di

ketahui dari

lingkungan

sekitar

5 menit

Fase 2

Menyajikan

informasi

Guru menyajikan

informasi kepada

siswa mengenai

pengertian system

imun

Siswa

memperhatikan

dan mencatat

informasi penting

yang

10 menit

Page 13: RPP SISTEM IMUN

disampaikan

guru

Fase 3

Mengorganisasi

siswa ke dalam

kelompok-

kelompok belajar

Guru

memperlihatkan

video mengenai

cara tubuh kita

melindungi dari

penyakit.

Membagi siswa ke

dalam 5

kelompok

heterogen untuk

mendiskusikan

mengenai video

yang

diperlihatkan

Siswa

memperhatikan

video yang

diperlihatkan

oleh guru sebagai

bahan diskusi

dan pegerjaan

LKS dengan

kelomok

Siswa berpindah

tempat duduk

bersama

kelompoknya

15 menit

Kegiatan inti

Fase 4

Mebimbing

kelompok belajar

dan bekerja

Guru membagikan

LKS kepada

siswa sebagai

bahan diskusi dan

persentasi

Guru membimbing

dan mengawasi

jalannya diskusi

Siswa menerima

LKS yang

dibagikan guru

Siswa

mengerjakan

LKS yang

dibagikan guru

secara

berkelompok

40 menit

Fase 5

Evaluasi

Guru menunjuk

siswa yang akan

melakukan

persentasi hasil

diskusinya di

depan kelas

Guru meminta

siswa dari

Siswa maju

mempresentasik

an hasil

diskusinya di

depan kelas

Siswa dari

kelompok lain

mrngoreksi atau

15 enit

Page 14: RPP SISTEM IMUN

kelompok yang

lain memberikan

koreksi atau

penjelasan

memberikan

penjelasan

8. Penilaian

8.1 Teknik penilaian pada saat proses pembelajaran, yaitu dengan mengikuti poin-

poin yang mencakup nilai kognitif, afektif, serta psikomotor.

8.2 Mengerjakan latihan uji penguasaan materi.

8.3 Test pilihan ganda dan uraian dalam buku.

No. Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian

1. Sikap

Menunjukkan keaktifan dalam

proses pembelajaran dan

interaksi sosial.

Pengamatan Selama proses

pembelajaran

2. Pengetahuan

Menemukan konsep tindakan

dan interaksi.

Pengamatan dan

Tes

Penyelesaian

tugas individu

3. Keterampilan

Terampil dalam

menyelesaikan masalah

mengenai evolusi.

Pengamatan Penyelesaian

tugas individu

a. Penilaian Kognitif

No. Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 6

1. 1. Pengetahuan

2. 2. Pemahaman

3. 3. Aplikasi

4. 4. Analisis

Page 15: RPP SISTEM IMUN

5. 5. Sintesis

dst 6. Evaluasi

Kriteria Skor : Kriteria Penilaian :

1 = Sangat kurang Jumlah Skor x 3,3

2 = Kurang Skor maksimum = 100

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

b. Penilaian Afektif

No. Nama

Siswa

Aspek yang dinilai Jumlah Skor Predikat

1 2 3 4 5

1.

2.

3.

dst

Keterangan (disesuaikan dengan metode)

1. Tidak terlambat mengikuti pelajaran.

2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk.

3. Santun dalam bertanya dan/atau mengemukakan pendapat.

4. Terbuka menerima kritik dan saran dari orang lain.

5. Perhatian dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kriteria Skor : Kriteria Penilaian :

1 = Sangat kurang 21-15 = A (sangat baik)

2 = Kurang 16-20 = B (baik)

3 = Cukup 11-15 = C (cukup, standar minimal)

4 = Baik 06-10 = D (belum tuntas, remedial)

5 = Sangat baik 05 = E (tidak tuntas, remedial)

c. Penilaian Psikomotor

No

. Nama Siswa

Aspek yang dinilai Jumlah Skor Nilai

1 2 3 4 5

Page 16: RPP SISTEM IMUN

1.

2.

3.

dst

Keterangan (disesuaikan dengan metode)

1. Aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat atau menanggapi.

2. Kreativitas dalam peragaan/demonstrasi.

3. Kemampuan berinovasi dalam kegiatan belajar.

4. Kerjasama antar teman.

5. Bersemangat.

Tindak Lanjut :

1. Remedial bagi siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas.

2. Pengayaan bagi siswa yang sudah memenuhi KKM atau sudah tuntas.

3. Mengulang proses pembelajaran apabila ketuntasan belajar dari seluruh peserta

didik pada kelompok yang bersangkutan kurang dari 80%.