Top Banner
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SUB MATERI POKOK PROTEIN Disusun Oleh : Endah Nuraeni (1105684)
28

RPP Protein

Nov 21, 2015

Download

Documents

rpp protein
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSUB MATERI POKOK PROTEIN

Disusun Oleh :

Endah Nuraeni (1105684)JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan: SMA

Mata Pelajaran: KIMIA

Kelas/ Semester: XII/ 2

Materi Pokok

: MakromolekulSub Materi Pokok: Protein Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit )

I. Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.II. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein)III. Indikator : 1. Menuliskan rumus umum struktur asam amino. 2. Menentukan gugus peptida pada protein. 3. Mendeskripsikan sifat dan kegunaan protein.

IV. Tujuan : 1. Siswa dapat menuliskan rumus umum struktur asam amino. 2. Siswa dapat menentukan gugus peptida pada protein. 3. Siswa dapat mendeskripsikan sifat dan kegunaan protein.V. Materi Ajar

Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupu hewan. Fungsi biologis protein sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti protein. Oleh karena itulah kelompok senyawa ini disebut protein, istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteios, yang berarti peringkat satuatau yang utama.Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam -amino. Massa molekul relatifnya berkisar dari sekitar 6000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O dan N. Banyak juga protein yang mengandung besi, mangan, tembaga dan iodin.1. Asam Amino

Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya mengandung satu gugus karboksil (COOH) dan satu gugus amino (NH2). Jika gugus amino terikat pada atom C-alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus karboksil), disebut asam alfa-amino; jika gugus aminonya terikat pada atom C-beta, disebut atom beta-amino dan seterusnya. Di alam hanya ditemukan asam alfa-amino.

Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lainnya. Gugus R dalam senyawa amino sangat beragam. Ada yang hidrofob (seperti glisin dan alanin), ada yang hidrofil karena mengandung gugus polar seperti OH,COOH atau NH2 (misalnya tirosin, lisin dan asam glutamat), ada yang bersifat asam (misalnya asam glutamat), ada yang bersifat basa (misalnya lisin), ada pula yang mengandung belerang (misalnya sistein) atau cincin aromatik (misalnya tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam amino bersifat optis aktif, karena adanya atom C- yang bersifat asimetris.Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino. Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino (10 untuk bayi). Asam-asam esensial haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Contoh asam amino esensial, yaitu valin, leusin, isoleusin.

Sebagian besar protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino esensial. Misalnya, protein beras tidak mengandung lisin dan treonin, protein gandum tidak mengandung lisin dan triptofan. Jadi, orang yang makan hanya nasi saja dapat menderita kekurangan gizi. Di pihak lain, protein hewani mengandung seluruh asam amino dalam jumlah yang memadai. Tubuh kita memerlukan sekitar 0,8 g protein per kg berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan) fisik maupun mental.2. Ion Zwitter

Sebagaimana kita ketahui, gugus karboksil (COOH) adalah gugus yang bersifat asam (dapat melepas H+), sedangkan gugus NH2 adalah gugus yang bersifat basa (dapat menyerap H+). Oleh karena itu, molekul asam amino dapat mengalami reaksi asam-basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter.

Oleh karena mempunyai gugus asam dan gugus basa, maka asam amino bersifat amfoter (dapat bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa). Jika direaksikan dengan asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, sebaliknya jika direaksikan dengan basa maka asam amino menjadi kation.

Dalam larutan, muatan asam amino bergantung pada pH larutan. Jika suatu asam amino yang bermuatan positif ditetesi dengan suatu basa (dinaikkan pHnya), maka muatan positifnya akan turun hingga menjadi netral dan seterusnya menjadi bermuatan negatif. pH pada saat asam amino itu tidak bermuatan disebut titik isolistrik (TIL). Di bawah titik isolistriknya asam amino bermuatan positif, dan sebaliknya bermuatan negatif di atas titik isolistriknya.No.NamaSingkatanTitik IsolistrikNo.NamaSingkatanTitik Isolistrik

1GlisinGly6,011AsparginAsn5,4

2AlaninAla6,012GlutaminGln5,7

3FenilalaninPhe5,513SisteinCys5,1

4ValinVal6,014TirosinTyr5,7

5LeusinLeu6,015TriptofanTrp5,9

6IsoleusinIile6,016LisinLys9,7

7ProlinPro6,317ArgininArg10,8

8MetioninMet5,718HistidinHis7,6

9SerinSer5,719Asam AspartatAsp2,8

10TreoninThr5,620Asam GlutamatGlu3,2

3. Ikatan Peptida

Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari asam-asam amino. Proses pembentukannya merupakan polimerisasi kondensasi. Dua molekul asam amino dapat berikatan (berkondensasi) dengan melepas molekul air(HOH), sebagai berikut.

Ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida dan senyawa yang terbentuk disebut dipeptida.

Suatu dipeptida juga mempunyai gugus COOH dan gugus NH2, oleh karena itu dapat pula mengikat asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya membentuk polipeptida atau protein.

Pemaparan struktur polipeptida secara lengkap dapat sangat membosankan dan tidak selalu perlu. Oleh karena itu, para ahli biokimia menggunakan singkatan. Tiap-tiap asam amino diberi lambang dengan tiga huruf, dengan cara itu suatu contoh polipeptida yang terdiri dari 10 residu asam amino dapat dinyatakan sebagai berikut :

GlyPheCysSerAlaGlyAspAlaLysAsp

Dalam menuliskan rangkaian asam amino dari suatu polipeptida atau protein, maka ujung amino (residu asam amino dengan gugus amino bebas) ditempatkan disebelah kiri, sedangkan ujung karboksil disebelah kanan. Pada contoh diatas, berati glisin (Gly) mempunyai gugus NH2 bebas, sedangkan asam aspartat (Asp) mempunyai gugus COOH bebas.

Dua molekul asam amino dapat membentuk dua jenis dipeptida, bergantung pada gugus yang digunakan pada kondensasi. Misalnya, Gly dan Ala dapat membentuk dua jenis dipeptida, yaitu GlyAla dan AlaGly.Dengan demikian dapat dipahami bahwa jenis protein yang dapat dibentuk dari 20 jenis asam amino dapat mencapai jutaan. Hal ini mirip dengan jumlah kalimat yang dapat disusun dari hanya 26 huruf dalam abjad. Namun demikian, urutan berbagai huruf dalam kata atau urutan berbagai kata tidak selalu mempunyai arti. Demikian juga, rangkaian asam-asam amino tidak selalu merupakan protein yang berguna. Mungkin kita tetap dapat mengartikan suatu kalimat meskipun terdapat beberapa huruf yang salah. Sama halnya dengan suatu protein, mungkin tetap dapat berfungsi meskipun ada beberapa asam amino yang tidak sesuai urutan. Akan tetapi, hal ini bisa berakibat fatal. Kelainan yang dikenal sebagai anemia sel sabit terjadi karena perbedaan satu dari sekitar 300 residu asam amino dalam hemoglobinnya.Salah satu contoh yang menunjukkan betapa pentingnya urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida terhadap bentuk tiga dimensi dan fungsi protein, khususnya protein globular yaitu penyakit anemia sel sabit.

Anemia sel sabit adalah penyakit yang timbul karea bentuk yang abnormal dari salah satu subunit hemoglobin. Hemoglobin yang normal berbentuk bulat (seperti kue donat), sedangkan sel sabit berbentuk sabit. Bentuk yang abnormal tersebut terjadi karena asam amino yang keenam dari rantai , yaitu asam glutamat yang bersifat polar tergantikan oleh valin, suatu asam amino yang tidak polar. Perubahan bentuk ini mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain itu, gaya tarik hidrofobik menyebabkan beberapa sel sabit mengelompok membentuk semacam serat sehingga dapat menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian.

Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang dialami seseorang yang mewarisi gen hemoglobin muatan dari kedua orangtuanya. Jika hanya salah satu orangtua yang menurunkan gen semu, hanya kira-kira 1% dari sel darah merahnya yang berubah menjadi bentuk sabit. Mereka dapat hidup normal selama menghindari latihan-latihan fisik yang berat atau tekanan lain terhadap sistem peredaran darah.4. Struktur Protein

Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Struktur protein memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein dapat dibedakan ke dalam 4 tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener.

Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya adalah insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah.

Sebagai contoh insulin sapi terdiri dari dua rantai polipeptida, yang ditandai dengan rantai A (terdiri dari 21 asam amino) dan rantai B (terdiri dari 30 asam amino). Kedua rantai disatukan oleh ikatan silang disulfida (SS) yang berasal dari unit sistein (Cys). Selama bertahun-tahun, insulin yang diekstraksi dari pankreas sapi digunakan untuk terapi bagi orang-orang yang menderita kekurangan insulin (Diabetes). Kini insulin manusia telah dapat diproduksi melalui industri genetika.

Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh karena gaya-gaya nonkovalen, seperti ikatan hidrogen atau gaya dispersi, suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas continues form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple heliks.

Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein. Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Struktur tersier protein dikukuhkan oleh berbagai macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik, serta jembatan garam.

Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua molekul hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut. Sering kali sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam struktur tersiernya.

Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain, yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh, hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuartener.5. Hidrolisis Protein

Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6M. Dlam hal ini ikatan peptida diputuskan sehingga dihasilkan asam-asam amino bebas. Dalam tubuh manusia atau hewan hidrolisis polipeptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim.6. Denaturasi Protein

Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara perlahan-lahan sampai kira-kira 60O70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein. Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya.7. Penggolongan Protein

Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, atau fungsi biologisnya.a. Berdasarkan Komposisi Kimia

Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan atas protein sederhana dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya teriri atas asam amino, dan tidak ada gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari protein konjugasi disebut gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan berdasarkan jenis gugus prostetiknya. b. Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat menjadi bentuk globular atau bulat padat. Protein globular biasanya larut dalam air dan mudah berdifusi. Hampir semua protein globular mempunyai fungsi gerak atau dinamik, seperti enzim, protein transpor darah,dan antibodi. Protein serabut tidak larut dalam air. Hampir semua protein serabut mempunyai fungsi struktural atau pelindung. Contohnya adalah -keratin pada rambut dan wol,fibroin dari sutera, dan kolagen dari urat.c. Berdasarkan Fungsi Biologis

Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu:

1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Hampir semua reaksi senyawa organik dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Contohnya, ribonuklease dan tripsin.2. Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam sel.3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein nutrien.4. Protein kontraktil yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan miosin, yaitu protein yang berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung, fibroin yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaring laba-laba.6. Protein pertahanan (antibodi), yaitu protein yang melindungi organisme terhadap serangan organisme lain (penyakit). Contohnya adalah imunoglobin atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata, dapat mengenali dan menetralkan bakteri, virus, atau protein asing dan spesi lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular dan toksin bakteri juga tampaknya berfungsi sebagai protein pertahanan.7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Contohnya ialah hormon seperti insulin yang mengatur metabolisme penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormon pertumbuhan dan hormon seks.

8. Reaksi Pengenalan Proteina. Uji Ninhidrin

Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino (asam amino terminal) menjadi suatu aldehida. Uji ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninidrin yang tidak berwarna ke dalam sampel kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya protein atau asam amino ditunjukkan oleh terbentuknya warna ungu.b. Uji Biuret

Uji biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida) tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung protein.c. Uji Xantoproteat

Uji Xantoproteat adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin benzen). Apabila protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan asam nitrat pekat, maka terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga bila dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.d. Uji Belerang

Adanya unsur belerang dalam protein dapat ditunjukkan sebagai berikut. Mula-mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat 6M dipanaskan kemudian diberi beberapa tetes larutan timbel asetat. Bila terbentuk endapan hitam (dari PbS) menunjukkan adanya belerang.

9. Asam Nukleat (Materi Pengayaan)

Asam nukleat adalah biomolekul yang berperan penting dalam penurunan sifat-sifat genetik dan sintesis protein. Ada dua jenis asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA= deoxyribonucleic acid) dan asam ribonukleat (RNA = ribonucleic acid). DNA terdapat dalam inti sel yaitu kromosom, sedangkan RNA terdapat diluar inti sel yaitu dalam sitoplasma.

Asam nukleat juga merupakan polimer. Umumnya molekul DNA lebih besar daripada molekul RNA. Monomer asam nukleat adalah nukleotida. Nukleotida terdiri atas tiga jenis molekul sederhana, yaitu satu basa nitrogen (basa purin atau basa pirimidin), satu pentosa (ribosa atau deoksiribosa) dan asam fosfat. Nukleotida tanpa gugus fosfat disebut nukleosida.

Salah satu perbedaan antara DNA dan RNA terletak pada jenis gula pentosa dan basa nitrogennya. DNA mengandung 2-deoksiribosa, sedangkan RNA mengandung ribosa. Basa nitrogen yang tedapat dalam DNA adalah adenin (A), guanin (G), timin (T), dan sitosin (S). Sedangkan dalam RNA adalah adenin (A), guanin (G), urasil (U), dan sitosin (S). Dalam nukleotida, basa nitrogen terikat pada atom C nomor 1, sedangkan asam fosfat terikat pada atom C nomor 5.Dua molekul nukleotida dapat saling berkaitan melalui gugus fosfat dengan melepas molekul air. Selanjutnya dinukleotida itu dapat pula mengikat nukleotida yang lain sehingga membentuk suatu polimer rantai lurus.

Molekul DNA terdiri dari dua rantai polimer yang melengkung membentuk heliks ganda (double helix). Heliks ganda itu dikukuhkan oleh ikatan hidrogen antara timin dari rantai yang satu dengan adenin dari rantai yang lainnya, dan antara sitosin dua rantai yang satu dengan guanin dari rantai lainnya.

DNA menyimpan informasi (kode) tentang jenis protein yang harus dibentuk oleh suatu sel. Informasi genetik ialah reaksi antar urut-urutan basa nitrogen dalam protein. Urut-urutan basa nitrogen dalam DNA menentukan urut-urutan asam amino dalam protein. Struktur kode genetik itu disebut kodon, yaitu rangkaian tiga nukleotida dalam urutan yang khas, yang biasanya dinyatakan dengan basa nitrogennya. Setiap kodon menentukan satu asam amino yang akan digunakan untuk sintesis protein. Contoh, suatu kodon yang terdiri atas rangkaian adenin-guanin-sitosin (dinyatakan dengan AGC), adalah kodon untuk serin.

Rangkaian nukleotida dalam DNA yang menentukan satu jenis protein disebut gen (satu molekul DNA dapat terdiri atas ratusan gen). Suatu gen yang terdiri atas 330 nukleotida atau 111 kodon dalam susunan yang khas, akan menentukan suatu protein yang terdiri atas 333/3 atau 111 molekul asam amino dalam urutan yang khas.

Bagaimanakah penurunan sifat genetik itu? DNA terdapat dalam struktur sel yang disebut kromosom. Sebelum suatu sel membelah, terlebih dahulu dibuat satu set kromosom, terbentuk satu set DNA yang identik dengan kromosom lama yang akan diteruskan pada sel yang baru. Oleh karena itu, sel yang baru mempunyai informasi genetik yang identik dengan sel asal. Kadang suatu kekeliruan terjadi pada pembentukan kromosom baru, yang mengakibatkan perubahan sifat genetik. Hal seperti ini disebut mutasi.

RNA berperan pada proses pembuatan protein. Sebagai contoh adalah galaktosemia dan fenilketonuria (PKU) yaitu dua kelainan genetik. Galaktosemia dan Fenilketonuria (PKU) merupakan contoh betapa cerewetnya (fussy) sistem tubuh kita. Pada kasus ini, perbedaan kecil dalam struktur molekul dapat menyebabkan masalah besar.

Galaktosa merupakan monosakarida yang sangat mirip dengan glukosa. Kedua senyawa itu hanya berbeda pada orientasi gugus OH pada salah satu atom karbonya, yaitu pada atom karbon nomer 4. Tubuh kita dapat memetabolisme langsung galaktosa. Namun demikian, dalam tubuh manusia normal terdapat enzim yang dapat mengkatalisis pengubahan galaktosa menjadi glukosa. Keberadan galaktosa dalam hampir semua bagian tubuh tidak menimbulkan masalah, kecuali otak. Galaktosa dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan otak dan menyebabkan retardasi (keterbelakangan) mental.

Secara genetik, beberapa orang mempunyai tidak cukup banyak enzim untuk pengubahan galaktosa menjadi glukosa. Orang seperti itu akan terancan mengalami kerusakan otak jika masalahnya tidak segera terdeteksi, lebih-lebih karena semua susu baik sapi, kambing, maupun air susu ibu atau asi, mengandung laktosa yang reaksi hidrolisisnya menghasilkan glukosa dan galaktosa. Orang yang menderita kekurangan enzim seperti itu memerlukan menu khusus yaitu menu yang tidak mengandung galaktosa.

Fenilalanin dan tirosin merupkan asam amino yang biasa. Keduanya mempunyai struktur yang hampir sama, kecuali bahwa tirosin mengandung satu gugus OH ada cincin benzennya.

Tubuh manusia tidak menggunakan fenilalanin, tetapi mempunyai enzim, yaitu fenilalanin hidroksilase, yang mengubahnya menjadi tirosin.

Secara genetik, beberapa orang tidak mempunyai enzim ini sehingga dalam tubuhnya dapat terjadi akumulasi fenilalanin. Keadaan ini akan menyebabkan kerusakan otak yang dikenal sebagai fenilketonuria (PKU). Jika hal ini tidak segera terdeteksi akan menyebabkan keterbelakangan mental.

Untungnya, tes darah sederhana dapat mengetahui kedua kelainan diatas. Di negara maju, semua bayi yang baru lahir menjalani tes untuk mndeteksi kelainan tersebut.VI. Strategi Pembelajaran Model : Deduktif

Pendekatan : Konsep Metode : Ceramah dan Diskusi.VII. Sumber & Media Sumber : Buku Kimia Website (Internet)VIII. Penilaian Jenis Tagihan : Tugas individu Bentuk Instrumen : Tes Tertulis

IX. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah PembelajaranTahap KegiatanKegiatanWaktu

Kegiatan awal

Kegiatan Inti

Kegiatan PenutupApersepsi : Guru memberi salam kepada siswa. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dipimpin oleh ketua kelas. Guru mengecek kehadiran siswa serta menceklist daftar nama siswa yang hadir dan yang tidak hadir. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru menanyakan bahan makanan yang mengandung protein.Guru : Anak-anak, coba sebutkan apa saja makanan yang mengandung protein?

Siswa A : Contoh makanan yang mengandung protein yaitu daging dan susuGuru : Benar sekali. Ada lagi yang ingin menambahkan ?

Siswa B : Ikan, telur dan tumbuhan polong-polongan.

Guru : Ya Benar. Nah, sekarang sebelum ibu melanjutkan pembahasan mengenai protein, tolong kumpulkan dahulu tugas rangkuman mengenai materi protein ini ya..

Guru meminta siswa-siswi untuk mengumpulkan tugas rangkuman mengenai protein melalui sumber internet yang sudah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Guru : Baiklah anak-anak, setelah kalian mencari informasi tentang protein di berbagai sumber termasuk internet, adakah yang ingin berbagi informasi kepada teman-teman kalian di depan kelas? Siswa C : Saya Bu.

Guru : Ya, Silakan.

Siswa C menjelaskan apa yang diketahuinya tentang protein dari sumber internet.

Guru : Ada lagi yang ingin menjelaskan ?

Siswa D : Saya Bu.

Siswa D menjelaskan apa yang diketahuinya tentang protein dari sumber internet.

Guru memverifikasi informasi mengenai protein melalui diskusi kelas. Seluruh siswa mencatat hasil diskusi kelas.

Siswa dan guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan doa dan salam.

15 menit10 menit20 menit30 menit15 menit

X. PENILAIAN Penilaian Kognitif SiswaButir SoalKunci JawabanSkor

1. Asam amino yang tidak memiliki sifat optis aktif adalah .

A. glisin

B. valin

C. alanin

D. tirosin

E. glutamin

2. Berikut ini yang merupakan asam amino esensial adalah .

A. glisin

B. valin

C. alanin

D. tirosin

E. asam glutamat

3. Perhatikan struktur dipeptida berikut.

Ikatan peptida ditunjukkan oleh nomor .

A. 1

B. 2

C. 3

D. 4

E. 5

4. Di antara pereaksi berikut yang tidak termasuk uji untuk protein adalah .

A. Xantoprotein

B. Hopkin-cole

C. Millon

D. Tauber

E. Sakaguchi

5. Pereaksi yang cocok untuk menguji adanya tirosin, fenilalanin dan triptofan (mengandung cincin benzena) di dalam protein adalah .

A. Xantoprotein

B. Hopkin-cole

C. Millon

D. Nitroprusida

E. Sakaguchi.

6. Pernyataan berikut yang tidak tepat untuk protein adalah .

A. protein terbentuk dari asam amino melalui polimerisasi

B. protein dengan pereaksi NaOH dan CuSO4 memberi warna ungu

C. protein jika dihidrolisis akan menghasilkan asam amino

D. asam amino penyusun protein adalah asam aamino dan asam bamino.

E. terjadi ikatan peptida di antara tiap dua monomer protein7. Suatu protein dapat memiliki struktur aheliks. Hal ini disebabkan adanya .

A. muatan positif dan negatif sama

B. ikatan hidrogen intramolekul

C. ikatan hidrogen antarmolekul

D. ikatan peptida

E. gaya van der Waals

8. Berikut ini yang bukan tergolong jenis protein adalah .

A. hemoglobin

B. kasein

C. enzim

D. insulin

E. glikogen

9. Hemoglobin merupakan salah satu contoh struktur protein berupa struktur .

A. primer

B. bsheets

C. kuartener

D. aheliks

E. tersier

10. Peristiwa Denaturasi protein terjadi jika protein, kecuali .

A. dipanaskan

B. dilarutkan ke dalam asam pekat

C. dibakar

D. dilarutkan ke dalam basa kuat

E. didinginkan hingga A

B

C

A

A

D

B

E

C

E10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = ----------------------------------- X 100%

Jumlah skor maksimal Penilaian Afektif SiswaNo Nama SiswaBertanyaMenjawabMenyampaikan PendapatTotal Skor

123123123

1

2

3

Keterangan :

Sangat baik diberi nilai : 3

Baik diberi nilai : 2

Kurang baik diberi nilai : 1

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = ----------------------------------- X 100%

Jumlah skor maksimal Penilaian Psikomotor SiswaNo Nama SiswaTerampil Memperhatikan Penjelasan GuruTerampil Menuliskan Hasil PembelajaranTotal Skor

123123

1

2

3

Keterangan :

Sangat baik diberi nilai : 3

Baik diberi nilai : 2

Kurang baik diberi nilai : 1

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = ----------------------------------- X 100%

Jumlah skor maksimal