Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA N 3 Bandar Lampung Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Semester : X (sepuluh)/I (satu) Alokasi Waktu : 6x40 menit Pertemuan : 4-7 Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pangukurannya Kompetensi Dasar : 1.2. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, waktu) dan mengolah data hasil dengan menggunkan aturan angka penting Indikator: 1. Mempraktikan alat ukur besaran panjang, massa dan waktu dengan menggunakan beberapa jenis alat ukur 2. Menganalisis hasil pengukuran besaran panjang,massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan dan mampu menggunakan angka penting dalam hasil perhitungan A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu : 1. Menerapkan satuan-satuan pada besaran yang digunakan seperti besaran panjang, massa dan waktu. 2. Menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu 3. Membaca skala hasil pengukuran 4. Mengetahui mengapa terjadi perbedaan hasil perhitungan dalam pengukuran berulang 5. Menghitung ketidakpastian hasil pengukuran 6. Menuliskan jumlah angka penting hasil pengukuran 7. Mengoperasikan perhitungan dengan menggunakan angka penting
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah : SMA N 3 Bandar LampungMata Pelajaran : FISIKAKelas/Semester : X (sepuluh)/I (satu)Alokasi Waktu : 6x40 menitPertemuan : 4-7
Standar Kompetensi :1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pangukurannya
Kompetensi Dasar :1.2. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, waktu) dan mengolah data hasil
dengan menggunkan aturan angka penting
Indikator:1. Mempraktikan alat ukur besaran panjang, massa dan waktu dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur2. Menganalisis hasil pengukuran besaran panjang,massa dan waktu dengan
mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan dan mampu menggunakan angka penting dalam hasil perhitungan
A. Tujuan PembelajaranPeserta didik mampu :1. Menerapkan satuan-satuan pada besaran yang digunakan seperti besaran
panjang, massa dan waktu.2. Menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu3. Membaca skala hasil pengukuran4. Mengetahui mengapa terjadi perbedaan hasil perhitungan dalam
pengukuran berulang5. Menghitung ketidakpastian hasil pengukuran6. Menuliskan jumlah angka penting hasil pengukuran7. Mengoperasikan perhitungan dengan menggunakan angka penting
B. Materi Pembelajaran1. Pengukuran besaran fisika2. penulisan hasil pengukuran dan kesalahannya3. penggunaan angka penting
C. Model Pembelajaran
1. Model : Numbered Heads Together, Make a match, Explicit Intruction
2. Metode: Eksperimen, Ceramah, Tanya jawab dan diskusi kelompok.
D. Langkah-langkah Kegiatan :
Pertemuan pertama
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktua. Pendahuluan1. Guru mengucapkan salam2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru menulis dan menyebutkan judul serta tujuan pembelajaran4. Motivasi : Guru bertanya apakah kalian
mengetahui tentang alat ukur serta kegunaannya?
5. Pengetahuan prasarat : mengajukan pertanyaan sebutkan contoh alat ukur panjang, massa, dan waktu
1. Siswa menjawab salam3. Siswa mendengarkan dan
mencatat.
4. Siswa manjawab pertanyaan yang
diberikan
7’
b. Kegiatan Inti:1.Guru mendeskripsikan materi alat ukur,
macam-macamnya, kegunaannya,skala yang tertera dalam masing-masing alat ukur.
2.Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 siswa
3.Guru mendemonstrasikan cara kerja yang harus dilakukan
4.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan
5. Guru membimbing pelatihan6. Guru mengecek pemahaman dan
memberikan kesimpulan.
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa duduk berkelompok3. Siswa memperhatikan
contoh yang diberikan 4. Siswa melakukan
percobaan secara mandiri5. Siswa mengikuti
penjelasan/intruksi yang guru berikan
6. Siswa ikut serta dalam menyimpulkan dan mencatat apa yang guru jelaskan.
15’
3’
15’
25’
2’
3’
c. Kegiatan Penutup 1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada
siswa untuk mengecek daya serap siswa.
2. Guru menyebutkan materi untuk pertemuan selanjutnya, memberi tugas
untuk membaca modul belajar p engukuran hal.9
1. Siswa menjawab pertanyaan
10’
Pertemuan 2
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktua. Pendahuluan1. Guru mengucapkan salam2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersepsi: Apakah dala4. Guru menulis dan menyebutkan judul serta tujuan pembelajaran5. Pengetahuan prasyarat: Apakah data
hasil pengamatan yang telah kalian lakukan selalu sama?
1. Siswa menjawab salam3. Siswa mendengarkan dan
mencatat.
4. Siswa manjawab pertanyaan yang
diberikan
7’
b. Kegiatan Inti: 1. Guru mendeskripsikan macam-macam kesalahan dalam pengukuran, serta
ketidakpastian2. Guru meminta kepada siswa agar duduk sesuai dengan kelompok praktikum, setiap kelompok mendapatkan nomor3. Guru meminta kepada siswa untuk
melakukan analisis hasil pengukuran (mengapa terjadi perbedaan dalam pengukuran, mencari kesalahan relatif, serta menghitung ketidakpastian hasil pengukuran)
4. Guru meminta kepada siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi mengenai mengapa terjadi perbedaan dalam pengukuran, mencari kesalahan relatif, serta menghitung ketidakpastian hasil pengukuran
5. Guru memberikan penguatan hasil kesimpulan dari diskusi
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa duduk secara berkelompok
3. siswa melakukan diskusi
Kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar dan
memastikan setiap anggota
kelompok dapat
mengerjakannya dan
mengetahui jawabannya
siswa juga ikut serta
menyimpulkan dan mencatat
kesimpulan
25’
15’
15’
5’
3’
c. Kegiatan Penutup1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada
siswa untuk mengecek daya serap siswa.2. Guru menyebutkan materi untuk
pertemuan selanjutnya dan memberi tugas
1. Siswa menjawab pertanyaan
10’
Pertemuan ketiga
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi waktua. Pendahuluan1. Guru mengucapkan salam2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru memberikan apersepsi (mengulang
materi sebelumnya)4. Guru menulis dan menyebutkan judul serta tujuan pembelajaran5. Pengetahuan prasarat : Guru bertanya
apakah kalian mengetahui tentang angka pating?
1. Siswa menjawab salam2. Siswa mendengarkan dan
mencatat.
3. Siswa manjawab pertanyaan yang
diberikan
7’
b. Kegiatan Inti:1.Guru mendeskripsikan dan menjelaskan
angka penting2. Guru membagikan kartu yang berisi soal
pada satu bagian dan bagian lain jawabannya
3. Guru meminta kepada setiap siswa untuk memikirkan jawaban/soal yang telah dia pegang
4. Guru meminta kepada siswa untuk mencari pasangan yang memiliki kartu (soal/jawaban) yang cocok
5. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartu dengan tepat mendapatkan poin
6. Guru memberikan kesimpulan
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa duduk menerima kartu yang dibagikan
3. Siswa memikirkan jawaban/soal yang telah dia pegang
4. Siswa untuk mencari pasangan yang memiliki kartu (soal/jawaban) yang cocok
6. siswa ikut serta dalam menyimpulkan pembelajaran saat itu
15’
3’
15’
25’
2’
3’
c. Kegiatan Penutup 1. Evaluasi: Guru memberi soal kepada
siswa untuk mengecek daya serap siswa.
2. Guru menyebutkan memberikan latihan soal untuk dikerjakan dirumah dan persiapan menghadapi uji blok
1. Siswa menjawab pertanyaan
10’
E. SUMBER BELAJAR 1. Buku cetak Fisika dan kecakapan hidup kelas X penerbit Ganeca Exact
2. Buku cetak Fisika kelas X penerbit Erlangga. 3. Alat peraga.
4. Modul / Buku panduan prktikum 5. LKS Fisika kelas X
F. PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Teknik Penilaian: - tes unjuk kerja
- tugas kelompok - tugas mandiri
2. Bentuk instrumen: - performance test- analisis hasil- diskusi kelompok - test uraian
3. Contoh instrument :
1. Tiga orang siswa mengukur diameter sebatang logam ( diameter 6 mm) dengan menggunakan mikrometer skrup. Data pengukuran ketiga siswa tersebut adalah
Ulaslah ketelitian, kepresisian, kesalahan acak, kesalahan sistematis hasil pengukuran ketiga siswa tersebut2. Tentukan banyaknya angka penting bilangan-bialangn dibawah ini?a. 24,65 m b. 0,020 mc. 20,4040 kg d. 1640 kg
Ticker timer biasanya dilengkapi dengan pita kertas, digunakan untuk menentukan catatan waktu dan jarak yang ditempuh pita kertas. Pita kertas dihubungkan dengan benda yang bergerak. Dengan mengetahui jarak dan waktu gerak pita, maka kita dapat menentukan kecepatan pita atau benda. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dua titik pada pita kertas kira-kira 1/50 detik
Gambar 18. Ticker timer atau 0,02 s. Berikut ini gambar waktu antara dua titik pada pita.
Gambar 19. Pola waktu pada pita yang ditandai oleh ticker timer
KESALAHAN PENGUKURAN
Pada saat melakukan pengukuran, ada tiga kemungkinan terjadinya
kesalahan yaitu:
Kesalahan personal
Dapat terjadi akibat kesalahan prosedur pengukuran atau peralatan yang
digunakan mengalami gangguan.sebelum mengetahui kesalahan sistematik atau
kesalahan acak ada baiknya kita membahas ketelitian, ketepatan, dan kepekaaan.
Ketelitian (accuracy)
Merupakan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya yang
dimiliki oleh benda yang diukur.
Ketepatan (precision)
Merupakan kemampuan proses pengukuran untuk menunjukan hasil yang sama
pada saat dilakukan pengukuran berulang.
Kepekaan (sensitivity)
Merupakan kemampuan alat ukur untuk mendeteksi perbedaan yang relative
sangat kecil dari harga yang diukur
Kesalahan sistematik
Dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. alat tidak dikalibrasi
Contohnya pada saat mengukur arus atau tegangan listrik, jarum penunjuk alat
tidak menunjukan angka nol ketika arus tidak megalir.
2. kesalahan percobaan
Terjadi apabila alat sudah dikalibrasi dengan baik pada rentang waktu tertentu,
tetepi alat tersebut digunakan pada daerah kerja yang lain sehingga menimbulkan
kesalahan pada data pengukuran.
3. kesalahan paralaks
Kesalahan pada saat membaca skala alat ukur juga menimbulkan kesalahan
pada proses pengukuran.
4. kesalahan akibat pengaruh lingkungan
Keadaan lingkungan tempat pengukuran dilakukan dapat pula menimbulkan
kesalahan sistematik, misalnya cahaya penerangan yang tidak cukup dapat
menimbulkan kesalahan dalam pembacaan skala.
Kesalahan acak
Beberapa factor yang dapat menimbulkan kesalahan acak adalah sebagai berikut:
1. kesalahan penaksiran
Penunjukan harga pada setiap alat ukur memerlukan penaksiran pada bagian
skala terkecilnya.penaksiran yang dilakukan oleh seorang pengukur dapat saja
berbeda dengan pengukur lain.
2. Kesalahan akibat keadaan yang berfluktuasi
Contohnya, pada saat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
listrik,tegangan listrik yang digunakan sering kali berubah-ubah secara acak
dengan waktu (berfluktuasi). Akibatnya, harga besaran yang diukur memberikan
kesalahan acak.
3. kesalahan akibat pengaruh benda yang diukur
Benda yang diukur dapat pula menjadi sumber kesalahan acak, contohnya
permukaan benda yang tidak halus atau rata. Hasil pengukuran yang diperoleh
akan mempunyai kesalahan yang bersifat acak.
PENULISAN HASIL PENGUKURAN DAN
KESALAHANANYA
Ketika mengukur lebar meja dengan menggunakan mistar penggaris,
misalnya didapat hasil pengukuran 100 cm. Hasil pengukuran tersebut dapat
ditulis dalam bentuk ( 100 0,1) cm, dimana 0,1 cm adalah batas ketelitian alat
ukur mistar penggaris. Dengan demikian lebar meja tersebut berkisar 99,9 cm dan
100,1 cm.
Sedangkan ketidakpastian dalam pengukuran adalah perbandingan batas ketelitian
dengan nilai yang benda yang diukur. Dari contoh di atas dapat dirumuskan;
% Ketidakpastian = x 100 % = x 100 % = 0,1 %
Pengukuran tunggal
Meskipun pengukuran tunggal kurang dapat dipercaya kebenarannya, akan
tetepi kadang kala pengukuran ini terpaksa harus dilakukan.misalnya ketika
seseorang diminta mengukur curah hujan,.
Untuk pengukuran tunggal, ketidakpastian didasarkan pada sakala alat
ukur yang digunakan. Ketidakpastian atau kesalahan dalam pengukuran tunggal
sama dengan skala terkecil alat ukur yang digunakan.jika skala terkecil alat ukur
tersebut adalah 1mm maka penulisan kesalahannya adalah 0,5mm atau 0,05mm.
Jadi, untuk pengukuran tunggal, penulisan hasilnya dilaporkan dalam bentuk
dimana hasil pengukuran dan 1/2 skala terkecil alat.
Keadaan ini berlaku untuk semua alat ukur baik itu alat ukur panjang,
massa, arus dan lain sebagainya.
Pengukuran berulang
Ketika kita melakukan pengukuran secara berulang, maka terkadang kita
meras ragu dengan hasil yang telah kita peroleh karena beragamnya hasil yang
telah kita peroleh dalam pengukuran. Hal tersebut menunjukan bahwa:
1. pengukuran tunggal kurang dapat dipercaya
2. makin sering diukur, makin bertambah kepercayaan pada hasil yang
diperoleh.
Secara umum, penulisan hasil pengukuran berulang sama dengan
pengukuran tunggal yaitu:
Dengan :
hasil pengukuran
nilai sebenarnya yang diukur
kesalahan total yang menunjukan perbedaan antara nilai yang teamati oleh
alat ukur dengan nilai yang sebenarnya
Kesalahan total biasanya terdiri atas dua komponen yaitu bias dan kesalahan acak.
Bias menunjukan perbedaan antara harga rerata pengukuran dengan nilai yang
sebenarnya, sedangkan kesalahan acak menunjukan perbedaan antara nilai yang
diamati dan nilai rata-rata pengukuran.
Jadi, hasil pengukuran berulang dapat diwakili oleh harga rata-rata disertai
oleh ketidakpastian atau kesalahannya
Dengan harga rata-rata:
Dan ketidakpastian hasil pengukuran dapat ditentukan oleh:
Selain itu juga ketidakpastian dapat diuku dengan menggunakan kesalahan
relative (KR) yang dinyatakan dalam persent (%).
Kesalahan relative =
ANGKA PENTING
Definisi angka penting
Setiap proses pengukuran akan menghadirkan sederetan angka. Apabila
pengukuran
dilakukan degan menggunakan mistar ukur berskala mm maka akan diperoleh
sederetan angka yang bernilai pasti sampai skala mm, sedangkan angka
selanjutnya merupakan angka taksiran. Penaksiran angka-angka ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan skala alat ukur yang dekat dengan
benda yang diukur.
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dalam proses
pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran yang ditaksir
nilainya
Nilai angka terakhir yang ditaksir sangat ditentukan oleh tingkat ketelitian alat
ukur yang digunakan.
1. Aturan penulisan angka penting
Dalam menulis angka penting, peraturan yang ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk
angka penting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak
termasuk angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau
bawah termasuk angka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
530000 kg memiliki 5 angka penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka
penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang
tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 memiliki 5 angka penting
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103 disebut orde.
Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari
mantisnya dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh lain 2,34 x 102 memiliki 3 angka penting
3. Pembulatan Bilangan Penting.
Bilangan dibulatkan sampai mengandung sejumlah angka penting yang
diinginkan dengan menghilangkan satu atau lebih angka di sebelah kanan tanda
koma desimal.
a Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan
harus dinaikkan 1.
Contoh: 34,46 dibulatkan menjadi 34,5
b. Bila angka itu lebih kecil daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan
tidak berubah.
Contoh: 34,64 dibulatkan menjadi 34,6
c. Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus
dinaikkan 1 jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak berubah jika angka
terakhir yang dipertahankan itu tadinya angka genap.
Contoh: 34,75 dibulatkan menjadi 34,8
34,65 dibulatkan menjadi 34,6
4. Operasi Angka Penting
a. Penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau lebih akan
menghasilkan angka penting yang hanya memiliki satu angka taksiran atau
ragu.
Contoh: 3,2514 3,2515
0,215 + 0,215 _
3,4664 3,466 3,0365 3,036
b. Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama dengan
banyaknya angka penting dari faktor angka pentingnya paling sedikit.
Contoh: 3,14 (3 angka penting)
2 x (1 angka penting)
6,28 6 ( 1 angka penting )
28,68 (4 angka penting)
1,3 : (2 angka penting)
22,0615 22 (2 angka penting )
c. Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak diragukan nilainya),
diperoleh dengan membilang.
Contoh: Banyaknya siswa dalam kelas 40 orang
40 orang adalah bilangan eksak
Perkalian bilangan eksak dengan angka hasil pengukuran menghasilkan angka
yang jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting dari angka