SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA
DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTARA MAKASSAR TAHUN 2009
OLEH: M. ABDUL ROZAK C 121 08 528Penelitian Ini Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi di Program Studi Ilmu
Keperawatan
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR 2009
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar Tahun2009
Skripsi ini diterima dan disetujui untuk dipertahankan di depan
tim penguji.
Pembimbing I
Pembimbing II
(Abdul Haris, S.Kp.)
(Bestfy Anitasari, S.Kep, Ns.)
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
DR. dr. Ilhamjaya Patellongi, M.Kes. NIP. 195801281989031002
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar
Yang disusun dan diajukan oleh : Nama : M. Abdul Rozak NIM : C
121 08 528
Telah dipertahankan di depan panitia ujian skripsi pada : Hari/
Tanggal Tempat : Kamis, jam 11.00, 11 Februari 2010 : Ruang Hyogo,
Lt 4
Dinyatakan telah memenuhi syarat Tim Penguji Abdul Haris, S.Kp.
Bestfy Anitasari, S.Kep, Ns. Dra. Hj. Werna Nontji, S.Kp. M.Kep.
Kadek Ayu Erika, S.Kep. Ns., M.Kes (.) (.) (.) (.)
Mengetahui, A.n. Dekan Pembantu Dekan Bidang Akademik FK-
Universitas Hasanuddin Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Univesitas Hasanuddin
Prof. Dr. dr. Suryani Asad, M. Sc, Sp. GK NIP.
196005041986012002
DR.dr. Ilhamjaya Patellongi,M.Kes. NIP. 195801281989031002
iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUNJUNGAN BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTARA
MAKASSAR TAHUN 2009 Yang disusun dan diajukan oleh : M. Abdul Rozak
C 121 08 528 Telah dipertahankan di depan panitia ujian skripsi
Pada hari : Kamis, 11 Februari 2010 Tempat : Ruang Hyogo PSIK-FK
UNHAS Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Tim Penguji 1. Abdul
Haris, S.Kp. 2. Bestfy Anitasari, S.Kep, Ns. 3. Dra. Hj. Werna
Nontji, S.Kp, M.Kep 4. Kadek Ayu Erika, S.Kep. Ns., M.Kes (.) (.)
(.) (.)
Mengetahui,
a.n Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran
Prof. Dr. dr. Suryani Asad, M.Sc, Sp.GK NIP.
196005041986012002
Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi, M.Kes NIP. 195801281989031002
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar Dalam menyelesaikan penelitian ini,
penulis menyadari bahwa itu tak lepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara moril maupun secara materil. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terimah kasih kepada: 1. Bpk. Prof. dr. Irawan Yusuf,
Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2.
Ibu Prof. DR. Dr. Suryani Asad, M.Sc, Sp.GK selaku pembantu dekan
bidang akademik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 3. Bpk.
DR. dr. Ilhamjaya Patellongi selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 4. Bapak
Abdul Haris, S.Kp.dan Ibu Bestfy Anitasari, S.Kep, Ns. selaku
pembimbing dalam pembuatan laporan penelitian. 5. Ibu Dra. Hj.
Werna Nontji, S.Kp. M.Kep.dan Ibu Kadek Ayu Erika, S.Kep. Ns.,
M.Kes selaku penguji dalam pembuatan laporan penelitian. 6. Kepala
puskesmas Antara Makassar yang telah memberi izin untuk meneliti di
Wilayah Kerja puskesmas Antara Makassar. 7. Para dosen dan staf
Program Pendidikan Ners Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
vii
8. Rekan-rekan Ners B angkatan 2008 yang telah banyak memberi
bantuan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini. Menyadari
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dalam
menyelesaikan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan sehingga penulisan ini lebih baik dan bermanfaat.
Makassar, Desember 2009
Penulis
viii
ABSTRAK M. Rozak, Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. Yang dibimbing oleh Abdul Haris dan Bestfy Anitasari (xi
+ 61 halaman + 11 tabel + 6 lampiran) Salah satu upaya untuk
mengetahui kondisi gizi balita adalah dengan membawa anak ke
posyandu untuk dilakukan penimbangan walaupun sudah tidak lagi
mendapatkan imunisasi dan makanan tambahan dari petugas kesehatan.
Kesadaran masyarakat yang kurang akan pentingnya peran posyandu
menyebabkan terhambatnya proses pelayanan kesehatan yang baik bagi
para balita, karena posyandu di Indonesia banyak yang tidak
berfungsi sehingga menyebabkan temuan balita bergizi buruk. Olehnya
itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian dengan metode survei deskriptif
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran informasi yang jelas
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar, kemudian hasilnya
diuji dengan cara Fishers Exact Test dengan tingkat kemaknaan =
0,05. Hasil dari penelitian ini didapatkan ada hubungan yang
bermakna tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di
Posyandu (p=0,014), peran petugas kesehatan dengan kunjungan balita
di Posyandu (p=0,013), peran kader dengan kunjungan balita di
Posyandu (p=0,023) dan ada hubungan revitalisasi posyandu dengan
kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar (p=0,049). Variabel yang paling dominan atau yang paling
berhubungan dengan kunjungan balita di posyandu adalah tingkat
pengetahuan ibu. Saran dari hasil penelitian ini adalah perlunya
perhatian dari petugas kesehatan tentang penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak balita tentang
pentingnya berkunjung ke posyandu, bagi institusi terkait dalam hal
ini pihak puskesmas supaya memperhatikan penyegaran untuk kader
posyandu agar terus termotivasi dalam menjalankan fungsi dan
perannya di posyandu. Mengingat keterbatasan peneliti, maka
diharapkan kepada peneliti berikutnya supaya melakukan penelitian
dengan menggunakan metode yang lain agar penelitian dapat lebih
optimal. Kata Kunci : tingkat pengetahun, peran serta kader, peran
petugas kesehatan, revitalisasi, dan kunjungan balita di
Posyandu.
ix
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Persetujuan . Lembar Pengesahan
Kata pengantar Abstrak ... Daftar Isi Daftar Tabel .. Daftar
Lampiran ...... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
......................................................... B.
Rumusan Masalah
...................................................................
C. Tujuan Penelitian . D. Manfaat Penelitian
..................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang
Posyandu........................................... B. Tinjauan
Umum tentang
Balita.................................................... C.
Tinjauan Umum Tentang
Puskesmas.......................................... 7 16 20 1 3 4 5
i ii iii iv vi vii ix x
D. Tinjauan Umum tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Jumlah Kunjungan
Posyandu....................................................... BAB
III KERANGKA KERJA PENELITIAN A. Kerangka
Konsep.....................................................................
B. Hipotesis
..................................................................................
28 29 22
x
BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
.............................................................. B.
Tempat dan Waktu
Penelitian.................................................. C.
Populasi dan Sampel
................................................................ D.
Alur Penelitian.
........................................................................
E. Variabel
Penelitian...................................................................
F. Instrumen Pengumpulan Data
................................................. G. Prosedur
pengambilan atau pengumpulan data. ...................... H .
Pengolahan dan Analisa Data
................................................. I. Etika
Penelitian..............
.......................................................... BAB V :
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .......... .. B. Pembahasan
........... .. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......
.. B. Saran ...... ... DAFTAR PUSTAKA Lampiran 56 56 41 50 30 30 31
32 33 35 36 37 40
xi
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan
Karakteristik Demografi di Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar..................... 40 : Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat Pengetahuan Ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar......... 41 : Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta
Kader di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar.......................... 41 : Distribusi Responden
Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar......... 42 : Distribusi Responden
Berdasarkan Revitalisasi Posyandu di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar......... 42 : Distribusi Responden
Berdasarkan Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Antara Makassar.......................... 43 : Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar......... 44 : Hubungan Peran Serta Kader
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar........................... 45 : Hubungan Peran Petugas
Kesehatan dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar........... 46 : Hubungan revitalisasi
posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar..............47 : Analisis Multivariat
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar.....................................................................................50
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Lampiran 6 : Lembaran Kusioner Penelitian : Lembaran Surat Ijin
Penelitian : Lembaran Surat Keterangan Penelitian : Lembar Master
Tabel Kuesioner : Hasil Uji Statistik Dengan Program SPSS 15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang
dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Posyandu merupakan
salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat
dengan dukungan tekhnis petugas Puskesmas. Kegiatan Posyandu
meliputi 5 program pelayanan kesehatan dasar, yaitu Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), Imunisasi, Keluarga Berencana (KB), Perbaikan Gizi
dan Penanggulangan Diare (Firyadi, 2008). Posyandu merupakan wadah
untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan
dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,
penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih
dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK,
tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujutan
peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya
kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada
lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama
pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya (Zulkifli,
2003). Posyandu sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat apabila
kita amati akhir-akhir ini seperti telah kehilangan keterpaduannya,
sehingga persepsi
1
masyarakat bahwa posyandu hanya sebagai pos penimbangan balita.
Hal ini cukup beralasan karena keberadaan posyandu di tengah-tengah
masyarakat hanya dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tumbuh kembang
anak secara dini (Nain, 2008). Salah satu upaya untuk mengurangi
angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan
pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita
dititik beratkan kepada upaya pencegahan an peningkatan kesehatan
dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak
balita ini dapat dilakukan dipuskesmas, puskesmas pembantu,
polindes terutama di posyandu. Saat ini posyandu sangat primadona.
Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes mengupayakan untuk
mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandulah
tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
balita secara menyeluruh dan terpadu. Salah satu upaya untuk
mengetahui kondisi gizi balita adalah dengan membawa anak ke
posyandu untuk dilakukan penimbangan walaupun sudah tidak lagi
mendapatkan imunisasi dan makanan tambahan dari petugas kesehatan.
Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 tahun sampai
5 tahun di Posyandu (Haryamin, 2009). Kesadaran masyarakat yang
kurang akan pentingnya peran posyandu menyebabkan terhambatnya
proses pelayanan kesehatan yang baik bagi para balita, karena
posyandu di Indonesia banyak yang tidak berfungsi sehingga
menyebabkan temuan balita bergizi buruk (Trihono, 2005).
2
Puskesmas Antara Makassar merupakan salah satu puskesmas di
Makassar yang telah melaksanakan program revitalisasi posyandu
dengan jumlah 16 posyandu. Dari 16 posyandu yang ada, terdapat 2
buah posyandu mandiri, 1 buah posyandu purnama, dan 13 buah
posyandu madya. Adapun data jumlah balita pada tahun 2007 sebanyak
1378 orang, tahun 2008 sebanyak 1641 orang, dan pada bulan Maret
2009 sebanyak 1218 orang anak balita. Sedangkan rata-rata jumlah
kunjungan balita ke posyandu pada tahun 2007 sebanyak 652 (47,3%)
anak balita tiap bulannya, tahun 2008 sebanyak 912 (55,6%) orang
anak balita setiap bulannya, dan pada tahun 2009 sampai pada bulan
Oktober sebanyak 1065 (87,4%) tiap bulannya. Data kunjungan balita
ke posyandu oleh balita per
triwulan tahun 2009, menunjukkan bahwa pada bulan Januari sampai
Maret sebanyak 3087 kunjungan, bulan April sampai Juni sebanyak
3624 kunjungan dan pada bulan Juli sampai September sebanyak 3868
kunjungan (Data Puskesmas Antara Makassar, 2009). Dari data
tersebut di atas memberikan gambaran bahwa jumlah kunjungan balita
ke posyandu terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun
dan dari bulan ke bulan. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik
untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti
memfokuskan rumusan masalah sebagai berikut:
3
1. Apakah tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar? 2.
Apakah peran serta kader posyandu berhubungan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar? 3.
Apakah peran petugas kesehatan berhubungan dengan kunjungan balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar? 4. Apakah
revitalisasi posyandu berhubungan dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar?. 5. Faktor apakah
yang paling berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Antara Makassar?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan
Umum Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. 2.
Tujuan Khusus a. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. b. Diketahuinya hubungan peran serta kader posyandu
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. c. Diketahuinya hubungan peran petugas kesehatan dengan
kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar.
4
d. Diketahuinya hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. e.
Diketahuinya faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. D. Manfaat
Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini merupakan
informasi yang berharga tentang peran serta masyarakat dalam
kegiatan Posyandu sehingga dapat ditentukan upaya-upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui Posyandu di wilayah
kerjanya. 2. Bagi puskesmas Hasil penelitian ini dapat menjadi
salah satu acuan bagi puskesmas dalam upaya meningkatkan
pemberdayan posyandu sehingga jumlah kunjungan balita ke posyandu
dapat optimal. 3. Bagi Ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan kita dan dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya. 4. Bagi
institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi mahasiswa dalam konsep pengelolaan posyandu.
5
5. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan pengalaman yang
berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan melalui
penelitian di lapangan.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Posyandu 1. Definisi Posyandu adalah
suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini (Sembiring, 2004). Departemen kesehatan RI (2006) dalam
Buku Kader Posyandu menambahkan bahwa yang dimaksud dengan Posyandu
adalah wadah atau tempat pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari, oleh dan untuk masyarakat serta dibimbing petugas kesehatan
terkait dalam hal ini petugas dari puskesmas. Zulkifli (2003) dalam
Posyandu dan Kader Kesehatan menjelaskan tiga defenisi posyandu
yaitu secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan
masyarakat dimana pelayanan KB Kesehatan dapat diperoleh sekaligus
oleh masyarakat; dari aspek prosesnya, posyandu didefenisikan
sebagai wujud peran serta masyarakat di dalam pembangunan,
khususnya di dalam bidang kesehatan dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat
7
yang optimal dengan cara menciptakan kemampuan (upaya) untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk; serta dipandang dari hirarki
sistem upaya pelayanan kesehatan, posyandu adalah wadah yang
menghubungkan ahli teknologi dan ahli kelola dalam hal upaya-upaya
kesehatan yang profesional yang ditujukan kepada masyarakat sebagai
upaya untuk menciptakan kemampuan masyarakat agar bisa hidup sehat.
2. Tujuan Posyandu Tujuan penyelenggaran posyandu menurut
Departemen Kesehatan RI (Sembiring 2004) yaitu : a. Menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas) b. Mempercepat penerimaan atau membudayakan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). c. Meningkatkan
peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana beserta
kegiatan lainnya yang dapat menunjang tercapainya masyarakat hidup
sehat sejahtera. d. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi
Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi
Keluarga Sejahtera 3. Sasaran Posyandu Adapun sasaran Posyandu
menurut Departemen Kesehatan RI (2006) Nain ( 2008) dan Sembiring
(2004) adalah bayi berusia kurang dari 1 tahun,
8
anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, ibu
nifas, pasangan usia subur (PUS) dan wanita usia subur (WUS). 4.
Pengelola posyandu Adapun pengelola Posyandu sesuai dengan
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Peningkatan Pembinaan mutu posyandu ditingkat desa kelurahan
(dikutip dalam Sembiring 2004) sebagai berikut : a. Penanggungjawab
umum : Ketua Umum Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa atau LKMD
(Kades/Lurah). b. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh
Masyarakat) c. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD
( Ketua Tim Penggerak PKK). d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD e.
Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB Kesehatan. 5.
Kegiatan pokok posyandu Adapun kegiatan pokok posyandu yang harus
dilaksanakan di semua posyandu (Nain 2008 & Sembiring 2004)
yaitu : a. Perbaikan gizi Permasalahan kesehatan secara umum sangat
dihubungkan dengan status gizi seseorang karena dapat menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan secara individual disamping sebagai
faktor predisposisi yang memperparah penyakit infeksi. Status gizi
ibu hamil dan ibu menyusui sangat mempengaruhi status gizi janin
yang masih berada dalam
9
kandungan begitupun halnya dengan bayi yang sedang menyusui
(Dinas Kesehatan Sul-Sel 2007). Adapaun indikator-indikator status
gizi masyarakat menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (2007)
antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status
gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis
(KEK), Anemia Gizi Besi (AGB) pada ibu dan pekerja wanita dan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Kader Posyandu dan
petugas kesehatan yang terkait bertugas melakukan perbaikan gizi
berdasarkan hasil pencatatan di Kartu Menuju Sehat (KMS) Bayi,
Balita dan ibu hamil berupa penyuluhan tentang tumbuh kembang
balita, makanan sehat, kurang darah (anemia), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Vitamin A, pemanfaatan pekarangan, dan
penyuluhan pemberian makanan tambahn (PMT) dan pemberian Vitamin A
dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi yang membutuhkan (Depkes
RI 2006). b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia seperti yang dikemukakan
oleh Wakur et al. (2007) adalah program kesehatan ibu dan anak
(KIA) dan bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Tujuan utama program ini
adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu.
10
Kader dan petugas kesehatan bertugas
melakukan pemantauan
kesehatan terhadap kehamilan, kelahiran dan tumbuh kembang
balita melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta
memberikan
pelayanan kesehatan berupa imunisasi, pemberian tablet zat besi,
vitamin A, pemeriksaan kehamilan, penyuluhan dan pelayanan
kesehatan lain sesuai masalah yang tengah dihadapi di masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak (Wakur, 2007). c. Keluarga
Berencana (KB) Keluarga Berencana atau KB merupakan salah satu
program pemerintah dalam upaya mengatasi atau menekan laju
pertumbuhan
penduduk untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan Sejahtera
dengan cara mengurangi jumlah kelahiran (Hermawan, 2007). Tugas
Kader dan petugas kesehatan adalah memberikan penyuluhan mengenai
KB kepada masyarakat dan memberikan pelayanan KB berupa pemberian
pil maupun suntikan serta konseling KB (Hermawan, 2007). d.
Imunisasi Imunisasi seperti yang telah dikemukakan oleh Notoatmodjo
dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat (2003) merupakan salah satu
program pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
seperti disentri, Tetanus, batuk rejan (pertusis), campak, polio
dan tuberculosis (TBC).
11
Kader Posyandu bertugas untuk mengajak masyarakat yang memiliki
atau yang termasuk sasaran dari imunisasi untuk ke posyandu dan
memberikan peyuluhan mengenai imunisasi sedangkan mengenai
pemberian imunisasi dilakukan oleh petugas kesehatan. Pemantauan
imunisasi harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program,
supervisor dan petugas vaksinasi (Notoatmodjo 2003). e.
Penanggulangan penyakit Diare (P2 Diare) Menurut Depkes RI (2006)
bahwa kader dan petugas kesehatan bertugas untuk memberikan
penyuluhan mengenai diare terutama tentang penggunaan oralit dan
larutan gula garam dan pelayanan pemberian bubuk Oralit bagi yang
mengalami diare. 6. Sistem 5 (lima) meja posyandu Pelayanan
masyarakat dengan menggunakan sistem 5 (lima) meja biasanya
dilakukan pada hari buka posyandu (Adisasmito 2007; Depkes RI 2006;
Sembiring 2004; Zulkifli 2003) yakni : a. Meja I : Pendaftaran dan
pencatatan b. Meja II : Penimbangan c. Meja III : Pengisian Kartu
Menuju Sehat (KMS) d. Meja IV : Penyuluhan kesehatan perorangan
berdasarkan KMS. e. Meja V : Pelayanan tenaga propesional meliputi
pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan
disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
12
Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang
naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit
dan vitamin A dosis tinggi, terhadap ibu hamil yang resiko tinggi,
diikuti dengan pemberian zat gizi sedangkan pasangan usia subur
diharapkan agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan
pemberian kondom, pil ulangan atau tablet. 7. Jenjang (strata)
posyandu Strata atau tingkat perkembangan posyandu dapat dilihat
pada pola pembinanan posyandu yang dikenal dengan telaah
kemandirian posyandu (Depkes 1995, dikutip dalam Nain 2008) yaitu
semua posyandu didata tingkat pencapaiannya dari segi
pengorganisasian dan pencapaian programnya. Strata posyandu dari
terendah sampai tertinggi (Hasanbasri dan Saripawan 2007; Nain
2008; Sembiring 2004) sebagai berikut : a. Posyandu Pratama (warna
merah) : Merupakan posyandu yang belum mantap, kegiatan belum rutin
dengan kader terbatas, kurang dari 5 (lima) orang b. Posyandu Madya
(warna kuning) : Merupakan posyandu dengan kegiatan lebih teratur
yaitu lebih dari 8 (delapan) kali per tahun dengan jumlah kader 5
orang atau lebih, tetapi cakupan 5 (lima) kegiatan pokok masih
rendah yaitu kurang dari 50 %. c. Posyandu Purnama (warna hijau) :
Merupakan posyandu madya yang cakupan kelima kegiatan pokoknya
lebih dari 50 %, mampu melaksanakan program tambahan dan
13
sudah memperoleh sumber pembiyaaan dari dana sehat yang dikelola
masyarakat yang jumlah peserta masih terbatas yakni kurang dari 50
% kepala keluarga (KK) di wilayah kerja posyandu. d. Posyandu
Mandiri (warna biru) : Merupakan posyandu purnama yang sumber
pembiayaannya diperoleh dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat dengan jumlah peserta lebih dari 50 % KK di wilayah
kerja posyandu. 8. Fungsi keluarga dalam posyandu Fungsi-fungsi
keluarga menurut UU Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera serta Peraturan
Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 tentang Pembangunan Keluarga
Sejahtera yang dikembangkan melalui posyandu (Haryono, 2006) yaitu:
a. Fungsi Keagamaan Posyandu diharapkan dapat merangsang untuk
dapat dan memacu keluaga
menjadi wahana pertama dan utama dengan membawa
seluruh anggota keluarga beriman dan bertaqwa terhadapTuhan Yang
Maha Esa. b. Fungsi Kebudayaan Posyandu diharapkan memberdayakan
keluarga menjadi tempat untuk melestarikan budaya nasional yang
luhur dan bermartabat.
14
c. Fungsi Cinta Kasih Posyandu diharapkan dapat menyiapkan
keluarga menjadi tempat yang utama untuk menumbuhkan cinta kasih
antar sesama anggota keluarga, antara ayah dengan ibu, antara anak
dengan orang tuanya, dan antara sesama anak-anak sendiri. d. Fungsi
Perlindungan Posyandu diharapkan dapat membantu menjadi pelindung
yang kokoh dan utama bagi anak-anak dan keturunannya dalam
memperoleh kebenaran dan keteladanan. e. Fungsi Reproduksi Posyandu
diharapkan dapat mewujudkan anak Indonesia yang handal dengan
mengembangkan keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunan secara
sehat dan berencana. f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Posyandu
diharapkan dapat membantu keluarga menjadi tempat memperoleh
pendidikan pertama dan utama dalam mengantarkan anak menjadi
panutan masyarakat luas dan terutama bagi dirinya sendiri. g.
Fungsi Ekonomi Posyandu membantu keluarga siap dan sanggup menajdi
mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraaan lahir dan batin
dengan kesanggupan yang membaggakan dan penuh kemandirian.
15
h. Fungsi Pemeliharaan Lingkungan Posyandu membantu keluarga
untuk menyiapkan diri dan sanggup dalam memelihara kelestarian
lingkungan demi memberikan yang terbaik untuk generasi penerus. B.
Tinjauan Umum Tentang Balita Anak adalah aset bagi orang tua dan di
tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya.
Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat.
Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak
dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya
dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan
berharga sebagai sumber daya manusia (Soekresno, 2009) Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu. Sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti
pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan
lain-lain. Anda juga harus tahu bahwa setiap anak memiliki garis
pertumbuhan yang berbeda-bedah, anak tersebut akan tumbuh mengikuti
pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan
fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke
fungsi yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur secara
kuantitatif, mengikuti perjalanan waktu dan dalam keadaan normal
setiap anak memiliki jalur pertumbuhan tertentu. Bagaimana
mengetahui pertumbuhan normal anak balita, Pertama-tama anda harus
mengukur berat badan dan tinggi badannya. Kedua : tentukan
berat
16
badan ideal anak, anda juga bisa melihat apakah anak anda tinggi
atau pendek, gemuk atau kurus. Ketiga : anak anda harus punya KMS
(Kartu Menujuh Sehat) Anda bisa dapatkan secara gratis di Puskesmas
terekat Anda. Dan Keempat : Isi berat badam balita anda pada KMS
tentunya sesuai umur dan tarik garis mengikuti pita pada KMS. Satu
hal yang penting juga adalah pola pertumbuhan berat badan
sebenarnya tergantung dari Tinggi Badan dan Proporsi (keseimbangan)
Berat Badan dan Tinggi Badan. Polanya akan terlihat pada Kartu
Menuju Sehat (KMS) pertumbuhan status berat badan ideal anak. 1.
Pengertian Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima
tahun (Kresno, 2008) 2. Ciri khas perkembangan balita a.
Perkembangan fisik Pertambahan berat badan menurun, terutama di
awal balita. Hal ini terjadi karena balita banyak menggunakan
energi untuk bergerak. b. Perkembangan psikologis 1) Psikomotor
Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor
balita yang mulai terampil dalam pergerakannya. Mulai melatih
kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat,
17
berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk
mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai
terlatih seperti menulis, menggambar, memegang benda dengan hanya
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis
atau mencubitserta memegang sendok dan menyuapkan makanan ke
mulutnya, serta mengikat tali sepatu (Kresno, 2008). 2) Aturan Pada
masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri
atau biasa disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa
pada usia ini individu mulai berlatih untuk mengikuti aturan
melalui proses penahanan keinginan untuk membuang kotoran. 3)
Kognitif Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih
baik. Balita memahami bahwa objek yang disembunyikan masih tetap
ada, dan akan mengetahui keberadaan objek jika proses penyembunyian
terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika proses penghilangan objek
tidak terlihat, balita tersebut mengetahui bahwa benda tersebut
masih ada namun tidak mengetahui dengan tepat letak objek tersebut.
Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat objek tersebut.
Oleh karena itu, pada permainan sulap sederhana balita masih
kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian objek
sulap.
18
4) Sosial dan individu Pada periode usia ini, balita mulai
belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial di luar keluarga,
pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada
pada suatu temapt dengan teman sebaya, namun tidak bersama-sama
dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain
bersama berarti melakuan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan
aturan permainan dan pembagian peran (Kresno, 2008). 3. Pendidikan
dan pengembangan Cara belajar yang diberikan pada anak balita
adalah melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama
lingkungan rumah. Terdapat ula pendidikan di luar rumah yang
melakukan kegiatan belajar yang lebih terprogram dan lebih
terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik. Permainan peran,
melatih kemampuan pemahaman sosial. Permainan motorik melatih
kemampuan motoriknya yang akan mendorong daya nalarnya berkembang
lebih cepat lagi. 4. Makanan sehat Balita kana terus tumbuh dan
membutuhkan gizi yang lebih dari orang dewasa untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Balita membutuhkan lembak yang lebih banyak
dan serat yang lebih sedikit dibanding orang dewasa. Untuk
mendapatkan gizi seimbang dan energi yang sesuai, balita
19
membutuhkan makanan bergizi seimbang dalam jumlah kecil 3 kali
sehari ditambah makanan selingan yang teratur di antara waktu
makan. C. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas 1. Pengertian Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Trihono, 2005). 2. Visi Visi pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan
Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu serta (40 derajat kesehatan
penduduk kecamatan (Trihono, 2005).
20
3. Misi Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah: (Trihono, 2005) a. Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. b. Mendorong
kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya c. Memelihara dan meningkatkanv mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan d.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya 4. Tujuan Tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas,
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
rangka
mewujudkan Indonseisa Sehat 2010 (Trihono, 2005). 5. Fungsi Ada
3 fungsi puskesmas, yaitu: (Trihono, 2005) a. Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan b. Pusatpemberdayaan
masyarakat
21
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama D. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Jumlah Kunjungan balita ke posyandu 1.
Pengetahuan Ibu Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
atau segala sesuatu yang berkenan dalam hal mata pelajaran
(Notoatmojo, 2007). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Jika ibu
mengetahui manfaat dan pelayanan yang dilakukan diposyandu serta
gunanya balita dibawa terus-menerus keposyandu dan arti pentingnya
KMS sebagai alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan
kesehatan anak yang mudah dilakukan ibu, maka sang ibu dapat
menilai dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan dasar untuk berbuat,
karena itu kemampuan seseorang melakukan sesuatu tergantung
pengetahuan yang ia miliki. Atas dasar pengetahuan tentang
posyandu, tujuan dan manfaat yang diperoleh di posyandu
memungkinkan ibu untuk hadir pada setiap pelaksanaan posyandu.
22
2. Peran Kader Posyandu Jika motivasi kader rendah atau kader
menjadi jenuh dalam kegiatan posyandu maka bisa menyebakan kader
drop out karena seperti yang kita ketahui bahwa menjadi kader
merupakan pekerjaan sosial yang tidak mempunyai kekuatan mengikat
jadi mereka leluasa untuk keluar menjadi kader apalagi ditambah
regenerasi kader yang belum terencana dengan baik. Faktor lain yang
menyebabkan kader tidak aktif adalah umur kader sudah lebih dari 50
tahun dan lama menjadi kader kurang dari 10 tahun sehingga posyandu
dikelola oleh kader yang telah berpengalaman menjadi kader
sekurangnya 60 bulan atau 5 tahun (Yuwono 2000 dan Irawati 2001
dikutip dalam Ridwan et al 2007) Nain (2008) dalam bukunya Posyandu
: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat mengemukakan hal yang serupa
bahwa keterbatasan kader disebabkan karena : a. Kader lebih
tertarik bekerja ditempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis
sehingga kader drop out. b. Kader ikut suami dan tidak mau menjadi
kader setelah bersuami c. Kader sebagai relawan sudah jenuh d.
Tidak ada penghargaan yang dapat memotivasi kader. Kader posyandu
sebagai kader pembangunan kesehatan di desa, dalam pelayanan di
posyandu mempunyai peran sejak mulai pelayanan pada meja
23
satu sampai meja empat, bahkan sejak persiapan pelayanan sebelum
hari pelaksanaan. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader
di pos pelayanan terpadu KB kesehatan adalah : a. Melaksanakan
pendaftaran. b. Melaksanakan penimbangan balita. c. Melaksanakan
pencatatan hasil penimbangan. d. Memberikan penyuluhan. e. Memberi
dan membantu pelayanan. Selain yang disebutkan di atas, peran serta
kader di luar Posyandu KBKesehatan: a. Merencanakan kegiatan antara
lain menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil
survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan
kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan bersama masyarakat, membantu pembagian tugas
menurut jadwal kerja. b. Melakukan komunikasi, informasi dan
motivasi wawan muka (kunjungan) alat peraga dan percontohan. c.
Menggerakkan masyarakat untuk gotong-royong. d. Melakukan pembinaan
mengenai 5 program keterpaduan KB-Kesehatan dan upaya kesehatan
lainnya.
24
e. Keluarga binaan untuk masing-masing berjumlah 10 20 KK atau
diserahkan dengan kader setempat dengan memberikan informasi
tentang upaya kesehatan yang dilaksanakan. f. Melakukan penyuluhan
rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. g. Melakukan
pertemuan kelompok. Kader yang benar-benar melakukan perannya
dengan baik, maka ia akan memberikan dampak pelayanan yang optimal
bagi masyarakat di sekitarnya. 3. Peran petugas kesehatan Peran
petugas kesehatan yang bertugas sebagai juru imunisasi dan penyuluh
kesehatan menurut Ridwan et al (2001) dianggap penting oleh kader
karena tingkat kunjungan ibu-ibu ke posyandu sangat dipengaruhi
oleh kehadiran petugas. Berdasarkan studi pelayanan kesehatan
Tucker (1986 dikutip dalam Nain 2008) menunjukkan bahwa para
petugas penyedia pelayanan yang memberikan informasi yang tidak
benar dan tidak memberikan pelayanan yang ramah, cermat dan cekatan
membuat warga desa yang menolak untuk pergi ke klinik-klinik.
Chambers dalam Bryant dan White (1987 dikutip dalam Nain 2008)
mengemukakan bahwa petugas kesehatan yang kurang siap dan kurang
diberi bekal untuk melaksanakan tugas di masyarakat dapat membuat
masyarakat
25
kurang senang dan seorang petugas kesehatan yang efektif harus
memiliki kemampuan di bidang teknis dan pemahaman tentang perilaku
manusia untuk pembuatan keputusan tentang hal-hal yang baru. 4.
Revitalisasi Posyandu Revitalisasi posyandu adalah usaha untuk
memfungsikan kembali posyandu agar dapat meningkatkan pelayanan
dalam upaya menjangkau sasaran yang lebih tepat yaitu kelompok yang
paling rentan (anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil) yang mengalami
kekurangan gizi sehingga meningkat status gizinya dan tidak
memperburuk kesehatan sumber daya manusia (Nain, 2008).
Revitalisasi posyandu menurut Kurniasih (2002 dikutip dalam Ferizal
2007) adalah upaya pemberdayaan posyandu dengan meningkatkan fungsi
kerja dan kinerja posyandu untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan
ibu dan anak. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah (2001) dalam
Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu menjelaskan bahwa revitalisasi
posyandu
adalah upaya mencegah terjadinya hilangnya generasi penerus
dengan mengoptimalkan fungsi posyandu untuk menyelamatkan dan
meningkatkan status gizi maupun derajat kesehatan anak dan ibu.
Revitalisasi posyandu ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi dan
kinerja Posyandu untuk mempertahankan dan meningkatkan status
gizi
26
maupun derajat kesehatan ibu dan anak serta memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan. Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah (2001) dalam Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu
memaparkan tentang komponen kegiatan revitalisasi posyandu yaitu
pelatihan pelatih dan pelatihan kader;
meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada
hari buka posyandu dan kunjungan rumah; meningkatkan peran serta
masyarakat dan membangun kemitraan; optimalisasi kegiatan posyandu
dengan memenuhi sarana dan prasarananya; pelayanan menggunakan
sistem kafetaria (pilihan jenis layanan) dengan tidak menghilangkan
tugas pokok posyandu untuk menjadi unit pemantau tumbuh kembang
anak; memberikan perhatian khusus pada kelompok sasaran berdasar
azas kecukupan (terutama pada baduta); serta memperkuat dukungan
pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dan tokoh
masyarakat.
27
BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Berdasarkan konsep di atas, maka disusun pola
pikir variabel yang diteliti sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen
Tngkat Pengetahuan Ibu
Peran Serta Kader
Kunjungan balita di Posyandu
Peran petugas kesehatn
Revitalisasi posyandu Jarak posyandu Sosial ekonomi Variabel
Moderat Keterangan : : Variabel independen : Variabel dependen :
Varibel Yang Diteliti : Variabel Yang Tidak Diteliti
28
B. Hipotesis Penelitian a. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. b. Ada hubungan peran serta kader posyandu dengan
kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. c. Ada hubungan peran petugas kesehatan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. d. Ada
hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar.
29
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional study untuk melihat
faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. B. Tempat dan waktu
penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilakukan di
posyandu yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
dimana Puskesmas Antara Makassar merupakan salah satu puskesmas
yang telah melaksanakan program revitalisasi posyandu dengan jumlah
16 posyandu yang terdiri atas 2 buah posyandu mandiri, 1 buah
posyandu purnama, dan 13 buah posyandu madya. Adapun posyandu yang
dipilih sebagai tempat pengambilan sampel adalah posyandu Borong
Taipa, Posyandu Perintis kemerdekaan, posyandu Kera-Kera, Posyandu
Nuruttarbiyah Kopertis, posyandu Bung, dan posyandu Ramsis. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu mulai
tanggal 16 November 2009 sampai dengan 16 Desember 2009.
30
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah kerja
generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berada di Wilayah
Kerja Puskesmas Antara Makassar sebanyak 1000 balita. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
balita yang datang berkunjung ke posyandu yang berada di wilayah
kerja puskesmas Antara Makassar yang terdiri atas 6 posyandu yakni
posyandu Borong Taipa, Posyandu Perintis kemerdekaan, posyandu
Kera-Kera, Posyandu
Nuruttarbiyah Kopertis, posyandu Bung, dan posyandu Ramsis,
dengan kriteria: a. Kriteria inklusi 1) Ibu yang mempunyai balita
yang berumur 1-5 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Antara Makassar 2) Ibu yang mempunyai balita sehat maupun sakit 3)
Ibu yang mempunyai balita yang berkunjung di posyandu madya. 4)
Bersedia untuk menjadi responden b. Kriteria Eksklusi 1) Tidak
bersedia berpartisipasi
31
2) Tidak hadir saat dilakukan penelitian 3. Estimasi Besar
Sampel Cara pengambilan sampel adalah menggunakan metode random
sampling dengan mengambil sampel dari 6 posyandu madya dari total
13 posyandu madya. Adapun teknik pemilihan posyandu dilakukan
dengan mengundi posyandu madya yang ada dimana 6 posyandu yang
keluar berurutan ditetapkan sebagai tempat pengambilan sampel.
Adapun jumlah sampel di setiap posyandu adalah sebanyak 20
responden dimana total responden sebanyak 120 responden (Nursalam
2008). D. Alur Penelitian
Izin pengambilan data awal
Penetapan sampel (kriteria inklusi)
Pemberian Inform Consent
Pemberian kuisioner
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyajian Hasil
32
E. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel a. Variabel
Independen (Bebas) Variabel independen dalam penelitian ini adalah
tingkat pengetahuan ibu, peran serta kader, peran petugas
kesehatan, dan revitalisasi posyandu.. b. Variabel Dependen
(Tergantung) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kunungan
balita di posyandu. c. Variabel moderat Variabel moderat dalam
penelitian ini adalah jarak posyandu dan tingkat social ekonomi
keluarga.. 2. Definisi Variabel dan Kriteria Objektif a. Tingkat
pengetahuan ibu Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang
posyandu berupa pengertian posyandu, tujuan posyandu, pelayanan
posyandu, sasaran posyandu, peran kader, imunisasi, kegiatan
posyandu, dan penimbangan berat badan yang diukur dengan kuesinoer
skala Guttman yang terdiri atas 10 pertanyaan. Kriteria objektif :
Baik Kurang : bila responden menjawab dengan benar 7 pertanyaan :
bila responden menjawab dengan benar < 7 pertanyaan
33
b. Peran serta kader Yang dimaksud dengan peran serta kader
dalam penelitian ini adalah persepsi ibu tentang peran yang
ditampilkan kader pada saat kegiatan pelayanan diposyandu yang
diukur dengan kuesinoer skala Likert yang terdiri atas 5
pertanyaan. Kriteria objektif : Baik Kurang : bila responden
menjawab dengan skore 15 : bila responden menjawab dengan total
skore < 15
c. Peran petugas kesehatan Yang dimaksud dengan peran petugas
kesehatan dalam penelitian ini adalahpersepsi ibu tentang keaktifan
petugas kesehatan melakukan perannya dalam penyelenggaraan posyandu
terutama pada hari buka posyandu yang diukur dengan kuesinoer skala
Likert yang terdiri atas 7 pertanyaan. Kriteria Obyektif: Baik
Kurang : bila responden menjawab dengan nilai 17 : bila responden
menjawab dengan nilai < 17
d. Revitalisasi posyandu Yang dimaksud revitalisasi Posyandu
adalah pemberdayaan posyandu dengan cara meningkatkan frekuensi
kegiatan posyandu, penyediaan fasilitas operasional posyandu
(tempat pelaksanaan posyandu, dacin, kartu
34
menuju sehat (KMS), dll) penyuluhan bagi seluruh sasaran
posyandu, dan pelayanan oleh petugas professional yang diukur
dengan kuesinoer skala Likert yang terdiri atas 8 pertanyaan.
Kriteria objektif : Baik Kurang : bila responden menjawab dengan
skore 25 : bila responden menjawab dengan total skore < 25
e. Kunjungan balita di posyandu Yang dimaksud dengan kunjungan
balita di posyandu adalah partisipasi balita dalam kegiatan yang
dilakukan oleh posyandu berupa pemeriksaan kesehatan terjadap anak
balita yang diukur dengan kuesinoer skala Likert yang terdiri atas
4 pertanyaan. Kriteria objektif : Baik Kurang : Apabila skor
responden 12 : Apabila skor responden < 12
F. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner.
Pengukuran tingkat pengetahuan dilakukan dengan menggunakan skala
guttman sedangkan variabel yang lain diukur dengan menggunakan
skala Likert yang dibuat dengan mengacu pada konsep dan teori
terkait berisi tentang data demografi dan pertanyaan yang
berhubungan dengan faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita
di
35
Posyandu wilayah kerja puskesmas Antara Makassar dengan
penilaian Selalu =4, Sering = 3, Kadangkala = 2, Jarang = 1, dan
tidak pernah = 0. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
menggunakan kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang
mengacu pada teori. G. Prosedur pengambilan atau pengumpulan data
Dalam rancangan penelitian ini, data yang digunakan meliputi dua
jenis sumber data yaitu : 1. Data primer Data primer dikumpulkan
melalui pembagian kuisioner atau angket secara langsung dengan
personel yang tahu tentang obyek yang sedang diteliti. 2. Data
sekunder Data sekunder bersifat kualitatif serta informasi yang
berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Untuk memperoleh fakta
dari informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan cara penulusuran
data dengan pengkajian laporan puskesmas Antara Makassar kota
Makassar Sulawesi Selatan, selain itu juga dilakukan dengan membaca
atau mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah, makalah-makalah,
bahan seminar dan lain-lain. Adapun prosedur pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan di posyandu di wilayah kerja puskesmas
Antara Makassar kota Makassar Sulawesi Selatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
36
a. Mengajukan surat permohonan izin pengambilan data di Dinas
kesehatan Kota Makassar yang direkomendasikan kepada kepala
puskesmas Antara Makassar kota Makassar Sulawesi Selatan. b.
Setelah memperoleh izin maka peneliti akan mengadakan pendekatan
kepada kepala puskesmas, bagian posyandu puskesmas Antara Makassar
dan calon responden dengan memberikan penjelasan tentang penelitian
yang akan dilaksanakan untuk menandatangani surat persetujuan
menjadi responden. c. Setelah ditandatangani, maka peneliti akan
memberikan dan mejelaskan cara pengisian angket kepada responden.
d. Peneliti harus berada pada saat pengisisan angket untuk
memberikan keterangan secara langsung kepada responden bila ada
pertanyaan dari responden. H. Pengolahan Data dan Analisa Data Data
yang diperoleh kemudian diolah, sedangkan penyajian datanya
dilakukan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan presentasi
dan
pengolahan tabel. Sebelum data diolah secara sistematik terlebih
dahulu dinyatakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Seleksi Hal
ini bertujuan untuk mengklasifikasi data yang telah masuk menurut
kategori 2. Editing
37
Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah dan
kelengkapan pengisian kuisioner, apakah setiapa pertanyaan sudah
dijawab dengan tepat. Artinya setelah lembar wawancara diisi
kemudian dikumpulkan dalam bentuk data, dilakukan pengecekan dengan
memeriksa kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman data. 3.
Koding Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi atau
disederhanakan ke dalam angka-angka atau symbol-simbol tertentu
sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya. 4. Tabulasi
Pengelompokan data ke dalam suatu table menurut sifat-sifat yang
dimiliki, kemudian data dianalisa secara statistik. 5. Analisa Data
Dilakukan melalui uji hipotesis dan pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 15. a. Analisis univariat Dilakukan
terhadap tiap-tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan
didtrisbusi frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel
independen dan dependen. b. Analisis bivariat
38
Analisis ini dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dan
menguji hipotesis peneliti. Untuk maksud tersebut uji statistic
yang digunakan adalah uji Fishers Exact Test dengan tingkat
kemaknaan (a) : 0,05.
c. Analisis multivariat Dalam analisis multivariat ini dilakukan
pengujian secara bersamasama sehingga dapat dilihat variabel mana
yang paling berhubungan dengan kunjungan balita di posyandu. Karena
variabel terikat merupakan variabel dikotomis maka digunakan
analisis regresi logistik. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
bersarnya OR murni dari variabel bebas setelah memperhitungkan
variabel lain. Hasil dari analisis ini adalah nilai odds rasio
murni yang sudah dikontrol dengan menghilangkan pengaruh variabel
yang di diduga sebagai konfounding dan memperhitungkan adanya
interaksi antara variabel lain dengan variabel bebas utama.
Variabel yang akan dilakukan dalam analisis multivariate adalah
variasi kovariat yang mempunyai nilai P lebih kecil atau sama
dengan 0,05 dalam analisis bivariat tentang hubungan variabel
dengan variabel bebas atau variabel tersebut secara substansif
diduga adanya hubungan yang erat. Model logistik regresi dengan
menggunakan program SPSS. I. Masalah Etika
39
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan
izin kepada Ketua PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
dan kepala puskesmas Antara Makassar. Kemudian dilakukan penelitian
kepada subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika
yang meliputi : 1. Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada
calon sampel/ subjek penelitian. Tujuannya adalah subjek mengetahui
maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk
diteliti maka peneliti tetap menghormati haknya. 2. Anonimity
(tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti
tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data
yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi inisial atau
nomor kode tertentu. 3. Confidentiality Kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilaksanakan
selama 4 minggu mulai tanggal 16 November 2009 sampai dengan 16
Desember 2009. Hasil penelitian ini di peroleh melalui penyebaran
kuesioner yang memuat pertanyaan pertanyaan tentang pengetahuan
ibu, peran serta kader, peran serta petugas kesehatan,
revitalisasi, dan kunjungan balita ke posyandu. Jumlah responden
dalam penelitan ini adalah 120 responden. Pengambilan sampel
menggunakan metode random sampling dengan mengambil sampel dari 6
posyandu madya dari total 13 posyandu madya. Adapun teknik
pemilihan posyandu dilakukan dengan mengundi posyandu madya yang
ada dimana 6 posyandu yang keluar berurutan ditetapkan sebagai
tempat pengambilan sampel. Adapun keenam posyandu tersebut adalah
posyandu Borong Taipa, Posyandu Perintis kemerdekaan, posyandu
Kera-Kera, Posyandu Nuruttarbiyah Kopertis, posyandu Bung, dan
posyandu Ramsis. Jumlah sampel di setiap posyandu adalah sebanyak
20 responden dimana total responden sebanyak 120 responden. Adapun
jumlah kunjungan kunjungan posyandu saat dilakukan penelitian di
posyandu Borong Taipa sebanyak 35 balita dari 65 jumlah balita yang
terdaftar, posyandu Perintis sebanyak 30 balita dari 65 jumlah
balita yang terdaftar, posyandu Kera-Kera sebanyak 25 balita dari
54 jumlah balita yang
41
terdaftar, posyandu Nuruttarbiyah kopertis sebanyak 30 balita
dari 55 jumlah balita yang terdaftar, posyandu Bung sebanyak 25
balita dari 60 jumlah balita yang terdaftar, dan posyandu Ramsis
sebanyak 35 balita dari 50 jumlah balita yang terdaftar. Setelah
data terkumpul dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan kemudian data
diolah, maka berikut ini peneliti akan menyajikan analisa data
univariat terhadap setiap variabel dengan menghasilkan distribusi
frekuensi dan prosentasi serta analisa bivariat untuk mengetahui
hubungan dari variabel bebas dan variabel tergantung dengan
menggunakan uji statistic chi square dengan menggunakan komputer
program SPSS 15. Distribusi responden berdasarkan karakteristik
demografi yang meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan diperoleh
gambaran bahwa rata-rata responden berumur 20-30 tahun (51.7%),
tingkat pendidikannya sebagian besar SMP (44,2%), dan pekerjaannya
sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (IRT) (96,7%). Hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.1.
42
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Demografi di Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Karakteristik f Umur: 20 tahun 4 20-30 tahun 62 > 30 tahun 54
Pendidikan: PT 4 SMU/SMK 29 SMP 53 SD 34 Pekerjaan: Swasta 116 IRT
4 Jumlah 120 Sumber : Data Primer, 2009 1. Analisa Univariat a.
Tingkat Pengetahuan Ibu
% 3,3 51,7 45,0 3,3 24,2 44,2 28,3 96,7 3,3 100,0
Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu
di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan
bahwa sebagaian besar ibu pengetahuannya baik (93,3%). Hal ini
dapat dilihat pada tabel 5.2.Tabel 5.2 Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar
Pengetahuan Ibu f Baik 112 Kurang 8 Jumlah 120 Sumber : Data
Primer, 2009
% 93,3 6,7 100,0
43
b. Peran serta kader Distribusi responden berdasarkan peran
serta kader di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu telah menganggap peran serta
kader baik (80,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Kader Di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Peran Serta Kader f Baik 97 Kurang 23 Jumlah 120 Sumber : Data
Primer, 2009 c. Peran petugas kesehatan
% 80,8 19,2 100,0
Distribusi responden berdasarkan peran petugas kesehatan di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menganggap peran petugas kesehatan telah
baik (85,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Peran Petugas Kesehatan f Baik 103 Kurang 17 Jumlah 120 Sumber :
Data Primer, 2009
% 85,8 14,2 100,0
44
d. Revitalisasi posyandu Distribusi responden berdasarkan
revitalisasi posyandu di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan
bahwa sebagian besar responden mengganggap revilaisasi posyandu
telah baik (74,2%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5.Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Revitalisasi Posyandu di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Revitalisasi Posyandu f Baik 89 Kurang 31 Jumlah 120 Sumber :
Data Primer, 2009 e. Kunjungan Balita di Posyandu
% 74,2 25,8 100,0
Distribusi responden berdasarkan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan kunjungan
balita di posyandu telah baik (92,5%) Hal ini dapat dilihat pada
tabel 5.6.Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan
Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Kunjungan Balita di Posyandu Baik Kurang Jumlah
f 111 9 120
% 92,5 7,5 100,0
Sumber : Data Primer, 2009
45
2. Analisa Bivariat Analisa bivariate berfungsi untuk melihat
hubungan variabel bebas terhadap variabel independen dengan
menggunakan program komputer SPSS 15 dimana hubungan antar
variabel. a. Hubungan Tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan
balita di Posyandu Distribusi responden berdasarkan hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan bahwa kunjungan balita
ke posyandu yang baik pada ibu yang tingkat pengetahuan baik
sebanyak 106 (88,3%) dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 5
(4,2%). Berdasarkan rumus Fishers Exact Test dan (0,05) diperoleh
nilai p=0,014. Hal ini berarti ada
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Adapun nilai
OR=10,600 yang berarti ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik
berpeluang 10 kali kunjungan balitanya di posyandu baik
dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya kurang. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.7.
46
Tabel 5.7. Hubungan Tingkat Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar
Tingkat Pengetahuan Ibu f Baik Kurang
Kunjungan Balita di Posyandu Baik Kurang % 88,3 4,2 f 6 3 % 5,0
2,5 f
p Total Value % 93,3 6,7 0,014
106 5
112 8
Total 111 92,5 9 7,5 120 100,0 Sumber : Data Primer, 2009 =0,05
OR= 10,600 (2,034 - 55,240) b. Hubungan peran serta kader dengan
kunjungan balita di Posyandu Distribusi responden berdasarkan
hubungan peran serta kader dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan bahwa kunjungan
balita ke posyandu yang baik pada responden yang menganggap peran
serta kader baik sebanyak 93 (77,5%) dan yang menganggap peran
serta kader kurang sebanyak 18 (15,0%). Berdasarkan rumus Fishers
Exact Test dan (0,05) diperoleh nilai p=0,013. Hal ini berarti ada
hubungan peran serta kader dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Adapun nilai OR=6,458 yang
berarti ibu yang menganggap peran serta kader baik berpeluang 6
kali kunjungan balitanya di posyandu baik dibandingkan dengan ibu
yang menganggap peran serta kader kurang. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 5.8.
47
Tabel 5.8. Hubungan Peran Serta Kader dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Peran Serta Kader f Baik Kurang 93 18
Kunjungan Balita di Posyandu Baik Kurang % 77,5 15,0 f 4 5 % 3,3
4,2 f 97 23
p Total Value % 80.8 19.2 0,013
Total 111 92,5 9 7,5 120 100,0 Sumber : Data Primer, 2009 =0,05
OR= 6,458 (1,579 26,409) c. Hubungan peran petugas kesehatan dengan
kunjungan balita di Posyandu Distribusi responden berdasarkan
hubungan peran petugas kesehatan dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan bahwa
kunjungan balita ke posyandu yang baik pada responden yang
menganggap peran petugas kesehatan baik sebanyak 98 (81,7%) dan
yang menganggap peran petugas kesehatan kurang
sebanyak 13 (10,8%). Berdasarkan rumus Fishers Exact Test dan
(0,05) diperoleh nilai p=0,023. Hal ini berarti ada hubungan peran
petugas kesehatan dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar. Adapun nilai OR=6,031 yang berarti ibu
yang menganggap peran petugas kesehatan baik berpeluang 6 kali
kunjungan balitanya di posyandu baik dibandingkan dengan ibu yang
menganggap peran petugas kesehatan kurang. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 5.9.
48
Tabel 5.9. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Peran Petugas Kesehatan f Baik Kurang 98 13
Kunjungan Balita di Posyandu Baik Kurang % 81,7 10,8 f 5 4 % 4,2
3,3 f
p Total Value % 85,8 14,2 0,023
103 17
Total 111 92,5 9 7,5 120 100,0 Sumber : Data Primer, 2009 =0,05
OR= 6,031 (1,434 25,364) d. Hubungan revitalisasi posyandu dengan
kunjungan balita di Posyandu Distribusi responden berdasarkan
hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar menunjukkan bahwa kunjungan
balita ke posyandu yang baik pada responden yang menganggap
revitalisasi posyandu baik sebanyak 85 (70,8%) dan yang menganggap
revitalisasi posyandu kurang sebanyak 26 (21,7%). Berdasarkan rumus
Fishers Exact Test dan (0,05) diperoleh nilai p=0,049. Hal ini
berarti ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Adapun nilai
OR=4,087 yang berarti ibu yang menganggap revitalisasi posyandu
baik berpeluang 4 kali kunjungan balitanya di posyandu baik
dibandingkan dengan ibu yang menganggap revitalisasi posyandu
kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10.
49
Tabel 5.10. Hubungan Revitalisasi Posyandu dengan kunjungan
balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar
Revitalisasi Posyandu f Baik Kurang 85 26
Kunjungan Balita di Posyandu Baik Kurang % 70,8 21,7 f 4 5 % 3,3
4,2 f 89 31
p Total Value % 74,2 25,8 0,049
Total 111 92,5 9 7,5 120 100,0 Sumber : Data Primer, 2009 =0,05
OR= 4,087 (1,022 16,345) 3. Analisa multivariate Analisis
multivariate digunakan untuk melihat faktor yang berhubungan dengan
kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. Dari analisis bivariat diperoleh 4 variabel independent
meliputi pengetahuan, peran petugas kesehatan, dan revitalisasi
posyandu yang berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu.
Setelah dilakukan analisis logistik regresi keempat variabel
independen tersebut sebagaimana hasilnya diuraikan pada tabel
5.11.
50
Tabel 5.11. Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar
Koefisien Variabel Regresi Pengetahuan Peran Kader 1,953 1,581
4,694 4,339 1 1 0,030 0,037 7,047 4,895 Wald df Sig OR
Sumber : Data Primer, 2009 Berdasarkan tabel di atas, hasil
analisis menunjukkan dari empat variabel independen, yang paling
berpengaruh adalah pengetahuan ibu. B. Pembahasan 1. Hubungan
tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Hasil
penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan
ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Antara Makassar. Dalam analisa multivariat menunjukkkan bahwa
faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar adalah pengetahuan ibu.
Hasil penelitian ini didukung oleh Notoatmojo (2007) yang
mengungkapkan bahwa pengetahuan dapat mengubah perilaku ke arah
yang diinginkan. Begitu juga kaitannya dengan partisipasi ibu dalam
berkunjung ke posyandu. Adanya hubungan yang kuat antara tingkat
pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di posyandu disebabkan
karena pengetahuan merupakan
51
dasar bagi seseorang untuk betindak termasuk dalam hal membawa
anaknya ke posyandu. Dari hasil observasi, peneliti mendapatkan
tingkat pengetahuan responden yang sebagian besar sudah baik dan
mereka sudah memahami dengan baik manfaat dari posyandu sehingga
mereka dengan suka rela membawa anaknya keposyandu. Menurut Kresno
(2008) Hal ini disebabkan karena jika ibu mengetahui manfaat dan
pelayanan yang dilakukan diposyandu serta gunanya balita dibawa
terus-menerus ke posyandu dan arti pentingnya KMS sebagai alat
untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah
dilakukan ibu, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk
berusaha memperbaiki dan meningkatkan kesehatan anaknya. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang
merupakan dasar untuk berbuat, karena itu kemampuan seseorang
melakukan sesuatu tergantung pengetahuan yang ia miliki. Atas dasar
pengetahuan tentang posyandu, tujuan dan manfaat yang diperoleh
diposyandu memungkinkan ibu untuk hadir pada setiap pelaksanaan
posyandu. Ditemukannya responden yang tingkat pengetahuannya baik
tetapi kunjungan balitanya kurang atau sebaliknya ibu yang
pengetahuannya kurang tetapi kunjungan balitanya baik menunjukkan
bahwa pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi
kunjungan balita di posyandu, tetapi dipengaruhi pula oleh faktor
yang lain seperti peran kader dan petugas kesehatan. Walaupun
masyarakat sudah tahu tentang arti pentingnya osyandu
52
bagi balita tetapi petugas kesehatan yang bertugas di posyandu
kurang simpatik atau menurut masyarakat kurang bersahabat maka
dapat menghabat ibu untuk membawa anaknya ke posyandu tersebut.
Selain itu jikalau kader tidak berperan secara optimal termasuk
dalam hal mensosialisasikan program posyandu dan jadwal posyandu
kepada masyarakat, maka kunjungan balita ke posyandu juga akan
kurang. Sebaliknya, jika peran petugas kesehatan dan kader baik
maka walaupun pengetahuan ibu kurang atau tidak terlalu memahami
dengan baik manfaat posyandu bagi balita tetapi merasa bahwa
petugas kesehatan dan kader sangat baik terhadap dirinya maka dapat
membuat ibu membawa anaknya ke posyandu tersebut. 2. Hubungan peran
serta kader posyandu dengan kunjungan balita di Posyandu Hasil
penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan peran serta kader
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. Hal ini berarti bahwa peran serta kader mempunyai peranan
dalam peningkatan jumlah kunjungan balita ke posyandu dimana
apabila peran serta kader baik maka ibu mempunyai kemungkinan yang
lebih besar dalam hal berkunjung ke posyandu. Sebaliknya bila peran
serta kader kurang maka jumlah kunjungan balita ke posyandu
cenderung kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Yuwono 2000 dan Irawati 2001 (dikutip dalam Ridwan
et al 2007) bahwa jika motivasi kader rendah atau kader menjadi
jenuh dalam kegiatan posyandu maka bisa
53
menyebakan kader drop out karena seperti yang kita ketahui bahwa
menjadi kader merupakan pekerjaan sosial yang tidak mempunyai
kekuatan mengikat jadi mereka leluasa untuk keluar menjadi kader
apalagi ditambah regenerasi kader yang belum terencana dengan baik.
Faktor lain yang menyebabkan kader tidak aktif adalah umur kader
sudah lebih dari 50 tahun dan lama menjadi kader kurang dari 10
tahun sehingga posyandu dikelola oleh kader yang telah
berpengalaman menjadi kader sekurangnya 60 bulan atau 5 tahun.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, persepsi ibu tentang peran
kader sudah cukup baik sehingga secara umum tidak mempermasalahkan
tentang kader. Tetapi saat peneliti menanyakan tentang uraian tugas
dari kader, sebagian besar responden tidak memahami dengan baik
tugas dari kader. Hal ini menyebabkan kader merasa tidak dapat
berbuat banyak dalam meningkatkan jumlah kunjungan posyandu karena
kurang dianggap oleh masyarakat.Hal ini disebabkan karena responden
berada di daerah perkotaan dimana waktu mereka terbatas dan
biasanya mereka hanya perhatian pada petugas kesehatan atau membawa
anaknya ke tempat praktek. Olehnya itu, saat melakukan penyuluhan
kesehatan atau saat kader melakukan tugasnya termasuk sosialisasi
tentang posyandu sebaiknya petugas kesehatan mendampingi kader
sehingga fungsi kader dapat dipahami oleh masyarakat sehingga
kunjngan balita di posyandu dapat meningkat seiring dengan
proaktifnya kader dalam menjalankan tugasnya bukan hanya saat
54
kegiatan posyandu berlangsung tetapi juga kegiatan sosialisasi
dan penyuluhan. Peran serta kader sangat dibutuhkan dalam
meningkatkan jumlah kunjungan ke posyandu dimana kader merupakan
ujung tombak petugas kesehatan di masyarakat walaupun berdasarkan
penelitian ini masyarakat perkotaan cederung tidak terlalu
memperhatikan apa yang dianjurkan kader. Tetapi di daerah pedesaan
kader sangat berperan dimana kader berfungsi untuk
mensosialisasikan tentang manfaat posyandu dan kegiatan-kegiatan
posyandu sehingga apabila peran serta kader baik maka jumlah
kunjungan balita ke posyandu juga akan baik. Disamping itu pula,
peranan kader dalam posyandu cukup besar dimana dalam pelayanan di
posyandu kader mempunyai peran sejak mulai pelayanan pada meja satu
sampai meja empat, bahkan sejak persiapan pelayanan sebelum hari
pelaksanaan. 3. Hubungan peran petugas kesehatan dengan kunjungan
balita di Posyandu Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada
hubungan peran petugas kesehatan dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Menurut Ridwan
(2001) peran petugas kesehatan yang bertugas sebagai juru imunisasi
dan penyuluh kesehatan dianggap penting oleh masyarakat karena
tingkat kunjungan ibu-ibu ke posyandu sangat dipengaruhi oleh
kehadiran petugas.
55
Berdasarkan studi pelayanan kesehatan Tucker (1986 dikutip dalam
Nain 2008) menunjukkan bahwa para petugas penyedia pelayanan yang
memberikan informasi yang tidak benar dan tidak memberikan
pelayanan yang ramah, cermat dan cekatan membuat warga desa yang
menolak untuk pergi ke klinik-klinik. Selain itu, Chambers dalam
Bryant dan White (1987 dikutip dalam Nain 2008) mengemukakan bahwa
petugas kesehatan yang kurang siap dan kurang diberi bekal untuk
melaksanakan tugas di masyarakat dapat membuat masyarakat kurang
senang dan seorang petugas kesehatan yang efektif harus memiliki
kemampuan di bidang teknis dan pemahaman tentang perilaku manusia
untuk pembuatan keputusan tentang hal-hal yang baru. Berdasarkan
hasil observasi peneliti di enam posyandu yang ada, peran petugas
kesehatan dianggap sebagian besar sudah baik oleh masyarakat.
Mereka mengatakan bahwa petugas kesehatan sudah menjalankan
tugasnya dengan baik temasuk mereka sudah cukup responsif terhadap
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan balita. Responden yang
menganggap peran petugas kesehatan baik tetapi kunjungan balitanya
kurang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang kurang
tentang fungsi posyandu sehingga tidak merasa bahwa posyandu
penting bagi balitanya. Selain itu karakteristik responden adalah
masyarakat perkotaan dimana mereka sebagian besar bekerja sehingga
tidak memiliki waktu luang untuk membawa anaknya ke posyandu.
Walaupun demikian,
56
kunjungan balita yang kurang ke posyandu dapat pula disebabkan
mereka membawa anaknya ke tempat praktek atau puskesmas dan rumah
sakit karena akses pelayanan kesehatan di wilayah perkotaan
termasuk di Makassar sudah cukup baik sehingga jika mereka tidak
memiliki waktu membawa anaknya ke posyandu karena kegiatan posyandu
biasanya bertepatan dengan hari kerja, mereka dapat membawa anaknya
ke pelayanan kesehatan yang lain seperti Puskesmas, rumah sakit
atau tempat praktek dokter. 4. Hubungan revitalisasi posyandu
dengan kunjungan balita di Posyandu Hasil penelitian ini didapatkan
bahwa ada hubungan revitalisasi posyandu dengan kunjungan balita di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar. Hal ini berarti
bahwa revitalisasi posyandu yang baik mempunyai peranan dalam
peningkatan jumlah kunjungan balita ke posyandu dimana revitalisasi
ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam menunjang upaya
untuk mempertahankan dan meningkatkan status gizi dan kesehatan
ibu, anak, melalui peningkatan kader, manajemen dan fungsi
posyandu. Menurut Kurniasih (2002) seperti dikutip dalam Ferizal
(2007) revitalisasi adalah upaya pemberdayaan posyandu dengan
meningkatkan fungsi kerja dan kinerja posyandu untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi terhadap penurunan
status gizi dan kesehatan ibu dan anak.
57
Revitalisasi posyandu ini dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi
dan kinerja Posyandu untuk mempertahankan dan meningkatkan status
gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak serta memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan. Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah (2001) dalam Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu
memaparkan tentang komponen kegiatan revitalisasi posyandu yaitu
pelatihan pelatih dan pelatihan kader;
meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada
hari buka posyandu dan kunjungan rumah; meningkatkan peran serta
masyarakat dan membangun kemitraan; optimalisasi kegiatan posyandu
dengan memenuhi sarana dan prasarananya; pelayanan menggunakan
sistem kafetaria (pilihan jenis layanan) dengan tidak menghilangkan
tugas pokok posyandu untuk menjadi unit pemantau tumbuh kembang
anak; memberikan perhatian khusus pada kelompok sasaran berdasar
azas kecukupan (terutama pada baduta); serta memperkuat dukungan
pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dan tokoh
masyarakat. Berdasarkan hasil observasi peneliti, walaupun mereka
menilai revitalisasi posyandu sudah baik, namum mereka secara umum
tidak mengetahui tentang revitalisasi posyandu itu sendiri. Mereka
memberikan penilaian yang subjektif berdasarkan pengalaman mereka
dan apa yang mereka harapkan dari posyandu. Walaupun demikian, dari
hasil observasi peneliti sebagian besar posyandu yang peneliti
jadikan sebagai tempat
58
penelitian sudah melakukan revitalisasi posyandu dengan baik
dimana mereka sudah melakukan kegiatan posyandu sesuai dengan
pedoman pelaksanaan posyandu secara nasional hal ini disebabkan
karena posyandu yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah
posyandu madya dimana kader sudah berperan menurut fungsinya dan
kegiatan posyandu sudah rutin dilakukan tiap bulan sehingga
masyarakat sudah tahu jadwal posyandu tiap bulannya. C.
Keterbatasan Penelitian Beberapa kendala atau keterbatasan yang
dihadapi dan dirasakan oleh peneliti dalam penelitian ini
diantaranya adalah: 1. Kemampuan dan pengalaman peneliti yang
kurang optimal karena ini merupakan pengalaman pertama bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Waktu penelitian yang agak
terbatas sehingga peneliti tidak dapat melakukan observasi dan
wawancara yang mendalam kepada responden untuk mendapatkan data
yang menunjang hasil penelitian ini. 3. Instrumen pengukuran
dirancang berdasarkan persepsi ibu sehingga penilaiannya bersifat
objektif sesuai dengan apa yang diketahui oleh ibu,karena tidak
semua ibu memahami dengan baik tentang posyandu, tugas petugas
kesehatan,peran kader dan tentang revitalisasi posyandu sehingga
tidak dapat menilai yang sebenarnya dengan baik.
59
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pengolahan
data penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: 1.
Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar 2. Ada hubungan peran serta
kader pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah
Kerja Puskesmas Antara Makassar. 3. Ada hubungan peran petugas
kesehatan dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar 4. Ada hubungan revitalisasi posyandu
dengan kunjungan balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar 5. Faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara Makassar adalah tingkat
pengetahuan ibu. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dapat diberikan beberapa saran berupa: 1. Perlunya
perhatian dari petugas kesehatan tentang penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak
balita tentang pentingnya berkunjung ke posyandu.
60
2. Bagi Institusi terkait dalam hal ini pihak puskesmas supaya
memperhatikan penyegaran untuk kader posyandu agar terus
termotivasi dalam menjalankan fungsi dan perannya di posyandu. 3.
Mengingat keterbatasan peneliti, maka kepada peneliti berikutnya
supaya melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang lain
agar penelitian dapat lebih optimal. 4. Bagi masyarakat sebagai
bahan informasi dalam hal pemanfaatan posyandu untuk meningkatkan
kesehatan balita.
61
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W 2007, Sistem kesehatan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Dahlan, M S 2008, Statistik untuk kedokteran dan
kesehatan, Salemba Medika, Jakarta Departemen Kesehatan RI, 2006,
Buku kader posyandu : dalam usaha perbaikan gizi, Departemen
Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman umum
pengelolaan posyandu, Departemen Kesehatan, Jakarta. Dinas
Kesehatan Sul-Sel, 2007, Profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan
2006, [ebook], diakses pada 21 Desember 2008, Ferizal, Y &
Hasanbasri, M 2007, Proses pelaksanaan manajemen pelayanan posyandu
terhadap intensitas posyandu : analisis data sakerti 2000, KMPK
Universitas Gadjah Mada, diakses 10 Januari 2009, . Firyadi, I
(2008) Evaluasi Penimbangan Balita di Kota Tanjung Pinang,
www.muslimpinang.com, Diakses diakses 10 September 2009 Haryamin
(2009) Timbanglah Balita anda Setiap Bulan, www.tribuntimur.com,
Diakses diakses 10 September 2009 Haryono, 2006, Membangun posyandu
mandiri, Damandiri, diakses 10 September 2009, Hermawan, D 2007,
Posyandu mendesak direvitalisasi, Jurnal keluarga ; Informasi KB
dan kependudukan, p.21-22 Hidayat, A.A, 2007, Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.
Kresno, M. (2008) Laporan Penelitian Studi Pemanfaatan Posyandu di
Kelurahan Cipinang Kec. Jatinegara Kodya Jakarta Timur, FKM
Universitas Indonesia, Jakarta
62
Mendagri, 2001, Pedoman umum revitalisasi posyandu, Wordpress,
diakses tanggal 28 Januari 2008, Nain, U 2008, Posyandu : upaya
kesehatan berbasis masyarakat, Kareso, Yogyakarta. Notoatmodjo, S
2003, Ilmu kesehatan masyarakat : Prinsip-prinsip dasar cetakan ke
dua, PT Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S 2005, Metodologi
penelitian kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, 2008,
Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian ilmu Keperawatan, Edisi
II, Salemba Medika, Jakarta. Saryono, 2008, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Jakarta. Sembiring, N, 2004,
Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha
peningkatan kesehatan masyarakat, USU Digital Library, diakses 10
tanggal Januari 2009, . Pratiknya, A.W. 2008, Dasar-Dasar
Metodologi penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Sugiyono, 2008, Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif dan R &D, Alfabeta, Bandung. Tim Pengajar, 2008,
Keperawatan Komunitas, Trans Info Media, Jakarta. Trihono, 2005,
Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma sehat, Sagung Seto,
Yakarta Zulkifli, 2003, Posyandu dan kader kesehatan, USU Digital
Library, diakses 10 September 2009, .
63
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada yth. Ibu Calon Responden Dengan Hormat, Saya yang
bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar,
dengan : Nama NIM : M. ABDUL ROZAK : C 121 08 528
Hendak melaksanakan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Antara Makassar. Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan
akibat yang merugikan bagi responden. Kerahasiaan semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika ibu tidak bersedia menjadi responden tidak ada
ancaman maupun sanksi bagi ibu. Jika ibu telah menjadi responden
dan terjadi hal yang merugikan, maka ibu boleh mengundurkan diri
dan tidak berpartisipasi dalam penelitian. Saya sebagai peneliti
mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan ibu menjadi
responden dalam penelitian ini. Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya bertanda tangan di bawah ini , bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar, dengan : Nama Alamat : :
Judul Penelitian : Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antara
Makassar. Saya berharap penelitian ini tidak akan mempunyai dampak
negatif serta merugikan bagi saya dan keluarga saya, sehingga
pertanyaan yang akan saya jawab, benar-benar dapat dirahasiakan.
Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya
dipergunakan sebagaimana mestinya
Makassar,
.. Responden
(
)
Kuesioner
No. Responden: .........
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI
POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTARA MAKASSAR Petunjuk:
Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Anda Anggap Benar
I.
Karakteristik Responden Inisial Umur : :
Pendidikan : Pekerjaan : : :
Penghasilan perbulan Jarak rumah dari posyandu
II. Pengetahuan Ibu 1. Wadah atau tempat pemeliharaan kesehatan
yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta dibimbing
petugas kesehatan terkait dalam hal ini petugas puskesmas disebut
dengan. a. Poskamling b. Posyandu c. Puskesmas d. Rumah Sakit e.
Rumah bersalin 2. Tujuan dari posyandu adalah .... a. Menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu hamil,
melahirkan dan nifas) b. Mempercepat penerimaan atau membudayakan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
c. Meningkatkan
peran
serta
dan
kemampuan
masyarakat
untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana d.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
e. Semua benar 3. Pelayanan di posyandu meliputi..... a. pelayanan
KB b. kesehatan ibu dan anak c. perbaikan gizi d. imunisasi e.
Semua benar 4. Pelayanan di posyandu ditujukan kepada .... a. bayi
berusia kurang dari 1 tahun b. anak balita usia 1 sampai 5 tahun c.
ibu hamil dan ibu nifas d. pasangan usia subur e. Semua benar 5.
Tugas dan peran kader posyandu adalah... a. Melaksanakan
pendaftaran b. Melaksanakan penimbangan Balita c. Melaksanakan
pencatatan hasil penimbangan d. Memberi penyuluhan dan membantu
pelayanan kesehatan e. Semua benar 6. Obat yang disuntikkan pada
bayi untuk mencegah penyakit disebut... a. Imunisasi b. Polio c.
Tetanus d. Campak e. DPT
7. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah, kecuali:
a. Polio b. Campak c. Hepatitis d. Tetanus e. Kusta 8. Kegiatan
posyandu rutin dilakukan tiap ... a. 1 kali per bulan b. 1 kali per
tri wulan c. 1 kali per catur wulan d. 1 kali per semester e. 1
kali pertahun 9. Penimbangan anak balita diperlukan untuk,
kecuali.... a. Mengetahui status gizi balita b. Mengetahui penyakit
balita c. Mengetahui pertumbuhan balita d. Mengetahui berat badan
balita e. Mengetahui kelainan gizi penderita 10. Penimbangan balita
rutin dilakukan tiap... a. Jam b. Hari c. Minggu d. Bulan e.
Tahun
III. Revitalisasi Posyandu Berilah tanda silang (X) pada
pertanyaan yang anda anggap paling sesuai! Ada 5 alternatif jawaban
yaitu SL :Selalu SR :Sering KD :Kadang kala JR :Jarang TP :Tidak
Pernah Jawaban No Pertanyaan SL SR KD JR 1 Apakah pelaksanaan
kegiatan posyandu ditempat ibu rutin dilaksanakan 1 kali dalam
sebulan ? 2 Apakah dilakukan kegiatan penimbangan balita,
penyuluhan, dan pemberian pelayanan kesehatan saat pelaksanakan
Posyandu? 3 Apakah tempat pelaksanaan posyandu ditempat anda telah
disediakan? 4 Apakah tersedia dacin (timbangan) pada pelaksanaan
posyandu ? 5 Apakah anak ibu diberikan KMS (Kartu Menuju Sehat) ? 6
Selama ibu datang diposyandu, apakah dilakukan penyuluhan kesehatan
tentang imunisasi, diare, dll yang dilakukan oleh petugas
kesehatan? 7 Apakah pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan
setiap kegiatan posyandu? 8 Apakah petugas kesehatan yang ada pada
kegiatan posyandu bekerja dengan baik?
TP
IV. Peran Kader Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang
anda anggap paling sesuai! Ada 5 alternatif jawaban yaitu SL
:Selalu SR :Sering KD :Kadang kala JR :Jarang TP :Tidak Pernah
No 1 2
Pertanyaan Apakah setiap mengikuti kegiatan Posyandu kader
melakukan penimbangan? Apakah kader mecatat hasil berat badan anak
ibu pada KMS (Kartu Menuju Sehat)? Apakah kader mengingatkan ibu
untuk pergi ke Posyandu? Apakah kader melakukan penyuluhan pada
kegiatan posyandu ? Apakah selain kegiatan di Posyandu, kader juga
melakukan kunjungan rumah?
SL
SR
Jawaban KD JR
TP
3 4 5
V.
Peran Petugas Kesehatan Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan
yang anda anggap paling sesuai! Ada 5 alternatif jawaban yaitu SL
:Selalu SR :Sering KD :Kadang kala JR :Jarang TP :Tidak Pernah
Jawaban No Pertanyaan SL SR KD JR 1 Apakah petugas kesehatan
berkunjung pada hari buka posyandu? 2 Apakah petugas kesehatan
membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu? 3 Apakah petugas
kesehatan melaksanakan pelayanan KB,pemeriksaan ibu hamil
imunisasi, vitamin A dan makanan tambahan? 4 Apakah petugas
kesehatan menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung posyandu? 5 Apakah petugas kesehatan ramah terhadap
pengguna posyandu? 6 Apakah petugas kesehatan melayani pasien tidak
membeda-bedakan? 7 Apakah petugas kesehatan berpenampilan rapi dan
menarik?
TP
VI. Kunjungan Balita di Posyandu Berilah tanda silang (X) pada
pertanyaan yang anda anggap paling sesuai! Ada 5 alternatif jawaban
yaitu SL :Selalu SR :Sering KD :Kadang kala JR :Jarang TP :Tidak
Pernah Jawaban No Pertanyaan SL SR KD JR 1 Saat dilakukan imunisasi
balita di posyandu apakah anak anda diikutsertakan? 2 Apakah setiap
bulan anak anda dibawa keposyandu untuk ditimbang? 3 Apakah anda
datang keposyandu bersama anak anda atas kemauan anda sendiri? 4
Apakah anda menanyakan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang
dilakukan diposyandu?
TP
MASTER TABEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN
BALITA DI POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANTARA MAKASSAR No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1