Routing Protokol Link State dan Distance Vector A. Pengertian
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector
dan link state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan
arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang
membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link
state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router
tetangga. Link state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance
vector. Walaupun proses pengumpulan informasi routingnya lebih
rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih
realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih
terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith. Pada link state akan
melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang
ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan
tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya
dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan
distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang
tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak
router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari
jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi. B.
Fitur-fitur link state Pada protokol routing link state, router
akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router
tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best
pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah
router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router
tetangganya itu. Protokol routing link state memiliki beberapa
fungsi, yaitu: a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami
perubahan b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan
itu mengalami perubahan c. Mengirimkan update secara priodik yang
dikenal dengan link state refreshes d. Menggunakan hello packet
untuk mencari router tetangga Hello packet terkirim hanya pada
router tetangga. Hello packet berisi informasi tentang jaringan
yang terhubung. Fitur-fitur dari protokol routing link state: a.
Link State Advertisements (LSA) b. Topologi database c. Algoritma
Shortest Path First (SPF) d. SPF tree e. Penentuan jalur terbaik
pada routing table, baik jalurnya maupun portnya. Mari kita bahas
satu persatu setiap fitur dari link state ini. a. Link State
Advertisements Adalah paket kecil dari informasi routing yang
dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan
dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan
jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router
yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing
router membangun database topologi yang berisi informasi LSA. Link
state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan
menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan
informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router
tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak
akan terkirim lagi ke si pengirim pertama. b. Topologi database
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul.
Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi
tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IP Address
dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung,
bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan
database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database
ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan. c.
Algorithma SPF (Shortest Path First) Adalah hasil perhitungan pada
database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan
database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu
sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk
mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF
juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra. d. SPF tree Telah
dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah
percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur
terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur
mana yang pendek dan yang terbaik. e. Menentukan routing table
Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi
perubahan jaringan (network) maka routing table pun akan berubah.
Di table link state inilah sebuah raute mempelajari router
tetangganya, beserta router yang ada di jaringan. Dari pembahasan
diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai
berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara
priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan
mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router
mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router
yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini,
informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan
dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui
tentang perubahan jaringan.
C. Routing information Tidak seperti protokol distance vector,
protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap
router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada
saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router
tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF
algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan
untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala
ada router yang mati. Dalam link state juga menggunakan triggered
update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk mengupdate
table routing. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka link
state akan langsung mengupdate table routingnya. Hal ini akan
mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah
waktu tertentu. D. Algoritma routing link state Di dalam algoritma
routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Link
state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol. b.
Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari
topologi jaringan c. Link state dibuat berdasarkan algorithma
Dijkstra Router akan mempelajari database dari topologi jaringan
yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF
algorithma. Algorithma SPF akan menghitung jaringan yang dapat
dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree),
dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute
yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state
internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek
rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah
di data dalam table routing. E. Kelebihan dan kekurangan link state
a. Kelebihan link state 1. Link state protokol menggunakan cost
metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan 2. Link state
protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan
menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu 3.
Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang
jaringan yang akan digunakan 4. Router selalu menggunakan informasi
yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat
terjadi perubahan jaringan 5. Ukuran database link state dapat di
perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state
mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek
dan yang terbaik 6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy
peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan 7. Didukung oleh
Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght
Subnetmasking (VLSM) b. Kerugian dari link state protokol 1.
Membutuhkan banyak memory dan processor 2. Membutuhkan bentuk
jaringan yang pasti 3. Membutuhkan seorang administrator yang paham
akan routing link state 4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka
LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses
pengiriman data F. Perbandingan dengan distance vector Pada
distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung
langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol,
dimana link state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang
terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias
berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state
tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati.
Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update.
Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk
meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table
routing di update. Keunggulan link state dari pada distance vector
adalah link state akan cepat sekali penyatuan jaringannya daripada
distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya
VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat jaringan
yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat unggul dalam
penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state
membutuhkan banyak memory dan processor.
LINK STATEROUTINGMay 9, 2010LINK-STATE routingAlgoritma
link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau
algoritmashortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki
informasi database dariinformasi topologi. Algoritma distance
vector memiliki informasi yang tidakspesifik tentang distance
network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima
link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana
mereka inter-koneksi.Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing
link-state adalah:1. Link-state advertisement (LSA) paket kecil
dari informasi routing yang dikirim antar router.2. Topological
database kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.3. SPF algorithm
hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.4.
Routing table adalah daftar rute dan interface.KONSEPLINK
STATEDasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state.
Algoritma link state biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau
algoritma Shortest Path First (SPF). Setiap router mempunyai peta
jar, Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan
peta jar tersebut. Petajaringan disimpan router dalam bentuk
database sebagai hasil dari pertukaran info link-state antara
router-router bertetangga di jar tersebut. Setiap record dalam
database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate).
Menerapkan algoritma Dijkstra. Topologi jaringan dan link cost
diketahui oleh semua node router. Dilakukan dengan cara
mem-broadcast informasi link state. Semua node memiliki informasi
yang sama. Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya.
Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi
sebanyak n, diketahui link cost terkecil untuk n tujuan.Posted
inUncategorized|Leave a Comment DistanceVektorMay 9,
2010DISTANCEVEKTORPengertianDalam jaringan TCP/IP setiap host
memiliki IP address dan untuk berhubungan dengan host ter-sebut
harus memasukkan IP address host pada bagian tujuan dari datagram
IP yang dikirim. Proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan
di jaringan TCP/IP disebut dengan routing. Konsep routing merupakan
hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini
karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing) dan
pengaturan routing dapat menentukan kinerja sebuah jaringan.Proses
dasar dalam router dengan algoritmadistance-vektoradalah
menghidupkanadjacencydan perhitungan tabel routing. Router-router
mengirimkan paket data ke seluruh jaringan yang terhubung dengan
router tersebut secara periodik. Jika paket data sebuah router
terdengar setelah selang waktu tertentu, router tersebut dianggap
mati.PendahuluanSaat ini pemakaian jaringan dalam pengolahan data
sudah sangat luas, tidak hanyadipakai oleh perusahaan-perusahaan
besar atau lembaga pemerintah saja, tetapi sudah diaplikasikan pada
semua bidang. Karena dengan jaringan mempermudah dan memper-cepat
selesainya suatu pekerjaan. Fungsi utama dari jaringan adalah untuk
mengintegrasikan data sehingga dapat diolah dengan tepat oleh
komputer pusat (server) dan mengirimkan informasi secara lengkap
dan cepat ke terminal-terminal tujuan.Meskipun tujuannya sederhana
tetapi terdapat beberapa masalah dalam jaringan, antara lain :
mahal-nya fasilitas komunikasi, jalur transmisi yang diguna-kan
yang sering terdapat kendala atau gangguan transmisi (noise) dan
keterbatasan baik dari jumlah maupun kualitas sumber daya manusia
yang menguasai teknologi jaringan.Dalam jaringan TCP/IP setiap host
memiliki IP address dan untuk berhubungan dengan host ter-sebut
harus memasukkan IP address host pada bagian tujuan dari datagram
IP yang dikirim. Proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan
di jaringan TCP/IP disebut dengan routing. Konsep routing merupakan
hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini
karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing) dan
peng-aturan routing dapat menentukan kinerja sebuah jaringan.
Setelah router mempunyai peta jaringan, router akan menghitung rute
terbaik ke setiap jaringan menggunakan algoritmadistance-vectoratau
yang biasa disebut algoritma Bellman-Ford. Protokol routing pada
TCP/IP disebut denganRouting InformationProtocol(RIP). Protokol ini
mendukung jaringanpointto point,point to multipointdan jaringan
multiakses.Proses dasar dalam router RIP adalah
meng-hidupkanadjacency, prosesflooding, dan perhitungan tabel
routing. Router-router mengirimkan paket data ke seluruh jaringan
yang terhubung dengan router tersebut secara periodik. Jika paket
data sebuah router terdengar setelah selang waktu tertentu, router
ter-sebut dianggap mati. Selang waktu ini secara default ditentukan
empat kali interval pengiriman data.Routing Dengan
AlgoritmaDistance-vectorSebelum menentukan jenis router yang akan
dipakai terlebih dahulu menentukan peta atau bentuk dari jaringan.
Setelah router mempunyai peta jaringan, router menghitung rute
terbaik ke setiap tujuan di jaringan menggunakan
algoritmadistance-vector.Algoritma ini cara kerjanya dengan
membentuk tabel routing di jaringan adalah dengan cara setiap
router memberikan informasi mengenai keadaan jaringanyang diketahui
router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang
waktu tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam
bentukdistance-vector(vektor jarak), yaitu jumlah hop yang
diperlukan untuk mencapai suatu jaringan. Router tetangga tersebut
menyimpan dan mengolah informasi keadaan jaringan yang diterimanya
dan juga me-nyampaikan informasi yang dimilikinya ke router- router
tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai seluruh router
di jaringan mengetahui keadaan jaringan. Berikut contoh peng gunaan
algoritmadistance-vector.
Gambar 6. Jaringan TCP/IPProses pengiriman datagram IP selalu
meng-gunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang
diperlukan untuk menentukan kemana datagram harus dikirim. Datagram
dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain
terlebih dahulu tergantung pada tabel routing. Tabel routing
terdiri dari entri-entri rute dan setiap entri rute paling tidak
terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung
atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface. Untuk
menjelaskan tentangdistance-vectormaka jaringan TCP/IP diatas dapat
digambarkan sebagai berikut :Gambar 7. Jaringan komputer dengan 5
routerDiasumsikan bahwa semua router di jaringan baru dinyalakan.
Pada saat ini semua router tidak memiliki
informasidistance-vectorkecuali pada dirinya sendiri. Informasi
vektor jarak tersebut disimpan dalam bentuk tabel routing. Pada
saat awal, tabel routing masing-masing router mirip dengan tabel
routing RIP A, yaitu :Dari A keJalurHop
Alokal0
Setelah router menjalankan algoritma vektor-jarak, router-router
mulai memberikan informasi vektor-jarak ke tetangganya. Diasumsikan
bahwa router A paling dulu mengirimkan informasi vektor-jarak ke
router-router tetangganya, B dan C. Pada saat ini router A
mengirimkan vektor-jarak jalur 2 dan 8. Dalam waktu yang hampir
berdekatan router B juga mengirimkan vektor-jarak ke jalur
8,3,4.Gambar 8. Router A, D dan E mengirim informasi
vektor-jarakRouter C dan D menerima informasi yang di-kirim oleh
router A. Informasi tersebut diinterpretasi-kan bahwa informasi
yang dikirimkan telah diterima. Vektor-jarak yang dikirim oleh B
juga diterima oleh router A, D dan E. Router-router A, D dan E
me-meriksa vektor-jarak yang diterima dan membanding-kannya dengan
tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router. Dari proses
ini masing-masing router mengetahui bahwa informasi yang diperoleh
dari router pengirim belum terdapat dalam tabel routing. Dengan
demikian, entri-entri tersebut di-masukkan ke tabel routing setiap
router. Setelah proses diatas, tabel routing masing-masing router
adalah sebagai berikut :Dari A keJalurHop
Alokal0
Dari B keJalurHop
BADELokal8340111
Dari C keJalurHop
CADLokal25011
Dari D keJalurHop
DBCLokal35011
Dari E keJalurHop
ABLokal401
Pada bagian berikutnya, A, D dan E berturut-turut dalam waktu
yang hampir bersamaan mengirim-kan vektor-jarak ke tetangga
masing-masing. Diasumsikan bahwa router A terlebih dahulu menerima
vektor-jarak dari B sebelum mengirimkan vektor-jarak. Router A
memeriksa informasi dari B tersebut lalu membandingkannya dengan
entri tabel routing yang sudah ada. Hasil pemeriksaan menunjuk-kan
entri B belum ada di tabel routing. Dari vektor-jarak yang dikirim
D, router B mengetahui bahwa dapat mencapai B melalui jalur 3
dengan jarak 2 hop. Dengan demikian, informasi vektor-jarak untuk C
dari B tidak digunakan oleh D. Pada saat yang hampir bersamaan pula
router C menerima vektor-jarak dari A dan memperbaharui tabel
routing yang dimilikinya. Perubahan tabel routing adalah sebagai
berikut :Dari D keJalurHop
DBCLokal35011
Router D mengirimkan vektor-jarak berdasar-kan tabel routing
yang baru ke semua jalur yang ter-hubung dengan router D tersebut.
Reouter-router yang menerima vektor-jarak dari D termasuk router B,
kemudian memperbarui tabel routing masing-masing menggunakan
algoritma vektor-jarak. Kemudian router B mengirimkan vektor-jarak
berdasarkan tabel routing terbaru yang dimilikinya. Setelah tabel
routing diperbarui, tabel routing di jaringan menjadi stabil dan
tidak ada perubahan lagi sepanjang jaringannya tetap.Kondisi
jaringan tidak akan stabil untuk se-terusnya, terkadang ada jalur
yang putus. Penyebab putusnyapun bermacam-macam, mulai dari kabel
yang digigit tikus sampai yang terkena cangkul pada saat proyek
pembangunan fisik. Apapun penyebab-nya, jalur yang putus
menyebabkan kondisi jaringan berubah dan akan tampak dalam tabel
routing.Gambar 9. Perubahan JaringanSetelah jalur 2 terputus,
router A dan C segera mendeteksi. Semua entri di tabel routing yang
meng-gunakan jalur 2 tidak dapat lagi digunakan dan hop untuk jalur
itu di beri nilai tak terhingga. Tabel routing yang baru untuk A
dan C adalah sebagai berikut :Dari A keJalurHop
ABCDELokal82350112
Dari C keJalurHop
CABDELokal25550212
Menghitung sampai tak terhingga menjadi muncul dalam kasus ini
karena ketika router A meng-anggap router C telah mati, router B
belum meng-anggap C telah mati atau sebaliknya. Pada jaringan
diatas dapat terjadi router A telah menganggap router C mati dan
menghapus entri C dari tabel routing, sementara router B masih
belum menganggap router C mati.KesimpulannyaPengaturan routing
dapat menentukan kinerja sebuah jaringan. Routing adalah proses
penyampaian datagram di jaringan TCP/IP. Pembentukan tabel routing
di router-router dalam jaringan dapat dilaku-kan secara manual atau
secara otomatis melalui protokol routing. Pembentukan tabel routing
secara manual (statik) digunakan pada jaringan yang kecil. Untuk
jaringan yang besar menggunakan tabel routing secara otomatis
(dinamik).Dengan algoritmadistance-vektordapat di-ketahui jarak
antara satu titik dengan titik yang lain pada jaringan sehingga
dapat diperhitungkan tentang kecepatan yang bisa diakses oleh
masing-masing titik tersebut.Posted inUncategorized|Leave a Comment
routingstaticMay 9, 2010RoutingStaticRute Statik adalah rute atau
jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket
dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk
mengontrol perilaku routing dari IP internetwork.Pentingnya Rute
StatikRute Statik menjadi sangat penting jika software IOC Cisco
tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik
juga sangat berguna untuk membuat gateway untuk semua paket yang
tidak bisa dirouting.(default route).Stub NetworkRute Statik,
umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke sebuah stub
network (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).
Sebuah stub network (kadang di sebut leaf node) adalah jaringan
yang hanya dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik
digunakan sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk jaringan
Stub.Catatan: Rute statik dapat digunakan untuk koneksi ke suatu
network yang tidak terhubung langsung dengan router anda. Untuk
koneksi end-to-end, rute statik harus dikonfigurasi di dua
arah.Konfigurasi Rute StatikMengkonfigurasi Rute statik adalah
dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi
perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.Perintah
ip routePerintah ip route digunakan untuk mengkonfigurasi sebuah
rute statik dalam mode konfigurasi global.ip route Command
SyntaxSintak untuk perintah ip route adalah sebagai berikut :ip
routenetwork[mask] {address|interface}[distance]
[permanent]Parameter Perintah ip routenetwork: Network atau subnet
tujuanmask: Subnet maskaddress: Alamat IP router Hop berikutnya.(IP
address of next-hop router)interface: Nama interface yang digunakan
untuk mencapai network tujuan. Interface dapat berupa interface
point-to-point. Perintah tidak akan berfungsi jika interface adalah
multiaccess (contoh shared media Ethernet interface).distance
(Optional): Mendefinisikan administrative distance.permanent
(Optional): Menyatakan bahwa rute tidak akan dihapus, ketika
interface mati (shuts down).Contoh Konfigurasi Rute Statik
Tugas rute statik untuk mencapai stub network 172.16.1.0 adalah
melalui Router A karena hanya ini satu-satunya jalan untuk mencapai
network 172.16.1.0.Contoh rute statik:Router(config)#ip route
172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1ip route: Identifikasi rute
statik172.16.1.0: Alamat IP Stub Network255.255.255.0: Subnet
Mask172.16.2.1: Alamat IP Router BCatatan: Ini adalah sebuah rute
unidirectional. Anda harus mengkonfigurasi rute dari arah/sisi
lawan (Router B).Default RouteDefault route adalah tipe rute statik
khusus. Sebuah default route adalah rute yang digunakan ketika rute
dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak
terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network
tujuan.Default Route Forwarding
Pada gambar di atas, Router B dikonfigurasi untuk
meneruskan/forward semua frame ke network tujuan yang tidak
terdaftar secara eksplisit dalam routing tabel Router A.Contoh
Default RouteRouter(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2ip
route : Menyatakan rute statik0.0.0.0 : Rute ke nonexistent
subnet(mencakup semua IP)0.0.0.0 : Special mask mengindikasikan
default route172.16.2.2: Alamat IP Router A.Kesimpulan1. Routing
adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu
lokasi ke lokasi lain. Untuk bisa me-routing, sebuah router harus
tahu alamat tujuan, alamat asal/source, rute awal yang mungkin, dan
path/jalur terbaik.2. Informasi routing adalah router mempelajari,
baik statik maupun dinamik, kemudian informasi tersebut ditempatkan
dalam routing tabelnya.3. Rute Statik adalah rute atau jalur
spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari
sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk
mengontrol perilaku routing dari IP internetwork.4. Untuk
mengkonfigurasi sebuah rute statik, masukkan perintah ip route
dengan diikuti parameter: network, mask, address/alamat, interface,
dan jarak/distance.5. Default route adalah tipe rute statik khusus.
Sebuah default route adalah rute yang digunakan ketika rute dari
sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak terdapat
informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.Apa Beda
Link State dan Distance Vector?
Kedua metode pengumpul rute ini memiliki perbedaan yang sangat
menonjol dalam hal algoritma yang digunakannya dalam proses
pengumpulan rutenya. Distance Vector melakukan pengumpulan rute
dengan cara melakukan penghitungan jumlah perangkat router yang
terbentang dari titik asal menuju ke tujuannya. Artinya setiap kali
sebuah informasi melewati sebuah perangkat router, maka algoritma
Distance Vector akan menghitungnya sebagai satu titik perjalanan,
atau yang biasa disebut dengan istilah Hop.
Semakin banyak hop yang dilewati artinya semakin banyak
perangkat yang dilewati dan semakin jauh jarak yang akan di tempuh
oleh sebuah data. Dengan jarak yang semakin jauh tentu data dan
informasi yang ingin di sampaikan akan memakan waktu perjalanan
yang lama, dengan demikian informasi tidak dapat disampaikan dengan
segera. Sebuah rute yang melewati banyak hop akan diartikan sebagai
rute yang kurang baik.
Setiap routing protocol yang menggunakan metode Distance Vector
pasti melakukan hal yang sama dalam proses pengumpulan rutenya.
Mengumpulkan rute-rute yang ada, menghitung jumlah hop yang
terdapat dalam rute tersebut, dan memilihnya salah satu yang
terbaik yang kemudian dimasukkan kedalam routing table. Biasanya
routing protocol jenis ini memiliki keterbatasan dalam jumlah hop
nya. Artinya, routing protocol ini hanya mampu mencari rute dan
meneruskan informasi meneruskan data yang akan dikirim ke
tujuannya.
Distance Vector biasanya digunakan dalam jaringan komunikasi
data dalam skala yang kecil hingga menengah, di mana jumlah
perangkat jaringan yang saling dihubungkan tidak bisa terlalu
banyak karena keterbatasan jumlah hop ini. Selain itu metode
Distance Vector memiliki kelemahan yaitu mengirimkan semua routing
table yang dimilikinya dalam satuan waktu tertentu, sehingga jika
jaringan yang dilayaninya besar, tentu tabelnya akan semakin besar.
Hal ini bisa mengakibatkan bandwidth jalur komunikasi dipenuhi oleh
lalulintas routing table saja.
Metode Link State bekerja dengan cara yang berbeda. Walau proses
pengumpulan rutenya lebih rumit dan berat daripada metode Distance
Vector, namun metode ini lebih reliabel, lebih skalabel dalam
melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat
bandwidth.
Metode Link State melakukan tracking atau penyelidikan terhadap
semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi
tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi
tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Kumpulan
informasi tersebut kemudian di olah untuk menghasilkan
daftar-daftar rute yang ada ke suatu tujuan. Kemudian melalui
perhitungan itu, semua rute yang ada dipilih salah satu yang
terbaik berdasarkan semua parameter yang dikumpulkannya. Hasilnya
adalah sebuah rute terbaik yang langsung dapat digunakan oleh data
untuk mencapai ke suatu tujuan.
Routing protokol metode Link State akan mengetahui ketika sebuah
koneksi di dalam jaringan Anda putus atau mati. Ketika ada yang
putus, proses perhitungan metode ini akan segera melepaskan
rute-rute yang berhubungan dengan koneksi tersebut, sehingga tidak
ada data yang nyasar dan terjebak di jalur putus tersebut. Metode
Link State mungkin akan memilih sebuah rute yang didalamnya
terdapat banyak hop namun lebih cepat koneksinya
ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING
Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna
memindahkan informasi dari host sumber (source address) ke host
tujuan (destinations address) melalui koneksi internetwork.
Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan
dilakukan bukan dengan melihat alamat paket data, tetapi dengan
menggunakan protokol tertentu. Router muncul untuk menangani
perlunya membagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Sebuah IP
router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya
lalu lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa
mengalir dari satu segmen ke segmen lain. Kita akan menggunakan
router ketika akan menghubungkan jaringan komputer ke jaringan
lain, baik jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik
(Internet).
Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam
jaringan, dimana router membutuhkan informasi-informasi sebagai
berikut:
Alamat Tujuan/Destination Address Tujuan atau alamat item yang
akan diroutingMengenal sumber informasi Dari mana sumber (router
lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai
ke tujuan.Menemukan rute Rute atau jalur mana yang mungkin diambil
sampai ke tujuan.Pemilihan rute Rute yang terbaik yang diambil
untuk sampai ke tujuan.Menjaga informasi routing Suatu cara untuk
menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling
sering dilalui.Analogi :
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan, mungkin kita akan
merasa bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap
persimpangan jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan supaya
orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan
berputar-putar tidaklah cukup jika menggunakan static routing.
Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap persimpangan kita
harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak tahu.
Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing, analoginya
seperti ada polisi yang membawa HT dan memberikan jalur mana saja
yang bisa dilewati. Polisi akan selalu koordinasi beberapa kali
sehari, agar jika ada jalan yang macet, ada tabrakan, ada pohon
rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain.
Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang kita
sebut sebagai RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop
(simpangan). Polisi yang berada pada tempat yang ramai bisa
menggunakan isis atau ospf, biasanya sudah membawa HP maupun PDA
jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi
tingkat dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah
mempunyai peralatan pengacak jaringan seluruh dunia, ini disebut
BGP.
Ada dua bagian routing paket IP :
Bagaimana meneruskan paket dari interface input ke interface
output pada suatu router (IP forwarding) ?Paket biasanya diteruskan
(forwarding) kesejumlah router sebelum mencapai host tujuanIP
forwarding dilaksanakan atas dasar hop-by-hop yaitu tidak ada yang
tau rute yang lengkap. Tujuan forwarding adalah membawa paket IP
lebih dekat ke tujuan2.Bagaimana mencari dan men-setup rute
(Routing algorithm) ?
Protokol routing membentuk suatu tabel routing yang digunakan
untuk menyeleksi jalur yang akan digunakan. Didalam tabel routing
terdapat suatu alamat tujuan paket data dan hop yaitu suatu router
yang akan dituju setelah router tersebut.
Konsep berikut sangatlah penting untuk memahami routing pada
jaringan IP:
Autonomous system
Interior vs Exterior routing
Distance vector vs. link state routing algorithms
Autonomous System (AS)
Suatu autonomous system adalah bagian logical dari jaringan IP
yang besar, biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan dan
diadministrasikan oleh sebuah management resmi. Setiap router dapat
berkomunikasi dengan router yang lain dalam satu autonomous
system.
Contoh dari autonomous region adalah:
Internet Service Provider Regional
Jaringan kampus ITB
Di dalam autonomous system, routing dilaksanakan secara:
Interior Routing yaitu dalam autonomous systemExterior Routing
yaitu antara autonomous system
Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing
Interior Routing
Exterior Routing
Routing di dalam suatu AS
Routing antara ASProtokol untuk Intradomain routing juga disebut
Interior Gateway Protocol / IGPProtokol yang populer
RIP (sederhana, lama)OSPF (lebih baik)Protokol untuk interdomain
routing disebut Exterior Gateway Protocol/ EGPProtokol routing:
EGPBGP (lebih baru)Mengabaikan Internet di luar ASMengasumsikan
Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS
Algoritma-Algoritma Routing (Pada Internet)
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state
adalah:
Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router
tetangganya, sedangkan Link State memiliki informasi routing dari
setiap node yang ada.Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik,
Distance Vector menggunakan Algoritma Bellman-Ford, sedangkan Link
State menggunakan Algoritma Djikstra.
Distance Vector
Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan
cara tiap-tiap router atau PC router akan saling bertukar informasi
routing dengan router atau PC router yang terhubung langsung.
Proses pertukaran informasi routing dilakukan secara periodik,
misal tiap 30 detik.
Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan
konsep distance vector adalah sebagai berikut :
Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router
atau PC router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung
langsung dengan router atau PC router tersebut.Secara periodik
masing-masing router atau PC router akan saling bertukar informasi
sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap
(converged).
Link State
Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan
membentuk tabel routing menurut pandangan atau perhitungan router
atau PC router masing-masing, tidak bergantung pada pendapat router
atau PC router tetangga.
Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
Pada awalnya setiap router atau PC router akan saling
mengirimkan dan melewatkan paket link state.Paket link state yang
diterima dari router atau PC router lain dikumpulkan dalam sebuah
database topologi.Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam
database, router atau PC router melakukan perhitungan dengan
mengggunakan algoritma short path first (SPF).Algoritma SPF
menghasilkan short path first tree.Akhirnya SPF Tree membentuk
daftar isi tabel routing.Kelima proses di atas dilakukan oleh
masing-masing router atau PC router. Jika terjadi perubahan
topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke
tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi
routing dapat segera dilakukan.
Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang
lainnya berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang
ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak
berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.
kekurangan dan kelebihan static routing:
- dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke
router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki
link yang terhubung dengan banyak router.itu disebabkan karena
router telah mengetahui next hop, yaitu ip address router
tujuan
( ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami
multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang
akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan
kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang
digunakan untuk menjangkau next hopnya.
- dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single
lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network
tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
( ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika
link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa
memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada
tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk
jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan
untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit
interface dalam mengkonfigurasi static route.
recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing
tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan
ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network
lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh
oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana
cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya
sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran
yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk
tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah
dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan
oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan
informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan.
Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara
cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk
mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga
didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara
manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar
dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing.
Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek
antara device pengirim dan device tujuan.
1. Routing Information Protocol (RIP)
Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector,
yaitu algortima Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun
1969 dan merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET.
Versi awal dari routing protokol ini dibuat oleh Xerox Parcs PARC
Universal Packet Internetworking dengan nama Gateway Internet
Protocol. Kemudian diganti nama menjadi Router Information Protocol
(RIP) yang merupakan bagian Xerox network Services.
RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance
vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing
metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop.
Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik,
melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan
teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan routing
protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
RIPv1RIPv2RIPngKelebihan
menggunakan metode Triggered UpdateRIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi
routing.Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum
habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena
dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).Mengatur routing
menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
jaringanKekurangan
Jumlah host TerbatasRIP tidak memiliki informasi tentang subnet
setiap route.RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking
(VLSM).Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing
ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi
jaringan tempatnya berada2. Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol
distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk
mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan
sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load.
IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System
(AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior
atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
Kelebihan
support = 255 hop countKekurangan
Jumlah Host terbatas3.Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing
protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang
hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana
Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan
memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak
administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak
memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain
itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor
manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat
manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol
ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi
jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini
diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
Routing tableRouting table biasa juga disebut sebagai Forwarding
database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai
router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai
Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router
mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada
dalam satu networknya/areanya.
Kelebihan
tidak menghasilkan routing loopmendukung penggunaan beberapa
metrik sekaligusdapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah
tujuanmembagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.waktu yang
diperlukan untuk konvergen lebih cepatKekurangan
Membutuhkan basis data yang besarLebih rumit4. Enchanced
Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah
routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering
disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router
cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll
menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa
digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok
digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali
fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.
Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari
loop.memerlukan lebih sedikit memori dan prosesmemerlukan fitur
loopavoidanceKekurangan
Hanya untuk Router Cisco5. Border Gateway Protocol (BGP)
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar
autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah
jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan
dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran
informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang
digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan
jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya
menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau
OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka.
Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar
pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System
(AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika
penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu
AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP)
Kelebihan Sangat sederhana dalam instalasi Kekurangan Sangat
terbatas dalam mempergunakan topologi