ROGUE
ROGUEa film by SHINO31/1/2014
RavageStory by: Ali permana
Writen by: Aliv Vignet Rama
SC.01
EXT. TERMINAL - SORE
CAST: Aliv
FADE IN.
MUSIK LATAR.
Tama baru saja tiba di terminal, wajahnya tampak lelah. Suasana
hiruk pikuk terminal menjadi pandangan menarik baginya, suara
teriakan kondektur, klakson yang saling beradu, dan lampu - lampu
jalan yang mulai menyala menjelang gelap. Tama menggendong tasnya,
dengan langkah gontai ia melanjutkan perjalanan.
CUT TO
SC.02
EXT.JALAN SETAPAK/PEDESTRIAN - SORE
CAST: Aliv, orang lewat.
NARASI: Setelah perjalanan panjang akhirnya gua kembali. Di
distrik kumuh ini, tempat gua bertahan hidup, bersama abang gua,
namanya Ricko. Dia yang berkuasa disini, tapi saat gua pergi dia
mati. Entah siapa yang berani membunuhnya, lawan atau kawan, tapi
gua akan cari jawabannya.
Tama berjalan memasuki distrik.
CUT TO
SC.03
EXT. PELATARAN LOKALISASI MALAM
CAST: Aliv, Leo.Tama berhenti di sebuah rumah pelacuran, dia
berniat mencari seseorang, ia tampak ragu untuk masuk kedalam,
suasananya remang ditambah suara musik dugem. Tama menghilangkan
keraguan, ia segera masuk namun dihalangi pria seperti
bodyguard.Tama: Gua mau cari orang yang bernama Vian, apa dia ada
disini ?Sandy: Dia ngga ada disini, pergilah !
Tama: Tunggu! Gua tahu dia ada disini.
Tama menyerobot masuk, namun lagi-lagi pria itu menghadang, kali
ini mencekik kerah baju tama, mukanya menyeringai.
Sandy: Hei bocah, ada urusan apa lo datang kesini ?! Pergi dari
sini atau lo mati !
Tama mulai kesal, ia mendorong pria itu agar dilepaskan.
Orang-orang melihat keributan, ketika baru saja mulai berkelahi,
dari dalam suara seorang pria menghentikan perkelahian yang hampir
terjadi.CUT TO
SC.04
INT. RUMAH LOKALISASI MALAM
CAST: Aliv, Leo, Okto, Dyna, Ade, pengunjung dan beberapa wanita
seksi.
Vian: Cukup, Sandy ! Biarkan dia masuk.
Vian berbicara dengan nada bicara yang tenang dan kharismatik.
Si pria besar pergi, Tama masuk, lalu ia dipersilahkan duduk. Di
hadapannya sudah ada pria yang tadi bicara, dan di sebelahnya ada
wanita seksi. Tama melihat sekeliling, semua orang tampak sama,
kecuali wanita PSK yang sedari tadi melihatnya tersenyum.
Vian : Minumlah .
Vian menuangkan air. Tama langsung meminumnya, ia memang sangat
haus.
Vian: Sejak kapan lo datang? Kenapa lo ngga kabarin gua?
Tama: Sore tadi gua tiba. Vian.. gua butuh tempat tinggal.Vian
menghabiskan minumnya, dia berpikir sejenak seolah ada yang ingin
diceritakan.
Vian: Udah hampir 5 tahun kita ngga pernah lagi begini. Lihat
tempat ini, banyak perubahan. Banyak gangster yang mau menguasai
tempat ini, dan orang terakhir yang gua kenal punya kuasa disini
juga ikut mati.
Tama: Ricko ..Raut wajah Tama berubah sedih mengingat kenangan
bersama Ricko, satu-satunya keluarga yang dimilikinya kini sudah
tiada. Vian menatap Tama dan ikut berempati.
Vian: Kita semua berduka untuk Ricko, Tam. Tapi semua udah
berlalu, lo ngga perlu sedih lagi, gua dan teman-teman coba
teruskan bisnis Ricko sampai lo kembali.
Tama: Gua mau cari siapa pembunuhnya, gua akan balas
kematiannya. Gua ngga peduli siapa orangnya.
Vian terdiam, tak ingin melanjutkan kesedihan, ia memperkenalkan
wanita disampingnya.
Vian: Oh iya, kenalin ini Dyna. Dyna, ini Tama adik Ricko.
Dyna: Oh, hai ..Dyna memperkenalkan diri dengan genit layaknya
PSK.
Dyna: Lo mau senang-senang? Biar gua panggil teman minum buat lo
ya.
Setelah menghabiskan rokok di tangannya, Dyna memanggil temannya
yaitu Ade. Ade adalah PSK yang sedari awal memperhatikan kedatangan
Tama. Ade menghampiri, lalu duduk disebelah Tama.
Ade: Hai, kayanya gua baru lihat lo disini. Mau minum di tempat
lain?
Tama: (Tersenyum) Ngga, makasih.
Vian: Biarin dia disini. Tama, lo bebas bermalam dirumah gua.
Kita minum dulu, biar semua gua yang traktir, larut nanti baru kita
pulang.Vian coba menahan Tama, dia tahu Tama lelah. Dan Tama setuju
untuk bermalam dirumah Vian.CUT TO SC.05
INT. RUMAH VIAN MALAM
CAST: Aliv, Okto, Nadia
Larut malam, mereka berdua pulang kerumah Vian. Tama membopong
Vian karena dia terlalu banyak minum.
Vian: Nadia.. aku pulang.
Vian mengetok-ngetok pintu rumahnya, beberapa detik kemudian
pintu dibuka, tampak wanita yang sedang hamil berpakaian tidur.
Nadia: Ya tuhan, kamu kebiasaan mas pulang selalu malam. Pasti
kamu habis minum-minum lagi.
Nada kecemasan dari perkataan Nadia pada Vian.
Vian: Siapkan kamar, ada teman abang mau bermalam disini.
Nadia memandang Tama lalu masuk kembali. Tama belum sempat
berkata apapun pada nadia, ia menilai bahwa Nadia adalah istri Vian
dan Dyna adalah selingkuhannya. Vian sudah tak sadar lagi, ia tidur
di sofa.
CUT TO
SC. 06
EXT. TERAS RUMAH VIAN SIANG
CAST: Aliv, OktoTama mengambil rokok dan menghisapnya, ia
melamun. Sudah dari pagi Tama bangun. Vian masih nyenyak tidur
setelah banyak minum semalam, sedangkan Nadia tampak sibuk di
dapur. Untuk menghilangkan kebosanan, Tama merokok di teras rumah,
selang beberapa menit suara Vian menyadarkan lamunannya.Vian:
Gimana tidur lo, nyenyak semalam?
Tama hanya menoleh, lalu melanjutkan rokoknya. Vian duduk
disebelahnya.
Tama: Bisa lo kasih tahu gua apa yang terjadi sama Ricko?
Pertanyaan Tama membuat Vian kaku, dia bingung harus menjawab
apa. Vian coba berhati-hati memilih jawaban.
Vian: Dulu distrik ini wilayah kekuasaan Ricko. Dia orang yang
baik buat gua, tapi dia punya musuh dimana-mana.
Tama: Lalu?
Vian: Banyak orang yang mau bunuh Ricko. Dan sampai sekarang,
gua ngga tahu siapa pembunuhnya.Tama: Bagaimanapun, kematian Ricko
harus gua balas. Meskipun dia sahabat gua sendiri.
Tama berujar penuh ketegasan.
Vian: Dari gaya bicara lo, lo ingetin gua sama Ricko. Pantas dia
kangen saat lo pergi. Lo pewaris bisnis dia.
Tama: Tujuan kedatangan gua bukan untuk itu, pelacuran, narkoba.
Gua bukan Ricko yang jadi korban dari kerajaannya sendiri.
Saat mereka sedang berbincang, dari dalam suara Nadia memanggil
untuk makan.
Vian: Gua percaya, ayo kita ke dalam. Nanti gua ajak lo
jalan-jalan.
CUT TO
SC.07
INT. MARKAS VIAN SIANG
CAST: Aliv, Okto, Yakob, Leo, Irvan
Vian mengajak Tama ke suatu tempat seperti rumah kosong yang
sudah lama tak terpakai, mereka berdua disambut oleh dua orang
berbadan besar, yang salah satu sepertinya Tama kenal.
Vian: Mana Irvan?
Yakob: Biasa, lagi asik sama mainannya. Udah kebanyakan begini,
bentar lagi jugamatituhanak.Yakob mempraktekkan tangannya seperti
orang menyuntik.
Sandy: Tuh dia.
Dari kejauhan Irvan datang, mukanya terlihat memucat dan
berkeringat dingin.Irvan: Kenapa nih pada ngumpul? Mau nyerang anak
mana lagi?
Vian: Ngga ada, gua mau kenalin lo semua. Ini Tama, adiknya
Ricko, gua mau kalian perlakukan dia seperti saudara.
Sandy: Ohh, jadi lo adiknya Ricko, hampir gua hajar lo
semalam.
Yakob: Ahh lo, makanya jadi orang selow dikit dong !
Irvan: (Pada Tama) Woy sob, selamat bergabung di persaudaraan
kita.
Tama: Terima kasih.
Ketiganya menyambut perkenalan Tama dengan hangat, Tama hanya
menjawab dengan senyuman misterius.
CUT TO
SC.08
NARASI
CAST: Aliv, Irvan, Yakob, Leo, Okto
Tama: Hari demi hari gua bersama, gua sadar mereka sangat
disegani. Irvan menjalankan bisnis narkobanya, Yakob memegang
beberapa tempat perjudian, Sandy yang punya bisnis pelacuran, dan
Vian adalah pemimpin dari mereka semua. Tapi gua belum menemukan
petunjuk apapun tentang Ricko.CUT TO
SC.09
EXT. POS DISTRIK SIANG
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Leo, Yakob, ApriliaSaat mereka berlima
sedang berkumpul dan berbincang di salah satu pos distrik, seorang
wanita menghampiri. Dia adalah Lia, adik dari Sandy.
Sandy: Lia, ngapain lo kesini? Lo ngga kuliah?
Lia: Ngga bang, hari ini libur. Aku mau kerumah Nabila. Eh bang,
siapa tuh?
Lia menoleh pada Tama yang baru dilihatnya.
Sandy: Dia teman abang, baru seminggu dia disini. Tama, woy
kenalin nih adik gua !
Tama dan Lia bersalaman, tampak canggung saat keduanya
berkenalan.
Sandy: Lia, abang laper nih bawaain makan kek kalo kesini !Lia:
Iya bang, aku mau kerumah Nabila dulu.
Perkenalan Tama dan Lia terpotong saat Sandy menyuruh adiknya,
Lia hanya tersenyum sambil meningggalkan Tama, dan Tama hanya
membalas dengan senyuman.
Sandy: Woy, bengong aja lo, adik gua tuh !
Tama: Gua cuma bingung, gua ngga yakin kalo Lia itu adik lo.
Sandy hanya tertawa.
CUT TO
SC.10
EXT. JALAN PERKAMPUNGAN DISTRIK SORE
CAST: ALiv, Okto, Irvan, Yakob, Sandy, Ambi.Sore hari di
distrik. Tama, Vian dkk menyusuri jalan perkampungan. Mereka
melewati seorang pemuda berpakaian kusam yang sedang duduk sambil
mengasah sendok semen di depan sebuah rumah yang sedang direnovasi.
Tama menoleh, terasa ada yang janggal dengan pemuda itu namun ia
tak menghiraukannya dan lanjut jalan.SC.11INT. RUANG UTAMA MARKAS
MUSUH - PAGI/SIANG
CAST: Aliv, Habibi, Ali, Tomy, Dewi, Via, beberapa figuran
Tama berjalan pergi ke suatu tempat seperti pabrik besar yang
sudah tak terpakai, dilihatnya ada sebuah mobil sedan terpakir
dipelataran. Tama yang berusaha tenang, disambut (?) penjaga lalu
masuk ke dalam diikuti penjaga dibelakangnya. Orang-orang di dalam
melihat Tama dengan tatapan tajam dengan suasana hening. Di sudut
ruangan, tampak sosok-sosok yang sedang dalam pembicaraan serius.
Seorang perempuan berpakaian modis yang diapit (?) bodyguardnya,
dan seorang bertubuh gemuk ditemani anak buahnya yang berkacamata
dan seorang wanita.Bibong: Nona Dewi, pembicaraan ini adalah awal
dari hubungan bisnis, ini adalah proyek yang besar. Kita akan
menjadi partner yang bagus.
Wanita itu bernama Dewi.
Dewi: Lalu bagaimana dengan distrik itu? Pemimpinnya adalah
saingan kalian.
Bibong: Itu dulu, sekarang tinggal kecoa-kecoanya aja yang harus
dibasmi. Jadi, anda tidak perlu khawatir, semua akan kami atur
dengan baik.
Dewi: Baiklah kalau begitu, kami pergi.
Wanita itu bangkit dari kursinya, dikawal para bodyguardnya.
Melangkah pergi melewati Tama disampingnya yang baru datang dan
memperhatikan. Tama mendekati Bibong, nama si pria gemuk itu, dia
adalah bosnya. Bibong yang asik duduk sambil menghisap cerutunya
melihat Tama datang.Bibong: Gimana kabar lo? Udah punya teman baru
lo disana?
Tama: Gua rasa Vian ngga bersalah, bukan dia orangnya.
Bibong diam, lalu dia berkata lagi.
Bibong: Ada apa sama lo? Kaya bukan orang yang gua kenal, udah
dicuci otak lo gua rasa.Exel: Udah kenal cewe bos, jadi sekarang
lupa diri. Sok tampan lo, masih ganteng juga gua !Perkataan sinis
Exel, salah satu anak buahnya membuat yang lain tertawa. Tama diam
tak menggubris.
Tama: Belum ada bukti kuat tentang Vian yang membunuh Ricko.
Bibong: Tom !
Bibong menyuruh anak buahnya yang berkacamata, Tomy namanya.
Tomy mengambil sesuatu seperti ingin menunjukkan pada Tama. Sebuah
pisau kecil berlumuran darah yang sudah mengering terbungkus
plastik.
Tomy: Ini adalah pisau yang dipakai Vian untuk membunuh Ricko.
Saat penyelidikan polisi, ngga ada Vian dirumahnya, tapi salah satu
pisau dirumahnya hilang.
Tama: Gua ngga percaya kalo cuma itu.
Tomy: Saat diperiksa polisi, ada sidik jari Vian. Tapi saat Vian
ditangkap, dia lolos karena ngga ada bukti kuat.
Tomy coba meyakinkan Tama.
Bibong: Intinya, dia dibunuh oleh sahabatnya sendiri yang iri
cuma dibawah bayang-bayang Ricko.Tama terdiam, dia tak tahu harus
bertanya apa. Dia semakin bingung.
Tomy: Bos, gimana bisnisnya?
Bibong: (Pada Tama) Besok malam gua ada transaksi. Gua ngga mau
mereka mengacau, jadi bantu gua alihkan perhatian.Alexis: Pah, apa
aku ikut Tomy?
Suaranya bertanya polos.
Bibong: Tidak Alex, kamu tetap disini.
Bibong memanggilnya Alex, dan si wanita itu memanggilnya papa.
Entahlah keduanya punya hubungan apa.
Tama: Dimana?
CUT TO
SC.12
INT. RUMAH LOKALISASI - MALAM
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob, Leo, Dyna, Ade, beberapa
figuran
Vian merayakan malam di tempat favoritnya bersama yang lain
termasuk selingkuhannya, Dyna dan Ade. Vian yang mulai mabuk tampak
asik bercanda dengan Dyna, mereka semua bercanda bersama. Suasana
meriah dilengkapi beberapa bir dan rokok dan alunan musik
dugem.Yakob: Vian, mana si Tama?
Vian: Gua belum lihat dia dari pagi. Mungkin lagi jalan, dia kan
udah punya cewe sekarang.
Vian menjawab asal karena mabuk. Selang berapa lama, Tama
datang.
Irvan: Woy bro, kemana aja lo? Gabunglah sama kita.
Tama: Gua abis jalan sama Lia. Gua tahu kalian disini.
Tama berbohong pada Irvan.
Sandy: Wah udah berani ngajak jalan adik gua lo. Izin dulu sama
abangnya!
Tama hanya tersenyum.
Ade: Hei, Tama.
Tama: Oh, hai !
Tama yang ikut terbawa suasana, tidak menyadari Ade yang ada
disampingnya.
Ade: Habis jalan sama pacar ya?
Tama: (Tertawa) Ohh, haha. Bukan, dia cuma teman.
Ade tersenyum. Disaat mereka sedang berbincang, Vian memulai
pembicaraan.Vian: Teman-teman, dengar. Udah banyak yang kita lalui
disini, terutama untuk Tama, lo termasuk bagian dari keluarga besar
kita sekarang. Kita saling melindungi apapun yang terjadi.Yakob:
Untuk distrik ini, dan Vian. Mari kita bersulang.
Yakob mengangkat gelas, diikuti Vian dan yang lain. Tama ikut
bersulang dan mereka berpesta sampai pagi.
CUT TO
SC. 13
INT. RUMAH VIAN - MALAM
CAST: NADIA
Dirumah Vian, tampak Nadia sendirian sedang menghubungi Vian.
Beberapa kali telpon nya tak diangkat. Dia menyerah, lalu pergi
tidur.
FADE OUT
SC.14
MARKAS VIAN - SIANG
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob, Sandy
Suatu sore di jalan setapak, Yakob berjalan cepat menuju Markas,
seperti ada kabar yang ia ingin beritahu. Di markas Tama, Vian dkk
sedang berkumpul. Yakob tiba menghampiri mereka.
Yakob: (Berbisik) Gua dapat kabar barusan. Nanti malam mereka
mau transaksi di kawasan ini.
Vian: Jadi mereka masih berani keliaran di wilayah gua.
Ucapan Vian agak keras terdengar yang lain. Tama dan Sandy
saling berpandangan.Irvan: Ada apa?
Vian: Siapkan diri kalian, wilayah kita kedatangan musuh lama.
Kita sergap mereka malam ini.
Ucapan tegas Vian diiyakan kawan-kawannya, tak ada yang
membantah, mereka benar-benar berdiri bersama.Tama: Gimana kalo
informasi lo salah?Yakob: Mata gua ada dimana-mana sob.
Tama: Gua rasa cukup panggil polisi, Vian.
Vian: Pertama, gua ngga percaya polisi. Dan kedua.. kita adalah
polisinya. Lo mau ikut, atau ngga?
CUT TO
SC.15
LAHAN KOSONG - MALAM
CAST: Tomy, beberapa figuran bodyguardDi suatu lapangan kosong
yang sepi, tampak Tomy sedang mengalkulasi keadaan. Pria
berkacamata itu tampak cemas sambil beberapa kali melirik jam di
tangannya. Ia membawa sebuah koper berisi barang haram bernilai
ratusan juta, ia ada janji dengan seseorang yang ingin membeli
barangnya, sementara para bodyguard ikut berjaga-jaga. Handphonenya
berbunyi, alisnya terangkat saat mengetahui siapa yang menelpon,
segera ia mengangkatnya.Tomy: Apa maksudmu? Aku udah berdiri disini
hampir satu jam! Kenapa dibatalkan?
Telpon diputus.
Tomy: Sial !!
Tomy kecewa saat rencana transaksi malam ini batal. Dia terlihat
kesal sambil mengumpat, ia segera menyuruh anak buahnya pergi tapi
ia tak sadar dari kejauhan beberapa orang mengawasi gerakannya.
SC.15
INT. DALAM SEBUAH MOBIL - MALAM
CAST: Dewi, sopir.
Di dalam sebuah mobil, seorang wanita yang membatalkan transaksi
itu adalah Dewi, wanita rekan bisnis Bibong.
Dewi: Putar balik, Pak. Kita pulang.
Mobil berputar arah.
SC.16
EXT. LAHAN KOSONG - MALAM
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob, Sandy, Tomy, beberapa
figuran.
Baru saja Tomy ingin meninggalkan lokasi, tiba-tiba ia
dikejutkan oleh kedatangan Vian dkk dan Tama. Langkah Tomy dan anak
buahnya terhenti, dia kebingungan cari jalan kabur.Vian: Mau kabur
kemana lo? Ngga bisa kali ini!
Tomy: Lawan mereka!
Tomy memerintah para bodyguardnya. Baku hantam pun terjadi,
Irvan, Yakob dan Sandy melawan para bodyguard, sedangkan Vian dan
Tama mengejar Tomy.
SC.17
EXT. JALAN RAYA YANG SEPI - MALAM
CAST: Aliv, Okto, Tomy
Di jalan raya yang sepi, Tomy berlari sekuatnya sambil menenteng
koper. Vian mengejarnya, ia menyeringai. Tomy tersungkur di jalan
kemudian berhasil dibekuk. Dia merintih kesakitan saat terjatuh
tadi, dia berusaha melepaskan diri namun Vian lebih kuat.
Vian: Diam, berani-beraninya lu transaksi disini! Mati lu!
Vian mencengkram lehernya, Tomy tersedak kesakitan tak bisa
bicara, sedangkan para bodyguardnya berhasil dilumpuhkan. Vian
menghajar Tomy habis-habisan, sementara Tama diam tak
membantu.Tama: Cukup, Vian! Lo bisa ngebunuh dia!
Tama mencoba melepas cengkraman tangan Vian dari leher Tomy.
Tama: Ini masih di wilayah kita. Kalo dia mati, lo orang pertama
yang bakal dicari polisi!Setelah Tama bicara begitu, Vian
menurunkan emosinya.
Vian: Kasih tau bos lu! Kalo dia masih berani nyuruh anak
buahnya kesini! Gua yang akan datang sendiri habisin dia!
Tomy: (Terbatuk-batuk) Oke..oke!
Vian lalu pergi sambil membawa koper Tomy. Tama yang masih di
tempat memandang Tomy kesakitan, dia tak berkata apa-apa lagi, lalu
meninggalkan Tomy menyusul Vian.
CUT TO
SC.18
INT. MARKAS VIAN - MALAM
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob, Sandy, Mega.
Mereka sudah kembali di markas. Perasaan senang meliputi, mereka
bersuka cita setelah berhasil menggagalkan transaksi musuh. Irvan
yang bonyok menahan kesakitan dan sedang diobati kekasihnya,
Mega.
Mega: Gimana, jagoan? Udah puas berantemnya?
Mega coba menasihati Irvan, ia merasa kesal tapi kasihan.
Mega: Sebenarnya aku ngga suka kamu bergaul sama mereka. Aku
takut kamu kenapa-kenapa!
Irvan: Tenang aja, yang. Aku tetap baik-baik aja selama hidup
bareng mereka.
Mega sedang sibuk mengobati Irvan, Yakob dan Sandy tertawa
menceritakan aksinya masing-masing sambil berusaha membuka koper
jarahannya, sedangkan Tama dan Vian duduk sambil memandang perapian
yang dibakar dari kayu kering.
Tama: Apa lo benar-benar ingin membunuhnya?
Vian: (Diam) Gua berterima kasih sama lo. Kalo lo ngga nahan gua
mungkin sekarang polisi udah cari-cari gua dan gua sembunyi di
suatu tempat.Vian memandang Tama.
Vian: Bagaimana sama lo? Apa lo masih mau cari pembunuh Ricko
dan balas dendam?
Tama: Itu masih tujuan utama gua.
Vian: Gimana kalo gua nahan lo untuk membunuh?
Tama: Kalo lo ngga bisa bantu, setidaknya jangan lo tahan gua.
Karena ini dendam gua, bukan dendam kalian. Gua akan tetap cari si
penusuk Ricko.Vian: (Tersadar) Darimana lo tahu Ricko mati
ditusuk?
Tama: Oh, ngga. Gua tahu dari Nadia.
Tama langsung bangkit dan pergi meninggalkan yang lain. Dia
takut Vian curiga dengannya. Sementara Vian langsung berpikir,
menangkap ada yang aneh dari Tama.
Yakob: San, enak banget si Irvan diobatin sama cewenya.
Sandy: Makanya punya cewe dong lo, haha
Yakob: Belum ketemu yang cocok buat gua, haha
Mereka habiskan malam lalu pulang.CUT TO
SC.19
INT. RUANG UTAMA MARKAS MUSUH - PAGI/SIANG
CAST: Habibi, Tomy, Exel, Via, beberapa figuranTomi jalan
tergopoh, dia masih kesakitan karena pukulan Vian, wajahnya memar,
bajunya kotor berantakan. Exel yang melihat datang membantu
menggendong Tomy ke dalam, ke hadapan bos.
Bibong: Kenapa sama lo?
Exel, Via dan James, anak buah bibong yang lain, berkumpul. Tomy
mengatur nafas untuk bicara. Bibong yang duduk tenang menunggu Tomy
bicara.
Exel: Gua lihat Tomy dari jauh kesakitan, mungkin mereka habis
diganggu seseorang.
Tomy: Transaksinya.. Transaksinya batal.
Tomy bicara agak pelan karena ketakutan.
Bibong: Ngomong apa lo? Gua ngga denger, kurang keras!
Wajah Bibong mendekati Tomy.
Tomy: Transaksi semalam batal. Dan barangnya dibawa anak-anak
distrik.Bibong mematikan rokonya, dia bangkit dari kursi, mendekati
Tomy. Mukanya mulai menunjukkan kekesalan.
Bibong: Goblok!! .. Kerja ngga pernah becus lu! Lu tahu tuh
barang kalo dituker duit jadi berapa? Harusnya lu pulang bawa
duit..!!
Tomy: Nona itu membatalkannya, dan kita juga udah diawasi
anak-anak distrik. Dan ada si Tama juga.
Bibong coba tenang, emosinya turun setelah mendengar penjelasan
Tomy. Dia menurunkan nada bicaranya.
Bibong: Jadi, koper itu sekarang ada sama mereka?
Exel: Bos, apa yang harus kita lakukan?
Bibong: Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Dan Tomy,
ambil lagi barang itu. Kalo lo ngga balik tanpa bawa barang gua..
nyawa lo gantinya.
Tomy berdiri, ia siap tapi takut.
Tomy: Siap, bos!
Exel: Oke teman-teman, nanti malam kita serang saat mereka
lengah, kita rusak pesta mereka! Ada yang harus mati malam
ini.Tangan Bibong mengisyaratkan mereka semua meninggalkan ruangan.
Sementar raut muka Tomy tampak kesal dengan Bibong karena sudah
dipermalukan di hadapan yang lain.
SC.20
EXT. PEDESTRIAN SUNGAI/DANAU - SORE
CAST: Aliv, Aprilia, orang lalu lalang.Tama dan Lia sedang
berjalan di sore hari, mereka saling bercerita banyak sambil
sesekali tertawa. Mereka berhenti di suatu tempat yang teduh sambil
memandang sungai/danau.Lia: Apa yang kamu lakukan disini?
Tama: Maksud kamu?
Lia: Untuk apa kamu datang ketempat ini?
Tama: (Diam sejenak) Aku kesini untuk cari tahu siapa pembunuh
abangku.Lia: Jadi kamu mau balas dendam?
Lia memandang Tama, pertanyaannya tak langsung dijawab Tama.
Lia: Balas dendam itu ngga baik. Aku juga punya abang, aku ngga
mau dia kenapa-kenapa apalagi pergi ninggalin aku. Dia satu-satunya
orang yang selalu lindungi aku.
Tama: Kalo yang membunuh itu sahabatnya sendiri?
Lia: Ngga mungkin, yang namanya sahabat ngga akan setega
itu.
Tama tertegun sama perkataan Lia, ia mulai merasa salah menilai
Vian.Tama: Lia, aku harus pergi menemui mereka.
Tama yang baru jalan beberapa langkah, terhenti saat Lia
memanggil.Lia: Tama, tolong jaga Sandy abang aku ya.
Tama tak menjawab, ia hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan
Lia. Di benaknya ia tak tahu bisa menepati janjinya.
CUT TO
SC.21
INT. RUMAH LOKALISASI - SORE/MALAM
CAST: Okto, Irvan, Yakob, Leo, Mega, beberapa figuran.Di tempat
pelacuran itu, Vian, Yakob dan Sandy sedang asik minum. Irvan dan
mega sedang bertengkar kecil. Mega kesal dengan Irvan karena ia
memergoki Irvan yang mabuk dan menggoda perempuan lain. Mega pergi
sambil wajahnya sedih, Irvan kesal. Ia pergi ke toilet sambil
melampiaskannya dengan menelan beberapa pil narkoba. Di jalanan,
tampak Tomy, Exel dkk berjalan sambil memegang kayu dan golok,
orang disekitar melihat ketakutan.CUT TO
SC.22
INT. RUMAH LOKALISASI - SORE/MALAM
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob, Leo, Tomy, Ali, beberapa
figuran.
Disaat Vian dkk sedang asik minum, mereka dikagetkan dengan
kedatangan Tomy dkk menyerang secara tiba-tiba. Mereka merusak,
mengacak-acak dan menghancurkan segalanya. Suasana panik tercipta
di ruangan itu. Vian, Yakob dan Sandy terlibat perkelahian, kecuali
Irvan yang sedang sekarat di toilet. Bantuan datang, Tama berusaha
melawan yang lain.
Tama: (Pada Yakob) Dimana Irvan?
Yakob baru ingat tadi ia pergi ke toilet, ia tahu temannya itu
pasti memakai obat lagi.
Yakob: Vian, kita harus pergi dari sini. Gua tahu Irvan
dimana.
Vian: Cepat cari Irvan!
Akhirnya demi menyelamatkan diri, Vian, Tama dan Sandy pergi
lewat pintu belakang.
Yakob: Irvaan..Irvaan..!! Seseorang tolong bantu gua..!!
Yakob menemukan Irvan terkapar, mulutnya penuh buih. Melihat
temannya tak sadarkan diri, ia berteriak minta pertolongan. Tomy,
Exel dkk lari mengejar Vian, Tama dan Sandy.
CUT TO
SC.23
EXT. JALANAN GANG SEMPIT - SORE/MALAM
CAST: Aliv, Okto, Leo, Tomy, Ali, beberapa figuran.Di suatu gang
sempit, Tama, Vian dan Sandy berlari menjauh dari kejaran Tomy dkk.
Di persimpangan, Vian terpisah dengan Tama dan Sandy. Sandy yang
mengikuti arah lari Tama terdesak di gang buntu. Tak ada jalan
lagi, satu-satunya jalan keluar dengan menghadapi Tomy dkk. Mereka
berhadapan.Tomy: (Tersenyum sinis) Lari ketakutan mirip tikus yang
dikejar-kejar penghuni rumah. Ngga bisa kemana-mana lo
sekarang.
Sandy memandang Tama, ia sadar situasinya buruk. Di gang yang
buntu, hanya berdua dan berhadapan dengan Tomy, Exel dan yang
lainnya. Detak jantungnya semakin cepat.Tomy: Habisi dia!!
Tomy memerintah bawahannya.
Sandy: Ayo kita lawan, Tam!
Sandy nekat melawan, tapi ia tak tahu kalau Tama dibelakang
hanya diam. Sandy dikeroyok, ia kalah telak. Tomy menghampiri Sandy
yang terkulai dan bonyok, ia menjenggut rambutnya.
Tomy: Dimana koper gua? Balikin sekarang juga, atau lo mati
disini.
Sandy: (Meringis) Koper itu.. udah gua buang.
Tomy: Anjing !!
Tomy memukul kesal, Sandy terkapar tak berdaya, Tama mulai
menaruh kasihan tapi tak berbuat apa-apa. Tomy melangkah
pergi.Tomy: (Pada Exel) Bunuh dia.
Exel: Baik!
Exel mengeluarkan pisau lipat kecil. Tama terkejut melihat Exel
memegang pisau.Tama: (Berteriak) Jangaan..!! Jangan bunuh
dia..!!
Tama berlari ingin melindungi Sandy, tapi usahanya terlambat, ia
diapit bawahan Tomy. Exel yang sudah siap, tanpa ampun langsung
menusuk beberapa kali ke tubuh sandy. Sandy mati di tempat
bersimbah darah. Exel tersenyum puas, ia pergi disusul
rekan-rekannya.
Tama mendekati jasad Sandy, dia mulai merasa bersalah dan sedih
atas terbunuhnya Sandy, dia ingat janjinya dengan Lia.
Tama: (Berteriak) Bangsat lu Tom..!! Lu bangsat!!
Perasaan Tama campur aduk, kesal dan sedih. Menyesal tak
melakukan apa-apa, dia meratapi kematian Sandy. Suara sirine polisi
berbunyi dari kejauhan semakin dekat.FADE OUT
CUT TO
SC.24
INT. RUANG UTAMA MARKAS MUSUH - MALAM
CAST: Aliv, Habibi, Ali, Via, beberapa figuran.
Setelah melihat kematian Sandy, Tama langsung menuju markas
Bibong, dia mendobrak masuk, mimiknya wajahnya penuh amarah. Dia
mencari Tomy dan Exel si pembunuh Sandy, orang-orang kaget dengan
kehadiran Tama. Wajahnya semakin kesal saat melihat Exel, dia
mengambil botol, memecahkannya. Mendorong Exel ke tembok dan
menodongkan kepalanya dengan botol yang sudah menjadi senjata.Tama:
(Berteriak) Kenapa lo bunuh dia?!! Kalo mau barang lo balik, gua
bisa balikin!!
Wajah Exel masih tampak tenang, berbanding terbalik dengan Tama
yang penuh kekesalan.
Exel: Kenapa? Gua udah dapat perintah dari bos.Wajah Exel kali
ini menantang.
Exel: Lo mau bunuh gua? Ayo bunuh! Gua mati disini lo juga bakal
mati!
Ucapan Exel menyadarkan Tama. Dibelakang sudah siap anak buah
yang lain memegang senjata. Emosi Tama mulai reda, dia tahu resiko.
Bibong yang daritadi tampak tenang mulai bicara.
Bibong: Gimana bisa lo balas kematian Ricko. Gua biarin lo bunuh
dia aja ngga lo lakuin!
Bibong menyindir. Tama yang tadi kesetanan kini kembali
tenang.Tama: Dimana, Tomy?
Exel: Tomy, ngga ada disini.
Bibong tak banyak bicara, dia pergi dari ruangan itu
meninggalkan yang lain dan Tama yang berdiri terpaku.
ZOOM OUT
FADE OUT
CUT TOSC.25
EXT. PEMAKAMAN - SORE MENDUNG/SORE HUJAN
CAST: Aliv, Vian, Yakob, Aprilia, Nabila,Di sebuah pemakaman,
kesedihan meliputi semua orang terutama Lia, ia kehilangan
satu-satunya anggota keluarga, kini tak ada lagi saudara, tak ada
lagi yang selalu melindunginya. Pakaian yang serba hitam dan cuaca
yang mendung membuat ia semakin sedih, Nabila sahabat setianya
memeluk erat menenangkan Lia. Air hujan mulai turun, Nabila
mengajak Lia dan yang lain untuk pulang.
Nabila: Lia, ayo kita pulang.
Lia bangkit, ia memandang Tama yang berdiri menunduk. Tama
melihatnya dengan raut wajah penuh kesedihan. Lia tak berkata
apa-apa, lewat begitu saja ditemani Nabila dan yang lain,
meninggalkan Tama sendirian di pemakaman.
CUT TO
SC.26
INT. SALAH SATU RUANGAN KEPOLISIAN MALAM HUJAN
CAST: Tomy, Wahyu, HasbyDi salah satu kantor polisi, Tomy masuk
ke ruangan khusus. Suasananya gelap dan sempit, hanya diterangi
lampu gantung yang temaram. Di dalam ruangan itu Tomy sudah
ditunggu 2 orang seperti polisi bernama Wahyu dan Hasby. Polisi
penjaga menutup pintu dan berjaga diluar. Tomy tahu kedua polisi
ini jahat dan korup, maka itu dia datang untuk menyuap.Wahyu: Ada
keperluan apa lo datang kesini?
Tomy: Gua butuh bantuan kalian.
Wahyu: Tom, gua bosen tangkep anak buah lu, trus lu minta
bebasin lagi!
Tomy: Kali ini kedatangan gua bukan untuk itu. Gua punya
pekerjaan dengan imbalan yang ngga akan bisa kalian tolak.
Hasby: Ngga ada habisnya duit lo. Apa imbalannya?
Tomy mengeluarkan amplop berisi uang, ia meletakannya di meja
lalu menyodorkannya. Wahyu mengambilnya dan menghitung.
Hasby: (Pada Wahyu) Gimana?
Tomy: Itu baru setengahnya. Kalo kalian mau pekerjaan ini,
sisanya akan gua bayar.
Hasby: Jadi, apa tugas buat kita?CUT TO
SC.27
INT. KAMAR RUMAH IRVAN SIANG
CAST: Irvan, Mega.Dua hari kemudian, Irvan yang kolaps saat di
toilet kini dirawat dirumahnya bersama sang kekasih, Mega. Mega
setia merawat Irvan sampai ia sembuh, dan Irvan belum tahu bahwa
sahabatnya Sandy mati dibunuh. Beberapa menit kemudian Irvan
terbangun.
Irvan: Kenapa aku bisa ada disini?Mega: Yakob yang tolongin kamu
waktu kamu ngga sadar.Mega senang Irvan sudah sadar, tetapi mukanya
masih pucat dan lemas.
Irvan: Hmm.. oh iya, teman-teman aku? Apa mereka semua
selamat?
Mega ingin bercerita, suaranya agak berat dan dalam.
Mega: Irvan.. kamu jangan sedih ya? Sandy meninggal dibunuh.
Irvan merasa Mega berbohong padanya, ia tak percaya. Irvan
segera bangkit dari tempat tidur, mukanya masih kelihatan pucat, ia
pergi ingin menemui teman-temannya yang lain. Mega coba
menahannya.
Mega: Jangan lagi Irvan, aku mohon. Aku ngga mau itu terjadi
sama kamu.
Upaya Mega percuma, ia tahu betul sifat Irvan saat marah. Mega
hanya terpaku sambil menangis.CUT TO
SC.28
EXT. MARKAS VIAN - SIANG
CAST: Aliv, Okto, Irvan, Yakob.Di markas, Tama, Vian dan Yakob
seperti biasa berkumpul, kali ini suasananya berbeda, tak ada lagi
canda tawa, semua diam. Lalu Irvan datang.
Irvan: Yakob, apa benar Sandy..?
Yakob hanya mengangguk. Irvan kesal sambil menendang sesuatu dan
mengumpat.
Irvan: Anjing !!
Vian: Ngga ada gunanya lo marah, semua udah terjadi. Tama, bisa
lo ceritakan saat Sandy terbunuh?
Tama: Gua terjebak saat lari, Sandy mengikuti gua. Gua beruntung
saat polisi datang mereka kabur, tapi ternyata, mereka sudah
membunuh Sandy.Irvan dan Yakob paham dengan cerita Tama, kecuali
Vian. Ia janggal dengan cerita Tama, karena saat Tama pulang, ia
tak luka sama sekali. Vian berpikir seperti ada yang dirahasiakan
dari Tama.
Yakob: (Pada Vian) Apa yang harus kita lakukan?
Vian: Ngga ada.
Irvan: Apa? Teman kita mati tapi kita diam disini? Harusnya kita
balas!
Vian tetap tak mau bicara.
Irvan: Heh Vian, jadi kalo gua mati, lo juga biasa aja?Vian:
Semua sudah selesai, ngga ada lagi yang harus mati.
Irvan: Jadi kematian Sandy itu sia-sia?! Dia berjuang selama ini
untuk lo!!
Vian: Gua masih berduka atas kematian dia!
Vian dan Irvan mulai bertengkar mulut. Yakob melerainya,
sementara Tama hanya menyaksikan.
Irvan: Kalo lo ngga mau bertindak, biar gua yang pergi sendiri.
Gua kecewa sama lo, Vian.
Kata-kata terakhir Irvan menyentak hati Vian. Irvan lalu pergi
meninggalkan ruangan itu. Vian bukan tak ingin membalas dan
bertindak gegabah, tapi ia ingin tahu ada keanehan apa yang
dirasakannya.Vian: Huhh, baiklah. Kalo gitu, ucapkan selamat
tinggal pada keluarga masing-masing.
Kata-kata terakhir Vian sebelum pergi berlalu membuat bingung
Yakob, ia sudah tak punya keluarga, apalagi seorang teman
perempuan, keluarganya hanyalah Vian dkk. Di benaknya, ia ingat
seseorang yang pernah ia sukai.
CUT TO
SC.29
INT. RUMAH LOKALISASI - MALAMCAST: Yakob, Dyna, Ade.Yakob
berjalan sendirian menuju tempat lokalisasi yang hampir tutup, ia
ingin menemui seseorang. Sesampainya disana, ia menghampiri Dyna
yang kebetulan sedang mengobrol dengan Ade.
Dyna: Hei, gua turut berduka ya sama lo, Sandy ngga ada tempat
ini mulai sepi.Yakob: Makasih. Oh iya, gua boleh ngomong sama Ade
sebentar?
Dyna dan Ade saling berpandangan.
Ade: Ada perlu apa lo sama gua?
Yakob ragu mengatakannya, dia malu untuk mulai keluarkan isi
hatinya.
Yakob: Begini, sebenarnya waktu pertawa kita minum bareng, gua
suka sama lo. Tapi gua rasa, lo lebih dulu suka sama orang
lain.
Dyna dan Ade kaget saat tiba-tiba Yakob berkata begitu, mereka
tersenyum.
Ade: Kok lo bisa suka sama perempuan kaya gua? Banyak yang udah
tidur sama gua.
Yakob: Hmm, gua ngga peduli berapa banyak pria yang udah nidurin
lo. Gua cuma peduli, kapan giliran gua?Dyna dan Ade saling
berpandangan.
Yakob: Sorry, gua becanda hehe. Tapi yang tadi itu gua
serius.
Ade diam, kemudian tertawa.
Dyna: (Pada Ade) Hehy dia serius tahu.
Ade: Yauda gini aja, mau lo temenin gua minum berdua? Kali ini
gua yang bayar.
Yakob tersenyum senang, lalu mereka bertiga minum bersama.CUT
TO
SC.30
INT. RUMAH VIAN - MALAM
CAST: Okto, Nadia.
Vian berada dirumah bersama istrinya, ngin mengucapkan sesuatu
kepada istrinya yang sedang hamil.
Vian: Aku mau kamu rawat anak kita baik-baik.
Nadia: Kenapa kamu bilang begitu? Kamu mau pergi?
Vian: Aku ngga mau dia besar nanti seperti aku.
Nadia: Kamu pria yang baik, mas. Dia butuh kamu.Vian tak bicara
lagi, ia merasa sedih Nadia terbawa ke kehidupannya yang kelam.
Vian sadar nasib buruk akan menimpa kepada keluarganya cepat atau
lambat, tapi ia berharap bisa melihat anak pertamanya lahir.CUT
TO
SC.30
EXT. PELATARAN RUMAH LIA - MALAM
CAST: Aliv, Aprilia, Nabila.Tama tak mau ketinggalan, ia juga
masih ingin bicara banyak dengan Lia, tapi Tama sadar dia ingkar
janji karena tak bisa menjaga Sandy. Ia berdiri di seberang sudut
lampu jalan, memandang Lia dan Nabila di jendela yang terbuka
sedang asik bercanda, tak tahu apa yang mereka bicarakan.
Sebelumnya, Tama sudah menulis seusatu di secarik kertas dan
menaruhnya di halaman depan rumah Lia. Lama menunggu, akhirnya
Nabila keluar kamar Lia, ia melihat kertas dan membacanya. Nabila
melihat di seberang jalan tetapi sudah tak ada siapapun, ia masuk
dan memberitahukannya kepada Lia apa yang ditemukannya. Sebuah
surat ajakan makan malam di waktu dan tempat yang sudah ditentukan
oleh seseorang. Secarik kertas itu dari Tama.CUT TO
SC.31
INT. KAMAR IRVAN - SIANG
CAST: Irvan, Mega.
Keesokan siang, Irvan yang sudah pulih bersiap-siap seperti
ingin pergi. Disampingnya, ada Mega yang masih pulas tertidur,
Irvan menyelimutinya lalu kemudian pergi tanpa meninggalkan
apapun.
CUT TO
SC.32
INT. RUMAH VIAN - SIANG
CAST: Aliv, Okto, Yakob, Ambi.Dirumah Vian dan Tama sedang
bersantai. Datang Yakob dengan tergesa-gesa menghampiri.Yakob:
Vian, Irvan mau serang markas Bibong sendirian. Dia udah jalan ke
markas musuh.
Vian: Bodoh! Dia selalu bertindak tanpa berpikir dulu.
Terlihat Vian agak kesal dengan keputusan Irvan yang ceroboh
pergi sendirian.
Vian: Ngga ada waktu lagi, kita harus menyusul Irvan. Demi
keselamatannya.
Yakob: (Pada Vian) Gua akan ikut kemana lo pergi.
Vian: Tam..?
Tama: Gua?? Gua ada kencan nanti malam.
Vian: Ayo kita selesaikan dan kembali pulang.
Mereka bertiga berangkat. Saat mereka pergi, ternyata disamping
rumah Vian seorang pemuda tukang bangunan/Dorman menguping
pembicaraan yang bersembunyi sedari tadi.CUT TO
SC.33
EXT. HALAMAN DEPAN MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: IrvanIrvan yang berinisiatif menyerang musuh sendiri
berjalan membawa senjata di tangannya. Dengan wajah penuh marah dan
nafsu membunuh, dia memang berniat membalas. Irvan menyusuri
halaman markas Bibong, tapi ia tak langsung menerobos. Irvan
mengawasi situasi dan kondisi markas, berada dimana kira-kira
keberadaan musuh. Irvan menuju ke halaman belakang markas yang
mirip pabrik itu. Ia melihat Exel dan teman-temannya sedang asik
bermain judi.CUT TO
SC.34
INT. RUANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANGCAST: Irvan, Exel,
beberapa figuran.Irvan menarik nafas dalam sebelum beraksi, dan
dengan gerakan cepat ia mendobrak masuk. Exel dan yang lain
terkejut dengan kedatangannya. Irvan tanpa ampun langsung berkelahi
melawan (?) orang. Sementara Exel diam dibelakang menyaksikan
sambil bersungut.
CUT TOSC.35
INT. RUMAH DORMAN - SIANG
CAST: AmbiDi sebuah kamar yang sempit dan berantakan, tampak
seorang pemuda alias si tukang bangunan. Dengan pembawaan yang
dingin dan misterius, ia seperti menyiapkan sesuatu, kemudian ia
mengambil sebuah foto dan memandanginya. Foto itu adalah seorang
perempuan, tidak tahu siapakah wanita di foto itu. Ia menjempitnya
diantara tembok yang ditempeli koran-koran. Bibirnya tak bergerak,
tapi dalam hatinya mengucapkan sesuatu. Kemudian ia pergi.CUT
TO
SC.36
INT. HALAMAN DEPAN MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Aliv, Okto, Yakob.
Mereka bertiga sampai di pelataran markas bibong.
Vian: Tama, Yakob. Cari Irvan. Gua yang cari si Bibong.
Yakob: Oke, biar gua yang cari si Exel.
Mereka terpisah bergegas ke ruangan yang lain. Yakob dan Tama
mencari Irvan, sedangkan Vian menemui Bibong.
CUT TO
SC.37
INT. RUANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Aliv, Irvan, Yakob, Ali, beberapa figuran.
Irvan yang mengamuk berhasil mengalahkan (?) musuh sendirian.
Tinggal Exel yang sedari tadi hanya diam menunggu menyaksikan Irvan
beraksi. Sorot matanya penuh kebencian, keduanya sama-sama ingin
bernafsu membunuh. Tapi kemudian datang kawan-kawannya Exel yang
lain, satu per satu muncul. Exel tersenyum bengis karena kali ini
jumlahnya lebih banyak. Irvan sadar fisiknya sudah berkurang
setelah aksinya tadi, lalu datang Tama dan Yakob sebagai
bantuan.
Yakob: Kayanya kita ketinggalan pesta nih, Tam!
Tama: Biasa aja, ah.Irvan: Telat lo berdua datangnya, liat tuh
udah sebagian gua mampusin.
Irvan menunjukkan kehebatannya pada Tama dan Yakob, tapi
sebenarnya tampang Irvan sedikit lagi saat Tama dan Yakob datang,
dia khawatir tidak kuat lagi melawan Exel karena tenaganya sudah
habis.
Irvan: Biar si monyong ini gua yang lawan (Exel).
Exel memerintah yang lain untuk berbentuk lingkaran mengepung.
Tama, Irvan dan Yakob merapat membentuk pertahanan. Kemudian
terjadilah perkelahian, Irvan versus Exel, Tama dan Yakob
sisanya.
CUT TO
SC.38
INT. RUANG UTAMA MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Okto, Habibi, Via
Vian yang memilih terpisah sampai juga di ruangan Bibong, si
pria berbadan gemuk itu sedikit kaget dengan kedatangan Vian secara
tiba-tiba, namun dia berusaha tenang.Vian: Kenapa muka lo? Kaget
sama kedatangan gua? Dari mata lo, lo ketakutan.
Bibong: Hey, apa kabar kawan lama? Lama kita tak bertemu.
Bibong melihat Vian hanya sendirian, ia heran tak melihat Vian
bersama teman-temannya.
Bibong: Dimana teman-teman lo? Apa mereka udah ketakutan?
Hahaha..
Vian: Jaga bacot lo. Sesuai perjanjian, ngga ada lagi korban
seperti Ricko.
Bibong: Kematian Ricko adalah kesalahan lo. Apa lo lupa?
Vian: Setelah gua tahu, itu bukan kesalahan gua. Tapi karena lo
yang mengkhianati Ricko!
CUT TO
SC.39
INT. RUANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANGCAST: Aliv, Irvan,
Yakob, Exel, Tomy, Wahyu, Hasby, beberapa figuran.Sementara itu di
ruangan lain, pertarungan sengit masih terjadi antara Irvan dan
Exel. Di ruangan yang sama, Tama berhasil mengalahkan yang lain dan
Yakob melawan James. James melihat Tama dalam posisi lengah, James
coba menikam. Tapi disaat ujung pisau/golok James menghunus tubuh
Tama, Yakob melihat dan melindungi. Yakob roboh, dia mengorbankan
dirinya. Tama yang melihat itu langsung tak menyangka Yakob mau
mengorbankan untuk dirinya, ia kemudian marah besar dan mengamuk
menghabisi James. James takluk, Tama meratapi Yakob yang
sekarat.
Tama: Yakob, tahan! Lo pasti kuat! Anjing!!Yakob sesegukan di
mulutnya banyak keluar darah. Tama coba menahan darah yang terus
keluar di perut Yakob. Yakob sekarat kehabisan darah dan saat itu
juga nyawa Yakob tak tertolong. Irvan yang melihat Yakob tak
berdaya, kemarahannya bertambah dua kali lipat. Irvan berhasil
membunuh Exel dengan senjata Exel sendiri. Tiba-tiba Tomy, Wahyu
dan Hasby mendobrak masuk. Melihat keadaan yang kacau, dua polisi
itu langsung mengacungkan pistol kepada Irvan.
Haby: Stop!! Atau lo gua tembak.
CUT TO
SC.40
INT. RUANG UTAMA MARKAS MUSUH - SIANGCAST: Okto, Habibi, ViaDi
ruang utama, Vian dan Bibong masih berdebat.
Bibong: Jadi, lo kesini mau bunuh gua?
Vian: Udah saatnya lo bernasib seperti Ricko dan Sandy.
Alexis: (Pada Bibong) Papa..
Bibong: Tidak, Alex. Jangan sekarang.
Bibong: (Pada Vian) Ricko selalu ada diatas gua, dan gua ngga
bisa apa-apa. Makanya, gua jebak dia agar mati. Cuma itu
caranya.Bibong mengenang masa lalunya.Vian: Ricko anggap lo kawan
yang baik, tapi lo malah mengkhianatinya.
Bibong: Saat distrik hampir jatuh ke tangan gua, kalian datang.
Maka itu gua kirim seorang pengkhianat untuk menghancurkan kalian
satu per satu!Vian: Tama ?!Bibong: Ya. Dia percaya kalo lo yang
membunuh Ricko.Vian yang mengetahui itu terperanjat, Tama datang
untuk membunuhnya. Tama ternyata seorang pengkhianat, pantas ia
mulai curiga padanya saat kematian Sandy.SC.41
RUANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Aliv, Irvan, Yakob, Tomy, Wahyu, Hasby.
Hasby: Buang pisau itu, atau lo gua tembak !
Tanpa pikir panjang, Irvan nekat coba menyerang dua polisi
berpistol. Dan kesalahan fatal, Wahyu dan Hasby menembakkan
pelurunya beberapa kali ke tubuh Irvan secara brutal. Langkah Irvan
sama saja langkah bunuh diri. Irvan mati di tempat.
Tama yang melihat Irvan tertembak bergegas kabur disusul
tembakan satu kali dari seorang polisi, namun Tama berhasil lolos
karena tembakannya terhalang.
Tomy: Jangan!! Lo bisa bunuh dia! Kejar.
Tomy memerintah untuk menurunkan todongan pistol.
CUT TO
SC.42
INT. RUANG UTAMA MARKAS MUSUHCAST: Aliv, Okto, Habibi, Via
Tama yang berhasil kabur mencoba menemui Vian, dia tahu Vian
pasti di ruangan Bibong. Sesampainya ia, sudah ada Vian, Bibong dan
Via.
Tama: Vian, kenapa lo diam aja?
Vian terpaku tak mau memandang Tama.
Vian: Jadi, selama ini lo datang untuk bunuh gua?
Tama: Ngga, tolonglah.
Vian: Lo coba bunuh kami satu persatu?
Tama: Tolong, gua bisa jelaskan yang terjadi.
Vian marah besar, wajahnya penuh kemurkaan. Dia maju mendekati
Tama.Tama: Bibong menuduh lo, dan gua pikir lo pembunuhnya!
Vian; Bangsaat!!
Perkelahian pun terjadi. Vian menyerang, ia sangat bernafsu
menghabisi Tama, sedangkan Tama melawan hanya untuk membela diri,
ia banyak menangkis beberapa serangan Vian dan sedikit serangan
darinya. Sementara Bibong mencuri kesempatan untuk pergi dari
ruangan itu bersama Alex. Ia pergi lewat gudang belakang.Tama tak
berkutik melawan Vian. Ia kelelahan karena pertarungan ini, Vian
yang kini membenci Tama ingin sekali menghabisi nyawa Tama, namun
niatnya diurungkan.Vian: Kalo bukan karena Ricko masih hidup dalam
diri lo, udah gua habisin lo , sekarang!
Vian pergi meninggalkan Tama yang kesakitan. Tama sangat
menyesal, dan terlambat untuk menjelaskan. Kini ia sadar Bibong
telah menipunya, ia segera bangkit dan mengejar Bibong.Tama:
Bibong..bibong dimana lo !
CUT TO
SC.43
INT. LORONG MARKAS SIANG
CAST: Okto, Irvan, Yakob, Ambi.Vian pergi mencari Irvan dan
Yakob, ia ingin tahu kondisi kedua sahabatnya. Dan betapa
terkejutnya dia ketika Vian melihat beberapa mayat tergeletak
termasuk Irvan dan Yakob mati mengenaskan. Vian terpaku melihat
sahabatnya telah tewas. Disaat itu, dari arah belakang datang
sesorang berjaket dan mukanya ditutupi masker, tanpa berkata
apapun, pria itu secara sadis menggorok dan menusuk tubuh Vian
hingga darahnya bercucuran. Vian tewas. Setelah maskernya berciprat
darah, pria itu melepas maskernya dan ternyata, dia adalah seorang
pemuda tukang bangunan.CUT TO
SC.44
INT. GUDANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Aliv, Habibi, Via, Tomy, Wahyu, Hasby.
Bibong dan Via berjalan cepat keluar pintu gudang. Sesampainya
di pintu langkahnya terhenti karena suara Tama yang
memanggil-manggilnya. Tama yang berjalan sempoyongan mengejar
Bibong.
Tama: Bibong, berhenti lo!
Raut wajah Bibong mulai tak senang.
Tama: Lo bohong sama gua, bangsat!!
Bibong: Gua ngga peduli lo mau bacot apa. Harusnya lo makasih
sama gua, lo gua kasih tempat hidup, gua kasih lo makan. Kalo ngga
ada gua udah mati lo di jalanan!!
Tama: (Terengah-engah)
Bibong: Apa? Lo mau nangis sekarang? Sama kaya abang lo yang
menangis menjelang kematiannya!
Tama: Mati lo Bibong, lo bakal mati seperti Ricko!
Tama melangkah cepat mendekati Bibong, namun Via
menghalangi.
Bibong: (Pada Alex) Habisi dia.
Tama: Apa-apaan ini? Minggir, gua ngga mau lawan cewe!
Alex tak beranjak dari tempatnya.
Alexis: Kenapa? Lo takut lawan gua?
Tama: Gua ngga mau lukain lo!
Alexis: Oke, kalo gitu biar gua yang siksa lo!
Alex mengambil rantai besi, ia menyerang Tama. Tama terkejut
dengan apa yang dilakukan wanita itu, disaat Alex diam, ia seperti
wanita polos tak berdosa, tapi saat berkelahi, ia seperti
lelaki.
Tama kalah dari Alex karena kelelahan, tubuhnya terlilit
rantai.
Bibong: Bunuh dia!
Tomy: Cukup!
Tomy datang bersama dua polisi bayarannya.
SC.45
INT. GUDANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANGCAST: Aliv, Habibi,
Via, Tomy, Wahyu,Hasby.Tomy: Plis, tolong jangan bunuh Tama. Dia
bagian dari kita juga kan?
Alexis menahan serangannya.
Tomy: Bibong, kenapa lo tega mau bunuh dia?
Bibong: Darimana aja lo?
Tomy: Lo ngga perlu tahu gua darimana. Gua sedang merencanakan
sesuatu yang besar. Kota ini butuh perubahan, cuma yang kuat yang
bisa bertahan, dan selangkah lagi akan gua dapatkan.
Bibong: Kerja bagus lo Tom.
Tomy: Tapi untuk itu semua, ada yang harus dikorbankan. Ngga
peduli siapa orangnya.
Tomy mengeluarkan pistol di sakunya, lalu memasukkan peluru.
Bibong heran untuk apa Tomy mengeluarkan pistol, dan disusul
kemunculan dua polisi Wahyu dan Hasby.Bibong: Siapa mereka? Untuk
apa mereka ada disini?
Tomy: Ngga usah takut, dia datang bukan untuk lo.
Tomy memeandang Bibong derngan senyum palsu, Bibong semakin
bingung. Telat baginya untuk berpikir rencana Tomy, sedetik
kemudian Tomy menodongkan pistolnya dan menembakkan tepat ke kepala
Bibong.
Tama terkejut dengan apa yang dilihatnya, Tomy mengkhianati
Bibong.
Tomy: Orang kaya dia panata mati, Tama!
Tama melihat mayat Bibong tergelatk tak bernyawa.
Tomy: Semua uang bisnis itu uang gua, semuanya gua yang kerjain,
dan dia cuma pecundang yang berlagak seperti bos! (Pada Tama)
Seharusnya lo juga gua bunuh.. tapi gua punya rencana yang lebih
bagus.
Tama: Jadi, lo udah rencanain semua ini? Keparat lu Tom.
Tomi: Bawa dia, jadikan dia penyebab kejadian disini!Tomy
menyuruh kedua polisi itu untuk membawanya. Tama tak bisa berbuat
apa-apa.
Tama: Suatu saat gua akan datang untuk bunuh lo.
CUT TO
SC.46
INT. GUDANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANGCAST: Tomy, Via
Saat Tama dibawa, telponnya berbunyi. Tomi menerima telpon dari
seseorang yang mengatakan bahwa tugasnya sudah selesai. Mendengar
itu, Tomy tersenyum licik.CUT TO
SC. 47
EXT. DI SUATU TEMPAT - SIANGCAST: Ambi
Seorang pemuda tukang bangunan alias Dorman menutup telpnnya
kemudian pergi.
CUT TO
SC.48
INT. GUDANG BELAKANG MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Tomy, Via
Tomy melangkah pergi, namun dia ingat masih ada Alex, dia hampir
melupakannya.
Tomy: Mau ikut gua?
Alex: (Mengangguk)
Lalu mereka berdua pergi.
MUSIK LATARCUT TO
SC.48
EXT. JALANAN DEPAN MARKAS MUSUH - SIANG
CAST: Aliv, Wahyu, Hasby.
Wahyu dan Hasby berjalan menuju mobil polisi. Wajah Tama penuh
marah dan kekesalan, dia dijadikan kambing hitam atas
semuanya.MUSIK LATAR
CUT TO
SC.49
INT. RUMAH LOKALISASI - SIANG
CAST: Dyna, Ade
Dyna dan Ade sedang bercanda menemani tamu.
MUSIK LATAR
ZOOM OUT
CUT TO
SC.50
INT. RUMAH IRVAN - SIANG
CAST: MEGA
Mega menelpon Irvan tapi tak ada jawaban.
MUSIK LATAR
ZOOM OUT
CUT TO
SC.51
INT. RUMAH VIAN - SIANG
CAST: NADIA
Nadia menahan sakit perutnya yang sedang hamil.
MUSIK LATAR
ZOOM OUT
CUT TO
SC.52
INT. KAFE/RESTOCAST: Aprilia
Lia yang menunggu Tama di salah satu tempat makan tampak bosan,
beberapa kali melihat jam tangannya, Tama yang ditunggunya tak
kunjung datang.
MUSIK LATAR
ZOOM OUT
FADE OUT
SC.53
INT. RUANGAN INTEROGASI - MALAM
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm