SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR PASAL 01 PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN 1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur RKS Adminitrasi, sedang bentuk bangunan yang dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat- syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal di bawah ini. 2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah : Pekerjaan Fisik Proyek Pembangunan Pasar Batang (Darurat) PERSYARATAN UMUM A.1. Spesifikasi Umum Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Uraian.Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan diuraikan dalam buku ini. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpansiuran informasi dalam pelaksanaan,Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan denganDireksi untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan. A.2. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna. Pekerjaan struktur Beton praktis A.3. Gambar Dokumen Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan. A.4. Shop Drawing Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup A.5. Ukuran Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
PASAL 01 PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur RKS Adminitrasi, sedang bentuk bangunan
yang dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat-
syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal di bawah ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah :
Pekerjaan Fisik Proyek Pembangunan Pasar Batang (Darurat)
PERSYARATAN UMUM
A.1. Spesifikasi Umum Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Uraian.Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan diuraikan dalam
buku ini. Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpansiuran
informasi dalam pelaksanaan,Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan denganDireksi untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.
A.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis
Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya.
Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna.
Pekerjaan struktur Beton praktis A.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian dan
keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan
alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
A.4. Shop Drawing Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
A.5. Ukuran
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan/atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja A (Arsitektur) pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan/Dokumen Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi.
A.6. Sarana Kerja Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan dalampekerjaan ini.
Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan peralatan
yangdimiliki dimana pekerjaan Pemborong akan dilaksanakan serta jadwal kerja) Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang sedangberjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut
A.7. Standar Yang Dipergunakan Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan,
antara lain :
NI-2 [ PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
A.8. Syarat Bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik: tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
Untuk pekerjaan khusus / tertentu, selain harus mengikuti standar yang dipergunakan
juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan.
A.9. Merk Pembuatan Bahan / Material
Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut.
Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus di
bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
Direksi berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.
Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Perencana.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Perencana
sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPK turun .
A.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat komponen jadi
(mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi / Perencana / MK untuk mendapat
persetujuan.
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standar yang
berlaku.
A.11. Koordinasi Pelaksanaan
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standar yang
berlaku.
Penunjukan Supplier dan/atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi / MK / Pengawas.
Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi / MK /
Perencana dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan.
Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / MK / Perencana di lapangan untuk pekerjaan
tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik.
A.12. Persyaratan Pekerjaan
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai instruksi Pabrik.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing, Sanitasi dan mendapat ijin
tertulis dari Direksi.
A.13. Pelaksanaan Pekerjaan
Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan
yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera di
dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar Kerja dan
melakukan pengukuran kondisi lapangan.
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
Kontraktor tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi Kerusakan
suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / yang sesuai dengan kegiatan suatu pekerjaan.
Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
A.14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali
Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada / eksisting di
Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pembongkaran untuk
pekerjaan lain, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.
Kontraktor wajib melapor kepada Direksi sebelum melakukan pembongkaran /
pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.
PERSYARATAN TEKNIS
B.1. Pekerjaan Sarana Tapak Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Direksi. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. b. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Kontraktor wajib menyediakan tabung alat Pemadam Kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan berfungsi dengan baik, untuk keselamatan para pekerja terhadap bahaya kebakaran.
c. Drainase Tapak Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk atau persetujuan Direksi.
B.2. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P + 0.00,
pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Kontraktor harus mengamankan / melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun yang
sedang berjalan, bahan / komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan di lingkungan proyek.
Pekerjaan Pembesihan Sebelum Pelaksanaan
Pekerjaa pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Direksi, tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas.Serah
terima akan diatur oleh Direksi.
Pekerjaan Penentuan Pokok Dasar atau Pell P ± 0.00.
Tinggi sisi atas Papan Patok Ukur harus sama dengan, dan atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.
Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi / MK / Perencana untuk mendapat persetujuan.
Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi terhadap kerusakan / cacat karena :
Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan hasil
paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan eksisting struktur yang dipertahankan.
Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.
B.3. Pekerjaan Direksi Keet Kontruksi dan Finishing
Tiang kolom dengan Kayu
Dinding triplek dengan Rangka Kayu
Lantai Beton Rabat
Pondasi tiang kayu, dengan Umpak Beton dan Ankur
Daun Pintu dengan Kayu
Daun Jendela Kaca
Lampu penerangan
PASAL 02 LINGKUP PEKERJAAN
PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN 1. Daerah Kerja
Daerah kerja akan diserahkan kepada Pemborong (selama pelaksanaan) dalam keadaan seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan Pemborong dianggap mengetahui benar-benar mengenai :
2. Letak bangunan yang akan dikerjakan 3. Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan. 4. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, Pemborong diwajibkan berhubungan dengan Pengawas untuk ikut serta menyelesaikan sejauh tidak
ditentukan lain dan untuk mendapatkan pengesahan / persetujuaannya. 5. Kerusakan yang Diakibatkan Pemborong Pemborong tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah dikerjakan
Pemborong lain. Bila kerusakan bagian bangunan tersebut tidak bisa dihindari maka Pemborong yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki hingga dinilai baik oleh MK /
Pengawas. 6. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus meneliti setiap gambar
dan spesifikasi teknis pekerjaan. 7. Aksesibilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal pekerjaan.
PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN ADALAH PEMBANGUNAN PASAR BATANG (PASAR DARURAT)
SEDANGKAN LINGKUP PEKERJAANNYA MELIPUTI : a. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
b. Pekerjaan Beton Praktis d. Pekerjaan Penutup Atap e. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, Pintu Kaca, BV, dll
f. Pekerjaan Saniter g. Pekerjaan Saluran Pembuangan Air Kotor h. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
i. Pekerjaan Instalasi Listrik j. Pekerjaan Instalasi Plumbing
k. Pekerjaan Halaman ( Drainase, Perkerasan halaman dan penunjang lainnya ) l. Pekerjaan tower air
Pasal 03 PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi: Pekerjaan pondasi foot plat , saluran dll. b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Kontraktor harus mengadakan pengukuran- pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan
persetujuan Pengawas Lapangan. b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan Gambar-gambar dari Konstruksi dengan Gambar-gambar Arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2x10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan menghidari Kelongsoran.
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 95% Standard Proctor. f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban
Pemborong. g. Setelah galian pondasi selesai segera dilakukan anti rayap.
4. Pelaksanaan Pondasi a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering. b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat Pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar pondasi. c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan pondasi. d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut. 2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar. e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada
kelainan /ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana. 5. Pondasi Pasangan Batu Kali
a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan : 1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kuartsa yang disetujui Pengawas Lapangan / Perencana dan Owner.
2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 - 1972. 3. Air yang dipakai bersih.
c. Syarat Pelaksanaan 1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana. 2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1Pc:5Pasir dan diberaben dengan aduk yang
sama.
Pasal 04 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan : a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : sesuai gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Galian tanah pondasi a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran
dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi
yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepondan lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana / instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-
petunjukseperlunya. c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat daripekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka kontraktor harus mengisi / mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai
dengan spesifikasi pondasi. d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan
tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian dilakukan lapis demi selapis sambil disiram airsecukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman / lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
3. Lantai kerja Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari
beton(plat concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuaigambar.
4. Kualitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan semua, K - 175 Kg/cm2 menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan U24 untuk besi dia < 12 mm dan U32 untuk besi diameter 16 mm ke atas.
b. Beton yang digunakan harus dites mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03
c. Besi beton yang digunakan harus dites sesuai ketentuan. d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Pekerjaan Pondasi Foot Plat a. U m u m
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan, seperti ASTM, ACI SKSNI T-16-1991-03, PBI 1971 dan peraturan lainnya
yang relevan. b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1) Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat: 2) Pada SKSNI T-15-1991-03 & PBI 1971 3) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
c. Beton 1) Umum mengelupas, luka dan sebagainya
4) Mempunyai penampang yang sama rata.
5) Disesuaikan dengan gambar-gambar. 6) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas harus
mendapat persetujuan Direksi. 7) Besi beton yang digunakan adalah dengan U24 untuk diameter < 12 mm dengan
tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 dan dengan U32 untuk diameter 16
mmdengan tegangan leleh minimum 3.200 kg/cm2. 8) Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untukmencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
9) Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakaisesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil di bawahkesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis
percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm. 10) Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perluoleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor. 11)Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan
mendapatpersetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus
menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.
12) Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. setelah menerima instruksi tertulis dari
Direksi, dalam waktu 2x24 jam.
Kekuatan beton untuk pondasi plat adalah dengan K = 175 kg/cm2 menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar sebesar 40 kg/cm2 Beton harus merupakan
bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya (sperti asam dan garam)karena terletak didalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa
untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar. Adukan (adonan) beton
harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SKSNIT-15-1991-03.
2) Pengecoran beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidakmemungkinkan adanya
pengendapanagregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuanPengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harusdibersihkan.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besibeton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhandari
seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkanadukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkanpengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoranberlangsung
dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuanmaupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinyatanpa
adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkankebocoran-kebocoran
melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan. PASAL 05
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Lingkup Pekerjaan Meliputi:
a. Pasangan Batu belah 1 Pc ; 5 Psr b. Pasangan batu belah 1Pc ; 5 Psr c. Plesteran batu bata spesi 1 Pc ; 5 Psr
d. Plesteran batu bata spesi 1 Pc : 3 Psr
Persyaratan Pekerjaan :
1. YANG TERMASUK LINGKUP PEKERJAAN INI ADALAH :
a. Pasangan dinding bata ½ batu dan batu belah b. Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk ke dalam pekerjaan
ini.
2. BAHAN YANG DIPAKAI ADALAH :
a. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian produk lokal dan memenuhi persyaratan dan bahan-bahan PUBBI 1983.
b. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak
lewat ayakandengan diameter lubang sebesar 10 mm. c. Pasir pasang diambil dari penambangan terdekat, pasir beton diambil dari Muntilan atau tempatpenambangan terdekat yang kualitasnya memenuhi.
d. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.8 tipe I menurut ASTM dan memenuhi S400 Standart Portland Cement.
3. ADUKAN / CAMPURAN a. Adukan trasraam 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
Semua pasangan bata setinggi 30 cm di atas sloof di atas lantai pada semua dinding yang
berhubungan dengan air, misal KM / WC setinggi 180 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat - tempat lainnya
yang diperlukan seperti pasangan dinding yang dimaksud.
Plesteran dinding yang masuk ke dalam tanah, seluruhnya pasangan trasraam, plint
plesteran, aferking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc : 3 Ps tersebut diatas.
Adukan 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak
trasraamseperti tercantum di atas.
Plesteran khusus untuk pemasangan pelapisan dinding keramik, granite tile, batu alam
menggunakan mortar instan sekualitas Mortar Utama atau Lemkra jenis sesuai penggunaan.
4. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH, TERDIRI DARI :
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, ditimbris dan disiram air sampai
kepadatan maksimum. b. Lantai kerja pondasi/aanstamping adalah 20 cm ditimbris pasir atau batu pecah hingga kokoh.
c. Material batu kali/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampung bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan dipakai. d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1PC : 5 PS. e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam alkali atau bahan organik. f. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang dapat dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10
mm. Apabila kondisi tanah tidak stabil maka pada pekerjaan pondasi harus ada perlakuan
khusus/sesuaiyang diusulkan oleh Perencana. g. Penggalian pondasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out , titik as pondasitersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui Direksi.
h. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman,besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi
dimulai ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis. i. Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan
sparingpipa plumbing yang menebus pondasi.
5. PLESTERAN a. Pada dasarnya, spesi pada plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan
pasangannya. b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan retak - retak. c. Semua permukaan beton yang diplester harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran tidak terjadi pecah-pecah. e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali
plesteran beton tebal maksimum 1 cm. f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian Pc sehingga tidak
terjadi retak - retak dan pecah dengan hasil halus dan rata. g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dengan bidang lainnya. h. Pekerjaan beton yang tampak diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
i. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkari bidang yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang, sedang sponeng / tali air harus lurus dan baik.
6. RABAT
a. Untuk fìnishing seluruh bangunan dipakai rabat beton 1 pc: 3 ps : 5 kr ketebalan sesuai
Gambar/ BQ b. Pelapisan rabat dilakukan melalui tepi dinding luar setiap bangunan sehingga kansteen
beton saluran air hujan keliling bangunan.
PASAL 6 PEKERJAAN BETON
Persyaratan Umum a. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan
pada bagian lain. b. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitari dan pekerjaan
listrik serta lubang-lubang untuk pipa c. berdasarkan persyaratan dari gambar-gambar ME.
d. Beton harus terbuat dari semen, agregat dan air. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan dari ―Direksi MK/ Pengawas‖. 2. NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan) a. NI-8 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland).
b. NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia). c. PUBI – 1982 ( Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ). Persyaratan ini adalah persyaratan minimum.
3. Mutu Beton Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :
Sloof praktis fc 15 Mpa
Kolom praktis fc 15 Mpa
Balok praktis fc 15 Mpa
4. Test Mutu Beton Test mutu beton harus dilakukan Pemborong dengan diawasi Direksi lapangan.Pemborong
harus
menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi
dengan baik dan mudah selama periode proyek. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai
dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm, dimana cetakan untuk
bendauji ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna. b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test) dan slump test.
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971
d. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang
disyaratkan, maka Direksi lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut : i. Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa
ii. Non-destructive testing iii. Core-drilling iv. Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
e. Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan di atas dan ternyata mutubeton tetap tidak memenuhi syarat, maka Direksi lapangan berhak memerintahkan
pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut segera mungkin.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan dan
pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton sepenuhnya menjadi beban Pemborong.
g. Pada penggunaan adukan beton ready mix, Pemborong harus mendapat ijin lebih dahulu
dariDireksi Lapangan dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untukbeton ready mix tadi. Dalam hal ini Pemborong tetap bertanggung jawab penuh
bahwa adukanyang disuplai benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjaminhomogenitas dan kualitas yang kontinyu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang harusdilakukan di lapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971, dan Direksi
lapangan akanmenolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya. Semua resiko dan biayasebagai akibat dari hal tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggung
2. Pelaksanaan Pekerjaan a. Pekerjaan lantai rabat yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik danretak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Pemborong. Lantai yang sudah
terpasang harusdipel dan dibersihkan. b. Lantai rabat dipasang di atas pasir urug (10 cm) satu elemen dengan elemen lainnya
harusdipisah dan difinis dengan pukulansapu lidi atau tekstur.
PASAL 8 PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup pekerjaan a. Lingkup pekerjaan bangunan ini meliputi : pekerjaan dinding, kolom kayu, gording ,daun pintu Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu diawetkan dengan bahan anti
rayapresidu. Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh kepadaKonsultan Pengawas / Direksi lapangan.
2. Persyaratan bahan a. Semua kayu yang dipakai kayu tahun harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok, serta tidak mempunyai kelembaban kurang dari 15 % dan memenuhi
persyaratan yangtercantum dalam PKKI – NI.5 b. Kayu sengon jenis kualitas baik dengan bahan pelapis sesuai yang ditunjukkan dalamdesain.
3. Pelaksanaan Pekerjaan a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga memberikan
penyelesaianyang baik dan sedikit penghalusan. b. Pekerjaan kayu tidak rata, melentur, bengkok harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.
c. Permukaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin. Setiap sambungan agar diperhatikan
adanya pen/ joint yang berfungsi pengunci atau sistem sambungan yang benar.
PASAL 9
PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP 1. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan usuk reng dan cros /ikatan 5/10 dan murplat dan pemasangan penutup atap
seng gelombang dan bubungan seng gelombang BJLS 18
PASAL 10 SALURAN AIR HUJAN
Pembuatan saluran air hujan/ pembuangan sekeliling bangunan sampai ke saluran pembuangan
utama dalam lingkungan Pasar darurat Batang yang terdekat dengan bangunan. Bahan Bahan yang digunakan untuk pembuatan saluran air hujan, meliputi :
a. Komponen talang material polycarbonat dan pipa pembuangan vertikal PVC /talang torong 2.5‖ sesuai desain
b. Saluran keliling bangunan dengan buis beton ( bentuk U) c. Saluran pembuangan air hujan utama dalam kompleks dari kombinasi buis beton dan pasangan batu belah atau pasangan bata diplester.
Pekerjaan saluran pembuangan air hujan a. Saluran pembuangan air hujan menggunakan buis beton dia 60 cm (gorong-gorong
tanamdengan bak kontrol 50x50 cm) untuk keliling bangunan, dan peningkatan / perbaikan saluranterdekat dengan buis beton U30/D40 untuk bagian tertentu yang dilintasi jalan ditutupdengan plat beton sesuai desain.
b. Pemasangan saluran U dan buis beton tersebut dipasang di atas pasir urug tebal 10 cm denganadukan 1 : 3 dengan pondasi pasangan batu bata trasraam pada kedua sisi menerus
keatasdan berfungsi sebagai kansteen c. Setiap sambungan saluran dipasang adukan 1 pc : 2 ps sedangkan untuk sambungan buis
beton dipasang dudukan dari bata trasraam. Kemiringan saluran harus cukup rendah tapi air harus tetap lancar mengalir.
PASAL 11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
A. Umum 1. Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan tenaga ahli /pekerja, material, perlengkapan peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna. b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat. c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh Pemborong
masih berlaku untuk tahun terakhir berjalan. d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut ―Peraturan Umum Instalasi Listrik
Indonesia /peraturan PLN‖ edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga pertauran yang berlakui pada daerah setempat dan standard-standard /kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN, IEC)
e. Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga system dapat berkeja dengan baik
f. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan dan instalasi system. Lokasi yang ditunjukan adalah merupakan posisi-posisi perkiraan. g. Pemborong atas bebannya harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna/ baik dari peralatan-peralatan sistem. h. Setiap pekerjaan yang tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknik ini,
tapiditunjukan dalam gambar, atau sebaliknya, harus dipasang atas beban Pemborong, sepertipekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan oleh gambar.
2. Bidang Pekerjaan yang dikerjakan Pekerjaan yang harus diselesaikan meliputi :
a. Penyediaan dan pemasangan panel-panel : 1) Panel MDP dan SDP
2) Panel-panel penerangan dan stop kontak 3) Panel-panel daya panel lainnya (sesuai gambar perencanaan) b. Bila terjadi perbedaan antara Gambar, RKS serta BQ maka yang mengikat adalah yang
mempunyai bobot teknis yang tinggi (yang lebih lengkap), c. Instalasi distribusi dari SDP kepanel-panel penerangan dan daya, d. Penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan luar,
e. Instalasi kabel tray di dalam bangunan, f. Dan lainnya seperti gambar perencanaan.
3. Shop Drawings Setelah Perjanjian Pemborongan ditandatangani dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi materialdiajukan. Pemborong diharuskan menyerahkan shop drawings untuk disetujui
perencanaannyadan melalui Konsultan Pengawas. Shop Drawings harus termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraiandiagram pengkabelan, data ukuran
dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yangterdekat dari servis dan grup perusahaan pemeliharaan yang tetap yang menyediakan
persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa ada yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi
dankondisi ruang yang disediakan. Data untuk setiap sistem harus menunjukan pemasangan yanglengkap dari seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya darikeseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Gambar shop drawings harus dibuat sebanyak 4 (empat) set, shop drawings yang harus diajukan adalah : a. Panel SDP dan layout semua peralatannya.
b. Panel-panel daya dan penerangan, out-let box, dll c. Panel control untuk pompa-pompa
d. Detail-detail pemasangan lampu (harus koordinasi dengan Arsitek) e. Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana dan Konsultan Pengawas.
4. Contoh Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan persetujuan sebelumnya, seluruh biaya ditanggung atas biaya Pemborong.
5. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara memadai oleh Pemborong, sebelum pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasanganyang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai, tidak dapat diterima untuk instalasi pada proyek.
6. Access Opening Pemborong harus menyediakan acces opening (bukaan) untuk instalasi dan pemeliharaan
dariinstalasi listrik. Bukaan (access opening) yang terdapat pada konstruksi bangunan sepertidinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi denganfasilitas penutup yang tepat bagi permukaan peralatan. Penutup harus dapat
dilepaskan dandipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
7. Pengecatan Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan
tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun pengecatan
kembali untuk memperoleh hasil pengecatan uniform. Apabila peralatan belum dicat dari
pabrik,kantor harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut. Seluruh rangka penutup cover platedan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat dasar atau prime coat dan
diberi pelapis catakhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan warna akan ditentukan kemudian (koordinasi dengan Arsitek).
8. Papan Nama Seluruh cabinet, panel control, panel listrik, pemutusan daya (CB), saklar, dan bagian-
bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan papan nama untuk mengindikasi/penggunaan/nama alat tersebut.
9. Pengetesan Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan, material
dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan
dan percobaan diulangi untuk operasi yang sebenarnya/normal/benar. Seluruh pengkabelan, instalasi dan peralatan harus dicheck dan ditest oleh PLN untuk mendapatkan instalasi ―Keur‖.
10. Data Suku Cadang Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan, Pemborong harus
menyerahkan kepada Direksi Pengawas daftar lengkap dari suku cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang dan suplai yang secara normal harus dalam
setiap pembelian atau suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi olehKontraktor dengan biaya dari Kontraktor
11. Built-in Inset, Sleeves dan perlengkapannya Lengkapi inserta, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built-in dalam beton
atau pekerjaan konstruksi. Lengkapi keterangan mengenai instruksinya, dimensi lay-out dan keperluaninformasi lainnya bagi pekerjaan instalasi yang seharusnya.
12. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikan suatu equipment /peralatan /dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sertainstruksi yang jelas untuk seluruh sistem peralatan ini.
13. Gambar-gambar Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari
keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada proyek. Gambar-gambarmengenai arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan konstruksi dan detail akhir dari proyek,sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan detail yang
berhubungan denganmasing-masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut sepertikeperluan shop drawings dan gambar-gambar detail. Pemborong wajib memeriksa terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidakcocokkan baik dari segi besaran-besaran listriknya, fisik maupunpemasangan dan lain-lain.
Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikansecara tertulis 4 (empat) hari sebelum dilakukan penjelasan tender (aanwizjing). Bila hal ini tidak
dilakukan oleh Direksi Pengawas /Perencana di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimanabiaya sudah dicakup pada unit dari item tersebut.
14. Perihal Iklim a. Temperatur dalam ruangan antara 24º s/d 30º C dengan kelembaban 90 %.
b. Seluruh peralatan harus tahan terhadap pengoperasian secara terus-menerus (continue) pada temperaturm maksimal 50º C dengan temperature rata-rata 30º untuk periode 24 jam.
c. Seluruh peralatan juga harus tahan terhadap iklim tropis. B. Prinsip Desain 1. Umum Prinsip umum pada sistem suplai, sistem distribusi dan sistem proteksi dijelaskan di sini. 2. Prinsip Suplai Listrik
a. Suplai utama diperoleh dari PLN dengan tegangan 220/380 V. 50 Hz 3 phase. b. Pada keadaan PLN padam, suplai diperoleh dari diesel generator set (D>G>set) dengan
kemampuan pelayanan 100% beban penuh (Emergency) yaitu ± Unit Genset dengan tegangan 380/220 Volt, 50 Hz, 3 phasa, 4 kawat.
c. Antara suplai dari PLN dan suplai dari Generator harus terpisah secara listrik dengan sistem interlocking.
3. Prinsip Distribusi a. Distribusi secara radial dari panel utama ke panel-panel di tiap lantai dan bangunan. b. Karakteristik tegangan 380 Volt/220 Volt, 50 Hz, 3 phasa, 4 kawat
c. Distribusi daya untuk penerangan, fire alarm, sound system, telepon, computer dan security
system dipisahkan dengan distribusi daya untuk mesin-mesin AC, pompa-pompa dan motormotor. d. Tegangan jatuh untuk penerangan maksimal 2 % dan tegangan jatuh untuk mesin-mesin
maksimal 5 % 4. Proteksi
a. Untuk proteksi, sistem listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubungan singkat proteksi terhadap overload dan hubungan singkat untuk panel utama dan panel-panel daya, kecuali
ditunjukkan lain pada gambar. b. Untuk proteksi generator, dilengkapi dengan proteksi terhadap reverse power; under
voltage ovioad hubungan singkat Earth Fault Relay, Over current dan lain-lain. c. Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah (grounded
/diketanahkan) dan semua panel harus diketanahkan dengan elektroda terpisah. d. Untuk sistem pertanahan bangunan power house, kabel pentanahan (G) harus berhubungan
secara tertutup (loop).
5. Pentanahan Netral
a. Titik netral (0) dari generator harus diketanahkan langsung (Solidly grounded). b. Pentanahan netral (0) harus terpisah dengan pentanahan pengaman (G)
c. Tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm. C. Teknis Instalasi Kabel/Wiring
1. Umum Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya,nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mmke atas
haruslah terbuatsecara dipilih (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe : a. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah NYM,
b. Untuk kabel distribusi dengan menggunakan kabel NYFGbY atau NYY, c. Semua kabel harus berada didalam conduit PVC, yang disesuaikan dengan ukurannya, cable
tray, cable trench, kabel rack harus diklem dan Pemborong/Kontraktor harus memberikan shop drawing lebih dahulu sebelum pemasangan.
2. Splice /Pencabangan Tidak diperkenankan adanya ―splice‖ ataupun sambungan-sambungan baik dalalm feeder
maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible). Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnyaharus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolalsi dengan porselenatau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
3. Bahan Isolasi Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintesis, case, composite, dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan
Lokasi Voltage dan lain-lain harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran PerwakilanPemerintah dan atau manufacture.
4. Penyambungan Kabel a. Semua penyambungan kabel harus dilakukam dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya Junction Box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masingmasing,dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas
Lapangan. c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi timah putih dengan baut. d. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran-ukuran yang sesuai. e. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus terbuka selama pengecoran. f. Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi minimum 2,5 m.
5. Saluran Penghantar dalam Bangunan
a. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized 0,3‖. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit high impact minimum 5/8‖
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
c. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengn ―Socket/Locknut‖, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai s/d 2 meter harus dimasukkan
dalam pipa logam, dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
6. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Out let)
a. Sakelar-sakelar Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 5A-10A 250 V, sakelar
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,bingkai sakelar-sakelar tersebut harus dipasang rata pada tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
b. Stop Kontak Stop Kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan rating 10 A, 16A,
250 V AC. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 200 va dan 500 va harus
diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm di atas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Lapangan.
D. Instalasi Fixtures Penerangan 1. Umum Fixtures penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari bahan
yag sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan baik, tebal plat baja yangdipakai untuk fixtures minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari fixture yang akan dipasang kepada Perencana / Direksi Lapangan untuk
disetujui. 2. Kabel-kabel untuk fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk ―fixture‖ harus ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm2 kawat-kawat harus dilindungidenga ―tape‖ atau tubing di semua tempat mungkin ada brasi.
Semua kabel-kabel harus
disembunyikan dalam konstruksi armatur kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai
ataukalau pemasangan / perencanaan fixture menunjuk lain, tidak boleh ada sambungan kabeldalamsuatu armatur dan penggantungan. 3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan persyaratandan gambar. Untuk lampu pijar memakai lampu holder dan base type Edison
screw, untuk lampu holder type Edison screw kabel metal tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecualidipersyaratkan lain. Lampu flouresent haruslah dari jenis day light. Semua lampu flouresent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan faktor daya harus
dilengkapi dengan kapasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya ―microfarad‖ dari kapasitor untuksetiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factormenjadi sekurang-kurangnya 0,95.
E. Instalasi/Konstruksi Panel 1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2,0 mm, kabinet untuk ―panel board‖ mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel
board, yang
besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar Perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran yang dipakai tidak terlalu sesak. Frame / rangka panel harus di-
grounding /ditanahkan pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel ―panel board‖ serta tutupnya. Kabinet dengan kabel -kabel
―troughfeeder‖ harus diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tida k kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi kunci-kunci. Untuk satu
kabinetharus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem Master Key yang harus mendapatpersetujuan terlebih dahulu dari Perencanan Arsitektur.
2. Finishing Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana. Semua kabinet
dari panel board listrik, harus dibuat tahan karat dengan cara ―galvanized cadmium plating‖ ataudengan ―zinc chromate primer‖. Selain yang tersebut di atas harus dilengkapi dengan lapisan anti
karat yaitu sebagai berikut: a. Bagian dalam dari box dan pintu
b. Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat seluruhnya, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat baker.
3. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan mudah masihdapat dijangkau tergantung dari pada macam / tipe panel. Maka bila dibutuhkan alas / pondasi /penumpu / penggantung maka Kontraktor harus menyediakannya dan
memasangnya sekalipuntidak tertera pada gambar referensi proyek yang harus dilampirkan dalam tender.
4. Panel Distribusi Utama Panel distribusi utama harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly termasuk housing bus-bar alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba
dandimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in-door type terbuat dari plat baja. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur
yang kaku,yang bias mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis pada waktu hubungan singkat.Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah atau dari sisi dengan plat-plat penutupharus cukup louvere untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu udara bagianbagianyang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratanPUIL/LMK/VDE. Untuk peralatan yang tertutup,
material-material yang bertegangan harusdicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan api. Semua meteran dan tomboltransfer yang dipersyaratkan harus dikelompokan pada satu papan panel yang berengsel yangtersembunyi.
5. Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama. Pada pintu atau panel dekat pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harusmenunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
sambung padanya.Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings. 6. Bus-Bar / re
Busbar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang
ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 1987). Semua busbar rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik untuk kerangka panel.
b. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan pada PUIL.
Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75º C. Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah, dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan dari peralatan perlu diketanahkan (5 bar).
c. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings) harus menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-
bar dan susunannya. Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.
7. Terminal dan Mur-baut Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga dan disekrup dengan menggunakan mur-bautbahan galvanis.
8. Cadangan / Penyambungan di kemudian hari Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatanyang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar, panel baru,
switch, circuit breaker dan lain-lain. 9. Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter adalahtipe ―Moving Iron Vene Type‖ khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semu flushdalam kotak tahan getaran dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1.5 %.Posisi dari sakelar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai dengan jelas.
10. Merk Pabrik Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-peralatan
sejenisharus dapat saling dipindahkan dan ditukar dengan tempatnya pada frames panel. Panel adalah assembling panel, Industri atau setara yang mendapat persetujuan dari
Perencana.
Untuk phasa R : Warna merah
b. Untuk phasa S : Warna kuning c. Untuk phasa T : Warna biru. d. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push-button atau dengan sakelar,
ataupun dengan ―time switch‖, menyatakan sistem on : warna merah. e. Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau.
F. Panel Distribusi Utama 1. Panel Distribusi Utama
a. Panel distribusi utama harus seperti ditunjuk pada gambar kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly termasuk housing busbar alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat , dicoba, dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi utama harus dari
jenis ini doop type terbuat dari plat baja. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku yang dapat mempertahankan strukturnya oleh stress mekanik pada waktu
hubungan singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah atap dan sisi dengan plat-plat penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/LMK/DE untuk peralatan yang tertutup.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan api. Semua material yang berengsel yang tersembunyi. b. Komponen Breaker Incoming harus tipe 3 pole sedangkan rating ampere dan breaking
capacity disesuaikan dengan kebutuhan. c. Komponen breaker outgoing disesuaikan dengan kebutuhan seperti ada gambar rencana.
d. Dilengkapi dengan alat ukur seperti Volt meter, selector switch, dan lainnya dianggap perlu (sesuai gambar perencanaan).
2. Panel Pembagi Panel pembagi seperi panel penergangan (LP) power panel (PP) dan panel control
disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan beban-beban (sesuai gambar perencanaan).
G. Peralatan Panel, Lampu dan Saklar 1. Moulded Case Circuit Breaker
Insulation rating : 380 volt Dilengkapi dengan : Thermal relase dan electromagnetic over current relase
Rating amper disesuaikan dengan gambar perencanaan. 2. Rotary Switch / Selector Switch Rated tegangan : 500 volt
Rated Arus Max : 63 Amp Pemasangan pada ―base plate‖, Jumlah pole : 6 pole
3. Ampere Meter Class : 1.5
Over load Cap : 1.2 x In Continue Ukuran : 96 x 96 mm Skala : 0 – 500 Amp/3000 Amp
Tipe : Moving Iron, untuk pengukuran AC Ketelitian : ±1.5 % untuk pengukuran AC
4. Volt Meter Class : 1.5 Over load Cap : 1.2 x In Continue
Ukuran : 96 x 96 mm Skala : 0 – 500 Volt
Ketelitian : ±1.5 % untuk pengukuran AC 5. Lampu Indikator Tabulator lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru 6. Push Button Panel mounting, Double On – 1, Off – 0
Semua push–button dilengkapi dengan lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam On atau
Off 7. Miniature Circuit Breaker Rated Voltage : 380 Volt, 50 HZ
Breaker Cap : 10,0 KA (390 Volt ) minimum Tipe : yang mempunyai ―Instantanneous tripping valve‖ sebesar 12 (dua
belas) kali arus In Model : G. Breaker 8. Sakelar
Rocker Mekanisme, Modular, grid system, rating 10 A, 220 Volt, AC Tipe : Switch dan two way switch, push-push, flush segi empat Plates :
9. Push Button Switch Push button system
Rating : 10 A, 220 Volt, AC Plates & Penekan : Dilengkapi dengan rangkaian holding di panelnya. 10. Socket Out let dan Switch Tipe Dinding
Flush type Terminal : 2P + e, 220 volt, AC 10amp
Untuk aut- let+ switch : 13-16 amp bentuk : Persegi dengan outlet 11. Lampu / Tube / Bulb Flourescent
Lampu Flourescent / SL
1) Lampu Flourescent gas discharge tube type, standar warna putih (White /54) 2) Ballast dengan maximum losses ± 9,5 watt, 220 Volt
3) Kapasitor yang menghasilkan minimum PF 0,90 (kapasitor 3,25 micro F) 4) Starter switch terminal dan tube fitting, rotary lock.
5) Merk : Phillips setara
PASAL 11 PEKERJAAN PLUMBING Yang termasuk pekerjaan plumbing meliputi instalasi air bersih, air kotor, air limbah, air
bekas ventilasi dan pompa.
1. Pekerajaan Instalasi Air Bersih a. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi pemipaan reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap
titik pengeluaran. 2. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitari seperti halnya closet
3. Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Buangan, Limbah dan Ventilasi a. Pekerjaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapan yang diperluan dalam sistem pembuangan air kotor.
b. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitari seperti halnya closet, floor drain dan lain-lain.
c. Pengadaan dan pemasangan sistem pengolahan air kotor untuk selanjutnya dibuang ke beerput dan peresapan 4. Pekerjaan drainase
a. Pengadaan dan pemasangan saluran-saluran drainase vertikal yang berupa pipa-pipa tegakdari atap ke saluran bawah tanah. b. Pengadaan dan pemasangan saluran-saluran drainase horisontal dari bangunan ke
saluraninduk kota yang tersedia. 5. Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang.
B. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum 1. Waktu pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
3. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan dari instalasisistem. Lokasi yang ditunjukkan adalah merupakan posisi-posisi perkiraan. Pemborong atasbebannya harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untukmendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna / baik dari peralatan-peralatan sistem. 4. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini tapi tidak ditujukan dalam gambar
atausebaliknya harus dipasang atau beban Pemborong seperti pekerjaan lain yang disebut olehspesifikasi dan ditunjukkan oleh gambar.
5. Material Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang
sesuaidengan tujuan spesifikasi. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harusdiganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu)
bulan setelahditandatangani berita acara serah terima barang. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantianmaterial / peralatan menjadi tanggung jawab Pemborong. 6. Gambar-gambar dan Spesifikasi Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan
tidakterpisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasiini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atauspesifikasi perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya
tanpa ada biaya tambahan. 7. Gambar-gambar Perencanaan Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
pipapia,fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disesuaikan dandipasang oleh Pemborong apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
8. Gambar-gambar Kerja Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site),
termasukperubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya selama pelaksanaan instalasi ini berjalan. Pemborong harus memberikan tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada set
gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut. 9. Gambar Pelaksanaan / Shop Drawing Pemborong harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk disetujuioleh Direksi Pelaksanaan. Pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku danmengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
10. Contoh-contoh Barang Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaankepada Direksi Lapangan atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuandari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang. Bila bahan-bahan tersebut diragukankualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-
bahan atas biaya Pemborong. Bilaternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik / tidak bisa dipakai oleh DireksiLapangan maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar lapangan dalamjangka waktu 3 (tiga) hari harus sudah tidak
ada di lapangan (site). 11. Tenaga Pelaksana Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang / tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan
bahwa tukang-tukang yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan. Pemborong wajib mempunyai pas instalatur yang dikeluarkan oleh PDAM setempat
sesuai dengan domisili dengan Pemborong tersebut. 12. Pengamanan
Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak
diganti oleh Pemborong tersebut tanpa tambahan biaya. 13. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan koordinasi dengan
Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan sebagainya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil
/dihilangkan. C. Penjelasan Persyaratan Teknis Khusus
1. Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor, Air Buangan dan Vent a. Peraturan-peraturan/persyaratan Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan, Kontrak ini
harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenaan dengan pasal sebagai berikut : 1) Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang instalasi Air.
2) Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan DitJen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
3) Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI – 3 (PUBB) 1956 NI – 3 1963 PUBB 1969. 4) Peraturan Beton Indonesia PBI – NI 1 /1955 PBI – NO- 2 /1971
5) Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan.
Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas. b. Material/Bahan-bahan yang dipakai
1) Untuk pipa-pipa jaringan Instalasi air bersih yaitu pipa GIP harus memenuhi persyaratan / BS 1387-1967 atau standar-standar lainnya yang disetujui oleh Direksi Lapangan / Pemberi Tugas.
2) . Sistem Air Bersih : a. Pompa Penyalur (Transfer Pump)
Merk : grundfos Type : Self Primming Multi Stage Centrifugal Pump Daya Pompa :
Tenaga listrik : 220 volt Banyaknya : 2 (dua) set Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 1 buah - Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah Pada pipa tekan dilengkapi : - Stop Valve : 1 buah
- Check Valve : 1 buah Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level kontrol : - 2 buah upper level, untuk tanki atas. (pada masing masing tower air)
b. Pemipaan air bersih :
- Pipa Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 class medium, sekualitas ex BAKRIE& BROTHERS./ SPINDO- Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized maleable iron 150 spi, screw type.- Valve.Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150 spi, screw end,
untukvalve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flanged and ex KITAZAWA. 3) Untuk pipa air kotor, air buangan dan pipa ventilasi yaitu dipakai pipa PVC, merk
Maspion, Wavin, & pipa PVC yang dipakai berkategori kelas AW 10 Kg/cmTebal dindingnya tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
Diameter dalam Tebal dinding minimum Dia.50 s/d Dia 75 mm 3,15 – 405 mm
Dia.100 s/d Dia 125 mm 4,5 – 5,4 mm Dia.150 s/d Dia 175 mm 6,4 mm Dia.200 8,3 mm
c. Pengujian 1) Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan
Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (Lugget) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent
tertinggi. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan di atas minimum 1 jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 m. Apabila Pemilik menginginkan pengujian lain, di samping pengujian di atas, Pemborong harus melakukan
tanpa tambahan biaya. 2) Pengujian sistem distribusi air bersih
Sebelum dipasang, fixtures-fixtures seluruh sistem air harus diuji dengan tekanan HYDROSTATIK sebesar 2 (dua) kali tekanan kerjanya (working pressure) dan tanpa mengalami kebocoran dan dalam waktu minimum 3 jam tekanan tersebut tidak turun /
berubah. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimum 100 meter. Biaya pengetasan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Pengetesan pipa harus dilaksanakan
dengan disaksikan oleh Pengawas atau Direksi Lapangan, selanjutnya apabila telah diterima / memenuhi syarat akan dibuatkan berita acaranya.
d. Sistem Pemipaan 1) Sistem Penyambungan Pipa
Sambungan pipa air bersih pada umumnya dipakai sambungan ulir/screwed dari pipa diameter 2,4‖ ke bawah dan untuk diameter 3‖ ke atas selalu dipakai sambungan flanged
dan dipakai dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya. Untuk katup / valve yang mempunyai Dis 2 ½‖ ke bawah menggunakan katup penutup dari Brons dengan seri 150, dengan sistem penyambungan pakai ulir / screwed dari pipa diameter 2,5‖ ke
bawah dan untuk diameter 3‖ ke atas selalu dipakai sambungan flanged dan dipakai dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya. Untuk katup / valve yang mempunyai
diameter 2 1/2 ― ke bawah menggunakan katup penutup dari Brons dengan seri 150, dengan sistem penyambungan pakai ulir / screwed. Untuk katup diameter ¾‖ dipakai katup tipe bola (Globe valve). Untuk katup yang lebih besar dari diameter ¾‖ dipakai
katup pintu (Gate Valve). Untuk sambungan-sambungan pipa, socket Brons Bend, Tee, dan lain-lain pada jaringan air kotor, air buangan dan vent, dipakai bahan yang sepabrik dengan pipanya atau yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
2) Pemasangan Penyambungan Pipa-pipa
a) Untuk penyambungan /socket harus yang standar pula
Sambungan pipa digunakan sambungan pipa ulir / screwed, penyambungan dengan
ulir ini harus terlebih dahulu dilapisi dengan Res Lead Cement atau memakai pintalan atau pita khusus. Untuk sambungan pipa yang lebih dari diameter 4‖ digunakan sambungan flanged, alam penyambungan harus dilengkapi dengan Ring Type
Gasket/ Ring dari karet dan Gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut. b) Pipa-pipa air kotor, air buangan dan ventilasi
Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui. Sistem sambungan diameter memakai Ring Baret / Rubber Ring Joint,
untuk dimensi diameter 2‖ ke atas, kurang dari diameter 2‖ digunakan lem / Solvent cement, atau yang disetujui oleh Direksi Lapangan. 3) Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
a) Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan
kokoh (Rigid) di tempatnya dengan tumpuan yang mantap. b) Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air yang dilaksanakan harus rapi, kuat dan tidak mengganggu pemasangan-pemasangan / dinding keramik dan sebagainya.
Pemborong bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
c) Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk, dipasang blok-blok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
4) Penggantung penumpu Pipa a) Semua pipa harus diikat / ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker
yang kokoh agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. b) Pipa horisontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak lebih dari 3 m.
c) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup / terikat pada konstruksi bangunan dengan insert / angkur yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan
Ranset dan Fisher. d) Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klem dan dibaut dengan jarak tidak lebih dari 3 m.
e. Valve-valve 1) Semua valve-valve bilamana mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu
pabrik dengan kelas 125 2) Water valve sampai dengan Ø 2‖ adalah jenis ―screwed bronze body‖ dengan ―external
spindle‖ 3) Water valve Ø2 ½‖ – Ø 3‖ adalah bronze flanged body dengan ―Internal screwed spinle‖ 4) Water valve lebih besar dari Ø 3‖ adalah ― flanged steel body‖ dengan ―external pindle
yoke‖ 5) Check valve sampai dengan Ø 2‖ adalah jenis ―Screwed Bronze Body‖
6) Check valve Ø 2 1/2‖ – Ø 3‖ adalah jenis ―Flanged Bronze Body‖ 7) Check valve Ø 3‖ keatas adalah jenis ―Flanged Steel body‖
f. Pipa-pipa dalam tanah 1) Galian pipa dalam tanah harus dibuat degan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa tertumpu
dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama.
2) Setelah pipa dipasang pada lubang galian dan setelah diperiksa oleh Pengawas yang ditunjuk, semua kotoran dibuang dari lubang galian dan ditimbun kembali dengan baik
dengan pasir urug atau tanah bekas galian atau dengan bahan yang ditentukan Direksi Lapangan dengan izin yang disetujui. 3) Patokan / pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan / tanah asli atau bila tidak, maka digunakan ketentuan-ketentuan persyaratan minimal menurut buku petunjuk untuk kedalaman galian.
4) Jaringan-jaringan pipa yang tertanam dalam tanah dipasang pada kedalaman minimal 60 cm untuk Ø 4‖ dan ke atas, dan pada kedalaman minimum 40 cm untuk Ø 3‖ dan ke
bawah. Pipa-pipa tersebut diberi pondasi untuk tumpuan, terbuat dari pasangan pondasi (1pc, 3ps, 5kpr) secukupnya setiap jarak 3 m dan pada sambungan-sambungan maupun pada belokan.
5) Untuk pipa GIP / Blacksteel yang dipendam dalam tanah harus dicat dengan Flincoat setebal 3 (tiga) kali dan dibungkus dengan karung dengan sekelilingnya diberi lapisan
pasir setebal 200 cm serta diberi pasangan pondasi setiap 3 m. 6) Water Level Controller 7) Jenis : Electrode water level controller dengan tegangan operasi 24 V, DC.
8) Operasi : Mengatur kerja pompa-pompa transfer pada tiap-tiap tower tank yang dipasang pada setiap tower tank dan ground tank (pada tower tank) low level dan high level.
g. Pembersihan Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-
kotoran lainnya. Untuk bagian yang dilapisi Chromium atau Nikel harus digosok bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis arsitektural atau timbulnya kerusakan-
kerusakanlainnya, yang semua atas kelalaian Pemborong, maka semua perbaikannya menjaditanggungan Pemborong. Penggantung / Penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainyayang akan tertutup oleh tembok atau bagain lainnya, misalnya pipa didalam
galiam tanah,pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau cat penahankarat.
h. Pengecatan Semua pipa dari besi / baja yang dilapisi dengan TAR (Tar Coated) harus dicat 2 (dua) kali
―Shellac‖ dan dilapisi dengan Chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna
cata yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Manajemen Konstruksi & Perencana. Sebagai patokan umumnya sebagai berikut : 1) Untuk jaringan air bersih biasa digunakan warna biru.
2) Untuk jaringan pipa air kotor, buangan biasa digunakan warna hijau
D. Penjelasan Spesifikasi Teknis Peralatan Utama
1. Pekerjaan air kotor a. Sistem pemipaan
Diadakan pemisahan antara air kotor / buangan dari closet dan urinoir dengan air buangan dari floor drain dan wastafel. Begitu pula untuk air limbah harus dipisah dari air kotor maupun buangan dengan menggunakan pipa tersendiri.
Pengumpulan digunakan dengan pipa-pipa cabang horisontal dan pipa induk vertikal dalam shaft. Untuk mengatasi terjadinya kemacetan di beberapa sistem pemipaan dilengkapi dengan alat pembersih (clean out)
b. Bak Kontrol Untuk pemipaan induk air kotor dalam tanah yang menuju bak penampungan dimana
pipanya lebih panjang dari 4 m harus dibuatkan bak kontrol yang dilengkapi dengan clean out. Lokasi bak kontrol harus mudah untuk pengoperasian bilamana diperlukan. Untuk bak
kontrol air limbah harus dipisah dari bak kontrol air kotor sebelum menuju bak penampungan. c. Pipa Ventilasi
Pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding dengan diameter 1 – 1 ½ ― dan pipa ventilasi utama pada shaft dipasang vent cap pada lokasi paling atas ( pada ceiling lantai atas atau diatap bangunan). Instalasi harus rapi, tidak bocor, untuk sistem maupun
layoutnya bisa dilihatpada gambar perencanaan.
Pasal 12 PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh penyedia.
3. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing merupakan dokumen yang saling melengkapi. 4. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka
segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
5. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan. 6. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan