-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
1
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Kegiatan : Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai
Pekerjaan : Fisik Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau Di Kota Dumai
Lokasi : Kota Dumai - Riau
P a s a l 1 SYARAT-SYARAT UMUM
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan seperti yang akan diuraikan didalam buku ini. Bila
terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian
ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada direksi
untuk mendapatkan penjelasan.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan,
mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan dapat selesai dengan sempurna Lingkup pekerjaan
sebagaimana tersebut diatas secara rinci dapat dilihat pada Daftar
Kuantitas/ Bill Of Quantity (BOQ).
1.3. SARANA KERJA
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib
memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan
keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material
dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal
yang dapat menggangu kelancaran pekerjaan. Semua sarana persyaratan
kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat
tercapai.
1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN
1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam
gambar-gambar yang ada (ARS, SPL dan ME) dalam buku uraian
pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan
dilokasi, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
direksi secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan
dilokasi setelah dibahas direksi (perencana & Pengawas).
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
2
1.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran
jadi, dalam keaadaan selesai/terpasang.
1.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran
yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan. Bila ada
keraguaan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan, kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan
direksi.
1.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti
ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa
sepengetahuan pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat
yang akan ada menjadi tanggung jawab kontraktor baik dari segi
biaya maupun waktu.
1.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing
dua salinan, semua gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda,
berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disetujui ditempat pekerjaan. Dokumendokumen ini harus dapat
dilihat konsultan pengawas kontruksi dan direksi setiap saat sampai
dengan serah terima pertama. Setelah serah terima pertama,
dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi
tugas.
1.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH
1.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah
gambar-gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang
akan disiapkan kontraktor atau suplier atau produsen yang
menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
1.5.2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan
kontraktor untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja.
Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai dahulu.
1.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan
penyerahan dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh
konsultan pengawas. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan oleh konsultan
pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai
setiap perbedaan dengan dokumen kontrak jika ada hal-hal
demikian.
1.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh yang dianggap kontraktor telah
meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan
dokumen kontrak.
1.5.5. Direksi akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu
sesingkat-singkatnya, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan
dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
1.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang
diminta oleh konsultan pengawas dan menyerahkan kembali segala
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
3
1.5.7. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak membebaskan kontraktor dari
tanggung jawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak, apabila
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada
konsultan pengawas.
1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak
boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
1.5.9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus
dikirimkan pengawas kepada konsultan pengawas dalam dua salinan,
konsultan pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda
Telah diperiksa tanpa perubahan atau Telah diperiksa dengan
perubahan atau Ditolak . Satu salinan disimpan oleh konsultan
pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub
kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
1.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh
diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-hal yang sudah
ditentukan dalam katalog atau barang cetakan sudah jelas dan tidak
perlu dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua
rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama dengan butir
diatas.
1.5.11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam spesifikasi teknis
harus dikirimkan pada konsultan pengawas.
1.5.12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan,
contoh-contoh, katalog-katalog kepada konsultan pengawas dan
perencana menjadi tanggungan kontraktor.
1.6. PERATURAN TEKNIS PEKERJAAN
Kecuali ditentukan lain dalam Dokumen Pengadaan ini, maka
Peraturan peraturan tersebut di bawah ini berlaku mengikat dan
kontraktor di anggap telah mengetahui dan memahaminya termasuk
apabila ada segala perubahan dan tambahannya yang berlaku sampai
masa di terbitkan Dokumen Pengadaan ini. sebagai berikut : 1)
Perpres No.54 Tahun 2010 dan Perubahannya. 2) Peraturan Umum
Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aanneming Van
Openbare Werkwn (AV) 1941.
3) Peraturan Pembebanan Bangunan Indonesia ( PBBI ) 4) Peraturan
Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan ( PUBB NI .3 ) 5) Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI NI . 5 ) 6) Peraturan Ukuran Kayu
bangunan (SKSNI S-05-1990-F). 7) Peraturan Pengawetan Kayu (SKBI
3.6.53.1967). 8) Peraturan Pencegahan Rayap (SKSNI T-05-1990-F). 9)
Peraturan SNI Beton untuk Bangunan Gedung 2002 ( 03-2847-2002). 10)
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung(SNI
03-
2847-2002). 11) Peraturan Pembuatan campuran beton (SNI
T-15-1990-03). 12) Peraturan Portland Cement (SII 0013-81).
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
4
13) Peraturan Baja tulang beton (SII 01236-84). 14) Peraturan
Kawat Pengikat beton (SNI 0040-87-A). 15) Peraturan Bata merah (SII
0021-78). 16) Peraturan Plamur Kayu (SII 0773-83). 17) Peraturan
Umum Instalasi Indonesia ( PTUL 1971 ) 18) Peraturan Instalasi
Listrik (SNI 0225-87-D) 19) Peraturan Penangkal Petir (SKBI
1.3.53.1987). 20) Peraturan Pemasangan Pemadam api ringan (SKBI
3.4.53.1967) 21) Peraturan Umum Instalasi Air ( AWI ) 22) Peraturan
Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0162-1987-A). 23) Peraturan Sambungan
pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A). 24) Peraturan Kran
Rumah Tangga (SNI 0122-1987-A). 25) Peraturan Cat Emulsi (SNI
1253-1989-A). 26) Peraturan Plamur Tembok (SII 0548-81). 27)
Peraturan Meni Besi (SNI 0503-1989-A). 28) Peraturan Dempul Kayu
(SNI 0347-1989-A). 29) Peraturan Cat Tutup Besi dan Tutup Kayu (SP4
74 1977). 30) Peraturan Politur (SII 1262-85). 31) Peraturan Tata
Cara Pengecatan Logam (SKSNI T-09-1990-F). 32) Peraturan Tata Cara
Pengecatan Tembok (SKSNI T-10-1999-f). 33) Peraturan umum tentang
Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 atau PLN
setempat. 34) ASTM C144 untuk aggregate, C150 untuk portlan
cement 35) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
instansi Pemerintah
setempat, yang berhubungan dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
ini belum lengkap maka kontraktor wajib untuk mengikuti sebagaimana
ketentuan dan peraturan yang tercantum diatas.
P a s a l 2 PERSYARATAN BAHAN-BAHAN
2.1. AIR
1) Air yang di pergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam
alkali, garam-garam, bahan organis atau lainnya yang dapat merusak
beton dan tulangan beton. PH air antara 7 8
2) Air yang di pergunakan untuk adukan beton konstruksi harus
menurut, sesuai dengan SNI-T-15-1990-03 serta PUBI-9 standard untuk
air agregat.
2.2. URUGAN TANAH
Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih
dari tanah humus maupun akar kayu serta rumput, bebas sampah dan
bebas dari bahan-bahan organis.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
5
2.3. PASIR ATAU AGREGAT HALUS
1) Pasir yang dipergunakan dapat berupa pasir alam hasil dari
desintegrasi alami batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan
batu dari alat mekanis.
2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
keras. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan.
3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
2.4. KERIKIL ATAU AGREGAT KASAR
1) Agregat kasar untuk beton berupa kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan yang diperoleh dari pemecahan
batu dan atau batu alam sungai ( batu kelapa). Agregat kasar adalah
agregat besar butir lebih besar dari 5 mm.
2) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan
tidak berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya
dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir Agregat
kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.
3) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (
ditentukan terhadap berat kering yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm). Apabila
kadar lumpur > 1 %, maka aregat kasar harus dicuci.
4) Agregat kasar tidak boleh mengadung zat-zat yang dapat
merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
5) Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan,
sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau bekas-bekas tulangan.
6) Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut
penilain konsultan Pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah
sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang
kerikil. Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya
dilakukan terpisah. Jika tempat dasar selalu basah pada musim
hujan, maka sebaiknya penempatannya harus didasari alas papan.
2.5. SEMEN
1) Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi (Semen
Type I), berat dan volumenya tidak kurang dari ketentuan yang
tercantum pada zak semen. Pada umumnya tidak terjadi pembatuan atau
bongkah-bongkah kecil.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
6
2) Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis
semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI.8
3) Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan
lebih dari 2,5 %.
4) Semen harus ditempatkan / disimpan dalam gudang tertutup, di
tempat yang kering tidak menjadi lembab, tidak mudah rusak dan
sedapatnya tidak bercampur dengan bahan-bahan lain. Semen yang
sudah tersimpan lama dan diragukan mutunya, sebelum dipakai harus
diperiksa dahulu kepada konsultan Pengawas.
2.6. BAJA TULANGAN
1) Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus
bebas dari kotoran-kotoran, lemak, kulit giling, karat lepas dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap
baja tulangan.
2) Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan
diameter yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar
detail.
3) Mutu baja tulangan menggunakan fy 420 MPa untuk baja ulir
> 13 mm dan fy 420 untuk baja polos untuk < 13 mm.
4) Baja tulangan tidak boleh disimpan / ditumpuk langsung diatas
tanah, tetapi di beri alas / ganjal berupa balok-balok. Penimbunan
di tempat terbuka dalam waktu lama harus di hindarkan.
2.7. KAYU
1) Kayu /papan yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti
yang tercantum dalam Peraturan Konstruksi kayu Indonesia ( PKKI
1973 NI. 5 )
2) Ukuran-ukuran kayu yang tercantum dalam gambar rencana dan
detail adalah ukuran terpasang.
2.8. BATU BATA
1) Mutu bata yang digunakan adalah batu bata lokal dari jenis
kelas I menurut NI 10 dengan bentuk standard batu bata tidak
menampakkan adanya retakretak yang merugikan. Bata merah dibuat
dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, dibakar pada
suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam dalam air.
Ukuran batu bata yang lebih kecil dari bata tidak dibolehkan.
2) Tumpukan batu bata berada diatas tanah yang rata dan tumpukan
harus rapi, sehingga tidak mudah pecah atau patah. Batu bata
dihindarkan dari pembebanan barangbarang yang berat dan sebaiknya
ditutup terpal plastic sehingga terjaga dari panas dan hujan
2.9. BAHAN-BAHAN LAINNYA 1) Semua bahan-bahan bangunan yang akan
dipakai dan belum disebutkan disini
akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
7
2) Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus di
tunjukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
guna mendapatkan izin pemakaiannya.
3) Semua bahan-bahan bangunan yang tidak di tunjukkan kepada
konsultan Pengawas atau ditolak oleh konsultan Pengawas, tidak
dibenarkan pemakainnya dan harus dibawa keluar lokasi proyek.
4) Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang
ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkannya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5) Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan dipakai di
pasaran dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan
tertundanya pelaksanaan pekerjaan.
P a s a l 3 PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.1. UMUM
1) Daerah kerja seperti yang ditunjukkan di gambar rencana harus
dibersihkan dari semua benda-benda yang akan menghambat pembangunan
seperti : pepohonan, sampah-sampah, tonggak-tonggak, humus, lumpur,
lubang-lubang, seperti sumur dan lain-lain.
2) Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak 2,00 meter
dari bangunan yang paling pinggir, pemasangan papan bouwplank harus
benar - benar kuat dan menggunakan alat pengukur waterpass.
3) Kontraktor Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan Pengukuran batas-batas lahan dan Garis
sempadan dengan pemasangan patok-patok yang sah dan dinyatakan
dalam Berita Acara.
4) Pedoman Leveling. a) Lantai dasar bangunan adalah setinggi
+/- 0.000 dan selanjutnya peil ini
yang dijadikan pedoman leveling selama masa pelaksanaan. b)
Sumbu dan patok bangunan pengukurannya dilakukan di lapangan
atas
petunjuk konsultan Pengawas. c) Pengukuran sudut siku hanya
dilakukan dengan alat teropong theodolit
dan water pass. Pengukuran siku dengan benang dengan prinsip
Pythagoras hanya dilakukan untuk bagian ruangan yang kecil saja dan
atas persetujuan pihak konsultan Pengawas.
5) Kebenaran pengukuran vertikal maupun horizontal sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor. Apabila terjadi kesalahan
pengukuran, maka kontraktor harus segera memperbaiki dan sepenuhnya
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
6) Kontraktor di haruskan membuat pagar sementara untuk menjaga
Keamanan proyek selama proses konstruksi. Pagar baru boleh
dibongkar setelah mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
8
3.2. DIREKSI KEET DAN GUDANG KERJA
1) Uraian Pekerjaan Kontraktor harus membangun, menyediakan,
memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat
selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan
kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan
work shop (los kerja) yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan
pelaksanaan proyek.
2) Ketentuan Umum Kantor Lapangan ( Direksi Keet ) a) Kontraktor
harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah. b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai
dengan Lokasi Umum
dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian
dari Program Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal 4.2.(5).(b),
dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah
kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh
kegiatan pelaksanaan.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang
baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah
di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung
yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami
kerusakan.
f) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat
atau dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas
pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk
pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus
dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak
bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan
diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari
genangan air, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari
kerikil serta tempat parkir.
j) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan
bengkel.
k) Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor
yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari
Spesifikasi ini. Seperti ; sarana WC dan fasilitas ibadah.
3) Ukuran Ukuran kantor Lapangan dan fasilitasnya sesuai untuk
kebutuhan umum Kontraktor, pemberi tugas, konsultan Pengawas dan
harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat
kemajuan pekerjaan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
9
4) Bangunan Fasilitas Pendukung a) Work shop dan Gudang
Kontraktor Kontraktor harus menyediakan work shop di lapangan yang
diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik,
sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan
dalam pelaksanaan Pekerjaan. Gudang material serta tempat
penyimpanan bahan pokok material seperti pasir, kerikil, besi
beton, batu bata dan sebagainya dibuat sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan. Khusus gudang semen, lantai terbuat dari dari beton
rabat, bebas dari kelembaban udara.
b) Penjagaan untuk Keamanan Kontraktor harus menyelenggarakan
penjagaan siang dan malam
termasuk alat-alat tanda bahaya bila diperlukan selama
berlangsungnya pekerjaan konstruks.
c) Los-los Pekerja dan Bedeng Pekerja. i) Kontraktor diharuskan
membuat los-los pekerja yang mampu
menampung aktivitas pekerjaan, antara lain los tukang kayu, los
fabrikasi pembesian dan lain-lain yang dianggap perlu dengan
persetujuan konsultan Pengawas.
ii) Pekerja tidak diperkenankan untuk bertempat tinggal di
lokasi los pekerja. Bedeng pekerja dibuat oleh kontraktor dengan
material semi permanent. Kebutuhan MCK pekerja dibuat dengan
perbandingan 1 unit untuk 25 pekerja.
d) Penyediaan Sarana Air dan Listrik Kerja. Air untuk bekerja
harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih,
bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan
diperoleh dari penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik.
Kebutuhan Kva disesuaikan dengan aktivitas pekerjaan atas
persetujuan MK. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air
adalah beban kontraktor.
e) Penyediaan alat pemadam kebakaran. Selama pembangunan
berlangsung kontraktor harus menyediakan alat
pemadam kebakaran Apabila pelaksanaan pembangunan telah
berakhir, maka semua peralatan yang tercantum pada pasal 4.3
(6).(f) menjadi milik pemberi tugas.
f) Jalan Sementara Dan Drainase Lahan Apabila di lapangan belum
terdapat sarana akses sementara, maka
kontraktor harus menyediakan perkerasan jalan sementara yang
dilengkapi sarana saluran pembuangan air lingkungan lahan.
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air di lingkungan area kerja. Pembuatan saluran
sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan konsultan
Pengawas. Semua sarana tersebut harus di pelihara selama
berlangsungnya pekerjaan dan setelah selesai, semua sarana tersebut
harus dibersihkan, kecuali bagian-bagian pekerjaan yang termasuk
dalam lingkup kontrak pekerjaan
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
10
P a s a l 4 PEKERJAAN TANAH/ PASIR
4.1. UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pengurugan, Kontraktor
harus mengajukan metoda pelaksanaan Pekerjaan Tanah kepada pihak
konsultan Pengawas untuk disetujui.
4.2. GALIAN TANAH
1) Lingkup pekerjaan
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang
dinyatakan dalam gambar,dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi Galian tanah pondasi tapak, galian
tanah dan semua pekerjaan galian tanah, seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
2) Persyaratan Pelaksanaan
a) Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas. Lembar galian harus dibuat cukup lebar untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
b) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Direksi/Pengawas untuk diperiksa pekerjaan
selanjutnya.
c) Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali
harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau
miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
sebelum menempatkan bahan urugan.
d) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian
rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai
petunjuk Direksi/Pengawas sampai kedalaman dimana daya dukung yang
sesuai tercapai.
e) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan,
sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak
permukaan galian.
f) Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam
lubang galian.
g) Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
h) Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan
dengan peralatan standar sesuai petunjuk Direksi. Bila ditemukan
batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan kepada
Direksi/Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian
di lanjutkan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
11
Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberi tahu Direksi/Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan
kembali setelah Direksi/Pengawas menyetujui kedalaman penggalian
dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
4.3. URUGAN TANAH / PASIR
1) Lingkup Pekerjaan
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang
dinyatakan dalam gambar,dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi urugan tanah dan pasir yang
pelaksanaannya seperti yang ditunjukkan pada gambar.
2) Persyaratan Pelaksanaan a) Bahan urugan harus bebas dari
bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-
bahan lain yang menggangu dan butiran batu besar dari yang
disyaratkan dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan
berjalan lancar.
b) Bahan urugan yang disimpan dekat tempat kerja untuk waktu
lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar
tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui
tersebut.
c) Lokasi yang akan diberi bahan urugan harus dikeringkan dahulu
dari genangan air menggunakan pompa alat lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
P a s a l 5
PEKERJAAN CAMPURAN
1. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut "adukan"
atau "mortar" merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap
campuran ditentukan dengan ukuran isi, seperti sebagai berikut
:
a. Adukan 1:2 untuk adukan pas. dinding 1/2 batu/kedap air. -
Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir.
b. Adukan 1:3 untuk pondasi Iajur / Afwerking beton. - Berarti
menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir.
c. Adukan 1:4 untuk pas. dinding 1/2 batu/adukan biasa. -
Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir.
2. Pekerjaan campuran semen , pasir, kerikil dan air yang
disebut "beton" jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran
untuk beton mutu BO, BI dan K-125 ditentukan dengan ukuran isi.
Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk
beton mutu K-125 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan
ukuran berat atau direncanakan, seperti sebagai berikut :
a. Untuk beton mutu BO dengan beton 1: 3 : 5. - Berarti
menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil. b. Untuk
beton mutu BI dengan beton 1: 2 : 3. - Berarti menggunakan 1 zak
semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
12
c. Untuk beton kedap air, bila tidak ditentukan lain adalah
1:1,5:2,5 - Berarti menggunakan 1 zak semen : 1,5 zak pasir : 2,5
zak krikil d. Untuk beton mutu K-175 dan mutu yang lebih tinggi
dipakai perbandingan ukuran
berat
3. Pengadukan mutu adukan beton mutu BO sedapatnya diadukkan
dengan mesin pengaduk, sedangkan untuk beton mutu K-175 hingga mutu
yang lebih tinggi harus menggunakan mesin pengaduk.
4. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan
pekerjaan dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang
dihasilkannya harus dibongkar dan kerugian yang diakibatkannya
sepenuhnya menjadi resiko Kontraktor.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan :
1. Pekerjaan ini melingkupi pekerjaan beton dan penulangan
dimana bentuk dimensi dan ukuran seperti tercantum dalam gambar
rencana yang diawasi oleh Pengawas Lapangan atau Direksi Teknis
Lapangan.
2. Untuk pertama kalinya pihak kontraktor pelaksana mengajukan
campuran mix design ke konsultan pengawas sesuai dengan mutu beton
yang akan digunakan. Selanjutnya dengan komposisi campuran
tersebut, dibuat adukan beton dan dilakukan pengetesan sample beton
untuk mendapatkan mutu beton tersebut. Hasil dari pengetesan
tersebut menjadi dasar untuk pemakaian material campuran tersebut.
Semua proses pengetesan dikonsultasikan dengan konsultan
pengawas.
3. Beton terdiri dari campuran semen, pasir, kerikil dan air.
Material tidak diperbolehkan bahan-bahan lain kecuali atas izin
Direksi Teknis pekerjaan.
4. Klas dan mutu beton a. Beton Klas I mutu BO. - Beton untuk
pekerjaan-pekerjaan non strukturil. - Pelaksanaannya tidak
memerlukan keahlian khusus. - Pengawasan ringan terhadap mutu
bahan-bahan. - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan.
b. Beton Klas II mutu BI - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan
strukturil. - Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup. -
Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan. - Tanpa pengawasan
terhadap kekuatan tekan.
c. Beton Klas II Mutu K-175, K-225, K-250, K-300 & K-400 -
Beton untuk pekerjaan pekerjaan strukturil. - Pelaksanaannya
memerlukan keahlian khusus.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
13
- Pengawasan ketat terhadap mutu bahan-bahan. - Pengawasan yang
kontinyu terhadap kekuatan tekan
5. Campuran beton a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang
biasa dipakai untuk pekerjaan-
pekerjaan non strukturil dengan perbandingan 1: 3: 5 dalam
perbandingan ini. b. Untuk beton mutu BI dan K125 dipakai campuran
nominal semen, pasir dan
kerikil dalam perbandingan isi 1: 2: 3 atau 1: 1, 5: 2, 5. c.
Untuk beton mutu K-175, K-225 dan K-250 dan mutu yang lebih tinggi
dari K-
250 dipakai campuran beton dengan ukuran berat atau campuran
beton yang direncanakan agar kekuatan karakteristik yang
direncanakan dapat tercapai.
d. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih kurang
2,5 %. e. Dan atau memakai perencanaan campuran berdasarkan SK SNI
- 2002.
6. Penulangan beton a) Semua besi beton yang digunakan harus
memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 1971). - Bebas dari
kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak
cacat(retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya). - Dari jenis baja dengan mutu
U24 Untuk semua Ukuran . Bahan tersebut dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971. -
Mempunyai penampang yang sama rata. - Ukuran disesuaikan dengan
gambar-gambar.
b) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlaianan dari
ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan
Perencana/Pengawas.
c) Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau
dengan persetujuan Pengawas untuk pekerjaan kontruksi.
d) Kontraktor bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu
besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
pengawas. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas,
jumlah test beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji
atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilaukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Pengawas.
Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
e) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
atau mendapat persetujuan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya
Kontraktor harus membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending
schedule), diajukan kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Hubungan besi beton satu sama lain harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak tergeser selama pengecoran beton
dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan.
Sebelum Beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lainnya
yang merusak. Semua besi beton harus dipasasng pada posisi yang
tepat.
f) Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh
atau semacam itu, harus mendapat persetujuan
Perencana/Pengawas.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
14
g) Besi beton yang tidak memenuhi shyarat-syarat karena
kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS ) diatas, harus
segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis
dari Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.
7. Cetakan Beton a) Bahan
- Bekesting Beton Biasa (Non Ekspose) - Plywood tebal = 12 mm -
Paku angkur, sekrup-sekrup, ukuran sesuai dengan keperluan dan
cukup kuat
untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran
b) Pelaksanaan 1. Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran)
sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar. 2. Pasang
bekesting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai
dengan
design dan standard yang telah ditentukan, sehingga bias
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keseluruhan dan dimensi.
3. Hubungan-hubungan antar papan bekesting harus lurus dan harus
dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan
depormasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan
seminimal mungkin.
4. Bekesting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada
kedua sisinyua. Pemakaian pasangan bata untuk bekesting pondasi
harus atas seijin direksi lapangan. Semua tanah yang mengotori
bekesting pondasi pada sisi pengecoran harus dibuang.
5. Perkuat-perkuat pada bukan-bukaan dibagian-bagian yang
structural yang tidak di perlihatkan pada gambar harus mendapatkan
pemeriksaan dan persetujuan dari direksi.
6. Bekesting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
Deviasi garis vertical dan horizontal. - 6 mm, pada jarak 3000 mm.
- 10 mm, pada jarak 6000 mm. - 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau
lebih
7. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa
rusak terkena bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai. Untuk itu, dalam bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai,
sisi dalam bekesting harus dibasahi dengan air bersih. Dan
permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran
beton.
c) Kontrol Kualitas 1. Periksa dan kontrol bekesting yang
dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk
beton yang diinginkan, dan perkuat-kuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekesting,
wedgeeties, dan bagian-bagian lainya aman.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
15
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekesting telah
dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan pembersihan
Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekesting yang telah
dilaksanakan sebelum dilaksanakn pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekesting kayu lebih
dari 2 kali tidak diperkenankan. Penambahan pada bekesting , juga
tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-bukaan sementara yang
diperlukan.
4. Bekesting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan
persetujuan sebelumnya dari Direksi lapangan.
d) Pembersihan 1. Bersihkan bekesting selama pemasangan, buang
semua benda-benda yang
tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari
bagian dalam bekesting. Siram dengan , menggunakan air bertekanan
tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masing tersisa
pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan.
2. Buka bekesting secara kontiniu dan sesuaikan dengan standard
yang berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau
ketidak seimbangan beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekesting harus dilakuakan dengan hati-hati, agar
peralatan-peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak
permukaan beton.
4. Untuk yang dipakai kembali, bekesting-bekesting yang telah
dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan
terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami
kerusakan.
5. Bilamana diperlukan perkuatan-perkuatan pada
komponen-komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi
syarat pembebanan dan kontruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan
kontruksi dilantai diatasnya bisanya dilanjutkan. Pembukaan
penunjang bekesting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75
% dari kekuatan takan 28 hari (28 day compressive strength) yang
diperlukan.
6. Bekesting-bekesting yang dipakai untuk mematangkan (curing)
beton, tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh
Direksi.
8. Perawatan beton Untuk mencegah pengeringan beton terlalu
cepat, paling sedikit beton selama dua
minggu beton disiram terus-menerus dengan menggunakan goni yang
disiram dengan air.
9. Pelaksanaan pekerjaan beton Ukuran dimensi beton diameter
besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan
gambar Rencana
10 Pelaksanaan pengetesan beton Untuk setiap 5 M3 pengecoran di
lapangan, diambil 1 sample beton ukuran
silinder Diameter 15 cm x 30 cm, untuk dilakukan pengetesan
kekuatan mutu beton di lapangan.
Cara pengetesannya :
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
16
Terlebih dahulu mal sample dilumuri dengan minyak atau oli untuk
mendapatkan bentuk sample yang bagus dan mempermudah dalam membuka
mal sample tersebut.
Adukan beton dimasukkan ke dalam sepertiga tinggi sample dan
ditusuk sebanyak 20 tusukan, kemudian dimasukkan sepertiga adukan
lagi dan ditusuk 20 kali danan sepertiga terakhir juga ditusuk
dengan 20 kali tusukan. Lalu permukaan sample diratakan dan diberi
tanda tanggal pengecoran beton tersebut.
Selang 1 hari kemudian, sample dikeluarkan dari mal-nya dan
selanjutnya direndam dalam bak air yang telah disediakan. Dan
sample tersebut dikeluarkan sehari sebelum hari pengetesan ( 3, 7,
14, 21 atau 28 hari).
Pada saat pengetesan, permukaan sample diberi belerang, agar
tekanan dari alat pengetesan merata ke semua bagian sample.
Pada saat pengetesan dilakukan, harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor Pelaksana dan pihak dari supplier beton (jika
menggunakan ready mix).
11 Pemasangan Alat-alat didalam beton
a) Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang
atau memotong kontruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan
dan seijin Pengawas.
b) Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi
sebesar diameter 10 cm atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila
lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang
perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor dan
dikoordinasikan dan mendapatkan persetujuan Pengawas.
P a s a l 7 PEKERJAAN DINDING/ PLESTERAN
7.1. PEKERJAAN DINDING BATA
1. Bahan Pokok a. Bata, harus dari tanah liat, hasil produksi
lokal dengan ukuran standar yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing sera rata, tanpa
mengandung kotoran.
b. Jika ukuran bata yang diproleh berbeda dengan ukuran diatas,
kontraktor harus melaporkan kepada pengawas untuk mendapatkan
pertimbangan dan persetujuan.
c. Sesuai dengan pasal 81 dari PUBI 1982, minimal daya dukung
ultimate harus 30 kg/cm2.
d. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut : -
Kualitas baik. - Pembakaran matang. - Warna merah merata. - Keras
dan tidak mudah patah.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
17
- Harus satu ukuran satukualitas (kalau ada tidak boleh beda
lebih 3 mm).
2. Adukan a. Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi
(sloof) sampaisetinggi
20 cm diatas lantai harus dibuat dari adukan 1 PC : 2 PS. b.
Semua dinding mulai diatas 20 cm dari sampai dibawah balok harus
dibuat
dari adukan 1 PC : 4 PS. c. Beton harus dikasarkan dengan alat
pada sambungan vertikal dngan dinding
agar adukan dapat merekat dengan dinding agar adukan dapat
merekat dengan sempurna
7.2. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan. a. Meliputi penyelesaian permukaan dinding
pada semua tembok yang
dikerjakan dengan pasangan bata, kolom-kolom, balok beton, yang
tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan
lain, tembok tersebut diselesaikan dengan Plesteran yang kemudian
di cat dengan Cat tembok kecuali tersebut lain dalam gambar atau
RKS ini.
b. Memperbaharui plesteran dari dinding bata yang telah ada, dan
kemudian diselesaikan dengan Cat Tembok
2. Bahan Pokok a. Pasir Pasang. Pasir pasang yang digunakan
harus bersih bermutu baik dengan butiran
kasar, tiodak mengandung lumpur dan bahan lain yang akan
mempengaruhi mutu pekejaan.
b. Semen./ PC. PC yang digunakan adalah Portland Cement Type I
produksi PT. Semen
Paadang atau yang setara. c. Air. Yang digunakan haruslah air
bersih dan sesuai dengan ketentuan.
3. Komposisi Adukan a. 1 Pc : 2 Ps (plesteran trasram) dipakai
untuk plesteran pada bagian yang
berhubungan/ selalu kena air terutama pada dinding bak air dan
sudut sudut dinding, serta semua dinding dimulai dari ujung balok
pondasi (sloof) sampai setinggi 20 cm diatas lantai.
b. 1 Pc : 4 Ps dipakai untuk semua bagian selain yang
dilaksanakan dngan trasram.
4. Pelaksanaan a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran dinding
tidak boleh terlalu kering,
jika bidang yang akan diplester sudah terlalu kering harus
dibasahi terlebih
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
18
dahulu hingga jenuh dan pada bidang beton harus dikasarkan
terlebih dahulu supaya mendapat pelekatan adukan yang sempurna.
b. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya,
permukaan harus dibasahi air sehingga tetap lembab dan dijaga
jangan sampai terjadi penguapan terlalu banyak dan tidak rata.
c. Pekerjaan plesteran harus dilakukan dengan rata dan tidak
retak, plesteran yang acat atau retak-retak setelah selesai harus
segera diperbaiki hingga terluhat baik dan sempurna.
P a s a l 8 PEKERJAAN PLAFOND
8.1. Lingkup Pekerjaan. Meliputi semua pengadaan tenaga kerja,
peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan rangka
plafond besi hollow, pasang plafond gypsum board, plafond
lambersering piri-piri, list profil kayu dan list profil gypsum.
Denah plafond dan piri-piri dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
8.2. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pemasangan kerangka Plafond Gypsum. a. Rangka plafond gypsum
dibuat dari besi hollow galvalume SNI yang
memiliki daya tahan sangat baik terhadap korosi dan karat dengan
ukuran 40x40x1,4 mm.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor menyerahkan contoh
bahan dan data teknis bahan kepada konsultan pengawas untuk
disetujui.
c. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
seabelum pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan
mengenai jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah
bahan, cara penyambungan, cara fabrikasi, cara pemasangan dan
detail lain yang diperlukan.
d. Rangka plafond harus sesuai dengan tinggi permukaan, coraknya
sesuai dengan yang dinyatakan pada gambar.
e. Semua bagian-bagian harus saling bersambungan secara seksama
dan struktur keseluruhannya harus merupakan penopang yang baik dari
rangka atap yang kokoh pada tembok.
2. Pemasangan Plafond Gypsum. a. Papan gipsum harus dari produk
yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm, ukuran modul
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff
atau setara.
b. Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan
AS 2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
c. Seluruh permukaan Plafond Gypsum Board ini harus datar air
(wter pass), celah-celah harus dibuat benar-benar lurus dengan
polanya sesuai dengan
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
19
petunjuk gambar, pada pertemuannya dengan dinding dibaut sesuai
dengan gambar.
3. Pekerjaan Plafond Piri piri. Bahan plafond menggunakan kayu
kelas II, dengan ukuran 2 x 10 cm dengan kwalitas baik dengan jarak
maksimal 2 cm antara papan piri piri dan dipakukan pada rangka,
bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
4. Pekerjaan List Plafond Pingir Gypsum Board Bahan List Plapond
plafond Gypsum digunakan type List Piano dari Pabrik dipasang dan
dipoles dengan tepung kornes., bentuk dan ukuran disesuaikan dengan
gambar rencana.
5. Pekerjaan Panel Corner Cornice Plafond Gypsum Board Bahan
Panel Corner Cornice (hiasan sudut) plafond Gypsum digunakan type
panel ukuran menengah dari pabrik dengan dipasang menempel pada
plapond gypsum dan dipoles dengan tepung kornes, bentuk dan ukuran
disesuaikan dengan gambar rencana
P a s a l 9 PEKERJAAN KOZEN, PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
9.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja,
peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan Kozen,
Pintu, Jendela dan Ventilasi. perletakan dan bentuk kozen, pintu,
jendela dan ventilasi dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
9.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
9.2.1. Bahan Pokok 1. Bahan Kusen, pintu, jendela dan ventilasi
yang digunakan untuk
Bangunan Kantor adalah bahan UPVC (Unplasticized Polyvinyl
Chloride) yang berkualitas baik.
2. Bahan Kusen yang digunakan untuk Mess adalah bahan kayu kelas
I kecuali untuk pekerjaan pintu kamar mandi.
3. Bahan pintu panil, jendela dan ventilasi untuk Mess
menggunakan kayu kelas II.
4. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening dengan kualitas
baik dan tebal 5 mm, sesuai dengan gambar rencana.
5. Contoh bahan yang digunakan untuk pekerjaan Kozen, pintu,
jendela dan ventilasi harus diserahkan kepada konsultan pengawas
untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.
6. Direksi/Pengawas berhak menolak bahan kozen, pintu, jendela
dan ventilasi jika tidak memenuhi persyaratan Dan kontraktor harus
segera
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
20
mengganti bahan tersebut, segala biaya yang timbul karena hal
tersebut menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya.
9.2.2. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan
Ventilasi UPVC 1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh
dilaksanakan
sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor
disetujui Konsultan Pengawas.
2. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat
sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi
yang telah ditentukan.
3. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
Pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi
komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam
Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dapat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
5. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan. 6.
Semua bagian Konzen UPVC yang berhubungan dengan semen atau
adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran
plastik. 7. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam
Gambar
Kerja dan memenuhi ketentuan. 8. Penutup celah harus digunakan
sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat dan memenuhi ketentuan. 9. Semua bahan kusen, daun pintu
dan jendela UPVC, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi
benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
10. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan
dan brosur serta persyaratan teknis yang benar.
11. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda
yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.
12. Semua UPVC yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan
harus tetap dilindungi dengan Lacquer Film.
9.2.3. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan
Ventilasi Kayu 1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh
dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui
Konsultan Pengawas.
2. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat
sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi
yang telah ditentukan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
21
3. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
Pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
4. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau
bingkai harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
5. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding
dan bila kosen, pintu, jendela dan ventilasi yang telah terpasang
maka kosen tersebut harus tetap plastic tape agar kosen tetap
terjamin kebersihannya.
9.2.4. Pedoman pelaksanaan Pekerjaan Kaca
1. Untuk Pemasangan kaca pada pintu dan jendela UPVC harus
sesuai dengan ketentuan teknis produk UPVC
2. Pemasangan kaca harus rapat dan tidak goyang sedikitpun
sehingga tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran.
3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam
keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran
dalam bentuk apapun.
4. Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti
oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
P a s a l 10 PEKERJAAN KUNCI/PENGANTUNG
10.1 Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan
dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada semua daun
pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.
10.2 Bahan 1 Kunci kunci yang dipergunakan adalah kunci tanam 2
x putar Cisa 208
dengan tiga buah anak kunci yang dibuat dari bahan stainless
steel. 2 Pegangan terbuat dari bahan stainless steel. 3 Engel yang
digunakan adalah engsel Nilon untuk engsel pintu dan jendela. 4
Grendel produk lokal 3 sesuai dengan kebutuhan pada gambar. 5 Besi
neut dan angker dari besi beton 3/8 Untuk alat-alat penggantungan
dan
kunci khusus, kontraktor diwajibkan terlebih dahulu mengajukan
contoh brosur dari bahan yang akan digunakan kepada pengawas.
10.3 Macam dan lingkup pekerjaan. 1. Pengadaaan dan pemasangan
kunci pada semua pintu sesuai dengan gambar
kerja. 2. Memasang 4 (empat) buah engsel 4 pada setiap daun
pintu. 3. Memasang 3 (tiga) buah engsel 3 pada setiap daun
pintu.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
22
4. Memasang grendel pada daun pintu. 5. Memasang grendel 3 pada
daun pintu WC.
10.4 Syarat-syarat pelaksanaan 1. Semua pemasangan harus rapi,
sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup
dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan. 2. Sebelum
penyerahan pekerjaan dilakukan semua kunci-kunci diminyaki
sehingga dapat bekerja dengan lancar dan baik.
P a s a l 11 PEKERJAAN LANTAI
11.1 Lingkup pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja,
peralatan, bahan-bahan dan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana dan RKS.
11.2 Bahan 1. Lantai keramik 40 x 40 dan 20 x 20 serta plint
keramik 10 x 40 harus dari
merek yang dikenal dengan kualitas memenuhi ketentuan SNI. 2.
Sebelum kontraktor mendatangkan bahan keramik ke lokasi, terlebih
dahulu
mengajukan contohnya paling sedikit 3 (tiga ) macam yang berbeda
untuk masing-masing ukuran/ type yang diminta kepada pengawas untuk
disetujui.
3. Pengiriman bahan kelokasi proyek harus terbungkus dalam
kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/ merek
dagang yang utuh dan jelas.
11.1 Persyaratan pelaksanaan Pasangan Lantai Keramik 1.
Pemasangan harus rata (waterpass), rapi dan sambungan antara harus
sama
letaknya, (lebar siar/neut 2 mm) antar siar tersebut merupakan
garis lurus dan diisi dengan semen putih atau adukan lain yang
disetujui oleh pengawas.
2. Pemotongan keramik harus menggunakan tile cutter, dan
permukaan keramik harus rata dan rapi. Seluruh permukaan harus
dibersihkan dari sisa-sisa pasta dan material lainnya.
3. Keramik yang akan dipasang harus disortir apakah warnanya
sama dan sisinya tidak pecah dan bergerigi.
4. Keramik yang dipasang, sebelum dipasang punggung bagian dalam
keramik harus dibersihkan dari kotoran yang melekat. Pemasangan
harus menempel pas 100 %, tidak boleh ada rongga pada tempelan,
Neut (siar) keramik harus ada dan lurus.
5. Sebelum dipasang Keramik, lantai terlebih dahulu harus disiku
dengan sudut 90 derajat.
6. Sebelum dipasang Keramik dinding terlebih dahulu permukaan
dinding harus benar benar rata.
7. Lantai 0,00 akan ditentukan pada saat penjelasan lapangan
oleh pemberi tugas atau oleh perencana.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
23
P a s a l 1 2 PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
12.1. Lingkup Pekerjaan Meliputi semua pengadaan tenaga kerja,
peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan rangka atap
dan penutup atap serta dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
12.2. Bahan
1. Rangka atap berupa kuda-kuda baja ringan zingalum yang
merupakan sebuah inovasi yang memiliki banyak keunggulan dalam
melindungi dan menunjang sistem struktur atap yang stabil dan kuat
dengan ukuran dan jarak kuda-kuda sesuai dengan gambar rencana.
Baja ringan yang digunakan harus memiliki garansi Pemeliharaan
selama + 10 tahun.
2. penutup rangka atap dipasang atap metal tebal 0.3 mm. 3.
penutup perabung dipasang Perabung metal tebal 0.3 mm. 4. bola-bola
atap metal tebal 0.3 mm. 5. Pemborong harus mengajukan contoh
(sample) terlebih dahulu kepada Direksi
guna untuk mendapat persetujuan tentang kwalitas produk yang
akan dipakai.
12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh atap bangunan digunakan bahan atap genteng metal yang
berkwalitet baik.
2. Seluruh bahan rangka atap dan bahan kuda kuda adalah memakai
bahan baja ringan yang berkualitas baik dan telah mendapat
persetujuan Direksi.
3. Seluruh perabung atap digunakan bahan yang sesuai dengan
bahan atap, kwalitet baik. Pemasangan Perabung harus dilapisi
dengan papan tebal 2 cm, yang dipasang lurus, rata dan bagus dan
tidak terlihat bergelombang dengan menggunakan paku seng.
4. Pemasangan atap harus rata, rapat dan tidak terlihat adanya
celah-celah berupa lobang atau gelombang untuk itu sebelum
melakukan pemasangan atap, kontrol dulu kebenaran pemasangan rangka
atap/gording agar benar-benar rata, baru dapat dilakukan pemasangan
atap.
5. Pada bagian ujung atap dipasang singap dan pada sisi
atap/bola-bola atap ditutup dengan papan lapis seng plat yang
dipaku rata, lurus dan ujung atap pada Bangunan kantor dipasang
papan penutup singap yang diketam halus dan licin.
6. Untuk bahan List Plank dan Selembayung digunakan bahan GRC
yang bekualitas baik dan telah mendapat persetujuan dari
Dereksi
7. Semua fabrikasi yang dilakukan Kontraktor haruis mengajukan
gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk
disetujui oleh konsultan pengawas, dan Kontraktor tidak
diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut
disetujui.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
24
P a s a l 1 3 PEKERJAAN SANITAIR
13.1. Lingkup pekerjaan
a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang
digunakan.
b) Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah pemasangan instalasi
air bersih dan instalasi air kotor, Pekerjaan pemasangan kloset,
keran, bak mandi, floor drain dll.
13.2. Bahan
Closet Duduk Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
atau American Standart), lengkap dengan aksessoris (warna
disesuaikan pada saat pelaksanaan).
Closet Jongkok Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
atau American Standart, warna disesuaikan pada saat
pelaksanaan).
Wastafel Wastafel Bahan porselen, produk dalam negeri (setara
TOTO atau American Standart)
Sink dapur (TOTO atau yang setara) Urinoir setara TOTO Sekat
Urinoir setara TOTO Keran air stainless Steel setara TOTO Floor
Drain stainless Steel setara TOTO Gantungan Tissue stainless Steel
setara TOTO Gentungan handuk stainless Steel setara TOTO Pipa PVC
type AW uk. , ,1 untuk Instalasi air bersih dan 2, 3 4
untuk instalasi air kotor
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan
tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pada setiap masing-masing toilet, dipasang 1 Bh closed
jongkok kwalitet KIA atau setaranya berikut kedudukannya.
2. Pada setiap masing-masing toilet dipasang bak air Fiber
ukuran 70 x 70 cm berikut dipasang kran air 3/4 masing-masingnya.
Perletakan disesuaikan dengan gambar.
3. Saluran air kotor berat dari closet dipakai pipa PVC diameter
4 dialirkan ke Beer foot tank/septicktank.
4. Air kotor ringan/bekas cucian dari toilet dialirkan ke
rencana saluran keliling bangunan melalui Floor drain dengan
menggunakan pipa PVC diameter 3.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
25
5. Semua pipa-pipa ini ditanam kebawah tanah, untuk itu sebelum
pemasangan lantai seluruh pipa pembuang air sudah harus terpasang
dalam keadaan baik dan utuh.
6. Septick tank terbuat dinding bata pasangan 1 batu yang
dipasang dan diplester dengan adukan 1 PC : 3 PS. Lantai dari beton
cor dan tutup dari beton bertulang lengkap dengan pipa udara dari
besi berbentuk T dan lengkap lobang saringan yang diisi dengan
ijuk, batu pecah, sesuai gambar, dan dibuatkan peresapannya, bentuk
dan ukuran disesuaikan dengan gambar detail.
7. Sumber air memanfaatkan sumur bor yang didistribusikan dengan
pipa PVC ke masing-masing toilet.
P a s a l 1 4 PEKERJAAN LISTRIK/ ARMATUR
14.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh
Instalator listrik yang telah memiliki surat izin (PAS) dari PLN
Distribusi setempat dan memiliki surat izin kerja yang masih
berlaku.
2. Instalasi listrik dipersiapkan untuk tegangan 220 Volt.
3. Bahan-bahan dan kabel-kabel yang dipakai harus Produk
Indonesia dan sesuai dengan persyaratan yang berlaku pada
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan mempunyai SII (Standard
Industri Indonesia).
4. Seluruh kabel-kabel yang ditanam dalam dinding tembok
pasangan bata, pipa-pipa listrik sudah harus terpasang sebelum
plester dinding dilaksanakan. Pipa yang digunakan PVC diameter 5/8,
sedangkan kabel-kabel yang berada diatas plafond dipasang sejajar
dengan memakai Rel Glass.
5. Saklar dan Stop Kontak yang dipakai adalah terbuat dari
plastik putih tahan panas, khusus untuk kemampuan Stop Kontak
disesuaikan dengan kebutuhan.
6. Lampu-lampu yang dipakai antara lain : - Seluruh lampu bagian
dalam dipasang Lampu TL 2 X 20 watt komplit dan
bagian luar selasar serta Km/wc dipasang lampu pijar biasa 45
Watt.
7. Masing-masing bangunan dipasang Skring 2 group dan MCB guna
pengelompokan dan pengaturan arus listrik.
8. Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik dan sempurna dalam
pemasangan Instalasi Listrik perlu ditest/diuji dengan menggunakan
alat uji khusus yang disaksikan oleh pengawas/direksi dan pihak
pengguna jasa.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
26
P a s a l 1 5 PEKERJAAN RANGKA BAJA
1. Lingkup Pekerjaan
Temasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat bantunya dan
alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai
dengan gambar-gambar dan Uraian Syarat-syarat ini di lokasi yang
ditentukan, sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Konsltan Pengawas. Dalam
hal ini termasuk pekerjaan Ranga Baja dan Pintu Holding Gate.
2. Persyaratan bahan.
2.1 Persyaratan Standar Kualitas Bahan.
Untuk pekerjaan raiining standard yang berlaku : PUBB.1956
(AV)-NI-3.1970.
2.2 Penggunaan Bahan Untuk Work Shop.
Kolom Baja Profil WF 300x150x6,5x9 Ring Balok Baja Profil WF
250x125x6x9 Gording Baja Profil CNP 125x50x20x2,3. Atap Longspan
Zincalume 0,4 mm (pabrikasi uk. 7,7 x 0,76 m) Pintu Folding Gate
Gavalume 0,80 mm
2.3 Sambungan Besi.
Jenis pemakaian yang diperkenankan adalah dengan Baut dan Las,
disesuaikan dengan gambar .
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
3.1 Persyaratan Umum.
3.1.1 Semua bahan sebelum dipasang (dan sesudah dipasang) harus
ditunjukan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/Arsitek beserta
ketentuan/Persyaratan pabrik, untuk mendapatkan persetujuan Pemberi
Tugas sesuai pengarahan dan saran Arsitek.
3.1.2 Bahan yang tidak disetujui harus diganti atas beban
Kontraktor, tanpa biaya tambahan sampai dapat disetujui oleh
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
3.1.3 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/pengantian bahan,
maka bahan penganti harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
27
3.1.4 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti
Gambar- gambar yang ada kondisi lapangan termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
Gambar. Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada Gambar, Kontraktor
tidak diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan
dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
3.1.5 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar,
Kontraktor tidak diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa
persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
3.1.6 Kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
3.1.7 Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pengecekan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
3.1.8 Kontraktor wajib memperbaiki/menganti bila ada kerusakan
yang terjadi selam masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas
biaya selama kerusakan bukan diakibatkan oleh tindakan Pemberi
gas/Konsultan Pengawas.
3.2 Kualifikasi Kontraktor.
3.2.1 Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan ini harus
menunjukkan izin usaha yang harus dipunyai oleh pemborong sesuai
dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
3.2.2 Pengalaman kerja dalam bidang yang akan dikerjakan.
3.2.3 Daftar peralatan dan tenaga ahli yang akan mengerjakan
proyek/pekerjaan ini.
3.2.4 Tempat penyimpanan bahan mentah dan jadi cukup untuk
proyek ini dan memenuhi Syarat-syarat.
3.2.5 Penunjukan tempat/perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang perkayuan bila tidak melakukan sendiri.
3.2.6 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang
terdapat pada uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam
gambar- gambar atau peraturan-peraturan yang berlaku baik di dalam
maupun yang berasal dari luar negeri.
3.2.7 Kontraktor harus mengikuti kontrak-kontrak yang akan
disusun kemudian dengan pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran
terjamin maupun teknis dan non teknis lainnya.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
28
3.2.8 Kontraktor harus mendapatkan tenaga ahli di lapangan yang
setiap saat diperlukan dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan di lapangan baik teknis maupun administratif.
3.3 Gambar Detail Pelaksanaan.
3.3.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/Dokumen
Kontrak sesuai dengan Spesifikasi pabrik.
3.3.2 Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak sesuai dengan Spesifikasi pabrik.
3.3.3 Gambar shop drwing sebelum dilaksanakan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
3.4 Contoh Bahan.
3.4.1 Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan
contoh dari semua bahan, brosur lengakap dan jaminan dari pabrik
kecuali untuk bahan yang tidak disediakan oleh pabrik.
3.4.2 Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebanyak minimal 4 (empat) yang
setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
3.4.3 Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan produk akan
diambil oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan selama tidak
lebih 7 (tujuh) hari kelender setelah persyaratan contoh-contoh
bahan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan memberikan informasi
kepada Kontraktor.
3.4.4 Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat dan
menyerahkan contoh jadi jenis bagian besi pagar yang dikerjakan
untuk mendapat persetujuan dari pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
3.5 Cara Pelaksanaan.
3.5.1 Pelaksanaan pekerjaan harus dikerjakan dan diatur oleh
tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan disesuaikan
dengan ketentuan/persyaratan pabrik serta dilaksanakan dengan
mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarata dan petunjuk Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
3.5.2 Rangka Baja dan pintu folding Gate harus dikerjakan dengan
rapi tanpa benjolan pada alas bagian yang tampak sesuai dengan
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
29
gambar harus dichroom dan diselesaikan menutur jadwal
penyelesaian dalam uraian ini.
3.5.3 Pemotongan dan pengelasan harus memakai mesin kecuali
bagian- bagian tertentu sesuai dengan persetujuam Pemberi
Tugas/KonsultanPengawas.
P a s a l 1 6 PEKERJAAN PENGECATAN
16.1. Bahan 1. Pengertian cat disini adalah meliputi Wall duty
sebagai lapisan sement-
emulsion filter / Plamer . 2. Cat harus dimasukkan dalam kaleng
dimana tertera nama perusahaan pembuat,
petunjuk pemakaian, formula, nomor warna dan tanggal
pembuatannya. 3. Cat minyak yang digunakan settara dengan merk
platone, sedangkan cat
tembok yang digunakan setara dengan merk Matex. 4. Plamur dan
dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk
yang sama dengan merk cat jadi yang terpilih. 5. Cat meni untuk
pekerjaan kayu dan besi digunakan merk yang sama dengan cat
terpilih. 6. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang
sama dengan bahan
yang diencerkan.
16.2. Macam dan lingkup pekerjaan. 1. Mencat dengan cat tembok
pada dinding exterior dan interior seperti
dinyatakan pada gambar. 2. Mencat dengan cat kayu untuk semua
bidang permukaan kayu yang nyata-
nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar. 3. Semua
lapisan permukaan yang akan dicat, baik besi maupun kayu diberi
lapisan cat meni (meni kayu dan meni besi). 4. Mengecat dengan
cat air untuk semua dinding tembok Plapond Gypsum Board,
dengan warna yang sudah disetujui oleh pengawas Pekerjaan daan
perencana. 5. Mengecat dengan Ultran Plitur untuk Pasangan Plapond
Lambreshering serta
Rangka Kozen dan daun Pintu, dengan warna yang sudah disetujui
oleh pengawas Pekerjaan daan perencana.
6. Warna untuk semua jenis cat akan ditentukan kemudian oleh
Direksi bila lain ditentukan oleh gambar.
16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cat Tembok. Bidang yang akan dicat sebelumnya harus
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain basah, setelah
kering lalu didempul pada permukaan yang
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
30
berlubang sehingga permukaannya rata licin sampai baik atau
dengan cara yang telah direkomendasikan oleh pabrik.
2. Cat Minyak Digunakan Pada Permukaan Papan lesplank serta
ukiran papan selembayung dan ukiran singok, Menggunakan cara
seperti yang telah ditentukan oleh pabrik, sebelum pengecatan
dimulai, kayu harus kering. Setelah didempul dengan dempul plastik
dengan campuran yang telah ditentukan dan digosok/ diamplas sampai
rata dan licin baru kemudian dicat minimal 3 kali jalan.
3. Cat meni kayu Bidang yang akan diat meni harus bersih dan
kering, dicat secara merata dan tidak terlihat lagi serat-serat
kayu yang akan dicat
4. Cat Besi
a. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi seluruh pekerjaan pengecatan besi/baja pada pagar dan
pintu gerbang seperti yang tecantum dalam Gambar Spesifikasi ini
lokasi yang ditentukan.
b. Persyaratan Bahan. a) Cat Dasar : Zyncromat lokal b) Cat
Akhir : Cat Duko Pentax c) Warna : Sesuai persetujuan direksi d)
Kontraktor wajib memberikan contoh material yang dipakai untuk
disetujui pengawas, sebagai pedoman dalam pelaksanaan. e)
Kontraktor harus menyerahkan fotokopy persyaratan teknis dari
pebrik untuk informasi pengawas. Material lain yang tidak
terdapat pada pasal ini, tetapi diperlukan untuk pekerjaan dalam
bagian ini, harus dari bahan baru, kualitas baik dari jenis serta
harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
f) Kontraktor wajib membuat tempat penyimpanan contoh bahan yang
telah disetujui direksi keet.
c. Pesyaratan Pengiriman dan Penyimpanan. a) Bahan harus
didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih berada
di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
b) Bahan harus disimpan di tempat terlindung dan tertutup,
kering tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan
pabrik.
c) Tempat penyimpanan bahan cukup untuk proyek ini , bahkan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
d) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib
menganti atas biaya Kontraktor.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
31
d. Persyaratan Pelaksanaan. a) Sebelum pengecatan permukaan besi
/baja/aluminium harus bersih
dan bebas dari karat, retak dan kotoran lain. b) Pembersihan
dengan plat Cleaning adalah cat yang terbaik, jika
kerak (mill scalae) dibiarkan untuk beberapa lama pada
permukaannya, maka pembersihan dengan sikat baja atau secara
mekanis boleh juga dipakai.
c) Pengerokan dengan sikat baja hanya dilakukan bila keadaan
mendesak, seta disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
d) Pengecatan dengan menggunakan alat semprot dimana disesuaikan
dengan keadaan lokasinya. Pengunaan alat-alat lain, dari kualitas
yang terbaik dari jenisnya dengan persetujuan pengawas.
e. Persyaratan Pengamanan Pekerjaan. a) Besi/baja yang sudah
terpasang dilindungi dari kemungkinan
cacat/rusak yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. b)
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
P a s a l 17 ADMINISTRASI PROYEK
1) Laporan Proyek a) Kontraktor harus membuat Laporan fisik
proyek berupa : Laporan Harian,
Laporan Mingguan & Laporan Bulanan dikumpulkan pada setiap
akhir bulan. b) Konsultan Pengawas akan memeriksa kebenaran laporan
yang dibuat
kontraktor. 2) Dokumentasi Foto Proyek
a) Foto proyek diambil pada awal proyek sampai akhir pekerjaan
dinyatakan selesai 100%
b) Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian
rupa sehingga point-point pekerjaan penting tidak terlewatkan.
c) Pengambilan photo rekaman proyek juga dilakukan setiap
bulannya sebagai lampiran kelengkapan administrasi pada saat
pengajuan laporan bulanan.
d) Photo yang diambil harus menggambarkan kegiatan pelaksanaan
pada saat : 0% , 25% , 50% , 75% dan 100%.
P a s a l 18 PEKERJAAN UKURAN
1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut ukuran yang tercantum didalam gambar rencana
serta Spesifikasi Teknis, Pemborong juga berkewajiban
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan setiap akan memulai suatu
bagian pekerjaan.
-
Spesifikasi Teknis Pembangunan Kantor UPT Wilayah III Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Riau di Kota Dumai Tahun 2013
32
2. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
yang lainnya dengan segera memberitahukan kepada Direksi setiap
selisih volume pelaksanaan dengan rencana pekerjaan yang ada pada
gambar rencana maupun syarat teknis.
3. Semua peralatan serta alat-alat pengukuran yang dipergunakan
disediakan oleh Kontraktor untuk keperluan Direksi Pekerjaan maupun
keperluan Kontraktor sendiri.
4. Direksi Pekerjaan dapat memberikan perintah kepada
Kontraktor, tanpa mengganti kerugian atau ongkos untuk pelaksaan
pengukuran-pengukuran guna kepentingan pekerjaan.
P a s a l 19 SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Penyerahan pertama pekerjaan tahap I dapat diajukan oleh
kontraktor apabila terbukti pekerjaan fisik telah mencapai bobot
100 % berdasarkan hasil pemeriksaan/ penelitian oleh Team PHO.
2. Penyerahan kedua pekerjaan dapat diajukan oleh kontraktor
apabila masa pemeliharaan selesai dan telah diperiksa dan diteliti
oleh Team FHO.
3. Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan dapat dilaksanakan
apabila semua prosedur Persyaratan Teknis dan Administrasi telah
dipenuhi oleh kontraktor berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
berlaku didalam kontrak dan bestek.
P a s a l 20 PENUTUP
1. Semua syarat-syarat yang tercantum didalam spesifikasi teknis
ini harus dilaksanakan dengan baik dan benar oleh kontraktor serta
mengikuti petunjuk-petunjuk Teknis dari Direksi Teknis Kegiatan dan
konsultan Pengawas.
2. Semua ketentuanketentuan yang belum tertuang dalam
spesifikasi teknis umum ini akan diatur pada waktu Aanwijzing,
Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan oleh
Direksi Teknis Kegiatan pada saat mulai pelaksanaan dan sedang
berlangsung kegiatan pekerjaan.
3. Walaupun spesifikasi teknis umum ini tidak lengkap
dicantumkan satu persatu mengenai bahan dan lain-lain, tapi
tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.