Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH CABANG SYARIAH MEDAN Tahun Anggaran 2014 BAB I DATA PROYEK Pasal 1 Nama Proyek Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH CABANG SYARIAH MEDAN Pasal 2 Tempat dan Lokasi Proyek Jalan S. Parman Medan Pasal 3 Data Bangunan Rencana 1. Luas Lantai Bangunan Keseluruhan 432 m2 2. Luas Lantai Dasar 8 m x 16 m = 128 m2 3. Jumlah Lantai 4 lantai 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB I
DATA PROYEK
Pasal 1
Nama Proyek
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH CABANG SYARIAH
MEDAN
Pasal 2
Tempat dan Lokasi Proyek
Jalan S. Parman
Medan
Pasal 3
Data Bangunan Rencana
1. Luas Lantai Bangunan Keseluruhan 432 m2
2. Luas Lantai Dasar 8 m x 16 m = 128 m2
3. Jumlah Lantai 4 lantai
1
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
Pasal 1
Penanggung Jawab Pelaksanaan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Pemilik Proyek (Penyedia Dana) dengan
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak
Kerja.
2. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja.
3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek
kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana
dengan posisi minimal seperti berikut :
a. Project Manager
b. Site Manager
c. Supervisor Lapangan
d. Surveyor
e. Draftmen
f. Tenaga Administrasi dan Operator Computer
g. Kepala Tukang
5. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam
kerja.
6. Penggantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan
harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. Konsultan Supervisi berhak
mengajukan kepada Owner untuk pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada
2
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu
menjalankan tugasnya dengan baik.
7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus
mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.
Pasal 2
Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan tertentu.
2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana.
3. Shop Drawing tidak boleh merubah disain, mengurangi kuantitas, dan mengurangi kualitas
pekerjaan.
Pasal 3
Gambar Hasil Pelaksanaan ( As Built Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing) yang sesuai
dengan pelaksanaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama.
2. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As
Built Drawing yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana,
Owner, dan Pemilik/Pengguna Bangunan.
3. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada
bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.
Pasal 4
Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )
1. Kontraktor harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system operasi (Operation
Hand-Book) sebelum masa serah terima untuk semua peralatan yang ada dalam bangunan
seperti :
a. Instalasi Listrik
b. Instalasi Air Bersih
c. Instalasi Pengkondisian Udara
d. Instalasi Sound System
3
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
e. Instalasi TV - set
2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan pengguna bangunan dengan
memberikan penjelasan yang diperlukan. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik
dalam bangunan pada tempat yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.
Pasal 5
Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat
1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan dan cacat
pekerjaan. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya
sendiri.
2. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya. Kerusakan dan cacat pada bangunan
akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat
dibuktikan dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat. Hasil perbaikan terhadap kesalahan
pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 6
Rencana Waktu Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time
schedule) keseluruhan kepada Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu
penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan
yang telah disetujui oleh Owner kepada Konsultan Supervisi. Kontraktor Pelaksana juga
harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.
4
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
4. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan
mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam
menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
Request Material dan Request Pekerjaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan material bangunan
(request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai. Request Material yang
diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner.
2. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan
diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang
telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.
3. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk
pekerjaan yang akan dikerjakan. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika request pekerjaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Request Pekerjaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 8
Metode Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap pekerjaan yang akan
dikerjakan. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
5
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode Pelaksanaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Metode Pelaksanaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 9
Rencana Material Dan Peralatan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.
2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.
3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
Pasal 10
Rencana Tenaga Kerja
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja mingguan yang
akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.
2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan. Konsultan Supervisi berhak untuk
tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis.
Pasal 11
Pekerjaan Diluar Jam Kerja
1. Pekerjaan-pekerjaan di luar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus atas persetujuan Konsultan
Supervisi.
2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk pengawasan
pekerjaan di luar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
6
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan
di luar jam kerja normal atau pada malam hari.
Pasal 12
Laporan Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan
kepada Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Laporan harian, laporan mingguan, dan
laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi serta diketahui oleh Owner.
3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan
kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan laporan bulanan yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat).
Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada
pada lokasi pekerjaan.
Pasal 13
Surat Menyurat Dan Komunikasi
1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan harus melalui dan diketahui oleh Konsultan Supervisi kecuali
ditentukan lain oleh Owner.
Pasal 14
Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)
1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan, dipimpin
oleh Owner atau Konsultan supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal oleh
Supervisor lapangan.
3. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap
minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.
7
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
4. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain
oleh Owner.
Pasal 15
Penanggung Jawab Pengawasan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka
Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah
Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.
2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21
Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.
3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek
kepada Owner dimana di dalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi
dengan posisi minimal seperti berikut :
Site Engineer
Inspector
Tenaga Administrasi Dan Operator Computer
4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan lapangan
proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus berada dilokasi pekerjaan minimal
selama jam kerja.
5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek
yang telah disetujui oleh Owner kepada Kontraktor Pelaksana.
6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Owner. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner
untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga
ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.
7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.
8
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 16
Instruksi Konsultan Supervisi
1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang
dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk tulisan.
Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh
Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
3. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini :
a. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi
konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang
dari Spesifikasi Teknis dan Gambar Bestek.
b. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
c. Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang
dianggap kurang mampu.
d. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat
proses pelaksanaan pekerjaan.
e. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan Kontraktor
Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan
memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.
Pasal 17
Perubahan-Perubahan Disain
1. Atas instruksi dan persetujuan Owner Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi berhak
mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis. Perubahan-
perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis harus disampaikan secara tertulis
kepada Kontraktor Pelaksana untuk dilaksanakan.
2. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak
wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
9
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh menambah
biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam
Kontrak Kerja. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar
Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana dan disetujui oleh
Owner.
4. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya
yang dilakukan oleh Konsultan Perencana. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan
ketidak sesuaian antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan
Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi harus
mendiskusikannya dengan Konsultan Perencana kecuali ditentukan lain dalam Kontrak
Kerja. Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan acuan mana yang
harus dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of
Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
Pasal 18
Lain-Lain
Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang
mengikat dan wajib diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.
10
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 1
Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik
Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air bersih dan Instalasi
listrik selama berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan
keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
Pasal 2
Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua pekerja
yang berada dalam lokasi pekerjaan. Perlengkapan keamanan kerja seperti berikut ini :
Helm Pelindung Kepala
Sepatu untuk melindungi kaki
Pemadam Kebakaran
Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
Pasal 3
Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tempat/pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan beserta
minimal 2 orang penjaga keamanan yang bekerja selama 24 jam.
Pasal 4
Perlindungan Lokasi Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya pekerjaan
konstruksi dari gangguan luar.
11
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB IV
PEKERJAAN AWAL
Pasal 1
Pembersihan Lapangan
1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan.
2. Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh diolah kembali untuk dipakai sebagai material
bangunan. Kecuali untuk bongkaran keramik lantai 1 (satu) yang akan di atur kemudian.
Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ke tempat yang tidak menggangu
lingkungan hidup.
Pasal 2
Penentuan Letak Partisi Bangunan
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengukuran kembali akan kebenaran posisi partisi
bangunan yang akan dibuat seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar
Bestek.
2. Hasil pekerjaan pengukuran kembali tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang
ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana. Jika ada
perubahan-perubahan posisi bangunan maka harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Owner.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
12
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB V
PEKERJAAN GALIAN & TIMBUNAN
Pasal 1
Galian Pondasi
1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi
disekitar penggalian bersih. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
tapak pondasi dan ini harus dibuktikan dengan pekerjaan pengukuran posisi perletakan
pondasi dengan cara manual dan disetujui Konsultan Supervisi.
2. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur bangunan eksisting. Bentuk galian dan
kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek. Pengalian pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/beskiting
yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.
3. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk kemudahan pekerjaan
pengalian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Kesalahan pengalian sehingga
kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman
tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
4. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup.
5. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus ditempatkan
dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak
menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus
tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Kontraktor
Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah
tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian. Hasil
pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 2
Urugan Galian Pondasi
1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Untuk
urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang disetujui
oleh Konsultan supervisi.
2. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan.
13
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Galian Pipa Dan Instalasi Listrik
1. Yang dimaksud dengan galian pipa adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
Instalasi Air Kotor dan Instalasi Air Bersih. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai
dengan Gambar Bestek.
2. Kedalaman galian pipa minimal 40 cm dari muka tanah dasar kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan lain
yang ada disekitarnya.
Pasal 4
Pasir Urug
Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai Kerja
Beton ( Line Concrete ). Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.
14
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VI
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 1
Pondasi Tapak Menerus Beton Bertulang
1. Sebelum pondasi tapak dikerjakan Kontraktor Pelaksana harus memastikan galian
pondasi sudah selesai 100%.
2. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi sebelum
memulai pekerjaan pondasi tapak. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh
dikerjakan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Pada bagian paling dasar pondasi
dilapisi dengan pasir urug dengan ketebalan minimal 10 cm. Lapisan pasir urug harus
dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.
3. Di atas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (land concrete) dengan
ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr. Pekerjaan lantai kerja tidak
boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air.
4. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai kerja atau dapat juga
dilakukan di bengkel kerja Kontraktor pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi
tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan
Gambar Bestek.
5. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal dan
tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan pekerjaan theodolit atau pengukuran
manual. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu K-250.
6. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
15
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VII
PEKERJAAN BETON
Pasal 1
Pasir Beton
1. Pasir beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam. Tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan.
2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
3. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
Pasal 2
Kerikil Beton
1. Kerikil beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Kerikil
Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural atau beton dengan mutu
dibawah K-125. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI).
Pasal 3
Batu Pecah
1. Batu pecah yang digunakan hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil
pekerjaan manual (manusia). Batu pecah berasal dari batuan kali. Terdiri dari butiran yang
keras dan bersifat kekal. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%. Jumlah
butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang
dapat merusak beton seperti zat alkali. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran
butiran terbesar maksimal 3 cm.
16
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau beton dengan mutu
K-125 sampai mutu K-250.
Pasal 4
Semen Portland
1. Semen portland terdaftar dalam merk dagang. Merk semen Portland yang dipakai harus
seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton non struktural. Mempunyai
butiran yang halus dan seragam. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
2. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan gedung
berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Pasal 5
Air
Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa. Tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak beton. Air setempat dari sumur
dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
Pasal 6
Zat Additive
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
2. Jika menggunakan zat additive Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan
syarat yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai. Kerusakan dan
kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat dibuktikan secara teknis
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
Tulangan Beton
1. Tulangan beton bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.
17
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3000 kg/cm2 atau 300
MPa. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan
atau sesuai Gambar Bestek. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan
3. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada
spesifikasi teknis ini.
Pasal 8
Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton dengan mutu K-175 sampai mutu K-250
Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain). Mutu
beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti berikut :
a. Kolom Gawangan Pintu Brankas K-250
b. Dinding Ruang Brankas K-250
c. Pondasi Tapak K-250
d. Sloof K-175
e. Plat Lantai Brankas K-250.
2. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton. Semua beton
dengan mutu K-175 sampai K-250 harus menggunakan batu pecah dan tidak diizinkan
menggunakan kerikil beton.
Pasal 9
Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)
1. Berdasarkan Job Mix Disain Kontraktor Pelaksana membuat Rencana Campuran Lapangan
(Job Mix Formula) beton struktural dengan mutu K-175 sampai mutu K-250. Job Mix
Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi komposisi material
beton. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau timba-
timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material berdasarkan perhitungan Job
Mix Formula. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak standar
dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda dengan komposisi material beton
yang ada dalam Job Mix disain.
18
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam perhitungan
Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 10
Beton Ready Mix ( Beton Siap Curah )
1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Supervisi terhadap semua mutu beton yang menggunakan Beton Ready Mix. Job
Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
3. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
Pasal 11
Perakitan Tulangan dan Penyambungannya dengan Konstruksi Eksisting
1. Perakitan tulangan dapat dilakukan di bengkel kerja oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung
pada lokasi konstruksi.
2. Dimensi, model, bengkokan, dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai dengan Gambar
Bestek atau standar yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI). Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan gambar dan daftar bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran
tulangan pada bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.
3. Pada tulangan kolom, dinding brankas, pondasi tapak, dan plat lantai harus diberi balok-
balok beton tahu dengan tebal yang disesuaikan dengan tebal selimut beton. Beton tahu harus
ditempatkan pada semua sisi tulangan yang bersentuhan dengan bekisting. Mutu beton beton
tahu minimal sama dengan mutu beton konstruksi penempatan.
4. Penyambungan tulangan baru dengan konstruksi eksisting menggunakan metode chemical
stick
5. Penggunaan jenis bahan zat additive pada chemical stick harus melalui persetujuan
Konsultan Supervisi
19
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 12
Acuan / Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 12 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu
penyangga dari kayu kelas kuat III.
2. Kontraktor pelaksana harus mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan untuk
bekisting kolom, dan dinding brankas serta konstruksi lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan supervisi.
3. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka
sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi. Bentuk bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga
pada waktu diisi dengan campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
4. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya terhadap
arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan
secara manual tidak dibenarkan. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
5. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung sejak waktu
pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena alasan penggunann zat
additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton. Pekerjaan membuka bekisting
tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus
memperbaikinya.
Pasal 13
Pengecoran Beton ( Casting Concrete )
1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus memastikan
Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian konstruksi
sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton. Pengecoran dalam kondisi cuaca
hujan tidak dibenarkan kecuali Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil
pengecoran tidak berhubungan langsung dengan air hujan. Pengecoran beton harus dilakukan
20
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125.
3. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan batu pecah, pasir beton, semen, air, dan zat
additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Lama
pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan
oleh Konsultan supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah
disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.
4. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh pekerja
kelokasi bekisting untuk dituang. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan
tidak boleh dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak
tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan
beton segar terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Untuk pengecoran pada daerah tinggi , Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan
dengan Concrete Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.
5. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter. Penuangan beton
dalam dinding brankas dan kolom tidak boleh menciptakam sangkar kerikil atau
penumpukan kerikil pada posisi tententu pada saat bekisting dibuka. Jika terjadi sangkar
kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu dengan mempergunakan beton
campuran zat kimia khusus untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
6. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor Pelaksana harus
membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 5 Kr sehingga air semen tidak meresap
dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan. Antara
pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama tidak boleh lebih
dari 1 hari.
7. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat untuk pengecoran seperti
Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air Pump, dan Concrete Vibrator harus tersedia
dilapangan. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
21
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 14
Perawatan Beton ( Curing )
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap beton yang
telah selesai dituang dalam bekisting.
2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian menyiram
air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu minggu. Penggunaan metode
lain untuk perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 15
Quality Kontrol
a. Slump Test
1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan dari
Concrete Mixer atau minimal setiap 5 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai slump
yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job Mix Disain.
b. Benda Uji Beton
1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan slinder
standar. Ukuran kubus adalah 20 x 20 cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter
15 cm.
2. Benda uji beton harus diambil untuk setiap mutu beton yang berbeda. Benda uji beton
harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai berumur 28 hari. Pada benda uji
beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji dan tanggal pengambilan benda uji
yang tidak mudah hilang dan luntur.
Pasal 18
Sambungan Antar Beton
1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton baru sebaiknya dihindari
pada konstruksi beton.
2. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih dari 3 hari harus
dilakukan dengan Bonding Agent hal ini harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
3. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.
22
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VIII
PEKERJAAN LANTAI
Pasal 1
Bongkaran Keramik Eksisting
1. Pekerjaan bongkaran lantai keramik eksisting harus benar-benar bersih dan hanya
meninggalkan lantai kerja eksisting.
2. Hasil bongkaran keramik bangunan lama boleh diolah kembali untuk dipakai sebagai
material bangunan (khusus pekerjaan keramik). Hal ini berdasarkan kesamaan motif dan
warna material yang akan digunakan untuk pekerjaan sisipan lantai keramik di lantai 2 dan
lantai 3 pada area bukaan pintu yang baru. Sisa material yang dihasilkan dari bongkaran
bangunan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi
pekerjaan atau ke tempat yang tidak menggangu lingkungan hidup.
Pasal 2
Water Proofing Membran
1. Pekerjaan water proofing membran di lantai 4 harus dikerjakan dengan benar,
pemasangannya harus sampai ke dinding penyekat dengan ketinggian minimal 10 cm.
Kondisi dinding penyekat yang dipasang water proofing membran harus sudah bersih dari
plesteran eksisting, sehingga lapisan water proofing melekat sempurna di media batu bata.
2. Untuk pemasangan lapisan water proofing di area floor drain harus dilakukan dengan benar
sehingga mengurangi resiko kebocoran, dan harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
Pasal 3
Keramik Lantai
1. Keramik lantai yang dipakai adalah keramik dari material yang berkualitas baik (KW-1)
Keramik lantai mempunyai permukaan yang rata dengan bentuk yang benar-benar siku pada
setiap sisi-sisinya. Ukuran keramik lantai harus mengikuti ukuran yang ditentukan pada
Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek.
2. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran keramik untuk
minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Perencana untuk disetujui. Warna, corak,
dan motif keramik lantai ditentukan dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Perencana
pada masa pelaksanaan konstruksi.
23
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Warna keramik lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan
dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek sulit didapatkan atau tidak
dikeluarkan lagi oleh pabrik. Warna keramik lantai harus seragam untuk setiap jenis warna
yang sama.
4. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan keramik dan sebagai tempat
isian perekat antar keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm. Pemasangan
lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti elevasi
lantai pada Gambar Bestek. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak
bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil masangan harus
diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.
24
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB IX
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN
Pasal 1
Batu Bata
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan
Bangunan yang berlaku.
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang 20 cm, dan tebal 5 cm
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan. Batu bata adalah dari hasil
pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak
mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan. Batu bata bentuknya
harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya.
3. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2. Perubahan-perubahan pada dimensi
dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah
tertentu harus disetujui oleh Konsultan supervisi. Toleransi hanya diperbolehkan untuk
dimensi dan bukan untuk kualitas.
Pasal 2
Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps
1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada semua dinding kecuali
dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air.
2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan maksimal
1,5 cm dan minimal 1 cm. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum
dipasang. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan
tidak satu garis sambungan.
3. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah horizontal.
Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk ketepatan
elevasi dan kedataran permukaan. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc
: 4 Ps harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
25
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps
1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram
dengan air dengan merata.
2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps . Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. Plesteran
campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang
diplester.
3. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan
plesteran baru yang tidak rata. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh
lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
4. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan
pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui
oleh Konsultan supervisi.
26
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB X
PEKERJAAN PARTISI ALUMINIUM DAN KACA
Pasal 1
Deskripsi Sistem
a. Umum
Pekerjaan Partisi aluminium untuk interior termasuk pekerjaan yang berkaitan, seperti :
angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang lainnya.
b. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Keamanan
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahan kaca, memenuhi
faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau
tahan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak
merekat, dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan
ini.
Pasal 2
Persyaratan Struktur
a. Defleksi
1. AAMA = Yang dijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
2. JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2 cm.
3. SII = yang diijinkan maksimum L/175 untuk double dan L/125 untuk
single glazed.
4. SS = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125
untuk single glazed.
b. Beban Hidup
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan, seperti : meja
(stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan 62 kg
dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.
27
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Kebocoran Udara
1. ASTM E 283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2 ft3 / min setiap ft unit panjang
penampang bidang bukaan pada 1,57 lb / ft2 tekanan differensial.
2. SS 212 = Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10
m3/h/m pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200 Pa.
Kondisi ini berlaku untuk gedung non air condition sedangkan untuk
gedung air condition kebocoran udara maksimum mengikuti grafik
A&B.
Pasal 4
Kekedapan Udara
Faktor pengurangan kebisingan suara (Sound Transmission) sebesar 22,5 dB pada frekwensi 124
– 4000 Hz (hanya berlaku untuk produk-produk khusus).
A. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
B. Billet Yang Dipakai
Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komponen (%) :
Mg : 0.45 – 0.9
Si : 0.2 – 0.6
Ti : 0.1 max
Mn : 0.1 max
Zn : 0.1 max
Fe : 0.35 max
Cu : 0.1 max
Cr : 0.1 max
Aluminium : Sisanya
C. Kaca
Kaca tebal minimal 5 mm produk Asahima atau yang setaranya dengan warna clear
D. Back – UP Material
1. Bahan : polyurenthane Foam
28
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Sifat material : Tidak menyerap air
3. Kepadatan : 65 – 96 kg/m3
4. Ukuran Penampang : 25% - 50 -% lebih besar dari celah yang
terjadi
E. Gasket
1. Bahan : PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
2. Kepadatan : Tahan terhadap perubahan cuaca
3. Kekerasan : 60 – 80 Durometer.
4. Jenis bahan : Extrusion
F. Setting Block Untuk Kaca
1. Bahan : EPDM
2. Kekerasan : 80 – 90 Durometer
G. Sealant Dinding
1. Single Komponen
2. Type : Silicon Sealant
H. Screw
1. Bahan : Stainless Steel
I. Hardware Dan Part
1. Engsel Pintu Butt-Hinge: Tipe K-6311D, bahan Stainless Steel (SUS
304)
2. Crescent Lock : Tipe 2K-19338, bahan Staenless Steel (SUS
304), ZDC2, dan Pollyamid 66.
3. Handle : Type K-11571, material SUS 304.
4. Door Closer : P-182 KY atau yang setara
5. Flush Bold : Type K-6312A, bahan Aluminium Casting.
6. Friction Stay : Bahan = Stainless Steel
J. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
K. Joint Sealer
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna menutup
celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Bahan = Butyl Sheet
29
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 5
Warna Aluminium
a. Kozen : Silver Metalic.
b. Frame Daun Pintu : Silver Metalic.
c. Daun Pintu KM/WC : Silver metalic
Pasal 6
Data Pelengkap
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Kontraktor Pelaksana harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi jika dalam Gambar Bestek tidak diberikan oleh Konsultan
Perencana, yang menjelaskan
a. Tipe dan tampak setiap jenis pintu aluminium / curtain wall.
b. Detail sambungan.
c. Detail pemasangan.
d. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
e. Kelengkapan ukuran-ukuran.
b. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria desian yang ada (kalau diperlukan).
Pasal 7
Fabrikasi Dan Assembling
1. Semua jenis jendela dan pintu aluminium difabrikasi di Work Shop/ Pabrik. Semua
sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk sambungan
yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari
bagian yang tidak terlihat mata. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di
Shop Drawing yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Perakitan pintu aluminium dilaksanakan di Work Shop/Pabrik sehingga selain kwalitas
perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di
lapangan.
3. Hardware yang dipasang menggunakan back plate. Standar toleransi assembling dijelaskan
dalam table berikut :
30
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING
No. Keterangan Toleransi ( mm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari
tempat yang ditentukan
Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertikal dan
horizontal)
Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket)
Perbedaan ukuran dalam, dari rangka aluminium dan daun
jendela aluminium, baik untuk tinggi maupun lebar.
Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang bersebelahan.
Sambungan las
Sealant
+ / -3
< 0,5
< 3
+ / - 1,5
< 2
Tidak terlihat pada
bagian yang terlihat
mata langsung
Sesuai ukuran di Shop
Drawing
Pasal 8
Pengiriman dan Penyimpanan Di Site
1. Semua profil dilapisi PVC plastic atau polythilene film. Pengiriman barang-barang harus
hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
2. Setiap unit pintu, maupun curtain wall yang dikirim ke lapangan harus ada tanda / bukti
sudah diperiksa kwalitasnya oleh QC pabrik. Material yang disimpan di lapangan (site)
harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan / cacat.
31
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 9
Pemasangan Pada Struktur Bangunan
1. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor Pelaksana.
2. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan koordinasi
dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan Shop Drawing.
Pasal 10
Pekerjaan Kaca & Cermin
1. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian
pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara
penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis.
2. Persyaratan Bahan.
Bahan yang dipakai adalah :
Kaca lembaran bening (Clear Float Glass)
Kaca tempered (Tempered Glass)
Kaca cermin
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang sama
dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.
Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang dihasilkan
dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu.
Kedua permukaan rata licin dan bening.
Untuk cermin, pelindung belakang adalah non-paperback, yaitu menggunakan cat bahan
tembaga (copper back)
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Batas Toleransi :
Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti
pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3 m
double active achesive) dan dilaksanakanoleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan
dijamin kerapihannya.
32
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna
ditentukan kemudian. Atau warna tsb. Diajukan terlebih dulu ke Konsultan Supervisi,
Perencana dan Pemberi Tugas.
Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan
profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.
Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U
dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Supervisi diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau
orang lain
33
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XI
PEKERJAAN DINDING PARTISI
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum, termasuk pemasangan
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi.
Pasal 2
Persyaratan Bahan
a. Rangka
Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm
Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil
kanal C (C-Channal).
b. Penutup partisi
Digunakan GRC yang bermutu baik, tebal = 4 mm.
c. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain
yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead
berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Supervisi, Perencana dan Pemberi
Tugas.
Pasal 3
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga
terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
terkait dengan partisi GRC, diantaranya adalah :
Pekerjaan Instalasi pada dinding
Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.
34
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
b. GRC yang dipasang adalah GRC yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang
lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan
Supervisi dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
g. Sambungan partisi GRC diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus
GRC. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit
gypsum board hilang.
h. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner
bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
i. Setelah panel GRC terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku, dan antara
unit-unit GRC tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain,
misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi GRC, dilakukan dengan menggunakan
waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Supervisi.
35
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XII
PEKERJAAN PLAFOND
Pasal 1
Gypsum Board
1. Material utama plafond adalah Gypsum Board ukuran standard 1200 mm x 2400 mm, tebal 9
mm dengan warna dasar putih.
2. Gypsum Board adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai
Merk Dagang. Gypsum board yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam
keadaan cacat dan rusak.
Pasal 3
Rangka Plafond
1. Rangka plafond adalah rangka alumunium – furring. Penggunaan rangka plafond dengan
material baja ringan anti karat harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Cara
pemasangan rangka plafond sesuai dengan denah rangka plafond Gambar Bestek atau sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi.
2. Rangka plafond harus digantung pada konstruksi plat lantai beton bertulang atau balok lantai.
Setiap 2 m2 luas plafond harus dipasang minimal 4 pengantung plafond.
Pasal 4
Pemasangan Plafond
1. Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka dengan alat sambung
paku gypsum.
2 Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul Gypsum dan
Stiker Gypsum untuk menghindari penampakan sambungan. Pada sudut-sudut ruangan
dipasang list profil gypsum ukuran 9,5/15 cm.
3. Pada posisi tertentu atau sesuai dengan Gambar Bestek dipakai list plafond dari bahan
Stainless Steel Siku ukuran 10x10x 5 mm. Cara pemasangan harus mengikuti denah rangka
plafond yang ada dalam Gambar Bestek.
4. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik,
instalasi air bersih, dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak