Top Banner
i PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN ANSAMBEL REKORDER SOPRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANJARMASIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata-1 Pendidikan Sendratasik Oleh: Riza Rosadi NIM A1B309238 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2013
80

Riza Rosadi (A1B309238).pdf

Jul 10, 2016

Download

Documents

Riza Rosadi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

i

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN

ANSAMBEL REKORDER SOPRAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANJARMASIN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata-1

Pendidikan Sendratasik

Oleh:

Riza Rosadi

NIM A1B309238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2013

Page 2: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Riza Rosadi NIM: A1B309238 dengan judul Pengaruh Metode Tutor

Sebaya dalam Pembelajaran Ansambel Rekorder Sopran terhadap Hasil Belajar

Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin. Ini telah dipertahankan di depan

dewan penguji pada tanggal.

Banjarmasin, 17 Juli 2013

Dewan Penguji

Penguji I,

Maryanto, M.Sn

NIP 19750913 200912 1 001

Penguji II,

Rusma Noortyani

NIP 19790614 200501 200

Penguji Ahli,

Sumasno Hadi, S.Pd., M.Phil

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Pendidikan Sendratasik

Dra. Nanik Mariani M.Pd

NIP 19590928 199010 2 001

Page 3: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, :

Nama : Riza Rosadi

NIM : A1B309238

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Sendratasik

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini

hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Banjarmasin, Juli 2013

Riza Rosadi

NIM A1B309238

Page 4: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

iv

ABSTRAK

Rosadi, Riza. 2013. Pengaruh Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Ansambel

Rekorder Sopran terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 2

Banjarmasin. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan

Musik, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing : (I)

Maryanto, M.Sn. (II) Rusma Noortyani, M.Pd.

Kata kunci: tutor sebaya, pembelajaran ansambel rekorder sopran, hasil belajar

Pembelajaran ansambel musik dianggap penting untuk mengembangkan

potensi bermusik karena didalamnya terkandung tentang pembelajaran tempo,

harmoni, ketepatan nada dan irama. Akan tetapi, ketika praktik secara ansambel,

terdapat beberapa siswa yang tidak mampu mengikuti temannya dalam bermain

rekorder secara ansambel. Metode tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang

tuntas terhadap bahan pelajaran dan memberikan bantuan kepada siswa yang

mengalami kesulitan memahami pelajaran. Dalam pelaksanaannya, metode tutor

sebaya memerlukan pelatihan kepada para tutor dan peranan guru sebagai

fasilitator untuk bisa membantu para tutor menjelaskan kepada teman asuhnya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata seni musik di SMP Negeri 2

Banjarmasin dapat diketahui bahwa guru menggunakan metode konvensional

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode konvensional adalah metode

tradisional dimana guru memberikan penjelasan materi dan mendemonstrasikan.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil belajar siswa dengan metode tutor sebaya,

mengetahui hasil belajar siswa dengan metode konvensional, dan mengetahui

perbedaan dari hasil belajar siswa yang menggunakan metode tutor sebaya dengan

metode konvensional.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi seluruh siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin yang berjumlah 220 orang . Pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu untuk mengambil 2

kelas secara acak yang tidak mempunyai perbedaan yang signifikan, sehingga

diperoleh kelas VIII D dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIII E dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode tutor sebaya,

sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan

adalah statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar siswa yang

menggunakan metode tutor sebaya berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-

rata 82,91; (2) hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional berada

pada kualifikasi lebih dari cukup dengan nilai rata-rata 78,90; dan (3) berdasarkan

uji statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil

belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode tutor sebaya

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Menurut uji

statistik menunjukan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil

belajar kelas kontrol.

Page 5: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul ”Pengaruh Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran

Ansambel Rekorder Sopran terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Banjarmasin” pada waktunya.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala

dukungan dan bantuan yang telah diberikan, kepada.

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unlam Banjarmasin.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Unlam Banjarmasin.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik FKIP Unlam Banjarmasin.

4. Bapak Maryanto, S.Sn., M.Sn. selaku Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Rusma Nortyani, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II.

6. Kepala Sekolah, Bapak Fikri Bakti selaku guru Seni Musik, Staf Tata Usaha

dan Siswa SMP Negeri 2 Banjarmasin.

7. Bapak Drs. H. Karim, M.Si. selaku dosen Pend. Matematika FKIP Unlam

Banjarmasin yang mengajarkan metodologi penelitian eksperimen dan

mengajarkan perhitungan statistik kepada peneliti.

8. Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Banjarmasin, Juli 2013

Peneliti

Page 6: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN . ................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ . x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

E. Penjelasan Istilah ............................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8

A. Pembelajaran ..................................................................................... 8

1. Pengertian Belajar ........................................................................ 8

2. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 10

B. Ansambel Rekorder .......................................................................... 16

1. Pengertian Ansambel Menurut Ahli ............................................. 16

2. Jenis Ansambel ............................................................................. 18

3. Ansambel Rekorder ...................................................................... 18

4. Organologi Rekorder .................................................................... 19

5. Teknik Penjarian........................................................................... 21

6. Teknik Memainkan Rekorder ....................................................... 22

C. Metode Pembelajaran ...................................... .................................. 24

D. Tutor Sebaya.................................................... .................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33

A. Metode Penelitian ............................................................................. 33

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................ 33

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34

Page 7: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

vii

1. Tes ................................................................................................ 35

2. Dokumentasi ................................................................................. 35

E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 35

1. Validitas Instrumen ..................................................................... 35

2. Reliabilitas Instrumen................................................................... 36

3. Kriteria Pemberian Nilai .............................................................. 37

F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 38

1. Uji Pendahuluan ........................................................................... 38

2. Uji T ............................................................................................. 40

3. Uji Mann Whitney ........................................................................ 42

G. Prosedur Penelitian ............................................................................ 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44

A. Gambaran Umum Pembelajaran Ansambel Rekorder di SMP Negeri 2

Banjarmasin ...................................................................................... 44

B. Pemilihan Materi Lagu ..................................................................... 45

C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 47

1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .............................. 47

2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ..................................... 54

D. Hasil Belajar ....................................................................................... 56

1. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 56

2. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ............................................... 57

3. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar ................................. 59

E. Uji Perbedaan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas

Kontrol .............................................................................................. 61

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 66

A. Kesimpulan . ...................................................................................... 66

B. Saran-saran ........................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68

Page 8: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Distribusi jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin ..................... 34

3.2. Kualifikasi Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 38

4.1. Distribusi Hasil Belajar Individu Kelas Eksperimen ...................................... 56

4.2. Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kelas Eskperimen ................................... 57

4.3. Distribusi Hasil Belajar Individu Kelas Kontrol .............................................. 57

4.4. Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kelas Kontrol .......................................... 58

4.5. Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol ........................ 61

4.6. Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 62

4.7. Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 63

Page 9: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Individu Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 59 4.2. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Ansambel Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 60

Page 10: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Rekorder Sopran dan Rekorder Alto .............................................................. 20

2.2. Organologi Rekorder Sopran ......................................................................... 21

2.3. Kode Penjarian ................................................................................................ 21

2.4. Range Suara Rekorder Sopran ........................................................................ 22

2.5. Cara Meniup Rekorder yang Benar 1 ............................................................. 22

2.6. Cara Meniup Rekorder yang Benar 2 ............................................................. 22

2.7. Cara Meniup Rekorder yang Benar 3 ............................................................. 22

2.8. Cara Memegang .............................................................................................. 23

2.9. Jari Menutup Lubang yang Benar dan Salah .................................................. 23

4.1. Guru Sedang Melakukan Tes Satu-persatu (Pemilihan Tutor) ....................... 47

4.2. Peneliti Sedang Memberikan Pengarahan dan Tutoriall kepada Para Tutor .. 49

4.3. Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya ...................................................... 50

4.4. Para Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya .............................................. 51

4.5. Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya di Luar Jam Pelajaran (Sepulang

Sekolah) ......................................................................................................... 51

4.6. Peneliti Membantu Tutor Menjelaskan kepada Teman Asuhnya ................... 53

4.7. Evaluasi (Pengambilan Nilai) ......................................................................... 53

4.8. Guru Menyampaikan Materi Pelajaran ........................................................... 54

4.9. Guru Melakukan Tes dan Pembenahan Satu-persatu kepada Siswa .............. 55

Page 11: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Semester dan Silabus Semester Genap Kelas VIII .......................... 70

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Seni Musik ......................... 75

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti ........................................ 77

4. Tabel Kelompok dan Nilai Tes Awal Kelas VIII-D (Eksperimen) ................. 80

5. Tabel Kelompok dan Nilai Tes Awal Kelas VIII-E (Kontrol) ........................ 82

6. Tabel Kelompok dan Nilai Tes Akhir Kelas VIII-D (Eksperimen) ................. 84

7. Tabel Kelompok dan Nilai Tes Akhir Kelas VIII-E (Kontrol) ........................ 86

8. Outpot SPSS Hasil Belajar ............................................................................... 88

9. Jurnal Konsultasi Skripsi Pembimbing 1 ......................................................... 89

10. Jurnal Konsultasi Skripsi Pembimbing 2 ......................................................... 91

11. Surat izin penelitian kepada kepala SMP Negeri 2 Banjarmasin..................... 92

12. Surat izin penelitian kepada kepala dinas pendidikan kota Banjarmasin ........ 93

13. Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan kota Banjarmasin ........................ 94

14. Surat telah melaksanakan penelitian dari SMP Negeri 2 Banjarmasin ............ 95

15. Denah SMP Negeri 2 Banjarmasin .................................................................. 96

16. Dokumentasi .................................................................................................... 97

17. Persetujuan Sidang ........................................................................................... 98

Page 12: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP) adalah jenjang pendidikan

dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau

sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai

dari kelas 7 sampai kelas 9. Rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan belajar

mengajar di SMP adalah kurikulum pendidikan dasar memuat program

kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu isi program kurikuler

pendidikan SMP pada jenjang kelas VII, VIII, dan IX adalah mata pelajaran

Seni Budaya yang terdiri dari Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni

Teater. Fungsi mata pelajaran Seni Budaya adalah untuk mengembangkan sikap

apresiatif terhadap kebudayaan, meningkatkan kemampuan kreativitas,

musikalitas, kepekaan citarasa terhadap seni dan perasaan cinta kepada seni.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006, sekolah

diperbolehkan melaksanakan pembelajaran Seni Budaya (seni rupa dan seni

musik) sesuai dengan ketersedian guru yang ada. Sekolah diberi kebebasan

dalam mengembangkan materi pembelajaran. Siswa di beri kebebasan memilih

seni yang sesuai dengan minatnya, selama guru masih tersedia. KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pelajaran Seni Budaya menurut

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus diketahui anak secara

keseluruhan mencakup dua aspek yaitu: apresiasi dan kreasi.

Page 13: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

2

Pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama terdiri dari Seni

Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Mata pelajaran Seni Budaya

adalah pelajaran yang berhubungan dengan keindahan yang bertujuan

meningkatkan citarasa, kemampuan mengekspresikan diri dan kemampuan

mengapresiasi keindahan dalam harmoni.

Tujuan dalam pembelajaran Seni Musik untuk sebagai penanaman rasa

musikalitas (pengalaman rasa musik), pengembangan sikap dan kemampuan

berkreasi, menghargai seni, dan meningkatkan kreativitas pada siswa. Materi

yang diajarkan dalam pembelajaran seni musik meliputi teori dan praktik. Guru

seni budaya harus mampu menguasai materi teori maupun praktek pada materi

yang diajarkan, menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat,

mampu mengelola kelas, menggunakan media atau alat peraga yang tersedia

sesuai dengan materi, mampu menggunakan waktu yang tersedia dengan baik.

Salah satu materi seni musik yang diajarkan di SMP Negeri 2

Banjarmasin khususnya kelas VIII adalah materi tentang ansambel musik.

Pada saat ini, siswa SMP Negeri 2 Banjarmasin menerima materi tentang

ansambel musik yang sejenis dan alat musik yang sering digunakan adalah

rekorder. Salah satu alasannya karena rekorder mudah didapat karena

harganya yang cukup murah. Selain itu, rekorder lebih praktis untuk dibawa.

Namun ketika praktik, masih ada beberapa siswa yang tidak mahir

dalam memainkan alat musik rekorder. Sehingga siswa tersebut sulit untuk

bermain bersama siswa lainnya dan selalu tertinggal ketika memainkan lagu

secara ansambel. Padahal teori tentang alat musik rekorder telah lebih dulu

diberikan oleh guru. Masalahnya, kadangkala siswa masih segan dan

Page 14: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

3

merasa malu untuk bertanya kepada guru. Sehingga guru mengalami

kesulitan untuk mengetahui siswa yang sudah menguasai materi dan siswa

yang belum menguasai materi. Dan mungkin juga metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran di kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sudah

membosankan bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam belajar.

Pembelajaran konvensional menjadikan pembelajaran di kelas berpusat hanya pada

guru (teacher centered). Pada akhirnya, ketika praktik ansambel rekorder,

masih ada anak yang belum bisa memainkan rekordernya dengan baik.

Masalah inilah yang menghambat peningkatan hasil belajar siswa terhadap

materi ansambel rekorder.

Pembelajaran ansambel rekorder yang dilakukan siswa di SMP

Negeri 2 Banjarmasin lebih banyak menekankan pada keahlian keterampilan

dalam memainkan rekorder. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti

penerapan metode yang bersifat student centered yaitu siswa mengembangkan

kemampuan dan keterampilan mereka secara mandiri dalam proses

pembelajaran yang terjadi. Metode yang diterapkan haruslah sesuai dengan

keadaan dan tujuan, dimana siswa harus secara merata bisa menguasai materi

yang telah diajarkan.

Untuk itulah, diperlukan suatu metode agar semua siswa dapat

menguasai dan memahami materi tentang ansambel rekorder tanpa harus

diajarkan satu persatu oleh guru. Salah satu metode yang bisa digunakan

adalah dengan menggunakan metode “tutor sebaya”. Tutor sebaya adalah

sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai

memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah.

Page 15: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

4

Metode tutor sebaya lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam

pembelajaran ansambel rekorder karena metode ini menggunakan teman

atau siswa itu sendiri sebagai tutor atau pengajar selama proses kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Melalui metode ini, interaksi diantara siswa

akan terbina kerena tidak ada kecanggungan yang biasanya ada ketika

berhadapan dengan guru

Dari penjelasan di atas, maka peneliti mempunyai gagasan untuk

mengangkat masalah tersebut ke dalam penelitian dan dijadikan skripsi yang

berjudul Pengaruh Metode Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Ansambel

Rekorder Sopran Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP Negeri

2 Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas,

maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. bagaimana hasil belajar ansambel rekorder sopran melalui metode tutor

sebaya di kelas VIII SMP negeri 2 Banjarmasin?

2. bagaimana hasil belajar ansambel rekorder sopran melalui metode

konvensional di kelas VIII SMP negeri 2 Banjarmasin?

3. apakah ada perbedaan hasil belajar ansambel rekorder sopran antara metode

tutor sebaya dengan metode konvensional di kelas VIII SMP negeri 2

Banjarmasin?

Page 16: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat dikemukakan suatu

tujuan penelitian berikut ini:

1. mengetahui hasil belajar ansambel rekorder sopran melalui metode tutor

sebaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin?

2. mengetahui hasil belajar ansambel rekorder sopran melalui metode

konvensional di kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin?

3. mengetahui perbedaan hasil belajar ansambel rekorder sopran antara metode

tutor sebaya dan metode konvensional di kelas VIII SMP Negeri 2

Banjarmasin?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan bermain rekorder sopran

secara ansambel tanpa ketertinggalan keterampilan dari teman sekelasnya.

2. bagi guru, terutama pengajar di tingkat SMP, agar menjadi bahan

masukan dan alternatif pilihan dalam menambah ragam sistem pengajaran di

sekolah untuk meningkatkan kualitas belajar guna memperoleh hasil yang

diharapkan.

3. bagi peneliti, untuk masukan dalam menggunakan metode yang tepat dan

menarik dalam pembelajaran musik Ansambel khususnya rekorder sopran

pada siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Page 17: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

6

E. Penjelasan Istilah

Untuk menyamakan pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan penggunaan istilah itu sebagai berikut:

1. metode Tutor Sebaya adalah metode pembelajaran melalui siswa yang

lebih pandai dari temannya membantu dan mengajari teman lain yang

belum bisa terhadap suatu materi.

2. metode konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau metode

yang sering digunakan oleh guru dalam kegiatan mengajar sehari-harinya.

Dalam pembelajaran ini guru menjelaskan materi pelajaran, siswa

mendengarkan dan mencatat penjelasan yang disampaikan guru, siswa

belajar tidak dalam kelompok, kemudian guru memberikan latihan dan siswa

mengerjakan latihan yang diberikan guru, dan siswa diperbolehkan bertanya

apabila ada pelajaran yang tidak dimengerti.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu.

1. Bagian Awal : halaman judul, halaman pengesahan, halaman

pernyataan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar

gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi :

a. Bab I : Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,

Rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 18: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

7

b. Bab II : Landasan teori, memuat pendapat-pendapat yang

dikemukakan oleh para ahli yang dapat digunakan

sebagai landasan dalam pelaksanaan dan penulisan

laporan.

c. Bab III : Metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian, teknik analisis data, dan

prosedur penelitian.

d. Bab VI : Hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

e. Bab V : Kesimpulan hasil penelitian dan saran

3. Bagian Akhir : Daftar pustaka, lampiran-lampiran.

Page 19: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan

dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan

potensi-potensi yang ada di dalam dirinya dan sangat berguna bai manusia

untuk dapat menyesuaikan diri demi memenuhi kebutuhannya. Tanpa belajar

manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Kebutuhan belajar dan pembelajaran dapat berlangsung dimana-mana, misalnya

dilingkungan keluarga, di sekolah, dan di masyarakat (Darsono, dkk, 2000: 1).

Istilah Pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar,

mengajar dan pembelajaran. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi

bersama-sama. Belajar merupakan serangkaian proses belajar yang

mengakibatkan perubahan pada diri individu.

1. Pengertian Belajar

Menurut Yulaelawati (2004: 50-54) pengertian belajar dibagi

menjadi tiga, yaitu.

1. Behavioris

Behavioris berdasarkan pada perubahan perilaku dan menekankan

pada pola perilaku baru yang diulang-ulang sampai menjadi otomatis.

Implikasi dari teori behavioris dalam pendidikan sangat mendalam. Guru

menulis tujuan instruksional dalam persiapan mengajar, yang kemudian

akan diukur pada akhir pembelajaran. Guru tidak memperhatikan hal-hal

Page 20: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

9

apa yang telah diketahui peserta didik, atau apa yang peserta didik

pikirkan selama proses pengajaran berlangsung. Guru mengatur strategi

dengan memberikan ganjaran (berupa nilai atau pujian) dan hukuman

(nilai rendah atau hukuman lain). Guru lebih menekankan pada tingkah

laku apa yang harus dikerjakan peserta didik bukan pada pemahaman

peserta didik terhadap sesuatu.

2. Kognitif

Kognitif merupakan teori yang berdasarkan proses berpikir di

belakang perilaku. Perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai

indikator terhadap apa yang terjadi dalam otak peserta didik. Penganut

teori kognitif mengakui bahwa belajar melibatkan penggabungan-

penggabungan (associations) yang dibangun melalui keterkaitan atau

pengulangan. Mereka juga mengakui pentingnya penguatan, walaupun

lebih menekankan pada pemberian balikan (feedback) pada tanggapan

yang benar dalam perannya sebagai pendorong (motivator).

3. Konstruktivis

Menurut para penganut konstruktivis, pengetahuan dibina secara

aktif oleh seorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap

pengetahuan dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru,

peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang

disampaikan guru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah

dimilikinya melalui berinteraksi sosial dengan peserta didik lain atau

dengan gurunya.

Page 21: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

10

Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar

berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan

pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,

sikap, keterampilan, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian

diri (Sardiman, 2007: 10).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 17) belajar merupakan

peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks.

Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari

siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses.

Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan

belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia,

dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran.

2. Pengertian Pembelajaran

Berdasarkan teori belajar, menurut Sudjana (2005: 70) ada beberapa

macam pengertian pembelajaran, yaitu:

1. pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

2. pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi

warga masyarakat yang baik.

3. pembelajaran adalah suatu proses membawa siswa menghadapi

masyarakat sehari-hari.

Page 22: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

11

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 17) Pembelajaran

adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Proses

belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Proses

belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu menurut

Moch. Uzer Usman dalam (Suryosubroto, 2002: 19). Menurut Buku

Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam terbitan Depag RI dalam

Suryobroto (2002: 19) belajar mengajar sebagai proses dapat mengandung

dua pengertian, yaitu: rentetan tahapan atau fase dalam mempelajari sesuatu,

dan dapat pula berarti sebagai rentetan kegiatan perencanaan oleh guru,

pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

merupakan aktivitas yang paling utama. Keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian

pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.

Pernyatan tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Winkel dalam

(Sutikno, 2013: 31) yang mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat

tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik,

dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam

diri peserta didik.

Page 23: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

12

Dari beberapa pendapat ahli yang dimuat di atas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran adalah interaksi sebuah komponen dan merupakan

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan dan didalam

proses belajar mengajar, guru berperan sebagai perencana, pembimbing,

pelaksana serta penilai. Pembelajaran merupakan usaha dari guru untuk

membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang belajar, yang mendapat perubahan dengan didapatkannya

kemampuan-kemampuan baru yang cenderung bertahan dalam waktu yang

relatif lama.

Dengan demikian dapat diketahui beberapa komponen yang terlibat

dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. siswa adalah seorang yang berperan sebagai pencari, penerima, dan

penyimpan isi pelajaran yang berguna untuk mencapai tujuan.

2. guru adalah seorang yang berperan sebagai pengelola, fasilitator, dan

peran lainnya yang membuat terjadinya kegiatan belajar mengajar yang

efektif.

3. metode pembelajaran adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik

untuk mencapai suatu maksud atau jalan yang ditempuh guru untuk siswa

bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

4. model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

5. media pembelajaran adalah bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan

yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

Page 24: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

13

6. tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang perubahan perilaku

(kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

7. evaluasi pembelajaran adalah cara tertentu yang telah diatur guru yang

digunakan untuk menilai keberhasilan suatu proses dan nilainya.

Menurut Suryobroto (2002: 36) pelaksanaan proses belajar mengajar

adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti

dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan proses belajar mengajar

terjadi interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan

pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Pelaksanaan

proses belajar mengajar meliputi 3 tahap yaitu.

1. Tahap Pra Instruksional

Tahap pra instruksional yakni tahap yang ditempuh pada saat

akan memulai suatu proses belajar mengajar, seperti guru menanyakan

kehadiran siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk boleh

bertanya, mengajukan pertanyaan kepada siswa, mengulang materi

pelajaran yang telah diajarkan.

2. Tahap Instruksional

Tahap instruksional adalah tahap pemberian bahan pelajaran yang

meliputi beberapa kegiatan, seperti menjelaskan tujuan pengajaran,

menjelaskan pokok materi, membahas pokok materi, memberikan

contoh-contoh yang jelas pada materi yang sudah dibahas, penggunaan

alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan, menyimpulakan

hasil pembahasan dari semua pokok materi.

Page 25: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

14

3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap

instruksional, kegiatan yang terjadi pada tahap ini antara lain seperti guru

mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai semua aspek

pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksional, bila pertanyaan

yang diajukan belum dapat dijawab (kurang dari 70%) maka guru harus

mengulang pengajaran, untuk memperkaya pengetahuan siswa, guru

dapat memberikan tugas atau PR, mengakhiri pelajaran dengan

menjelaskan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam

model pembelajaran kelompok, yaitu: adanya peserta dalam kelompok,

adanya aturan didalam kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota

kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang

melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.

Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,

diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa,

latar belakang kemampuan, campuran baik (campuran ditinjau dari minat

maupun dari kemampuan). Pendekatan apa pun yang digunakan, tujuan

pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama (Sanjaya, 2006: 239).

Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah menengah pertama

(SMP) adalah pembelajaran seni budaya. Pembelajaran seni budaya adalah

suatu proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar untuk

Page 26: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

15

mengembangkan keterampilan di bidang seni dan menumbuhkan rasa cinta

terhadap kesenian.

Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan dalam

pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memeperhatikan

kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan intrapersonal,

interpersonal, visual spasial, musical, linguistic, logic, naturalis serta

kecerdasan advertises, kreativitas, spiritual dan moral. (BSNP, 2006: 1).

Salah satu pembelajaran seni budaya adalah seni musik.

Pembelajaran seni musik bisa diberlakukan untuk semua usia dan tidak

terbatas untuk kalangan tertentu, karena musik adalah salah satu bagian

kebutuhan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan

pengalaman dan pengetahuan estetiknya, dan musik juga berguna untuk

sarana sosial dan terapi kesehatan bahkan terapi tumbuh-tumbuhan. Sebagai

kebutuhan mendasar dalam kehidupan manusia untuk itulah pembelajaran

seni musik sangat penting untuk diajarkan dan mejadi bagian dalam

kurikulum dunia pendidikan.

Menurut Nursantara (2007: 22) Musik adalah seni menata bunyi

menjadi suatu harmoni yang indah didengar. Pembelajaran seni musik

meliputi pada bunyi dan suara yang di dalamnya terkandung unsur-unsur

musik. Unsur-unsur pokok musik ada empat yaitu.

1. Melodi

Melodi adalah serangkaian nada (suara yang memiliki

interval/tinggi rendah suara) yang tersusun membentuk kalimat lagu,

yang tersusun dalam frase dan motif.

Page 27: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

16

2. Ritme / Irama

Ritme adalah pengaturan (nilai) bunyi pada suatu waktu. Panjang,

pendek dan temponya menjadi karakter pada setiap musik.

3. Harmoni

Harmoni mempunyai arti umum yaitu keselarasan, pengertian

harmoni dalam ilmu musik adalah keselarasan nada dengan nada yang

lainnya, keselarasan bunyi dengan bunyi lainnya.

4. Timbre

Timbre adalah warna dan kualitas bunyi.

B. Ansambel Rekorder

Materi dalam pembelajaran seni musik di sekolah, salah satunya adalah

materi tentang ansambel musik. Ansambel berasal dari kata Ensemble

(Perancis) yang berarti bersama-sama.

1. Pengertian Ansambel Menurut Ahli

Musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang

dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik

atau berbagai jenis alat musik (Sugiyanto dkk, 2004: 89). Menurut Adiarto

(1996: 7) pengertian ansambel dalam musik adalah permainan bersama

dalam kelompok kecil dengan pemain berkisar antara 2 samapai 15 orang.

Menurut Basuki (1994: 2) musik ansambel adalah bentuk penyajian

musik yang dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan alat-alat

musik tertentu, serta memainkan lagu-lagu sederhana. Menurut peranan dan

fungsinya alat-alat musik yang digunakan dalam bermain musik ansambel

Page 28: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

17

dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu alat musik melodis, alat

musik ritmis, dan alat musik harmonis.

Agar penyajian musik ansambel berhasil baik, hal yang harus

diperhatikan adalah pengaturan perbandingan jumlah alat-alat musik yang

dipakai, setiap jenis alat musik memiliki partitur tersendiri, latihan-latihan

yang dilakukan secara rutin, teratur dan terbimbing. Untuk meningkatkan

keterampilan para pemain, diperlukan latihan memainkan alat-alat musik

yang dipakai dalam berbagai macam dasar nada atau tangga nada. Hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas permainan dalam penyajian musik

Ansambel seoptimal mungkin (Basuki, 1994: 2).

Ansambel musik sebagai konsep musik serius. Keseriusan ansambel

musik dilihat dari permainan alat yang digunakan, aransemen yang digarap,

penikmatnya, dan suasana keheningan (Suara Merdeka. http://www.

suaramerdeka. com/ harian/ 0508/15/bud 2.htm).

Dalam ansambel musik terdapat dua jenis musik ansambel, yaitu

musik ansambel sejenis dan musik ansambel musik campuran. Musik

ansambel sejenis terdapat satu jenis alat musik dalam jumlah banyak yang

dibagi dalam beberapa permainan suara. Biasanya nama musik ansambel

sejenis disebutkan menurut alat musiknya, misalnya ansambel rekorder.

Musik Ansambel campuran menggunakan alat musik yang berbeda-beda dan

alat musiknya dapat dikelompokkan menjadi alat musik melodis, harmonis,

dan ritmis yang diainkan secara bersamaan.

Page 29: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

18

2. Jenis Ansambel

Macam-macam ansambel dibagi menjadi 3 macam yaitu.

1. Ansambel Instrumen

Ansambel instrumen merupakan kelompok musik yang terdiri

dari permainan alat-alat musik, baik alat musik sejenis maupun alat musik

campuran.

2. Ansambel Vokal

Ansambel vokal terdiri dari ansambel suara manusia yang terdiri

dari : jenis suara sopran (suara tinggi wanita), alto (suara rendah wanita),

tenor (suara tinggi pria), dan bass (suara rendah pria).

3. Ansambel Campuran

Ansambel campuran merupakan kelompok musik yang terdiri dari

vokal dan alat-alat musik. Kedua komponen tersebut dalam

penggarapannya mempunyai kedudukan yang sama kuat susunan

instrumen dan jumlah instrumen.

3. Ansambel Rekorder

Salah satu materi ansambel yang diberikan di SMP Negeri 2

Banjarmasin adalah ansambel instrumen. Instrumen yang digunakan adalah

suling rekorder. Rekorder adalah alat musik yang dimainkan dengan cara

ditiup. Alasan penggunaan suling rekorder adalah karena rekorder mudah

dibawa-bawa dan harganya murah sehingga setiap siswa bisa membelinya.

Ansambel rekorder adalah ansambel musik sejenis yang alat

musiknya hanya rekorder yang suaranya dibagi menjadi beberapa permainan

suara tergantung yang mengaransir lagu tersebut. Rekorder tergolong kepada

Page 30: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

19

alat musik aerofon, yaitu alat musik yang suaranya dihasilkan dari angin

atau tiupan udara yang berhembus melalui lubang-lubang pada alat musik.

Menurut Nursantara (2007: 27) aerofon adalah jenis instrumen musik yang

sumber bunyinya berasal dari getaran udara tabung, cara memainkanya

dengan ditiup.

Dalam aerofon rekorder tergolong dalam alat musik wood wind,

yaitu alat musik tiup kayu, walaupun sekarang rekorder terbuat dari fiber

namun karakteristik suaranya masih tergolong dalam alat musik tiup kayu.

Suling atau rekorder untuk menghasilkan nada-nada tinggi seperti

mengucapkan kata ti, dan untuk nada rendah seperti mengucapkan kata tu.

Untuk menghasilkan suara suling yang jernih, sikap badan tegap dalam

posisi duduk atau berdiri membentuk sudut 40-60 derajat. Posisi jari tangan

kiri ditempatkan di atas, berdekatan dengan mulut. Suling menghasilkan

nada indah dan menggugah. Butuh latihan dan kesabaran untuk mengasah

kepekaan bersahabat dengan lubang-lubang nada di tubuh alat musik

rekorder. Nada-nada rendah dan tinggi atau pergantian nada secara cepat

sulit dilakukan jika tidak terbiasa bermain rekorder (Kompas, http://

www.kompas.com/ kompas-cetak/0603/16/jogja/22120.htm).

4. Organologi Rekorder

Rekorder saat ini terbuat dari bahan fiber namun dulu ada juga yang

terbuat dari bahan kayu. Rekorder yang banyak digunakan di sekolah-

sekolah saat ini adalah rekorder yang terbuat dari fiber. Berikut contoh

gambar rekorder yang terbuat dari fiber. Jenis-jenis rekorder diantaranya

Page 31: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

20

Gambar 2.1

Rekorder Sopran dan Rekorder Alto

adalah rekorder sopran dan rekorder alto yang ukurannya lebih besar seperti

yang tampak pada gambar di bawah ini.

Namun yang sering digunakan oleh siswa adalah rekorder sopran

karena ukurannya lebih kecil dan harganya lebih murah.

Rekorder sopran dibagi dalam 3 bagian yaitu.

1. Bagian Kepala terdiri dari.

a. Mouthpiece, berfungsi sebagai jalur udara (wind way) tempat

masuknya udara.

b. Aperture (celah), berfungsi sebagai pintu udara tempat keluarnya

udara.

2. Bagian badan terdiri dari 7 buah lubang nada (tone hole), 5 buah lubang

nada dan 1 buah lubang nada ganda (double tone hole)berada di bagian

badan depan sedangkan 1 buah lubang nada berada di bagian badan

belakang.

3. Bagian kaki terdiri dari 1 buah lubang nada ganda (double tone hole) dan

1 buah lubang udara yang berfungsi sebagai tempat keluar udara.

Page 32: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

21

Gambar 2.3

Kode Penjarian

Gambar 2.2

Organologi Rekorder Sopran

5. Teknik Penjarian

Teknik jari dalam memainkan rekorder bisa dilihat pada gambar

dibawah ini.

Page 33: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

22

Gambar 2.4

Range Suara Rekorder Sopran

Gambar 2.5, 2.6, dan 2.7

Cara Meniup Rekorder yang Benar

Gambar 1

Rekorder Sopran dan Rekorder Alto

6. Teknik Memainkan Rekorder

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika memainkan alat

musik rekorder, diantaranya adalah:

1. letakkan mouthpiece atau lubang tiupan diantara dua bibir. Bibir menutup

rapat. Jangan sampai ada celah untuk keluarnya udara. Bibir menutup

lubang tiupan dengan lembut dan nyaman. Jangan terlalu keras hingga

mulut menjadi kaku. Jangan juga terlalu dalam dan jangan pula digigit

dengan gigi.

Page 34: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

23

Gambar 2.8

Cara Memegang

Rekorder

Gambar 1

Rekorder Sopran dan Rekorder Alto

Gambar 2.9

Jari Menutup Lubang yang Benar dan Salah

2. tangan kiri memegang bagian atas rekorder sedangkan tangan kanan

memegang bagian bawah rekorder, bagi yang bertangan kidal maka

dilakukan dengan cara kebalikannya. Tugas tiap jari menutup lubang-

lubang tertentu. Posisi jari pada lubang nada adalah dengan menutup

lubang nada dengan menggunakan jari bagian dalam dan bukan dengan

ujung jari.

3. rekorder diarahkan ke depan dengan sudut kemiringan 30-45 derajat.

4. tiuplah rekorder dengan vokal “tu”. Caranya dengan menghembuskan

udara dari mulut dengan kuat dan pendek. Ketika menghembuskan napas,

lidah bergerak turun naik. Karena apabila kita meniup rekorder dengan

vocal lain maka akan boros pernapasan seperti vokal “ha, hu dan hi”

5. posisi lidah tidak kaku. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kelancaran

pernafasan pada waktu menghembuskan udara. Selain itu, posisi lidah

juga membantu memberikan tekanan-tekanan, baik tekanan lemah

maupun tekanan kuat.

6. gerakan jari dilakukan dengan rileks dan usahakan bergerak

senyamannya.

Page 35: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

24

7. posisi badan tegap namun tetap rileks dan tidak kaku, posisi badan tetap

sama walau dilakukan dengan posisi duduk.

8. aturlah napas dengan baik. Jangan meniup rekorder dengan tergesa-gesa.

Fungsi pernapasan adalah untuk meniupkan udara melalui mulut kepada

lubang suara pada rekorder. Untuk membedakan oktaf-oktaf nada pada

rekorder, diperlukan tiga macam tiupan. Tiga tiupan tersebut dibedakan

atas kuat lemahnya tiupan. Ketiga tiupan tersebut adalah tiupan lemah,

sedang, dan kuat.

Tiupan yang lemah berfungsi untuk menghasilkan nada-nada yang

rendah. Tiupan yang sedang berfungsi untuk menghasilkan nada-nada yang

sedang. Tiupan yang kuat/ keras berfungsi untuk menghasilkan nada-nada

yang tinggi. Untuk tiupan yang lemah dan sedang dapat dibantu dengan

pernapasan perut. Untuk tiupan yang kuat atau keras dapat dibantu dengan

pernapasan dada dan juga pernapasan perut.

C. Metode Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran seni musik di SMP Negeri 2 Banjarmasin,

guru menggunakan beberapa metode pembelajaran yang menunjang dalam

pemberian materi ansambel rekorder. Metode pembelajaran ini digunakan

untuk mempermudah penyerapan materi sehingga bisa meningkatkan hasil

belajar siswa. Selain itu, metode pembelajaran dimaksudkan juga sebagai pola

interaksi siswa dengan guru, yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Menurut Sutikno (2013: 91) membagi metode

pembelajaran ke dalam 19 macam yaitu.

Page 36: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

25

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang dilakukan

dengan penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh seorang guru kepada

siswa-siwanya. Dalam hal ini biasanya guru memberikan uraian mengenai

topik tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu. Metode

ceramah lazim pula disebut metode kuliah ataupun pidato. Metode ini

adalah sebuah cara melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru secara

monolog dan hubungan satu arah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang

menggunakan metode ini hanya menyimak sambil sesekali mencatat.

2. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi

dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk

memotivasi berpikir dan membimbing siswa dalam mencapai kebenaran.

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran di mana

guru bersama-sama siswa mencari jalan pemecahan atas persoalan yang

dihadapi.

4. Metode Demonstrasi

Demonstrasi dalam hubungnya dengan penyajian informasi dapat

diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu.

Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

Page 37: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

26

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.

5. Metode Kisah/Cerita

Al-Quran dan al-hadits banyak meredaksikan kisah untuk

mnyampaikan pesan-pesanya. Seperti kisah malaikat, para Nabi, umat

terkemuka pada zaman dahulu dan sebagainya. Dalam kisah itu tersimpan

nilai-nilai pedagogis religious yang memungkinkan siswa mampu

meresapinya.

6. Metode Simulasi

Dalam simulasi para siswa dapat mencoba menempatkan diri atau

berperan sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya sebagai dokter, guru,

dan lain-lain.

7. Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah metode dalam proses pembelajaran siswa

perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang

mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam peajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan.

8. Metode Tutorial

Metode tutorial ini diberikan dengan bantuan tutor. Setelah siswa

diberikan bahan/materi pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk

mempelajari bahan pembelajaran tersebut. Pada bagian yang dirasakan sulit,

siswa dapat bertanya pada tutor.

Page 38: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

27

9. Metode Suri Teladan

Metode yang dapat diartikan sebagai “keteladanan yang baik.”

Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi

orang lain untuk meniru atau mengikutinya.

10. Team Teaching

Team teaching yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran yang

dilakukan oleh tim (terdiri dari dua, tiga atau beberapa orang guru). Hal ini

dilakukan apabila mata pelajaran itu terdiri dari berbagai dimensi studi yang

perlu diketahui kaitan atau hubungan dimensi yang satu dengan yang

lainnya.

11. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok ialah upaya saling membantu antara dua

orang atau lebih, antara individu dengan kelompok lainnya dalam

melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang dihadapi dan

menggarap berbagai program yang bersifat prospektif guna mewujudkan

kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.

12. Metode Penugasan

Metode penugasan adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara

guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah

ditentukan dan siswa mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan

kepadanya.

Page 39: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

28

13. Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka

menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari

semua peserta.

14. Metode Latihan

Metode latihan (drill), yaitu suatu cara menyampaikan materi

pelajaran untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

15. Metode Praktek Lapangan

Metode praktek lapangan bertujuan untuk melatih dan

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya.

16. Metode Simposium

Metode simposium merupakan metode yang memaparkan suatu seri

pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu.

17. Metode Pembelajaran dengan Modul

Metode pembelajaran dengan modul adalah metode pembelajaran

yang dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satu

satuan konsep tunggal bahan pembelajaran untuk dipelajari sendiri oleh

siswa dan jika ia telah menguasainya baru boleh pindah ke satuan paket

belajar berikutnya.

18. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di

mana siswa melakukan aktivitas percobaan denga mengalami dan

membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.

Page 40: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

29

19. Metode Permainan (Games)

Metode permainan (games), popular dengan sebutan pemanasan (ice-

breaker). Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi

kebekuan pikiran atau fisik peserta didik. Pemilihan metode permainan

diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam

suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.

Dari beberapa metode pembelajaran di atas, yang sering digunakan

untuk pembelajaran ansambel rekorder adalah metode pembelajaran latihan dan

demonstrasi. Karena pembelajaran ansambel rekorder lebih menekankan

kepada praktek daripada teori. Sehingga dalam penyampaian materi, guru

diharuskan bisa memberikan materi sambil mendemonstrasikannya kepada

siswa.

D. Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya

yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya

di sekolah. Karena di dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah Tutor

Sebaya, maka disini peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian tutor

sebaya menurut pendapat beberapa para ahli.

Menurut Hamalik (1990: 73) menyatakan tutorial adalah bimbingan

pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, arahan, dan

motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

Subjek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial

dikenal tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat

struktural, dan bisa juga teman sebaya atau siswa yang dipilih dan ditugaskan

Page 41: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

30

guru untuk membantu teman-temanya dalam belajar di kelas. Siswa yang

dipilih guru adalah teman sekelas yang memiliki kemampuan lebih cepat

memahami materi yang diajarkan dan kemampuan menjelaskan ulang materi

yang diajarkan pada teman-temanya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor

ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan,

maka tutor tersebut dikenal dengan sebutan tutor sebaya.

Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa

yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau

latihan kepada teman-temannya yang belum paham. Metode ini banyak sekali

manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa

yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode

ini dengan memberi pengarahan.

Menurut Kuswaya Wihardit dalam (Djalil, 1997: 38) mengatakan

bahwa pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu

belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Jadi, tutor sebaya sebagai

upaya lebih lanjut dalam memberdayakan keaktifan dan prestasi belajar siswa

di sekolah tersebut dan dengan metode ini siswa menjadi lebih aktif berpikir

selama kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat kepada

siswa. Dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki umur dan

kematangan yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Siswa tidak merasa

malu, segan atau terpaksa menerima materi pelajaran dari teman sebayanya

sendiri. Dalam tutor sebaya, siswa yang lebih pandai memberikan bantuan

kepada teman sekelasnya di sekolah.

Page 42: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

31

Seperti yang dikemukakan oleh Suherman dalam (Nurjanah dkk, 2003:

277) bahwa:

Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan

kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan

teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya,

sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk

mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

Dengan penerapan metode tutor sebaya, para tutor bisa menambah

pengalaman dan pengetahuan. Karena dalam metode ini, mereka (para tutor)

dituntut untuk bisa menjadi “guru” bagi teman-teman sebayanya. Bagaimana

mereka mengembangkan interaksi sosial di dalam kelas. Dan juga

mengembangkan kecakapan intelektualnya.

Selain itu, metode ini juga bisa menjadikan para siswa lebih

komunikatif dengan siswa lainnya. Sehingga tidak ada batasan bagi tiap siswa

untuk lebih terbuka dalam menuangkan ide-ide kreatif mereka. Dengan

demikian hasil belajar mereka diharapkan bisa mengalami peningkatan.

Menurut Nasution (2003: 77) terdapat beberapa kelebihan metode tutor

sebaya diantaranya:

1. lebih cepat tercapainya taraf tuntas bagi siswa yang mengalami kegagalan,

hal tersebut disebabkan siswa lebih mampu mengajar temannya sendiri

daripada guru, karena telah mengalami kesukaran-kesukaran yang dialami

temannya, dan bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya.

2. dapat meningkatkan taraf sosialisasi siswa karena siswa lebih berkomunikasi

antar siswa untuk memberikan penjelasan kepada temannya.

Page 43: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

32

3. dapat menciptakan suasana kompetisi prestasi secara sehat. Hal ini

disebabkan karena siswa dievaluasi temannya sendiri. Jika seorang siswa

gagal mencapai taraf tuntas, maka dia merasa tersaingi oleh temannya

sendiri.

Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa

yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau

latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali

manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa

yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode

ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain.

Page 44: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuan

dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan

menyediakan kontrol untuk perbandingan (Nazir, 2005). Pada penelitian ini

yang akan diteliti adalah pengaruh metode tutor sebaya pada pembelajaran

ansambel rekorder sopran terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri

2 Banjarmasin.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 2 Banjarmasin yang beralamat di Jl. Batu Benawa No. 33

Banjarmasin.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian (Populasi) adalah siswa kelas VIII dan guru

pengajar seni musik yang bernama Fikri Bakti.

Alasan peneliti memilih penelitian dilakukan di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri 2 Banjarmasin karena di sekolah tersebut

Page 45: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

34

melaksanakan pembelajaran ansambel musik instrumen seperti ansambel

rekorder dan ansambel pianika. Dan satu-satunya sekolah yang ada di

Banjarmasin yang menggunakan ansambel instrumen tiup (rekorder dan

pianika) untuk mengiringi lagu wajib nasional ketika upacara bendera pada

setiap hari senin.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 220 siswa.

Tabel 3.1

Distribusi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin

No. Kelas Jumlah

1. VIII-A 32

2. VIII-B 31

3. VIII-C 32

4. VIII-D 32

5. VIII-E 32

6. VIII-F 30

7. VIII-G 31

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

purposive random sampling, yaitu bertujuan mengambil 2 kelas secara acak

yang tidak mempunyai perbedaan rata-rata hasil belajar. Dua kelas tersebut

yakni kelas VIII D dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen

yang menggunakan metode tutor sebaya dan kelas VIII E dengan jumlah siswa

32 orang sebagai kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Page 46: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

35

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Penelitian ini menggunakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang mempelajari sesuatu

(Arikunto, 2010). Bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar

berupa unjuk kemampuan memainkan rekorder sopran dalam bentuk

ansambel.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui informasi tentang

kemampuan awal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin dengan

mengambil data nilai ulangan tengah semester pada semester genap tahun

pelajaran 2012/1013. Salah satu bentuk dokumentasi yang telah didapatkan

oleh peneliti adalah berupa nilai, foto-foto kegiatan ketika berlangsungnya

proses belajar mengajar dan video ketika tes akhir.

E. Instrumen Penelitian

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang

digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang

dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004: 137).

Page 47: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

36

Menurut Narbuko dan Achmadi (2003: 147) validitas maksudnya

bahwa antara alat pengukur dengan tujuan pengukuran haruslah sesuai.

Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-

benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lagu wajib nasional Indonesia Raya yang dimainkan C=do dan tidak di

aransir. Alasan kenapa dipilihnya lagu Indonesia Raya sebagai instrumen

karena peneliti menyesuaikan dengan materi yang di ajarkan di kelas VIII

SMP Negeri 2 Banjarmasin yaitu, lagu wajib nasional.

Lagu Indonesia Raya tergolong cukup sulit karena range suara

mencakup C1 sampai A

2. Dari lagu tersebut akan mengukur hasil belajar

dan kemampuan siswa dalam memainkan rekorder sopran secara ansambel.

2. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang

dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak

oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.

Menurut Narbuko dan Achmadi (2003: 147) Reliabilitas maksudnya

adalah alat pengukur dengan yang diukur haruslah ada persesuaian, artinya

alat ukur haruslah terpercaya. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen adalah

konsistensi suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi

objek ukur.

Alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini yaitu partitur lagu

Indonesia Raya dalam bentuk notasi balok dan berjumlah 32 birama yang

dimainkan dengan rekorder sopran secara ansambel. Alat ukur tergolong

Page 48: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

37

reliabilitas karena lagu tidak berubah-ubah walaupun dimainkan beberapa

kali oleh siswa yang sama tetapi dalam praktiknya bisa saja tidak dapat

menghasilkan nilai yang tetap apabila diujikan dengan beberapa kali pada

siswa yang sama. Ini dikarenakan sifat instrument adalah praktik yang

berhubungan dengan kemahiran bukan bersifat pengetahuan. Dalam kegiatan

praktik banyak hal yang membuat terjadinya perubahan kemampuan atau

skill individu masing-masing.

3. Kriteria Pemberian Nilai

Penilaian terhadap ansambel rekorder sopran menggunakan kriteria:

1. teknik memainkan rekorder sopran (skor maksimal 100),

2. ketepatan bunyi (ketepatan nada) (skor maksimal 100), dan

3. kelancaran (tempo dan irama) (skor maksimal 100).

Cara menghitung hasil belajar adalah sebagai berikut:

Selanjutnya, kualifikasi hasil belajar siswa dikatgorikan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kualifikasi Hasil Belajar Siswa

No Nilai Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

≥90,00

86,00 - 89,90

80,00 - 85,90

76,00 - 79,90

70,00 - 75,90

66,00 – 69,90

<66

Istimewa

Amat baik

Baik

Lebih dari cukup

Cukup

Kurang

Amat kurang

(Sumber : Sekolah SMP Negeri 2 Banjarmasin)

Page 49: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

38

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan ini dilakukan untuk menentukan kelas yang akan

dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan

sebagai data awal dalam penelitian ini adalah nilai ulangan tengah semester

genap tahun pelajaran 2012/2013. Analisis data menggunakan software

komputer yaitu program IBM SPSS versi 20. Uji asumsi pada uji

pendahuluan ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

Berikut ini uraian uji normalitas dan homogen menggunakan

program SPSS:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang diperoleh

dalam peneltian ini mengguanakan metode Kolmogrov Smirnov.

Hipotesis:

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Kaidah : tolak Ho jika P-value uji K-S . Dengan .

Langkah – langkah pengujian normalitas data menggunakan SPSS

(Priyatno, 2011) adalah sebagai berikut:

(1) Buat variabel dengan klik tab Variabel View. Pada kolom Name

baris pertama ketik Nilai VIII-A, baris kedua ketik Nilai VIII-B,

baris ketiga ketik Nilai VIII-C, baris keempat VIII-D, dan baris

Page 50: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

39

kelima VIII-E. Untuk kolom decimals ubah menjadi 2 untuk semua

variabel. Untuk kolom- kolom lainnya boleh dihiraukan.

(2) Klik tab Data View, kemudian isikan datanya sesuai variabelnya.

(3) Untuk melakukan analisis klik Analyze. Nonparametic Tests, Legacy

Dialogs, 1 sampel K-S.

(4) Masukkan semua variabel ke kotak Test variabel List. Pada Test

Dstribution pilih Normal.

(5) Klik OK.

Dari output lihat nilai signifikansi (Asymp.Sig.2-tailed) jika nilai

signifikansi maka Ho diterma. Namun jika signifikansi

maka Ho ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah beberapa variansi

populasi data adalah sama atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih dari

0,05. Maka dapat dikatakan bahwa variansi dari dua atau lebih kelompok

data adalah sama.

Hipotesis:

H0 :

H1 :

Kaidah : Tolak Ho jika P-value uji-F (lavene’s) Dengan

Berikut ini langkah analisis dengan SPSS (Priyatno, 2011):

(1) Pada halaman SPSS klik tab Variabel View. Pada kolom Name baris

pertama ketik Kelas, baris kedua ketik Nilai.

Page 51: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

40

(2) Untuk kolom value, klik tombol kotak kecil pada baris Kelas. Pada

Value ketik “I”, dan pada label ketikan “VIII-A”. Kemudian klik

Add kemudian lanjutkan untuk kelas lainnya dengan angka 2, 3, dan

4 dengan langkah yang sama. Jika sudah klik tombol OK.

(3) Selanjutnya untuk kolom Measure. Pada baris kelas ganti menjadi

Nominal (karena berjenis data nominal).

(4) Kemudian klik Data View. Kemudian isikan datanya sesuai

variabelnya. Untuk pengisian data variabel kelas yaitu dengan angka

1 = kelas VIII-A, 2 = kelas VIII-B, 3 = kelas VIII-C, dan 4 = kelas

VIII-D, dan 5 = kelas VIII-E.

(5) Selanjutnya klik Analyze, ComparemMeans, One-was ANOVA.

(6) Klik variabel Nilai dan masukkan ke kotak Dependent List.

Kemudian klik variabel kelas dan masukkan ke kontak Factor.

Selanjutnya klik tombol Options, pada kotak dialog One Way Anova:

Options, beri tanda pada Homogencity of variance test.

(7) Klik tombol Continue. Pada kotak dialog sebelumnya klik tombol

OK.

Lihat hasil output pengujian homogenitas pada Test of

Homogenity of Variance. Apabila nilai signifikansi (Sig) maka H0

diterima. Namun jika sig maka H0 di tolak.

2. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui rata – rata dari variabel apakah

kedua data tersebut memiliki rata – rata yang sama atau berbeda.

Menentukan Hipotesis:

Page 52: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

41

H0:

H1:

Kaidah: tolak H0 jika P-value uji-F dengan

Uji t menggunakan SPSS dengan uji t 2 sampel bebas (Priyatno,

2011) dengan langkah – langkah sebagai berikut:

(1) Buat variabel dan data sama dengan langkah uji homogenitas.

(2) Untuk melakukan uji 2 sampel bebas, maka klik Analyze, Compare

Means, Independent-Sampel T Test.

(3) Klik Nilai dan masukkan ke kontak Test Variabel(s). Kemudian klik

variabel Kelas dan masukkan ke kontak Grouping Variabels, kemudian

klik tombol Define Groups.

(4) Masukkan kelas yang ingin dipasangkan, misalnya kelas VIII-A dan

VIII-B. Maka pada Group 1 ketik angka 1, dan pada Group 2 ketik

angka 2. Kemudian klik tombol Continue. Pada kotak dialog

sebelumnya klik tombol OK.

Pada tabel ouput yang dilihat adalah nilai signifikansi pada uji t (sig

(2-tailed)), jika pada uji homogenitas variannya sama maka uji t

menggunakan output Wqual Variances Assumed dan jika variannya berbeda

menggunakan output Wqual Variances Not Assumed. Jika nilai signifikansi

pada uji t (sig (2 tailed)) lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan

sebaliknya jika nilai signifikan pada uji t (sig (2-tailed)) lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

Page 53: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

42

3. Uji Mann Whitney

Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji apakah ada perbedaaan

antara dua kelompok sampel independen. Uji ini sebagai pengganti uji t. jika

data tidak berdistribusi normal.

Berikut ini langkah analisis dengan SPSS:

(1) Langkah membuat variabel dan input data sama dengan langkah uji T.

(2) Kemudian klik Analiyze, Nonparametric Test, 2 Independent samples.

Hipotesis

H0: tdak ada perbedaan nilai antara kelas 1 dan 2.

H1: ada perbedaan nilai antara kelas 1 dan 2.

Kaidah:

H0 ditolak jika signifikansi (Asym.Sig 2-tailed)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Melakukan pengumpulan data awal siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Banjarmasin yaitu nilai Ulangan Tengah Semester (UTS), semester genap

tahun pelajaran 2012/2013.

2. Melakukan uji pendahuluan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

3. Menyusun materi pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya.

4. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada bulan April 2013

5. Menyusun instrumen evaluasi dan melaksanakan tes tersebut terhadap kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

6. Memberikan skor penilaian terhadap hasil evaluasi.

Page 54: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

43

7. Melakukan analisis terhadap data yang sudah dikumpulkan.

8. Membuat laporan dan simpulan hasil penelitian.

Page 55: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pembelajaran Ansambel Rekorder di SMP Negeri 2

Banjarmasin

Pembelajaran ansambel rekorder di SMP Negeri 2 Banjarmasin

mengacu pada kurikulum dalam proses belajar mengajar. Kurikulum yang

digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dibuat,

disusun, dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia,

sehingga pihak sekolah diberikan kebebasan untuk membuat kurikulum sesuai

dengan kondisi dan keadaan lingkungan di sekolah tersebut.

Pembelajaran kurikuler Seni Budaya khususnya seni musik di SMP

Negeri 2 Banjarmasin lebih mengutamakan pembelajaran alat musik tiup

(rekorder dan pianika) dalam bentuk ansambel.

Pembelajaran seni musik di SMP Negeri 2 Banjarmasin dilaksankan di

ruang seni musik dan sistem pembelajaran ansambel musik di SMP Negeri 2

Banjarmasin yaitu, guru pengajar seni musik memberikan materi lagu sesuai

tingkatan kelas tersebut sesudah diberikan penjelasan tentang teori musik dan

teknik dasar bermain rekorder. Materi lagu untuk kelas VII biasanya materi

lagu mencakup range suara C1 sampai G

2, kelas VIII materi lagunya adalah

lagu wajib nasional yang mempunyai range suara C1 sampai A

2, dan kelas IX

materi lagunya adalah lagu wajib nasional dan lagu modern yang mempunyai

range suara C1 sampai B

2/ C

3 dan sudah di aransemen oleh guru pengajar seni

musik.

Page 56: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

45

B. Pemilihan Materi Lagu

Dalam pemilihan lagu, peneliti harus menyesuaikan dengan

pembelajaran yang terjadi di kelas VIII SMP Negeri 2 Banjarmasin, karena

peneliti tidak mau merubah sistem pembelajaran yang sudah disusun oleh guru

pengajar. Pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Banjarmasin, materi lagu adalah

lagu wajib nasional. Materi lagu yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan

dengan range nada/suara. Karena range nada/suara di dalam rekorder antara C1

sampai dengan D3, maka nada-nada di dalam lagu yang akan dipilih tidak boleh

terlalu rendah dan terlalu tinggi.

Materi lagu yang dipilih untuk materi ansambel rekorder adalah lagu

wajib nasional Indonesia Raya yang nada dasarnya C=do. Alasan kenapa

dipilihnya lagu Indonesia Raya yang nada dasarnya C=do adalah karena lagu

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia yang dinyanyikan pada

setiap upacara bendera pada hari senin, sehingga para siswa kelas VIII bisa

menggantikan kelas IX dalam mengiringi lagu Indonesia Raya ketika upacara

pada hari senin karena kelas IX akan melaksanakan ujian nasional. Dan

dipilihnya nada dasar C=do adalah karena di dalam tangga nada C tidak ada

nada yang ber-kruis dan ber-mol jadi akan mempermudah siswa dalam

memainkannya, dan nada-nadanya masih bisa dimainkan dengan rekorder,

yaitu C1 sampai A

2. Berikut adalah partitur lagu Indonesia Raya dalam bentuk

notasi balok C=do.

Page 57: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

46

Page 58: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

47

C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas yaitu, kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran, peneliti

memberikan tes awal (pretest) kepada kelompok kelas kontrol dan kelompok

kelas eksperimen, untuk mengetahui nilai sebelum di berikan tindakan dan

pembanding ketika sudah diberikan tindakan.

1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal

9 April 2013 pada jam ke-6 dan ke-7, pembelajaran di kelas eksperimen

(VIII D) dimulai dengan pemberian materi lagu berupa salinan partitur lagu

Indonesia Raya dalam bentuk notasi balok. Lagu Indonesia Raya dimainkan

dengan rekorder secara bersama-sama dan kemudian guru melakukan tes

kemampuan satu-persatu kepada siswa dalam memainkan lagu Indonesia

Raya. Langkah ini digunakan peneliti untuk memilih para tutor dengan

melihat hasil tes dari guru.

Gambar 4.1

Guru Sedang Melakukan Tes Satu-persatu (Pemilihan Tutor)

Page 59: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

48

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika peneliti memilih

seorang tutor, yaitu:

1. tutor yang dipilih adalah siswa yang memiliki kepandaian dan

kemampuan skill bermain rekorder di atas teman-teman yang akan

menjadi teman asuhnya. Yaitu, dalam hal membaca notasi balok, dan

dalam memainkan rekorder. Hal ini dilakukan agar nantinya siswa yang

menjadi tutor bisa menyampaikan materi dengan baik kepada teman

sebayanya karena dia sudah lebih paham tentang materi yang diberikan

oleh guru pengajar.

2. siswa yang menjadi tutor harus memiliki jiwa sosial yang baik. Hal ini

berkaitan dengan interaksi sesama siswa. Bila siswa tersebut tidak bisa

berbaur atau berkomunikasi dengan teman sebayanya, maka siswa

tersebut akan sulit untuk memberikan materi. Sehingga proses belajar

mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.

Setelah guru mengetahui kemampuan masing-masing siswa, baik

dari segi intelektual maupun sikap, maka guru dan peneliti memilih 14 orang

siswa. Siswa-siswa ini dianggap telah memenuhi kriteria-kriteria untuk

menjadi seorang tutor.

Setelah itu pembentukan kelompok, siswa dibagi perkelompok yang

berjumlah 5 sampai 6 orang dalam satu kelompok dan didalam kelompok

tersebut terdapat 2 sampai 3 orang tutor. Dan kemudian peneliti melakukan

tes awal (pretest) kepada semua kelompok.

Saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor

sebaya dilaksanakan, peneliti menyampaikan tujuan pembelajran secara

Page 60: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

49

jelas, guru memberikan materi pelajaran sesuai dengan model pembelajaran

tutor sebaya yang digunakan, dan kemudian peneliti memberi pengarahan

kepada para tutor agar tutor bisa menguasai materi pelajaran dan bisa

menyampaikan kepada teman asuhnya.

Guru menegaskan kepada siswa bahwa pada pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran tutor sebaya, siswa akan dibantu oleh

tutor-tutor sebaya yang tak lain adalah temannya sendiri. Penunjukan siswa

sebagai tutor sebaya berdasarkan pada kemampuannya dalam memainkan

materi lagu dengan rekorder secara langsunga, sehingga didapatkan siswa-

siswa yang dianggap berkompeten untuk dapat menjadi tutor-tutor sebaya.

Sebelum memulai pembelajaran para tutor tersebut diberikan

pelatihan tutorial oleh peneliti, sehingga mereka tahu dengan tugas mereka

sebagai tutor. Pelatihan ini diadakan sebanyak 2 kali pertemuan yang

dilakukan di jam ke-2 pada pertemuan pertama pelajaran seni musik dan di

luar jam pelajaran sekolah (sepulang sekolah).

Gambar 4.2

Peneliti Sedang Memberikan Pengarahan dan Tutoriall kepada Para Tutor

Page 61: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

50

Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian materi oleh guru. Guru

menjelaskan secara umum tentang materi yang dipelajari dan teknik-teknik

memainkan rekorder dalam membunyikan nada-nada tinggi. Kemudian guru

memberikan contoh bagaimana memainkan materi lagu tersebut secara

keseluruhan.

Tahap selanjutnya yaitu pemberian materi oleh tutor. Masing-masing

tutor disebar pada tiap-tiap kelompok, sehingga dalam suatu kelompok

masing-masing terdapat tutor sebaya untuk membantu dan membimbing

kelompok tersebut dalam memahami materi yang diberikan. Selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya

berlangsung. Setiap siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing.

Kemudian tutor mulai memberikan materi kepada setiap teman asuhnya.

Para tutor membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan

dalam memahami lembar materi lagu yang diberikan oleh guru, tetapi jika

tutor tersebut juga mengalami kesulitan maka dapat meminta bantuan

kepada guru, sehingga guru dapat memberikan bimbingan dan arahan

kepada siswa agar mereka dapat memahami materi yang telah diajarkan.

Gambar 4.3

Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya

Page 62: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

51

Bahkan proses pembelajaran masih berlangsung setelah jam

pelajaran seni musik habis (sepulang sekolah). Yaitu para tutor masih

mengajarkan dan membantu teman asuhnya dalam memahami dan

memainkan materi lagu Indonesia Raya yang diberikan oleh guru setelah

para tutor diberikan bimbingan oleh peneliti sepulang sekolah.

Gambar 4.4

Para Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya

Gambar 4.5

Tutor Sedang Mengajari Teman Asuhnya di Luar Jam Pelajaran (sepulang sekolah)

Page 63: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

52

Pertemuan kedua kelas eksperimen (VIII D) yang dilaksanakan pada

hari selasa tanggal 16 April 2013 pada jam ke-6 dan ke-7 bertempat di

rungan seni musik SMP Negeri 2 Banjarmasin. Pada pertemuan kedua, guru

dan peneliti merencanakan jam pertama pelajaran digunakan untuk

pembelajaran menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dan jam kedua

pelajaran seni musik digunakan untuk evaluasi atau tes akhir (Post test).

Pada pertemuan ini, tutor melanjutkan pengajaran materi kepada

teman-teman asuhnya dan ikut latihan memainkan lagu Indonesia Raya

dalam bentuk ansambel. Selain itu, tutor juga mengevaluasi setiap teman

asuhnya dengan cara melakukan tes satu-persatu, untuk mengetahui sejauh

mana materi lagu dihapal dan dikuasai.

Pada tahap ini, guru bertindak sebagai pengamat dan peneliti

bertindak sebagai fasilitator Peneliti memberikan arahan dan bimbingan

kepada setiap tutor dan teman asuh mereka. Apabila diantara tutor atau

teman asuh ada yang tidak mengerti mengenai apapun yang berhubungan

dengan materi lagu yang sedang diajarkan, maka peneliti membantu para

tutor menjelaskan kepada teman asuhnya. Hal ini dilakukan agar proses

belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan materi yang diajarkan tidak

keluar dari apa yang seharusnya diajarkan.

Selain itu, guru juga mengamati setiap tutor yang sedang

memberikan materi kepada teman asuhnya. Apakah mereka mengajarkan

materi dengan baik. Apakah mereka bisa berkomunikasi dengan teman

asuhnya atau tidak. Apakah mereka bisa menjadi “guru” yang baik untuk

temannya atau tidak. Hal-hal inilah yang dinilai dan diamati oleh guru.

Page 64: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

53

Selanjutnya pada jam kedua pelajaran seni musik diadakan evaluasi

atau pengambilan nilai tes akhir (post test) secara ansambel atau

berkelompok menurut kelompok yang sudah disusun oleh guru pada

pertemuan sebelumnya. Bentuk tes adalah memainkan lagu Indonesia Raya

dengan ansambel rekorder sopran.

Dari hasil evaluasi atau tes akhir (post test) maka, didapatkan nilai dan

hasil pembelajaran siswa menggunakan model pembelajaran tutor sebaya.

Gambar 4.6

Peneliti Membantu Tutor Menjelaskan Kepada Teman Asuhnya

Gambar 4.7

Evaluasi (Pengambilan Nilai)

Page 65: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

54

2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol

Pertemuan pertama di kelas kontrol (VIII E) yang dilaksanakan pada

hari kamis tanggal 11 April 2013. Pembelajaran dimulai dengan pembagian

kelompok oleh guru dan melakukan tes secara kelompok, dari tes tersebut

didapatkan nilai tes awal (pre test).

Pada kegiatan pembelajaran, guru mengamati setiap siswa untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan siswa memahami dan memainkan

materi yang diajarkan, yaitu tentang teknik memainkan rekorder, cara

meniup, penjarian dan ketepatan bunyi. Guru menerangkan dan

menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

yang konvensional, disini siswa mendengarkan apa yang disampaikan oleh

guru, mempraktikan dan mencatat hal-hal penting di buku catatan mereka

masing-masing.

Gambar 4.8

Guru Menyampaikan Materi Pelajaran

Page 66: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

55

Selanjutnya guru melakukan tes satu-persatu kepada siswa untuk

mengetahui apakah siswa sudah benar dalam memainkan materi lagu dengan

rekorder, jika siswa salah dalam memainkan rekorder, guru akan

menjelaskan letak kesalahan siswa tersebut dan guru menjelaskan cara yang

benar dalam memainkan materi lagu serta memberikan contoh memainkan

materi lagu yang benar.

\

Pertemuan kedua di kelas kontrol dilaksanakan pada hari sabtu

tanggal 13 April 2013. Pada pertemuan ini, Pelaksanaan pembelajaran

diawali dengan apersepsi dengan cara guru mengulang materi yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan melanjutkan pengajaran materi

kepada siswa dan guru mendemonstrasikan melodi lagu Indonesia Raya

dengan rekorder sopran kepada setiap siswa yang tidak bisa mengikuti irama

pada melodi lagu Indonesia Raya, kemudian siswa menirukan contoh dari

guru dalam memainkan melodi lagu Indonesia Raya tahap demi tahap.

Gambar 4.9

Guru Sedang Melakukan Tes dan Pembenahan Satu-persatu kepada Siswa

Page 67: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

56

Selanjutnya guru memberikan kesempatan siswa berlatih secara

bersama-sama dan kemudian berlatih secara kelompok memainkan lagu

Indonesia Raya dalam bentuk ansambel sebelum pengambilan nilai.

Selanjutnya diadakan evaluasi atau pengambilan nilai tes akhir (post test).

D. Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

a. Individu

Tabel 4.1.

Distribusi Hasil Belajar Individu Kelas Eksperimen

Dari tabel 4.1 di atas menunjukan hasil belajar individu kelas

eksperimen dengan nilai ≥90, frekuensi 1 orang siswa atau sebesar 3,13

% dengan kriteria istimewa, nilai 80 – 85,90, frekuensi 29 orang siswa

atau sebesar 90,63% dengan kriteria baik dan nilai 70 – 75,90, frekuensi 2

orang siswa atau sebesar 6,24% dengan kriteria cukup.

No Nilai Frekuensi Persentase

(%) Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

90

86 – 89,90

80 – 85,90

76 – 79,90

70 – 75,90

66 – 69,90

< 66

1

0

29

0

2

0

0

3,13

0

90,63

0

6,24

0

0

Istimewa

Sangat baik

Baik

Lebih dari cukup

Cukup

Kurang

Sangat kurang

Jumlah 32 100,00

Page 68: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

57

b. Kelompok

Tabel 4.2.

Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kelas Ekperimen

No Kelompok Nilai Huruf Keterangan

1

2

3

4

5

6

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

84

83

83

83

84

86

B

B

B

B

B

B+

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sangat Baik

Dari tabel 4.2 menunjukan hasil belajar kelas eksperimen secara

kelompok atau ansambel dengan nilai 83 – 84 berjumlah 5 kelompok

dengan nilai huruf B dan kriteria baik, dan dengan nilai 86 berjumlah 1

kelompok dengan nilai B+ dan kriteria sangat baik.

2. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

a. Individu

Tabel 4.3.

Distribusi Hasil Belajar Individu Kelas Kontrol

No Nilai Frekuensi Persentase

(%) Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

90

86 – 89,90

80 – 85,90

76 – 79,90

70 – 75,90

66 – 69,90

< 66

0

0

14

15

2

0

0

0

0

43,75

46,88

6,24

0

0

Istimewa

Sangat baik

Baik

Lebih dari cukup

Cukup

Kurang

Sangat kurang

Absen 1 3,13

Jumlah 32 100,00

Page 69: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

58

Dari tabel 4.3 di atas menunjukan hasil belajar individu kelas

kontrol dengan nilai 80 – 85,90, frekuensi 14 orang siswa atau sebesar

43,75% dengan kriteria baik, nilai 76 – 79,90, frekuensi 15 orang siswa

atau sebesar 46,88% dengan kriteria lebih dari cukup, nilai 70 – 75,90,

frekuensi 2 orang siswa atau sebesar 6,24% dengan kriteria cukup, dan

siswa yang tidak hadir dengan frekuensi 1 orang siswa atau sebesar

3,13%.

b. Kelompok

Tabel 4.4.

Distribusi Hasil Belajar Kelompok Kelas Kontrol

No Kelompok Nilai Huruf Keterangan

1

2

3

4

5

6

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

76

80

79

77

80

78

C+

B

C+

C+

B

C+

Lebih dari cukup

Baik

Lebih dari cukup

Lebih dari cukup

Baik

Lebih dari cukup

Dari tabel 4.4 menunjukan hasil belajar kelas kontrol secara

kelompok atau ansambel dengan nilai 76 – 78 berjumlah 4 kelompok

dengan nilai huruf C+ dan kriteria lebih dari cukup, dan dengan nilai 80

berjumlah 2 kelompok dengan nilai B+ dan kriteria baik.

Page 70: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

59

3. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar

a. Nilai rata-rata individu

Dari diagram 4.1 menunjukan nilai individu hasil pretes kelas eksperimen

lebih rendah dibandingkan dengan nilai individu hasil pretes kelas kontrol dan nilai

individu hasil postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

individu hasil postes kelas kontrol. Dari diagram tersebut dapat dilihat peningkatan

yang signifikan terhadap hasil belajar individu dikelas eksperimen setelah

diberikan tindakan.

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

Pretes Postes

Kontrol

Ekperimen

Diagram 4.1.

Nilai Rata-rata Hasil Belajar Individu Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Page 71: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

60

b. Nilai rata- rata kelompok atau ansambel

Dari diagram 4.2 menunjukan nilai kelompok atau ansambel hasil pretes

kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan nilai kelompok atau ansambel

hasil pretes kelas kontrol dan nilai kelompok atau ansambel hasil postes kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kelompok atau ansambel hasil

postes kelas kontrol. Dari diagram tersebut dapat dilihat peningkatan yang

signifikan terhadap hasil belajar kelompok atau ansambel dikelas eksperimen

setelah diberikan tindakan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pretes Postes

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Diagram 4.2.

Nilai Rata-rata Hasil Belajar Ansambel Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Page 72: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

61

E. Uji Perbedaan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas

Kontrol

Hasil belajar ansambel rekorder sopran kelas eksperimen dan kelas

kontrol secara ringkas dinyatakan dalam bentuk rata-rata dan standar deviasi

seperti tertera pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Deskripsi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Standar Deviasi

Eksperimen

Kontrol

32

31

82,91

78,90

3,32

1,96

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen 82,91 dengan standar deviasi 3,32 , sedangkan rata-rata hasil

belajar kelas kontrol 78,90 dengan standar deviasi 1,96.

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, maka akan dilakukan uji beda.

Sebelum uji beda dilakukan, terlebih dahulu akan diuji asumsi, apakah data

hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut berdistribusi normal

atau tidak. Pada BAB III telah dikemukakan, bahwa jika data hasil belajar kelas

eksperimen dan kelas kontrol tersebut berdistribusi normal maka statistik uji

beda yang akan digunakan adalah uji-t, tetapi bila tidak normal maka akan

digunakan uji U_Mann Whitney.

Hipotesis statistik yang akan diuji pada uji normalitas adalah :

H0 : Data berdistribusi normal.

Ha : Data tidak berdistribusi normal.

Page 73: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

62

Hasil uji asumsi normalitas secara ringkas dikemukakan seperti tertera

pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6.

Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas

Nilai

Kolmogorov-

Smirnov

Sig. (2-tailed) Kesimpulan

Ekperimen

Kontrol

1,126

1,983

0,158

0,001

Normal

Tidak Normal

Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas dapat dketahui bahwa untuk

tingkat signifikansi (0,05), nilai Sig. (2-tailed) uji Kolmogorv-Smirnov

data hasil belajar kelas eksperimen = 0,158 > (0,05), sehingga H0

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kelas

eksperimen berdistribusi normal. Selanjutnya, untuk tingkat signifikansi

(0,05), nilai Sig. (2-tailed) uji Kolmogorv-Smirnov data hasil belajar

kelas kontrol = 0,001 < (0,05), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kelas kontrol tidak berdistribusi

normal.

Karena data hasil belajar kelas eksperimen berdistribusi normal, tetapi

data hasil belajar kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka untuk uji beda

akan menggunakan uji U_Mann Whitney.

Hipotesis statistik yang akan diuji pada uji beda adalah :

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar ansambel rekorder sopran antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar ansambel rekorder sopran antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol.

Page 74: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

63

Hasil uji beda dengan menggunakan statistik uji U_Mann Whitney

secara ringkas dikemukakan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7.

Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

U_Mann Whitney Z Sig. (2-tailed) H0

136,500 -5,054 0,000 Ditolak

Berdasarkan data pada tabel 4.7 di atas dapat dketahui bahwa untuk

tingkat signifikansi (0,05), nilai Sig. (2-tailed) uji U_Mann Whitney =

0,000 bernilai < (0,05), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ansembel rekorder sopran

yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan

tabel 4.5, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan

dengan kelas kontrol. Jadi hasil belajar ansambel rekorder sopran yang

diajarkan dengan metode tutor sebaya lebih baik jika dibandingkan dengan

metode konvensional.

F. Pembahasan

Pembelajaran ansambel rekorder sopran menggunakan metode tutor

sebaya pada kelas eksperimen dimulai dengan guru memberikan partitur lagu

Indonesia Raya dan memilih para tutor dengan melakukan tes kemampuan satu-

persatu kepada para siswa, tutor yang dipilih adalah siswa yang memiliki

kepandaian dan kemampuan skill bermain rekorder yang baik. Kemudian guru

membagi para siswa menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 orang

siswa dan memiliki 2 hingga 3 tutor. Selanjutnya guru melakukan tes

kemampuan secara kelompok atau ansambel, langkah ini digunakan peneliti

Page 75: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

64

untuk mendapatkan nilai pretes dan kemudian pembelajaran dimulai dengan

menggunakan metode tutor sebaya. Pembelajaran dengan metode tutor sebaya

dimulai dengan peneliti memberikan arahan kepada semua siswa dan tutorial

kepada para tutor.

Pembelajaran konvensional (ekspositori) pada kelas kontrol dimulai

dengan guru memberikan partitur lagu Indonesia Raya dan membagi para siswa

menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 orang siswa, dan guru

melakukan tes secara kelompok atau ansambel. Kemudian guru menjelaskan

materi lagu yang diberikan kemudian guru mendemonstrasikan dilanjutkan

dengan siswa latihan memainkan materi lagu tersebut. Selanjutnya guru

melakukan tes satu-persatu kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa,

jika ada siswa yang tidak mampu, maka guru akan mengajari dan

mendemonstrasikan kepada siswa tersebut.

Kelemahan atau kendala yang terjadi ketika pembelajaran ansambel

rekorder menggunakan metode tutor sebaya, yaitu:

1. terkadang ada beberapa tutor yang tidak bisa menjawab dan

mendemonstrasikan pertanyaan dari teman asuhnya.

2. ada terdapat beberapa siswa yang tidak serius belajar dari temannya atau

para tutor.

Cara mengatasi kelemahan tersebut dengan bertindaknya peneliti

sebagai fasilitator atau mengamati proses pembelajaran menggunakan metode

tutor sebaya, jika terdapat masalah tersebut, maka peneliti akan membantu tutor

menjawab pertanyaan dan mendemonstrasikan pertanyaan dari teman asuhnya

sedangkan siswa yang tidak serius akan diberi pengarahan oleh peneliti.

Page 76: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

65

Berdasarkan uji statistik hasil tes pembelajaran ansambel rekorder

sopran dapat dilihat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan siswa.

Kemampuan siswa kelas VIII-D (eksperimen) dalam pembelajaran ansambel

rekorder sopran menerapkan metode tutor sebaya memperoleh skor rata-rata

82,91 lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor rata-rata pembelajaran

ansambel rekorder sopran menggunakan metode konvensional 78,90.

Walaupun hasil perhitungan uji-t membuktikan bahwa data hasil eksperimen

berdistribusi normal dan data hasil control tidak berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji U_mann whitney dan mendapatkan tingkat signifikan

dari hasil uji perbedaan tersebut.

Menurut uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar kelas VIII-D yang menggunakan metode tutor sebaya dengan hasil

belajar kelas VIII-E yang menggunakan metode konvensional pada

pembelajaran ansambel rekorder sopran, dimana kelas VIII-D yang

menggunakan metode tutor sebaya lebih baik dibandingkan dengan kelas VIII-

E yang menggunkan metode konvensional.

Page 77: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Banjarmasin (kelas

eksperimen) dengan menggunakan metode tutor sebaya berada pada

kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 82, 91.

2. Hasil belajar siswa VIII E SMP Negeri 2 Banjarmasin (kelas kontrol)

dengan menggunakan metode konvensional berada pada kualifikasi lebih

dari cukup dengan nilai rata-rata 78,90.

3. Berdasarkan uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil

belajar siswa antara kelas VIII D SMP Negeri 2 banjarmasin (kelas

eksperimen) yang menggunakan metode tutor sebaya dengan kelas VIII E

SMP Negeri 2 Banjarmasin (kelas kontrol) yang menggunakan metode

konvensional dalam pembelajaran ansambel rekorder sopran, dimana hasil

belajar kelas VIII D SMP Negeri 2 Banjarmasin (kelas eksperimen) lebih

baik dari hasil belajar kelas VIII E SMP Negeri 2 Banjarmasin (kelas

kontrol).

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

Page 78: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

67

1. bagi siswa, agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran ansambel musik

(rekorder sopran) dan serius dalam belajar kepada temannya atau para tutor,

supaya dapat meningkatkan kemampuan dalam bermain alat musik (rekorder

sopran) serta dapat mengembangkan potensi dalam bermain musik.

2. bagi guru seni musik yang akan melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor sebaya diharapkan bisa menjadi fasilitator bagi

para tutor dan bisa memberikan pengarahan kepada siswa terlebih dahulu

serta pemberian tutoriall atau pelatihan kepada para tutor agar para tutor bisa

membantu teman asuhnya tanpa kesulitan dalam menjelaskan dan

mendemonstrasikan.

3. bagi sekolah, pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 2 Banjarmasin

sangat bagus dan berhasil dalam mengembangkan potensi seni budaya pada

siswa baik mata pelajaran kurikuler maupun ekstrakurikuler, untuk

kedepannya alangkah baiknya menambah jenis bentuk seni musik seperti

ansambel vokal (paduan suara) pada pelajaran kurikuler.

4. bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian sejenis, diharapkan

menggunakan metode latihan (drill) dan metode praktek lapangan agar

kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan karena

siswa bisa menampilkan hasil dari latihannya tersebut kepada penonton.

Page 79: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

68

DAFTAR PUSTAKA

Alwi,.Hasan,dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Adiarto. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Semarang: Adiswara.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki, A.Yudana. 1996. Kerajinan Tangan dan Kesenian Musik. Surakarta:

Cahaya Ilmu.

BSNP. 2006. Peraturan Mendiknas. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.

Jakarta: Depdiknas.

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang

Press BSNP. 2006. Peraturan Mendiknas. Standar Isi dan Standar

Kompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djalil, Aria. 1997. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:

Tarsito.

http://www. suaramerdeka. com/ harian/ 0508/15/bud 2.htm (15Ag.2005).

http:// www.kompas.com/ kompas-cetak/0603/16/jogja/22120.htm (16Mar.2006).

Narbuko, Cholid. Achmadi, H. Abu. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan VIII.

Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurjanah dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung.

JICA

Nursantara, Yayat. 2007. Seni Budaya untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Priyatno, Duwi. 2011. Buku Pintar Statistik Komputer. Jakarta: Media Kom.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 80: Riza Rosadi (A1B309238).pdf

69

Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan kurikulum di Sekolah.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyanto dkk. 2004. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica.

Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar.