-
Riwayat PenulisDR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si.
Faku
ltas
Ilmu
Sosi
al d
an
Ilmu
Polit
ik U
nive
rsita
s M
oe
sto
po
Be
rag
am
a P
ers
DR. T
aufiq
urok
hman
, S.S
os.,
M.S
i.
DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si.
PeneRBITFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Moestopo Beragama PersISBN 602-9006-07-0
Sejak mahasiswa, DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si., sudah ak-tif
di berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain sebagai Ketua
Umum Senat Mahasiswa STKS Bandung (1993), Pengurus Pusat dan Ketua
Badan Mandiri Kerjasama Mahasiswa di Ikatan Pekerja Sosial
Profesional Indonesia (IPSPI), dan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa
Kosgoro. Karena kepiawaiannya dalam memimpin, sejak tahun 2010
hingga sekarang Taufik dipercaya menjadi Ketua IKA STKS, Bandung
dan menjadi Pengurus IKA Universitas Padjajaran Bandung mulai
2009-2014. Kegemarannya berorganisasi akhirnya membawa dirinya
mengenal lebih jauh dunia luar melalui dunia pers. Mungkin itu
se-
babnya pria berusia 44 tahun ini aktif di dunia pemberitaan
dengan duduk di Presidium Forum Pers Mahasiswa Bandung (1995) dan
menjadi pemimpin majalah kampus Altruist STKS, Bandung (1994). Di
dunia pendidikan, ayah tiga anak ini bukanlah sosok yang mudah
berpuas diri dengan hanya meraih satu gelar kesarjanaan. Usai
menamatkan pendidikan di STKS tahun 1996, Taufik kemu-dian masuk
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Padjajaran, Bandung
untuk mengambil gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan Sosial
yang berhasil dirampungkannya pada tahun 1998. Selanjutnya, Taufik
pun menempuh pendidikan pasca sarjana di universitas yang sama dan
berha-sil mendapat gelar Magister Ilmu-ilmu Sosial Konsentrasi di
Bidang Ilmu Pemerintahan pada tahun 2005. Di samping itu, Taufik
juga melakoni dunia pendidikan non formal di antaranya Pendidikan
dan Penataran P4 Pola 200 Jam, Pendidikan Singkat Jurnalistik DR.
Supomo tahun 2006, Pendidikan Pemetaan dan Surveyor Diploma Satu di
Institut Teknologi Bandung, serta Pendidikan dan Pelatihan Singkat
dari Kanwil Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, Pemahaman HAM bagi
Ormas dan OKP. Seiring waktu berjalan, Taufik mulai memasuki dunia
kerja dengan bekerja sebagai Tim Koordina-sasi dan Kosultasi
Konflik Maluku Di Kementerian Koordinasi Politik dan Keamanan.
Menjadi Tim Koordinasi dan Konsultasi Konflik Aceh di Kementerian
Koordinator Politik dan Keamanan, Ketua Angkatan Pendidikan dan Tim
Perumus Materi Pendidikan Bela Negara di Departemen Pertahanan,
Pengajar di Tenaga Kerja Sosial Kemasyarakatan (TKSM) PUSDIKLAT
Departemen Sosial RI, Ketua Yayasan Pusat Studi Kemasyarakatan
(PSK) Bandung, Direktur Operasi Yayasan Semesta Jakarta, Direktur
Operasional Yayasan LEIMA Bandung, Staff Ahli dan Fraksi FPBB MPR
RI khusus menan-gani Pers dan Dekumentasi, dan menjadi Dosen
Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama).
Pengalamannya yang segudang, akhirnya ‘menyeret’ seorang
Taufiqurokhman masuk dunia politik dengan menjadi Wakil Sekjen
Dewan Pimpinan Nasional Persatuan Cendikiawan Nasional Indonesia
(PCNI, menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Bidang Organisasi
dan Keanggotaan Trisula Nusantara, Ketua Forum Peduli Sosial,
Sekretaris Jenderal Badan Pengkaderan Nasional Ko-sgoro, dan
menjadi pengurus di DPP Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia
(IPPSI). Sikap aktif dan proaktif-nya di dunia politik inilah,
akhirnya yang membawa Taufik benar-benar terjun sebagai pelaku
politik dengan menjadi anggota dewan di DPRD Provinsi Banten.
Bahkan karena kepiawaian-nya di dunia tersebut membuat Taufik
dipercaya duduk sebagai Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten
2009 – 2011 dan Wakil Ketua Komisi I DPRD Banten tahun 2011-2014,
dan menjadi Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Banten. Bahkan
Taufik juga pernah dipercaya menjadi Ketua Seksi Acara Persidangan
Kongres DPP Partai Demokrat Tahun 2010 Bandung dan Ketua Seksi
Materi dan Seksi Acara di Pelatihan Kepemimpinan Kader Partai
Demokrat (PKKPD) Partai Demokrat Cipanas Bogor, Jawa Barat Tahun
2008. Kini, di sela-sela kesibukannya sebagai dosen, pembicara, dan
pelaku politik yang aktif di partai Taufik yang berhasil meraih
gelar doktor (doktoral S3) Ilmu Pemerintahan Universitas Padjajaran
Bandung ini juga mulai sibuk menulis berbagai buku dan aktif
membangun berbagai organisasi yang bertujuan untuk memberi peluang
pada generasi muda untuk turut mema-jukan bangsa Indonesia.
-
KEBIJAKAN PUBLIK
PENDELEGASIAN TANGGUNGJAWAB NEGARAKEPADA PRESIDEN
SELAKU PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
-
Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta
Lingkup Hak CiptaPasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak ekslusif bagi Pencipta atau Pengarang
Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pem-batasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ketentuan PidanaPasal 72:
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan
perbuatan seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal
49 ayat (1) dan (2) dipi-dana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pi-dana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KI
Cetakan Pertama Tahun 2014
Penulis :DR.Taufiqurakhman,S.Sos.,M.Si.KataPengantar
:H.TeukuRiefkyHarsya,MT. : Prof. DR. H. Sunarto, Msi
DR.Andriansyah,M.Si.
Penerbit :FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik
UniversitasMoestopoBeragama(Pers)Jl.HangLekirINo.8,Senayan,JakartaPusat,10270Telp:
(021) 7220269, 7252682, 7395333 Fax: 7252682
ISBN:602-9006-07-0
KEBIJAKAN PUBLIKPENDELEGASIAN TANGGUNGJAWAB NEGARA
KEPADA PRESIDENSELAKU PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K II
PENDELEGASIAN TANGGUNGJAWAB NEGARAKEPADA PRESIDEN
SELAKU PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
KEBIJAKANPUBLIK
DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si.
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KIII
Kata Pengantar H.TeukuRiefkyHarsya,MT.
....................................................VII-VIIIKetua
Komisi X DPR RI 2014-2019
Kata
PengantarProf.DR.H.Sunarto,Msi.................................................................IX-XRektorUniversitasProf.Dr.Moestopo(Beragama)
Kata
PengantarDR.Andriansyah,M.Si.....................................................................XI-XIIWakil
Rektor IIIUniversitasProf.DR.Moestopo(Beragama)
Pengantar Penulis
BAB SATU
..........................................................
02Pengertian Kebijakan dan Kebijakan Publik
........................... 02
A.
KerangkaAnalisisKebijakan...................................................
12B.
KonsepdanLingkupKebijakan..............................................
12C.
ArtiPentingnyaStudiKebijakanPublik.................................14D.
KerangkaKerjaKebijakanPublik............................................15E.
ProsesKebijakanPublik............................................................16F.
LingkunganKebijakan...............................................................
19G.
SistemKebijakanPublik............................................................22
BAB DUA
...........................................................
24KebijakanPublikdalamSejarahPerkembangannya....................
24A. Perkembangan Pada Abad Pertengahan
............................... 25B. Zaman Revolusi Industri
......................................................... 25C.
Perkembangan Abad ke-19
..................................................... 26D.
Pemerintahan Kolonial Belanda di Nusantara ....................
27E. Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
.......................... 31F.
SistemTanamPaksa................................................................
33
Daftar Isi
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K IV
G. Ketentuan Tanam Paksa
......................................................... 34H.
Pelaksanaan Tanam Paksa
...................................................... 35I.
SistemUsahaSwasta...............................................................
36J. Perkembangan Abad ke-20
..................................................... 40
BAB TIGA
...........................................................
42PerumusanKebijakanPublik............................................................
42A.
KebijakanPublikdanDefinisinya...........................................
44B.
PemahamanKebijakan..............................................................
49C.
AnalisaKebijakandalamTindakan.........................................
52D.
ModelSosiologisuntukMemahami........................................
62E.
MasalahPublikdanMasalahKebijakan.................................
63
BAB EMPAT
........................................................
69Perkembangan Kebijakan di Indonesia dan Praktik Blusukan Presiden
Jokowi ....................................... 69
A.KebijakanPublikMasaPresidenSoekarno(OrdeLama).......
69B.KebijakanPublikMasaPresidenSoeharto(OrdeBaru)..........
75C.KebijakanPublikPadaEraReformasi.......................................
91D.SBYyangPro-poor,Pro-job,Progrowth,danProEnvironment96E.KebijakanHukum.........................................................................
100F.KebijakanEkonomi.......................................................................
101G.KebijakanPendidikan..................................................................
102H.PraktikBlusukandanKebijakanJokowi..................................
105I.DariCeritaRakyatSampaiBeritaNyata....................................
107J.ServantLeaderdalamKecerdasanSpiritual..............................
108K.PemerintahanyangMelayani.....................................................
110
BAB LIMA
..........................................................
119Pemimpin Dunia yang Fenomenal dengan Kebijakannya ............
119A.JosephStalinVissarionovichdenganKomunismeInternasionaldanKebijakanKolektivisasiTanahPertanian...........................
120
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KV
B. Adolf Hitler dengan Eugenetika dan Ladang Khusus
ReproduksiManusia............................................................................................................
123C.MaoZedongdenganKonflikAntagonisdanKonflikNon-Antagonis..
125D.IdiAminDadaOumeedenganRasialismeDemiKemakmuran Rakyat Uganda
................................................................................................
128E.BenitoMussoliniSangDiktatorItaliayangFasis......................................
130F. Pol Pot dengan Prinsip Kemandirian dan Kematian 20% Rakyat
Kamboja
...............................................................................................
133G.AgustoPinochetdenganKebijakanPasarBebasNeoliberal...................
136H.NapoleonBonaparteSangEgomaniacyangSemodeldenganHitler...
138I.SaddamHuseindenganSenjataPembunuhMassaldanPuluhanRibuNyawaPendudukIran....................................................................................
145
PenutuP
.............................................................................................................
150
A.IstilahKebijakanPublik.................................................................................150B.Sebagailabeluntuksebuahbidangaktivitas..............................................150C.Kebijakanmemiliki5unsur..........................................................................
151D.AgendaKebijakanPublik..............................................................................152
DaftaR PuStaka
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KVI
KEBIJAKANPUBLIKKEBIJAKANPUBLIKPENDELEGASIAN TANGGUNG JAWAB
NEGARA
KEPADA PRESIDEN SELAKU PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
PENDELEGASIAN TANGGUNG JAWAB NEGARAKEPADA PRESIDEN
SELAKU PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KVII VIII
Ketika saya diminta untuk membuat kata pengantar pada buku
Kebi-jakanPublik,PendelegasianTanggungjawabNegaraKepadaPresi-denSelakuPenyelenggaraPemerintahanyangditulisolehDR.Tau-fiqurokhman,S.Sos.,M.Si.,makabolehlahsayameminjampendapatThomasR.Dyeyangmenyebutkan‘Iswhatevergovermentschoosetoornottodo’.Menurutsaya,kebijakanyangdiambilolehseorangpresidendalamhaliniPresiden
RI, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus tetap dilakukan.
Ituartinya,tidakmudahbagiseorangpresidendalammembuatkebijakan.
Apapunkebijakanyangdikeluarkanoleh seorangkepalanegara,
bisadipastikan akan berpengaruh pada masyarakat terlebih yang
langsung ber-singgungan dengan harkat hidup orang banyak. Jadi,
sangat dibutuhkan kehati-hatian, kepekaan, dan sikap empati yang
tinggi dari seorang presiden
untukmenelurkansebuahkebijakanpublik.Menurutsaya,kebijakanpublikmerupakanhalyangsenantiasamenyitaperhatianpublik.Kebijakanpublikmemangtidaksertamertamunculbegitusaja.Kebijakanpublikadasetelahmelalui
proses yang begitu panjang bahkan rumit. Demikian kompleksnya
suatupermasalahanterkadangbisamemakanwaktuberbulanbulanbahkanbertahun-tahun
hingga akhirnya tercapai satu keputusan untuk membuat
satukebijakan.
Halinimenjadisebuahkeniscayaanbahwakebijakanpublikdipengaruhioleh
sekian banyak pemangku kepentingan atau stake holder. Tarik menarik
kepentingan demikian hebatnya hingga masing-masing kelompok
kepentin-gan dengan segala upaya berjuang agar kepentingannya dapat
diakomodasi
dalamkebijakanpubliktersebut.Takayalsegalacarapunditempuholehkel-ompok-kelompok
kepentingan tersebut yang terkadang terkesan menghala-lkan segala
cara. Berbagai sarana dan media digunakan, mulai dari cara yang
formal mupun informal, dari meja rapat hingga turun ke jalan.
Masyarakatdiajakuntukberpikirbersamayangpadaakhirnyadipengar-uhi
hingga sepakat dengan apa yang mereka teriakkan. Tidak seperti
mem-balikan telapak tangan. Kelompok ini harus terus berjuang.
Karena di sisi jalan mereka juga terdapat kelompok yang demikian
kerasnya ingin men-eriakkan kepentingan. Di sisi jalan yang lainnya
juga ada yang meneriakkan
KATA PENGANTAR
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KVII VIII
H. Teuku Riefky Harsya, MT. Ketua Komisi X DPR-RI Priode
2014-1019
kepentinganmerekayangternyataberbedadengankelompokpertama.Mer-ekasama-samainginmemperolehsimpatipublik,bahwaapayangmerekateriakanadalahteriakanmerekajuga.Dandenganharapandalambawahsa-darmasyarakatbahwabetul-betulditengahmerekaadapermasalahanyangtidak
pernah tersentuh oleh pemerintah.
Penetrasi yang demikian terus menerus pada akhirnya menyadarkan
se-tiaporangbahwaadapermasalahanyangbelumterurusdenganbaikdanmuncullahapayangdinamakandengan
awarenessofaproblematauke-sadaranakanadanyamasalahtertentu.Melaluibukuini,sayaberharap,se-moga
kita semua, khususnya seluruh stake holder, terutama kepala negara
bisalebihhati-hatidalammengambildanmembuatsatukebijakanyangber-singgungan
dengan publik.
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Kebijakanpublikataupublicpolicyyangdiambilpemerintahdibe-lahan
dunia manapun, termasuk di Indonesia merupakan aktivi-tas
pemerintah untuk memecahkan masalah yang terjadi di tengah
masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga
pemer-intah.Kebijakanpublikmenuruthemat
sayaadalahkeputusan-keputusanyang mengikat bagi orang banyak pada
tataran strategis atau bersifat garis
besaryangdibuatolehpemegangotoritaspublik.Sebagaikeputusanyangmengikatpublikmakakebijakanpublikharuslahdibuatolehotoritaspoli-tik,
yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak,
umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama
rakyat banyak.
Selanjutnya,kebijakanpublikakandilaksanakanolehadministrasinega-rayangdijalankanolehbirokrasipemerintah.Fokusutamakebijakanpublikdalam
negara modern adalah pelayanan publik, yang merupakan segala
ses-uatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau
mening-katkan kualitas kehidupan orang banyak.
Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian
peralatanpelaksanaan yang lebih luas dari peraturan
perundang-undangan,
men-cakupjugaaspekanggarandanstrukturpelaksana.Sikluskebijakanpubliksendiribisadikaitkandenganpembuatankebijakan,pelaksanaankebijakandanevaluasikebijakan.Bagaimanaketerlibatanpublikdalamsetiaptahapankebijakan
bisamenjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepadaamanat
rakyat yang berdaulat atasnya.
Selanjutnya, setelah kebijakan public dibuat, publik
harusmengetahuiapa yangmenjadi agenda kebijakan ataudengan kata
lain, apapersoalanyang ingin diselesaikan dan apa prioritasnya,
apakah publik diperbolehkan memberi masukan yang berpengaruh
terhadap isi kebijakan publik yangakan dilahirkan.
Setelah itu, pada tahap pelaksanaan, dapatkah publik mengawasi
pe-nyimpangan pelaksanaan, juga apakah tersedia mekanisme kontrol
publik, yakni proses yangmemungkinkan keberatan publik atas suatu
kebijakan
PANDANGAN
IX X
Prof. DR. H. Sunarto, Msi
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Prof. DR. H. Sunarto, MsiRektor universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama)
IX X
dibicarakandanberpengaruhsecarasignifikan.Kebijakanpublikmenunjukpada
keinginan penguasa atau pemerintah yang idealnya dalam masyarakat
demokratis merupakan cerminan pendapat umum atau opini publik.
Menurutsaya,dalammasyarakatautoriterkebijakanpublikadalahke-inginan
penguasa semata, sehingga penjabaran di atas tidak berjalan. Tetapi
dalam masyarakat demokratis, yang kerap menjadi persoalan bagaimana
menyerapopinipublikdanmembangunsuatukebijakanyangmendapatdu-kungan
publik. Di sinilah sangat dibutuhkan, kemampuan para pemimpin
politik untuk berkomunikasi dengan masyarakat untuk menampung
keingi-nan mereka adalah satu hal, tetapi sama pentingnya adalah
kemampuan para pemimpin untuk menjelaskan pada masyarakat kenapa
suatu keingi-nan tidak bisa dipenuhi.
Adalah naif untukmengharapkan bahwa ada pemerintahan yang
bisamemuaskan seluruh masyarakat setiap saat, tetapi adalah
otoriter suatu pe-merintahan yang tidak memperhatikan dengan
sungguh-sungguh aspirasi danberusahamengkomunikasikankebijakanyang
berjalanmaupunyangakandijalankannya.Sebagaiakademisi,sayasangatberharapjangansampaiadalagianggapan‘kebijakandibuatuntukdilanggar’,jangansampaikarenauntukkepentinganumum,kebijakansulitdipercaya,atauuntukmemenang-kan
kelompok tertentu.
Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat dan
seharusnyalah pemerintah tidak sungkan member pelayanan yang baik
bagi masyarakat-nya. Karena pemerintah ada bukan untuk melayani
diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan
kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas-nya demi mencapai tujuan
bersama. Pemerintah harus bisa
mempertang-gungjawabkankebijakanyangsudahdiambil,sebabgovernment
organizations are created by the public, for the public, and need
to be accountable to it.
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Kebijakan Publik atau public policy kita ketahuimerupakan
aturanyang sudah ditetapkan dan harus ditaati. Bagi siapa yang
melang-gar akan mendapatkan sesuai dengan bobot pelanggaran yang
di-lakukandansanksiyangdijatuhkandidepanmasyarakatolehlembagayangmempunyai
tugasmenjatuhkan sanksi tersebut. Jadi, kebijakan publik inibisa
kita ibaratkan suatu hukum. Bukan hanya sekedar hukum namun kita
harus memahaminya secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang
menyang-kut kepentingan bersama dipandang perlu untuk diatur maka
formulasi isu
tersebutmenjadikebijakanpublikyangharusdilakukandandisusunsertadisepakatiolehparapejabatyangberwenang.
Ketikakebijakanpubliktersebutditetapkanmenjadisuatukebijakanpub-lic,
apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan Pemerintah
atauPeraturanPresidentermasukPeraturanDaerahmakakebijakanpubliktersebut
berubah menjadi hukum yang harus ditaati oleh seluruh lapisan
masyarakat dan bila melanggar akan mendapat sanksi. Namun begitu,
kebi-jakan yang dikeluarkan pemerintah harus benar-benar dikaji
secara menda-lam kebenarannya dan ketepatannya sehingga benar-benar
efektif mengatasi permasalahan dan tidak justru menimbulkan
berbagai persoalan baru.
Selainitu,faktorkemerdekaanpersyangmembawanuansaliberalismeyang
kental, dan adanya kecenderungan selalu campur tangan pihak luar
yang sangat berkepentingan agar pemerintah lemah dan bisa mudah
dite-kan.Menuruthematkami,keberadaanpemukaagamajugasangatpentingyang
senantiasa mendampingi pemerintah dalam merumuskan berbagai
ke-bijakan.Dengandemikianperandankontribusipemukaagamadalampen-guatan
sinergisitas secara alamiah akan mengalami ini dengan sendirinya
gerakan apapun yang sifatnya radikal dalam arti negatif dan
anarkis.
Dalamkaitannyadengankebijakanpemerintah
terhadapgerakanyangdianggap radikal dan anarkis, karena kedua
istilah itu adalah istilah asing, maka sebagai pemerintah dari NKRI
yang berdaulat, yang di dalam
pem-bukaanUUD1945telahmenyebut“bahwakemerdekaanadalahhaksegalabangsa
dan segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak
XI XII
PANDANGANDR. andriansyah, M.Si
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
DR. Andriansyah, M.Si.Wakil Rektor IIIUniversitas Prof. DR.
Moestopo (Beragama)
sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan”, maka seyogyanya
pe-merintah membebaskan diri dari segala tekanan asing yang
melambangkan ketidak berdaulatan pemerintah atas negeri sendiri dan
masih berlakunya penjajahan di atas dunia yang tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan per-ikeadilan itu.
XI XII
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Ilmukebijakandiarahkankepadaberbagaipermasalahanyangdihadapiolehpemerintahdanorientasiutamadaripara
ilmuwankebijakanbu-kanlah pada tahapan proses pembuatan kebijakan,
tetapi kepada per-masalahan yang dihadapi oleh pemerintah.
Dan ilmukebijakanmerupakanmultidisiplin ilmuyangmodel-model-nya,
metode-metodenya, dan temuan-temuannya diarahkan kepada upaya
mengatasipermasalahanyangdihadapiolehpemerintah.Sebelummenulisbuku
ini, saya tergelitik dengan komentar Riant Nugroho D., yang
menye-butkanbahwa,bukanberartikebijakanpublikmudahdibuat,mu¬dahdilak-sanakan,
dan mudah dikendalikan.
Apa yang ditulis oleh Nugroho, benar adanya. Mengingat,
kebijakanpublikbersangkutandenganpolitik.Nugroho
jugamenuliskan,kebijakanpublik dalam praktik ketatanegaraan dan
kepemerintahan pada dasarnya
terbagidalamtigaprinsip,yaitubagaimanamerumuskankebijakanpublik,bagaimanakebijakanpubliktersebutdiim¬plementasikan,bagaimanakebi-jakan
publik tersebut dievaluasi.
Nugroho juga menulis, dalam konteks formulasi, berbagai isu yang
ban-yak beredar di tengah masyarakat tidak semua dapat masuk agenda
pemer-intahuntukdiprosesmenjadikebijakan.
Isuyangmasukdalamagendakebijakanbiasanyamemiliki latar
bela-kangyangkuatberhubungandengananalisiskebijakandanterkaitdenganpertimbangan-pertimbangan
seperti, apakah isu tersebut dianggap telah mencapai tingkat kritis
sehingga tidak bisa diabaikan, apakah isu tersebut sensitif yang
cepat menarik perhatian masyarakat, apakah isu tersebut me-nyangkut
aspek tertentu dalam masyarakat, apakah isu tersebut menyangkut
banyak pihak sehingga mempunyai dampak yang luas dalam masyarakat
kalau diabaikan, apakah isu tersebut berkenaan dengan kekuasaan dan
le-gitimasi, dan terakhir apakah isu tersebut berkenaan dengan
kecenderungan yang sedang berkembang dalam masyarakat?
PENGANTAR PENULIS
XIII XIV
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Itusebabnya,suatukebijakandibuatuntukmenjadipedomandalamber-tindak
dan mengarahkan kegiatan dalam organisasi pendidikan untuk
men-capaitujuanyangtelahditetapkan.Prosesimplementasikebijakanhanyada-pat
dimulai apabila tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang semula
bersifat umum sudah dirinci, program-program aksi telah dirancang
dan sejumlah dana/biaya telahdialokasikanuntukmewujudkan
tujuan-tujuandansasa-ran-sasaran tersebut.
Kebijakan-kebijakanpublikyangdibuatpemerintah,dalamhalinipresi-den
selaku penyelenggara pemerintahan merupakan hal yang sangatpenting,
sebab pemerintah sudah seharusnya membuat perubahan-peruba-han di
segala bidang, baik di dunia pendidikan demi tercapainya
pelaksa-naanpendidikanyanglebihbaik,perubahankebijakandibidangekonomiyang
bertujuan agar tingkat ekonomi masyarakat menjadi lebih baik, dan
perubahan-perubahankebijakandiberbagaisektor.Tujuannyahanyasatu,demi
kesejahteraan seluruh masyarakat.
Kita semua berharap, presiden selaku penyelenggara pemerintahan,
da-lammembuatkebijakansebaiknyajanganhanyamempertimbangkanapak-ah
isu tersebut telah mencapai tingkat kritis sehingga tidak bisa
diabaikan, apakah isu tersebut sensitif, apakah isu tersebut
menyangkut aspek tertentu, apakah isu tersebut menyangkut banyak
pihak sehingga mempunyai dampak yang luas dalam masyarakat kalau
diabaikan, apakah isu tersebut berkenaan dengan kekuasaan dan
legitimasi, dan apakah isu tersebut berkenaandengan kecenderungan
yang sedang berkembang dalam masyarakat. Tetapi
sebaiknya,buatlahkebijakanyangmemang
langsungbersentuhandengankepentingan masyarakat dan memang sangat
dibutuhkan masyarakat tanpa pandang bulu dan banyak
pertimbangan.
XIII XIV
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Bab 1 (Satu)PENGERTIAN KEBIJAKAN & KEBIJAKAN PUBLIK
Sebelumkitamembahaslebihjauhmengenaikonsepkebijakanpublik,kitaperlumengkaji
terlebihdahulumengenaikonsepkebijakanataudalam bahasa inggris
sering kita dengar dengan istilah policy. Dalam
KamusBesarBahasaIndonesia,kebijakandiartikansebagairangkaiankon-sep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
(tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita,
tujuan, prinsip, dan garis pedoman un-tuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran.
Carl J. Federick sebagaimana dikutip LeoAgustino (2008:
7)mendefi-nisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan
yang diusulkanseseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu di mana terdapat hambatan-hambatan
(kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap
pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalamrangka mencapai
tujuan tertentu.
Pendapatinijugamenunjukanbahwaidekebijakanmelibatkanperilakuyang
memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari
definisikebijakan,karenabagaimanapunkebijakanharusmenunjukanapayang
sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam bebera-pa
kegiatan pada suatu masalah.
SolichinAbdulWahabmengemukakanbahwa istilahkebijakan
sendirimasih menjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan
para ahli.
Makauntukmemahamiistilahkebijakan,SolichinAbdulWahab(2008:40-50)
memberikan beberapa pedoman sebagai berikut:
a.Kebijakanharusdibedakandarikeputusan;
b.Kebijakansebenarnyatidaksertamertadapatdibedakandari
administrasi;
02 03
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
c.Kebijakanmencakupperilakudanharapan-harapan;
d.Kebijakanmencakupketiadaantindakanataupun adanya tindakan;
e.Kebijakanbiasanyamempunyaihasilakhiryangakandicapai;
f.Setiapkebijakanmemilikitujuanatausasarantertentubaik eksplisit
maupun implisit; g.Kebijakanmunculdarisuatuprosesyangberlangsung
sepanjangwaktu; h.Kebijakanmeliputihubungan-hubunganyangbersifat
antar-organisasi dan yang bersifat intra organisasi;
i.Kebijakanpublikmeskitidakekslusifmenyangkutperankunci
lembaga-lembaga pemerintah; dan
j.Kebijakanitudirumuskanataudidefinisikansecarasubyektif.
Setelahkitamemahamibeberapakonsepkebijakanmenurutparaahlidiatassekarangkitaakanmulaimembahaslebihmendalamtentangkebijakanpublik.
Pengertian Kebijakan
PublikLingkupdaristudikebijakanpubliksangatluaskarenamencakupberba-
gai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya,
hukum, dan sebagainya.Disamping
itudilihatdarihirarkinya,kebijakanpublikdapatbersifat nasional,
regional maupun lokal seperti undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan pemerintah
daerah/provinsi, keputusan gubernur, peraturan daerah
kabupaten/kota, dan keputusan bupati/walikota. Secara terminologi
pengertian kebijakanpublik (public policy) itu ternyata banyak
sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya.
Eastonmemberikandefinisikebijakanpubliksebagaithe authoritative
al-location of values for the whole society atau sebagai
pengalokasian nilai-nilai
secarapaksakepadaseluruhanggotamasyarakat.LaswelldanKaplanjugamengartikankebijakanpubliksebagaiprojectedprogramofgoal,value,andpractice
atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam
praktek-praktek yang terarah. Pressman dan Widavsky sebagaimana
dikutip Budi
Winarno(2002:17)mendefinisikankebijakanpubliksebagaihipotesisyangmengandungkondisi-kondisiawaldanakibat-akibatyangbisadiramalkan.
02 03
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Kebijakanpublikituharusdibedakandenganbentuk-bentukkebijakanyanglainmisalnyakebijakanswasta.Halinidipengaruhiolehketerlibatanfaktor-faktor
bukan
pemerintah.RobertEyestonesebagaimanadikutipLeoAgustino(2008:6)mendefi-
nisikankebijakanpubliksebagai“hubunganantaraunitpemerintahdenganlingkungannya”.Banyakpihakberanggapanbahwadefinisitersebutmasihterlaluluasuntukdipahami,karenaapayangdimaksuddengankebijakanpublikdapatmencakupbanyakhal.MenurutNugroho,adaduakarakteris-tikdarikebijakanpublik,yaitu:
1)kebijakanpublikmerupakansesuatuyangmudahuntukdipahami, karena
maknanya adalah hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai tujuan
nasional;
2)kebijakanpublikmerupakansesuatuyangmudahdiukur,karena
ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-cita
sudah ditempuh
WollsebagaimanadikutipTangkilisan(2003:2)menyebutkanbahwakebijakan
publik ialah sejumlah aktivitas pemerintah untukmemecahkanmasalah
di tengah masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berba-gai
lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
James E. Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17).
men-
gungkapkan bahwa kebijakan adalah “a purposive course of action
fol-lowedbyanactoror set of actors indealingwith
aproblemormatterofconcern”(Serangkaiantindakanyangmempunyaitujuantertentuyangdii-kuti
dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna
memecahkan suatu masalah tertentu).
Daridefinisiparaahlidiatasmakadapatdisimpulkanbahwakebijakanpublikadalah:“Serangkaiankeputusankebijaksananyangdiambilseorangatausekelompokoranguntukmewujudkantujuan-tujuantertentudidalammasyarakat”
3. Kategori Kebijakan
PublikAdabanyaksekalipengkategoriankebijakanpublikberikutinikategori
04 05
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
kebijakanpublikmenurutbeberapaahli: JamesE.Anderson
sebagaimanadikutip Suharno (2010: 24-25)me-
nyampaikankategorikebijakanpubliksebagaiberikut:
a).KebijakansubstantifdankebijakanproseduralKebijakansubstantifyaitukebijakanyangmenyangkutapayangakandi-
lakukanolehpemerintah.Sedangkankebijakanproseduraladalahbagaima-nakebijakansubstantiftersebutdapatdijalankan.
b).Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori versus
kebijakan redis-tributif.
Kebijakandistributifmenyangkutdistribusipelayananataukemanfaatanpadamasyarakatatauindividu.Kebijakanregulatorimerupakankebijakanyang
berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau
kelompokmasyarakat.Sedangkan,kebijakanredistributifmerupakankebi-jakan
yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak
diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.
c).KebijakanmateraldankebijakansimbolikKebijakanmateraladalahkebijakanyangmemberikankeuntungansum-
berdaya komplet pada kelompok sasaran. Sedangkan, kebijakan
simbolisadalahkebijakanyangmemberikanmanfaatsimbolispadakelompoksasa-ran.
d).Kebijakanyangbarhubungandenganbarangumum(publicgoods)danbarang
privat (privat goods).
Kebijakanpublicgoodsadalahkebijakanyangmengaturpemberianba-rangataupelayananpublik.Sedangkan,kebijakanprivatgoodsadalahkebi-jakan
yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar
bebas.
Sholichin Abdul Wahab sebagaimana dikutip Suharno
(2010:25-27),mengisyaratkanbahwapemahamanyanglebihbaikterhadaphakikatkebi-jakan
publik sebagai tindakan yang mengarah pada tujuan, ketika kita
dapat memerincikebijakantersebutkedalambeberapakategori,yaitu:
04 05
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
a).Tuntutan kebijakan (policy
demands)Yaitutuntutanataudesakanyangdiajukanpadapejabat-pejabatpemer-
intahyangdilakukanolehaktor-aktor
lain,baikswastamaupunkalanganpemerintah sendiri dalam sistem
politik untuk melakukan tindakan tertentu atau sebaliknya untuk
tidak melakukan tindakan pada suatu masalah ter-tentu. Tuntutan ini
dapat bervariasi, mulai dari desakan umum, agar pemer-intah berbuat
sesuatu hingga usulan untuk mengambil tindakan konkret ter-tentu
terhadap suatu masalah yang terjadi di dalam masyarakat.
b). Keputusan kebijakan (policy decisions)Adalah keputusan yang
dibuat oleh para pejabat pemerintah yang di-
maksudkanuntukmemberikanarahterhadappelaksanaankebijakanpub-lik.
Dalam hal ini, termasuk didalamnya keputusan-keputusan untuk
men-ciptakan statuta (ketentuan-ketentuan dasar),
ketetapan-ketetapan, ataupun membuat penafsiran terhadap
undang-undang.
c). Pernyataan kebijakan (policy statements)Ialahpernyataan
resmiataupenjelasanmengenaikebijakanpublik ter-
tentu.Misalnya;ketetapanMPR,KeputusanPresidenatauDekritPresiden,keputusan
peradialn, pernyataan ataupun pidato pejabat pemerintah yang
menunjukkan hasrat,tujuan pemerintah, dan apa yang dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut.
d). Keluaran kebijakan (policy
outputs)Merupakanwujuddarikebijakanpublikyangpalingdapatdilihatdan
dirasakan, karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan
guna merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan dan
pernyataan
kebijakan.Secarasingkatkeluarankebijakaninimenyangkutapayangingindikerjakan
oleh pemerintah.
e). Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)Adalah akibat-akibat
atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat, baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan
sebagai kon-sekuensi dari adanya tindakan atau tidak adanya
tindakan pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah
tertentu yang ada dalam masyarakat.
PENGERTIAN KEBIjAKAN PUBLIK
06 07
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Dariberbagaikepustakaandapatdiungkapkanbahwakebijakanpublikdalam
kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy, yaitu
suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan
berlaku mengikat seluruhwarganya. Setiappelanggaranakandiberi
sanksi
sesuaidenganbobotpelanggarannyayangdilakukandansanksidijatuhkandide-pan
masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi
(Nugroho R., 2004; 1-7).
Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami
sebagai
kebijakanpublik,jadikebijakanpublikinidapatkitaartikansuatuhukum.Akan
tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya
secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan
ber-sama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut
menjadi kebijakanpublik yang harus dilakukandandisusun serta
disepakati
olehparapejabatyangberwenang.Ketikakebijakanpubliktersebutditetapkanmenjadisuatukebijakanpublik;apakahmenjadiUndang-Undang,apakahmenjadi
Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan
Daerahmakakebijakanpubliktersebutberubahmenjadihukumyangharusditaati.
Sementara
itupakarkebijakanpublikmendefinisikanbahwakebijakanpublik adalah
segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh
pe-merintah,mengapa suatukebijakanharusdilakukandan
apakahmanfaatbagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang
holistik agar
kebijakantersebutmengandungmanfaatyangbesarbagiwarganyadanber-dampak
kecil dan sebaiknya tidak menimbulkan persoalan yang merugikan,
walaupundemikianpastiadayangdiuntungkandanadayangdirugikan,disinilahletaknyapemerintahharusbijaksanadalammenetapkansuatuke-bijakan(ThomasDye,1992;2-4).
Untuk memahami kedudukan dan peran yang strategis dari
pemerin-tahsebagaipublicactor,
terkaitdengankebijakanpublikmakadiperlukanpemahamanbahwauntukmengaktualisasinyadiperlukansuatukebijakanyangberorientasikepadakepentingan
rakyat.Seorangpakarmengatakan:(AminullahdalamMuhammadi,2001:371–372):bahwakebijakanadalahsuatu
upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem pencapaian tujuan
yang diinginkan, upaya dan tindakan dimaksud bersifat strategis
yaitu ber-
06 07
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
jangka panjang dan menyeluruh.
Demikianpulaberkaitandengankatakebijakanadayangmengatakan:(Ndraha2003:492-499);bahwakatakebijakanberasaldariterjemahankatapolicy,
yang mempunyai arti sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas
kom-petensi actor dan lembaga yang bersangkutan dan secara formal
mengikat.
Meskidemikiankatakebijakanyangberasaldaripolicydianggapmeru-pakankonsepyangrelatif(MichaelHill,1993:8):Theconceptofpolicyhasa
particular status in the rational model as the relatively durable
element
againstwhichotherpremisesandactionsaresupposedtobetestedforcon-sistency.
Dengan demikian yang dimaksud kebijakan dalam Kybernology
danadalahsistemnilaikebijakandankebijaksanaanyanglahirdarikearifanak-torataulembagayangbersangkutan.Selanjutnyakebijakansetelahmelaluianalisis
yang mendalam dirumuskan dengan tepat menjadi suatu produk
ke-bijakan.DalammerumuskankebijakanThomasR.Dyemerumuskanmodelkebijakanantaralainmenjadi:modelkelembagaan,modelelit,modelkelom-pok,
model rasional, model inkremental, model teori permainan, dan model
pilihan publik, dan model sistem.
Selanjutnya tercatat tigamodel yang diusulkan ThomasR.Dye,
yaitu:model pengamatan terpadu, model demokratis, dan model
strategis. Terkait
denganorganisasi,kebijakanmenurutGeorgeR.TerrydalambukunyaPrin-ciplesofManagementadalahsuatupedomanyangmenyeluruh,baiktulisanmaupun
lisan yang memberikan suatu batas umum dan arah sasaran tinda-kan
yang akan dilakukan pemimpin (Terry, 1964:278).
Kebijakan secara umum menurut Said Zainal Abidin (Said
ZainalAbidin,2004:31-33) dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan:Kebijakanumum,yaitukebijakanyangmenjadipedomanataupetunjuk
pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negatif yang
meliputikeseluruhanwilayahatauinstansiyangbersangkutan.
Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan
kebijakanumum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang
pelaksanaan
08 09
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
suatu undang-undang.
Kebijakanteknis,kebijakanoperasionalyangberadadibawahkebijakanpelaksanaan.
Namun demikian berdasarkan perspektif sejarah, maka aktivitas
kebi-jakandalamtataranilmiahyangdisebutanalisiskebijakan,memangberu-paya
mensinkronkan antara pengetahuan dan tindakan. Dikatakan oleh
WilliamN.Dunn (WilliamN.Dunn, 2003: 89);AnalisisKebijakan
(PolicyAnalysis) dalam arti historis yang paling luas merupakan
suatu pendeka-tan terhadap pemecahan masalah sosial dimulai pada
satu tonggak sejarah ketika pengetahuan secara sadar digali untuk
dimungkinkan
dilakukan-nyapengujiansecaraeksplisitdanreflektifkemungkinanmenghubungkanpengetahuan
dan tindakan.
Setelahmemaparkanmaknakebijakan,makasecarasederhanakebijakanpublik
digambarkan oleh Bill Jenkins di dalam buku The Policy Process
seba-gaiKebijakanpublikadalahsuatukeputusanberdasarkanhubungankegia-tan
yang dilakukan oleh aktor politik guna menentukan tujuan dan
menda-pathasilberdasarkanpertimbangansituasitertentu.SelanjutnyaBillJenkinsmendefinisikankebijakanpublik
sebagai: (MichaelHill, 1993: 34);Asetofinterrelated decisions taken
by a political actor or group of actors
concern-ingtheselectionofgoalsandthemeansofachievingthemwithinaspecifiedsituationwherethesedecisionsshould,inprinciple,bewithinthepowerofthese
actors to achieve.
Dengandemikiankebijakanpublik
sangatberkaitdenganadministrasinegara ketika public actor
mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan den-gan tugas dalam
rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat melalui
berbagaikebijakanpublik/umumuntukmemenuhikebutuhanmasyarakatdan
negara. Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan
“administrasinegara.”MenurutNigrodanNigrodalambukuM.IrfanIs-lamy“Prinsip-prinsipKebijakanNegara(Islamy,2001:1),administrasineg-aramempunyaiperananpentingdalammerumuskankebijakannegaradanini
merupakan bagian dari proses politik.
Administrasi negara dalam mencapai tujuan dengan membuat
program
08 09
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam
bentuk
kebijakan.OlehkarenaitukebijakandalampandanganLasswelldanKaplanyangdikutipolehSaidZainalAbidin(Abidin,2004:21)adalahsaranauntukmencapai
tujuan atau sebagai program yang diproyeksikan berkenaan den-gan
tujuan, nilai, dan praktik.
Terkaitdengankebijakanpublik,menurutThomasR.Dyepenulisbuku“Understanding
Public Policy, yang dikutip oleh Riant Nugroho D (Riant,
2004:3);Kebijakanpublikadalahsegalasesuatuyangdikerjakanpemerintah,mengapa
mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama
tampil.
SedangkanmenurutSaidZainalAbidin,alumniUniversityofPittsburgh,Pennsylvania,US,(SaidZainalAbidin,2004:23);kebijakanpublikbiasanyatidakbersifatspesifikdansempit,tetapiluasdanberadapadastratastrat-egis.
Sebab itukebijakanpublikberfungsi
sebagaipedomanumumuntukkebijakandankeputusan-keputusankhususdibawahnya.
Dalam Kybernology dan dalam konsep kebijakan pemerintahan
kebi-jakan publik merupakan suatu sistem nilai yang lahir dari
kearifan aktor atau lembaga yang bersangkutan dapat digambarkan
sebagai berikut:
RiantNugrohoD.,bukanberartikebijakanpublikmudahdibuat,mudahdilaksanakan,danmudahdikendalikan,karenakebijakanpublikmenyang-kutpolitik(Nugroho,2004:52).Kebijakanpublikdalampraktikketatanega-raan
dan kepemerintahan pada dasarnya terbagi dalam tiga prinsip yaitu:
pertama,dalamkonteksbagaimanamerumuskankebijakanpublik(Formu-lasikebijakan);kedua,bagaimanakebijakanpubliktersebutdiimplementa-sikandanketiga,bagaimanakebijakanpubliktersebutdievaluasi(Nugroho2004,100-105).
Dalam konteks formulasi, maka berbagai isu yang banyak beredar
di da-lam masyarakat tidak semua dapat masuk agenda pemerintah
untuk dipros-es menjadi kebijakan. Isu yang masuk dalam agenda
kebijakan biasanyamemiliki
latarbelakangyangkuatberhubungandengananalisiskebijakandan terkait
dengan enam pertimbangan sebagai berikut:
10 11
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Apakah Isu tersebut dianggap telah mencapai tingkat kritis
sehinggatidak bisa diabaikan?
Apakah Isu tersebut sensitif, yang cepat menarik perhatian
asyarakat?
Apakah Isu tersebut menyangkut aspek tertentu dalam
masyarakat?
Apakah Isu tersebut menyangkut banyak pihak sehingga
mempunyaidampak yang luas dalam masyarakat kalau diabaikan?
Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kekuasaan dan
legitimasi?
Apakah Isu tersebut berkenaan dengan kecenderungan yang
sedangberkembang dalam masyarakat?
NamundarisemuaisutersebutdiatasmenurutSaidZainalAbidin(SaidZainal
Abidin, 2004: 56-59) tidak semua mempunyai prioritas yang sama
un-tuk diproses. Ini ditentukan oleh suatu proses penyaringan
melalui serang-kaian kriteria. Berikut ini kriteria yang dapat
digunakan dalam menentukan salahsatudiantaraberbagaikebijakan:
Efektivitas – mengukur suatu alternatif sasaran yang dicapai
dengan suatu alternatif kebijakan dapat menghasilkan tujuan akhir
yangdiinginkan.
Efisien – dana yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
yangdicapai.
Cukup – suatu kebijakan dapat mencapai hasil yang
diharapkandengan sumberdaya yang ada.
Adil – kebijakan dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan
sesuatugolongan atau suatu masalah tertentu dalam masyarakat.
Aktivitasanalisisdidalamkebijakanpublikpadadasarnyaterbukaterh-adapperansertadisiplinilmulain.Olehkarenaitudidalamkebijakanpub-
10 11
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
lik akan terlihat suatu gambaran bersintesanya berbagai disiplin
ilmu dalam satupaket
kebersamaan.Berdasarkanpendekatankebijakanpublik,makaakan
terintegrasi antara kenyataan praktis dan pandangan teoritis secara
bersama-sama. Dalam kesempatan ini Ripley menyatakan (Randal B.
Ripley,
1985:31);Didalamproseskebijakantelahtermasukdidalamnyaberbagaiaktivitas
praktis dan intelektual yang berjalan secara bersama-sama.
Padapraktikkebijakanpublikantara
lainmengembangkanmekanismejaringanaktor(actornetworks).Melaluimekanismejaringanaktortelahter-cipta
jalur-jalur yang bersifat informal (second track), yang ternyata
cukup bermakna dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sukar untuk
dipecah-kan.
MarkConsidinememberibatasanjaringanaktorsebagai:(MarkConsid-ine,
1994: 103); Keterhubungan secara tidak resmi dan semi resmi antara
in-dividu-individudankelompok-kelompokdidalamsuatusistemkebijakan.
Terdapat3(tiga)rangkaiankesatuanpentingdidalamanalisiskebijakanpublikyangperludipahami,yaituformulasikebijakan(policyformulation),implementasi
kebijakan (policy implementation) dan evaluasi kebijakan(policy
evaluation). Di dalam kesempatan ini dibahas lebih lanjut mengenai
implementasikebijakan,karenamemilikirelevansidengantemakajian.
A. Kerangka Analisis
KebijakanAnalisiskebijakanpublikwalaupunmerupakanbagiandaristudiIlmu
Administrasi Negara, tetapi bersifat multi disipliner, karena
banyak memin-jam teori, metode dan teknik dari studi ilmu sosial,
ilmu ekonomi, ilmu
poli-tik,danilmupsikologi.Studikebijakanpublikmulaiberkembangpadaawaltahun1970-anterutamadenganterbitnyatulisanHaroldD.LaswelltentangPolicySciences.
Fokusutamastudiiniadalahpadapenyusunanagendakebijakan,formu-lasikankebijakan,adopsikebijakan,implementasikebijakan,dandievaluasikebijakan.Isimaterikerangkakebijakanpublikiniakanmembahaskonsepdanlingkupkebijakanpublik,proseskebijakanpublik,danartipentingnyastudikebijakan,lingkungankebijakan,sistemkebijakanpublik.
12 13
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
B. Konsep dan Lingkup Kebijakan
PublikKebijakanpublikmenurutThomasDye(1981)adalahapapunpilihanpe-
merintahuntukmelakukanatautidakmelakukan(publicpolicyiswhatevergovernment
choose to do or not to do). Konsep tersebut sangat luas karena
kebijakanpublikmencakupsesuatuyangtidakdilakukanolehpemerintahketika
pemerintah menghadapi suatu masalah publik, misalnya pemerintah
tidakmembuatkebijakanketikamengetahuibahwaadajalanrayayangru-sak.JamesE.Anderson(1979:3)mendefinisikanbahwakebijakanpublikse-bagaikebijakanyangditetapkanolehbadan-badandanaparatpemerintah.
Walaupundisadaribawakebijakanpublikdapatdipengaruhiolehparaaktordanfaktordariluarpemerintah.Dalamkonteksmodulinikebijakanpublikdipahamisebagaipilihankebijakanyangdibuatolehpejabatatauba-dan
pemerintah dalam bidang tertentu, misalnya bidang pendidikan,
politik, ekonomi, pertanian, industri, pertahanan, dan
sebagainya.
DalampadanganDavidEaston ketikapemerintahmembuatkebijakanpublik,
ketika itu pula pemerintah mengalokasi nilai-nilai kepada
masyarakat,
karenasetiapkebijakanmengadungseperangkatnilaididalamnya(DikutipDye,1981).Sebagaicontoh,ketikapemerintahmenetapkanUndang-UndangNo.
22 Tahun 1999, nilai yang akan dikejar adalah penghormatan terhadap
nilai demokrasi dan pemberdayaan terhadap masyarakat dan pemerintah
daerah.HarroldLaswelldanAbrahamKaplanberpendapatbahwakebijakanpublik
hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai, dan praktika-praktika sosial
yang
adadalammasyarakat(DikutipDye,1981).Iniberartikebijakanpubliktidakboleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan praktek-praktek sosial yang ada
dalam masyarakat.
Ketikakebijakanpublikberisinilai-nilaiyangbertentangandengannilai-nilai
yanghidupdalammasyarakat,makakebijakanpublik tersebut
akanmendapatresistensiketikadiimplementasikan.Sebaliknyasuatukebijakanpublik
harus mampu mengakomodasi nilai-nilai dan praktika-praktika yang
hidupdanberkembangdalammasyarakat.Lingkupkebijakanpubliksangatluas
karena mencakup berbagai sektor atau bidang pembangunan, seperti
kebijakanpublikdibidangpendidikan,pertanian,kesehatan,
transportasi,pertahanan, dan sebagainya. Di samping itu, dilihat
dari hirarkinya, kebi-jakan publik dapat bersifat nasional,
regional, maupun lokal, seperti Undang-
12 13
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Propinsi,
Peraturan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan keputusan
Bupati/Walikota.
C. Arti Pentingnya Studi KebijakanPublikStudi kebijakan publik
memiliki tiga manfaat penting, yakni untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan profesionalisme
praktisi, dan untuk tujuan politik (Dye 1981, Anderson, 1979)
dengan penjabaran se-bagai berikut :
Pengembangan Ilmu
Pengetahuan.Dalamkonteksini,ilmuwandapatmenempatkankebijakanpublikseba-
gai variabel terpengaruh (dependent variable), sehigga berusaha
menentu-kanvariabelpengaruhnya(independentvariable).Studiiniberusahamen-carivariabel-variabelyangdapatmempengaruhi
isidari
sebuahkebijakanpublik.Misalnya,studiuntukmengidetifikasifaktor-faktoryangmempen-garuhi
dikeluarkannya undang-undang anti terorisme di Indonesia.
Sebaliknya, studikebijakanpublikdapatmenempatkankebijakanpub-lik
sebagai independent variable, sehingga berusahamengidintifikasi
apadampakdarisutaukebijakanpublik.Sebagaicontohstudiuntukmenganali-sisapadampakdarikebijakanmenaikanhargabahanbakarminyakyangdilakukan
oleh pemerintah.
Meningkatkan Profesionalisme PraktisiMembantu para praktisi
dalammemecahkanmasalah-masalah publik.
Dengan mempelajari kebijakan publik para praktisi akan memiliki
dasarteoritis tentang bagaimanana membuat kebijakan publik yang
baik
danmemperkecilkegagalandarisuatukebijakanpublik.Sehinggakedepanakanlahirkebijakanpublikyanglebihberkualitasyangdapatmenopangtujuanpembangunan.
Berguna untuk tujuan
politikSuatukebijakanpublikyangdibuatmelaluiprosesyangbenardengan
dukungan teori yang kuat memiliki posisi yang kuat terhadap
kritik dari lawan-lawan politik. Sebaliknya kebijakan publik
tersebut dapatmeyakinkepada lawan-lawanpolitikyang
tadinyakurangsetuju.Kebijakanpublik
14 15
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
sepertii itu tidak akan mudah dicabut hanya karena alasan
kepentingan ses-aatdarilawan-lawanpolitik.
Dalamstudikebijakanpublikterdapatduapendekatan,yakni:Pertama
dikenal dengan istilah policy analysis, dan kedua political
public
policy (Hughes, 1994: 145). Pada pendekatan pertama, studi
analisis kebi-jakan lebih terfokus pada studi pembuatan keputusan
(decision making) dan
penetapankebijakan(policyformation)denganmenggunakanmodel-modelstatistik
dan matematika yang canggih.
Sedangkanpadapendekatankedua,
lebihmenekankanpadahasildanoutcomedarikebijakanpublikdaripadapenggunaanmetodestatistik,den-gan
melihat interaksi politik sebagai faktor penentu, di dalam berbagai
bi-dang, seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan
lingkungan.
Pada pendekatan pertama, pendekatan kuantitatif digunakan dalam
pem-buatan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil
benar-benar rasional menurut pertimbangan untung rugi. Keputusan
yang diambil
ada-lahkeputusanyangmemberikanmanfaatbersihpalingoptimal.Sayangnya,pendekatanmatematikaseperti
inikurangrealistisdalamduniakebijakandanpolitik.Politikdankebijakanterkadangkurangrasionaldalambeberapahal.PattondanSawicki(1986:25)menulissebagaiberikut:
If the rational model were to be followed, many rational
decisions would have to be compromised because they were not
politically feasible. A rational, logical, and technically
desirable policy may not be adopted because the political system
will not accepted it. The figures don’t always speak for
themselves, and good ideas do not always win out. Analysts and
decision makers are constantly faced with the conflict between
technically superior and politically feasible alternatives.
D. Kerangka Kerja Kebijakan
PublikKerangkakerjakebijakanpublikakanditentukanolehbeberapavariabel
sebagai berikut:
a. Tujuan yang akan dicapai. Ini mencakup kompleksitas tujuan
yang akan dicapai. b. Preferensi nilai seperti apa yang perlu
dipertimbangkan dalam
14 15
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Gambar 1Proses Kebijakan Publik
pembuatankebijakan. c.Sumberdayayangmendukungkebijakan.
d.Kemampuanaktoryangterlibatdalampembuatankebijakan. e. Lingkungan
yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik.
f.Strategiyangdigunakanuntukmencapaitujuan,dan sebagainya.
E. Proses Kebijakan
PublikProsesanalisiskebijakanpublikadalahserangkaianaktivitasintelektual
yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang bersifat politis.
Aktivitas poli-tis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang
mencakup
penyusu-nanagenda,formulasikebijakan,adopsikebijakan,implementasikebijakan,danpenilaiankebijakan.Sedangkanaktivitasperumusanmasalah,forecast-ing,
rekomendasi kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan
adalah
Perumusan
Rekomendasi
Monitoring
Evaluasi
forecasting
Sumber:WilliamN.Dunn,1994:17
16 17
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
aktivitas yang lebih bersifat intelektual.
Tabel 1Tahap Analisis KebijakanTahap
KarakteristikPerumusanMasalah :Memberikaninformasimengenai
kondisi-kondisi yang menimbulkan masalahForecasting(Peramalan)
:Memberikaninformasimengenaikonsekuensi di masa mendatang dari
penerapan alternatif kebijakan,termasukapabilatidakmembuat
kebijakan.RekomendasiKebijakan :Memberikaninformasimengenaimanfaat
bersih dari setiap alternatif, dan merekomendasikan alternatif
kebijakanyangmemberikanmanfaatbersih paling
tinggi.MonitoringKebijakan :Memberikaninformasimengenai konsekuensi
sekarangdan masa lalu dari diterapkannyaalternatifkebijakan
termasuk kendala-kendalanyaEvaluasiKebijakan
:Memberikaninformasimengenaikinerja
16 17
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
atauhasildarisuatukebijakan
DalampandanganRipley(1985),tahapankebijakanpublikdigambarkansebagai
berikut:
Gambar 2Tahapan Kebijakan Publik
Sumber:Ripley,1985:49.
18 19
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
Dalampenyusunanagendakebijakan ada
tigakegiatanyangperludi-lakukan yakni;
(1)Membangunpersepsidikalanganstakeholdersbahwasebuahfenomenabenar-benardianggapsebagaimasalah.Sebabbisa
jadi suatu gejala oleh sekelompok masyarakat tertentu dianggap
masalah, tetapi oleh sebagian masyarakat yang lain atau elite
poltik bukan dianggap sebagai masalah;
(2)Membuatbatasanmasalah;
(3)Memobilisasidukunganagarmasalahtersebutdapatmasukdalamagendapemerintah.Memobilisasidukunganinidapat
dilakukan dengan cara mengorganisir kelompok-kelompok yang ada
dalam masyarakat, kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui
media massa, dan sebagainya.
Padatahapformulasidan
legitimasikebijakan,analisiskebijakanperlumengumpulkan dan
menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang
bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan
alter-natif-alternatifkebijakan,membangundukungandanmelakukannegosiasi,sehinggasampaipadasebuahkebijakanyangdipilih.
Tahapselanjutnyaadalahimplementasikebijakan.Padatahapiniperludukungan
sumberdaya, dan penyusunan organisasi pelaksana kebijakan.Dalam
proses implementasi sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar
implementasisuatukebijakanberjalandenganbaik.
Daritindakankebijakanakandihasilkankinerjadandampakkebijakan,dan
proses selajutnya adalah evaluasi terhadap implementasi, kinerja,
dan
dampakkebijakan.Hasilevaluasiinibermanfaatbagipenentuankebijakanbarudimasayangakandatang,agarkebijakanyangakandatanglebihbaikdan
lebih berhasil.
F. Lingkungan KebijakanLingkungankebijakan,
sepertiadanyapengangguran,kriminalitas,kri-
sis ekonomi, gejolak politik yang ada pada suatu negara akan
mempengar-
18 19
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
uhiataumemaksapelakuatauaktorkebijakanuntukmeresponnya,yaknimemasukannya
ke dalam agenda pemerintah dan selanjutnya melahirkan
kebijakanpublikuntukmemecahkanmasalah-masalahyangbersangkutan.Misalnyakebijakanpengembangan
investasiyangdapatmenyerap
tenagakerja,kebijakanpenegakanhukumuntukmengatasikriminalitas,kebijakanpenguranganpajakuntukmemacupertumbuhan
ekonomi, dan kebijakankeamanan untuk mengatasi kejolak politik.
Gambar 3 mendeskripsikan
hubunganantaratigaelemenyangterlibatdalamsebuahkebijakan.
Gambar 3Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan
Teorisistemberpendapatbahwapembuatankebijakanpubliktidakdap-
atdilepaskandaripengaruhlingkungan.Tuntutanterhadapkebijakandapatdilahirkan
karena pengaruh lingkungan, dan kemudian ditransformasikan ke dalam
suatu sistem politik.Dalamwaktu bersamaan ada keterbatasandan
konstrain dari lingkungan yang akan membpengaruhi policy makers.
Faktorlingkungantersebutantaralain:karakteristikgeografi,seperti:sum-berdayaalam,iklim,dantopografi;variabeldemografi,seperti:banyaknyapenduduk,
distribusi umur penduduk, lokasi spesial; kebudayaan politik;
struktur sosial; dan sistem ekonomi.
Dalamkasus tertentu, lingkungan international dan kebijakan
interna-sional menjadi penting untuk dipertimbangkan (Anderson,
1979). Dalam pembahasan selanjutnya akan difokuskan ke dalam dua
variabel lingkun-
20 21
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
gan, yakni variabel kebudayaan politik (political culture
variable) dan varia-bel sosial ekonomi (socio economic
variable).
Kebudayaanpolitik.Setiapmasyarakatmemilikibudayayangberbeda,dan
ini berarti nilai dan kebiasaan hidup berbeda dari satu masyarakat
ke masyarakat yang lain. Kebudayaan oleh seorang pakar Antropologi
Clyde
Kluckhohndidefinisikansebagaithetotallifewayofapeople,thesocialleg-acytheindividualacquiresfromhisgroup.
Sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa kebudayaan
masyarakatdapat membentuk atau mempengaruhi tindakan sosial, tetapi
bukan satu-satunya penentu. Kebudayaan hanya salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi perilaku masyarakat. Kebudayaan
politik adalah bagian dari kebudayaan masyarakat, yang mencakup
nilai, kepercayaan, dan sikap ten-tang apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah dan bagaimana
melakukan-nya,sertabagaimanamenjalinhubungandenganwarganegaranya.
Kondisisosialekonomi.Kebijakanpublikseringdipandangsebagai
in-strumen untuk menyelesaikan konflik antara berbagai kelompok
dalammasyarakat,danantarapemerintahdenganprivat.Salahsatusumberkonf-lik,
khususnya di dalam masyarakat yang maju, adalah aktivitas ekonomi.
Konflikdapatberkembangdarikepentinganberbedaantaraperusahaanbe-sar
dan kecil, pemilik perusahaan dan buruh, debitor dan kreditor,
kustomer dan penjual, petani dengan pembeli hasil-hasil pertanian,
dan sebagainya. Hubungan antara kelompok-kelompok yang berbeda di
atas dapat
dikuran-giataudiselesaikandengankebijakanpemerintahdalamwujudperubahanekonomi
atau pembangunan.
Kebijakan pemerintah dapat melindungi kelompok yang lemah,
danmenciptakan keseimbangan hubungan antara kelompok yang berbeda.
In-dustrialisasi yang cepat dan pertumbuhan berbagai kelompok
bisnis besar
yangterjadidiAmerikaSerikatpadaabadsembilanbelassebagaiakibatdaritata
ekonomi baru. Ini telah mendorong para petani, kalangan bisnis
kecil, dan elemen-elemen reformist untuk menuntut pada pemerintah
agar men-gontrol kalangan bisnis besar.
Dalam pandangan seorang pakar politik David Easton sebagaimana
di-
20 21
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
kutipolehAnderson(1979)danDye(1981),kebijakanpublikdilihatsebagaisuatu
sistem yang terdiri dari input, konversi, dan output. Dalam konteks
ini adaduavariabelmakroyangmempengaruhikebijakanpubik,yakni
ling-kungan domestik, dan lingkungan internasional (Gambar 4). Baik
lingkun-gan domestik maupun lingkungan internasional/global dapat
memberikan input yang berupa dukungan dan tuntutan terhadap sebuah
sistem politik. Kemudian para aktor dalam sistem politik akan
memproses atau
mengkon-versiinputtersebutmenjadioutputyangberwujudperaturandankebijakan.Peraturandankebijakantersebutakanditerimaolehmayarakat,selanjutnyamasyarakat
akan memberikan umpan balik dalam bentuk input baru kepada sistem
politik tersebut.
Apabilakebijakantersebutmemberikaninsentif,makamasyarakatakanmendukungnya.Sebaliknya,apabilakebijakantersebutbersifatdis-insentif,misalnya
kenaikan bahan bakar minyak (BBN) atau pajak, maka masyarakat
akanmelakukantuntutanbaru,berupatuntutanpenurunanhargaBBMdanpenurunan
pajak.
Gambar 4Kebijakan Publik menurut Pendekatan Sistem
22 23
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
G. Sistem Kebijakan Publik
Analisiskebijakanmerupakanproseskajianyangmencakuplimakom-
ponen, dan setiap komponen dapat berubah menjadi komponen yang
lain melalui prosedur metodologi tertentu, seperti perumusan
masalah, pera-malan, rekomendasi, pemantauan, dan evaluasi.
Sebagaicontoh,prosedurperamalanakanmenghasilkanmasadepanke-bijakan,danrekomendasiakanmelahirkanaksikebijakan,danpemantauanakanmenghasilkanhasil-hasilkebijakan,sertaevaluasiakanmelahirkanki-nerjakebijakan.
Melakukan analisis kebijakan berarti menggunakan kelima
prosedurmetodologi tersebut, yakni merumuskan masalah kebijakan,
melakukanperamalan, membuat rekomendasi, melakukan pemantauan, dan
melaku-kanevaluasikebijakan,sepertidalamGambar5.
Gambar 5Analisis Kebijakan
22 23
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
BAB 2 (DUA)KEBIJAKAN PUBLIK
DALAM SEJARAH PERKEMBANGANNYA
Perkembangan kebijakan publik berhubungan erat dengan
pertum-buhan peradaban dari bangsa-bangsa yang memiliki kebebasan
laut
yangluas.Sehinggaanalisiskebijakansebagaiaktivitasyangterspesi-alisasi
menyertai perubahan-perubahan di dalam organisasi sosial yang
dii-kuti dengan bentuk-bentuk baru teknologi produksi dan pola
pemukiman menetap.
Contoh dokumen terkuno dari analisis kebijakan publik ditemukan
diMesopotamiayangberupapakta-paktapemerintahandanpolitik.Dokumenitu
disebut kode Hammurabi yang ditulis oleh penguasa Babilonia pada
abad 18 sebelum masehi, yang mengekspresikan keinginan untuk
membentuk ke-tertiban publik yang bersatu dan adil pada masa ketika
babilonia mengalami
transisidarinegarakecilmenjadinegarawilayahyangluas.
KodeHammurabimemilikikesamaandenganhukumMusayangmen-cantumkan
persyaratan-persyaratan ekonomi dan sosial untuk suatu
pe-mukimanurbanyangstabildimanahakdantanggungjawabdidefinisikanmenurut
posisi sosial. Kode mencakup proses kriminal, hak milik,
perda-ganganhubungankeluargadanperkawinan,danakesehatandanapayangdikenal
sekarang sebagai akuntabilitas publik.
Sejarahyang tertulis tentangpara
spesialismenghasilkanpengetahuantentangkebijakandapatditelusuri
sampaiabadkeempat sebelummasehi.Di India, Arthashastra karya
Kautilya, satu dari tuntunan-tuntunan
awaltentangpembuatankebijakan,keahlianbernegaradariadministrasipemer-intahan,mensarikanapayangtelahditulissampaiketikaitu(300SM)men-genai
materi yang saat ini disebut Ilmu Ekonomi.
Kautilya, yangmengabdi sebagai penasehat kerajaanMauyandi
IndiaUtara,dapatdibandingkandenganPlato(427-327SM),Aristoteles(384-322
24 25
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
SM),danMachiavelli(1469-1527),kesemuanyasecaramendalamterlibatda-lamaspek-aspekpraktispembuatankebijakanpemerintahselainpekerjaanmereka
sebagai pemikir-pemikir sosial.
PlatomengabdisebagaipenasehatdaripenguasadiSisilia,sementaraAr-istotelesmengajarAlexanderdariMacedoniasejakorangtersebut
terakhirberusia 14 tahun sampai ia naik tahta pada usia 20 tahun.
Aristoteles, seperti parapemikir sosial kontemporer,
yangmenemukanbahwapolitikpraktismenjijikkan,cenderungmenerimakedudukantersebutdenganharapanagardapat
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah publik.
A. Perkembangan pada Abad PertengahanEkspansi dan diferensiasi
secara bertahap peradaban kotasepanjang abad
pertengahan berlangsung dengan diikuti oleh strukturokupasi yang
memu-dahkan pengembangan pengetahuan yang terspesialisasi. Berbagai
kelom-pok spesialis kebijakan diangkat oleh para pemimpin
untukmemberikansaran dan bantuan teknis terhadap hal-hal yang
kurang dikuasai oleh para penguasa misalnya pengambilan keputusan
yang efektif, keuangan, perang dan hukum.
Pertumbuhan ”Politisi Profesional”, memperoleh kedudukan yang
berbe-dadidunia.DiEropa,India,Cina,JepangdanMongoliapadaabadperten-gahan
para pendeta merupakan kelompok yang terpelajar, karena kelompok
ini secara teknis sangat dibutuhkan. Para penulis yang terpelajar,
yang pada zaman modern saat ini adalah penulis pidato presiden juga
memiliki pen-garuhterhadappembuatankebijakan.
DiInggrisparabangsawanrendahandanparainvestordiangkattanpakompensasi
untuk mengendalikan pemerintahan kota untuk kepentingan meraka
sendiri. Pada akhirnya para ahli hukum ternama juga memiliki
pen-garuhdalampembuatankebijakan.
B. Zaman Revolusi IndustriPada zaman kuno dan pertengahan
pertumbuhan pengetahuan yang rel-
evandengankebijakanmengikutievolusiperadaban.Namunketikaterjadirevolusiindustripertumbuhanpengetahuanyangrelevandengankebijakanmenjadi
aktivitas yang relatif otonom dengan ciri khasnya sendiri dan
dipi-
24 25
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K26 27
sahkan dengan kepentingan politik sehari-hari.
Zaman revolusi industri adalah masa dimana kepercayaan tentang
perkembangan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
lebih dominan di kalangan para pengambil kebijakan dan
penasehatnya.Pada masa ini pembangunan dan pengujian teori-teori
ilmiah dan masyarakat secara bertahap mulai dilihat sebagai
satu-satunya cara untuk memecahkan permasalahan sosial. Pengaruh
mistik, klenik, dan sihir sudah mulai
diting-galkanolehmasyarakat.Mulaipadamasainimunculpengetahuanyangrel-evandengankebijakanmenurutukuranempirismedanmetodeilmiah.
C. Perkembangan pada Abad ke-19Pada abad 19 di Eropa mulai
muncul generasi baru yang menghasilkan
pengetahuantentangkebijakanmulaimendasarkanefektivitasmerekapadadokumen
data empiris yang sistematis. Pada masa ini perhatian terhadap
pengumpulan fakta secara sistematis dapat diilustrasikan dengan
beberapa cara.Misalnya denganpengembangan statistik dandemografi
sebagai bi-dang spesialisasi.
Pada masa itu mulai bermunculan lembaga-lembaga yang
memperhati-kansecarakhususpadapengetahuanyangrelevandengankebijakan.Lem-baga-lembaga
tersebut diorganisir oleh para bankir, ilmuwan, industrialisyang
berusahamengganti cara berfikir lama dalammenghadapimasalahsosial
dengan metode baru yang lebih sistematis.
Pada abad 19, metode untuk menghasilkan pengetahuan yang relevan
dengankebijakansecarajelasmengalamiperubahandantransformasiyangbesar.
Pengetahuan mengenai alam dan masyarakat tidak lagi ditentukan
menurutkesesuaiannyadenganotoritas,ritualdanprinsip-prinsipfilsafat,tetapi
dinilai berdasarkan konsistensinya dengan observasi empiris. Tetapi
transformasi ini bukanlah merupakan hasil dari komitmen formal
terhadap norma-norma empirisme dan metode ilmiah sebagai
konsekuensi dari per-tumbuhan ketidakpastian yang datang bersama
dengan transisi dari perada-ban agraris ke industri.
Latarbelakanganalisisabadke-19darianalisiskebijakankontemporermelanjutkan
bagimana ilmu sosial terapan ditumpangi oleh tujuan kelom-
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K26 27
pok sosial yang dominan. Pengunaan ilmu untuk menemukan dan
menguji hukum-hukum alam dan masyarakat dipandang sebagai
satu-satunya jalan untuk mencapai pengetahuan yang obyektif. Ilmu
hanya dipandang sebagai alat untuk memproduksi pengetahuan.
Akibatnya, pertanyaan tentang tujuan dipandang sebagai
nonrasional
atausebagaiekspresiyangsewenang-wenangdarikepentinganpribadiyangberadadiluarbataspenelitianilmiah.Sehinggaproduksipengetahuanyangterspesialisasi
ditetapkan sebagai “ilmu”.
D. Pemerintahan Kolonial Belanda di Nusantara
SetelahNapoleondikalahkanolehpasukankoalisi,WillemvanOranje
kembalimenjadirajadinegerinya.naiktahtasebagaiSouvereinvorst(1814),kemudiansebagairaja(1815).BerdasarkanGroundwet(konstitusiKerajaanBelanda),kekuasaantertinggiataswilayahjajahanberadaditanganraja.De-mikian
pula dengan kekuasaan undang-undang.
StatenGeneraal(parlemen)samasekalitidakdiikutsertakandidalamnya.Dengan
kekuasaannya itu Raja menunjuk tiga orang Commissaris Generaal,
yaitu C.Th. Elout, G.A.G. Ph. Baron van der Capellen, dan A.A.
Buyskes,
untukmengambilalihjajahanBelandadiAsiadaritanganInggris.MerekadiberikankekuasaanbesarmewakiliPemerintahanAgung(Raja).SejakmasaCommissarisGeneraal
inilah, sebutanOost
Indië,atauHindiaTimur,ber-gantimenjadiNederlandschOostIndië(HindiaBelandaTimur).Akantetapitidak
lama kemudian nama tersebut berubah kembali menjadi Nederlandsch
Indië(HindiaBelanda),sepertiterlihatdalamStaatsblad(LembaranNegara)tahun
1816.
Tugas pokok yang dibebankan kepada van der Capellen dan
kawan-kawanadalahmembangunkembalisistempemerintahanyangbaikdiHin-dia.
Tujuannya agar daerah koloni ini segera dapat memberikan keuntungan
kepada negeri induknya, yang sudah banyak terlibat utang, termasuk
utang-utangVOC.AkantetapikondisipolitikdiHindiaBelandayangbelumsep-enuhnya
aman sejak ditinggalkan Daendels.
PerludiketahuibahwawilayahyangtercakupdalamnegarakolonialHin-diaBelandaitupadaawalnyahanyamencakupwilayah-wilayahtaklukkan
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K28 29
VOCatauyangdiklaimsebagaitaklukkanVOC.KerajaanAceh,BangkadanBelitung
misalnya, tidak termasuk Hindia Belanda, karena bukan taklukkan
VOC.AkantetapiSingapuradanMalakatermasukHindiaBelandakarenabekastaklukkanVOC.NamundalamperkembangannyakemudianwilayahHindia
Belanda mengalami banyak perubahan.
Pada saat Commissaris Generaal memulai tugasnya, ada beberapa
daerah
taklukkanVOCyangmenyatakantidakterikatlagiolehperjanjiandenganVOCyangtelahruntuh.Sikaptersebutsecaraotomatismenyatakanbahwamereka
juga tidak terikat dengan negara kolonial Hindia Belanda.
DalamduadasawarsapertamapendiriannegarakolonialHindiaBelan-da,palingtidakadatigaperlawananataupemberontakanyangdinilaisan-gatmengganggukewibawaannya,yaituperlawananPattimuradiMaluku;perlawanan
Diponegoro (de Java oorlog) di Jawa; dan perlawanan
kaumPadridiSumateraBarat.
Ada pun yang menjadi landasan operasional di Hindia Belanda
diatur berdasarkan Regeering Reglement (Peraturan Pemerintah,
disingkat RR). Menurut peraturan ini, dalam menjalankan tugasnya
gubernur jenderal(anggotaCommisarisGeneraal)didampingiolehRaadvan
Indiëyangbe-ranggotakanempatorang.GubernurjenderalbersamaRaadvanIndiëinilahyang
disebut sebagai Pemerintahan Agung di Hindia Belanda.
Sejaktahun1816,adaduainstansiyangmembantupekerjaanPemerin-tahanAgungdiBataviaini,yaituGeneraleSecretarie(sekretarisumum)un-tukmembantuCommisarisGeneraldanGouvernementSecretarie(sekretarispemerintahan)
untuk membantu Gubernur Jenderal. Namun kedua lembaga itu berumur
pendek dan dihapuskan pada tahun 1819. Kedudukannya
ke-mudiandigantikanolehAlgemeneSecretarie,yangbertugasmembantugu-bernur
jenderal (terutama memberikan pertimbangan keputusan).
Dengandemikiandapatdikatakanbahwadalamhal-haltertentu,strukturbirokrasipemerintahanHindiaBelandasamadenganpemerintahanVOC.Adapun
perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya berkaitan
dengankewenangangubernurjenderal.
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K28 29
Apabila padamasaVOC tidak ada aturan khusus yangmengatur
ke-wenangangubernurjenderal,sehinggadiadapatberimprovisasisendirida-lam
menjalankan pemerintahannya, maka pada masa Hindia Belanda
terda-patperaturanyangmengaturkewenangangubernurjenderalyangtertuangdalam
RR.
Begitupuladalamhalpertanggungjawaban,apabilapadamasaVOCgu-bernur
jenderalmemberikan
laporannyakepadaHeerenXVII,makapadamasaHindiaBelandadiabertanggungjawablangsungkepadaraja,melaluimenteri
jajahan.
Dalam tata pemerintahan kolonial, Gubernur Jenderal didampingi
oleh Direksi atau departemen-departemen, yang namanya kemudian
menjadi Departementen van Algemeen Bestuur. Dalam perkembangannya,
lembaga ini seringkali mengalami perubahan, baik dalam susunannya
maupun hi-erarkinya, akibat keadaan di Hindia Belanda sendiri
maupun di Eropa (ter-masuk Negeri Belanda).
Salahsatuperistiwayangmembawadampakcukupbesarpadatatape-merintahan
Hindia Belanda adalah revolusi yang terjadi di Eropa pada tahun
1848.Sejakrevolusiitu,dapatdikatakanbahwadiEropaBarattidakadalagirajayangberkuasamutlak.Sebaliknya,parapenguasaitukinidibatasiolehkonstitusi.
Dalam kasus raja Belanda, kekuasaannya dibatasi oleh
Ground-swet(konstitusi)tahun1848.
PenerapanGroundswet1848menyebabkanRRdiHindiaBelandaberubahdengan
terbitnya RR baru tahun 1864. Berdasarkan RR baru ini, Direksi yang
beradadibawahgubernurjenderaldibubarkandandigantidengandeparte-mendepartemen
baru, yang masing-masing berdiri sendiri. Pada tahun 1933, terdapat
enam departemen, yaitu sebagai berikut:
1. Departemen van Justitie2. Departemen van Financien3.
Departemen van Binenland
Bestuur4.DepartemenvanOnerwijsenEredeinst5. Departemen Economische
Zaken6.DepartemenVerkeerenWaterstaat.
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K30 31
Selainkeenamdepartemensipildiatas,terdapatduadepartemenmiliter,yaitu
departemen peperangan dan marine (angkatan laut). Direktur dari
de-partemendepartemen sipil diangkat oleh gubernur jenderal
sedangkan pan-glima angkatan darat dan laut diangkat oleh raja.
Meskipun adaupayauntukmelakukanmodernisasi struktur
birokrasipemerintahan Hindia Belanda, namun dalam batas-batas
tertentu struktur politik sebelumnya masih tetap dipertahankan,
demi mempertahankan loy-alitas, khususnya loyalitas para elit
pribumi. Hal ini terlihat jelas dari struk-tur dan jabatan dalam
organisasi pemerintahannya. Jabatan-jabatan teritorial di atas
tingkat kabupaten tetap dipegang oleh orang-orang
Eropa/Belanda.
Jabatan tertinggi yang dipegang oleh orang pribumi adalah kepala
kabu-paten,yaitubupati.Bupatiinidibantuolehseorangpatih.Dibawahtingkatkabupatenterdapatkewedanaanyangdijabatolehseorangwedana.Kecama-tan,yangdikepalaiseorangcamat,merupakanwilayahdibawahkewedan-aan.Sedangkan
jabatankepaladesapadadasarnya tidak termasukdalamstruktur birokrasi
pemerintah kolonial sehingga bukan merupakan anggota
korppegawaidalamnegeriHindiaBelanda.
KorpspegawaidalamnegeriHindiaBelanda(DepartemenvanBinnen-landBestuur),terdiriataspegawaibangsaEropadanpribumi.KorppegawaiEropadisebutEropeesbestuursementarakorpspegawainegeripribumidis-ebutinlandbestuur.Keduakorppegawaiinisecaraumumdisebutbinnen-land
bestuur (BB). Dalam bahasa pribumi BB ini disebut Pangreh Praja
(Pe-mangku Kerajaan). Para pejabat pribumi inilah yang disebut kaum
priyayi, suatuistilahyangsebelumnyadipakaidikerajaanJawa.
Sepertiyangtelahdikemukakandiatas,kepaladesatidaktermasukkat-egoripriyayikarenatidaktermasukkedalambarisanBB.Olehkarenaitu,kepaladesatidakdiangkatmaupundigajiolehpemerintah.Merekadipilihlangsung
oleh rakyat dan digaji oleh rakyat pula, yaitu melalui tanah desa
yang diserahkan kepadanya selama dia menjadi kepala desa. Tanah
jabatan
atautanahgajiinidibeberapadaerahdiJawadisebuttanahbengkok.
KetikawilayahHindiaBelandamenjadilebihluasakibatkebijakanpoli-tikpasifikasidanpemantapan
(paxnederlandica),kebutuhan tenagakerja
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K30 31
untuk mengelola administrasi negara semakin meningkat. Dalam hal
ini tenaga-tenaga pribumi semakin banyak terserap ke dalam
birokrasi pemer-intahan.
Selain itu, pengawasan pemerintah pun semakin menukik ke
bawah.Meskipun jabatan teritorial dari tingkat kabupaten ke
bawahmasih tetapdipegang kaum pribumi, namun dengan alasan untuk
mendampingi para pejabat itu maka diadakan jabatan-jabatan non
teritorial setingkat
kabupat-en,kewedanaandanakhirnyajugakecamatan.Apabiladitingkatkabupatenada
jabatan asisten residen, maka untuk tingkat kecamatan ada jabatan
con-troleur,sementaradibawahnyalagiadajabatanaspirantcontrol
E. Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
Tahun1816RafflesmengakhiripemerintahannyadiHindia.Pemerintah
Inggris sebenarnya telah menunjuk John Fendall untuk
menggantikan
Raf-fles.Tetapipadatahun1814sudahdiadakanKonvensiLondon.Salahsatuisi
Konvensi London adalah Inggris harus mengembalikan tanah jajahan di
Hindia kepada Belanda. Dengan demikian pada tahun 1816 Kepulauan
Nu-santarakembalidikuasaiolehBelanda.Sejak
itudimulailahPemerintahanKolonial Belanda.
Jalan tengah bersama Komisaris
JenderalSetelahkembaliketanganBelanda,tanahHindiadiperintaholehbadan
baru yang diberi nama Komisaris Jenderal. Komisaris Jenderal ini
dibentuk
olehPangeranWillemVIyangterdiriatastigaorang,yakni:CornelisThe-odorus
Elout (ketua), Arnold Ardiaan Buyskes (anggota), dan Alexander
Ge-rardPhilipBaronVanderCapellen(anggota).
Sebagai rambu-rambu pelaksanaan pemerintahan di negeri
jajahanPangeranWillem VI mengeluarkan Undang - Undang Pemerintah
untuknegerijajahan(RegeringsReglement)padatahun1815.Salahsatupasaldariundang-undangtersebutmenegaskanbahwapelaksanaanpertaniandilaku-kansecarabebas.Halinimenunjukkanbahwaadarelevansidengankeingi-nan
kaum liberal sebagaimana diusulkan oleh Dirk van Hogendorp.
Berbekal ketentuan dalam undang-undang tersebut ketiga anggota
Komisaris Jenderal itu berangkat ke Hindia Belanda. Ketiganya
sepakat un-
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
tukmengadopsi beberapa kebijakan yangpernahditerapkan
olehRaffles.MerekasampaidiBataviapada27April1816.Ketikamelihatkenyataandilapangan,
Ketiga Komisaris Jenderal itu bimbang untuk menerapkan prinsip
prinsip liberalisme dalam mengelola tanah jajahan di Nusantara.
Hindia da-lam keadaan terus merosot dan pemerintah mengalami
kerugian.
KasnegaradiBelandadalamkeadaanmenipis.Merekasadarbahwatu-gas
mereka harus dilaksanakan secepatnya untuk dapat mengatasi
perso-alan ekonomi baikdi Tanah JajahanmaupundiNegeri Induk.
Sementaraitu perdebatan antar kaum liberal dan kaum konservatif
terkait dengan pen-gelolaan tanah jajahan untuk mendatangkan
keuntungan sebesar-besarnya belum mencapai titik temu.
Kaum liberal berkeyakinan bahwa pengelolaan negeri jajahan
akanmendatangkankeuntunganyangbesarbiladiserahkankepadaswasta,danrakyatdiberikebebasandalammenanam.Sedangkelompokkonservatifber-pendapat
pengelolaan tanah jajahan akan menghasilkan keuntungan apabila
langsungditanganipemerintahdenganpengawasanyangketat.
Dengan mempertimbangkan amanat UU Pemerintah dan melihat
ke-nyataan di lapangan serta memperhatikan kaum liberal dan kaum
konser-vatif,KomisarisJenderalsepakatuntukmenerapkankebijakanjalantengah.Maksudnya,
eksploitasikekayaandi tanah jajahan langsungditanganipe-merintah
Hindia Belanda agar segera mendatangkan keuntungan bagi
neg-eriinduk,disampingmengusahakankebebasanpendudukdanpihakswastauntuk
berusaha di tanah jajahan.
Tetapikebijakanjalantengahinitidakdapatmerubahkeadaan.Akhirnyapada
tanggal 22 Desember 1818 Pemerintah memberlakukan UU yang
mene-gaskanbahwapenguasatertinggiditanahjajahanadalahgubernurjenderal.VanderCapellen
kemudianditunjuk sebagaiGubernur Jenderal. Ia inginmelanjutkan
strategi jalan tengah.
TetapikebijakanVanderCapellen ituberkembangkearahsewa
tanahdengan penghapus peran penguasa tradisional (bupati dan para
penguasa
setempat).KemudianVanderCapellenjugamenarikpajaktetapyangsangatmemberatkan
rakyat. Timbul banyak protes dan mendorong terjadinya per-
32 33
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
lawanan.KemudianiadipanggilpulangdandigantikanolehDuBusGisig-nies.
Ia berkeinginan membangun modal dan meningkatkan ekspor. Tetapi
program ini tidak berhasil karena rakyat tetap miskin sehingga
tidak mampu menyediakan barangbarang yang diekspor.
Yangterjadijustruimporlebihbesardibandingekspor.Tentuinisangatmerugikan
bagi pemerintah Belanda. Kondisi tanah jajahan dalam kondisi
krisis, kas Negara di negeri induk pun kosong. Hal ini disebabkan
dana
banyaktersedotuntukpembiayaanperangditanahjajahan.SebagaicontohPerang
Diponegoro yang baru berjalan satu tahun sudah menguras dana yang
luar biasa, sehingga pemerintahan Hindia Belanda dan pemerintah
negeri induk mengalami kesulitan ekonomi.
Kesulitan ekonomi Belanda ini semakin diperberat dengan adanya
pemi-sahan antara Belanda dan Belgia pada tahun 1830. Dengan
pemisahan ini Belanda banyak kehilangan lahan industri sehingga
pemasukan negara juga semakin berkurang.
F. Sistem Tanam PaksaPemerintah Belanda terus mencari cara
bagaimana untuk mengatasi
problem ekonomi. Berbagai pendapat mulai dilontarkan oleh para
para pemimpindan tokohmasyarakat.Salah satunyapada tahun1829
seorangtokohbernama JohannesVandenBoschmengajukankepada
rajaBelandausulan yang berkaitan dengan cara melaksanakan politik
kolonial Belanda di Hindia.
VandenBoschberpendapatuntukmemperbaikiekonomi,ditanahjaja-hanharusdilakukanpenanamantanamanyangdapat
lakudijualdipasardunia.Sesuaidengankeadaandinegerijajahan,makapenanamandilakukandenganpaksa.Merekamenggunakankonsepdaerah
jajahan sebagai
tem-patmengambilkeuntunganbaginegeriinduk.SepertidikatakanBaud,Jawaadalah“gabustempatNederlandmengapung”.JadidengankatalainJawadipandang
sebagai sapi perahan.
Konsep Bosch itulah yang kemudian dikenal dengan Cultuurstelsel
(Tan-am Paksa). Dengan cara ini diharapkan perekonomian Belanda
dapat den-gan cepat pulih dan semakin meningkat. Bahkan dalam salah
satu tulisan
32 33
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
VandenBoschmembuatsuatuperkiraanbahwadenganTanamPaksa,hasiltanaman
ekspor dapat ditingkatkan sebanyak kurang lebih f.15. sampai f.20
juta setiap
tahun.VandenBoschmenyatakanbahwacarapaksaansepertiyangpernahdilakukanVOCadalahcarayang
terbaikuntukmemperolehtanaman ekspor untuk pasaran Eropa.
Denganmembawadanmemperdagangkanhasiltanamansebanyak-ban-yaknya
ke Eropa, maka akan mendatangkan keuntungan yang sangat besar.
G. Ketentuan Tanam
PaksaRajaWillemtertariksertasetujudenganusulandanperkiraanVanden
Boschtersebut.Tahun1830VandenBoschdiangkatsebagaiGubernurJen-deralbarudiJawa.SetelahsampaidiJawaVandenBoschsegeramencanan-gkan
sistem dan program Tanam Paksa.
Secara umum Tanam Paksa mewajibkan para petani untuk
menanamtanaman-tanaman yang dapat diekspor di pasaran dunia. Jenis
tanaman itu di samping kopi juga antara lain tembakau, tebu, dan
nila. Rakyat kemudian
diwajibkanmembayarpajakdalambentukbarangsesuaidenganhasiltana-manyangditanampetani.SecararincibeberapaketentuanTanamPaksaitutermuatpadaLembaranNegara(Staatsblad)Tahun1834No.22.Ketentuan-ketentuan
itu antara lain sebagai berikut.
•Pendudukmenyediakansebagiandaritanahnyauntuk pelaksanaan Tanam
Paksa.
•Tanahpertanianyangdisediakanpendudukuntukpelaksanaan Tanam
Paksa tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang
dimiliki penduduk desa.
•Waktudanpekerjaanyangdiperlukanuntukmenanam tanaman Tanam paksa
tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam
padi.
•TanahyangdisediakanuntuktanamanTanamPaksa dibebaskan dari
pembayaran pajak tanah.
34 35
-
K e b i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i KK e b
i j a K a n P u b l i K K e b i j a K a n P u b l i K
•HasiltanamanyangterkaitdenganpelaksanaanTanamPaksawajib
diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Jika harga atau nilai
hasil tanaman ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayarkan
oleh rakyat, maka kelebihannya akan dikembalikan kepada rakyat.
•Kegagalanpanenyangbukandisebabkanolehkesalahan rakyat petani,
menjadi tanggungan
pemerintah.•Pendudukdesayangbekerjaditanah-tanahuntukpelaksanaanTanamPaksaberadadibawahpengawasanlangsungparapenguasapribumi,sedangpegawai-pegawaiEropamelakukanpengawasansecaraumum.•Pendudukyangbukanpetani,diwajibkanbekerjadi
perkebunan atau pabrik-pabrik milik pemerintah selama 65 hari dalam
satu tahun.
Menurut apa yang tertulis di dalam ketentuan-ketentuan tersebut
diatas, tampaknya tidak terlalu memberatkan rakyat. Bahkan pada
prinsipnya rakyat boleh mengajukan keberatan-keberatan apabila
memang tidak dapat melaksanakan sesuai dengan ketentuan. Ini
artinya ketentuan Tanam Paksa itu masih memperhatikan martabat dan
nilai-nilai kemanusiaan.
H. Pelaksanaan Tanam
PaksaMenurutVandenBosch,pelaksanaansistemTanamPaksaharusmeng-
gunakan organisasi desa. Oleh karena itu, diperlukan faktor
penggerak,yakni lembaga organisasi dan tradisi de