i “RITUAL SRAH-SRAHAN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA” (Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto) SKRIPSI Oleh: M. Farid Hamasi NIM: 05210047 JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2011
15
Embed
“RITUAL SRAH-SRAHAN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA” …etheses.uin-malang.ac.id/1939/1/05210047_Pendahuluan.pdf · pernikahan nantinya. Acara srah-srahan bermakna sakral dalam perkawinan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
“RITUAL SRAH-SRAHAN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA”
(Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto)
SKRIPSI
Oleh:
M. Farid Hamasi NIM: 05210047
JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2011
ii
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mencapai Memenuhi Persyaratan
Mencapai GelarSarjana Hukum Islam (S. H.I)
Oleh:
M Farid Hamasi NIM 05210047
JURUSAN AL‐AHWAL AS‐SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2011
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
“Ritual Srah‐Srahan Dalam Perkawinan Adat Jawa”
(Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto)
SKRIPSI
Oleh:
M. Farid Hamasi NIM. 05210047
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
Dr. Roibin M.HI NIP. 196812181999031002
Mengetahui, Ketua Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah
Zaenul Mahmudi, MA NIP. 197306031999031001
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudara M Farid Hamasi, Nim 05210047,
mahasiswa Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyiah Fakultas Syari’ah Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, setelah membaca, mengamati kembali
berbagai data yang ada di dalamnya, dan mengoreksi, maka skripsi yang
bersangkutan dengan judul:
“Ritual Srah‐Srahan Dalam Perkawinan Adat Jawa”
(Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto)
telah dianggap memenuhi syarat‐syarat ilmiah untuk disetujui dan diajukan pada
majelis dewan penguji.
Malang, 19 Januari 2011 Pembimbing,
Dr. Roibin M.HI NIP. 196812181999031002
v
PENGESAHAN SKRIPSI
Dewan penguji skripsi saudara M. Farid Hamasi, NIM 05210047, mahasiswa
Jurusan Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul:
“Ritual Srah‐Srahan Dalam Perkawinan Adat Jawa” (Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto)
Telah dinyatakan LULUS dengan nilai Dewan Penguji: Tanda Tangan
1. ............................................... ( ) NIP. Ketua
C. Latar Belakang adanya srah-srahan dalam perkawinan adat Jawa Di
Desa Jotangan ....................................................................... 82
D. Analisis Data......................................................................... 89
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 96
xiv
B. Saran ............................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
xv
ABSTRAK Hamasi, M. Farid. 05210047. 2011. “Ritual Srah-Srahan Dalam Perkawinan Adat Jawa” (Kasus Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto). Skripsi, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : Dr. Roibin, M. HI. Kata Kunci : Srah-srahan, Adat, Pernikahan.
Srah-srahan merupakan simbolik dari pihak calon mempelai pria sebagai bentuk tanggung jawab kepada pihak keluarga, terutama kepada orang tua calon perempuan. Biasanya srah-srahan diberikan pada saat malam sebelum akad nikah, akan tetapi ada juga yang melakukan pada saat acara pernikahan.
Srah-srahan merupakan suatu tradisi yang harus dilakukan dengan membawa persyarata-persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika calon mempelai laki-laki akan mendatangi pihak calon mempelai wanita karena srah-srahan tersebut merupakan salah satu syarat dari sebagaian prosesi pernikahan di daerah Jotangan, dan bisa dianggap sah apabila telah sesuai dengan ketentuan yang telah di tentukan.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu dengan memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pada waktu srah-srahan orang-orang membicarakan semua persiapan nikah nantinya. Pertama menyerahkan barang-barang serah-serahan, berupa hasil bumi, perlengkapannya calon perempuan, jajan-jajan, dan cincin pernikahan. Setelah memberikan barang-barang tadi biasanya dari pihak laki-laki dan perempuan (kedua belah pihak) mulai membahas apa saja kekurangan untuk acara pernikahan nantinya.
Acara srah-srahan bermakna sakral dalam perkawinan adat Jawa Di Desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto. Di dalam runtutan upacara pernikahan adat Jawa yang ada di desa ini wajib ada prosesi srah-srahan. Karena dari acara srah-srahan itu, semua ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
tidak ada keteragan mengenai sejarah latar belakang dimulainya prosesi srah-srahan. Namun, semua masyarakat mengamini apabila prosesi itu telah lama dilaksanakan turun temurun di desa Jotangan Kec. Mojosari Kab. Mojokerto. Selebihnya, mereka lebih menekankan mengenai pentingnya manfaat yan terdapat dalam prosesi srah-srahan, yaitu meliputi : silaturrahmi, tolong-menolong, dan musyawarah.