Top Banner

of 52

Risiko Sistematis

Oct 05, 2015

Download

Documents

Pebry RiaOne

Skripsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PENGARUH RISIKO SISTEMATIS (BETA) DAN LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM

    PERUSAHAAN

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan S-1

    Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    Disusun oleh:

    S JOAN ALFRED W 99.60.0799

    JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

    2005

  • ABSTRAKSI

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris bagaimana risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid-ask spread berpengaruh terhadap return dari perusahaan yang masuk indeks LQ-45 dari tahun 2001 sampai tahun 2004.

    Hasil akhir dari penelitian ini adalah variabel resiko sistematis dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

    Kata kunci : resiko sistematis, likuiditas, return, LQ-45

  • DAFTAR ISI

    HAL

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

    HALAMAN MOTTO ......................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1

    1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 4

    1.3. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

    1.5 Sistematika Penulisan ...................................................................... 5

  • BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7

    2.1 Investasi ....................................................................................... 7

    2.2 Resiko Sistematis ( Beta) ............................................................... 10

    2.3 Likuiditas ....................................................................................... 13

    2.4 Return............................................................................................. 14

    2.5 Pengertian LQ-45........................................................................... 15

    2.6 Pengembangan Hipotesis .............................................................. 16

    2.7 Kerangka Pikir Penelitian .............................................................. 19

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 21

    3.1 Populasi Penelitian.......................................................................... 21

    3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 22

    3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22

    3.4 Definisi dan pengukuran Variabel .................................................. 23

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 32

    4.1 Statistik Deskriptif ............................................................................. 32

    4.2 Pengujian Asumsi Klasik .................................................................. 35

    4.1.1 Pengujian Normalitas .......................................................... 35

    4.1.2 Pengujian Autokorelasi ....................................................... 36

    4.1.3. Pengujian Multikorelasi ...................................................... 37

    4.1.4. Pengujian Heteroskedastisitas.............................................. 38

  • 4.3 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 39

    4.3.1 Uji t ....................................................................................... 39

    4.3.2 Uji F ..................................................................................... 42

    4.2.3 Koefisien Determinasi .......................................................... 43

    BAB V PENUTUP ............................................................................................ 44

    5.1 Kesimpulan ................................................................................... 44

    5.2 Saran ............................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini

    dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi

    ekonomi yang dijalankan pasar modal yaitu menyediakan fasilitas untuk

    memindahkan dana dari lender (yaitu pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke

    borrower (yaitu pihak yang memerlukan dana). Sedangkan fungsi keuangan yang

    dijalankan pasar modal yaitu menyediakan dana yang diperlukan oleh para

    borrower dan para lender, menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam

    pemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan dan

    Pudjiastuti,1998).

    Pasar modal merupakan suatu mekanisme pasar yang mempertemukan

    pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak lain yang membutuhkan dana

    dalan jangka panjang secara terorganisir. Kegiatan pasar modal sama sekali bukan

    merupakan pesaing sektor perbankan, walaupun sama-sama merupakan sarana

    menghimpun dana dan sarana pembiayaan unit usaha karena masing-masing

    mempunyai kekhususan dan karakter yang berbeda.

    Apabila seorang investor melakukan investasi dengan membeli surat

    berharga yang berupa saham, biasanya investor akan mendapat keuntungan

    berupa:

  • 2

    a. Deviden, bila bisnis yang dijalankan perusahaan baik dan menghasilkan

    keuntungan dalam bentuk laba bersih maka pemegang saham akan

    mendapatkan bagian keuntungan yang disebut deviden.

    b. Capital gain, investor yang membeli saham akan mendapat keuntungan

    berupa selisih harga saham pada pasar perdana terhadap harga saham pasar

    sekunder atau dengan kata lain pemodal akan memperoleh tingkat kembalian

    berupa kenaikan harga saham yang dimiliki.

    c. Kemudahan perpajakan bila peraturan perpajakan memberikan kemudahan

    (tax benefit) bagi perusahaan tersebut. (Sitompul, 1996:18-19).

    Di dalam berinvestasi, pemilihan setiap investasi dapat berbeda untuk

    setiap individu yang ada. Perbedaan tersebut tergantung dari perilaku investor

    sendiri terhadap variabel-variabel penentu return suatu investasi. Oleh karena itu,

    dalam melakukan investasi pihak investor seharusnya mempertimbangkan secara

    matang mengenai beberapa hal yang sangat penting di dalam pengambilan

    keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat return yang

    diharapkannya, beberapa besar risiko yang harus ditanggungnya dan beberapa

    likuiditas investasi tersebut (Mustikaningjati 2005).

    Pada dasarnya investor tidak hanya mengharapkan return yang maksimal,

    namun juga harus mempertimbangkan faktor lain yaitu risiko (risk). Ionvestor

    tidak hanya mengharapkan return yang tinggi namun mereka juga mengharapkan

    risiko yang rendah. Investor akan menanamkan modelnya pada saham-saham

    perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan lebih tinggi dari persuahaan lain

    dengan risiko yang sama atau perusahaan tersebut memiliki risiko yang lebih

  • 3

    rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki tingkat keuntungan

    yang sama.

    Dengan adanya dua variabel penentu tersebut, diharapkan seorang investor

    dapat mempertimbangkan risiko saham (risiko sistematis) atau juga dapat

    menjadikan likuiditas sebagai bahan pertimbangan utamanya dalam melakukan

    investasi.

    Penelitian serupa pernah dilakukan sebelumnya antara lain dilakukan oleh

    Saputra (1999) hasilnya risiko sistematis maupun likuiditas saham yang diukur

    dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    return dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan masuk dalam

    kriteria indeks LQ 45 (Elly dan Leng (2002).

    Dalam penelitian ini digunakan saham perusahaan yang terdaftar di BEJ

    dan masuk kriteria indeks LQ- 45. Indeks ini dikenalkan BEJ pada tanggal 24

    Februari 1997. indeks LQ-45 diciptakan untuk bisa menjadi tolak ukur dalam

    memantau kecenderungan pasar dan perkembangan tingkat harga saham yang

    diperdagangkan. Dengan indeks tersebut diharapkan sebagai alat pemantau bagi

    manajer investasi maupun pengamat pasar modal agar menjadi lebih tajam dan

    obyektif, terutama ketika melihat pergerakan saham saham yang

    diperdagangkan di BEJ. Indeks ini terdiri dari saham saham yang memiliki nilai

    pasar dan likuiditas yang tinggi.

    Dan untuk dapat dikategorikan dalam saham LQ-45 maka saham saham

    yang terdaftar di BEJ harus memenuhi syarat syarat. Indeks LQ-45 saat ini

    terdiri dari 45 saham yang terpilih yang dapat mewakili pasar.

  • 4

    Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kembali apakah terdapat

    pengaruh yang signifikan antara risiko sistematis dan likuiditas terhadap return

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan masuk dalam indeks LQ-45.

    Penelitian ini berusaha mengkaji kembali penelitian sebelumnya dengan maksud

    apakah dengan periode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula

    ataukah tetap sama. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini diambil

    judul Pengaruh Risiko Sistematis (Beta) dan Likuiditas Terhadap Return

    Saham Perusahaan

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka yang dapat menjadi permasalahan

    adalah :

    a. Apakah Beta berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

    perusahaan?

    b. Apakah Likuiditas saham berpengaruh secara signifikan terhadap return

    saham perusahaan ?

    c. Apakah Beta dan Likuditas saham secara simultan berpengaruh secara

    signifikan terhadap return saham perusahaan

    1.3. Tujuan Penelitian

    Untuk memberikan bukti empiris pengaruh dari Beta dan likuiditas saham

    terhadap return saham.

  • 5

    1.4. Manfaat Penelitian

    a. Bagi Emiten

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh risiko

    sistematis dan likuiditas saham terhadap return.

    b. Bagi Investor

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan investor untuk

    pengambilan keputusan investasi.

    c. Bagi Peneliti

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris

    tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham terhadap return.

    1.5. Sistematika Penulisan

    Dalam sistematika pembahasan ini akan diuraikan mengenai bab-bab

    didalam penyusunan skripsi secara singkat, yaitu sebagai berikut.

    BAB I. PENDAHULUAN

    Dalam bab ini berisi tentang latar belakang , perumusan masalah, tujuan

    dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian ini.

    BAB II. LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan

    pengembangan hipotesis, serta kerangka pemikiran penyusunan skripsi.

  • 6

    BAB III. METODE PENELITIAN

    Dalam bab ini berisi tentang lokasi dan obyek penelitian, populasi dan

    sampel, jenis dan sumber data, definisi dan pengukuran variabel, serta

    alat analisis data yang digunakan.

    BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini berisi tentang analisis dan pembahasan data yang akan

    menguraikan berbagai perhitungan yang diperlukan untuk menjawab

    permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.

    BAB V. KESIMPULAN

    Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi

    dari analisa yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya.

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Investasi

    2.1.1. Pengertian Investasi

    Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no13, disebutkan

    pengertian investasi adalah :

    Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk

    pertumbuhan kekayaan ( accretion wealth ) melalui distribusi hasil investasi

    seperti bunga,royalti,deviden dan uang sewa, untuk apresiasi nilai investasi atau

    untuk manfaat lain untuk perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang

    diperoleh melalui hubungan perdagangan.

    2.1.2. Jenis jenis investasi

    Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Teori Portofolio dan Analisis

    Investasi membagi investasi keuangan menjadi 2,yaitu :

    1) Investasi Langsung

    Investasi Langsung adalah pembelian aset aset keuangan suatu perusahaan

    secara langsung. macam macam investasi langsung dapat dibedakan sbb:

    1.1 Investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan, biasanya didapat

    lewat Bank Komersial. Contohnya: Deposito dan Tabungan .

  • 8

    1.2 Investasi Langsung yang dapat diperjual belikan

    a. Investasi langsung di pasar uang (money market)

    Asset dapat diperjualbelikan pasar uang berupa aset dengan risiko

    gagal yang kecil dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek dengan tingkat

    cair yang tinggi. Contohnya treasury Bill (T-Bill) yang banyak digunakan

    dipenelitian keuangan sebagai proksi return bebas risiko (Risk- free Rate of

    return).

    b. Investasi langsung dipasar modal (capital market)

    Berbeda dengan investasi dipasar uang, dipasar modal bersifat untuk

    investasi pada periode jangka panjang. Yang diperjual belikan adalah aset

    keuangan yang berupa surat surat berharga pendapatan tetap (fixed- income

    securities) dan saham saham (securities).

    c. Investasi langsung di pasar berjangka (derivative market)

    Aset yang diperjual belikan berupa surat berharga turunan, ini

    disebabkan nilai merupakan penjabaran dari surat berharga lain yang terkait.

    Opsi ( option ) merupakan surat berharga turunan. Contohnya : warrant.

    2) Investasi Tidak Langsung

    Investasi tidak langsung dilakukan dengan cara membeli surat surat

    berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan

    yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik

    dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan kedalam

    portofolionya.

  • 9

    2.1.3. Prinsip dasar Investasi

    Tujuan investor melakukan investasi adalah memperoleh penghasilan atas

    investasi. Dalam melakukan investasi, investor akan memperkirakan tingkat

    penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasi suatu periode dimasa

    datang. Namun, setelah periode investasi berlalu, belum tentu tingkat penghasilan

    yang terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang

    diharapkan. Tingkat penghasilan yang direalisasikan dapat lebih tinggi ataupun

    bisa lebih rendah, ketidakpastian atas tingkat penghasilan merupakan inti dari

    investasi, yaitu investor harus selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian

    yang merupakan risiko investasi. Risiko ini menunjukkan kemungkinan bahwa

    penghasilan aktual berbeda dari penghasilan yang diharapkan.

    Pada umumnya, investasi yang berisiko tinggi memiliki return yang tinggi

    pula. Sebaliknya, investasi yang berisiko rendah memiliki tingkat return yang

    rendah pula. Para investor akan mengambil investasi yang berisiko tinggi apabila

    dari investasi tersebut menjanjikan return yang tinggi pula, tetapi investor

    menuntut kompensasi dengan tingginya risiko investasi. Oleh karena itu dapat

    disimpulkan bahwa terdapat tukar impas antara return yang diharapkan dengan

    risiko.

    Reilly dan Brown ( 2000 ) menyatakan bahwa Risk is the uncertanty that

    an investment will earn its expected rate of return . pernyataan ini mengandung

    arti bahwa risiko selalu mengandung unsur ketidakpastian dalam menentukan

    tingkat return yang diharapkan.

  • 10

    2.2. Risiko Sistematis (Beta)

    Secara umum, risiko yang dihadapi oleh para investor meliputi dua macam

    risiko, yaitu risiko sistematis dan risiko non sistematis. Berikut ini akan

    dijelaskann tentang kedua macam risiko tersebut (Fische and Jordan, 1995:89):

    1) Risiko Sistematis (Systematic Risk)

    Systematic risk refers to that portion of total variability investment retirn caused

    by factor effecting the price of all securities

    Dari definisi di atas, risiko sistematis mengacu pada bagian variabilitas return

    saham total yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

    semua sekuritas. Ciri khas risiko ini adalah bahwa risiko ini tidak dapat dikurangi

    atau dihilangkan (non diversiviable risk)

    Yang termasuk risiko sistematis adalah:

    a) Risiko Pasar

    Risiko pasar diakibatkan oleh kejadian nyata dan kejadian tidak nyata.

    Kejadian nyata berhubungan dengan politik, sosial dan ekonomi. Kejadian

    tidak nyata berhubungan dengan psikologi pasar (market psychological).

    Risiko pasar biasanya disebabkan oleh reaksi para investor terhadap suatu

    kejadian nyata, misalnya turunnya tingkat keuntungan berapa perusahaan

    akan menyebabkan merosotnya harga-harga saham perusahaan tersebut.

    b) Risiko Tingkat Suku Bunga

    Risiko tingkat suku bungan merupakan risiko ketidakpastian dalam nilai pasar

    dan pendapatan di masa yang akan datang yang disebabkan oleh fluktuasi

    tingkat suku bunga.

  • 11

    c) Risiko Daya Beli

    Secara sederhana risiko ini dikenal sebagai dampak inflasi atau deflasi

    terhadap suatu investasi. Apabilai tingkat inflasi semakin tinggi maka nilai

    dari suatu investasi akan menurun.

    2) Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)

    Unsystematic risk is the portion of total risk is unique to a firm or industry

    Risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko total yang sifatnyta khas.

    Jadi risiko tidak sistematis antara satu perusahaan akan berbeda dengan

    perusahaan lainnya. Risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara

    melakukan diversifikasi (portofolio)

    Yang termasuk risiko ini adalah:

    a) Risiko Bisnis (Business Risk)

    Risiko bisnis merupakan dampak dari kondisi operasional yang dihadapi

    perusahaan terhadap laba perusahaan dan deviden yang dibagikan kepada

    pemegang sahamnya. Risiko bisnis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

    yang bersifat internal meliputi kapasitas manajemen dan efisiensi operasi,

    sedangkan yang bersifat eksternal adalah siklus bisnis yang dipengaruhi oleh

    kesehatan perusahaan.

    b) Risiko Keuangan (Financial Risk)

    Risiko keuangan berkaitan dengan ketidakpastian return saham sebagai akibat

    keputusan pembelanjaan yang menyangkut sumber dana perusahaan dan lebih

    lanjut akan mempengaruhi struktur modalnya. Adapun sumber dana dari luar

    (financial leverage) akan mengakibatkan adanya beban berupa bunga yang

  • 12

    harus dibayar berapapun besarnya laba operasi, sehingga besarnya financial

    leverage dapat mempengaruhi fluktuasi laba bersih yang dibagikan sebagai

    deviden.

    Beta () merupakan suatu ukuran tingkat risiko suatu sekuritas didalam

    hubungannya dengan pasar sekuritas itu sendiri. Jadi Beta digunakan untuk

    mengukur nondiversifiable risk atau market risk (risiko pasar). Beta ()

    merupakan kepekaan pasar dari suatu saham dan dihitung dengan persamaan

    regresi linear sederhana berikut ( Husnan, 1998 ):

    Rit = i + i RMt + it

    Dimana :

    Rit = return saham perusahaan ke-i pada bulan ke-t i = intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan ke-i i = beta untuk masing-masing perusahaan ke-i RMt = return indeks pasar pada bulan ke-t i = kesalahan residu untuk persamaan regresi tiap-tiap perusahaan ke-i pada

    bulan ket

    Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi, teknik regresi

    untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan

    return return sekuritas sebagai variabel dependen dan return return pasar

    sebagai variabel independen. Jika beta sifatnya stabil, semakin lama periode

    observasi yang digunakan dalam persamaan regresi semakin baik hasil dari beta

    (karena kesalahan pengukuran semakin lebih kecil). Akan tetapi bila periode

    observasi terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil kurang tepat, karena

    sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu (Jogiyanto, 1998 : 241-242)

  • 13

    2.3. Likuiditas

    Secara umum likuiditas adalah kemampuan investor untuk menjual harta

    atau asset yang dimiliki tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta.

    (Alexander, Shape dan Bailey, 1993).

    Dalam konteks hubungan dengan surat berharga, Reilly dan Brown (1997)

    menyatakan bahwa faktor penentu dari likuiditas pasar sehubungan dengan surat

    berharga sangat tercermin dalam data perdagangan pasar. Faktor terpenting dari

    likuiditas adalah jumlah uang dan lembar saham yang diperdagangkan.

    Likuiditas saham adalah penambahan jumlah lembar saham dipasar yang

    diharapkan dapat menambah frekuensi perdagangan saham. Salah satu cara untuk

    mengukur likuiditas saham adalah dengan melihat besarnya spread (selisih) antara

    harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (ask price) yang diminta

    investor melalui broker. Likuiditas pasar, salah satunya dapat diukur dengan bid-

    ask spread dari suatu saham, dimana semakin kecil bid-ask spread suatu saham

    berarti semakin likuid saham tersebut atau sebaliknya, apabila selisih harga

    permintaan dan penawaran (spread) besar, maka investor yang ingin

    merealisasikan keinginannya untuk melakukan transaksi akan sulit, karena

    transaksi suatu perdagangan dapat terjadi apabila ada titik temu antara harga

    permintaan dan penawaran.Disamping itu biaya eksekusi perdagangan yang mahal

    akan membuat investor mengalami kesulitan mendapatkan saham, karena

    diperlukan dana yang cukup besar. Kesulitan melakukan transaksi tersebut

    menunjukkan tidak likuidnya suatu saham, dengan demikian lebarnya spread

  • 14

    mencerminkan besarnya biaya eksekusi dan menyatakan saham tersebut tidak

    likuid. Rumusan untuk menghitung bid-ask spread adalah sebagai berikut :

    )H1/2(H)H(H

    RBBtAt

    BtATAT +

    =

    Dimana :

    RBAt = Bid-Ask Spread Relatif HAt = Harga ask pada hari t HBt = Harga bid pada hari t

    2.4. Return

    Menurut Bodie (1998) pengertian return adalah penghasilan yang

    diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Secara

    praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total

    selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga

    jual melebihi harga belinya maka terjadilah capital gain. Demikian sebaliknya,

    apabila harga jual lebih kecil dari harga belinya maka terjadi capital loss.

    Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas

    investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini, return bulanan digunakan untuk

    menghitung return bulanan selama empat tahun untuk setiap saham.

    Return bulanan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (Husnan, 1998) :

    1t

    1ttt P

    PP R

    =

    Dimana :

    Rt = return saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t. Pt = Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t. Pt-1 = Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke t-1.

  • 15

    Jogiyanto (1998) membedakan return menjadi 2 yaitu Return Realisasi

    (Realized Return) dan Return Ekspetasi (Expected Return). Return realisasi

    merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.

    Return ini merupakan selisih harga sekarang dan harga sebelumnya secara relatif.

    Return realisasi penting untuk mengukur kenerja perusahaan dan sebagai penentu

    raturn dan risiko dimasa depan. Sedangkan return ekspektasi merupakan return

    yang diharapkan terjadi dimasa mendatang dan bersifat tidak pasti.

    2.5. Pengertian LQ-45

    Sesuai namanya indeks LQ-45 hanya mencakup 45 saham yang memiliki

    nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Banyak kalangan yang menilai indeks ini

    cukup representatif untuk menilai perkembangan perdagangan saham di BEJ,

    karena seleksi yang dilakukan untuk menyaring saham saham yang masuk di

    indeks LQ-45 cukup ketat dan obyektif (jurnal Pasar Modal no 2 / VIII / Feb

    1997) BEJ menetapkan 2 kelompok penilaian dalam memilih saham yang akan

    masuk dalam perhitungan LQ-45.

    Pada kelompok penilaian pertama bertujuan untuk menyeleksi seluruh

    saham yang terdapat dibursa, terdiri dari 3 kriteria :

    1. Emiten harus berada dalam Top 95% dari total rata rata nilai transaksi

    tahunan pasar regular.

    2. Emiten berada diantara Top 90% dari rata rata tahunan kapitalisasi pasar.

    3. Emiten tercatat di BEJ minimal 30 hari bursa.

  • 16

    Kelompok kedua bertujuan untuk menyeleksi saham saham dalam faktornya,

    terdiri dari 3 kriteria :

    1. Emiten berada pada urutan tertinggi mewakili sektornya dalam klasifikasi

    industri BEJ sesuai dengan kapitalisasi pasarnya.

    2. Memiliki porsi yang sama dengan sektor lain.

    3. Menduduki urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi tertinggi

    2.6. Pengembangan Hipotesis

    2.6.1. Risiko Sistematis

    Risiko sistemetis (Beta) merupakan suatu pengukur volatilitas return

    sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Volatilitas sendiri dapat

    didefinisikan sebagai fluktuasi dari return return suatu sekuritas atau portofolio

    dalam suatu periode waktu tertentu, fluktuasi juga merupakan suatu pengukur

    risiko. Bila Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa return pasar bergerak naik, return

    sekuritas atau portofolio juga bergerak naik sama besarnya mengikuti return pasar.

    Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x%

    (Jogiyanto, 1998).

    Penelitian yang dilakukan oleh Elly dan Leng (2002) yang mengambil

    sampel pada perusahaan yang terdaftar pada BEJ pada tahun 1999 dengan hasil

    penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara risiko

    sistematis terhadap return.

    Pengujian yang dilakukan Mawadwastista (dalam Mustikaningjati, 2005)

    tentang analisis Ekonometri yaitu pengaruh return terhadap beta pada perusahaan

  • 17

    rokok, menyatakan bahwa return berpengaruh positif dengan beta, sesuai yang

    diprediksinya. Bila beta naik maka investor mengharapkan return yang semakin

    tinggi untuk menutupi tambahan risiko yang ditanggung / sebaliknya. Sedangkan

    hasil dari penelitian Mustikaningjati adalah beta berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap return saham

    Penelitian yang dilakukan oleh Gloria (1992) tentang pengaruh resiko

    pasar () terhadap return saham dalam perusahaan yang masuk indeks LQ 45 juga

    mendapatkan hasil yang mendukung bahwa beta berpengaruh signifikan terhadap

    return saham. sehinggga apabila beta naik, maka investor mengharapkan return

    yang semakin tinggi untuk menutupi tambahan resiko yang ditanggung, atau

    sebaliknya jika beta turun maka tingkat pengembalian saham yang akan turun.

    Berdasarkan hal tersebut maka pengajuan hipotesis alternatif yang pertama

    adalah :

    HA1 : Risiko Sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return.

    2.6.2. Likuiditas

    Dalam berinvestasi saham yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah

    maka biaya likuiditasnya akan besar, jadi para investor akan mengharapkan

    tingkat return yang tinggi supaya biaya likuiditasnya dapat terkompensasi.

    Penambahan jumlah lembar saham dipasar akan meningkatkan frekuensi

    perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas

    saham. Kothare (dalam Mustikaningjati, 2005) menemukan bukti bahwa likuiditas

    saham meningkat secara signifikan setelah pengumuman penambahan saham

  • 18

    baru. Sedangkan hasil dari penelitian Mustikaningjati adalah likuiditas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

    Jika pengumuman tersebut mengandung informasi, maka diharapkan pasar

    akan bereaksi pada waktu informasi tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar

    ditunjukkan dengan perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi

    tersebut biasanya dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga.

    Hipotesis ini berusaha dibuktikan oleh Elly dan Leng (2002) yang mengambil

    sampel pada perusahaan yang terdaftar pada BEJ pada tahun 1999. hasil penelitian

    menyatakan bahwa ada risiko sistematis berpengaruh secara signifikan terhadap

    return. Para investor akan menginvestasikan dana pada sekuritas dengan risiko

    tinggi dan tingkat likuiditas yang rendah dengan mengharapkan tingkat return

    yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis alternatifnya adalah ;

    HA2 : likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

    2.6.3. Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Secara Bersama-sama

    Dari penelitian Elly dan Leng (2002) telah membuktikan bahwa variabel

    independent (risiko sistematis dan likuiditas) secara bersama-sama dapat

    mempengaruhi variabel dependen (return) secara signifikan. Dimana pada tahun

    1999 variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel

    dependen pada level signifikansi 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

    bersama-sama variabel likuiditas dan risiko sistematis dapat digunaan untuk

    memprediksi besarnya return.

  • 19

    Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Mustikaningjati (2005)

    didapatkan hasil bahwa pada tahun 2000 2003 secara keseluruhan variabel

    independent (risiko dan likuiditas) secara simultan berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel dependen yaitu return. Maka dapat dirumuskan hipotesis

    alternatifnya sebagai berikut:

    HA3 : Risiko sistematis dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan

    terhadap return

    2.7. Kerangka Pikir Penelitian

    Penelitian ini memiliki kerangka pikir yang disajikan pada gambar 2.1

    sebagai berikut :

    Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menggunakan data

    sekunder dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara risiko

    sistematis () dan l ikuditas (bid ask spread ) terhadap return.

    Risiko Sistematis

    Tingkat Likuiditas

    Return

  • 20

    Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, return saham tidak

    sama karena besarnya dividen kas dan keuntungan atau kerugian dalam menjual

    setiap saham berbeda.

    Oleh karena itu, dalam beberapa hal yang sangat penting dalam

    pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa return yang

    diharapkan, berapa besar risiko yang harus ditanggungnya dan berapa kelikuiditas

    investasi tersebut.

    Return saham dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti risiko

    sistematis yang diproksikan sebagai beta dan tingkat likuiditas yang dapat

    dihitung dengan bid ask spread. Variabel variabel ini berguna bagi investor

    untuk memberikan informasi informasi keuangan dalam pengambilan

    keputusan.

    Pada metode analisis data, sebelum dilakukan analisis regresi berganda

    untuk menguji hipotesis yang ada, terlebih dahulu dilakukan perhitungan masing-

    masing variabel untuk memperoleh data mentah. Dari data mentah tersebut

    kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai syarat analisis regresi untuk

    menjawab hipotesis yang ada.

  • 21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian merupakan dasar untuk mencari jawaban terhadap

    permasalahan yang dihadapi secara sistematis dan objektif dapat dipakai guna

    mencapai tujuan penelitian. Landasan teori yang terkait dengan masalah yang

    diteliti akan memperkuat daya analisis suatu penelitian dalam menemukan,

    mencari,dan memecahkan masalah yang terjadi.

    3.1. Populasi Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ yang

    sahamnya masuk dalam indeks LQ 45 pada periode tahun 2001 sampai tahun

    2004, yaitu sebesar 45 perusahaan, karena saham saham tersebut memiliki nilai

    pasar dan tingkat likuiditas yang tinggi, serta saham saham tersebut memimpin

    dalam kapitalisasi pasar. Alasan memilih saham LQ-45 sebagai populasi adalah

    menghindari bias yang terjadi akibat ketidakaktifan saham dalam perdagangan.

    (Jogiyanto dan Chendrawati 1999). Sehingga semua saham yang masuk ke dalam

    LQ-45 dijadikan subjek penelitian atau dengan kata lain menggunakan studi

    populasi.

  • 22

    3.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

    sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak

    pengumpul data primer / pihak lain.( Husein Umar, 1998 : 69 ).

    Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian capital

    market Directory (ICMD) dan dengan penelusuran data historis melalui komputer.

    Adapun data yang dipergunakan dan dianalisis adalah sebagai berikut :

    1. Harga saham perusahaan yang terdaftar di BEJ yang tergolong indeks LQ-45

    dari tanggal 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2004.

    2. Data Beta koreksi dari pojok BEJ Soegijapranata selama tahun 2001 sampai

    tahun 2004.

    3. Data return harian dari pojok BEJ Soegijapranata selama tahun 2001 sampai

    tahun 2004.

    3.3. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode

    dokumentasi, yaitu data yang memuat informasi mengenai suatu subjek, objek atau

    kejadian masa lalu yang dikumpulkan, dicatat dan disusun dalam arsip (Indriantoro

    dan Supomo, 1999:146).

  • 23

    3.4. Definisi dan Pengukuran Variabel

    3.4.1. Return (Variabel Dependen)

    Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas

    investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini, return bulanan digunakan untuk

    menghitung return bulanan selama empat tahun untuk setiap saham.

    Perhitungan Return dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1t

    1ttt P

    PP R

    =

    Dimana :

    Rt = return saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t. Pt = Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke-t. Pt-1 = Harga saham dan atau indeks pasar pada bulan ke t-1.

    3.4.2. Variabel Independen

    Dalam penelitian ini menggunakan variabel independent yaitu likuditas,

    risiko sistematis saham yang dirata-ratakan dari data harian selama satu tahun.

    (1) Likuiditas

    Risiko Sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihindari atau dikurangi

    dengan cara diversifikasi sekalipun. Risiko ini disebabkan oleh faktor faktor yang

    tidak dapat dihindari dari setiap perusahaan yang beroperasi, yaitu antara lain :

    tingkat suku bunga, tingkat inflasi, maupun kondisi politik suatu negara maupun

    tingkat inflasi.

    Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan Bid ask spread.

    Perhitungan likuiditas dengan bid ask spread adalah sebagai berikut :

  • 24

    )H1/2(H)H(H

    RBBtAt

    BtATAT +

    =

    Dimana :

    RBAt = Bid-Ask Spread Relatif HAt = Harga ask pada hari t HBt = Harga bid pada hari t

    (2) Risiko Sistematis (Beta)

    Beta dapat diperoleh dari regresi return saham individual tahunan dan retur

    pasar tahunan. Perhitungan Beta dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut :

    Rit = i + i RMt + it

    Dimana :

    Rit = return saham perusahaan ke-i pada bulan ke-t i = intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan ke-i i = beta untuk masing-masing perusahaan ke-i RMt = return indeks pasar pada bulan ke-t i = kesalahan residu untuk persamaan regresi tiap-tiap perusahaan ke-i pada

    bulan ket

    3.4.3. Pengujian Asumsi Klasik

    (1) Uji Normalitas Data

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi,variabel bebas dan variabel tidak bebas keduanya mempunyai distribusi

    normal atau tidak. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data yang normal

    atau mendekati normal.

  • 25

    Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, maka dilakukan

    dengan melihat normal probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif

    dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji

    normalitas juga dapat menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.

    Dengan melihat nilai signifikansi residualnya. Jika nilai signifikansinya berada di

    atas nilai signifikansi 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah

    normal.

    (2) Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,2001:57).

    Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas

    (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat

    digunakan beberapa cara sebagai berikut:

    a. Jika R2 tinggi tapi variabel bebas banyak yang tidak signifikan, maka dalam

    model regresi terdapat adanya multikolinearitas.

    b. Menganalisis matriks korelasi variabel bebas, jika korelasiantar variabel bebas

    tinggi yaitu diatas 0,90 maka terdapat multikolinearitas.

    c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance

    lebih kecil dari 10% dan nilai VIF lebih besar dari 10 berarti ada

    multikolinearitas.

  • 26

    (3) Uji Heteroskedastisitas

    Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi terjadi

    ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang

    lain. Model regresi yang sahih (valid) adalah model regresi yang tidak terjadi

    heteroskedastisitas (Santoso, 2000:208).

    Jika model regresi layak untuk dipakai sebagai prediksi, maka data akan

    berpencar di sekitar angka nol (pada sumbu Y) dan tidak membentuk pola atau garis

    tren tertentu (acak), sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, bila data

    pada chart scatterplot membentuk suatu pola atau garis trend tertentu maka model

    tersebut mengandung heteroskedastisitas.

    Menurut Gujarati (1997) pengujian terhadap asumsi ini juga dapat dilakukan

    dengan uji Glejser Test ( e ) sebagai variabel dependen/terikat terhadap variabel

    independent/bebas. Ukuran yang digunakan untuk menguji apakah non

    heterokedastisitas adalah dengan melihat nilai signifikansi t-test. Jika semua

    variabel independent signifikan secara statistik (

  • 27

    Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada autokorelasi positif, maka :

    d < dL : tolak Ho

    d < du : terima Ho

    dL d du : pengujian tidak menyakinkan

    Jika hipotesis Ho adalah bahwa tidak ada autokorelasi negatif, maka :

    d < 4 dL : tolak Ho

    d > 4 du : terima Ho

    4 du d 4 dL : pengujian tidak menyakinkan

    Jika hipotesis Ho adalah 2 sisi yaitu bahwa tidak ada autokorelasi baik positif

    maupun negatif, maka :

    d < dL : tolak Ho

    d > 4 dL : tolak Ho

    du < d < 4 du : terima Ho

    dL d du : pengujian tidak menyakinkan

    4 du d 4 dL : pengujian tidak meyakinkan

    Namun secara umum dapat diambil patokan, bahwa :

    - Angka Durbin Watson dibawah 2, berarti ada autokorelasi positif.

    - Angka Durbin Watson antara 2 sampai dengan +2, berarti tidak ada

    autokorelasi.

    - Angka Durbin Watson diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

  • 28

    3.4.4. Perhitungan Analisis Regresi Berganda

    Hubungan fungsional dari satu variabel dependen dengan lebih dari satu

    variabel independen dapat dilakukan dengan cara regresi berganda (M. Nazir,

    1983).

    Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis regresi berganda karena terdiri

    dari return sebagai variabel dependennya dan dua variabel independen yaitu risiko

    sistematis dan tingkat likuiditas. Dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan regresi

    sebagai berikut :

    Y = + X1 + X2 + ei

    Dimana :

    Y

    1 2 X1

    X2

    =

    =

    =

    =

    =

    =

    Variabel dependen berupa return

    Konstanta

    Koefisien variabel independen pertama

    Koefisien variabel independen kedua

    Risiko sistematis

    Likuiditas

    3.4.5. Pengujian Hipotesis

    (1) Uji t (Student Test)

    Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan

    pengaruh tiap variabel independent secara individu terhadap variabel dependen

    (Atmaja, 1997 : 341):

  • 29

    t = 1

    1

    Sbb

    Dimana

    b1 = koefisien regresi variabel X1

    Sb1 = deviasi standar b1

    Langkah-langkah :

    a. Perumusan Hipotesis

    Ho : = 0

    Jika variabel-variabel tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

    Ho : 0

    Jika variabel-variabel mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

    b. Taraf signifikasi yang digunakan adalah 5% membandingkan antara sig t

    dengan (0,05).

    c. Kesimpulan

    1. Apabila sig t > (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada

    pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

    dependen.

    2. Apabila sig t (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada

    pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

    dependen.

  • 30

    (2) Uji F (Simultan)

    Uji F digunakan untuk menguji sigfnifikansi pengaruh semua variabel

    independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

    Uji F dapat ditentukan dengan rumus : (Sudjana, 1990 : 254-255)

    F = )1/(

    /

    knJKkJK

    res

    reg

    Dimana :

    n = jumlah data k = jumlah variabel independent (bebas) JKreg = jumlah kuadrat-kuadrat regresi JKres = jumlah kuadrat-kuadrat residu JKreg = a1X1Y + a2X2Y + .+XkY JKres = (Y-Y1)2

    Hipotesis yang diajukan :

    H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent

    terhadap variabel dependen.

    Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent terhadap

    variabel dependen.

    Pengambilan keputusan

    Dasar pengambilan keputusan :

    1. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

    2. Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

  • 31

    (3) Koefisien Determinasi

    Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur besarnya

    sumbangan/andil dari variabel independent secara simultan/bersama-sama terhadap

    variasi (naik turunnya) variabel dependen yaitu return yang dinyatakan dalam

    persentase.

    Rumus : KD = ( R2 ) x 100%

    Dimana : KD = Koefisien Determinasi R2 = Korelasi berganda

    Arti dari koefisien determinasi R2, bahwa pengaruh semua variabel

    independen terhadap variabel dependen adalah sebesar koefisien determinasi R2,

    sedangkan sisanya sebesar 100% R2 dipengaruhi oleh variabel independen lain

    selain variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

  • 32

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Langkah pertama pada bab analisis dan pembahasan ini adalah melakukan

    perhitungan dari masing-masing variabel (variabel independen dan variabel

    dependen) untuk kemudian ditransformasi kedalam natural logaritm untuk

    mengurangi efek skewes yang tajam pada data mentah, sehingga dari masing-

    masing variabel pada dasarnya menjadi normal.

    Langkah kedua adalah melakukan pengujian terhadap asumsi klasik

    (pengujian normalitas, pengujian autokorelasi, pengujian multikolinearitas,

    pengujian heteroskedastisitas).

    Langkah ketiga adalah melakukan pengujian hipotesis dengan

    menggunakan model analisis regresi berganda.

    4.1. Statistik Deskriptif

    Statistik Deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan

    peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik

    yang bisa diperoleh dari hasil sensus, survei, atau pengamatan lainnya umumnya

    masih acak mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-data

    tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau

    presentasi grafis. Dalam penelitian ini statistik deskriptif disajikan dalam bentuk

    tabel yaitu mengenai data variabel return, likuiditas, dan risiko sistematis.

  • 33

    Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

    180 -8.55 -2.59 -6.2020 .9337180 -1.54 6.44 .8874 .9108180 -.87 1.27 .7685 .4022180

    ReturnLikuiditasBetaValid N (listwise)

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2005

    4.1.1. Return (Y)

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel return

    adalah 6,2020 dengan standar deviasi adalah 0,9337. Untuk itu, dengan standar

    deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata data variabel return

    menjadi: (Santoso, 2000; 79)

    Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan

    95%). Maka:

    -6,2020 (2 x 0,9337)

    -6,2020 (1,8674)

    = -4,3346 sampai 8,0694

    Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai minimum dan

    maksimum, maka sebaran data variabel risiko sistematis adalah baik.

    4.1.2. Risiko Sistematis (X1)

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel risiko

    sistematis (Beta) adalah 0,7685 dengan standar deviasi adalah 0,4022. Untuk itu,

  • 34

    dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata data

    variabel risiko sistimatis menjadi: (Santoso, 2000; 79)

    Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan

    95%). Maka:

    0,7685 (2 x 0,4022)

    0,7685 (0,8044)

    = 0,0359 sampai 1,5729

    Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai minimum dan

    maksimum, maka sebaran data variabel risiko sistematis adalah baik.

    4.1.3. Likuiditas (X2)

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata data variabel likuiditas

    adalah 0,8874 dengan standar deviasi adalah 0,9108. Untuk itu, dengan standar

    deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata likuiditas menjadi:

    Rata-rata 2 standar deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan

    95%). Maka: (Santoso, 2000; 79)

    0,8874 (2 x 0,9108)

    0,8874 (1,8216)

    = 0,9342 sampai 2,709

    Karena kedua batas angka yang berbeda tipis dengan nilai minimum dan

    maksimum, maka sebaran data variabel likuiditas adalah baik.

  • 35

    4.2. Pengujian Asumsi Klasik

    4.2.1. Pengujian Normalitas

    Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    antara variabel dependen dengan variabel independen keduanya mempunyai

    distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

    dsitribusi normal atau mendekati normal (Santoso, 2000:212), yang dapat dilihat

    dengan menggunakan nilai signifikansi residual dari uji Kolmogorov Smirnov

    (normal bila >0.05) atau dengan menggunakan Normal Probability Plot, jika

    distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

    mengikuti garis diagonal dan jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka

    model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini hasil uji normalitas

    yang telah dilakukan:

    Grafik 4.1 Plot Probability Normal dari Residual

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Dependent Variable: Return

    Observed Cum Prob

    1.00.75.50.250.00

    Exp

    ecte

    d C

    um P

    rob

    1.00

    .75

    .50

    .25

    0.00

  • 36

    Tabel 4.2 Pengujian Normalitas

    Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig Unstandarized Residual 0,060 180 0,200 Sumber: Data sekunder yang diolah. 2005

    Dari grafik plot 4.1 yang menunjukkan bahwa titik plot berada di sekitar

    garis regresi (garis diagonal), sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan

    asumsi normalitas dari residual dapat diterima. Hal ini didukung dengan hasil uji

    Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa tidak terjadi

    gejala non-normalitas pada data yang digunakan dalam penelitian, hal ini dapat

    dilihat nilai sig dari nilai residualnya yang berada di atas tingkat signifikansi

    (0,05) yaitu sebesar 0,200.

    4.2.2. Pengujian Autokorelasi

    Pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

    observasi terdapat korelasi ataukah tidak antar anggota series (kesalahan

    pengganggu periode t (sekarang) dengan kesalahan pengganggu periode t-1

    (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi, yang

    dapat dilihat dengan menggunakan nilai Durbin Watson. (Santoso, 2002:219)

    (1) Jika angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi posiitif

    (2) Jika angka DW di antara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi

    (3) Jika angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

  • 37

    Tabel 4.3 Pengujian Autokorelasi

    Model R R Square Durbin-Watson

    1 0,312 0,097 1,863 Sumber : Data sekunder diolah, 2005

    Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa koefisien Durbin-Watson

    adalah 1.863 terletak pada antara -2 sampai dengan +2, sehingga tidak ada

    autokorelasi baik positif maupun negatif.

    4.2.3. Pengujian Multikorelasi

    Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

    model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

    baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Santoso, 2000 : 203)

    yang dapat dilihat dari nilai VIF. Apabila nilai tolerance dan VIF antara 0,01 dan

    10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel

    independen

    Tabel 4.4 Nilai Tolerance dan VIF

    Variabel Tolerance VIF

    Risiko Sistematis (Beta) 0,999 1,001 Likuiditas 0,999 1,001 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2005

    Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa VIF tidak ada yang

    melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0,01, sehingga

    dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

  • 38

    4.2.4. Pengujian Heteroskedastisitas

    Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

    model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual dari satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

    heteroskedastisitas (Santoso, 2000 : 208), yang dapat dilihat dengan menggunakan

    grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya

    (SRESID). Jika pada grafik plot tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar

    di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak

    terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 77).

    Grafik 4.2

    Grafik Plot Residual

    Scatterplot

    Dependent Variable: Return

    Regression Standardized Predicted Value

    6420-2-4

    Reg

    ress

    ion

    Stu

    dent

    ized

    Res

    idua

    l

    4

    3

    2

    1

    0

    -1

    -2

    -3

  • 39

    Berdasarkan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa titik plot tidak

    memiliki pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada

    sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

    Tabel 4.5 Coefficient Glejser Test

    Variabel Sig Risiko Sistematis (Beta) 0,477 Likuiditas 0,163 Dependen variabel : Abs [Ut] Sumber : Data sekunder diolah, 2005

    Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Glejser test terlihat

    bahwa semua variabel independen mempunyai tingkat koefisien signifikansi>0.05

    sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

    4.3. Pengujian Hipotesis

    Setelah melakukan pengujian terhadap seluruh asumsi klasik, langkah

    selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan model regresi

    berganda, sedangkan untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan, dalam

    penelitian ini digunakan uji simultas (uji F) dan uji parsial (uji t) dengan

    persamaan regresi sebagai berikut :

    Return = + 1 Risiko Sistematis + 2 L ikuiditas + xn

    4.2.1. Uji t

    Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel

    independen (likuiditas dan resiko sistematis ) terhadap variabel dependen (return)

  • 40

    saham secara individu. Apabila nilai Sig t < tingkat signifikansi (0,05) maka H0

    ditolak, sedangkan bila nilai Sig t > 0,05 maka H0 diterima.

    Tabel 4.6 Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

    Variabel Koefisien Signifikansi Konstanta Risiko Sistematis (Beta) Likuiditas

    -6,812 0,535 0,224

    0,000 0,002 0,003

    Sumber : Data sekunder yang diolah, 2005

    Berdasarkan hasl uji t yang tampak dalam tabel 4.6 di atas, maka dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut:

    (1) Risiko Sistematis (Beta)

    Risiko signifikan pada level 0,05 dengan koefisien signikansi sebesar 0,002.

    Hal ini berarti hipotesis penelitian dapat diterima atau dengan kata lain resiko

    sistematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sehinggga

    apabila beta naik, maka investor mengharapkan return yang semakin tinggi untuk

    menutupi tambahan resiko yang ditanggung, atau sebaliknya jika beta turun maka

    tingkat pengembalian saham yang akan turun. Hasil dari penelitian ini mendukung

    penelitian Elly dan Leng (2002), Mawadmastista (2001), Gloria (1992), dan

    Mustikaningjati (2005). Dengan demikian variabel ini dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan bagi para investor dalam pembuatan keputusan investasi.

    Dimungkinkan seorang investor dalam berinvestasi mengharapkan

    keuntungan yang akan didapat pada masa datang dengan mempertimbangkan

    risiko yang berkaitan dengan saham yaitu risiko sistematis yaitu risiko yang

    berasal dari faktor faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung,

  • 41

    seperti ketidakpastian kondisi ekonomi (tingkat inflasi, gejolak nilai tukar mata

    uang, dan tingkat suku bunga yang tidak menentu). Hal ini dapat mengakibatkan

    kinerja saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi

    dalam perekonomian negara dan perubahan pasar. Dapat diartikan juga, tingkat

    pengembalian saham sangat dipengaruhi oleh perubahan faktor faktor diluar

    kendali suatu badan usaha. Sehingga para investor dalam mengharapkan

    keuntungan tidak hanya dapat memperkirakan berapa keuntungan yang

    diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nantinya akan

    menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan, 1996).

    Menurut Marfuah (2002) disebutkan ada dua golongan investor, yaitu

    investor yang professional yang cenderung memperhatikan faktor risiko atau

    ketidak pastian dari investasinya dan investor yang tidak professional atau kurang

    memperhatikan faktor risiko atau ketidakpastian dari investasinya. Sedangkan

    menurut hasil dari penelitian ini investor termasuk dalam kategori yang kelompok

    yang professional, sebab mereka mereka menanamkan investasinya pada

    perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.

    (2) Likuiditas

    Nilai koefisien likuiditas sebesar 0,224 artinya variabel likuiditas

    mempunyai pengaruh positif dengan return saham. hal ini menunjukkan bahwa

    jika likuiditas meningkat sebesar satu satuan, maka returm saham akan meningkat

    pula sebesar 0,224. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sampel dalam penelitian ini

  • 42

    adalah perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Hal ini karena perusahaan yang

    masuk kedalam LQ 45 adalah saham yang memiliki nilai pasar dan likuiditas

    yang tinggi. Banyak kalangan yang menilai indeks ini cukup representatif untuk

    menilai perkembangan perdagangan saham di BEJ, karena seleksi yang dilakukan

    untuk menyaring saham saham yang masuk di indeks LQ-45 cukup ketat dan

    obyektif (jurnal Pasar Modal no 2 / VIII / Feb 1997), memungkinkan investor

    menganggap bahwa perusahaan besar belum tentu lebih stabil kondisinya,

    sehingga menyebabkan investor lebih mempertimbangkan tingkat fluktuasi dari

    likuiditas (bid-ask) yang terbentuk dari pasar bursa untuk jangka waktu

    semesteran atau jangka pendek.

    Likuiditas (bid-ask) signifikan pada level 0,05, dengan nilai signifikansi

    0,003, hal ini berarti hipotesis kedua penelitian dapat diterima atau dengan kata

    lain bahwa variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return

    saham, hasil penelitian ini mendukung penelitian Elly dan Leng (2002), Kothare

    (1997) dan penelitian yang dilakukan pula oleh Mustikaningjati. Dengan

    demikian variabel ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para

    investor dalam pembuatan keputusan investasi.

    4.2.2. Uji F

    Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh

    keseluruhan variabel independen (likuiditas dan risiko sistematis) terhadap

    variabel dependen (return) secara bersama-sama.

  • 43

    Tabel 4.7 Hasil pengujian Regresi Simultan (Uji F)

    R R-Square Adjusted R-Square F F.Sig

    0,312 0.096 0.087 9,515 0,000 Sumber : Data Sekunder yang diolah,2005

    Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan, variabel

    independen (beta dan likuiditas) secara bersama sama berpengaruh variabel

    dependen yaitu return pada level signifikansi 0,05 dengan nilai F sebesar 9,515,

    hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil

    penelitian ini mendukung penelitian penelitian Elly dan Leng (2002), serta

    penelitian yang dilakukan pula oleh Mustikaningjati (2005).

    4.2.3. Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari

    variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.7 di atas

    menunjukkan bahwa nilai adjust R-Square adalah 0,087, dengan demikian

    pengaruh variabel independen (likuiditas dan risiko sistematis) adalah sebesar

    8,7%, sedangkan sisanya 91,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian

    misalnya harga saham, dan tingkat suku bunga

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menganalisis pengaruh

    likuiditas dan resiko sistematis (beta) terhadap return saham. Alat analisis data

    yang digunakan adalah analisis regresi berganda, dan pengujian baik statistik

    secara parsial dengan uji t dan secara simultan dengan uji F. dari hasil penelitian,

    didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

    1. Pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa resiko sistematis

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saha, sehingga hipotesis

    dalam penelitian ini diterima.

    2. Pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa variabel likuiditas

    berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham, sehingga

    hipotesis dalam penelitian ini diterima.

    3. Pengujian statistik secara simultan menunjukkan bahwa variabel risiko

    sistematis (beta) dan likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan

    terhadap return saham, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

  • 5.2. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, didapatkan hasil penelitian bahwa risiko

    sistematis dan likuiditas berpengaruh terhadap return baik secara parsial maupun

    secara simultan, maka untuk penelitian selanjutnya hendaknya perlu diperluas lagi

    dengan memasukkan variabel lain selain likuiditas (bid-ask spread), dan risiko

    sistematis (beta) contohnya harga saham dan nilai pasar, hal ini dikarenakan

    pengaruh dari kedua variabel dalam penelitian ini masih tergolong rendah.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Algifari, 1999, Analisis Regresi Teori : Kasus dan Solusi, BPFE, Yogyakarta. Ghozali Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

    Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati Damodar N, 1997, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta. Husnan, Suad, 1998, Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi

    3, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 1993, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan

    Analisis Sekuritas, Edisi Pertama, Yogyakarta : UPP-AMPYKPN. Indriantoro, Nur Elly, 1999, Analisis Hubungan Antara Variabel-Variabel

    Akuntansi dengan Beta Saham, Kajian Bisnis : hal 1 13. Jogiyanto, Edisi 2, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. Kumianny A. Saputra, Elly dan Pwee Leng, 2002, Pengaruh Risiko Sistematis dan

    Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham Badan-Badan Usaha yang GoPublic di Bursa Efek Jakarta pada Tahun 1999, Jurnal, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

    Mawadwasrista, Putu Anom, 2001, Analisis Ekonometri : Pengaruh Return Volume

    Transaksi dan Risiko Unik Saham Terhadap Beta Perusahaan Industri Rokok, JurnalRiset Akuntansi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1 no 2, hal 177 190.

    Mohamad Nasir, Arifin, Anna Suzanti, 1999, Analisis Pengaruh Perataan Laba

    Terhadap Risiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Jurnal, Undip, Semarang.

    Santoso, Singgih, 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT.

    Elex Media Komputindo, Jakarta. _____________, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex

    Media Komputindo, Jakarta. Husein, Umar, 1998, Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran

    Dilengkapi 8 Bahasan Komprehensif Kasus Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

  • Saputra, Kumianny A. Elly, dan Pwe Leng, 2002, Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Badan Badan Usaha yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta Pada Tahun 1999. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 19 : hal 15 25.

    99.60.0799-cover99.60.0799-abstract99.60.0799-table of content99.60.0799-chapter0199.60.0799-chapter0299.60.0799-chapter0399.60.0799-chapter0499.60.0799-chapter0599.60.0799-references

    logo: