RISIKO KREDIT Risiko kredit terjadi jika counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis kita) tidak bisa memenuhi kewajiban (wanprestasi). Risiko kredit menjadi semakin penting karena akhir-akhir ini banyak peristiwa gagal bayar yang dialami oleh perusahaan- perusahaan domestik, luar negeri, bahkan negara sekalipun. Resiko kredit adalah resiko dimana nasabah/debitur tidak mempu memenuhi kewajiban keuangan sesuai kontrak/kesepakatan yang telah dilakukan atau resiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar. Hal-hal yang termasuk dalam resiko kredit adalah : a. Lending risk yaitu resiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun tidak langsung. b. Counter party risk yaitu resiko dimana counter part tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan. c. Issuet risk, yaitu risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank. Resiko dalam pemberian kredit Resiko ini merupakan kondisi disituasi yang akan dihadapi dimasa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba bank. Secara umum jenis-jenis yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi : - Risiko lingkungan : risiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal) perbankan. Risiko ini kompetiti di risiko peraturan. - Risiko manajemen adalah risiko yang berkaitan dengan risiko dari dalam perusahaan (internal) seperti risiko organisasi, risiko kemampuan, risiko kegagalan. - Risiko penyerahan : risiko penyerahan yang terpengaruh oleh internal bank seperti risiko oprasional, risiko teknologi, risiko strategi. - Risiko keuangan yaitu berkaitan erat dengan pengaruh internal & eksternal bank seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko leverage, risiko internasional. -
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RISIKO KREDIT
Risiko kredit terjadi jika counterparty (pihak lain dalam transaksi bisnis kita)
tidak bisa memenuhi kewajiban (wanprestasi). Risiko kredit menjadi semakin penting
karena akhir-akhir ini banyak peristiwa gagal bayar yang dialami oleh perusahaan-
perusahaan domestik, luar negeri, bahkan negara sekalipun.
Resiko kredit adalah resiko dimana nasabah/debitur tidak mempu memenuhi
kewajiban keuangan sesuai kontrak/kesepakatan yang telah dilakukan atau resiko yang
timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun.
Penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya
default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar.
Hal-hal yang termasuk dalam resiko kredit adalah :
a. Lending risk yaitu resiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas
yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun
tidak langsung.
b. Counter party risk yaitu resiko dimana counter part tidak bisa melunasi
kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat
tanggal kesepakatan.
c. Issuet risk, yaitu risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi
kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.
Resiko dalam pemberian kredit
Resiko ini merupakan kondisi disituasi yang akan dihadapi dimasa yang akan datang
yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba bank. Secara umum jenis-jenis
yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi :
- Risiko lingkungan : risiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan
terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal) perbankan. Risiko
ini kompetiti di risiko peraturan.
- Risiko manajemen adalah risiko yang berkaitan dengan risiko dari dalam
perusahaan (internal) seperti risiko organisasi, risiko kemampuan, risiko
kegagalan.
- Risiko penyerahan : risiko penyerahan yang terpengaruh oleh internal bank
seperti risiko oprasional, risiko teknologi, risiko strategi.
- Risiko keuangan yaitu berkaitan erat dengan pengaruh internal & eksternal bank
seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko leverage, risiko
internasional.
-
A. PENILAIAN KUALITATIF
Dalam dunia perbankan, analisis kredit sering menggunakan kerangka 3R dan 5C.
intinya menganalisis kemampuan melunasi kewajiban dari calon nasabah bank.
Pedoman 3R :
1. Returns
Returns berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari pengunaan kredit yang
diminta, apakah kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan)
2. Repayment capacity
Repayment capacity berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran tersebut jauh tempo.
3. Risk bearing ability
Risk bearing ability berkaitan dengan kemampuan perusahaan menanggung
risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan pengunakan kredit
tersebut. Jaminan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh kreditur
dalam kaitannya dengan risk-bearing ability.
Sedangkan pedoman 5C berkaitan dengan karakteristik adalah :
1. Character menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity adalah kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya,
memaluli pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien. Capacity
bisa dilihat melalui masa lalu (prestasi masa lalu atau track of record masa
lalu).
3. Capital adalah posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan.
4. Collateral adalah aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu
pinjaman
5. Conditions adalah sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi
kemampuan mengembalikan pinjaman.
B. PENILAIAN KUANTITATIF
Selain penilaian kualitatif untuk risiko kredit, kita juga bisa menggunakan analisis
kuantitatif untuk mengukur risiko kredit.
1. Rating Perusahaan
Ranting tersebut menunjukkan tingkat risiko perusahaan tersebut. Perusahaan
tidak harus memperoleh rating tersebut (kecuali kalau disyaratkan), dan ketika
rating tersebut. Perhatikan rating biasanya dilakukan oleh perusahaan yang akan
menjual surat utang, tidak untuk perusahaan yang akan menjual sahamnya ke
publik.
Klasifikasi Rating
Rating Keterangan
AAA Instrumen utang dengan risiko sangat rendah, tingkat
pengembalian teramat baik (excelent); perubahan pada kondisi
keuangan, bisnis, atau ekonomi tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap risiko inventasi.
AA Instrumen utang dengan risiko sangat rendah. Tingkat
pengembalian yang sangat baik; perubahan pada kondisi
keuangan, bisnis, atau ekonomi barangkali akan berpengaruh
terhadap risiko investasi, tetapi tidak terlalu besar.
A Pengembalian utang dengan risiko rendah. Tingkat pengembalian
yang sangat baik, meskipun perubahan pada kondisi keuangan,
bisnis, atau ekonomi akan meningkatkan risiko investasi.
BBB Tingkat pengembalian yang memadai. Perubahan pada kondisi
keuangan, bisnis, atau ekonomi mempunyai kemungkinan besar
meningkatkan risiko investasi dibandingkan dengan ketegori yang
lebih tinggi.
BB Investasi perusahaan mempunyai kemampuan membayar bunga
dan pokok pinjaman, tetapi kemampuan tersebut rawan terhadap
perubahan pada kondisi ekonomi, bisnis dan keuangan
B Instrumen utang saat ini mengandung risiko investasi. Tingkat
pengembalian tidak terlindungi secara memadai terhadap kondisi
ekonomi, bisnis dan keuangan
C Instrumen keuangan yang bersifat spekulatif dengan kemungkinan
besar bangkrut.
D Instrumen keuangan sedang default / bangkrut.
2. Model Skoring Kredit
Model skoring kredit pada dasarnya ingin melihat risiko kredit (potensi
kegagalan bayar) berdasarkan skor tertentu yang dihasilkan melalui model
tertentu. Bagian berikut ini membicarakan beberapa model skoring, yaitu model
diskriminan, model probabilitas linear, dan model probabilitas logit.
a. Model Diskriminan
Analisis diskriminan pada dasarnya ingin melihat apakah suatu perusahaan
sebaiknya dimasukkan ke dalam kategori tertentu.
Z = 1,2 x 1 + 1,4 x 2 + 3,3 x 3 + 0,6 x 4 + 1,0 x 5
Dimana X1 = Rasio modal kerja/ Total aset
X2 = Rasio laba yang ditahan/ Total aset
X3 = Rasio Laba Sebelum bunga dan pajak/ Total aset
X4 = Rasio Nilai pasar saham/Nilai buku saham
X5 = Rasio Penjualan / Total aset
Setelah fungsi diskriminan diestimasi, terhadap berikutnya adalah
mengguanakan fungsi tersebut untuk memprediksi kegagalan bayar.
Z = 0,717 X1 + 0,847 x 2 + 3,107 x 3 + 0,420 x 4 + 0,998 x 5
Dimana X1 = Rasio modal kerja/ Total aset
X2 = Rasio laba yang ditahan/ Total aset
X3 = Rasio Laba Sebelum bunga dan pajak/ Total aset
X4 = Rasio Nilai buku saham preferen dan saham biasa/
Nilai buku total hutang
X5 = Rasio Penjualan / Total aset
Cut-off atau batas untuk pengambilan kesimpulan kedua model tersebut bisa
dilihat dalam tabel berikut ini.
Cut Off Rate Model Diskriminan
Model pasar Model nilai buku
Batas tidak bangkrut
Batas bangkrut
Wilayah abu-abu
2,99
1,81
1,81-2,99
2,90
1,20
1,20-2,90
Misalkan ada dua perusahaan dengan data rasio keuangan berikut ini :
X Y
Rasio Modal Kerja/ Total Aset
Rasio Laba yang ditahan / Total Aset
Rasio Laba sebelum Bunga dan Pajak/ Total Aset
Rasio Nilai Pasar Saham/ Nilai Buku Saham
Rasio Penjualan / Total Aset
0,25
0,1
0,1
2
2
0,005
0,01
-0,2
1,2
1,25
Karena menggunakan informasi harga pasar saham, maka kita
menggunakan model yang pertama, sehingga perhitungan nilai Z bisa