Top Banner
Risalah Metafisika (Sebuah Resume dan Refleksi Filosofis Buku Metafisika Karya Aristoteles Terjemahan W.D.Ross) A. Pengantar Metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada. Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuno. Mulai dari filosof-filosof alam (seperti Zeno, Anaximenes, Anaximandros,dll) sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Adapun istilah ini dicetuskan oleh seorang pengikut Aristoteles sekaligus editor karya- karya Aristoteles (opera omnia) yang bernama Adronikus dari Rhodes sekitar tahun 40 SM. 1 Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika. Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “hal-hal setelah hal-hal fisis”. Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi, sehingga dalam memahami dan membacanya pun perlu kehati-hatian sekaligus perhatian penuh dengan pelbagai term yang bisa jadi antara 1 buku dengan buku lainnya memiliki arti yang berbeda. Adapun Andronicus mengklasifikasikan karya Aristoteles ini ke dalam 14 buku dengan tema-tema pokok yang saling berkaitan bahkan bisa disebut “membutuhkan” satu sama lain. Sebelum membahas lebih lanjut buku Metafisika karya Aristoteles ini, ada baiknya bila kita mengetahui siapa 1 Disadur dari bahan perkuliahan Metafisika oleh Aloysius Widyawan,Lic.Phil., Bab Pengantar. 1
23

RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

May 15, 2023

Download

Documents

Widya Teknik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Risalah Metafisika(Sebuah Resume dan Refleksi Filosofis Buku Metafisika Karya

Aristoteles Terjemahan W.D.Ross)

A. PengantarMetafisika adalah salah satu cabang filsafat yang

mempelajari dan memahami mengenai penyebab segala sesuatusehingga hal tertentu menjadi ada.Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulaisemenjak zaman Yunani kuno. Mulai dari filosof-filosof alam(seperti Zeno, Anaximenes, Anaximandros,dll) sampaiAristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernahmemakai istilah metafisika. Adapun istilah ini dicetuskanoleh seorang pengikut Aristoteles sekaligus editor karya-karya Aristoteles (opera omnia) yang bernama Adronikus dariRhodes sekitar tahun 40 SM.1

Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-halyang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (protephilosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitudisiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika.Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yangartinya “hal-hal setelah hal-hal fisis”. Metafisika seringdisebut sebagai disiplin filsafat yang terumit danmemerlukan daya abstraksi sangat tinggi, sehingga dalammemahami dan membacanya pun perlu kehati-hatian sekaligusperhatian penuh dengan pelbagai term yang bisa jadi antara1 buku dengan buku lainnya memiliki arti yang berbeda.Adapun Andronicus mengklasifikasikan karya Aristoteles inike dalam 14 buku dengan tema-tema pokok yang salingberkaitan bahkan bisa disebut “membutuhkan” satu sama lain.

Sebelum membahas lebih lanjut buku Metafisika karyaAristoteles ini, ada baiknya bila kita mengetahui siapa1 Disadur dari bahan perkuliahan Metafisika oleh Aloysius Widyawan,Lic.Phil., Bab Pengantar.

1

Page 2: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

yang menerjemahkan Buku ini, atau versi terjemahan siapayang hendak saya resume dan kritisi. Pengetahuan umumtentang penerjemah bagi saya sangat penting, sebab denganbegitu kita bisa mengetahui latar belakang penerjemah,arah/kecerendungan pemikirannya yang sedikit-banyak memberipengaruh terhadap hasil terjemahannya.

Potret Singkat WD RossWilliam David Ross atau sering akrab dengan nama pena

WD Ross adalah seorang filsuf Skotlandia yang dikenal dalampemikiran etika. Ia lahir di Thurso, Caithness di utaraSkotlandia. Enam tahun kehidupannya ia jalani sebagaiseorang anak India Selatan. Ia belajar di UniversitasEdinburgh. Ia menyelesaikan studinya di universitasBalliol, Oxford dan memperoleh jabatan dosen di universitasOriel pada tahun 1900. Karyanya paling terkenal adalah Hakdan kebaikan dan ia juga dikenal dalam mengembangkanpluralisme, bentuk deontologis etika intuisionis dalammenanggapi intuisionisme G. E. Moore. Ross jugamenerjemahkan sejumlah karya Aristoteles, dan menulismengenai filosofi Yunani, termasuk diantaranya Metafisika,Republik, Nichomacean Ethics, dsb. William David Ross adalahseorang realis moral, non-naturalis, dan intuisionis.Sehingga tidak heran bila dalam terjemahan MetafisikaAristoteles, ia sering menggunakan bentuk-bentuk penalaranrealis dengan menyajikan banyak contoh konkret untukmenjelaskan sesuai yang metafisika. Pernyataan Ross yangsangat terkenal adalah bahwa ada kebenaran moral di dalamalam semesta, dan sesuatu yang baik adalah benar jikasesuatu tersebut benar-benar baik.2

B. Resume Buku I-XIV (Metafisika Aristoteles)2 Anthony Skelton, William David Ross, dikutip dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, pada Minggu, 3 Mei 2015 Pk.13.42 WIB.

2

Page 3: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Buku I Kata Kunci : Pengetahuan, Hasrat Manusia, Kebijaksanaan,Prinsip-Penyebab Pertama, Telaah Para Filsuf Yunani Kunotentangnya: Pre-Sokrates, Empedokles,Anaxagoras,Pythagorean, dkk, hingga Plato.

Buku pertama Metafisika-Aristoteles ini membahastentang hal mendasar yang dimiliki setiap manusia yaitudasar alamiah unbtuk mengetahui / hasrat untuk tahu akanrealitas. Hal tersebut tersurat dalam kalimat, “ALL men bynature desire to know. An indication of this is the delight we take in our senses;for even apart from their usefulness they are loved for themselves; and above allothers the sense of sight”3. Kalimat ini juga menyiratkan bahwamanusia dapat mengetahui dari indera yang mereka miliki.Setiap indera (sense) berusaha menangkap segala realitaasyang ada, untuk “memuaskan” hasrat diri untuk mengetahui-memahami- dan menggali segala realitas yang ada. Seluruh manusia memiliki hasrat alamiah untukmengetahui segala sesuatu atau segala realitas. Sedangkanhewan lahir dengan kemampuan-kemampuan naluriah, dan olehkarena itu tidak mampu berpikir dan menelaah dunia yangmelibatkan dirinya layaknya manusia. Oleh karena itu,sangat jelas bahwa manusia lebih cerdas daripada hewan.Hewan hidup dengan menggunakan insting dan naluri, dansedikit pengalaman atau lebih tepatnya ingatan akan survivallife. Di lain sisi, manusia dapat mengolah ingatan akanpengalamannya, yang kemudian menghasilkan ilmu pengetahuandan seni. Pengalaman membawa manusia pada pengetahuantentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan yang merujuk padapenyebab pertama dan prinsip segala sesuatu. Kebijaksanaanyang didefinisikan pula sebagai pengetahuan tentangprinsip-prinsip dan sebab-sebab tertentu, yang mengarahkanpada Dia yang adalah prinsip tertinggi. 3 W.D.Ross, Metaphisic-Aristotle, h.1.

3

Page 4: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Manusia dari zaman ke zaman, dari peradaban keperadaban berusaha menelaah dan mengerti dunia dengan lebihbaik dengan menemukan berbagai macam sebab dan prinsip yangada. Hasrat akan pengetahuan tersebut adalah kebijaksanaan.Manusia mempelajari –sekaligus berusaha memahamikebijaksanaan, yang mengarahkannya pada Dia yang tertinggidan melampaui pengetahuan universal. Langkah dan pemikiranini bersumber dari kekaguman manusia dan pertanyaan-pertanyaan mereka perihal alam semesta (tarikan eksternal),tentang fenomena-fenomena yang mereka jumpai sehari-hari,dan menuntut untuk dirampungkan –dimengerti manusia.Alhasil, ilmu pengetahuan yang acap disebut kebijaksanantersebut pada akhirnya membawa manusia pada prinsiptertinggi dari segala sesuatu, Yang Illahi.

Buku IIKata Kunci : Kebenaran, Pencarian/Inverstigasi Kebenaran,Kontribusi manusia dalam Kebenaran, Filsafat Pengetahuanakan Kebenaran.

Buku kedua Metafisika-Aristoteles ini membahas perihalseluk beluk kebenaran, mulai dari apa itu kebenaran hinggapencarian akan kebenaran. Kebenaran sendiri menurutAristoteles adalah atribut. Sedangkan Filsafat adalah ilmuteoritis tentang kebenaran. Lantas tidak mungkin ada sebabdan spesies yang tak terbatas. Harus ada prinsip pertamadari pertumbuhan generatif yang tidak dapat dihancurkanpula tidak mempunyai penyebab atau prinsip lain sebelumnya.Aristoteles menyebut peranan kebenaran sebagai atribut atausifat dari Yang-Ada dalam kaitan dengan pemahaman. Secaraontologis, sesuatu menjadi sempurna kalau sesuatu itu kayadengan kemungkinan untuk diketahui. Syarat mutlak darikebenaran hanya mungkin terjadi kalau sesuatu itu ada.Sesuatu yang tidak ada tidak dapat dipikirkan dan tentusaja tidak memiliki kebenaran di dalamnya.

4

Page 5: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Pencarian akan kebenaran juga turut diulas dalam bukuini . Pencarian akan kebenaran yang merujuk padapengetahuan teoritis maupun pengetahuan praktis. Disebutkanbahwa manusia tidak dapat mengetahui kebenaran tanpamengetahui penyebabnya. Alasan mendasar inilah yangmenggiring manusia untuk menyelami dan mencari penyebab-penyebab utama dan pertama untuk menggali kebenaran yangsejati. Sebagai ilustrasi misalnya, Aristotelesmenggambarkan api sebagai sesuatu (elemen) yang palingpanas dan menjadi penyebab dari segala sesuatu yang lainyang juga mempunyai sifat panas. Adapun setiap penyebabsemakin menegaskan keberadaan kebenaran. Artinya, setiaphal mengenai keberadaan, selalu berhubungan denganKebenaran, dan yang benar haruslah yang ada bukan yangtidak ada.

Buku IIIKata Kunci : Aporia, Peran Aporia.

Aporia berasal dari bahasa Yunani yang berarti“masalah yang sulit dipecahkan”. Dalam part 2 Book III,diterangkan bahwa aporia juga menyoal pada suatu problemyang sulit dipecahkan, karena kontradiksi dalam benda itusendiri atau di dalam konsep tentang benda itu. Argumen-argumen para filsuf lampau juga turut disitir sepertipendapat Zeno dari Elea bahwa gerak adalah sesuatu yangmustahil; yang dianggap sebagai salah satu Aporia, kendatiia tidak menggunakan istilah ini secara langsung.

Aporia disimpulkan Aristoteles sebagai sebuah metode .Aporia merupakan keraguan, kebingungan, permasalahan yangrumit menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang belum jelas,mencari jawaban yang paling final. Manusia harus menentukansubjek terlebih dahulu baru lantas menentukan Aporiasebagai kesamaan antara deduksi-deduksi berlawanan. Aporiamengandung kontradiksi pada dirinya sendiri. Tujuan dari

5

Page 6: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

metode Aporia ini adalah memotivasi dan mengarahkan carayang paling benar. Aporia menjadi pertanyaan sekaligus“motor” manusia dalam menyelami realitas yang seringkalimelampaui hal-hal fisis dan di luar realitas yang kerapdijumpai dalam keseharian. Aporia menjadi sebuah“petualangan intelektual” manusia dalam mengerti dirinyadan dunianya.

Buku IVKata Kunci : Science of Being, Atribut, Substansi, Aksiden,Being as being (being qua being)

Pertanyaan tentang being ini bisa jadi sebuahpertanyaan paling umum yang dapat diajukan dalammempertanyakan realitas, dan juga pertanyaan yangberkembang dalam buku IV. Aristoteles tidak memulai denganbertanya apa artinya menjadi seorang manusia, menjadisebatang pohon, atau benda-benda angkasa; melainkan iabertanya apa artinya menjadi segalanya. Kita berasumsi bahwaapa yang ada di sekitar kita merupakan benda-benda yangnyata (real), namun siapa yang memberikan kita hak untukmemutuskan apakah sesuatu itu real atau tidak? Apasebenarnya yang kita ingin katakan ketika kita menyatakanbahwa sesuatu itu real atau tidak? Apa yang dapatmenjelaskan realitas dari sesuatu yang memang real? Apastruktur dari realitas itu sendiri? Apakah semua hal yangreal ada dalam cara yang sama, ataukah beberapa hal dapatdikatakan lebih real atau lebih mendasar dari pada yanglainnya? Kini, kita mulai dapat melihat bagaimanapertanyaan sederhana kita pada mulanya tadi membukabeberapa masalah yang menjengkelkan. Masalah-masalah inimeliputi being membentuk sebuah cabang dari ilmu filsafatyang dinamakan ontologi, yang berarti the study of being.

Gagasan Aristoteles tentang substansi adalah hal yangkrusial dalam metafisikanya, namun juga menjadi rumit

6

Page 7: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

karena pada faktanya ia menggunakan kata yang sama untukbeberapa hal yang tidak mempunyai relasi sama sekali. Katadalam bahasa Yunani yang biasanya diterjemahkan menjadisubstansi (substance) ialah “ouisa”, sebuah kata yang masukdalam kategori “to be”. Cukup masuk akal memang jikaditerjemahkan sebagai “realitas” atau “real being”; namunbegitu, terjemahan tradisionalnya yang adalah “substansi”merupakan yang masih sering digunakan.

Dalam Kategori (Categories), Aristoteles member batasanpada substansi-substansi (seperti seekor kuda atau sebatangpohon) dari semua kategori being, termasuk di dalamnyakualitas, kuantitas, relasi, posisi, dll. Kategori-kategoriyang muncul kemudian ini mengandung hal-hal yang tidakdapat ada (exist) dengan sendirinya; keadaan merekabergantung pada being mereka “dalam” substance. Di antarasubstansi-substansi Aristoteles memisahkan antara primary(individu, benda-benda yang tidak menjadi predikat darisebuah subjek) dan secondary (spesies dan golongan darisubstansi primer—jenis di mana substansi-substansi primerdigolongkan).

Metafisika sangat berteguh pada prinsip pertama. Jikahendak mencari prinsip pertama dan penyebab tertinggi,mutlak hukumnya mencari sesuatu yang merupakan sifatalamiahnya bukan karena accident tetapi karena “adanya”.Aristoteles memulai pembahasannya dari substansi, iamemulai dengan mengulangi dan memperbaiki apa yang iasebelumnya ungkapkan dalam Γ: bahwa being itu “said in manyways”, dan bahwa arti primer dari being asalah arti didalampengartian bahwa substansi-substansi adalah being(s). Namun,di sini, ia secara eksplisit menghubungkan pengartiansekunder dari “being” terhadap apa yang masuk dalam kategorinon-substansi. Dalam banyak pengertian, sesuatu dapatdikatakan to be, tetapi semua yang is dihubungkan dengan satusentral point - satu jenis tertentu dari sesuatu - dan tidak

7

Page 8: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

dikatakan to be hanya oleh ambiguitas belaka. Analogi yangsempat saya dan teman-teman diskusikan sebagai berikut:

– Segala sesuatu yang menyehatkan berhubungandengan sehat.

– Segala sesuatu yang menguatkan berhubungan dengansehat.

– Segala sesuatu yang menyebabkan sehat berhubungandengan sehat.

– Segala sesuatu yang merupakan gejala sehatberhubungan dengan sehat.

Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa “to be”merujukpada satu starting point, substansi,proses menuju substansi,kualitas substansi dan sebagainya.

Buku VKata Kunci : Definisi banyak term Origin, cause, element, nature,neccesarry, One, accidental being, substance, quality, quantity, etc.

Definisi banyak term penting adalah pokok pembahasanbuku V. Aristoteles menjelaskan kata kunci yang digunakanpada metafisikanya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjaditumpang tindih pengertian,untuk menyamakan arti dari setiapterm yang digunakan, dan menghindari adanya multitafsir diantara penggunaan term-term yang sejenis atau hampir miripdi bab-bab sesudahnya. Dalam penjelasannya, Aristotelesmenjelaskan tingkatan makna yang digunakan dalam setiapterm, kemudia dilanjutkan dengan maksud term danpenggunaannya. Aristoteles cenderung menggunakan metodedialektik (dialog) Sokrates dalam menjelaskan setiap term.Adapun daftar term-term yang didefinisikan oleh Aristotelesadalah beginning, cause, element, nature, necessary, one, be, substance, thesame, opposite, prior & posterior, potency, quantum, quality, things are relative,complete, limit, ‘that in virtue of which’, disposition, having, affection, privation,to have or hold, to come from something, part, a whole, multilated, race orgenus, the false, accident.

8

Page 9: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Hal-hal mendasar dari tiap term dijelaskan secarakomprehensif dan holistic (utuh-menyeluruh) olehAristoteles. Untuk semakin “membumikan” makna tiap term,Aristoteles menggunakan kejadian-kejadian keseharian agardapat lebih dimengerti. Namun, unsure yang paling pentingadalah meaning dalam setiap term tidak boleh disamakan dalambanyak konteks. Setiap konteks – setiap term mempunyaiartinya masing-masing, yang sangat khas, distingtif (hampirmirip satu sama lain namun sejatinya berbeda).

Buku VIKata Kunci : Prinsip-prinsip being as being, Natural Science, Matdan Teologi adalah Teori, Filsafat Pertama, Neccessity.

Aristoteles dalam buku VI semakin menegaskan kedudukanMetafisika sebagai ilmu khusus yang mempunyai obyek maupunkajian yang berbeda dengan studi ilmu yang lain. Metafisikasangat kompleks. Lantas untuk memahaminya dibutuhkan suatupembanding. Pembanding dapat mewujud dalam disiplin ilmuyang lain, sebagai contoh biologi sebagai ilmu tentangmakhluk hidup. Namun menjadi suatu retorika panjang apabilamakhluk tersebut sudah tidak hidup. Timbul suatu pertanyaan: Apakah obyek tersebut masih dapat dipelajari –dikaji?Jawabannya, bisa. Tentu yang melampaui fisik dapat dijawabdengan metafisika.

Neccessity mendapat porsi yang cukup banyak dalampembahasan buku VI. Disebutkan bahwa necessity adalah sesuatuyang harus ada –yang menjadi kebutuhan dan mencakupkeseluruhan bahkan yang mendekati Illahi. Neccessity bukansebatas genus apalagi spesies namun lebih daripada ituadalah prinsip pertama dan sebab terakhir yang harus adadan dibutuhkan.

Buku VIIKata Kunci : Primary Being, Substansi, Esensi,

9

Page 10: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Keseluruhan Buku VII atau juga disebut Buku Z or Zetamenjabarkan tentang substansi-aksidensi, forma-materi,potensi-aktus. Aristoteles memberitahukan kita bahwapertanyaan “what is being?” sama dengan pertanyaan “what issubstance?” (1028b2-4). Ini dikarenakan di antara being(yang maksudnya di antara benda-benda yang termasuk being),juga adalah substansi (bertolak belakang dengan kualitas,kuantitas, dll.) yang fundamental. Adanya kualitas hanyaadalah supaya ada substansi yang dianggap bermutu dalambeberapa hal, seperti misalnya putih hanya aka nada jika,dan hanya jika, ada substansi yang berwarna putih.Substansi, oleh karena itu, jauh lebih fundamentalketimbang perotperti yang kebetulan dimilikinya. Agaknya,keunggulan ini telah dimiliki oleh substansi sejak awal.

Metaphysics dari Aristoteles telah disebut sebgai"metafisika substansi" karena ia mengambil pertanyaanmendasar akan being menjadi setara dengan bertanya apa itusubstansi. Dalam Categories Aristoteles membedakan sepuluhkategori dasar menjadi: substansi, kuantitas, kualitas,relasi, lokasi, waktu, posisi, kepemilikan, lakukan, danmengalami. Salah satu konsekuensi membagi being ke dalamsepuluh kategori adalah bahwa tidak ada konsep menyeluruh"being" yang berlaku untuk semua hal. Hewan memiliki jeniskategori being yang berbeda daripada warna, dan meskipunkita dapat mengatakan bahwa keduanya ada, mereka memilikijenis keberadaan yang sama sekali berbeda. SejakAristoteles menyatakan bahwa Metaphysics adalah studi daribeing qua being, yaitu, bahwa ia melihat apa artinyamengatakan sesuatu ada sama sekali, divisi ini menjadi kedalam sepuluh kategori tampaknya akan memperumit masalahsedikit. Namun, Aristoteles berpendapat baik di sini maupundi Categories bahwa substansi adalah being yang palingmendasar, sehingga studi dari being merupakan jantung studi

10

Page 11: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

substansi. Bagian tersulit, ternyata, adalah memilah apasaja hal memenuhi syarat sebagai substansi.

Substansi mengandung arti “sesuatu yang berdiri sendiridan sekaligus mendasari sesuatu lainnya” (sub-stare). Padasubstansi dapat ditambahkan keterangan, dirinci menjadiberbagai macam itulah yang disebut aksidensi (atribut),tetapi substansi itu sendiri tidak dapat dijadikan sebagaiketerangan atau rincian pada yang lain. Substansi adalahyang diterangkan. Sedangkan sembilan yang lainnya merupakanatribut atau sesuatu yang menempel/ member “bentuk” padasusbtansi. Aksidensi / atribut terbagi menjadi dua, yaitumutlak (kategori kualitas dan kategori kuantitas) danrelatif ( tujuh kategori lainnya). Jenis -jenis darikategori yang ditulis oleh Aristoteles, antara lain:Kualitas, Kuantitas, Relasi, Tempat, Waktu, Kondisi, Aksi,Posisi, Pasi. Contoh, substansi “kayu” dapat ditambahdengan atribut seperti 5 jumlahnya (kuantitas), kuat sekalikayunya (kualitas), berada di hutan (tempat), sudah berumur150 tahun (waktu), dan seterusnya.

Buku VIIIKata Kunci : Substansi sebagai Aktualitas, Materi, Forma,Intellegible.

Secara keseluruhan buku VIII membahas perihal materi,forma, Intellegible, dan Substansi sebagai aktualitas.Pembahasan dimulai dengan definisi menggabungkan hal yangabstrak dan penginderaan.Ada substansi alamiah, sepertiapi, air, udara, angin, tubuh yang sederhana, tumbuh-tumbuhan dan bagiannya, hewan dan pada akhirnya fisik alamsemesta dan bagiannya. Disebutkan bahwa forma-forma danobjek dari matematika adalah substansi. Namun ada suatupernyataan bahwa ada substansi yang lain, yaitu Esensi danSubstratum.

11

Page 12: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Dalam hal perubahan yang mana sekarang sehat kemudian bisa sakit, yang sebelumnya utuh kemudian rusak, dan

hubungan-hubungan contraries. Sama halnya dalam substansi adasesuatu yang sekarang ‘being’ (yang ada) generated, yangada itu dihancurkan dan sekarang proses yang disebut a‘this’ (kekinian). Ada yang lain sebagai kekosongan(privation) , ini yang lain pertama, ini yang lain kedua danini yang lain ketiga. Hal yang mengatur itu semua adalahyang berkaitan dengan aktualitas / kekinian. Aktualitasatau formula berbeda ketika materi juga berbeda. Dalambeberapa kasus itu adalah komposisi dan di lain haldinamakan atribut, contohnya gedung terdiri dari batu batadan beton. Pokok yang dibahas adalah potensialitas gedung.

Aristoteles dalam buku ini juga menyebutkan bahwamateri terdiri dari dua macam yaitu Intelligible (materiyang tampak) dan forma dalam akal budi abstrak(intelek).Untuk substansi dalam setiap kasus dan dalamsubstansi yang ada dipredikatkan dengan materi adalahkenyataannya sendiri.

Buku IX Kata Kunci : Aktual, Keaktualan.

Secara menyeluruh buku ini membahas perihal, kekuatandan keaktualan (Entelechy), yang ada sebagai kebenaran.Disebutkan bahwa kekuatan bersifat aktif dan pasif.Kekuatan membutuhkan sebuah aktualisasi. Kekuatan tidakakan dapat berada bila tidak diaktualisasikan, itulahaktus. Aktualisasi bisa terlihat dari perbedaan yang takterbatas. Aktualisasi merupakan sebuah bentuk potensimenjadi yang lain. Atau bisa disebut bahwa aktualisasiadalah proses pengaktusan suatu potensi dari sesuatu.

Buku XKata Kunci : The One, Many, Same-Like-Unlike, Other.

12

Page 13: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Keseluruhan buku X, Aristoteles mengulas kembali TheOne, The Many, The Same, The Like, Other atau Unlike. Apaitu “The One”? Apakah sebuah keseluruhan? Yang individualdan tidak dapat dibagi? YangUniversal? The One berhubungandengan ukuran (Measure). The Measure (ukuran) adalah ukuranbicara mengenai kuantitas, contohnya menjadi satu berartimenjadi tak terbagi, tetapi diperluas ke dalam kategori-kategori lain. Ukuran dan titik awal ada dalam satu danhal-hal tidak bisa dipisahkan. Ukuran tidak selalu satudalam angka, tapi juga bisa mewujud dapal diagonal persegi,dan sebagainya. Yang satu itu tak terbagi karena yangpertama dari tiap kelas adalah tak terbagi tetapi setiapyang tunggal itu bukanlah tak terbagi. Yang satu adalahukuran untuk segala sesuatu karena kita datang danmengetahui elemen-elemen dalam sustansi baik denganpembagian benda-benda kedalam kuantitas atau jenis.Ukuranitu selalu sejenis dengan apa yang diukurkan.Yang Satusebagai Substansi artinya yang satu sebagai substansi,sifat dasar yang dijelaskan. Yang universal tidak dapatmenjadi substansi. Kesatuan juga tidak dapat menjadisubstansi karena being dan kesatuan adalah universal.Yangsatu adalah benda yang pasti (benda partikular).Yang satuitu tak terbagi. Yang banyak atau pluralitas itu terbagi.Maka, yang satu dan yang banyak itu bertentangan.Yang sama,yang mirip, dan yang sejajar itu milik yang satu sedangkan,yang tidak mirip, dan tidak sejajar itu milik pluralitas.

Buku XIKata Kunci : Aporia, Wisdom, Prinsip Non-Kontradiksi,Matematika.

Aristoteles dalam buku XI menjabarkan alasan dan latarbelakang memunculkan kategori, potensi aktus sebagai solusiaporia yang dihadapi. Ia memulai dengan aporia, pertanyaansekaligus kebingungan melihat realitas yang ada. Ia mau

13

Page 14: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

mendekati aporianya dengan wisdom. Wisdom (metafisika) inisatu ilmu atau beberapa ilmu? Kalau satu ilmu berartiwisdom sepakat menggunakan prinsip identitas dalam logika.Kalau dari beberapa ilmu, metafisika ini disebut ilmu macamapa kalau objek material beberapa?

Aporia berhubungan dengan manusia. Semua pertanyaandan kenbingungan berkutat pada manusia. Seperti pertanyaan:Adakah manusia yang lebih manusia dari manusia yang lain?Manusia yang satu normal, manusia yang lain cacat. Apakahmanusia yang normal lebih manusia daripada manusia yangcacat? Aporia yang lain berhubungan dengan yang ada. Yangada ada segala sesuatu. Di dalam sifat yang satu, adabanyak perbedaan yang terjadi. Seperti pada substansimanusia yang berbeda dengan substansi anjing, yang ada adapada keduanya. Kenyatan yang seperti ini menimbulkankebingungan.Bila kita melihat manusia sebagaimana prinsipidentitas, maka kita akan menemukan kontradiksi. Yangmenjadi pertanyaannya adalah apakah manusia tidak berubahsetiap saat? kondisi manusia dapat berubah dengan adanyafungsi waktu dan ruang,. Apakah manusia saat ini denganmanusia 15 menit kemudian tidak berubah?

Buku XIIKata Kunci : Tiga jenis Substansi, Perbedaan Subtansi,Prinsip dan Penyebab, primary eternal.

Dalam buku XII Aristoteles mengulas perihal tiga tipesubtansi, perbedaan substansi manusia dan yang bukanmanusia, prinsip dan penyebab yang digerakkan olehpenggerak yang tidak digerakkan oleh yang lain?Adakahsubstansi dan aktualitas yang ada pada dirinya sendiri?Adapun tiga tipe substansi ini di antaranya dua berhubungandengan hal-hal fisik dan satu berhubungan dengan yang tidakbergerak. First Mover/First Principle (penggerak pertama)

14

Page 15: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

sesuatu yang bisa berpikir dan berhasrat sendiri sehinggasesuatu itu menggerakkan prinsip dan penyebab lain.

Aristoteles mendapatkan ide tentang First Mover inidari Astronomi. First Principle ini tidak digerakkan olehyang lain selain dirinya sendiri.Selain itu First Principlejuga menghasilkan primary eternal dan pergerakan tunggal (singlemovement karena principle pertama ini tidak digerakkan olehyang lain, maka first mover ini harus tidakbergerak.Pergerakan kekal (eternal movement) harus diproduksidari sesuatu penggerak kekal dan sebuah pergerakan tunggaloleh sesuatu.Untuk itu setiap pergerakan yang adadisebabkan oleh sebuah substansi yang tidak bergerak dalamdirinya sendiri tetapi ia menggerakkan yang lain danbersifat kekal. Final Cause menjadi perhatian pula dalam bukuini. Exist di antara entitas yang tidak bergerak adalahbeberapa being untuk sebuah aksi yang baik yang telahselesai.Sesuatu yang mana menjadi action aims (tujuan aksi).Memproduksi gerakan sebagai yang dicintai (as being loved).Akan tetapi untuk segala sesuatu yang lain oleh penggerakuntuk itu, aktualitasnya adalah Primary Form dari pergerakanruang.Maka pergerakan ruang ini adalah subjek yangberubah.Sesuatu yang bergerak yang mana oleh dirinyasendiri tidak bergerak itulah sesuatu yang exist in actuality.

Buku XIIIKata Kunci : Matematika (hal dan eksistensi-substansinya),

Secara keseluruhan buku XIII menjelaskan bagaimanaobjek Matematika dan Ideas eksis dan substasi menjadi titiktolak dari keduanya (Mathematics & Ideas). Eksistensimatematika (number, plane, line, point), Matematika (exist & in whatsense they exist, in what sense they are prior and not prior), Matematikaeksis dalam sensible objects atau terpisah?The good & the beautifuldalam ilmu matematika, Ideas (there will be Forms not only ofsubstances but also of many other things, kontribusi forma pada

15

Page 16: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

sensible things (eternel or come into being and cease to be),perbedaan Angka dan Unit. Objek Matematika (angka, garis,dsb) adalah substansi, Ideas adalah substansi. Mathematicadan Ideas didefinisikan dalam 2 kelas yang berbeda, kendatikeduanya memiliki 1 kodrat (nature), Substansi matematikaadalah satu-satunya substansi. Angka (number) adalahseparable substance & First cause of things atau hanya entitas. Sebagaicontoh, Angka satu merupakan Forma dari Ideas.

Aristoteles secara tegas menyatakan bahwa obyekmatematika itu eksis. Namun yang menjadi pertanyaan apakahia pasti eksis dalam benda berwujud (sensible things) atauterpisah dari benda berwujud? Jika ia eksis diluarkeduanya, ia bisa tidak eksis atau hanya eksis dalambeberapa indera khusus.Jika suatu benda bisa dibagi, makabenda lainnya dapat dibagi juga, atau tidak sedikitpunentitas berwujud dapat dibagi.

Buku XIVKata Kunci : Prinsip Satu dan Banyak, Ketidakterpisahanangka-angka, Ide tentang Kebaikan dan Angka bukan Cause

Secara keseluruhan buku XIV atau buku terakhir dariMahakarya Metafisika Aristoteles ini membahas tentangPrinsip Satu dan Banyak, angka-angka merupakan hal yangtidak terpisah, keterkaitan angka-angka dan ide tentangKebaikan dan angka yang bukanlah “cause” (penyebab). Dalambuku XIV ini, Aristoteles kembali mengulas tentang prinsip“One or Many”. Aristoteles mengemukakan bahwa prinsippertama adalah sesuatu yg berbeda. Contraries diartikan sbgpertentangan utk menjelaskan all things. Sebagai contoh : All things One or many ;

Angka mungkinkah mempunyai ukuran besar-kecil,banyak-beberapa; Garis panjang atau pendek;

Kepadatan dalam atau dangkal.

16

Page 17: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

Aristoteles juga membahas jika ada pluralitas, maka darisatu istilah, yaitu “beberapa”, selalu mempunyai dasar ,misalnya 2 (yang tidak bisa banyak, karena jika itubanyak,1 akan sedikit), harus ada juga salah satu yangbenar-benar banyak,misalnya 10 adalah banyak (jika tidakada angka yang lebih besar dari 10), atau 10.000.Sebaliknya, mengatakan angka sbg sesuatu yg singgular jugatidak sepenuhnya benar krn angka juga memiliki pluralitas.Lantas utk mengatasinya, Aristoteles menyatakan bnyk filsufmenggunakan term “relatif”. Istilah relatif (yaitu tidaksama), tidak sama dengan “ini” atau “itu” dan merupakansalah satu jenis menjadi sebagai 'apa' dan merujuk padakualitas (langsung merujuk pada suatu hal yg spesifik).Namun, Aristoteles menekankan bahwa yang pasti adalah bahwa“Angka” Ide. Idea adalah penyebab dari keberadaan.

Aristoteles menyatakan bahwa angka-angka merupakan halyang tidak terpisah.Objek matematika tidak ada terpisah; karena jika mereka adaterpisah atribut mereka tidak akan hadir dalam matter(elemen/zat). Muncul pertanyaan angka terpisah dari matteratau tidak. Angka hal yg kekal; lantas hal yg kekal dapatterdiri dari elemen-kah? Utk universal-yang tidak adasubstansi abadi kecuali kenyataan -dan jika unsur-unsuryang dalam hal ini mendasari substansi, tidak ada substansiyang kekal dapat memiliki elemen yg dpt hadir di dalamnya.Pytagorean menyatakan melihat banyaknya atribut angka dalammatter masuk ke dlm akal, maka seharusnya hal-hal nyata danangka tidak dapat dipisahkan.Maka objek matematika tidakterpisah; karena bila terpisah, matematika tidak akan hadirdalam matter dan akal. Kalau tidak terpisah berartitergabung / apakah sama dengan kesatuan / dg kata lainangka adalah singgular?

Ikhwal terakhir yang dibahas dalam buku XIV adalahapakah hal-hal yang ada berasal dari unsur-unsur dan bahwa

17

Page 18: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

pertama hal yang ada adalah angka? Jika angka adalah causemaka ia harus berdiri sendiri atau mampu memisahkan dirinyadalam dilematika pluralitas dan singgularitas. Tapi selamaini tidak. Angka tergabung dalam matter utk mengada. Jugamuncul pertanyaan : cause brarti menimbulkan sesuatu ygbaik. Tapi apa yang baik slalu brasal dari angka?Faktanya tidak semua yg numerik menghasilkan yang baik : Ilustrasinya

– Madu dan air yg baik adalah rasio 3 sendok maduutk 2 gelas air (tiga bagian untuk dua)

– Bukan berarti 3x2 (rasio) itu sama dgn 3 bagianutk dua.

Dengan kata lain tidak semua bagian numerik bisamenghasilkan “sajian” yang sempurna. Sehingga bukan angkaideal yang merupakan penyebab, baik fenomena atau segalasesuatu.

C. Kesimpulan dan Refleksi FilosofisAristoteles menamakan metafisika sebagai Falsafah

Pertama (The Firt Philosophy). Hal ini karena investigasi ilmiahterfokus pada hal-hal yang partisan dari sesuatu, seperrtiadanya beberapa pengelompokan suatu benda. Falsafah pertamamembicarakan keberadaan tertinggi atau objek yang ada.Penggunaan metafisika mengisyaratkan bahwa subjek materiildari penyelidikannya berada jauh di luar objek fisika. BagiAristoteles, metafisika merupakan suatu tujuan yang tidakdapat terelakan dari semua pengkajian. Menurut Aristoteles, pengetahuan bermula darimengindra objek tertentu dan tanpa sadar terjadi prosespengelompokan ke dalam kelasnya masing-masing.Pengelompokan ini pada gilirannya berkaitan dengan aturan-aturan yang mengatur tabiatnya masing-masing. Aturan-aturanitu tidak terbatas pada kelompok terbatas, akan tetapimeluas ke tabiat alam semesta. Tahap akhir dari prosespengetahuan itu akan berakhir pada metafisika. Di sini

18

Page 19: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

timbul puncak pertanyaan, apa itu kebenaran, keindahan dankebaikan? Termasuk di dalamnya pertanyaan investigatifmengenai waktu, ruang, sebab, materi, roh, dan Tuhan. Dayapikir manusia memang terbatas dan tidak mungkin dapatmengetahui semuanya secara menyeluruh. Namun demikianmanusia dapat membuat rambu-rambu kearah  sana, dan iniyang dilakukan oleh Aristoteles. Aristoteles mengemukakan konsep kesatuan bentuk dammateri. Jika persoalan mendasar yang ada dalam konsepsiPlato mengenai kosmos adalah bagaimana ide abadi yangspiritual bisa bersatu dengan materi fana maka menurutAristoteles yang ada adalah yang konkret. Misalnya, manusia“ini” dan semua “itu”. Ide manusia tidak pernah ada dalamkenyataan. Menurutnya, ide-ide tidak pernah akan terpisahdari elemen materiil yang didapati dalam bagian sesuatu.Setiap sesuatu yang nyata selalu merupakan penyatuan antarabentuk dan materi. Betul bahwa kita dapat memikirkansesuatu itu terpisah, namun kedua-duanya tidak akan ada danmuncul dengan sendirinya. Hal tersebut menyiratkan sesuatu,yakni Tuhan.

Di sisi lain bila hendak kita telaah lebih mendalam,Aristoteles lebih mengutamakan yang aktual. Usahaaktualisasi sesuatu dari potensi-potensi dan kekuatanmendorong bukan berasal dari materi secara mekanik,melainkan berasal atau melalui kekuatan dari tarik.Misalnya, biji tidak akan dapat tumbuh menjadi batang pohonitu sendiri belum ada sebelumnya. Seorang anak tidak akantumbuh menjadi dewasa jika sosok manusia belum pernah adasebelumnya. Tubuh mansia tidak akan berkembang masuk kedalam jiwa jika jiwa sendiri tidak memiliki sifat menarik.Sekalipun wujud dari ide-ide tidak terpisah dari benda-benda, akan tetapi ia tetap nyata dan dapat menarik sesuatuuntuk merealisasikan dirinya sendiri sesuai dengankemungkinan-kemungkinannya. Doktrin yang lebih mengutamakan

19

Page 20: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

aktual memiliki konsekuensi penting bagi konsep ketuhananAristoteles. Artinya, Tuhan adalah satu-satunya bentukmurni (pure form). Penggerak yang tidak Bergerak (The Unmoved Mover)merupakan konsepsi Tuhan menurut Aristoteles. Konsepketuhanan ini tidak sama dengan konsep Tuhan menurut Platoatau konsepTuhan yang terdapat di dalam agama-agama besardunia. Tuhan tidak memiliki kepribadian yang turut campurdalam urusan-urusan dunia, Tuhan juga tidak mengetahui danpeduli terhadap aktivitas manusia. The Enmoved Mover merupakanrealitas Utama (Supreme Rality) yang beraksi terhadap alamsemesta melalui kekuatan menarikNya. Dialah tujuan akhirdari semua gerakan makhlukNya. Tingkat makhluk terendahdiberi potensi yang memungkinkannya dapatmengaktualisasikan dirinya ke bentuk yang lebih tinggi,bahkan dapat sampai berjumpa dengan realitas tertinggi darisegalanya. Aristoteles menggunakan beberapa sebutan untukmenanamkan Sang Wujud. Terkadang ia menggunakan istilah ThePrime Mover, The First Cause, dan terkadang menggunakan The Form ofForm. Penggerak Pertama adalah  Allah. Dialah yangmenyebabkan gerak abadi, Dia tidak digerakan, karena bebasdari materi. Allah adalah Aktus Murni (Actus Purus).Kenyataanlogis dari konsep semesta Aristoteles merupakankeniscayaan, sebab bentuk mesti mengaktualkan diri agarpotensi yang ada dalam substansi dapat terwujud. Tiap wujudmemiliki tingkatan tersendiri dari yang terendah ke tingkatyang lebih tinggi. Aristoteles menegaskan bahwa aktivitasTuhan hanyalah berpikir dan berkontemplasi, oleh karenaitu, tidak ada lagi aktivitas yang lebih tinggi daripadaberpikir dan merenung.

Kesulitan yang ditemui dalam membaca Metafisika-Aristoteles adalah pertama, adalah kesulitan dari materipenjabaran itu sendiri, yang merupakan hal mendasar dan

20

Page 21: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

sangat abstrak. Kedua, ada adalah sulitnya penerjemahan,seperti Aristoteles menggunakan banyak coinages (penciptaan)teknis yang terbaca aneh dalam bahasa Yunani dan sulituntuk menerjemahkannya dengan jelas dalam bahasa Inggris,sehingga dalam bahasa inggris pun kerapkali ada kemiripanantara satu term dengan yang lainnya. Lantas itu yangkerapkali membuat pembaca kesulitan dalam memahami danmengeri pemikiran yang sebenarnya. Ketiga, adalah perihalkonsistensi, sepertinya tampaknya Aristoteles tidakmencapai kesimpulan yang menetap dan tidak memilikidorongan sentral jelas untuk argumennya. Hal tersebuttampak dalam keseluruhan terjemahan W.D.Ross yang tidakmenyertakan kesimplan holistik dan hanya sebatas buku-bukudan bab-bab yang membahas perihal topik tertentu. Kendatimasing-masing tema sudah sangat terhubung namun tidakadanya kesimpulan membuat pembaca kesulitas meringkas isimetafisika Aristoteles ini. Kesulitan ketiga ini terkaitdengan keempat: tampaknya berbagai bab ditulis pada waktuyang berbeda dan mungkin telah kira-kira ditambal bersama-sama oleh seorang editor kemudian. Hal ini nampak daripemenggalan dari setiap sub.bab dan ketika saya bandingdengan karya langsung Aristoteles tentu dengan terjemahanpula yang bukan dari WD Ross, yaitu karya Dr.Dave Yountdari Mesa Community College4 yang menurut saya, mampumenerjemahkan secara lebih gamblang dan terstrukturdisbanding WD Ross. Saya tidak bermaksud mengkritikterjemaham WD Ross, yang sudah terkenal dan saya tidakmemiliki kapabilitas pada hal ini. Namun, saya sekedaringin membandingkan karya terjemahan Dr.Dave Yount dan WDRoss, guna memperutuh komentar/refleksi filosofis saya akankarya Metafisika-Aristoteles ini. Secara garis besarperbedaan mencolok di antara keduanya adalah perihalstruktur dan gaya penulisan. Tentu WD Ross lebih

4 Dave Yount, Notes on Metaphysics-Aristotle, Mea Community College, 2013. 21

Page 22: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

terstruktur dalam hal penulisan. Namun, untuk gayapenulisan, Dr.Dave yang adalah seorang idealis lebih mampumenangkap “pesan” ide yang ingin digagas Aristotelesdaripada WD Ross yang adalah seorang realis.

Kelebihan sekaligus kemudahan (bagi pembaca) yangpatut kita cermati dalam Metafisika Aristoteles adalahketelitian dan kedalamnya dalam menyusun suatu mahakaryayang sistematis, distingtif dan sangat komprehensif(mendalam) –holistik (menyeluruh). Sistematis karenaAristoteles mampu menyusun pemahaman dan pemikirannyasecara bertingkat dan terstruktur. Ia tidak melompat-lompatdalam menyajikan suatu hal, namun pelan-terstruktur lagiterperinci. Misalkan saja ia menjelaskan Apa itu supreme danbeing sebelum akhirnya menjabarkan tentang Supreme Being, dsb.Distingtif, Aristoteles dalam mahakaryanya ini seringkalimenggunakan term-term yang kurang lebih sama namun memilikiarti/meaning yang berbeda. Alhasil untuk menghindarikerancuan, ambiguitas, maupun multitafsir antar bab iamenjelaskan semua term dengan terperinci, mendetail bahkansangat distingtif. Bahkan Aristoteles menempatkan satu bukutersendiri dari 14 bukunya hanya untuk menjelaskan definisiterm-term yang hendak ataupun telah ia gunakan dalamkeseluruhan pembahasan.

Selain itu Aristoteles juga sangat komprehensif dalammenjelaskan setiap pokok pemikirannya. Ia tidak sekedarmenjabarkan pemikirannya secara teoritis abstrak sematanamun sangat logis dan membumi. Pasalnya dalam setiappembahasannya, Aristoteles selalu melibatkan analisislogika praktis keseharian dengan menyajikan fenomena-fenomena nyata semisal: apel, api, dll. Ia menyajikanelemen-elemen mendasar yang konkret-mudah dipahami untukmemahami sesuatu yang abtrak dan metafisis. Yang terakhir,Aristoteles dalam merampungkan mahakaryanya ini sangatmenekankan unsur holistik/keseluruhan. Tidak pernah dalam

22

Page 23: RISALAH METAFISIKA ARISTOTELES (SEBUAH RINGKASAN DAN ANALISIS FILOSOSFIS ATAS METAFISIKA ARISTOTELES)

pembahasannya dalam buku berapapun, ia tidak melibatkantopik bahasan yang telah ia bahas sebelumnya. Segalapemikiran dalam metafisikanya sangat berkaitan danberelevansi satu sama lain. Tidak ada yang terpisah-pisahapalagi parsial sama sekali dari tema sebelum maupunsesudahnya. Hal ini yang membuat saya berkesimpulan bahwamemang layak bila Metafisika-Aristoteles didapuk sebagaiFilsafat Pertama (The First Philosophy) dan juga dasar daripemikiran-pemikiran filsafat Aristoteles yang merajaipemikiran dunia dan peradaban manusia hingga saat ini.

Sumber Pustaka

Ross, W.D., Metaphysics-Aristotle, Oxford, Clarendon Press, 1924.

Bahan Perkuliahan Metafisika oleh Aloysius

Widyawan,Lic.Phil.

Yount,Dave, Notes on Metaphysics-Aristotle, Chigago, Mea Community

College, 2013.

Skelton, Anthony, William David Ross, dikutip dari Stanford

Encyclopedia of Philosophy,

pada Minggu, 3 Mei 2015 Pk.13.42 WIB.

23