Geologi teknik sebagai bagian dari ilmu geologi mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi mengenai kondisi geologi yang mendukung kegiatan konstruksi sipil. Salah satunya adalah untuk kegiatan survey awal kelayakan lokasi untuk jalur pipa pembuangan sedimen. Kegiatan ini dapat memberikan informasi awal mengenai kondisi geologi yang akan mempengaruhi tingkat kelayakan lokasi dan rekomendasi konstruksi bangunan penopang pipa. Kegiatan ini dilakukan di lokasi rencana jalur pipa pembuangan sedimen waduk soedirman. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan meliputi pengamatan kondisi teknik tanah dan batuan yang dapat teramati secara dan untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah dari tanah bagian atas sampai tanah lapuk ringan dengan alat sondir. Data tersebut mendukung rekomendasi untuk rekonstruksi bangunan penopang pipa dan mensinergikan data dari sumur uji (test pit). Kegiatan laboratorium meliputi kegiatan untuk pengujian physical properties (Atterberg limits, berat jenis tanah, kadar air, dan kadar air maksimum) dan engineering properties ( kuat geser langsung). Dari hasil penelitian didapatkan jenis tanah yang mengandung lempung dengan batuan dasar berjenis breksi yang secara regional termasuk dalam formasi Ligung. Kemudian dari kondisi geologi yang ada dikorelasikan dengan kapasitas dukung ijin untuk pondasi dangkal dan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Dari hasil pengukuran sodir hampir sebagian besar menunjukkan nilai yang melebihi kapasitas dukung ijin dan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Kondisi ph ysical properties menunjukkan nilai Porositas 33,65 %–53,5 %, kemudian Batas cair 56,49 % - 70,11 %, Kemudian Batas plastis 40,17 % –56,21 %, Batas susut 22,70 %–34,70%, Kadar air 43,64 %–60,75 %, Kadar air maksimum 83,12 %–93,42 %. Kemudian kekuatas geser adalah sebesar 0,10 kg/cm2 dan sudut gesekan dalam sebesar 19,290. Sesuatu kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sipil memerlukan dukungan atau geologi agar menghasilkan suatu konstruksi yang kuat, nyaman, awet, dan aman. JUDD (1957) mendefinisikan sebagai aplikasi pendidikan dan pengalaman ilmu kebumian (geologi) guna menyelesaikan problema kebumian seperti fondasi, stabilitas, bencana alam, dll oleh ahli sipil. Dengan demikian cakupan disiplin geologi teknik melipitu : 1.Paparan geologi permukaan seperti terain (bentang alam),topogtafi, kelerengan, tata air permukaan, sebaran laterallitologi (batuan dan tanah) sebaran lateran struktur geologi patahan, lipatan dab. 2.Paparan geologi bahwa permukaan sep erti stratigafi, struktur geologi tegak seperti lipatan, patahahn atau retakan batuan serta gambaran kondirifisik batuan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Geologi teknik sebagai bagian dari ilmu geologi mempunyai peranan penting dalam memberikan
informasi mengenai kondisi geologi yang
mendukung kegiatan konstruksi sipil. Salah satunya adalah untuk kegiatan survey awalkelayakan lokasi untuk jalur pipa pembuangan
sedimen. Kegiatan ini dapat memberikan informasi awal mengenai kondisi geologi yang akan
mempengaruhi tingkat kelayakan lokasi danrekomendasi konstruksi bangunan penopang pipa. Kegiatan ini dilakukan di lokasi rencana jalur pipa pembuangan sedimen waduk
soedirman.
Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium. Kegiatan
lapangan meliputi pengamatan kondisi teknik tanah
dan batuan yang dapat teramati secara dan untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah dari tanah bagian atas sampai tanah lapuk ringan dengan
alat sondir. Data tersebut mendukung rekomendasi untuk rekonstruksi bangunan penopang pipa
dan mensinergikan data dari sumur uji (test
pit). Kegiatan laboratorium meliputi kegiatan untuk pengujian physical properties (Atterberglimits, berat jenis tanah, kadar air, dan kadar air
maksimum) dan engineering properties ( kuat geser langsung).
Dari hasil penelitian didapatkan jenis tanah yang mengandung lempung dengan batuan dasar
berjenis breksi yang secara regional termasuk
dalam formasi Ligung. Kemudian dari kondisi geologi yang ada dikorelasikan dengan kapasitasdukung ijin untuk pondasi dangkal dan
kapasitas ijin fondasi tiang qa. Dari hasil pengukuran sodir hampir sebagian besar menunjukkan
nilai yang melebihi kapasitas dukung ijindan kapasitas ijin fondasi tiang qa. Kondisi physical properties menunjukkan nilai Porositas
33,65 % – 53,5 %, kemudian Batas cair 56,49 %- 70,11 %, Kemudian Batas plastis 40,17 % – 56,21 %, Batas susut 22,70 % – 34,70%, Kadar air
43,64 % – 60,75 %, Kadar air maksimum83,12 % – 93,42 %. Kemudian kekuatas geser adalah sebesar 0,10 kg/cm2 dan sudut gesekan
dalam sebesar 19,290.
Sesuatu kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sipil memerlukan dukunganatau geologi agar menghasilkan suatu konstruksi yang kuat, nyaman, awet, dan aman.
JUDD (1957) mendefinisikan sebagai aplikasi pendidikan dan pengalaman ilmu kebumian
(geologi) guna menyelesaikan problema kebumian seperti fondasi, stabilitas, bencana alam, dll
oleh ahli sipil.
Dengan demikian cakupan disiplin geologi teknik melipitu :
1. Paparan geologi permukaan seperti terain (bentang alam),topogtafi, kelerengan, tata air
permukaan, sebaran laterallitologi (batuan dan tanah) sebaran lateran struktur geologi patahan, lipatan dab.
2. Paparan geologi bahwa permukaan seperti stratigafi, struktur geologi tegak seperti
lipatan, patahahn atau retakan batuan serta gambaran kondirifisik batuan.
kondisi perhitungan ketidakpastian intelektual ada untuk berbagai tingkat ambiguitas dan informasi
lengkap. Jadi meskipun mekanika tanah, mekanika batuan, teknologi komputasi telah membuat
kemajuan besar, dan dalam desain geoteknik memainkan peran penting, namun karena asumsi
perhitungan, perhitungan model, metode perhitungan, parameter, dll, ada banyak inkonsistensi antara
aktual dihitung Hasilnya selalu dengan praktek rekayasa perbedaan yang cukup besar, kebutuhan untuk
penilaian yang komprehensif.
PERAN TEKNIK SIPIL
I. KONSTRUKSI
A. Konstruksi Pada Gedung Tinggi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang
menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana
kegiatan lainnya. Hasil kegiatan antara lain : gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta
api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang,
dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi.
Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan
bangunan.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek
proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya
diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli
bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal initerkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek
lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik
akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak
lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen
dan tender, dan lain sebagainya.
Pemilihan system struktur, Material struktur dan Non-struktur,dan system pondasi
Pemilihan system struktur untuk gedung harus diawali dengan proses klasifikasi dan identifikaasi
atas beberapa masalah berikut:
1, Pengenalan atas rencana fungsi gedung,apakah gedung kantor,Hotel/Appartement,Retail,atau
Mixed-Used.
Hal ini sangat perlu karena masing-masing fungsi memilik batasn /kreteria yang berbeda,baik
dari sissi kenyaman pakai maupun dari sisi persyaratan ruangan.Salah satu masalah yang harus di
selesaikan oleh ahli struktur adalah pemilihan system struktur khususnya system yang mampu
menyediakan perlawaan yang efesien dan optimum terhadap beban lateral. ( beban angin
maupun gempa ).hal ini jelas berpengaruh pda tatanan ruang yang ada,misalnya berkaitan dengan
dimana dan bagaimana penempatan dinding geser yang baik agar berfungsi optimum
tanpa”mengganggu”kebutuhan arsitektural dan interior yang :wajar”.
2. Pengenalan atas beban desain yang harus di perhitungkan.
Pegangan awal yang dapat digunakan adalah rekomendasi dari standar beban yang
berlaku.Umumnya beban diklasifikasikan dalam dua kelompok,beban grafitasi dan beban
k,beban grafitasi dan beban lateral ( gempa dan angin ). Walupun pada umumnya beban angin di
indonesiatidak besar,bila gedung sangat tinggi beben angin tetap menjadi factor yang
menentukan.disini ahli struktur perlu memahami perbedaan antara beban angin dan beban
gempa,khususnya ditinjawu dari karakter respon gedung terhadap beban tersebut.Persyaratan ada
pada umumnya menentukan bahwa akibat beban angin desain maksimum,struktur dan segala
komponennya. (termasuk Non-Struktur ) tidak boleh mengalami kerusakan sedangkan akibat
beban gampa desain maksimum boleh terjadi kerusakan.
System struktur gedung tinggi secara garis besar terbagi dalam dua kelomok yaitu:
a.Sitem penahan beban garafitasi ,dan
b.siste penahan beban lateral.
Kedua system pada kenyataan sering bekerja sama,untuk itu perlu dipelajari agar terjadi kerja
sama yang optimum.
4.Pemilihan material struktur yang sesuai
Material untuk gedung tinggi umumnya ada dua yaitu :
a.beton ( bertulang ataupun prategang)
b.profil baja.
Alternatif ketiga adalah kombinasi dari beton dan baja profil yang biasa kita kenal dengan nama
material komposit.
Dari sisi ini,khususnya untuk gedung di atas 50 lantai, penggunaan komponen vertical komposit
merupakan alternative yang lebih menarik baik ditinjau dari masalh pengadaan beton di lapanganmaupun dari sudut penghematan ruang.yang berarti peningkatan saleable-space.Apalagi bila
kemudian dipilih dipilih metode konstruksi Up-Down,dimana komponen profil baja dari
komponen komposit yang ada sekaligus bisa berfungsi sebagai steel stanchions.
5. Pemilihan material Non-Struktural
Material Non-Struktural biasanya adalah floor and finishing dan dinding partisi.Konsep yang
perlu di perhatikan adalah mengupayakan agar material seringan mungkin khususnya untukgedung yang sangat tinggi karena hal ini akan secara lansung mempengaruhi jumlah beban
7. Diskusi awal dengan tim engineer M&E mengenai kemungkinan penempatan alat dan mesin
serta daerah – daerah yang kira-kira memerlukan lubanglubang ducts yang besar.
B. Konstriksi Pada Bendungan
1. Menghitung besarnya laju sedimentasi bendungan
2. Dalam pemasangan geotekstil sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan dan permasalahan konstruksi geotekstil dan persyaratan kekuatan serta ketahanan geotekstil
3. Mengukur diameter lubang dan permeabilitas geotekstil sebagai filter dan transisi dalam
bendungan urugan untuk memenuhi persyaratan permeabilitas geotekstil sebagai filter
4. Mendesain geotekstil yang digunakan sebagai filter dan transisi dalam bendungan urugan danmeliputi uraian tentang penggunaan geotekstil secara umum, geotekstil sebagai filter dan transisi
dalam bendungan urugan,prinsip-prinsip filtrasi, kriteria dan penggunaan
geotekstil sebagai bidang permukaan geser.
5. Melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya
6. Melaksanakan program mutu selama konstruksi di lokasi konstruksi bendungan urugan (tanah atau
batu) terutama untuk material urugan.
C. Konstruksi Pada Jalan
1. Menentukan lapisan perkerasan kaku dan lentur
2. Perencanaan penulangan yang bertujuan untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada beban
terkonsentrasi agar tidak terjadi pembelahan pelat beton pada daerah retak tersebut, sehinggakekuatan pelat dapat dipertahankan.
3. Perencanaan sambungan yang ditempatkan pada perkerasan beton yang dimaksudkan untukmenyiapkan tempat muai dan susut beton akibat terjadinya tegangan yang disebabkan perubahan
lingkungan ( suhu dan kelembapan) , gesekan dan keperluan konstruksi.
4. Perencanaan tebal pelat yang berdasarkan dan ditentukan oleh jumlah kendaraan niaga selama usiarencana
Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik , contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)
Momen
Torsi
B. Geoteknik Pada Bendungan
1. Mengkaji fault-displacement termasuk didalamnya potensi kerusakan, likuifaksi dan longsoran.
Sementara itu, efek multiplier yang terjadi seperti penurunan (settlements), soil boiling dan
perubahan struktur tanah akan mengikuti fault displacement yang terjadi.
2. melakukan survai microtremor berdasarkan data tersebut, informasi pemetaan lokasi-lokasi yang
memiliki amplifikasi tinggi dapat dilakukan dengan jelas misalnya diberikan kode wilayah
merah. Selanjutnya, penetapan building code tertentu pada wilayah tersebut dapat dijalankan. Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) untuk daerah berkode merah tersebut bisa lebih diawasi khususnyadisain struktur bangunannya harus memuat syarat minimal konstruksi tahan
getaran/seismic resistance.
C. Geoteknik Pada Jalan
1. menyelidiki tanah dan batuan sebagai alas bagi konstruksi jalan
2.
Profil perlapisan tanah
Untuk memperoleh profil perlapisan tanah, maka diperlukan pemboran untuk mengambil
contoh tanah pada kedalaman yang berbeda-beda. Dari profil perlapisan tanah informasi
penting yang harus diperoleh adalah sebagai berikut:
Secara umum struktural Jalan Raya terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan paling bawah yaitu
lapisan tanah dasar atau eksisting. Lapisan diatas tanah dasar disebut lapisan sub-grade biasanya
dibangun dengan batu pecah yang dicampur dengan tanah (Agregat Base Klas C/kualitas
rendah). Kemudian lapisan diatas sub-grade adalah sub-base, lapisan ini mengunakan material
dengan kualitas menengah (Agregat Base Kelas B). Diatas lapisan sub-base yaitu base yang
menggunakan material kualitas tinggi (Agregat Kelas A). Sedang lapisan yang paling atas adalah
lapisan aus (aspal).
IV. HIDROLOGI
A. Hidrologi Pada Gedung Tinggi
Drainase adalah sistem saluran pembuangan air hujan yang menampung dan mengalirkan air
hujan dan air buangan yang berasal dari daerah terbuka maupun dari daerah terbangun. Bila
dilihat dari fungsinya, drainase ini untuk menampung, mengalirkan, dan memindahkan air hujan
secepat mungkin dari daerah tangkapan ke badan penerima.
Badan penerima sendiri merupakan saluran induk, sungai, laut, dan danau, peresapan dalam
tanah tempat dimana air hujan dibuang. Dalam suatu perkotaan drainase berfungsi sebagai
pengendali dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, dan juga untuk
menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu atau mencemarilingkungan perkotaan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sehingga, drainase tidak hanya menyangkut air
permukaan tapi juga air tanah. Kegunaan drainase antara lain adalah:
a. mengeringkan daerah becek dan genangan air;
b. mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan memanfaatkan sebesar-
besarnya untuk imbuhan air tanah;
c. mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan;
d. Pengelolaan kualitas air.
Klasifikasi sistem drainase dapat beberapa kelompok antara lain:
a. sistem drainase makro, seperti sungai atau kanal
b. sistem drainase mikro yang berupa:
• sistem saluran drainase primer, yang menerima buangan air hujan baik dari saluran sekunder
Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/
horizontal. Dipaang dalam keadaan datar atau sudt kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di
bandara, terminal, pabrik
Eskalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititk beratkan pada pengangkutan orang dengan
arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm,
untuk 2 orang sekitar 100-120 cm.Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari
segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.
B. Sistem Transportasi Pada Bendungan
Melakukan kajian analitik dan eksperimental terhadap konfigurasi pengukuranlapangan Integrated-Spectral-Analysis-of-Surface-Wave (SASW terintegrasi) untuk evaluasi
model fisik perkerasan jalan pada bendungan.
C. Sistem Transportasi Pada Jalan
Melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana
pembangunan nasional di bidang prasarana jalan, serta melaksanakan pemantauan, evaluasi,
penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya di antaranya menyelenggarakan fungsi :
pengkajian dan penyiapan perumusan kebijakan di bidang jalan;
pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang