LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI KWARSA HEXAGON Hal. | i KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun Anggaran 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI Jln. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
150
Embed
RINGKASAN EKSEKUTIF - Sistem Informasi Investasi dan Pasar ...investasiinfrastruktur.net/file/1410931547kajian rantai pasok mpk tahun 2011.pdf · RINGKASAN EKSEKUTIF ... Pattimura
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | i
KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL
DAN PERALATAN KONSTRUKSI
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tahun Anggaran 2011
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
PUSAT PEMBINAAN SUMBER DAYA INVESTASI
Jln. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | ii
Kata Pengantar
Sesuai Surat Perjanjian pekerjaan “Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Konstruksi”, Nomor KU.02.08-Ki.1/VII/559, tanggal 18 Juli 2011, bersama ini kami sampaikan:
Laporan Akhir ini merupakan laporan kegiatan pekerjaan yang berisi tentang Pendahuluan, Pendekatan
Metodologi, Konsepsi Teori, Analisis Kondisi Berlaku Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Kontruksi Nasional serta Pembahasan Hasil Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Konstruksi serta Kesimpulan.
Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Penanggungjawab
Pelaksanaan Teknis Kegiatan serta semua pihak yang telah membantu dan bekerjasama dalam penyusunan
Laporan Akhir ini.
Bandung, Desember 2011
PUSBIN SDI
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | iii
Team Leader
Daftar Isi
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1 – 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1 – 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................... 1 – 3
4.5.7. Ikutserta pada Pertemuan dan Seminar Ilmiah Nasional dan Internasional yang
berkaitan dengan pengembangan, penerapan dan pemanfaatan Informasi MPK ........... 4 – 36
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | v
BAB V PEMBAHASAN HASIL KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI SERTA KESIMPULANI 5 – 1
5.1. Gambaran Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan (Demand and Supply) Material Dan
Peralatan Industri Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Pembangunan
Infrastruktur Di Kementrian Pekerjaan Umum .......................................................................... 5 – 1
5.1.1. Hasil Analisa Kebutuhan Material dan Peralatan Konstruksi di Kementrian
Pekerjaan Umum ............................................................................................................... 5 – 1
5.1.2. Hasil Analisa Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi di Kementrian
Pekerjaan Umum ............................................................................................................... 5 – 3
5.2. Kesimpulan dan Rekomendasi Pengembangan Hasil Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan
Material dan Peralatan Konstruksi di Kementrian Pekerjaan Umum ...................................... 5 – 5
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | vi
Daftar Lampiran
Lampiran I Kuesioner MPK (Material dan Peralatan Konstruksi) L.I
Lampiran II Data Penyetaraan IKK 2011 Jawa Barat L.II
Lampiran III Model Regresi Linier Dan Non-Linier Material Dan Peralatan Konstruksi
L.III
Lampiran IV Model Proporsional Linier Material Dan Peralatan Konstruksi
L.IV
Lampiran V.1 Manual Kerja Usulan Pembentukan Organisasi & Pelatihan Sistem Database
Material dan Peralatan Konstruksi L.V.1
Lampiran V.2 Manual Kerja Usulan Pelatihan Sistem Database Material dan Peralatan
Konstruksi Berbasis Algoritma Pembuatan Dan Validasi Model dan Sub
Model
Material dan Peralatan Konstruksi L.V.2
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 1 - 7
BAB 1
Pendahuluan
Bab I, Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi, berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan, ruang lingkup, keluaran yang dihasilkan dan sistematika penulisan.
1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis konstruksi dewasa ini semakin bergairah. Pihak swasta nampaknya cukup antusias
untuk membangun berbagai macam bangunan konstruksi. Namun perlu di ingat bahwa dalam membangun
bangunan konstruksi tidak serta merta membangun begitu saja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Salah satunya adalah dengan melakukan analisis supply – demand sumber daya material dan peralatan
konstruksi untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar konstruksi yang ada saat ini dan kedepannya nanti.
Hal tersebut perlu dilakukan agar ketika kita ingin membangun ataupun berinvestasi dalam bidang
konstruksi, kita memiliki patokan pasar yang pas sehingga pembangunan maupun investasi tersebut dapat
diterima dan terserap oleh pasar. Proses dalam analisis supply - demand itu sendiri terkait dengan banyak
hal.
Analisis supply - demand sumber daya material dan peralatan konstruksi adalah studi yang berpusat pada
supply (penawaran) dan demand (permintaan) terhadap material dan peralatan konstruksi pada saat
sekarang dan kemungkinannya di masa yang akan datang pada suatu wilayah tertentu.
Analisis supply – demand sumber daya material dan peralatan konstruksi berfungsi untuk mengevaluasi
jumlah permintaan dan penawaran dengan tujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan material dan
peralatan konstruksi yang belum terpenuhi dan memperkirakan besaran material dan peralatan konstruksi
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 8
yang dibutuhkan. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya akan disampaikan/ dikontribusikan kepada
pemerintah, pengguna jasa, penyedia jasa, supplier material, supplier alat berat dan para pemangku
kepentingan lainnya.
Dalam melakukan analisis supply – demand sumber daya material dan peralatan konstruksi, harus juga
dimonitor indikator-indikator ekonomi, karena dengan begitu dapat diramalkan adanya penurunan atau
peningkatan makro ekonomi yang akan terjadi. Indikator-indikator yang perlu diperhatikan, antara lain :
PDB, jumlah belanja pemerintah, tingkat suku bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar
mata uang, dan lain-lain. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah melihat bagaimana kondisi sosial dan
kondisi politik yang terjadi. Kadang kala, isu politik juga mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri
sehingga mempengaruhi supply dan demand yang ada.
Dalam era globalisasi ini, diperlukan informasi yang cepat, tepat dan akurat khususnya mengenai
ketersediaan material dan peralatan konstruksi agar penyedia jasa konstruksi kita dapat bersaing dengan
penyedia jasa konstruksi asing. Karenanya kemudahan dalam mengakses data dalam waktu yang cepat
sangat dibutuhkan dalam bisnis jasa konstruksi.
Informasi keberadaan material dan peralatan konstruksi selama ini lebih banyak dilakukan dari mulut ke
mulut, padahal ketersediaan material dan peralatan konstruksi mutlak diperlukan oleh penyedia jasa
konstruksi untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya.
Dari pihak pemerintah selaku pembuat kebijakan, data mengenai material dan peralatan konstruksi sangat
diperlukan, terutama untuk memberikan panduan tentang proyeksi besaran pembangunan, baik di masa
kini maupun di masa yang akan datang, dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk proses pengambilan
keputusan/kebijakan. Pengembangan sistem informasi yang ada saat ini telah berjalan dengan sedemikian
pesatnya. Hal ini dapat terlihat dari teknologi informasi yang cepat mengalami perubahan dan kemajuan,
dimulai dari teknologi informasi yang bersifat personal telah berkembang menjadi teknologi informasi yang
bersifat jaringan. Internet dan LAN sebagai salah satu bentuk perkembangan teknologi informasi telah
cukup banyak membantu pekerjaan manusia dengan menggunakan teknologi jaringan.
Pemanfaatan teknologi sistem informasi ini juga telah dilaksanakan oleh berbagai organisasi baik
pemerintah maupun swasta. Pemanfaatan ini dilakukan dengan menggunakan sistem informasi sebagai
sarana pengumpulan data-data ke dalam wadah yang sama yang akhirnya membentuk suatu database.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 9
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilakukan kegiatan Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi ini
adalah untuk menyusun kajian kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi.
Sedangkan tujuan kegiatan Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi ini
adalah Tersedianya hasil analisis supply – demand material dan peralatan konstruksi, rumusan kebijakan
dan rekomendasi-rekomendasi strategi kedepannya yang diperlukan.
1.3. SASARAN PEKERJAAN
Sasaran kegiatan Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi adalah sebagai
berikut :
1. Profil ketersediaan dan potensi material dan peralatan konstruksi untuk mendukung rencana investasi
infrastruktur di bidang pekerjaan umum.
2. Profil produsen material dan peralatan konstruksi di dalam negeri.
3. Profil kebutuhan material dan peralatan kosnrtruksi, berdasarkan hasil analisis rencana investasi
infrastruktur.
4. Formulasi untuk analisis kebutuhan material dan peralatan konstruksi untuk mendukung investasi
infrastruktur.
5. Rumusan keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi untuk
mendukung investasi infrastruktur.
6. Rumusan kebijakan nasional dalam pengelolaan material dan peralatan untuk mendukung
pengembangan investasi infrastruktur di dalam negeri dan luar negeri.
7. Rekomendasi pengembangan pengelolaan sumber daya material dan peralatan konstruksi untuk
mendukung peningkatan investasi infrastruktur.
1.4. RUANG LINGKUP
Guna mencapai maksud, tujuan dan sasaran, beberapa lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi para pemangku kepentingan baik personal maupun kelembagaan yang terkait dengan
kajian kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi untuk mendukung peningkatan
investasi infrastruktur;
2. Melaksanakan brainstorming, konsinyasi, seminar dan lokakarya dengan para pemangku kepentingan
untuk membahas berbagai topik terkait dalam rangka mencapai maksud, tujuan dan sasaran paket
pekerjaan ini secara efisien dan efektif.
3. Profil ketersediaan dan potensi material dan peralatan konstruksi untuk mendukung rencana investasi
infrastruktur di bidang pekerjaan umum.
4. Profil produsen material dan peralatan konstruksi di dalam negeri.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 10
5. Formulasi untuk analisis kebutuhan material dan peralatan konstruksi untuk mendukung investasi
infrastruktur.
6. Profil kebutuhan material dan peralatan kosnrtruksi, berdasarkan hasil analisis rencana investasi
infrastruktur.
7. Rumusan keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi untuk
mendukung investasi infrastruktur.
8. Rumusan kebijakan nasional dalam pengelolaan material dan peralatan untuk mendukung
pengembangan investasi infrastruktur di dalam negeri dan luar negeri.
9. Rekomendasi pengembangan pengelolaan sumber daya material dan peralatan konstruksi untuk
mendukung peningkatan investasi infrastruktur.
1.5. KELUARAN YANG DIHASILKAN
Keluaran yang dihasilkan untuk kegiatan Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Konstruksi adalah. Hasil analisis supply – demand material dan peralatan konstruksi, rumusan kebijakan
dan rekomendasi-rekomendasi strategi kedepannya yang diperlukan.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan draft final kegiatan Kajian Kebutuhan dan dan Ketersediaan Material dan
Peralatan Konstruksi adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, keluaran yang
dihasilkan serta sistematika penulisan.
BAB 2 METODOLOGI
Bab ini memberikan gambaran mengenai pendekatan dan metodologi yang digunakan pada
kegiatan ini.
BAB 3 KONSEPSI TEORI
Bab ini memberikan konsep teori mengenai material dan peralatan konstruksi.
BAB 4 ANALISIS
Bab ini berisikan proses analisis, kondisi demand supply, serta updating sistem informasi
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi sementara
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 11
BAB 2
Metodologi
Bab 2, Metodologi, berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan, ruang lingkup, keluaran yang dihasilkan dan sistematika penulisan.
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan hasil yang baik, maka sebelumnya perlu dibuat suatu
pendekatan teknis dan metodologi pelaksanaan pekerjaan agar dapat dilaksanakan secara sistematis dan
praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi biaya, mutu dan waktu kerja. Maksud pendekatan teknis disini
diantaranya adalah membuat pendekatan rencana pelaksanaan pekerjaan, analisis kebutuhan personil dan
volume man-month tenaga ahli serta analisis kebutuhan peralatan berikut fasilitas - fasilitas lainnya.
Setelah rencana pelaksanaan pekerjaan ini tersusun tahap demi tahap termasuk analisis kebutuhan
personil serta peralatan dihitung setepat mungkin, maka kemudian dapat disusun organisasi pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan kaitan - kaitan pekerjaan dan personil yang dibutuhkan sesuai tahapan masing-
masing pekerjaan.
Jenis dan lingkup konsultan dalam pekerjaan ini adalah :
1. Mengidentifikasikan jenis ketersedian material dan peralatan konstruksi yang ada secara skala nasional.
2. Melakukan kajian profil penyebaran ketersedian material dan peralatan konstruksi nasional baik tingkat
mikro, meso maupun makro dan keterkaitan dengan kondisi Indonesia.
3. Melakukan kajian kebutuhan material dan peralatan konstruksi skala nasional dan daerah untuk
mendukung investasi infrastruktur
4. Melakukan kajian kebijakan nasional dalam pengelolaan material dan peralatan untuk mendukung
pengembangan investasi infrastruktur di dalam negeri dan luar negeri
5. Melakukan analisis dan menyimpulkan ketersediaan material dan peralatan konstruksi dengan analisis
supply-demand.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 12
2.1. PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
2.1.1. Landasan Dasar
Kondisi infrastruktur yang berkualitas mempunyai pengaruh besar terhadap terciptanya kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu pembangunan infrastruktur harus mendapat prioritas penanganan oleh Pemerintah.
Pemerintah telah menempatkan posisi Infrastruktur sebagai penunjang perekonomian, dengan telah
ditetapkannya penyediaan infrastruktur menjadi prioritas ke enam dari Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
2011 Pemerintah Indonesia dengan agenda mendorong pertumbuhan kerjasama pemerintah dan swasta
dalam penyediaan infrastruktur. Untuk menutupi kebutuhan dana 5% dari GDP untuk infrastruktur yang
baru bisa dipenuhi oleh anggaran Pemerintah sebesar 1% dari GDP, maka kekurangan 4 % dari GDP harus
diupayakan melalui peran swasta (KPS Kerjasama Swasta dengan Pemerintah atau PPP Public Private
Partnership) dalam penyediaan infrastruktur.
Untuk mencapai kondisi infrastruktur yang sesuai dengan pencapaian skala nasional, maka faktor
ketersediaan material dan peralatan konstruksi harus tersedia. Kendala yang sering terjadi dalam
pelaksanaan peningkatan infrastruktur dari segi konstruksi dan jasa konsultansi adalah :
1. Lokasi ketersediaan material
2. Lokasi ketersediaan peralataan konstruksi material
3. Akses transportasi
Agar investasi (peran swasta) dalam infrastruktur dapat berjalan dengan baik, diperlukan perhitungan yang
tepat terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk membangun infrastruktur. Pada perjalanannya
pembangunan infrastruktur seringkali menghadapi kendala karena sifat dari proyek infrastruktur yang
diantaranya adalah:
Mengingat sifat kontrak yang biasanya dilakukan antara Pemerintah dan Swasta dalam pelaksanaan jasa
konsultasi dan jasa konstruksi adalah lumpsum kontrak, untuk melakukan perhitungan harga satuan
pekerjaan memerlukan justifikasi yang lebih mahal dari harga yang sewajarnya. Proses normalisasi ini
membutuhkan waktu yang cukup lama karena investasi pengembangan infrastruktur yang mendukung
kegiatan konstruksi memerlukan penilaian ekonomi yang tidak sederhana. Terutama bila di daerah tersebut
belum dilakukan kajian pendahuluan aspek material dan jasa konstruksi, investor cenderung untuk
menanamkan modalnya di wilayah yang secara makro terbukti tinggi aspek investasinya.
Dua kajian pokok pada kegiatan ini adalah:
1. Kajian ketersediaan material dan peralatan konstruksi secara nasional
2. Kajian Supply-Demand sesuai kebutuhan rencana investasi untuk
pembangunan Infrastruktur dimasa mendatang.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 13
2.1.2. Dasar Acuan
Penyusunan kegiatan Kajian dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi harus mengacu pada
peraturan perundang-undangan maupun kebijakan yang berlaku saat analisis disusun. Peraturan dan
perundang-undangan maupun kebijakan mengacu pada
1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
2. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
4. PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
5. PP No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
6. PP No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
7. PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
8. PP No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
9. PP No. 44 tahun 2009 tentang Amandemen PP No.15 tahun 2005 tentang Jalan Tol.
10. PP No. 4 tahun 2010 perubahan PP No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
11. PP No. 59 tahun 2010 perubahan PP No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
12. PP No. 92 tahun 2011 perubahan kedua PP No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi;
13. PP No. 35 tahun 2009 tentang Keikutsertaan Pemerintah dalam Pendirian Perseroan terbatas untuk
Penjaminan Infrastuktur.
14. Perpres No. 67 tahun 2005 tentang Kerjasama antara Pemerintah dan Swasta (KPS) dalam Penyediaan
Infrastruktur.
15. Perpres No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan;
16. Perpres No. 13 tahun 2010 tentang Perubahan Perpres No. 67 tahun 2005;
17. Perpres No.78 tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan infrastuktur;
18. Permenko Perekonomian No: Per‐04/M.EKON/06/2006 tentang Tata Cara Evaluasi Proyek. Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Yang Membutuhkan Dukungan
Pemerintah
19. Permen Keuangan No. 38/PMK.OI/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Risiko Atas
Penyediaan Infrastruktur;
20. Permen Keuangan No. 260/PMK.011/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur
Dalam Proyek Kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha.
Disamping itu, yang juga perlu dijadikan sebagai acuan atas dasar pendekatan dalam penyusunan kegiatan
Kajian dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi adalah kebijakan ataupun arahan dan
kebijakan dari pimpinan instansi terkait.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 14
2.2. METODOLOGI
Metode untuk melaksanakan pekerjaan ini dituangkan dalam bentuk penjelasan rinci mengenai prinsip-
prinsip pemahaman teknis dan langkah-langkah dalam mencapai maksud dan tujuan termasuk tercapainya
efisiensi dalam melaksanakan kegiatan Kajian dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi. Secara
garis besar, bagian ini akan mencakup tiga tahapan pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pendahuluan, dimulai dari penyusunan laporan rencana kerja sampai dengan laporan pendahuluan
pekerjaan yang berisi metoda serta jadwal pelaksanaan pekerjaan diinginkan.
2. Collecting data, meliputi kajian terhadap data sekunder maupun primer diperlukan serta, konsultasi
dengan para narasumber.
3. Evaluasi dan analisis data dan perumusan konsep Kajian dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Konstruksi dalam bentuk Konsep Laporan Akhir dan Laporan Akhir yang didalamnya dilengkapi dengan
penyusunan Rekomendasi.
Untuk lebih memperjelas tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan studi ini disajikan dalam bentuk Bagan Alir
Umum, seperti terlihat pada Gambar 2.1 yang juga berisi Metodologi Kajian secara lebih rinci sepert pada
Gambar 2.2 dan penjelasannya disajikan pada sub bab berikut ini.
Penunjukan Konsultan sesuai Tor Kajian Material Peralatan Konstruksi untuk Mendukung
1.Daftar Data Sekunder Makro2.Daftar Data Sekunder Meso:3.Kuesioner MPKInfra Mikro
Laporan Pendahuluan
Analisa Mikro Demand Supply
MPKInfra
Collect Data Sekunder Makro & Meso
Laporan Antara I Laporan Antara II Laporan Draft Akhir Laporan Akhir
Analisa Makro & MesoKebijakan Demand Supply MPKInfra & Pembangunan
Seminar Nasional { ]
Review Laporan Pendahuluan [070911] Review Laporan Antara I { ]
Review Laporan Antara II { ]
Review Laporan Draft Akhir { ]
Gambar 2.1: Alur Berfikir Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 15
Berdasar Latar Belakang, Kerangka Berfikir pada Gambar 2.1 dan Metodologi seperti pada Gambar 2.2
pelaksanaan Kajian adalah melakukan Proses2 dengan berbagai Prosedur termasuk penggunaan Algoritma2
yang diperlukan untuk menghasilkan Sasaran-sasaran Output A diinginkan.
2.2.1. Penentuan Sasaran Output Kajian MPK
Sasaran Output Kajian MPK adalaha sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Penentuan Jenis Material dan Peralatan Konstruksi (MPK) Mayor Tipologi Pekerjaan
Konstruksi (TPK) di KPU dan DPUD yang baku dan berlaku,
2. Melakukan perhitungan Kebutuhan MPK Mayor pada Tingkat TPK Mikro,
dan pada tingkat TPK Meso dan Makro per Tahun pada Satminkal KPU dan Nasional atas dasar Nilai
Kontrak Proyek Pekerjaan Konstruksi sebagai berikut:
2.1 Material Mayor yaitu Aspal, Baja dan Beton dalam satuan Ton,
2.2 Peralatan Mayor yaitu Dozer, Loader, Excavator, Grader, Tower Crane, Mobile Crane, Alat Tiang
Pondasi, dan Dump Truck dalam satuan Jam dan Unit,
3. Mengukur Pertumbuhan Kebutuhan MPK Mayor dalam satuan % per tahun terhadap Pasokan atau
Ketersediaan MPK untuk tahun 2008-2016,
4. Rekomendasi Prosedur Pengembangan Database MPK dimasa mendatang.
.
Studi Pendahuluan
Kerangka pemikiran
-
Penentuan Hasil Kajian Diinginkan
Ujicoba Kajian( Try Out )
ProsedurKajian Populasi & Sampling
OperasionalisasiVariabelKajian
Uji Validitas
&Reliabilitas Normalitas Sub-
Pengumpulan Data
Coding , Editing & Processing Data
Pembuatan & Analisa Model Linier
Kesimpulan
Analisa kondisi saat ini
Identif ikasi , Rumusan , Tujuan dan Pembatasa
Masalah
Stratifikasi Sampel
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Saran Pengembangan MPKDimasa Mendatang
Model Linier*
Pembuatan & Analisa Model Non-Linier
Simulasi Forecasting & Compare Pada Kondisi MPK Berlaku
Pembuatan & Analisa Model Proporsional Sederhana
Saran Pengembangan Database
MPK Dimasa Mendatang
Gambar 2.2: Metodologi Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi *Algoritma untuk Penentuan Pembuatan Sub-Model dan Model Linier atau Non-Linier
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 16
2.2.2. Penyusunan Prosedur Identifikasi Tipologi Pekerjaan Konstruksi (TPK) di Satminkal Bina
Marga (BM), Cipta Karya (CK) dan Sumber Daya Air (SDA)
Prosedur Identifikasi Tipologi Pekerjaan Konstruksi (TPK) di Satminkal Bina Marga (BM), Cipta Karya (CK) dan Sumber Daya Air (SDA) akan dilakukan atas dasar analisa sumber Anggaran Kementrian PU1,2, dan DPUD yang Baku & berlaku untuk Kajian ini. Hasil evaluasi Anggaran KPU Tahun 2011 seperti pada Tabel 2.1a - 2.1c menggambarkan adanya sejumlah TPK pada Tingkat Mikro sebanyak di BM (9), CK (9) dan SDA (16)19,20,21.
Tabel 2.1a: Alokasi TPK Mikro Menjadi Kelompok Tipologi Meso Anggaran Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2011 di Direktorat Jenderal Bina Marga1
No Tipologi Pekerjaan Konstruksi Rp.Milyar % BM % Total PU Mikro Meso
1 Pembangunan Jalan Tol 1,057 5.33% 2.59% 1.0 1.1
2 Peningkatan jalan Tol Tidak ada 0% 0% 2.0 2.1
3 Pembangunan Jalan 2,335 11.78% 5.73% 3.0 1.2
4 Peningkatan Jalan 9,354 47.19% 22.97% 4.0 2.2
5 Pemeliharaan Jalan 4,888 24.66% 12.00% 5.0 2.3
6 Pembangunan Jembatan 1,157 5.83% 2.84% 6.0 3.1
7 Peningkatan Jembatan 139 0.70% 0.34% 7.0 4.1
8 Penggantian Jembatan 318 1.60% 0.78% 8.0 3.2
9 Pemeliharaan Jembatan 576 2.91% 1.41% 9.0 4.2
Total Fisik 19,823 100.00% 48.68%
Catatan: 1.Peningkatan jalan Tol tidak terdapat ada pekerjaan & data pada Tahun 2011
Sumber : Hasil Olahan Proyek Tahun 2011 Kementrian Pekerjaan Umum
Tabel 2.1b: Alokasi TPK Mikro Menjadi Kelompok Tipologi Meso Anggaran Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2011 di Direktorat Cipta Karya1
No Tipologi Pekerjaan Konstruksi % CK % Total
PU Mikro Meso
1 Pembangunan Gedung 25 0.26% 0.06% 1.0 1.1
2 Peningkatan Gedung 5 0.05% 0.01% 2.0 2.1
3 Pemeliharaan Gedung 6 0.06% 0.01% 3.0 2.2
4 Pembangunan Infrastruktur Permukiman
4,060 42.05% 9.97% 4.0 3.1
5 Pembangunan IPLT / IPAL 365 3.79% 0.90% 5.0 4.1
6 Pembangunan Persampahan/TPA 793 8.21% 1.95% 6.0 5.1
7 Pembangunan SPAM/IPA 3,778 39.13% 9.28% 7.0 6.1
8 Peningkatan Infrastruktur Permukiman
624 6.46% 1.53% 8.0 7.1
Total Fisik 9,657 100.00% 23.71%
9,657 100.00% 23.71%
Sumber : Hasil Olahan Proyek Tahun 2011 Kementrian Pekerjaan Umum
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 17
Tabel 2.1c: Alokasi TPK Mikro Menjadi Kelompok Tipologi Meso Anggaran Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2011 di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air1
Sumber : Hasil Olahan Proyek Tahun 2011 Kementrian Pekerjaan Umum Pengelompokan TPK yang dapat dikategorikan sejenis pada Tingkat Meso digunakan untuk penentuan
alokasi suatu TPK sesuai karakteristik Kebutuhan MPK seperti dapat dilihat pada Tabel 2.4 diatas: Kelompok
Tipologi Meso Sejenis. Jumlah Kelompok TPK diatas kemudian adalah:
Kelompok TPK BM1-BM3 (Kelompok BM1, Kelompok BM2, Kelompok BM3),
Kelompok TPK CK1-CK3 (Kelompok CK1, Kelompok CK2, Kelompok CK3 ) dan
Kelompok TPK SDA1-SDA2 (Kelompok SDA1 Kelompok SDA2).
Pengelompokan di BM adalah:
Kelompok BM1: Pembangunan Jalan Tol 1.1 dan Jalan Non-Tol 1.2 (8 Sample);
Kelompok BM2: Peningkatan jalan Tol 2.1, (Tidak ada Sample) ,Peningkatan Jalan Non-Tol 2.2, serta
Pemeliharaan dan Pelebaran Jalan adalah 2.3 (15 Sample);
Kelompok BM3: Pembangunan Jembatan 3.1 (5 Sample);
Kelompok BM4: Penggantian Jembatan , Peningkatan Jembatan (Tidak ada Sample) serta Pemeliharan
Jembatan 4.2 (Tidak ada Sample).
Pengelompokan di CK adalah:
Kelompok CK1: Pembangunan Gedung dan Lanjutan 1.1, (8 Sample);
Kelompok CK2: Rehabilitasi & Peningkatan, Gedung dan Pemeliharan Gedung 7.1, (15 Sample);
Kelompok CK3: Pembangunan SPAM/IPA 6.1, (15 Sample);
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 18
dengan lainnya berdiri sendiri (Tidak ada Sample) seperti Pembangunan Infrastruktur 3.1, Pengembangan
PLT/IPAL 4.1, Pembangunan Persampahan/TPA 5.1, dan Peningkatan Infrastruktur Permukiman 6.1.; dan
Pengelompokan di SDA adalah:
Kelompok SDA1: Pembangunan Air baku 1.2, Pembangunan Bendungan 1.2 dan Pembangunan Cek Dam
1.3, Pembangunan Daerah Irigasi (DI) 1.4 dan Pembangunan Waduk 1.5 (7 Sample) ;
Kelompok SDA2: Pemeliharaan Air baku 2.1, Pemeliharaan Bendungan 2.2, Pemeliharaan Cek Dam 2.3,
Peningkatan DI 2.4, Pemeliharaan DI 2.5, Pemeliharaan Waduk dan Embung 2.6, Pengendalian Banjir,
Normalisasi Pemeliharan Sungai 2.7 dan Pemeliharaan dan Pengamanan Pantai 2.8, (34 Sample); dan
Lainnya yang berdiri sendiri (Tidak ada sample) termasuk Pemeliharaan Danau 3.1 dan Pemeliharan
Tambak 3.2; berikut Sarana Prasarana Hidrologi 4.1 yang berdiri secara Independen.
Hasil Identifikasi Pola Distribusi serta Skala Alokasi Anggaran Fisik tahunan pada TPK di Kementrian PU
(KPU) pada tahun 2011 telah digunakan untuk pembuatan Sub-Model2 dan Model2 Linier dan Non-Linier
serta Model Proporsional Linier dengan Data Anggaran Proyek pada Tabel 2.2-2.7.c dibawah antara tahun
2008-20113,4.
Tabel 2.2: Anggaran Fisik Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2008-2011 (Dalam Rp.Triliun Harga Berlaku)
2008 2009 2010 2011
Rp.Triliun % Rp.Triliun % Rp.Triliun % Rp.Triliun u %
BM 18,411 53% 17,006 51% 16,652 50% 19,822 49%
CK 6,526 19% 7,758 23% 7,702 23% 9,656 24%
SDA 9,559 28% 8,822 26% 8,921 27% 11,243 28%
TOTAL FISIK
34,497 100% 33,587 100% 33,276 100% 40,722 100%
Sumber : Hasil Olahan Laporan Kegiatan Proyek Tahun 2008-2011
Tabel 2.3: Anggaran Fisik Kementrian pekerjaan Umum Tahun 2008-2011
2008 2009 2010 2011
Harga Berlaku Rp.Ribu
% Harga Berlaku Rp.Ribu
% Harga Berlaku Rp.Ribu
% Harga Berlaku Rp.Ribu
%
BM 18,411 0.53 17,006 51% 16,652 50% 19,822 49%
CK 6,526 0.19 7,758 23% 7,702 23% 9,656 24%
SDA 9,559 0.28 8,822 26% 8,921 27% 11,243 28%
TOTAL FISIK 34,497 1.00 33,587 100% 33,276 100% 40,722 100%
Sumber : Hasil Olahan Laporan Kegiatan Proyek Tahun 2008-2011
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 19
Tabel 2.4 : Anggaran Kementrian PU Tahun 2008-2011 untuk Model Alokasi Kelompok Tipologi dan
Simulasi MPK
2008 2009 2010 2011
Rp. Milyar
No BINA MARGA
1 Pembangunan Jalan Raya & Jalan Tol 3,150 2,910 2,849 3,391
2 Peningkatan & Pelebaran Jalan 14,302 13,211 12,936 15,399
3 Pembangunan & Penggantian Jembatan 959 886 867 1,033
Total 18,411 17,006 16,652 19,823
CIPTA KARYA
1 Pembangunan Gedung 17 20 20 25
2 Peningkatan Rehab. & Pemagaran Gedung 429 509 506 634
3 Pembangunan Pengadaan & Pemasangan IPA dan SPAM 6,081 7,229 7,177 8,998
Total 6,526 7,759 7,703 9,656
SUMBER DAYA AIR
1 Pembangunan Bendungan CeDam Jaringan Irigasi Air Baku 3,808 3,515 3,554 4,479
2 Peningkatan Rehab. Normalisasi Jaringan Irigasi & Saluran
Sungai & Bangunan
5,752 5,308 5,367 6,764
Total 9,560 8,823 8,921 11,243
GRAND TOTAL BM CK SDA 34,497 33,587 33,276 40,723
Sumber : Hasil Olahan Laporan Kegiatan Proyek Tahun 2008-20111e, 1f
Tabel 2.5: Perkiraan Biaya Nilai MPK Data Sample Pekerjaan Satminkal BM CK SDA Kementrian PU Tahun
2005-2011
% Nilai Kontrak
Total Estimasi Komponen Biaya Pekerjaan Rp.Milyar Hasil Estimaasi Harga Rata2 Aktual Proyek
Biaya Material Mayor Database MPK
Rp.Milyar =
1,898.22
84% 85%
Biaya Peralatan Mayor Database MPK
Rp.Milyar =
276.78
12% 10%
Biaya Estimasi Material & Peralatan
Rp.Milyar =
2,175.00
96% 95%
Total Nilai Kontrak Proyek (98 Sample)
Rp.Milyar =
2,261.44
100%
Sumber: Hasil Olahan Konsultan, Laporan………… 1a-1f
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 20
Tabel 2.6: Estimasi Total Biaya MPK Pekerjaan di Satminkal BM CK SDA Dalam %
% Total Material % Total Peralatan % Total MPK
Aspal 4.42%
3.71%
Baja 25.88%
21.72%
Semen 69.71%
58.51%
Dozer
7.58% 0.93%
Loader
2.09% 0.26%
Excavator
45.15% 5.53%
Grader
3.79% 0.46%
Compactor
0.00% 0.00%
Tower Crane
0.51% 0.06%
Mobil Crane
1.67% 0.20%
Alat Pond. Tiang
12.61% 1.54%
Dump truck
26.60% 3.26%
Total % 100.00% 100.00% 96.18%
Sumber: Hasil Olahan Konsultan……………….1a-1e)
Tabel 2.7.a : Alokasi Pekerjaan Mikro Menjadi Kelompok Tipologi Meso Anggaran Kementrian Pekerjaan
Umum Tahun 2011
DIREKTORAT JENDERAL BINA
MARGA1
Rp.Ribu % BM % Total PU Mikro Meso
- Pembangunan Jalan Tol 1,056,628,795 5.33% 2.59% 1.0 1.1
-Peningkatan jalan Tol Tidak ada 0% 0% 2.0 2.1
- Pembangunan Jalan 2,334,774,201 11.78% 5.73% 3.0 1.2
- Peningkatan Jalan 9,354,442,496 47.19% 22.97% 4.0 2.2
- Pemeliharaan Jalan 4,887,940,678 24.66% 12.00% 5.0 2.3
- Pembangunan Jembatan 1,156,457,384 5.83% 2.84% 6.0 3.1
Mobile Crane, j=8 Alat Pondasi Tiang dan j=9 Dump Truck dalam Jam Sewa; jenis Kelompok Tipologi ke k
=1,2, ….8 dan sample ke l = 1,2, …98 Proyek BM CK SDA bersumber dari APBN dan APBD antara Tahun
2008-2011 untuk di Regresi dengan asumsi Sub-Model Linier pada Iterasi Pertama terhadap Variabel
Penentu Nilai Kontrak Proyek dalam satuan Rp. Milyar. Syarat yang akan perlu dipenuhi antara Variabel
MPK dan Variabel Investasi secara berurutan (sequential) tersebut adalah:
a. Reliability dimana Alpha Cronbach > 0.6, b. Normalitas: Memenuhi standard Skewness/ Kurtosis dan Distribution Residual pada garis Diagonal
Regression & Normality Distribution Graph dan Distribusi, c. Lack of Fit or Error < 0.3 dan atau Adj.R2 > 0.7, berikut bila belum dibawah Large Population Sample
Size maka perbaikan atau peningkatan nilai Adj. R2 melalui satu atau lebih Selected Sample Outlier Rejection Process dapat dilakukan.
2. Bila gagal memenuhi syarat Iterasi Pertama Pembuatan Sub-Model dan Model Peralatan diatas akan
dilakukan Regresi Non-Linier pada Iterasi Kedua terhadap Variabel Penentu Nilai Kontrak Proyek dalam
satuan Rp. Milyar, berikut bila belum dibawah Large Population Sample Size maka perbaikan atau
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 32
peningkatan nilai Adj. R2 melalui satu atau lebih Selected Sample Outlier Rejection Process dapat
dilakukan.
3. Bila gagal memenuhi syarat Iterasi Kedua Pembuatan Sub-Model dan Model Peralatan secara Non-Linier
tersebut diatas akan dilakukan Regresi Linier pada Iterasi Ketiga ini terhadap Variabel Penentu Kontrak
Total Nilai Alat Proyek dalam satuan Rp. Milyar yang merupakan Total biaya dari Alat j=1,2,…9 diatas
hasil penjumlahan perkalian jumlah jam sewa tiap peralatan dikali dengan Biaya dalam Rp./Jam sewa
yang berlaku pada Proyek Pekerjaan Konstruksi ke k dan sample ke l yang diteliti, , berikut bila belum
dibawah Large Population Sample Size maka perbaikan atau peningkatan nilai Adj. R2 melalui satu atau
lebih Selected Sample Outlier Rejection Process dapat dilakukan.
4. Bila gagal memenuhi syarat Iterasi Ketiga Pembuatan Sub-Model dan Model Peralatan secara Linier
tersebut diatas akan dilakukan Regresi Non-Linier pada Iterasi Keempat ini terhadap Variabel Penentu
Kontrak Total Nilai Alat Proyek dalam satuan Rp. Milyar yang merupakan Total biaya dari Alat j=1,2,…9
diatas hasil penjumlahan perkalian jumlah jam sewa tiap peralatan dikali dengan Biaya dalam Rp./Jam
sewa yang berlaku pada Proyek Pekerjaan Konstruksi ke k dan sample ke l yang diteliti, , berikut bila
belum dibawah Large Population Sample Size maka perbaikan atau peningkatan nilai Adj. R2 melalui
satu atau lebih Selected Sample Outlier Rejection Process dapat dilakukan.
5. Bila gagal memenuhi syarat Iterasi Keempat maka Pembuatan Sub-Model dan Model Peralatan diatas
termasuk khususnya, Proses Uji Hasil Simulasi Prediksi dan/atau Perkiraan (Simulation, Prediction and/or
Forecasting), maka akan dilakukan dengan Metoda Proporsional Linier seperti dijelaskan pada Bab. 2.2.6
dibawah.
2.2.6. Formulasi Pembuatan Sub-Model dan Model Proporsional Linier MPK
Pengembangan dan pembuatan Sub-Model dengan metoda Model Proporsional Linier dapat dilihat Tabel
2.11 dibawah sebagai berikut:
Tabel 2.11: Formulasi Rumus Sub-Model dan Model Proporsional Linier
MMIijkt (Ton) =
Material Mayorijklt (Ton) = Fkt x Materialijklt Dalam Ton Pada Tahun
∑ijkt PMIijkt Model Meso Peralatan ……………………… Rumus 2.11.5
PMAijkt (Jam) =
∑ijkt PMEijkt Model Makro Peralatan ……………………… Rumus 2.11.6
PMijkt (Jam) = Peralatan Mayorijklt (Jam) = Fkt x Peralatanijklt Dalam Jam Sewa pada Tahun
2011 IKK Jabar ……………………… Rumus 2.11.6
AMMt = ∑i ∑j∑tMMijkt ……………………… Rumus 2.11.7
APMt = ∑i∑j∑tPMijkt
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 33
AMPt = (AMMt + APMt) ……………………… Rumus 2.11.8
Nijklt =
{Anggaran Nilai Kontrak 98 Sample 2011 IKK Jabar Material & Peralatan (MPK} ke i di
Satminkal Kementrian PU ke j di aerah/Propinsi/Kabupaten/Kota ke k pada Sample ke l
dan di tahun ke t} ……………………… Rumus 4.5
Nt = ∑i ∑j∑k∑lNijklt ……………………… Rumus 4.6
Fkt = Faktor Pengkali di Daerah k tahun ke t = (AMPkt/ Nkt) ……………… Rumus 4.7
Dimana :
AMMt =
(Rencana Anggaran Material Mayor ke i di Satminkal Kementrian PU ke j di
Daerah/Propinsi/Kabupaten/Kota ke k yang Setara dengan Daerah Tujuan
Penyetaraanyang ditetapkan seperti Jawa Barat atau lainnya sesuai Skala IKK 2010 BPS
pada Tahun ke t )
APMt =
(Rencana Anggaran Peralatan Mayor ke i di Satminkal Kementrian PU ke j di
Daerah/Propinsi/Kabupaten/Kota ke k yang Setara dengan Daerah Tujuan
Penyetaraanyang ditetapkan seperti Jawa Barat atau lainnya sesuai Skala IKK 2010 BPS
pada Tahun ke t )
AMPijklt =
{Rencana Anggaran Material & Peralatan (MPK} ke i di Satminkal Kementrian PU ke j di
Daerah/Propinsi /Kabupaten/Kota ke k yang Setara dengan Daerah Tujuan Penyetaraan
yang ditetapkan seperti Jawa Barat atau lainnya sesuai Skala IKK 2010 BPS pada Tahun ke
t }
Nt = Anggaran Nilai Kontrak 98 Sample 2011 IKK Jabar
i = Jenis Material atau Peralatan
j = Satminkal BM=1, CK=2 dan SDA=3
k = Daerah perlakuan perhitungan MPK
l = Sample ke l pada Data IKK 2011 Jabar ( 98 Sample)
t = Pada tahun ke berapa perhitungan dilakukan
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 34
2.2.7. Simulasi dan Forecasting Sub-Model dan Model Regresi Linier dan Non-Linier MPK serta
Model Proporsional Linier
2.2.7.1 Simulasi dan Forecasting Sub-Model dan Model Hasil Algoritma Pembuatan Sub-Model
dan Model Regresi Linier dan Non-Linier MPK
Atas dasar pola alokasi MPK dengan Anggaran 2011 Proyek Kementrian Pekerjaan Umum (KPU) dan Proyek
98 Sample Anggaran Tahun 2005-2011 KPU dan Dinas Pekerjaan Umum (DPUD) yang nilai Kontrak telah
disetarakan ke Tahun 2011 dan ke Jawa Barat kemudian digunakan untuk melakukan Simulasi dan
Forecasting MPK pada Tahun 2008-2016.
Hasil Simulasi dan Forecasting MPK pada Tahun 2008-2016 pada akhirnya digunakan untuk melakukan
Analisa perbandingan Review & Compare terhadap Kebutuhan dan Ketersediaan MPK terhadap Investasi
Infrastruktur KPU antara 2008-2016 masa mendatang. Berbagai dampak penting yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan dari Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan MPK tersebut pada akhirnya
menjadi rekomendasi tindakan antisipasi dan Kesimpulan dari Kajian MPK penting ini termasuk
pengembangan Hasil Database MPK Kajian ini dimasa mendatang.
2.2.7.2 Simulasi dan Forecasting Sub-Model dan Model Proporsional Linier MPK
Atas dasar pola alokasi MPK dengan Anggaran 2011 Proyek Kementrian Pekerjaan Umum (KPU) dan Proyek
98 Sample Anggaran Tahun 2005-2011 KPU dan Dinas Pekerjaan Umum (DPUD) yang nilai Kontrak telah
disetarakan ke Tahun 2011 dan ke Jawa Barat kemudian digunakan untuk melakukan Simulasi dan
Forecasting MPK dengan Metoda Proporsional Linier pada Tahun 2008-2016.
Hasil Simulasi dan Forecasting MPK demgan Model Proporsional Linier pada Tahun 2008-2016 pada
akhirnya digunakan untuk melakukan Analisa perbandingan Review & Compare terhadap Kebutuhan dan
Ketersediaan MPK terhadap Investasi Infrastruktur KPU antara 2008-2016 masa mendatang.
Hasil Kedua Metoda Sub-Model dan Model Regresi Linier dan Non- Linier terhadap Sub-Model dan Model
Proporsional Linier juga di perbandingkan satu dengan lainnya.
Berbagai dampak penting yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dari Analisa Kebutuhan dan
Ketersediaan MPK tersebut pada akhirnya menjadi rekomendasi tindakan antisipasi dan Kesimpulan dari
Kajian MPK penting ini termasuk pengembangan Hasil Database MPK Kajian ini dimasa mendatang.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 35
2.2.8. Pembahasan Hasil Simulasi dan Forecasting Sub-Model dan Model Hasil Algoritma
Pembuatan Sub-Model dan Model Linier dan Non-Linier MPK serta Sub-Model dan Model
Proporsional Linier Terhadap Kebutuhan dan Ketersediaan MPK 2008-2016
Berbagai dampak penting yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dari Analisa Kebutuhan dan
Ketersediaan MPK tersebut dari Kedua Metoda Regresi Lonier dan Non-Linier dan Proprsional Linier pada
akhirnya menjadi bahan dasar perumusan rekomendasi tindakan antisipasi dan Kesimpulan dari Kajian MPK
penting ini termasuk pengembangan Hasil Database MPK Kajian ini dimasa mendatang.
i. Persiapan
Penentuan metode pelaksanaan kegiatan yang rinci dan tepat telah disusun dan diterapkan untuk
pelaksanakan pekerjaan ini. Metode pelaksanaan kegiatan yang tepat telah menjamin diperolehnya hasil
yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan. Kesesuaian dengan persyaratan mencakup kriteria yang
umum berlaku maupun hal–hal pelaksanaan yang khusus. Kesesuaian dengan persyaratan tersebut juga
telah memperhatikan kondisi lapangan, sehingga hasil akhir akan bersifat tepat guna dan berdaya guna
tinggi dengan tingkat akurasi yang dapat diandalkan.
Setelah dilakukan penyusunan rencana kerja yang disetujui oleh seluruh pihak yang terlibat, konsultan
telah melakukan persiapan mobilisasi tenaga ahli. Mobilisasi tenaga ahli ini dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari pihak pemberi kerja.
Secara umum rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan ini disajikan dalam Gambar 2.1 sebelumnya.
Pada gambar tersebut tampak bahwa kegiatan ini diawali dengan suatu studi pustaka, dan Studi pustaka
menjadi bagian utama dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kajian ini mencakup seluruh aspek dalam Kajian
Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi, yang dimulai dari dasar hukum/
peraturan hingga data ketersediaan material dan peralatan konstruksi. Penelusuran peraturan
perundangan yang berlaku di Indonesia juga menjadi bagian penting pelaksanaan pekerjaan ini, karena
peraturan perundangan ini merupakan payung hukum untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi di
Indonesia. Hal ini diperlukan agar kajian yang dihasilkan akan merujuk pada dasar hukum yang sesuai.
Selain itu, kesesuaian arah pembangunan nasional juga menjadi salah satu ukuran keberhasilan
pembangunan yang berkelanjutan.
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, berupa hasil kajian dan penerapan kajian di berbagai
daerah di dunia. Kajian pustaka dan pengumpulan data, yang akan berjalan bersamaan, dilakukan
melalui penelusuran ke berbagai sumber pustaka, baik yang ada dalam negeri maupun dari luar negeri.
Hasil kajian pustaka serta pengumpulan data dan informasi selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
dalam Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi. Berbagai pengalaman
terbaik (best practice) serta dokumen tentang pengukuran indeks dan kinerja akan digunakan.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 36
ii. Penyusunan Program Kerja
Penyusunan Rencana Kerja telah dibuat untuk memberikan arah dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, agar pelaksanaan pekerjaan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Rencana Kerja ini kemudian dikonsultasikan ke pihak Pengguna Jasa untuk mendapatkan
persetujuan. Dalam waktu 2 (dua) minggu setelah penandatanganan kontrak, konsep rencana kerja ini
yang sudah disetujui oleh Pengguna Jasa dilakasanakan. Di dalam laporan rencana Kerja ini dimuat
berbagai langkah kegiatan untuk melakukan pekerjaan ini, yang dimulai dengan:
1. Pendataan Awal (Data Sekunder)
Setelah kegiatan pengurusan administrasi proyek dan persiapan personil selesai, Konsultan akan
melaksanakan kegiatan pengumpulan data, informasi, peraturan perundang-undangan terkait, dan
laporan studi terdahulu yang ada hubungannya dengan pekerjaan penyusunan konsep ini.
Diyakini oleh Konsultan bahwa program kerja Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan
Peralatan Konstruksi – walaupun masih secara parsial atau tidak secara komprehensif – telah banyak
dikaji oleh berbagai pihak atau institusi yang berkepentingan. Karena itu, dari berbagai kajian yang
ada, dapat saja menimbulkan perbedaan persepsi dan analisis, termasuk pengelolaan dan
implementasinya di lapangan.
Dilandasi pada pola pikir tersebut, dan harapan dalam pencapaian hasil yang lebih optimal nanti,
kemajemukan dan kelengkapan data awal yang harus dikumpulkan, menjadi unsur yang sangat
penting. Dalam pekerjaan ini, konsultan akan melaksanakan Data Collecting (terutama data
sekunder), yang antara lain meliputi:
1. Inventarisasi Data Peraturan Perundang-undangan terkait Bidang Jasa Konstruksi, yang katagoris
sebagai data primer pekerjaan penelitian normatif,
2. Inventarisasi Data Anggaran Program Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah selama 5 tahun terakhir untuk bidang ke-PU-an seperti Bina Marga, Cipta Karya dan
Sumber Daya Air terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan jasa konstruksi, baik yang telah
dilakukan dan sedang dilakukan, maupun data rencana yang akan dilakukan.
3. Inventarisasi Data Perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi, baik yang dimiliki
pemerintah (BUMN/BUMD) maupun pihak swasta baik nasional maupun lokal,
4. Inventarisasi data model kontrak penggunaan dan pemanfaatan jasa konstruksi, baik yang ada di
pemilik proyek pekerjaan jasa konstruksi maupun yang ada di penyedia jasa konstruksi seperti
bidang berikut ini:
a. Bina Marga : Peningkatan jalan, pembangunan jalan dan pemeliharaan jalan
b. Cipta Karya : pengembangan bangunan umum dan pwemerintah, air minum, limbah, drainase
dan persampahan
c. Sumber Daya Air : Irigasi, air baku, bendungan, dam, sungai, rawa dan pantai.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 37
Untuk mendapatkan data tersebut, fokus pekerjaan akan dilakukan dengan studi
literatur/kepustakaan melalui berbagai media dan informasi yang didapat dari instansi Pemerintah,
Swasta Nasional/Lokal, Masyarakat Akademik, dan lembaga lain yang memiliki komitmen dan konsen
dengan kegiatan jasa konstruksi seperti Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) baik di tingkat
nasional maupun lokal (daerah).
2. Pengumpulan Data Kajian
Penyedia jasa akan melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, khususnya data
sekunder. Data yang akan dipergunakan merupakan data yang valid dan dapat diandalkan (reliable).
Data yang valid adalah data yang sesuai dengan tujuan studi dan pertanyaan yang ingin dijawab.
Adapun data yang dapat diandalkan adalah data yang dapat mewakili kenyataan atau memberi
gambaran tentang kenyataan.
Dalam kajian ini digunakan metode pengumpulan data sekunder, yaitu melalui pengumpulan
berbagai hasil kajian di daerah dan berbagai negara, misalnya kelompok negara Asia, Australia,
Amerika, Eropa, maupun Afrika. Hasil kajian diharapkan dapat diperoleh melalui penelusuran
dokumen dan hasil penelitian di internet. Sumber kajian adalah lembaga-lembaga internasional,
lembaga pemerintahan di masing-masing negara, maupun hasil penelitian di berbagai jurnal sebagai
acuan dan pedoman dalam melaksanakan Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan
Konstruksi.
Kelompok kajian yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang, Peraturan, Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri yang terkait dengan
arah Pembangunan Nasional.
2. Konsep analisis Supply-Demand di Asia, Australia, Amerika, Eropa, maupun Afrika.
3. Kriteria, Indikator, dan Metode Evaluasi.
iii. Kajian Pustaka
Studi literatur/referensi dan studi meja (desk study) adalah suatu kajian terhadap data sekunder yang
didapat sebelumnya, sebagai upaya untuk mendapatkan wacana ilustrasi dan informasi tambahan
dalam rangka melakukan review terhadap program kerja, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan metoda
pelaksanaan pekerjaan yang lebih detail.
Kajian di sisi ini, walaupun masih bersifat makro, tetapi akan menjadi sangat penting untuk Konsultan
diskusikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengguna Jasa pada tahap selanjutnya. Hasil kajian dan diskusi
bersama direksi ini, akan menjadi batas koridor dalam pencapaian studi ini.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 38
Di antara yang perlu dan telah dikaji dikaji, adalah :
1. Maksud dan tujuan, lingkup kegiatan, dan manfaat kegiatan dari studi/pekerjaan ini.
2. Konsep pengukuran Supply-Demand yang akan dilaksanakan kemudian, termasuk didalammnya
sasaran objektifnya serta kendala permasalahan yang dihadapi.
3. Model sasaran investasi yang dilaksanakan dalam tahun jamak (multi-year) maupun kontrak jangka
pendek di Bina Marga (Peningkatan jalan, pembangunan jalan dan pemeliharaan jalan), Cipta Karya
(pengembangan air minum, limbah, drainase dan persampahan) serta Sumber Daya Air (Irigasi, air
baku, bendungan, dam, sungai, rawa dan pantai).
4. Landasan yuridis dari program penggunaan dan pemanfaatan jasa konstruksi yang telah ada, dan
relevansinya dengan:
a. Undang-undang Nomor : 18/1999, tentang Jasa Konstruksi, Lembaran Negara Republik
Indonesia (LNRI) Tahun 1999.
b. Peraturan Pemerintah terkait Jasa Konstruksi
5. Konsep dasar tentang pengelolaan dan pendayagunaan jasa konstruksi oleh pihak atau institusi-
institusi terkait atau stakeholders lain.
Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara
teoritis maupun empiris, yang menumbuhkan gagasan dan mendasari pelaksanaan pekerjaan. Dasar
pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait
dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang menjadi bahan kajian. Kajia
pustaka dilakukan untuk mendapatkan dasar empiris yang kuat, sehingga pekerjaan ini akan leb maju
dibandingkan dengan kajian-kajian terdahulu. Pada kajian pustaka akan diungkapkan kerangka acuan
komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan
kajian ini. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritis penyusunan kajian
kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan konstruksi di Indonesia.
iv. Survey (Collecting Data)
Pada dasarnya, pekerjaan ini tidak memerlukan data primer yang akan berbicara dalam bentuk angka.
Karena itu, maksud pengumpulan data primer menyusul studi literatur yang dilaksanakan sebelumnya,
adalah dalam bentuk pengumpulan secara acak dan terbatas pada collecting model kontrak existing
dari berbagai pihak terkait, terutama dari pihak pemilik pekerjaan/pengguna jasa konstruksi dan pihak
pelaku/penyedia jasa konstruksi baik yang dimiliki pemerintah (BUMN/BUMD) maupun pihak swasta
nasional/lokal serta mengetahui ketersediaan material dan alat di di Medan (sumetra Utara), Surabaya
(Jawa timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Makassar (Sulawesi) dan Jakarta (Jawa Barat & DKI).
Dalam melakukan pengumpulan data primer seperti ini, sekaligus akan dilakukan konsultasi dan diskusi,
yang dari konsultasi dan diskusi itu diharapkan mendapat masukan baik berbentuk ketersediaan
material dan peralatan konstruksi dari pengalaman-pengalaman empirik yang dilaksanakan para pelaku
/ penyedia jasa konstruksi. Bukan hal mustahil dari pengalaman itu, selain dijumpai berbagai
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 39
kemudahan juga dijumpai kesulitan dalam bentuk hambatan, tantangan dan peta kondisi ketersediaan
material dan peralatan yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan kontrak. Untuk pekerjaan ini,
berbagai ketersediaan data dari para pelaku/ penyedia jasa konstruksi termasuk pemanfaat jasa
konstruksi di atas, sangat bermanfaat dalam menyusun Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material
dan Peralatan Konstruksi yang akan dikembangkan di kemudian hari.
Pada dasarnya, untuk mencapai hasil optimal pada tahap kegiatan ini, seluruh Tenaga Ahli dari
Konsultan Penyedia Jasa telah dilibatkan secara langsung. Namun dalam pelaksanaanya akan
ditentukan secara acak sesuai dengan event diskusi yang dilakukan.
Hal-hal yang akan dilakukan pada tahap kegiatan konsultasi dan diskusi ini, adalah sebagai berikut:
1. Melakukan inventarisasi model dan jenis kontrak jasa konstruksi yang telah ada, untuk ketersedian
material dan peralatan konstruksi yang telah dan sedang dilaksanakan.
2. Melakukan sosialisasi secara bersamaan antara pihak pemilik pekerjaan/penggunaan jasa
konstruksi dengan masyarakat pelakupenyedia jasa konstruksi untuk seluruh tingkatan, dalam
bentuk kegiatan seminar, atau lokakarya, atau workshop.
3. Dalam seminar, atau lokakarya, atau workshop ini, akan melibatkan keseluruhan stakeholder
terkait, yang sekaligus juga secara acak akan ditentukan oleh penerima pekerjaan atas saran
konsultan dijadikan narasumber.
Ada 2 (dua) data yang diperlukan yaitu:
1. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait baik nasional maupun daerah serta
supplier/vendor. Data sekunder dapat juga diperoleh memulai internet. Data sekunder yang
diperlukan berupa peraturan perundang-undangan, anggaran infrastruktur selama 5 (lima)
tahun di pusat, provinsi serta daerah, perekonomian nasional, industri konstruksi, hasil studi
terkait, cluster value chain sektor konstruksi.
2. Data Primer
Data primer akan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Perolehan data primer dilakukan
dalam 2 (dua) tahapan, yaitu:
a. Konfirmasi jenis tipologi infrastruktur serta jenis material dan peralatan secara rinci yang
tedapat di 3 (tiga) Dirjen Kementerian PU dengan kuesioner pada pakar material dan
peralatan konstruksi,
b. Data Primer diperoleh dari survey wawancara di lapangan untuk mengetahui kondisi material
dan peralatan konstruksi yang dikonsumsi oleh proyek-proyek sesuai tiap jenis tipologi
infrastruktur secara sampling di 3 (tiga) Dirjen Kementerian PU yang ada di minimum 5 (lima)
provinsi yang di survey. Data primer tersebut digunakan sebagai sumber primer yang sedang
maupun tidak terpetakan kondisinya untuk kebutuhan konstruksi baik secara nasional
maupun daerah. Data primer tersebut mencakup juga data perihal sumber pengadaan
material dan peralatan konstruksi yang akan menggambarkan kondisi supply yang berlaku.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 40
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan
populasinya melalui kuesioner untuk data primer diatas. Penelitian pada sampel ini hanya merupakan
pendekatan pada populasinya. Ini berarti selalu ada resiko kesalahan tersebut. Hal ini akan berkaitan
bagaimana cara mengambil sampel atau teknik sampling yang digunakan.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel yaitu sampel harus
representatif dan besarnya sampel harus memadai.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai untuk
dapat meyakinkan kesetabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat
populasi dan tujuan penelitian.
Populasi dalam kegiatan ini adalah pertumbuhan, berkelanjutan, berdaya saing, produktifitas, SDM,
bahan, mesin/peralatan, metode/cara kerja, uang di perusahaan jasa konstruksi untuk mengetahui
peran sektor konstruksi terhadap perekonomian jasa konstruksi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode stratified random sampling. Langkah-langkah kerja adalah sebagai berikut :
1. Mendata target sampel yang akan diambil datanya baik itu instansi pemerintahan ataupun
stakeholder terkait.
2. Menyiapkan instrumen survey yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan.
3. Melakukan survey lapangan langsung kepada instansi pemerintahan maupun stakeholder terkait
dimana sebelumnya dilakukan diskusi terlebih dahulu dengan pengguna jasa.
4. Mentabulasi data yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun internet dan menuangkannya
dalam format yang sistematika dan jelas mem ting. Materi wawancara yang akan pemerintah
5. Menyajikan hasil tabulasi dan analisis tersebut dalam presentasi yang diikuti oleh para stakeholder
yang ditentukan oleh pengguna jasa.
Beberapa metode dalam memperoleh data primer adalah dengan melakukan wawancara. Wawancara
adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada
responden. Dalam wawancara, peranan pewawancara untuk peroleh kerja sama dengan responden
sangat penting. Pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan materi kuisioner namun dalam
wawancara akan dilakukan lebih mendalam. Dan pada wawancara jumlah sample responden yang akan
diambil lebih sedikit dengan yang digunakan pada kuisioner, namun karena data maupun informasi
yang ingin didapat lebih mendalam maka pemilihan responden harus benar-benar tepat.
Sasaran dalam melakukan sampel adalah :
1. Keberadaan bidang jasa konstruksi nasional, baik yang telah tercatat resmi maupun skala daerah;
2. Keberadaan bidang jasa konsultasi nasional;
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 41
3. Pengguna jasa konstruksi nasional;
4. Pengguna jasa konstruksi nasional swasta, baik swasta nasional maupun swasta asing;
5. Konsumen (demand) dan penyedia (supply) material dan peralatan konstruksi dari dalam maupun
luar negeri.
v. Pengolahan Data
Seluruh data dan informasi yang diperoleh telah dianalisis sesuai dengan kaidah keilmuan statistika
dilakukan untuk mendapatkan keakuratan data atau informasi yang telah diperoleh dan menyajikan data
dengan baik. Penentuan masalah serta prioritas masalah yang akan ditangani telah ditentukan dalam
tahapan diskusi internal maupun eksternal. Dalam tahapan analisis data, hasil diskusi tersebut telah
menjadi acuan utama. Definisi permasalahan serta tingkat kepentingan yang telah ditangani telah
menjadi Metode pengelolaan data dan informasi telah mengguntelah metode deskriptif. Selain itu,
metode pengklasifikasian juga telah diguntelah untuk mendapatkan klasifikasi masalah dan kriteria.
Penyusunan rangkuman menjadi dasar untuk menyusun usulan konsep dan rencana strategis.
vi. Analisis Database
Konsep dasar dari basis data (database) adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta (Content) yang
tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu
basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau
memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang
umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua
informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan
kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan
antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model
hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar
tabel.
Secara garis besar, database yang direncanakan terdiri dari ketersediaan material dan alat di Medan,
Surabaya, Banjarmasin, Makassar dan Jawa Barat.
vii. Analisis Kebutuhan Material dan Konstruksi
Kebutuhan material dan peralatan konstruksi semakin hari semakin banyak dibutuhkan. Akan tetapi
tugas berat yang nyata terlihat adalah sebagian infrastruktur dan fasilitas produksi yang kondisinya
menurun atau bahkan belum terpetakan sama sekali. Hal tersebut menyebabkan penyedia jasa
konstruksi untuk lebih efisien lagi atau mencari sumber lain dalam mengelola kegiatan konstruksinya.
Pemerintah pula memfasilitasi dengan Perda maupun peraturan lainnya untuk mendukung serta
memberikan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Akan tetapi keadaan tersebut belum tersusun
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 42
secara seutuhnya. Dalam kegiatan kajian kebutuhan dan ketersediaan material dan peralatan
konstruksi ini secara sistematis telah disusun serta teranalisis perbandingan kebutuhan material dan
konstruksi secara nasional sebagai bentuk kerangka acuan kebutuhan investasi secara nasional
terhadap kebutuhan dan ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi sesuai Tiologi Pekerjaan
Konstruksi yang berlaku dan baku di Kementrian Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum antara
Tahun 2005-2011 dapat terlihat pada Tabel 2.1, 2.1a – 2.1c, Tabel 2.2- 2.7.c.
viii. Analisis Ekonomi dan Pembiayaan
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan
sempurna (Full Oligopoly)11. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar,
dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa
secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena
bberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memepengaruhi harga.
Seringkali, dibutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-
permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang
sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai dari
pada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas
beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang
suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu. Salah satu contoh hasil dari analisis ini adalah
mengurangi impor dan mengembangkan usaha ekspor untuk material dan peralatan konstruksi
ix. Analisis Supply-Demand
Permintaan (Demand)
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat
pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Permintaan seseorang (Qd) atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor,
diantaranya :
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang lain (Py)
3. Pendapatan konsumen (Inc)
4. Cita Rasa (T)
5. Iklim (S)
6. Jumlah Penduduk (Pop)
7. Ramalan kebutuhan MPK dimasa mendatang yang akan terpasang (K)
(Qd=F(Px,Py,Ine,T,S,Pop,K)
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 43
Demand material = Mijkt = f (proyek jk)t
Dimana : i = jenis material, j = jenis proyek, k = lokasi, t = waktu
Demand alat = A ijkt = f (proyek jk)t
Dimana : i = jenis alat, j = jenis proyek, k = lokasi, t = waktu
Hukum Permintaan (The Law of Demand)
Pada dasarnya hukum Kebutuhan (Demand) - D, terhadap penyediaan (Supply)- S, yang dinyatakan
sebagai Indeks D/S secara sederhana menggambarkan kondisi berlaku untuk material dan peralatan
konstruksi secara umum untuk penetapan kebijakan yang diperlukan terhadap kondisi Kebutuhan dan
Ketersediaan Material dan Peralatan Knstruksi dimasa mendatang,
Hukum permintaan yang lebih detail pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding
terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan
sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat”.
Daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan
antara harga dengan jumlah yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang
ada pada berbagai tingkat harga.
Sehingga setelah dialakukan analisis permintaan terhadap material dan peralatan konstruksi dapat
disusun sebuah kurva permintaan. Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai “Suatu kurva yang
menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut
yang diminta dengan para pembeli”. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun
dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah
yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbaik.
Pergeseran kurva permintaan akan bergerak kekanan atau kekiri apabila terdapat perubahan-
peribahan terdapat permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga, sekiranya harga
barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan,
maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 44
Supply material = Mijkt
Dimana : i = jenis material, j = jenis proyek, k = lokasi, t = waktu
Supply alat = A ijkt
Dimana : i = jenis alat, j = jenis proyek, k = lokasi, t = waktu
Analisis supply-demand model merupakan model keseimbangan parsial mewakili penentuan harga dan
kuantitas yang baik tertentu yang baik yang diperdagangkan. Meskipun normal untuk memanggap
kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan sebagai fungsi dari harga yang baik, representasi
grafis standar, biasanya dihubungkan dengan Alfred Marshall, memiliki harga pada sumbu vertikal dan
kuantitas pada sumbu horizontal, kebalikan dari standar konvensi untuk representasi fungsi
matematika.
Penentu penawaran dan permintaan selain harga barang tersebut, seperti pendapat konsumen, harga
input dan seterusnya, tidak secara eksplisit direpresentasikan dalam diagram penawaran-permintaan.
Perubahan nilai variabel ini diwakili oleh pergeseran dalam kurva penawaran dan permintaan.
Sebaliknya, respon terhadap perubahan dalam harga barang yang diwakili sebagai gerakan sepanjang
kurva penawaran dan permintaan tidak berubah.
Hubungan permintaan dan penawaran dipasar dapat diestimasi secara statistik dari harga, jumlah, dan
data lain dengan informasi yang memadai dalam model. Hal ini dapat dilakukan dengan metode
persamaan simultan-estimasi dalam ekonometri. Metode tersebut memungkinkan penyelesaian untuk
“koefisian struktural” model-relevan mitra aljabar perkiraan teori. Parameter identifikasi masalah
adalah masalah yang umum di “estimasi struktural”. Biasanya, data pada variabel eksogen (yaitu, selain
variabel harga dan kuantitas, yang keduanya adalah variabel endogen) yang diperlukan untuk
melakukan seperti perkiraan. Sebuah alternatif untuk “estimasi struktural” berkurang estimasi bentuk,
yang regresi setiap variabel endogen pada masing-masing varibel eksogen.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 45
Gambar 2.5 Ketersediaan Pasir, Batu Kali dan Semen untuk Pembangunan Jalan
Gambar 2.6 Analisis Supply dan Demand Batu untuk Masa yang akan datang
Gap antara supply dan demand memerlukan kebijakan dan strategi tersendiri sehingga akan
menghasilkan rekomendasi.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Demand Batu
Supply Batu
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Pasir
Batu kali
Semen
Pembangunan Jalan
Ku
antita
s
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 46
x. Diskusi Internal dan Eksternal
Penyedia jasa telah menyelenggarakan diskusi internal dan atau eksternal yang melibatkan tim teknis,
narasumber, Direktorat Jenderal, dan pihak lainnya untuk mendapatkan masukan dari hasil analisis dan
pemodelan dari berbagai data primer serta sekunder dan perumusan kerangka kebijakan yang telah
dikaji dan kembangkan oleh konsultan selanjutnya seperti dalam Kerangka Berfikir pada Gambar 2.1.
Hasil kajian kebutuhan dan kestabilan material dan peralatan konstruksi serta rancangan aksi perlu
mendapat masukan dari pihak-pihak terkait, sehingga penyusunan konsep dan rencana aksi akan lebih
tepat sasaran. Hal ini juga mendukung kesesuaian masukan dengan situasi yang berkembang di
lapangan, maupun kecenderungan perkembangan terkini.
Metode meta-plan diusulkan untuk digunakan dalam Focus Group Discussion, dan metode meta-plan ini
dibagi dalam beberapa tahapan. Tahapan aplikasi metode meta-plan untuk diskusi adalah sebagai
berikut :
1. Sebuah tim kecil akan menjadi moderator dalam diskusi tersebut. Tim kecil ini bertanggung jawab
terhadap seluruh proses diskusi dan juga bertanggung jawab mempersiapkan bahan diskusi.
2. Tim kecil ini akan berdiskusi terlebih dahulu sebelum diskusi internal dilakukan. Diskusi dari tim kecil
ini adalah dalam rangka menyusun kerangka kerja pelaksanaan diskusi, yaitu mulai dari topik-topik
yang akan dibahas, persiapan materi pendukung diskusi (misalnya papan peraga, komputer, atau alat
tulis). Topik-topik yang akan dibahas dan diselesaikan dalam diskusi internal selanjutnya disusun
dalam urut-urutan yang teratur sesuai dengan urutan pembahasan dan penyelesaian.
3. Setelah topik dan urutannya ditentukan, selanjutnya topik-topik tersebut dipecahkan menjadi
beberapa sub-topik yang lebih rinci. Sub-topik tersebut selanjutnya yang akan dibahas secara
bersama-sama dalam diskusi.
4. Sebelum pelaksanaan diskusi di mulai, seluruh peserta diskusi akan menerima beberapa peralatan
pendukung, misalnya alat tulis dan kertas berukuran kartu pos. Kertas berukuran kartu pos ini akan
digunakan sebagai media untuk penyampaian pendapat.
5. Pada saat pelakasanaan, tim moderator akan mengajukan sub-topik yang akan dibahas secara
berurutan. Para peserta akan diberi kesempatan untuk menyampaiakan tanggapannya dalam
batasan-batasan yang telah ditentukan. Tanggapan tersebut akan dibatasi jumlahnya, misalnya
maksimum dua tanggapan yang ditulis dalam kertas berukuran kartu pos tersebut.
6. Tanggapan tersebut selanjutnya ditempelkan pada tempat yang telah disediakan, sesuai dengan
pengelompokan yang telah dipersiapkan di awal oleh tim moderator.
7. Setelah seluruh sub-topik dibahas dan diberi tanggapan oleh seluruh peserta, langkah selanjutnya
adalah menyusun tanggapan dalam suatu kertas kerja yang sesuai dengan topik yang dibahas. Kertas
kerja tersebut harus disusun oleh kelompok-kelompok (yang merupakan pembagian dari seluruh
peserta) dengan mendasar diri pada kumpulan tanggapan dari proses sebelumnya.
8. Selanjutnya kertas kerja tersebut harus dipresentasikan kembali kepada seluruh peserta diskusi oleh
perwakilan kelompok. Kertas kerja ini adalah hasil rangkuman dan rekomendasi atas persoalan atau
topik yang dibahas.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 2 - 47
Sampai dengan tahap ini, diskusi sudah dapat dikatakan mancapai hasil. Tahapan ini dapat dilakukan
secara bersamaan oleh seluruh peserta diskusi, yaitu melalui pembagian tahapan pelaksanaan
workshop. Tahapan awal adalah diskusi konsep konstruksi berkelanjutan di Kementerian Pekerjaan
Umum, dan tahap selanjutnya adalah konsep rencana aksi, baik jangka panjang, menengah, maupun
pendek.
BAB 3
Konsepsi Teori
Bab 3, Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi, berisi Industri Konstruksi dan Infrastruktur, Material Konstruksi, Peralatan Konstruksi, Penggunaan serta Pemanfaatan Material dan Peralatan Konstruksi dan Pola Pendataan Kajian Material dan Peralatan Konstruksi.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 3 - 48
3.1. INDUSTRI KONSTRUKSI DAN INFRASTRUKTUR
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh World Bank terhadap negara-negara berkembang, sektor
konstruksi mempunyai kontribusi dan pengaruh yang cukup penting terhadap pembangunan (World Bank
1984). Sektor ini mempengaruhi hampir seluruh sektor di bidang perekonomian, antara lain jalan,
bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain yang merupakan landasan
fisik untuk pengembangan dan peningkatan standar hidup. Pada sebagian besar negara berkembang,
peningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksi termasuk peningkatan efisiensi biaya, waktu, dan
kualitas pekerjaan konstruksi merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan perekonomian
nasional.
Industri konstruksi, yang dalam pembentuk PDB disebut sektor konstruksi, adalah industri yang mencakup
semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga
para pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri (Hillebrandt, 1985).
Menurut Ofori (1990), industri konstruksi menghasilkan produk berupa: bangunan, airport dan pelabuhan,
elektrikal, komunikasi dan pekerjaan gas, reklamasi, saluran dan bendungan, jaringan pipa dan kanal serta
jalan raya, jembatan, rel KA, waduk dan terowongan. Produk yang dihasilkan oleh industri konstruksi bukan
saja bangunan itu sendiri, melainkan temasuk juga pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
bangunan. Produk dari industri konstruksi merupakan barang/ produk investasi, dikarenakan produknya
bukan diinginkan oleh industri konstruksi sendiri melainkan dibutuhkan oleh industri lainnya dalam rangka
proses produksinya (Hillebrandt, 1985). Seperti pada contoh bangunan pabrik, dimana bangunan pabrik
tersebut merupakan produk dari industri konstruksi, namun bangunan pabrik ini dibutuhkan dan kemudian
digunakan oleh industri manufaktur dalam proses produksinya. Secara umum Sektor Konstruksi dapat
dinyatakan sebagai salah satu penggerak utama PDB Nasional dan daerah sehingga sering dikenal sebagai
Penggerak Perekonomian atau Construction Driven Economic Development.
Sebagai usaha yang menghasilkan produk berupa prasarana dan sarana fisik, industri konstruksi
mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan nasional khususnya dalam rangka pertumbuhan
perekonomian nasional. Selain menyediakan prasarana dan sarana fisik tersebut atau dikenal Infrastructure
Driven Economic development, industri konstruksi sebagai landasan pertumbuhan ekonomi juga
mempunyai beberapa peranan (Trisnowardono 2002) antara lain: penunjang kesempatan berusaha dan
4. Lokasi, bagaimana distribusi ketersediaannya, bagaimana sistem deliverinya.
5. Operasi dan Pemeliharaan, sejauh mana dapat diaplikasikan, sejauh mana kemungkinan dalam
pemeliharaannya.
6. Kompetensi, apa asosiasi produsen, pengusaha dan profesinya, sejauh mana keaktifan dalam proses
penyediaan dan pengembangannya.
7. Informasi, tingkat kemudahan masyarakat konstruksi mengakses informasi untuk mengetahui berbagai
indikator nilai material dan peralatan konstruksi.
3.5. POLA PENDATAAN KAJIAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
Pola perolehan data yang lebih teruji dan mewakili kondisi masa berlaku maupun dimasa kini dan
mendatang telah disusun khusus untuk kajian material dan peralatan konstruksi yang dapat dilihat pada
Lampiran Kuesioner Kajian Material dan Peralatan Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum dan Dinas
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 3 - 60
Pekerjaan Umum Propinsi/Kota/ Kabupaten. Susunan kuesioner lengkap ini ditujukan untuk memperoleh
data di lingkup 3 Direktorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi/Kota /Kabupaten 3 (tiga) hal utama sebagai berikut :
1. Kuesioner A ditujukan untuk memperoleh tambahan/perbaikan atas jenis tipologi pekerjaan dan jenis
tipologi material dan peralatan yang digunakan/diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pada 3
Direktorat Jenderal Kementrian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum.
2. Kuesioner B ditujukan untuk memperoleh data aktual penggunaan material dan peralatan termasuk
data catatan perihal kuantitas/harga/angkutan/ kepemilikan dll sesuai jenis pekerjaan pada proyek-
proyek di 3 Direktorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum.
3. Kuesioner C ditujukan untuk memperoleh data aktual perihal anggaran atas jenis tipologi pekerjaan di
3 Direktorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pekerjaan Umum antara tahun 2005-2011.
Pada saat ini kuesioner ini sudah dilakukan oleh Tim Survey di 15 Kota Propinsi untuk rencana analisa kajian
material dan peralatan konstruksi nasional ini.
BAB 4
Analisis Kondisi Berlaku
Kebutuhan dan Ketersediaan
Material Peralatan Konstruksi
Nasional
Bab 4, Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi, berisi Industri Konstruksi dan Infrastruktur, Material Konstruksi, Peralatan Konstruksi, Penggunaan serta Pemanfaatan Material dan Peralatan Konstruksi dan Pola Pendataan Kajian Material dan Peralatan Konstruksi.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 61
4.1. SUMBER DATA PASAR KONSTRUKSI
Network sumber data pasar konstruksi untuk peralatan dan material konstruksi dapat berasal dari
berbagai sumber seperti terlihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Network Sumber Data Pasar Konstruksi untuk Peralatan Konstruksi
Gambar 4.2 Network Sumber Data Pasar Konstruksi untuk Material Konstruksi
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 62
4.2. KONDISI DEMAND SUPPLY
4.2.1. Demand Supply Aspal
Di lihat dari demand, kondisi jaringan jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota di Indonesia
2010 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kondisi Jaringan Jalan di Indonesia 2010
Panjang & Kondisi Jalan Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kab/Kota
Panjang Jalan (Km)
Kondisi Mantap (%)
Kondisi Tidak Mantap (%)
38.570
87,1
12,9
49.280
68,0
32,0
370.216
46,99
53,01
Sumber : Bappenas; Panjang Jalan Tol = 757 Km
Untuk Sasaran Program Penyelenggaraan Jalan 2010 – 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.3 penyelesaian
pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT dan Papua sepanjang 19.370
Km. Target jumlah jalan yang di tingkatkan kapasitasnya/pelebaran, jalan yang dibangun serta jalan
strategis di lintas selatan jawa, perbatasan, terpencil dan terluar yang dibangun.
Tabel 4.3 Target Penyelenggaraan Jalan
INDIKATOR TARGET (KM)
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah jalan yang di tingkatkan kapasitasnya/pelebaran
2.530 3.304 3.586 4.072 4.268
Jumlah jalan yang dibangun 33 80 127 130 135
Jumlah jalan strategis di Lintas Selatan Jawa, perbatasan, terpencil dan terluar yang dibangun
245 324 292 180 182
Sumber : Bappenas
Kebutuhan aspal nasional untuk penyelenggaraan jalan di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan sebesar
1,25 juta ton (BP Konstruksi dan Pertamina). Dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan panjang jalan
beraspal di Indonesia rata-rata sebesar 3,53% (BP Konstruksi dan Pusjatan).
Dilihat dari supply aspal nasional, Rencana Pemasaran Aspal Minyak PT. Pertamina 2011 adalah sebagai
berikut :
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 63
1. Supply Point – Refinery Unit IV Cilacap = 360.000 MT
2. Supply Point – Pabrik Aspal Gresik = 180.000 MT
3. Third Party Trading
4. (Impor) = 110.000 MT
5. Total = 650.000 MT
Dalam beberapa tahun ke depan, PT. Pertamina akan mempertahankan produksi aspal minyak (aspin) pada
kisaran 550.000 – 650.000 MT/tahun seperti terlihat pada tabel 4.4, sehingga defisit pasokan asmin
dipastikan akan membesar.
Tabel 4.4 Produksi Aspal Minyak PT Pertamina (Ribu MT Ton/Thn)
URAIAN 2006-2009 2010 2011*
Penjualan Pertamina 600 404 650
Impor Lainnya 58 240 200
Aspal Buton 30 30 40
Total Ketersediaan 688 674 890
Konsumsi
1250
Utilitas (%)
140
Berbagai Sumber: AABI, Ditjen BM, Perindustrian (2010-2011), diolah.
Estimasi kebutuhan aspal nasional 2011 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Estimasi Kebutuhan Aspal Nasional 2011 – 2014
2011 2012 2013 2014
Nilai Investasi APBN
Bina Marga (Rp.
Triliun)
28,64 34,20 35,47 33,43
Estimasi Kebutuhan
Aspal (Ribu ton) 1250 1500 1550 1460
Perkiraan Panjang
Jalan Beraspal (Km) *) 290.660 300.891 311.483 322.447
Kebutuhan aspal per
Km jalan beraspal
(ton/km/tahun)
4,3 5,0 5,0 4,5
*) Tingkat pertumbuhan panjang jalan beraspal 3,52% sejak 2009
Kondisi saat ini yang terjadi :
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 64
1. Rasio penggunaan terhadap kebutuhan rehabilitasi 22% konsumsi aspal mungkin jauh lebih besar
dibandingkan perkiraan.
– Penggunaan aspal per km jalan 4,7 ton/km/tahun
– Kebutuhan aspal minimum untuk rehabilitasi jalan 20,7 ton/km
2. Rasio konsumsi terhadap ketersediaan aspal 140% rasio ini diperkirakan akan semakin besar
backlog diperkirakan semakin besar
3. Pasokan aspal di pasar global akan semakin tertekan karena tidak bisa bersaing dengan harga minyak
mentah yang semakin tinggi
Berdasarkan perkembangan diatas dapat diperoleh demand dan supply untuk aspal yang cukup
mengkwatirkan. Dapat terjadi kondisi dimana demand akan melebihi supply sehingga memerlukan
perencanaan dan kebijakan khusus terhadap ancaman tersebut dimasa mendatang.
4.2.2. Demand Supply Semen
Ada beberapa jenis semen yaitu :
1. Semen Portland, SNI 15-2049-2004
2. Semen Portland Putih , SNI 15-0129-2004
3. Semen Portland Pozolan, SNI 15-0302-2004
4. Semen Portland Komposit, SNI 15-7064-2004
5. Semen Portland Campur, SNI 15-3500-2004
6. Semen Masonry, SNI 15-3758-2004
Dari supply semen dalam negeri per daerah tahun 2010 dapat dilihat pulau Jawa memiliki supply yang
paling tinggi dibanding pulau lainnya hingga mencapai 54% dari supply seluruh Indonesia seperti terlihat
pada Tabel 4.6. Sedangkan produksi semen nasional dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.6. Supply Semen Dalam Negeri Per Daerah
2006 2007 2008 2009 2010
Sumatera 7.024.796 8.042.833 8.921.232 8.872.481 9.690.932
Jawa 19.271.293 19.658.391 21.244.949 21.760.960 21.919.531
Kalimantan 1.654.204 1.985.554 2.438.504 2.435.940 2.872.025
Sulawesi 1.927.878 2.072.636 2.595.808 3.002.689 3.046.476
15 Rehab. Peningkatan & Pemb. Infras. Pengendalian, dan Pengamanan Sungai Lawayo 0 - 3 -
16 Rehab. Peningkatan & Pemb. Infras. Pengendalian dan Pengamanan Sungai Batang 0 - 3 -
17 Rehab. Dan Peningkatan Daerah Irigasi Bulu Duri 0 - 2 0
18 Rehab. Dan Peningkatan Daerah Irigasi Naga Sopah 0 - - 0
19 Rehab. Dan Peningkatan Daerah Irigasi Javacolonisasi 0 - - 0
20 Normalisasi S. Handil Tanjung Pagar 0 - - -
21 Rehab. Peningkatan & Pemb. Infras. Pengendalian dan pengaman Sei Wampu 3000 meter 0 - - -
22 Rehab. Peningkatan & Pemb. Infras. Pengendalian, dan pengaman Sungai Kualuh 2000 meter 1 - - -
23 Rehabilitasi Saluran DR. Lasung/Setiung 225 HA 0 - - -
24 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan 2 - 18 0
25 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan 2 - 16 0
26 Normalisasi Handil Ketapi, Ambulung 1 - - -
27 Rehabilitasi Saluran DR. Tanggul Lungau 225 HA 0 - - -
28 Rehabilitasi Saluran Polder Liang 1 - 3 0
29 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan DR. Tapin Gadung 0 - 3 0
30 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan S. Batang Hilir 0 - 1 0
31 Peningkatan Saluran dan Bangunan DI. Haruyan Dayak 0 - 1 0
32 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan DR. Antasan Sutun 0 - 2 0
33 Rehabilitasi Saluran dan Bangunan DR. Antasan Sutun 0 - 2 0
34 Peningkatan Saluran dan Bangunan DI. Kahakan 0 - 1 0
TOTAL 23 - 140 3
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 84
Sumber Data : Olahan Konsultan
4.4.3 Hasil Output Simulasi dan Aplikasi Berbagai Model Regresi Linier dan Non-Linier
Meso Berbasis Mikro MPK 2008-2016
Hasil Validasi Data dan Sub-Model2 dan Model2 sebelumnya telah dilakukan untuk mengidentifikasi dan
mengindikasi berbagai kelemahan untuk perencanaan peningkatan Database MPK dimasa mendatang.
Namun aplikasi dilakkan dalam rangka memperlihatkan potensi berbagai analisa yang dapat diciptakan bila
Database MPK diterapkan untuk peramalan Kebutuhan MPK kedepan atas berbagai perubahan
peningkatan Anggaran Investasi pada Pembangunan Infrastruktur dimasa mendatang. Anggaran Tahun
2008-2011 telah digunakan untuk melakukan Forecasting and Prediction Kebutuhan Material dan Peralatan
dimasa lalu dan mendatang antara Tahun 2008-2015 yang juga memberi gambaran pertumbuhan seperti
dapat dilihat pada Tabel 7.1-7.5 dibawah.
Anggaran IKK 2011 Jabar
SUMBER DAYA AIR
Peralatan
Pekerjaan Dozer Loader Excavator Grader Compactor Tower Crane Mobil Crane Alat Pond. Tiang Dump truck
( Jam)
1 - 35 (94) 32 - - - - 92
2 - - - - - - - - 36 APBD 2010
3 - - 1,346 - - - - - 125 APBD 2010
4 - - 1,464 - - - - - 185 APBD 2010
5 - - 1,810 - - - - - 171 APBD 2010
6 - - 1,508 - - - - - 73 APBD 2010
7 - - 1,709 - - - - - 134 APBD 2010
8 - - 1,125 - - - - - 102 APBD 2010
9 - - 1,094 - - - - - 189 APBD 2010
10 - - 1,152 - - - - - (26) APBD 2010
11 - - 551 - - - - - 75 APBD 2010
12 - - 587 - - - - - 65 APBD 2010
13 - - 1,014 - - - - - (23) APBD 2010
14 - - 1,693 - - - - - 155 APBD 2010
15 - - 1,071 - - - - - 129 APBD 2010
16 - - 963 - - - - - 81 APBD 2010
17 - - - - - - - - 36 APBD 2010
18 - - - - - - - - 36 APBD 2010
19 - - - - - - - - 36 APBD 2010
20 - - 468 - - - - - - APBD 2010
21 - - 1,045 - - - - - - APBD 2010
22 - - 1,110 - - - - - - APBD 2010
23 - - 1,013 - - - - - - APBD 2010
24 - - 4,379 - - - - - - APBD 2010
25 - - 3,988 - - - - - - APBD 2010
26 - - 1,119 - - - - - - APBD 2010
27 - - 1,000 - - - - - - APBD 2010
28 - - 1,122 - - - - 132 - APBD 2010
29 - - 1,027 - - - - 12 - APBD 2010
30 - - 577 - - - - 46 - APBD 2010
31 - - - - - - - 15 - APBD 2010
32 - - - - - - - 12 - APBD 2010
33 - - - - - - - 10 - APBD 2010
34 - - - - - - - - - APBD 2010
- - 33,839 32 - - - 227 1,670
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 4 - 85
Tabel 4.4.2. Hasil Total Forecaste dan Simulasi Sub-Model2 & Model2 Meso & Makro Regresi linier dan Non-Linier
Output Material dalam Ton dan Peralatan Dalam Jam Sewa Sub-Model dan Model dengan Anggaran IKK 2011 Jabar (98 Sample)
Sumber Data : Olahan Konsultan
Tabel 4.4.3a. Hasil Total Forecaste dan Simulasi Sub-Model2 & Model2 Makro Regresi linier dan Non-Linier Output
Material dalam Ton Sub-Model dan Model dengan Anggaran IKK 2011 Jabar Serta Anggaran Kementrian PU 2008-2016
Sumber Data : Olahan Konsultan
Tabel 4.4.3b.
Hasil Total Forecaste dan Simulasi Sub-Model2 & Model2 Makro Pertumbuhan dalam % Per Tahun Output Material dalam Ton dan Peralatan Dalam Jam Sewa Sub-Model dan Model dengan Anggaran IKK
2011 Jabar Serta Anggaran Kementrian PU 2008-2016
Sumber Data : Olahan Konsultan
TOTAL HASIL ESTIMASI MODEL MESO KEBUTUHAN MPK BM CK SDA ATAS DASAR ANGGARAN Model 2011-IHK Jabar
Model 2011-IHK Jabar Nilai Kontrak Aspal Baja Semen Dozer Loader Excavator Grader CompactorTower Crane Mobil Crane Alat Pond. TiangDump truck
Mempublish dan unpublish data material/peralatan/ pasar konstruksi
DATABASE UPDATING
DATABASE WEB PORTAL
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 97
4.5.7. Ikutserta pada Pertemuan dan Seminar Ilmiah Nasional dan Internasional yang berkaitan
dengan pengembangan, penerapan dan pemanfaatan Informasi MPK untuk mendukung
Rencana Investasi pada Infrastruktur di Kementrian Pekerjaan Umum
Monitor untuk ikut serta pada pertemuan dan Seminar Ilmiah Nasional dan Internasional yang berkaitan
dengan berbagai kegiatan maupun usaha pengembangan, penerapan dan pemanfaatan informasi yang
dapat mendukung Rencana Investasi pada Infrastruktur di KPU, PU Daerah dan nasional dimasa
mendatang.
BAB 5
Pembahasan Hasil Kajian
Kebutuhan Dan Ketersediaan
Material Dan Peralatan
Konstruksi Serta Kesimpulan
Bab 5, Kajian Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi, berisi tentang Gambaran Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi dan Kesimpulan dan Rekomendasi.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 98
5.1 GAMBARAN ANALISA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN (DEMAND AND SUPPLY) MATERIAL DAN PERALATAN INDUSTRI KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
5.1.1 Hasil Analisa Kebutuhan Material dan Peralatan Konstruksi di Kementrian Pekerjaan
Umum
Jenis Tipologi Pekerjaan Konstruksi (TPK) Infrastruktur di Kementrian Pekerjaan Umum (PU) secara lengkap
telah di rencana untuk diteliti dalam Kajian ini atas dasar masukan dari berbagai penelitian serta Seminar
Ilmiah yang di selenggarakan oleh PUSBIN SDI PU di Jakarta, Semarang, Jambi dan Palu sebelumnya di
tahun 2011. Hasil review serta pembahasan TPK dengan Tim Teknis Proyek Kajian MPK ini yang telah
disusun dapat dilihat pada Lampiran 1: Kuesioner A. Jenis Tipologi Infrastruktur tersebut kemudian di
disusun menjadi secara lebih rinci untuk pengisian tiap jenis Tipologi Material serta Peralatan termasuk
gambaran harga satuan serta kuantitas berikut ketersedian serta sumber ke Kuesioner B dan C yang pada
akhirnya di sebarkan untuk pengisian oleh Instansi serta pihak kompeten terkait di 6 (Enam) Ibu-Kota di
Propinsi termasuk Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI
seperti dijelaskan sebelumnya. Mengingat waktu untuk melaksanakan Survey tersebut sangat terbatas
maka diperoleh Data Kontrak Proyek dengan jumlah sebesar 98 Sample sebagai substitusi pengisian di
lapangan dimana ekstraksi Data Material dan Peralatan Mayor Kondisi Supply atau Ketersediaan Material
dan Peralatan diluar kemampuan pasokan oleh Industri Pendukung Nasional maupun dari impor seperti
dijelaskan diatas juga menjadi tujuan serta perhatian dari Kajian ini khususnya yang memenuhi kategori 3
(Tiga) Material Mayor yaitu Aspal, Baja dan Semen berikut 9 (Sembilan) Peralatan Mayor yaitu Dozer,
Loader, Grader, Excavator, Compactor, Mobile Crane, Tower Crane, Alat Pondasi Tiang dan Dump Truck
dibantu oleh Metoda Analisa Harga Satuan (AHS) yang tersedia pada tiap Kontrak Pekerjaan Konstruksi
tersebut. Hasil perolehan Kontrak2 tiap jenis Tipologi Pekerjaan Konstruksi yang diperoleh kemudian di
Data Entry sesuai di laporkan prosesnya pada Bab. 2 Metodologi sebelumnya. Seperti dapat dilihat dalam
proses pembuatan berbagai Sub-Model dan Model Kebutuhan dan Ketersediaan MPK dimana hasil
Analisanya telah dilaporkan secara detail pada Bab. 4 sebelumnya. Secara lebih rinci hasil analisa berbagai
Sub-Model dan Model dapat dilihat pada Lampiran 3: Hasil Simulasi dan Forecasting Kebutuhan dan
Ketersediaan MPK dengan Model Regresi Linier dan Non-Linier dan pada Lampiran 4: Hasil Simulasi dan
Forecasting Kebutuhan dan Ketersediaan MPK dengan Model Proporsional Linier dimana Investasi pada
Infrastruktur dapat mencipta Kebutuhan (Creat Demand) dalam Kajian ini diwakili oleh nilai Kontrak
Pekerjaan Konstruksi di Kementrian PU dan Dinas PU Daerah antara Tahun 2008-2011. Sample Data Input
tersebut yang diambil dari Proyek Pekerjaan Konstruksi BM, CK dan SDA bersumber dari Anggaran
Kementrian PU (APBN, 27 Sample ) dan Dinas PU Daerah (APBD, 71 Sample) pada akhirnya digunakan untuk
Analisa Demand Supply atau Kebutuhan dan Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi untuk
Pembangunan Infrastruktur di Kementrian PU antara Tahun 2013-2016. Pada Laporan Akhir ini. Data Entry
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 99
tersebut di ringkas menjadi data yang di olah untuk analisa serta pelaporan selanjutnya bagi pelaksanaan
penyelesaian Kajian MPK diinginkan ini.
Hasil kajian didasarkan pula atas kelengkapan serta konsistensi isian berbagai Data Sekunder perihal
kebutuhan serta ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi termasuk Kontrak Proyek Pekerjaan
Konstruksi di Kementrian PU dan Dinas PU Daerah sampai sebanyak 98 Sample, seperti dilaporkan pada
Sub-Bab 4, Tabel 4.4.1 sebelumnya. Secara rinci hasil Data Entry Kontrak untuk Analisa lebih lanjut dapat
dilihat pada Lampiran 2: : Rekapitulasi Data untuk Analisa Demand Supply Materil Konstruksi untuk
mendukung Investasi Infrastruktur Pembangunan di Kementrian Pekerjaan Umum, terbentuk dari 98
Sample Kontrak Bina Marga (21), Cipta Karya (36) dan Sumber Daya Air (41). Hasil Rekapitulasi Data untuk
Analisa Perumusan Model dan berbagai Simulasi Demand and Supply Material Konstruksi pada Kajian ini
yang diperlukan dapat dilihat pada Lampiran 2 tersebut.
Pada akhrnya Model Kebutuhan Kajian MPK Utama berhasil dibentuk sesuai Algoritma Pembuatan dan
Penggunaan Metoda Sub-Model dan Model Regresi Linier dan Non-Linier termasuk Model Proporsional
Linier yang dapat berfungsi sebagai pembanding maupun juga pendukung yang Utama tersebut.
Hasil Pemodelan dan Simulasi Forecasting Sub-Model2 dan Model2 tersebut berguna untuk memberi
gambaran perihal Kebutuhan MPK atas rencana Investasi pada Infrastruktur di Kementrian Pekerjaan
Umum sampai dengan 2016. Bila pertumbuhan Investasi pada Infrastruktur dipatok sekitar 15% per tahun
antara Tahun 2012-2016 maka semua Kebutuhan MPK pada dasarnya dapat dipenuhi kecuali Aspal sesuai
perkembangan Ketersediaan yang diukur dari Pasokan Supply dari ketiga Material Mayor yaitu Aspal, Baja
dan Semen berikut perkiraan pertumbuhan sekitar 10% Output produksi per Tahun dari Total Unit
Peralatan hasil produksi dalam negeri. Aspal yang konsumsi pada Tahun 2011 telah mencapai secara
Nasional 1.25 juta ton dan dapat meningkat hingga 2.1 juta ton di Kementrian PU pada Tahun 2016 dari
sekitar 0.9 juta ton pada Tahun 2011 seperti hasil Simulasi dan Forecasting MPK diatas merupakan
kebutuhan yang ketersediaannya perlu diantisipasi secara khusus karena akan dapat bergantung pada
peningkatan impor Material Aspal tersebut dimasa mendatang.
5.1.2 Hasil Analisa Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi di Kementrian Pekerjaan
Umum
Kondisi Supply atau Ketersediaan Material dan Peralatan diluar kemampuan pasokan oleh Industri
Pendukung Nasional maupun dari impor seperti dijelaskan diatas juga menjadi tujuan serta perhatian dari
Kajian ini. Hasil pengumpulan data dari survey ke Propinsi tidak diisi seperti rencana semula. Namun
Kontrak dari proyek2 beberapa TPK Infrastruktur diperoleh sebagai penggantinya. Pertanyaan penting
perihal sumber ketersediaan material dan peralatan di lokasi justru pada akhirnya tidak berhasil diperoleh
untuk menjawab tingkat ketersediaan atau Supply Material dan Peralatan Konstruksi sesuai rencana yang
semula ditetapkan seperti dilaporkan pada Laporan Pedahuluan sebelumnya. Padahal informasi tersebut
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 100
sangat dibutuhkan untuk memberi input kondisi ketersediaan di lokasi atau lapangan pada saat tertentu
diinginkan dalam rangka perumusan berbagai tindakan, strategi serta kebijakan untuk mendukung rencana
investasi serta keberhasilan pembangunan infrastruktur secara Nasional pada umumnya dan secara khusus
di Kementrian PU diinginkan dimasa kini dan mendatang.
Hambatan data Ketersediaan atau Supply Material dan Peralatan tersebut pada dasarnya dapat juga
dijawab dengan tingkat kemudahan Material atau Peralatan tertentu dapat diperoleh di lokasi pelaksanaan
pekerjaan tertentu. Pada dasarnya dapat juga diukur dan diwakili oleh perbedaan tingkat harga pengadaan
Material atau Peralatan yang diperlukan dilapangan. Bila harga satuan atau biayanya tinggi relatif terhadap
suatu Benchmark or Baseline Value yang ditetapkan secara ilmiah tanpa perpihakan atau dalam kondisi
Oligopoly termasuk tidak adanya gangguan pasar seperti Monopoly apapun dapat menggambarkan serta
mencerminkan faktor kurangnya maupun rendahnya ketersediaan Material dan Peralatan termasuk vendor
/ supplier / operasi Quarry / produsen dan / atau rendahnya jasa delivey termasuk sistem transportasi atau
angkutan pendukung juga untuk mobilisasi serta demobilsasi Peralatan di lokasi bersangkutan. Sebagai
pengganti informasi tingkat ketersediaan Material dan Peralatan yang diharapkan dari Kuesioner yang
telah dipersiapkan untuk Kajian ini adalah Data Kemahalan Konstruksi BPS yang hasil survey detail yang
diupdate tiap tahunnya berikut bulanan secara serentak di tiap Kabupaten/Kota Propinsi di Indonesia sejak
tahun 2000.
Tabel 5.1: Kemahalan Konstruksi menggambarkan tingkat variasi Harga Material dan Peralatan antara
Propinsi. Indeks Kemahalan Konstruksi menyimpulkan hal untuk mendukung pendekatan Kajian
Ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi ini sebagai berikut:
“Tujuan di lakukannya penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi tahun 2010 dan sebelumnya adalah
untuk memperoleh gambaran tingkat kesulitan geografis menyediakan data dasar dalam rangka kebijakan
dana perimbangan 2011 dan utamanya digunakan sebagai salah satu variable kebutuhan fiskal dalam
penghitungan Dana Alokasi Umum untuk pengalokasian 2011”, Indeks Kemahalan Konstruksi 2010, BPS.
Terlihat misalnya di Sumatera Utara (85.24), Kalimantan Selatan (90.04), Sulawesi Selatan (85.99), Jawa
Timur (83.36) dan Jawa barat (85.04) kesemua Propinsi tersebut menggambarkan wilayah lokasi yang
tingkat ketersediaan bahan Material dan Peralatan Konstruksi yang dibawah 100.00, berarti secara
geografis lebih superior atau tinggi dalam hal Tingkat Ketersediaan atau Supply Material dan Peralatan
Konstruksi pada umumnya dari pada Kalimantan Timur (100.00) yang pada tahun suvey dilakukan tersebut
2010 sebagai tingkat kemahalan harga Material serta Peralatan Konstruksi yang dapat dikatakan rata2 atau
mean or average diperbandingkan dengan Daerah IKK diatasnya misal Maluku Utara (110.43) dan Papua
(210.10) yang inferior lebih Rendah Tingkat Ketersediaan atau jelasnya secara IKK (Indeks Kemahalan
Konstruksi, BPS 2010) atau lainnya diatas maupun dibawahnya.
Tabel 5.1: Indeks Kemahalan Bahan dan Peralatan Konstruksi (BPS)
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 101
Sumber : Survey Kemahalan Harga Bahan Konstruksi, BPS 2010
5.2 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENGEMBANGAN HASIL KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DI KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
1. Kajian ini telah mengidentifikasi dan menggunakan Tipologi Pekerjaan Konstruksi yang berlaku untuk
mendapat gambaran pola kebutuhan dan ketersediaan Material dan Peralatan Konstruksi yang
diperlukan di Kementrian Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum Daerah,
2. Material Peralatan Konstruksi Mayor telah diidentifikasi dan berguna untuk menganalisa pola kebutuhan
dan ketersediaan Material Peralatan Konstruksi pada tingkat Satminkal Bina Marga, Cipta Karya dan
Sumber Daya Air di Kementrian Pekerjaan Umum,
3. Kelemahan penggunaan sample kecil telah bermanfaat memberi gambaran serta arahan untuk
perumusan serta penyusunan Database Kementrian Pekerjaan Umum yang dilengkapi dengan Data
Populasi minimum sebesar 1020 guna memenuhi asumsi Large Sample perlu dilengkapi untuk tiap jenis
TPK Mikro BM (9 TPK, 270=9x30), CK (8, TPK 240=8x30) dan SDA (17 TPK, 510=17x30) yang diperlukan
dalam pengembangan Sub-Model2 dan Model2 Regresi Linier dan Non-Linier berikut Proporsional Linier
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 102
yang lebih sempurna dan bermanfaat untuk mendukung Rencana Investasi dan Pembangunan
Infrastruktur di Kementrian Pekerjaan Umum dan Nasional dimasa mendatang.
4. Hasil Kajian ini akan berguna untuk melakukan hal sebagai berikut:
a. Memberi masukan untuk peningkatan: Data Sample Size, Scope, Quality and Model Building
Capability cum Maintenance yang diperlukan untuk Pengembangan Database MPK secara
Berkelanjutan di Kementrian Pekerjaan Umum di masa mendatang,
b. Perumusan Rekomendasi Pembentukan berikut Metoda Kerja Database MPK Development and
Management Team/Unit di KPU dimasa mendatang,
c. Penyusunan Program Temu Teknis (Seminar, FGD dan Lainnya) bersama Stakeholders Internal
Kementrian Pekerjaan Umum dan Eksternal lainnya terkait dimasa dekat dan mendatang,
d. Menyusun Tulisan2, Paper2 dan menerbitkan Standard2, Nasional serta Internasional yang berkaitan
dengan pemanfaatan, pengembangan hasil Aplikasi termasuk berbagai Simulasi Database Material
dan Peralatan Konstruksi dalam mendukung Investasi dan Pembangunan Infrastruktur di Kementrian
Pekerjaan Umum dan Nasional di masa mendatang.
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 103
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 104
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 105
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 106
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 107
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 108
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 109
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 110
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 111
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 112
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 113
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 114
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 115
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 116
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 117
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 118
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 119
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 120
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 121
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 122
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 123
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 124
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 125
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 126
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 127
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 128
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 129
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 130
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 131
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 132
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 133
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 134
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 135
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 136
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 137
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 138
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 139
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 140
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 141
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 142
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 143
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 144
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 145
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 146
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 147
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI
KWARSA HEXAGON
Hal. | 5 - 148
LAPORAN AKHIR | KAJIAN KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI