RHEMATOID ARTHRITIS NURUL MAGFIRAH/ N21115826
RHEMATOID
ARTHRITIS
NURUL MAGFIRAH/ N21115826
Pengertian
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua,itis yang berarti peradangan. Secara harfiah,arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatupenyakit autoimun dimana persendian(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalamiperadangan, sehingga terjadi pembengkakan,nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkankerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002)
Perbedaan osteoarthritis, RA,
Gout
Perbedaan osteoarthritis, RA,
Gout
Gejala
Demam
Rasa lelah
Nyeri pada tubuh
Pembengkakan sendi/ perubahan bentuk (jari
membengkak )
Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid
arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1) Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini
harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus,
paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2) Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harusterdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikitdalam waktu 6 minggu.
3) Probable rheumatoid arthritis pada tipe iniharus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendiyang harus berlangsung terus menerus, palingsedikit dalam waktu 6 minggu.
4) Possible rheumatoid arthritis pada tipe iniharus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendiyang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan
Etiologi
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum
diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas
(antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi
virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah,
2008).
Epidemologi
PATOFISIOLOGI
Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimunterutama terjadi dalam jaringan sinovial. Prosesfagositosis menghasilkan enzim - enzim dalamsendi. Enzim-enzim tersebut akan memecahkolagen sehingga terjadi edema, proliferasimembran sinovial dan akhirnya pembentukanpannus. Pannus akan menghancurkan tulangrawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnyaadalah menghilangnya permukaan sendi yangakan mengganggu gerak sendi. Otot akan turutterkena karena serabut otot akan mengalamiperubahan degeneratif dengan menghilangnyaelastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot(Smeltzer & Bare, 2002)
Sel T dan sel B merupakan respon imunologi
spesifik. Sel T merupakan bagian dari sistem
immunologi spesifik selular berupa Th1, Th2,
Th17, Treg, Tdth, CTL/Tc, NKT. Sitokin dan sel
B merupakan respon imunologi spesifik
humoral, sel B berupa IgG, IgA, IgM, IgE, IgD
(Baratwidjaja, 2012).
Sistem Imun pada RA
Beberapa Jenis Sel dan sitokin
yang terlibat dalam Arthritis
inflamasi kronis
Stadium/ Tahapan RA :
Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Nice.org.uk
Investigasi
Tes darah untuk faktor rheumatoid pada orang
dengan rheumatoid arthritis diduga yang
ditemukan memiliki sinovitis pada pemeriksaan
klinis.
Pertimbangkan mengukur anti-cyclic antibodi
peptida citrullinated pada orang yang diduga
rheumatoid arthritis jika, mereka negatif untuk
faktor rheumatoid
X-ray tangan dan kaki di awal perjalanan penyakit
pada orang dengan sinovitis persisten di sendi.
Pemeriksaan laboratorium untuk
RA :
1.Pemeriksaan cairan synovial
Warna kuning sampai putih dengan derajatkekeruhan yang menggambarkan peningkatanjumlah sel darah putih
Leukosit 5.000 - 50.000/mm3, menggambarkan adanya proses inflamasiyangdidominasi oleh sel neutrophil (65%).c.
Rheumatoid faktor positif, kadarnya lebihtinggi dari serum dan berbandingterbalikdengan cairan sinovium.2.
Pemeriksaan kadar sero-imunologia.
Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasienartritisrheumatoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpaipada pasienlepra, tuberkulosis paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit kolagen, dansarkoidosis.
Anti CCP antibody positif telah dapat ditemukan pada arthritis rheumatoiddini.3.
Pemeriksaan darah tepia.
Leukosit : normal atau meningkat sedikit
Anemia normositik atau mikrositik, tipe penyakit kronis.
Trombosit meningkat.
Kadar albumin serum turun dan globulin naik
Protein C-reaktif biasanya positif.
LED meningkat.
Komunikasi dan pendidikan setelah diagnosis
Menjelaskan risiko dan manfaat dari pilihan
pengobatan untuk orang dengan rheumatoid
arthritis dengan cara yang dapat dengan
mudah dipahami
Managing of RA
Terapi pengobatan RA
Tujuan Terapi
Mengurangi inflamasi
Meringankan rasa nyeri
Mempertahankan fungsi
Melindungi struktur artikulasi
Mengontrol keterlibatan sistemik
Pengobatan RA
Monoterapi
DMARD
Adalimumab, etanercept dan infliximab
Kombinasi
Pada orang dengan yang baru didiagnosis rheumatoid arthritis aktif, menawarkankombinasi DMARDs
(termasuk methotrexate dan setidaknya satu DMARD lainnya, ditambah jangkapendek glukokortikoid) sebagai FIRSTLINE
Tocilizumab
Tocilizumab dalam kombinasi dengan methotrexate direkomendasikan sebagaipilihan untuk pengobatan rheumatoid arthritis pada orang dewasa jika: penyakit telahmerespon tidak cukup untuk DMARDs
Abatacept
Abatacept dalam kombinasi dengan methotrexatedirekomendasikan sebagai pilihan untuk mengobatirheumatoid arthritis pada orang dewasa yang penyakit telahmerespon tidak cukup untuk 2 konvensional obat penyakit-memodifikasi anti-rematik (DMARDs), termasuk methotrexate
Rituximab
Rituximab dalam kombinasi dengan methotrexatedirekomendasikan sebagai pilihan untuk pengobatan orangdewasa dengan rheumatoid arthritis parah aktif yang telahmemiliki respon yang tidak memadai, atau yang toleranterhadap, DMARDs lain, termasuk setidaknya satu TNF inhibitor
Biologicals after other disease-
modifying drugs
Adalimumab, etanercept and infliximab
Certolizumab pegol
Golimumab
Tocilizumab
Abatacept
Anakinra
Inadequate response or intolerance to drugs
(including a TNF alpha
inhibitor)
Rituximab
Adalimumab, etanercept, infliximab and
abatacept
Golimumab
Tocilizumab
Terapi Imunosupresif
Obat imunosupresif seperti azathioprine,leflunomide, cyclosporine,dancyclophosphamide efektif dalampenanganan RA. Efek terapeutik yangdihasilkan sama dengan DMARD dan tidaklebih baik dari DMARD. Obat-obat inimemberikan berbagai efeksamping (contoh:neoplasma akibat cyclophosphamide), olehkarena itu terapi imunosupresifdisimpan untukpasien yang gagal diterapi dengan DMARDdan terapi antisitokin. Yang paling seringdigunakan sebagai imunosupresan pada RAadalah leflunomide
Tempat kerja obat RA :
Kontrol gejala
Analgesik ( Pereda nyeri ), Gunakan analgesik
atau cox 2 inhibitor. Disertai dengan obat
golongan PPI ( Pompa proton inhibitor)
Penggunaan analgesik /cox 2 inhibitor dengan
dosis rendah, karena resiko pada
gastrointestinal dan ginjal.
Penggunaan glukokortikoid untuk flare jangka
pendek
TERIMA KASIH