Top Banner
Revolusi Melati Abdul Aziz 201210360311. Bagus 201210360311. Jebrina Binti Saro 201210360311. Muhammad Yasser Iqbal 201210360311. Rizky Tri Ferdiansyah 201210360311.
26

Revolusi Melati

Mar 12, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Revolusi Melati

Revolusi Melati

Abdul Aziz 201210360311.

Bagus 201210360311.

Jebrina Binti Saro 201210360311.

Muhammad Yasser Iqbal 201210360311.

Rizky Tri Ferdiansyah 201210360311.

Page 2: Revolusi Melati

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

2014/2015

Latar Belakang

Revolusi merupakan sebuah upaya untuk mencapai

sebuah perubahan total baik dalam bidang politik,

ekonomi, maupun tatanan negara itu sendiri. Revolusi

dalam hakekatnya, sering dikaitkan dengan suatu upaya

penggulingan kekuasaan dengan berlandaskan asas

kesamaan nasib antar bangsa suatu negara itu sendiri.

Revolusi sendiri biasanya terjadi ketika suatu negara

dipimpin oleh presiden yang berkuasa sangat lama dan

memerintah secara otoriter. Biasanya, revolusi itu

sendiri identik dengan upaya menjatuhkan kediktatoran.

Bangsa yang tidak puas atas kekuasaan pemimpin

negaranya yang merupakan diktator biasanya menjadi

pemicu revolusi itu sendiri. Pada penghujung 2010

hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara dan Timur

Tengah mengalami pergolakan politik yang dikenal dengan

revolusi Arab’s Spring atau dengan nama Jasmine Revolution

(Revolusi Melati)1.

1 Sari Kurnia, Pengaruh Jejaring Sosial dalam Tranformasi Revolusi Tunisia

menuju Revolusi Melati. Yang diakses dalam https://www.academia.edu/7525207/Pengaruh_Jejaring_Sosial_dalam_Tr

Page 3: Revolusi Melati

Suatu revolusi yang bertujuan untuk menumbangkan

penguasa mereka yang dimulai dari Tunisia menyusul

Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan negara-

negara Arab lainnya. Dinamakan dengan Revolusi Melati

untuk mengindentikkan pergolakan rakyat di negara-

negara Timur Tengah bagaikan bunga melati yang sedang

mekar. Istilah tersebut diberikan oleh masyarakat di

Timur Tengah yang mengibaratkan kawasan yang bergolak

seperti tangkai melati yang berada satu di Afrika Utara

dan satu di Timur Tengah. Revolusi Melati, yang

dianggap sungguh cantik, berlaku secara spontan, tanpa

arahan, tanpa pemimpin, dan  tanpa organisasi.  Tapi

tidak semua negara berhasil menumbangkan kediktatoran

pemimpinya. Salah satunya yang berhasil menumbangkan

pemimpinya adalah yang telah terjadi di Tunisia dengan

presidenya Zine El-Abidine Ben Ali pada saat itu.

Revolusi itu juga dikatakan revolusi bukan Islam karena

penunjuk perasaan itu datangnya dari perbagai lapisan

dan golongan, daripada ibu-ibu miskin bersama-sama

anak-anak mereka kepada penghuni kelas atasan kota.

Peran media pada saat itu sangat berpengaruh penting

terhadap aktivitas rakyat dalam menumbangkan

presidenya. Salah satu peristiwanya adalah mengenai

salah satu pedagang sayur yang melakukan protes kepada

anformasi_Revolusi_Tunisia_menuju_Revolusi_Melati. Pada tanggal 3 Desember 2014, pukul 20.00 WIB.

Page 4: Revolusi Melati

pemerintahan dengan cara membakar dirnya sendiri, yang

cepat menyebar melalui dunia maya. Sehingga

mengakibatkan masyarakat Tunisia mulai berapi-api dalam

melakukan demonstrasi besar-besaran.

Kondisi Tunisia Sebelum Terjadinya Revolusi Melati

Republik Tunisia adalah sebuah negara Arab Muslim

di Afrika Utara, tepatnya di pesisir Laut Tengah.

Tunisia berbatasan dengan Aljazair di sebelah barat,

dan Libya di selatan dan timur. Tidak ada yang menduga,

letupan di Tunisia yang dimulai sejak bulan Desember

tahun lalu akhirnya dapat menumbangkan Zine El Abidine

Ben Ali, sang rezim diktator yang juga anti terhadap

segala bentuk kehidupan yang berbau Islam. Ben Ali yang

oleh kebanyakan warga Tunisia biasa dijuluki Ben A Vie

(dari bahasa Prancis yang berarti seumur hidup),

sebagai bentuk ejekan karena ingin berkuasa seumur

hidup di negeri berpenduduk sekitar 11 juta jiwa itu2.

Ben Ali ditunjuk mendirikan dan mengatur Departemen

Keamanan Militer pada 1964 hingga 1974. Ben Ali

dipromosikan sebagai Direktur-Jenderal Keamanan

2 Musada,Faisal.I.2013. Dalam Skripsi. Demokratisasi di Tunisia dan Pengaruhnya Terhadap Negara-Negara Arab. Jurusan Ilmu HubunganInternasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Hasanuddin. Yang didownload dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CEAQFjAF&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F8233%2FFAIZAL%2520I.%2520MUSADA.pdf%3Fsequence%3D1&ei=2DiIVPXnHcKLuASr8IHQBQ&usg=AFQjCNEjpdCF1Y2_iIgjanf_6YuSQjke0A&sig2=8eFanbLXj3SlTIV6I-GfJw&bvm=bv.81456516,d.c2E. Pada tanggal 9 Desember 2014. Pukul 19.00 WIB.

Page 5: Revolusi Melati

Nasional dalam Departemen Dalam Negeri pada 1977

setelah menjabat sebagai atase militer di Maroko. Ben

Ali kembali dari 4 tahun sebagai Duta Besar untuk

Polandia menjadi kepala Keamanan Nasional namun kini

dengan posisi setingkat Menteri. Ben Ali mengambil

posisi ini saat berkembangnya gerakan Islam di

negerinya. Pada saat itu Ben Ali diangkat sebagai

Menteri Dalam Negeri dan bertahan pada posisi ini saat

Ben Ali menjadi Perdana Menteri di bawah Presiden Habib

Bourguiba pada 1 Oktober 1987. Lalu, Ben Ali memecat

Presiden Bourguiba dan memangku jabatan presiden pada 7

November 1987 dengan dukungan beberapa gelintir elit

politik dan pendukungnya3.

Tujuh orang doktor menandatangani kertas yang

menyatakan Presiden Bourguiba tak cakap menjabat. Ia

kemudian mempertahankan sikap politik luar negeri non-

blok pendahulunya dan mendukung ekonomi yang telah

berkembang sejak awal 1990-an. Ben Ali melanjutkan

pendekatan otoriter pendahulunya dan memuja kepribadian

(aktivitasnya mengambil tempat banyak dari berita

harian). Meski Ben Ali mengumumkan pluralisme

politiknya pada 1992, Rapat Umum Konstitusional

Demokratiknya (dahulu Partai Neo-Destour) melanjutkan

dominasi politik nasional. Sehingga sampai pada pemilu

tahun 2000, Ben Ali terpilih lagi menjadi presiden yang

setidaknya bertahan hingga penghujung tahun 2014. Pada

3 Ibid.

Page 6: Revolusi Melati

masa jabatanya tersebut, beberapa media telah

memberitakan mengenai sistem pemerintahan otoriter yang

dilakukan Ben Ali dalam menekan hak-hak dan kebebasa

masyarakat pada saat itu. Selain itu El Abidine Ben Ali

secara diam-diam adalah pendukung terbesar politik

Zionis Israel di Timur Tengah sekaligus menyatakan

kekhawatiran Israel terkait perubahan politik Tunisia

di masa mendatang. Menurut televisi Israel, para

pejabat Israel menilai Ben Ali sebagai satu dari kepala

negara-negara Arab paling penting yang mendukung

politik Israel dan kini mereka mengkhawatirkan masa

depan negara ini4.

Pemerintah Tunisia di masa Zine El Abidine Ben Ali

pada 2008 lalu saat Israel menyerang Jalur Gaza,

melarang warganya untuk melakukan demonstrasi anti

Israel5. Tidak hanya itu, Ben Ali juga melarang upaya

mengumpulkan bantuan rakyat untuk warga Gaza. Masalah

ini membuat rakyat di Tunisia melakukan demonstrasi

memprotes kebijakan pemerintahnya begitu juga yang

terjadi di Aljazair yang menyebabkan puluhan rakyat

tewas dan cidera. Protes ini pada akhirnya dapat

melengserkan kekuasaan Ben Ali dimana menjadi salah

satu peristiwa dan sekaligus pesan bagi pemimpin

negara-negara di Arab sebagai bentuk demonstrasi rakyat

dapat menumbangkan seorang pemimpin melalui isu-isu

4 Ibid.5 Ibid.

Page 7: Revolusi Melati

politik melalui media sebagai pemicu terjadinya

revolusi melati tersebut.

B. FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM REVOLUSI TUNISIA

Pada dasarnya Revolusi Melati telah mengakibatkan

efek domino bagi kawasan Timur Tengah, dimana seperti

permainan domino, satu kotak tumbang, kotak lain

menyusul secara bergantian. Berawal dari Tunisia,

kemudian gejolak politik menyebar Timur Tengah dan

Afrik Utara seperti Mesir, Yaman, Libya dan Aljazair.

Dari berbagai fenomena ini kemudian muncul penyebab

dari terjadinya gejolak politik yang dimotori oleh

gerakan anak muda yang beharap adanya reformasi, dapat

dilihat melalui dua sisi yakni faktor internal dan

eksternal yang mejadi pemicu Revolusi Melati di awal

tahun 2011.

a. Faktor Internal

Dari peristiwa yang terjadi dalam domestik suatu

negara dalam hal ini Tunisia, telah menimbulkan

gejolak politik berkepanjangan. Namun yang perlu

digarisbawahi adalah revolusi Tunisia tidak

berlangsung berlarut-larut. Salah satu alasan kuat

dibalik ini adalah jika umumnya militer bertindak

selaku penopang kekuasaan rezim, namun militer

Tunisia justru memihak kepada rakyat.6 Sehingga

6Jurnal Analisis Dokumentasi Hak Asasi Manusia ASASI :Penyiksaanbelum Terbendung, ASASI edisi Mei Juni 2011, diakses dalam

Page 8: Revolusi Melati

berujung pada demontrasi massa yang berhasil

menggulingkan Ben Ali.

1. Rezim Otoriter

Gejolak politik di Tunisia diawali oleh rezim

yang sangat lama berkuasa, sehingga memunculkan

suatu revolusi guna menjatuhkan kediktatoran

Ben Ali. Revolusi sendiri biasanya terjadi

ketika suatu negara dipimpin oleh presiden yang

berkuasa sangat lama dan memerintah secara

otoriter. Dalam kasus ini, bangsa Tunisia

berusaha mengkudeta Ben Ali yang telah berkuasa

selama lebih dari 24 tahun. Dalam masa

pemerintahannya Ben Ali memerintah secara

otoriter dan banyak melakukan korupsi dan

nepotisme.7 Ben Ali melakukan penimbunan

kekayaan dan minyak, serta nepotisme keluarga

Ben Ali yang mempunyai banyak kekayaan dan

mendominasi percaturan politik dan perekonomian

Tunisia. Tuntutan dihapuskannya otoritarianisme

negara ini didukung oleh kejenuhan rakyat

dengan sistem ini yang tidak mampu membawa

rakyat Tunisia pada kehidupan yang sejahtera.

2. Tingginya tingkat pengangguran

http://www.elsam.or.id/downloads/1308816117_ASASI_Mei-Juni_2011.pdf hal. 14 pada tanggal 1 Desember 2014 pkl. 21:17 WIB

7Faizal Muzada (E13108855), Skripsi : Demokratisasi Tunisia danPengaruhnya terhadap negara-negara Arab, Universitas Hasanudin:2013

Page 9: Revolusi Melati

Tingginya jumlah usia angkatan kerja namun

tidak diimbangi dengan tingginya jumlah

pekerjaan telah menciptakan tingginya angka

pengangguran di Tunisia. Keberanian rakyat

Tunisia mempersoalkan tingginya tingkat

pengangguran yang mencapai 14 %.8 Sehingga hal

inilah yang mengakibatkan Bouzizi membakar diri

didepan kantor Gubernur karena ketidakpuasannya

terhadap pemerintah yang tidak mampu mengatasi

permasalahan ini, dan mendorong munculnya aksi

demonstrasi generasi muda untuk menuntut

kesejateraan kepada pemerintah.

3. Perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia

(HAM)

Tidak adanya perlindungan dan pemenuhan HAM di

wilayah Timur Tengah khususnya Tunisia

mendorong aksi demonstrasi yang menuntut

kebebasan dan jaminan hak sipil dan hak

politik, dan serta tuntutan terhadap pemenuhan

hak ekonomi, sosial dan budaya.9 Kurangnya

pemenuhan hak-hak warganegara terutama hak

ekonomi sosial dan budaya membawa kemarahan

dari warga negara Tunisia sendiri. Hal ini bisa

dilihat dari pemicu Revolusi Tunisia yakni

tindakan Bouzizi yang berawal dari perampasan

aparat atas barang dagangannya. Dengan merampas

8Op. Cit, Jurnal ASASI : Analisis Dokumentasi Hak Asasi Manusia 9Ibid.

Page 10: Revolusi Melati

serta melarang berjualan tanpa menawarkan

alternatif oleh Pemerintah, maka negara secara

tidak langsung telah merampas haknya untuk

memperoleh penghidupan.

4. Penyelesaian yang dianggap dapat berpihak

kepada rakyat

Hal ini menunjukkan bahwa antara kewajiban

untuk melindungi, menghormati dan memenuhi HAM

tidak dapat dipisahkan antara satu hak dengan

hak lainnya. Misalnya bagaimana hak berekspresi

dan bebas dari rasa takut, juga mempengaruhi

hak atas pekerjaan seperti yang dialami oleh

Bouzizi.

5. Tingginya korupsi yang dilakukan oleh

pemerintah

Pemerintah yang berkuasa di Tunisia dianggap

telah melakukan korupsi karena telah rezim

memerintah secara tertutup dan tidak memiliki

pers yang bebas dan independen. Sehingga

membuat besarnya peluang terjadinya

penyelewengan kekayaan oleh aparat pemerintah.

6. Tuntutan untuk bebas dari pemerintahan yang

otoriter

Kejenuhan dengan pemerintah yang otoriter dan

korup, tanpa ada kebebasan bagi warganegaranya

membawa tuntutan dari rakyat Tunisia akan

Page 11: Revolusi Melati

adanya perbaikan melalui sebuah Revolusi. Peran

Civil Society yakni generasi muda di Tunisia

menuntut adanya reformasi bidang sosial dan

ekonomi dan berakhirnya korupsi dan menjamin

kebebasan berekspresi.

b. Faktor Eksternal

1. Demokrasi

Tuntutan adanya persamaan pemenuhan HAM, dan

tuntutan akan kebebasan dan jaminan hak sipil

dan hak politik, serta tuntutan terhadap

pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya

menjadi implikasi dari implementasi konsep

nilai-nilai demokrasi yang dianggap dapat

menggantikan rezim otoriter di negara-negara

Timur Tengah. Alasan inilah yang membawa rakyat

Tunisia pada aksi demonstran guna menuntut

adanya reformasi dari berbagai bidang dalam

pemerintahan Tunisia.

2. Media Sosial

Dalam pemaparan melalui sebuah situs10

didapatkan berbagai timeline yang menyebutkan

bahwa 1 dari 3 orang Tunisia menggunakan

Internet (3,6M Internet Users 34,5% of POP). Disisi

lain juga disebutkan bahwa 1 dari 2 orang10Social Media in the Jasmine Revolution Tunisia. Diakses dalamhttp://navantigroup.com/sites/navantigroup.com/files/resources/2011-04/tunisia_new_22April%201.pdf pada tanggal 1 Desember 2014pukul 21.01 WIB

Page 12: Revolusi Melati

Tunisia mempunyai akun Facebook (1,67M Facebook

Users 46,4% of Internet Users). Dari sinilah, 34,5%

rakyat Tunisia yang menggunakan internet

mengakses melalui Home Internet (84%), Work Internet

(76%), Cyber Cafe (24%).

Realita ini menggambarkan berbagai sosial media

seperti Facebook (Social Media), Google (Search),

Google.fr (Search), Youtube (Video Sharing), Windows Live

(Search), Blogger (Web Publishing/Blog), Wikipedia

(Crowsourced Information), Tunisia SAT (Forum), Conduit

(Web Publishing/Blog), Twitter (Social Media), menjadi

sarana penyebaran revolusi oleh grup-grup

aktifis tertentu.

TIMELINE OF EVENTS

2010

12/07 Bouazizi sets himself on fire in protest

in Sidi Bouzid

12/22 Houcine Falhi commit suicide during

another protest in Sidi Bouzid

12/28 Nesma TV, private news channel, first

major Tunisian media outlet to cover the

protest

2011

01/02 Acitivist group “Anonymous” hacks dan

shuts down several state-run websites

Page 13: Revolusi Melati

01/07 Some active bloggers, journalists, and

activists arrested in a crackdown of dissent

01/12 From 01/07 until 01/12 Facebook gains

150,000 new Tunisian users

01/13 Ban and block on Youtube lifted (average

age of user is 25-45)

01/14 Ben Ali flees ti Saudi Arabia under

protest dan losers military support

01/15 Tweets peak11

Keadaan Pemerintahan di Tunisia Pasca Ben Ali

Sejak Tahun 1987-2011 Tunisia dipimpin oleh

Presiden Zine al-Abidine Ben Ali, yang menggantikan

pemimpin sebelumnya yakni Habib Bourguiba yang

memerintah antara tahun 1957-1987. Pada saat dipimpin

oleh Ben Ali keadaan ekonomi Tunisia tidak terlalu

bagus dan cenderung untuk jatuh hal ini bisa kita lihat

dengan tingginya biaya hidup, rendahnya tingkat

kesejahteraan rakyatnya serta ditambah buruk lagi

dengan pemerintahan yang diktator.

Keadaan ini terus berlanjut hingga terjadinya

revolusi di Tunisia yang dipicu oleh pembakaran diri

Muhammad Bouzizi yang dipicu dari aksi protesnya yang

ditolak dan diusir oleh polisi saat ia mendatangi

kantor Gubernur untuk menanyakan nasib gerobaknya yang

disita oleh petugas, tapi karena selalu diberlakukan

11Ibid.

Page 14: Revolusi Melati

sewenang-wenang dan tidak adil, mendorong rasa frustasi

dari Bouzizi yang memuncak sehingga mendorong ia untuk

melakukan aksi nekat dengan membakar diri di depan

kantor Gubernur yang kemudian berita ini tersebar

melalui internet ke masyarakat luas yang kemudian dari

sinilah banyak kemudian simpatisan yang turun ke jalan

melakukan demonstrasi yang hasilnya adalah turunnya Ben

Ali dari jabatannya sebagai Presiden yang sudah 30

tahun memimpin Tunisia.12

Meskipun pada saat itu pernyataan Perdana Menteri

Ganouchi yang mengambil alih kekuaasaan namun kekuasaan

itu tidak berlangsung lama, setelah hari itu juga pada

tanggal 15 Februari 2011, Mahkamah Konstitusi Tunisia

menetapkan bahwa Zein al-Abidin Ben Ali berada dalam

kondisi sementara tidak menjalankan tugas dan bahwa

Presiden sebenarnya kosong. Hal ini dikarenakan

ditemukannya pengaturan yang tidak konstitusional

berdasarkan Pasal 57 dari konstitusi.

Sehingga setelah ditemukannya hal itu Mahkamah

Konstitusi selaku otoritas hukum tertinggi pada isu-isu

konstitusional, mengumumkan transisi pada tanggal 19

Februari 2011, sekaligus menyatakan bahwa Fuad Mebazaa

selaku Ketua Parlemen telah ditunjuk sebagai Presiden

interim. Mebazaa mengambil sumpah di kantornya di

parlemen, dihadapan Ketua Senat Abdallal Kallel dan12 Ryan, Yasmine. 26 Januari 2011.How Tunisia’s Revolution Began. Dalamhttp://www.aljazeera.com/indepth/features/2011/01/2011126121815985483.html . diakses pada tanggal 26 November 2014.

Page 15: Revolusi Melati

disaksikan oleh perwakilan dari kedua lembaga. Selain

itu juga diumumkan pula bahwa Ketua Parlemen akan

menduduki jabatan Presiden sementara dan pemilihan akan

diadakan dalam jangka waktu antara 45 dan 60 hari.

Setalah diumumkannya hal itu, barulah tercapai

kesepakatan antara pemerintah interim dan UGTT pada

tangga 8 Februari 2011. Rancangan Undang-Undang untuk

memberikan Fuad Mebazaa kekuasaan darurat disahkan

pada tanggal 9 ebruari 2011. RUU ini juga memungkinkan

Mebazaa untuk meratifikasi perjanjian Internasional hak

asasi manusia tanpa parlemen sebagaimana telah

dinyatakan sebelumnya bahwa Tunisia akan meratifikasi

Konvensi Internasional untuk Perlindungan Semua Orang

dari Penghilangan Paksa, dengan Statuta Roma dari

Mahkamah Pidana Internasional.

Langkah pertama yang diambil pada RUU keadaan

darurat yaitu akan memberikan kekuasaan kepada Presiden

sementara yakni Fuad Mebazaa sehingga dia dapat

mengambil alih kekuasan RCD di Parlemen.13 Selain itu

pada tanggal 15 Februari 2011 Pemerintah Tunisia

melalui Kementerian Dalam Negeri secara resmi

mengakhiri jam malam di seluruh penjuru negara Tunisia.

Hal ini dilakukan untuk mencegah segala hal yang

memungkinkan dapat mengancam keamanan negara dan dalam

13 Kavakeb, Dominic. 2011. The Battle Of Tunis. Dalamhttp://www.socialistreview.org.uk/article.php?articlenumber=11546 . yang diakses pada tanggal 25 November 2014.

Page 16: Revolusi Melati

memastikan keamanan masyarakat serta perlindungan bagi

fasilitas umum dan swasta.

Tidak cukup dengan menurunkan Ben Ali, masyarakat

yang mulai terbakar amarahnya juga melakukan unjuk rasa

untuk memukul mundur kroni Ben Ali, namun perbedaan

dari unjuk rasa sebelumnya adalah keberadaan aparat

yang mendukung para demonstran. Beberapa aparat bahkan

sempat memblokade sebuah mobil yang membawa Presiden

sementara Tunisia Fouad Mebazaa, tapi aparat kemudian

membiarkannya lewat.

Selain itu juga terdapat Serikat Buruh Utama

Tunisia, yang memainkan peranan penting dalam Revolusi

Melati melakukan sebuah demonstrasi dengan melakukan

pergerakan menuju ibukota Tunisia yang diiukuti oleh

ribuan buruh dan ratusan warga sipil yang tidak puas

dengan janjinya untuk mundur begitu pemilu digelar

menuntut Perdana Menteri Ghannouchi untuk turun dari

jabatannya. Selain itu unjuk rasa juga dilakukan karena

mereka menilai bahwa pemerintah sementara juga tidak

representatif dan tidak menjalankan tugas mereka dengan

cepat dan transparan.14

Sehingga akibat dari unjuk rasa yang dilakukan

oleh masyarakat Tunisia yang menentang pemerintahan

sementara pimpinan Perdana Menteri Ghannouchi, berhasil

14 Elthaway, Mona. 15 Januari 2011. Tunisia’s Jasmine Revolution. Dalamhttp://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2011/01/14/AR2011011405084.html .yang diakses pada tanggal 25 November 2014.

Page 17: Revolusi Melati

membuat Ghannouchi secara resmi mengundurkan diri dari

dunia politik pada hari Minggu 27 Februari 2011.

Sehingga dia mengharpkan dengan mengundurkannya dia

dari jabatannya dapat mengembalikan kondisi Tunisia

menjadi aman kembali. Setelah turunnya Ghannouchi

keadaan masyarakat Tunisia mulai berangsur-angsur

kondusif dan aman kembali, sehingga pemerintah

sementara dapat menyiapkan persiapan untuk

dilaksanakannya Pemilu di Tunisia yang dilakukan pada

tanggal 23 oktober 2011. Dimana pada saat itu antusias

dari masyarakat Tunisia untuk memilih sangat tinggi.15

Kebijakan politik yng dikeluarkan Tunisia pasca

revolusi melati

Ben Ali merupakan presiden Tunisia kedua

setelah menggantikan Habib Bourguiba yang telah

memerintah Tunisia dari tahun 1957 sampai 1987.

Pada masa pemerintahannya, Ben Ali dituntut oleh

rakyat Tunisia untuk meninggalkan jabatannya

karena tingginya biaya hidup, rendahnya tingkat

15 Vibriyanto, Widian. 2011. Tunisia Gelar Pemilu untuk Pertama Kali SetelahBen Ali Tumbang. Dalam Kantor Berita Politik RMOL.CO(http://www.rmol.co/read/2011/10/23/43392/Tunisia-Gelar-Pemilu-untuk-Pertama-Kali-Setelah-Ben-Ali-Tumbang-) yang diakses padatanggal 26 November 2014

Page 18: Revolusi Melati

kesejahteraan rakyat, serta pemerintahannya yang

dictator. Tuntutan rakyat Tunisia kepada Ben Ali

untuk meninggalkan jabatannya sebagai presiden

dimulai dengan datangnya seorang pedagang sayur

dan buah-buahan yang mana gerobaknya disita oleh

polisi karena tidak mempunyai ijin berjualan,

keudian dia mendatangi kantor gubernur untuk

menanyakan nasib gerobaknya yang disita itu. Akan

tetapi dia malah diusir oleh polisi dan kemudia

dia merasa frustasi dan kemudian mendorong

Bouazizi untuk membakar diri di depan kantor

gubernur.

Kejadian bakar diri Bouazizi ini dengan cepat

menyebar di telinga masyarakat Tunisia, yang

kemudian mendorong keberanian masyarakat Tunisia

untuk melakukan demonstrasi yang menuntut

demokrasi dan pemerintahan yang otoriterian dengan

meminta agar presiden Ben Ali turun dari

jabatannya. Kemudian mahkamah konstitusi Tunisia

menetapkan bahwa Ben Ali dalam kondisi sementara

tidak menjalankan tugas dan jabatan presiden

sebenarnya kosong. Dan kemudian mahkamah

konstitusi mengangkat Fuad Mebazaa selaku ketua

parlemen sebagai sebagai presiden interim sebelum

dilakukan pemilihan dalam jangka waktu 45 sampai

60 hari.

Page 19: Revolusi Melati

Pada tangggal 8 februari 2011 telah terjadi

kesepakatan antara pemerintah interim dan

(Tunisian General Labour Union)UGTT dan kemudian

disusul pada tanggal 9 februari 2011 rancangan

undang-undang untuk memberikan fuad mabazaa

kekuasaan darurat disahkan. Langkah pertama yang

diambil pada rancangan undang-undang keadaan

darurat adalah akan memberikan kekuasaan pada

presiden sementara sehingga dia dapat mengambil

alih kekuasaan (partai berkuasa di Tunisia)RCD di

parlemen. Pada tanggal 15 februari 2011 pemerintah

Tunisia baru melalui kementrian dalam negeri

Tunisia secara resmi mengakhiri jam malam di

seluruh penjuru Negara Tunisia. Hal ini dilakukan

untuk mencegah segala hal yang mungkin dapat

mengancam keamanan Negara dan dalam memastikan

keamanan Negara dan masyarakat serta perlindungan

bagi fasilitas umum dan swasta.

Perdana menteri ghannouchi yang tetap

memimpin koalisi bersatu setelah ben ali kabur ke

arab Saudi pada jum’at malam tanggal 21 januari

2011 berpidato kepada rakyat untuk tetap bersabar

dan berjanji akan mengakgiri karir politiknya

setelah dia bias menggelar pemilu. Dalam pidatonya

dalam televise, perdana menteri ghannouchi

bersumpah untuk menghormati konstitusi dan

memulihkan stabilitas, dan meminta kepada warga

Page 20: Revolusi Melati

untuk memelihara jiwa patriotic, dia juga berjanji

akan menekan inflasi dan pengangguran. Pada

tanggal 27 januari 2011 perdana menteri ghannouchi

mengumumkan bahwa enam mantan anggota partai RCD

telah dikeluarkan dari pemerintahan sementara,

diantaranya adalah menteri pertahanan, menteri

luar negeri, menteri keuangan, dan menteri dalam

negeri. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu

tuntutan para demonstran di Tunisia.

Tuntutan yang dilakukan oleh para demonstran

yang menolak pemerintahan baru karena dinilai

masih banyak diduduki oleh cabinet lama dari masa

pemerintahan ben ali. Sebenarnya ghannouchi telah

melakukan sejumlah perubahan dan mengganti

beberapa anggota cabinet yang kontroversial sejak

ben ali tiidak memerintah lagi. Akan tetapi bagi

demonstran reformasi yang dilakukan oleh

ghannouchi masih kurang mendalam dan meluas.

Akibat unjuk rasa yang menentang pemerintahan

sementara akhirnya perdana menteri ghannouchi

mengundurkan diri dari dunia perpolitikan pada

hari minggu 27 februari 2011. Dengan langkah

tersebut, ghannouchi kemudian membuka jalan bagi

perdana menteri baru yang memiliki ruang gerak

lebih besar untuk mewujudkan harapan penduduk

Tunisia. Dengan pengunduran dirinya ghannouchi

Page 21: Revolusi Melati

berharap rakyat Tunisia akan lebih damai lagi

untuk kedepannya.16

Pasca tumbangnya rezim ben ali telah terjadi

beberapa dinamika politik yang terjadi di Tunisia

seperti, telah terjadi perombakan cabinet pasca

revolusi melati, dan juga telah terjadi dua kali

pergantian perdana menteri.pengangkatan amamou

sebagai menteri pemuda dan olahraga merupakan

sebuah symbol tokoh muda dan juga budaya internet.

Kemudian pada tanggal 25 mei 2011 amamou

mengundurkan diri sebagai menteri pemuda dan

olahraga. Mundurnya slim amamou sebagai menteri

pemuda dan olahraga merupakan salah satu bentuk

protes terhadap kebijakan pemerintahan Tunisia

untuk kembali melakukan sensor terhadap akses

internet. Munculnya sensor terhadap akses internet

dianggap telah menghianati dari revolusi yang

dilakukan oleh rakyat Tunisia. Bagi amamou,

pergerakan revolusi melati merupakan perjuangan

untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Masih adanya sensor terhadap internet

merupakan tanda bahwa pergerakan untuk menuju

sebuah pemerintahan yang bafru dan lebih baik

belum berakhir. Ketidakstabilan situasi politik di

16 Faizal I. Musada. Demokratisasi Tunisia Dan Pengaruhnya Terhadap Negara-Negara Arab. Diakses melalui http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8233/FAIZAL%25201.%2520MUSDA.pdf (03/12/2014, 00.50 WIB).

Page 22: Revolusi Melati

Tunisia merupakan sebuah konsekuensi dari

perubahan yang tengah berlangsung. Kesadaran untuk

tetap mengawal jalannya perubahan pasca revolusi

melati tampaknya telah muncul di situs jejaring

social facebook.17

Dalam keadaan politik yang tidak stabil,

cukup sulit bagi masyarakat Tunisia untuk

menemukan pemimpin yang mampu melaksanakan

demokrasi secara baik. Proses pemilu yang

dilangsungkan pada bulan juli, sepertinya akan

menjadi batu loncatan untuuk demokrasi di Tunisia.

Berkaitan dengan pemulihan kondisi Tunisia pasca

revolusi melati, Negara-negara yang tergabung

dalam G-8 bermaksud akan memberikan bantuan demi

tercapainya demokratisasi di Tunisia.

17 Subkhan. Demokratisasi Tunisia Dan Pengaruhnya Terhadap Negara-Negara Arab.Diakses melalui http://lib.ui.ac.id/file%3Dpdf/abstrak-20278722.pdf (03/12/2014, 00.56 WIB).

Page 23: Revolusi Melati

Daftar Pustaka

Elthaway, Mona. 15 Januari 2011. Tunisia’s Jasmine

Revolution. Dalam

http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/

article/2011/01/14/AR2011011405084.html .yang

diakses pada tanggal 25 November 2014.

Page 24: Revolusi Melati

Faizal Muzada, Skripsi : Demokratisasi Tunisia dan

Pengaruhnya terhadap negara-negara Arab,

Universitas Hasanudin: 2013

Faizal I. Musada. Demokratisasi Tunisia Dan Pengaruhnya

Terhadap Negara-Negara Arab. Diakses melalui

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handl

e/123456789/8233/FAIZAL%25201.%2520MUSDA.pdf

(03/12/2014, 00.50 WIB).

Jurnal Analisis Dokumentasi Hak Asasi Manusia

ASASI :Penyiksaan belum Terbendung, ASASI

edisi Mei Juni 2011, diakses dalam

http://www.elsam.or.id/downloads/1308816117_A

SASI_Mei-Juni_2011.pdf hal. 14 pada tanggal 1

Desember 2014 pkl. 21:17 WIB

Kavakeb, Dominic. 2011. The Battle Of Tunis. Dalam

http://www.socialistreview.org.uk/article.php

?articlenumber=11546 . yang diakses pada

tanggal 25 November 2014.

Musada,Faisal.I.2013. Dalam Skripsi. Demokratisasi

di Tunisia dan Pengaruhnya Terhadap Negara-

Negara Arab. Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Hasanuddin. Yang

didownload dari https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&

uact=8&sqi=2&ved=0CEAQFjAF&url=http%3A%2F

Page 25: Revolusi Melati

%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream

%2Fhandle%2F123456789%2F8233%2FFAIZAL%2520I.

%2520MUSADA.pdf%3Fsequence

%3D1&ei=2DiIVPXnHcKLuASr8IHQBQ&usg=AFQjCNEjpd

CF1Y2_iIgjanf_6YuSQjke0A&sig2=8eFanbLXj3SlTIV

6I-GfJw&bvm=bv.81456516,d.c2E. Pada tanggal 9

Desember 2014. Pukul 19.00 WIB.

Ryan, Yasmine. 26 Januari 2011.How Tunisia’s Revolution

Began. Dalam

http://www.aljazeera.com/indepth/features/201

1/01/2011126121815985483.html . diakses pada

tanggal 26 November 2014.

Sari Kurnia, Pengaruh Jejaring Sosial dalam Tranformasi

Revolusi Tunisia menuju Revolusi Melati. Yang diakses

dalam

https://www.academia.edu/7525207/Pengaruh_Jej

aring_Sosial_dalam_Tranformasi_Revolusi_Tunis

ia_menuju_Revolusi_Melati. Pada tanggal 3

Desember 2014, pukul 20.00 WIB.

Social Media in the Jasmine Revolution Tunisia.

Diakses dalam

http://navantigroup.com/sites/navantigroup.co

m/files/resources/2011-04/tunisia_new_22April

%201.pdf pada tanggal 1 Desember 2014 pukul

21.01 WIB

Page 26: Revolusi Melati

Subkhan. Demokratisasi Tunisia Dan Pengaruhnya Terhadap

Negara-Negara Arab. Diakses melalui

http://lib.ui.ac.id/file%3Dpdf/abstrak-

20278722.pdf (03/12/2014, 00.56 WIB).

Vibriyanto, Widian. 2011. Tunisia Gelar Pemilu untuk

Pertama Kali Setelah Ben Ali Tumbang. Dalam Kantor

Berita Politik RMOL.CO

(http://www.rmol.co/read/2011/10/23/43392/Tun

isia-Gelar-Pemilu-untuk-Pertama-Kali-Setelah-

Ben-Ali-Tumbang-) yang diakses pada tanggal

26 November 2014