Top Banner
1 BAB I PROFIL USAHA KECIL MENENGAH Sejarah Pada awalnya Pak Didiek selaku pemilik Usaha tersebut merupakan salah satu pegawai Bandara Juanda di Sidoarjo, beliau berasal dari Dusun Sanan yang dari dulu merupakan sentral usaha tempe yang terkenal dari Malang. Suatu saat beliau melihat potensi tempe dari wilayahnya ini belum tergarap dengan optimal, dari sini lah muncul idenya untuk mencoba menjadi wiraswasta. Awalnya beliau hanya menjual tempe yang diperolehnya dari meminjam tetangganya yang merupakan produsen tempe, beliau hanya menjual pada hari-hari dimana beliau libur bekerja. Setelah 1 bulan mencoba berjualan tempe disetiap liburnya beliau memutuskan untulk berhenti bekerja di bandara Juanda dan menggeluti usaha produksi tempe, dan pada tanggal 18 desember 1998 beliau mulai mendirikan usaha produksi tempe yang awalnya beliau mendapat pinjaman modal berupa kedelai sebanyak 1kuintal dari koperasi setempat. Pada awalnya kapasitas produksi tempe dalam sehari hanya berkisar 5kg, dengan pegawai hanya dibantu istri saja, namun kini Pak Didiek telah mampu memproduksi 100kg per hari dan sudah memiliki 10 orang pegawai. Awalnya Pak didiek hanya memproduksi tempe untuk kebutuhan konsumsi saja, namun sejak tahun 2000an beliau mulai memproduksi tempe dan dijadikan kripik tempe. Lokasi Untuk lokasi, Pak Didiek memilih tempat di dusun Sanan sebagai tempat produksi kripik tempe tersebut. Mengapa? Karena hal itu disebabkan memang di tempat tersebut terkenal dengan sentral tempe dan untuk bahan bakunya mudah didapat dan terjangkau. Maka dari itu, pak Didiek memilih tempat tersebut sebagai tempat produksi. Kebetulan pak Didiek sendiri memang tinggal di dusun tersebut, se hingga memiliki ke untungan ter sendiri. Lokasi tersebu t berada di Jl. Sanan VI / 37 Telp. (0341) 411139 Malang. Sedangkan untuk showroom, beliau memilih tempatnya di Jl. R.T. Suryo 24A Telp. (0341) 475022 Malang . Selain kedekatan dengan tempat produksi,
18

revisi terberu

Apr 07, 2018

Download

Documents

Fahmi Shofianto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 1/18

1

BAB I

PROFIL USAHA KECIL MENENGAH

Sejarah

Pada awalnya Pak Didiek selaku pemilik Usaha tersebut merupakan salah

satu pegawai Bandara Juanda di Sidoarjo, beliau berasal dari Dusun Sanan yang

dari dulu merupakan sentral usaha tempe yang terkenal dari Malang. Suatu saat

beliau melihat potensi tempe dari wilayahnya ini belum tergarap dengan optimal,

dari sini lah muncul idenya untuk mencoba menjadi wiraswasta. Awalnya beliau

hanya menjual tempe yang diperolehnya dari meminjam tetangganya yang

merupakan produsen tempe, beliau hanya menjual pada hari-hari dimana beliau

libur bekerja. Setelah 1 bulan mencoba berjualan tempe disetiap liburnya beliau

memutuskan untulk berhenti bekerja di bandara Juanda dan menggeluti usaha

produksi tempe, dan pada tanggal 18 desember 1998 beliau mulai mendirikan

usaha produksi tempe yang awalnya beliau mendapat pinjaman modal berupa

kedelai sebanyak 1kuintal dari koperasi setempat.

Pada awalnya kapasitas produksi tempe dalam sehari hanya berkisar 5kg,

dengan pegawai hanya dibantu istri saja, namun kini Pak Didiek telah mampumemproduksi 100kg per hari dan sudah memiliki 10 orang pegawai. Awalnya Pak

didiek hanya memproduksi tempe untuk kebutuhan konsumsi saja, namun sejak

tahun 2000an beliau mulai memproduksi tempe dan dijadikan kripik tempe.

Lokasi

Untuk lokasi, Pak Didiek memilih tempat di dusun Sanan sebagai tempat

produksi kripik tempe tersebut. Mengapa? Karena hal itu disebabkan memang ditempat tersebut terkenal dengan sentral tempe dan untuk bahan bakunya mudah

didapat dan terjangkau. Maka dari itu, pak Didiek memilih tempat tersebut

sebagai tempat produksi. Kebetulan pak Didiek sendiri memang tinggal di dusun

tersebut, sehingga memiliki keuntungan tersendiri. Lokasi tersebut berada di Jl.

Sanan VI / 37 Telp. (0341) 411139 Malang.

Sedangkan untuk showroom, beliau memilih tempatnya di Jl. R.T. Suryo

24A Telp. (0341) 475022 Malang . Selain kedekatan dengan tempat produksi,

Page 2: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 2/18

2

tempat ini juga memiliki keuntungan lainnya. Seperti seringnya tempat ini

dikunjungi oleh wisatawan yang ingin membeli produk kripik tempe dan juga

untuk melihat cara memproduksinya selain itu showroom tersebut juga berada di

pinggir jalan Raya sehingga sangat strategis untuyk menjual produk.

Visi dan Misi

Mensejahterakan Pemilik, Karyawan, Masyarakat sekitar dan mengurangi

pengagguran.

Struktur Organisasi

Page 3: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 3/18

3

BAB II

ASPEK PRODUKSI

2.1 Man

Dalam melakukan kegiatan operasional / Produksi pemilik

mempekerjakan sepuluh (10) orang pegawai yang terdiri dari enam (6) orang

perempuan dan empat (4) orang laki-laki, semua pegawai ini didapat dari

masyarakat sekitar

2.2 Material

Dalam kegiatan operasional / produksi dibutuhkan bahan baku sebagai

berikut:

1. Tempe Kedelai

2. Tepung Beras

3. Tepung Kanji

4. Bumbu – Bumbu

5. Plastik untuk Packing.

6. Kardus untuk Packing.

2.3 Money

Dalam menjalankan usaha ini bapak Didiek menyedikan modal sebesar

75% dari omset untuk menjalankan usaha tersebut. jadi untuk awal produksi,

beliau mendapatkan keuntungan sebesar 25% dari penjualannya.

2.4 MachineUntuk mesin, dalam proses produksi keripik tempe ini tidak menggunakan

mesin, melainkan masih menggunakan tenaga manual. Alat-alat seperti pisau,

cowek, penggorengan, maupun sutil dan alat-alat lainnya sangat berperan dalam

proses produksinya, meskipun alat ini tidak bisa dikatakan mesin.

Page 4: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 4/18

4

2.5 Method

Keripik tempe ini melalui beberapa tahap dalam proses produksinya.

Prosesnya sebagai berikut :

1. Memproses tempe dengan cara mengisi plastik berukuran diameter 10

cm dan panjang 110 cm dengan kedelai, dan kemudian ditambahkan

dengan jamur tempe dalam proses fragmentasinya.

2. Setelah berselang 3-4 hari, maka tempe pun telah jadi.

3. Kemudian tempe tersebut dibagi menjadi beberapa potong, dan

kemudian disejajarkan dan akhirnya melalui proses pemotongan secara

tipis-tipis.

4. Tempe yang telah diiris tipis-tipis, kemudian melalui proses pemberian

bumbu seperti garam, tepung beras, ketumbar, dan banyak bumbu-

bumbu lainnya.

5. Setelah melalui proses pembumbuan, kemudian tempe-tempe tersebut

digoreng dan akhirnya menjadi keripik tempe.

Page 5: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 5/18

5

6. Dan akhirnya langkah terakhir, keripik-keripik tempe tersebut dikemas

dan siap untuk dikonsumsi.

Page 6: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 6/18

6

BABIII

ASPEK PERSONALIA

3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Dalam proses pembuatan keripik tempe ini, beliau menggunakan tenaga

kerja sebanyak 10 orang. Sepuluh tenaga kerja ini masing-masing dibagi menjadi

3 bagian yaitu bagian pemotongan tempe, menggoreng dan yang terakhir bagian

pengemasan.

3.2. Jam Kerja

Jam kerja untuk tenaga kerja keripik tempe ini ditetapkan dari pukul 09.00

sampai dengan pukul 16.00. Dengan jam kerja selama 7 jam, maka jam kerja ini

dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00-12.00 dan 13.00-16.00.

3.3. Sistem Honor

Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja adalah menggunakan

system honor borongan, yaitu sebesar Rp.4000,- per potong (panjang 110 cm dan

diameter 10 cm) untuk masing-masing karyawan.

3.4. Mempertahankan Tenaga Kerja

Banyak cara yang dilakukan Bapak Didiek untuk dapat mempertahankan

tenaga kerja. Seperti memberikan jaminan kesehatan pada karyawan, pemberianbonus-bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk

mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pegawainya. Insentif-insentif

ini akan lebih memberikan motivasi pada karyawan agar tetap bertahan pada

pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.

Page 7: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 7/18

7

BAB IV

ASPEK PEMASARAN

Dalam suatu usaha, aspek pemasaran meliputi produk, harga, tempat, dan

promosi. Dalam konsep pemasaran, keempat hal tersebut biasanya disebut dengan

konsep bauran pemasaran atau 4P, yaitu product, price, place, dan promotion .

Keempat aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut:

4.1. Product (Produk)

Produk yang dijual yaitu keripik tempe cap

bawang. Produk keripik tersebut akan dikemas

menggunakan plastik sedemikian rupa sehingga

menarik konsumen. Tidak lupa pelabelan P.I.R.T.

diletakkan pada setiap kemasan produk. Produk ini

merupakan memiliki keunggulan dari segi bahan

baku yang murni dibuat sendiri oleh pemilik.

Sehingga memiliki cita rasa yang khas dan kualitas terjamin.

4.2. Price (Harga)

Penentuan harga merupakan bagian yang penting selain aspek inovasi pada produk. Strategi penentuan harga diperuntukkan menarik

minat konsumen pada saat usaha ini dijalankan. Harga produk ditentukan

sesuai dengan biaya pembuatan. Mengingat bahan baku yang digunakan

dalam pembuatan keripik tempe ini didapatkan dan sesuai dengan daya

beli konsumen maka harga keripik tempe ditetapkan sebesar Rp 27.500,-

per kg.

4.3.

Place (Tempat)Produk ini dijual oleh pemilik melalui showroom yang dimilikinya

di Jl. R.T. Suryo 24A Telp. (0341) 475022 Malang . Selain itu, produk

yang dijual disebar oleh distributor tetap Kripik Tempe Cap Bawang ini ke

toko-toko ke seluruh pelosok Jawa Timur dan Bali.

Page 8: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 8/18

8

4.4. Promotion (Promosi)

Promosi akan dilakukan melalui informasi dari mulut ke mulut,

membagikan kartu nama dan mengandalkan showroom yang berada di

dekat jalan raya Jalan Sanan. Promosi yang dilakukan perusahaan ini tidak

dilakukan secara mendalam, karena memang keterbatasan pemilik untuk

melakukan pemasaran.

Page 9: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 9/18

9

BAB V

ASPEK KEUANGAN

5.1. Penjualan

Usaha kripik tempe Pak Didiek ini sudah memiliki pasar yang luas dimana

Pak Didiek ini sudah mampu masuk hampir seluruh Jawa Timur dan Bali. Dalam

produksi sehari hari Pak Didiek minimal memproduksi 100kg kripik tempe,

dengan asumsi bahwa harga jual kripik tempe Pak Didiek paling murah adalah

Rp. 27.500 maka hasil penjalan Pak. Didiek dalam 1 bulan adalah :

Penjualan dalam 1 bulan = 100 kg x Rp. 27.500 x 30 hari = Rp. 82.500.000

5.2. Biaya Produksi

Dalam operasional suatu usaha pasti menimbulkan biaya, hal tersbut juga

berlaku dalam kegiatan operasional usaha kripik tempe Pak Didiek dalam

kegiatan usahanya biaya-biaya yang dikeluarkan antara lain untuk membeli

bahan-bahan baku, membayar upah dari para pekerja dan untuk membayar biaya-

biaya tidak langsung seperti listrik dll. Dalam pengeluaran biaya-biaya produksi

Pak Didiek memperkirakan sebanyak 75% dari harga jual produk kripik tempe.Maka total biaya yang dikeluarkan adalah :

Biaya Produksi = 75% x 100kg x Rp.27.500 x 30 hari = Rp. 61.875.000

5.3. Laba

Laba dari usaha kripik tempe ini dapat dihitung dengan menghitug slisih

antara penjualan dengan biaya yang dikeluarkan yakni sebesar :

Laba = Penjualan – Biaya= Rp. 82.500.000 – Rp. 61.875.000

= Rp. 20.625.000 per bulan

Page 10: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 10/18

10

BAB VI

ANALISIS STRATEGI MATRIX

6.1. Strengths

1. Image yang baik mengenai produk kripik tempe dari kota malang.

2. Rasa dari produk kripik tempe cap “bawang” merupakan salah satu yang

terbaik dibanding pesaing-pesaing disekitar.

3. Memiliki outlet sendiri dengan posisi yang strategis yakni di pinggir jalan

raya Jl. Tumenggung Suryo..

4. Memiliki banyak rasa dalam produk yang dimiliki.

5. Merk “cap bawang” meruppakan salah satu merk yang terkenal di

kawasan malang.

6. Memproduksi sendiri tempe yang merupakan bahan baku kripik tempe,

sehingga kualitas bahan baku terjaga.

7. Memiliki karyawan yang memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi.

8. Saluran distribusi yang luas.

6.2. Weakness1. Dibandingkan dengan pesaing harga jual produk kripik tempe “cap

bawang” relative lebih mahal.

2. Kurangnya link untuk melakukan expansi.

3. Daya tahan bahan baku berupa tempe hanya 24 jam.

4. Proses pembuatan tempe lama yakni 3 hari.

6.3.

Opportunity1. Semakin tingginya permintaan kripik tempe..

2. Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan makanan yang

sehat.

3. Adanya informasi bahwa tempe merupakan makanan yang kaya akan gizi.

4. Adanya bantuan-bantuan dari pemerintah dan lembaga-lembaga lain..

5. Pelanggan-pelanggan yang setia.

6. Munculnya bantuan bantuan kredit lunak untuk usaha kecil dan menengah.

Page 11: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 11/18

11

6.4. Threats

1. Persaingan dengan pesaing

2. Munculnya produk-produk kripik-kripik buah.

3. Jatuhnya Perekonomian.

4. Munculnya produsen produsen baru kripik tempe di daerah luar kota

malang.

5. Adanya produk-produk substitusi.

6.5. Internal Factor Evaluation

Faktor Internal Bobot Skor Bobot

x Skor

Kekuatan

1. Image yang baik mengenai produk kripik

tempe dari kota malang.

0,15 4.00 0,60

2. Rasa dari produk kripik tempe cap

“bawang” merupakan salah satu yang

terbaik dibanding pesaing-pesaing

disekitar.

0,05 4.00 0.20

3. Memiliki outlet sendiri dengan posisi yang

strategis yakni di pinggir jalan raya Jl.

Tumenggung Suryo..

0.05 3.00 0.15

4. Memiliki banyak rasa dalam produk yang

dimiliki.

0.10 4.00 0.40

5. Merk “cap bawang” meru pakan salah satu

merk yang terkenal di kawasan malang.

0.05 4.00 0.20

6. Memproduksi sendiri tempe yang

merupakan bahan baku kripik tempe,

sehingga kualitas bahan baku terjaga.

0.10 4.00 0.40

7. Memiliki karyawan yang memiliki

integritas dan loyalitas yang tinggi.

0.05 3.00 0.15

8. Saluran distribusi yang luas. 0.05 3.00 0.15

Page 12: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 12/18

12

6.6 External Factor Evaluation

Faktor External Bobot Skor Bobotx Skor

Peluang

1. Semakin tingginya permintaan kripik tempe, 0,15 4 0,6

2. Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akanmakanan yang sehat,empe cap “bawang” merupakansalah satu yang terbaik dibanding pesaing-pesaingdisekitar,

0,05 4 0,2

3. Adanya informasi bahwa tempe merupakan makananyang kaya akan gizi, 0,05 3 0,15

4. Adanya bantuan-bantuan dari pemerintah dan lembaga-lembaga lain,, 0,1 2 0,2

5. Pelanggan-pelanggan yang setia, 0,1 4 0,46. Munculnya bantuan bantuan kredit lunak untuk usaha

kecil dan menengah, 0,05 4 0,2

Ancaman

1, Persaingan dengan pesaing 0,1 4 0,4

2, Munculnya produk-produk kripik-kripik buah, 0,1 3 0,3

3, Jatuhnya Perekonomian 0,1 3 0,3

Kelemahan

1. Dibandingkan dengan pesaing harga jual

produk kripik tempe “cap bawang” relative

lebih mahal.

0.15 2.00 0.30

2. Kurangnya link untuk melakukan expansi. 0.15 1.00 0.15

3. Daya tahan bahan baku berupa tempe hanya

24 jam.

0.10 2.00 0.20

4. Proses pembuatan tempe lama yakni 3 hari. 0.10 1.00 0.10

Total 1,00 3.00

Page 13: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 13/18

Page 14: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 14/18

14

MATRIKS SWOT

Strengths

1. Image yang baik

mengenai produk

kripik tempe dari kota

malang.

2. Rasa dari produk

kripik tempe cap

“bawang” merupakan

salah satu yang

terbaik.

3. Memiliki outlet sendiri

dengan posisi yang

strategis.

4. Memiliki banyak rasa.

5. Merk “cap bawang”

merupakan salah satu

merk yang terkenal.6. Memproduksi sendiri

tempe sehingga

kualitas bahan baku

terjaga.

7. Memiliki karyawan

yang memiliki

integritas dan loyalitasyang tinggi.

8. Saluran distribusi yang

luas.

Weakness

1. Dibandingkan dengan

pesaing harga jual

produk kripik tempe

“cap bawang”

relative lebih mahal.

2. Kurangnya link untuk

melakukan expansi.

3. Daya tahan bahan

baku berupa tempe

hanya 24 jam.

4. Proses pembuatan

tempe lama yakni 3

hari.

Oportunity

1. Semakin tingginya

permintaan kripik

tempe.

SO Strategy

1. Melakukan expansi

dengan memperluas

pasar. (S1 S8, O1, O2,

WO Strategy

1. Melakukan inovasi-

inovesi untuk

meminimalkan biaya.

Page 15: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 15/18

15

2. Semakin tingginya

tingkat kesadaran

masyarakat akan

makanan yang sehat.

3. Adanya informasi

bahwa tempe

merupakan makanan

yang kaya akan gizi.

4. Adanya bantuan-

bantuan dari

pemerintah dan

lembaga-lembaga

lain..

5. Pelanggan-pelanggan

yang setia.

6. Munculnya bantuan

bantuan kredit lunak

untuk usaha kecil danmenengah.

O3, O6) (W1, O4)

Threats

1. Persaingan dengan

pesaing

2. Munculnya produk-

produk kripik-kripik

buah.3. Jatuhnya

Perekonomian.

4. Munculnya produsen

produsen baru kripik

tempe di daerah luar

kota malang.

5. Adanya produk-

ST Strategy

1. Terus

mengembangkan

kualias, rasa, ciri

khas produk. (S2, S4,

S6, O1, O2, O4)

WT Strategy

1. Terus berupaya

mencari link untuk

terus mencari pasar –

pasar baru yang

potensial. (W2, T1,T2, T4)

Page 16: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 16/18

16

produk substitusi.

SPACE MATRIKS

Carnival Corporation memiliki kekuatan financial yang lebih dominan

daripada factor industrial. Dengan SPACE matrix strategi yang diusulkan adalah :

integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi

pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi

THE BOSTON CONSULTING GROUP (BCG) MATRIX

Usaha kripik tempe Pak Didiek ini sudah memiliki pasar yang luas dimana

Pak Didiek ini sudah mampu masuk hampir seluruh Jawa Timur dan Bali. Dan

usaha kripik tempe ini setiap tahun selalu mengalami pertumbuhan yang positih,

dan didalam lingkungan industri, industri kripik tempe ini juga tiap tahunnya juga

tumbuh, hal ini dapat dilihat semakin berkembangnya sentra industri kripik tempe

Page 17: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 17/18

17

di kawasan Sanan. Jadi posisi usaha Pak Didiek dalam pandangan Matriks BCG

adalah :

STARS (II) QUESTION MARK (I)

KRIPIK TEMPE CAP “BAWANG”

CASH COWS (III) DOGS (IV)

Usaha Kripik Tempe Pak Didiek ini ada di posisi kuadran 1 yakni Question

Mark karena Carnival memiliki pertumbuhan marketshare positif dan

pertumbuhan industri juga tumbuh postif. Strategi yang disarankan adalah

intensive strategi yaitu : Market penetration, Market development, or product

development.

Page 18: revisi terberu

8/6/2019 revisi terberu

http://slidepdf.com/reader/full/revisi-terberu 18/18

18

PERENCANAAN STRATEGI

USAHA KECIL DAN MENENGAH

KRIPIK TEMPE “CAP BAWANG” (untuk memenuhi tugas kelompok dari Bpk. Wahdiyat Moko )

Disusun Oleh :

Ismi Choirin Farizki (0810220015)

Fahmi Shofianto (0810220088)

Indra Yogaswara (0810220113)

Jurusan Manajemen

Fakulas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang

2011