DAKWAH NABI PADA MASA KLASIK Disusun guna memenuhi tugas Pengantar Ilmu Dakwah Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag Disusun oleh : Fila Lailatul Hudriyah (131311106) Septiana Nuri Sukma A (131311104) MD-D2 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAKWAH NABI PADA MASA KLASIK
Disusun guna memenuhi tugas Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag
Disusun oleh :
Fila Lailatul Hudriyah (131311106)
Septiana Nuri Sukma A (131311104)
MD-D2
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Ditinjau dari berbagai persepsi, pada intinya dakwah adalah segala kegiatan dan
aktivitas mengajak orang untuk berubah dari situasi yang mengandung nilai bukan Islami
kepada nilai yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud perilaku
keIslaman muslim yang melibatkan unsur da’i, pesan, media, metode, dan respon.
Disini, ditemukan dimensi perubahan dan pembangunan yang terarah dan tujuan yang
jelas yaitu pembangunan perilaku yang diawali dengan disampaikannya pesan Islam
kemudian dilanjutkan dengan pemahaman terhadap pesan itu dan pelaksanaan pesan yang
disampaikan dalam aksi kehidupan sebagai tahapan terakhir.
Dan perlu disadari bahwa dakwah adalah salah satu gerakan pembangunan, karena
esensinya adalah upaya untuk mengajak dan menyeru untuk merubah dari hal yang tidak baik
menjadi baik, supaya kelak menjadi insan yang mampu mengemban amanat fitri yaitu
khaliifatullahi fi al-ardhi.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad SAW ?
2. Bagaimana Dakwah Khulafa’ Ar-Rosyidin ?
3. Bagaimana Dakwah masa Dinasti Umayyah ?
4. Bagaimana Dakwah masa Dinasti Abbasyiyyah ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. DAKWAH MASA NABI MUHAMMAD SAW.
Dakwah Nabi Muhammad Saw. Dapat dibagi menjadi dua periode penting, yaitu
periode Makkah dan periode Madinah. Setiap periode mempunyai karakteristik dakwah
masing-masing.
A. Dakwah Nabi periode Makkah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang
agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran
agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam
A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.
Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah ( Baitullah =
rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi,
Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat
Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum
Sabi’in.1
1. Kondisi Objektif Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus
a. Kondisi Keagamaan
Arab ketika itu hampir tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Sisa-
sisa penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak kedengeran
lagi suaranya. Virus kepercayaan jahiliyyah begitu dahsyat
sehingga merambah hampir semua lapisan masyarakat. Informasi
tentang kepercayaan mereka dapat kita lihat dalam Al-Qur’an,
diantaranya :
Orang arab musyrikin menyembah tuhan-tuhan yang
mereka yakini sebagai perantara yang dapat memberikan
syafa’at untuk mereka kepada Allah. Mereka tahu siapa
1 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 juni 2014 Pukul 14.51)
Kondisi politik di Hirah, Syam, dan Hijaz sangat rusak. Manusia
terbagi dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan
rakyat. Sebelum Islam lahir, kaum kerabat Rasulullah memiliki
posisi penting di Mekkah, meskipun dari segi kekayaan mereka
adalah orang yang biasa-biasa saja, bahkan dikalangan pedagang
Makkah mungkin mereka di bawah rata-rata. Kekayaan dipegang
oleh bani Abdis Syam, bani Naufal, dan bani Makhzum.
Ketegangan muncul di kalangan mereka untuk memperebutkan
posisi penting di masyarakatnya.
c. Kondisi Sosiokultural
Pada saat itu ada beberapa yang dapat dicermati, jika dilihat dari
sudut sosiokultiral diantaranya adalah :
Hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah rusak.
Perlakuan terhadap budak semena-mena.
Budaya miras mengakar.
d. Kondisi Ekonomi
Pada saat itu pertanian terdapat di pinggiran jazirah Arab, seperti
Yaman, Syam, dan sebagian daerah oase yang tersebar di jazirah.
Mayoritas masyarakat Badui hidup dari menggembala unta dan
kambing. Kehidupan mereka berpindah-pindah dari suatu tempat
ketempat yang lain. Sedangkan perdagangan adalah pendapatan
primadona masyarakat Makkah dan Quraisy, sebagaimana yang
digambarkan dalam surah Quraisy. Perdagangan ini tidak cukup
aman karena banyaknya penyamun yang selalu mengintai ekspedisi
dagang. Kemudian perdagangan ini melahirkan kelas orang-orang
kaya yang berfoya-foya di satu sisi dan orang-orang miskin yang
terbuang. Sementara itu ekonomi ribawi adalah landasan ekonomi
mereka.2
2. Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk
menebar rahmat buat sekalian alam. Untuk mencetak manusia yang
berakhlak mulia, materi yang digunakan oleh Nabi adalah (menurut Al-
Mubarakfury):
Tauhid
Iman kepada hari kiamat
Pembersih jiwa dengan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian
yang menimbulkan akibat buruk, dan dengan melakukan hal-hal
yang baik dan utama
Penyerahan segala urusan kepada Allah
Semua itu setelah beriman kepada Risalah Muhammad
Selain akidah, masalah sosial juga mendapat perhatian pada
dakwah di Mekkah, sebagai contoh, Allah sangat menganjurkan
kaum muslimin untuk memerdekakan hamba sahaya yang mana
perbudakan pada saat itu begitu subur, diperintahkan untuk member
makan pada hari kelaparan, memperhatikan anak yatim, atau orang
miskin yang sangat fakir.
Ajaran lain yang ditanamkan oleh rosul dalam rangka
pembentukan kepribadian mulia adalah dengan mengajarkan secara
bertahap ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah, seperti sholat.
3. Strategi Dakwah Nabi di Mekkah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama,moral
dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan
nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.. Strategi dakwah
2 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 41-45
Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut
sebagai berikut:3
a. Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi atau rahasia ini,
Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang
berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta
sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi
seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW
yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat
Rasulullah SAW ), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW
pada waktu kecil).4 Diantara pendahulu kaum muslimin adalah bilal
bin Rabbah, Abu Ubaidah, Salamah, Al-arqam bin abil arqam,
Ustman bin Masz’un dan lain-lain. Mereka semua dari keturunan
Quraisy. Mereka masuk islam secara rahasia dan Rasulullah
membimbing mereka pun dengan rahasia pula. Ayat-ayat yang
turun saat itu adalah ayat-ayat pendek yang memiliki perhentian
yang indah, penyampaian yang tenang, dan sejalan dengan kondisi
saat itu yang sensitive. Isinya adalah noda-noda dunia,
penggambaran terhadap surga dan neraka yang seolah –olah
dihadapan mata, dan membawa orang-orang mukmin berada dalam
kondisi masyarakat arab saat itu.
b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk
mekkah, mulai tahun ke empat kenabian sampai akhir tahun
kesepuluh kenabian.
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah dimulai sejak
turunnya ayat 214 surat asy-Syu’ara’: “dan berilang peringatan
kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”
3 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, 14 Juni 2014 Pukul 14.51)4 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)
masih tetap di Mekkah menanti izin dari Allah untuk berhijrah, setelah mendapat
izin, barulah beliau berangkat dengan ditemani oleh Abu Bakar ke madinah.
Keberhasilan gerakan hijrah merupakan kemengan besar bagi islam dan kaum
muslimin. Hijrah merupakan tonggak kehidupan baru kaum Muslimin. Di Negeri
ini mereka mulai menerapkan system kehidupan baru sesuai dengan perintah
Allah SWT.8
Kondisi Politik di Madinah Pada saat Nabi tiba di Madinah, masyarakatnya
terbagi dalam berbagai golongan (kelompok). “ Kelompok Muhajirin ” yakni
orang-orang mukmin yang meninggalkan tanah kelahiran mereka dan turut
berhijrah ke Madinah. Kesetiaan kaum Muhajirin terhadap perjuangan Nabi sangat
besar. Mereka bersedia berhijrah dengan meninggalkan handai tolan dan sanak
keluarganya dan mereka tabah menghadapai penderitaan dan cobaan dalam
perjuangan di jalan Allah. Pengikut Nabi yang lainnya adalah pendduduk asli
Madinah yang sedikit atau banyak telahaa memberikan pertolongan kepada Nabi.
Mereka ini mendapat sebutan “kaum Anshor” (penolong). Dengan ramah hati
menyambut kehadiran Nabi ditengah-tengah mereka, dan sesuai dengan perjanjian
Aqobah mereka bersedia membantu Nabi dalam kondisi dan situasi bagaimanapun
juga.9
2. Ciri-ciri umum Dakwah di Madinah
Ada beberapa ciri-ciri umum dalam dakwah nabi Muhammad di Madinah, yaitu:
a. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah
memeluk islam.
b. Mendirikan Daulah Islamiyah.
Daulah adalah sarana paling besar, dan merupakan lembaga terpentingyang
secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah.
c. Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan
masyarakat, baik skala personal maupun jamaah.
d. Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup
damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.
8 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 559 http://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/islam-pada-masa-klasik-i/ (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 15.00)
e. Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang serta melakukan psy war
(perang urat syaraf) bagi kelompok yang selalu mengintai peluang atau
menunggu kesempatan untuk menyerang daulah islamiah dengan mengirim
pasukan-pasukan kecil.
f. Merealisasikan universitas dakwah islam dengan merambah seluruh kawasan
dunia.
g. Melalui surat, mengirim duta, mengirim rombongan, menerima utusan yang
datang, dan seterusnya.10
2. DAKWAH MASA KHULAFA’ AR-RASYIDIN
Kata Khulafaur rasyidin berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khulafa’ dan
ar-rasyidin Kata khulafa’ adalah bentuk jamak dari kata khalifah Kata khulafa’ berarti
banyak khalifah, sedangkan kata khalifah menurut bahasa pemimpin atau pengganti,
maksudnya adalah orang yang berada di belakang seseorang. Kata ar-rasyidin adalah
bentuk jamak dari kata ar-rasyid. Kata ar rasyidin berarti orang yang mendapat
petunjuk (hidayah), sedangkan kata ar-rasyid menurut bahasa berarti orang yang
benar, lurus atau pintar, serta arif dan bijaksana.
Jadi pengertian khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai
pengganti atau pemimpin yang benar, lurus atau pintar, serta memperoleh petunjuk
(hidayah), dan arif lagi bijaksana.11
a. Dakwah pada masa Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
Abu Bakar menjadi Khalifah
Abu bakar memerintah selama dua setengah tahun, tepatnya dua tahun tiga
bulan dua puluh hari. Di pandang dari hitungan waktumemang masa pemerintahan
beliau sangat singkat, tetapi apa yg dicapai Abu Bakar jauh melalmpaui masa yang
tersedia.
Disaat amanah pemerintahan baru saja diembankan kepada beliau, tiba-tiba
Madinah dikejutkan oleh gerakan yang menggerogoti sistem islam yang meluas
10 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 7611 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari Sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)
Konstantinopel, Turki dan negara-negara Balkan (Yugoslavia dan
Polandia).
Usman adalah orang yang lemah lembut dan dermawan. Namun dikarenakan
kelembutan dan sifat dermawannya tersebut, Usman bin Affan banyak
dimanfaatkan oleh family-familinya dalam menduduki jabatan pemerintahan
sehingga terkenal dengan family system. Akhir pemerintahan Usman muncul
seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dengan tujuan mengadu domba
umat Islam untuk menghancurkan Islam. Orang tersebut bernama Abdullah bin
Saba’ yang menyebarkan fitnah kesana kemari yang mengakibatkan terbunuhnya
Khalifah Usman oleh Al Ghofiqi.14
d. Dakwah pada masa Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)
Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali ialah menghidupkan cita-cita
Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah
dibagikan oleh Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam kepemilikan negara.
Ali juga segera menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi raktay. Utsman
bin Hanif diangkat menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, dan Qais
bin Sa’ad dikirim ke Mesir untuk menggantikan gubernur negeri itu yang dijabat
oleh Abdullah. Gubernur Suriah, Muawiyah, juga diminta meletakkan jabatan,
tetapi ia menolak perintah Ali, bahkan ia tidak mengakui kekhalifahannya.15
Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Ali bin Thalib
Jasa-jasanya adalah:
Khalifah Ali mengganti gubernur yang diangkat oleh Khalifah Usman
yang kebanyakan dari family-famili khalifah tanpa memperhatikan
kemampuan, keadilan dan akhlak mereka (hanya mementingkan
pribadinya). Tindakan ini menimbulkan akibat antara lain munculnya
tiga golongan (golongan Ali, golongan Aisyah, dan golongan Zubair
dan Tholhah., meletusnya perang Jamal, perselisihan antara Ali dan
Muawiyah dan terjadinya perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin
ini, muncullah Khawarij dan Syiah.
14 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)15 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hlm : 110