DASAR, HUKUM, DAN TUJUAN DAKWAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah Dosen Pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag. Disusun Oleh: Mita Lia Sofiana ( 131311115 ) Umi Dzunur Aini ( 131311125 ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) WALISONGO Semarang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DASAR, HUKUM, DAN TUJUAN DAKWAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag.
Disusun Oleh:
Mita Lia Sofiana ( 131311115 )
Umi Dzunur Aini ( 131311125 )
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) WALISONGO Semarang
2014
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, berkembang pula kebudayaan, gaya hidup, maupun
kebiasaan yang menjadi rutinitas masyarakat modern. Dalam menanggapi berbagai
pengaruh kebudayaan yang masuk di dalam masyarakat, diperlukan suatu kegiatan
keagamaan sebagai sarana meningkatkan kualitas keagamaannya. Salah satu cara tersebut
adalah kegiatan berdakwah.
Dakwah sebagai aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dimana dakwah dapat
tersebar dan diterima oleh masyarakat. Sebaliknya tanpa adannya dakwah, Islam akan jauh
dari masyarakat dan selanjutnya bisa lenyap dari permukaan bumi. Keberadaan dakwah
dapat menata kehidupan agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan
bahagia. Karena pentingnya dakwah, maka perlu pula mempelajari secara mendalam
mengenai dasar, hukum, dan tujuan dakwah sebagai upaya memperkaya pengetahuan.
Pada dasarnya ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia
dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran.
Berkaitan dengan kewajiban umat Islam untuk berdakwah yang secara kongkrit
telah terkodifikasi di dalam Alquran, sehingga hal ini berkolerasi dengan materi pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Dakwah yang menawarkan pembahasan tentang dasar, hukum dan
tujuan dakwah. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul: Dasar, Hukum, Dan Tujuan
Dakwah. Penyusunan makalah ini diniatkan sebagai salah satu bahan yang dapat menjadi
tambahan literatur pengkajian ajaran Islam yang tertuang di dalam Alquran, agar dapat
memberikan sedikit cahaya keilmuan dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini ialah
sebagai berikut:
a. Apakah dasar dakwah?
b. Apakah hukum dakwah?
c. Apakah tujuan dakwah?
2
PEMBAHASAN
A. Dasar Dakwah
Dakwah sebagai aktivitas di dalam kehidupan seorang muslim, maka sudah barang
tentu aktivitas tersebut haruslah berlandaskan pada dasar-dasar ajaran agama Islam itu
sendiri. Adapun pokok landasan ajaran Islam pada dasarnya ialah Al-Qur’an dan al-Hadits.
Sedangkan pelaksanaan dakwah tersebut, juga menyangkut komuikasi antar sesama
manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula peraturan-peraturan
yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian pelaksanaan
dakwah tidak banyak mengalami hambatan-hambatan.
Dalam membahas dasar dakwah, perlu dikemukakan adanya dua macam dasar,
yaitu:
a. Dasar keagamaan
Merupakan dasar yang melandasi dakwah sebagai akivitas keagamaan seorang
muslim, adapun dasar keagamaan dapat dibagi menjadi tiga: 1
1. Al-Qur’an
Terdapat banyak ayat yang secara implisit menunjukkan kewajiban
melaksanakan dakwah di dalam Al-Qur’an. Baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah di
samping menjadi pedoman pokok setiap aktivitas orang Muslim, khusus dalam
masalah aktivitas dakwah secara kongkrit telah dijelaskan pula. Seperti contoh
dalam Al-Qur’an disebutkan, antara lain:
a. Q.S An-Nahl ayat 125
ه�ي� �ي �ت �ل با ه�م �د�ل و�جا �ة� ن ح�س� ال م�وع�ظ�ة� و�ال م�ة� ح�ك ل �ا ب �ك� ب ر� �يل� ب س� �لى� إ ادع�
�د�ين� ( م�هت ل �ا ب �م� �عل أ و�ه�و� �ه� �يل ب س� ع�ن ض�ل+ �م�ن ب �م� �عل أ ه�و� �ك� ب ر� �ن� إ ن� �حس� ا
١٢٥(
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan bijaksana dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
1 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 126.
3
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
Kalimat �عyang اد dalam kaidah bahasa Arab merupakan bentuk kata
kerja perintah yang berarti ajaklah, menurut kaidah uşul fiqh setiap kalimat
perintah yang ada di dalam Alquran adalah perintah wajib yang harus dipatuhi
selama tidak ada dalil lain yang mengubah atau membuat perintah tersebut
menjadi sunnah atau ketetapan hukum yang lainnya.2
Sedangkan kalimat م�ة� ح�ك ل �ا menurut Datuk ب Tombak Alam berarti
kebijaksanaan, sehingga dakwah harus dilengkapi dengan beberapa hal sebagai
berikut:3
1. Retorika: mempelajari ilmu seni berbicara.
2. Didaktika: pembicaraan yang mengandung pelajaran.
3. Mensen-kennis: ilmu pengetahuan tentang manusia yang dihadapi.
4. Etika: tata tertib serta sopan santun dalam berdakwah.
5. Estetika: kata-kata yang indah dalam ajakan berdakwah.
6. Taktik: suatu taktik untuk memasukkan ide kepada orang lain.
Dalam melaksanakan pengabdian dalam bentuk dakwah kepada
masyarakat, diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi atau dalam arti lain
diperlukannya metode tertentu yang tepat dalam berdakwah agar pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh masyarakat selaku sasaran dalam berdakwah.
Surah an-Nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah yang
ditujukan kepada seluruh umat Islam untuk berdakwah, juga merupakan
tuntunan cara dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang dapat relevan dengan
petunjuk yang terdapat di dalam Alquran. Jadi, selain memerintahkan kaum
muslimin untuk berdakwah, ayat di tersebut sekaligus memberi tuntunan
2 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), hlm. 71.
3Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.”
Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 merupakan penegasan bahwa umat
nabi Muhammad SAW merupakan umat terbaik dari umat sebelumnya, hal
tersebut karena umat nabi Muhammad memiliki 3 karakter yang sekaligus
menjadi tugas pokok, 3 karakter tersebut adalah:
1) Mengajak kepada kebaikan (Beramr ma’ruf).
2) Mencegah kemunkaran (Bernahi munkar).
3) Beriman kepada Allah SWT sebagai pondasi utama untuk segalanya.
Dengan demikian manakala tiga ciri utama umat manusia di atas
ditinggalkan, maka lepaslah predikat Khairur Ummah (umat terbaik) dari umat
Islam. Sebaliknya, jika umat Islam memegang teguh dan mengamalkan ketiga
karakter atau ciri dan tugas utama di atas, maka umat Islam tetap berpredikat
Khairur Ummah.
Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 juga menjelaskan bahwa orang-orang
yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar akan selalu mendapatkan
keridhaan Allah, karena dapat diartikan bahwa mereka telah menyampaikan
ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan perbuatan yang tidak benar
kepada akidah adan akhlaq Islamiyah.
Pada intinya berdakwah merupakan sebuah kewajiban yang diberikan
oleh Allah SWT, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam agar
5
dapat mengembangkan ajaran-ajaran Islam sekaligus menjadi aktivitas wajib
yang mengajarkan rasa solidaritas terhadap sesama umat Islam dengan saling
mengingatkan dan berbagi kebaikan sebagai bentuk dari keindahan ajaran
agama Islam.4
3. Al-Hadits
Di samping ayat-ayat Al-Qur’an, banyak pula hadits mengenai dasar
berdakwah. Rasulullah sendiripun sebagai pembawa risalah dan hamba Allah
yang ditunjukkan sebagai utusan Allah telah bersabda kepada umatnya untuk
berusaha dalam bidang dakwah.
Sabda beliau yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, berbunyi:5
لم فأن نه فبلسا يستطع لم فإن بيده فليغيره منكرا منكم رئ من
( ) , مسلم رؤاه يمان األ اضعف وذالك فبقبه يستطع
Artinya: “Barang siapa melihat di antara kamu satu kemungkaran, maka
hendaklah mencegahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka
dengan lisannya, dan jika tidak bisa maka dengan hatinnya. Dan
demikian itu merupakan iman yang paking lemah.” (Riwayat Bukhari
Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa perintah kepada umat Islam untuk
mengadakan da’wah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bahkan
dalam hadits nabi lain juga dijelaskan:
أين ولو عنيه بلغوا
Artinya: “Sampaikanlah apa yang kamu terima dariku, walaupun hanya satu
ayat”. ( H.R. Bukhari )
4Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
5 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 132-133.
11 Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.