BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAmfibi adalah vertebrata
pertama yang mampu hidup di darat dan juga kelompok yang kemudian
menunjang berkembangnya reptil, aves, dan mamalia, oleh karena itu,
amfibi merupakan salah satu kelompok yang penting untuk dipelajari.
Adaptasi dan perubahan struktur amfibi dari nenek moyangnya yang
hidup di air sampai menjadi penghuni daratan, meliputi perkembangan
sirip yang berdaging menjadi kaki primitif yang digunakan untuk
bergerak dari suatu perairan ke tempat lain, paru-paru sebagai alat
untuk bernafas (Romer, 1955 dalam Lazarus and Attila, 1993),
mekanisme pemeliharaan telur pada keadaan lembab (Duellman, 1992
dalam Lazarus and Attila, 1993), dan kelenjar kulit yang
menghasilkan sekresi lendir untuk pertahanan diri (Lazarus and
Attila, 1993).Terjadinya sekresi pada kelenjar kulit, yang secara
histology mirip dengan kelenjar pada ikan (Romer, 1955 dalam
Lazarus and Attila, 1993), menunjukkan bahwa kehadiran kelenjar
kulit telah ada sebelum terjadi evolusi amfibi. Pada kulit terdapat
dua macam kelenjar kulit, yaitu kelenjar mukosa dan kelenjar
granular yang tersebar pada permukan dorsal hewan. Sekresi kelenjar
granular terjadi sebagai respons untuk mempertahankan diri akibat
adanya gangguan dari predator (Lazarus and Attila, 1993).Salah satu
ordo dari kelas amfibi, yaitu Anura (katak, kodok), banyak
dipergunakan sebagai bahan penelitian dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Telah diketahui bahwa katak selalu mengeluarkan lendir
pada permukaan kulitnya. Lendir tersebut berguna untuk mambasahi
permukaan kulit agar kelembabannya selalu terjaga. Hasil sekresi
kulit ini terdiri dari berbagai senyawa bioaktif yang potensial,
antara lain alkaloid, amina biogenik, peptida, enzim dan racun
(Lazarus et al., 1994).B. Rumusan Masalah1. Menjelaskan hewan
ampibhi!2. Menjelaskan jenis-jenis dan ciri ciri katak beracun!
BAB IIPEMBAHASAN A. Pengertian Hewan AmfibiAmphibi merupakan
hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh
rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal
dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang
berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang
mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Amfibi
adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya
3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan
berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu
badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk
menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan
melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan
pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun
dapat berjalan di atas daratan.Amfibia bertelur di air, atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas,
larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah
tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu
kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering
dan bernafas dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada
anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap
hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Zug,
1993).Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang
berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi
lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami
modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi
lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada
cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa
mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab
atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus
hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi,
misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan
tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu,
bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada
beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di
daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang
biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama
hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
(Duellman and Trueb, 1986).Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali
di kutub. Mereka menempati sejumlah habitat yang berbeda-beda
seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah
berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun.
Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan hidup selama periode kemarau
panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab seperti
sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak
katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai
hewan yang berdarah dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi
dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam
lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau.
Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama dalam jumlah besar.
Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi mempedulikan
telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur. Umumnya
spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri
saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit
yang mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai
racun. Katak beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang
mencolok sebagai tanda bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat
racun emas yang dimiliki kodok dart dari kolombia misalnya, dapat
menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus.Amfibia mempunyai
ciri-ciri:Penutup tubuhkulit yang berlendir
Alat gerakdua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan
kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
Alat pernapasanpernapasan pada saat masih kecebong berupa
insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan
kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke
dalam rongga mulut ketika menyelam
Suhu tubuhtidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya
(berdarah dingin/poikiloterm)
Peredaran darah Tertutup
Alat penglihatanMata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang
disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang biakdengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh
yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal
Jantungterdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik
B. Morfologi KatakAmfibi memiliki beragam ciri morfologis yang
berbeda antar ordo. Secara umum, semua amfibi memiliki kulit yang
tipis dan halus. Berberapa jenis menggunakan kulitnya untuk
respirasi dan pertukaran gas dengan udara. Sebagian besar jenis
amfibi memiliki mata yang besar untuk mencari mangsanya.Amfibi
adalah satwa vertebrata dengan jumlah jenis terkecil, yaitu sekitar
4,000 jenis. Walaupun sedikit, amfibi merupakan vertebrata pertama
yang berevolusi untuk kehidupan di darat dan merupakan nenek moyang
reptil. Dari ketiga Ordo tersebut, salamander adalah satu-satunya
kelompok yang tidak terdapat di Indonesia. Salamander dijumpai di
Amerika utara dan tengah sampai Amerika Selatan bagian utara,
Eropa, Afrika, Jepang dan Taiwan.Ordo Gymnophiona juga dikenal
dengan nama lain sesilia. Ordo ini terdiri dari 34 genera dan 5
famili. Jumlah jenis dari Ordo tersebut adalah sebanyak 163 jenis,
atau sekitar 3.5% dari seluruh jenis amfibi. Satwa dari Ordo
Gymnophiona memiliki tubuh panjang tanpa kaki, seperti cacing.
Ciri-ciri seperti bentuk tulang, gigi dan lemak dalam tubuh
menyerupai amfibi, sehingga sesilia termasuk dalam kelas tersebut.
Sebagian besar sesilia berwarna abu-abu kebiruan. Ukurannya
berkisar dari 7 cm sampai 1.5 m. Satwa sesilia jarang ditemui. Ordo
Gymnophiona tersebar di Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan,
serta Afrika Tengah. Di Asia Selatan sesilia terdapat dari bagian
selatan Cina, India, Sri Lanka sampai Filipina selatan. Di
Indonesia sesilia terdapat di pulau Sumatra, Jawa dan
Kalimantan.Katak dan kodok adalah anggota dari Ordo Anura. Untuk
penjelasan seterusnya, kelompok ini akan disebut katak. Ordo
tersebut terdiri dari 20 famili dengan 303 genera. Saat ini
terdapat lebih dari 4,100 jenis Anura di dunia, atau sekitar 87%
dari semua jenis amfibi. Indonesia memiliki sekitar 376 jenis
amfibi (IUCN 2007). Jumlah jenis amfibi terus bertambah dengan
adanya penemuan jenis-jenis baru.Katak dan kodok merupakan amfibi
yang paling mudah dikenal. Kata anura berarti tanpa ekor. Anura
dewasa tidak memiliki ekor. Tubuh katak tampak seperti berjongkok
dengan empat kaki. Kaki depan berukuran lebih kecil daripada kaki
depan. Kaki belakang berfungsi untuk melompat. Kepala katak tidak
dipisahkan dari badan oleh leher yang jelas. Katak memiliki mata
yang besar dengan pupil horizontal atau vertikal.Katak dan kodok
berbeda dari ciri katak yang memiliki kulit tipis dan halus, tubuh
ramping, dan kaki yang lebih kurus dan panjang. Kodok memiliki
tubuh yang lebih pendek dan gemuk dengan kulit kasar dan tertutup
bintil-bintil. Warna katak bervariasi, dari hijau, coklat, hitam,
merah, oranye, kuning dan putih. Ukuran SVL (snout vent length)
Anura berkisar dari 1-35 cm, tetapi kebanyakan berkisar antara 2-12
cm.Morfologi katak berbeda tergantung pada habitatnya. Katak pohon
seperti famili Rhacophoridae memiliki piringan (discs) pada ujung
jarinya untuk membantu dalam memanjat. Katak akuatik atau
semi-akuatik seperti famili Ranidae memiliki selaput diantara
jari-jarinya untuk membantu dalam berenang. Katak terestrial tidak
memiliki selaput ataupun piringan, tetapi cenderung memiliiki warna
yang menyerupai serasah atau lingkungan sekelilingnya, seperti pada
genus Megophrys.Katak dan kodok tersebar pada seluruh benua kecuali
pada kedua kutub dan daerah gurun yang sangat kering, dengan lebih
dari 80% dari seluruh jenis terdapat di daerah tropik dan
sub-tropik. Kelompok ini terdapat di seluruh Indonesia, dari
Sumatra sampai Irian.
C. Anatomi Katak Sistem Pencernaan KatakAlat pencernaan makanan
diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus. Pada beberapa
bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang
berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk
dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak
mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui
pharynx, oesophagus yang menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong
makanan masuk ke dalam vetriculus yang berfungsi sebagai gudang
pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang
mengandung enzim, yang merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan
oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin,
erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di samping itu
ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan
makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam
saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam
intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar
pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan
sekresinya pada intestinum. Hepar yang besar terdiri dari beberapa
lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung
sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui ductus
cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran
yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak.
Bahan yang merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses
dan selanjutnya di keluarkan melalui anus. Amfibi darat juga
memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya. Ada
beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian
besar bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan ke luar
serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung. Usus menunjukkan
berbagai variasi. Pada Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan
tidak dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada katak dan
kodok terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka
kloaka
Sistem pencernaan Amphibi hampir sama seperti pada Pisces,
meskipun keduanya memiliki makanan yang berbeda. Sistem pencernaan
Amphibi lebih rincinya sebagai berikut:1. Rongga mulutRongga mulut
atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk kerucut
untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa. Gigi
Amphibi berbentuk V dengan perkembangan yang tidak sempurna.
Giginya terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang
atas disebut gigi maxilaris sedangkan pada rahang bawah disebut
gigi vomerin.Lidah katak berbentuk menggulung, panjang dan
bertekstur kenyal dan lengket, digunakan untuk menangkap mangsa.
Mangsa yang berupa hewan kecil, kebanyakan serangga, akan dibasahi
oleh air liur. Meskipun demikian, Amphibi tidak begitu banyak
memiliki kelenjar ludah.
2. Kerongkongan ( esofagus )Setelah dari dari cavum oris,
makanan menuju esofagus yang berupa saluran pendek. Esofagus akan
menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk lambung.3.
Lambung ( ventrikulus )Lambung berfungsi sebagai gudang makanan.
Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
lubang keluar menuju usus. Bagian muka ventrikulus yang besar
disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir di
pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan menjadi
hancur dan dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandung
enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap tiap enzim
mengubah sekelompok makanan menjadi ikatan ikatan yang lebih
sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum
terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk
lemak. Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida
untuk mengasamkan bahan makanan. Mengasamkan bahan makanan berguna
untuk membunuh mangsa dan membunuh kuman penyakit, mengingat mangsa
katak adalah serangga atau hewan kecil lainnya yang mungkin masih
hidup. Gerakan yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran
disebut gerakan peristaltik.Di dekat lambung, menempel pankreas
yang berwarna kuning yang menghasilkan enzim untuk mencerna
makanan.Selain itu juga terdapat hepar yang menghasilkan cairan
empedu yang menetralisir racun dan zat zat toxic yang masuk ke
saluran pencernaan katak. Hepar yang besar terdiri ats beberapa
lobus dan bilus ( zat empedu ) yang dihasilkan akan ditampung
sementara dalam vesica felea yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus
cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari
pancreas. Fungsi bilus untuk mengemulsi zat lemak. 4. Usus (
intestinum )Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus
halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas
batas-batasnya. Di dalam usus terjadi penyerapan makanan oleh enzim
yang dihasilkan pankreas. Makanan masuk ke dalam intestinum melalui
ventrikulus melalui klep pyloris.5. Usus besarDi dalam usus besar
katak hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa makanan.
Bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayor akan
menjadi feses. Usus besar berakhir pada rektum dan akan menuju
kloaka.6. KloakaMerupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada
amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pankreas. Hati berwarna
merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas
jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon
yang bermuara pada duodenum. Sistem RespirasiSistem pernapasan pada
katak untuk katak dewasa dan larva selama proses perkembangan katak
berbeda seperti katak lainnnya. Dimana pada berudu terdapat insang
eksternal dan (kemudian) insang inteernal. Katak dewasa bernapas
dengan paru paru, yaitu berupa kantung kantung yang pada dindingnya
terdapat banyak ruang. Paru paru berhubungan dengan udara luar
melalui 2 bronki, laring, (kotak suara) yang mengandung tali tali
vokal, lalu faring dan lorong lorong nasal. Lubang dari faring ke
laring berupa celah longitudinal yang di sebut glottis. Lubang
lubang dalam dari lorong lorong nasal itu di sebut nares internal (
hidung dalam). Pertukaran gas terjadi melalui kulit. Sistem
SirkulasiJantung katak terdiri 2 aurikel dan satu ventrikel. Aliran
darah dari jantung yaitu darah dari sinusvenosus masuk ke dalam
aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus
anteriosus yang bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu
terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok, yaitu ;arteri
karotis, arterisistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari
anterior ke pasterior). Tiap arteri karotis interna dan karotis
eksterna yang menuju ke dalam kepala. Arteri pulmo-kutaneus membuat
cabang cabang ke paru paru dan kulit.Arteri sistemik (2 buah)
bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang cabang
menjadi seliako-mesenterik (lambung, hati, intestinum),
segmental(otot otot), renal (mesonefros), genital(gonad), dan
iliakal (kaki kaki).Sedangkan darah dari paru paru kembali ke
aurikel kiri melalui vena pulmonary. Semua darah memasuki aurikel
kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di sebelah
sisi dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang
membawa darah dari bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior
yang membawa darah dari mestanofers dan mengalirkannya langsung ke
hati (tidak dalam kapiler kapiler) dan terus ke jantung. Darah
masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang
seliako-mesenterik) atau pun dari vena porta hepatic yang membawa
darah dari lambung dan usus. Sistem EkskresiKatak memiliki ginjal
tipemesonefroid dan saluransaluran kemih yang di sebut
saluransaluran Wolff (atau saluransaluran
mesonefros).Saluransaluran itu langsung membawa secret ke kloaka,
walaupun terdapat juga kandung kemih di sebelah sisi ventral
kloaka. Sistem SarafOtak katak terbagi atas 5 bagian dan sarebellum
merupakan bagian yang terkecil.Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf
pertama membentuk pleksus brekeal (serabut serabut saraf yang
silang menyilang). Saraf ke-7, ke-8, ke-9 membentuk pleksus
inskiadikus. Sesuai dengan adanya pelebaran korda saraf, maka di
sini terdapat saraf brakial dan saraf lumba. Sistem SensoriMata,
katak terdiri dari 3 kelopak, yaitu kelopak mata atas, kelopak mata
bawah, dan ada lagi kelopak mata ketiga yang transparan, yang di
sebut membrane niktitans. Bola mata kurang lebih sferis (bulat).
Permukaan luarnya tertutup dengan konjuntiva tipis transparan (yang
bergerak berbalik di bawah kelopak mata). Di bawa konjuntiva
terdapat kornea yang tebal tetapi juga transparan.Kornea itu terus
berkesinambungan dengan sclera yaitu penutup luar bola yang tidak
tembus cahaya. Di bawa sklera terdapat koroid yang bagian depannya
bersatu dengan laci berbentuk kue donat, tetapi tidak berkontak
dengan kornea, dan yang di sebut dengan iris. Lubang dalam iris itu
adalah pupil.Lensa kritalin terletak tepat di bagian belakang iris,
mentup pupil.Sebelah kanan bola mata terdapat jaringan saraf yang
di sebut retina, terus melanjut sebagai sarafoptikus.Ruang dalam
lensa dan iris mengandung humor aqueus (cairan seperti air).Ruang
di belakang lensa dan iris di isi dengan houmor vitreus (cairan
seperti kaca).Mata pada katak di gerakkan oleh 6 otot, yaitu otot
otot seprior, inferiol, rektus internal, rektus eksternal, oblikus
inferior, dan oblikus superior. Dan juga saraf kranial III, IV, dan
VI menginervasi otot otot mata itu.Katak memiliki telinga, dengan
organorgan pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 saluran
semisirkular, yaitu vertical anterior, vertical posterior, dan
horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tapi tidak ada
telinga luar), membawa impuls impuls ke kolumella, yaitu tulang
tipis dan telinga tengah yang memancarkan impuls impuls melalui
stapes ke koklea, yaitu organ pendengaran. Telinga tengah
berhubungan dengan faring melalui tabung tabung Eustachii. Kelenjar
EndokrinPada katak kelenjar pituitari (hipofisis) terletak di bawah
otak, yang terdiri dari3 lobus dimanamasing masing menghasilkan
hormon. Lobus anterior membuat hormon peransang pertumbuhan dan
peransang metamorphosis, dan juga hormon peransang gonad.Hormon
peransang yang terdapat dalam urin wanita hamil itu berefek sama
dengan hormone perangsang gonad yang di buat oleh katak. Inilah
dasar penggunaan katak dalam uji kehamilan pada wanita.Lobus
intermedus membuat hormon untuk mengendalikan perluasan (ekspansi)
sel sel pigmen, dan berakibat menjadi lebih gelapnnya warnah kulit
katak. Lobus posterior membuat hormon yang berhubungan dengan
keseimbangan air dan kontraksi otot otot polos.Selain kelenjar
pituatari, juga terdapat kelenjar tiroid, yang terdiri atas dua
buah lobus, masing masing di dekat dasr arteri karotis internal.
Sekretnya (hormone) mungkin meransang aktivitas metabolic pada
umumnya.Secara deftinitif, hormone itu meransang metamorphosis dari
berudu menjadi katak dewasa.Pulau pulau Lagerhans dalam pancreas,
mungkin mengatur keseimbangan karbohidrat antara darah dan
hati.Pada katak juga terdapat kelenjar adrenal yang mengandung dua
tipe jaringan khas seperti pada manusia, yaitu jaringan korteks dan
medulla. Pada katak, kelenjar adrenalnya terletak di sepanjang
permukaan ginjal. Medulla menghasilkan epinefrin yang menyebabkan
kontraksi otot polos pada beberapa arteri sedang arteriol arteriol
dalam otot bergaris relaksasi dan jantung teransang. Gonad juga
membuat hormon yang berhubungan dengan karakteristik seksual
sekunder, yaitu ibu jari yang membengkak pada katak jantan salam
musim perkawinan itu di sebabkan oleh secret (hormon) yang di buat
oleh testes. Reproduksi Dan PerkembanganFertilisasi pada katak
seperti katak pada umumnya yaitu terjadi fertilisasi eksternal.
Fertilisasi eksternel, terjadi dimana katak jantan menjepit katak
betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur di lepaskan segera
sperma di semprotkan). Katak betina mempunyai 2 ovarium, yang
terletak di sebelah ventral mesonefros. Telur dewasa keluar lalu
masuk ke dalam selom, lalu tertarik ke dalam ovinduk. Di sekitar
sejumlah telur itu, terbentuk selubung gelatinosa dan pembentukan
selubung itu terjadi ketika telur masih dalam ovinduk. Katak jantan
mempunyai 2 testes yang berhubungan dengan ginjal melalui beberapa
vasa efrensia. Spermatozoa mencapai kloaka melalui saluran
Wolff.Perkembangan selanjutnya terjadi dalam air. Pembelahan total
inekual. Gastrulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2
lapisan mesoderm. Dalam perkembangan selanjutnya terbentuk stadium
larva akuatis, yang bernapas dengan insang dan di sebut berudu, dan
dengan metamorphosis terjadi katak dewasa. Proses Metamorfosis Pada
KatakKatak merupakan salah satu hewan amfibia yang paling populer.
Saat kanak-kanak, biasanya kita mengejar katak dan menjadikannya
sahabat saat bermain. Namun beranjak dewasa, pola pikir terhadap
katak berubah dan kita menganggapnya sebagai salah satu binatang
yang menjijikan. Hal ini boleh jadi dikarenakan kulitnya yang
berlendir. Banyak di antara kita yang gagal membedakan yang mana
katak dan yang mana kodok. Memang sepintas keduanya mirip. Meski
demikian, jika Anda jeli Anda akan dengan mudah menemukan
perbedaannya. Katak sendiri memiliki kulit yang kasar dengan bintil
hingga berbingkul. Ia memiliki kulit yang cenderung kering dan kaki
pada bagian belakangnya cenderung pendek. Hal sebaliknya terdapat
pada kodok. Ia memiliki kulit yang lembab berlendir, kaki belakang
yang panjang dan tubuh yang bulat atau gempal. Meski dibedakan,
namun metamorfosis katak dan juga kodok sama saja. Hidup mereka
dimulai dari telur kemudian menjadi kecebong atau berudu dan
kemudian menjadi katak atau kodok yang dewasa. Kehidupan katak juga
kodok dimuali dari telur yang oleh sang indukan diletakkan di air
atau di tempat-tempat yang basah seperti lumut. Dalam sekali
bertelur, induk katak atau kodok bisa mengeluarkan hingga 20000
butir telur. Jumlah ini bergantung pada tingkat kesehatan sang
induk. Dalam setahun, induk katak atau kodok bisa bertelur sebanyak
3 kali. Selanjutnya, telur katak akan menetas dan jadilah berudu
atau yang biasa kita namai kecebong. Bentuknya serupa dengan anak
ikan dengan warna hitam pada sekujur tubuhnya. Kecebong ini
bernafas dengan insang yang pada usia tiga minggu akan tertutup
secara alamiah oleh kulitnya yang terus tumbuh.
Metamorfosis Katak
1) Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur 2) Kemudian
telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. 3) Setelah menetas,
telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. 4) Setelah berumur 2
hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. 5)
Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. 6)
Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk 7)
Kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. 8) Umur 12
minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta
bernapas dengan paru-paru. 9) Setelah pertumbuhan anggota badannya
sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
Perubahan Morfologi 1) Morfologi pada amphibi, metamorfosis umumnya
digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme
aquatik untuk menjadi organisme daratan. 2) Pada urodela
(salamander), perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya
insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit. 3) Pada anura,
perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan
organ-organnya telah termodifikasi.4) Perubaan terjadi pada
hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, 5) Juga
hilangnya ekor pada fase terbentuknya katak dewasa 6) Juga terjadi
proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan
morfogenesis kelenjar dermoid. 7) Perubahan lokomosi terjadi dari
pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan
belakang. 8) Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan
digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya,
otot dari lidah juga berkembang, 9) Insang mengalami degenerasi,
paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa
udara masuk dan keluar pada paru-paru. 10) Mata dan telinga
berdiferensiasi. Telinga bangian tengah berkembang dan membran
timfani terletak pada bagian telinga luar.
C. Asal Racun KatakKatak penghasil racun yang dimaksud dalam
artikel kali ini adalah katak panah beracun (poison dart frog) dari
Amerika Tengah & Amerika Selatan, khususnya Hutan Amazon. Ada
lebih dari 170 spesies katak panah beracun & semuanya termasuk
dalam famili Dendrobatidae. Nama "panah beracun" sendiri diberikan
pada katak ini karena penduduk asli Amazon kerap menggunakan racun
dari katak yang bersangkutan untuk mengolesi jarum proyektil
senjata tiup mereka.Semua spesies katak panah beracun memiliki
kulit yang berwarna warni dengan motif & kombinasi warna yang
bervariasi antar spesies. Katak panah beracun memiliki panjang
tubuh maksimal yang tidak sampai 6 cm. Biarpun kecil, jangan
sekali-sekali menganggap remeh katak ini karena katak panah beracun
merupakan salah satu hewan paling beracun di dunia! Adapun spesies
katak panah beracun yang paling mematikan adalah katak racun emas
(golden poison frog; Phyllobates terribilis) di mana racunnya cukup
untuk menewaskan 10 manusia dewasa!Racun / toksin dari katak panah
beracun dihasilkan oleh semacam kelenjar khusus yang terletak di
bawah kulit. Kelenjar itu sendiri bisa mendapatkan bahan-bahan
kimia yang dibutuhkannya untuk memproduksi racun karena mendapatkan
senyawa kimia alkaloid dari hewan-hewan serangga yang dimakan oleh
katak panah. Itulah sebabnya katak panah beracun yang dipelihara
dalam tangkapan & tidak diberi makan serangga dari habitat
liarnya akan memiliki kadar toksin yang jauh lebih sedikit.Walaupun
beracun, manusia sebenarnya tidak perlu menaruh ketakutan
berlebihan kepada katak panah beracun karena racun katak ini hanya
aktif bila tertelan atau masuk ke dalam aliran darah. Katak panah
beracun sendiri bukanlah hewan yang tidak memiliki musuh sama
sekali di alam liar karena spesies ular Leimadophis epinephelus
diketahui memiliki kekebalan khusus terhadap racun katak panah.
Sejauh ini, ular L. epinephelus merupakan satu-satunya musuh
alamiah katak panah beracun yang sudah teridentifikasi oleh
manusia.
D. Jenis-jenis Katak Beracun di Dunia1. Golden Poison Frog
(Phyllobates terribilis)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: PhyllobatesSpecies: Phyllobates
terribilisMyers, Daly, and Malkin, 1978
Berasal dari pantai Pasifik Kolombia, katak racun emas yang
indah namun mematikan, Phyllobates terribilis, adalah salah satu
hewan paling beracun di planet ini. Cukup kecil sehingga bisa
dengan mudah berada di telapak tangan Anda (meskipun
menyentuhnyanya akan menjadi hal terakhir yang Anda lakukan!).
Katak ini memiliki racun dalam sekresi kulit yang cukup kuat untuk
membunuh 10 sampai 20 orang, atau dua gajah Afrika. Katak ini
dikabarkan telah mengakhiri kehidupan orang-orang yang telah
menyentuhnya, sedangkan ayam dan anjing telah tewas hanya karena
kontak dengan bekas bekas jejak katak iniRacun katak panah emas ini
adalah batrachotoxin yang membunuh dengan menghalangi impuls saraf
tubuh, membuat otot-otot kejang, dan akhirnya menyebabkan gagal
jantung. Racun juga berlangsung: ketika suku Choco Embera
menggunakannya untuk racun panah mereka, ujung panah beracun yang
mematikan bisa bertahan sampai dua tahun. Jika Anda melihat
katak-katak cantik diatas dalam penangkaran, jangan begitu khawatir
- mereka membutuhkan bahan kimia dari serangga yang mereka makan di
alam liar untuk tetap beracun - tetapi karena racun tidak mudah
hilang begitu saja. tetaplah menjaga jarak darinya.Di alam liar,
terribilis P. adalah hewan sosial, hidup dalam kelompok sampai enam
ekor, namun Terribilis penangkaran dapat hidup dalam kelompok yang
jauh lebih besar dari itu. Terribilis sering dianggap berbahaya
karena ukurannya kecil dan warna-warna cerah, namuns pesimen liar
beracun mematikan. Ini katak panah beracun dikonfirmasi
telahmembunuh manusia yang menyentuh katak liar langsung.Kulit
Poison Golden Frog adalah basah kuyup dalam racun alkaloid, salah
satu daris ejumlah racun umum untuk katak panah (batrachotoxins)
yang mencegah dari impulssaraf transmisi, meninggalkan otot-otot
dalam keadaan tidak aktif kontraksi. Hal ini dapat menyebabkan
gagal jantung atau fibrilasi. Batrachotoxins alkaloid dapat
disimpan oleh kodok selama bertahun-tahun setelah katak ini
dirampas sumber berbasis pangan, dan racun seperti itu tidak mudah
memburuk, bahkan ketika ditransfer ke permukaan lain. Ayam dan
anjing telah mati dari kontak dengan handuk kertas yang kodok telah
berjalan.Racun katak emas tidak berbisa, tetapi beracun; binatang
berbisa menggunakan racun untuk membunuh mangsanya. Seperti
kebanyakan racun katak panah, yang terribilis P. menggunakan racun
hanya sebagai mekanisme pertahanan diri dan bukan untuk membunuh
mangsa. Binatang paling berbisa adalah ubur-ubur kotak, yang
hanyasedikit kurang beracun dari terribilis P..Dosis rata-rata
dilakukan akan bervariasi antara lokasi, dan diet lokal
konsekuen,namun rata-rata P. terribilis liar umumnya diperkirakan
mengandung sekitar satu miligram racun, cukup untuk membunuh
sekitar 10.000 tikus. Perkiraan ini akan bervariasi pada
gilirannya, namun kebanyakan setuju bahwa dosis ini cukup untuk
membunuh antara 10 dan 20 manusia, yang berkorelasi untuk sampai
dengan duagajah jantan Afrika Ini kira-kira 15.000 manusia per
gram.2. Black-legged Dart Frog (Phyllobates bicolor)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraSuborder: NeobatrachiaFamily: DendrobatidaeGenus:
PhyllobatesSpecies: Phyllobates bicolor (Dumril and Bibron,
1841)
Katak kedua yang paling beracun di Bumi adalah katak panah
beracun black-legged, atau Phyllobates bicolor, ditemukan di barat
Kolombia. Ini adalah sedikit lebih kecil dari Phyllobates
terribilis dan toksisitasnya juga tidak sekuat Phyllobates
terribilis, tapi sama sama berbahaya. Cukup 150 mikrogram dari
racunnya yang diperlukan untuk membunuh seseorang, dan kematian
manusia telah dikonfirmasi. batrachotoxin menyebabkan demam, sakit
luar biasa, kejang dan, akhirnya, kematian dengan kelumpuhan
pernapasan dan otot.
Katak panah black-legged mendapatkan namanya karena sering kaki
depan dan kaki belakangnya berwarna gelap kehijauan. Terlepas dari
toksisitasnya, katak ini, seperti katak panah beracun lainnya,
adalah orang tua yang berdedikasi: laki-laki membawa berudu di
punggungnya, yang dilengketkan dengan lendir. Sementara punggung
katak adalah tempat yang aman untuk berudu, calon predator yang
cerdas akan segera menjauh karena diperingatkan oleh warna yang
cerah.
3. Kokoe Poison Dart Frog (Phyllobates aurotaenia)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraSuborder: NeobatrachiaFamily: DendrobatidaeGenus:
PhyllobatesSpecies: Phyllobates aurotaenia (Dunn, 1957)Phyllobates
aurotaenia, juga dikenal sebagai katak panah beracun kokoe, adalah
yang terkecil dari tiga katak paling beracun dari genus
Phyllobates. Seperti spesies adiknya, katak ini mengeluarkan
batrachotoxins yang sangat ampuh melalui kulitnya. Racun yang
efeknya seperti asam, merembes melalui luka, dan mungkin pori-pori,
menyebabkan gejala mulai dari sakit yang tak tertahankan dan demam
kejang serta kelumpuhan. Sejauh ini belum ada dikonfirmasi kematian
manusia, tetapi diduga bisa juga menyebabkan kematian. Untuk
memperoleh racun katak panah beracun kokoe dan spesies terkait,
suku dari hutan Kolombia menusuk katak dengan tongkat dan
menempatkannya di atas api sehingga racun muncul ke permukaan, siap
untuk dioleskan ke ujung panah mereka.4. Phantasmal Poison Frog
(Epipedobates tricolor)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: EpipedobatesSpecies: Epipedobates
tricolor (Boulenger, 1899)
Katak pembunuh ini benar-benar kecil namun memiliki toksisitas
yang memungkiri ukurannya. Kurang dari Hanya setengah inci
panjangnya, tapi merupakan paket pukulan yang sangat kuat. Racunnya
dengan mudah dapat membunuh calon predator maupun manusia, tetapi
juga unik karena fakta bahwa obat penghilang rasa sakit yang 200
kali lebih kuat daripada morfin - bernama epibatadine - telah
dikembangkan dari katak ini. Mereka terancam punah di Ekuador,
habitat aslinya, katak racun Phantasmal banyak dipelihara di
penangkaran oleh para ilmuwan yang juga berusaha untuk mendapatkan
toksin mereka. Sarung tangan dan masker wajah adalah suatu
keharusan.
5. Splash-backed Poison Frog (Ranitomeya variabilis)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrde:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: RanitomeyaSpecies: Ranitomeya
variabilis (Zimmermann and Zimmermann, 1988)Spesies yang tinggal di
pohon ini ditemukan di hutan hujan Ekuador dan Peru, katak beracun
splash-backed ini adalah katak yang paling beracun dalam genusnya,
dengan sekresi dari kulit yang dikatakan mampu membunuh hingga lima
manusia. Warnanya yang burik mungkin terlihat cantik, tetapi
mengandung pesan yang sangat jelas dan sederhana: Menjauhlah. 6.
Golfodulcean Poison Frog (Phyllobates vittatus)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: PhyllobatesSpecies: Phyllobates
vittatus(Cope, 1893)Katak racun Golfodulcean berwarna mencolok dan
dinamai dari garis-garis yang berada di punggungnya. Katak ini
adalah katak keempat yang paling beracun dari genus Phyllobates,
mengandung racun kurang dari tiga spesies didepannya dalam
toksisitas. Meskipun demikian, katak ini beracun serius, dengan
racun yang dapat menyebabkan sakit luar biasa, kejang ringan, dan
bahkan dalam beberapa kasus, menyebakan kelumpuhan . Sudah
dilaporkan bahwa mencicipi katak ini (sapa juga yang mau memakan
katak beracun dengan sengaja .. hehehe) menyebabkan "mati rasa di
lidah yang tidak hilang-hilang, diikuti oleh sensasi tidak
menyenangkan pengetatan di tenggorokan." Saya cukup yakin bahwa hal
tersebut hanyalah awal.7. Lovely Poison Frog (Phyllobates
lugubris)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: PhyllobatesSpecies: Phyllobates
lugubris (O. Schmidt, 1857)Juga dikenal sebagai katak panah beracun
bergaris, katak racun yang indah dari Amerika Tengah ini adalah
katak yang paling kurang beracun dalam genus Phyllobates, namun
masih menghasilkan racun yang berbahaya. Jumlah toksinnya relatif
rendah, mulai dari nol sampai 0,8 mikrogram, namun katak ini masih
jauh dari tidak berbahaya dan dapat menyebabkan resiko gagal
jantung pada predator yang memakannya. Jangan terkecoh dengan
namanya!
8. Blue Poison Dart Frog (Dendrobates azureus)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraSuborder: NeobatrachiaFamily: DendrobatidaeGenus:
DendrobatesSpecies: Dendrobates azereus Hoogmoed, 1969
Katak bungkuk menakjubkan ini mungkin tidak seberacun
Phyllobates yang terkenal diantara katak panah racun lainnya, tapi
itu tidak berarti dia tidak berbahaya.Racun katak panah racun biru,
dapat melumpuhkan atau membunuh predator yang mengabaikan
peringatan warna terang mereka, dan bahkan bisa berpotensi
mematikan untuk manusia: 2 mikrogram senyawa beracun cukup untuk
menjadi fatal, dan makhluk ini memiliki lebih banyak racun dalam
sistemnya! Namun, seperti semua katak panah racun, katak ini juga
asli Amerika Selatan dan akan kehilangan racunnya di penangkaran
saat kekurangan makanan alami.9. Strawberry Poison Dart Frog
(Oophaga Pumilio)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: OophagaSpecies: Oophaga
pumilio(Schmidt, 1857)
Dengan kulitnya yang merah, katak panah racun stroberi kecil,
yang asli Amerika Tengah ini, adalah salah satu yang paling indah
dari spesies yang terdaftar di sini. Racunnya cukup kuat,
menyebabkan pembengkakan dan sensasi terbakar, namun masih jauh
lebih lemah bila dibandingkan dengan genus katak panah racun
Phyllobates. Katak panah racun stroberi memperoleh racun dari
makanannya yaitu tungau. Tungau adalah spesies yang arachnida kecil
yang merupakan sumber utama dari alkaloid beracun yang ditemukan di
kulit katak. Ini berarti keanekaragaman hayati dalam habitat katak
mempengaruhi toksisitas racun - dan dengan demikian juga
mempengaruhi kemampuannya untuk mengusir predator. Upaya konservasi
perlu mempertimbangkan bukan hanya katak tetapi tungau yang memasok
sistem pertahanan diri nya.
10. Red-backed Poison Frog (Ranitomeya reticulatus)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: RanitomeyaSpecies: Ranitomeya
reticulata(Boulenger 1884)
Katak yang paling beracun kedua dalam genusnya, setelah katak
beracun splash-backed , adalah katak beracun red-backed Peru
(Ranitomeya reticulatus) yang memiliki toksisitas yang dianggap
'moderat'. Ini tidak berarti Anda dapat mengambil nya dengan mudah,
karena meskipun racunnya moderat, tapi masih bisa membuat cedera
serius pada manusia dan membunuh binatang seperti ayam. Racun katak
ini adalah neurotoksik ysng berasal dari semut semut yang dia
makan, lalu disimpan dalam kelenjar kulitnya - dan dijadikan
pertahanan yang ampuh terhadap calon penyerang yang tidak
mempedulikan warna-warna peringatannya. Mengingat fakta bahwa hanya
ada satu ular tanah (Epinephelus Leimadophis) yang memiliki
ketahanan terhadap racun ini dan racun dari katak panah racun
lainnya, makhluk ini tidak akan menjadi santapan anda dalam waktu
dekat.
11. Dyeing Dart Frog (Dendrobates tinctorius)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: DendrobatesSpecies: Dendrobates
tinctorius(Schneider, 1799)Katak ini adalah katak Terbesar ketiga
dari katak panah racun (poison dart frog), sekitar dua inci, katak
ini mempergunakan racun untuk membela diri dan terlihat dalam
berbagai warna dan pola. Apa yang benar-benar unik tentang katak
panah racun ini adalah cara suku-suku asli dari Guyana Shield
memanfaatkannya. Mereka memijat kulit beo muda dengan katak, dan
efek racun dari racun katak membuat bulu burung tumbuh dalam warna
yang berbeda - hal inilah yang dijadikan nama dari katak ini. Racun
ini juga digunakan oleh suku-suku untuk tujuan berburu,
bagaimanapun, jangan coba ini di rumah anda.12. Giant Leaf Frog
(Phyllomedusa bicolor)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: HylidaeSubfamily: PhyllomedusinaeGenus:
PhyllomedusaSpecies: Phyllomedusa bicolorKatak ini sangat menarik,
juga dikenal sebagai katak monyet, mengeluarkan racun ringan yang
dapat memiliki berbagai efek, mulai dari sedasi dan lambung berulah
sampai halusinasi. Hebatnya, suku-suku Amazon sengaja
menggunakannya pada diri mereka sendiri. Mereka menggunakannya
untuk mengobati luka bakar atau luka luka lain di kulit untuk
mendapatkan perasaan penyegaran, serta efek opioid tertentu.
Sederhananya, racun katak ini dapat membuat anda mabok! Katak
raksasa daun juga di bawah ancaman dari biopiracy karena beberapa
bahan dari racunnya mungkin digunakan dalam mengobati AIDS dan
kanker.13. Green-and-black Poison Dart Frog ( Dendrobates auratus
)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraSuborder: NeobatrachiaFamily: DendrobatidaeGenus:
DendrobatesSpecies: Dendrobates auratus (Girard, 1855)Katak mungil
ini juga dikenal dengan sebutan poison frog atau poison arrow frog.
Karena, tubuh hewan ini diselimuti racun. Racun tersebut di
pedalaman Amerika, khususnya oleh orang Indian Amerika dari Amazon
dan Kolombia banyak digunakan sebagai isi anak panah atau lembing
(tombak) sebagai senjata untuk berburu atau berperang, sehingga
katak ini sering juga disebut-sebut sebagai poison dart frog dan
poison arrow frog.Katak beracun ini beberapa diantaranya sangat
cantik dengan perpaduan warna yang indah menutupi tubuhnya,
diantaranya merah, kuning, bahkan hijau dan biru. Katak yang aktif
sepanjang hari ini sering melakukan aktivitas berbahaya dan berada
pada daerah terbuka serta dapat dengan mudah terlihat oleh ular
predator, burung, dan mamalia kecil.Katak roket mamiliki warna
paling sedikit, dan racun pada kulitnya pun kurang jelas.
Sebenarnya memang katak yang memiliki racun sangat kuat cenderung
memiliki warna yang sangat cerah.14. Yellow Banded Poison Dart
Frog
Kingdom: AnimaliaPhylum : ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraSuborder: NeobatrachiaFamily: DendrobatidaeGenus:
DendrobatesSpecies: Dendrobates leucomelasSteindachner,
1864Dendrobates Leucomelas adalah katak anak panah dari genus
Dendrobates & famili Dendrobatidae. D. Leucomelas dapat
ditemukan di bagian utara Amerika Selatan, terutama di Venezuela.
Katak ini juga bisa ditemukan di bagian Guyana, Brazil & bagian
timur Kolombia. Hewan amfibi ini ditemukan di tempat yang
berkondisi lembab & di hutan hujan tropis, dekat dengan air
segar. Selama musim kering, diperkirakan species ini diketahui
berkumpul di bawah batu, atau batang pohon tumbang. D. Leucomelas
biasanya hidup di suhu rata-rata 20-an sampai 30-an derajat
celcius. Katak ini sangat sensitif dengan temperatur suhu yang
tinggi. Meskipun memilih tingkat kelembaban yang tinggi, spesies
ini dapat menangani tingkat kelembaban yang lebih rendah jauh lebih
baik daripada spesies lain dalam genus. Spesimen ini juga dapat
ditemukan di pulau-pulau hutan kering musiman, & pada
ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. D. Leucomelas hidup
berkelompok.15. Blue Yellow Spotted Frog
Scientific classificationKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass:
AmphibiaOrder: AnuraFamily: HyperoliidaeGenus: LeptopelisSpecies:
Leptopelis flavomaculatusWalaupun memiliki tubuh yang memiliki
warna yang sama dengan D. Tinctorius, blue yellow spotted frog
dapat dibedakan. Perbedaannya adalah di tengah warna biru &
kuning, tidak ada bercak-bercak hitam, & kuningnya tidak begitu
cerah. Spotted frog dapat tumbuh hingga panjang mencapai 6,4 cm
(2,5 inci). Sama dengan katak anak panah yang lainnya, spotted frog
adalah hewan asli dari Amerika Selatan.16. Kodok Perut-Api Oriental
( Bombina arientalis )
Klasifikasi IlmiahKerajaan: AnimaliaFilum: Chordata Kelas:
AmphibiaOrder: AnuraKeluarga: BombinatoridaeGenus: BombinaSpesies:
Bombina orientalis
Sesuai namanya, kodok ini memiliki warna merah seperti apa di
bawah bagian tubuhnya, sedangkan bagian atasnya berwarna hijau muda
agak kekuningan, & dengan bercak-bercak berwarna hitam. Kodok
perut-api oriental adalah hewan semi-aquatik sepanjang 4-7,6 cm
(2-3 inci) yang dapat ditemukan di Korea, Utara-Timur Cina &
bagian yang berdekatan dengan wilayah di Rusia, & banyak
wilayah di Beijing. Walaupun disebut kodok, sebenarnya hewan amfibi
ini adalah jenis katak. Banyak yang menyebutkan kodok karena
memiliki kulit yang memiliki bentol-bentol yang biasanya umum
dimiliki oleh kodok. Perutnya yang berwarna merah digunakan sebagai
pertahanan diri. Saat predator mendekat, katak ini berdiri &
menunjukan perutnya. Predator akan mengetahui bahwa hewan ini
beracun. Betina dapat bertelur antar 40 hingga 100 butir telur.
Larva akan menetas dalam waktu antara 3 sampai 10 hari, tergantung
pada suhu air. Larva akan mendapatkan kaki pada usia 6-8 minggu,
& bisa mulai berkeliaran di tanah dalam waktu 12-14 minggu. Di
penangkaran, katak perut-api oriental dapat hidup hingga usia
sampai dengan 15 tahun.
17. Granular Poison Frog ( Oophaga granulifera )
Kerajaan: AnimaliaFilum: ChordataKelas: AmphibiaOrder:
AnuraKeluarga: DendrobatidaeGenus: OophagaSpesies: Oophaga
granulifera (Oophaga granulifera) adalah spesies katak dalam
keluarga Dendrobatidae, ditemukan di Kosta Rika dan Panama. Awalnya
digambarkan sebagai Dendrobates granuliferus, itu dipindahkan ke
Oophaga pada tahun 1994. habitat alamnya yang tropis hutan dataran
rendah lembab.
18. Harlequin Poison Frog ( O. Histrionica )
Kerajaan: AnimaliaFilum: ChordataKelas: AmphibiaOrder:
AnuraKeluarga: DendrobatidaeGenus: OophagaSpesies: O.
histrionica
Racun katak Harlequin (Oophaga histrionica), adalah spesies
katak beracun endemik ke daerah El Choco Kolombia barat. katak ini
biasanya ditemukan di tanah hutan hujan tropis, antara tungkai
jatuh atau sampah daun .
19. Katak Corroboree (Corroboree pseudophryne)
Kerajaan: AnimaliaFilum: ChordataKelas: AmphibiaOrder:
AnuraKeluarga: MyobatrachidaeGenus: PseudophryneSpesies: Corroboree
Pseudophryne
Katak Corroboree spesies kecil, asli Southern Tablelands
Australia. Dua spesies katak selatan Corroboree (Pseudophryne
Corroboree) dan katak Corroboree utara (Pseudophryne
pengilleyi).20. Katak Puru (Ingerophrynus biporcatus)
Katak Puru (bahasa Inggris: toad) atau juga dikenal dengan
kodok, ranto, kodok buduk dan bangkong adalah katak yang berkulit
kasar, berbintik-bintik, berwarna kehitam-hitaman, kadang-kadang
berwarna seperti tanah . Spesies amfibia, terutama familia
Bufonidae. Namun beberapa spesies yang tergolong familia amfibia
yang lain juga disebut dengan "katak puru", seperti famili
Bombinatoridae, Discoglossidae, Pelobatidae, Rhinophrynidae,
Scaphiopodidae, dan sebagian spesies yang tergolong familia
Microhylidae. Hal ini dikarenakan spesies ini memiliki ciri-ciri
yang digunakan untuk membedakan antara katak puru atau kodok dengan
katak biasa (bahasa Inggris: frog).Hampir semua katak puru dalam
famili Bufonidae memiliki dua biji bonggol di kedua-dua belah pada
belakang kepala yang dipanggil kelenjar parotid. Kelenjar-kelenjar
ini memiliki racun, yang mengalir keluar jika katak puru merasa
terancam. Beberapa jenis katak puru, seperti kodok Bufo marinus
(bahasa Inggris: Cane Toad), lebih beracun dibandingkan dengan yang
lain. Katak puru merupakan sejenis hewan amfibia yang berdarah
dingin dan bertelur. Telur katak puru akan menetas sebagai berudu,
sebelum berubah menjadi katak puru dewasa. Kulit katak puru lebih
kering berbanding katak dan pada umumnya memiliki bentol atau
bintik . Katak puru memakan serangga kecil, dan cacing.21.
Harlequin Toad (Atelopus varius)
Kerajaan: AnimaliaFilum: ChordataKelas: AmphibiaOrdo:
AnuraFamil: BufonidaeGenus: AtelopusSpesies: Atelopus variusKatak
asal Kosta Rika ini memiliki nama latinAtelopus varius, namun lebih
popular dengan Katak Harlequien. Namun diakibatkan perubahan iklim
dan penyebaran fungus (jamur, cendawan), keberadaan mereka semakin
menyusut dan terisolasi. Saat ini katak harlequin termasuk kategori
diujung kepunahan.Katak Harlequin memiliki beragam warna ada yang
hijau, ungu, hitam ataupun kuning, setiap warna merupakan sebuah
pesan bagi pemangsa yang mencoba mengganggunya. Katak harlequin
dikenal sebagai katak yang berbahaya karena memiliki racun yang
sangat kuat, bahkan 100 kali lebih kuat dari potasium sianida.
Uniknya musuh yang mereka takuti bukanlah manusia ataupun hewan
yang lebih besar melainkan lalat parasit, serangga bersayap itu
sangat gemar menempelkan telur mereka di bagian kaki katak.
Sehingga setelah menetas, larvanya akan masuk ke dalam tubuh dan
memakan organ dalam katak harlequin.
22. Adelphobates
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: AdelphobatesSpecies: Adelphobates
castaneoticusAdelphobates adalah genus kecil dari katak panah
beracun. Mereka ditemukan di lembah Amazon tengah dan bawah dari
Peru dan Brasil, mungkin Bolivia.
23. Andinobates
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeSubfamily: DendrobatinaeGenus:
AndinobatesSpecies: Andinobates bombetesAndinobates adalah genus
katak panah beracun dari Amerika Selatan..Andinobates mendiami
Andes utara Kolombia, departemen Choc, dan menurunkan Amerika
Tengah. Spesies jenis dari genus Andinobates adalah Andinobates
bombetes
24. Excidobates
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeSubfamily: DendrobatinaeGenus:
ExcidobatesSpecies: Dendrobates mysteriosusExcidobates adalah genus
katak panah beracun endemik drainase Maran Sungai di Peru dan
Ekuador, Amerika Selatan. Karakteristik dari genus ini adalah
adanya pucat, bintik-bintik bulat telur pada permukaan bawah
paha.
25. Minyobates steyermarki
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: MinyobatesSpecies: Minyobates
steyermarkiMinyobates steyermarki adalah spesies katak dalam
keluarga Dendrobatidae endemik Cerro Yapacana di Venezuela selatan.
Hal ini juga dikenal dengan nama-nama umum dari setan racun katak,
setan racun-panah katak, atau sedikit katak merah Yapacana ini. Hal
ini monotypic dalam genus Minyobates. Habitat alamnya adalah hutan
tepui pegunungan di mana itu adalah umum di habitat darat antara
batuan lumut-berpakaian dan berkembang biak di bromeliad. Ancaman
terhadap spesies ini mencakup tambang terbuka tambang emas, koleksi
untuk perdagangan hewan peliharaan (dan kadang-kadang, untuk tujuan
ilmiah), dan mungkin kebakaran hutan, dan IUCN telah dinilai
sebagai yang "kritis terancam punah".26. Hyloxalus
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeSubfamily: HyloxalinaeGenus:
HyloxalusSpecies: Hyloxalus subpunctatusHyloxalus adalah genus
katak panah beracun. Genus di Amerika Tengah dan Selatan, dari
Panama selatan ke Peru (sepanjang pantai Pasifik), bersama dengan
Venezuela, Kolombia dan Ekuador . Spesies juga mendiami kaki timur
Andes di Bolivia ke Venezuela, timur ke Amazon Basin atas.
28. Andinobates geminisae
Menurut penelitian terbaru, spesies baru katak panah beracun
yang berukuran sangat kecil telah ditemukan di daerah hutan hujan
di Panama. Para ilmuwan menyatakan bahwa amfibi mini dengan kulit
berwarna oranye tersebut, ditemukan di daerah Rio Cao distrik
Donoso, Coln Province, Panama. 29. Katak Mantella
Katak Mantella merupakan katak Malagasy yang paling populer
dalam perdagangan hewan peliharaan. Katak cantik mencolok ini
berada dalam ekologi yang sama dengan katak beracun Amerika Selatan
dan sama-sama memfungsikan warna terang kulit mereka untuk
memperlihatkan kemampuan sekresi racun mereka kepada predator.30.
Katak Anak Panah Gelap
Katak anak panah beracun merupakan hewan domestik dari Amerika
Selatan & Amerika Tengah. Tidak seperti namanya, katak anah
panah gelap memiliki warna yang menarik & indah, tetapi ini
pertanda bahwa katak ini beracun. Tidak seperti kebanyakan katak,
species ini aktif pada siang hari. Disebut katak anak panah karena
racun katak berwarna cerah ini digunakan oleh suku-suku setempat
untuk dioleskan ke ujung anak panah mereka untuk berburu. Racun
katak ini dapat membunuh. Katak ini berukuran sekitar ukuran kuku
orang dewasa.31. Katak Anak Panah Amazon (Ranitomeya amazonica)
Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AmphibiaOrder:
AnuraFamily: DendrobatidaeGenus: RanitomeyaSpecies: Ranitomeya
amazonicaSesuai namanya, katak yang memiliki warna perpaduan antara
biru, merah, dan kuning dengan bercak-bercak hitam ini adalah satwa
beracun endemik dari Amerika Selatan. Katak beracun ini memiliki
ukuran sama seperti katak anak panah gelap, yaitu sebesar kuku jari
manusia dewasa bagi jantan dewasa, kemungkinan betina memiliki
ukuran yang lebih kecil. Semua katak yang beracun memiliki warna
yang cerah & racunnya kebanyakan digunakan penduduk setempat
untuk memburu, termasuk katak anak panah amazon.
BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan
1