LAPORAN REVERSE ENGINEERING LAPORAN INI DISUSUN DAN DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH NILAI MATA KULIAH REVERSE ENGINEERING Disusun Oleh: 1. Rath Kautsar Firdaus (19) 1212010080 2. Salma Fauzia (21) 1212010086 JURUSAN TEKNIK MESIN 4A 1
27
Embed
Reverse engineering sepatu rem 'rath kautsar & salma'
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN REVERSE ENGINEERING
LAPORAN INI DISUSUN DAN DIAJUKAN
UNTUK MELENGKAPI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH
NILAI MATA KULIAH REVERSE ENGINEERING
Disusun Oleh:
1. Rath Kautsar Firdaus (19) 1212010080
2. Salma Fauzia (21) 1212010086
JURUSAN TEKNIK MESIN 4A
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2014
DAFTAR ISI
Halaman Cover
Daftar Isi
1
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Percobaan 1
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM 2
2.1 Alat dan Bahan 2
2.2 Langkah Praktikum 3
2.2.1 Persiapan Benda Kerja 3
2.2.2 Persiapan Peralatan Scanning 4
2.2.3 Langkah Scanning Benda Kerja5
2.2.4 Langkah Pengeditan 6
BAB III
ISI 8
3.1 Landasan Teori 8
3.2 Prinsip Rem 9 3.3 Rem Tromol 9
3.3.1 Kelebihan Rem Tromol 10
3.3.2 Kekurangan Rem Tromol 10
3.3.3 Komponen Rem Tromol 11
3.4 Permasalahan 11
3.4.1 Batasan Masalah 11
3.4.2 Modifikasi dan Pembahasan 11
3.4.3 Pembuatan Produk 12
3.4.4 Kelebihan dan Kekurangan 14
3.4.5 Pengujian Kelayakan 15
BAB IV
PENUTUP 16
4.1 Kesimpulan 16
4.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SCAN 3D merupakan teknologi canggih yang dapat kita gunakan dengan
cara mengambil gambar berdasar titik-titik referensi yang dipasang. Gambar dapat
diambil berkali-kali untuk mendapat kelengkapan bentuk. Hasil yang didapatkan
dari SCAN 3D pun menyerupai bentuk aslinya, dengan ukuran yang sama pula.
Hasil tersebut juga dapat kita edit dan modifikasi sesuai keinginan. Gambar dari
hasil SCAN 3D dapat di print menggunakan PRINT 3D.
Oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk mempelajari dan
mengetahui fungsi dari teknologi tersebut untuk dapat dimanfaatkan sesuai
fungsinya. SCAN 3D dan PRINT 3D kami pelajari pada mata kuliah Reverse
Engineering dan pembuatan laporan ini berisikan hasil dari praktikum serta hasil
modifikasi yang kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Reverse
Engineering.
1.2 Tujuan Percobaan
Praktikum pada reverse engineering ini bertujuan untuk;
1. Mahasiswa dapat menggunakan teknologi SCAN 3D dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat berinovasi dengan benda yang di scanning dengan SCAN 3D
3. Mahasiswa dapat mengedit, menyempurnakan dan memodifikasi benda
tersebut menjadi lebih efisien.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
3
2.1 Alat dan Bahan
1. 3D scanner
2. Komputer dan regulator
3. Meja putar berwarna hitam
4. Pinset/penjepit
5. Meteran
6. Hair dryer
7. Cotton bud
8. Grabber
9. Sikat kawat
10. Bedak khusus
11. Sticker 3mm white on black
12. Amplas
3D scanner tampak depan 3D scanner tampak samping
4
Bedak Khusus sticker 3 mm white on black
Shoes brake yang diletakkan pada meja
2.2 Langkah Praktikum
2.2.1 Persiapan Benda Kerja
a. Bersihkan benda kerja (shoes brake) dari karat atau kotoran menggunakan
sikat kawat atau amplas.
b. Tempelkan sticker 3mm white on black minimal 3 buah pada tempat- tempat
yang penting atau terlihat oleh kamera scanner 3D. Sticker ini akan
dijadikan sebagai reference, oleh karena itu tempel dengan kuat agar tidak
mudah lepas.
c. Berikan pembedakan secara merata dan tidak ada bagian yang tertinggal
dan tidak terlalu tebal ataupun tipis. Sebaiknya jarak pada saat pembedakan
tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
5
d. Bersihkan sticker white on black yang terkena bedak menggunakan cotton
bud sampai semua permukaan sticker terlihat dan bersih agar terdeteksi
kamera.
e. Keringkan benda menggunakan hair dryer
f. Tempatkan benda yang sudah kering pada meja putar.
g. Tempelkan sticker di sekeliling benda tersebut secukupnya sebagai titik
reference pada saat pengambilan gambar.
2.2.2 Persiapan Peralatan Scanning
a. Sambungkan instalasi komputer.
b. Lepas tutup kamera scanning.
c. Atur fokus kamera dengan mengatur jarak kamera dengan meja ± 65cm,
dengan jarak toleransi ± 5cm.
d. Nyalakan komputer sampai masuk ke dekstop lalu pilih software ATOS.
e. Nyalakan grabber dan tunggu sampai terjadi perubahan warna pada
indikator kamera, yang semula merah menjadi kuning lalu menjadi hijau,
ini menandakan kamera siap dihubung oleh komputer.
f. Jalankan program ATOS sampai benar-benar running (klik menu→ gom→
ATOS).
6
g. Lakukan configure hardware (kilk menu sensor → configure hardware→
klik configure).
h. Klik sensor lalu initialy sensor.
i. Cek lampu, klik sensor dan pilih sensor set up.
j. Untuk memulai pengambilan gambar, tekan huruf M.
2.2.3 Langkah Scanning Benda Kerja
a. Arahkan kamera ke titik reference yang telah ditempel pada meja atau pada
latar benda kerja (shoes brake).
b. Tekan spacebar untuk melakukan pemotretan dalam mengambil titik
reference yang ada di meja.
c. Apabila titik reference belum tertangkap semua oleh kamera maka ulangi
kembali sampai titik reference tersebut tertangkap kamera scanning.
d. Lanjutkan pemotretan sampai terbentuk gambar benda sebagus mungkin
dan diusahakan semua permukaan tertutup.
e. Save hasil scan yang telah didapat dengan nama shoes brake 1
f. Kemudian balik benda kerja tersebut untuk pengambilan gambar pada sisi
lainnya.
g. Ambil gambar pada sisi kedua dengan cara yang sama seperti pengambilan
gambar sisi pertama.
h. Titik reference yang ada di meja tidak boleh berubah dan berbeda dari titik
reference saat pengambilan gambar pertama atau meja jangan sampai
bergeser.
i. Setelah dirasa cukup, save gambar scan dengan nama shoes brake 2.
2.2.4 Langkah Pengeditan
1. Menggabungkan dua posisi benda kerja yang telah discanning
a. Munculkan kedua file lalu pilih salah satu file yang akan dijadikan set
reference point, klik kanan pilih set as reference.
b. Lalu sembunyikan (hide) file yang satunya lagi.
c. Pilih semua titik reference point dengan cara, klik kanan titik reference,
pilih select as common set point.
7
d. Tampilkan kedua file → pilih project → transformation→ transform by
common point→ klik ok.
2. Menyempurnakan hasil scanning benda
a. Pilih icon edit pada menu bar→ polygonisasi → complete polygonisasi →
normal → klik ok.
3. Menghilangkan bagian yang tidak berguna
a. Pilih select of surface pada icon sebelah kanan → pilih kelebihan (sisa).
b. Lakukan langkah tersebut sampai benda tidak keebihan (sisa).
4. Menutup lubang
a. Pilih icon meshes pada menu bar → close hole → close hole interactive.
b. Ctrl+ klik area disamping lubang benda → klik apply(ulangi terus sampai
lubang tertutup).
5. Hasil scan
Berikut adalah hasil dari scanning Shoes Brake yang telah kami lakukan:
8
Tampak depan Tampak atas
Tampak samping Isometric
Dari hasil scan (setelah dipoliganisasi dan ditambal) ternyata terdapat
bagian yang tidak sempurna/tidak rata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti:
a. Bagian permukaan ada yang tidak rata karena penambalan tidak sempurna.
b. Bedak yang diberikan kurang tebal.
c. Titik reference pada benda pertama tidak tertangkap semua oleh kamera.
BAB III
ISI
3.1 Landasan Teori
Sistem pengereman pada mobil ditemukan sejak jaman pertama kali mobil
dibuat, jadi penemuan rem umurnya sama dengan penemuan mobil karena sistem
pengereman merupakan sistem yang sangat penting dan vital sekali selama mobil
atau kendaraan bermotor itu ada karena fungsi dari rem yaitu untuk mengurangi
laju kendaraan sampai dengan menghentikan laju kendaraan, jadi sistem
pengereman berbanding terbalik dengan kecepatan. Dan dapat kami katakan
bahwa rem adalah nyawa untuk kita yang berkendaraan.
Dalam teknologi sistem pengereman pada kendaraan bermotor roda 2 dan
roda 4 yang sering kita temui dan yang paling banyak adalah sistem pengereman
9
tromol dan sistem pengereman cakram. Dua-duanya masih dipakai dalam sistem
pengereman hingga sekarang ini. Untuk mobil klasik jenis sedan kebanyakan
menggunakan sistem pengereman cakram pada roda depan dan tromol pada roda
belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi mobil untuk jenis sedan-
sedan sport untuk keempat rodanya semuanya menggunakan sistem rem cakram
semua karena kepraktisannya.
Untuk mobil klasik jenis minibus tahun 1986 atau yang lebih tua
kebanyakan menggunakan sistem tromol karena efisiensi biaya yang mungkin
diperhitungkan pada saat mobil tersebut dibuat. Pada jaman sekarang ada sistem
pengereman yang bernama ABS ( AntiLock Breaking System ). Ini merupakan
teknologi pengereman dengan bantuan elektronik yang bertujuan untuk
menghindari penguncian pada saat pengereman.
Gambar mekanisme penyetelan sepatu rem
3.2 Prinsip rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan
tidak dihubungkan dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan
kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi
kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem merubah
energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.
Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan
penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect)
diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek, (Anonim,