1 Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-2016 Risalah Azani Minarsy 1 Inge Lengga Sari Munthe 2 Asri Eka Ratih SE 3 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Manajemen Laba merupakan salah satu media untuk mempergunakan peluang yang ada dalam prinsip akuntansi untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan mensejahterakan para pemegang sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, dewan direksi, komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listing di BEI tahun 2013-2016. Metode pengumpulan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 22 sampel yang memenuhi kriteria dari 66 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dewan direksi, komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan return on asset dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Kata kunci : Manajemen Laba, Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Leverage. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Manajemen laba dianggap sebagai suatu tindakan oportunistik yang dapat dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan kepentingannya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik, sehingga manajer perusahaan lebih mengetahui informasi internal perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer perusahaan berkewajiban memberikan informasi yang benar kepada para pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, informasi-informasi yang disampaikan terhadap para pengguna laporan keuangan terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pada penelitian Madli (2014) yang telah meneliti pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012, menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Taco & Ilat (2016), hasil penelitian yang telah diteliti menunjukkan bahwa dewan direksi dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sementara earning power, komisaris
20
Embed
Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris ...repository.umrah.ac.id/2186/1/RISALAH ADZANI MINARSY...1 Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Listing di BEI Tahun 2013-2016
Risalah Azani Minarsy1
Inge Lengga Sari Munthe2
Asri Eka Ratih SE3
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali
Haji
ABSTRAK
Manajemen Laba merupakan salah satu media untuk mempergunakan peluang
yang ada dalam prinsip akuntansi untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan
mensejahterakan para pemegang sahamnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh return on asset, dewan direksi, komisaris independen,
komite audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang listing di BEI tahun
2013-2016. Metode pengumpulan sampel penelitian ini adalah purposive
sampling dan didapatkan 22 sampel yang memenuhi kriteria dari 66 perusahaan
yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi berganda. Dewan direksi, komisaris independen, komite
audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Sedangkan return on asset dan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci : Manajemen Laba, Return On Asset, Dewan Direksi, Komisaris
Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, dan Leverage.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manajemen laba dianggap sebagai suatu tindakan oportunistik yang dapat
dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan kepentingannya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik, sehingga
manajer perusahaan lebih mengetahui informasi internal perusahaan dibandingkan
dengan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer perusahaan berkewajiban
memberikan informasi yang benar kepada para pengguna laporan keuangan. Akan
tetapi, informasi-informasi yang disampaikan terhadap para pengguna laporan
keuangan terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Pada penelitian Madli (2014) yang telah meneliti pengaruh ukuran
perusahaan, return on asset, debt to equity ratio, terhadap manajemen laba pada
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2012, menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Menurut Taco & Ilat (2016), hasil penelitian yang telah
diteliti menunjukkan bahwa dewan direksi dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Sementara earning power, komisaris
2
independen dan komite audit tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Yatulhusna (2015) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas,
leverage, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar
dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini yang
merupakan variabel dependen adalah manajemen laba. Dan variabel independen
yang akan diteliti adalah return on asset, dewan direksi, komisaris independen,
komite audit, ukuran perusahaan dan leverage.
Objek penelitian ini seluruh perusahaan manufaktur sektor industri dan
kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2016. Dari
uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada manajemen
perusahaan untuk mengetahui “Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan
Direksi, Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan
Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang Listing di BEI Tahun 2013-2016”
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Manajemen Laba (Earning Management)
Scott (2012:423) dalam (Dian Agustia, 2013) mendefinisikan manajemen
laba sebagai berikut “Given that managers can choose accounting policies from a
set (for example, GAAP), it is natural to ex pect that they will choose policies so
as to maximize their own utility and/or the market value of the firm”. Dari definisi
tersebut manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan
utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan.
Bentuk-bentuk Manajemen Laba
Bentuk-bentuk pengaturan laba yang dikemukakan oleh Scott (2003: 383)
dalam (Rachmawati, 2014), yaitu:
1. Taking a Bath
2. Income Minimization
3. Income Maximization
4. Income Smoothing
5. Timing Revenue dan Expenses Recognation
Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scott (2003: 377) dalam (Rachmawati, 2014), motivasi manajemen
melakukan tindakan pengaturan laba adalah sebagai berikut:
1. Rencana Bonus
2. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)
3. Motivasi Politis
4. Motivasi Perpajakan
5. Pergantian Direksi
6. Penawaran Perdana (Initial Public Offering)
3
Teknik Manajemen Laba Teknik dan pola manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu:
1. Perubahan Metode Akuntansi
Metode akuntansi memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat
suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda, misalnya:
a) Mengubah metode depresiasi aset tetap dari metode jumlah angka
tahun (sum of the year digit) ke metode depresiasi garis lurus
(straight line).
b) Mengubah periode depresiasi.
2. Memainkan Kebijakan Perkiraan Akuntansi
Manajemen mempengaruhi laporan keuangan dengan cara memainkan
judgment (kebijakan) perkiraan akuntansi. Hal tersebut memberikan
peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun
estimasi, misalnya:
a) Kebijakan mengenai perkiraan jumlah piutang tidak tertagih
b) Kebijakan mengenai perkiraan biaya garansi
c) Kebijakan mengenai perkiraan terhadap proses pengadilan yang
belum terputuskan.
3. Menggeser periode biaya atau pendapatan
Manajemen menggeser periode biaya atau pendapatan (sering disebut
manipulasi keputusan operasional), misalnya:
a) Mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan
pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya.
b) Mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode
berikutnya.
c) Kerjasama dengan vendor untuk mempercepat/menunda pengiriman
tagihan sampai periode akuntansi berikutnya.
d) Menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba.
e) Mengatur saat penjualan aset tetap yang sudah tidak terpakai.
Return On Asset (ROA)
Nur Aminah (2016) dalam Oldy Brotoseno (2017) menyatakan Return On
Asset (ROA) yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba. ROA digunakan dengan
membandingkan laba setelah pajak dengan total asset.
Dewan Direksi
Menurut Warsono (2010:55) pengertian dewan direksi adalah organ
perusahaan yang memiliki fungsi utama memberi perhatian secara
bertanggungjawab (oversight function ) terhadap penerapan corporate governance
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Komisaris Independen
Warsono (2010:107) menyatakan bahwa komisaris independen berfungsi
sebagai penasehat yang memilik saran, pendapat dan masukan dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan.
4
Komite Audit
Komite audit adalah subpanitia dari board of director yang terdiri atas
direktur independen dari luar. Komite audit mempunyai tanggung jawab
pengawasan untuk pelaporan luar perusahaan; pemonitoran resiko dan proses
pengendalian; dan baik fungsi audit internal dan eksternal (Tunggal 2013: 242).
Keberadaan komite audit dapat meningkatkan pengawasan terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh manajer.
Ukuran Perusahaan
Menurut Istiqarah (2012), ukuran perusahaan merupakan fungsi dari
ketepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka
perusahaan akan melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat
karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem
pengendalian intern perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam
melakukan audit laporan keuangan.
Leverage
Leverage merupakan rasio yang terdapat pada laporan keuangan yang dapat
mengetahui seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dengan kemampuan
perusahaan yang digambarkan oleh modal, atau dapat juga menunjukan beberapa
bagian aset yang digunakan untuk menjamin hutang (Nugroho, 2011). Perusahaan
yang mempunyai rasio leverage tinggi, berpengaruh dalam melakukan praktik
manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran hutang pada waktunya.
Teori Keagenan
Landasan teori dalam penelitian ini yaitu Teori Agensi. Berdasarkan teori
yang diungkapkan oleh Jansen dan Meckling (1976) dalam (Novita, 2016), yaitu
suatu perusahaan akan memiliki hubungan agensi ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa. Teori
agensi digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pemilik perusahaan atau
pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent) sebagai pengelola
kekayaan perusahaan serta pihak yang menyusun laporan keuangan.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Return On Asset Terhadap Manajemen Laba
ROA merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang digunakan (Suharno, 2016).
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan
atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula kemampuan
perusaan untuk menghasilkan laba. Pada penelitian terdahulu, menurut Madli
(2014) menemukan bahwa return on asset berpengaruh terhadap manajemen laba.
H1: Diduga Return On Asset Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.
5
Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Manajemen Laba
Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas segala bentuk operasional
dan kepengurusan perusahaan dalam rangka melaksanakan kepentingan-
kepentingan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dewan direksi juga
bertanggung jawab terhadap urusan perusahaan dengan pihak–pihak eksternal.
Pada penelitian terdahulu, menurut Taco & Ilat (2016) menemukan bahwa dewan
direksi berpengaruh terhadap manajemen laba.
H2: Diduga Dewan Direksi Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.
Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Manajemen Laba
Komisaris independen berperan penting dalam mengelola perusahaannya,
termasuk dalam memonitoring kegiatan perusahaan. Selain itu, komisaris
independen juga bertugas untuk mengawasi dewan direksi perusahaan dalam
mencapai kinerjanya serta memberikan arahan kepada direksi mengenai
penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan arah yang ingin
dituju. Pada penelitian terdahulu, menurut Ardiansyah (2014) menemukan bahwa
komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba.
H3: Diduga Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Manajemen
Laba.
Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Sebuah komite audit merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi biaya
keagenan sesuai dengan pernyataan Alchain dan Demsetz; Fama dan Jensen
dalam penelitian Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa teori keagenan
mengemukakan moral hazard yang melekat dalam prinsipal dan agen dapat
menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Sehingga dengan adanya komite
audit yang efektif, mampu meningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit dan membantu dewan direksi dalam
memajukan kepentingan pemegang saham. Pada penelitian Yendrawati (2017)
menemukan bahwa komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
H4: Diduga Komite Audit Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan (Taures, 2011). Besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam
total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar. Oleh karena itu, semakin besar
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi untuk memenuhi
kebutuhan para pemegang kepentingan perusahaan tersebut. Pada penelitian
terdahulu, menurut Taco & Ilat (2016) menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
H5: Diduga Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.
Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi menggambarkan
bahwa liabilitas yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan dengan aset
yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi tingkat rasio leverage suatu perusahaan
maka semakin tinggi pula risiko yang akan dihadapi perusahaan tersebut. Investor
6
akan lebih memilih perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah
(Yatulhusna, 2015). Pada penelitian terdahulu, menurut Yatulhusna (2015)
menemukan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
H6: Diduga Leverage Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba.
Pengaruh Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen
Laba Berdasarkan dugaan seluruh hipotesis, maka dapat dikatakan bahwa secara
simultan seluruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
dengan hipotesis sebagai berikut:
H7: Return On Asset (ROA), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan dan Leverage Berpengaruh Terhadap
Manajemen Laba.
METODE PENELITIAN
Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen
(terikat), yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Dan variabel independen (bebas) yaitu variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel lain. Berikut definisi operasional dari masing masing
variabel tersebut:
Variabe1 Dependen Pada dasarnya, definisi operasional manajemen laba adalah potensi
penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi
(Riahi & Belkaoui, 2011 : 201) dalam Fery Kurniawan (2017). Dechow et al.
(dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007 : 11) dalam Fery Kurniawan (2017)
menyebutkan bahwa penggunaan discretionary accruals sebagai proksi
manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model karena
model ini dianggap lebih baik di antara model lain untuk mengukur manajemen
laba.
TAC= NIit – CFOit
Nilai total accrual (TA) yang diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai