TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO) DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyusun Laporan Tugas Akhir Diploma III Program Akuntansi pada Fakltas Ekonomi Universitas Widyatama Disusun oleh: Nama : Retno Noor Indah Sari NPM : 0309U007 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi (Accredited) Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 017/BAN-PT/Ak-VIII/Dpl-III/X/2008 BANDUNG 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO)
DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyusun Laporan Tugas Akhir Diploma III Program Akuntansi pada Fakltas
Ekonomi Universitas Widyatama
Disusun oleh:
Nama : Retno Noor Indah Sari
NPM : 0309U007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi (Accredited)Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 017/BAN-PT/Ak-VIII/Dpl-III/X/2008
BANDUNG
2013
TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO)
Draf Laporan Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Diploma III Program Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 21 September 1991
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN
(PERSERO)”, adalah benar dan hasil karya saya sendiri. Bila terbukti tidak
demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Widyatama.
Demikian Laporan Tugas Akhir ini dibuat sebagaimana mestinya.
Bandung, Desember 2012
Penulis,
Retno Noor Indah Sari
i
ABSTRAK
Laporan tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pencatatan piutang premi yang disajikan perusahaan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penilaian yang membandingkan suatu masalah yang diteliti secara langsung ke lapangan dengan teori yang ada. Premi piutang dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi pencatatan piutang premi, pengendalian intern, dan permasalahan yang dihadapi perusahaan
Dari hasil praktik kerja lapangan dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam pencatatan piutang premi cukup efektif dan kinerja PT.TASPEN (PERSERO) dianggap baik.
Kata kunci : pencatatan piutang premi, pengendalian intern, dan permasalahan.
ii
ABSTRACT
This final report is made in order to determine premiums receivable record companies presented using descriptive method is the method of assessment that compares an observed problem directly into the field with the existing theory. Premiums receivable are analyzed to investigate the implementation of accounting information systems premiums receivable records, internal controls, and the problems faced by the company.
From the results of the field work practices can be seen that the accounting information system of premiums receivable PT.TASPEN (PERSERO) in premiums receivable is effective recording and performance PT.TASPEN (PERSERO) is considered good.
Keywords : premiums receivable records, internal controls, and problems.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmatnya dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam Laporan Tugas Akhir ini penlis mengambil judul “ TINJAUAN ATAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN
(PERSERO)”. Laporan tugas akhi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh
Ujian Sidang pada Program Studi Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada, penulis berusaha untuk membuat
Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik mungkin, namun demikian penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, maka dengan sepenh hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Dalam penyusnan Laporan Tugas Akhir ini penulis mendapatkan berbagai
masukan, dukungan, bimbingan, dan do’a dari berbagai pihak sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari tanpa peran
serta dari berbagai pihak dalam memberikan bimbingan dan dukungan maka laporan
ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang Maha-Agung yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Mamah dan Papah tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan selalu
memberikan dukungan yang terbaik moril maupun materil serta do’a yang tak
pernah habisnya kepada penulis sehingga penulis mendapatkan kemudahan
dan kelancaran dalam menuntut ilmu.
iv
3. Bapak Paulus Sugianto Yusuf, S.E.,M.T. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bantuan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran ntuk
membimbing penuli dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
4. Ibu Prof. Dr Koesbandijah Abdul Kadir.,M.,AK, selaku Ketua Badan
Pengurus Yayasan Widyatama Bandung.
5. Ibu Rima Rachmawati S.E.,M,Si.,Ak, selaku ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Widyatama Bandung.
6. Bapak Insyafiono selaku Ketua Bagian Administrasi PT.TASPEN
(PERSERO) dan Staf Sub Bagian Administrasi ibu Arfiyanti, ibu Ucu, pak
Answardi yang telah membantu penulis selama menjalankan praktik kerja
lapangan dan telah membimbing dan memberikan masukan-masukan positif
mengenai materi-materi yang menyangkut Laporan Tugas Akhir ini.
2.6.3 Laporan Bank .................................................................................... 28
2.6.4 Rekonsiliasi Bank ............................................................................. 28
2.6.5 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank .................................... 29
2.6.6 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank .................................... 29
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI TUGAS AKHIR
3.1 Objek Tugas Akhir ..................................................................................... 31
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................. 31
3.1.2 Stuktur Organisasi ................................................................................ 34
3.1.3 Deskripsi Jabatan ................................................................................. 34
3.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ................................................................. 41
3.2 Metode Tugas Akhir .................................................................................. 42
viii
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
3.2.2 Teknik Pengelolaan Data ..................................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Piutang pada PT.TASPEN (PERSERO) ............................................................................................... 45
4.1.1 Timbulnya Piutang Premi Pada PT.TASPEN (PERSERO) .............. 46
4.1.2 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pengeluaran Piutang Premi PT.TASPEN (PERSERO) ................................................................. 47
4.1.3 Organisasi Fungsi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) .. 49
4.1.4 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ................................................................. 50
4.2 Pengendalian Intern Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ........ 51
4.2.1 Sistem Pengendalian Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ........................................................................................................... 52
4.2.2 Pengendalian Inten Terhadap Kas pada PT.TASPEN (PERSERO) . 53
4.2.3 Sistem Voucher dan Pengawasan pada PT.TASPEN (PERSERO) . 54
4.2.3.2 Laporan Bank ..................................................................... 56
4.2.3.3 Rekonsiliasi Bank .............................................................. 56
4.2.4 Tahap-tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank pada PT.TASPEN (PERSERO) ...................................................................................... 57
4.2.3 Metode Penilaian Piutang Tak Tertagih pada PT.TASPEN (PERSERO) ......................................................................................... 58
4.3 Permasalahan atau Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) ....... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ x
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Stuktur Organisasi PT.TASPEN (PERSERO) .................... 62
Lampiran 2 Flowchart Penerimaan Piutang Premi Melalui Rekening Koran pada PT.TASPEN (PERSERO) .......................................... 63
Lampiran 3 Daftar Penerimaan Premi Melalui : Kas, Bank, Giro, dan MP Program(B300) .................................................................... 64
Lampiran 8 Surat Jawaban Praktik Kerja Lapangan .............................. 71
Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Praktik Kerja Lapangan pada PT.TASPEN (PERSERO) ......................................... 72
Lampiran 10 Kartu Bimbingan Lapotan Tugas Akhir .............................. 73
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup ......................................................... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul.
Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era
globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang pesat, terutama dalam
hal pertukaran informasi. Informasi saat ini sudah menjadi komoditas yang sangat
penting dalam memenangkan persaingan di dalam dunia bisnis. Sistem informasi
merupakan suatu sistem yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan sehari-hari, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan terkait dengan
akuntansi dan antara satu sistem dengan sistem lainnya saling berhubungan untuk
membantu operasional perusahaan
Dengan adanya dukungan sistem informasi yang di rancang dengan baik,
maka informasi yang dihasilkan akan tepat dan akurat sehingga dapat membuat
perusahaan itu lebih unggul dalam bersaing dengan perusahaan lain. Sistem informasi
yang dirancang dengan baik akan menghasilkan keputusan yang tepat dan membantu
persahaan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Kemampuan untuk
mengakses dan menyediakan informasi secara cepat, tepat, dan akurat sudah menjadi
suatu kebutuhan mutlak bagi suatu Perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan, masing-masing perusahaan dituntut untuk menerapkan
dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang proses pengambilan
keputusan yang tepat.
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood, dalam bukunya
bahwa sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu
organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem infomasi berbasis
komputer merupakan suatu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang
dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang berguna.
2
Menurut Dwi Martani dkk, dalam bukunya secara umum sistem informasi
akuntansi membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data
keuangan, mengelolanya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan
menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang baik dan efektif
memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang berkepentingan
mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan.
Standar akuntansi instrument keuangan PSAK 55, menyebutkan bahwa salah
satu klasifikasi asset keuangan adalah pinjaman yang diberikan dan piutang. Piutang
merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Piutang adalah kredit yang
disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan.
Salah satu informasi yang penting untuk menunjang dan mendukung
kelancaran aktifitas bisnis perusahaan adalah laporan daftar piutang dan daftar
penerimaan piutang. Untuk pengendalian piutang perusahaan maka diperlukan sistem
penagihan yang baik sehingga piutang dapat ditagih tepat waktu dan terhindar dari
piutang tak tertagih. Karena jika ada kemungkinan piutang itu tidak tertagih maka ini
dapat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan.
PT.TASPEN (PERSERO) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial. PT.TASPEN
(PERSERO) memiliki transaksi piutang premi, piutang premi merupakan piutang atas
premi dan iuran dari peserta PNS yang disetorkan ke PT.TASPEN (PERSERO) setiap
bulannya. Pada pengelolaan data khususnya pencatatan Piutang Premi yang dilakukan
masih ada yang menggunakan sistem manual.
Walaupun sampai saat ini PT.TASPEN (PERSERO) sudah menggunakan
sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan, dan berjalan dengan baik, namun bagian pencatatan piutang premi masih
menggunakan sistem pencatatan yang manual guna menghindari eksposur, masalah
yang paling sering terjadi adalah kesalahan-kesalahan dalam hal pencatatan transaksi
3
yang sudah terkomputerisasi, dan masalah lainnya adalah informasi yang dihasilkan
akibat lambatnya pemprosesan data transaksi.
Berdasarkan adanya masalah-masalah tersebut, penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai proses pencatatan piutang premi di PT.TASPEN
(PERSERO) ini dengan judul : “TINJAUAN ATAS SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PIUTANG PREMI PADA PT.TASPEN (PERSERO)”.
1.2 Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk membatasi
ruang lingkup dalam penulisan laporan proposal ini penuis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses Sistem Informasi akuntansi Pencatatan Piutang Premi
yang disajikan oleh PT.TASPEN (PERSERO) ?
2. Bagaimana pengendalian intern piutang premi pada PT.TASPEN
(PERSERO)?
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dan kendala dalam proses
Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO)?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa proses Sistem
Informasi Pencatatan Piutang Premi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Adapun tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan Sistem Informasi
Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO).
2. Untuk mengetahui bahwa tahap proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang
Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
4
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dan kendala dalam
proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN
(PERSERO).
4. Untuk mengelola data-data tersebut secara tepat dan objektif sehingga
menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.
1.4 Kegunaan Laporan Tugas Akhir.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahan penulis,
pengalaman dan lebih memahami tentan proses Sistem Informasi Pencatatan
Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO).
2. PT.TASPEN (PERSERO)
Sebagai masukan pemikiran untuk mengkaji kembali proses Sistem Informasi
Pencatatan Piutang Premi pada PT.TASPEN (PERSERO) serta diharapkan
dapat bermanfaat bagi perkembangan PT.TASPEN(PERSERO).
3. Penulis Selanjutnya
Berbagi tema bagi penulis selanjutnya yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai proses Sistem Informasi Pencatatan Piutang Premi pada
PT.TASPEN (PERSERO), serta memberi gambaran untuk melakukan lebih
jauh penelitian.
1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian.
Lokasi yang menjadi tempat penulisan mencari dan mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah PT. TASPEN
(PERSERO) yang terletak di Jalan PH.H. Mustopha No.78 Bandung 40124 (022-
7206545). Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012.
5
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1 Akuntansi
Akuntansi berasal dari bahasa asing yaitu accounting, yang artinya bila di
terjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi adalah
suatu proses mencatat, mengklasifikasikan, meringkas, mengelola dan menyajikan
data transaksi sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk mengambil suat keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 4) akuntansi memegang
penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language).
Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam
suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi
akuntansi tersebut digunakan oleh para pemakai agar dapat membantu dalam
membuat prediksi kinerja di masa mendatang.
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Al-Haryono Jusuf (2001:4-5) pengertian akuntansi dapat
dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakaian jasa akuntansi dan
dari sudut pandang proses kegiatannya
1. Dari sudut pandang pemakai:
“Akuntansi adalah suat disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.”
2. Dari sudut pandang proses kegiatan:
“ akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Menurut Weygrandt Kieso (2005) menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan akuntansi adalah sebagai berikut :
6
“accounting is an information system that identifies, records, and communicates, the economic events of an organization to interested user.”
Menurut Aliminsyah (2003), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
akuntansi adalah sebagai berikut :
“Akuntansi juga dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”
Dari definisi-definisi tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
akuntansi merupakan pemprosesan data keuangan perusahaan untuk menghasilkan
informasi yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan perusahaan
dan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
2.1.2 Jenis Perkiraan Dalam Akuntansi
Jenis perkiraan dalam akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Harta/Aktiva/Assets
Pengertian harta tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan
ata biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Klasifikasi harta adalah sebagai berikut :
a. Harta Lancar (CurrentAassets) adalah harta yang berbentuk uang tnai
maupun aktiva lainnya yang dapat ditukar dengan uang tunai dalam
jangka waktu satu tahun. Contoh : kas, investasi jangka pendek, piutang
dagang/usaha, persediaan, pendapatan yang akan diterima, biaya/beban
yang dibayar dimuka dan sebagainya.
b. Harta Tidak Lancar (Non Current Assets) adalah harta yang mempunyai
umur kegunaan relative permanen atau jangka panjang (mempunyai mr
ekomomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Contoh : investasi jangka panjang yang
berupa saham, obligasi, dan lain-lain.
7
c. Harta Tetap (Fixed Assets) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang
fisiknya nampak (kongkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan
sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen. Contoh : tanah,
bangunan, mesin, inventaris, kendaraan, dan perlengkapan atau alat-alat
lainnya.
d. Harta Tak Berwujud (Intagible Assets) adalah harta perusahaan yang
secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai
nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan. Contoh : hak cipta, merk dagang, biaya pendirian, goodwill
dan sebagainnya.
e. Harta Lainnya (Other Assets) adalah menunjukkan kekayaan ata aktiva
perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dim masukkan dalam
klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Contoh : gedung dalam proses, tanah
dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan lainnya.
2. Kewajiban/Hutang/Pasiva/Liabilities
Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang
belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditur. Klasifikasi hutang adalah sebagai
berikut :
a. Hutang Lancar (Current Liabilities) adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasan atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Contoh : hutang dagang, hutang
wesel, hutang pajak. Beban yang masih harus dibayar, pendapatan
diterima dimuka, dan lain sebagainya.
b. Hutang Jangka Panjang (Longterm Liabilities) adalah kewajiban
keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih
jangka panjang (lebih dari satu tahun dari tanggal neraca). Contoh : hutang
obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang dan lain-lain.
8
3. Modal/Capital
Modal adalah hak pemilik atas kekayaan dan harta perusahaan yang timbul
sebagai akibat penanaman ( investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para
pemilik. Contoh : modal disetor, prive/payroll, modal komanditer, laba
ditahan, agio saham dan lain sebagainya.
2.2 Piutang
Piutang berasal dari bahasa inggris (Account receivable) adalah salah satu
jenis transaksi akuntansi yang mengursi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang atau layanan yang
telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada
konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit
atau pembayaran.
2.2.1 Pengertian Piutang
Piutang merupakan pos yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan
merupakan bagian dari pos aktiva lancer yang sesuai dalam pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) (2004:1.10) yang tercantum sebagai berikut :
“Aktiva lancer termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun aktiva tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.”
Adapun beberapa pengertian piutang yang di kemukakan oleh para ahli
diantaranya sebagai berikut :
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2003:381) yang
diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan pengertian piutang
adalah sebagai berikut :
9
“Piutang adalah dana yang terutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah terjual atau diserahkan kepada mereka secara kredit.”
Menurut Warren Reeve dan Fees (2005:404 menyatakan bahwa yang di
maksud dengan piutang adalah :
“piutang meliputi semua klaim dengan bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.”
Menurut Rusdi Akbar (2004:199), menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah :
“Piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa dimana yang akan dating sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.”
Menurut Dwi Martani, dkk (2012 : 193), menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan piutang adalah :
“Piutang merupakan klaim suatu perusahaan kepada pihak lain.”
Dari beberapa pengertian piutang di atas, dapat di simpulkan bahwa
pengertian piutang adalah hak kreditur terhadap debitur sebagai akibat yang timbul
dari penyerahan barang atau jasa secara kredit.
2.2.2 Jenis-Jenis Piutang
2.2.2.1 Piutang Dagang
Piutang dagang menurut Raja Adri Satriawan (2012 : 87) adalah janji
pembeli untuk membayar jumlah yang terutang atas jasa dan barang yang terjual.
Piutang dagang normalnya diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu 30 sampai
dengan 90 hari. Oleh karena itu, jika perusahaan mengklasifikasikan asset lancar dan
tidak lancar maka piutang dagang akan dimasukkan ke dalam asset lancar.
1. Pengakuan piutang dagang
Pengakuan piutang dagang berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Menurut
IAS 11 dan PSAK 23 (revisi 2009), pendapatan dari penjualan jasa harus diakui bila
10
hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi ini
dipenuhi :
a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal,
b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan,
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal laporan posisi
keuangan dapat diukur dengan andal, dan
d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut
dipenuhi :
a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli,
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual,
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal,
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan taksiran
akan mengalir kepada perusahaan tersebut, dan
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan piutang dagang yang berasal dari penjualan barang dipenuhi oleh
syarat pengiriman (terms of shipping). Jika syarat pengirimannya adalah f.o.b. (free
on board) shipping point, piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah
kepada pembeli di tempat pengiriman, yaitu ketika penjual menyerahkan barang
kepada persahaan pengangkutan. Jika syarat pengirimannya adalah f.o.b. destination,
piutang dagang diakui ketika hak kepemilikan berpindah tangan pembeli ke tempat
tujuan, yaitu ketika pembeli menerima barang dari perusahaan pengangkutan.
11
2. Penilaian piutang dagang
Piutang dagang dinilai dan dilaporkan pada laporan posisi keuangan pada nilai
realisasi bersih (net relizable value), yaitu jumlah bersih yang diperkirakan akan
diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih piutang dagang
memerlukan estimasi piutang tak tertagih.
a. Piutang tak tertagih
Adakalanya piutang dagang tidak dapat tertagih. Piutang dagang yang tidak
dapat tertagih merupakan beban bagi perusahaan. Ada dua cara pengakuan
beban piutang tak tertagih pada saat piutang dagang benar-benar tidak tertagih
dan dihapuskan dengan mengkredit akun piutang dagang dan mendebet akun
beban piutang tak tertagih (bad debt expenses). Cara ini yang disebut dengan
metode penghapusan langsung (direct write-off method). Merupakan satu-
satunya metode yang diakui oleh perpajakan.
Jurnal pada saat penghapusan langsung piutang
Beban Penghapusan Piutang Rp.xxx
Piutang Premi Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang
Kas Rp.xxx
Piutang premi Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang yang sebelumnya dihapus
Kas Rp.xxx
Pendapatan lain Rp.xxx
Jurnal penyesaian penurnan nilai untuk tahun 20xx
Beban penghapusan piutang Rp.xxx
Piutang premi Rp.xxx
Cara ke dua mengaki beban piutang tak tertagih pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan dengan mengkreditkan akun penyisihan piutang tak tertagih
(allowance for bad debt) dan mendebit beban pitang tak tertagih. Kemudian
12
pada saat piutang dagang tersebut dihapuskan dengan mendebet akun
penyisihan piutang tak tertagih dan mengkreditkan akun piutang dagang. Cara
ke dua ini yang disebut dengan metode penyisihan (allowance method),
merpakan metode yang disarankan oleh prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Jurnal pada saat menggunakan pencadangan piutang
Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx
Piutang Premi Rp.xxx
Jurnal pelunasan piutang
Kas Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx
Piutang premi Rp.xxx
Pelunasan piutang yang sebelum dihapuskan
Piutang premi Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx
Kas Rp.xxx
Piutang premi Rp.xxx
Jurnal penyesuaian penurunan nilai untuk tahun 20xx
Beban penurunan nilai piutang Rp.xxx
Cadangan penurunan nilai piutang Rp.xxx
Rekonsiliasi cadangan penurunan nilai piutang:
Saldo awal periode Rp.xxx
Penghapusan piutang (Rp.xxx) dihapus
Recovery piutang yang dihapus Rp.xxx
Tambahan penurunan nilai periode tersebut Rp.xxx
Saldo akhir periode Rp.xxx
13
Rekonsiliasi ini merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan yang
menjelaskan rincian cadangan penurunan.
2.2.2.2 Piutang Dagang sebagai Sumber Kas
Dalam angka mempercepat penerimaan kas dari piutang dagang, perusahaan
dapat meminjamkan atau mengalihkan piutang dagang kepada pihak lain.
1. Pinjaman piutang
Piutang dagang dapat dijamin dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor
sering mengharskan peminjam untuk menggadaikan piutang dagangnya
sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada jatuh tempo,
kreditor memiliki hak untuk menagih piutang dagang tersebut. Pinjaman
dibuktikan dengan janji tertulis/wesel (promissory notes).
2. Pengalihan piutang
Pengalihan piutang (factoring) adalah jenis pembiayaan dalam bentik
pembelian atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan (client) yang berasal dari transaksi usaha, kepada factor (lembaga
pembiayaan atau lembaga lain yang membeli dan atau menerima pengalihan
piutang). Atas pengalihan piutang ini, factor dapat memperoleh bunga atau
diskonto.
2.2.2.3 Piutang Wesel
Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang diperkuat dengan wesel
(janji tertulis). Wesel (promissory notes) adalah janji tertulis membayar sejumlah
tertentu uang pada tanggal tertentu uang pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel
biasanya berisi informasi tentang pihak yang akan menerima pembayaran, pembuat
surat wesel, tanggal dan jatuh tempo wesel, jurnal nominal dan bunga wesel (jika
14
ada). Piutang wesel dapat timbul dari penagihan piutang dagang menjadi piutang
wesel, penjualan kredit jasa atau barang, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel
dapat dibedakan atas wesel berbunga (interest-bearing notes) dan wesel tanpa bunga
(noninterest-bearing notes).
2.3 Sistem Informasi Akuntansi
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya,
untuk mencapai tujan tersebut manajemen membutuhkan informasi yang dapat
dipercaya, lemgkap dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi merupakan sistem
informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan dipergunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus
diterapkan sesuai dengan aturan yang ada dalam persahaan. Tanpa adanya sistem
informasi akuntansi yang memadai maka perusahaan tidak akan mendapatkan
informasi yang cukup dan akan sulit menjalakan fingsinya dengan baik.
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Adapun beberapa pengertian sistem informasi akuntansi yang di ambil dari
pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Sistem informasi akuntansi menurut George H. Bodnar. dan William S.
Hopwood (2006:8) adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis kompter yang dirancang untuk mentranformasi data akuntansi menjadi informasi.”
Menurut Mulyadi (2001:3) yang dimaksud dengan sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berukut :
“Sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa ntuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan persahaan.”
15
Menurut Krismiaji (2005:4) yang dimaksud dengan sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan sistem berbasis komputer dan serangkaian kegiatan untuk
menangani transaksi perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan berbagai formulir,
catatan, prosedur, dan laporan guna menghasilkan informasi yang berguna untuk
perencanaan dan pengawasan.
2.3.2 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.
Yaitu kebutuhan pengembangan sistem informasi akuntansi terjadi jika
perusahaan baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama
ini.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada.
Yaitu system informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun
stuktur informasi yang terdapat dalam laporan.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akntansi dan pengecekan intern.
Yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi
akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
16
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Yaitu pengembangan sistem informasi seringkali ditunjukkan untuk
menghemat biaya informasi merupakan barang ekonomi untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain.
2.3.3 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Sistem yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mempunyai karakteristik
tersendiri yang disesuaikan dengan keadaan yang kebutuhan pada perusahaan yang
bersangkutan. Dalam penyusunan sistem informasi akuntansi berbagai informasi
akuntansi yang diperlukan pimpinan harus sesuai dan diperhatikan dalam rangka
menggambarkan pengendalian perusahaan.
Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, setiap perusahaan dapat
berfungsi apabila memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya
suatu sistem informasi akuntansi yang memadai. Menurut George H.Bodnar dan
William S. Hopwood (2006:142) bahwa Posedur seharusnya juga mencakup desain
dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu memastikan
pencatatan atas transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan merupakan media fisik
yang digunakan untuk menyimpan informasi. Ada berbagai macam wujud dokumen
dan catatan, setiap jenis dokumen dan catatan harus dikendalikan dengan cara tertentu
yang relevan. Dokumen dan catatan harus diberi nomor urut sebagai sarana
akuntabilitas. Dokumen dan catatan harus mudah digunakan dan mudah dipahami
oleh pelanggan. Setiap formulir harus menyediakan ruang khusus untuk tempat
otorisasi dan persetujuan.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Formulir
Merupakan unsur penting dalam sistem informasi akuntansi dan apabila
telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain baik dan
berfungsi untk mengembangkan pengendalian intern.
17
2. Catatan
Catatan- catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar, dan buku
besar pembantu.
a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi
keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut menyangkut pengdebetan
dan pengkreditan posting.
b. Buku Besar, jga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi,
mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening
dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi
yang di sajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku Besar Pembantu, apabila data keuangan yang di golongkan
dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku
besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekening-
rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buk besar.
2.4 Sistem Informasi Akuntansi Piutang
Sistem informasi akuntansi Piutang mewakili uang yang dimiliki barang atau
jasa yang telah dijual yang dimasukkan dalam rekening. Karena kebanyakan bisnis
dilakukan secara kredit, piutang dagang serng kali mewakili sejumlah besar modal
kerja organisasi, yang sangat penting pada proses bisnis pengelolaan pesanan
pelanggan.
2.4.1 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Piutang
Adapun tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi piutang adalah dapat
menciptakan informasi dan pengendalian atas piutang sehingga dapat menangani hal-
hal sebagai berikut :
1. Akibat finansil dan penjualan secara kredit ialah timbulnya piutang.
Timbul dan dihapusnya piutang antara lain karena pembayaran dan ini
18
harus terjadi secara wajar, oleh karenanya diperlukan satu sistem dan
prosedur yang baik yang secara terus menerus dapat memberikan
informasi tentang kondisi calon debitur termasuk pengendalian atas
pengiriman piutang itu sendiri.
2. Kemacetan atas piutang meupun keterlambatan pembayarannya akan
mempengaruhi likuiditas perusahaan, sehingga dapat menimbulkan
kerugian.
2.4.2 Organisasi Fungsi Piutang
Kegiatan dari fungsi piutang melibatkan beberapa bagian dari perusahaan
sejak timbulnya piutang sampai diterimanya pembayaran.
Adapun bagian-bagian yang terlibat dalam organisasi fungsi piutang adalah
sebagai berikut :
1. Bagian penjualan yang memegang fngsi penjualan dan merupakan awal
timbulnya pitang.
2. Seksi administrasi piutang mencatat timbulnya dan hapusnya piutang.
3. Bagian akuntansi umum yang memcatat transaksi piutang dalam proses
akuntansi.
4. Bagian keuangan yang melibatkan penagihan (inkaso) maupun
penerimaan uangnya.
2.4.3 Prosedur Penagiha Piutang
Adapun prosedur penagihan piutang secara naratif adalah sebagai berikut :
1. Administrasi piutang berdasarkan salinan faktr atau kartu pitang membat
daftar piutang jatuh wakt rangkap dua, yang didistribusikan sebagai
berikut :
Asli dikirim ke bagian keuangan
Tembusan digunakan sebagai arsip administrasi piutang.
19
2. Bagian keangan atas dasar piutang membuat kuitansi-kuitansi penagihan
rangkap dua yang kemudian dikirim ke bagian inkaso. Daftar pitang jatuh
waktu kemudian diarsipkan.
3. Bagian inkaso membauat “inkaso borderel” (daftar kuitansi) perdaerah
penagihan kemudian kuitansi (rangkap dua) berikut daftar kuitansi
diserahkan kepada masing-masing penagih untuk melaksanakan
penagihan.
4. Dalam penagihan (apabila dibayar oleh debitur) diserahkan kuitansi asli
kepada debitur setelah pembubuhan paraf oleh debitur pada daftar
kuitansi, membawa uang, kopi kuitansi, dan daftar kuitansinya, lalu
piutang ke perusahaan untuk mempertanggungjawabkannya ke bagian
inkaso. Atas kuitansi (kopi) berikut uang hasil penagihan diserahkan ke
bagian kas, apabila kuitansi belum dibayar, daftar kuitansi disimpan di
bagian inkaso untuk penagihan esok harinya.
5. Kasir setelah mencocokan jumlah uang dan kuitansi membuat bukti
penerimaan kas (cash receipt slip) rangkap 3 (tiga) dan setelah dicatat
pada bukti kasir CSR didistribusikan sebagai berikut :
Asli berikut kopi kuitansi ke bagian akunting untuk dicatat dalam
buku jurnal penerimaan kas atau bank selanjutnya dicatat dalam
buku besar kas dan piutang.
Tembusan ke satu ke administrasi piutang untuk dicatat pada kartu
piutang sebelah kredit yang bersangkutan.
Tembusan ke dua sebagai arsip kasir.
Kemudian semua dokumen diarsipkan.
20
2.4.4 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang Premi
Prosedur penerimaan kas menurut Krismiaji (2002:280). Hampir semua
transaksi perusahaan bermula atau berakhir ke penerimaan kas atau pengeluaran kas,
yaitu sebagai berikut :
1. Bagian Penanganan Surat untuk masuk
a. Mula-mula bagian ini menerima amplop surat pelunasan piutang,
kemudian mengeluarkan cek dan bukti kas masuk dari amplop
tersebut.
b. Kemudian bagian ini akan memeriksa secara visual, kemudian
mengesahkan cek atau akan di tandatangan.
c. Setiap sore hari, bagian ini membuat daftar penerimaan kas sebanyak
tiga lembar, dan mendistribusikannya sebagai berikut:
Lembar ke-1 bersama dengan cek dan bukti kas masuk
diserahkan ke kasir.
Lembar ke-2 diserahkan kebagian piutang premi.
Lembar ke-3 diserahkan ke bagian audit.
2. Kasir
d. Setelah menerima daftar penerimaan kas, kasir mencatat penerimaan
kedalam jurnal penerimaan kas.
e. Kasir membuat bukti setoran bank sebanyak dua lembar dan
menyetorkan kas tersebut ke bank.
f. Kasir menyerahkan bukti kas mask ke bagian piutang dan
mengarsipkan daftar penerimaan kas urut tanggal.
g. Secara periodik, kasir akan menyerahkan jurnal penerimaan kas ke
bagian buku besar untuk diproses.
3. Bagian piutang
h. Setelah menerima bukti kas masuk dari kasir, bagian ini
membandingkan bukti kas masuk dengan daftar penerimaan kas yang
21
sebelumnya diterima dari bagian penanganan surat masuk. Setelah
cocok, lalu memposting pelunasan piutang tersebut ke rekening buku
piutang yang bersangkutan.
i. Mengarsipkan ke-2 dokumen (bukti kas masuk dan daftar penerimaan
kas) tersebut urut tanggal.
4. Bagian buku besar
j. Secara periodik bagian ini menerima penerimaan kas dari kasir dan
melakukan proses posting dari jurnal tersebut ke rekening-rekening
buku besar yang bersangkutan.
5. Bagian Audit
k. Atas dasar tembusan daftar penerimaan kas yang diterima dari bagian
penanganan surat masuk, bagian ini memeriksa nomor urut dokumen.
l. Setiap akhir bulan bagian ini akan menerima laporan bank bulanan
beserta tembusan bukti setoran bank dari bank, kemudian
membandingkan daftar penerimaan kas dan bukti setoran bank,
kemudian membuat rekomendasi bank.
m. Mengarsipkan dokumen-dokumen secara terpisah.
2.5 Sistem Pengendalian Intern Piutang
Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan
dalam berbagai kepentingan. Pengendalian intern ini semakin penting, karena
perusahaan harus menyadari dan memahami arti penting pengendalian intern.
Salah satu tujuan sebuah Sistem Informasi adalah untuk membantu manajemen
dalam mengendalikan sebuah organisasi bisnis. Akuntan dapat membantu mencapai
tujuan ini dengan merancang sist
em pengendalian yang efektif dan dengan cara pengkajian sistem pengendalian
yang sekarang dipakai untuk menjamin bahwa sistem tersebut beroperasi secara
efektif.
22
2.5.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pada dasarnya sistem pengendalian intern telah dikembangkan secara alamiah
melalui pengalaman atau trail and error dan secara naluriah banyak ditemukan pada
para pengusaha tradisional yang berusaha membangkitkan sistem pengendalian intern
dalam mengamankan hartanya, disamping berkembang secara ilmiah sistem
pengendalian intern juga berkembang sesuai kebutuhan.
Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute
Certified Public Accountants) yang di terjemahkan oleh Azhar Susanto dan La
Midjan (2001:58) adalah sebagai berikut :
“Meliputi stuktur organisasi dan segala cara-cara serta tindakan tindakan dalam suatu perusahaan yang saling dikoordinasikan yang dimaksud untuk mengamankan hartanya, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansinya, meningkatkan efisiensi operasinya serta mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan.”
Pengertian sistem pengendalian Interen menurut Krismiaji (2005:218)
menyatakan bahwa :
“Rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efesiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.”
Pengertian sistem pengendalian intern menurut George H. Bodnar. dan
William S. Hopwood (2006:129) menyatakan bahwa :
“Merupakan satu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut : 1. Reliabilitas pelaporan keangan, 2. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan 3. Kesesuaian dengan pengaturan dan regulasi yang berlaku.”
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari sistem
pengendalian intern adalah menggambarkan harta kekayaan perusahaan, menguji
23
ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan, meningkatkan efisien operasi
perusahaan, dan ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan
pimpinan perusahaan.
2.5.2 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur-unsur atau komponen dari sistem pengendalian intern menurut George
H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006) merupakan hal terpenting yang harus
ada, hal ini dikarenakan terlaksananya unsur atau komponen tersebut berarti tujuan
dari pengendalian intern dapat tercapai.
Unsur-unsur atau komponen pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Lingkunagn Pengendalian
Menrut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006 : 133-134)
Lingkngan pengendalian merupakan dampak kumlatif atas factor-faktor untk
membangun, mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan
prosedur tertentu. Faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian
adalah :
Komitmen terhadap kompetensi.
Stuktur organisasi.
Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan
komitenya.
Cara pembagian otorisasi dan tanggungjawab.
Kebijakan sumber daya manusia dan prosedur.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood
(2006 : 140) merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko yang mempengauhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling
kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi
eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan.
24
3. Aktivitas Pengendalian
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2006) Aktivitas
pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk
membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik.
Tujuan pengendalian yaitu
a. Pemisahan tugas berdasarkan George H.Bodnar dan William S.
Hopwood (2006:142), pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi
peluang seseorang yang ditempatkan dalam suatu posisi pekerjaan
tertentu untuk melakukan kecurangan atau kesalahan ketika
menjalankan tugas sehari-hari mereka. Pemisahan tugas diterapkan
dengan cara memisahkan tanggung jawab wewenang pelaku transaksi
dengan tanggung jawab pencatat transaksi dan juga dengan tanggung
jawab penyimpanan kekayaan ke orang-orang berbeda. Tanggung