Top Banner
Retardasi Mental (F. 79) dengan Gangguan Retardasi Mental (F. 79) dengan Gangguan Epilepsi Epilepsi Oleh Wahyu Effendi 1A003034 Pembimbing dr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MM
34

Retardasi

Nov 08, 2015

Download

Documents

Erina Dyah Ayu

retardasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Retardasi Mental (F. 79) dengan Gangguan Epilepsi

    Oleh Wahyu Effendi1A003034 Pembimbingdr. H. Yulizar Darwis, Sp.KJ, MM

  • IDENTITAS PASIEN

    Nama :Tn. MUsia:17 TahunJenis Kelamin:Laki Laki Alamat:Marindi 2 Rt. 6 TanjungPendidikan:SD tidak tamatPekerjaan:Tidak adaAgama:IslamSuku:BanjarBangsa:IndonesiaStatus Perkawinan:Belum MenikahMRS Tanggal:14 Juli 2011RMK:94-54-77

  • RIWAYAT PSIKIATRIKAlloanamnesis tanggal 14 Juli 2011 pukul 11.00 WITA dengan ibu pasien dan kakak pasien pada tanggal 15 Juli 2011 pukul 17.00 WITA. KELUHAN UTAMA Kejang

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGAlloanamnesis dengan ibu dan kakak pasien: :Pada pertengahan tahun 2005 saat pasien berusia 12 tahun pasien mengalami serangan kejang untuk pertama kalinya. Kemudian os kejang hampir tiap bulannya. Saat itu pasien sedang menjalani pendidikan formal SD kelas 4.Dari awal semester kedua baru (awal bulan Juli 2005) hingga akhir Januari 2006 pasien sering tidak ikut pelajaran karena dipulangkan pihak sekolah karena sering kejang. Menurut kakak os pada awal 2006 pasien terpaksa tinggal kelas karena pelajaran os dianggap tertinggal. Kemudian akhir semester (pertengahan Juli 2006) orang tua os diminta datang ke sekolah. Saat itu dari pihak sekolah menyarankan os untuk berhenti sekolah dikarenakan os prestasinya turun sehingga dia tinggal kelas. Sejak itu os hanya tinggal di rumah, os hanya membantu di toko depan rumah, Saat di rumah os juga masih mendapat serangan kejang.

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGAlloanamnesis :Akhir tahun 2006, ibu os mencari pengobatan untuk os. Dari saran beberapa keluarga (paman saudara ayah), ibu os membeli obat sendiri untuk os. Pengobatan dimulai pada tahun 2007 sampai sekarang.Sejak satu hari lalu (13 Juli 2011) pasien ada keluhan kejang kejang pada pukul 18.00 kemudian berselang 2 jam kemudian jam 20.00 kemudian kejang lagi pada jam 03.00Kejang diawali dengan pasien jatuh, mata ke atas, mulut berbuih, kejang pada seluruh tubuh kemudian pasien tidak sadar.

  • Autoanamnesis :Os menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pertanyaan, kadang dijawab kadang tidak, dan selama ditanya os terkadang menatap pemeriksa, kemudian melihat ke arah lain lagi (ibu pasien), dan perlu waktu untuk membujuknya menjawab pertanyaan yang diberikan. Os menjawab pertanyaan dengan lambat dan kata-kata yang diucapkannya dapat dimengerti. Os kesulitan mangurutkan nama-nama hari, menghitung angka 1 sampai 10. Os mengenali ibunya, mengingat daerah tempat tinggalnya, tapi tidak ingat umur dan tahun berapa dia lahir dan mengatakan ia sekarang tidak bersekolah. Os mengaku tidak ada mendengar suara-suara yang mengganggunya dan tidak ada melihat bayangan-bayangan.

  • RIWAYAT PENYAKIT DAHULUOs memiliki riwayat kejang pertama kali pada usia 12 tahun saat tahun 2005, kemudian mengalami kejang 1 kali hampir tiap bulannya hingga usia sekarang, terakhir os mengalami kejang awal bulan Juli 2011. Menurut ibunya. Menurut ibu pasien, pasien belum pernah dirawat sebelumnya. Pasien tidak ada riwayat trauma kepala, demam dengan penurunan kesadaran, kejang atau sakit berat lainnya.

  • 1. Tahap Perinatal Menurut ibu, os lahir sesuai usia kehamilan, lahir spontan, di rumah sakit ditolong oleh bidan, dan tidak langsung menangis. Menurut ibu os, ibu tidak ada keluhan muntah muntah berlebihan atau mengidap penyakit lain selama kehamilan.2. Riwayat Masa Bayi ( 0-1,5 tahun) = Trust vs MistrustOs mulai tinggal dengan keluarganya. Os diberi susu ASI hingga umur 1 tahun . Saat itu, menurut ibunya os sangat sehat, dan tidak ada cacat. Pada usia 1 bulan os sudah dapat mengenali wajah ibuya dan hanya ingin digendong oleh ibunya. Menurut ibu os, pada masa ini anak tidur dengan pulas dan tidak rewel. Anak tidak ada gangguan buang air besar. Anak melihat wajah ibu ketika menyusui. Anak sering menangis kalau dia dipangku orang lain (Basic Trust tercapai)

    RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

  • 3. Riwayat Masa Kanak-Kanak (1,5-3 tahun ) = Autonomy vs Shame, Doubt Menurut Ibu os, riwayat tumbuh kembang anak lambat. Anak baru bisa merangkak dan berjalan pada usia 4 tahun. Menurut ibu os, pasien diberikan kebebasan ruang gerak namun tidak sampai keluar rumah. Tidak ada riwayat penyakit berat, demam tinggi, maupun kejang (Shame, Doubt)RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

  • 4. Riwayat Masa Presekolah (3-6 tahun) = Initiative vs GuiltMenurut ibu os, riwayat tumbuh kembang anak lambat. Pasien baru bisa bisa bicara lancar saat umur 5 tahun. Menurut kakak os saat ini os hanya bermain dengan dua kakaknya saja. Os jarang ikut pekerjaan orang tuanya, karena pernah os melakukan ikut ayahnya, os ditegur karena hanya mengganggu saja (umur 5 tahun). Sejak itu os hanya bermain dengan kakaknya saja (Guilt)

  • 5. Riwayat Masa Sekolah (6-12 tahun) = Industry vs InferiorityMenurut kakak os, pasien termasuk anak yang pendiam di kalangan teman temannyanya. Anak sering kesulitan untuk mengerjakan soal didepan kelas dan dibantu gurunya. Pasien pergi ke sekolah bersama teman temannya dan pulang juga bersama dengan teman temannya. (Inferiority)

  • Riwayat RemajaRiwayat Masa Remaja (12-Sekarang) = Identity vs Identity ConfusionPasien mengecap pendidikan hanya sampai tingkat SD kelas 4. Pasien pernah tinggal kelas satu tahun (awal tahun 2006) dan menurut ibu os pasien prestasi pasien menurun sejak serangan kejang tersebut. Dari keterangan kakak os, os diberhentikan sekolah karena sering kejang dan diantar ke rumah . Saat di rumah pasien hanya membantu orang tuanya menjaga toko di luar rumah. Sejak saat itu pasien tidak pernah keluar rumah. Pasien tidak pernah punya keinginan untuk keluar rumah karena dilarang orang tuanya. Os adalah anak yang penurut dan patuh dengan orang tua, os selalu mendengarkan apabila dinasehatiPada usia ini os mulai sering kejang hampir tiap bulannya

  • Riwayat PendidikanPendidikan terakhir pasien SD tidak tamat kelas 4. Pasien masuk SD sekitar tahun 2002. Prestasi selama sekolah tidak begitu menonjol, pasien tinggal kelas pada kelas 4. Pasien tidak pernah memiliki masalah yang berarti dengan guru selama sekolah. Pasien sekolah SD tidak tamat karena masalah penyakit. Riwayat pekerjaanPasien tidak bekerja.Riwayat perkawinan Pasien belum menikah..

  • RIWAYAT KELUARGA

    Keterangan : = Perempuan = Laki-laki= = Penderita Kelainan Jiwa /= Meninggal duniaSaudara ibu pasien pernah menderita penyakit yang sama

  • RIWAYAT SITUASI SEKARANGPasien sekarang tinggal di sebuah rumah dengan kedua orang tuanya. Sebelumnya dua kakak pasien ikut tinggal namun 2 tahun lalu (2009) mereka menikah dan hidup dengan keluarganya sendiri. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYAPasien tidak menyadari penyakit dan gangguan yang terdapat dalam dirinya.

  • STATUS MENTALDESKRIPSI UMUMPenampilan Pada 14 Juli 2011, jam 11.00 WITA, os merupakan seorang pria laki-laki berperawakan normal, kulit sawo matang dengan mata sayu, memakai baju kaos garis-garis berwarna biru-hitam. Os menggunakan celana kain jeans berwarna hitam terkesan terawat dan sesuai usiaOs tampak bingung di ruangan pemeriksaan. Saat pertama kali masuk ruangan, os langsung duduk di kursi dengan ibunya. Saat os sudah duduk dikursi dan diajak berjabat tangan dengan pemeriksa, os mau berjabat tangan. Saat ditanya nama dan umur, os hanya menjawab nama dengan benar dan umurnya sendiri lupa serta tanggal lahir os sendiri, os juga bilang saat itu dia tidak sekolah. Saat os diajak bicara pemeriksa, os sering mengalihkan pandangan, menoleh ke arah ibunya dan sering menunduk, pemeriksa kadang-kadang harus mengulang pertanyaan lebih dari satu kali dan harus dengan penegasan, baru os mau menjawab sesuai dengan pertanyaan.

  • Saat ditanya tentang hari dan tanggal hari saat diperiksa serta hari kemarin dan besok, os salah menjawab. Saat ditanya ini di mana, di lantai berapa, kota apa, provinsi apa dan negara apa, os tidak menjawab dengan benar. Saat ditanya orang-orang di sekitar os, os cuma tahu dengan ibunya. Os bisa mengurutkan nama hari dengan benar, kemudian ketika dibalik lagi os salah menjawab, namun saat disuruh berhitung,pengurangan 100-3 dst sampai 5 kali pengurangan, os banyak salah.Saat pemeriksa meletakkan 3 benda di depan os dan menyebutkan nama benda-benda tersebut dan menyuruh os mengingatnya, kemudian setelah dialihkan pembicaraan, dan disuruh menyebutkan 3 benda tadi, os bisa menyebutkan dengan benar.

  • Perilaku dan aktivitas motorik HipoaktifPembicaraan LambatSikap terhadap pemeriksa Kurang kooperatifKontak Psikisada, wajar, dan dapat dipertahankan

  • KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF, KESERASIAN DAN EMPATI

    Afek(mood): NormotimEkspresi afektif: BingungKeserasian: AppropriateEmpati: Tidak dapat dirabarasakan

  • FUNGSI KOGNITIF

    Kesadaran: komposmentisOrientasi: Waktu: Terganggu Tempat: Terganggu Orang: Baik Situasi : TergangguDaya Konsentrasi: TergangguDaya ingat : Jangka panjang: Terganggu Jangka pendek: Baik Segera: BaikPikiran abstrak : TergangguIntelegensi dan Pengetahuan Umum : tidak sesuaiKemampuan menolong diri sendiri : baik

  • GANGGUAN PERSEPSIHalusinasiA/V: (-/-)Depersonalisasi/ Derealisasi : (-/-)Ilusi : tidak ada

  • PROSES PIKIR

    Arus pikir : Produktivitas : Lambat sering melihat ke arah lain saat menjawabKontinuitas : relevan.Hendaya berbahasa : Tidak ada

    Isi Pikir : a. Preocupasi : (-) b. Waham : (-)Bentuk pikir : Autisme : (-)

  • PENGENDALIAN IMPULSPasien dapat mengendalikan impuls

    DAYA NILAIa. Daya norma sosial: Baikb. Uji daya nilai: Baikc. Penilaian realita: BaikTILIKANT5: Pasien menyadari dirinya sakitTARAF DAPAT DIPERCAYAKurang dapat dipercaya

  • PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUTSTATUS INTERNUSKeadaan Umum : Tampak baik Tanda vital : TD : 120/70 mmHgN : 80 x/menitRR : 20 x/menitT : 36,6 oCLain-lain dalam batas normalSTATUS NEUROLOGISTidak ada kelainan

  • IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAStressor yang berperan adalah serangan kejang pada tahun 2005. (penyakit epilepsi)Pasien putus sekolah dari pertengahan tahun 2006Ada riwayat kejang saat tahun 2005 sampai sekarangPerilaku dan aktifitas psikomotor:hipoaktifPembicaraan:LambatSikap terhadap pemeriksa:kurang kooperatifEkspresi afektif:bingung, sedihEmpati:tidak dapat dirabarasakanOrientasi: tergangguKonsentrasi:tergangguDaya Ingat:Panjang tergangguIntelegensi dan Pengetahuan Umum : tidak sesuaiProduktivitas : Lambat sering melihat ke arah lain saat menjawabTilikan:derajat 5Taraf dapat dipercaya:kurang dapat dipercaya

  • EVALUASI MULTIAKSIAL1. Aksis I : Gangguan Retardasi Mental YTT (F. 79) 2. Aksis II: Ciri Kepribadian Defenden3. Aksis III: Penyakit susunan saraf (G00-G99) 4. Aksis IV : None5. Aksis V: GAF scale 80-71 (gejala sedang disabilitas ringan)

  • DAFTAR MASALAHOrganobiologik Status internus dan kelainan neurologi tidak ada kelainanPsikologik Perilaku dan aktifitas psikomotor hipoaktif, pembicaraan lambat, ekspresi bingung, orientasi terganggu, konsentrasi terganggu, daya ingat terganggu, pendidikan tidak sesuai dengan usiannya, pikiran abstrak tergangguSosial KeluargaStressor tidak ada.

  • PROGNOSISDiagnosa penyakit: dubia ad bonam Perjalanan penyakit: dubia ad malam Ciri kepribadian: dubia ad bonam Stressor psikososial: dubia ad malamRiwayat herediter: dubia ad malamUsia saat menderita: dubia ad malamPendidikan: dubia ad malamEkonomi: dubia ad bonamPerkawinan: dubiaLingkungan sosial : dubia ad bonam Organobiologi: dubia ad bonam Pengobatan psikiatrik : dubia ad malam Ketaatan berobat: dubia ad malam (belum pernah berobat)Kesimpulan: dubia ad malam

  • RENCANA TERAPIMedika mentosa : Carbamazepin 2 x 200 mgPiracetam 3 x 800 mgPemeriksaaan IQ.Manajemen perilaku : sekolah khusus untuk pasienUsul pemeriksaan penunjang: Tes EEG

  • DISKUSI

    Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan status mental, dan onset terjadinya gangguan sesuai dengan kriteria diagnostik dari PPDGJ III, pada penderita ini didiagnosa sebagai Gangguan mental retardasi. Yakni , keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan bahasa, kognitif, motorik, sosial.

  • DISKUSI

    Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III sesuai dengan persyaratan berikut : Tingkat kecerdasan (intelegensia) bukan satu satunya karateristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah keterampilan spesifik yang ada.Harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan kurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa seharu hari.Penilaian diagnostik terhadap kemampuan umum bukan pada suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan.Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidaklah diperlukan bagi suatu diagnosis, namun demikian ia dapat mendukung. Kecerobohan dalam hubungan-hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya dan sikap yang secara impulsive melanggar tata tertib sosial (yang diperlihatkan dengan cara mencampuri urusan atau mengganggu kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap diucapkan orang, atau tidak sabar menunggu gilirannya), kesemuanya merupakan ciri khas dari anak-anak dengan gangguan ini.Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan haruslah dicatat secara terpisah bila ada; namun demikian tidaklah boleh dijadikan bagian dari diagnosis actual mengenai gangguan hiperkinetik yang sesungguhnya.Gejala-gejala gangguan tingkah laku buka merupakan criteria eksklusi ataupun criteria inklusi untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari gangguan tersebut.

  • Rencana pengobatan bagi os pada kasus ini terdiri atas penggunaan anti kejang, manajemen prilaku untuk perilaku, psikotropika untuk pemberian supportif bagi os, pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang tua mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Risiko dan keuntungan dari obat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial yang terus menerus karena pengunaan obat-obat psikostimulan.

  • Prognosis pada penderita ini, dubia ad malamkarena dilihat dari perjalanan penyakit, stressor psikososial, pola keluarga, aktivitas pekerjaan, lingkungan sosial, ekonomi, pengobatan psikiatrik, ketaatan berobat mendukung kesembuhan pasien