KASUS RESUME A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Inisial klien : Tn. S Umur : 55 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : UGM Status Perkawinan : Cerai Alamat : Kudus Tanggal dirawat : 07-04-2003 Tanggal pengkajian : 3 Mei 2005 Informan : Klien No. RM : 006553 Ruang Rawat : Ruang X, Kelas II 2. Identitas penanggung jawab Inisial : Tn. M Alamat : Kudus 3. Alasan Masuk Bicara sendiri 4. Faktor Predisposisi Klien pernah di rawat di RSJ 9 kali Klien mengatakan telah menikah dengan wanita pilihannya seorang Hajjah, namun dari pasangan ini tidak dapat menurunkan keturunan karena Tn.S mandul. Sehingga Tn.S stress kemudian cerai dengan isterinya dan keluar dari pekerjaannya. 1
44
Embed
RESUME · Web view... saya tidak mau dengar!”, menemui perawat atau orla untuk diajak berbicara, membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul, & meminum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KASUS RESUME
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Inisial klien : Tn. S
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : UGM
Status Perkawinan : Cerai
Alamat : Kudus
Tanggal dirawat : 07-04-2003
Tanggal pengkajian : 3 Mei 2005
Informan : Klien
No. RM : 006553
Ruang Rawat : Ruang X, Kelas II
2. Identitas penanggung jawab
Inisial : Tn. M
Alamat : Kudus
3. Alasan Masuk
Bicara sendiri
4. Faktor Predisposisi
Klien pernah di rawat di RSJ 9 kali
Klien mengatakan telah menikah dengan wanita pilihannya seorang Hajjah,
namun dari pasangan ini tidak dapat menurunkan keturunan karena Tn.S
mandul. Sehingga Tn.S stress kemudian cerai dengan isterinya dan keluar
dari pekerjaannya.
Klien mengatakan diancam dibunuh oleh suara yang didengar, jika tidak
melakukan sholat. Tn.S mengira itu adalah suara Tuhan.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah, resiko isolasi sosial : menarik diri
5. Fisik
a. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit S : 37,6o C
1
b. TB : 160 cm BB : 50 kg
c. Keluhan fisik : tidak ada
6. Psikososial
a. Genogram
Keterangan : = Wanita
= Laki-laki
= Tinggal dalam satu rumah
= Klien
Di dalam keluarga klien tidak ditemukan riwayat penyakit keturunan
dengan gangguan jiwa.
Menurut klien, jika ia menghadapi masalah biasanya klien lebih senang
menyimpan sendiri masalah yang sedang dihadapinya.
b. Konsep diri
1. Gambaran diri : Seorang laki-laki yang kecewa dengan tubuhnya
karena mandul, namun sekarang klien bisa menerima
keadaan tubuhnya.
2. Identitas : Klien mengatakan dia seorang laki-laki yang
sudah menikah tapi cerai karena dia mandul. Ia
merasa tidak puas sebagai seorang laki-laki
2
= meninggal
= cerai
3. Peran : Peran ia sebagai seorang kepala rumah tangga
tidak dapat sempurna karena tak dapat memberikan
nafkah batin
4. Ideal diri : Klien ingin memiliki keluarga yang utuh, bahagia.
5. Harga diri : Klien merasa minder, tetapi sekarang sudah tidak
seminder dulu lagi.
Masalah keperawatan : -
c. Hubungan sosial
Klien mengatakan kurang berperan dalam kegiatan masyarakat maupun
berhubungan dengan orang lain, karena klien malas bergaul di kegiatan
masyarakat.
Masalah keperawatan : Resiko isolasi sosial : menarik diri
d. Spiritual
Klien beragama Islam, sholat dilakukan karena takut dibunuh oleh suara
yang muncul jika tiak melakukan sholat
Masalah Keperawatan : Gangguan spiritual
7. Status Mental
a. Penampilan : Cara berpakaian rapi dengan seragam rumah sakit.
Rambut dirapikan dengan tangan saja
Masalah keperawatan: -
b. Pembicaraan : koheren
Masalah keperawatan : -
c. Aktivitas motorik : Klien kadang tampak lesu
Masalah keperawatan : Resiko mencederai diri dan orang lain
d. Alam perasaan : Klien mengatakan sedih dan suka ngalamun sambil
merokok, jika ingat masalah dalam hidupnya.
Masalah keperawatan : Gangguan alam perasaan : depresi
e. Afek : Stabil
Masalah keperawatan : -
f. Interaksi selama : Klien kooperatif, kontak mata ada, kadang
mengalihkan pandangan jika disinggung
masalahnya
Masalah keperawatan : Ganngguan interaksi social : menarik diri
3
g. Persepsi : Klien mengatakan merasa mendengar suara
bisikan-bisikan aneh setiap hari, terutama di pagi
hari jam 10.00 sampai dengan jam 11.00 WIB.
Masalah keperawatan : Gangguan sensori persepsi : halusinasi akustik
h. Proses pikir : Tidak ada masalah
i. Isi pikir : Tidak mengalami gangguan
j. Tingkat kesadaran : Tidak mengalami gangguan
k. Memori : Tidak mengalami gangguan
l. Tingkat konsentrasi & berhitung :Tidak mengalami gangguan
m. Kemampuan : Klien dapat mengambil keputusan yang
penilaian sederhana untuk dirinya dan harus diarahkan
terlebih dahulu
Masalah keperawatan : -
n. Daya tilik diri : Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan : Klien hanya membutuhkan bantuan minimal, bisa
menyiapkan makan dan mencuci alat makan yang
sudah dipakai
b. BAB/BAK : Klien tidak membutuhkan bantuan untuk
BAB/BAK
c. Mandi : Klien tidak membutuhkan bantuan untuk mandi,
namun klien mengatakan jarang mandi
Masalah Keperawatan : -
d. Berpakaian/berhias : Klien dapat melakukan sendiri
e. Istirahat dan Tidur : Klien tidak terbiasa tidur siang dan biasa tidur
malam saja
Masalah Keperawatan : -
f. Kebersihan diri : Klien tidak membutuhkan bantuan, bisa dilakukan
sendiri
g. Penggunaan obat : Klien memerlukan bantuan minimal. Klien
meminum setiap obat yang diberikan padanya,
tapi ketika ditanyakan apa nama dan manfaatnya,
klien mengatakan tidak tahu.
h. Pemeliharaan : Klien memerlukan perawatan lanjutan, dan system
4
kesehatan pendukung.
i. Kegiatan di dalam : Untuk menyiapkan makan, mencuci pakaian,
rumah menjaga kerapihan rumah, dan pengaturan
keuangan klien bisa melakukannya sendiri tanpa
bantuan.
j. Kegiatan diluar rmh : Klien mengatakan pada saat di rumahnya klien
biasa membantu adiknya berdagang.
9. Mekanisme Koping
Adaptif : Bicara
dengan perawat
Maladaptif :
Menyendiri, diam termenung sambil merokok,
jalan-jalan keliling RSJ
10. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Menurut klien ia tidak mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang
lain
11. Pengetahuan
Klien tidak mengetahui obat-obat yang diminum dan sedikit tahu tentang
penyakitnya, yaitu halusinasi (sebatas tahu bahwa ia sakit halusinasi, tetapi
tidak tahu penyebab dan akibat, serta obatnya)
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan tentang obat-obatan dan
penyakitnya
12. Aspek Medik
a. Diagnosa Medik : Skizofrenia paranoid
b. Terapi medik : Stelazin, CPZ, haloperidol
B. MASALAH KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No. DATA MASALAH
1. S: Klien mengatakan mendengar suara
bisikan-bisikan yang mengancam akan
membunuhnya.
Resiko mencederai diri,
orang lain dan
lingkungan
5
“Mbak Suarane arep mateni aku yen aku
ora sholat!”
“Aku sering wedi utowo cemas mbak,
nanging saiki wis mendhingan, soale ono
kowe.”
O: Klien kadang tampak takut, dan mendekati
perawat
2 S: Klien mengatakan mendengar suara
bisikan-bisikan yang mengancam akan
membunuhnya, yang selalu muncul setiap
jam 10.00 WIB-11.00 WIB, dan Tn S
merasa terganggu.
Klien juga mengatakan suara itu
berkurang saat klien sedang melakukan
kegiatan.
O: Kadang –kadang klien tampak tertawa-
tawa sendiri, menyendiri sambil merokok.
perubahan persepsi
sensori : halusinasi
akustik
2. S: Klien mengatakan: “Aku yen merokok
karo ngalamun mbak! Trus iso krungu
suara ngancam! Aku yen kelingan
masalahku trus dadi ngalamun.”
O: Klien menyendiri duduk di kursi diluar
ruangan, klien juga sering jalan jalan
sendirian.
Gangguan isolasi
social : menarik diri
2. Daftar Masalah Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi akustik
c. Gangguan isolasi social : menarik diri
C. POHON MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pohon Masalah
6
Perubahan sensori persepsi : halusinasi
akustik
Resiko mencederai diri , orang lain & lingkungan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan b.d perubahan persepsi
sensori : halusinasi akustik
b. Perubahan sensori persepsi : halusinasi akustik b.d isolasi social : menarik
diri
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan : Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
b.d perubahan persepsi sensori : halusinasi akustik
a. Tujuan umum :
Klien tidak mencederai diri,orang lain, dan lingkungan akibat suara yang
mengancam
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
4.1 Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien
4.2 Motivasi klien untuk berkenalan dengan perawat lain atau pasien lain
4.3 Tingkatkan interaksi klien secara bertahap. (satu klien, dua klien, dst)
4.4 Libatkan klien dalam TAKS
4.5 Bantu klien dalam melakukan aktifitas hidup sehari- hari dengan
interaksi
9
4.6 Fasilitasi hubungan dengan klien secara terapeutik
5. Mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
5.1 Diskusikan dengan klien setiap kali interaksi atau kegiatan
5.2 Beri pujian akan keberhasilan klien
6. Memberdayakan system pendukung
6.1 Berdiskusi dengan keluarga tentang penyakit klien
7. Menggunakan obat dengan benar dan tepat
7.1 Diskusikan cara menggunakan obat dengan prinsip lima benar
7.2 Diskusikan dengan keluarga dan klien tentang efek samping obat.
10
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. A Ruang : X Register : 039600
Dx.
KEPERAWA
TAN
PERENCANAAN
INTERVENSI RASIONALTUJUAN KRITERIA
EVALUASI
Kerusakankomunikasi verbal b.d halusinasi
TUM: Klien dapat berkomunikasi secara tepat.
TUK:1. Klien
dapat membina hubungan saling percaya
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan/ berhadapan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetik:
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya.
2. Klien dapat mengenali halusinasinya
Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frekuensi timbulnya halusinasi Klien dapat
mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan menilai kondisi klien.
h. Menciptakan lingkungan yang tenang.
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
Bantu klien mengenal halusinasinya
Jika berdiam diri, tanyakan apakah ada bisikan suara
Jika klien menjawab ya, tanyakan: “Apa yang dikatakan?”
Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak
Kontak sering dan singkat dapat memutuskan halusinasi
Mengenal perilaku saat pada saat halusinasi memudahkan intervensi
Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk mengontrlnya
Dengan mengetahui waktu, isi dan frekuensi munculnya halusinasi mempermudah tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Untuk mengidentifikasi pengaruh halusinasi pada klien
12
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk
mendengar Katakan bahwa klien
lain juga ada yang seperti anda
Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi, beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
Identifikasi bersama klien cara/tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien
Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi- Katakan “saya tidak
Upaya untuk memutuskan siklus halusinasi sehingga tidak berlanjut
Reinforcemen dapat meningkatkan harga diri
Memberikan alternative pilihan bagi klien untuk mengontrol halusinasi
Memotivasi dapat meningkatkan klien untuk mencoba memilih salah satu cara mengendalikan halusinasi dan meningkatkan harga diri klien
Memberi kesempatan kepada klien untuk
13
mengendalikan halusinasinya Klien dapat menyebutkan cara baru Klien dapat memilih cara mengatasi seperti yang telah didiskusikan Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
Klien dapat
mau dengan anda” (saat halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang dialaminya.
- Membuat jadwal harian agar halusinasi tidak sempat muncul
- Meminta keluarga/ teman/ perawat, menyapa jika tampak bicara sendiri.
Bantu klien memilih dan berlatih cara memutus halusinasi cecara bertahap
Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dipilih
Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulai sensori
Diskusikan dengan keluarga:
mencoba cara yang telah dipilih Dapat mengurangi perubahan interpretasi
realitas klien akibat halusinasi
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan kemampuan
14
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengotrol halusinasinya.
5. Klien meman faatkan obat dengan baik
membina hubungan saling percaya dengan keluarga Keluarga dapat menyebutkan tanda dan tindakan untuk mengembalikan halusinasinya Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.
Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
Klien dapat informasi tentang efek samping obat
Klien dapat memahami berhentinya obat tanpa kesulitan
Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
- Gejala halusinasi yang dialami klien
- Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
- Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah
Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
Anjurkan klien untuk minta sendiri obst kepada perawat dan merasakan manfaatnya
Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
Bantu klien menggunakan obat dengan 5 benar.
pengetahuan keluarga tentang halusinasi
Dengan menyebut dosis, frekuensi dan manfaat obat diharapkan klien melaksanakan program pengobatan
Menilai kemampuan klien dalam pengobatannya sendiri
Dengan mengetahui efek samping obat klien akan tahu apa apa yang harus dilakukan setelah minum obat
Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
Dengan mengetahui prinsip penggunaan obat, maka kemandirian klien untuk pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.