RESUME BUKU Judul Buku : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Hal. 283 s.d 393) Pengarang : Prof. Dr. Sugiyono Penerbit : Alfabeta Bandung, Cet. Ke-16 Februari 2013 Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata kuliah : Penelitian Kualitatif Dosen : Dr. Fatimah, M. Hum Semester : II (Kedua) Oleh : HAYAT RUHYAT NIM. 14126310027 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RESUME BUKU
Judul Buku : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (Hal. 283 s.d 393) Pengarang : Prof. Dr. Sugiyono Penerbit : Alfabeta Bandung, Cet. Ke-16 Februari 2013
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Mata kuliah : Penelitian Kualitatif Dosen : Dr. Fatimah, M. Hum
Semester : II (Kedua)
Oleh :
HAYAT RUHYAT
NIM. 14126310027
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2013
I. MASALAH, FOKUS, JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN
KUALITATIF
A. Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kuantitatif dan kualitatif selalu berangkat dari masalah. Dan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan
berkembang atau berganti setelah penelitian berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah.
Pertama, masalah yang dibawa peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian tetap sama. Kedua, masalah ketika memasuki penelitian menjadi
berkembang dan meluas. Ktiga, masalah ketika memasuki penelitian berubah
total.
B. Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi
pokok masalah yang masih bersifat umum.
Ada tiga sifat yang melekat pada masalah yaitu : penting, urgen dan feasible. Dan
suatu masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan
melalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah
dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tidak segera dipecahkan melalui
penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk
mengatasi. Dan masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber
daya untuk memecahkan masalah tersebut. Sedangkan untuk menilai masalah
tersebut apakah bersifat penting, urgen atau feasible maka perlu diuji melalui
proses yang disebut analisis masalah.
Dalam menetapkan fokus masalah diperlukan beberapa alternatif seperti
diungkapkan Spradley dalam Sanapiah yang dikutip Sugiyono, yaitu :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing
domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan
Iptek.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-
teori yang telah ada.
C. Bentuk Rumusan Masalah
Ada tiga bentuk rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif
dan asosiatif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti
secara menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh : Bagaimana konsep pendidikan
Islam berbasis Anti Korupsi?
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah untuk membandingkan
antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Contoh :
adakah perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah
dengan metode diskusi?
Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain
satu dengan lainnya. Contoh : adakah relevansi konsep akhlak Imam al Ghazali
dengan pendidikan karakter yang diterapkan pada madraash-madrasah?
D. Judul Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif yang telah dirumuskan masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah memasuki lapangan.
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan
dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan
fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan
hipotesis dan teori. Contoh Judul penelitian kualitatif adalah : Model Pendidikan
Islam Berwawasan Kesetaraan Gender pada Madrasah Aliyah Al Wathoniyah
Cikedung Kab. Indramayu.
E. Teori Dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti
masih berssifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan
proposal penelitian kualitatif juga bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk menemukan teori.
Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, ini
karena data yang terkumpul bersifat ssubyektif dan instrumen sebagai alat
pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Dan untuk menjadi instrumen
penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki wawasaan yang
luas. Peneliti kualitatif juga dituntut mampu mengorganisasikan semua teori
yang dibaca dan dituntut untuk melakukan grounded research yaitu menemukan
teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.
II. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Penelitian
Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif,
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Karena
itu seorang peneliti harus divalidasi. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen
meliputi 1). Validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, 2)
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, dan 3). Kesiapan peneliti
untuk memasuki obyek penelitian baik akademiknya maupun logistiknya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara.
Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting). Jika dilihat dari sumber datanya maka mengumpulkan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau tekniknya, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan dari
keempatnya.
A. Pengumpulan Data dengan Observasi
a. Macam-macam Observasi
Sanafiah Faisal mengklasifikasi observasi menjadi : 1) observasi
partisipatif, 2. Observasi terang-terangan dan samar, dan 3) observasi
yang tak berstruktur. Berikut adalah penjelasan masing-masing
klasifikasi tersebut :
1. Observasi Partisipatif
Dalam observasi jenis ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Observasi jenis ini kemudian digolongkan
menjadi empat, yaitu :
1.1. Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan
orang yang diamati tetapi tidak terlibat dalam kegiatan
tersebut.
1.2. Partisipasi moderat, yaitu peneliti terlibat dalam kegiatan
orang yang diamati tetapi tidak dalam semua kegiatan
1.3. Partisipasi aktif, yaitu peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan nara sumber tetapi belum sepenuhnya lengkap
1.4. Partisipasi lengkap, yaitu peneliti terlibat sepenuhnya
dengan apa yang dilakukan narasumber.
2. Observasi Terus Terang dan tersamar
Dalam observasi jenis ini peneliti dalam melakukan pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia
sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar.
3. Obervasi Tidak Terstruktur
Observasi jenis ini adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati.
b. Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution, sebagaimana dikutip Sugiyono,
beberapa manfaat observasi adalah :
1. Dengan observasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks
sehingga dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh,
2. Dengan observasi peneliti akan mendapatkan pengalaman
langsung
3. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
yang tidak diamati orang lain,
4. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
diungkapkan responden,
5. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
dipersepsi responden,
6. Melalui observasi peneliti tidak hanya memperoleh data tapi juga
mendapatkan kesan-kesan pribadi dan merasakan situasi sosial
yang diteliti.
c. Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, menurut Spradley,
dinamakan situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : place
(tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas).
d. Tahapan Observasi
Tahapan observasi ada tiga ; 1) Observasi deskriptif, 2) observasi
terfokus, dan 3) observasi terseleksi.
a. Observasi Deskriptif
Pada tahap ini peneliti, ketika memasuki lapangan, belum
membawa masalah yang diteliti. Maka peneliti melakukan
penjelajahan umum dan menyeluruh serta melakukan deskripsi
terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan.
b. Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation,
yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan
pada aspek tertentu. Observasi ini disebut juga observasi terfokus,
karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi
sehingga dapat menemukan fokus.
c. Observasi Terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan
sehingga datanya lebih rinci.
B. Pengumpulan Data dengan Wawancara/Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam.
a. Macam-macam Interview
Esterberg, sebagaimana dikutip Sugiyono, mengemukakan beberapa
macam wawancara, yaitu : 1) wawancara terstruktur, 2) wawancara
semi terstruktur, dan 3) wawancara tidak terstruktur.
1. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara jenis ini dilakukan sebagai teknik pengumpulan data
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.
2. Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview.
Pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur.
Tujuan jenis wawancara ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka.
3. Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
b. Langkah-langkah Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, sebagaimana dikutip
Sugiyono, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif,
yaitu :
1. Menetapkan siapa yang akan diwawancarai
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh
c. Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dalam Moleong, sebagaimana dikutip Sugiyono,
menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu :
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4. Pertanyaan tentang pengetahuan
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6. Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Guba dan Lincoln dalam Moleong, mengklasifikasikan jenis-jenis
pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut :
1. Pertanyaan hipotesis
2. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal
3. Pertanyaan yang menantang informan untuk merespon dengan
memberikan hipotesis alternatif
4. Pertanyaan interpretatif
5. Pertanyaan yang memberikan saran
6. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
7. Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi
8. Pertanyaan untuk meengungkapkan kepercayaan terhadap
sesuatu
9. Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan
10. Pertanyaan yang mengarahkan
d. Alat-alat Wawancara
Alat-alat wawancara dapat berupa buku catatan, tape recorder dan
camera.
C. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
D. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada.
Triangulasi ada dua macam, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi
teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-
beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dan triangulasi sumber
berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama.
III. TEKNIK ANALISIS DATA
A. Pengertian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis.
B. Proses Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Namun analisis
data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data.
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2. Analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip Sugiyono, mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Adapun aktivitas dalam analisis data antara lain data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah temuan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Conclusion Drawing / Verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
3. Analisis Data Selama di Lapangan Model Spradley
Spradley membagi analisis data menjadi empat macam, yaitu :
a. Analisis Domain, analisis ini berupaya untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi social.
Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu
sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain
yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk
penelitian.
b. Analisis Taksonomi. Domain yang telah dipilih selanjutnya dijabarkan
menjadi rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan
dengan observasi terfokus.
c. Analisis Komponensial. Analisis ini ditempuh untuk mencari cirri
spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan
antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi
dengan pertanyaan yang mengkontraskan.
d. Analisis tema cultural. Untuk mencari hubungan di antara domain,
dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya
dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian.
IV. VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF
A. Pengertian
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel
tersebut diambil.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan.
Objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan atau interpersonal
agreement antar banyak orang terhadap suatu data.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabia
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi 1) uji credibility