Top Banner
i TUGAS AKHIR REST AREA TOL PEJAGAN PEMALANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur LP3A Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Arsitektur Disusun oleh Andi Orsi Prabana 5112410024 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
97

Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Feb 04, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

i

TUGAS AKHIR REST AREA TOL PEJAGAN – PEMALANG

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

LP3A

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Arsitektur

Disusun oleh

Andi Orsi Prabana

5112410024

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

ii

HALAMAN PERSETUJUAN Landasan Program Perencanaan Arsitektur dengan judul “Rest Area Tol Pejagan –

Pemalang dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku” ini telah disusun oleh Andi Orsi Prabana

dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 5112410024 telah disetujui oleh pembimbing untuk

diajukan ke Sidang Ujian Tugas Akhir pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 21 April 2016

Dosen Pembimbing 1

Andi Purnomo, S.T., M.A. NIP. 19710415 199803 1 004

Dosen Pembimbing 2

Teguh Prihanto, S.T., M.T. NIP. 19780718 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Dra. Sri Handayani, Mpd

NIP. 19671108 199103 2 001

Page 3: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

iii

HALAMAN PENGESAHAN Landasan Program Perencanaan Arsitektur dengan judul “Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku” ini telah disusun oleh Andi Orsi Prabana dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 5112410024 telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tugas Akhir Program Studi S1 Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 21 April 2016.

Panitia Ujian Tugas Akhir,

Ketua

Dra. Sri Handayani, Mpd NIP. 19671108 199103 2 001

Sekretaris

Teguh Prihanto, S.T., M.T. NIP. 19780718 200501 1 002

Pembimbing 1

Andi Purnomo, S.T., M.A. NIP. 19710415 199803 1 004

Pembimbing 2

Teguh Prihanto, S.T., M.T. NIP. 19780718 200501 1 002

Penguji

Prof. Dr. Ir. Saratri Wilonoyudho, M.Si. NIP. 19630113 198803 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M.T

NIP. 19691130 199403 1 001

Page 4: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

iv

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan

dan Perancangan ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 15 April 2016

Andi Orsi Prabana NIM. 51124100224

Page 5: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

v

KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Perencanaan dan

Perancangan Arsitektur Tugas Akhir dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan

apapun yang mungkin dapat mengganggu proses penyusunan.

Laporan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Rest Area Tol Pejagan –

Pemalang ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan akademik di Univeritas

Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan desain Rest Area Tol Pejagan

– Pemalang nantinya. Judul Tugas Akhir yang penulis pilih adalah “Rest Area Tol Pejagan –

Pemalang dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku”.

Dalam penulisan Laporan Perencanaan dan Perancangan Rest Area Tol Pejagan –

Pemalang tidak lupa penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran serta kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

4. Ibu Dra Sri Handayani, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Univeritas Negeri

Semarang.

5. Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T., selaku Koordinator Program Studi Teknik Arsitektur

S1 Univeritas Negeri Semarang yang tak pernah lelah memberikan arahan dan ide – ide

terbaik selama di perkuliahan

6. Bapak Andi Purnomo, S.T., M.A., selaku pembimbing pertama dan Bapak Teguh

Prihanto, S.T., M.T., selaku pembimbing kedua yang selalu sabar dan memberikan

arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur ini.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Saratri Wilonoyudho, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

memberi saran dalam penyusunan LP3A Rest Area Tol Pejagan – Pemalang ini.

8. Seluruh bapak dan ibu dosen Arsitektur UNNES yang memberikan arahan dalam

penyusunan LP3A ini.

9. Kedua orangtua ,adik – adik saya, serta kerabat. Terimakasih untuk semua bantuan dan

motivasi untuk segera menyelesaikan LP3A ini.

10. Seluruh keluarga besar KMA Sthapatya Veda yang selalu memberikan support

sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Perencanaan dan Perancangan ini.

Serta tim sukses yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih telah setia membantu sampai selesai. You’re awesome guys!

Page 6: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

vi

PERSEMBAHAN Dengan penuh syukur atas kehadirat Allah SWT, hasil Perencanaan dan Perancangan

Tugas Akhir “Rest Area Tol Pejagan – Pemalang” ini penulis dipersembahkan kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan tak pernah lelah mengingatkan

untuk segera menyelesaikan tugas akhir, serta doa yang tak pernah putus untuk

saya.

2. Seluruh dosen Arsitektur UNNES, khususnya untuk dosen pembimbing dan penguji

3. Teman – teman se-angkatan, Terimakasih atas segala bantuan dalam penyusunan

laporan ini.

4. Adik angkatan Arsitektur UNNES yang telah memberikan semangat dan bantuannya.

Mr. Valerie Y.P, selaku leader pixel interior design yang selalu memberikan motivasi dan bantuan sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir.

Page 7: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

vii

ABSTRAK

REST AREA TOL PEJAGAN – PEMALANG (Pendekatan Desain Arsitektur Perilaku)

Oleh : Andi Orsi Prabana Dosen Pembimbing : Andi Purnomo, S.T., M.A. ; Teguh Prihanto, S.T., M.T.

Prodi S1 Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik UNNES

Proyek jalan tol saat ini menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat, karena jalur transportasi memegang peranan penting dalam

aspek sosial dan ekonomi melalui fungsi distribusi, salah satunya tol Pejagan – Pemalang

yang merupakan bagian tol Trans jawa. Dengan semakin banyaknya prasarana transportasi

berupa jalan tol, berbanding lurus dengan tingkat kecelakaan yang terjadi. Dan untuk

mencegah ataupun mengurai serta dapat menghilangkan lelah dalam perjalanan maka

kebijakan yg diambil adalah dengan menempatkan area transit dengan jarak yang sesuai.

Rest area atau tempat istirahat adalah sebuah fasilitas transit yang lahir karena

kebutuhan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan ditengah perjalanan jauh.

Pengunjung rest area diharapkan merasa aman, nyaman dan rileks saat beristirahat, maka

dari itu perlu adanya fasilitas pendukung seperti, foodcourt, restoran cepat saji, parkir luas,

bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah saat

berkendara. Dalam mewujudkan fungsi, hal inilah yang mendasari konsep perencanaan dan

perancangan rest area dengan pendekatan arsitektur perilaku. Diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan pengendara khususnya bisa mengurangi rasa lelah dalam perjalanan.

Kata kunci : Rest Area, Arsitektur Perilaku, Jalan Tol,

Page 8: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 01

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 04

1.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................................... 04

1.4 Manfaat ............................................................................................... 05

1.5 Lingkup Pembahasan ........................................................................ 05

1.5.1 Ruang Lingkup Substansial ................................................. 05

1.5.2 Ruang Lingkup Spasial ................................................. 05

1.6 Metode Pembahasan .................................................................................... 05

1.7 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 06

1.8 Alur Pikir ................................................................................................ 09

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Jalan Tol ................................................................................... 10

2.1.1 Pemahaman Jalan Tol Sebagai Jalur Penghubung ............ 10

2.1.2 Persyaratan Teknis Jalan Tol ................................................ 12

2.1.3 Pengguna Jalan Tol ............................................................ 15

2.2 Tinjauan Rest Area ................................................................................... 19

2.2.1 Sejarah Rest Area ………………………………….............. 19

2.2.2 Pemahaman Rest Area Sebagai Tempat Istirahat ......... ... 20

2.2.3 Kriteria Rest Area ……………………………………………. 23

2.2.4 Fasilitas Rest Area …………………………………………… 24

2.3 Tinjauan Arsitektur Perilaku ....................................................................... 29

2.3.1 Pengertian Arsitektur Perilaku .................................... 29

Page 9: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

ix

2.3.2 Teori Arsitektur Perilaku ................................................ 30

2.3.3 Hubungan Arsitektur, Manusia dan Perilaku ........................ 32

2.3.4 Tinjauan Perilaku Pengemudi ………………………………….. 34

2.3.5 Arsitektur Perilaku pada Rest Area …………………………. 37

2.4 Studi Banding ……….................................................................................... 42

2.4.1 Rest Area …………………………………………………….. 42

2.4.2 Arsitektur Perilaku …………………………………………… 50

BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Jalan Tol Pejagan - Pemalang ............................................................ 62

3.1.1 Kondisi Fisik Jalan Tol Pejagan Pemalang ......................... 63

3.2 Tinjauan Lokasi Perencanaan Rest Area ................................................ 64

3.2.1 Pendekatan Pemilihan Lokasi ..................................... 64

3.2.2 Kriteria Lokasi Rest Area …………………....................... 64

3.3 Tinjauan Tapak ……………………………………………………………… 65

3.3.1 Pemilihan Lokasi ……………………………………………. 65

3.4 Lokasi Tapak ………………………………………………………………………. 67

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1 Pendekatan Aspek Fungsional ........................................................... 41

4.1.1 Analisa Pelaku ........................................................... 75

4.1.2 Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ........................ 77

4.1.3 Analisa Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang ............ 80

4.1.4 Studi Kapasitas dan Besaran Ruang ........................ 84

4.2 Pendekatan Aspek Konstektual ............................................................ 89

4.2.1 Lokasi Tapak ....................................................................... 89

4.2.2 Kondisi Eksisting Tapak ................................................ 90

4.2.3 Analisa Zoning Ruang ................................................ 92

4.3 Pendekataan Aspek Teknis ....................................................................... 95

4.3.1 Sistem Modul ....................................................................... 95

4.3.2 Sistem Struktur ............................................................ 97

4.3.3 Bahan Bangunan ........................................................... 105

4.4 Pendekatan Aspek Kinerja ....................................................................... 109

4.4.1 Sistem Pencahayaan ........................................................... 109

4.4.2 Sistem Penghawaan ............................................................ 112

4.4.3 Sistem Plumbing ………................................................. 116

4.4.4 Sistem Jaringan Listrik ………..................................... 119

Page 10: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

x

4.4.5 Sistem Pemadam Kebakaran ..................................... 120

4.4.6 Sistem Transportasi ............................................................ 121

4.4.7 Sistem Komunikasi ............................................................ 123

4.4.8 Sistem Penangkal Petir …………………………………… 124

4.4.9 Sistem Keamanan ……………………………………………. 126

4.5 Pendekatan Aspek Arsitektural ............................................................. 127

4.5.1 Analisa Pendekatan Arsitektur Perilaku ......................... 127

4.5.2 Tampilan Bangunan ............................................................. 129

4.5.3 Interior Bangunan ……………………………………………. 130

4.5.4 Massa Bangunan ……………………………………………. 131

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA 5.1 Konsep Fungsional ................................................................................... 132

5.1.1 Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ........................ 132

5.1.2 Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang ........................ 135

5.1.3 Besaran Ruang ........................................................... 139

5.1.4 Zoning Ruang ........................................................... 143

5.1.5 Zoning Akhir ....................................................................... 145

5.2 Konsep Konstektual ................................................................................... 145

5.3 Konsep Teknis ................................................................................... 146

5.3.1 Sistem Modul ....................................................................... 146

5.3.2 Sistem Struktur ........................................................... 146

5.3.3 Bahan Bangunan ........................................................... 146

5.4 Konsep Kinerja

5.4.1 Sistem Pencahayaan ........................................................... 146

5.4.2 Sistem Plumbing ........................................................... 147

5.4.3 Sistem Jaringan Listrik ................................................ 147

5.4.4 Sistem Pemadam Kebakaran .................................... 148

5.4.5 Sistem Komunikasi ........................................................... 148

5.4.6 Sistem Penangkal Petir ................................................ 149

5.4.7 Sistem Keamanan ............................................................ 149

5.5 Konsep Aspek Arsitektural ....................................................................... 149

5.5.1 Konsep Tata Lansekap ................................................ 149

5.5.2 Konsep Tata Masa Bangunan .................................... 150

5.5.3 Konsep Tampilan Bangunan ................................................ 150

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pikir…………………………………………………………………………………………………………………... 09 Gambar 2.1 Gerbang Tol Tertutup..................................................................................................... 10 Gambar 2.2 Electronic Road Pricing, Singapore................................................................................. 11 Gambar 2.3 Transaksi E-Toll Card……………………………………................................................................ 11 Gambar 2.4 GTO…………………….......................................................................................................... 12 Gambar 2.5 Rambu Batas Kecepatan................................................................................................ 13 Gambar 2.6 JPO Tol Plumbon, Palikanci……………………………………………………………………….…………….… 13 Gambar 2.7 Simpang Susun Kalijati, Tol Cipali……………………………………………………………..…………….… 14 Gambar 2.8 Median Jalan Tol Cipali…………………………………………………………………………..……………….… 14 Gambar 2.9 Alat Panggil Darurat………………………………………………………………………………………………..… 15 Gambar 2.10 Klasifikasi Kendaraan………………………………………………………………………………………….…... 15 Gambar 2.11 Kendaraan Gol.1……………………………………………………………………………………………………… 16 Gambar 2.12 Dimensi Mobil……………………………………………………………………………………………………….… 16 Gambar 2.13 Dimensi Bus………………………………………………………………………………………………………....… 16 Gambar 2.14 Kendaraan Gol.2……………………………………………………………………………………………………… 17 Gambar 2.15 Dimensi Truk 2 Gandar……………………………………………………………………………………………. 17 Gambar 2.16 Kendaraan Gol.3……………………………………………………………………………………………………… 17 Gambar 2.17 Dimensi Tuk 3 Gandar…………………………………………………………………………………………….. 17 Gambar 2.18 Kendaraan Golongan IV………………………………………………………………………………………….. 18 Gambar 2.19 Dimensi Truk 4 Gandar……………………………………………………………………………………………. 18 Gambar 2.20 Kemdaraan Gol.V……………………………………………………………………………………………………. 18 Gambar 2.21 Dimensi Truk 5 Gandar……………………………………………………………………………………………. 18 Gambar 2.22 Kendaraan Gol.VI……………………………………………………………………………………………………. 19 Gambar 2.23 Tol Bali Mandara…………………………………………………………………………………………………….. 19 Gambar 2.24 Rest Area Tipe A Tol Cikampek………………………………………………………………………………… 20 Gambar 2.25 Sirkulasi Rest Area tipe B, Tol Semarang…………………………………………………………………. 21 Gambar 2.26 Rest Area tipe B, Tol Semarang……………………………………………………………………………….. 22 Gambar 2.27 Ilustrasi Penataan Landscape………………………………………………………………………………..… 22 Gambar 2.28 Penempatan Rest Area……………………………………………………………………………………………. 23 Gambar 2.29 restoran Rest Area km97……………………………………………………………………………………….…25 Gambar 2.30 foodcourt rest area km19 Japek……………………………………………………………………………… 25 Gambar 2.31 Ilustrasi minimarket……………………………………………………………………………………………….. 26 Gambar 2.32 Masjid rest area…………………………………………………………………………………………………….. 26 Gambar 2.33 Kursi pijat refleksi ………………………………………………………………………………………………….. 27 Gambar 2.34 Manual carwash…………………………………………………………………………………………………….. 27 Gambar 2.35 automatic carwash machine………………………………………………………………………………….. 28 Gambar 2.36 Ruang terbuka publik pada area perkantoran………………………………………………………… 30 Gambar 2.37 Pemetaan place centered mapping rest area km 19………………………………………………. 33 Gambar 2.38 Pemetaan person centered mapping rest area km 19…………………………………………….. 34 Gambar 2.39 Ilustrasi penataan masa bangunan rest area…………………………………………………………… 38 Gambar 2.40 Pohon Cemara………………………………………………………………………………………………………… 39 Gambar 2.41 Pohon Trembesi……………………………………………………………………………………………………. 40 Gambar 2.42 Pohon Ketapang Kencana……………………………………………………………………………………….. 40

Page 12: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

xii

Gambar 2.43 Semak belukar………………………………………………………………………………………………………… 40 Gambar 2.44 Rumput gajah…………………………………………………………………………………………………………. 41 Gambar 2.45 Rumput gajah mini varigata…………………………………………………………………………………… 41 Gambar 2.46 Rumput Jepang…………………………………………………………………………….…….………………….. 42 Gambar 2.47 Restoran cepat saji pada rest area km 19………………………………..……………………………… 43 Gambar 2.48 Area parkir kendaraan dan fasilitas pendukung (belakang)……………………………………. 43 Gambar 2.49 Area parkir bus dan truk…………………………………………………………………………………………. 43 Gambar 2.50 Desain SPBU rest area km 19………………………………………………………………………………….. 44 Gambar 2.51 Pola dan sirkulasi rest area km 19…………………………………………………………………………… 45 Gambar 2.52 Innercourt pada rest area km 39……………………………………………………………………………… 46 Gambar 2.53 Vegetasi pada innercourt rest area km 39……………………………………………………………….. 46 Gambar 2.54 Masjid yang menjadi ikon rest area km 39……………………………………………………………… 47 Gambar 2.55 Masjid rest area km 39…………………………………………………………………………………………… 47 Gambar 2.56 Pola dan sirkulasi rest area km 39…………………………………………………………………………… 48 Gambar 2.57 layout Hardeman County Rest Area……………………………………………………………………….. 48 Gambar 2.58 Parkiran dan bangunan utama Hardeman County Rest Area…………………………………… 49 Gambar 2.59 Kolam di kawasan Hardeman County Rest Area……………………………………………………… 49 Gambar 2.60 Taman pada Hardeman County Rest Area………………………………………………………………. 50 Gambar 2.61 Kampung Code dahulu…………………………………………………………………………………………… 50 Gambar 2.62 Pemukiman kampung Code sekarang……………………………………………………………………. 50 Gambar 2.63 Ruang komunal kampung Code………………………………………………………………………………. 52 Gambar 2.64 Bangunan di kampung Code…………………………………………………………………………………… 52 Gambar 2.65 Rencana pengembangan kampung Code……………………………………………………………….. 53 Gambar 2.66 Skuptur Institute du Monde Arabe…………………………………………………………………………. 53 Gambar 2.67 Sketsa lokasi Institute du Monde Arabe………………………………………………………………….. 54 Gambar 2.67 Lokasi Institute du Monde Arabe……………………………………………………………………………. 54 Gambar 2.68 Fasad utara Institute du Monde Arabe………………………………………………………………….. 55 Gambar 2.69 Fasad selatan Institute du Monde Arabe…………………….…………………………………………. 55 Gambar 2.70 Area terbuka Institute du Monde Arabe……………………………………………………………….. 56 Gambar 2.71 Panel pengatur cahaya………………………………………………………………………………………… 56 Gambar 2.72 Interior Institute du Monde Arabe………………………………………………………………………… 56 Gambar 2.73 Transportasi vertikal Institute du Monde Arabe………………………………………………….. 56 Gambar 2.74 Drawing plan Institute du Monde Arabe……………………………………………………………… 57 Gambar 2.75 Section plan Institute du Monde Arabe……………………………………………………………….. 58 Gambar 2.76 Patung Sir Thomas Stanford Raffles, landmark Raffles Place………………………………… 58 Gambar 2.77 Raffles Place Park……………………………………………………………………………………………………. 58 Gambar 2.78 Stasiun MRT Raffles Place Park………………………………………………………………………………. 58 Gambar 2.79 Aktivitas pengguna Raffles Place Park…………………………………………………………………… 59 Gambar 2.80 Gedung pencakar langit di sekitar Raffles Place Park………………………………………………. 59 Gambar 2.81 Penataan pencahayaan buatan pada Raffles Place Park…………………………………………. 60 Gambar 3.1 Jalan Tol Pejagan Pemalang........................................................................................... 62 Gambar 3.2 Rute Tol Pejagan Pemalang…………………………............................................................... 63 Gambar 3.3 Bahu Jalan…………………………………………………….............................................................. 65 Gambar 3.4 Lokasi Site........................................................................................................... 67 Gambar 4.1 Kegiatan Rest Area............................................................................................. 73

Page 13: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

xiii

Gambar 4.2 Analisa Sirkulasi Pengunjung.............................................................................. 82 Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi Pengelola................................................................................. 83 Gambar 4.4 Analisa Sirkulasi Servis........................................................................................ 83 Gambar 4.5 Hubungan Ruang................................................................................................ 84 Gambar 4.6 Site Rest Area..................................................................................................... 84 Gambar 4.7 Aksesibilitas menuju tapak................................................................................. 90 Gambar 4.8 Aksesibilitas menuju tapak................................................................................. 91 Gambar 4.9 Analisa Kebisingan.............................................................................................. 91 Gambar 4.10 Analisa Klimatologi........................................................................................... 92 Gambar 4.11 Pondasi Batu Kali.............................................................................................. 93 Gambar 4.12 Pondasi Foot Plat.............................................................................................. 93 Gambar 4.13 Plat Lantai......................................................................................................... 93 Gambar 4.14 Balok................................................................................................................. 94 Gambar 4.15 Rangka Atap Kayu............................................................................................. 95 Gambar 4.16 Rangka Atap Baja Ringan.................................................................................. 95 Gambar 4.17 Rangka Atap Baja Konvensional....................................................................... 95 Gambar 4.18 Batu-bata.......................................................................................................... 96 Gambar 4.19 Multiplek.......................................................................................................... 97 Gambar 4.20 Kaca.................................................................................................................. 97

Page 14: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung......................................................... 30 Tabel 4.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 30 Tabel 4.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 31 Tabel 4.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 31 Tabel 4.5 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis................................................................... 31 Tabel 4.6 Jumlah Pengelola.................................................................................................... 32 Tabel 4.7 Jumlah Servis.......................................................................................................... 32 Tabel 4.8 Tabel Kelompok Ruang........................................................................................... 33 Tabel 4.9 Tabel Kegiatan Pengunjung.................................................................................... 36 Tabel 4.10 Tabel Kegiatan Pengelola..................................................................................... 37 Tabel 4.11 Tabel Kegiatan Servis............................................................................................ 38 Tabel 4.12 Tabel Luas Parkir.................................................................................................. 38 Tabel 4.13 Total Luas Tabel.................................................................................................... 39 Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung.......................................................... 62 Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 63 Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 63 Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola............................................................. 63 Tabel 5.5 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis................................................................... 63 Tabel 5.6 Tabel Kelompok Ruang........................................................................................... 64 Tabel 5.7 Besaran Ruang Kegiatan Pengunjung..................................................................... 67 Tabel 5.8 Besaran Ruang Pengelola....................................................................................... 68 Tabel 5.9 Besaran Ruang Servis............................................................................................. 68 Tabel 5.10 Tabel Luas Parkir.................................................................................................. 69 Tabel 5.11 Tabel Total Luas.................................................................................................... 69 Tabel 5.12 Penggunaan Lampu pada Rest Area..................................................................... 73

Page 15: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

1

1 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mengawali tahun 2016, Indonesia harus mampu membangun optimisme

untuk menghadapi setiap situasi ekonomi, baik global maupun domestik. Namun,

kondisi ini harus tetap diwaspadai karena mengingat kondisi ekonomi global yang

lebih rentan dengan krisis karena mudah berubah-ubah. Berkaca dari tahun lalu,

pengaruh terbesar bagi ekonomi Indonesia di 2016 bisa jadi antara lain, yaitu

pertama perlambatan ekonomi Tiongkok dan masih rendahnya harga minyak.

Kedua, terkait harga minyak yang menjadi referensi harga bagi komoditas lain,

dimana nilai minyak yang rendah berimbas pada harga komoditas yang rendah. Dan

hal ketiga ialah, Kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat juga pasti

berpengaruh pada kondisi ekonomi dalam negeri, khususnya sektor keuangan. Hal

ini tentunya harus kita antisipasi sehingga sektor keuangan Indonesia tetap dalam

kondisi stabil.

Pemerintah berkomitmen untuk melakukan koordinasi agar dapat menjaga

fundamental ekonomi baik makro, moneter, maupun fiskal. Salah satu hal yang

penting adalah bagaimana mengoptimalkan belanja dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja (APBN) karena ini menjadi salah satu faktor penyokong pertumbuhan

tahun 2016. Di sisi lain, penyerapan juga mulai digenjot mulai dari awal tahun,

dimana proses lelang telah diizinkan untuk dilakukan sejak November 2015. Pada

Januari 2016, beberapa proyek pekerjaan infrastruktur telah dimulai, antara lain pada

Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, dan Kementerian Perhubungan. Tahun ini, pemerintah

mengupayakan adanya penyerapan yang lebih merata, dimana distribusi

penyerapannya juga akan terlihat di semester I.

Proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan salah satunya adalah jaringan

Tol Trans Sumatera, Trans Jawa, Tol Samarinda – Balikpapan dan Tol Manado –

Bitung. Yang merupakan bagian dari Asian Highway, jalur transportasi darat yang

menghubungkan Benua Asia, kemudian bersambung ke Benua Eropa. Jaringan

Jalan Asia di Indonesia akan mempunyai 2 rute yang melintasi wilayah Indonesia

yakni Rute (AH2) atau (A2) meliputi bagian barat Pulau Bali dengan menghubungkan

Page 16: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

2

2 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

seluruh kota – kota utama sampai dengan wilayah bagian utara Pulau Jawa hingga

ke Singapura dan Malaysia terus hingga ke Khosravi, Iran serta Rute (AH25) atau

(A25) mulai dari Banda Aceh meliputi wilayah sisi timur seluruh kota-kota utama di

Pulau Sumatera kemudian bertemu dengan Rute (AH2) atau (A2) hingga ke seluruh

wilayah sebelah selatan Pulau Jawa terus hingga sampai dengan Pulau Bali.

Di Indonesia sendiri proyek jalan tol dalam kota dan antar kota mulai

diprioritaskan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat, karena jalur

transportasi memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi

distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia,

dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi

sebagaimana mestinya. Sejauh ini kebutuhan akan jalan tol terbilang sangat tinggi

jika dibandingkan dengan pertumbuhan kendaraan yang terus meningkat mencapai

17% per tahun. Sementara itu, pertumbuhan panjang jalan hanya tumbuh 1% per

tahun. Saat ini, panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia baru mencapai 820,2

km. Panjang jalan tol tersebut jauh tertinggal dibandingkan negara lainnya. Jalan tol

di Malaysia mencapai 3,000 km, Korea Selatan mencapai 2,623 km, dan Tiongkok

mencapai 65,065 km. Padahal pembangunan jalan tol di Indonesia sudah berjalan

selama 36 tahun sementara Tiongkok mulai membangun jalan tol sejak 1980-an.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memproyeksikan sebanyak 14 ruas tol

dengan total panjang 136,13 kilometer (km) akan beroperasi pada tahun ini.

Pengoperasian 14 ruas tol tersebut untuk memenuhi target pembangunan jalan tol

sepanjang 1.000 km hingga 2019. Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna

mengungkapkan, ruas-ruas tersebut yakni Semarang-Solo seksi III, Solo-Mantingan-

Ngawi seksi I, Cileunyi-Sumedang-Dawuan seksi II, Medan-Kualanamu-Tebing

Tinggi seksi I, akses Tanjung Priok, Manado-Bitung seksi I, serta Balikpapan-

Samarinda seksi I dan V. Selanjutnya, Pejagan-Pemalang seksi I dan II, Solo-

Mantingan-Ngawi seksi II, Kertosono-Mojokerto seksi II, III, dan IV, Surabaya-

Mojokerto seksi IA, IB, II, III, dan IV, serta Gempol-Pasuruan seksi I, Cinere-Jagorawi

seksi II dan Pasirkoja-Soreang.

Tol Pejagan – Pemalang yang ditargetkan beroperasi pertengahan tahun

2016. Tol Pejagan – Pemalang membentang sejauh 57,5 km dan sambungan dari

ruas sebelumnya Tol Jakarta – Cikampek (72 km), Cikampek – Palimanan (116,7

km), Palimanan – Kanci (26,3 km), Kanci – Pejagan (35 km) dan berlanjut sampai

Surabaya sekaligus menyatu dengan beberapa ruas tol lain yang masih beroperasi

di Pulau Jawa. Jalan tol yang satu ini bagian dari salah satu ruas tol yang akan

Page 17: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

3

3 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. Proyek Jalan Tol Trans Jawa

dicanangkan pemerintah dan masih dalam proses hingga saat ini. Tol yang termasuk

ke dalam salah satu jaringan Jalan Asia atau disebut dengan Asian Highway 2

menghubungkan 2 kota besar di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa yaitu Jakarta dan

Surabaya. Mega proyek Jalan Tol Trans Jawa ini ditargetkan memiliki panjang

sekitar kurang lebih 1000 km.

Dilihat dari jarak yang cukup jauh, kemacetan serta kemonotonan jalan

membuat kelelahan dan kejenuhan pada pengemudi yang dapat mengakibatkan

kecelakaan. Untuk mengurangi kecelakaan dan meghilangkan lelah setelah

menempuh perjalanan akibat mengemudi maka salah satu kebijakan yang di ambil

adalah dengan cara menempatkan lokasi tempat istirahat yang sesuai dengan jarak

/interval sesuai dengan kondisi di indonesia dengan mempertimbangkan kebutuhan

pengemudi yang akan memanfatkannya.

Tabel 1.1 Jumlah kecelakaan selama 2015

No Cabang Branch

Jumlah Kecelakaan Number of Accident

Tingkat Kecelakaan

Accident Rate

Korban Meniggal

Death Toll

Tingkat Fatalitas

Fatality Rate

1 Jagorawi 228 11,75 19 0,98 2 Jakarta – Cikampek 930 28,89 57 1,76 3 Jakarta – Tanggerang

� Jakarta-Tanggerang � Serpong-Ulujami (BSD)

184 20

16,69 7,13

9 2

0,82 0,71

4 Cawang – Tomang – Cengkareng

264 14,56 9 0,50

5 Purbaleunyi � Kalihurip-Padalarang � Padalarang-Cileunyi

206 137

26,25 16,79

13 10

1,66 1,23

6 Surabaya – Gempol 45 7,80 10 1,73 7 Semarang 81 38,96 4 1,92 8 Belmera 31 15,77 1 0,51 9 Palikanci 79 41,01 5 2,60

10 PT JLJ 178 16,04 3 0,27 Sumber: Jasa Marga

Untuk mengakomodasi berbagai aktualita yang terjadi, maka perlu

dikembangkan suatu fasilitas umum, yaitu berupa kawasan tempat istirahat (rest

area) bagi pengguna jalan tol yang akan melakukan perjalanan jauh, sehingga dapat

menghindari terjadinya kecelakaan. Selain itu, terdapat juga fasilitas-fasilitas

pendukung lainya seperi, food court (makanan cepat saji), retail area, tempat parkir

yang luas dan tentunya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti,

bengkel, taman dan fasilitas komersil lainya yang nantinya dapat menghilangkan

Page 18: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

4

4 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

rasa capek/penat selama perjalanan dengan memperhatikan kenyamanan

penggunanya.

Faktor psikologi perilaku manusia pun perlu diperhatikan dalam

menggunakan rest area untuk beristirahat yang nantinya akan mempengaruhi fisik

pengguna. Faktor ini sudah menjadi syarat utama dalam sebuah perencanaan dan

perancangan bangunan. Psikologi perilaku memiliki dua penerapan yaitu

psikoanalisis dan behavior setting. Pertama, psikoanalisis adalah ketika individu

berada dalam keadaan tertentu yang memiliki hasrat untuk memenuhi

kebutuhannya, pada hal ini adalah kebutuhan selama perjalanan melalui fasilitas rest

area. Kedua, behavior setting merupakan pemetaan perilaku yang didasari oleh

kebutuhan ruang dan pola perilaku pengguna. Pada perancangan ini menggunakan

place centered mapping yang menunjukkan pola perilaku melalui penataan massa

maupun tata ruang sehingga penggunan mengikuti pola yang ada.

Dalam mewujudkan fungsi, hal inilah yang mendasari konsep perencanaan

dan perancangan rest area di jalan tol dengan pendekatan arsitektur perilaku yang

diharapkan bisa memenuhi kebutuhan para pengendara khususnya bisa mengurangi

rasa lelah dalam perjalanan.

1.2 Rumusan Masalah Rest Area memiliki fungsi utama sebagai fasilitas pengembalian kebugaran

atau kesiapan sehingga aktivitas dapat dilanjutkan kembali. Faktor psikologis

pengguna perlu diperhatikan dalam pengembalian kebugaran. Hal ini dikarenakan

yang utama dalam beristirahat adalah kenyamanan. Melalui kenyamanan, psikologis

perilaku pengguna mampu memberikan rasa rileks dan menyenangkan. Oleh karena

itu perencanaan dan perancangan ini memiliki rumusan masalah: Bagaimana rest

area mampu memberikan kenyamanan pengguna jalan tol Pejagan – Pemalang

dalam beristirahat dan mempersiapkan perjalanan kembali.

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan

Mengumpulkan data, menganalisa, yang kemudian digunakan untuk

dasar perencanaan dan perancangan Rest Area, yang didalamnya terdapat

foodcourt, restoran cepat saji, minimarket, toilet, sarana ibadah, carwash,

bengkel, pijat refleksi dan SPBU, yang dapat berguna sebagai fasilitas yang

Page 19: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

5

5 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

disediakan bagi pengguna rest area. Terlaksananya perancangan yang

berfungsi sebagaimana mestinya.

1.3.2 Sasaran Konsep rancangan bangunan Rest Area yang jelas dan tepat

mengenai fungsi dan fisik bangunan sebagai dasar arahan rancangan yang

progresif.

1.4 Manfaat 1.4.1 Subjektif

a. Untuk memenuhi persyaratan dan menempuh Tugas Akhir sebagai

penentu kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Prodi Teknik Arsitektur

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

(UNNES) 2016.

b. Penulisan dapat pengetahuan lebih tentang Rest Area sebagai bangunan

hasil dari penerapan analisis pola perilaku sebagai dasar rancangan

serta dapat dipergunakan dalam referensi perencanaan selanjutnya.

1.4.2 Objektif a. Dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan penambah wawasan

pembaca pada umumnya, mahasiswa arsitektur pada khususnya yang

akan mengajukan produk Tugas Akhir.

b. Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan rekomendasi dalam

proses rencana desain Rest Area.

1.5 Lingkup Pembahasan 1.5.1 Ruang Lingkup Substansial

Pembahasan mengenai rest area dititikberatkan pada konsep

arsitektur perilaku. Pada lingkup kecilnya pembahasan mengacu pada layout

bangunan, serta akses dan sirkulasi kawasan rest area untuk permasalahan

teknis dan sistem yang bekerja pada bangunan dibatasi.

1.5.2 Ruang Lingkup Spasial Daerah perencanaan rest area ini terletak di jalan Tol Pejagan – Pemalang

1.6 Metode pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program dasar

perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul rest area ini adalah

metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan, dan menjelaskan

Page 20: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

6

6 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

mengenai design requirement (persyaratan desain) dan design determinant

(ketentuan desain) terhadap perencanaan dan perancangan rest area.

Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya akan

ditelusuri data yang diperlukan. Data yang terkumpul kemudian akan dianalisa lebih

mendalam sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan inilah

nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas

mengenai perencanaan dan perancangan rest area.

Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang

digunakan dalam perencanaan dan perancangan rest area di Tol Pejagan -

Pemalang sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur. Dalam pengumpulan

data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelompokkan ke dalam 2 kategori

yaitu:

a. Data Primer

1) Observasi Lapangan

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi dan

tapak perencanaan dan perancangan rest area di Tol Pejagan - Pemalang.

2) Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam

perencanaan dan perancangan rest area di Tol Pejagan - Pemalang, baik

pihak pemerintah Kota atau Kabupaten Brebes dan Pemalang, atau dinas

terkait serta pengguna rest area.

b. Data Sekunder

Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai

perencanaan dan perancangan rest area, serta peraturan-peraturan yang

berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan Rest Area Tol

Pejagan - Pemalang.

1) PEMILIHAN LOKASI DAN TAPAK

Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan tapak, dilakukan dengan

terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penentuan suatu

lokasi dan tapak yang layak sebagai perencanaan dan perancangan rest area

di Tol Pejagan - Pemalang, adapun data yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

a) Data tata guna lahan/peruntukan lahan pada wilayah perencanaan dan

perancangan rest area di Tol Pejagan - Pemalang.

Page 21: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

7

7 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

b) Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan yang

dimiliki oleh lokasi dan tapak itu sendiri dan juga terhadap lingkungan

sekitarnya yang menunjang perencanaan dan perancangan sebuah rest

area di Tol Pejagan - Pemalang.

Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif tapak, kemudian

dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak

yang telah ditentukan untuk kemudian memberi scoring terhadap kriteria x

nilai bobot, dan tapak yang terpilih diambil dari nilai yang terbesar.

2) PROGRAM RUANG

Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan terlebih

dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan

perancangan rest area, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai

pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi

lapangan baik studi kasus, serta dengan standar atau literatur perencanaan

dan perancangan rest area.

Persyaratan ruang yang didapat melalui studi Literatur dengan

standar perencanaan dan perancangan rest area, sehingga dari hasil analisa

terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program ruang

yang akan digunakan pada perencanaan dan perancangan rest area di Tol

Pejagan - Pemalang.

3) PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur dilakukan

dengan observasi lapangan melalui studi banding pada rest area lain serta

dengan standar atau literatur mengenai perencanaan dan perancangan yang

kaitannya dengan persyaratan bangunan tersebut. Adapun data yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Aspek konstektual pada lokasi dan tapak terpilih dengan pertimbangan

keberadaan bangunan disekitarnya.

b) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan rest area.

Setelah memperoleh data tersebut, kemudian menganalisa antara

data yang diperoleh dari studi banding dengan standar perencanaan dan

perancangan sehingga akan diperoleh pendekatan arsitektural yang akan

digunakan pada perencanaan dan perancangan rest area di Tol Pejagan -

Pemalang.

Page 22: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

8

8 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur rest area di Tol Pejagan - Pemalang

adalah: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,

ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur bahasan

dan alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tinjauan mengenai rest area, kaitannya dengan pengertian,

perkembangan, peraturan perundangan, klasifikasi, sistem pengelolaan, dan

persyaratan teknis. Selain itu, juga membahas tentang tinjauan lifestyle, culture, dan

studi banding. BAB III TINJAUAN LOKASI

Membahas tentang gambaran umum berupa data fisik dan non fisik, potensi

dan kebijakan tata ruang rest area, gambaran khusus berupa data tentang batas

wilayah, karakteristik, serta gambaran umum Pemukiman dan tapak terpilih. BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan fungsional,

pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan kelompok ruang, sirkulasi,

pendekatan kebutuhan, pendekatan kontekstual, optimaliasi lahan, pendekatan tipe

ruang pamer, pendekatan besaran ruang, serta analisa pendekatan konsep

perancangan secara kinerja, teknis dan arsitektural. BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan dan

Eksibisi Teknologi Konstruksi yang ditarik berdasarkan analisis yang telah

dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 23: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

9

9 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

1.8 ALUR PIKIR

Gambar 1.1 alur pikir

Sumber: analisis, 2016

Page 24: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

10

10 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Jalan Tol 2.1.1 Pemahaman Jalan Tol Sebagai Jalur Penghubung

Jalan Tol adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu

lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari suatu tempat ke tempat lain.

Pengelolaan jalan tol diperlukan pemenuhan pelayanan yang sesuai dengan

kriteria jalan tol. Adapun pelayanan transaksi jalan tol terdiri atas 3 (tiga)

jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Sistem tertutup, yaitu pengguna jalan mengambil tiket di gerbang tol

masuk dan membayar digerbang tol keluar.

Gambar 2.1 Gerbang tol tertutup

Sumber: Arsip penulis, 2016

b. Sitem terbuka, yaitu pengguna jalan langsung membayar di gerbang tol

masuk. c. Jalan tol elektronik, tidak ada pengumpulan uang tunai maupun

pengambilan tiket pada sistem ini. Biaya tol dikumpulkan dengan

menggunakan transponder yang dipasang pada kaca depan setiap

kendaraan. Sistem ini belum ada di Indonesia.

Page 25: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

11

11 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.2 Electronic road pricing, Singapore

Sumber: Arsip penulis, 2016

Adapun berbagai pelayanan terkait dengan transaksi tol yaitu sebagai berikut:

a. Penambahan kapasitas gerbang tol.

b. Otomatisasi transaksi melalui e-toll card.

Gambar 2.3 Transaksi E-Toll Card

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Penyempurnaan sistem transaksi (dari tertutup menjadi sistem terbuka).

d. Penerapan gerbang tol otomatis (GTO)

Page 26: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

12

12 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.4 GTO

Sumber: Arsip penulis, 2016

Setelah adanya pelayanan transaksi maka diperlukan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No. 392/PRT/M/2005 tanggal 31 Agustus 2005 tentang

Standar Minimal Pelayanan Minimal Jalan Tol yang harus dicapai oleh Badan

Usaha Jalan Tol dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

pengguna jalan tol. Dalam pengoperasian jalan tol Jasa Marga selalu

memenuhi SPM yang meliputi subtansi pelayanan sebagai berikut:

a. Kondisi jalan tol

b. Kecepatan tempuh rata – rata.

c. Aksesibilitas.

d. Mobilitas.

e. Keselamatan.

f. Unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan

2.1.2 Persyaratan Teknis Jalan Tol Persyaratan teknis pada jalan tol ini berisi mengenai kriteria sarana

penunjang yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan jalan tol sehingga fungsi

jalan tol berjala optimal. Adapun persyaratan jalan tol secara teknis sebagai

berikut:

a. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan

yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus

lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.

b. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antar kota didesain

berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapanpuluh)

kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain

Page 27: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

13

13 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enampuluh) kilometer per

jam.

Gambar 2.5 Rambu batas kecepatan Tol Cipali

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat

(MST) palinng rendah 8 (delapan) ton.

d. Setiap jalan tol wajib dilengkapi denga aturan, perintah dan larangan

yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan dan atau alat

pemberi isyarat lalu lintas lainnya.

e. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran dan dilengkapi dengan

fasilitas penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan.

Gambar 2.6 Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Tol Plumbon, Palikanci

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 28: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

14

14 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

f. Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan

prasarana transportasi lainnya.

g. Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer untuk jalan

tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua) kilometer untuk jalan tol

dalam perkotaan.

Gambar 2.7 Simpang susun Kalijati, Tol Cipali

Sumber: Arsip penulis, 2016

h. Jumlah lajur sekurang – kurangnya dua lajur per arah.

i. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur

lalu lintas sementara dalam keadaan darurat.

j. Menggunakan pemisah tengah atau median.

Gambar 2.8 Median jalan Tol Cipali

Sumber: Arsip penulis, 2016

k. Pada setiap tol harus tersedia sarana komunikasi dan sarana deteksi

pengaman lain.

Page 29: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

15

15 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.9 Alat panggil darurat di tol

Sumber: Arsip penulis, 2016

l. Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan pelayanan

untuk kepentingan pengguna jalan tol paling sedikit satu untuk setiap

jarak 50 (limapuluh) kilometer pada setiap jurusan (PP No.15, 2005)

Persyaratan ini mengacu pada kondisi fisik jalan tol dengan

memperhatikan keselamatan dalam berkendara. Selain itu, persyaratan ini

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penghadiran fasilitas jalan tol.

2.1.3 Pengguna Jalan Tol

Gambar 2.10 klasifikasi kendaraan

Sumber: Arsip penulis, 2016

Pada dasarnya jenis kendaraan yang beroperasi di Indonesia dapat

diklasifikasikan kedalam 12 golongan yaitu, kendaraan ringan dan bus, truk

sedang, truk besar, truk berat, truk dan trailer dengan berbagai konfigurasi

Page 30: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

16

16 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

sumbu, serta sepeda motor dan kendaraan tidak bermotor. Namun, di

Indonesia kendaraan tidak bermotor dilarang menggunakan jalan tol.

Berdasarkan Kepmen PU No 323/KPTS/M/2015 pengguna jalan tol terbagi

menjadi beberapa kategori, tiap kategori ditentukan oleh gandar pada setiap

kendaraan bermotor. Yang nantinya juga menjadi standart fasilitas jalan tol.

a. Kendaraan Golongan I

Merupakan kendaraan ringan yang meliputi sedan, jip, pick up/truk

kecil, serta bus kecil dan bus besar.

Gambar 2.11 Kendaraan golongan I Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.12 Dimensi mobil Sumber: Arsip Penulis, 2016

Gambar 2.13 Dimensi bus

Sumber: Arsip Penulis, 2016

Page 31: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

17

17 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

b. Kendaraan Golongan II

Merupakan angkutan barang atau truk dengan dua gandar

Gambar 2.14 Kendaraan golongan II

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.15 Dimensi truk 2 gandar

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Kendaraan Golongan III

Truk berat dengan 3 gandar

Gambar 2.16 Kendaraan golongan III

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.17 Dimensi truk 3 gandar

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 32: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

18

18 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

d. Kendaraan Golongan IV

Gambar 2.18 Kendaraan golongan IV

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.19 dimensi truk 4 gandar

Sumber: Arsip penulis, 2016 e. Kendaraan Golongan V

Merupakan trailer atau truk dengan 5 gandar atau lebih

Gambar 2.20 Kendaraan golongan V

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.21 Dimensi truk 5 gandar

Sumber: Arsip penulis, 2016

f. Kendaraan Golongan VI

Page 33: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

19

19 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Kendaraan golongan VI merupakan sepeda motor berdasarkan

Kepmen PU No 323/KPTS/M/2015. Namun, di Indonesia baru tol Bali

Mandara yang menyediakan jalur sepeda motor.

Gambar 2.22 Kendaraan golongan VI

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.23 Tol Bali Mandara

Sumber: Arsip penulis, 2016

2.2 Tinjauan Rest Area 2.2.1 Sejarah Rest Area

Pada awalnya Rest Area dibangun sebagai bagian dari sistem jalur lalu

lintas antar kota atau yang lebih dikenal dengan Safety Rest Areas (SRAs)

berupa taman pinggir jalan yang menyediakan fasilitas kenyamanan untuk

para pengguna jalan. Semula pada umumnya Rest Area terdiri dari fasilitas

toilet, tempat makan dan taman yang digunakan sebagai tempat piknik.

Namun diawal sejarah perkembangannya, estetika desain pada Rest Area

menuju ke tradisi arsitektur yang berada dipinggir jalan jalur lalu lintas antar

kota yang telah mendominasi pada jalan raya di Amerika pada dekade

tersebut dan Rest Area muncul sebagai ekspresi unik dari desain arsitektur

modern.

Dalam kamus bahasa Inggris – Indonesia Rest adalah istirahat (selain

sisa), sedangkan Area adalah daerah atau wilayah, jadi dapat simpulkan Rest

Page 34: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

20

20 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Area adalah sebuah kawasan peristirahatan yang bersifat sementara. Secara

umum, Rest Area dapat simpulkan sebagai tempat beristirahat sejenak untuk

melepaskan kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet selama dalam perjalanan

jarak jauh. Tempat istirahat ini banyak ditemukan dijalan tol ataupun dijalan

nasional dimana para pengemudi atau pengguna jalan beristirahat. Dijalan

arteri primer juga banyak ditemukan restoran yang berfungsi sebagai tempat

istirahat. Restoran-restoran ini banyak digunakan oleh pengemudi atau

pengguna jalan antar kota untuk beristirahat.

Gambar 2.24 Rest area tipe A Tol Jakarta – Cikampek

Sumber: Arsip penulis, 2016

Standar perawatan dan fasilitas istirahat masing-masing daerah berbeda-

beda. Pada umumnya memiliki tempat parkir yang dialokasikan untuk bus,

truk trailer, dan kendaraan pribadi. Pemerintah juga banyak mengalokasikan

Rest Area terletak ditempat sepi atau jauh dari keramaian yaitu jauh dari

tempat makan, pom bensin dan fasilitas umumnya. Sehingga banyak tempat

istirahat yang jauh dari keramaian memiliki reputasi yang kurang aman dari

kejahatan, terutama pada malam hari serta fasilitas umum yang kurang

memadai. 2.2.2 Pemahaman Rest Area Sebagai Sarana Istirahat

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tempat istirahat

merupakan ruang yang tersedia untuk berhenti sejenak dari kegiatan, rest

area berfungsi sebagai ruang untuk melepas lelah atau mencari kekuatan

Page 35: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

21

21 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

baru. Dapat dipahami bahwa rest area berfungsi sebagai penyediaan tempat

untuk beristirahat. Adapun aktivitas yang dilakukan beristirahat, beribadah

dan berbelanja kebutuhan selama perjalanan, sesekali mengecek kondisi

kendaraan. Berdasarkan aktivitas dapat disimpulkan bahwa rest area

memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Safety (keamanan)

Fungsi keamanan berpengaruh ketika pengguna berada pada posisi atau

kondisi yang tidak membahayakan dalam memanfaatkan fasilitas

peristirahatan. Dalam fungsi keamanan tersebut, pengguna tidak merasa

gusar sehingga pengguna dapat mengembalikan kondisi fisik maupun

psikis dengan optimal.

b. Comforting (kenyamanan)

Fungsi kenyamanan pada rest area diperoleh ketika fungsi keamanan

sudah tercapai. Hal ini terjadi karena ketika pengguna merasa aman

maka akan merasakan kenyamanan yang akan menunjang kegiatan

beristirahat. Fungsi kenyamanan dapat diwujudkan melalui penyediaan

fasilitas dalam rest area.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol menyebutkan bahwa tempat istirahat dan

pelayanan terdiri dari tipe A dan B (KEPMEN No. 354 Tahun 2015) sebagai

berikut:

a. Tempat Pelayanan Tipe A

Pada tempat pelayanan tipe A disediakan parkir untuk 100 kendaraan,

ruang istirahat, toilet, mushola, restoran, pompa pengisian bahan bakar,

bengkel, toko kecil, sarana informasi dan telepon umum.

b. Tempat Pelayanan Tipe B

Pada tempat pelayanan tipe B berukuran lebih kecil daripada tipe A dan

fasilitas komersil utamanya adalah tempat parkir sekurang kurangnya 25

kendaraan, toilet, mushola, kedai, sarana informasi dan telepon umum.

Gambar 2.25 Sirkulasi rest area tipe B, Tol Semarang

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 36: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

22

22 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.26 Rest area tipe B, Tol Semarang

Sumber: Arsip penulis, 2016 Oleh sebab itu, rest area yang direncanakan seharusnya menyediakan

fasilitas yang dapat meningkatkan keamanan dalam mengemudi dan menarik

bagi pengguna jalan untuk berhenti dan mendapatkan kenyamanan dalam

beristirahat. Suatu rest area setidaknya memiliki fasilitas sebagai berikut:

a. Kawasan parkir kendaraan.

b. Taman, yaitu tempat terbuka dengan penataan vegetasi tempat

pengunjung bersantai sambil menikmati keindahan alam sekitar.

Gambar 2.27 Ilustrasi penataan landscape dan sitting group

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Bangunan fasilitas meliputi bangunan pelayanan (WC umum, ruang

istirahat), ruang komersil (restoran, kios, SPBU) dan bangunan

penunjang (Menara air, pos satpam dan lain lain).

d. Jalur sirkulasi.

e. Fasilitas pemeliharaan dan pengendalian lalu lintas.

Page 37: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

23

23 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

2.2.3 Kriteria Rest Area Dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang

ketentuan Teknik, Tata Cara Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Tol

menyebutkan bahwa penempatan tempat istirahat dan pelayanan harus

memenuhi ketentuan - ketentuan sebagai berikut:

a. Jarak titik akhir lajur percepatan dengan titik awal lajur perlambatan

antara tempat istirahat dan pelayanan dengan simpang susun untuk

jurusan yang sama sekurang kurangnya 3 (tiga) kilometer.

b. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan yang tidak setipe sekurang –

kurangnya berjarak 10 (sepuluh) kilometer dan tidak lebih dari 20

(duapuluh) kilometer pada masing – masing jurusan.

c. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan tipe B sekurang – kurangnya

berjarak 10 (sepuluh) kilometer dan tidak lebih dari 20 (duapuluh)

kilometer pada masing – masing jurusan.

d. Jarak antara tempat istirahat dan pelayanan tipe A sekurang – kurangnya

berjarak 40 (empatpuluh) kilometer dan tidak lebih dari 120

(seratusduapuluh) kilometer pada masing – masing jurusan.

e. Jarak penempatan bangunan dan tempat pelayanan minimal 12,50 (duabelas koma limapuluh) meter dari tepi jalur lalu lintas.

Gambar 2.28 Penempatan rest area (potongan melintang)

Sumber: Arsip penulis, 2016

f. Setiap tempat istirahat dan pelayanan dilarang dihubungkan dengan

akses apapun dari luar jalan tol.

Page 38: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

24

24 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

g. Lokasi, tata letak dan rencana teknik tempat istirahat dan pelayanan

ditentukan berdasarkan ketentuan teknik yang ditetapkan oleh Pembina

Jalan.

Dalam perencanaan rest area, Ditjen Bina Marga mensyaratkan untuk

memperhatikan sesuai kriteria yang ideal sebagai berikut:

a. Lokasi dan ukuran kota terdekat karena akan mempengaruhi efektivitas

rest area.

b. Volume lalu lintas dan karakterisktiknya, selain akan mempengaruhi

efektivitas penggunaan rest area juga mempengaruhi jenis fasilitas yang

akan disediakan.

c. Lansekap sepanjang jalan yang akan berpengaruh untuk mendukung

tujuan keberadaan rest area bagi penggunanya.

d. Keterkaitan dan sarana lain.

e. Alignment jalan, lengkungan atau tikungan jalan mempengaruhi

keamanan pengemudi.

f. Kondisi geografis sepanjang jalan, topografi dan jenis tanah.

g. Pengawasan dan pemeliharaan.

h. Biaya pembangunan rest area harus diperhatikan agar lebih efisien dan

fasilitas alam rest area dapat dimanfaatkan se-efektif mungkin oleh

pengguna serta tahan lama.

Berdasarkan kriteria di atas dapat menjadi pedoman dalam penentuan

perancangan Rest Area Tipe A mengenai lokasi maupun pemeliharaan. 2.2.4 Fasilitas Rest Area

Menurut Keputusan Menteri PU No. 16/PRT/M/2014 tentang Standar

Pelayan Minimal Jalan Tol, untuk tempat istirahat tipe A disediakan parkir

dengan kapasitas yang ditentukan, ruang istirahat, toilet, sarana ibadah,

staiun pengisian bahan bakar, toko kecil, sarana informasi dan fasilitas

pendukung lainnya. Adapun pengadaan fasilitas di rest area sebagai berikut:

a. Restoran

Restoran merupakan salah satu fasilitas rest area yang hadir sebagai

pemenuhan kebutuhan pangan bagi pengguna. Restoran biasanya

dikelola oleh investor berupa fast food ataupun francise yang bersifat

waralaba. Penataan ruang dalam restoran memiliki batasan dengan

fasilitas lainnya.

Page 39: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

25

25 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.29 Restoran rest area km97 Tol Padalarang

Sumber: Arsip penulis, 2016

b. Pujasera / foodcourt

Pujasera juga merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pangan

pengguna namun memiliki perbedaan dengan restoran berupa

pengelolanya yang bisa dimiliki oleh individu. Selain itu, pujasera juga

memiliki ruang makan bersama yang disatukan dengan beberapa kios

lainnya.

Gambar 2.30 foodcourt rest area km19 Japek

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Minimarket

Minimarket merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pengguna saat

melakukan perjalanan seperti makanan dan minuman ringan, obat

Page 40: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

26

26 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

obatan dan keperluan lainnya. Minimarket ini bersifat swalayan sehingga

pengguna mampu memperoleh kebutuhan dengan mandiri.

Gambar 2.31 Ilustrasi minimarket

Sumber: Arsip penulis, 2016

d. Sarana Ibadah

Masjid merupakan sarana ibadah yang diperuntukan untuk pengguna

jalan tol Pejagan – Pemalang bagi yang beragama Islam. Kebutuhan

akan fasilitas ini diharapkan mampu mempermudah pengguna untuk

beribadah shalat wajib lima waktu, shalat sunah, shalat jumat maupun

shalat lainnya.

Gambar 2.32 Masjid rest area Sumber: Arsip penulis, 2016

e. Pijat Refleksi

Pijat refleksi merupakan salah satu langkah mengembalikan kebugaran

secara fisik setelah melakukan perjalanan dengan kondisi yang bugar

diharapkan mampu mengembalikan daya konsentrasi bagi pengunjung

untuk melanjutkan perjalanan berikutnya.

Page 41: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

27

27 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.33 Kursi pijat refleksi

Sumber: Arsip penulis, 2016

f. Toilet

Merupakan fasilitas kegiatan metabolisme. Fasilitas ini merupakan salah

satu kebutuhan pokok bagi pengguna yang melakukan perjalanan.

Melalui toilet ini diharapkan pengguna mampu menghilangkan rasa penat

dan kantuk dengan memanfaatkannya sebagai kamar mandi.

g. Carwash

Carwash merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk membersihkan

kendaraan setelah melakukan perjalanan. Fasilitas ini diharapkan mampu

memberikan kenyamanan berupa kebersihan untuk melanjutkan

perjalanan. Sistem carwash ini berupa track pencucian kendaraan

otomatis sehingga pengguna dapat mengakses dengan mudah dan

cepat.

Gambar 2.34 Manual carwash Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 42: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

28

28 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.35 automatic carwash machine

Sumber: Arsip penulis, 2016

h. Bengkel

Bengkel merupakan fasilitas yang diperuntukan untuk memperbaiki atau

mengecek keoptimalan fungsi mesin kendaraan sehingga penggunan

dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.

i. Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU)

Merupakan fasilitas pengisian bahan BBM untuk melanjutkan perjalanan.

Dan dilengkapi minimarket pelumas, pengisian angin dan air radiator.

Adapun sarana dan prasarana standart yang wajib dimiliki oleh setiap

SPBU sebagai berikut:

1) Sarana pemadam kebakaran.

2) Sarana lindungan lingkungan, yang terdiri atas

(a) Instalasi pengolahan limbah.

(b) Instalasi oil cather dan well cather (saluran yang digunakan

untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam

tempat penampungan).

(c) Instalasi sumur pantau (Sumur pantau dibutuhkan untuk

memantau tingkat polusi terhadap air tanah disekitar bangunan

SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU).

(d) Saluran bangunan/drainase sesuai pedoman PT. Pertamina.

3) Sistem keamanan yang terdiri atas:

(a) Memiliki pipa ventilasi tangki pemadam

(b) Memiliki ground point/strip tahan karat.

(c) Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman.

(d) Memiliki rambu – rambu pengaman.

(e) Memiliki rambu – rambu peringatan.

Page 43: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

29

29 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

4) Sistem pencahayaan

(a) SPBU memiliki penerangan yang menerangi seluruh area dan

jalur pengisian BBM.

(b) Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan

SPBU mudah dilihat oleh pengendara.

5) Peralatan dan perlangkapan filling BBM sesuai dengan standar PT.

Pertamina, antara lain:

(a) Tangki Pemadam

(b) Pompa

(c) Pulau Pompa

6) Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum didepan bangunan

SPBU.

7) Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran.

8) Lambang Perusahaan penyedia bahan bakar

9) Generator

10) Racun api

11) Fasilitas Umum

12) Instalasi listrik

13) Rambu – rambu standar

2.3 Tinjauan Arsitektur Perilaku 2.3.1 Pengertian Arsitektur Perilaku

Arsitektur perilaku adalah arsitektur yang penerapannya selalu

menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan.

Arsitektur ini muncul sekitar tahun 1950. Pertimbangan-pertimbangan ini

pada awalnya dibutuhkan untuk perancangan obyek-obyek Arsitektur

tertentu, misalnya rumah sakit jiwa, rehabilitasi narkoba, penjara, rumah sakit

anak, SLB atau pusat autisme. Dalam perkembangannya, ternyata banyak

obyek Arsitektur yang dapat didekati dengan pendekatan perilaku didalam

perancangannya, misalnya mall, restoran, sekolah, stasiun kereta api dan

lain-lain.

Perancangan arsitektur berdasarkan perilaku ini berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan perancangan, diantaranya pada hasil penelitian

didalam bidang psikologi arsitektur atau psikologi lingkungan. Sebagai contoh

perilaku manusia pada sebuah ruang terbuka publik di plaza office, dimana

Page 44: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

30

30 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

manusia berlalu lalang melakukan aktivitasnya dengan memanfaatkan plaza

sebagai aksesibitas untuk bekerja.

Gambar 2.36 Ruang terbuka publik pada area perkantoran

Sumber: Arsip penulis, 2016

2.3.2 Teori Arsitektur Perilaku Manusia tidak dapat lepas dari lingkungannya. Setiap aspek dalam

kehidupan manusia selalu berada dalam lingkungan tertentu. Hal ini

merupakan salah satu indikasi bahwa manusia memang tak bisa lepas dari

lingkungan. Pola perilaku manusia sedikit banyak juga ditentukan oleh

keadaan lingkungan sekitarnya. Lingkungan memiliki peran penting dalam

membentuk karakter manusia. Lingkungan juga dapat menjadi sarana bagi

manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Tidur, bekerja, rekreasi, ibadah

dan berbagai aktivitas lainnya membutuhkan ruang atau lingkungan. Berikut

definisi dari beberapa tokoh arsitektur perilaku:

a. Menurut Donna P. Duerk dalam bukunya yang berjudul Architectural Programming

dijelaskan bahwa :

“…that people and their behavior are part of a whole system that

includes place and environment, sunch that behavior and environment

cannot be empirically separated. That is to say, human behavior always

happen in a place and they cannot be fully evaluated without considering

the environmental influence.”

(…bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system

yang menempati tempat dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara

Page 45: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

31

31 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

empiris. Karena itu perilaku manusia selalu terjadi pada suatu tempat dan

dapat dievaluasi secara keseluruhan tanpa pertimbangan faktor

lingkungan)

b. Menurut Y.B Mangun Wijaya Dalam buku Wastu Citra arsitektur berwawasan perilaku adalah

Arsitektur yang manusiawi, yang mampu memahami dan mewadahi

perilaku-perilaku manusia yang ditangkap dari berbagai macam perilaku,

baik itu perilaku pencipta, pemakai, pengamat juga perilaku alam

sekitarnya. Disebutkan pula bahwa Arsitektur adalah penciptaan

suasana, perkawinan guna dan citra. Guna merujuk pada manfaat yang

ditimbulkan dari hasil rancangan. Manfaat tersebut diperoleh dari

pengaturan fisik bangunan yang sesuai dengan fungsinya. Namun begitu

guna tidak hanya berarti manfaat saja, tetapi juga mengahsilkan suatu

daya yang menyebabkan kualitas hidup kita semakin meningkat. Citra

merujuk pada image yang ditampilkan oleh suatu karya Arsitektur. Citra

lebih berkesan spiritual karena hanya dapat dirasakan oleh jiwa kita. Citra

adalah lambang yang membahasakan segala yang manusiawi, indah dan

agung dari yang menciptakan (Mangunwijaya, 1992).

Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa mencapai guna

dan citra yang sesuai tidak lepas dari berbagai perilaku yang

berpengaruh dalam sebuah karya, baik itu perilaku pencipta, perilaku

pemakai, perilaku pengamat juga menyangkut perilaku alam dan

sekitarnya. Pembahasan perilaku dalam buku wastu citra dilakukan satu

persatu menurut beragamnya pengertian Arsitektur, sebagai berikut :

1) Perilaku manusia didasari oleh pengaruh sosial budaya yang juga

mempengaruhi terjadinya proses Arsitektur. 2) Perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kekuatan religi dari

pengaruh nilai-nilai kosmologi. 3) Perilaku alam dan lingkungan mendasari perilaku manusia dalam

ber-Arsitektur. 4) Dalam ber-Arsitektur terdapat keinginan untuk menciptakan perilaku

yang lebih baik. c. Menurut Garry T. More

Istilah perilaku diartikan sebagai suatu fungsi dari tuntutan-tuntutan

organisme dalam dan lingkungan sosio-fisik luar. Pengkajian perilaku

Page 46: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

32

32 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

menurut Garry T. More dikaitkan dengan lingkungan sekitar yang lebih

dikenal sebagai pengkajian lingkungan-perilaku. Adapun pengkajian

lingkungan perilaku seperti yang dimaksudkan oleh Garry T. More terdiri

atas definisi-defenisi sebagai berikut :

1) Meliputi penyelidikan sistematis tentang hubungan-hubungan antara

lingkungan dan perilaku manusia dan penerapannya dalam proses

perancangan. 2) Pengkajian lingkungan-perilaku dalam Arsitektur mencakup lebih

banyak dari pada sekedar fungsi. 3) Meliputi unsur – unsur keindahan estetika, dimana fungsi bertalian

dengan perilaku dan kebutuhan oang, estetika bertalian dengan

pilihan dan pengalaman. Jadi estetika formal dilengkapi dengan

estetika hasil pengalaman yang bersandar pada si pemakai. 4) Jangkauan faktor perilaku lebih mendalam, pada psikologi si

pemakai bangunan, kebutuhan interaksi kemasyarakatan,

perbedaan-perbedaan sub budaya dalam gaya hidup dan makna

serta simbolisme banguan. 5) Pengkajian lingkungan-lingkungan juga meluas ke tekhnologi, agar

isyarat-isyarat Arsitektur dapat memberikan penampilan kemantapan

atau perlindungan. d. Menurut Victor Papanek

Bahwa dalam telaah-telaah lingkungan arsitektur, harus dipahami dua

kerangka konsep yang satu menjelaskan jajaran informasi lingkungan

perilaku-perilaku yang tersedia, dan yang lain memperhatikan dimana

proses perancangan informasi lingkungan perilaku paling mempengaruhi

pengambilan keputusan Arsitektur e. JB. Watson

Arsitektur perilaku adalah Arsitektur yang dalam penerapannya selalu

menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan

kaitan perilaku dengan desain arsitektur (sebagai lingkungan fisik) yaitu

bahwa desain arsitektur dapat menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau

sebaliknya sebagai penghalang terjadinya perilaku. 2.3.3 Hubungan Arsitektur, Manusia, Lingkungan dan Perilaku

Hubungan yang terjadi antara manusia dan lingkungan lebih umum

dikenal dengan istilah interaksi antara manusia dengan lingkungan. hal ini

Page 47: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

33

33 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

berada diantara sifat-sifat alami dari manusia dengan lingkungan dengan

berbagai macam atributnya, baik fisik maupun non-fisik. Terjadinya interaksi

antara manusia dengan lingkungan disebut dengan persepsi. sebuah

persepsi akan muncul jika salah satu unsur tidak ada. Pola perilaku menjadi

suatu hal yang sangat penting untuk membatasi situasi dan konteks situasi,

serta untuk mengatakan bahwa ada batasan kebudayaan. Kesesuaian

karakteristik dalam interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya

sangatlah penting dalam pengembangan suatu lingkungan binaan. aspek

yang sangat berpengaruh dalam interaksi tersebut adalah budaya (berkaitan

dengan kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan suatu kegiatan).

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari lingkungan

yang membentuk diri mereka. Di antara sosial dan arsitektur dimana

bangunan yang didesain oleh manusia, secara sadar atau tidak sadar,

mempengaruhi pola perilaku manusia yang hidup di dalam arsitektur dan

lingkungannya tersebut. Sebuah arsitektur dibangun untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Dan sebaliknya, dari arsitektur itu muncul kebutuhan

manusia yang baru kembali. Hal ini pernah dikemukakan oleh Winston

Churchill: “We shape our buildings; then they shape us” – Winston Churchill

(1943)

Selama arsitektur merupakan produk sosial, sampai sejauh itu pula

psikologi dan perilaku manusia terlibat dalam arsitektur. Berikut pemetaan

arsitektur perilaku.

a. Arsitektur membentuk perilaku manusia (Place Centered Mapping)

Gambar 2.37 Pemetaan place centered mapping rest area km 19

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 48: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

34

34 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Manusia membangun bangunan demi pemenuhan kebutuhan

pengguna, yang kemudian bangunan itu membentuk perilaku pengguna

yang hidup dalam bangunan tersebut. Bangunan yang didesain oleh

manusia yang pada awalnya dibangun untuk pemenuhan kebutuhan

manusia tersebut mempengaruhi cara dalam menjalani kehidupan sosial

dan nilai-nilai yang ada dalam hidup.

b. Perilaku manusia membentuk arsitektur (Person Centered Mapping)

Manusia membangun bangunan, yang kemudian membentuk

perilaku manusia itu sendiri. Setelah perilaku manusia terbentuk akibat

arsitektur yang telah dibuat, manusia kembali membentuk arsitektur yang

telah dibangun sebelumnya atas dasar perilaku yang telah terbentuk, dan

seterusnya.

Gambar 2.38 Pemetaan person centered mapping rest area km 19

Sumber: Arsip penulis, 2016

2.3.4 Tinjauan Perilaku Pengemudi Perilaku pengemudi merupakan faktor psikologis yang berpengaruh

pada faktor fisik atau sebaliknya karena adanya dampak dari perjalanan

pengemudi. Ketika tubuh merasa letih dan penat di perjalanan, sebaiknya

berhenti dan melakukan istirahat. Dengan menggunakan fasilitas rest area

bagi pengemudi yang mengalami keletihan. Dengan beristirahat otot – otot

tubuh bisa mengendur kembali. melemasnya otot juga berpengaruh besar

bagi syaraf yang sebelumnya menegang dan bisa ikut menegendur.

Mengemudi merupakan pekerjaan yang kompleks sehingga

memerlukan pengetahuan dan kemampuan tertentu.pada saat yang sama,

pengemudi harus menghadapi kendaraan dengan berbagai peralatannya dan

Page 49: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

35

35 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

menerima pengaruh atau rangsangan dari keadaan sekelilingnya. Kelancaran

dan keselamatan dalam berkendara tergantung pada kesiapan dan

keterampilan pengemudi dalam menjalankan kendaraannya. Dalam

menjalankan tugasnya, pengemudi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor

eksternal dan faktor internal.

a. Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor lingkungan. Kondisi

lingkungan yang berbeda – beda mempengaruhi konsentrasi dan

perhatian pengemudi. Faktor lingkungan ini antara lain:

1) Penggunaan tanah dan kegiatannya dalam bentuk jenis pertokoan,

pasar, dan tempat hiburan yang cenerung mengalihkan perhatian

pengemudi dari konsentrasi pada kendaraan lalu lintas.

2) Keadaan udara dan cuaca yang mempengaruhi kondisi tubuh dan

emosi, seperti udara yang panas menyebabkan pengemudi mudah

marah atau hujan yang lebat dapat mengurangi kontrol pengemudi

pada kendaraan.

3) Fasilitas lalu lintas seperti rambu, yang dimaksudkan untuk

membantu pengemudi malah bisa mengganggu konsentrasi

pengemudi dan menjadi tidak efektif karena keragaman rambu yang

ada pada suatu tempat dan pemasangan yang tidak tepat.

4) Arus lalu lintas dan karakteristiknya turut mempengaruhi pengemudi

pada kondisi tertentu. Misalnya bila arus lalu lintas lengang,

pengemudi cenderung mempercepat kendaraannya, sebaliknya bila

arus lalu lintas padat pengemudi mulai berhati – hati.

b. Faktor Internal

1) Kemampuan mengenal situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang

berkaitan dengan panca indera, seperti penglihatan, perasaan,

pendengaran dan penciuman.

2) Kemampuan mengemudi serta pengetahuan teori dan prakek yang

menyangkut lalu lintas dan kendaraan, ditunjukkan dengan kelulusan

dalam bentuk kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM).

3) Karakteristik sifat dan watak yang dimiliki oleh pengemudi yang akan

mempengaruhi tingkah laku dalam berkendara, misalnya pengemudi

yang kasar, tidak sabaran, tenang, dan lain-lain.

Page 50: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

36

36 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Selain kedua faktor di atas, terdapat satu faktor penting yang

mempengaruhi tingkah laku pengendara yaitu kondisi tubuhnya. Dalam hal ini

yang memegang peranan penting dalam berkegiatan mengemudi adalah

kondisi penglihatan dan waktu reaksi pengemudi (PIEV Time).

a. Penglihatan

Ketajaman penglihatan setiap orang bisa berbeda, bahkan juga

terjadi perbedaan ketajaman antara mata kanan dan mata kiri. Terdapat

beberapa faktor penglihatan yang dapat mempengaruhi kemampuan

penglihatan seseorang dalam mengidentifikasi dan memberikan persepsi

dalam berlalu lintas, antara lain:

1) ketajaman penglihatan (visual actuity)

2) medan keliling penglihatan (peripheral vision)

3) penglihatan kilau (glare vision)

4) persepsi kedalaman penglihatan (depth perseption)

b. Waktu Reaksi

Pada saat berkendara, diperlukan suatu proses yang menerus

(continue) dari pandangan dan pendengaran untuk memonitor dan

melakukan suatu respon. Persepsi terhadap suatu keadaan dan reaksi

yang dilakukan meliputi empat tahapan aksi dari pengemudi, yaitu:

1) Persepsi / Deteksi

persepsi merupakan proses masuknya rangsangan melalui panca

indera sehingga timbul stimulus untuk melakukan respon. Faktor

pengalaman dan kebiasaan dapat meyebabkan rangsangan yang

masuk tersebut menimbulkan suatu tanggapan/gerakan refleks.

Semakin kompleks situasi yang dihadapi, maka persepsi kondisi lalu

lintas semakin bertambah.

2) Identifikasi / Pengenalan

Identifikasi merupakan proses penelaahan terhadap rangsangan

yang diterima, seperti membedakan, mengelompokkan dan

mencatat. Proses ini merupakan tindak lanjut dari persepsi berupa

pengenalan sederhana dari rangsangan yang diterima.

3) Emosi

Proses ini merupakan proses penanggapan terhadap rangsangan

setelah proses persepsi dan identifikasi. Emosi sangat

Page 51: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

37

37 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

mempengaruhi pesan akhir yang dikirim ke otak karena sebagai

proses pengambilan

4) Reaksi

Reaksi merupakan respon fisik sebagai hasil dari suatu keputusan.

Proses pengambilan tindakan ini dilakukan sesuai dengan

pertimbangan yang diambil. Hal ini berhubungan dengan ingatan,

prasangka, kepercayaan, kebiasaan, kelemahan, keinginan, dan

tingkah laku pengemudi. Keputusan terakhir yang diambil

membutuhkan pencernaan dari semua rangsangan yang diterima

menjadi pesan keluar yang menghasilkan tindakan.

Total waktu yang dibutuhkan untuk tahapan aksi di atas disebut waktu

reaksi atau PIEV Time (Perception, Identification, Emotion, and

Volition).Waktu reaksi ini terdiri dari empat bagian waktu dimana harganya

berkisar 0,5 – 4 detik. Hal ini tergantung pada mudah / sukarnya rangsangan

yang diterima. Selain itu juga tergantung pada ciri khas pengemudi

menghadapi rangsangan, misalnya keputusan untuk mendahului / menyiap

pada jalan dua lajur dua arah. Hasil dari beberapa studi terhadap waktu PIEV

salah satunya yang dilakukan oleh Johansons dan Rumar terhadap 321

pengemudi (AASHTO,2001) adalah sebesar 2,5 detik7. Secara umum, waktu

persepsi – reaksi pengemudi bervariasi dan berhubungan dengan jumlah

maupun kompleksitas dari faktor: Umur, Kelelahan, Kompleksitas Kendaraan,

dan sebagainya. 2.3.5 Arsitektur Perilaku pada Rest Area

Istirahat merupakan kesempatan untuk memulihkan kesegaran,

menggerakkan badan atau berjalan – jalan, santai sambil mengobrol dengan

orang lain, atau berganti suasana dan lingkungan sejenak. Pada skala

pemakaian energi, tugas – tugas yang memerlukan kewaspadaan atau sikap

hati – hati perlu diberikan agar menjaga dan mempertahankan tingkat

konsentrasi yang tetap tinggi.

Menurut aspek medis, dalam pemulihan setelah melakukan kegiatan dapat

dilakukan melalui mengganti cairan tubuh yang hilang, makan yang bernutrisi,

tidur berkualitas, mandi dan massage. Kegiatan tersebut mampu

mengembalikan kebugaran dengan merilekskan anggota badan. Adapun

yang berpengaruh dalam bangunan fisik sebagai berikut:

a. Penataan Massa Bangunan

Page 52: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

38

38 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Berdasarkan arsitektur perilaku, penataan massa bangunan diwujudkan

melalui adanya jalur sirkulasi yang menunjang jalur penghubung antar

massa yang dikelompokan sesuai dengan pemetaan perilaku pengguna

pada penataan ruang. Pada penataan massa lebih dititikberatkan pada

pemetaan perilaku place centered mapping yang menghubungkan

seluruh kegiatan.

Gambar 2.39 Ilustrasi penataan masa bangunan rest area

Sumber: Arsip penulis, 2016

b. Pemilihan Warna

Warna merupakan salah satu elemen penting dalam berarsitektur.

Sebuah obyek yang serupa tapi diberi sentuhan warna yang berbeda

akan menimbulkan kesan yang berbeda pula. Tiap – tiap warna dan

karakternya mampu memberi efek secara psikologis tersendiri bagi

orang yang melihat. Tabel 2.1 Analisa warna

Warna Arti Merah Melambangkan kesan keberanian, pencapaian

tujuan, ketenaran, kecepatan. Warna ini memiliki kecenderungan untuk menampilkan gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. warna merah dapat mengganggu apabila digunakan pada ukuran yang besar.

Putih Menunjukkan kedamaian, pencapaian diri, kesempurnaan, kebersihan, keamanan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi kesan kesederhanaan dan kebersihan.

Hitam Melambangkan perlindungan, kekuatan, kekayaan. Serta membantu penekanan pada warna-warna lain.

Biru Memberikan kesan ketenangan, kelembutan, dinamis, loyalitas. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang.

Hijau Melambangkan kesuburan, keseimbangan. Serta Dapat digunakan untuk relaksasi, menetralisir mata, memenangkan pikiran.

Kuning Merujuk pada energi sosial, kerjasama, kegembiraan, loyalitas. Warna Kuning

Page 53: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

39

39 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian.

Merah Muda Warna Merah Muda menunjukkan simbol persahabatan, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah.

Jingga Menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, kegembiraan.

Abu - abu Mencerminkan keamanan, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, praktis,

Sumber: Analisis, 2016

c. Penggunaan Vegetasi

Vegetasi merupakan potensi tapak asli yang utama. Tumbuh –

tumbuhan merupakan bahan tentang alam pokok; aneka ragam skala,

tekstur, warna dan bentuk – bentuk untuk menentukan ruang luar. Ada

tiga tingkat yang dapat digunakan sebagai berikut.

1) Pepohonan

Pepohonan dapat dipakai untuk menciptakan dataran vertikal guna

peneduh, pemagaran, untuk menutupi pemandangan yang tidak

menyenangkan, untuk menciptakan kebebasan pribadi dan untuk

melindungi iklim ruang.

Gambar 2.40 Pohon Cemara Sumber: Arsip penulis, 2016

Penggunaan pohon cemara dapat berfungsi sebagai buffer

kebisingan dari luar site dan juga dapat ditempatkan disekeliling

site.

Page 54: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

40

40 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.41 Pohon Trembesi Sumber: Arsip penulis, 2016

Trembesi biasa digunakan untuk peneduh sepanjang jalan, dapat

digunakan pula untuk peneduh dalam mendesain landscape rest

area. Bisa ditempatkan pada area parkir atau area taman.

Gambar 2.42 Pohon Ketapang Kencana

Sumber: Arsip penulis, 2016

Selain berfungsi sebagai peneduh, pohon ini juga bisa sebagai

penghias dalam penataan landscpe rest area.

2) Semak Belukar

Semak belukar dapat dipakai sebagai tekstur, warna dan

keragaman dalam suatu dataran vertikal dan menciptakan pagar

sebagian. Dan bisa diterapkan pada desain rest area sebagai

pengarah untuk pejalan kaki.

Page 55: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

41

41 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.43 Semak belukar Sumber: Arsip penulis, 2016

3) Rerumputan

Rerumputan merupakan dataran dasar dan dalam konteks ini

merupakan unsur penting yang menyatakan sifat ruang dengan

tekstur dan warnanya. Penggunaan rumput secara teknis untuk

menutup area kosong taman, Sehingga terlihat indah jika

dibandingkan dengan paving block atau semen.

Gambar 2.44 Rumput gajah Sumber: Arsip penulis, 2016

Rumput raksasa ini sejatinya untuk pakan ternak, seperti sapi,

kambing dan ternak lainnnya. Namun, rumput ini bisa juga dijadikan

sebagai rumput taman. Walaupun dilihat dari teksturnya yang

kurang bagus, tetapi rumput gajah mudah tumbuh dan tahan

terhadap pijakan kaki manusia. Sehingga sangat cocok untuk

taman yang sering dilalui orang.

Gambar 2.45 Rumput gajah mini varigata

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 56: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

42

42 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Rumput gajah mini varigata ini terlihat unik. Dari segi penampilan,

karakteristik dan teksturnya, rumput gajah mini varigata ini mirip

dengan ciri-ciri yang ada di rumput gajah mini. Rumput gajah

varigata memiliki campuran warna putih pada setiap helai daunnya,

sehingga terlihat bagus untuk taman.

Gambar 2.46 Rumput Jepang Sumber: Arsip penulis, 2016

Daun rumput jepang kurus dan tumbuh rapat. Setiap bulan harus

dipangkas agar sinar matahari dapat menembus bagian bawah,

sehingga bagian bawahnya tidak berwarna kekuningan.

Rest area merupakan ruang yang tersedia untuk berhenti sejenak dari

kegiatan dan berfungsi sebagai tempat melepas lelah, rest area diharapkan

mampu mengakomodir kebutuhan pengguna. Sedangkan fungsi sebagai

melepas jenuh, rest area diharapkan mampu memberikan hiburan serta

informasi sehingga pengguna merasa tenang dan nyaman. Melalui

penekanan perilaku, rest area diharapkan mampu menjadi tempat

peristirahatan yang tenang, aman dan nyaman.

2.4 Studi Banding Studi banding diperlukan untuk memperoleh informasi dan membandingkan

objek rancangan sehingga dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Objek yang

dijadikan sebagai studi banding pada konteks ini adalah bangunan yang memiliki

fungsi sejenis atau mendekati dalam perencanaan dan perancangannya. 2.4.1 Rest Area

a. Rest Area km 19 Tol Jakarta – Cikampek Area Peristirahatan Km 19 Tol Cikampek. Menyediakan fasilitas

meliputi SPBU, tempat makan dari kelas kantin sampai café, factory

outlet, bengkel mobil, mushola, convenience store, sampai area pijat

Page 57: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

43

43 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

refleksi. Ruang- ruang penampung fungsi tersebut diorganisasikan dalam

satu bangunan bertingkat dua mirip mall, lengkap dengan lobby dan meja

informasi, yang membuat pengunjung seakan- akan merasa berada di

tengah kota ketimbang berada di tengah jalan tol.

Gambar 2.47 Restoran cepat saji pada rest area km 19

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.48 Area parkir kendaraan dan fasilitas pendukung (belakang)

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.49 Area parkir bus dan truk

Sumber: Arsip penulis, 2016

Area Peristirahatan KM 19 mampu mencuri perhatian ditengah

percepatan gerak dengan mengunggulkan desain shelter SPBU yang

atraktif. Shelter ini dirancang khusus oleh Maria Rosantina dan Gregorius

Page 58: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

44

44 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Yolodi yang tergabung dalam konsultan arsitek D-Associate. Semangat

postmodern tampak pada desain bentuk shelter SPBU yang menerapkan

gaya kontemporer dan menolak bentuk shelter SPBU Pertamina yang

terdahulu.

Gambar 2.50 Desain SPBU rest area km 19

Sumber: Indonesia Design

Dalam merancang shelter SPBU Km 19 ini, sang arsitek banyak

menerapkan Teori Gestalt untuk menarik perhatian mata manusia

dengan tipuan-tipuan visual. Misalnya saja, penggunaan warna merah

terang yang sangat dominan diantara warna abu-abu jalan dan hijau

rumput, mampu menjadi aksen yang memikat mata. Penggunaan kolom

– kolom yang sengaja dimiringkan juga menciptakan kesan vertikal yang

dinamis serta membentuk pola dan irama yang mudah ditangkap oleh

mata. Bentuk shelter menggunakan analogi bentuk sayap pesawat

terbang ataupun sayap burung. Analogi bentuk shelter ini mempermudah

mata dalam mengidentifikasi bentuk, mengasosiasikannya sebagai

simbol kedinamisan gerak, dan akhirnya mampu melekat dalam memori

orang yang melihatnya. Pada daerah khusus kendaraan besar, atap

shelter dirancang menukik ke atas untuk mendapatkan ketinggian yang

lebih sesuai dengan skala kendaraan besar.

Melalui rancangan shelter yang diunggulkan ini, maka daya tarik

utama yang menjadi faktor suatu area peristirahatan dikunjungi oleh

pengguna jalan menjadi bergeser. Dahulu, fasilitas utama dan daya tarik

Page 59: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

45

45 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

utama suatu area peristirahatan terfokus pada jenis makanan yang

ditawarkan, kelayakan toilet, dan area duduk yang nyaman.

Pengunggulan desain shelter ini menjadikan SPBU sebagai daya tarik

utama pengunjung mengunjungi suatu area peristirahatan. Oleh karena

itu, dalam perancangan tapak Area Peristirahatan Km 19, SPBU

diletakan di area muka menghadap ke arah jalan tol sedangkan fasilitas

lain diletakan di area belakang.

Gambar 2.51 Pola dan sirkulasi rest area km 19

Sumber: Arsip penulis, 2016

b. Rest Area km 39 Jakarta – Cikampek Pada Area Peristirahatan Km 39 terdapat innercourt yang

menghubungkan retail-retail yang ada di dalam bangunan komersial.

Penataan landscape innercourt ini mirip open layout mall yang saat ini

sedang banyak diminati, seperti Cihampelas Walk dan Paris Van Java di

Bandung. Innercourt ini diharapkan dapat menciptakan suatu ruang

publik dengan skala yang lebih manusiawi dan memberikan pandangan

yang jauh dari lingkungan jalan tol. Proporsi ruang yang dihadirkan

memenuhi persyaratan Rasio Dimensi Lynch (tinggi bangunan sekitar

setengah dari lebar innercourt) sehingga ruang eksterior yang tercipta

terkesan tertutup dan menyenangkan.

Page 60: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

46

46 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.52 Innercourt pada rest area km 39

Sumber: Arsip penulis, 2016

Bangunan dengan innercourt ini mungkin juga merupakan respon

untuk menciptakan suatu bangunan dengan konsep hijau di daerah tropis

yang saat ini memang dapat menambah nilai jual suatu produk arsitektur.

Vegetasi yang dipilih untuk mengisi daerah innercourt sepertinya kurang

tepat guna. Pohon palem yang lebih berfungsi sebagai vegetasi

penambah estetika seharusnya diganti dengan pohon peneduh. Tidak

adanya pohon peneduh di innercourt ini membuat innercourt menjadi

sangat panas oleh terik matahari di siang hari sehingga pengunjung

enggan untuk menggunakan area ini sebagai area berkumpul. Padahal,

pihak pengelola telah menyediakan saung-saung yang sangat menarik

sebagai tempat berkumpul.

Gambar 2.53 Vegetasi pada innercourt rest area km 39

Sumber: Arsip penulis, 2016

Daya tarik Area Peristirahatan Km 39 sebenarnya terletak pada

desain Masjid yang atraktif dengan ukir-ukiran berbau Timur tengah.

Page 61: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

47

47 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Berbeda dengan Area Peristirahatan Km 19 yang hanya memiliki

mushola yang sederhana, Area Peristirahatan Km 39 menawarkan

kenyamanan beribadah bagi umat Islam. Sang Arsitek mungkin ingin

menghadirkan area peristirahatan yang bersifat parodi sehingga

merancang Masjid seperti bangunan yang terdapat di dalam negeri

dongeng Alladin di tengah area peristirahatan.

Gambar 2.54 Masjid yang menjadi ikon rest area km 39

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.55 Masjid rest area km 39

Sumber: Arsip penulis, 2016

Berbeda dengan desain bangunan di Area Peristirahatan Km 19

yang lebih bergaya industrial dengan dominasi geometri kotak, bangunan

di area peristirahatan ini lebih berani memainkan bentuk lengkung dalam

menggambarkan kedinamisan gerak. Hal ini berhasil menciptakan

bentuk- bentuk visual yang tidak membosankan.

Page 62: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

48

48 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.56 Pola dan sirkulasi rest area km 39

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Hardeman County Rest Area – Texas, Amerika Serikat Rest Area pada negara bagian Amerika Serikat ini mempunyai

konsep “Safety Rest Area” yaitu suatu konsep yang sangat

mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengunjung sehingga

pengunjung dapat mendapatkan rileksasi yang berkualitas setelah cukup

lelah berkendara.

Gambar 2.57 layout Hardeman County Rest Area

Sumber: Arsip penulis, 2016

Penentuan untuk penempatan rest area pada negara bagian

Amerika Serikat setiap jarak 10 mil atau berjarak 25 km. Fasilitas yang

disediakan toilet, area parkir untuk kendaraan besar dan kecil, pusat

informasi, ruang kantor untuk personil penegak hukum, kamera pengintai

disekitar rest area, jalur pejalan kaki untuk pengunjung, dll.

Page 63: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

49

49 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.58 Parkiran dan bangunan utama Hardeman County Rest Area

Sumber: Arsip penulis, 2016

Hardeman County Rest Area dilengkapi dengan taman untuk area

istirahat dan bersantai dilengkapi dengan sitting group (area duduk) serta

kolam yang memberikan kesan adanya oasis ditengah gurun yang juga

dapat berfungsi sebagai pendingin udara.

Gambar 2.59 Kolam di kawasan Hardeman County Rest Area

Sumber: Arsip penulis, 2016

Namun kurangnya vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh

menyebabkan rest area terkena paparan sinar matahari langsung secara

berlebih yang mengakibatkan suhu udara menjadi sangat tinggi pada

siang hari.

Page 64: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

50

50 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.60 Taman pada Hardeman County Rest Area

Sumber: Arsip penulis, 2016

2.4.2 Arsitektur Perilaku a. Kampung Code, Yogyakarta

Rumah adalah salah satu dari tiga kebutuhan primer bagi

manusia selain sandang dan pangan. Keberadaannya menjadi ruang

berlabuh bagi setiap individu untuk melepas lelah setelah beraktivitas

sehari-hari. Ia tidak hanya menjadi tempat tinggal namun juga memiliki

peran untuk menyediakan ruang privasi bagi setiap individu, tempat

memulihkan energi melalui kehangatan suasana kekeluargaan.

Gambar 2.61 Kampung Code dahulu

Sumber: Arsip penulis, 2016

Di kawasan kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman,

Kotamadya Dati II Yogyakarta, di bawah jembatan Gondolayu dan di

samping gedung-gedung besar sebagai simbol respon Jogja terhadap

Page 65: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

51

51 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

modernitas, berdiri sebuah komplek pemukiman kecil yang eksotik,

perkampungan Code namanya. Perkampungan Code telah dikenal

sebagai tempat hunian yang nyaman dan asri oleh seluruh masyarakat

Jogja. Satu-satunya tempat hunian unik nan artistik yang terletak bukan

di kawasan elit, akan tetapi di bantaran sebuah sungai kumuh yang

membelah Jogja

Rumah – rumah yang berdiri di kawasan ini berderet dengan

penataan arsitektural yang bagus, warna – warni yang cerah,

lingkungannya tertata dengan baik, menggambarkan perencanaan dan

kematangan pengelola dan masyarakatnya. Melihat kampung Code,

seketika kita akan teringat kepada sosok arsitek yang bertanggung jawab

penuh terhadap keberedaan dan kenyamanan pemukiman ini.

Gambar 2.62 Pemukiman kampung Code sekarang

Sumber: Arsip penulis, 2016

Yusup Bilyarta Mangunwijaya atau yang dikenal dengan sebutan

Romo Mangun, mendedikasikan pemikirannya pada kawasan yang

mulanya dianggap kumuh, liar, dengan berbagai persepsi buruk yang lain

seperti kebanyakan bantaran sungai di kota-kota besar Indonesia.

Sebagai seorang arsitek humanis, Romo Mangun banyak mengajarkan

perancangan dan penataan elemen kota dengan arif dan bijaksana.

Salah satunya melalui penggarapan proyek Kampung Code

dengan pertimbangan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Page 66: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

52

52 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.63 Ruang komunal kampung Code

Sumber: Arsip penulis, 2016

Perencanaan dan pembangunan area ini dimulai pada tahun 1983

dan selesai selama kurang lebih 2 tahun. Hampir tidak ada gambar atau

dokumen konstruksi dibuat untuk proyek ini. Kampung Code dibangun

dengan material yang sederhana dan apa adanya, yaitu material lokal

yang terdiri dari kombinasi tanah liat (tanah lempung), batu bata, bata

beton (concrete block), kayu, dan bambu. Konsentrasi perencanaan dan

perancangan berfokus pada penyediaan rumah tinggal sederhana,

ruang komunal, ruang bermain, balai pertemuan, dan ruang edukasi.

Secara umum konstruksi rumah berbentuk huruf A dengan rangka dari

bambu.

Page 67: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

53

53 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.64 Bangunan di kampung Code Sumber: Arsip penulis, 2016

Selain estetika visual, dalam proyek ini terpendam juga estetika

kemanusiaan yang justru lebih indah. Yaitu bagaimana sesuatu yang

dicap jelek, kumuh, tidak bernilai ternyata mampu bertransformasi

menjadi sesuatu yang bernilai, bahkan memberi nilai tambah pada

estetika perkotaan. Bagaimana semua itu dicapai, Jawabannya terletak

pada keberhasilan mensintesakan dua faktor pendukung kebudayaan.

Yakni faktor human capital, dan faktor nilai-nilai lokal yang biasanya tidak

selalu beriringan.

Gambar 2.65 Rencana pengembangan kampung Code

Sumber: Arsip penulis, 2016

b. Gedung Institusi Dunia Arab (Institute du Monde Arabe), Paris

Gambar 2.66 Skuptur Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Arsitektur merupakan hal yang kontekstual. Kontekstual dengan

sitenya, dengan budaya, serta sejarahnya. Sebuah bangunan

seharusnya berkalanjutan dengan sejarah, bukannya meciptakan bagian

yang terlepas dari sejarah atau rangkaian cerita dari masa sebelumnya.

Arsitektur itu berbicara mengenai sesorang, dan tidak akan ada yang

Page 68: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

54

54 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

sama. Arsitektur membuat suatu hubungan dan membantu dunia untuk

berubah. Menjadi seorang arsitek adalah mendengarkan, karena harus

mengerti konteks.

Setiap arsitek harus mengerti dimana karya arsitekturnya akan

dibangun, bagiamana karya tersebut akan berada dan tertanam, dan

kesan yang ditimbulkannya. Kesan dan sensitivitas adalah hal yang

penting. Setiap karya arsitektur selalu ada yang baru. Tiap karya harus di

filter melalui filter konteks diamana karya tersebut dibangun. Karena

arsitektur juga berhubungan juga dengan orang-orang yang hidup

dengannya, yakni dalam hubungannya dengan kepekaan mereka dan

budaya mereka.

Gambar 2.67 Sketsa lokasi Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Institute du Monde Arabe adalah Museum Kesenian Arab yang

dirancang oleh Jean Nouvel. Bangunan ini dibangun selama lebih kurang

7 tahun dari tahun 1981 – 1987. Gagasan rancangan bangunan ini ialah

bagaimana symbol dari budaya Arab digabung dengan teknologi berupa

kaca dan baja dan juga dapat digunakan sesuai fungsi yang memberikan

kenyamanan penggunanya.

Gambar 2.67 Lokasi Institute du Monde Arabe

Sumber: Google maps

Page 69: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

55

55 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gedung ini terletak di pusat kota Paris, pada sudut persimpangan

empat jalan dan jembatan. Quai Saint Bernard salah satu dari jalan

tersebut merupakan sebuah jalan besar di Paris yang menyusur tepian

Sungai Seine. Institute du Monde Arabe ini memilki 2 wajah yang

berbeda. Dibagian utara yang mengahadap sungai, bangunan didominasi

oleh kaca yang dilapisi dengan keramik putih sebagai skyline.

Gambar 2.68 Fasad utara Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Di bagian selatan, dindingnya dilapisi oleh suatu panel yang disebut

sebagai moucharabieh dan mempunyai halaman yang cukup luas.

bagian pada panel ini terdapat banyak simbol-simbol yang biasa

ditemukan pada bangunan di Negara Arab.

Gambar 2.69 Fasad selatan Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 70: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

56

56 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.70 Area terbuka Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.71 Panel pengatur cahaya

Sumber: Arsip penulis, 2016

Pada panel terdapat lensa alumunium otomatis yang dilapisi kaca, yang

berfungsi sebagai alat kontrol cahaya dan udara yang masuk ke gedung

tersebut. Komputer akan memonitor pencahayaan matahari serta

temperature di luar bangunan yang dapat membuat panel terbuka atau

tertutup secara otomatis. Desain ini dianggap sebagai perpaduan seni,

arsitektur, sejarah, dan teknologi yang paling orisinal dalam menyiasati

cahaya dan angin.

Page 71: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

57

57 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.72 Interior Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

konstruksi, mekanikal-elektrikal semuanya exposed yang menjadi bagian

dekoratif baik di ruang dalam maupun luar.

Gambar 2.73 Transportasi vertikal Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 72: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

58

58 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.74 Drawing plan Institute du Monde Arabe Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.75 Section plan Institute du Monde Arabe

Sumber: Arsip penulis, 2016

c. Raffles Place Park, Singapore Arsitektur merupakan seni dan ilmu dalam merancang yang

senantiasa memperhatikan tiga hal dalam perancangannya yaitu fungsi,

estetika, dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang

semakin kompleks maka perilaku manusia semakin diperhitungkan dalam

proses perancangan yang sering disebut sebagai pengkajian lingkungan

perilaku dalam arsitektur.

Gambar 2.76 Patung Sir Thomas Stanford Raffles, landmark Raffles Place

Sumber: Arsip penulis, 2016

Kata perilaku menunjukan manusia dalam aksinya, berkaitan

dengan aktivitas manusia secara fisik, berupa interaksi manusia dengan

sesamanya ataupun dengan lingkungan fisik dan bagaimana perilakunya

Page 73: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

59

59 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

dikendalian oleh faktor – faktor lingkungan. Raffles Place adalah sebuah

tempat kuno yang sengaja dilestarikan oleh masyarakat Singapura dari

zaman raja Sir Stamford Raffless sampai sekarang. Tempat ini terletak di

pusat kota, dan merupakan jantung bisnis Singapura.

Gambar 2.77 Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016 Taman yang difungsikan sebagai area hijau diantara gedung –

gedung pencakar langit Singapura membentuk perilaku penggunanya

yang mayoritas sebagai pekerja kantor. Raffles Place sering dikunjungi

wisatawan dan umumnya pekerja kantor yang merupakan penghubung

antara stasiun MRT dan kantor yang berada di area tersebut.

Gambar 2.78 Stasiun MRT Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.79 Aktivitas pengguna Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 74: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

60

60 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 2.80 Gedung pencakar langit di sekitar Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016 Raffles Place membentuk perilaku manusia yang melewatinya.

Aktivitas manusia pada Raffles Place adalah wujud dari perilaku

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tatanan fisik yang terdapat dalam

area yang menjadi wadahnya. Hal ini disebabkan adanya elemen

kenyamanan, keamanan, kemudahan aksesibilitas dan kemudahan

pemakai untuk dapat mengenal dan memahami elemen tambahan yang

berhubungan.

Gambar 2.81 Penataan pencahayaan buatan pada Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016 Elemen aksesoris di Raffles Place selain menyediakan fasilitas

bagi pemakai juga sangat mendukung terbentuknya kawasan yang

bercirikan Modern. Sehingga memberikan kesan mewah pada tempat ini.

Tata lampu, sitting group dan design-nya, sangat mendukung suasana

Raffles Place.

Sitting group disediakan dengan mempertimbangkan perilaku

pengguna, berupa area duduk yang berada di taman dan pembatas

antara taman dengan jalur pedestrian yang dijadikan area duduk.

Page 75: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

61

61 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Kemudian juga terdapat elemen tambahan sebagai aksesoris pada

Raffles Place berupa skuptur yang memiliki banyak nilai sejarah.

Gambar 2.82 Sitting group Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.83 Sitting group Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.84 Progress & Advancement, Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Gambar 2.85 Struggle For Survival, Raffles Place Park

Sumber: Arsip penulis, 2016

Page 76: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

132

132 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perencanaan ini merupakan landasan pokok dalam proses desain fisik rest

area dengan penekanan desain arsitektur perilaku. Sehingga perancangan bangunan

tersebut tidak menyimpang dari kriteria yang telah ditetapkan.

Fungsional Bangunan Fungsi dari bangunan rest area dengan pendekatan arsitektur perilaku adalah

sebagai salah satu bangunan yang memperhatikan perilaku pengguna jalan tol. Dimana rest

area menjadi tempat yang mewadahi kebutuhan pengguna jalan tol serta fasilitas

pendukung untuk mempersiapkan perjalanan kembali.

5.1 Konsep Fungsional 5.1.1 Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Pelaku yang terdapat dalam rest area dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu

a. Pengunjung

b. Pengelola

1) Pengelola headoffice

2) Pengelola frontoffice

3) Supplier

c. Pemberi Jasa

d. Servis

Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada rest area antara lain

sebagai berikut: Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkiran 2 Menanyakan informasi Pusat informasi 3 Makan dan minum foodcourt 4 Belanja kebutuhan diperjalanan Minimarket 5 Beribadah Sarana ibadah 6 Beristirahat Area istirahat 7 Mengecek keadaan kendaraan Bengkel 8 Mencuci kendaraan Carwash 9 Mengisi BBM SPBU

10 Mengambil uang ATM Center 11 Metabolisme Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Page 77: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

133

133 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Head office 1 Mamarkirkan kendaraan Parkiran 2 Makan dan minum foodcourt 3 Beribadah Sarana ibadah 4 Koordinator rapat Ruang rapat 5 Bekerja Ruang kerja 6 Menerima tamu Ruang tamu 7 Metabolisme Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Front office 1 Mamarkirkan kendaraan Parkiran 2 Makan dan minum foodcourt 3 Beribadah Sarana ibadah 4 Memasarkan produk Ruang display 5 Bekerja Ruang kerja 6 Menerima tamu Ruang tamu 7 Metabolisme Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Supplier 1 Mamarkirkan kendaraan Parkiran 2 Makan dan minum foodcourt 3 Beribadah Sarana ibadah 4 Memasok persediaan Ruang persediaan 5 Bekerja Ruang kerja 6 Metabolisme Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.5 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkiran 2 Makan dan minum foodcourt 3 Beribadah Sarana ibadah 4 Metabolisme Toilet 6 Bekerja

Kelompok keamanan

Ruang kepala kemanan

Ruang kontrol dan CCTV Pos keamanan

Kelompok kebersihan Wilayah rest area Kelompok mekanikal elektrikal Ruang cleaning servis

Page 78: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

134

134 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Ruang ME (j) R. PABX (k) R. Panel (l) R. Genset (m) Shaft (n) Penampungan air

bersih (o) Penampungan limbah (p) R. Chiller (q) R. AHU (r) R. Boiler

Sumber : Analisis 2016

Tabel 5.6 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pemberi jasa

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Restoran dan Pujasera 1 Memasak Dapur 2 Transaksi pembayaran Kasir 3 Membersihkan ruangan Ruang janitor 4 Menyimpan bahan makanan Ruang penyimpanan 5 Makan dan minum Pantry 6 Metabolisme Toilet Minimarket

1 Mendisplay produk Ruang Display 2 Transaksi pembayaran Kasir 3 Membersihkan ruangan Ruang janitor 4 Menyimpan persediaan barang Ruang penyimpanan 5 Makan dan minum Pantry 6 Metabolisme Toilet Pijat refleksi

1 Memijat Ruang pijat refleksi 2 Transaksi pembayaran Kasir 3 Membersihkan ruangan Ruang janitor 4 Makan dan minum Pantry 5 Metabolisme Toilet Carwash

1 Mencuci kendaraan Ruang cuci 2 Transaksi pembayaran Kasir 3 Menyimpan peralatan Gudang 4 Makan dan minum Pantry 5 Metabolisme Toilet Bengkel

1 Memperbaiki kendaraan Ruang bengkel 2 Mendisplay barang Ruang display 3 Menyimpan sparepart Gudang 4 Transaksi pembayaran Kasir 5 Makan dan minum Pantry 6 Metabolisme Toilet SPBU

1 Menjual BBM SPBU 2 Menjual oli dan pelumas Minimarket pelumas 3 Mengawasi kegiatan penjualan BBM Kantor pengelola 4 Menyimpan persediaan BBM Tangki penyimpanan BBM

Page 79: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

135

135 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

5 Makan dan minum Pantry 6 Metabolisme Toilet

5.1.2 Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang

a. Kelompok Ruang Tabel 5.7 Tabel Kelompok Ruang

Kelompok Ruang Ruang Pengunjung l. Parkiran

m. Pusat informasi n. foodcourt o. Minimarket p. Sarana ibadah q. Area istirahat r. Bengkel s. carwash t. SPBU u. ATM Center v. Toilet

Pengelola d. Head office 8) Parkiran 9) Foodcourt 10) Sarana ibadah 11) Ruang rapat 12) Ruang kerja 13) Ruang tamu 14) Toilet

e. Front office 8) Parkiran 9) Foodcourt 10) Sarana ibadah 11) Ruang display 12) Ruang kerja 13) Ruang tamu 14) toilet

f. Supplier 7) Parkiran 8) Foodcourt 9) Sarana ibadah 10) Ruang persediaan 11) Ruang kerja 12) Toilet

Pemberi Jasa n. Parkiran o. Pantry p. Sarana ibadah q. Toilet r. Ruang janitor s. Kasir t. Ruang penyimpanan u. Kelompok Pujasera dan Restoran

2) Dapur v. Kelompok minimarket

2) Ruang display w. Kelompok pijat refleksi

2) Ruang pijat refleksi x. Kelompok carwash

2) Ruang cuci y. Kelompok bengkel

Page 80: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

136

136 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Kelompok Ruang Ruang 3) Ruang bengkel 4) Ruang display

z. Kelompok SPBU 5) SPBU 6) Minimarket pelumas 7) Kantor pengelola 8) Tangki penyimpanan BBM

Servis h. Parkiran i. foodcourt j. Sarana ibadah k. Toilet l. Kelompok Keamanan

4) Ruang Kepala Keamanan 5) Ruang Kontrol CCTV 6) Pos Keamanan

m. Kelompok Kebersihan 4) Wilayah rest area 5) Ruang cleaning service 6) Pengolah sampah

n. Kelompok Mekanikal dan Elektrikal 4) Gudang 5) Loading Dock 6) Ruang ME

(g) Ruang Genset (h) Ruang Panel (i) Ruang PABX (j) Shaff (k) Penampungan Air Bersih (l) Ruang Sampah (m) Ruang Chiller (n) Ruang AHU (o) Ruang Boiler

Sumber : Analisis, 2016

b. Hubungan Ruang

Gambar 5.1 Analisa Hubungan Ruang

Sumber : Analisis, 2016

c. Sirkulasi Ruang

Page 81: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

137

137 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Berikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan pelaku yang

ada di rest area, yaitu:

1) Pengunjung

Gambar 5.2 Analisa Sirkulasi Pengunjung

Sumber : Analisis, 2016

2) Pengelola

Page 82: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

138

138 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 5.3 Analisa Sirkulasi Pengelola Sumber : Analisis, 2016

3) Pemberi Jasa

Gambar 5.4 Analisa Sirkulasi Pemberi Jasa

Sumber : Analisis, 2016

4) Servis

Page 83: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

139

139 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 5.5 Analisa Sirkulasi Servis

Sumber : Analisis, 2016 5.1.3 Besaran Ruang

Berikut studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan

perancangan bangunan rest area, antara lain: g. Besaran Ruang Kegiatan Pengunjung Rest Area

Tabel 5.8 Tabel besaran ruang pengunjung No Nama Ruang Pendekata

n Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m²) 1 Pusat

informasi 2m²/orang AS 7 orang 7x2m² 14

2 Foodcourt 2m²/orang SK 90 orang 90x2m² 180 3 Restoran 2m²/orang SK 55 orang 55x2m² 110 4 Minimarket 1,5m²/oran

g SK 15 orang 15x1,5m² 22,5

5 Sarana ibadah 1.5m²/orang

SK 100 orang 100x1,5m² 150

6 Area beristirahat

2m²/orang AS 20 orang 20x2m² 40

7 Bengkel 15m²/mobil SK 6 orang 6x2m² 12 8 Carwash 15

m²/mobil NAD 4 mobil 4x15m² 60

9 SPBU 70m²/unit SK 20 mobil 20x70m² 1400 10 ATM Center 2,5m²/unit NAD 5 unit 5x2,5m² 12,5 11 Toilet Pria 0.89 m2/ur

1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2

TSS 6 set 6x3,34m² 20,04

Page 84: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

140

140 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

12 Toilet wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2

TSS 6 set 6x2,45m² 14,7

Sumber : Analisis, 2016 jumlah 2179,74 Flow 100% 2179,74 Total 4359,48

Keterangan : AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)

SK : Studi Kasus (survei)

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Time Saver Standart

h. Besaran Ruang Kegiatan Pengelola Tabel 5.9 Tabel besaran ruang pengelola No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas dimensi Luas

(m²) 1 Ruang rapat 2,4m²/unit NAD 10 orang 10x2,4m² 24 2 R. Direktur 20m²/orang NAD 1 orang 1x20m² 20 3 R. Manager

keuangan 20m²/orang NAD 1 orang 1x20m² 20

4 R. Manager operasional

20m²/orang NAD 1 orang 1x20m² 20

5 R. Bendahara

6m²/orang NAD 4 orang 4x6m² 24

6 R. Staf 6m²/orang NAD 7 orang 7x6m² 42 7 Resepsionis 6m²/orang NAD 2 orang 2x6m² 12 8 R. Tamu 4m²/orang NAD 4 orang 4x4m² 16 9 Pantry 2m²/orang NAD 6 orang 2x6m² 12 10 Toilet Pria 0.89 m2/ur

1.53 m2/wc 0.92 m2/ws

= 3.34 m2

TSS 4 orang 4x3,34m² 13,36

11 Toilet Wanita 0.89 m2/ws 1.53 m2/wc =2,42

TSS 4 orang 4x2,42m² 9,68

Sumber : Analisis, 2016 jumlah 213,04 Flow 60% 127,824 total 340,864

Keterangan : NAD : Neufert Architect Data

TSS : Time Saver Standart

i. Besaran Ruang Kegiatan Servis

Tabel 5.10 Tabel besaran ruang servis No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m²) 1 Pos jaga 2,5m²/orang AS 6 orang 6x2,5m² 15 2 R. CCTV 2,5m²/orang AS 2 orang 2x2,5m² 5

Page 85: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

141

141 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

3 Loading dock 2,5m²/orang AS 5 orang 5x2,5m² 12,5 4 Ruang CS 2,5m²/orang NAD 15 orang 15x2,5m² 37,5 5 R. Persediaan 2m²/orang NAD 3 orang 3x2,5m² 7,5 6 R. PABX - MEE 1 unit 1x20m² 20 7 R. Panel - MEE 1 unit 1x20m² 20 8 R. Genset - MEE 1 unit 1x60m² 60 9 Penampungan

air bersih - AS 1 unit 1x90m² 90

10 Pengolah limbah

- MEE 1 unit 1x120m² 120

11 R. Chiller - MEE 1 unit 1x24m² 24 12 R. AHU - MEE 1 unit 1x32m² 32 13 R. Boiler - MEE 1 unit 1x50m² 50 14 Toilet Pria 3,34m²/orang TSS 6 orang 6x3,34m² 20,04 15 Toillet Wanita 2,42m²/orang TSS 4 orang 4x2,42m² 9,68 Sumber : Analisis, 2016 Jumlah 523,22

Flow 60% 313,932 Total 837,152

Keterangan : AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Times Saver Standart

MEE : Mechanical Electrical Equipment

j. Besaran Ruang Pemberi Jasa

Tabel 5.11 Tabel besaran ruang pemberi jasa No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m²) Restoran & Pujasera

1 Dapur 3m²/orang NAD 5 orang 5x3m² 15

2 Kasir 1m²/orang AS 2 orang 2x1m² 2

3 Ruang janitor 1,5m²/orang MEE 2 orang 2x1,5m² 3

4 Ruang penyimpanan

1,5m²/orang SK 4 orang 4x1,5m² 6

5 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

6 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

TSS 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

Minimarket

1 Ruang Display 2m²/orang SK 15 orang 2x15m² 30

2 Kasir 1m²/orang AS 2 orang 2x1m² 2

3 Ruang janitor 1,5m²/orang MEE 2 orang 2x1,5m² 3

4 Ruang penyimpanan

1,5m²/orang SK 4 orang 4x1,5m² 6

5 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

Page 86: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

142

142 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

6 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

MEE 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

Pijat Refleksi

1 Ruang pijat refleksi

2m²/orang SK 5 orang 5x2m² 10

2 Kasir 1m²/orang AS 2 orang 2x1m² 2

3 Ruang janitor 1,5m²/orang MEE 2 orang 2x1,5m² 3

4 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

5 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

MEE 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

Carwash

1 Ruang cuci(track)

4 x 20 m SK 2 mobil 2x80m² 160

2 Kasir 1m²/orang AS 2 orang 2x1m² 2

3 Gudang 1,5m²/orang SK 4 orang 4x1,5m² 6

4 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

5 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

MEE 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

Bengkel

1 Ruang perbaikan

15 m²/mobil AS 3 mobil 3x15m² 45

2 Ruang display 2m²/orang SK 15 orang 2x15m² 30

3 Gudang 1,5m²/orang SK 4 orang 4x1,5m² 6

4 Kasir 1m²/orang AS 4 orang 2x1m² 2

5 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

6 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

MEE 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

SPBU

1 SPBU 70m²/orang SK 20 mobil 20x70m² 1400

2 Minimarket pelumas

2m²/orang SK 15 orang 2x15m² 30

3 Kantor pengelola

2m²/orang AS 2 orang 2x2m² 4

4 Tangki penyimpanan BBM

35m² SK 1 orang 1x35m² 35

5 Pantry 1,5m²/orang NAD 6 orang 6x1,5m² 9

6 Toilet Pria wanita

3,34m²/orang 2,42m²/orang

MEE 6 orang 4 orang

6x3,34m² 4x2,42m²

20,04 9,68

Sumber : Analisis, 2016 Jumlah 2034,74

Flow

100%

2034,74

Total 4069,48

k. Besaran Luas Parkir

Tabel 5.12 Tabel Luas Parkir

Page 87: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

143

143 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

No Nama Ruang

Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m²)

1 Parkir pengunjung rest area Mobil 12m²/mobil NAD 150 mobil 150x12m² 1800 Truk 45,5m²/truk NAD 16 16x45,5m² 728 Bus 41m²/bus NAD 13 13x41m² 533 2 Parkir Pengelola Mobil 12m²/mobil NAD 5 5x12m² 60 Bus 25m²/bus NAD 1 1x25m² 25 Sumber : Analisis, 2016 Jumlah 3146

Flow100% 3146 Total 6292

Keterangan : NAD : Neufert Architect Data

l. Rekapitulasi Besaran Total

Tabel 5.13 Tabel Total Luas No Besaran Ruang Luas (m²) 1 Besaran Ruang Pengunjung 4359,480 2 Besaran Ruang Pengelola 340,864 3 Besaran Ruang Kelompok Servis 837,152 4 Besaran Ruang Pemberi Jasa 4069,480 5 Besaran Luas Parkir 6292,000 Jumlah Kebutuhan Ruang 15898,976 Sumber : Analisis, 2016

Berdasarkan peraturan bangunan, diketahui

KDB : 60 % untuk fasilitas rest area 3) Luas lahan yang boleh dibangun

Luas Lahan x KDB = 39.080 x 60%

= 22248 m2

(Berdasarkan rekapitulasi, total luas bangunan tidak lebih

besar dari luas lahan yang boleh dibangun, maka bangunan

dapat dibuat menjadi 1 lantai)

4) Area terbuka Luas Lahan – Jumlah Kebutuhan Ruang

= 39.080 m2 – 15.898,976 m2

= 23.182,024 m2

Page 88: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

144

144 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

5.1.4 Zoning Ruang

a. Hasil Zoning Aksesibilitas

Gambar 5.5 Zoning aksesibilitas

Sumber : Analisis, 2016 b. Hasil Zoning Kebisingan

Gambar 5.6 Zoning Kebisingan

Sumber : Analisis, 2016

c. Hasil Zoning View

Gambar 5.7 Zoning view Sumber :Analisis, 2016

d. Hasil Zoning Klimatologi

Page 89: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

145

145 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 5.7 Analisa Klimatologi

Sumber : Analisis, 2016

5.1.5 Zoning Akhir

Gambar 5.8 Zoning Akhir

Sumber : Analisis, 2016

5.2 Konsep Konstektual

Lokasi site perencanaan dan perancangan rest area berada di jalan tol

Pejagan – Pemalang Km 252 +400, kecamatan Ketanggungan kabupaten Brebes.

Luas lahan 39080m² dengan KDB 60%. Kondisi site relatif datar untuk memudahkan

pengunjung beraktivitas didalam rest area.

Gambar 5.9 Site Rest Area

Sumber : Analisis, 2016

Page 90: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

146

146 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

5.3 Konsep Teknis

5.3.1 Sistem Modul Modul yang digunakan pada perencanaan rest area adalah :

a. Modul horisontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk bangunan.

b. Modul Vertikal

1) Bangunan utama rest area, jarak lantai ke plafond : 4 meter.

2) Bangunan penunjang, jarak lantai ke plafond : 3.5 meter.

3) Jarak plafond dengan lantai diatasnya : 1 meter. 5.3.2 Sistem Struktur

Struktur bangunan menggunakan pondasi sumuran yang dipasang mengikuti

bentuk modul bangunan dipadukan dengan pondasi batu kali. Dan menggunakan

rangka atap baja konvensional.

5.3.3 Bahan Bangunan

Bahan bangunan dipilih sesuai dengan kebutuhan ruang dan bentuk

bangunan. Bahan bangunan yang akan digunakan harus seuai dengan fungsi

serta ketahanan terhadap kondisi alam.

5.4 Konsep Kinerja

5.4.1 Sistem Pencahayaan

Pencahayaan alami menggunakan cahaya matahari dan menggunakan filter

seperti pohon sebagai bufer cahaya matahari dan menggunkan kaca yang

mempunyai spek khusus untuk menghindari cahaya matahari langsung.

Sedangkan untuk pencahayan buatan menggunakan lampu sesuai

kebutuhan ruang, sebagai berikut: Tabel 5.14 Penggunaan Lampu pada Rest Area

Kelompok Ruang Jenis Penerangan

Penerimaan Lapangan Parkir, Parkir

Pengelola, Loading Dock,

Kanopi

Fluorescent “T5”

Kegiatan Pengunjung Restoran, foodcourt, Compaact

Fluorescent

Minimarket, Sarana ibadah,

ATM center,

LED

carwash, Bengkel, SPBU Tubular Fluorescent

Kegiatan Pengelola Seluruh ruang kerja dan

Ruang rapat

LED

Kegiatan Servis R.Chiller, R.AHU, R.Panel, Fluorescent “T8”

Page 91: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

147

147 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

R.Genset,

Pos jaga, Ruang CCTV LED

Sumber: Analisis, 2016

5.4.2 Sistem Plumbing

a. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem tangki atap, yaitu

pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa yang berasal dari ground

tank.

Gambar 5.10 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber : Analisis, 2016

b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :

1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui septictank

dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur peresapan baru dibuang

ke riol kota.

2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan

melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool kota.

3) Untuk Air hujan pembuangan langsung ke drainase untuk kemudian

diteruskan ke riool kota.

Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada bagan

berikut ini :

Gambar 5.11 Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis, 2016

5.4.3 Sistem Jaringan Listrik

PDAMGround

Reservoir Pompa

Bak Penampung (House Tank)

Distribusi ke ruang-ruang

WC & Urinoir

Air Kotor

Air Hujan

Septictank

Peresapan

Drainase

Riool Kota

Page 92: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

148

148 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Sumber utama listrik untuk rest area ini melalui PLN dengan menggunakan

bantuan Genset (Generator Set), yang dapat bekerja secara otomatis bila aliran

listrik dari PLN / listrik padam atau terputus.

Gambar 5.12 Sistem Jaringan Listrik Sumber : Analisis, 2016

5.4.4 Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke detector.

Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler, Hydrant Box,

Hydrant Pillar dan Fire Extingusier.

Gambar 5.13 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisis, 2016

5.4.5 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem komunikasi,

yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi individual dua arah,

speaker / sound system, local area network (LAN). Serta komunikasi eksternal, yaitu

komunikasi dari dalam keluar bangunan dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk

mengkontrol hubungan keluar dan masuk.

PLN

Travo

Main Distribution Panel (MDP)

Otomatis

Genset

Sub Panel

Sub Panel

Sub Panel

Api

Asap

Heat Detector

Smoke Detector

Sistem Alarm

APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)

Sistem Start

Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)

Hydrant Box

Fire Extingusier

Page 93: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

149

149 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 5.14 Sistem Komunikasi Sumber : Analisis, 2016

5.4.6 Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir Elektrostatis

atau radius mengingat bangunan yang akan dirancang merupakan bangunan

dengan area terbuka cukup luas. Cara kerjanya dengan menambah 1 elemen Head

Terminal yang di tambahkan muatan listrik statis diujung finial (splitzer) sehingga

head dapat menarik dan mengumpulkan ion-ion posistif dalam jumlah besar dari

dalam bumi.

Mekanisme selanjutnya seperti magnet, head akan menarik ion-inon negatif di

dalam awan sebelum ion-ion tersebut berkumpul semakin banyak dan menghasilkan

petir. Semakin tinggi jangkauan head terminal maka semakin besar perlindungan

yang diberikan.

Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir

Sumber : Analisis, 2016 5.4.7 Sistem Keamanan

Sistem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos keamanan untuk

mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di wilayah rest area.

Gambar 5.16 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016

AM/FM CD/DAT Tape

Microphone

Program Selector

Amplifier Distribution Switch

Load Speaker

Finial (Splitzer)

Head Terminal

Kawat Tembaga Ground

Page 94: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

150

150 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

5.5 Konsep Aspek Arsitektural 5.5.1 Konsep Tata Lansekap

Lingkungan jalan tol biasanya cenderung gersang dan panas karena sebagian

besar lahan ditutupi lapisan jalan berupa aspal atau beton yang cenderung

menyerap panas. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah analisis vegetasi untuk

menanggulanginya.

Gambar 5.17 Rencana lansekap kawasan

Sumber : Sketsa , 2016

Pada pengolahan tata lansekap, analisis dibagi dua bagian yaiut hard landscape

dan soft landscape. hard landscape yang digunakan sebagai berikut:

a. Penggunaan street furniture landscape pada perancangan rest area

b. Penggunaan material jalur pedestrian sebagai pengarah sirkulasi dalam

kawasan perancangan rest area.

c. Penggunaan material jalur kendaraan sebagai pengarah sirkulasi

kendaraan dalam kawasan perancangan rest area.

Sedangkan soft landscape adalah tata lansekap yang menggambarkan bahan

vegetatif yang digunakan untuk meningkatkan lansekap dengan desain

perencanaan rest area. Vegetasi berfungsi sebagai penghijauan serta

penaggulangan panas dan debu jalan tol.

5.5.2 Konsep Tata Massa Bangunan

Perancangan ini memiliki fungsi sebagai sarana peristirahatan yang mampu

mengembalikan kebugaran. Pengolahan tata massa perencanaan dan

perancangan bangunan ini didasarkan pada penzoningan terhadap analisa site

untuk merespon kondisi dan potensi memlalui sistem place centered mapping.

Page 95: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

151

151 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Sehingga pengolahan massa dipengaruhi oleh penggunaan satu jalur sirkulasi

yang mengarahkan pengunjung untuk mencapai seluruh fasilitas.

Gambar 5.18 Rencana pola tata massa bangunan

Sumber : Sketsa, 2016

5.5.3 Konsep Bentuk

Konsep transformasi tampilan bangunan menggunakan kategori tranformasi

bentuk geometris. Dengan pendekatan transformasi desain bentuk geometris

yang di aplikasikan pada tampilan fasad bangunan dengan bentuk geometris

yang bervariasi agar terlihat menarik.

Dalam menentukan massa bangunan harus memperhatikan karakteristik dari

pendekatan arsitektur yang diterapkan, dan juga merespon dari keadaan sekitar.

Jangan sampai bangunan menghalangi sirkulasi angin, maka perlunya bentuk

bangunan yang dinamis, memanfaatkan sirkulasi angin dan juga cahaya

matahari.

Page 96: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

152

152 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

Gambar 5.19 Transformasi subtraktif bangunan (pengurangan)

Sumber : Sketsa, 2016

5.5.4 Konsep Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan merupakan salah satu unsur yang penting dari

sebuah bangunan, karena tampillan bangunan yang mengekpresikan

bentuk fasad bangunan untuk menyampaikan makna atau pesan dan ide

kedalam bentuk yang ditampilkan.

Rest area merupakan bangunan yang menjadi sarana beristirahat

pengguna jalan tol dengan pendekatan arsitektur perilaku agar bisa

mewadahii kebutuhan pengguna jalan tol selama perjalanan dan

memberikan kenyamanan saat beristirahat. Diharapkan mampu menjadi

daya tarik dan dapat menghilangkan rasa lelah dan kejenuhan saat

berkendara.

Gambar 5.20 Fasad bangunan Sumber : Arsip penulis, 2016

Page 97: Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain ...lib.unnes.ac.id/30874/1/5112410024.pdf · bengkel, taman dan fasilitas pendukung lain yang dapat menghilangkan rasa lelah

Andi Orsi Prabana (51124109024)

1

1 Rest Area Tol Pejagan – Pemalang dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

De Chiara, Joseph, dan Callender, John Hancock, 1987, Time – Saver

Standards for Building Types Second Edition

Neufert, Ernst. 1991. Data Arsitek- Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek- Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Ching, Francis D.K.1985. Architecture : Form, Space and Order, Jakarta,

Erlangga.

Peraturan Daerah Kabupaten Brebes No.2 Tahun 2011

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2010 – 2030

Kamu Besar Bahaa Indoneia