Top Banner
i RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA MERAH (Lactuca sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI NUTRISI AB MIX DAN MACAM MEDIA TANAM SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT SKRIPSI Oleh: CINDY NOVEMY SINAGA 134180010 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERANYOGYAKARTA 2022
80

respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

May 05, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

i

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA MERAH

(Lactuca sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI NUTRISI AB MIX DAN

MACAM MEDIA TANAM SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT

SKRIPSI

Oleh:

CINDY NOVEMY SINAGA

134180010

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2022

Page 2: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

ii

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA MERAH

(Lactuca sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI NUTRISI AB MIX DAN

MACAM MEDIA TANAM SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT

SKRIPSI

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Oleh:

CINDY NOVEMY SINAGA

134180010

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2022

Page 3: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

iii

Menyetujui :

Fakultas Pertanian

UPN “Veteran “ Yogyakarta

Dekan

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada

Merah (Lactuca sativa L.) terhadap Konsentrasi

Nutrisi AB Mix dan Macam Media Tanam Secara

Hidroponik NFT

Nama Mahasiswa : Cindy Novemy Sinaga

Nomor Induk Mahasiswa : 134180010

Program Studi : Agroteknologi

Diuji pada tanggal : 22 April 2022

Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Ir. Rina Srilestari, M.P.

.........................

24 April 2022

….…………….

Pembimbing II

Ir. Suwardi, M.P.

.........................

24 April 2022

….…………….

Penelaah I

Endah Budi Irawati, S.P, M.P.

….…………….

….…………….

Penelaah II

Ir. Ellen Rosyelina Sasmita, M.P

….…………….

….…………….

Dr. Ir. Budiarto, MP.

Tanggal : ….…………….

Page 4: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

iv

PERNYATAAN

Saya dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Respon

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.) terhadap

Konsentrasi Nutrisi AB Mix dan Macam Media Tanam Secara Hidroponik NFT”

adalah karya penelitian saya dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk mendapatkan gelar kesarjaan baik di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi lainnya. Saya juga

menyatakan bahwa di dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

Skripsi ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila pernyataan saya ini

terbukti tidak benar, maka saya sanggup menerima sanksi sesuai ketentuan yang

berlaku.

Yogyakarta, April 2022

Yang membuat pernyataan,

Cindy Novemy Sinaga

NIM 134180010

Page 5: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

v

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA MERAH

(Lactuca sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI NUTRISI AB MIX DAN

MACAM MEDIA TANAM SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT

Oleh: Cindy Novemy Sinaga

Dibimbing oleh: Rina Srilestari dan Suwardi

ABSTRAK

Permintaan selada pada umumnya semakin meningkat dan jumlah produksi

selada setiap tahunnya semakin bertambah, hal ini karena semakin meningkatnya

jumlah penduduk. Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu dan hasil tanaman

selada adalah dengan menggunakan metode hidroponik. Sistem hidroponik

menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan hasil yang optimal dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pemanfaatan sumberdaya lahan. Pengelolaan

nutrisi tanaman menjadi kunci keberhasilan teknik budidaya sehingga perlu dikaji

konsentrasi nutrisi dan macam jenis media tanam yang dapat mendukung

penyerapan nutrisi oleh tanaman pada sistem hidroponik. Tujuan penelitian untuk

mengkaji interaksi antara konsentrasi larutan nutrisi AB Mix dan media,

mengetahui konsentrasi larutan nutrisi AB Mix dan media tanam yang paling baik

untuk pertumbuhan dan hasil selada merah. Metode yang digunakan adalah

Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak Utama (main plot) yaitu

konsentrasi Nutrisi AB Mix (700, 1000 dan 1300 ppm) dan Anak Petak (sub plot)

yaitu media tanam (rockwool dan spons). Data hasil penelitian dianalisis dengan

Analysis of Variance (ANOVA) dan diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil

(BNT) pada taraf 5%. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi nutrisi

AB Mix dan macam media tanam tanaman selada pada hidroponik sistem NFT

(Nutrient Film Technique). Konsentrasi nutrisi AB Mix 1300 ppm memberikan

hasil paling baik pada parameter volume akar, bobot segar tajuk, bobot segar akar,

bobot ekonomis, bobot kering akar dan rasio tajuk akar. Media tanam rockwool

memberikan hasil paling baik pada parameter jumlah daun, tinggi tanaman, bobot

segar tajuk, bobot segar akar, bobot ekonomis, dan rasio tajuk akar.

Kata kunci : Nutrisi AB Mix, selada merah, media tanam, hidroponik.

Page 6: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

vi

RESPONSE OF GROWTH AND YIELD OF RED LETTUCE PLANTS

(Lactuca sativa L.) TO THE CONCENTRATION OF AB MIX NUTRITION

AND VARIOUS PLANTING USING HYDROPONIC NFT

By: Cindy Novemy Sinaga

Sepervised by: Rina Srilestari dan Suwardi

ABSTRACT

The demand of lettuce in general is increasing and the amount of lettuce

production is increasing every year, this is due to the increasing population. One

of the attempt to improve the quality and yield of lettuce is to use the hydroponic

method. The hydroponic system is an alternative solution to improve the quality

and quantity of lettuce plants that are efficient in meeting nutritional needs and

land resource utilization. Management of plant nutrients is the key to the success

of cultivation technique so it is necessary to assess the concentration of nutrients

and various planting media that can support the absorption of nutrients by plants

in the hydroponic system. The purpose of the study is to examine the interaction

between AB Mix nutrient solution concentration and media, knowing the

concentration of AB Mix nutrient solution and the planting media that is best for

the growth and yield of red lettuce. The used method is a split plot design. The

main plot is the concentration of AB Mix nutrition (700, 1000, and 1300 ppm) and

the sub plot is planting media (rockwool and sponge). The data were analyzed

with Analysis of Variance (ANOVA) and further tested with the Least

Significance Different (LSD) at the level of 5%. There is no interaction between

AB Mix nutrient concentration treatment and the type of lettuce plant planting

media in the hydroponic Nutrient Film Technique (NFT) system. AB Mix nutrient

concentration of 1300 ppm provides the best result on root volume parameter,

header fresh weight, root fresh weight, economical weight, root dry weight and

root crown ration. The rockwool planting media gives the best result on parameter

number of leaves, plant height, fresh weight of header, fresh weight of root,

economical weight, and root header ratio.

Keywords : AB Mix nutrition, red lettuce, planting media, hydroponic.

Page 7: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara

pada tanggal 13 November 1999. Saat menulis skripsi ini penulis berumur 22

tahun. Penulis merupakan anak ketujuh dari Bapak Maruli Andreas Sinaga dan

Ibu Netty Herawati Hutagalung. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar

hingga Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara. Pada

tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Fakultas Pertanian, Jurusan

Agroteknologi. Penulis menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2022.

Penulis selama menempuh kuliah di UPN “Veteran” Yogyakarta pernah menjadi

asisten Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Industri dan Perkebunan pada

tahun 2021 dan 2022, asisten Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

2021 dan Praktikum Pertanian Modern 2022. Penulis pernah menjadi pengurus

UKM Kristen periode 2020, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS)

Agroteknologi periode 2020-2021 dan periode 2021-2022. Penulis melaksanakan

kuliah kerja profesi di PT. Sawit Kaltim Lestari (SKL) – Kalimantan Timur pada

bulan Desember – Februari 2021.

Page 8: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami titik-titik rendah kehidupan untuk

mengajarkan kita pelajaran yang tidak bisa kita pelajari dengan cara lain”

PERSEMBAHAN

Puji Tuhan atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih karunia

yang Engkau berikan atas perjuangan menggapai sepenggal keberhasilan.

Terimkasih karena Engkau menyertai dan memberkatiku sehingga aku dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Semoga Engkau selalu menyertai

langkahku, memberikanku kekuatan dalam melewati persoalanku, serta selalu

bersamaku dimanapun aku melangkah.

Kupersembahkan karya ini kepada mereka yang istimewa dan luar biasa:

Bapak dan Mama

Terimakasih atas kasih sayang, perhatian, pengorbanan, kesabaran dan doa hingga

sampai hari ini aku dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Semua Keluarga, Sahabatku dan Teman-teman

Terimakasih buat abang, kakak dan keponakanku semuanya terutama buat

kakakku Yemima Sinaga yang selalu memberikan semangat, uang jajan

tambahan, hiburan, dukungan dan motivasi. Sahabat-sahabatku Nadia, Merry,

Yanita, Ajeng, Hermanto, Dasril, Sabana, Adios, Candra, Rudi yang memberikan

bantuan tenaga kapanpun saat aku membutuhkannya, semangat berjuang, kalian

luar biasa. Terimakasih kasih juga buat keluarga rohaniku terutama untuk Kak

Caca, Kak Helen, Yesi, Kak Jede dan FresH Gospel yang selalu mendukungku

dan mendengarkan keluh kesahku dan selalu ada dalam suka dan dukaku.

Terimakasih untuk adik-adikku divisi Mikat yaitu Farrel, Risma, Atha, Destian

yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta bantuan. Terimakasih

untuk teman-teman Agroteknologi 2018 yang memberikan dukungan semangat

dan mewarnai setiap masa perkuliahan. Semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Page 9: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan

judul “Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.)

terhadap Konsentrasi Nutrisi AB Mix dan Macam Media Tanam Secara Hidroponik

NFT”.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Rina Srilestari, M.P., selaku Dosen Pembimbing I dan Ir. Suwardi, M.P.,

selaku Dosen Pembimbing II.

2. Endah Budi, S.P, M.P., selaku Dosen Penelaah I dan Ir. Ellen Rosyelina

Sasmita, M.P., selaku Dosen Penelaah II.

3. Riefna Afriani S.P, M.P. selaku Dosen Pembimbing Lapangan di BPTP

Yogyakarta.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulis menyadari penyusunan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, masukan, kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Yogyakarta, April 2022

Penulis

Page 10: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

ABSTRACT....................................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

A. Klasifikasi Tanaman Selada .............................................................. 5

B. Morfologi Tanaman Selada ............................................................... 5

C. Syarat Tumbuh Tanaman Selada ....................................................... 7

D. Hidroponik Sistem NFT .................................................................... 7

E. Nutrisi Hidroponik ........................................................................... 8

F. Media Tanam .................................................................................... 9

G. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 10

H. Hipotesis ......................................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 13

A. Waktu dan Tempat ........................................................................... 13

B. Bahan dan Alat ................................................................................ 13

Page 11: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

xi

C. Metodologi Penelitian ...................................................................... 13

D. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 14

1. Persiapan media tanam .................................................................. 14

2. Pembuatan larutan nutrisi .............................................................. 14

3. Persemaian .................................................................................... 15

4. Pindah tanam ................................................................................ 15

5. Aplikasi pemupukan...................................................................... 15

6. Pemeliharaan................................................................................. 16

7. Pemanenan .................................................................................... 17

E. Parameter Pengamatan ..................................................................... 18

F. Analisis Data .................................................................................... 21

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ................................................................ 22

A. Persentase Hidup ............................................................................. 22

B. Jumlah Daun .................................................................................... 23

C. Tinggi Tanaman ............................................................................... 24

D. Warna Daun ..................................................................................... 25

E. Volume Akar ................................................................................... 26

F. Bobot Segar Tajuk ........................................................................... 27

G. Bobot Segar Akar ............................................................................ 28

H. Bobot Ekonomis .............................................................................. 29

I. Bobot Kering Tajuk ......................................................................... 30

J. Bobot Kering Akar .......................................................................... 31

K. Rasio Tajuk Akar ............................................................................. 32

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 40

A. Kesimpulan...................................................................................... 40

B. Saran ............................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 41

LAMPIRAN ................................................................................................. 45

Page 12: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata persentase hidup pada berbagai pemberian konsentrasi

AB Mix dan macam media tanam ........................................................... 22

2. Rerata jumlah daun umur 1, 2, 3 dan 4 MST pada berbagai

pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam ........................ 23

3. Rerata tinggi tanaman umur 1, 2, 3 dan 4 MST pada

berbagai pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam.......... 24

4. Warna daun pada berbagai pemberian konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam ......................................................................... 25

5. Rerata volume akar pada berbagai pemberian konsentrasi

AB Mix dan macam media tanam ........................................................... 26

6. Rerata bobot segar tajuk pada berbagai pemberian

konsentrasi AB Mix dan macam media tanam ......................................... 27

7. Rerata bobot segar akar pada berbagai pemberian

konsentrasi AB Mix dan macam media tanam ......................................... 28

8. Rerata bobot ekonomis pada berbagai pemberian konsentrasi

AB Mix dan macam media tanam ........................................................... 29

9. Rerata bobot kering tajuk pada berbagai pemberian konsentrasi

AB Mix dan macam media tanam ........................................................... 30

10. Rerata bobot kering akar pada berbagai pemberian

konsentrasi AB Mix dan macam media tanam ......................................... 31

11. Rerata rasio tajuk akar pada berbagai pemberian konsentrasi

AB Mix dan macam media tanam ........................................................... 32

Page 13: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kunjungan lapangan bersama Dosen Pembimbing II (Bapak Suwardi) .... 61

2. Kunjungan lapangan bersama Dosen Pembimbing I (Ibu Rina) ............... 61

3. Proses pemanenan tanaman selada .......................................................... 62

4. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Rockwool................................................................................................ 62

5. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Spons ...................................................................................................... 63

6. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Rockwool setelah di oven........................................................................ 63

7. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Spons setelah di oven .............................................................................. 64

8. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Rockwool pada akar tanaman setelah di oven .......................................... 64

9. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Spons pada akar tanaman setelah di oven ................................................ 65

10. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Rockwool pada akar tanaman .................................................................. 65

11. Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam

Spons pada akar tanaman ........................................................................ 66

Page 14: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

I. Tata Letak Percobaan ............................................................... 46

II. Tata Letak Tanaman dalam 1 Kombinasi Perlakuan ................. 47

III. Deskripsi Varietas .................................................................... 48

IV. Cara Melarutkan Nutrisi AB Mix ............................................. 49

V. Perhitungan Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Tanaman

Selada pada Umur 1 MST ........................................................ 51

VI. Sidik Ragam Parameter Presentase Hidup (%) ......................... 55

VII. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 1 MST ................. 55

VIII. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 2 MST ................. 55

IX. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 3 MST ................. 56

X. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 4 MST ................. 56

XI. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 1 MST............ 56

XII. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 2 MST............ 57

XIII. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 3 MST............ 57

XIV. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 4 MST............ 57

XV. Sidik Ragam Parameter Volume Akar ...................................... 58

XVI. Sidik Ragam Parameter Bobot Segar Tajuk .............................. 58

XVII. Sidik Ragam Parameter Bobot Segar Akar ............................... 58

XVIII. Sidik Ragam Parameter Bobot Ekonomis ................................. 59

XIX. Sidik Ragam Parameter Bobot Kering Tajuk ............................ 59

XX. Sidik Ragam Parameter Bobot Kering Akar ............................. 59

XXI. Sidik Ragam Parameter Rasio Tajuk Akar ............................... 60

XXII. Gambar .................................................................................... 61

Page 15: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman selada merupakan tanaman sayuran daun yang dikonsumsi

masyarakat Indonesia karena bergizi. Selada merupakan sayuran daun yang

cukup digemari masyarakat digunakan sebagai sayuran pelengkap yang

dimakan mentah dan dijadikan salad. Kualitas produk salad yang dimakan

secara mentah sangatlah penting untuk diperhatikan. Selada juga merupakan

salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial

yang cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta

meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan

bertambahnya permintaan akan sayuran.

Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat

disubtitusi melalui makanan pokok (Utomo, 2017). Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (2019) produksi tanaman selada di Indonesia tahun 2015

sampai tahun 2018 sebesar 600.200 ton, 601.204 ton, 627.611 ton, dan

630.500 ton. Peralihan lahan pertanian ke lahan non pertanian seperti

pemukiman dan industri menyebabkan berkurangnya ketersediaan lahan

untuk petani. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk memecahkan

masalah tersebut adalah teknologi hidroponik (Utomo, 2017). Hidroponik

ialah salah satu teknik budidaya tanaman dengan menggunakan media selain

tanah yang dialiri dengan larutan nutrisi.

Page 16: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

2

Hidroponik kultur air ialah salah satu cara bercocok tanam tanpa

menggunakan media tanah melainkan dengan menggunakan larutan nutrisi

(Sagita, dkk., 2020). Budidaya hidroponik memiliki banyak sistem, yaitu

sistem sumbu (wick), Deep Flow Technique (DFT), Nutrient Film Technique

(NFT), pasang surut (ebb & flow), irigasi tetes (drip irrigation), rakit apung

(floating hydroponic raft system) dan aeroponik (Susilawati, 2019).

Pengembangan tanaman sayuran di lahan sempit dapat menjadi pilihan untuk

meningkatkan produktivitas sayuran dengan cara budidaya tanaman secara

hidroponik (Anjarwati, dkk., 2017). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(2018) alih fungsi lahan pertanian di Indonesia terjadi setiap tahunnya yang

tercatat luas lahan pertanian tahun 2017 sebesar 7,75 juta hektar kemudian

pada tahun 2018 menurun menjadi 7,1 juta hektar.

NFT (Nutrient Film Technique) sistem merupakan teknik hidroponik

yang mempunyai aliran air dangkal mengandung nutrisi yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman, larutan nutrisi mengalir melalui saluran kedap

air seperti pipa paralon, dengan sirkulasi aliran larutan nutrisi yang dangkal.

Sistem NFT dirancang menggunakan kemiringan saluran air yang tepat,

panjang saluran air yang tepat serta laju aliran yang tepat. Keuntungan dari

sistem NFT adalah akar tanaman akan terkena cukup pasokan nutrisi, oksigen

dan pasokan air. Penggunaan sirkulasi nutrisi dapat digunakan berulang-ulang

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Akar tanaman akan tumbuh di atas larutan

nutrisi dan sebagian terendam di dalam. Sistem NFT dapat menghasilkan

lebih tanaman dengan sedikit ruang, air, dan sedikit nutrisi (Setiawan, 2018).

Page 17: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

3

Peningkatan jumlah konsumsi sayuran harus diimbangi dengan jumlah

produksi untuk memenuhi permintaan sayuran. Salah satu usaha untuk

meningkatkan mutu dan hasil tanaman selada adalah dengan menggunakan

metode hidroponik. Sistem hidroponik menjadi solusi alternatif peningkatan

kualitas dan kuantitas tanaman selada yang efisien dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi dan pemanfaatan sumber daya lahan. Pengelolaan nutrisi

tanaman menjadi kunci keberhasilan teknik budidaya secara hidroponik

sehingga perlu dikaji konsentrasi nutrisi dan macam media tanam yang dapat

mendukung penyerapan nutrisi oleh tanaman pada sistem hidroponik NFT.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat interaksi antara konsentrasi larutan nutrisi AB Mix dan

macam media tanam tanaman selada secara hidroponik NFT (Nutrient

Film Technique)?

2. Berapa konsentrasi larutan nutrisi AB Mix yang paling baik untuk

budidaya tanaman selada secara hidroponik NFT (Nutrient Film

Technique)?

3. Media tanam manakah yang menunjukkan pertumbuhan yang paling baik

pada tanaman selada secara hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)?

Page 18: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

4

C. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji interaksi antara konsentrasi larutan nutrisi AB Mix dan macam

media tanam tanaman selada pada hidroponik sistem NFT (Nutrient Film

Technique).

2. Mengetahui konsentrasi larutan nutrisi AB Mix yang paling baik untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman selada pada hidroponik sistem NFT

(Nutrient Film Technique).

3. Mengetahui media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan dan hasil

yang paling baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi penulis dan petani dalam

mengembangkan dan peningkatan usaha budidaya tanaman sayuran

secara hidroponik.

2. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

3. Memberikan rekomendasi kepada pembaca dalam menentukan

konsentrasi larutan hara yang tepat dalam budidaya tanaman selada

secara hidroponik dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique).

Page 19: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Selada

Tanaman selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki

warna, tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Selada

merah adalah selada yang memiliki daun yang berwarna merah, lebar, tipis

serta bergerombol dan tampak keriting. Selada merah mengandung zat-zat

gizi (nutrient) yang lengkap atau senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai

obat. Klasifikasi tanaman selada dalam sistematika tumbuhan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermathophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Lactuca

Species : Lactuca sativa L. (Saparinto, 2013).

B. Morfologi Tanaman Selada

Selada merah memiliki sistem perakaran serabut. Akar menempel pada

batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada paralon. Daun tanaman

selada merah umumnya berdaun rimbun dan daunnya berselang– seling

Page 20: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

6

mengelilingi letak batang. Tanaman selada merah berdaun tunggal, umumnya

memiliki ukuran panjang antara 20 – 25 cm dan lebar 15 cm. Helai daunya

agak tebal, lunak, halus dan licin serta bergerigi pada bagian tepinya. Daun

selada merah memiliki tangkai daun lebar dengan tulang daun yang menyirip.

Tinggi tanaman selada merah berkisar antara 20-30 cm. Bobot tanaman

sangat beragam, mulai dari 100 g sampai 400 g (Saparinto, 2013)

Daun tanaman selada merah umumnya berdaun rimbun dan letak daun

berselang-seling mengelilingi batang. Daun memiliki bentuk yang beragam,

seperti bulat dan lebar, lonjong dan lebar, bulat panjang dan lebar. Warna

daun merah dan daun memiliki tulang-tulang daun yang menyirip seperti duri

ikan, helaian daun umumnya bergerigi pada bagian tepinya. Tanaman selada

merah berdaun tunggal, umumnya berukuran panjang antara 20-25 cm atau

lebih dan lebarnya sekitar 15 cm.

Bunga tanaman selada merah memiliki bunga berwarna kuning dan

tumbuh dari pucuk tanaman yang tersusun dalam satu rangkaian bunga yang

bercabang-cabang. Tiap-tiap cabang dalam satu rangkaian bunga tumbuh

kuntum-kuntum bunga yang lebat, bunga selada merah berjenis kelamin

hermaprodit. Bunga selada merah yang telah mengalami penyerbukan akan

menghasilkan buah dan biji. Buah tanaman selada merah berbentuk polong

dan di dalamnya berisi biji yang sangat kecil, bentuk biji lonjong pipih.

Warna biji selada merah berwarna coklat tua, ukuran bijinya memiliki

panjang 4 mm dan lebar 1 mm (Chasanah, 2018).

Page 21: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

7

C. Syarat Tumbuh Tanaman Selada

Suhu optimum bagi pertumbuhan selada yaitu 15-30° C. Selada dapat

tumbuh di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan).

Daerah yang cocok untuk penanaman selada sekitar ketinggian 500-2.000

mdpl. Syarat penting agar selada dapat tumbuh dengan baik yaitu memiliki

derajat keasaman tanah pH 5-6,5 (Sunarjono, 2014).

D. Hidroponik Sistem NFT

NFT (Nutrient Film Technique) sistem merupakan teknik hidroponik

yang mempunyai aliran air dangkal mengandung nutrisi yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tanaman, larutan nutrisi mengalir melalui saluran kedap

air seperti pipa paralon, dengan kedalam sirkulasi aliran larutan nutrisi yang

dangkal. Sistem NFT dirancang menggunakan kemiringan saluran air yang

tepat, panjang saluran air yang tepat serta laju aliran yang tepat. Keuntungan

dari sistem NFT adalah akar tanaman akan terkena cukup pasokan nutrisi,

oksigen dan pasokan air (Setiawan, 2018). Nutrient Film Technique yang

disingkat NFT, atau terkadang disebut Teknik Film Hara merupakan model

pengaliran nutrisi pada budidaya tanaman secara hidroponik dengan

meletakkan akar tanaman pada aliran air yang dangkal/tipis (2-3 mm) seperti

rol film.

Sistem NFT ini hanya menggunakan aliran air bernutrisi sebagai media.

Tanaman dipelihara dalam wadah semacam talang, selokan atau saluran

panjang yang sempit yang terbuat dari plastik atau lempengan logam tipis

Page 22: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

8

tahan karat. Talang atau selokan tersebut dialiri larutan nutrisi secara terus

menerus sehingga pada akar tanaman secara perlahan akan terbentuk

semacam film (lapisan tipis) larutan nutrisi/hara sebagai makanan tanaman.

Sistem ini kemudian dikenal dengan nama Nutrient Film Technique (Iqbal,

2016).

E. Nutrisi Hidroponik

Nutrisi yang digunakan dalam budidaya dengan sistem hidroponik yaitu

nutrisi AB Mix. Nutrisi AB Mix mengandung 16 unsur hara esensial yang

diperlukan tanaman, dari 16 unsur tersebut 6 (enam) unsur hara diantaranya

diperlukan dalam jumlah banyak (makro) yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, yang

terdapat dalam laruran stok A dan 10 unsur diperlukan dalam jumlah sedikit

(mikro) yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, Co, yang terdapat dalam

larutan stok B. Nutrisi AB Mix adalah nutrisi yang digunakan dimana terdiri

atas dua stok yaitu stok A dan stok B. Stok A berisi senyawa yang

mengandung Ca, sedangkan Stok B berisi senyawa yang mengandung sulfat

dan fosfat.

Pembagian tersebut dimaksudkan agar dalam kondisi pekat tidak terjadi

endapan. Jika bertemu akan membentuk kalsium sulfat dan kalsium fosfat.

Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan

faktor penting pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga

harus tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu (Israhadi, 2009).

Konsentrasi nutrisi dapat dihitung dengan menggunakan alat yaitu TDS

Page 23: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

9

meter (Total Disolved Solids). Fungsi TDS sendiri sebagai alat untuk

mengukur konsentrasi larutan nutrisi. Satuan yang digunakan adalah ppm

(part per million). Pengukuran konsentrasi larutan nutrisi harus dilakukan,

sebab jika larutan tidak diukur, bisa jadi tanaman kekurangan atau kelebihan

nutrisi, ini mampu menjadi racun bagi tanaman itu sendiri (Oram, 2010).

F. Media Tanam

Penyerapan nutrisi tanaman dipengaruhi oleh media tanam. Media tanam

merupakan tempat akar tanaman menyerap unsur-unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman. Media tanam yang baik merupakan media yang dapat

mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman. Penunjang keberhasilan

dari sistem budidaya hiroponik adalah media yang bersifat porus dan aerasi

baik serta nutrisi yang tercukupi untuk pertumbuhan tanaman.

Rockwool memiliki bentuk seperti busa, berserabut halus dan bobot

beratnya sangatlah ringan. Media tanaman ini memiliki kemampuan menahan

air dan udara dalam jumlah yang baik untuk mendukung perkembangan akar

tanaman hidroponik. Rockwool berasal dari batuan basalt yang dipanaskan

dengan suhu yang sangat tinggi sehingga batu tersebut meleleh dan

membentuk serat-serat halus. Saat proses produksi rockwool dicetak dengan

bentuk lempengan atau balok berukuran besar. Penggunaan balok rockwool

ini nantinya akan dipotong sesuai kebutuhan (Purbajanti, 2017).

Spons dikenal baik oleh orang-orang yang telah lama melakukan

budidaya tanaman hias. Spons yang biasa digunakan untuk mencuci piring

Page 24: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

10

dan membersihkan kaca juga bisa digunakan sebagai media tanam karena

sangat ringan tetapi ketika terendam air akan menjadi berat dan bisa

menegakkan tanaman. Hasil yang diperoleh dengan memanfaatkan media

tanam hidroponik berupa spons adalah pertumbuhan tanaman lebih prima dan

banyak orang yang membuktikan sendiri bahwa spons dapat membuat

tanaman lebih subur tanpa perlu proses adaptasi. Kelebihan lain yang dimiliki

oleh spons ialah mampu menyimpan kandungan air sampai waktu 2 minggu,

ditambah kekebalannya terhadap jamur yang berisiko merusak tanaman.

Spons juga memiliki daya serap yang tinggi terhadap air dan larutan unsur

hara esensial tetapi kekurangan dari spons tidak awet dan mudah hancur

(Iqbal, 2016).

G. Kerangka Pemikiran

Selada merupakan salah satu jenis tanaman sayur daun dari famili

Asteraceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi serta prospek yang cukup baik

untuk dibudidayakan. Salah satu cara untuk menghasilkan produk tanaman

selada yang berkualitas tinggi yakni penggunaan varietas unggul dan

teknologi hidroponik. Teknologi hidroponik dapat menghasilkan daun

tanaman yang lebih kualitas serta bersih dari racun, sehingga mampu

menghasilkan kualitas yang baik. Hidroponik sistem NFT dengan lapisan

tipis larutan nutrisi mengalir melalui bedengan atau talang yang berisi akar-

akar tanaman mampu menghasilkan tanaman yang lebih baik dengan

menggunakan konsentrasi nutrisi AB Mix yang lengkap dengan unsur hara

Page 25: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

11

makro maupun mikro.

Masalah terpenting yang harus diperhatikan dalam budidaya secara

hidroponik adalah penyediaan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Larutan hara

atau formula merupakan dasar budidaya tanpa tanah, yaitu sekumpulan unsur

hara lengkap untuk kebutuhan tanaman yang diracik dalam konsentrasi yang

cukup. Formula larutan nutrisi tersebut meliputi unsur nitrogen (N), fosfor

(P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S), besi (Fe),

boron (B), mangan (Mn), seng (Ze), tembaga (Cu), dan molybdenum (Mo)’

(Ginting, 2016). Konsentrasi larutan nutrisi merupakan salah satu kegiatan

yang paling efektif dalam mengendalikan dan meningkatkan hasil serta mutu

gizi sayuran untuk konsumsi manusia (Fallovo, dkk., 2009).

Penelitian Romana, dkk, (2014) menunjukkan bahwa penggunaan

konsentrasi larutan nutrisi AB Mix yang memberikan pertumbuhan optimal

tanaman sawi ada pada konsentrasi 1000 ppm dibandingkan konsentrasi 500

ppm dan 2000 ppm. Hal ini ditunjukkan dengan bobot segar total per tanaman

sebesar 92,73 gram. Hasil penelitian Arsyanti dan Nurul (2016), perlakuan

yang menggunakan AB Mix dengan konsentrasi 500 ppm, 750 ppm, 1000

ppm dan 1250 ppm menunjukkan bahwa pemberian nutrisi dengan

konsentrasi 1000 ppm dengan memberikan pertumbuhan dan hasil selada

merah yang lebih baik. Barus, dkk (2021) menyatakan bahwa perlakuan

media tanam spons dapat sebagai alternatif media tanam kangkung, pakcoy

dan kale pada budidaya sistem hidroponik.

Page 26: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

12

H. Hipotesis

Konsentrasi Nutrisi AB Mix 1000 ppm dan media tanam Rockwool pada

tanaman selada merah menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada

yang paling baik.

Page 27: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2021 bertempat

di BPTP Maguwoharjo Jl. Stadion Maguwoharjo No. 22, Karangsari,

Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta 55584.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman selada

merah (red rappids), rockwool, spons, kain flanel, dan nutrisi AB Mix

goodplant.

Alat yang digunakan adalah tiga instalasi Nutrient Film Technique

(NFT), TDS meter, alat ukur (meteran, mistar), isolasi, gelas ukur, sprayer,

plastik bening, ember, timbangan, kamera, pH meter, pinset, oven, pompa air,

dan alat tulis menulis.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan percobaan lapangan menggunakan

perhitungan metode Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Petak

Utama (main plot) yaitu konsentrasi nutrisi AB Mix yang terdiri dari 3 taraf

yaitu:

Page 28: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

14

1. N1 = 700 ppm Nutrisi AB Mix

2. N2 = 1000 ppm Nutrisi AB Mix

3. N3 = 1300 ppm Nutrisi AB Mix

Anak petak (sub plot) yaitu media tanam yang terdiri atas 2 taraf yaitu:

1. M1 = Rockwool

2. M2 = Spons

Total terdapat 6 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan

diulang 5 kali sehingga diperoleh 30 unit percobaan. Dalam 1 unit percobaan

terdapat 10 tanaman. Jumlah tanaman selada yang dibutuhkan 3x2x5x10 =

300 tanaman percobaan.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan media tanam

Persiapan media tanam yang digunakan yaitu rockwoll dan spons.

Memotong rockwoll dan spons membentuk persegi dengan ukuran 2x2

cm.

2. Pembuatan larutan nutrisi

Nutrisi yang digunakan dalam penanaman tanaman selada secara

hidroponik sistem NFT ini adalah racikan AB Mix (Goodplant) untuk

sayuran daun yang terdiri dari larutan A dan larutan B. Larutan nutrisi

dibuat dengan konsentrasi sesuai dengan perlakuan yaitu 700 ppm, 1000

ppm dan 1300 ppm menggunakan alat ukur TDS meter. Caranya yaitu

dengan memisahkan bubuk AB Mix larutan A dan B untuk pembuatan

Page 29: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

15

larutan stok pada masing-masing larutan (Iqbal, 2016).

3. Persemaian

Benih diseleksi terlebih dahulu dengan cara merendam benih dalam

air hangat selama 15 menit. Benih yang digunakan adalah benih yang

tenggelam. Persemaian dilakukan dengan meletakkan rockwool yang

sudah dipotong pada baki semai. Setelah rockwool tersusun diatas bak

semai selanjutnya melakukan pelubangan dengan menggunakan tusuk

gigi atau tusuk sate sedalam 1-2 mm, kemudian memasukkan benih

tanaman selada merah (red rappids), begitu juga dengan media tanam

spons. Media tanam dibasahi dengan air menggunakan handspayer dan

meletakan bak semai yang sudah terisi benih ke dalam ruang gelap

selama 2 hari atau 48 jam untuk mempercepat pembentukan tunas.

Mengeluarkan bak semai setelah 2 hari persemaian pada tempat yang

bercahaya sampai hari ke-15.

4. Pindah tanam

Pemindahan bibit ke media tanam dilakukan pada bibit yang sudah

berumur 2 minggu setelah semai, berdaun 2-3 helai. Bibit dimasukkan ke

dalam netpot dan ke dalam lubang tanam yang sudah disediakan di dalam

paralon. Pastikan akar tanaman mengenai permukaan air yang telah

dialiri oleh air dan nutrisi sebelumnya, sehingga akar dapat menyerap

unsur hara dan dapat bertumbuh secara maksimal.

5. Aplikasi pemupukan

Aplikasi pemupukan dilakukan dengan menggunakan nutrisi AB

Page 30: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

16

Mix yang telah dilarutkan. Pemberian nutrisi dilakukan sesuai dengan

konsentrasi perlakuan. Pemberian nutrisi dilakukan dengan melarutkan

nutrisi ke dalam bak nutrisi yang akan dialirkan sepanjang hari.

Pengaplikasian nutrisi diberikan sesuai dengan perlakuan dengan

memasukan ke dalam bak nutrisi yang sudah diukur menggunakan TDS

meter atau ppm meter.

6. Pemeliharaan

Tanaman memerlukan perawatan atau pemeliharaan yang baik agar

tanaman tumbuh dengan baik. Kegiatan pemeliharaan meliputi

pengecekan nutrisi, penambahan nutrisi, penyulaman, dan pengendalian

hama.

a. Pengecekan nutrisi

Pengecekan nutrisi menggunakan TDS meter dilakukan setiap hari

yaitu pagi dan sore. Cara mengecek nutrisi dengan TDS meter yaitu

menyiapkan TDS meter dengan menekan tombol on pada TDS meter

kemudian menyelupkan pangkal TDS meter ke dalam bak nutrisi

sampai angka digital pada alat tersebut bergerak, tunggu sampai

pergerakan angka digital stabil, lalu tekan hold. Angkat TDS meter

dan angka yang muncul di TDS meter adalah kadar ppm larutan

nutrisi.

b. Penambahan nutrisi

Penambahan nutrisi dilakukan dengan cara mengechek kadar ppm

yang terdapat di dalam bak nutrisi jika nutrisi yang dibutuhkan tidak

Page 31: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

17

sesuai dengan perlakuan. Penambahan nutrisi dilakukan pada pagi

hari setelah dilakukannya pengecekan nutrisi dengan TDS meter.

c. Penyulaman

Penyulaman dilakukan maksimal pada minggu pertama setelah

pindah tanam. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman

yang mati akibat pindah tanam maupun stres lingkungan dengan

melihat kenampakan tanaman.

d. Pengecekan pH meter

Alat pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat

keasaman atau kebasaan suatu zat. Pengukuran pH dalam hidroponik

ditentukan dengan 1 hingga 14. Angka 7 menunjukkan pH netral,

angka dibawah 7 hingga angka 1 menunjukkan kondisi asam

sedangkan angka di atas 7 menunjukkan kondisi basa.

e. Pengendalian hama

Pengendalian hama dilakukan ketika gejala serangan yang terjadi

pada tanaman selada yaitu ulat yang merusak tajuk tanaman selada.

Pengendalian dilakukan dengan cara menangkap hama secara

manual dengan menggunakan tangan atau jaring kemudian hama

tersebut dibuang. Tanaman selada terkena Tip Burn yaitu tepi daun

terbakar pada tanaman selada. Pengendalian Tip Burn pada tanaman

selada yang dilakukan yaitu dengan membuang akar tanaman selada

yang berwarna kecoklatan atau yang berlendir kemudian mengganti

bak nutrisi dengan nutrisi yang baru.

Page 32: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

18

7. Pemanenan

Pemanenan tanaman selada merah dilakukan pada tanaman

berumur 35 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan pada pagi hari

dengan cara mencabut tanaman. Ciri-ciri tanaman selada merah siap

dipanen yaitu daun selada sudah berwarna merah dengan ukuran daun

besar dan lebar. Hasil panen diletakkan ditempat yang teduh untuk

melindungi transpirasi yang mengakibatkan hasil cepat layu.

E. Parameter Pengamatan

1. Persentase hidup (%)

Persentase hidup tanaman dihitung pada akhir pengamatan dengan

rumus:

PH = Jumlah tanaman hidup per unit percobaan

Jumlah tanaman yang ditanam per unit percobaan X 100%

2. Jumlah daun (helai)

Bagian daun pada tanaman dihitung pada saat daun sudah membuka

sempurna. Pengambilan parameter dilakukan pada 4 tanaman sampel

sebanyak 4 kali, dimulai ketika tanaman berumur 1, 2, 3, dan 4 MST.

3. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dengan mengukur tinggi tanaman selada dari

pangkal batang sampai daun tertinggi menggunakan penggaris.

Pengambilan parameter dilakukan pada 4 tanaman sampel sebanyak 4

kali, dimulai ketika tanaman berumur 1, 2, 3, dan 4 MST.

Page 33: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

19

4. Warna daun

Mencocokkan warna daun tanaman selada merah pada akhir penelitian

yaitu minggu ke-4 setelah pindah tanam dan dibandingkan dengan

menggunakan Munshell Color Chart for Plant Tissue. Value merupakan

nilai yang menunjukkan kecerahan warna. Chroma menunjukkan tingkat

kejelasan warna. Hue menunjukkan identitas warna.

5. Volume akar (ml)

Volume akar diukur pada saat pemanenan dengan cara akar tanaman

dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi air yang sudah diketahui

volumenya, sehingga didapatkan penambahan volume. Volume akar

dapat diperoleh dengan rumus :

Volume akar = volume air setelah akar dimasukkan – volume air mula-

mula.

6. Bobot segar tajuk (gram)

Bobot segar tajuk per tanaman dilakukan dengan cara menimbang tajuk

tanaman sampel yang telah dipanen dan dipisahkan bagiannya dengan

akar menggunakan timbangan analitik. Pengamatan ini dilakukan diakhir

penelitian.

7. Bobot segar akar (gram)

Bobot segar akar per tanaman dilakukan dengan cara menimbang akar

tanaman sampel yang telah dipanen dan dipisahkan bagiannya dengan

tajuk menggunakan timbangan analitik. Pengamatan ini dilakukan

diakhir penelitian.

Page 34: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

20

8. Bobot ekonomis (gram)

Bobot ekonomis tanaman dihitung pada akhir pengamatan tanaman

sampel yang sudah dibersihkan dengan membuang daun kuning dan

memisahkan akar dari tajuk kemudian ditimbang menggunakan

timbangan analitik.

9. Bobot kering tajuk (gram)

Perhitungan dilakukan dengan cara membersihkan tajuk tanaman dengan

air kemudian dikering anginkan, dan selanjutnya di oven selama 48 jam

pada suhu 80º C dengan tujuan mendapatkan bobot kering konstan, lalu

ditimbang menggunakan timbangan analitik. Pengamatan ini dilakukan

diakhir penelitian.

10. Bobot kering akar (gram)

Perhitungan dilakukan dengan cara membersihkan akar tanaman dengan

air kemudian dikering anginkan, dan selanjutnya di oven selama 48 jam

pada suhu 80º C dengan tujuan mendapatkan bobot kering konstan, lalu

ditimbang menggunakan timbangan analitik. Pengamatan ini dilakukan

diakhir penelitian.

11. Rasio tajuk akar (%)

Rasio tajuk akar diperoleh dengan rumus :

Rasio Tajuk Akar = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑎𝑗𝑢𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑘𝑎𝑟 𝑥 100%

Page 35: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

21

F. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan Sidik Ragam (ANOVA), dan

dilanjutkan dengan uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf

5%.

Page 36: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

22

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS HASIL

A. Persentase Hidup (%)

Hasil Sidik Ragam persentase hidup tanaman umur 4 minggu setelah

tanam disajikan pada Lampiran VI menunjukkan bahwa tidak ada interaksi

antara perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media tanam. Perlakuan

pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam menunjukkan

pengaruh tidak nyata terhadap persentase hidup tanaman. Data hasil

pengamatan persentase hidup disajikan pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Rerata persentase hidup pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (%)

Perlakuan Persentase Hidup (%)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 100,00 a

1000 ppm (N2) 98,00 a

1300 ppm (N3) 100,00 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 100,00 p

Spons (M2) 98,67 p

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan

tidak ada beda nyata pada Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi. Data yang ditampilkan

merupakan data asli yang telah di transformasikan dalam bentuk

Arcsin.

Tabel 1 menunjukkan bahwa dengan perlakuan konsentrasi AB Mix 700

ppm (N1), 1000 ppm (N2) dan 1300 ppm (N3) persentase hidupnya tidak ada

beda nyata. Persentase hidup pada media tanam Rockwool (M1) dan Spons

(M2) tidak berbeda nyata.

Page 37: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

23

B. Jumlah Daun (helai)

Hasil Sidik Ragam jumlah daun umur 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam

disajikan pada Lampiran VII, VIII, IX, dan X menunjukkan bahwa tidak ada

interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media tanam.

Perlakuan pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam

menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun pada tanaman selada.

Data hasil pengamatan jumlah daun disajikan pada Tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Rerata jumlah daun umur 1, 2, 3 dan 4 MST pada berbagai

pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam (helai).

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 8,30 b 14,00 b 14,20 b 17,40 b

1000 ppm (N2) 8,10 b 14,30 b 16,80 a 23,10 a

1300 ppm (N3) 10,80 a 15,80 a 17,20 a 26,40 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 9,80 p 15,67 p 17,07 p 24,07 p

Spons (M2) 8,33 q 13,73 q 15,07 q 20,53 q

Interaksi (-) (-) (-) (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama

menunjukkan ada beda nyata pada Uji Beda Nyata Terkecil

taraf 5%; (-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan pemberian konsentrasi AB Mix

pada umur 1 MST dan 2 MST perlakuan 1300 ppm (N3) jumlah daunnya

nyata lebih banyak dibandingkan dengan 700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2).

Pemberian konsentrasi Nutrisi AB Mix umur 3 MST dan 4 MST pada

perlakuan 1000 ppm (N2) dan 1300 ppm (N3) jumlah daunnya nyata lebih

banyak dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm (N1). Perlakuan media

tanam Rockwool (M1) nyata lebih banyak jumlah daunnya dibandingkan

media tanam Spons (M2).

Page 38: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

24

C. Tinggi Tanaman (cm)

Hasil Sidik Ragam tinggi tanaman umur 1, 2 , 3, dan 4 minggu setelah

tanam disajikan pada Lampiran XI, XII, XIII, dan XIV menunjukkan bahwa

tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media

tanam. Perlakuan konsentrasi pemberian AB Mix dan macam media tanam

menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Data hasil

pengamatan tinggi tanaman disajikan pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Rerata tinggi tanaman umur 1, 2, 3 dan 4 MST pada berbagai

pemberian konsentrasi AB Mix dan macam media tanam (cm).

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 9,50 b 17,93 b 21,85 b 25,00 b

1000 ppm (N2) 9,50 b 20,75 b 33,05 a 42,20 a

1300 ppm (N3) 11,46 a 19,65 a 32,35 a 41,20 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 11,17 p 22,40 p 31,20 p 38,20 p

Spons (M2) 9,13 q 16,49 q 26,97 q 34,07 q

Interaksi (-) (-) (-) (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama

menunjukkan ada beda nyata pada Uji Beda Nyata Terkecil

taraf 5%; (-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada pengamatan umur 1 dan 2 MST

konsentrasi AB Mix perlakuan 1300 ppm (N3) nyata lebih tinggi tanamannya

dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2).

Pemberian konsentrasi Nutrisi AB Mix umur 3 dan 4 MST pada perlakuan

1000 ppm (N2) dan 1300 ppm (N3) nyata lebih tinggi tanamannya

dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm (N1). Perlakuan media tanam

Rockwool (M1) nyata lebih tinggi tanamannya dibandingkan media tanam

Spons (M2).

Page 39: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

25

D. Warna Daun

Analisis warna daun dilakukan dengan menggunakan buku Munsell

Color Chart. Buku ini memiliki 3 dimensi yang perlu diperhatikan yaitu Hue,

Value dan Chroma. Hue berarti rona yang memiliki nilai integriter, kisaran

nilai Hue adalah 2,5 – 7,5. Value (v) menunjukkan kisaran dari putih ke hitam

atau tingkat kecerahan. Chroma (c) menunjukkan kisaran terang ke pekat atau

tingkat kejelasan warna. Data hasil pengamatan warna daun disajikan pada

Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Warna daun pada berbagai pemberian konsentrasi AB Mix dan

macam media tanam.

Perlakuan Warna Daun Keterangan Visual Warna

N1M1 10 R 3/4 Dusky Red N1M2 5 R 3/4 Dusky Red N2M1 5 R 3/4 Dusky Red N2M2 5 R 3/4 Dusky Red N3M1 5 R 3/6 Dark Red N3M2 5 R 3/6 Dark Red

Tabel 4 menunjukkan bahwa warna daun pada pemberian konsentrasi AB

Mix menghasilkan warna yang hampir seragam. Warna yang paling dominan

muncul adalah 5 R 3/4 dengan keterangan warna yaitu merah kehitaman

(Dusky Red) yang terdapat pada perlakuan N1M2, N2M1 dan N2M2. Pada

kombinasi perlakuan N1M1 memiliki kategori 10 R 3/4 yaitu warna merah

kehitaman (Dusky Red). Pada kombinasi perlakuan N3M1 dan N3M2

memiliki kategori 5 R 3/6 yaitu merah kegelapan (Dark Red).

Page 40: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

26

E. Volume Akar (ml)

Hasil Sidik Ragam volume akar disajikan pada Lampiran XV

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix menunjukkan

pengaruh nyata sedangkan macam media tanam menunjukkan pengaruh tidak

nyata. Data hasil pengamatan volume akar disajikan pada Tabel 5 sebagai

berikut :

Tabel 5. Rerata volume akar pada berbagai pemberian konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam (ml).

Perlakuan Volume Akar (ml)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 2,85 b

1000 ppm (N2) 10,90 b

1300 ppm (N3) 27,50 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 14,10 p

Spons (M2) 13,40 p

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata sedangkan huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm

(N3) volume akarnya nyata lebih tinggi dibandingkan dengan 700 ppm (N1)

dan 1000 ppm (N2). Volume akar pada media tanam Rockwool (M1) dan

Spons (M2) tidak berbeda nyata.

Page 41: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

27

F. Bobot Segar Tajuk (gram)

Hasil Sidik Ragam bobot segar tajuk disajikan pada Lampiran XVI

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media

tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap bobot segar tajuk pada tanaman

selada merah. Data hasil pengamatan bobot segar tajuk disajikan pada Tabel 6

sebagai berikut :

Tabel 6. Rerata bobot segar tajuk pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (gram).

Perlakuan Bobot Segar Tajuk (gram)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 14,34 b

1000 ppm (N2) 72,63 b

1300 ppm (N3) 113,68 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 79,80 p

Spons (M2) 53,97 q

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm

(N3) bobot segar tajuknya nyata lebih berat dibandingkan dengan perlakuan

700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2). Bobot segar tajuk pada media tanam

Rockwool (M1) nyata lebih berat dibandingkan media tanam Spons (M2).

Page 42: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

28

G. Bobot Segar Akar (gram)

Hasil Sidik Ragam bobot segar akar disajikan pada Lampiran XVII

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media

tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap bobot segar akar pada tanaman

selada merah. Data hasil pengamatan bobot segar tajuk disajikan pada Tabel 7

dibawah ini :

Tabel 7. Rerata bobot segar akar pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (gram).

Perlakuan Bobot Segar Akar (gram)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 10,18 b

1000 ppm (N2) 13,00 b

1300 ppm (N3) 28,09 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 20,02 p

Spons (M2) 14,15 q

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 7 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm

(N3) bobot segar akarnya nyata lebih berat dibandingkan dengan perlakuan

700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2). Bobot segar akar pada media tanam

Rockwool (M1) nyata lebih berat dibandingkan dengan media tanam Spons

(M2).

Page 43: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

29

H. Bobot Ekonomis (gram)

Hasil Sidik Ragam bobot ekonomis disajikan pada Lampiran XVIII

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix tanaman dan macam

media tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap bobot ekonomis pada

tanaman selada merah. Data hasil pengamatan bobot ekonomis disajikan pada

Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Rerata bobot ekonomis pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (gram).

Perlakuan Bobot Ekonomis (gram)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 12,03 b

1000 ppm (N2) 70,19 b

1300 ppm (N3) 106,65 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 73,80 p

Spons (M2) 52,13 q

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi AB Mix 1300

ppm (N3) bobot ekonomisnya nyata lebih berat dibandingkan dengan

perlakuan 700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2). Bobot ekonomis pada media

tanam Rockwool (M1) nyata lebih berat dibandingkan dengan media tanam

Spons (M2).

Page 44: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

30

I. Bobot Kering Tajuk (gram)

Hasil Sidik Ragam bobot kering tajuk disajikan pada Lampiran XIX

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix menunjukkan

pengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk sedangkan macam media tanam

menunjukkan pengaruh tidak nyata. Data hasil pengamatan bobot kering tajuk

disajikan pada Tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9. Rerata bobot kering tajuk pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (gram).

Perlakuan Bobot Kering Tajuk (gram)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 1,02 b

1000 ppm (N2) 4,77 a

1300 ppm (N3) 5,95 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 4,39 p

Spons (M2) 3,44 p

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata sedangkan huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi AB Mix 1000

ppm (N2) dan 1300 ppm (N3) bobot kering tajuknya nyata lebih berat

dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm (N1). Bobot kering tajuk pada

media tanam Rockwool (M1) dan Spons (M2) tidak berbeda nyata.

Page 45: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

31

J. Bobot Kering Akar (gram)

Hasil Sidik Ragam bobot kering akar disajikan pada Lampiran XX

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix menunjukkan

pengaruh nyata terhadap bobot kering akar sedangkan macam media tanam

menunjukkan pengaruh tidak nyata. Data hasil pengamatan bobot kering akar

disajikan pada Tabel 10 berikut :

Tabel 10. Rerata bobot kering akar pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (gram).

Perlakuan Bobot Kering Akar (gram)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 0,78 b

1000 ppm (N2) 0,97 b

1300 ppm (N3) 1,20 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 1,02 p

Spons (M2) 0,95 p

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata sedangkan huruf yang sama menunjukkan tidak

beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 10 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi AB Mix perlakuan

1300 ppm (N3) bobot kering akarnya nyata lebih berat dibandingkan dengan

700 ppm (N1) dan 1000 ppm (N2). Bobot kering akar pada media tanam

Rockwool (M1) dan Spons (M2) tidak berbeda nyata.

Page 46: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

32

K. Rasio Tajuk Akar (%)

Hasil Sidik Ragam rasio tajuk akar disajikan pada Lampiran XXI

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara perlakuan konsentrasi AB Mix

dan macam media tanam. Perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media

tanam menunjukkan pengaruh nyata terhadap rasio tajuk akar. Data hasil

pengamatan rasio tajuk akar disajikan pada Tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Rerata rasio tajuk akar pada berbagai pemberian konsentrasi AB

Mix dan macam media tanam (%).

Perlakuan Rasio Tajuk Akar (%)

Konsentrasi AB Mix

700 ppm (N1) 0,92 b

1000 ppm (N2) 3,21 b

1300 ppm (N3) 4,17 a

Macam media tanam

Rockwool (M1) 3,75 p

Spons (M2) 1,78 q

Interaksi (-)

Keterangan: Rerata kolom yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan

ada beda nyata berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%;

(-) menunjukkan tidak ada interaksi.

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada konsentrasi AB Mix perlakuan 1300

ppm (N3) rasio tajuk akarnya nyata lebih besar dibandingkan dengan 700

ppm (N1) dan 1000 ppm (N2). Rasio tajuk akar pada media tanam Rockwool

(M1) nyata lebih besar dibandingkan dengan media tanam Spons (M2).

Page 47: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

33

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut dengan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada jenjang nyata 5% menunjukkan bahwa pada semua

perlakuan konsentrasi AB Mix dan macam media tanam tidak ada interaksi.

Perlakuan konsentrasi AB Mix berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah

daun, volume akar, bobot segar akar dan rasio tajuk akar sedangkan perlakuan

macam media tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun, tinggi

tanaman, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot ekonomis dan rasio tajuk

akar. Persentase hidup tanaman selada merah pada perlakuan konsentrasi AB Mix

700 ppm, 1000 ppm dan 1300 dan media tanam Rockwool dan Spons persentase

hidupnya tidak ada beda nyata karena tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan tanaman selada merah.

Parameter jumlah daun dengan konsentrasi AB Mix pada umur 1 dan 2

MST dengan perlakuan 1300 ppm jumlah daunnya nyata lebih banyak

dibandingkan dengan 700 ppm dan 1000 ppm. Hal ini diduga pemberian

konsentrasi AB Mix 1300 ppm memberikan hasil yang signifikan karena

konsentrasinya yang lebih tinggi dibandingkan dengan 700 ppm dan 1000 ppm,

pada awal pertumbuhan tanaman selada memerlukan konsentrasi yang tinggi

untuk pembentukan daun tanaman. Pemberian unsur hara dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman dengan optimal, akan tetapi jika unsur hara terlalu

berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Semua

Page 48: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

34

hara yang terkandung pada nutrisi hidroponik adalah unsur esensial yang

diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila unsur

hara makro dan mikro tidak lengkap ketersediaannya, dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Perwitasari, 2012).

Konsentrasi AB Mix umur 3 dan 4 MST pada perlakuan 1000 ppm dan

1300 ppm jumlah daunnya nyata lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan

700 ppm. Hal ini karena pada umur tersebut tanaman sudah beradaptasi dengan

lingkungannya dan nutrisi AB Mix dengan konsentrasi kecil dapat mampu

menghasilkan jumlah daun yang sama dengan konsentrasi nutrisi AB Mix yang

tinggi, karena tanaman sudah mencapai umur maksimalnya dan kebutuhan

nutrisinya sudah terpenuhi. Jumlah daun dipengaruhi oleh ketersediaan unsur N

untuk proses fotosintesis. Meningkatnya laju fotosintesis akan menghasilkan

karbohidrat dalam jumlah yang banyak. Senyawa karbohitrat merupakan bahan

dasar untuk sintesis protein dan senyawa lain yang digunakan untuk menyusun

organ tanaman maupun aktivitas kehidupan tanaman, dengan demikian pada

sintesis daun lebih banyak menghasilkan bahan makanan (Ayu, 2003).

Parameter tinggi tanaman dengan konsentrasi AB Mix pada umur 1 dan 2

MST dengan perlakuan 1300 ppm nyata lebih tinggi tanamannya dibandingkan

dengan perlakuan 700 ppm dan 1000 ppm. Hal ini dikarenakan awal pembentukan

tanaman selada memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk pembentukan daun

tanaman sehingga nutrisi dengan konsentrasi yang tinggi menunjukkan hasil yang

baik. Hasil data parameter tinggi tanaman pada umur 3 dan 4 MST menunjukkan

bahwa perlakuan konsentrasi AB Mix 1000 ppm dan 1300 ppm tanamannya nyata

Page 49: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

35

lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi AB Mix 700 ppm. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Widodo, dkk., (2017) pada penelitian selada menyatakan

bahwa semakin tinggi tanaman maka jumlah daun juga semakin banyak. Semakin

tua umur bibit maka jumlah daun akan semakin banyak maka kemampuan untuk

menghasilkan fotosintat semakin besar sehingga pembentukan organ-organ

vegetatif akan semakin baik.

Media tanam Rockwool tinggi tanamannya nyata lebih tinggi dibandingkan

media tanam Spons pada semua umur tanaman. Hal ini dikarenakan media tanam

Rockwool mempunyai substrat partikel jumlah yang banyak karena mempunyai

drainase yang baik sehingga akar lebih bebas menyerap air kedalam tanaman,

sedangkan media tanam spons daya mengikat air sangat rendah dan bersifat panas

sehingga ketersediaan air dalam media tanam spons yang dapat diserap oleh akar

tanaman juga lebih rendah daripada ketersediaannya dalam media tanam rockwool

(USDA, 2020b).

Parameter warna daun yang diamati pada umur 4 MST dengan

menggunakan Munshell Colour Chart. Pada berbagai konsentrasi Nutrisi AB Mix

tanaman selada merah memiliki rerata warna daun 5 R 3/4 (Dusky Red). Warna

merah pada daun selada disebabkan adanya senyawa antosianin, tetapi warna

merah pada daun selada hanya terdapat pada bagian tepi daun saja. Hal ini

dikarenakan intensitas cahaya matahari yang kurang, suhu lingkungan yang terlalu

tinggi, dan juga pH larutan nutrisi yang bersifat netral. Menurut Syahputri (2018)

keberadaan antosianin pada daun tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya intensitas matahari yang tinggi dan suhu lingkungan yang rendah.

Page 50: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

36

Pada kondisi cahaya rendah, tanaman akan meningkatkan konsentrasi klorofil

untuk memaksimalkan penangkapan cahaya, dimana semakin rendah pH maka

semakin stabil warna merah, sehingga semakin tinggi pH semakin pudar warna

merah.

Perlakuan Nutrisi AB Mix 1300 ppm volume akarnya nyata lebih besar

dibandingkan dengan 700 ppm dan 1000 ppm. Hal ini terjadi karena Nutrisi AB

Mix mengandung unsur hara dalam jumlah lebih banyak. Menurut Warman, dkk

(2016) menyatakan bahwa nutrisi AB Mix mengandung unsur hara esensial dalam

bentuk ion sehingga dapat lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Volume akar

pada media tanam Rockwool volume akarnya nyata lebih besar dibandingkan

dengan Spons. Hal ini terjadi karena akar berfungsi menyerap unsur hara dari

dalam larutan dimana semakin panjang akar maka jumlah rambut akar semakin

banyak menyebabkan unsur hara yang terserap akan semakin banyak sehingga

kebutuhan akan unsur hara semakin tercukupi (Guritno dan Sitompul, 2006). Hal

ini disebabkan media tanam rockwool memiliki substrat partikel halus dan

drainase baik sehingga memudahkan akar menyerap nutrisi.

Perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm bobot segar tajuknya nyata lebih

berat dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm dan 1000 ppm. Hal ini

dikarenakan jumlah kandungan unsur hara yang diserap oleh tanaman dan

konsentrasi nutrisi yang sesuai menjadikan nutrisi dapat terserap dengan baik oleh

tanaman. Bobot segar tajuk pada media tanam Rockwool bobot segar tajuknya

nyata lebih berat dibandingkan media tanam Spons. Hasil ini sesuai dengan

pernyataan Polii (2009), dalam penelitiannya yang mengemukakan bahwa dengan

Page 51: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

37

meningkatnya jumlah daun tanaman maka akan secara otomatis meningkatkan

bobot segar tajuk. Daun pada tanaman sayuran merupakan organ yang banyak

mengandung air, sehingga dengan jumlah daun yang semakin banyak maka kadar

air tanaman akan tinggi dan menyebabkan berat tanaman semakin tinggi pula.

Perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm bobot segar akarnya nyata lebih

berat dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm dan 1000 ppm. Semakin tinggi

konsentrasi nutrisi AB Mix yang diberikan maka ketersediaan hara juga semakin

baik sehingga pertumbuhan tanaman terlihat semakin bertambah (Meriaty, 2021).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Lawalata (2011), yang mengungkapkan bahwa

pemberian unsur hara dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dalam jumlah

yang sesuai kebutuhan tanaman.

Bobot segar akar pada media tanam Rockwool bobot segar akarnya nyata

lebih berat dibandingkan dengan media tanam Spons. Fungsi perakaran yaitu

untuk menyerap air, nutrisi dan bahan organik dari media untuk memicu

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akar yang telah memenuhi media

tanam lebih cepat akan mensuplai nutrisi lebih awal sehingga pertumbuhan akar

mampu menunjang bobot segar pada tanaman dikarenakan mampu mensuplai

nutrisi lebih banyak. Penyerapan unsur hara yang lebih cepat akan mempercepat

pertumbuhan akar dimana semakin banyak akar yang tumbuh akan semakin

banyak dan semakin cepat unsur hara diserap dan ditranslokasikan ke organ

tanaman.

Perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm bobot ekonomisnya nyata lebih

berat dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm dan 1000 ppm. Hal ini diduga

Page 52: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

38

konsentrasi pemberian nutrisi dari semua perlakuan mampu memenuhi kebutuhan

nutrisi untuk penyusun sel tanaman selada merah. Daun pada tanaman sayuran

merupakan organ yang banyak mengandung air, sehingga dengan jumlah daun

yang semakin banyak maka bobot ekonomis tanaman semakin tinggi. Bobot

ekonomis pada media tanam Rockwool nyata lebih berat dibandingkan dengan

media tanam Spons. Hal ini disebabkan karena media tanam Rockwool mampu

untuk menyimpan larutan nutrisi lebih banyak dibandingkan dengan media tanam

Spons sehingga ketersediaan hara lebih banyak (Meriaty, dkk., 2021).

Perlakuan konsentrasi AB Mix 1000 ppm dan 1300 ppm bobot kering

tajuknya nyata lebih berat dibandingkan dengan perlakuan 700 ppm. Hasil berat

kering merupakan keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis

akan meningkatkan berat kering karena pengambilan CO2 sedangkan respirasi

mengakibatkan penurunan berat kering karena pengeluaran CO2. Bobot kering

merupakan hasil dari penghilangan kadar air yang terdapat pada tanaman guna

mengetahui berapa besar kemampuan tanaman dalam menyerap hara dari nutrisi

yang diberikan (Ichsan, dkk., 2016).

Perlakuan konsentrasi AB Mix perlakuan 1300 ppm bobot kering akarnya

nyata lebih berat dibandingkan dengan 700 ppm dan 1000 ppm. Bobot kering akar

dipengaruhi oleh bobot segar akar. Semakin besar bobot segar akar maka semakin

besar bobot keringnya. Hal ini dikarenakan nutrisi yang cukup memiliki akar yang

lebih baik sehingga pertumbuhan akar dapat optimal yang berimbas pada

meningkatnya bobot akar. Perlakuan media tanam Rockwool dan Spons tidak ada

beda nyata karena tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

Page 53: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

39

tanaman selada merah.

Perlakuan konsentrasi AB Mix 1300 ppm rasio tajuk akarnya nyata lebih

berat dibandingkan dengan 700 ppm dan 1000 ppm. Nilai rasio tajuk akar

menunjukkan hasil fotosintat yang ditranslokasikan difokuskan ke bagian tajuk

dari pada ke akar tanaman. Rasio tajuk akar dipengaruhi oleh bobot kering tajuk

dan bobot kering akar. Semakin besar bobot kering tajuk dibandingkan dengan

bobot kering akar maka hasil rasio tajuk akar semakin besar. Perlakuan

konsentrasi 700 ppm menunjukkan hasil yang lebih rendah karena pada tingkat

konsentrasi yang rendah tanaman tidak dapat menyerap nutrisi secara optimal

sehingga metabolisme di dalam tanaman tidak dapat berlangsung secara sempurna

(Sukawati, 2010).

Rasio tajuk akar pada media tanam Rockwool nyata lebih berat

dibandingkan dengan media tanam Spons. Hal ini dikarenakan media tanam yang

baik dan memiliki porositas yang baik dapat meningkatkan pertumbuhan akar dan

tajuk tanaman. Perbandingan tajuk akar mempunyai pengertian bahwa

pertumbuhan suatu tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman lainya,

dimana tajuk akan meningkat secara ratio tajuk akar mengikuti peningkatan bobot

akar (Immanuel, dkk., 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian Syawaludin dan

Harahap (2016) yang menyatakan media tanam Rockwool merupakan media

tanam yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi

tanaman.

Page 54: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

40

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi nutrisi AB Mix dan

macam media tanam tanaman selada pada hidroponik sistem NFT

(Nutrient Film Technique).

2. Konsentrasi nutrisi AB Mix 1300 ppm memberikan hasil paling baik

pada parameter volume akar, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot

ekonomis, bobot kering akar dan rasio tajuk akar.

3. Media tanam rockwool memberikan hasil paling baik pada parameter

jumlah daun, tinggi tanaman, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot

ekonomis, dan rasio tajuk akar.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan konsentrasi

nutrisi AB Mix dengan taraf 1400 ppm atau lebih sehingga diharapkan

akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal dibandingkan dengan 1300

ppm.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media

tanam spons karena spons dapat menjadi bahan alternatif dan

memungkinkan mendapatkan hasil yang optimal untuk pertumbuhan

selada merah.

Page 55: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

41

DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, H., Sriyanto, W., dan Setyastuti, P. 2017. Pengaruh Macam Media dan

Takaran Pupuk Kandang Kambing terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi

Hijau (Brassica rapa L.). Jurnal Vegetalika 6:35-45.

Arsyanti, N.A., Nurul, A. 2016. Konsentrasi Nutrisi AB Mix dan Media Tanam

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa

L.) dengan Sistem Hidroponik Subtrat. Skripsi. Jawa Timur: Universitas

Brawijaya.

Ayu, D., F. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Waktu Panen terhadap

Produksi dan Kualitas Jagung Semi di Dataran Tinggi. Fakultas Pertaniain.

Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2018. Konsumsi Buah dan Sayur tahun. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id.

Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi tanaman hortikultura. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id.

Barus, T., Adrina, W., dan Renna, W. 2021. Potensi Spons sebagai Media

Alternatif Budidaya Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Journal

Agrotechnology Research 5(1):2614-7416.

Candra, L., Cindy., Yamika, W., dan Soelistyono, R. 2020. Pengaruh Debit Aliran

Nutrisi dan Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Kale (Brassica oleracea var. acephala) pada Sistem Hidroponik Nutrient

Film Technique (NFT). Jurnal Produksi Tanaman 8: 2527-8452.

Chasanah, U. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Selada Merah dengan

Menggunakan Metode Hidroponik (Studi Kasus Usahatani Sayuran Selada

Merah dengan Menggunakan Metode Hidroponik Milik Bapak Gleni

Hasan Huwoyon). Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik

Hasnur. 4(2).

Fallovo, C., Rouphael, Y., Rea, E., Battistelli, A., dan Colla, G. 2009. Nutrient

Solution Concentration And Growing Season Affect Yield And Quality Of

Lactuca sativa L. Var. Acephala In Floating Raft Culture. Journal of the

Science of Food and Agriculture 89:1682-1689.

Hasriani I, Kalsim DK, Sukendro A. Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat)

Sebagai Media Tanam, 2013. http://dedikalsim.wordpress.com (4 Agustus

2016).

Page 56: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

42

Ichsan, M., Risiyandika, P., dan Wijaya, I. 2016. Respon Produktifitas Okra

(Abelmoschus esculentus) terhadap Pemberian Dosis Pupuk Petroganik

dan Pupuk N. Universitas Muhamadiyah Jember: Fakultas Pertanian.

Imanuel, H.A.S., Ratna, R.L., dan Irmansyah. 2015. Respon Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap Pemberian Pupuk

Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam. Jurnal

Agroteknologi.

Iqbal, M. 2016. Simpel Hidroponik. Lily Publisher. Yogyakarta.

Israhadi, 2009. Larutan Nutrisi Hidroponik. Fakultas Pertanian, Universitas

Sebelas Maret. Surakarta.

Lawalata, J. (2011). Pemberian Kombinasi ZPT terhadap Regenerasi Gloxinia

Secara Invitro. Journal Exp Life Sci. Vol 1(2). Fakultas Pertanian

Universitas Pattimura. Ambon.

Maulana, A. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca

sativa L.) Pada Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun

dengan Teknik Hidroponik. Skripsi. Sumatera Utara: Universitas Sumatera

Utara

Meriaty., Sihaloho, A., dan Pratiwi, K. 2021. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Selada (Lactuca sativa L.) Akibat Jenis Media Tanam Hidroponik dan

Konsentrasi Nutrisi AB Mix. Agroprimatech. 4(2):2599-3232.

Oram, B. 2010. Total Dissolved Solids.

http://cha2inchemistry09.blogspot.com/2012/11/total-suspendedsolid-tss

dan total.html. [9 Februari 2020].

Perwitasari, B. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi terhadap Tanaman

Pakcoy (Brassica juncea) Secara Hidroponik. Jurnal Agrovigar. 5(1)

Universitas Trunjoyo Madura..

Polii, G. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans)

terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Journal Soil

Environment.7(1):5.

Purbajanti. 2017. Hidroponik Bertanam Tanpa Tanah. EF Press. Digimedia:

Semarang.

Romana, A.R., Samekto, dan Siswadi. 2014. Pengaruh Konsentrasi Nutrisi dan

Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pakcoy (Brassica

parachinensis) Sistem Hidroponik Vertikultur. Jurnal Inovasi Pertanian.

13(2).

Page 57: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

43

Sagita, A., Yolanda, Aini, Nurul, dan Azizah, N. 2020. Pengaruh Beberapa Sistem

Hidroponik Kultur Air dan Jumlah Tanaman per Netpot pada Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Produksi Tanaman

8:2527-8452.

Saparinto, C. 2013. Gown Your Own Vegetables Paduan Praktis Menenam

Sayuran Konsusi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Lily Publisher. Hal

180.

Setiawan, D. 2018. Otomasi Pencampur Nutrisi Hidroponik Sistem NTF

(Nutrient Film Technique) Berbasis Arduino Mega 2560. Jurnal Teknik

Informatika Unika St. Thomas (JTIUST) 3:2548-1916.

Sukawati, I. 2010. Pengaruh Kepekatan Larutan Nutrisi Organik terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra)

pada Berbagai Komposisi Media Tanam dengan Sistem Hidroponik

Substrat. Skripsi. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret. Surakarta.

Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 204

hlm.

Susilawati. 2019. Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang:

Universitas Sriwijaya.

Sutiyoso, Y. 2006. Hidroponik Ala Yos. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal.

Syahputri, W. 2018. Pengaruh Naungan dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Selada Merah (Lactuca sativa L.) pada Sistem

Hidroponik Substrat. Jurnal Produksi Tanaman. 6(10).

Utomo, S. 2017. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Selada Merah

(Lactuca sativa L. Var Red rapids ) Secara Hidroponik Sistem Wick.

Jurnal Pertanian 1:1-8.

USDA [The United States Department of Agriculture]. (2020b). ‘Food Data

Central: Spinach, raw. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food

details/787373/nutrients. [17th August 2020].

Warman., Syawaluddin., dan Imelda, H. 2016. Pengaruh Perbandingan Jenis

Larutan Hidroponik dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan serta Hasil

Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Driff Irigation System.

Journal Agrohita. 1(1):28-53.

Page 58: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

44

Widodo., Supriyono, S., dan Irawati, T. 2017. Pengaruh Umur dan Umur Panen

terhadap Pertumbuhan dan Produksi Hidroponik NFT Tanaman Selada

(Lactuca sativa L.) Varietas Grand Rapids. Jurnal Hijau Cendikia.

2(2):21-26.

Page 59: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

45

LAMPIRAN

Page 60: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

46

Lampiran I. Tata Letak Percobaan

Keterangan:

N = Nutrisi AB Mix

M = Media tanam

U = Ulangan

U

Page 61: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

47

Lampiran II Tata Letak Tanaman dalam 1 Kombinasi Perlakuan

Keterangan:

= Tanaman sampel (4 tanaman)

= Tanaman percobaan (6 tanaman)

Bak Nutrisi

Page 62: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

48

Lampiran III. Deskripsi Varietas

Nama : Red Rapid

Asal Bibit : Ditumbuhkan dari biji

Produsen : PT. Known You Seed Indonesia

Tinggi tanaman : 20-25 cm

Warna Daun : Merah tua

Bentuk Daun : Keriting

Bentuk Tajuk : Menyamping

Bentuk Batang : Silindris pendek

Bentuk Krop : Tidak memiliki krop

Bentuk Biji : Oval pipih

Warna Biji : Putih

Berat Netto : 5 gram

Keterangan : Kemasan dari Pabrik

Rekomendasi Dataran : Dataran rendah hingga menengah.

Umur Panen : 35 hari setelah tanam

Potensi Hasil : 7-10 ton/ha

Bobot tanaman : 400 – 600 gram

Kandungan Nutrisi 100 gr : 1,2 g protein; 0,2 g lemak; 2,9 g karbohidrat; 22

mg Ca; 25 mg P; 0,5 mg Fe; 162 mg Vitamin A;

0,04 mg vitamin B1 dan 8 mg vitamin C

Page 63: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

49

Lampiran IV. Cara Melarutkan Nutrisi AB Mix

1. Menyiapkan 2 wadah (ember) dan masing-masing diisi dengan 5 liter air

bersih (menggunakan air sumur). Masing-masing wadah ditandai misalnya

wadah A dan wadah B.

2. Mengisi ember A dengan 4 liter air, membuka kemasan nutrisi A yang masih

berbentuk serbuk bungkusan kecil. Larutkan dengan sempurna kemudian

tambahkan air hingga larutan menjadi 5 liter. Larutan pekatan A sudah siap.

3. Mengisi ember B dengan 4 liter air, membuka kemasan nutrisi B dan

memasukkan ke dalam ember B sambil diaduk sampai larut. Larutan

ditambahkan air hingga larutan menjadi 5 liter. Larutan pekatan B sudah siap.

4. Menyiapkan 2 buah jerigen ukuran 5 liter yang sudah dicuci bersih, menandai

dengan tulisan jerigen A dan jerigen B. Kedua larutan A dan B tersebut

disimpan dalam masing-masing jerigen, yaitu jerigen A untuk larutan pekatan

A dan jerigen B untuk larutan pekatan B.

5. Kedua larutan nutrisi A dan larutan nutrisi B adalah larutan yang masih pekat

(larutan pekatan) dan belum bisa digunakan. Pembuat larutan nutrisi yang

siap pakai, maka larutan pekat tersebut harus diencerkan terlebih dahulu

dengan air bersih. Caranya adalah sebagai berikut :

a. Memasukkan 3,5 ml pekatan nutrisi A dalam 1 liter air bersih, aduk

sampai rata. Kemudian masukkan 3,5 ml pekatan nutrisi B, aduk sampai

rata. Larutan ini siap untuk digunakan dengan 700 ppm. Jangan

mencampur larutan A dan B yang masih pekat, karena akan membentuk

Page 64: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

50

gumpalan atau endapan. Nutrisi yang menggumpal / mengkristal tidak

bisa digunakan lagi.

b. Ketika ingin membuat 1000 ppm larutan nutrisi siap pakai, maka harus

melarutkan 5 ml larutan pekat A dan 5 ml larutan pekat B dengan 1 liter

air.

c. Ketika ingin membuat 1300 ppm larutan nutrisi siap pakai, maka harus

melarutkan 6,5 ml larutan pekat A dan 6,5 ml larutan pekat B dengan 1

liter air.

Page 65: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

51

Lampiran V. Perhitungan Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Tanaman Selada

pada Umur 1 MST. PERLAKUAN ULANGAN SUB

TOTAL

RERATA

1 2 3 4 5

N1 M1 11,00 8,00 9,00 9,00 8,00 45,00 9,00

M2 10,00 8,00 7,00 7,00 6,00 38,00 7,60

SUB TOTAL 21,00 16,00 16,00 16,00 14,00

N2 M1 9,00 8,00 9,00 8,00 9,00 43,00 8,60

M2 9,00 7,00 9,00 7,00 6,00 38,00 7,60

SUB TOTAL 18,00 15,00 18,00 15,00 15,00

N3 M1 12,00 12,00 11,00 12,00 12,00 59,00 11,80

M2 11,00 9,00 11,00 8,00 10,00 49,00 9,80

SUB TOTAL 23,00 21,00 22,00 20,00 22,00

TOTAL 272,00

db kelompok = r – 1 = 5 – 1 = 4

db N = N – 1 = 3 – 1 = 2

db Galat N = db Kelompok x db N = 4 x 2 = 8

db M = M – 1 = 2 – 1 = 1

db NxM = db N x db M = 2 x 1 = 2

db Galat M = N x db kelompok x db M = 3 x 4 x1 = 12

db Total = (r x N x M) – 1 = (5x3x2) – 1 = 29

Faktor Koreksi = (∑𝑋)2

𝑟𝑥𝑁𝑥𝑀

= 272,002

5𝑥3𝑥2= 2.466,13

Jumlah Kuadrat Total = ∑x2 – FK

= (11,002 + 8,002 + ..... + 10,002) – FK

= 2.560,00 – 2.466,13 = 93,87

Tabel Penolong Hubungan Antara Main Plot dengan Ulangan

M/U I II III IV V TOTAL

N1 21,00 16,00 16,00 16,00 14,00 83,00

N2 18,00 15,00 18,00 15,00 15,00 81,00

N3 23,00 21,00 22,00 20,00 22,00 108,00

Total 62,00 52,00 56,00 51,00 51,00

Jumlah Kuadrat Kelompok = (∑𝑅)2

𝑁𝑥𝑀− 𝐹𝐾 =

62,002+52,002+⋯+51,002

3.2− 2.466,13

= 14.886

3.2− 2.466,13 = 14,87

Page 66: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

52

Jumlah Kuadrat N = (∑𝑁)2

𝑟𝑥𝑀− 𝐹𝐾 =

83,002+81,002+108,002

5.2− 2.466,13

= 25.114

5𝑥2− 2.466,13 = 45,27

Jumlah Kuadrat Galat N = (∑𝑅𝐴)2

𝑀− 𝐹𝐾 − 𝐽𝐾 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 − 𝐽𝐾 𝑁

= 21,002+16,002+⋯+22,002

2− 2.466,13 − 14,87 − 45,27

= 6,73

Tabel Penolong Hubungan Antara Main Plot dengan Sub Plot

M/S M1 M2 TOTAL

N1 45,00 38,00 83,00

N2 43,00 38,00 81,00

N3 59,00 49,00 108,00

Total 147,00 125,00

Jumlah Kuadrat M = (∑𝑀)2

𝑟𝑥𝑁− 𝐹𝐾 =

147,002+125,002

5.3− 2.466,13

= 37.234

5𝑥3− 2.466,13 = 16,13

Jumlah Kuadrat NxM = (∑𝑁𝑀)2

𝑟− 𝐹𝐾 – JK N – JK M

= 45,002+38,002+⋯+49,002

5− 2.466,13 – 45,27 – 16,13

= 1,27

Jumlah Kuadrat Galat M = JK Total – JK Kelompok – JK N – JK Galat N –

JK M – JK MxN

= 93,87 - 14,87 - 45,27 - 6,73 - 16,13 - 1,27 = 9,60

Kuadrat Tengah Kelompok = JK Kelompok

db Kelompok =

14,87

4 = 3,72

Kuadrat Tengah N = JK N

db N =

45,27

2 = 22,63

Kuadrat Tengah Galat N = JK Galat N

db Galat N =

6,73

8 = 0,84

Kuadrat Tengah M = JK M

db M =

16,13

1 = 16,13

Kuadrat Tengah NxM = JK NxM

db NxM =

1,27

2 = 0,63

Kuadrat Tengah Galat M = JK Galat M

db Galat M =

9,60

12 = 0,80

F. Hitung Kelompok = KT Kelompok

KT Galat N =

3,72

0,84 = 4,41

Page 67: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

53

F. Hitung N = KT N

KT Galat N =

22,63

0,84 = 26,89

F. Hitung M = KT M

KT Galat M =

16,13

0,80 = 20,17

F. Hitung NxM = KT NxM

KT Galat M =

0,63

0,80 = 0,79

Tabel ANOVA

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 14,87 3,72 4,41 3,83 n

N 2 45,27 22,63 26,89 4,45 n

Galat N 8 6,73 0,84

Sub Plot

M 1 16,13 16,13 20,17 4,75 n

NxM 2 1,27 0,63 0,79 3,89 tn

Galat M 12 9,60 0,80

Total 29 93,87 44,76

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Tabel Penolong BNT

M/S M1 M2 Rerata

N1 9,00 7,60 8,3

N2 8,60 7,60 8,1

N3 11,80 9,80 10,80

Rerata 9,80 8,33

Perlakuan N (Konsentrasi AB Mix)

1. Data Rerata

N1 N2 N3

8,30 8,10 10,80

2. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar

N2 N1 N3

8,10 8,30 10,80

3. Menghitung Nilai BNT

BNT = √2 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑁

𝑟 = 0,57

4. Menghitung BNT

𝑩𝑵𝑻 = 𝒕 𝜶 (𝒅𝒃 𝑮𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑵) 𝒙 √𝟐 𝑲𝑻𝑮 𝑵

𝒓

Page 68: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

54

t tabel galat N = 2,30

BNT = t tabel galat N x BNT = 2,30 x 0,57 = 1,31

Tabel BNT

BNT 1,31

Perlakuan N2 N1 N3

Rerata 8,10 8,30 10,80

N3 10,80 2,70 2,50 0,00 a

N1 8,30 0,20 0,00 b

N2 8,10 0,00 b

Perlakuan M (Macam media tanam)

1. Data Rerata

M1 M2

9,80 8,33

2. Mengurutkan data dari yang terkecil sampai terbesar

M2 M1

8,33 9,80

3. Menghitung Nilai BNT

BNT = √2 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑀

𝑟 = 0,56

4. Menghitung BNT

t tabel galat M = 2,17

BNT = t tabel galat M x BNT = 2,17 x 0,56 = 1,21

Tabel BNT

BNT 1,21

Perlakuan M2 M1

Rerata 8,33 9,80

M1 9,80 1,47 0,00 p

M2 8,33 0,00 q

𝑩𝑵𝑻 = 𝒕 𝜶 (𝒅𝒃 𝑮𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑴) 𝒙 √𝟐 𝑲𝑻𝑮 𝑴

𝒓

Page 69: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

55

Lampiran VI. Sidik Ragam Parameter Presentase Hidup (%)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 93,25 23,31 0,98 3,83 tn

N 2 46,18 23,09 0,98 4,45 tn

Galat N 8 189,14 23,64

Sub Plot

M 1 22,65 22,65 0,96 4,75 tn

NxM 2 47,95 23,97 1,02 3,89 tn

Galat M 12 283,01 23,58

Total 29 682,18 23,52

Keterangan: tn = tidak nyata

Lampiran VII. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 1 MST (helai)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 14,87 3,72 4,41 3,83 n

N 2 45,27 22,63 26,89 4,45 n

Galat N 8 6,73 0,84

Sub Plot

M 1 16,13 16,13 20,17 4,75 n

NxM 2 1,27 0,63 0,79 3,89 tn

Galat M 12 9,60 0,80

Total 29 93,87 44,76

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran VIII. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 2 MST (helai)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 23,13 5,78 5,73 3,83 n

N 2 18,60 9,30 9,22 4,45 n

Galat N 8 8,07 1,01

Sub Plot

M 1 28,03 28,03 14,50 4,75 n

NxM 2 5,27 2,63 1,36 3,89 tn

Galat M 12 23,20 1,93

Total 29 106,30 48,69

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Page 70: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

56

Lampiran IX. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 3 MST (helai)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 23,20 5,80 6,10 3,83 n

N 2 53,07 26,53 27,93 4,45 n

Galat N 8 7,60 0,95

Sub Plot

M 1 30,00 30,00 13,04 4,75 n

NxM 2 2,40 1,20 0,52 3,89 tn

Galat M 12 27,60 2,30

Total 29 143,87 66,78

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran X. Sidik Ragam Parameter Jumlah Daun Umur 4 MST (helai)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 229,13 57,28 4,97 3,83 n

N 2 414,60 207,30 18,01 4,45 n

Galat N 8 92,07 11,51

Sub Plot

M 1 93,63 93,63 18,85 4,75 n

NxM 2 5,27 2,63 0,53 3,89 tn

Galat M 12 59,60 4,97

Total 29 894,30 377,33

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XI. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 1 MST (cm)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

(5%) Ket.

Main Plot

Kelompok 4 7,49 1,87 1,02 3,83 tn

N 2 25,61 12,81 7,00 4,45 n

Galat N 8 14,64 1,83

Sub Plot

M 1 31,21 31,21 24,39 4,75 n

NxM 2 1,82 0,91 0,71 3,89 tn

Galat M 12 15,35 1,28

Total 29 96,13 49,91

Keterangan : tn = tidak nyata; n = nyata

Page 71: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

57

Lampiran XII. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 2 MST (cm)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit F.Tabel Ket.

Main Plot

Kelompok 4 19,34 4,83 2,18 3,83 tn

N 2 40,40 20,20 9,13 4,45 n

Galat N 8 17,71 2,21

Sub Plot

M 1 262,26 262,26 79,22 4,75 n

NxM 2 23,76 11,88 3,59 3,89 tn

Galat M 12 39,73 3,31

Total 29 403,19 304,70

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XIII. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 3 MST (cm)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 18,08 4,52 0,66 3,83 tn

N 2 765,44 382,72 56,37 4,45 n

Galat N 8 54,32 6,79

Sub Plot

M 1 107,46 107,46 17,16 4,75 n

NxM 2 39,59 19,80 3,16 3,89 tn

Galat M 12 75,15 6,26

Total 29 1060,04 527,55

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XIV. Sidik Ragam Parameter Tinggi Tanaman Umur 4 MST (cm)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 52,47 13,12 0,57 3,83 tn

N 2 1.864,27 932,13 41,03 4,45 n

Galat N 8 181,73 22,72

Sub Plot

M 1 128,13 128,13 16,00 4,75 n

NxM 2 27,27 13,63 1,70 3,89 tn

Galat M 12 96,10 8,01

Total 29 2.349,97 1.117,74

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Page 72: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

58

Lampiran XV. Sidik Ragam Parameter Volume Akar (ml)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 728,33 182,08 4,19 3,83 n

N 2 3.159,95 1.579,98 36,38 4,45 n

Galat N 8 347,47 43,43

Sub Plot

M 1 3,68 3,68 0,06 4,75 tn

NxM 2 122,55 61,27 0,92 3,89 tn

Galat M 12 801,40 66,78

Total 29 5.163,38 1.937,23

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XVI. Sidik Ragam Parameter Bobot Segar Tajuk (gram)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 23.493,84 5.873,46 3,48 3,83 tn

N 2 49.842,22 24.921,11 14,79 4,45 n

Galat N 8 13.482,89 1.685,36

Sub Plot

M 1 5.003,92 5.003,92 12,55 4,75 n

NxM 2 1.569,84 784,92 1,97 3,89 tn

Galat M 12 4.785,98 398,83

Total 29 98.178,69 38.667,60

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XVII. Sidik Ragam Parameter Bobot Segar Akar (gram)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 1.012,32 253,08 5,73 3,83 n

N 2 1.854,76 927,38 21,02 4,45 n

Galat N 8 353,02 44,13

Sub Plot

M 1 258,72 258,72 6,32 4,75 n

NxM 2 18,10 9,05 0,22 3,89 tn

Galat M 12 490,86 40,91

Total 29 3.987,79 1.533,26

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Page 73: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

59

Lampiran XVIII. Sidik Ragam Parameter Bobot Ekonomis (gram)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 17.457,28 4.364,32 3,70 3,83 tn

N 2 45.518,99 22.759,49 19,33 4,45 n

Galat N 8 9.420,04 1.177,51

Sub Plot

M 1 3.520,83 3.520,83 7,17 4,75 n

NxM 2 1.328,52 664,26 1,35 3,89 tn

Galat M 12 5.893,69 491,14

Total 29 83.139,35 32.977,55

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XIX. Sidik Ragam Parameter Bobot Kering Tajuk (gram)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 46,54 11,64 2,31 3,83 tn

N 2 132,42 66,21 13,14 4,45 n

Galat N 8 40,30 5,04

Sub Plot

M 1 6,70 6,70 3,08 4,75 tn

NxM 2 2,13 1,07 0,49 3,89 tn

Galat M 12 26,12 2,18

Total 29 254,21 92,83

Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Lampiran XX. Sidik Ragam Parameter Bobot Kering Akar (gram)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 0,27 0,07 2,33 3,83 tn

N 2 0,89 0,45 15,00 4,45 n

Galat N 8 0,23 0,03

Sub Plot

M 1 0,03 0,03 1,50 4,75 tn

NxM 2 0,02 0,01 0,50 3,89 tn

Galat M 12 0,19 0,02

Total 29 1,65 0,61 Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Page 74: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

60

Lampiran XXI. Sidik Ragam Parameter Rasio Tajuk Akar (%)

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hit

F.Tabel

5% Ket.

Main Plot

Kelompok 4 88,39 22,10 5,32 3,83 n

N 2 55,96 27,98 6,74 4,45 n

Galat N 8 33,20 4,15

Sub Plot

M 1 28,97 28,97 9,70 4,75 n

NxM 2 12,71 6,35 2,13 3,89 tn

Galat M 12 35,85 2,99

Total 29 255,08 92,54 Keterangan: n = nyata ; tn = tidak nyata

Page 75: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

61

Lampiran XXII. Gambar

Gambar 1

Kunjungan lapangan bersama

Dosen Pembimbing II (Bapak

Suwardi

Gambar 2

Kunjungan lapangan bersama Dosen

Pembimbing I (Ibu Rina)

Page 76: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

62

Gambar 3

Proses pemanenan tanaman selada

Gambar 4

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Rockwool

Page 77: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

63

Gambar 5

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Spons

Gambar 6

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Rockwool

setelah di oven

Page 78: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

64

Gambar 7

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Spons

setelah di oven

Gambar 8

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Rockwool

pada akar tanaman setelah di oven

Page 79: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

65

Gambar 9

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Spons

pada akar setelah di oven

Gambar 10

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Rockwool

pada akar tanaman

Page 80: respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah

66

Gambar 11

Perbandingan perlakuan konsentrasi Nutrisi AB Mix media tanam Spons

pada akar tanaman